262
BAB IV KONDISI OBJEKTIF IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PRODI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG A. KONDISI OBJEKTD7 KURIKULUM PRODI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS (BSI) FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA (FAH) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI (SGD) BANDUNG Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama Republik Indonesia tanggal 22 Mei 1998 Nomor: E/114/1998 (SK awal), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung, mulai tahun akademik 1998/1999 membuka jurusan/program studi umum di lingkungan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung seperti Ilmu Hukum, Jurnalistik, Hubungan Masyarakat (Humas), Psikologi, MIPA, Teknik Informatika, Sosiologi, dan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI). Pembukaan program studi-program studi tersebut selain mendapatkan ijin operasional dari Dirjen Binbaga Islam, juga dalam beberapa tahun kemudian mendapat ijin operasional dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional. Untuk program studi BSI, ijin operasional diberikan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional tertanggal 27 September 2004 No: 3829/D/T/2004. Selain itu, operasionalisasi prodi BSI juga mendapat SK Dirjen Kelembagaan Agama Islam No: DJ.II/385/2004 (SK kedua) tertanggal 21 Nopember 2004. Dengan demikian, maka keberadaan program studi ini semakin kuat dasar hukumnya untuk dioperasionalisasikan. Program studi-program studi tersebut masuk dalam fakultas berbeda walau akhirnya ada yang melepaskan diri menjadi fakultas, seperti prodi psikologi yang ada di Fakultas Tarbiyah kemudian menjadi

bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

  • Upload
    lenga

  • View
    239

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

BAB IV

KONDISI OBJEKTIF IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PRODI BAHASA DAN

SASTRA INGGRIS DI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

A . K O N D I S I OBJEKTD7 K U R I K U L U M P R O D I B A H A S A D A N S A S T R A I N G G R I S (BSI) F A K U L T A S A D A B D A N H U M A N I O R A (FAH) U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I (UIN) S U N A N G U N U N G D J A T I (SGD) B A N D U N G

Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama

Republik Indonesia tanggal 22 Mei 1998 Nomor: E/114/1998 (SK awal), Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung, mulai tahun akademik

1998/1999 membuka jurusan/program studi umum di lingkungan IAIN Sunan

Gunung Djati Bandung seperti Ilmu Hukum, Jurnalistik, Hubungan Masyarakat

(Humas), Psikologi, MIPA, Teknik Informatika, Sosiologi, dan Bahasa dan Sastra

Inggris (BSI).

Pembukaan program studi-program studi tersebut selain mendapatkan ijin

operasional dari Dirjen Binbaga Islam, juga dalam beberapa tahun kemudian

mendapat ijin operasional dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen

Pendidikan Nasional. Untuk program studi BSI, ijin operasional diberikan Dirjen

Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional tertanggal 27 September

2004 No: 3829/D/T/2004. Selain itu, operasionalisasi prodi BSI juga mendapat SK

Dirjen Kelembagaan Agama Islam No: DJ.II/385/2004 (SK kedua) tertanggal 21

Nopember 2004. Dengan demikian, maka keberadaan program studi ini semakin kuat

dasar hukumnya untuk dioperasionalisasikan. Program studi-program studi tersebut

masuk dalam fakultas berbeda walau akhirnya ada yang melepaskan diri menjadi

fakultas, seperti prodi psikologi yang ada di Fakultas Tarbiyah kemudian menjadi

Page 2: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan
Page 3: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Fakultas Psikologi. Untuk program studi BSI sendiri, masuk pada Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

1. Disain Kurikulum Prodi BSI UIN SGD Bandung

Disain kurikulum yang digunakan pada prodi BSI Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung berdasarkan dokumentasi yang

dikeluarkan oleh UIN SGD, khususnya yang terkait dengan dokumen-dokumen

kurikulum dan pendukungnya, yang mengacu kepada anjuran Direktur Perguruan

Tinggi Agama Islam Departemen Agama melalui surat No. Dj.II/

Dt.II.HI/P.009/AZ/328/02, Kepmen Agama No.353 Tahun 2004 tentang

pemberlakuan KBK, dan Keputusan Dirjen Binbaga Islam Nomor: Dj.11/114/2005

tentang kebijakan akademik dan kelembagaan tentang Kurikulum Berbasis

Kompetensi PTAI, maka kebijakan disain kurikulum yang digunakan dan

dikembangkan di semua lembaga pendidikan yang ada dalam payung Departemen

Agama termasuk PTAI menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),

termasuk prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati

Bandung. Hasil studi dokumentasi tentang disain kurikulum prodi BSI Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang digali dari panduan

akademik Fakultas Adab dan Humaniora tahun 2006 menggambarkan sosok disain

kurikulum prodi BSI sebagai berikut:

a) Profil Prodi BSI:

Jurusan BSI UIN Sunan Gunung Djati Bandung berdiri tahun 1998 dan

merupakan jurusan wider mandate. Jurusan ini mengembangkan diri dalam

bidang keahlian bahasa dan sastra Inggris dengan memiliki nilai tambah pada

181

Page 4: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

aspek-aspek ilmu keagamaan. Jurusan ini memiliki dua kompetensi, yakni bidang

linguistik dan sastra.

Tujuan dibentuknya jurusan BS1 adalah menciptakan Sarjana Sastra yang

profesional, kompetitif, dan memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi, dan

berakhlaqul karimah.

b) Gelar: Lulusan jurusan BSI ini bergelar Sarjana Sastra (S.S).

c) Beban Sudi yang harus Diselesaikan:

Jumlah beban studi yang harus diselesaikan sebanyak 160 SKS dengan rincian: a)

Mata Kuliah Kompetensi Dasar (kurikulum nasional, institusi, fakultas) sebanyak

24 SKS (15,3%); b) Mata Kuliah Kompetensi Utama (mata kuliah prodi)

sebanyak 112 SKS (70%); c) Mata Kuliah Kompetensi Pendukung sebanyak 20

SKS (12,5%); dan d) Mata Kuliah Kompetensi Lainnya sebanyak 4 SKS (2,5%).

d) Sebaran Mata Kuliah:

Mata kuliah-mata kuliah yang jumlahnya terdiri atas 160 SKS disebarkan dalam

8 semester dengan rincian: semester 1 sebanyak 24 SKS, semester 2 sebanyak 24

SKS, semester 3 sebanyak 24 SKS; semester 4 sebanyak 24 SKS; semester 5

sebanyak 22 SKS; semester 6 sebanyak 16 SKS; semester 7 sebanyak 16 SKS;

dan semester 8 sebanyak 10 SKS.

e) Deskripsi Mata Kuliah:

Mata kuliah-mata kuliah yang jumlahnya terdiri atas 160 SKS tersebut

dideskripsikan garis besarnya. Selain itu juga ada yang diikuti dengan setiap

pokok bahasan yang bisa dikatakan silabus, tapi tidak utuh karena hanya terdiri

atas deskripsi mata kuliah, materi pokok, dan buku rujukan saja, bahkan ada yang

hanya deskripsinya saja.

182

Page 5: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Berdasarkan data di atas, jelas menunjukkan bahwa sosok kurikulum prodi

BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung tidak utuh.

Ketidakutuhan tersebut sangat terlihat dari tidak dicantumkannya visi dan misi prodi

tersebut.

Visi dan misi sama sekali tidak disinggung, padahal ini sangat sensitif dan

urgen karena kemana prodi ini akan dibawa akan tergambarkan dari ke dua hal

tersebut. Seharusnya ketika prodi didirikan, dirumuskan terlebih dahulu visi dan

misinya. Ini sangat mendasar karena visi dan misi menggambarkan kemana prodi itu

akan dibawa serta bagaimana kualitas output-nya. Visi merupakan cita-cita luhur dan

operasionalisasi dari visi itu adalah misi. Ketidakadaan visi dan misi tersebut

menggambarkan ketidakjelasan arah prodi tersebut.

Selain itu, komponen kurikulum yang terdiri atas: tujuan, isi/materi,

media/metode pembelajaran, dan evaluasi yang seharusnya utuh, hanya tercantum

tujuan dan isi saja, sedangkan komponen media/metode pembelajaran dan evaluasi

sama sekali tidak disinggung. Tidak disinggungnya komponen media/metode

pembelajaran dan evaluasi bisa saja disebabkan oleh ketidaktahuan pengelola dan

dosen dalam hal kurikulum, atau interpretasi mereka yang dimaksud dengan

kurikulum itu adalah kumpulan mata kuliah saja (micro-curriculum).

Tujuan hanya tersirat pada tujuan didirikannya prodi BSI saja, dan jurusan ini

memiliki dua kompetensi, yakni bidang linguistik dan sastra. Hai ini

menggambarkan ketidakpahaman terhadap fokus dan wilayah kajian BSI sebab

wilayah kajian BSI itu terdiri atas: language courses {language skills dan language

aspects), linguistic courses (micro linguistic dan macro linguistic), literature courses

(history, works, dan critiques), bukan hanya pada bidang linguistik dan sastra

183

Page 6: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

semata. Bahkan penguasaan terhadap language courses {language skills dan

kmguage aspects) jauh lebih marketable dari pada Hnguistic courses {micro

linguistic dan macro Hnguistic), literature courses (history, works, dan critiques)

karena aspek bahasa yang terdiri atas keterampilan bahasa (listening, speaking

reading, dan writing) dan aspek-aspek bahasa (pronunciation, grammar, dan

vocabulary) banyak dicari pengguna, yakni skillfulperson dalam bahasa Inggris.

Komponen kurikulum yang ada hanya terdiri atas tujuan dan isi saja, itupun

tidak utuh karena tujuan seharusnya menggambarkan standar kompetensi lulusan,

rumusan kompetensi, dan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga akan

terpotret kompetensi apa yang diharapkan dicapai mahasiswa ba'da mata kuliah

disajikan atau ba'da lulus dari prodi ini. Ketidakjelasan dari komponen tujuan saja

menggambarkan ketidakjelasan arah kemana prodi ini akan dibawa sebab hal

tersebut akan berdampak banyak kepada perumusan substansi kajiannya yang

merupakan bumbu untuk memproduk output yang berkualitas.

Ketidakjelasan komponen tujuan justru langsung mempengaruhi kepada

isi/materinya, sebab yang seharusnya dirumuskan terlebih dahulu adalah substansi

kajian sebagai interpretasi dari tujuan tersebut. Hal ini dilakukan agar tujuan tersebut

secara jelas bisa diinterpretasikan kepada substansi kajian yang tidak mungkin akan

tumpang tindih substansi yang satu dengan yang lainnya. Tujuan tersebut akan

tercapai dengan baik apabila rumusannya jelas sehingga nantinya perumusan

substansi kajiannya tidak keluar dari rumusan tujuan tersebut.

Dari aspek isi/materi, hanya menggambarkan deskripsi mata kuliah, materi

pokok (walaupun tidak semua), dan buku rujukan (walaupun tidak semua). Tujuan

mata kuliah sama sekali tidak tersirat, padahal ini penting karena kompetensi apa

184

Page 7: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

yang semestinya mahasiswa capai ba'da perkuliahan selesai selama satu semester,

sama sekali tidak terbersit. ini menggambarkan bahwa ketidakjelasan tujuan dan

gambaran mata kuliah yang disajikan merefleksikan ketidakjelasan arah prodi. Dari

semua gambaran di atas mengindikasikan bahwa kurikulum diterjemahkam hanya

sekumpulan mata kuliah semata (micro curriculum).

Media/metode pembelajaran dan sistem evaluasi sama sekali tidak

disinggung, padahal kedua komponen itu merupakan komponen yang tidak kalah

pentingnya dalam kurikulum karena merupakan komonen-komponen yang secara

langsung berhubungan erat dalam rangka menciptakan output yang handal. Kedua

aspek ini merupakan komponen kurikulum yang sangat penting karena bagaimana

suatu materi itu disampaikan dan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dari

mahasiswa, menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai

dengan materi tersebut. Sistem evaluasinyapun sama sekali tidak tercantum, padahal

untuk melihat ketercapaian kompetensi mahasiswa menggunakan evaluasi. Evaluasi

sangat penting untuk menakar kompetensi mahasiswa dalam semua ranah, baik

kognitif, psikomotor, maupun afektif secara utuh. Evaluasi bukan hanya pada tataran

evaluasi hasil yang dewasa ini dilakukan oleh para dosen prodi BSI, yakni evaluasi

hasil (UTS dan UAS), akan tetapi digunakan evaluasi proses, sehingga semua

aktivitas mahasiswa betul-betul teramati dan terpotret.

2. Implementasi Kurikulum Prodi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung

Deskripsi tentang kondisi objektif implementasi kurikulum program studi

BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung akan dilihat dari

185

Page 8: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

struktur kurikulum yang berlaku, kualifikasi dosen yang mengajarnya, dan

implementasi kurikulum.

a. Struktur Kurikulum Program Studi BSI

Kurikulum UIN pada umumnya, dan kurikulum program studi BSI pada

khususnya mengacu pada Kepmendiknas Nomor 045 tahun 2000 yang

mengelompokkan mata kuliah atas lima kelompok yaitu:

1) MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)

a. MPK inti adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk

mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan

mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan. Hal ini disajikan dalam kurikulum setiap program

studi/kelompok program studi terdiri dari Pendidikan Pancasila, Agama, dan

Kewarganegaraan.

b. MPK institusional terdiri atas mata kuliah yang relevan dengan tujuan

pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan

MPK inti, yang termasuk didalamnya bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu

Budaya Dasar, Filsafat Ilmu, Olah raga dan sebagainya.

2) MKK (Mata Kuliah Keterampilan dan Keilmuan)

a. MKK inti adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang dirujukkan

terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan

tertentu.

186

Page 9: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b. MKK institusional terdiri atas mata kuliah yang relevan untuk memperkuat

penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar

keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program sludi

bersangkutan.

3) MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya)

a. MKB inti adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan

menghasilakn tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan

keterampilan yang dikuasai

b. MKB Institusional terdiri atas mata kuliah yang relevan, bertujuan untuk

memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetitif serta

komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan

4) MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya)

a. MPB inti adalah kelompok mata kuliah yang bertujuan utnuk membentuk

sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam bekarya menurut tingkat

keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

b. MPB institusional terdiri atas mata kuliah yang relevan dengan tujuan untuk

memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi.

5) MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat)

a. MBB inti adalah kelompok bahan kajian dan mata kuliah yang diperlukan

seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai

dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

187

Page 10: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b. MBB intistusional terdiri atas mata kuliah yang relevan dengan upaya

pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam berkehidupan di

masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak

kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

Untuk mengelompokan mata kuliah-mata kuliah ke dalam rumpun seperti di

atas, UIN SGD Bandung ternyata terdapat kesulitan yang sangat berarti karena

nampaknya terdapat banyak mata kuliah yang bisa masuk ke dalam lebih dari dua

rumpun mata kuliah. Oleh karenanya tanpa diinstruksikan oleh UIN SGD Bandung,

para pengelola prodi untuk sementara kembali ke pengelompokan semula yakni

rumpun Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Kemampuan Dasar (MKDK), dan

Mata Kuliah Keahlian (MKK).

Baru pada tahun 2005, struktur kurikulum program studi mengalami

perubahan. Format KBK dirumuskan oleh universitas dan para fakultas merumuskan

KBK berdasarkan format universitas. Berdasarkan keputusan Dekan Fakultas Adab

Nomor: In.02/FA/PP.00.9/28/2005 merujuk kepada Kepmen Agama No: 353 tahun

2005 dan Surat Keputusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor:

Dj.II/114/2005 tentang kebijakan akademik dan kelembagaan tentang kurikulum

berbasis kompetensi PTAI, maka struktur kurikulum prodi BSI terdiri atas empat

kelompok mata yaitu Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD), Mata Kuliah

Kompetensi Utama (MKKU), Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP), dan

Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL). Untuk lebih jelasnya hal tersebut bisa

dilihat pada tabel berikut ini:

188

Page 11: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Mata Kuliah Program Studi BSI

No Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD) SKS 1 Al-Quran/Ilmu Tafsir 2 2 Hadits/IImu Hadits 2 3 Ilmu Fiqh 2 4 Ilmu Tauhid/Aqidah 2 5 Akhlak/Tasawuf 2 6 Sejarah Peradaban Islam 2

7 IAD/ISD/IBD 2

8 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 9 Bahasa Indonesia 2 10 Bahasa Inggris 2 11 Bahasa Arab 4

Jumlah 24 Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU)

1 Writing 10 2 Speaking 10 3 Listening 10 4 Reading 10 5 Grammar 8 6 Introduction to Linguistics 2 7 Introduction to Literary Analysis 2 8 Introduction to English History 2 9 Survey of English Literature 2 10 Survey of American Literature 2 11 Survey of Modern British Literature 2

12 Phonology 2 13 Morphology 2 14 Syntax 2

15 Semiotics 2 16 Prose 8 17 Critical Theory 4 18 History of Literature in Islamic World 2 19 Psycholinguistics 2

20 Sociolinguistics 2 21 Modern Linguistics 2

22 Drama 4

23 Poetry 4

24 Research Method of Linguistics and Literature 2

25 Filsafat Bahasa 2

26 Praktek Profesi 2

27 Ujian Komprehensif 2

28 Skripsi 6

Jumlah 112

189

Page 12: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP) 1 Dirasah Islamiyah 2 2 Manusia dan Kebudayaan Indonesia 2 3 Bahasa dan Sastra Indonesia 2 4 Cross Cultural Understanding 2 5 Translation: Indonesia-English 4 6 Translation: English-Indonesia 2 7 Text Analysis Lexical & Grammatical 2 8 Semantics 2

Jumlah 18 Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL)

1 Dasar-dasar Filsafat 2 2 Pengantar Penelitian Kebudayaan 2 3 Praktek Ibadah 0 4 Praktek Tilawah 0 5 KKN 2

Jumlah 6

Rekapitulasi mata kuliah sebagimana tertera di atas terdiri atas: Kompetensi

Dasar 24 SKS (15,33%), Kompetensi Utama 112 SKS (70,00%), Kompetensi

Pendukung 20 SKS (12,50%), dan Kompetensi lainnya 4 SKS (2,50%).

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa jumlah beban SKS yang diemban oleh

mahasiswa untuk menyelesaikan program Strata Satu (SI) adalah 160 SKS, dan ini

merupakan jumlah maksimal SKS yang diputuskan DIKTI dimana untuk program SI

jumlah beban SKS-nya berkisar antara 144-160 SKS. Selain itu, paparan struktur

mata kuliah di atas sama sekali tidak mencantumkan kode mata kuliah, padahal hal

tersebut sangat penting selain penciri/kode mata kuliah, juga menggambarkan

karakteristik dari setiap rumpun mata kuliah dan menunjukkan tingkat kesulitan dari

masing-masing mata kuliah. Ketidakadaan kode pada setiap mata kuliah tersebut

mungkin saja dianggap kurang perlu atau belum paham tentang penggunaan dan arti

dari kodifikasi mata kuliah tersebut. Pengkodean mata kuliah tersebut sebenarnya

bukan hanya semata-mata pengkodean rumpun mata kuliah saja, tetapi juga punya

190

Page 13: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

tingkat kesulitan dari setiap mata kuliah itu.

arti yang lebih jauh, yakni menjadi penciri khas mata kuliah serta mefig;

Selain itu, data di atas menunjukkan bahwa mata kuliah-mata kulianyaTEg"

tergabung dalam rumpun mata kuliah kompetensi utama terlihat tidak

menggambarkan kompetensi utama karena kompetensi utama prodi BSI terdiri atas

sub kompetensi-sub kompetensi yang terdiri atas language cources (language skills

dan language aspects), linguistics courses (micro and macro linguistics), dan

literature courses (history, work, and critics). Sedangkan merujuk pada data di atas

terdapat pula mata kuliah-mata kuliah seperti: Research Method of Linguistics and

Literature, Filsafat Bahasa, Praktek Profesi, Ujian Komprehensif, dan Skripsi yang

masuk dalam rumpun kompetensi utama, padahal secara keilmuan bukan termasuk

ke dalam wilayah kajian BSI seperti yang telah dipaparkan di atas. Sedangkan mata

kuliah semantics, anehnya masuk ke dalam rumpun mata kuliah kompetensi

pendukung, padahal mata kuliah tersebut merupakan bagian dari wilayah kajian

linguistik yang tergolong ke dalam microlinguistic. Ini memperlihatkan bahwa:

pertama, pengelola prodi BSI kurang memahami fokus atau wilayah kajian BSI itu

sendiri; dan ke dua, kurang memahaminya definisi dan kriteria rumpun mata kuliah

kompetensi dasar, utama, pendukung, dan lainnya.

