45
57 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah singkat lokasi penelitian Terbentuknya dan berdirinya Pendidikan Madrasah Negeri Kebun Bunga disebabkan desakan dari masyarakat yang ingin menuntut ilmu agama, maka diadakan musyawarah antara tokoh agama setempat dengan masyarakat sekitarnya. Sehingga berdirilah bangunan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Baiturrahim pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1997 Madrasah ini dinegerikan dengan nama MIN Kebun Bunga. Adapaun tujuan didirikannya Madrasah tidak lain untuk mengantisipasi perilaku-perilaku anak yang sudah banyak menyimpang dari ajaran Islam. Madrasah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dari animo masyarakat yang ada disekitar maupun diluar lingkungan madrasah. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi MIN Kebun Bunga dikarenakan lokal belajar yang tersedia terdiri 6 lokal serta lahan yang terbatas, sehingga untuk menampung siswa yang ada harus dipetak-petak menjadi 9 kelas dan aktivitas belajar diluar kelas kurang maksimal dan ini tidak sesuai dengan Kriteria Standar Sarana dan Prasarana dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP ) Untuk mengatasi hal tersebut, MIN Kebun Bunga merencanakan membangun lantai 3 serta pembelian tanah sebagai sarana olah raga dan bermain siswa.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

  • Upload
    dotram

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

57

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat lokasi penelitian

Terbentuknya dan berdirinya Pendidikan Madrasah Negeri Kebun Bunga

disebabkan desakan dari masyarakat yang ingin menuntut ilmu agama, maka

diadakan musyawarah antara tokoh agama setempat dengan masyarakat sekitarnya.

Sehingga berdirilah bangunan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Baiturrahim pada tahun

1968, kemudian pada tahun 1997 Madrasah ini dinegerikan dengan nama MIN

Kebun Bunga. Adapaun tujuan didirikannya Madrasah tidak lain untuk

mengantisipasi perilaku-perilaku anak yang sudah banyak menyimpang dari ajaran

Islam.

Madrasah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dari animo

masyarakat yang ada disekitar maupun diluar lingkungan madrasah. Hal ini menjadi

kendala yang dihadapi MIN Kebun Bunga dikarenakan lokal belajar yang tersedia

terdiri 6 lokal serta lahan yang terbatas, sehingga untuk menampung siswa yang ada

harus dipetak-petak menjadi 9 kelas dan aktivitas belajar diluar kelas kurang

maksimal dan ini tidak sesuai dengan Kriteria Standar Sarana dan Prasarana dari

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP ) Untuk mengatasi hal tersebut, MIN

Kebun Bunga merencanakan membangun lantai 3 serta pembelian tanah sebagai

sarana olah raga dan bermain siswa.

Page 2: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

58

2. Visi

“Siswa islami, cerdas, terampil serta berdaya guna”

3. Misi

a. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan

b. Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan

c. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan

masyarakat

d. Meningkatkan tata usaha, rumah tangga madrasah dan perpustakaan

4. Tujuan

a. Mewujudkan pendidikan yang bernuansa Islami dengan menekankan

kepada ibadah dan akhlakul karimah

b. Membentuk manusia yang berkepribadian dan bertanggung jawab.

c. Meningkatkan kinerja perangkat madrasah untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

5. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : MIN Kebun Bunga

b. Alamat Madrasah

1) Jalan : Pekapuran A RT. 16 RW. VI

2) Kelurahan : Karang Mekar

3) Kecamatan : Banjarmasin Timur

4) Kota : Banjarmasin

5) Propinsi : Kalimantan Selatan

6) Nomor telpon/ HP : 0511–7446875/08125103120

Page 3: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

59

c. Status Sekolah : Negeri

d. NPSN / NSM : 30304373 / 112637102025

e. Tahun Di Negerikan : 1997

f. Berdasarkan Kepetusan Menteri Agma : No.107 Tgl.17 Maret 1997

g. Nama Kepala Madrasah : Drs. Kamal Naser

h. SK. Kepala Madrasah :

1) Nomor : Kw. 17.1/2/Kp.07.6/28/2008

2) Tanggal : 10 Juni 2008

6. Nama-Nama Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat

a. Sebelum di Negerikan (MIS Baiturahim 1968 s.d 1997)

1) H. Bakeran Salman Priode Tahun 1968 s.d 1993

2) Hj. Mursidah Priode Tahun 1993 s.d 1996

3) Van Willis Priode Tahun 1996 s.d 1996

b. Setelah di Negerikan (MIN Kebun Bunga)

1) Nurjannah Arnes Priode Tahun 1997 s.d 2005

2) H.Yarkani Agub Priode Tahun 2006 s.d 2008

3) Drs. Kamal Naser Priode Tahun 2008 s.d sekarang

7. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga MIN Kebun Bunga

Banjarmasin

Adapun susunan dewan guru, tenaga TU dan penjaga madrasah tahun 2010-

2011 berdasarkan data yang diperoleh seluruhnya 20 orang, termasuk tenaga TU dan

penjaga sekolah, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 4: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

60

Tabel 4.1. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga Sekolah MIN

Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

NO JUMLAH TENAGA PENDIDIK

DAN NON KEPENDIDIKAN LK PR JUMLAH

1. GURU TETAP 6 7 13

2. GURU TIDAK TETAP 2 1 3

3. TATA USAHA 2 1 3

4. PENJAGA MADRASAH 1 - 1

JUMLAH TOTAL 11 9 20

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

8. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Secara keseluruhan siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin berjumlah 208

orang, terdiri 108 orang laki-laki dan 100 orang perempuan, yang terbagi kedalam 9

lokal, yakni kelas I ada 1 lokal berjumlah 27 orang, kelas II ada 1 lokal berjumlah 34

orang, kelas III ada 1 lokal berjumlah 31 orang, kelas IV ada 2 lokal terdiri dari IVA

berjumlah 20 orang dan IVB berjumlah orang, kelas V ada 2 lokal terdiri dari VA

berjumlah 15 orang dan VB berjumlah 18 orang, kelas VI ada 2 lokal terdiri dari

VIA berjumlah 20 orang dan VIB berjumlah 23 orang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran

