Upload
dotram
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
57
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat lokasi penelitian
Terbentuknya dan berdirinya Pendidikan Madrasah Negeri Kebun Bunga
disebabkan desakan dari masyarakat yang ingin menuntut ilmu agama, maka
diadakan musyawarah antara tokoh agama setempat dengan masyarakat sekitarnya.
Sehingga berdirilah bangunan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Baiturrahim pada tahun
1968, kemudian pada tahun 1997 Madrasah ini dinegerikan dengan nama MIN
Kebun Bunga. Adapaun tujuan didirikannya Madrasah tidak lain untuk
mengantisipasi perilaku-perilaku anak yang sudah banyak menyimpang dari ajaran
Islam.
Madrasah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dari animo
masyarakat yang ada disekitar maupun diluar lingkungan madrasah. Hal ini menjadi
kendala yang dihadapi MIN Kebun Bunga dikarenakan lokal belajar yang tersedia
terdiri 6 lokal serta lahan yang terbatas, sehingga untuk menampung siswa yang ada
harus dipetak-petak menjadi 9 kelas dan aktivitas belajar diluar kelas kurang
maksimal dan ini tidak sesuai dengan Kriteria Standar Sarana dan Prasarana dari
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP ) Untuk mengatasi hal tersebut, MIN
Kebun Bunga merencanakan membangun lantai 3 serta pembelian tanah sebagai
sarana olah raga dan bermain siswa.
58
2. Visi
“Siswa islami, cerdas, terampil serta berdaya guna”
3. Misi
a. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan
b. Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan
c. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan
masyarakat
d. Meningkatkan tata usaha, rumah tangga madrasah dan perpustakaan
4. Tujuan
a. Mewujudkan pendidikan yang bernuansa Islami dengan menekankan
kepada ibadah dan akhlakul karimah
b. Membentuk manusia yang berkepribadian dan bertanggung jawab.
c. Meningkatkan kinerja perangkat madrasah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
5. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MIN Kebun Bunga
b. Alamat Madrasah
1) Jalan : Pekapuran A RT. 16 RW. VI
2) Kelurahan : Karang Mekar
3) Kecamatan : Banjarmasin Timur
4) Kota : Banjarmasin
5) Propinsi : Kalimantan Selatan
6) Nomor telpon/ HP : 0511–7446875/08125103120
59
c. Status Sekolah : Negeri
d. NPSN / NSM : 30304373 / 112637102025
e. Tahun Di Negerikan : 1997
f. Berdasarkan Kepetusan Menteri Agma : No.107 Tgl.17 Maret 1997
g. Nama Kepala Madrasah : Drs. Kamal Naser
h. SK. Kepala Madrasah :
1) Nomor : Kw. 17.1/2/Kp.07.6/28/2008
2) Tanggal : 10 Juni 2008
6. Nama-Nama Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat
a. Sebelum di Negerikan (MIS Baiturahim 1968 s.d 1997)
1) H. Bakeran Salman Priode Tahun 1968 s.d 1993
2) Hj. Mursidah Priode Tahun 1993 s.d 1996
3) Van Willis Priode Tahun 1996 s.d 1996
b. Setelah di Negerikan (MIN Kebun Bunga)
1) Nurjannah Arnes Priode Tahun 1997 s.d 2005
2) H.Yarkani Agub Priode Tahun 2006 s.d 2008
3) Drs. Kamal Naser Priode Tahun 2008 s.d sekarang
7. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga MIN Kebun Bunga
Banjarmasin
Adapun susunan dewan guru, tenaga TU dan penjaga madrasah tahun 2010-
2011 berdasarkan data yang diperoleh seluruhnya 20 orang, termasuk tenaga TU dan
penjaga sekolah, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
60
Tabel 4.1. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga Sekolah MIN
Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011
NO JUMLAH TENAGA PENDIDIK
DAN NON KEPENDIDIKAN LK PR JUMLAH
1. GURU TETAP 6 7 13
2. GURU TIDAK TETAP 2 1 3
3. TATA USAHA 2 1 3
4. PENJAGA MADRASAH 1 - 1
JUMLAH TOTAL 11 9 20
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
8. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin
Secara keseluruhan siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin berjumlah 208
orang, terdiri 108 orang laki-laki dan 100 orang perempuan, yang terbagi kedalam 9
lokal, yakni kelas I ada 1 lokal berjumlah 27 orang, kelas II ada 1 lokal berjumlah 34
orang, kelas III ada 1 lokal berjumlah 31 orang, kelas IV ada 2 lokal terdiri dari IVA
berjumlah 20 orang dan IVB berjumlah orang, kelas V ada 2 lokal terdiri dari VA
berjumlah 15 orang dan VB berjumlah 18 orang, kelas VI ada 2 lokal terdiri dari
VIA berjumlah 20 orang dan VIB berjumlah 23 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 4.2. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran
2010/2011
TINGKATAN KELAS S I S W A
JUMLAH LK PR
KELAS I 14 13 27
KELAS II 19 15 34
KELAS III 15 16 31
KELAS IV A 10 10 20
KELAS IV B 11 9 20
KELAS V A 9 6 15
KELAS V B 10 8 18
61
Lanjutan Tabel 4.2. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun
Pelajaran 2010/2011
TINGKATAN KELAS S I S W A
JUMLAH LK PR
KELAS VI A 11 9 20
KELAS VI B 9 14 23
JUMLAH TOTAL 108 100 208
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
9. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin
Tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendidikan mutlak harus dimiliki
oleh sebuah sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, selain itu dengan
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dengan lengkap akan memudahkan bagi
siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di MIN Kebun Bunga
Banjarmasin dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.3. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2010/2011
NO JENIS RUANGAN JUMLAH
RUANGAN
KONDISI
B RR RB
1. RUANGAN KELAS 6 2 - 4
2. RUANGAN PERPUSTAKAAN 1 - - 1
3. RUANGAN TATA USAHA 1 1 - -
4. RUANGAN KEPALA MADRASAH 1 1 - -
5. RUANGAN GURU 1 1 - -
6. RUANGAN WC 2 2 - -
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
62
10. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan struktur
kurikulum yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada tahun pelajaran
2010/2011 dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.4. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2010/2011
Komponen Kelas
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadits
b. Akidah Akhlak
c. Fiqih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
e. Bahasa Arab
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Inggris
2. Membaca al-Qur’an (TAJWID)
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)
C. Pengembangan Diri
2
2
2
-
-
2
6
6
2
3
2
2
-
2
2
2
2
2
2
-
-
2
4
4
3
3
3
4
-
2
2
2
2
2
2
2
-
2
4
4
3
3
3
4
-
2
-
2
2
2
2
2
2
2
6
6
4
3
4
2
2
2
-
2
2
2
2
2
2
2
5
5
4
3
4
4
2
2
-