Untuk melihat lebih jelas tentang proporsi jumlah SKS prodi BSI pada

masing-masing rumpun mata kuliah kompetensi dapat digambarkan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

191

Page 14: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KELOMPOK MATAKULIAH PROGRAM STUDI BSI UIN SGD BANDUNG

E 3

40

20 0 ^ — L : L..fjlr^l — : ,: -:;„?,.^ 1 HAJJ—, tt::r.r,T:T,T=3

Kompetens i Kompetensi Kompetens i Kompetensi D a s a r Utama Pendukung Lainnya

Kelompok Mata kuliah

Grafik 4.1 Kelompok Mata Kuliah Program Studi BSI FAH UIN SGD Bandung

Bila melihat selintas tentang dokumen kurikulum terutama dari struktur mata

kuliah, kelihatannya kurikulum di prodi tersebut dikembangkan mengikuti aturan-

aturan sebagaimana yang telah ditetapkan pada level universitas (UIN). Akan tetapi

bila diteliti secara mendalam ternyata kurikulum tersebut tidak utuh sebagai suatu

kurikulum yang dikembangkan dengan berbasiskan kompetensi lulusan.

Dari rumusan standar kompetensi lulusan misalnya, rumusan kompetensi

lulusan sepertinya tidak dikaji berdasarkan analisis kebutuhan yang digali dari

berbagai khalayak sasaran. Rumusan kompetensi kelihatannya hanya dirumuskan

diantara para pengelola dengan tidak melibatkan kebutuhan lulusan itu sendiri, para

pengguna di lapangan, dan para stakeholders lainnya yang berkepentingan dengan

lulusan program studi ini. Rumusan standar kompetensi lulusan juga tidak

mencerminkan misi yang spesifik sebagai suatu perguruan tinggi yang

192

Page 15: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dikembangkan dengan ruh Islam. Rumusan standar kompetensi lulusan program

studi ini tidak memiliki kekhasan yang membedakannya dengan program studi-

program studi sejenis lainnya yang ada di perguruang tinggi lain.

Setelah standar kompetensi lulusan dirumuskan, seharusnya disertai dengan

rumusan kompetensi rinciannya berupa rumusan kompetensi dasar, kompetensi

utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. Ternyata rumusan keempat

kompetensi tersebut dalam kurikulum program studi BSI tidak ditemukan, walaupun

bila mengkaji struktur kurikulum yang dikembangkan, keempat kelompok mata

kuliah dari keempat kompetensi tersebut memang ada. Ketidakadaan keempat

kompetensi tersebut menjadikan kurikulum yang dikembangkan oleh prodi ini tidak

utuh, artinya ada komponen yang hilang pada kurikulum tersebut dan menyebabkan

mata kuliah-mata kuliah yang dikembangkan tidak sesuai dengan standar kompetensi

lulusan, atau setidaknya tidak jelas dukungannya pada standar kompetensi lulusan

yang ingin dicapai. Dugaan sementara adalah struktur kurikulum dan rumpun mata

kuliah-mata kuliah itu tidak dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan

yang ingin dicapai, akan tetapi hanya dikelompokkan dan diselaraskan dengan nama

keempat rumpun mata kuliah sebagaimana yang telah ditentukan.

b. Kualifikasi Dosen

Dosen yang mengajar pada program studi BSI UIN Sunan Gunung Djati

Bandung sebanyak 28 orang. Mereka terdiri atas 20 dosen yang berlatar belakang

pendidikan Bahasa/Sastra Inggris dan 8 orang berasal dari non bahasa Inggris.

Dosen-dosen pemegang mata kuliah kejurusanan di program studi BSI UIN Sunan

Gunung Djati Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

193

Page 16: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.2 Dosen Pemegang Mata Kuliah Keju rusa nan

Pada Prodi BSI FAH UIN SGD Bandung

N o N a m a Dosen Gol Pendidikan

Terakhir

M a t a Kul iah Y a n g

D i a m p u

1 Drs. Agus Salim Mansyur, M.Pd

IV/b SI Pendidikan Bahasa Inggris IAN SGD Bandung, S2 Pendidikan Bahasa Inggris dan sedang S3 Kurikulum UPI Bandung

- Writing - Sociolinguistics - Psycholingustics

2 Drs. A. Hanan. EF. M.Ag. IV/a SI Pendidikan Bahasa inggris IAIN SyarifhidayatuIIah Jakarta, S2 Studi Masyarakat Islam IAIN SGD Bandung

- Reading - Structure

3 Drs. Irman Nurhafitudin Ill/d 51 Bahasa Inggris IAIN SGD Bandung, sedang menyelesaikan Program 52 Linguistik di UPI Bandung

- Introduction to Linguistics

- Syntax - Grammar

4 Dra. Dewi Kustanti, M.Pd. IIl/c SI Bahasa Inggris IA[N SGD Bandung, S2 PU UPI, dan sedang S3 PU UPI Bandung

- Reading - Grammar

5 Drs. Heri Juhari, M.Pd. UI/d SI Bahasa Inggris IAIN SGD Bandung, S2 UPI Bandung Konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia

- Grammar - Reading

6 Sholehuddin Kafrawi, MA., Ph.D.

III/c S3 di State University of New York, Binghamton, Qur'anic Interpretation

- Translating - Interpreting

7 Otong Setiawan Djauhari, S.Pd. M.Pd.

II l/b St dan S2 Pendidikan Bahasa Inggris UPI Bandung

- Semantics - Syntax - Language skills

8 Dra. Deuis Sugaryamah, M.Pd.

III/D SI dan S2 Pendidikan Bahasa Inggris UPI Bandung

- Speaking - Translation - Interpreting

9 Dian Nurochman, SS. III/a SI BSI UIN Bandung - Sociolinguistics - Introduction to

Literature 10 Lili Awaluddin, SS. Dosen

Honorer SI Sastra Inggris UNPAD

- Drama - Survey of Literature - Critical Theory - Seminar on Literanire

11 Dani Purwanto, S.S Dosen Honorer

SI Sastra Inggris UNPAD

- Survey of British Literature

194

Page 17: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

N o N a m a Dosen Gol Pendidikan Terakhir

M a t a Kuliah Y a n g

D i a m p u

- Survey of American Literature

- Poetry - Drama

12 Dedì Sulaeman, SS., M. Hum.

Dosen Honorer

SI Sastra Inggris BSI UIN Bdg, S2 Linguistik UPI Bandung

- Semantics - Morphology - Phonology - Syntax

13 Pepi Siti Paturochmah, M.Pd.

Dosen Honorer

SI Sastra Inggris UNPAD, S2 Pendidikan Bahasa Inggris UPI

- Prose - Poetry - Speaking - Introduction to

Literature 14 Subarkah, SS. Dosen

Honorer SI BSI UIN Bandung - Writing

- Critical Theory 15 Pepen Priawan, SS. Dosen

Honorer SI BSI UIN Bandung -Prose

-Poetry -Writing

16 Uday Permanaluddin, SS. Dosen Honorer

SI BSI UIN Bandung - Reading - Grammar

17 Hasby Assiddiq, SS. Dosen Honorer

SI BSI UIN Bandung - Writing - Prose -Poetry

18 Nurcholis, SS. Dosen Honorer

SI BSI UIN Bandung - Writing - Phonology - Morphology

19 Drs. Cucu Rukandana Dosen Honorer

SI Pendidikan Bahasa Inggris IAN SGD Bandung,

- Listening - Speaking

20 Dr. Enlis Sutisna, M.Pd. Dosen Honorer

S2 Pendidikan Bahasa Inggris, S3 Pengembangan Kurikulum UPI Bandung

- Listening - Grammar

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dosen yang memegang mata

kuliah kejurusanan terdiri atas 20 orang yang terdiri atas 9 orang yang sudah

definitif (PNS) sebagai dosen prodi BSI, dan sisanya 11 orang masih sebagai dosen

honorer. Kalau melihat data tersebut maka secara kuantitas bisa dikatagorikan sudah

cukup, namun dilihat dari status dan kualifikasinya masih kurang, artinya mereka

yang sudah definitif baru 9 orang, itupun semuanya berlatar belakang keilmuan

applied linguistics saja, sedangkan mereka yang mengajar mata kuliah-mata kuliah

195

Page 18: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

yang tergabung dalam keilmuan pure linguistics dan sastra masih dosen honorer

statusnya. Padahal kalau dilihat dari latar belakang pendidikan/kualifikasinya, para

dosen honorer tersebut sangat dibutuhkan sekali karena memegang mata kuliah

linguistik dan sastra Inggris, baik itu pure Ungistics, applied linguistics, atau English

literature. Selain itu, tingkat pendidikan dosenpun dianggap kurang memadai,

apalagi kalau mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) dimana untuk

mengajar pada jenjang strata satu (S-l) harus berpendidikan minimal strata dua (S-2)

pada bidang yang sama atau linier dengan pendidikan Sl-nya. Tetapi kenyataan

yang terjadi adalah sebagian besar dari mereka berpendidikan strata satu, dan

kalaupun mereka berpendidikan strata dua (S2) disiplin ilmunya tidak relevan

dengan kebutuhan program studi. Permasalahan lain yang sangat krusial adalah

ketika penerimaan CPNS untuk formasi dosen selalu berpendidikan strata satu. Fakta

ini sangat penting karena posisi dosen sangat mendasar dalam implementasi

kurikulum karena dia bukan hanya sebagai implementer kurikulum, tetapi juga

sebagai adapter, developer, dan bahkan sebagai researcher. Artinya sehebat apapun

kurikulum dirancang nampaknya akan kurang berhasil mencapai tujuan bila

dosennya tidak kompeten.

Di samping dosen yang memegang mata kuliah-mata kuliah kejurusanan,

terdapat pula dosen pemegang mata kuliah non-kejurusanan. Mereka terdiri atas 8

orang yang memegang mata kuliah khas ke-UIN-an seperti filsafat Islam, Sejarah

Peradaban Islam, Qur'an/Hadits, Akhlak-Tasawuf, Fiqh/Ushul Fiqh, Bahasa Arab,

dan Tauhid/Ilmu Kalam; serta mata kuliah-mata kuliah umum (nasional) seperti

Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, IAD, dan ISD/IBD. Untuk lebih

196

Page 19: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

jelasnya tentang dosen pemegang mata kuliah non-kejurusanan BSI bisa dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Dosen Pemegang Mata Kuliah

Non-Kejurusanan Pada Prodi BSI

No Nama Dosen Gol Pendidikan

Terakhir

Mata Kuliah Yang Diampu

I Prof. DR. H. Hidayat, MA.

IV/b S3 IAIN Syarifiiidayatullah Jakarta

- Sejarah peradaban Islam - Metodologi Studi Islam - Pengantar Penelitian

Kebudayaan - Dasar-dasar Filsafat

dan Metode Penelitian 2 DR. H. Nurwadjah

Ahmad, EQ. M.A IV/c S3 IAIN

SyarifhidayatuHah Jakarta

- Qur'an/Hadits - Fiqh/Ushul Fiqh

3 Drs. H. Ahmad Syihabuddin, M.A.

IV/b S 2 Khourtum Universiry, Sudan dan sedang menyelesaikan disertasi dari University of Kairo, Mesir

- Bahasa Arab - Sastra Islam

4 Drs. H. Syafe'i, MA. IV/a 51 Pendidikan Bahasa Arab UPI Bandung dan 52 Bahasa Arab UIN SyarifhidayatuHah Jakarta

- Bahasa Arab - Tauhid/Ilmu Kalam - Akhlak Tasawuf

5 Dadan Rusmana, M.Ag. UI/d 51 Jur. Tafsir UIN Bdg, 52 Pemikiran UIN Jakarta

- Tafsir - Qur'an/Hadits - Sejarah Peradaban Islam

6 Drs. Yuyun Nurul'aen, M.Si.

Ill/d SI IAIN S y ari fh i day atu 1! ah Jakarta, sedang mengikuti program S2 di UNPAD Jurusan Sosiologi

-Ilmu Sosial Dasar -Manusia dan Kebudayaan - Pancasila - Pend. Kewarganegaraan

7 Drs. Asep Jihad III/d 51 Matematika IAIN SGD Bandung, sedang 52 Bidang Matematika di UPI Bandung

- IAD

8 Drs. Mahi. M. Hikmat, M.Si.

Dosen Honorer

SI Sastra Indonesia Unpad, S2 Komunikasi Unpad, sedang S3 Komunikasi Unpad

- Bahasa Indonesia - Jurnalistik

197

Page 20: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Berdasarkan formasi dosen di atas, menunjukkan bahwa implementasi

kurikulum kelihatannya memisahkan antara mata kuliah-mata kuliah kejurusanan

(language skills, language aspects, linguistics, dan literature) dengan mata kuliah-

mata kuliah non kejurusanan yakni yang berasal dari mata kuliah institut dan mata

kuliah nasional (Depag dan Diknas). Dengan melihat dan mengkaji hal tersebut,

maka nampaknya ada sekularisasi antara mata kuliah kejurusanan dengan non-

kejurusanan terutama mata kuliah-mata kuliah agama. Fakta ini menjadi penting

untuk diperhatikan karena dalam pengembangan kurikulum dapat saja terintegrasi,

artinya materi yang berkenaan dengan ke-UIN-an terintegrasi materinya ketika

mengajarkan tentang materi kejurusanan.

c. Kondisi Objektif Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

implementasi kurikulum dalam arti sempit, yakni proses penyelenggaraan kurikulum

di kelas atau dalam arti sebagai proses pembelajaran. Untuk menakar tingkat

kepuasan implementasi kurikulum yang terjadi di prodi BSI, dapat dijelaskan melalui

paparan hasil penelitian awal yang melibatkan mahasiswa, dosen, pengelola, dan

alumni berikut ini:

1. Pandangan Mahasiswa Terhadap Implementasi Kurikulum

Pandangan mahasiswa terhadap implementasi kurikulum prodi BSI Fakultas

Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung dimana mahasiswa yang dimintai

pendapatnya sebanyak 83 orang yang dipilih secara acak, dari mahasiswa semester 5

ke atas. Pendapat mahasiswa tentang implementasi pembelajaran yang saat ini

dilaksanakan di program studi BSI digambarkan sebagai berikut: fasilitas

198

Page 21: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

pembelajaran dianggap kurang memadai ( 7 5 . 3 2 % ) , kualifikasi Dosen dinyatakan

cukup memadai ( 5 7 . 2 4 % ) , kegiatan Pembelajaran dipersepsikan cukup memadai

( 5 9 , 3 % ) , dan evaluasi pembelajaran ditegaskan kurang memadai ( 5 6 , 2 % ) . Secara

rinci temuan tersebut dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Implementasi Kurikulum

(Fasilitas Pembelajaran, Kualifikasi Dosen, Kegiatan Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran) Menurut Mahasiswa

JAWABAN (°/ >) NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN Sangat

memdai Cukup memadai

Kurang memadai

1 Fasilitas Pembelajaran: a. Gedung kuliah yang refresentatif. 1 58 4 b. Dosen-dosen yang profesional. 1 51 48 c. Laboratorium bahasa 0 21 79 d. TV plus VCD dalam Pemb. 0 5 95 e. Perpustakaan 0 5 95 f. Native speaker 0 5 95

1 24 75 2 Kualifikasi Dosen:

a. Minimal berpendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidang Linguistik 6 73 21

b. Minimal berpendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidang Sastra Inggris 8 69 24

c. Praktisi sastra 1 30 69 5 57 38

3 Kegiatan Pembelajaran: a. Menggunakan bahasa pengantar

bahasa Inggris 0 40 60 b. Book-report 0 58 42 c, Pembuatan makalah 14 68 18 d. Diskusi 6 71 23

5 59 36 4 Evaluasi Pembelajaran:

a. Kemampuan dan keterampilan berbahasa lnqgris 5 40.1 56.1

b. Kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang aspek-aspek bahasa 6 40.7 55.9

c. Pemahaman dan pengetahuan tentang Linguistik Inggris dan metodologinya 7 •39.1 57.3

199

Page 22: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN Sangat memdai

AWABAN ("/< Cukup memadai

) Kurang memadai

d. Kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang Sastra Inggris serta metodologinya. 6.9 39.2 55.4

6.2 40 56.2

Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa para mahasiswa berpendapat tentang

fasilitas yang ada kurang memadai (75%) dan yang menyatakan sudah cukup

memadai (24%), dan sisanya 1% mengganggap sangat memadai. Gedung kuliah

menurut mahasiswa sudah dianggap memadai (58%) tetapi laboratorium bahasa

(79%), TV, pemutar VCD (95%), perpustakaan (95%), dan native speaker (95%),

dinilai kurang memadai.

Kualifikasi dosen menurut mahasiswa dianggap sudah cukup memadai

(57%), terutama dilihat dari kualifikasi pendidikan (minimal SI) , sedangkan yang

menyatakan kurang memadai (38%) dimana kualifikasi dosen yang berasal dari

praktisi baik penulis, penerjemah, sastra, dan sebagainya dianggap masih dianggap

kurang memadai (69%). Dalam kegiatan pembelajaran, dosen yang menggunakan

bahasa pengantar bahasa Inggris 60% menganggap kurang memadai, dan hanya 40%

saja yang menganggap cukup memadai. Untuk penggunaan hook-report (58%),

diskusi (71%) dan pembuatan makalah (68%) dianggap cukup memadai.

Penyelengaraan evaluasi pembelajaran menurut mahasiswa juga cenderung

kurang memadai (56,2%) dan hanya 40% saja yang menganggap cukup memadai

sedangkan sisanya sebanyak 5,4% menganggap sangat memadai. Adapun rinciannya

adalah: evaluasi pembelajaran pada kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris

dianggap kurang memadai (56,1%), sedangkan yang menganggap cukup memadai

200

Page 23: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

sebanyak 40,1%, dan selebihnya yakni 5,4% menganggap sangat memadai. Evaluasi

pembelajaran pada kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang aspek-aspek

bahasa 55,9% dianggap kurang memadai, 40,7 % dianggap cukup memadai dan

hanya 6,9% dianggap sangat memadai. Evaluasi pembelajaran tentang pemahaman

dan pengetahuan tentang linguistik dan metodologinya, 57,3% menganggap kurang

memadai, 39,1% menganggap cukup memadai, dan hanya 7,6% saja yang

menganggap sangat memadai. Sedangkan evaluasi pembelajaran tentang

kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang sastra Inggris serta

metodologinya, 55,4% menganggap kurang memadai, 39,2% menganggap cukup

memadai, dan selebihnya 6,9% menganggap sangat memadai. Perhatikan grafik

pendapat mahasiswa tentang proses pembelajaran atau implementasi kurikulum pada

program studi BSI UIN SGD Bandung di bawah ini:

PENDAPAT MAHASISWA TENTANG PROSES PEMBELAJARAN PADA PROGRAM BSI UIN SGD BANDUNG

a Sangat Memadai

• Cukup Memadai

n Kurang Memadai

Fasilitas Pembelajaran Kualifikasi Dosen Kegiatan Pembelajaran E\alusi Pembelajaran

Komponen yang dini la i

Grafik 4.2 Pendapat Mahasiswa Tentang Proses Pembelajaran

Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung

201

Page 24: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

2. Pandangan Dosen Terhadap Implementasi Kurikulum

a) Implementasi Kurikulum: Fasilitas Pembelajaran, Kualifikasi Dosen, Kegiatan Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran

Selain mahasiswa, juga dilibatkan para dosen yang mengajar di prodi BSI

untuk memberikan tanggapannya terhadap implementasi kurikulum: fasilitas

pembelajaran, kualifikasi dosen, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran,

yakni sebanyak 20 orang. Pendapat dosen tersebut dapat digambarkan bahwa fasilitas

pembelajaran dianggap kurang memadai (75%), kualifikasi dosen dinyatakan kurang

memadai (47%), kegiatan pembelajaran ditegaskan cukup memadai (65%), dan

evaluasi pembelajaran dinyatakan cukup memadai (66.7%). Perhatikan tabel berikut

yang menunjukkan pendapat dosen terhadap proses pembelajaran atau implementasi

kurikulum:

Tabel 4.6 Implementasi Kurikulum

(Fasilitas Pembelajaran, Kualifikasi Dosen, Kegiatan Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran) Menurut Dosen

NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PILIHAN JAWABAN (%)

NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN Sangat memadai

Cukup memadai

Kurang memadai

1 Fasilitas Pembelajaran: a. Gedung kuliah yang refresentatif. 0 59 41 b. Dosen-dosen yang profesional. 0 35 65 c. Laboratorium bahasa 0 22 7 8 d. TV plus VCD dalam Pemb. 0 20 80 e. Perpustakaan 0 12 88 f. Native speaker 0 7 93

0 25 75 2 Kualifikasi Dosen:

a. Minimal berpendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidanq Linguistik 19 56 25

b. Minimal berpendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidang Sastra Inggris 18 53 29

c. Praktisi sastra 0 13 87 12 41 47

3 Kegiatan Pembelajaran:

202

Page 25: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

PILIHAN JAWABAN (%) NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN Sangat

memadai Cukup

memadai Kurang

memadai a. Menggunakan bahasa pengantar

bahasa Inggris 0 62.5 37.5 b. Book-report 0 68.7 31.3 c. Pembuatan makalah 6 69 25 d. Diskusi 7 6 33

3.3 65 32 4 Evaluasi Pembelajaran:

a. Kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris. 8 69 23

b. Kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang aspek-aspek bahasa 5 67 28

c. Pemahaman dan pengetahuan tentang Linguistik Inggris dan metodologinya 5 64 31

d. Kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang kesusasteraan Inggris dan metodologinya. 8 66 26

6.7 66.7 26.6

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa para dosen berpendapat bahwa

fasilitas yang ada kurang memadai (75%) dan yang menyatakan sudah cukup

memadai (25%). Gedung kuliah yang representatif menurut dosen dianggap cukup

memadai (59%) dan sisanya 4 1 % menganggap kurang memadai. Dosen-dosen yang

profesional menurut pengamatan para dosen BSI justru dianggap kurang memadai

(65%) dan hanya 35% saja yang menganggap cukup memadai. Dalam masalah

laboratorium bahasa, dosen beranggapan masih kurang memadai (78%) dan hanya

22% saja dari mereka yang menganggap bahwa laboratorium bahasa sudah masuk

katagori cukup memadai. Sedangkan TV, pemutar VCD (80%), perpustakaan (88%),

dan native speaker (93%), dinilai kurang memadai.