2010/2011

TINGKATAN KELAS S I S W A

JUMLAH LK PR

KELAS I 14 13 27

KELAS II 19 15 34

KELAS III 15 16 31

KELAS IV A 10 10 20

KELAS IV B 11 9 20

KELAS V A 9 6 15

KELAS V B 10 8 18

Page 5: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

61

Lanjutan Tabel 4.2. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun

Pelajaran 2010/2011

TINGKATAN KELAS S I S W A

JUMLAH LK PR

KELAS VI A 11 9 20

KELAS VI B 9 14 23

JUMLAH TOTAL 108 100 208

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

9. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendidikan mutlak harus dimiliki

oleh sebuah sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, selain itu dengan

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dengan lengkap akan memudahkan bagi

siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di MIN Kebun Bunga

Banjarmasin dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.3. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Tahun Pelajaran 2010/2011

NO JENIS RUANGAN JUMLAH

RUANGAN

KONDISI

B RR RB

1. RUANGAN KELAS 6 2 - 4

2. RUANGAN PERPUSTAKAAN 1 - - 1

3. RUANGAN TATA USAHA 1 1 - -

4. RUANGAN KEPALA MADRASAH 1 1 - -

5. RUANGAN GURU 1 1 - -

6. RUANGAN WC 2 2 - -

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Page 6: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

62

10. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan struktur

kurikulum yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada tahun pelajaran

2010/2011 dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.4. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Tahun Pelajaran 2010/2011

Komponen Kelas

I II III IV V VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadits

b. Akidah Akhlak

c. Fiqih

d. Sejarah Kebudayaan Islam

e. Bahasa Arab

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

7. Seni Budaya dan Keterampilan

8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Inggris

2. Membaca al-Qur’an (TAJWID)

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

C. Pengembangan Diri

2

2

2

-

-

2

6

6

2

3

2

2

-

2

2

2

2

2

2

-

-

2

4

4

3

3

3

4

-

2

2

2

2

2

2

2

-

2

4

4

3

3

3

4

-

2

-

2

2

2

2

2

2

2

6

6

4

3

4

2

2

2

-

2

2

2

2

2

2

2

5

5

4

3

4

4

2

2

-

2

2

2

2

2

2

2

5

5

4

3

4

4

2

2

-

2

Jumlah 35 35 35 43 43 43

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

11. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN

Kebun Bunga Banjarmasin

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan kriteria

ketuntasan minimal pelajaran yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada

tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 7: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

63

Tabel 4.5. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN

Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

Komponen Kelas

I II III IV V VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

b. Al-Qur’an Hadits

c. Akidah Akhlak

d. Fiqih

e. Sejarah Kebudayaan Islam

f. Bahasa Arab

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

7. Seni Budaya dan Keterampilan

8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Inggris

2. Membaca al-Qur’an (TAJWID)

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

C. Pengembangan Diri

60

60

60

-

-

60

60

55

60

60

70

70

-

60

60

B

60

60

60

-

-

60

60

55

60

60

70

70

-

70

60

B

60

60

60

60

-

60

60

55

60

60

70

70

-

60

-

B

60

70

70

60

60

60

60

55

60

60

70

70

60

60

-

B

60

70

70

60

60

60

60

55

60

60

70

70

60

70

-

B

70

70

70

70

60

60

60

55

60

60

70

70

60

60

-

B

Jumlah 74 74 74 90 90 90

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

B. Penyajian Data

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang “minat

siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga

Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011”.

Data tersebut akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan

sebagian lagi berupa uraian dari hasil observasi, wawancara, angket.

Untuk memudahkan memahaminya, data-data tersebut akan disajikan dengan

urutan sebagai berikut:

Page 8: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

64

1. Data tentang minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di

MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur

melalui ketekunan, perhatian, keaktifan, kemandirian, keuletan, anggapan

siswa. Dalam penelitian ini dibuat desain pengukuran sebagai berikut:

a. Ketekunan Siswa Dalam Belajar Matematika

Untuk mengetahui ketekunan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat

dari beberapa indikator berikut:

1) Frekuensi Kehadiran Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar

Mengajar Matematika

Mengenai frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika penulis melakukan tiga teknik yaitu melalui angket yang disebarkan

kepada siswa, dengan observasi dan dengan dokumenter.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama

beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti serius,

kemudian untuk menguatkan temuan tersebut penulis melihat absent/daftar yang

dimiliki guru dan pada saat tersebut tidak satupun siswa yang membolos/tidak hadir.

Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tentang Kehadiran Siswa dalam Mengikuti

Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu hadir

1 sampai 3 kali tidak

hadir

Lebih dari 3 kali tidak

hadir

28

4

1

84,85

12,12

3,03

Sangat tinggi

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Page 9: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

65

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu hadir

dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 28 orang (84,85%) dengan

kategori (sangat tinggi), 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 4 orang (12,12%) dengan

kategori (sangat rendah), dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 1 orang (3,03%)

dengan kategori (sangat rendah).

2) Ketepatan Waktu Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar

Mengajar Matematika

Mengenai ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan

melalui angket yang disebarkan kapada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama

beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti proses

belajar mengajar matematika selalu tepat waktu, ada juga sebagian siswa yang jarang

tepat waktu. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tentang Ketepatan Waktu Siswa dalam

Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu tepat waktu

Sering tepat waktu

Jarang tepat waktu

30

3

-

90,91

9,09

-

Sangat tinggi

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu tepat

waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 30 orang (90,91%)

dengan kategori (sangat tinggi), sering tepat waktu ada 3 orang (9,09%) dengan

kategori (sangat rendah).