2
2
2
2
2
2
2
5
5
4
3
4
4
2
2
-
2
Jumlah 35 35 35 43 43 43
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
11. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN
Kebun Bunga Banjarmasin
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan kriteria
ketuntasan minimal pelajaran yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada
tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
63
Tabel 4.5. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN
Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011
Komponen Kelas
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
b. Al-Qur’an Hadits
c. Akidah Akhlak
d. Fiqih
e. Sejarah Kebudayaan Islam
f. Bahasa Arab
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Inggris
2. Membaca al-Qur’an (TAJWID)
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)
C. Pengembangan Diri
60
60
60
-
-
60
60
55
60
60
70
70
-
60
60
B
60
60
60
-
-
60
60
55
60
60
70
70
-
70
60
B
60
60
60
60
-
60
60
55
60
60
70
70
-
60
-
B
60
70
70
60
60
60
60
55
60
60
70
70
60
60
-
B
60
70
70
60
60
60
60
55
60
60
70
70
60
70
-
B
70
70
70
70
60
60
60
55
60
60
70
70
60
60
-
B
Jumlah 74 74 74 90 90 90
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
B. Penyajian Data
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang “minat
siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga
Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011”.
Data tersebut akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan
sebagian lagi berupa uraian dari hasil observasi, wawancara, angket.
Untuk memudahkan memahaminya, data-data tersebut akan disajikan dengan
urutan sebagai berikut:
64
1. Data tentang minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di
MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur
melalui ketekunan, perhatian, keaktifan, kemandirian, keuletan, anggapan
siswa. Dalam penelitian ini dibuat desain pengukuran sebagai berikut:
a. Ketekunan Siswa Dalam Belajar Matematika
Untuk mengetahui ketekunan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat
dari beberapa indikator berikut:
1) Frekuensi Kehadiran Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar
Mengajar Matematika
Mengenai frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika penulis melakukan tiga teknik yaitu melalui angket yang disebarkan
kepada siswa, dengan observasi dan dengan dokumenter.
Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama
beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti serius,
kemudian untuk menguatkan temuan tersebut penulis melihat absent/daftar yang
dimiliki guru dan pada saat tersebut tidak satupun siswa yang membolos/tidak hadir.
Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tentang Kehadiran Siswa dalam Mengikuti
Proses Belajar Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu hadir
1 sampai 3 kali tidak
hadir
Lebih dari 3 kali tidak
hadir
28
4
1
84,85
12,12
3,03
Sangat tinggi
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
65
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu hadir
dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 28 orang (84,85%) dengan
kategori (sangat tinggi), 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 4 orang (12,12%) dengan
kategori (sangat rendah), dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 1 orang (3,03%)
dengan kategori (sangat rendah).
2) Ketepatan Waktu Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar
Mengajar Matematika
Mengenai ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan
melalui angket yang disebarkan kapada siswa.
Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama
beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti proses
belajar mengajar matematika selalu tepat waktu, ada juga sebagian siswa yang jarang
tepat waktu. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tentang Ketepatan Waktu Siswa dalam
Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu tepat waktu
Sering tepat waktu
Jarang tepat waktu
30
3
-
90,91
9,09
-
Sangat tinggi
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu tepat
waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 30 orang (90,91%)
dengan kategori (sangat tinggi), sering tepat waktu ada 3 orang (9,09%) dengan
kategori (sangat rendah).
66
3) Inisiatif Siswa Dalam Mengisi Jam Pelajaran Matematika
Ketika Guru Mata Pelajaran Mematika Berhalangan Masuk
Mengenai inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru
mata pelajaran matematika berhalangan masuk dalam hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tentang Inisiatif Siswa dalam Mengisi Jam
Pelajaran Matematika Ketika Guru Mata Pelajaran Matematika
Berhalangan Masuk
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Mempelajari mata
pelajaran matematika
Mempelajari mata
pelajaran matematika
dan juga mengerjakan
hal lain
Mengerjakan hal lain
12
7
14
36,37
21,21
42,42
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian siswa menyatakan mempelajari
mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 12 orang (36,37%)
dengan kategori (sangat rendah), mempelajari mata pelajaran matematika dan juga
mengerjakan hal lain ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan
mengerjakan hal lain ada 14 orang (42,42%) dengan kategori (sangat rendah).
b. Perhatian Siswa Dalam Belajar Matematika
Untuk mengetahui perhatian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat
dari beberapa indikator berikut:
67
1) Intensitas Perhatian Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar
Mengajar Matematika
Mengenai intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan
melalui angket yang disebarkan kepada siswa.
Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama
beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa memperhatikan
pelajaran dengan serius, ada juga bercanda dengan teman sebangkunya. Sedangkan
data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Perhatian Siswa dalam
Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu memperhatikan
Sering memperhatikan
Jarang memperhatikan
28
4
1
84,85
12,12
3,03
Sangat tinggi
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu
memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada
28 orang (84,85%) dengan kategori (sangat tinggi), sering memperhatikan ada 4
orang (12,12%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang memperhatikan ada 1
orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).