Kualifikasi para dosen yang mengajar di jurusan BSI dilihat dari pendidikan

berlatar belakang sarjana linguistik, sastra, dan praktisi, menurut pandangan para

dosen sendiri dianggap kurang memadai (47%), sedangkan 4 1 % menganggap cukup

203

Page 26: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

memadai, dan sisanya 12% menganggap sangat memadai. Tetapi kalau dilihat dari

kualifikasi dosen yang berlatar pendidikan sarjana linguistik saja, 56% menganggap

cukup memadai, 25% menganggap kurang memadai dan hanya 19% saja yang

menganggap sangat memadai. Sedangkan kualifikasi dosen yang berlatar pendidikan

sarjana sastra saja, 53% menganggap cukup memadai, 29% menganggap kurang

memadai dan hanya 18% saja yang menganggap sangat memadai. Sedangkan

kualifikasi dosen yang berasal dari praktisi baik penulis, penerjemah, sastra, dan

sebagainya 87% menganggap kurang memadai dan hanya 13% saja yang

menganggap sangat memadai.

Dalam kegiatan pembelajaran, yang menggunakan bahasa pengantar bahasa

Inggris dianggap cukup memadai (62,5%), sedangkan selebihnya (37,5%)

menganggap kurang memadai. Untuk penggunaan book-report (68,75%), diskusi

(601%») dan pembuatan makalah (69%) dianggap cukup memadai.

Penyelengaraan evaluasi pembelajaran menurut dosen, 66,7% menganggap

cukup memadai, 26,6%» menganggap kurang memadai dan sisanya 6,7%»

menganggap sangat memadai. Adapun rinciannya adalah: evaluasi pembelajaran

pada kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris 69,1% menganggap cukup

memadai sedangkan yang menganggap kurang memadai sebanyak 23%, dan

selebihnya yakni 8% menganggap sangat memadai. Evaluasi pembelajaran pada

kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang aspek-aspek bahasa 67%

dianggap cukup memadai, 28% dianggap kurang memadai dan hanya 5% dianggap

sangat memadai. Evaluasi pembelajaran tentang pemahaman dan pengetahuan

tentang linguistik dan metodologinya, 64% menganggap cukup memadai, 3 1 %

menganggap kurang memadai, dan hanya 5% saja yang menganggap sangat

204

Page 27: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

memadai. Sedangkan evaluasi pembelajaran tentang kemampuan, keterampilan, dan

pengetahuan tentang sastra Inggris serta metodologinya, 66% menganggap cukup

memadai, 26% menganggap kurang memadai, dan selebihnya 8% menganggap

sangat memadai.

Berdasarkan data di atas, kecenderungan pendapat para dosen mengenai

proses pembelajaran di program studi BSI UIN SGD Bandung bisa dilihat pada

grafik berikut ini:

PENDAPAT DOSEN TENTANG PROSES PEMBELAJARAN

PADA PROGRAM S T U D I BSI WN BANDUNG

8 Sangat Memadai

• CukLp Memadai

• Kurang Memadai

Fasilitas Kualifikasi Dosen Kegiatan Evaluasi Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

Komponen yang Dinilai

Grafik 4.3 Pendapat Dosen Tentang Proses Pembelajaran

Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung

Dari grafik di atas sangat tampak bahwa dosen mengangap dirinya merasa

kurang puas atau hanya cukup memadai tentang kualifikasi dirinya. Keadaan ini

secara faktual menunjukkan permasalahan yang serius.

205

Page 28: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b) Implementasi Kurikulum: Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Untuk menggali pandangan dosen terhadap pelaksanaan proses pembelajaran,

dilakukan penyebaran angket kepada 20 dosen, yang tujuannya adalah untuk

mengetahui keadaan pelaksanaan kurikulum di program studi BSI. Intinya

keterlibatan dosen dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum

sebagian besar (71,43%) merasa tidak ikut terlibat. Dalam penyusunan silabus dan

Satuan Acara Pembelajaran (SAP), 61,54% dosen yang merasa kesulitan.

Selanjutnya perhatikan tabel berikut ini yang menunjukkan kinerja dosen dan

pelaksanaan kurikulum pada program studi BSI UIN SGD Bandung di bawah ini:

Tabel 4 .7 Pelaksanaan Kurikulum di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. PERNYATAAN JAWABAN

YA{%) 1 Dosen selalu dilibatkan dan diberi wewenang penuh

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. 28.57

2 Dosen sering mengalami kesulitan dalam penyusunan silabus dan satuan pembelajaran (SAP). 38.46

3 Dosen dapat mengembangkan sendiri tujuan/ hasil belajar mata kuliah sesuai kebutuhan 75.00

4

Rumusan kegiatan pembelajaran dalam silabus sudah ditetapkan oleh pihak universitas/jurusan/ prodi, dosen tinggal melaksanakan saja 28.57

5 Penyediaan alat dan media pembelajaran dilakukan pihak jurusan/ prodi sesuai kebutuhan dosen. 14.29

6 Dosen tidak diperkenankan mengembangkan sendiri materi/bahan ajar untuk setiap mata kuliah. 15.38

7

Dosen diberi keleluasaan menetapkan alokasi waktu belajar untuk pencapaian tujuan sesuat dengan kondisi yang ada 76.47

a

Alat evaluasi disesuaikan dengan tujuan perkuliahan yang harus dikuasai mahasiswa dan ditetapkan sendiri oleh dosen 88.24

9

Pelaksanaan pembelajaran di ruang kuliah biasanya mencakup kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. 92.86

10 Dosen diberikan kebebasan menentukan metode dan strategi yang digunakan dalam kegiatan 100.00

206

Page 29: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO.

11 Pola pelaksanaan pembelajaran selalu dilakukan secara klasikal di dalam kelas.

pembelajaran.

PERNYATAAN J,

12

Pelaksanaan penilaian pembelajaran selalu mengikuti prosedur dan teknik yang disarankan dalam kurikulum 23.08

13

Kegiatan tindak lanjut dari pembelajaran diberikan kepada mahasiswa setiap saat dalam bentuk tugas mandiri atau tugas terstruktur. 92.08

Berdasarkan data di atas, pelaksanaan kurikulum pada prodi BSI

menunjukkan: (1) dosen tidak diberi wewenang penuh dalam pengembangan

kurikulum (71.43% dan 71.43%); (2) sering mengalami kesulitan dalam penyusunan

silabus dan SAP (61.54%); (3) pembelajaran dilakukan secara klasikal (61.54%),

dan pelaksanaan penilaian tidak selalu mengikuti prosedur dan teknik yang

disarankan kurikulum (76.92%). Namun demikian, dosen diberikan kebebasan untuk

mengembangkan dan menetapkan materi kurikulum (84.62%) dan alokasi waktu

(76.47%).

c) Penyesuaiaan Isi pada Implementasi Kurikulum

Berkenaan dengan penyesuaian isi pada implementasi kurikulum dengan

kondisi yang ada, dosen menyatakan sebagai berikut: (1) melakukan penelaahan

terhadap kebutuhan/tuntutan mahasiswa dan stakeholders (70.59), melakukan

pengkajian sumber daya (73.33%), mengidentifikasi berbagai dukungan (81.25%).

Akan tetapi dosen tidak melibatkan mahasiswa dan stakeholders dalam perencanaan

dan pelaksanaan kurikulum (75%) dan juga tidak membahasnya dengan mereka

(63.64%). Data berikut menggambarkan hal ini:

207

Page 30: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4 .8 Penyesuaian Isi Kurikulum Pada Program Studi BSI Menurut Dosen

NO PERNYATAAN JAWABAN

(%) YA

1 Melakukan penelaahan terhadap tuntutan dan kebutuhan mahasiswa dan 'stakeholders' 70.59

2

Melakukan pengkajian mengenai sumber daya yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa dan 'stakeholders' 73.33

3 Mengidentifikasi berbagai tanggapan dan dukungan mahasiswa dan 'stakeholders' terkait. 81.25

4 Melibatkan mahasiswa dan 'stakeholders', dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran 25.00

5

Melaksanakan musyawarah dosen secara berkala untuk membahas berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum. 36.36

d) Perubahan Kurikulum

Kaitannya dengan pengembangan dan perubahan kurikulum di program studi

ini, dosen telah mencoba melakukan beberapa hal, yaitu: mengidentifikasi tujuan/

kompetensi ( 6 9 . 2 3 % ) , mengidentifikasi sumber daya ( 6 1 . 5 4 % ) , memanfaatkan

sumber belajar ( 6 9 . 2 3 % ) , memperhatikan karakteristik mahasiswa ( 6 1 . 5 4 % ) , dan

memberikan tugas-tugas sesuai dengan kebutuhan mahasiswa ( 7 1 . 7 3 % ) . Untuk lebih

jelasnya tentang pengembangan dan perubahan kurikulum di program studi ini bisa

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4 .9 Perubahan Kurikulum di Program Studi BSI Menurut Dosen

No PERNYATAAN JAWABAN

{%) YA

1 Mengidentifikasi tujuan/ kompetensi dan hasil belajar mata kuliah yang dibina guna kepentinqan pelaksanaan kurikulum. 69.23

2 Mengidentifikasi sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan kurikulum 61.54

3 Memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada, berupa 69.23

2 0 8

Page 31: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

No PERNYATAAN JAWABAN

{%) YA

media, alat bantu, tenaga ahli, lingkungan belajar dsb

4

Mengidentifikasi tujuan/ kompetensi dan hasil belajar yang dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan potensi mahasiswa 76.92

5 Melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa. 61.54

6 Memberikan tugas-tugas yang terkait dengan tuntutan kompetensi dengan memperhatikan perbedaan individu. 72.73

e) Implementasi Pengembangan Kurikulum

Hasil penyebaran angket kepada 20 dosen tentang implementasi

pengembangan kurikulum di program studi BSI kondisinya adalah sebagai berikut

ini:

Tabel 4.10 Kondisi Objektif Implementasi Kurikulum

No KEGIATAN JAWABAN

<%) YA

1 Keterlibatan dosen dalam pengembangan kurikulum di program studi

20

2 Kegiatan yang dilakukan oleh tim pengembang kurikulum: a. Merumuskan kompetensi lulusan 100 b. Menyusun substansi kajian mata kuliah 45 c. Memetakan struktur kurikulum/mata

kuliah 100

d. Menentukan nama mata kuliah, SKS, dan Prasyarat

75

e. Membuat sebaran mata kuliah per semster

100

f. Menyusun silabus 30 g. Menyusun SAP 0

3 Kegiatan dosen dalam pengembangan kurikulum program studi a. Membuat silabus 20 b. Menyusun SAP 0 c. Membuat handout/bahan ajar 20 d. Membuat kisi-kisi soal 0

209

Page 32: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

No KEGIATAN JAWABAN

(%) YA

e. Menyusun istrumen test hasil belajar 100 f. Membuat media/alat peraga

pembelajaran 15

Berdasarakan tabel di atas, terlihat bahwa implementasi kurikulum relatif

sangat rendah. Hal-hal yang dianggap penting seperti keterlibatan dosen dalam

pengembangan kurikulum program studi diperkirakan hanya 30% saja. Dapat diduga

bahwa kinerja dosen dalam menyampaikan materi kuliah tidak pernah ada koordinasi

untuk mencapai tujuan. Kompetensi yang diharapkan terintegrasi dan dipantau secara

individual tidak pernah dilakukan padahal dalam pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi dianggap sangat penting.

Penyusunan silabus masih kurang dilakukan oleh para dosen yakni sekitar

30% saja yang melakukan, sisanya 70% tidak melakukannya. Penyusunan SAP dan

kajian substansi mata kuliah juga tidak pernah dilakukan. Ini menunjukkan bahwa

kompetensi lulusan tidak pernah utuh sebagaimana diharapkan. Artinya profil

lulusan yang dikehendaki belum dirumuskan, dan tentu saja kriteria keberhasilan

yang sesungguhnya belum disusun. Dosen juga hanya 20% saja yang biasa membuat

handout/bahan ajar, ini menunjukkan bahwa persiapan dosen dalam mengajar

memang tidak maksimal atau tidak well-planned. Selain itu, kisi-kisi soal pun tidak

pernah ada yang membuatnya. Ini membuktikan bahwa dosen ketika akan

mengevaluasi hasil belajar mahasiswa tidak biasa bagaimana membuat butir-butir

soal disesuaikan dengan materi ajar termasuk tingkat kesulitannya. Menyusun

istrumen test hasil belajar 100% dilakukan, tapi yang menjadi permasalahan adalah

tanpa membuat kisi-kisi soal, apakah soal-soal tersebut dibuat sesuai dengan materi

210

Page 33: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

yang diajarkan, gradasi kesulitan, dan jenis tesnya? Inilah gambaran ketidakbiasaan

dosen dalam membuat perencanaan pembelajaran. Selain itu, mereka juga 85% tidak

biasa membuat media/alat peraga pembelajaran, padahal hal ini sangat penting untuk

memperjelas materi ajar dan sekaligus sebagai alat motivasi terhadap mahasiswa.

Kalau keadaannya seperti demikian, maka ini akan berakibat patal kepada kualitas

para mahasiswanya atau kompetensi lulusannya sebab para dosen tidak

mempersiapkan pembelajaran secara terencana dengan baik.

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kegiatan dosen dalam proses

pembelajaran juga dinilai masih sangat rendah. Tuntutan progesional sebagai

pengajar seperti membuat silabus, SAP, media pembelajaran, dan kisi-kisi soal tidak

dikerjakan oleh dosen. Dengan melihat kondisi ini, maka kebijakan kurikulum yang

berbasis kompetensi sebenarnya belum dilaksanakan dengan sepenuh hati.

3. Pandangan Pengelola Terhadap Implementasi Kurikulum

Selain mahasiswa dan dosen, pengelola pun dilibatkan untuk memberikan

masukannya. Mereka terdiri atas 4 orang yakni 2 pengelola yang ada di program

studi dan 2 orang di pihak dekanat. Dari keempat orang pengelola tersebut dapat

dipaparkan pendapatnya, yakni dalam pelaksanaan kurikulum yang terjadi saat ini

hasilnya menunjukkan bahwa 61,5% dosen melaksanakan kurikulum yang ada saat

ini, dan sisanya sebanyak 38,5%) merasa tidak melaksanakan dengan baik.

Rinciannya adalah tidak selalu dosen dilibatkan dalam pengembangan kurikulum

(100%o) tetapi pengembangan silabus dikembangkan oleh masing-masing dosen

(100%.); Dosen sering mengalami kesulitan dalam penyusunan silabus dan SAP

(100%); Namun demikian dosen diberikan kebebasan untuk mengembangkan

211

Page 34: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

kompetensi/tujuan ( 1 0 0 % ) , alokasi waktu ( 1 0 0 % ) , dan materi serta strategi

pembelajaran ( 1 0 0 % ) .

Tabel 4.11 Pelaksanaan Kurikulum, Penyesuaian Isi Kurikulum, dan Perubahan

Kurikulum di Program Studi BSI Menurut Pengelola

JAWABAN NO PERNYATAAN (%)

YA

A PELAKSANAAN KURIKULUM YANG TERJADI SAAT INI

1 Dosen selalu dilibatkan dan diberi wewenang penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. 0

2 Dosen sering mengalami kesulitan dalam penyusunan silabus dan satuan pembelajaran (SAP). 100

3 Dosen dapat mengembangkan sendiri tujuan/ hasil belajar mata kuliah sesuai kebutuhan 100

4

Rumusan kegiatan pembelajaran dalam silabus sudah ditetapkan oleh pihak universitas/ jurusan/ prodi, dosen tinqqal melaksanakan saja 0

5 Penyediaan alat dan media pembelajaran dilakukan pihak jurusan/ prodi sesuai kebutuhan dosen. 0

6 Dosen tidak diperkenankan mengembangkan sendiri materi/bahan ajar untuk setiap mata kuliah. 0

7 Dosen diberi keleluasaan menetapkan alokasi waktu belajar untuk pencapaian tujuan sesuai denqan kondisi yang ada 100

8 Alat evaluasi disesuaikan dengan tujuan perkuliahan yang harus dikuasai mahasiswa dan ditetapkan sendiri oleh dosen 100

9 Pelaksanaan pembelajaran di ruang kuliah biasanya mencakup kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. 100

10 Dosen diberikan kebebasan menentukan metode dan strategi yang diqunakan dalam kegiatan pembelajaran. 100

11 Pola pelaksanaan pembelajaran selalu dilakukan secara klasikal di dalam kelas. 100

12 Pelaksanaan penilaian pembelajaran selalu mengikuti prosedur dan teknik yang disarankan dalam kurikulum 50

13

Kegiatan tindak lanjut dari pembelajaran diberikan kepada mahasiswa setiap saat dalam bentuk tugas mandiri atau tugas terstruktur. 50

61.5 B UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN DALAM

MENYESUAIKAN ISI KURIKULUM

1 Melakukan penelaahan terhadap tuntutan dan kebutuhan mahasiswa dan 'stakeholders' 100

2

Melakukan pengkajian mengenai sumber daya yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa dan 'stakeholders' 100

3 Mengidentifikasi berbagai tanggapan dan dukungan 100

212

Page 35: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO PERNYATAAN

mahasiswa dan 'stakeholders' terkait.

JAWABAN

W YA

4 Melibatkan mahasiswa dan 'stakeholders', dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran 100

5

Melaksanakan musyawarah dosen secara berkala untuk membahas berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum. 50

90

C UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN SAAT INI YANG MENGARAH PADA PERUBAHAN/ PENGEMBANGAN KURIKULUM

1 Mengidentifikasi tujuan/ kompetensi dan hasil befajar mata kuliah yang dibina guna kepentingan pelaksanaan kurikulum. 100

2 Mengidentifikasi sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan kurikulum 100

3 Memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada, berupa media, alat bantu, tenaga ahli, lingkungan belajar dsb 100

4

Mengidentifikasi tujuan/ kompetensi dan hasil belajar yang dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan potensi mahasiswa 100

5 Melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa. 50

6 Memberikan (ugas-tugas yang terkail dengan tuntutan kompetensi dengan memperhatikan perbedaan individu. 0

75

4. Pandangan Alumni Terhadap Implementasi Kurikulum

Selain mahasiswa, dosen, dan pengelola, juga dilibatkan para alumni BS1,

dalam rangka untuk melihat bagaimana pandangan mereka terhadap implementasi

kurikulum yang pernah mereka alami sewaktu mereka kuliah di jurusan BSI, baik

yang sudah bekerja maupun yang belum. Mereka terdiri atas 20 orang.