Page 10: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

66

3) Inisiatif Siswa Dalam Mengisi Jam Pelajaran Matematika

Ketika Guru Mata Pelajaran Mematika Berhalangan Masuk

Mengenai inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru

mata pelajaran matematika berhalangan masuk dalam hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tentang Inisiatif Siswa dalam Mengisi Jam

Pelajaran Matematika Ketika Guru Mata Pelajaran Matematika

Berhalangan Masuk

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Mempelajari mata

pelajaran matematika

Mempelajari mata

pelajaran matematika

dan juga mengerjakan

hal lain

Mengerjakan hal lain

12

7

14

36,37

21,21

42,42

Sangat rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian siswa menyatakan mempelajari

mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 12 orang (36,37%)

dengan kategori (sangat rendah), mempelajari mata pelajaran matematika dan juga

mengerjakan hal lain ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan

mengerjakan hal lain ada 14 orang (42,42%) dengan kategori (sangat rendah).

b. Perhatian Siswa Dalam Belajar Matematika

Untuk mengetahui perhatian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat

dari beberapa indikator berikut:

Page 11: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

67

1) Intensitas Perhatian Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar

Mengajar Matematika

Mengenai intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan

melalui angket yang disebarkan kepada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama

beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa memperhatikan

pelajaran dengan serius, ada juga bercanda dengan teman sebangkunya. Sedangkan

data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Perhatian Siswa dalam

Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu memperhatikan

Sering memperhatikan

Jarang memperhatikan

28

4

1

84,85

12,12

3,03

Sangat tinggi

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu

memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada

28 orang (84,85%) dengan kategori (sangat tinggi), sering memperhatikan ada 4

orang (12,12%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang memperhatikan ada 1

orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Durasi Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar

Mengajar Matematika

Mengenai durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar

matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 12: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

68

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tentang Durasi Perhatian Siswa Saat

Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Memperhatikan dari

awal sampai akhir

Memperhatikan

sebagian besar

penjelasan guru

Memperhatikan hanya

sebagian kecil

penjelasan guru

23

10

-

69,70

30,30

-

Sedang

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab

memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika

ada 23 orang (69,70%) dengan kategori (sedang), memperhatikan sebagian besar

penjelasan guru ada 10 orang (30,30%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Fokus Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar

Mengajar Matematika

Mengenai fokusnya perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar

matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Tentang Fokus Perhatian Siswa Saat

Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu terfokus

Sering terfokus

Jarang terfokus

22

11

-

66,67

33,33

-

Sedang

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu

terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 22 orang (66,67%)

Page 13: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

69

dengan kategori (sedang), sering terfokus ada 11 orang (33,33%) dengan kategori

(sangat rendah).

c. Keaktifan Siswa Dalam Belajar Matematika.

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat

dari beberapa indikator berikut:

1) Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Latihan

Mengenai keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan dalam hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mengerjakan

Latihan

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mengerjakan

Sering mengerjakan

Jarang mengerjakan

25

8

-

75,76

24,24

-

Tinggi

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu

mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru ada 25 orang (75,76%) dengan

kategori (tinggi), sering mengerjakan ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat

rendah).

2) Keaktifan Siswa Dalam Mencatat Materi Pelajaran

Matematika

Mengenai keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika,

penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket

yang disebarkan kepada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama

beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa selalu mencatat materi

Page 14: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

70

pelajaran matematika yang diberikan guru, sedangkan data yang disebarkan melalui

angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mencatat

Materi Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mencatat

Sering mencatat

Jarang mencatat

23

5

5

69,70

15,15

15,15

Sedang

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu

mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 23 orang (69,70%) dengan

kategori (sedang), sering mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat

rendah), dan jarang mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Keaktifan Siswa Dalam Menggunakan Kesempatan Bertanya.

Mengenai keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya, penulis

melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang

disebarkan kepada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama

beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum hanya terdapat beberapa siswa

yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru mata pelajaran

matematika, sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 15: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

71

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam

Menggunakan Kesempatan Bertanya

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu berusaha

menggunakan

Sering berusaha

menggunakan

Jarang berusaha

menggunakan

6

13

14

18,18

39,39

42,43

Sangat rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu berusaha menggunakan

kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 6 orang (18,18%) dengan

kategori (sangat rendah), sering berusaha menggunakan ada 13 orang (39,39%)

dengan kategori (sangat rendah), dan jarang berusaha menggunakan ada 14 orang

(42,43%) dengan kategori (sangat rendah).

d. Kemandirian Siswa Dalam Belajar Matematika.

Untuk mengetahui kemandirian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat

dari beberapa indikator berikut:

1) Intensitas Siswa Dalam Belajar matematika di Rumah

Mengenai intensitas siswa dalam belajar matematika dirumah dalam hal ini

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Belajar

Matematika di Rumah

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu belajar dengan

jadwal yang teratur

Sering belajar

Jarang belajar

9

17

7

27,27

51,52

21,21

Sangat rendah

rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Page 16: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

72

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu belajar matematika

dengan jadwal yang teratur di rumah ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat

rendah), sering belajar ada 17 orang (51,52%) dengan kategori (rendah), dan jarang

belajar ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Intensitas Siswa Dalam Mempelajari Kembali Materi

Matematika Yang Telah Diajarkan

Mengenai intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika

yang telah diajarkan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Mempelajari

Kembali Materi Matematika yang telah Diajarkan

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mempelajari

kembali

Sering mempelajari

kembai

Jarang mempelajari

kembali

11

12

10

33,33

36,36

30,31

Sangat rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali

materi matematika yang telah diajarkan ada 11 orang (33,33%) dengan kategori

(sangat rendah), sering mempelajari kembali ada 12 orang (36,36%) dengan kategori

(sangat rendah), dan jarang mempelajari ada 10 orang (30,31%) dengan kategori

(sangat rendah).

3) Intensitas Siswa Dalam Mempersiapkan Materi Yang Akan

Dipelajari

Mengenai intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari

dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 17: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

73

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam

Mempersiapkan Materi yang akan Dipelajari

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mempersiapkan

Sering mempersiapkan

Jarang mempersiapkan

22

9

2

66,67

27,27

6,06

Sedang

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu

mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 22 orang (66,67%) dengan kategori

(sedang), sering mempersiapkan ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat

rendah), dan jarang mempersiapkan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori (sangat

rendah).

e. Keuletan Siswa Dalam Belajar Matematika.