2) Durasi Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar
Mengajar Matematika
Mengenai durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar
matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
68
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tentang Durasi Perhatian Siswa Saat
Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Memperhatikan dari
awal sampai akhir
Memperhatikan
sebagian besar
penjelasan guru
Memperhatikan hanya
sebagian kecil
penjelasan guru
23
10
-
69,70
30,30
-
Sedang
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab
memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika
ada 23 orang (69,70%) dengan kategori (sedang), memperhatikan sebagian besar
penjelasan guru ada 10 orang (30,30%) dengan kategori (sangat rendah).
3) Fokus Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar
Mengajar Matematika
Mengenai fokusnya perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar
matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Tentang Fokus Perhatian Siswa Saat
Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu terfokus
Sering terfokus
Jarang terfokus
22
11
-
66,67
33,33
-
Sedang
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu
terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 22 orang (66,67%)
69
dengan kategori (sedang), sering terfokus ada 11 orang (33,33%) dengan kategori
(sangat rendah).
c. Keaktifan Siswa Dalam Belajar Matematika.
Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat
dari beberapa indikator berikut:
1) Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Latihan
Mengenai keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan dalam hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mengerjakan
Latihan
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu mengerjakan
Sering mengerjakan
Jarang mengerjakan
25
8
-
75,76
24,24
-
Tinggi
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu
mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru ada 25 orang (75,76%) dengan
kategori (tinggi), sering mengerjakan ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat
rendah).
2) Keaktifan Siswa Dalam Mencatat Materi Pelajaran
Matematika
Mengenai keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika,
penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket
yang disebarkan kepada siswa.
Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama
beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa selalu mencatat materi
70
pelajaran matematika yang diberikan guru, sedangkan data yang disebarkan melalui
angket dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mencatat
Materi Pelajaran Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu mencatat
Sering mencatat
Jarang mencatat
23
5
5
69,70
15,15
15,15
Sedang
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu
mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 23 orang (69,70%) dengan
kategori (sedang), sering mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat
rendah), dan jarang mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat rendah).
3) Keaktifan Siswa Dalam Menggunakan Kesempatan Bertanya.
Mengenai keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya, penulis
melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang
disebarkan kepada siswa.
Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama
beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum hanya terdapat beberapa siswa
yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru mata pelajaran
matematika, sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel
berikut:
71
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam
Menggunakan Kesempatan Bertanya
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu berusaha
menggunakan
Sering berusaha
menggunakan
Jarang berusaha
menggunakan
6
13
14
18,18
39,39
42,43
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu berusaha menggunakan
kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 6 orang (18,18%) dengan
kategori (sangat rendah), sering berusaha menggunakan ada 13 orang (39,39%)
dengan kategori (sangat rendah), dan jarang berusaha menggunakan ada 14 orang
(42,43%) dengan kategori (sangat rendah).
d. Kemandirian Siswa Dalam Belajar Matematika.
Untuk mengetahui kemandirian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat
dari beberapa indikator berikut:
1) Intensitas Siswa Dalam Belajar matematika di Rumah
Mengenai intensitas siswa dalam belajar matematika dirumah dalam hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Belajar
Matematika di Rumah
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu belajar dengan
jadwal yang teratur
Sering belajar
Jarang belajar
9
17
7
27,27
51,52
21,21
Sangat rendah
rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
72
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu belajar matematika
dengan jadwal yang teratur di rumah ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat
rendah), sering belajar ada 17 orang (51,52%) dengan kategori (rendah), dan jarang
belajar ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah).
2) Intensitas Siswa Dalam Mempelajari Kembali Materi
Matematika Yang Telah Diajarkan
Mengenai intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika
yang telah diajarkan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Mempelajari
Kembali Materi Matematika yang telah Diajarkan
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu mempelajari
kembali
Sering mempelajari
kembai
Jarang mempelajari
kembali
11
12
10
33,33
36,36
30,31
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali
materi matematika yang telah diajarkan ada 11 orang (33,33%) dengan kategori
(sangat rendah), sering mempelajari kembali ada 12 orang (36,36%) dengan kategori
(sangat rendah), dan jarang mempelajari ada 10 orang (30,31%) dengan kategori
(sangat rendah).
3) Intensitas Siswa Dalam Mempersiapkan Materi Yang Akan
Dipelajari
Mengenai intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari
dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
73
Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam
Mempersiapkan Materi yang akan Dipelajari
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu mempersiapkan
Sering mempersiapkan
Jarang mempersiapkan
22
9
2
66,67
27,27
6,06
Sedang
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu
mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 22 orang (66,67%) dengan kategori
(sedang), sering mempersiapkan ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat
rendah), dan jarang mempersiapkan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori (sangat
rendah).
e. Keuletan Siswa Dalam Belajar Matematika.
Untuk mengetahui keuletan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari
beberapa indikator berikut:
1) Usaha Siswa Ketika Kesulitan Memahami Materi Matematika
Yang Dipelajari
Mengenai usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang
dipelajari dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Tentang Usaha Siswa Ketika Kesulitan
Memahami Materi Matematika yang Dipelajari
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Berusaha bertanya
kepada guru
Berusaha bertanya
kepada teman
Berdiam diri dan
menunggu jawaban
bersama
25
7
1
75,76
21,21
3,03
Tinggi
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
74
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha
bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari
ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), berusaha bertanya kepada teman ada
7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan berdiam diri dan menunggu
jawaban bersama ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).
2) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Latihan atau Tugas Mata
Pelajaran Matematika
Mengenai cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran
matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan
Latihan atau Tugas Mata Pelajaran Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Berusaha mengerjakan
sendiri
Mengerjakan dengan
bertanya kepada teman
Mengerjakan dengan
melihat jawaban teman
24
8
1
72,73
24,24
3,03
Tinggi
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha
mengerjakan sendiri latihan yang diberikan oleh guru ada 24 orang (72,73%) dengan
kategori (tinggi), mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 8 orang (24,24%)
dengan kategori (sangat rendah), dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman
ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).
3) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Mata
Pelajaraan Matematika
Mengenai cara siswa dalam megerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran
matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
75
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan
Pekerjaan Rumah Mata Pelajaran Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Mengerjakan sendiri di
rumah
Mengerjakan di sekolah
dengan bertanya kepada
teman
Mengerjakan di sekolah
dengan melihat jawaban
teman
30
3
-
90,91%
9,09%
-
Tinggi
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab mengerjakan
PR sendiri di rumah yang diberikan guru ada 30 orang (90,91%) dengan kategori
(tinggi), mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 3 orang (9,09%)
dengan kategori (sangat rendah).
f. Anggapan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika.
Untuk mengetahui anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat
dilihat dari beberapa indikator berikut:
1) Anggapan Siswa Terhadap Pentingnya Mempelajari
Matematika
Mengenai anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika
dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap
Pentingnya Mempelajari Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat penting
Penting
Kurang penting
23
10
-
69,69
30,31
-
Sedang
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
76
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat
penting dalam mempelajari matematika ada 23 orang (69,69%) dengan kategori
(sedang), penting ada 10 orang (30,31%) dengan kategori (sangat rendah).
2) Anggapan Siswa Terhadap Manfaat Mempelajari Matematika
Untuk Masa Depannya
Mengenai anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk
masa depannya dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Manfaat
Mempelajari Matematika untuk Masa Depannya
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Kurang bermanfaat
25
8
-
75,76
24,24
-
tinggi
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat
bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 25 orang (75,76%)
dengan kategori (tinggi), bermanfaat ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat
rendah).
3) Anggapan Siswa Terhadap Proses Belajar Mengajar
Matematika
Mengenai anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika
dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Proses
Belajar Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat menyenangkan
Menyenangkan
Kurang menyenangkan
19
12
2
57,58
36,36
6,06
rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
77
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat
menyenangkan proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 19
orang (57,58%) dengan kategori (rendah), menyenangkan ada 12 orang (36,36%)
dengan kategori (sangat rendah), dan kurang menyenangkan ada 2 orang (6,06%)
dengan kategori (sangat rendah).
Setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap hasil angket yang
mengukur tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan cara
memberikan skor terhadap jawaban yang dipilih oleh siswa berdasarkan ketentuan
yang telah ditetapkan, maka diperoleh distribusi frekuensi skor angket siswa seperti
pada tabel berikut:
Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Skor Angket Responden
NO x f fx
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
37
39
40
44
45
46
47
48
49
50
51
52
54
2
3
1
4
1
6
1
3
2
3
2
3
2
74
117
40
176
45
276
47
144
98
150
102
156
108
JUMLAH 33 1533
78
Rata-rata skor angket siswa:
∑ fx
M =
N
= 1533
33
= 46,45
Jadi rata-rata skor angket siswa adalah 46,45 atau berada pada tingkatan
tinggi.
Apabila skor angket di atas dikelompokkan berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan sehingga diperoleh gambaran umum tingkat minat siswa kelas V terhadap
mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi tentang Minat Siswa Kelas V terhadap Mata
Pelajaran Matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin
No Rentang Skor Angket Tingkat Minat F %
1.
2.
3.
43 – 54
30 – 42
18 – 29
Tinggi
Sedang
Rendah
27
6
-
81,82
18,18
-
Jumlah 33 100
Dari tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa minat siswa kelas V
terhadap mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin sebagian
besar berada pada tingkat tinggi, yaitu dengan persentasi sebesar 81,82%
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata
pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran
2010/2011, yang meliputi:
79
a. Faktor siswa/individu
1) Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Matematika
Mengenai persepsi siswa tentang pelajaran matematika dalam hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Siswa tentang Persepsi Pelajaran Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat sulit
Cukup sulit
Kurang sulit
4
19
10
12,12
57,57
30,31
Sangat rendah
Rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi
pelajaran matematika itu sangat sulit ada 4 orang (12,12%) dengan kategori sangat
rendah, cukup sulit ada 19 orang (57,57%) dengan kategori rendah, dan kurang sulit
ada 10 orang (30,31%) dengan kategori sangat rendah.
2) Manfaat Mata Pelajaran Matematika Terhadap Cita-cita
Siswa Terhadap Jurusan Setelah Melanjutkan Ke MTS/SMP
Mengenai manfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa
terhadap jurusan setelah melanjutkan ke MTS/SMP dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Manfaat Matematika terhadap Cita-Cita
Siswa ketika Melanjutkan ke Jenjang MTs/SMP
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat bermanfaat
Cukup bermanfaat
Kurang bermanfaat
24
6
3
72,73
18,18
9,09
Tinggi
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
80
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat
bermanfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa ketika melanjutkan ke
jenjang MTS/SMP ada 24 orang (72,73%) dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat
ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bermanfaat ada 3
orang (9,09%) dengan kategori sangat rendah.
b. Faktor guru
1) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penguasaan Materi Oleh
Guru Pada Mata Pelajaran Matematika
Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penguasaan materi oleh guru pada
mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Tentang Penguasaan Materi oleh Guru pada
Mata Pelajaran Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat menguasai
Cukup menguasai
Kurang menguasai
26
7
-
78,79
21,21
-
Tinggi
Sangat rendah
-
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab guru
matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 26 orang (78,79%)
dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 7 orang (21,21%) dengan kategori
sangat rendah.
2) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penggunaan Metode yang
Digunakan Guru dalam Mengajar Matematika
Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penggunaan metode yang
digunakan guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
81
Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Metode yang Digunakan
Guru dalam Mengajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat bervariasi
Cukup bervariasi
Kurang bervariasi
16
14
3
48,48
42,42
9,1
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab penggunaan
metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika sangat bervariasi ada 16
orang (48,48%) dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 14 orang
(42,42%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bervariasi ada 3 orang (9,1%)
dengan kategori sangat rendah.
3) Persepsi Siswa tentang Sikap Guru Dalam Mengajar
Matematika Di Sekolah
Mengenai persepsi siswa tentang sikap guru dalam mengajar matematika di
sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Guru dalam Mengajar
Matematika di Sekolah
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Sangat ramah
Cukup ramah
Kurang ramah
10
20
3
30,30
60,60
9,1
Sangat rendah
Rendah
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap guru dalam
mengajar matematika di sekolah sangat ramah ada 10 orang (30,30%) dengan
kategori sangat rendah, cukup ramah ada 20 orang (60,60%) dengan kategori rendah,
dan kurang ramah ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.
82
4) Disiplin Guru Dalam Mengajar Matematika
Mengenai disiplin guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tentang Disiplin Guru dalam Mengajar
Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu tepat waktu
Cukup tepat waktu
Kurang tepat waktu
11
20
2
33,33
60,61
6,06
Sangat rendah
Sedang
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab disiplin guru dalam
mengajar matematika selalu tepat waktu ada 11 orang (33,33%) dengan kategori
sangat rendah, cukup tepat waktu ada 20 orang (60,61%) dengan kategori sedang,
dan kurang tepat waktu ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.
c. Faktor orang tua
1) Frekuensi Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa Terhadap
Belajar Matematika
Mengenai frekuensi motivasi/dorongan orang tua siswa terhadap belajar
matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Tentang Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa
Terhadap Belajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu memotivasi
Cukup memotivasi
Kurang memotivasi
12
21
36,36
63,64
-
Sangat rendah
Sedang
-
Jumlah 33 100
83
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu
memotivasi siswa terhadap belajar matematika ada 12 orang (36,36%) dengan
kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 21 orang (63,64%) dengan kategori
sedang.
2) Frekuensi Bimbingan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar
Matematika
Mengenai frekuensi bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi tentang Bimbingan Orang Tua Siswa
Terhadap Belajar Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu membimbing
Cukup membimbing
Kurang membimbing
10
20
3
30,30
60,60
9,1
Sangat rendah
Sedang
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu
membimbing siswa terhadap belajar matematika ada 10 orang (30,30%) dengan
kategori sangat rendah, cukup membimbing ada 20 orang (60,60%) dengan kategori
sedang, dan kurang membimbing ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.
Kemudian untuk mengetahui sikap atau perhatian orang tua di rumah dalam
mengatasi kesulitan anak dalam menerima pelajaran matematika dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
84
Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi tentang Sikap/Perhatian Orang Tua dalam
Mengatasi Kesulitan Anak dalam Menerima Pelajaran Matematika
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu mengatasi
Cukup mengatasi
Kurang mengatasi
6
25
2
18,18
75,76
6,06
Sangat rendah
Tinggi
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap atau perhatian
orang tua di rumah selalu mengatasi jika anak ada kesulitan dalam menerima
pelajaran matematika ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup
mengatasi ada 25 orang (75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang mengatasi ada
2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.
d. Faktor sarana dan prasarana
Berupa kelengkapan media/alat yang dimiliki siswa dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Alat Peraga
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu menggunakan
Cukup menggunakan
Kurang menggunakan
6
25
2
18,18
75,76
6,06
Sangat rendah
Tinggi
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab guru selalu
menggunakan alat peraga ketika memberikan pelajaran matematika ada 6 orang
(18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada 25 orang
(75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang menggunakan ada 2 orang (6,06%)
dengan kategori sangat rendah.
85
e. Faktor lingkungan
Yaitu suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.36. Distribusi Frekuensi tentang Suasana Sekolah Saat Pelajaran
Matematika Berlangsung
No Alternatif Jawaban F % Kategori
1.
2.
3.
Selalu mendukung
Cukup mendukung
Kurang mendukung
3
27
3
9,1
81,8
9,1
Sangat rendah
Sangat tinggi
Sangat rendah
Jumlah 33 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab suasana sekolah saat
pelajaran matematika berlangsung selalu mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan
kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 27 orang (81,8%) dengan kategori
sangat tinggi, dan kurang mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat
rendah.
C. Analisis Data.
Setelah semua data disajikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis terhadap semua data tersebut yakni data tentang minat belajar matematika
siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata
pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011.
Untuk lebih jelasnya analisis terhadap minat belajar matematika siswa dan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa tersebut akan disusun berdasarkan
penyajian data sebagai berikut:
86
2. Minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun
Bunga Banjarmasin tahun Pelajaran 2010/2011.
a. Ketekunan siswa dalam belajar matematika, meliputi:
1) Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu hadir
dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 84,85% dengan kategori
sangat tinggi, 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 12,12% dengan kategori sangat rendah,
dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 3,03% dengan kategori sangat rendah.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan
temuan lapangan melalui observasi, dukomen diperoleh data bahwa mayoritas siswa
aktif mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru. Begitu juga berdasarkan
hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa
selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika. Jadi dalam point
ini diketahui siswa selalu hadir/aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika tersebut kategori sangat tinggi 84,85%. Kehadiran siswa dalam
mengikuti pelajaran matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut
berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut hadir
maka ia akan mudah menangkap secara langsung penjelasan dari guru tentu saja
aktivitas kehadiran ini harus lahir dari keinginan siswa sendiri sehingga apabila ia
tidak hadir itu disebabkan oleh hal yang sangat mendesak baginya dan sebaliknya
apabila siswa tersebut tidak hadir maka ia akan kesulitan untuk belajar.