Dari aspek fasilitas pembelajaran menurut para alumni dianggap kurang

memadai (56,5%), kualifikasi dosen dinyatakan kurang memadai (49.66%), kegiatan

pembelajaran ditegaskan cukup memadai (68.50%), dan evaluasi pembelajaran

dinyatakan cukup memadai (56,2%). Perhatikan tabel berikut yang menunjukkan

pendapat dosen terhadap proses pembelajaran atau implementasi kurikulum:

213

Page 36: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.12 Implementasi Kurikulum

(Fasilitas Pembelajaran, Kualifikasi Dosen, Kegiatan Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran) Menurut Alumni

NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PILIHAN JAWABAN (%)

NO. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN Sangat memadai

Cukup memadai

Kurang memadai

1 Fasilitas Pembelajaran: a. Gedung kuliah yang refresentatif. 10 55 35 b. Dosen-dosen yang profesional. 5 35 60 c. Laboratorium bahasa 0 25 75 d. TV plus VCD dalam Pemb. 0 31 69 e. Perpustakaan 0 18 82 f. Native speaker 0 5 95

5 38.5 56.5 2 Kualifikasi Dosen:

a. Minimal berpendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidanq Linguistik 6 63 31 b. Minimal berpendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidang Sastra Inggris 8 53 39 c. Praktisi sastra 1 20 79

5 45.33 49.66 3 Kegiatan Pembelajaran:

a. Menggunakan bahasa pengantar bahasa Inqgris 0 62.3 36.5 b. Book-report 0 62.8 37.3 c. Pembuatan makalah 6.3 79 35 d. Diskusi 7 60 33

3 60.8 35.9 4 Evaluasi Pembelajaran:

a. Kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris 0 61.5 38.5 b. Kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang aspek-aspek bahasa 0 58.6 41.4 c. Pemahaman dan pengetahuan tentang Linquistik Inggris dan metodologinya 6.3 55 39 d. Kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang kesusasteraan Inggris dan metodologinya. 7 50 43

3.4 56.2 40.4

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa para alumni berpendapat

bahwa fasilitas yang ada dalam menunjang pembelajaran dianggap kurang memadai

(56,5%) dan yang menyatakan cukup memadai (38.5%), sedangkan hanya 5% saja

2 1 4

Page 37: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dari mereka yang menyatakan sangat memadai. Gedung kuliah yang representatif

menurut alumni dianggap cukup memadai (55%) dan 35% menganggap kurang

memadai, sedangkan hanya 10% saja dari mereka yang menganggap gedung kuliah

untuk pembelajaran mahasiswa BSI dianggap sangat memadai. Para alumni

memandang bahwa dosen-dosen yang mengajar di prodi BSI dianggap kurang

memadai (60%), sedangkan 35% dari mereka menganggap cukup memadai dan

hanya 5% saja yang menganggap sangat memadai. Dalam masalah laboratorium

bahasa, para alumni beranggapan masih kurang memadai (75%) dan hanya 25% saja

dari mereka yang menganggap bahwa laboratorium bahasa sudah masuk katagori

cukup memadai. Sedangkan penggunaan fasilitas TV dan pemutar VCD (69%),

perpustakaan (82%), dan nalive speaker (95%), dinilai kurang memadat.

Kualifikasi para dosen yang mengajar di jurusan BSI dilihat dari pendidikan

berlatar belakang sarjana (SI) linguistik, sastra, dan praktisi, menurut pandangan

para alumni dianggap cukup memadai (49.66%), sedangkan 45.3% menganggap

kurang memadai, dan sisanya hanya 5% saja yang menganggap sangat memadai.

Sedangkan kalau dirinci variabel kualifikasi dosen adalah kualifikasi dosen yang

berlatar pendidikan sarjana linguistik saja, mereka menganggap cukup memadai

(63%), 3 1 % menganggap kurang memadai dan hanya 6% saja yang menganggap

sangat memadai. Sedangkan kualifikasi dosen yang berlatar pendidikan sarjana sastra

saja, mereka juga menganggap cukup memadai (53%), dan 39% menganggap

kurang memadai dan hanya 8% saja yang menganggap sangat memadai. Sedangkan

kualifikasi dosen yang berasal dari praktisi baik penulis, penerjemah, sastra, dan

sebagainya dianggap masih dianggap kurang memadai (79%), 20% menganggap

cukup memadai, dan hanya 1% saja yang menganggap sangat memadai.

215

Page 38: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Dalam kegiatan pembelajaran, 60,8% menganggap cukup memadai, 35,9%

menganggap kurang memadai, dan sisanya hanya 3% yang menganggap sangat

memadai. Rinciannya adalah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris

dianggap cukup memadai (62,3%), sedangkan selebihnya (36,5%) menganggap

kurang memadai. Untuk penggunaan book-report (62,8%), pembuatan makalah

(79%) dan diskusi (60%) dianggap cukup memadai.

Penyelengaraan evaluasi pembelajaran menurut alumni dianggap cukup

memadai (56,2%), sedangkan 40,4% menganggap kurang memadai dan sisanya 3,4%

menganggap sangat memadai. Adapun rinciannya adalah: evaluasi pembelajaran

pada kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris 61,5% menganggap cukup

memadai, sedangkan yang menganggap kurang memadai sebanyak 38,5%. Evaluasi

pembelajaran pada kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang aspek-aspek

bahasa 58,6% dianggap cukup memadai, dan 41,4% dianggap kurang memadai.

Evaluasi pembelajaran tentang pemahaman dan pengetahuan tentang linguistik dan

metodologinya, 55% menganggap cukup memadai, 39% menganggap kurang

memadai, dan hanya 6,3% saja yang menganggap sangat memadai. Sedangkan

evaluasi pembelajaran tentang kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang

sastra Inggris serta metodologinya, 50% menganggap cukup memadai, 43%

menganggap kurang memadai, dan selebihnya 7% menganggap sangat memadai.

3. Sistem Evaluasi yang Dilakukan dalam Implementasi Kurikulum Prodi BSI Pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung

Evaluasi implementasi kurikulum dalam tulisan ini akan difokuskan pada

evaluasi program, evaluasi hasil belajar, dan evaluasi proses belajar dan mengajar.

216

Page 39: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Evaluasi bagian [ainnya seperti: evaluasi perencanaan, evaluasi desain kurikulum,

dan evaluasi terhadap sistem evaluasi kurikulum itu sendiri tidak akan dibahas.

Hasil dari evaluasi berupa 1) feedback (umpan balik) proses pembelajaran

berupa gambaran dari efisisensi dan efektivitas proses pembelajaran; 2) mengetahui

bagaimana pengelolaan pendidikan yang dilaksanakan pada institusi pendidikan; 3)

gambaran tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Aspek tujuan

pendidikan tersebut telah tercapai secara maksimal atau terdapat berbagai hambatan

dalam proses implementasi tujuan pendidikan tersebut.; 4) gambaran mengenai hasil

belajar dan tingkat kompetensi peserta didik.

a. Evaluasi Program

Evaluasi program diarahkan untuk melihat efektivitas program dalam

pembelajaran mahasiswa sehingga dapat memperoleh kompetensi yang telah

ditetapkan. Evaluasi program ini termasuk evaluasi terhadap kurikulum yang

digunakan. Pelaksanaanya perlu dilakukan secara kontinyu terhadap semua

komponen pembelajaran yang digunakan dalam penyelenggaran perkuliahan, beserta

permintaan umpan balik dari mahasiswa, lulusan, dan stakeholders. Dari kriteria

evaluasi program di atas, tampak bahwa pada program studi BSI pada Fakultas Adab

dan Humaniora UIN SGD Bandung belum dilakukan secara berkesinambungan.

Untuk megetahui tentang kondisi objektif evaluasi program dalam

implementasi kurikulum prodi BSI, digali dengan menggunakan angket yang

disebarkan kepada 20 dosen prodi BSI. Berdasarkan data menunjukkan bahwa

pandangan dosen terhadap evaluasi program menganggap cukup tepat (13%) dan

18% menganggap kurang tepat, sedangkan yang menganggap tepat sebesar 8%.

Rinciannya sebagai berikut: 100% dosen menganggap bahwa visi prodi BSI tidak

217

Page 40: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

ada sama sekali. Tentang misi prodi BSI, 100% menyatakan tidak ada sama sekali.

Dari aspek tujuan program studi dianggap oleh 45% dosen kurang tepat, sedangkan

yang menganggap cukup tepat 30%, dan sisanya 25% menganggap tepat. Dari aspek

kompetensi lulusan, 100% menganggap tidak ada sama sekali. Dari aspek tujuan

mata kuliah, 50% menganggap kurang tepat, 30% menganggap cukup teapat, dan

20% menganggap tepat. Dalam aspek kompetensi setiap mata kuliah, 100%

menganggap tidak ada sama sekali. Dari aspek struktur mata kuliah, 40%

menganggap kurang tepat, 35% menganggap cukup tepat, dan 25% saja yang

menganggap tepat. Sedangkan dari aspek bobot mata kuliah, 55% menganggap

kurang tepat, 35% menganggap cukup tepat, dan hanya 10% saja yang menganggap

tepat. Dari komponen media/metode pembelajaran dan sistem evaluasi, 100%

mengatakan tidak ada samasekali. Untuk lebih jelasnya tentang data tersebut bisa

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13 Evaluasi Program Prodi BSI Menurut Pandangan Dosen

JAWABAN (%)

NO. ASPEK YANG DITELITI Tepai Cukup Kurang

1. Visi 0 0 0

2. Misi 0 0 0

3. Tujuan Program Studi 25 30 45

4. Kompetensi Lulusan 0 0 0

5. Tujuan Mata Kuliah 20 30 50

6. Kompetensi setiap Mata Kuliah 0 0 0

218

Page 41: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

25

10

35

35

O

13 18

7.

8.

9.

10.

Struktur Mata Kuliah

Bobot Mata Kuliah

Penggunaan Media/Metode Pembelajaran

Sistem Evaluasi

JUMLAH RATA-RATA

Berdasarkan data di atas secara keseluruhan menunjukkan bahwa evaluasi

program pada prodi BSI 18% memganggap kurang tepat, 13% menganggap cukup

tepat dan hanya 8% saja yang menganggap tepat. Kondisi begini salah satunya

disebabkan visi, misi, kompetensi lulusan, kompetensi setiap mata kuliah,

media/metode pembelajaran, dan sistem evaluasinya tidak dirumuskan sama sekali

sehingga terbayangkan bagaimana arah yang hendak dicapai oleh prodi dalam

menciptakan output yang kompetitif, nampaknya akan sulit dicapai mengingat

komponen-komponen kurikulum yang ada dianggap tidak lengkap, yakni hanya

tujuan dan isi saja yang tercantum, sedangkan media/metode pembelajaran, dan

sistem evaluasinya sama sekali tidak tercantum. Hal ini menjadi titik tolak tentang

perlu adanya peninjauan ulang kurikulum program BSI karena hal di atas

merupakan gambaran umum yang merupakan potrait dari prodi BSI. Seandainya hal

itu tidak mendapat atensi secara seksama, tentu akan mendapat permasalahan yang

berarti terutama pada aspek tujuan program studi, kompetensi lulusan, tujuan mata

kuliah, kompetensi setiap mata kuliah, media/metode pembelajaran, dan sistem

evaluasinya.

219

Page 42: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b. Evaluasi Proses Belajar Mengajar

Alat yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi komponen-komponen dari

proses pelaksanaan belajar mengajar adalah tes dan non tes. Tes digunakan untuk

menilai hasil belajar siswa, sedangkan non tes (berupa observasi, angket, wawancara,

dan studi dokumentasi) digunakan untuk menilai komponen belajar. Evaluasi dapat

dilakukan oleh dosen sendiri dan atau bersama pihak-pihak lain yang berwenang,

seperti pengelola: prodi, fakultas, atau bahkan universitas. Evaluasi seperti ini

seringkah identik dengan monitoring karena sifatnya yang kontinyu dan

komprehensif. Dapat pula evaluasi dilakukan melalui pengumpulan informasi dari

keseluruhan aktifitas belajar mahasiswa dengan menggunakan portofolio.

Keseluruhan proses belajar mengajar harus dievaluasi sebagai suatu sistem

yang meliputi komponen-komponen 1) tujuan pengajaran, 2) komponen bahan

pelajaran yang menyangkut sekuens bahan ajaran, 3) strategi mengajar dan media

mengajar, dan termasuk 4) sistem evaluasi yang diterapkan. Menurt Staffle Beam

etal, sebagaimana dikutip Sukmadinata (1988:121) mengemukakan "Dalam program

mengajar komponen-komponen yang dievaluasi adalah komponen tingkah laku

(performansi) meliputi sub komponen kognitif dan psikomotor, komponen mengajar

yang meliputi siswa, guru, administrasi, spesialis pendidikan, keluarga, dan

masyarakat".

1) Evaluasi Proses Belajar Mengajar Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung Menurut Pandangan Dosen

Untuk megetahui tentang bagaimana evaluasi proses belajar mengajar pada

prodi BSI UIN SGD Bandung, digunakan angket kepada 20 dosen prodi BSI. Dari

hasil angket tersebut menunjukkan bahwa tujuan pengajaran dianggap sudah cukup

220

Page 43: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

walaupun yang memberikan pandangan tersebut hanya 42%; komponen bahan

pelajaran, 40% menganggap cukup tepat; strategi belajar mengajar menunjukkan

bahwa 44,2% menganggap kurang tepat; dalam aspek media mengajar, 50%

menganggap kurang tepat; dan sistem evaluasi yang diterapkan, 51,7% menganggap

kurang tepat. Data di atas secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa

evaluasi proses belajar mengajar memang bisa dianggap kurang tepat secara

keseluruhan walaupun pada tujuan tujuan pengajaran 42% menganggap cukup tepat,

tetapi kurang signifikan, karena sisanya yang 30% menganggap kurang teapat. Ini

menggambarkan bahwa proses belajar mengajar atau proses pembelajaran yang

berlaku di prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati

Bandung kalau dibiarkan begitu adanya akan berakibat fatal bagi kualitas

pembelajaran yang tentu saja akan langsung berefek kepada kualitas mahasiswanya

sebab hal tersebut menjadi kerangka dasar dari proses belajar mengajar yang bila

kurang memperhatikan pandangan khalayak, akan sulit mengukurnya.

Untuk lebih jelasnya tentang evaluasi proses belajar mengajar pada prodi BSI

UIN SGD Bandung menurut pandangan dosen yang digali melalui penyebaran

angket, bisa dilihat lebih jelasnya pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.14 Evaluasi Proses Belajar Mengajar Pada Prodi BSI FAH UIN SGD Bandung

Menurut Pandangan Dosen

NO. ASPEK YANG DITELITI

INDIKATOR

JAWABAN (%) NO. ASPEK YANG

DITELITI INDIKATOR

Tepat Cukup Kurang

1 a. Tujuan Pengajaran a. Pengetahuan 14 46 40 1 a. Tujuan Pengajaran b. Sikap 40 35 25

1 a. Tujuan Pengajaran

c. Keterampilan 25 45 30

26.3 42 31.7

2 b. Komponen bahan pelajaran yang menyangkut sekuens

Sesuai Silabus 25 40 35 2 b. Komponen bahan pelajaran yang menyangkut sekuens

30 40 30

221

Page 44: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

bahan ajaran b. Sistematis

c. Komprehensif 25 40 35

26.7 40 33.3

3 c. Strategi belajar a. Perencanaan 20 35 45

mengajar b. Penetapan tujuan 20 35 45

c. Pemilihan metode dan teknik belajar mengajar

10 35 55

d. Pemilihan media dan sumber

30 35 35

e. Teknik evaluasi 25 30 40

f. Penentuan skenario belajar mengajar

20 35 45

20.8 34.2 44 .2

4 d. Media mengajar a. Audio 10 35 55

b. Visual 20 30 50

c. Audio-visual 20 35 45

16.6 33.3 50

5 e. Sistem evaluasi yang diterapkan a. Unjuk kerja

20 30 50

b. Tugas 10 35 55

c. Hasil kerja 15 35 50

d. Tes tertulis 20 35 45

e. Portofolio 20 25 55

f. Penilaian sikap 15 30 55

18.3 31.6 51 ,7

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa: a) tujuan pengajaran yakni

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, 42% menganggap cukup baik,

31,7% menganggap kurang baik, dan sisanya 26,3% menganggap baik; b)

Komponen bahan pelajaran yang menyangkut sekuens bahan ajaran: sesuai silabus,

sistematis, dan komprehensif, dan hasilnya adalah 40% menganggap cukup tepat,

33,3% menganggap kurang tepat, dan sisanya 26,7% menganggap tepat; c) Strategi

222

Page 45: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

belajar mengajar: perencanaan, penetapan tujuan, pemilihan metode dan teknik

belajar mengajar, pemilihan media dan sumber, teknik evaluasi, dan penentuan

skenario belajar mengajar, menunjukkan bahwa 44,2% menganggap kurang tepat,

34,2% menganggap cukup tepat, dan hanya 20.8% saja yang menganggap tepat; d)

Media mengajar, yakni dalam menggunakan audio, visual, dan audio-visual, 50%

menganggap kurang tepat, 33,3% menganggap cukup tepat, dan sisanya sebesar

16.6%) menganggap tepat; dan e) sistem evaluasi yang diterapkan: unjuk kerja, tugas,

hasil kerja, tertulis, portofolio, dan peniiaiaan sikap menunjukkan 51,7%

menganggap kurang tepat, 31,6% menganggap cukup tepat, dan sisanya 18,3%)

menganggap teapat. Data tersebut sudah cukup jelas bahwa khalayak, terutama

pandangan dosen tentang evaluasi proses belajar mengajar perlu diambil

pandangannya agar setiap mau merumuskan atau merancang desain pembelajaran

memerlukan saran, kritik, pandangan, dan bahkan ide-ide konstruktif dalam rangka

peningkatan kualitas proses pembelajaran. Dan apabila itu dibiarkan, niscaya akan

berakibat kurang baik bagi kualitas pembelajaran dan tentu saja akan langsung

berefek kepada kualitas output.

2) Evaluasi Proses Belajar Mengajar Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung Menurut Pandangan Mahasiswa

Selain pandangan dosen yang diambil, mahasiswapun diminta pendapatnya

tentang evaluasi proses belajar mengajar pada prodi BSI UIN SGD Bandung. Hal ini

dilakukan untuk mengetahuai kondisi objektif tentang hal tersebut langsung dari

pengalaman yang mereka alami, Adapun hasil angket yang terkumpul sebanyak 83

menggambarkan kondisi sebagai berikut:

223

Page 46: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.15 Evaluasi Proses Belajar Mengajar Pada Prodi BSI FAH UIN SGD Bandung

Menurut Pandangan Mahasiswa

JAWABAN (%) NO. ASPEK YANG DITELITI INDIKATOR Baik Cukup Kurang

1 a. Tujuan Pengajaran a. Pengetahuan 25.4 46.6 28 b. Sikap 25.3 35.4 39.3

c. Keterampilan 30.4 45.1 24.5

27 42.8 30.6

2 b. Komponen bahan pelajaran yang menyangkut sekuens bahan

a. Sesuai Silabus 35.2 40.4 24.4 b. Komponen bahan pelajaran yang menyangkut sekuens bahan

b. Sistematis 30.2 40.3 29.5

ajaran c. Komprehensif 35.3 40.3 24.4

26 40 34

3 c. Strategi belajar a. Perencanaan 20.9 35.2 43.9

mengajar b. Penetapan tujuan 21.1 39.1 39.8

c. Pemilihan metode dan teknik belajar mengajar

22.6 35.4 42

d. Pemilihan media dan sumber

30.4 35.4 34.2

e. Teknik evaluasi 25.3 37.9 34.8

f. Penentuan skenario belajar mengajar

20.5 35.9 43.6

23.47 36.48 39.6

4 d. Media mengajar a. Audio 20.3 30.2 49.5

b. Visual 20.8 45.3 33.9 c. Audio-visual 15.8 38 .6 45.6

18.97 38.03 43

5 e. Sistem evaluasi a. Unjuk Kerja 20.7 38.9 40.4 yang diterapkan b. Tugas 35.1 35.9 29

c. Hasil kerja 34.6 35.9 29.5

d. Tes tertulis 45.5 35.9 18.6

e. Portofolio 11.1 14.2 74.7 f. Penilaian sikap 10.1 23.9 66

26.2 30.7 43.1

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa: a) tujuan pengajaran yakni

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, 42,8% menganggap cukup

224

Page 47: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

baik, sebanyak 30,6% menganggap kurang baik, dan sisanya 27% menganggap baik;

b) Komponen bahan pelajaran yang menyangkut sekuens bahan ajaran: sesuai

silabus, sistematis, dan komprehensif, dan hasilnya adalah 40% menganggap cukup

tepat, 34% menganggap kurang tepat, dan sisanya 26% menganggap tepat; c)

Strategi belajar mengajar: perencanaan, penetapan tujuan, pemilihan metode dan

teknik belajar mengajar, pemilihan media dan sumber, teknik evaluasi, dan

penentuan skenario belajar mengajar, menunjukkan bahwa 39,6% menganggap

kurang tepat, 36.48% menganggap cukup tepat, dan hanya 23.47% saja yang

menganggap tepat; d) Media mengajar, yakni dalam menggunakan audio, visual, dan

audio-visual, 43% menganggap kurang tepat, 38,03% menganggap cukup tepat, dan

sisanya sebesar 18.97% menganggap tepat; dan e) sistem evaluasi yang diterapkan:

unjuk kerja, tugas, hasil kerja, tertulis, portofolio, dan penilaiaan sikap menunjukkan

43,1% menganggap kurang tepat, 30,7% menganggap cukup tepat, dan sisanya

26,2% menganggap tepat.