Untuk mengetahui keuletan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari

beberapa indikator berikut:

1) Usaha Siswa Ketika Kesulitan Memahami Materi Matematika

Yang Dipelajari

Mengenai usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang

dipelajari dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Tentang Usaha Siswa Ketika Kesulitan

Memahami Materi Matematika yang Dipelajari

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Berusaha bertanya

kepada guru

Berusaha bertanya

kepada teman

Berdiam diri dan

menunggu jawaban

bersama

25

7

1

75,76

21,21

3,03

Tinggi

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Page 18: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

74

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha

bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari

ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), berusaha bertanya kepada teman ada

7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan berdiam diri dan menunggu

jawaban bersama ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Latihan atau Tugas Mata

Pelajaran Matematika

Mengenai cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran

matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan

Latihan atau Tugas Mata Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Berusaha mengerjakan

sendiri

Mengerjakan dengan

bertanya kepada teman

Mengerjakan dengan

melihat jawaban teman

24

8

1

72,73

24,24

3,03

Tinggi

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha

mengerjakan sendiri latihan yang diberikan oleh guru ada 24 orang (72,73%) dengan

kategori (tinggi), mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 8 orang (24,24%)

dengan kategori (sangat rendah), dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman

ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Mata

Pelajaraan Matematika

Mengenai cara siswa dalam megerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran

matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 19: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

75

Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan

Pekerjaan Rumah Mata Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Mengerjakan sendiri di

rumah

Mengerjakan di sekolah

dengan bertanya kepada

teman

Mengerjakan di sekolah

dengan melihat jawaban

teman

30

3

-

90,91%

9,09%

-

Tinggi

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab mengerjakan

PR sendiri di rumah yang diberikan guru ada 30 orang (90,91%) dengan kategori

(tinggi), mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 3 orang (9,09%)

dengan kategori (sangat rendah).

f. Anggapan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika.

Untuk mengetahui anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat

dilihat dari beberapa indikator berikut:

1) Anggapan Siswa Terhadap Pentingnya Mempelajari

Matematika

Mengenai anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika

dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap

Pentingnya Mempelajari Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat penting

Penting

Kurang penting

23

10

-

69,69

30,31

-

Sedang

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Page 20: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

76

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat

penting dalam mempelajari matematika ada 23 orang (69,69%) dengan kategori

(sedang), penting ada 10 orang (30,31%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Anggapan Siswa Terhadap Manfaat Mempelajari Matematika

Untuk Masa Depannya

Mengenai anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk

masa depannya dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Manfaat

Mempelajari Matematika untuk Masa Depannya

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat bermanfaat

Bermanfaat

Kurang bermanfaat

25

8

-

75,76

24,24

-

tinggi

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat

bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 25 orang (75,76%)

dengan kategori (tinggi), bermanfaat ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat

rendah).

3) Anggapan Siswa Terhadap Proses Belajar Mengajar

Matematika

Mengenai anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika

dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat menyenangkan

Menyenangkan

Kurang menyenangkan

19

12

2

57,58

36,36

6,06

rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Page 21: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

77

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat

menyenangkan proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 19

orang (57,58%) dengan kategori (rendah), menyenangkan ada 12 orang (36,36%)

dengan kategori (sangat rendah), dan kurang menyenangkan ada 2 orang (6,06%)

dengan kategori (sangat rendah).

Setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap hasil angket yang

mengukur tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan cara

memberikan skor terhadap jawaban yang dipilih oleh siswa berdasarkan ketentuan

yang telah ditetapkan, maka diperoleh distribusi frekuensi skor angket siswa seperti

pada tabel berikut:

Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Skor Angket Responden

NO x f fx

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

37

39

40

44

45

46

47

48

49

50

51

52

54

2

3

1

4

1

6

1

3

2

3

2

3

2

74

117

40

176

45

276

47

144

98

150

102

156

108

JUMLAH 33 1533

Page 22: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

78

Rata-rata skor angket siswa:

∑ fx

M =

N

= 1533

33

= 46,45

Jadi rata-rata skor angket siswa adalah 46,45 atau berada pada tingkatan

tinggi.

Apabila skor angket di atas dikelompokkan berdasarkan ketentuan yang telah

ditetapkan sehingga diperoleh gambaran umum tingkat minat siswa kelas V terhadap

mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi tentang Minat Siswa Kelas V terhadap Mata

Pelajaran Matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin

No Rentang Skor Angket Tingkat Minat F %

1.

2.

3.

43 – 54

30 – 42

18 – 29

Tinggi

Sedang

Rendah

27

6

-

81,82

18,18

-

Jumlah 33 100

Dari tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa minat siswa kelas V

terhadap mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin sebagian

besar berada pada tingkat tinggi, yaitu dengan persentasi sebesar 81,82%

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata

pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran

2010/2011, yang meliputi:

Page 23: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

79

a. Faktor siswa/individu

1) Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Matematika

Mengenai persepsi siswa tentang pelajaran matematika dalam hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Siswa tentang Persepsi Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat sulit

Cukup sulit

Kurang sulit

4

19

10

12,12

57,57

30,31

Sangat rendah

Rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi

pelajaran matematika itu sangat sulit ada 4 orang (12,12%) dengan kategori sangat

rendah, cukup sulit ada 19 orang (57,57%) dengan kategori rendah, dan kurang sulit

ada 10 orang (30,31%) dengan kategori sangat rendah.