87
Dengan demikian kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika
sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.
2) Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu tepat
waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 90,91% dengan
kategori sangat tinggi, sering tepat waktu ada 9,09% dengan kategori sangat rendah.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketepatan waktu siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat
dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa
mayoritas siswa tepat waktu mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru,
begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan
siswa adalah selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika
90,91%. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu tepat waktu dalam mengikuti
proses belajar mengajar matematika tersebut berada pada kategori sangat tinggi.
Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat
penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu
pelajaran, karena apabila siswa tersebut tepat waktu dalam mengikuti proses belajar
mengajar matematika maka ia tidak akan ke tinggalan penjelasan yang di berikan
guru dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak tepat waktu dalam mengikuti
pelajaran matematika maka ia akan kesulitan dalam memahami pelajaran matematika
tersebut kecuali ia rajin mempelajari sendiri di rumah atau dengan bertanya kepada
teman. Dengan demikian ketepatan waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.
88
3) Inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru
mata pelajaran matematika berhalangan masuk
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa menyatakan mempelajari mata
pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 36,37% dengan kategori
sangat rendah, mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal
lain ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan hal lain ada
42,42% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran
matematika berhalangan masuk umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari
sebagian siswa yang menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan belajar yang
rajin dan tekun apabila gurunya tidak ada dan ada sebagian siswa yang
menghabiskan waktu dengan berbicara dengan teman-temannya dan ada juga yang
menghabiskan waktu untuk pergi ke kantin. Siswa yang berminat terhadap suatu
pelajaran akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, hal ini tercermin dari
aktivitas yang siswa lakukan dalam mengisi jam pelajaran yang kosong di sekolah
seperti belajar mandiri dan mengulangi pelajaran di luar jam pelajaran sekolah
(rumah). Siswa tersebut juga akan sering membicarakan materi pelajaran yang
menarik minat mereka.
b. Perhatian siswa dalam belajar matematika, meliputi:
1) Intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
matematika
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu
memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada
84,85% dengan kategori sangat tinggi, sering memperhatikan ada 12,12% dengan
89
kategori sangat rendah, dan jarang memperhatikan ada 3,03% dengan kategori sangat
rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perhatian siswa dalam belajar
matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan
lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa selalu
memperhatikan apa yang disampaikan guru matematika, begitu juga melalui angket
diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari siswa adalah selalu memperhatikan
dalam proses belajar mengajar matematika yang diajarkan guru 84,85%. Jadi dalam
poin ini diketahui bahwa siswa selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar
matematika menduduki kategori sangat tinggi. Dengan demikian perhatian itu
penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi
berikutnya dengan mudah dan juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar
matematika. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak
mengikuti pelajaran, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu.
2) Durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar
matematika
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan
memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika
ada 69,70% dengan kategori sedang, memperhatikan sebagian besar penjelasan guru
ada 30,30% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya
sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak
adalah memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar
matematika 69,70%. Jadi dalam poin ini siswa memperhatikan dari awal sampai
akhir dalam proses belajar matematika menduduki kategori sedang.
90
3) Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar
matematika
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa siswa yang perhatiannya selalu terfokus
saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 66,67% dengan kategori
sedang, sering terfokus ada 33,33% dengan kategori sangat rendah.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus perhatian siswa saat mengikuti
proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil
angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu terfokus saat
mengikuti proses belajar mengajar matematika 66,67%. Fokus perhatian siswa saat
mengikuti proses belajar mengajar matematika itu sangat penting bagi siswa untuk
menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya sangat mudah.
c. Keaktifan siswa dalam belajar matematika.
1) Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan.
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa siswa yang selalu aktif dalam
mengerjakan latihan matematika yang diberikan oleh guru ada 75,76% dengan
kategori tinggi, sering mengerjakan ada 24,24% dengan kategori sangat rendah.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan
umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi
terbanyak adalah siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika 75,76%.
Jadi dalam poin ini siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika
menduduki kategori tinggi.
2) Keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika.
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa selalu aktif dalam mencatat
materi pelajaran matematika yang diberikan ada 69,70% dengan kategori sedang,
91
sering mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mencatat ada
15,15% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika umumnya sedang,
berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, diperoleh data bahwa mayoritas
siswa aktif mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Begitu juga
berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa
adalah siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Jadi
dalam poin ini diketahui siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika tersebut
kriteria sedang 69,70%. Keaktifan siswa dalam mencatat materi matematika sangat
penting sekali untuk memudahkan siswa apabila suatu saat nanti lupa atau sebagai
bahan ulangan.
3) Keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya.
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu berusaha
menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 18,18% dengan
kategori sangat rendah, sering berusaha menggunakan ada 39,39% dengan kategori
sangat rendah, dan jarang berusaha menggunakan ada 42,43% dengan kategori
sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam
menggunakan kesempatan bertanya masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari
hasil observasi secara umum hanya terdapat sebagian siswa yang menggunakan
kesempatan bertanya yang diberikan guru mata pelajaran matematika. Begitu juga
berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa
adalah jarang berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru.
Dengan sangat rendahnya keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya
92
yang diberikan guru itu dapat diketahui minat belajar siswa. Anak yang memiliki
minat belajar yang besar ini terlihat melalui keinginan mereka untuk mengajukan
pertanyaan secara tak henti-hentinya.
d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika, meliputi:
1) Intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah.
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu belajar
matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 27,27% dengan kategori sangat
rendah, sering belajar ada 51,52% dengan kategori rendah, dan jarang belajar ada
21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah umumnya rendah, hal ini dapat
dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa sering
belajar matematika di rumah 51,52%. Jadi dalam poin ini siswa sering belajar di
rumah menduduki kategori rendah.
2) Intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang
telah diajarkan
Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali
materi matematika yang telah diajarkan ada 33,33% dengan kategori sangat rendah,
sering mempelajari kembali ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan jarang
mempelajari ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika
yang telah diajarkan umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian
siswa yang merasa sudah paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru di
sekolah, sehingga merasa tidak perlu lagi untuk mengulang kembali materi
matematika di rumah.
93
3) Intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempersiapkan materi
yang akan dipelajari ada 66,67% dengan kategori sedang, sering mempersiapkan ada
27,27% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempersiapkan ada 6,06%
dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas
siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari umumnya sedang, hal ini
dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa
selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari 66,67%. Jadi dalam poin ini siswa
selalu mempersiapkan materi yang akan diajarkan kategori sedang.
e. Keuletan siswa dalam belajar matematika, meliputi:
1) Usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang
dipelajari
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa siswa berusaha bertanya kepada guru
ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 75,76% dengan
kategori tinggi, berusaha bertanya kepada teman ada 21,21% dengan kategori sangat
rendah, dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 3,03% dengan
kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usaha siswa ketika
kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari umunya tinggi, hal ini dapat
dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa
berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika
75,76%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha bertanya kepada guru kategori tinggi.
94
2) Cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran
matematika
Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa berusaha mengerjakan sendiri
latihan atau tugas mata pelajaran matematika yang diberikan oleh guru ada 72,73%
dengan kategori tinggi, mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 24,24%
dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada
3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara
siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika umumnya
tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak
adalah siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran
matematika 72,73%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan
kategori tinggi. Minat seorang siswa terhadap pelajaran bisa dilihat dari rasa senang
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa yang memang sangat
menaruh minatnya kepada suatu tugas tertentu, maka kemungkinan ia akan lebih
banyak melakukan tugasnya dan juga akan dilakukannya dengan baik, sekalipun
dalam beberapa hal minatnya bisa menyebabkan dia bekerja di luar batas-batas
waktu yang semestinya dan kesehatannya sekaligus
3) Cara siswa dalam mengerjakan pekerjaaan rumah/PR mata pelajaran
matematika
Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa mengerjakan PR mata pelajaran
matematika sendiri di rumah yang diberikan guru ada 90,91% dengan kategori tinggi,
mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 9,09% dengan kategori
sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam
mengerjakan pekerjaan rumah/PR mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal
95
ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah
siswa mengerjakan sendiri PR mata pelajaran matematika di rumah 90,91%. Jadi
dalam poin ini siswa mengerjakan sendiri PR matematika di rumah kategori tinggi.
f. Anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika
1) Anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika
Dari table 4.21 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat penting
dalam mempelajari matematika ada 69,69% dengan kategori sedang, penting ada
30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika umumnya sedang, hal
ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah
sangat penting mempelajari matematika 69,69%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa
sangat penting mempelajari matematika kategori sedang.
2) Anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk
masa depannya
Dari table 4.22 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat
bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 75,76% dengan
kategori tinggi, bermanfaat ada 24,24% dengan kategori sangat rendah. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari
matematika untuk masa depannya umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil
angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat bermanfaat
mempelajari matematika untuk masa depannya 75,76%. Jadi dalam poin ini
anggapan siswa sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya
kategori tinggi.
96
3) Anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika
Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat
menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru
ada 57,58% dengan kategori rendah, menyenangkan ada 36,36% dengan kategori
sangat rendah, dan kurang menyenangkan ada 6,06 dengan kategori sangat rendah.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap proses
belajar mengajar matematika rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat
data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat menyenangkan terhadap proses belajar
mengajar matematika 57,58%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat
menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika kategori rendah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata
pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Ajaran
2010/2011
a. Faktor Individu
1) Persepsi siswa tentang pelajaran matematika
Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi
matematika itu sangat sulit ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, cukup sulit
ada 57,57% dengan kategori rendah dan kurang sulit ada 30,31% dengan kategori
sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari persepsi
siswa tentang pelajaran matematika masih rendah sehingga sangat perlu
ditingkatkan, karena mereka masih menganggap bahwa matematika itu bukanlah
pelajaran yang mudah tetapi pelajaran yang sulit.
97
Bagi siswa yang merasa bahwa pelajaran matematika itu sulit kemungkinan
mereka akan sangat sulit untuk menyenangi dan akan merasa malas untuk
mempelajari pelajaran matematika tersebut, begitupun sebaliknya apabila mereka
menganggap bahwa pelajaran matematika itu mudah mereka akan sangat senang
untuk mempelajarinya. Dengan demikian persepsi siswa tentang matematika juga
mempengaruhi terhadap minat belajar matematika.
2) Cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS
Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa siswa yang mengatakan mata pelajaran
matematika sangat bermanfaat ada 72,73% dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat
ada 18,18% dengan kategori sangat rendah dan kurang bermanfaat ada 9,09% dengan
kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa
terhadap manfaat pelajaran matematika mempunyai manfaat terhadap cita-cita siswa
terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS.
b. Faktor Guru
Adapun faktor guru meliputi:
1) Penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika
Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa guru matematika sangat menguasai mata
pelajaran matematika ada 78,79% dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada
21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
persepsi siswa tentang penguasaan materi oleh guru matematika umumnya tinggi,
dengan tingginya penguasaan materi, guru dengan mudah memberikan penjelasan
dengan baik dan benar sehingga siswa dengan mudah dapat memahami pelajaran
yang dijelaskan, dari sinilah akan tumbuh rasa senang dari dalam diri siswa karena ia
98
bisa memahami pelajaran yang telah dijelaskan. Tanpa adanya penguasaan materi,
guru akan sulit menjelaskan dan siswapun akan kesulitan dalam memahaminya. Jadi
penguasaan materi oleh guru juga akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa
dalam mempelajari pelajaran matematika.
2) Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar
matematika
Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa guru sangat bervariasi mengajar
matematika ada 48,48% dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 42,42%
dengan kategori sangat rendah dan kurang bervariasi ada 9,1% dengan kategori
sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang
metode yang digunakan guru adalah baik, karena guru selalu menggunakan metode
yang sangat bervariasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan
dengan guru matematika yang bersangkutan yakni guru selalu menggunakan metode
yang bervariasi karena metode mengajar yang bervariasi akan menambah
gairah/semangat siswa dalam belajar yakni dapat menghilangkan rasa bosan dalam
belajar.
3) Sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah
Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru sangat
ramah dalam mengajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat rendah,
cukup ramah ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang ramah ada 9,1%
dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi
siswa tentang sikap guru adalah baik, karena dalam mengajar matematika guru ada
yang bersikap sangat ramah, cukup ramah dan kurang ramah pada sebagian siswa.
99
Bagi guru yang ramah akan sangat mudah untuk bersosialisasi dalam proses
belajar mengajar, karena siswa akan sangat mudah dan tidak akan merasa malu dan
takut bertanya. Namun apabila guru pemarah, murid akan sangat takut dan segan
untuk bertanya, sehingga apabila dia tidak memahami dia lebih memilih diam saja,
sehingga dia tidak akan dengan mudah dapat memahami pelajaran dan selanjutnya
dia akan sulit menyenangi pelajaran tersebut. Dengan demikian sikap guru dalam
mengajar akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar matematika.
4) Disiplin guru dalam mengajar matematika
Dari tabel 31 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang guru yang selalu
tepat waktu dalam mengajar matematika ada 33,33% dengan kategori sangat rendah,
cukup tepat waktu ada 60,61% dengan kategori sedang dan kurang tepat waktu ada
6,06% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
persepsi siswa tentang disiplin guru dalam mengajar matematika umumnya sedang
yakni umumnya cukup tepat waktu.
Bagi siswa, guru adalah contoh bagi mereka, sehingga kedisiplinan guru
sangat berpengaruh terhadap siswa. Dari sinilah siswa akan ikut disiplin dalam
belajar dan diharapkan murid akan menyenangi dan mengagumi guru dalam hal
pelajaran dan selanjutnya siswa juga akan menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh
guru tersebut.
c. Faktor Orang Tua
1) Motivasi atau dorongan orang tua siswa terhadap belajar
matematika
Dari tabel 32 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian orang
tua yang selalu memotivasi anaknya dalam belajar matematika ada 36,66% dengan
kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 63,64% dengan kategori sedang.
100
Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian terhadap
belajar anak masih sedang, karena tanpa adanya perhatian dari orang sekitar yakni
orang tua, siswa akan sangat malas belajar karena tidak ada orang yang memberikan
motivasi atau dorongan untuk belajar, sehingga dengan adanya motivasi atau
dorongan dari orang tua untuk belajar matematika diharapkan bisa menumbuhkan
minat terhadap suatu pelajaran.
2) Bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika
Dari tabel 33 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang orang tua selalu
membimbing siswa dalam belajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat
rendah, cukup membimbing ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang
membimbing ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian, wajar
kalau siswa kurang berminat mempelajari matematika di rumah karena perhatian
orang tua dalam membimbing siswa terhadap belajar matematika masih sedang,
sehingga dengan adanya bimbingan dari orang tua belajar matematika diharapkan
bisa membangkitkan minat terhadap suatu pelajaran.
d. Faktor Sarana dan Prasarana
Dari tabel 34 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang faktor fasilitas
yang berhubungan dengan alat peraga yang selalu digunakan oleh guru dalam
mengajar ada 18,18% dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada
75,76% dengan kategori tinggi dan kurang menggunakan ada 6,06% dengan kategori
sangat rendah. Dalam hal ini, penggunaan alat peraga ini berdasarkan materi yang
disampaikan, apakah memang perlu memakai alat peraga atau tidak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa guru matematika cukup menggunakan alat
peraga sudah tinggi. Dengan lengkapnya alat peraga tersebut, guru akan sangat
101
mudah memberikan pelajaran dan muridpun akan mudah dalam menerima pelajaran,
sehingga apabila materi pelajaran yang diajarkan mengunakan alat-alat tersebut tidak
akan menyita/membuang-buang waktu dalam proses belajar mengajar, dan
selanjutnya dengan lengkapnya alat tulis dan buku-buku yang dimiliki siswa tersebut
diharapkan dapat menumbuhkan minat terhadap pelajaran matematika.
e. Faktor Lingkungan
Dari tabel 35 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang suasana sekolah
saat pelajaran matematika berlangsung adalah sangat mendukung ada 9,1% dengan
kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 81,8% dengan kategori sangat tinggi
dan kurang mendukung ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian
dapat diketahui persepsi siswa tentang suasana sekolah saat pelajaran sedang
berlangsung umumnya cukup mendukung, kemungkinan pada saat pelajaran
matematika berlangsung ada siswa pada kelas lain ribut, seperti tidak adanya guru
mengajar. Ketenangan suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar, karena dengan suasana yang tenang akan memudahkan antara guru dan
murid melakukan interaksi, sebaliknya apabila suasana sekolah sangat bising dan
ribut akan sangat menggangu proses belajar mengajar, guru akan sulit memberikan
penjelasan dan murid pun tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Dari sini suasana sekolah akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar
dan selanjutnya akan sangat sulit menumbuhkan minat terhadap suatu mata
pelajaran. Murid tidak akan bisa menyenangi pelajaran apabila pelajaran tersebut
tidak bisa dipahami dan dimengerti.