Data tersebut sudah cukup jelas bahwa khalayak, terutama pandangan

mahasiswa tentang evaluasi proses belajar mengajar perlu diambil pandangannya

karena merekalah yang mengalami langsung proses belajar mengajar dan tentu saja

posisinya adalah sebagai objek pembelajaran. Justru pandangan mereka sangat

diperlukan sekali untuk mengetahui kondisi riil tentang proses belajar mengajar yang

berlangsung pada perkuliahan. Mereka secara langsung dan objektif mengetahui

berbagai sisi kelemahan dan keunggulan dari proses pembelajaran, makanya tidak

bisa diabaikan. Ini sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas proses

pembelajaran. Dan apabila pandangan mereka tidak diperhatikan atau diabaikan

225

Page 48: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

maka akan berdampak langsung pada kualitas pembelajaran dan tentu saja akan

berefek kepada kualitas output.

Dari pengamatan peneliti, kegiatan evaluasi terhadap proses pembelajaran

tidak dilakukan secara resmi. Evaluasi kepada tujuan pengajaran, komponen bahan

pelajaran yang menyangkut sekuens bahan ajaran, strategi mengajar dan media

mengajar, dan sistem evaluasi yang diterapkan tidak pernah dilakukan secara

sistematis. Demikianlah kondisi objektif tentang kegiatan evaluasi dalam proses

pembelajaran yang terjadi pada prodi BSIUIN SGD Bandung.

c. Evaluasi Hasil Belajar Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung

Evaluasi hasil belajar diarahkan untuk menilai keberhasilan pencapaian atau

penguasaan kompetensi dari peserta didik, sesuai dengan tujuan yang harus dicapai,

baik menyangkut domain kompetensi kognitif, apektif, maupun psikomotor. Untuk

menilai kompetensi pada tiga domain tersebut, tentunya, memerlukan alat evaluasi

yang cocok. Untuk menilai kompetensi kognitif peseta didik digunakan alat evaluasi

tes lisan atau tertulis. Untuk menilai kompetensi domain psikomotor, digunakan tes

tindakan (performance tesi). Sedangkan untuk menilai kompetensi domain

psikomotor dipergunakan observasi, wawancara, atau angket. Evaluasi terhadap mata

kuliah praktikum memiliki karakteristik yang khusus terutama kaitannya dengan

tuntutan pengalaman belajar yang bersifat performansi untuk kerja sesuai dengan

keahlian dari setiap program studi.

Untuk mengetahui tentang kondisi objektif dari istem evaluasi hasil belajar

mahasiswa prodi BSI UIN SGD Bandung, dilakukan dengan menggunakan angket

kepada dosen dan mahasiswa. Dosen dianggap perlu untuk dimintai pandangannya

226

Page 49: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

karena mereka adalah sebagai pelaksana (implementer), pengadopsi (adopter),

pengembang (developer), dan bahkan sebagai peneliti (reseacher) kurikulum.

Artinya bahwa kedudukan dosen sangat strategis dalam memberikan pandangannya

tentang evaluasi hasil belajar ini. Mahasiswapun tak kalah pentingnya karena mereka

sebagai orang yang belajar, yang tentu saja akan signifikan sekali kontribusi

pandangannya terhadap kondisi riil tentang evaluasi hasil belajar. Oleh karena itu

nampaknya kedua pihak tersebut dijadikan alasan mengapa mereka dilibatkan dalam

memberikan masukannya untuk perbaikan sistem evaluasi hasil belajar yang ada di

prodi BSI UIN SGD Bandung.

1) Evaluasi Hasil Belajar Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung Menurut Pandangan Dosen

Evaluasi hasil belajar yang dilakukan pada prodi BSI Fakultas Adab dan

Humaniora UIN SGD Bandung Aspek yang diteliti dalam evaluasi hasil belajar pada

prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung menurut pandangan

dosen terdiri atas pengetahuan (cognitive), sikap (attitude), dan keterampilan

(psychomolor). Pada ranah pengetahuan (cognitive), indikator yang diteliti terdiri

atas: mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply),

menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Pada

ranah sikap (attitude), indikator yang diteliti terdiri atas: penerimaan (receive),

tanggapan (respond), penanaman nilai (value), pengorganisasian nilai-nilai

(organize), dan karakterisasi kehidupan (characterize). Pada ranah keterampilan

(psychomolor), indikator yang diteliti terdiri atas: memperhatikan/mengamati

(observe), peniruan (imitate), pembiasaan/latihan (practise), dan penyesuaian

(adapt).

227

Page 50: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Adapun data yang diperoleh mengenai hal tersebut bisa dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.16 Evaluasi Hasil Belajar Pada Prodi BSIFAH UIN SGD Bandung

Menurut Pandangan Dosen

NO. ASPEK YANG DITELITI INDIKATOR JAWABAN (%)

Baik Cukup Kurang

1 Pengetahuan i. mengingat 36.5 41.4 22.1 o. memahami 34.5 36.2 29.3 :. mengaplikasikan 24.6 41.1 34.3 d. menganalisis 23.4 33.1 43.5 3. mengevaluasi 19.3 36.8 43.9 f. menciptakan

16.3 234 60.3

25.7 35.3 38.9 2 Sikap a. penerimaan

31.8 30.2 38 b. tanggapan 28.3 37.1 34.6 z. penanaman nilai 35.2 38.3 26.5 i pengorganisasian

nilai-nilai 23.2 31.9 44.9 t. karakterisasi

kehidupan 19.3 38.9 41.8

27.56 33.86 39.58 3 Keterampilan a. memperhatikan 28.9 42.5 28.6

o. peniruan 22.4 31.7 45.9 pembiasaan 29.2 30.9 39.9

d. penyesuaian

29.1 32.3 38.6

27.4 34.35 38.25

Berdasarkan data pada tabel di atas nampak jelas bahwa evaluasi hasil belajar

pada prodi BSI UIN SGD Bandung menurut pandangan dosen adalah sebagai

berikut:

228

Page 51: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Pada ranah pengetahuan (cognitive) menunjukkan bahwa 38,9% menganggap

kurang baik, 35,3% menganggap cukup baik, dan sisanya 25,7% menganggap baik,

dengan rinciannya sebagai berikut: mengingat (remember) 41,4% responden

menganggap cukup baik, memahami (understand) 36,2% menganggap cukup baik,

mengaplikasikan (apply) 41,1% menganggap cukup baik, menganalisis (analyze)

43,5%o menganggap kurang baik mengevaluasi (evaluate) 43,9% menganggap

kurang baik, dan menciptakan (create) 60,3% menganggap kurang baik. Dari ranah

kognitif ini terlihat jelas bahwa menciptakan dianggap paling sulit tingkatannya,

disusul dengan mengevaluasi dan menganalisis. Ini menggambarkan bahwa ketiga

indikator kognitif tersebut memang dianggap paling tinggi tingkatannya diabanding

yang lainnya. Tapi bukan berarti bahwa yang lainnya seperti mengingat, memahami,

dan mengaplikasikan tidak ada kendala, buktinya ketiga indikator ranah kognitif

tersebut walaupun dianggap cukup baik tetapi tidak signifikan dilihat dari prosentasi

pandangan dosen karena kalau dirata-ratakan ketiganya hanya berkisar pada angka

40%an saja yang menganggap cukup baik.

Pada ranah afektif atau sikap (affective), 36,8% responden menganggap kurang

baik, 35,86% menganggap cukup baik, dan 27,56% menganggap baik. Adapun

rinciannya adalah sebagai berikut: penerimaan (receive) 38% menganggap kurang

baik, tanggapan (respond) 37,1% menganggap cukup baik, penanaman nilai (value)

38,3% menganggap cukup baik, pengorganisasian nilai-nilai (organize) 44,9%

menganggap kurang baik, dan karakterisasi kehidupan (characterize) 41,8%

menganggap kurang baik. Apabila dianalisis secara menyeluruh pada aspek ini dapat

disimpulkan bahwa ternyata penerimaan (receive), pengorganisasian nilai-nilai

(organize), dan karakterisasi kehidupan (characterize) dianggap kurang baik

229

Page 52: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

walaupun rata-rata angkanya dari ketiganya bisa dianggap kurang signifikan yakni

44,9%. namun masalah ini tidak bisa diabaikan begitu saja dalam rangka untuk

peningkatan kualitas pembelajaran dan tentu saja kualitas mahasiswanya.

Pada ranah keterampilan (psychomotor) menunjukkan 38,25% responden

menganggap kurang baik, 34,35% menganggap kurang baik, dan 27,4%

menganggap baik. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: dalam aspek

memperhatikan/mengamati (observe), 42,5% reponden menganggap cukup baik,

pada aspek menirukan (imitale), 45,9% menganggap kurang baik, dalam

membiasakan/melatih (practise) 39,9% menganggap kurang baik, dan dalam

menyesuaikan (adapt), 38,6% menganggap kurang baik. Data tersebut dapat

disimpulkan bahwa ternyata dari empat aspek pada ranah psikomotor tersebut

menunjukkan terdapat tiga aspek yang dikatagorikan dengan menganggap kurang

baik, dan hanya satu aspek saja yang menganggap cukup baik. Tetapi kalaupun ada

tiga aspek dari empat aspek pada ranah psikomotor tersebut, ternyata rata-rata

prosentasenya hanya 41,47%. Artinya bahwa angka tersebut sebenarnya dianggap

kurang signifikan sebab sisanya yang jumlah rata-ratanya jauh lebih besar

menyatakan cukup baik dan baik. Kalaupun demikian adanya, bukan serta merta

harus terabaikan karena aspek ini sangat perlu sekali terutama dalam meningkatkan

keterampilan. Apabila tidak diperhatikan, konsekwensinya akan sulit menghasilkan

ouiput yang benar-benar skillful berbahasa Inggris, padahal keterampilan berbahasa

ini sangat perlu sebagai penciri dari mahasiswa prodi BSI. Selain itu, apabila skillful,

maka akan mudah mencari lapangan pekerjaan sebab mereka yang terampil

berbahasa Inggrislah yang diperlukan para pengguna/pasar. Ranah psikomotor ini

dalam belajar bahasa sangat diperlukan dan kentara sebab ukuran orang dianggap

230

Page 53: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

mampu dan terampil berbahasa Inggris adalah mereka

menggunakannya. Dengan demikian, posisi psikomotor dalam pembelajaran bahasa

sangat penting terutama dalam meningkatkan kemampuan atau keterampilan

berbahasa khususnya.

2) Evaluasi Hasil Belajar Pada Prodi BSI UIN SGD Bandung Menurut Pandangan Mahasiswa

Selain pandangan para dosen yang dimintai pendapatnya tentang evaluasi

hasil belajar, juga pandangan mahasiswa. Kedudukan mahasiswa sebagai responden

dalam menanggapi sistem evaluasi belajar yang terjadi pada prodi BSI UIN SGD

Bandung menjadi sangat penting.karena mereka yang langsung terlibat dalam proses

belajar mengajar dan tentu saja yang mengalami evaluasi hasil belajar. Aspek yang

diteliti dalam evaluasi hasil belajar pada prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora

UIN SGD Bandung terdiri atas pengetahuan (cognitive), sikap (attitude), dan

keterampilan (psychomotor). Pada ranah pengetahuan (cognitive), indikator yang

diteliti terdiri atas: mengingat (remember), memahami (understand),

mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan

menciptakan (create). Pada ranah sikap (attitude), indikator yang diteliti terdiri atas:

penerimaan (receive), tanggapan (respond), penanaman nilai (value),

pengorganisasian nilai-nilai (organize), dan karakterisasi kehidupan (characterize).

Pada ranah keterampilan (psychomotor), indikator yang diteliti terdiri atas:

memperhatikan/mengamati (observe), peniruan (imilate), pembiasaan/latihan

(practise), dan penyesuaian (adapt).

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada 83 mahasiswa dalam

rangka untuk menggali tentang sistem evaluasi hasil belajar pada prodi BSI UIN

231

Page 54: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SGD yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, diperoleh data pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.17 Evaluasi Hasil Belajar Pada Prodi BSIFAH UIN SGD Bandung Menurut

Pandangan Mahasiswa

NO. INDIKATOR J A W A B A N ( % )

NO. ASPEK YANG DITELITI

INDIKATOR Baik Cukup Kurang

1 Pengetahuan a. mengingat 20.3 48,6 35.7 j . memahami 32.1 41,9 26 c. mengaplikasikan 20.6 21,5 57,9 d. menganalisis 25.3 30,6 44.1

mengevaluasi 12.6 35,8 51.6 f. menciptakan

13.4 41.4 45.2 20.72 36.63 43.42

l Sikap i. penerimaan 23.3 38.4 38.3

o. tanggapan 31.2 33.1 35.7 c. penanaman nilai 25.4 35.3 39.3 d. pengorganisasian

nilai-nilai 30.2 31.6 38.2 3. karakterisasi

kehidupan 22.9 38.8 38.3 26.6 35.44 37.96

3 Keterampilan a. memperhatikan 19 41.1 39.9 b. peniruan 26.2 35.3 38.5 c . pembiasaan 21.3 37.6 41.1 d. Penyesuaian 23.2 35.2 41.6

22.43 37.3 40.26

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa evaluasi hasil belajar

pada prodi BSI UIN SGD Bandung menurut pandangan mahasiswa adalah sebagai

berikut:

232

Page 55: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Pada ranah pengetahuan (cognitive) menunjukkan bahwa 43,42% menganggap

kurang baik, 36,63% menganggap cukup baik, dan sisanya 20,72% menganggap

baik, dengan rinciannya sebagai berikut: mengingat (remember) 48,6% responden

menganggap cukup baik, memahami (understand) 41,9% menganggap cukup baik,

mengaplikasikan (apply) 47,9% menganggap kurang baik, menganalisis (analyze)

44,1% menganggap kurang baik, mengevaluasi (evaluate) 51,6% menganggap

kurang baik, dan menciptakan (create) 45,2% menganggap kurang baik. Dari ranah

kognitif ini terlihat jelas bahwa mengaplikasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan

menciptakan dianggap lebih sulit tingkatannya dibanding dengan yang lainnya. Ini

menggambarkan bahwa keempat indikator kognitif tersebut memang dianggap paling

tinggi tingkatannya diabanding yang lainnya. Tapi bukan berarti bahwa yang lainnya

seperti mengingat dan memahami tidak ada kendala, buktinya keempat indikator

ranah kognitif tersebut walaupun dianggap kurang baik tetapi tidak signifikan dilihat

dari prosentasinya karena kalau dirata-ratakan keempatnya hanya berkisar pada

angka 47,2% saja yang menganggap kurang baik.

Pada ranah afektif atau sikap (affective), 37,96% responden menganggap

kurang baik, 35,44% menganggap cukup baik, dan 26,6% menganggap baik. Adapun

rinciannya adalah sebagai berikut: penerimaan (receive) 38,4% menganggap cukup

baik, tanggapan (respond) 35,7% menganggap kurang baik, penanaman nilai

(value) 39,3% menganggap kurang baik, pengorganisasian nilai-nilai (organize)

38,2% menganggap kurang baik, dan karakterisasi kehidupan (characterize) 38,8%

menganggap cukup baik. Apabila dianalisis secara menyeluruh pada aspek ini dapat

disimpulkan bahwa ternyata tanggapan (respond), penanaman nilai (value), dan

pengorganisasian nilai-nilai (organize), dianggap kurang baik, kalau dirata-ratakan

233

Page 56: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

semuanya menjadi 37.73%. Artinya bahwa anggapan kurang baik terhadap ketiga

aspek tersebut sebenarnya kalau dilihat dari rata-rata angkanya tidak terlalau

signifikan tetapi lagi-iagi bukan berarti hal tersebut harus terabaikan karena ketiga

aspek tersebut harusnya ditingkatkan agar tujuan program, kompetensi lulusan,

kompetensi mata kuliah dan hal-hal lainnya bisa tercapai dengan baik. Sebaliknya

apabila terabaikan maka akan menjadi kendala yang sangat berarti.

Pada ranah keterampilan (psychomotor) menunjukkan 40,28% responden

menganggap kurang baik, 37,3% menganggap kurang baik, dan 22,43%

menganggap baik. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: dalam aspek

memperhatikan/mengamati (observe), 41,1% reponden menganggap cukup baik,

pada aspek menirukan (imltate), 38,5% menganggap kurang baik, dalam

membiasakan/melatih (practise) 41,1% menganggap kurang baik, dan dalam

menyesuaikan (adapt), 41,6% menganggap kurang baik. Data tersebut dapat

disimpulkan bahwa ternyata dari empat aspek pada ranah psikomotor tersebut

menunjukkan terdapat tiga aspek yang dikatagorikan dengan menganggap kurang

baik, dan hanya satu aspek saja yang menganggap cukup baik. Tetapi kalaupun ada

tiga aspek dari empat aspek pada ranah psikomotor, ternyata rata-rata prosentasenya

hanya 40,4%. Artinya bahwa angka tersebut dinilai kurang signifikan sebab sisanya

yang jauh lebih besar menyatakan cukup baik dan baik. Kalaupun demikian adanya,

bukan serta merta harus terabaikan karena aspek ini sangat perlu sekali terutama

dalam meningkatkan keterampilan. Apabila tidak diperhatikan, konsekwensinya akan

sulit menghasilkan output yang skillfitl berbahasa Inggris, padahal keterampilan

berbahasa ini sangat perlu sebagai penciri dari mahasiswa prodi BSI. Selain itu,

234

Page 57: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

apabila mereka skillful, maka akan mudah mencari lapangan pekerjaan sebab para

pengguna/pasar memerlukan mereka yang yang terampil berbahasa Inggris.

Dari keseluruhan jenis evaluasi hasil belajar, program studi BSI UIN SGD

Bandung umumnya hanya dilakukan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir

Semester (UAS). Bentuk tes tufis dan tes lisan sudah biasa dilakukan, kecuali tes

tindakan belum banyak dikenal. Untuk menilai hasil belajar mahasiswa tidak

direncanakan secara baku dalam bentuk yang komprehensif dan dikendalikan oleh

pengelola program studi tetapi justru hanya dilakukan oleh dosen masing-masing.

4. Sumber Daya/Sarana Pendukung pada Prodi BSI Pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung

Sumber daya/sarana pendukung pendidikan untuk Program Sastra Inggris

bergabung bersama-sama di Fakultas Adab LAIN Sunan Gunung Djati Bandung baik

kantor, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain.

Kantor Fakultas Adab terdiri dari gedung dua lantai 650 m2 dengan ruangan

beserta perlengkapannya. Di bawah ini adalah keadaan ruang yang ada dalam

mendukung penyelenggaraan pendidikan di program studi BSI, yaitu:

a. Ruangan Dekan dan para Pembantu Dekan

b. Ruang Sekretariat/TU/Administrasi

c. Ruang Sidang

d. Ruang Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

e. Ruang Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

f. Ruang jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

g. Ruang Laboratorium

h. Ruang Perpustakaan

235

Page 58: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

i. Ruang Dosen

j . Ruang Kuliah

Ruangan Kuliah untuk Fakultas Adab (Sastra) dan Humaniora UIN SGD

Bandung terdiri atas 12 ruangan untuk mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris,

Bahasa dan Sastra Arab, dan Sejarah Peradaban Islam. Karena rata-rata tiap jurusan

menerima mahasiswa baru per-angkatan sebanyak dua kelas, maka nampaknya

ruangan kuliah masih sangat memungkinkan untuk digunakan secara leluasa,

sehingga memungkinkan apabila ingin menambah kelas atau menambah

Jurusan/program studi lain.