2) Manfaat Mata Pelajaran Matematika Terhadap Cita-cita

Siswa Terhadap Jurusan Setelah Melanjutkan Ke MTS/SMP

Mengenai manfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa

terhadap jurusan setelah melanjutkan ke MTS/SMP dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Manfaat Matematika terhadap Cita-Cita

Siswa ketika Melanjutkan ke Jenjang MTs/SMP

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat bermanfaat

Cukup bermanfaat

Kurang bermanfaat

24

6

3

72,73

18,18

9,09

Tinggi

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Page 24: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

80

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat

bermanfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa ketika melanjutkan ke

jenjang MTS/SMP ada 24 orang (72,73%) dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat

ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bermanfaat ada 3

orang (9,09%) dengan kategori sangat rendah.

b. Faktor guru

1) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penguasaan Materi Oleh

Guru Pada Mata Pelajaran Matematika

Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penguasaan materi oleh guru pada

mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Tentang Penguasaan Materi oleh Guru pada

Mata Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat menguasai

Cukup menguasai

Kurang menguasai

26

7

-

78,79

21,21

-

Tinggi

Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab guru

matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 26 orang (78,79%)

dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 7 orang (21,21%) dengan kategori

sangat rendah.

2) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penggunaan Metode yang

Digunakan Guru dalam Mengajar Matematika

Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penggunaan metode yang

digunakan guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 25: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

81

Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Metode yang Digunakan

Guru dalam Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat bervariasi

Cukup bervariasi

Kurang bervariasi

16

14

3

48,48

42,42

9,1

Sangat rendah

Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab penggunaan

metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika sangat bervariasi ada 16

orang (48,48%) dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 14 orang

(42,42%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bervariasi ada 3 orang (9,1%)

dengan kategori sangat rendah.

3) Persepsi Siswa tentang Sikap Guru Dalam Mengajar

Matematika Di Sekolah

Mengenai persepsi siswa tentang sikap guru dalam mengajar matematika di

sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Guru dalam Mengajar

Matematika di Sekolah

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat ramah

Cukup ramah

Kurang ramah

10

20

3

30,30

60,60

9,1

Sangat rendah

Rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap guru dalam

mengajar matematika di sekolah sangat ramah ada 10 orang (30,30%) dengan

kategori sangat rendah, cukup ramah ada 20 orang (60,60%) dengan kategori rendah,

dan kurang ramah ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.

Page 26: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

82

4) Disiplin Guru Dalam Mengajar Matematika

Mengenai disiplin guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tentang Disiplin Guru dalam Mengajar

Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu tepat waktu

Cukup tepat waktu

Kurang tepat waktu

11

20

2

33,33

60,61

6,06

Sangat rendah

Sedang

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab disiplin guru dalam

mengajar matematika selalu tepat waktu ada 11 orang (33,33%) dengan kategori

sangat rendah, cukup tepat waktu ada 20 orang (60,61%) dengan kategori sedang,

dan kurang tepat waktu ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.

c. Faktor orang tua

1) Frekuensi Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa Terhadap

Belajar Matematika

Mengenai frekuensi motivasi/dorongan orang tua siswa terhadap belajar

matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Tentang Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa

Terhadap Belajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu memotivasi

Cukup memotivasi

Kurang memotivasi

12

21

36,36

63,64

-

Sangat rendah

Sedang

-

Jumlah 33 100

Page 27: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

83

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu

memotivasi siswa terhadap belajar matematika ada 12 orang (36,36%) dengan

kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 21 orang (63,64%) dengan kategori

sedang.

2) Frekuensi Bimbingan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar

Matematika

Mengenai frekuensi bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi tentang Bimbingan Orang Tua Siswa

Terhadap Belajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu membimbing

Cukup membimbing

Kurang membimbing

10

20

3

30,30

60,60

9,1

Sangat rendah

Sedang

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu

membimbing siswa terhadap belajar matematika ada 10 orang (30,30%) dengan

kategori sangat rendah, cukup membimbing ada 20 orang (60,60%) dengan kategori

sedang, dan kurang membimbing ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.

Kemudian untuk mengetahui sikap atau perhatian orang tua di rumah dalam

mengatasi kesulitan anak dalam menerima pelajaran matematika dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Page 28: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

84

Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi tentang Sikap/Perhatian Orang Tua dalam

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Menerima Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mengatasi

Cukup mengatasi

Kurang mengatasi

6

25

2

18,18

75,76

6,06

Sangat rendah

Tinggi

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap atau perhatian

orang tua di rumah selalu mengatasi jika anak ada kesulitan dalam menerima

pelajaran matematika ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup

mengatasi ada 25 orang (75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang mengatasi ada

2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.

d. Faktor sarana dan prasarana

Berupa kelengkapan media/alat yang dimiliki siswa dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Alat Peraga

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu menggunakan

Cukup menggunakan

Kurang menggunakan

6

25

2

18,18

75,76

6,06

Sangat rendah

Tinggi

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab guru selalu

menggunakan alat peraga ketika memberikan pelajaran matematika ada 6 orang

(18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada 25 orang

(75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang menggunakan ada 2 orang (6,06%)

dengan kategori sangat rendah.

Page 29: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

85

e. Faktor lingkungan

Yaitu suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.36. Distribusi Frekuensi tentang Suasana Sekolah Saat Pelajaran

Matematika Berlangsung

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mendukung

Cukup mendukung

Kurang mendukung

3

27

3

9,1

81,8

9,1

Sangat rendah

Sangat tinggi

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab suasana sekolah saat

pelajaran matematika berlangsung selalu mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan

kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 27 orang (81,8%) dengan kategori

sangat tinggi, dan kurang mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat

rendah.

C. Analisis Data.

Setelah semua data disajikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

analisis terhadap semua data tersebut yakni data tentang minat belajar matematika

siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata

pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011.

Untuk lebih jelasnya analisis terhadap minat belajar matematika siswa dan

faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa tersebut akan disusun berdasarkan

penyajian data sebagai berikut:

Page 30: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

86

2. Minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun

Bunga Banjarmasin tahun Pelajaran 2010/2011.

a. Ketekunan siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu hadir

dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 84,85% dengan kategori

sangat tinggi, 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 12,12% dengan kategori sangat rendah,

dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 3,03% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti

pelajaran matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan

temuan lapangan melalui observasi, dukomen diperoleh data bahwa mayoritas siswa

aktif mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru. Begitu juga berdasarkan

hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa

selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika. Jadi dalam point

ini diketahui siswa selalu hadir/aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika tersebut kategori sangat tinggi 84,85%. Kehadiran siswa dalam

mengikuti pelajaran matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut

berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut hadir

maka ia akan mudah menangkap secara langsung penjelasan dari guru tentu saja

aktivitas kehadiran ini harus lahir dari keinginan siswa sendiri sehingga apabila ia

tidak hadir itu disebabkan oleh hal yang sangat mendesak baginya dan sebaliknya

apabila siswa tersebut tidak hadir maka ia akan kesulitan untuk belajar.