Laboratorium yang dimaksud adalah laboratorium fakultas yang didalamnya

menangani penelitian, perpustakaan, jurnal, diskusi, buku-buku daras, dan kerjasama

akademik dengan fakultas lain atau dengan luar universitas. Sedangkan laboratorium

bahasa, Fakultas Adab dan Humaniora tidak memilikinya sama sekali, padahal

fakultas ini adalah Fakultas Adab dan Humaniora dimana program studinya bukan

hanya BSI tetapi juga ada yang lain, yakni prodi Bahasa dan Sastra Arab (BSA),

Diploma 3 Terjemah Bahasa Inggris (TBI), Diploma 3 Terjemah Bahasa Arab

(TBA), dan juga Sejarah Peradaban Islam (SPI), dan tidak menutup kemungkinan

akan dibuka prodi-prodi lainnya.

Ketidakadaan laboratorium bahasa fakultas merupakan sesuatu yang sangat

ironis sekali sebab Fakultas Adab ini adalah Fakultas Sastra, dimana keberadaan

laboratorium bahasa yang merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat

vital harus dimiliki fakultas ini, terutama bagi mata kuliah-mata kuliah keterampilan

berbahasa (Janguage sHlls) untuk 4 prodi khususnya yang jumlah SKS-nya banyak.

Selain mata kuliah-mata kuliah keterampilan berbahasa (language skitts), ternyata

236

Page 59: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

ada dosen-dosen lain yang mengampu mata kuliah-mata kuliah kesusasteraan, yang

juga ternyata memerlukan laboratorium bahasa ini. Laboratorium bahasa yang

digunakan selama adalah laboratorium bahasa universitas yang digunakan secara

bersama-sama oleh fakultas-fakultas lain terutama Fakultas Tarbiyah yang juga di

dalamnya terdapat jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa

Arab (PBA) yang mempunyai jumlah kelas yang lebih banyak, dan secara otomatis

jumlah pemakaiannya lebih banyak karena SKS-nya yang lebih banyak. Selain itu,

laboratorium bahasa yang ada di universitas digunakan juga untuk pelatihan TOEFL,

TOAFL, dan pelatihan bahasa Inggris dan Arab, serta kursus bahasa Inggris dan

bahasa Arab, khususnya untuk persiapan TOEFL dan TOAFL. Dengan demikian

maka Fakultas Adab dan Humaniora ini perlu dilengkapi dengan media

pembelajaran yang sangat vital ini terutama untuk mata kuliah-mata kuliah yang

berbasis keterampilan (skill-based), dan mata kuliah-mata kuliah keilmuan yang ada

praktiknya, terutama yang berhubungan dengan laboratorium bahasa. Dan salah satu

ciri khas dari Fakultas Adab adalah adanya laboratorium bahasa. Bukan hanya

laboratorium bahasa yang mutlak dipunyai fakultas kaitannya dengan media

pembelajaran, banyak media jenis lain yang dibutuhkan seperti LCD, DVD dan TV

besar, OHP, dan sebagainya. Oleh karenanya, berkaitan dengan KBK, agak sulit

nampaknya membuat output yang kompeten apabila sarana pendukung tidak

diperhatikan, salah satunya adalah keberadaan laboratorium bahasa.

Perpustakaan universitas bisa dikatagorikan cukup memadai, tetapi yang

berhubungan dengan jurusan BSI bisa dikatakan kurang memadai. Buku-buku yang

tersedia didominasi dengan buku-buku studi keislaman saja, dan itu sangat wajar

karena lembaga ini Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAl). Tapi bukan berarti

237

Page 60: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

bahwa buku-buku yang berhubungan dengan program studi-program studi umum,

misalnya prodi BSI, harus dikesampingkan. Setiap pembukaan prodi-prodi baru

harus disiapkan segalanya, termasuk perlengkapan buku-buku yang ada di

perpustakaan karena ini pertanda keseriusan lembaga dalam membangaun prodi ke

depan. Mahasiswa merasa kesulitan mencari buku-buku yang berbau sastra,

linguistik, bahkan keterampilan bahasa Inggris di perpustakaan universitas. Kondisi

ini menyurutkan minat atau animo mahasiswa untuk masuk perpustakaan, bahkan

mungkin pula dengan dosennya. Untuk mengantisipasi hal itu, fakultas dan bahkan

program studi mempunyai perpustakaan khusus yang memfokuskan untuk

memperkaya buku-buku yang berhubungan dengan jurusan dalam rangka untuk

meningkatkan minat baca dan sekaligus wawasan keilmuan para mahasiswa tiap-tiap

jurusan, termasuk BSI. Namun, karena jumlah judul bukunya masih terbatas karena

keterbatasan dananya, maka animo atau gairah masuk perpustakaan pun masih

kurang.

Selain jumlah buku yang berkenan dengan jurusan BSI masih dianggap

kurang memadai, tetapi fasilitas perpustakaan universitas dan fakultas dianggap

cukup memadai. Namun ketika mahasiswa ditanya tentang kepuasan pelayanan,

mahasiswa menyatakan kurang merasa puas. Sebagai konsekwensinya, justru

mahasiswa BSI lebih sering mengunjungi perpustakaan British Council, UPI,

UNPAD, ITB, dan Perpustakaan Daerah dibandingkan dengan perpustakaan

universitas atau fakultas.

238

Page 61: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

5. Keahlian/Kompetensi Lulusan Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung menurut Mahasiswa, Dosen, Pengelola, Alumni dan Pengguna

Dalam rangka menjaring informasi awal untuk melakukan pengembangan

kurikulum, terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan

dilaksanakan melalui pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan

kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa sebanyak 83 orang, dosen sebanyak 20

orang, dan pengelola sebanyak 4 orang. Selain itu dilakukan pula dengan

mewawancarai beberapa alumni.

a. Keahlian/Kompetensi Lulusan Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung Menurut Mahasiswa

Hasil analisis kebutuhan tentang kompetensi lulusan yang diharapkan yakni

informasi yang digali dari mahasiswa berkenaan dengan pendapat mahasiswa tentang

kebutuhan kompetensi program studi dan kebutuhan akan mata kuliah yang perlu

dikembangkan untuk mendukung kompetensi lulusan. Sebanyak 83 orang

mahasiswa memberikan informasi yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) Rumusan Kompetensi Program Studi

Dari 6 (enam) rumusan kompetensi program studi sebagaimana tertera dalam

kurikulum program studi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD

Bandung, mahasiswa memandang bahwa kompetensi-kompetensi tersebut memang

diperlukan, yakni lebih dari 98% mereka menegaskan bahwa kompetensi tersebut

sangat perlu (74.49%) dan perlu (24.01%). Data berikut memperlihatkan hal tersebut:

239

Page 62: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.18 Rumusan Kompetensi Lulusan Program Studi BSI

Menurut Mahasiswa

PILIHAN JAWABAN (%> NO. RUMUSAN KOMPETENSI Sangat

Perlu Perlu Tidak Periu

1 Mahir dan terampil berbahasa Inggris 93.9 6.1 0

2

Mahir dan terampil menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya 84.3 15.7 0

3 Mahir dan terampil menyunting dan mentransliterasikan teks-teks bahasa Inggris 71.1 28.9 0

4

Mampu menginterpretasikan pembicaraan berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya 81.9 16.86 1.2

5 Mampu memahami teori-teori linguistik 57.8 38.55 3.61

6 Mampu mengapresiasikan, menulis dan mengkritisi karya sastra 67.8 38.55 3.61

Rata-rata 74.49 24.01 1.4

Untuk lebih jelasnya tentang rumusan kompetensi lulusan program studi BSI

Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung bisa dilihat pada grafik berikut

ini:

RUMUSAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM

STUDI BSI MENURUT MAHASISWA

100.00%

90.00%

80.00%

^ 70.00%

CL 30.00%

20.00%

10.00% -

0.00%

B C D E

Rumusan Kompetensi

B Sangat Perlu

• Perlu

• Tidak Perlu

Grafik 4.4 Rumusan Kompetensi Lulusan Prodi BSI Menurut Mahasiswa

240

Page 63: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Keterangan: A. Mahir dan terampil berbahasa Inggris B. Mahir dan terampil menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan

sebaliknya C. Mahir dan terampil menyunting dan mentransliterasikan teks-teks bahasa Inggris D. Mampu menginterpretasikan pembicaraan berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

dan sebaliknya E. Mampu memahami teori-teori linguistik F. Mampu mengapresiasikan, menulis dan mengkritisi karya sastra

2) Kebutuhan Mata Kuliah

Terdapat 4 (empat) rumpun mata kuliah, yakni: Mata Kuliah Kompetensi

Dasar (MKKD), Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU), Mata Kuliah

Kompetensi Penunjang (MKKP), dan Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL).

a) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD)

Mahasiswa berpendapat bahwa rumpun Mata Kuliah Kompetensi Dasar

(MKKD) ini dianggap perlu (45.24%), ragu-ragu (21.6%), dan tidak perlu (33.58%).

Beberapa mata kuliah dalam rumpun ini dianggap oleh mahasiswa tidak perlu, yaitu:

IAD/ISD/IBD (51.85%) dan Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan (62.5%),

sedangkan Bahasa Inggris dipandang perlu (92.59%), Hal tersebut bisa dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4 .19 Kebutuhan Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD)

Di Program Studi BSI Menurut Mahasiswa

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR PILIHAN JAWABAN

{%) (MKKD)

Perlu Ragu-ragu

Tidak Perlu

1 AI-Quran/llmu Tafsir 45.67 23.56 30.86 2 Hadits/llmu Hadits 37.97 27.84 34.17 3 Ilmu Fiqh 44.44 20.98 34.56 4 Ilmu Tauhid/Aqidah 45.67 25.92 28.39 5 Akhlakfiasawuf 4.00 23.75 36.25 6 Sejarah Peradaban Islam 25.31 26.58 48.10

241

Page 64: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR (MKKD)

PILIHAN JAWABAN (%} NO. MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

(MKKD) Perlu

Ragu-ragu

Tidak Perlu

7 IAD/ISD/IBD 18.51 29.62 51.85

8 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 15.00 22.50 62.50

g Bahasa Indonesia 78.75 15.00 6.25 Bahasa Inggris 92.59 1.23 6.17

11 Bahasa Arab 53.65 20.73 25.60 45.24 21.6 33.58

Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat lebih jelasnya pada grafik

kebutuhan Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD) di program studi BSI menurut

pandangan mahasiswa, sebagai berikut:

KEBUTUHAN MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR Di PROGRAM STUDI BSI MENURUT MAHASISWA

Perlu

Perlu

A B C D E F G H I J K

T ingkat Keper luan

Keterangan. A. AI-Quran/llmu Tafsir G. IAD/ISD/IBD B. Hadits/llmu Hadils H. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan C. Ilmu Fiqh I. Bahasa Indonesia D. Ilmu Tauhid/Aqidah J. Bahasa Inggris E. Akhlak/Tasawuf K. Bahasa Arab F. Sejarah Peradaban Islam

Grafik 4.5 Kebutuhan Mata Kuliah pada Prodi BSI Menurut Mahasiswa

242

Page 65: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU)

Pada rumpun Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU), mahasiswa rata-rata

berpandangan bahwa mata kuliah ini dianggap perlu (90.31%), ragu-ragu (6.37%),

dan tidak perlu (3.32%). Mahasiswa berpandangan bahwa mata kuliah dalam rumpun

ini dianggap perlu, yakni rata-rata lebih dari 90% menganggap perlu. Hal tersebut

bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.20 Kebutuhan Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU)

Di Program Studi BSI Menurut Mahasiswa

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA

(MKKU)

PILIHAN JAWABAN (%) NO.

MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA (MKKU)

Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 1 Writing 98.8 1.2 0 2 Speaking 100 0 0 3 Listening 98.8 0 1.2 4 Reading 97.6 2.4 0 5 Grammar 98.8 1.2 0 6 Introduction to Linguistics 96.3 3.7 0 7 Introduction to Literary Analysis 95.1 3.7 1.2 8 Introduction to English History 90.2 8.6 1.2 9 Survey of English Literature 88.75 10 1.25 10 Survey of American Literature 86.4 11.1 2.4 11 Survey of Modem British Literature 88.9 9.8 1.2 12 Phonology 97.5 1.2 1.2 13 Morphology 97.5 1.2 1.2 14 Syntax 98.7 0 1.2 15 Semiotics 95 3.7 1.2 16 Prose 92.5 5 2.5 17 Critical Theory 88.4 10.2 1.2 18 History of Literature in Islamic World 71.6 19.7 8.6 19 Psycholinguistics 93.6 4.8 1.2 20 Sociolinguistics 87.8 9.7 2.4 21 Modem Linguistics 93.9 6.1 0 22 Drama 86.6 9.7 3.6 23 Poetry 87.9 8.5 3.6

24 Research Method of Linguistics and Literature 95 5 0

25 Filsafat Bahasa 67.1 26.5 6.3

26 Praktek Profesi 65.8 8.5 25.6

27 Ujian Komprehensif 90 6.3 3.7

28 Skripsi 97.5 0 2.4

243

Page 66: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA

(MKKU)

PILIHAN JAWABAN (%) NO.

MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA (MKKU)

Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 29 KKN 72.8 6.2 20.9

90.31 6.37 3.32

c) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP)

Pandangan mahasiswa terhadap rumpun Mata Kuliah Kompetensi Pendukung

(MKKP) ini adalah bahwa mereka menganggap perlu (65.81%), ragu-ragu (51.77%),

dan tidak perlu (19.13%). Dari sejumlah 8 mata kuliah dalam MKKP, ada mata

kuliah yang dianggap tidak perlu, yaitu: Dirasah islamiyah (61.53%) dan Manusia

dan Kebudayaan Indonesia (46.91%). Data lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.21 Mata Kuliah Kompetensi Pendukung

Di Program Studi BSI Menurut Mahasiswa

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

PENDUKUNG (MKKP)

PILIHAN JAWABAN (%} NO.

MATA KULIAH KOMPETENSI PENDUKUNG (MKKP)

Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 1 Dirasah Islamiyah 16.7 21.7 61.5 2 Manusia dan Kebudayaan Indonesia 20.9 32.1 46.9 3 Bahasa dan Sastra Indonesia 65 25 10 4 Cross Cultural Understanding 67.9 22.3 29.6 5 Translation: Indonesia-English 89.1 9.6 1.2 6 Translation: English-Indonesia 91.2 8.5 1.2 7 Semantics 87.8 87.8 0 8 Text Analysis Lexical & Grammatical 88.7 7.9 2.5

65.81 21.77 13.13

d) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL)

Mahasiswa berpandangan bahwa Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Lainnya

(MKKL) rumpun mata kuliah ini masih dianggap perlu (41.14%), ragu-ragu

(26.35%), dan tidak perlu (26.35%), walaupun demikian mereka tidak menganggap

244

Page 67: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

sangat perlu karena hanya satu dari 4 mata kuliah dalam rumpun ini y;

perlu (50.62%). Berikut data yang menggambarkan hal tersebut:

Tabel 4.22 Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL) Di Program Studi BSI Menurut Mahasiswa

u n MATA KULIAH KOMPETENSI PILIHAN JAWABAN (%} NU. LAINNYA (MKKL)

Perlu Ragu-raqu Tidak Perlu 1 Dasar-dasar Filsafat 39 40 32 2 Pengantar Penelitian Kebudayaan 30 38 38 3 Praktek Ibadah 51 19 19 4 Praktek Tilawah 46 19 19

41 26 26

b. Keahlian/Kompetensi Lulusan Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung menurut Dosen

Informasi yang digali dari unsur dosen agak berbeda dengan informasi yang

digali dari unsur mahasiswa. Selain berkenaan dengan pendapat dosen tentang

kebutuhan kompetensi program studi, kebutuhan akan mata kuliah yang perlu

dikembangkan untuk mendukung kompetensi lulusan, dan implementasi

pembelajaran yang ada selama ini. Dosen juga diminta untuk memberikan informasi

tentang kurikulum yang dilaksanakan saat ini dan usulan untuk pengembangannya.

Sebanyak 19 orang dosen memberikan informasi yang dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1) Rumusan Kompetensi Program Studi

Para dosen menyatakan dari 6 (enam) rumusan kompetensi program studi

sebagaimana tertera dalam kurikulum itu sangat perlu (74.43%) dan perlu (25.56%).

Data berikut memperlihatkan hal tersebut:

245

Page 68: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4 .23 Rumusan Kompetensi Lulusan Program Studi BSI

Menurut Dosen

NO. RUMUSAN KOMPETENSI PILIHAN JAWABAN (%) NO. RUMUSAN KOMPETENSI

Sangat Perlu Perlu Tidak Perlu 1 Mahir dan terampil berbahasa lnqqris 94.4 5.5 0

Mahir dan terampil menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa

2 Indonesia dan sebaliknya 78.9 21.1 0 Mahir dan terampil menyunting dan mentransliterasikan teks-teks bahasa

3 Inggris 76.4 23.5 0 Mampu menginterpretasikan pembicaraan berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan

4 sebaliknya 82.3 17.6 0

5 Mampu memahami teori-teori linguistik 55.6 44.4 0

6 Mampu mengapresiasikan, menulis dan mengkritisi karya sastra 58.8 41.2 0

7 Lainnya: 74.4 25.6 0

2) Kebutuhan Mata Kuliah

Berkenaan dengan 4 (empat) rumpun mata kuliah yang ada dalam struktur

kurikulum, yakni: Mata Kuliah Kompetensi dasar (MKKD), mata kuliah Kompetensi

Utama (MKKU), Mata Kuliah Kompetensi Penunjang (MKKP), dan Mata Kuliah

Kompetensi Lainnya (MKKL).

a) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD)

Dapat digambarkan bahwa dosen berpendapat bahwa rumpun mata kuliah ini

dianggap perlu (65.66%), ragu-ragu (15.21%), dan tidak perlu (19.13%). Hampir

sejalan dengan pendapat mahasiswa beberapa mata kuliah dalam rumpun ini

dianggap tidak perlu, yaitu: IAD/ISD/IBD (58.33%) dan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (46.15%), sedangkan Bahasa Inggris dipandang dosen perlu

246

Page 69: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

(57.14%) dan tidak perlu (35.71%). Untuk lebih jelasnya tentang hal tersebut bisa

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.24 Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD)

Di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

DASAR (MKKD) PILI HAN JAWABAN (%) NO.

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR (MKKD) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu

1 AI-Quran/llmu Tafsir 80 13 7 2 Hadits/llmu Hadits 69 15 15 3 Ilmu Fiqh 79 14 7 4 Ilmu Tauhid/Aqidah 87 7 7 5 Akhlak/Tasawuf 53 27 20 6 Sejarah Peradaban Islam 62 31 8 7 IAD/ISD/IBD 25 17 58

8 Pendidikan Pancasila dan Kewarcjaneqaraan 31 23 46

9 Bahasa Indonesia 93 0 7 10 Bahasa Inggris 57 7 36 11 Bahasa Arab 87 13 0

66 15 19

b) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU)

Pendapat dosen terhadap mata kuliah rumpun MKKU menunjukkan bahwa

mata kuliah ini dianggap perlu (87.52%), ragu-ragu (7.59%), dan tidak perlu

(4.89%). Ini menggambarkan bahwa dosen berpandangan mayoritas mata kuliah

dalam rumpun ini dianggap perlu, yakni rata-rata lebih dari 87,52% dari mereka

menganggap perlu. Hal tersebut lebih detailnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.25 Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU)

Di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. MATA KULIAH

KOMPETENSI UTAMA (MKKU) PILI HAN JAWABAN {%)

NO. MATA KULIAH

KOMPETENSI UTAMA (MKKU) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu

1 Writing 100 0 0 2 Speaking 100 0 0

3 Listening 81 6 13

4 Reading 94 0 6 5 Grammar 88 12 0

247

Page 70: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO. MATA KULIAH

KOMPETENSI UTAMA (MKKU) PILIHAN JAWAB An

NO. MATA KULIAH

KOMPETENSI UTAMA (MKKU) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 6 Introduction to Linguistics 100 0 0 7 Introduction to Literary Analysis 87 13 0 8 Introduction to English History 81 19 0 9 Survey of English Literature 93 7 0

10 Survey of American Literature 87 13 0 11 Survey of Modem British Literature 93 7 0 12 Phonology 100 0 0 13 Morphology 100 0 0 14 Syntax 87 7 7 15 Semiotics 71 29 0 16 Prose 100 0 0 17 Critical Theory 87 13 0 18 History of Literature in Islamic World 73 7 20 19 Psycholinguists 93 7 0 20 Sociolinguistics 93 7 0 21 Modem Linguistics 93 7 0 22 Drama 100 0 0 23 Poetry _ j 100 0 0

24 Research Method of Linguistics and Literature 100 0 0

25 filsafat Bahasa 79 21 0 26 Praktek Profesi 50 0 50 27 Ujian Komprehensif 87 13 0 28 Skripsi 87 13 0 29 KKN 33 20 47

88 8 5

c) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP)

Pandangan dosen terhadap rumpun MKKP ini dapat digambarkan bahwa

mata kuliah-mata kuliah yang ada pada rumpun MKKP dianggap perlu (77.19%),

ragu-ragu (10.24%), dan tidak perlu (12.57%). Dari sejumlah 8 mata kuliah dalam

MKKP, rata-rata dosen mengganggap perlu dikembangkan.Tabel dibawah ini

menggambarkan hal tersebut:

248

Page 71: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.26 Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP)

Di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

PENDUKUNG (MKKP) PILI HAN JAWABAr. (%)

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

PENDUKUNG (MKKP) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 1 Dirasah Islamiyah 53.3 13.3 33.3 2 Manusia dan Kebudayaan Indonesia 66.6 13.3 0.2 3 Bahasa dan Sastra Indonesia 87.5 0 12.5 4 Crass Cultural Understanding 78.5 14.2 7.1 5 Translation: Indonesia-English 80 13.3 6.6 6 Translation: English-Indonesia 80 13.3 6.6 7 Semantics 100 0 0 8 Text Analysis Lexical & Grammatical 71.4 14.2 14.2

77.1 10.2 12.5

d) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL)

Pada rumpun mata kuliah ini, dosen memandang perlu (58%), ragu-ragu

(17%), dan tidak perlu (25%). Walaupun demikian, beberapa dari mereka ada yang

beranggapan bahwa mata kuliah Pengantar Penelitian Kebudayaan, Praktek Ibadah,

dan Praktek Tilwah dinyatakan tidak perlu (rata-rata 27% atau sebanyak 4 orang dari

15 orang data yang masuk). Hal tersebut lebih rincinya bisa dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.27 Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL)

Di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

LAINNYA (MKKL) PIL HAN JAWABAN (%)

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

LAINNYA (MKKL) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 1 Dasar-dasar Filsafat 67 13 20 2 Pengantar Penelitian Kebudayaan 46 27 27

3 Praktek Ibadah 60 13 27

4 Praktek Tilawah 60 13 27 58 17 25

249

Page 72: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

c. Keahlian/Kompetensi Lulusan Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung Menurut Pengelola

Informasi yang digali dari unsur pengelola juga berbeda dengan apa yang

telah digali dari unsur dosen dan mahasiswa. Informasi yang digali dari unsur

pengelola hanya terkait dengan: kebutuhan akan mata kuliah yang perlu

dikembangkan untuk mendukung kompetensi lulusan, kurikulum yang dilaksanakan

saat ini dan usulan untuk pengembangannya.

1) Kebutuhan Mata Kuliah

Sebanyak 3 orang pengelola yang terdiri atas pengelola jurusan dan fakultas

memberikan tanggapannya terhadap 4 (empat) rumpun mata kuliah, yakni: Mata

Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD), Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU),

Mata Kuliah Kompetensi Penunjang (MKKP), dan mata Kuliah Kompetensi Lainnya

(MKKL).

a) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD)

Berdasarkan data dapat digambarkan bahwa pengelola berpendapat rumpun

mata kuliah ini dianggap perlu (81.82%), ragu-ragu (3.03%), dan tidak perlu

(15.15%). Beberapa mata kuliah dalam rumpun ini dianggap tidak perlu, yaitu:

IAD/ISD/IBD (100%) dan Bahasa Inggris (66.67%). Untuk lebih jelasnya tentang

pendapat pengelola program studi BSI dan Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD

Bandung, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

250

Page 73: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4 .28 Mata Kuliah Kompetensi Dasar (MKKD)

Pada Program Studi BSI Menurut Pengelola

NO. RUMUSAN KOMPETENSI PILIHAN JAWABAN (%)

NO. RUMUSAN KOMPETENSI Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu

1 AI-Quran/llmu Tafsir 100 0 0 2 Hadits/llmu Hadits 100 0 0 3 Ilmu Rqh 100 0 0 4 Ilmu Tauhid/Aqidah 100 0 0 5 Akhlak/Tasawuf 100 0 0 6 Sejarah Peradaban Islam 100 0 0 7 IAD/ISD/1BD 0 0 100

8 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 0.67 0.33 0

9 Bahasa Indonesia 100 0 0 10 Bahasa Inggris 33.33 0 66.67 11 Bahasa Arab 100 0 0

81.82 3.03 15.15

b) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU)

Pada mata kuliah rumpun MKKU, pengelola berpandangan bahwa semua

mata kuliah ini perlu ( 1 0 0 % ) . Pengelola memahami bahwa seluruh matakuliah yang

ditawarkan kepada mahasiswa seluruhnya dianggap perlu. Perhatikan tabel berikut

ini:

TABEL 4.29 Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU) Di Program Studi BSI Menurut Pengelola

NO. RUMUSAN KOMPETENSI PIL HAN JAWAE AN (%)

NO. RUMUSAN KOMPETENSI Perlu

Ragu-ragu

Tidak Perlu

1 Writing 100 0 0 2 Speaking 100 0 0

3 Listening 100 0 0

4 Reading 100 0 0

5 Grammar 100 0 0

6 Introduction to Linguistics 100 0 0

7 Introduction to Literary Analysis 100 0 0

8 Introduction to English History 100 0 0

9 Survey of English Literature 100 0 0

2 5 1

Page 74: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

NO. RUMUSAN KOMPETENSI PIL HANJAWAE AN (%)

NO. RUMUSAN KOMPETENSI Perlu

Ragu-ragu

Tidak Perlu

10 Survey of American Literature 100 0 0 11 Survey of Modem British Literature 100 0 0 12 Phonology 100 0 0 13 Morphology 100 0 0 14 Syntax 100 0 0 15 Semiotics 100 0 0 16 Prose 100 0 0 17 Critical Theory 100 0 0

18 History of Literature in Islamic Wodd 100 0 0

19 Psycholinguistics 100 0 0 20 Sociolinquistics 100 0 0 21 Modem Linguistics 100 0 0 22 Drama 100 0 0 23 Poetry 100 0 0

24 Research Method of Linguistics and Literature 100 0 0

25 Filsafat Bahasa 100 0 0 26 Praktek Profesi 100 0 0 27 Ujian Komprehensif 100 0 0 28 Skripsi 100 0 0 29 KKN 100 0 0

100 0 0

c) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP)

Hal yang sama juga terjadi pada rumpun Mata Kuliah Kompetensi

Pendukung (MKKP), yakni pengelola berpendapat bahwa semua mata kuliah

dipandang perlu (100%). Hal tersebut lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut

Tabel 4 . 3 0 Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MKKP)

Di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI PI LIHAN JAWABAN

NO. PENDUKUNG (MKKP) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu

1 Dirasah JsJamiyab 100 0 0 2 Manusia dan Kebudayaan Indonesia 100 0 . . . o 3 Bahasa dan Sastra Indonesia 100 0 0 4 Cross Cultural Understanding 100 0 0 5 Translation: Indonesia-English 100 0 0

252

Page 75: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kin MATA KULIAH KOMPETENSI PI LIHAN JAWABAN NU. PENDUKUNG (MKKP) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 6 Translation: English-Indonesia too 0 0 7 Semantics 100 0 0 8 Text Analysis Lexical & Grammatical 100 0 0

100 0 0

d) Rumpun Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL)

Hal yang sama juga terjadi pada rumpun Kuliah Kompetensi Lainnya

(MKKL), yakni pengelola berpendapat bahwa semua mata kuliah dipandang perlu

(100%). Hal tersebut lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.31 Mata Kuliah Kompetensi Lainnya (MKKL)

Di Program Studi BSI Menurut Dosen

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

LAINNYA (MKKL) PIL H AN JAWABAN

NO. MATA KULIAH KOMPETENSI

LAINNYA (MKKL) Perlu Ragu-ragu Tidak Perlu 1 Dasar-dasar Filsafat 100 0 0 2 Pengantar Penelitian Kebudayaan 100 0 0 3 Praktek Ibadah 100 0 0 4 Praktek Tilawah 100 0 0

100 0 0

d, Keahlian/Kompetensi Lulusan Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung Menurut Alumni

Selain mahasiswa, dosen, dan para pengelola program studi, analisis

kebutuhan juga dilakukan kepada para alumni yang sudah bekerja. Yang menjadi

sampel alumni dalam penelitian ini adalah mereka yang bekerja sebagai editor di

penerbit, penterjemah tertulis, interpreter, guru/dosen. Informasi tidak dijaring

melalui kuesioner tetapi dijaring melalui kegiatan wawancara. Adapun hasil

rekapitulasi dari kegiatan wawancara yang dilakukan dapat dipaparkan sebagai

berikut:

253

Page 76: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.32 Kompetensi Lulusan Program Studi BS1 Menurut Alumni

PEKERJAAN ALUMNI

KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN

Editor • Memiliki kemampuan mengungkapkan gagasan dalam bahasa tulis yang intelligible.

• Memiliki kemampuan menulis yang handal • Memiliki penangkapan pola pikir dan alur pikir suatu tulisan dari penulis lain • Memiliki repertoire bidang ilmu tertentu » Mampu meluruskan dan mengoreksi suatu salah konsep tulis • Mampu mengoreksi kesalahan mekanik dari sebuah tulisan • Mampu memberi alternative peredaksian suatu ungkapan dengan beragam

varian guna mencapai keterbacaan tinggi dan keberterimaan yang mapan. • Mampu menghasilkan suatu tulisan analitik bertali tema spesifik tertentu • Mampu mencitrakan gaya tulisan sebagai pemeriain dari penulis lain. • Mampu memberi pengaruh opini terhadap publik pembaca lewat bahasa tulis

Penerjemah • Memiliki kosa kata Inggris dan Indonesia yang memadai (+ 750.000 kata) • Memiliki pengetahuan kaidah kebahasaan, grammar, (Inggris dan Indonesia)

yang kental • Memiliki kemampuan membaca pemahaman yang komprehensif. • Memiliki pengetauan akan aturan pola pikir berbahasa (Inggris dan

Indonesia) yang handal • Memiliki pengetahuan akan teknik-teknik dan pendekatan-pendekatan

pengalihbahasaan suatu source language kedalam target language. • Memiliki kemampuan membuat rendering dalam beragam bentuk dan gaya • Memiliki kemampuan mengungkapkan gagasan dalam bahasa tulis yang

intelligible. • Memiliki kemampuan menulis yang memadai • Memiliki kemampuan pengkondisian nuansa terjemahan berdasarkan tujuan

dan peruntukan dari terjemahan bersangkutan • Memiliki kemampuan untuk mengakomodasi keinginan dan harapan client

pengguna jasa terjemahan. • Memiliki kemelekan budaya dari target language dan source language.

Interpreter • Memiliki kosa kata Inggris dan Indonesia yang memadai (+ 750.000 kata) • Memiliki pengetahuan kaidah kebahasaan, grammar, (Inggris dan Indonesia)

yang kental • Memiliki kemampuan listening yang komprehensif. • Memiliki kemampuan speaking yang kondusif. • Memiliki kemampuan mengartikulaiskan bahasa secara cepat dan akurat • Memiliki pengetauan akan aturan pola pikir berbahasa (Inggris dan

Indonesia) yang handal • Memiliki pengetahuan akan teknik-teknik dan pendekatan-pendekatan

pengalihbahasaan suatu source language kedalam target language dalam ragam lisan baik secara simultan ataupun konsekutif.

• Memiliki kemampuan membuat rendering dalam beragam bentuk dan gaya • Memiliki kemampuan pengambilan keputusan rendering yang cepat. • Memiliki kemampuan performansi tindak interpreting dalam beragam varian

forum berdasarkan tujuan dan peruntukan dari interpreting bersangkutan

254

Page 77: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

PEKERJAAN ALUMNI

KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN

* Memiliki kemampuan untuk mengakomodasi keinginan dan harapan client pengguna ¡asa terjemahan.

Penulis • Memiliki kosakata yang luas {lebih dari 100.000 kata) • Memiliki daya kreativitas tulis yang kondusif • Memiliki daya imaginasi dan visualisasi yang peka • Memiliki kemampuan mengungkapkan gagasan dalam bahasa tulis yang

intelligible. • Memiliki kemampuan menuangkan gagasan dalam bahasa tulis • Memiliki tingkat eksplorasi peragaman penuangan ide dalam varian bahasa

tufis yang berterima • Memiliki kemampuan mekanik • Memiliki repertoire bidang ilmu tertentu • Memiliki pengetahuan akan unsur-unsur pengikat pemaduan pengembangan

ide • Memiliki pengetahuan texture pengembangan wacana. • Mampu menghindari suatu salah konsep tulis • Mampu menyodorkan alternative peredaksian suatu ungkapan dengan

beragam varian guna mencapai keterbacaan tinggi dan keberterimaan yang mapan.

• Memiliki kemamapuan pemprediksian calon pembaca • Memiliki kemampuan membuat ragam redaksi untuk pembaca pada masing-

masing tingkat literasinya. • Mampu menghasilkan suatu tulisan analitik bertali tema spesifik tertentu • Mampu mencitrakan gaya tulisan sebagai pemeriain dari penulis lain. • Mampu memberi pengaruh opini terhadap publik pembaca lewat bahasa tulis • Mampu membidik kebutuhan sumber literasi publik

Guru/Dosen » Memiliki language skills (listening, speaking, reading, wriling, dan grammar) yang memadai.

• Menguasai pendekatan-pendekan pengajaran • Memiliki kemampuan berkomunikasi • Memiliki keterampilan classroom management • Memiliki pengetahuan akan evaluasi bahasa • Memiliki kemampuan utilasi alat bantu pengajaran • Memfiki pengetahuan dan kemampuan untuk mengembangkan desain

pengajaran • Mampu merancang bahan ajar • Memiliki pengetahuan akan psikologi perkembangan anak didik • Mampu menciptakan stimulus-stimulus konstruksif guna keterlibatan siswa

dalam belajar dengan bahasa.

Isi tabel di atas dapat dijadikan bahan untuk menggali kebutuhan (need

assessment) dalam pengembangan kurikulum selanjutnya. Tuntutan dunia kerja akan

menjadi tolok ukur dalam penilaian relevansi. Relevansi program studi, artinya

255

Page 78: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

bahwa isi mata kuliah bertalian dengan kebutuhan, minat, dan kehidupan mahasiswa

karena diambil dari dunia mereka oleh mereka sendiri.

Prinsip relevansi dalam pengembangan kurikulum sebagaimana telah

dijelaskan menurut Sukmadinata (2000:150) sangat penting. Relevansi yang

mengacu pada dunia kerja disebut relevansi ke luar. Relevansi ke luar maksudnya

tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan

dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan

mahasiswa untuk dapat hidup dan bekerja dalam masyaakat. Isi kurikulum yang akan

disusun atau dikembangkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk hidup

pada jamannya. Kurikulum bukan hanya menyiapkan mahasiswa untuk

kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan datang. Dengan demikian, relevansi

sentrifugal ini berbentuk a) kesesuaian desain kurikulum dengan tuntutan

perkembangan dan kebutuhan lapangan berdasarkan need analysis, dan b) kesesuaian

mutu lulusan dengan standar pengguna (standar kompetensi).

256

Page 79: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

B. SOSOK KURIKULUM PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS PADA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG YANG DIKEMBANGKAN

Mengacu pada kebijakan pengembangan kurikulum di perguruan tinggi yang

telah ditetapkan dalam Kepmen Agama No.353 Tahun 2004, Keputusan Direktur

Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama melalui surat No. Dj.II/

Dt.II.III/P.009/AZ/328/02, Keputusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor:

Dj.II/114/2005 tentang Kebijakan Akademik dan Kelembagaan tentang Kurikulum

Berbasis Kompetensi PTAI, dan didukung pula oleh teori-teori pengembangan

kurikulum sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

pengembangan model kurikulum yang dilakukan suatu program studi mencakup

struktur kurikulum dan silabus mata kuliah.

Pengembangan model kurikulum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (1) Perumusan Visi, Misi, dan Kontribusi; (2) Perumusan Tujuan Program

Studi dan Kompetensi Lulusan; (3) Penyusunan Substansi Kajian; (4) Penetapan

Mata Kuliah; (5) Penetapan SKS dan Sebaran Mata Kuliah Per-semester. Hasil

perumusan ini dapat dilihat pada paparan berikut ini:

1. Perumusan Visi, Misi, dan Kontribusi Program Studi BSI

Visi merupakan cita-cita luhur yang operasionalnya digambarkan pada misi.

Visi dan misi suatu prodi bisa berubah sesuai dengan dinamika masyarakat dan

perkembangan IPTEKs yang semakin deras di era arus informasi dan era global ini.

Begitu pula rumusan visi dan misi prodi BSI FAH UIN SGD Bandung mengalami

perubahan. Perubahan terjadi salah satunya adalah dalam rangka untuk

menyelaraskan dengan visi UIN SGD Bandung yang juga berubah, yakni menjadikan

257

Page 80: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

U IN sebagai Perguruan Tinggi yang mampu mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu

umum sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan profesional, pada tingkat

nasional dan internasional dalam mengembangkan sumber daya manusia, ilmu

pengetahuan, sains dan teknologi, sosial budaya berdasarkan nilai-nilai islami untuk

disumbangkan bagi pengembangan masyarakat dan bangsa yang lebih terbuka dan

demokratis; dan juga menyelaraskan dengan visi Fakultas Adab dan Humaniora,

yakni menjadi penyelenggara proses akademik dan satuan sistem pendidikan tinggi

serta pusat pengembangan ilmu-ilmu keislaman bidang bahasa, sastra dan budaya

Islam untuk tujuan merekonstruksi sejarah dan mengembangkan peradaban Islam

baru yang sesuai dengan tantangan perubahan sosial dan budaya modern. Adapun

visi dan misi prodi BSIUIN SGD Bandung ini adalah sebagai berikut:

a. Visi Program Studi BSI

Visi program studi BSI adalah menjadi program studi yang mampu menjadi

pusat keunggulan (center of excellence) dalam bidang kajian bahasa dan sastra

Inggris dan mampu mengartikulasikannya dalam konteks ke-Islaman dan ke-

Indonesiaan yang berakhlaqul karimah.

b. Misi Program Studi BSI

Berdasarkan visi di atas, misi program studi BSI adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan kegiatan akademik dan profesional dalam bidang bahasa

dan sastra Inggris, terutama dihubungkan dengan konteks keislaman dan

keindonesiaan.

2) Mengembangkan kajian keilmuan di bidang bahasa dan sastra Inggris melalui

kegiatan penelitian.

258

Page 81: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

3) Menyebarluaskan kajian keilmuan tersebut melalui prc„_ w

pementasan, dan pembacaan semua genre sastra sebagaiTEepe&iiJan

komunitas sastra dalam konteks nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

c. Kontribusi Program Studi

Kontribusi yang akan disumbangkan oleh program studi ini bagi masyarakat

dan pengembangan ilmu adalah;

1) Memberikan informasi tentang perkembangan sains dan teknologi yang

dikembangakan di dunia Barat.

2) Mengadopsi dan mengembangkan sains dan teknologi yang berasal dari Barat

untuk kepentingan masyarakat banyak.

3) Memberikan informasi tentang perlunya mempelajari sastra sebagai wahana

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

4) Memberikan informasi tentang pentingnya mempelajari bahasa dan ragamnya

agar kita bisa mengetahui kultur setiap individu.

5) Memberikan informasi tentang hasil-hasil penelitian bahasa dan sastra

sebagai ilmu yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang lain.

6) Memberikan informasi bahwa bahasa dan sastra Inggris sangat penting untuk

menguasasi IPTEKs.