Page 31: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

87

Dengan demikian kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika

sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.

2) Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu tepat

waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 90,91% dengan

kategori sangat tinggi, sering tepat waktu ada 9,09% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketepatan waktu siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat

dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa

mayoritas siswa tepat waktu mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru,

begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan

siswa adalah selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

90,91%. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu tepat waktu dalam mengikuti

proses belajar mengajar matematika tersebut berada pada kategori sangat tinggi.

Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat

penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu

pelajaran, karena apabila siswa tersebut tepat waktu dalam mengikuti proses belajar

mengajar matematika maka ia tidak akan ke tinggalan penjelasan yang di berikan

guru dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak tepat waktu dalam mengikuti

pelajaran matematika maka ia akan kesulitan dalam memahami pelajaran matematika

tersebut kecuali ia rajin mempelajari sendiri di rumah atau dengan bertanya kepada

teman. Dengan demikian ketepatan waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.

Page 32: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

88

3) Inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru

mata pelajaran matematika berhalangan masuk

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa menyatakan mempelajari mata

pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 36,37% dengan kategori

sangat rendah, mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal

lain ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan hal lain ada

42,42% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran

matematika berhalangan masuk umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari

sebagian siswa yang menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan belajar yang

rajin dan tekun apabila gurunya tidak ada dan ada sebagian siswa yang

menghabiskan waktu dengan berbicara dengan teman-temannya dan ada juga yang

menghabiskan waktu untuk pergi ke kantin. Siswa yang berminat terhadap suatu

pelajaran akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, hal ini tercermin dari

aktivitas yang siswa lakukan dalam mengisi jam pelajaran yang kosong di sekolah

seperti belajar mandiri dan mengulangi pelajaran di luar jam pelajaran sekolah

(rumah). Siswa tersebut juga akan sering membicarakan materi pelajaran yang

menarik minat mereka.

b. Perhatian siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu

memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada

84,85% dengan kategori sangat tinggi, sering memperhatikan ada 12,12% dengan

Page 33: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

89

kategori sangat rendah, dan jarang memperhatikan ada 3,03% dengan kategori sangat

rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perhatian siswa dalam belajar

matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan

lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa selalu

memperhatikan apa yang disampaikan guru matematika, begitu juga melalui angket

diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari siswa adalah selalu memperhatikan

dalam proses belajar mengajar matematika yang diajarkan guru 84,85%. Jadi dalam

poin ini diketahui bahwa siswa selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar

matematika menduduki kategori sangat tinggi. Dengan demikian perhatian itu

penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi

berikutnya dengan mudah dan juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar

matematika. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak

mengikuti pelajaran, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu.

2) Durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar

matematika

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan

memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika

ada 69,70% dengan kategori sedang, memperhatikan sebagian besar penjelasan guru

ada 30,30% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya

sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak

adalah memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar

matematika 69,70%. Jadi dalam poin ini siswa memperhatikan dari awal sampai

akhir dalam proses belajar matematika menduduki kategori sedang.

Page 34: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

90

3) Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar

matematika

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa siswa yang perhatiannya selalu terfokus

saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 66,67% dengan kategori

sedang, sering terfokus ada 33,33% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus perhatian siswa saat mengikuti

proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil

angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu terfokus saat

mengikuti proses belajar mengajar matematika 66,67%. Fokus perhatian siswa saat

mengikuti proses belajar mengajar matematika itu sangat penting bagi siswa untuk

menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya sangat mudah.

c. Keaktifan siswa dalam belajar matematika.

1) Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan.

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa siswa yang selalu aktif dalam

mengerjakan latihan matematika yang diberikan oleh guru ada 75,76% dengan

kategori tinggi, sering mengerjakan ada 24,24% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan

umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi

terbanyak adalah siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika 75,76%.

Jadi dalam poin ini siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika

menduduki kategori tinggi.

2) Keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika.

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa selalu aktif dalam mencatat

materi pelajaran matematika yang diberikan ada 69,70% dengan kategori sedang,

Page 35: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

91

sering mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mencatat ada

15,15% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika umumnya sedang,

berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, diperoleh data bahwa mayoritas

siswa aktif mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Begitu juga

berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa

adalah siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Jadi

dalam poin ini diketahui siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika tersebut

kriteria sedang 69,70%. Keaktifan siswa dalam mencatat materi matematika sangat

penting sekali untuk memudahkan siswa apabila suatu saat nanti lupa atau sebagai

bahan ulangan.

3) Keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya.

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu berusaha

menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 18,18% dengan

kategori sangat rendah, sering berusaha menggunakan ada 39,39% dengan kategori

sangat rendah, dan jarang berusaha menggunakan ada 42,43% dengan kategori

sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam

menggunakan kesempatan bertanya masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari

hasil observasi secara umum hanya terdapat sebagian siswa yang menggunakan

kesempatan bertanya yang diberikan guru mata pelajaran matematika. Begitu juga

berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa

adalah jarang berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru.

Dengan sangat rendahnya keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya

Page 36: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

92

yang diberikan guru itu dapat diketahui minat belajar siswa. Anak yang memiliki

minat belajar yang besar ini terlihat melalui keinginan mereka untuk mengajukan

pertanyaan secara tak henti-hentinya.

d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah.

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu belajar

matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 27,27% dengan kategori sangat

rendah, sering belajar ada 51,52% dengan kategori rendah, dan jarang belajar ada

21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah umumnya rendah, hal ini dapat

dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa sering

belajar matematika di rumah 51,52%. Jadi dalam poin ini siswa sering belajar di

rumah menduduki kategori rendah.

2) Intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang

telah diajarkan

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali

materi matematika yang telah diajarkan ada 33,33% dengan kategori sangat rendah,

sering mempelajari kembali ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan jarang

mempelajari ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika

yang telah diajarkan umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian

siswa yang merasa sudah paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru di

sekolah, sehingga merasa tidak perlu lagi untuk mengulang kembali materi

matematika di rumah.

Page 37: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

93

3) Intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempersiapkan materi

yang akan dipelajari ada 66,67% dengan kategori sedang, sering mempersiapkan ada

27,27% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempersiapkan ada 6,06%

dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas

siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari umumnya sedang, hal ini

dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa

selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari 66,67%. Jadi dalam poin ini siswa

selalu mempersiapkan materi yang akan diajarkan kategori sedang.

e. Keuletan siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang

dipelajari

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa siswa berusaha bertanya kepada guru

ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 75,76% dengan

kategori tinggi, berusaha bertanya kepada teman ada 21,21% dengan kategori sangat

rendah, dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 3,03% dengan

kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usaha siswa ketika

kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari umunya tinggi, hal ini dapat

dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa

berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika

75,76%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha bertanya kepada guru kategori tinggi.

Page 38: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

94

2) Cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran

matematika

Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa berusaha mengerjakan sendiri

latihan atau tugas mata pelajaran matematika yang diberikan oleh guru ada 72,73%

dengan kategori tinggi, mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 24,24%

dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada

3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara

siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika umumnya

tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak

adalah siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran

matematika 72,73%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan

kategori tinggi. Minat seorang siswa terhadap pelajaran bisa dilihat dari rasa senang

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa yang memang sangat

menaruh minatnya kepada suatu tugas tertentu, maka kemungkinan ia akan lebih

banyak melakukan tugasnya dan juga akan dilakukannya dengan baik, sekalipun

dalam beberapa hal minatnya bisa menyebabkan dia bekerja di luar batas-batas

waktu yang semestinya dan kesehatannya sekaligus

3) Cara siswa dalam mengerjakan pekerjaaan rumah/PR mata pelajaran

matematika

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa mengerjakan PR mata pelajaran

matematika sendiri di rumah yang diberikan guru ada 90,91% dengan kategori tinggi,

mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 9,09% dengan kategori

sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam

mengerjakan pekerjaan rumah/PR mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal

Page 39: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

95

ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah

siswa mengerjakan sendiri PR mata pelajaran matematika di rumah 90,91%. Jadi

dalam poin ini siswa mengerjakan sendiri PR matematika di rumah kategori tinggi.

f. Anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika

1) Anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika

Dari table 4.21 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat penting

dalam mempelajari matematika ada 69,69% dengan kategori sedang, penting ada

30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika umumnya sedang, hal

ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah

sangat penting mempelajari matematika 69,69%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa

sangat penting mempelajari matematika kategori sedang.

2) Anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk

masa depannya

Dari table 4.22 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat

bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 75,76% dengan

kategori tinggi, bermanfaat ada 24,24% dengan kategori sangat rendah. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari

matematika untuk masa depannya umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil

angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat bermanfaat

mempelajari matematika untuk masa depannya 75,76%. Jadi dalam poin ini

anggapan siswa sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya

kategori tinggi.

Page 40: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

96

3) Anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat

menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru

ada 57,58% dengan kategori rendah, menyenangkan ada 36,36% dengan kategori

sangat rendah, dan kurang menyenangkan ada 6,06 dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap proses

belajar mengajar matematika rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat

data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat menyenangkan terhadap proses belajar

mengajar matematika 57,58%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat

menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika kategori rendah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata

pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Ajaran

2010/2011

a. Faktor Individu

1) Persepsi siswa tentang pelajaran matematika

Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi

matematika itu sangat sulit ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, cukup sulit

ada 57,57% dengan kategori rendah dan kurang sulit ada 30,31% dengan kategori

sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari persepsi

siswa tentang pelajaran matematika masih rendah sehingga sangat perlu

ditingkatkan, karena mereka masih menganggap bahwa matematika itu bukanlah

pelajaran yang mudah tetapi pelajaran yang sulit.

Page 41: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

97

Bagi siswa yang merasa bahwa pelajaran matematika itu sulit kemungkinan

mereka akan sangat sulit untuk menyenangi dan akan merasa malas untuk

mempelajari pelajaran matematika tersebut, begitupun sebaliknya apabila mereka

menganggap bahwa pelajaran matematika itu mudah mereka akan sangat senang

untuk mempelajarinya. Dengan demikian persepsi siswa tentang matematika juga

mempengaruhi terhadap minat belajar matematika.

2) Cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS

Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa siswa yang mengatakan mata pelajaran

matematika sangat bermanfaat ada 72,73% dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat

ada 18,18% dengan kategori sangat rendah dan kurang bermanfaat ada 9,09% dengan

kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa

terhadap manfaat pelajaran matematika mempunyai manfaat terhadap cita-cita siswa

terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS.

b. Faktor Guru

Adapun faktor guru meliputi:

1) Penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika

Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa guru matematika sangat menguasai mata

pelajaran matematika ada 78,79% dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada

21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

persepsi siswa tentang penguasaan materi oleh guru matematika umumnya tinggi,

dengan tingginya penguasaan materi, guru dengan mudah memberikan penjelasan

dengan baik dan benar sehingga siswa dengan mudah dapat memahami pelajaran

yang dijelaskan, dari sinilah akan tumbuh rasa senang dari dalam diri siswa karena ia

Page 42: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

98

bisa memahami pelajaran yang telah dijelaskan. Tanpa adanya penguasaan materi,

guru akan sulit menjelaskan dan siswapun akan kesulitan dalam memahaminya. Jadi

penguasaan materi oleh guru juga akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa

dalam mempelajari pelajaran matematika.

2) Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar

matematika

Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa guru sangat bervariasi mengajar

matematika ada 48,48% dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 42,42%

dengan kategori sangat rendah dan kurang bervariasi ada 9,1% dengan kategori

sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang

metode yang digunakan guru adalah baik, karena guru selalu menggunakan metode

yang sangat bervariasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan

dengan guru matematika yang bersangkutan yakni guru selalu menggunakan metode

yang bervariasi karena metode mengajar yang bervariasi akan menambah

gairah/semangat siswa dalam belajar yakni dapat menghilangkan rasa bosan dalam

belajar.

3) Sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah

Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru sangat

ramah dalam mengajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat rendah,

cukup ramah ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang ramah ada 9,1%

dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi

siswa tentang sikap guru adalah baik, karena dalam mengajar matematika guru ada

yang bersikap sangat ramah, cukup ramah dan kurang ramah pada sebagian siswa.

Page 43: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

99

Bagi guru yang ramah akan sangat mudah untuk bersosialisasi dalam proses

belajar mengajar, karena siswa akan sangat mudah dan tidak akan merasa malu dan

takut bertanya. Namun apabila guru pemarah, murid akan sangat takut dan segan

untuk bertanya, sehingga apabila dia tidak memahami dia lebih memilih diam saja,

sehingga dia tidak akan dengan mudah dapat memahami pelajaran dan selanjutnya

dia akan sulit menyenangi pelajaran tersebut. Dengan demikian sikap guru dalam

mengajar akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar matematika.

4) Disiplin guru dalam mengajar matematika

Dari tabel 31 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang guru yang selalu

tepat waktu dalam mengajar matematika ada 33,33% dengan kategori sangat rendah,

cukup tepat waktu ada 60,61% dengan kategori sedang dan kurang tepat waktu ada

6,06% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

persepsi siswa tentang disiplin guru dalam mengajar matematika umumnya sedang

yakni umumnya cukup tepat waktu.

Bagi siswa, guru adalah contoh bagi mereka, sehingga kedisiplinan guru

sangat berpengaruh terhadap siswa. Dari sinilah siswa akan ikut disiplin dalam

belajar dan diharapkan murid akan menyenangi dan mengagumi guru dalam hal

pelajaran dan selanjutnya siswa juga akan menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh

guru tersebut.

c. Faktor Orang Tua

1) Motivasi atau dorongan orang tua siswa terhadap belajar

matematika

Dari tabel 32 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian orang

tua yang selalu memotivasi anaknya dalam belajar matematika ada 36,66% dengan

kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 63,64% dengan kategori sedang.

Page 44: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

100

Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian terhadap

belajar anak masih sedang, karena tanpa adanya perhatian dari orang sekitar yakni

orang tua, siswa akan sangat malas belajar karena tidak ada orang yang memberikan

motivasi atau dorongan untuk belajar, sehingga dengan adanya motivasi atau

dorongan dari orang tua untuk belajar matematika diharapkan bisa menumbuhkan

minat terhadap suatu pelajaran.

2) Bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika

Dari tabel 33 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang orang tua selalu

membimbing siswa dalam belajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat

rendah, cukup membimbing ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang

membimbing ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian, wajar

kalau siswa kurang berminat mempelajari matematika di rumah karena perhatian

orang tua dalam membimbing siswa terhadap belajar matematika masih sedang,

sehingga dengan adanya bimbingan dari orang tua belajar matematika diharapkan

bisa membangkitkan minat terhadap suatu pelajaran.

d. Faktor Sarana dan Prasarana

Dari tabel 34 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang faktor fasilitas

yang berhubungan dengan alat peraga yang selalu digunakan oleh guru dalam

mengajar ada 18,18% dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada

75,76% dengan kategori tinggi dan kurang menggunakan ada 6,06% dengan kategori

sangat rendah. Dalam hal ini, penggunaan alat peraga ini berdasarkan materi yang

disampaikan, apakah memang perlu memakai alat peraga atau tidak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa guru matematika cukup menggunakan alat

peraga sudah tinggi. Dengan lengkapnya alat peraga tersebut, guru akan sangat

Page 45: BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN IV.pdfKeadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS S I S W A JUMLAH LK PR KELAS I 14 13 27 KELAS II 19 15 34

101

mudah memberikan pelajaran dan muridpun akan mudah dalam menerima pelajaran,

sehingga apabila materi pelajaran yang diajarkan mengunakan alat-alat tersebut tidak

akan menyita/membuang-buang waktu dalam proses belajar mengajar, dan

selanjutnya dengan lengkapnya alat tulis dan buku-buku yang dimiliki siswa tersebut

diharapkan dapat menumbuhkan minat terhadap pelajaran matematika.

e. Faktor Lingkungan

Dari tabel 35 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang suasana sekolah

saat pelajaran matematika berlangsung adalah sangat mendukung ada 9,1% dengan

kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 81,8% dengan kategori sangat tinggi

dan kurang mendukung ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian

dapat diketahui persepsi siswa tentang suasana sekolah saat pelajaran sedang

berlangsung umumnya cukup mendukung, kemungkinan pada saat pelajaran

matematika berlangsung ada siswa pada kelas lain ribut, seperti tidak adanya guru

mengajar. Ketenangan suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap proses belajar

mengajar, karena dengan suasana yang tenang akan memudahkan antara guru dan

murid melakukan interaksi, sebaliknya apabila suasana sekolah sangat bising dan

ribut akan sangat menggangu proses belajar mengajar, guru akan sulit memberikan

penjelasan dan murid pun tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran yang

diberikan oleh guru.

Dari sini suasana sekolah akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar

dan selanjutnya akan sangat sulit menumbuhkan minat terhadap suatu mata

pelajaran. Murid tidak akan bisa menyenangi pelajaran apabila pelajaran tersebut

tidak bisa dipahami dan dimengerti.