7) Membandingkan antara sastra Inggris (barat) dengan sastra Islam (sufistik)

2. Perumusan Tujuan Program Studi BSI dan Kompetensi Lulusan

Dari hasil analisis terhadap dokumen kurikulum yang ada, peraturan/

kebijakan pemerintah, dan hasil analisis kebutuhan (sebagaimana telah dipaparkan

259

Page 82: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

pada Bab IV Bagian A Poin 6) disusun suatu tujuan dan kompetensi program studi

BSI yang dipetakan sebagai berikut:

a. Tujuan Program Studi

Sebagaimana ditetapkan oleh surat Keputusan Dirjen Kelembagaan Agama

Islam Nomor Dj. II/114/2005 bahwa tujuan Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAl)

adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman

2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Merujuk pada tujuan Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI) di atas, maka

disusun suatu rumusan tujuan Program Studi BSI sebagai berikut: "Menghasilkan

Sarjana Sastra (S.S.) yang profesional dan kompetitif dalam bidang bahasa,

Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan

beiakhiaqul karimah".

b. Perumusan Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan pada jenjang perguruan tinggi bertujuan untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi angota masyarakat yang berakhlak mulia,

memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk mengemukan,

mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi

kemanusiaan. Sedangkan ia digunakan sebagai pedoman penilaian dalam dalam

penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (SNP, 2005:18).

Berdasarkan hal tersebut maka kompetensi lulusan perlu dirumuskan agar output

prodi BSI terampil berbahasa Inggris, memahami akan ilmu bahasa, menjadi

260

Page 83: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

apresiator dan kritikus sastra yang dibumbui dengan ruh keislaman. Adapun rumusan

kompetensi lulusan, pertama-tama akan terlihat dari:

1) Kompetensi Dasar:

• Memiliki pengetahuan secara komprehensif tentang ajaran-ajaran dan ilmu-

ilmu agama Islam

• Memiliki Pengetahuan tentang persoalan-persoalan kemasyarakatan dan

kenegaraan

• Memiliki keterampilan menganalisis, memecahkan masalah dan bekerjasama

dengan orang lain

2) Kompetensi Utama:

• Terampil berbahasa Inggris (language skills)

• Terampil, kaya dan berpengetahuan akan kosa-kata, tata bahasa,

pengucapan/pelafalan, dan semacamnya yang masuk dalam katagori aspek-

aspek bahasa (language aspects)

• Memiliki pengetahuan, pemahaman tentang kebahasaan dan terampil

menganalisis kebahasaan dilihat dari sudut pandang linguistik (linguistics

courses)

• Memiliki pengetahuan, pemahaman tentang kesusasteraan dan keterampilan

menganalisis sastra Inggris dari berbagai macam sudut pandang (Literature

courses)

3) Kompetensi Pendukung

• Memiliki berbagai macam pengetahun, keterampilan dan sikap yang

mendukung terhadap kompetensi utama dan keahlian-keahlian serta wawasan

yang mencerminkan penguasaan kajian utama.

261

Page 84: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

4) Kompetensi Lainnya

• Memiliki keterampilan lain yang praktis dan sikap profesional sebagai bekal

untuk berkompetisi di dunia kerja.

Berdasarkan rumusam kompetensi lulusan pada setiap rumpun kompetensi

maka dapat dirumuskan kompetensi lulusan prodi BSI adalah terampil berbahasa

Inggris, menguasai linguistik dan metodologinya, menguasai kesusasteraan dan

metodologinya, dan mampu bersaing di era global yang berahklak mulia.

3. Perumusan Substansi Kajian

Setelah kompetensi-kompetensi di atas disusun, langkah selanjutnya adalah

merumuskan substansi kajian dari masing-masing rumpun kompetensi baik rumpun

kompetensi dasar, rumpun kompetensi utama, rumpun kompetensi pendukung,

maupun rumpun kompetensi lainnya.

a. Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar menurut acuan dari Dirjen Binbaga Islam adalah substansi-

substansi dasar yang merupakan penciri khas dari Departemen Agama dan Perguruan

Tinggi Agama Islam (PTAI). Substansi-substansi dari kompetensi dasar ini secara

nasional oleh Departemen Agama sudah dirumuskan sehingga berlaku secara

nasional. PTAI juga merumuskan substansi-substansi yang menjadi penciri khas

lembaga itu. Fakultas pun membuat substansi-substansi bidang kefakultasan sebagai

penciri khas dari fakultas tersebut. Artinya, substansi-substansi kajian pada rumpun

kompetensi dasar bisa merupakan penciri dari Departemen Agama, PTAI yang

bersangkutan, Fakultas, bahkan Prodi. Untuk lebih jelasnya, substansi-substansi

kajian pada rumpun kompetensi dasar tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini:

262

Page 85: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.33 Substansi Kajian Kompetensi Dasar Program Studi Bahasa Dan Sastra Inggris

Berdasarkan Keputusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor: Dj.11/114/2005 Kompetensi Dasar Lulusan Perguruan Tinggi Agama Islam

TUJUAN PTAI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN 1. Menyiapkan peserta

didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

a. Memiliki pengetahuan secara komprehensif tentang ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu agama Islam

1) Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu al-Quran dan ilmu-ilmu Hadits

Pengertian al-Qur'an; Kedudukan Al-Qur'an dalam ajaran Islam; Perbedaan al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi; I'jaz al-Qur'an; Sejarah Pewahyuan dan Mushhaf al-Qur'an; Berbagai Karakteristik-Liturgi dalam Mushhaf al-Qur'an; Berbagai variasi struktur linguistik al-Qur'an; Qir'aat al-Qur'an; Berbagai ilmu/ instrument yang diperlukan untuk memahami, menerjemahkan dan menafsirkan al-Qur'an, dan Tema-Tema Pokok al-Qur'an, khususnya berkaitan dengan Bahasa dan Sastra. Pengertian dan kedudukan al-Hadiis dalam ajaran Islam; Pembagian Ilmu Hadits dan Fungsinya, Pembagian hadits dan Karakteristiknya; Tema-Tema Pokok dalam Hadits, khususnya berkaitan dengan Bahasa dan Sastra

1. Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

a. Memiliki pengetahuan secara komprehensif tentang ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu agama Islam

2) Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang tawhid / aqidah islam

Pengertian dan konstruk tauhid/akidah Islam; sumber-sumber tauhid/akidah Islam; pembagian tauhid/akidah Islam; Kompleksitas pemikiran kalam dalam Islam

1. Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

a. Memiliki pengetahuan secara komprehensif tentang ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu agama Islam

3) Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang fiqh / ushul fiqh

Pengertian; sumber hukum dalam Islam; metode ijtihad dalam Islam; Berbagai kaidah ushuliyah dan kaidah fiqhiyyah dan asal-usulnya; al-ahkam. Berbagai aturan-aturan pokok dalam ibadah, thaharah; shalat, shaum; zakat; mu'amalat, munakahat, ma waris, dan j in ayat; dan siyasah

1. Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

a. Memiliki pengetahuan secara komprehensif tentang ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu agama Islam

4) Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang akhlak dan tasawuf

Pengertian akhlak, pembagian akhlak dan karakteristiknya, pencapaian akhlak kari man berdasarkan al-Qur'an dan ak-Hadits Pengertian dan tujuan tasawuf; hubungan tasawuf dengan pembentukan akhlak karimah; maqamat dan al-ahwal; serta kompleksitas pemikiran tasawuf

263

Page 86: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

TUJUAN PTAI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

5) Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang sejarah dan peradaban Islam

Pengantar; Arab Pra-lslam; Masa Nabi; Masa al-Khulafa al-Rasyidun; Masa Umayah Timur; Islam di Andalusia; Masa; Abbasiyah; Dinasti-Dinasti Kecil; Perangsalib dan Invasi Mongol; Islam di Asia Tenggara; Dunia Islam Masa kolonialisme Barai; Dunia Islam Masa pasca-kolonial Barat; Fenomena Islam dan Muslim pada masyarakat Eropa dan Amerika; Islam dan Muslim di Inggris, Amerika, dan Australia

h. Memiliki Pengetahuan tentang persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kenegaraan

1) Mendeskripsikan

Kebudayaan primitif, agraris dan industrial, Individu, keluarga, masyarakat, dan interaksi sosial; Remaja dan pemuda dalam permasalahan nasional; Pemerintah, negara, dan warga negara dalam permasalahan demokratisasi; Pelapisan sosial, kesetaraan, diskriminasi, dan pemerataan; Permasalah kependudukan: Masyarakat perkotaan dan pedesaan; Pembangunan dan permasalah kemiskinan struktural dan kultural; Teori-teori dasar Sosiologi; Teori Sosiologi Modern; Interaksi dan proses sosial; Keluarga; Kolektifa sosial; Masyarakat desa dan kota; lembaga-Lembaga sosial, politik, ekonomi, sosial, dan budaya; Perubahan sosial dan modernisasi; Mobilitas sosial, Pola-pola konflik masyarakat dan pengaturan konflik; kepemimpinan, Sosialisasi; Stratifikasi sosial, peran dan status sosial, serta differensiasi sosial; berbagai fenomena sosial dalam kebudayaan dan masyarakat berbahasa Inggris.

pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu sosial

Pengertian dan ruang lingkup Antropologi; Pendekatan Antropologi dalam pengkajian sejarah; Perkembangan ilmu Antropologi; Konsepsi ilmu budaya dalam kesusastraan, seni rupa, seni musik, agama, filsafat, dan estetika; Individu, masyarakat, dan kebudayaan; Agama dan Kebudayaan; Difusi, asimilasi, dan akulturasi; Perubahan sosial-b u daya; Keragaman budaya dalam perspektif sosial budaya; Tradisi dan Modernitas dalam perspektif sosial; Etnografi: Unsur-unsur dan kerangka metodologis; Metode-metode pengkajian; Sistem simbolis, makna, dan fungsi; Prospek penelitian budaya Isiam;Manusia, cinta kasih, penderitaan, dan keadilan; Pandangan hidup dan tanggung jawab manusia; Budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan; berbagai fenomena sosial dalam kebudayaan dan masyarakat berbahasa Inggris.

264

Page 87: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

TUJUAN PTAI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

2) Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu budaya

Pengertian, kedudukan, fungsi, tujuan, dan landasan dan Latar belakang filsafat dan ksonstitusi negara RI; Wawasan Nusantara; Latar belakang dan dasar geografis, geopolilis dan geostrategis, historis, dan yuridis kepentingan nasional; Unsur-unsur Wawasan Nusantara; Ketahanan Nasional. ;Hub u ngan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional; Ipoleksosbus Hankamnas dan ATHG; Pengertian dan Pelaksanaan Polstra Hankamnas; Sistem Hankamrata; Pengalaman sejarah perang kemerdekaan; Perang, perang wilayah, dan perang modern; Paham perang bagi bangsa Indonesia; komparasi filsafat dan konstitusi negara Indonesia dengan negara, bangsa, dan masyarakat berbahasa Inggris. Hak dan kewajiban warga negara dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara; tanggung jawab moral sarjana Muslim-Indonesia dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara; etos pengabdian terhadap negara dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara

265

Page 88: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

TUJUAN PTAI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

3) Terampil membaca dan menulis karya ilmiah dalam bahasa Indonesia secara efektif

1. Kalimat: Pengertian kalimat; Pola-pola dan bagian-bagian kalimat; Kalimat sederhana dan kalimat luas; Prinsip-prinsip mencari gatra kalimat dan macam keterangan kalimat; Kalimat artalitis dan sintesis serta variasi susunannya

2. Menyusun paragrap: Pengertian paragrap dan struktur paragrap 3. Menyusun paragrap; kalimat lopik, kalimat-kalimat pendukukng, dan kalimat

kesimpulan 4. Koherensi dan kekohesifan 5. Menentukan dan menyempitkan topik 6. Membuat outline paragrap 7. Mengembangkan paragrap berdasarkan alasan 8. Mengembangkan paragrap berdasarkan perbandingan 9. Mengembangkan paragrap berdasarkan sebab akibat J 0. Analisis ieks: (Koreksi kesalahan Isi, organisasi, lalabahasa, penggunaan kosa

kata, dan mekanik; tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital) 11. Analisis leks: (Koreksi kesalahan Isi, organisasi, tatabahasa, penggunaan kosa

kata, dan mekanik: tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital) 12. Essay: Pengertian dan struktur 13. Paragraph pendahuluan dan Thesis statement 14. Paragrap pengembvangan/Body. kalimat topik, kalimat pendukung, dan

kalimat kesimpulan 15. Paragrap kesimpulan 16. membual outline essay 17. Membuat paragrap pendahuluan 18. Koreksi kesalahan pada paragrap pendahuluan (peer collaboration) 19. Membuat paragrap pengembangan 20. Koreksi kesalahan pada paragrap pengembangan (peer collaboration) 21. Membuat paragrap kesimpulan 22. Koreksi kesalahan pada paragrap kesimpulan (peer collaboration) 23. Membuat jurnal 24. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jurnal 25. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jumal 26. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jurnal 27. Membuat laporan buku 28. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku 29. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku 30. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku 31. Membuat makalah 32. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah 33. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah 34. Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah

266

Page 89: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

TUJUAN PTAI KOMPETENSI

c. Memiliki keterampilan berbahasa

SUB-KOMPETENSI Terampu membaca karya Ilmiah dalam bahasa Arab secara baik

Terampil berpikir logis, ilmiah, dan kreatif

Terampil melakukan penelitian ilmiah

d. Memiliki keterampilan menganalisis, memecahkan masalah dan bekerjasama dengan orang lain

SUBSTANSI KAJIAN Kaidah-Kaidah nahwu, sharaf, dan balaghah dalam bahasa Arab; meliputi: Muqaddimah: al~Lughah al-Arabiyyah wa ulumuha; Al-Kalimah wa al-jumlah; At-I'rab wa al-bina; Al-Fi'ii al-Madhi, al-Mudhari, wa al-Amr; Al-Muta'addy wa ai-\azim, Al~Ma'lum wa al-tnajhul; Al-Shahih wal al-mu'tal; Al-Jamid wa al-mutasharrif; Al-Ta'ajjub; Al-Madah wal al-d2am; Nun al-taukid ma'a al-fi'il; Al-Ism al-Mausui wa ai-shifah; Ai-Mudzakar wa al-mu'annats; Al-Dhmir; Al-hyarah; Al-Istifham; Al-Ma'rifah wa al-nakirah; Al-Munada; AI-Masdar; Al-Fa'il; Al-Maful; Al-Musyabbihak; al-Tafdlil; al-Jaman wa al-makan; Alat; Al-Jam'; Kana wa akhwatuha; Inna wa akhwatuha; Al-Masdar al-sharih wa al-mu'awwal; Al- Mafid bih; Al-Maful ai-Muthlag; Al-Maful Liajlih; Al-Mafulfth; Al-Maful ma'ah; al-Idhafak

Pengertian, obyek, metode, dan struktur pembahasan; Sistematika filsafat Pemikiran mitologi dan filsafat Yunani Kuno; Pra materialistik dan filsafat alam Idealisme Plato; Realisme Aristoteles; Atomisme; Tuhan dalam filsafat Yunani Filsafat Patristik dan Skolastik; Filsafat Islam; Renaisance dan Humanisme Empirisme; Positivisme; Pragmatisme; Fenomenologi; Eksistensialisme.

Pengertian masalah; tipologi masalah; identifikasi masalah; metode merumuskan masalah; merumuskan hipotesis; merumuskan metode pemecahan masalah; memecahkan beberapa masalah; melakukan analisis terhadap obyek; mengelompokkan temuan; membuat simpulan; dan melaporkan seluruh proses penelitian dalam tulisan ilmiah.

1) Terampil memecahkan masalah secara efektif

2) Terampil bekerjasama dengan orang lain

Beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia

Pengertian Penelitian Ilmiah; karakteristik Penelitian Ilmiah; Syarat-syarat Penelitian ilmiah; pembagian penelitian ilmiah; Prosedur Penelitian Ilmiah; penelitian kwantitatif; penelitian kwalitatif; metode penelitian ilmiah; berbagai pendekatan penelitian ilmiah; metode penelitian; metodologi penelitian; sifat dan pengertian penelitian budaya; pengantar dan dasar-dasar statistika; instrumen penelitian; sifat dan pengertian kajian lapangan; siiat dan pengertian kajian kepustakaan dan kelaboratoriuman; proyek penelitian mini Manusia sebagai makhluk inividu dan makhluk sosial; Prinsip-prinsip bekerja sama dan tolong menolong; norma dan nilai bekerja sama dalam pandangan Islam; ukhuwwah Islamiyyah dan ukhuwwah insaniyyah; ta'awun dalam Islam; Mengaktualisasikan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak; akhlak terhadap diri sendiri; akhlak terhadap orang lain; akhlak terhadap makhluk hidup lainnya; akhlak berbangsa dan bernegara; akhlak sebagai sarjana Muslim dalam bidang bahasa dan sastra;

Karakteristik sikap ilmiah dan profesional; integritas seorang sarjana Muslim-Indonesia; Tanggung jawab ilmiah sarjana Muslim indonesia terhadap bangsa, negara, bangsa, agama, dan individu;

267

Page 90: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b. Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Utama

Substansi kajian kompetensi utama merupakan substansi-substansi yang

menggambarkan penciri dari suatu prodi. Substansi-substansi yang dirumuskan

menggambarkan kekuatan akademik prodi itu. Karena sifatnya utama maka

substansi-substansi kajian pada kompetensi ini lebih banyak atau mendominasi

dibandingkan dengan substansi kajian kompetensi yang lain karena substansi-

substansi kajian pada kompetensi utama ini berdasarkan kepada nomenklatur prodi

itu sendiri. Adapun hasil rumusan substansi-substansi kajian kompetensi utama

tersebut bisa dilihat secara jelas pada tabel sebagai berikut:

268

Page 91: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.34 Substansi Kajian Kompetensi Utama Program Studi BSI

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-ka nipe tensi Substansi Kajian

Menghasilkan Sarjana [.Memahami, a. Memahami, terampil 1) Mampu - Stating facts and giving direction Sastra Inggris yang mengaplikasikan, dalam menyimak. mengidentifikasi, - Describing people professionai dan menganalisis, berbicara, membaca. memahami, - Like and dislike kompetitif, terampil mengevaluasi, mengaplikan. menerangkan. - Describing scene berbahasa. menciptakan, seru menganalisis, membefakan. dan •- Following instruction mempunyai terampil bebahasa mengevaluasi, dan mengkrilisi - Small talk pengetahuan dalam Inggris (language menciptakan karya pembicaraan yang - Interpreting and imagining bidang linguistik, dan skills) dan kaya akan tulis dalam bahasa dilakukan dalam - Meanings for spoken utterance for daily interaction in real life sastra, serta memiliki kosa-kata, dan tata- Inggris (language kegiatan menyimak context comprising personal experience wawasan keislaman bahasa Inggris skills) berbahasa Inggris - Meanings for spoken utterance for daily interaction in real life yang tinggi dan (language aspects) (Lis te n mg Ski U) context comprising routine description berakhlaq karimah (Language Courses) - Meanings for spoken utterance for daily interaction in reai life

context comprising job and transport - Phone messages - Weather, seasons, camping - At public places - About foods - Recipes

- Request and respond - Describing events

- Describing persons - Expressing opinions - Making appointment, compliment, and invitation - Following descriptions - Agreeing and disagreeing - Telling stories - Monologue constituting expression of telling stories - Specific information, prediction, and discussion - Completing, predicting, matching, and note-taking - Current issues and comparing - Particular information, confirming, guessing, judging attitudes - Reaction to stories, topics in details - Describing emotions - Discussing experience

- Dialog and monologue on a given topic - Following orders and giving reasons

269

Page 92: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetcnsi Substansi Kajian

2) Mampu meyimak, - Greeting and self introduction menafsirkan, - Identifying people menjelaskan, - Requesting membedakan. - Talking about places mengorganisisr - Asking about price and bargaining pikiran ke dalam - Asking for direction bahasa lisan, - Telling the time bahkan mampu - Apologizing mengkritisi dalam - Daily routines bahasa Inggris - Regret and surprise (fipeaking Ski U) - Like and dislike

- Ordering meal at restaurant - Describing a house/dormitory/apartment - Comparing objects - Comparing people - Talking about future plans and intentions - Probing one's capability - Giving in si ruction - Job interview - Describing events

- Talking about past events - Describing people - Describing recipes - Asking for opinion - Discussing plans - Indicating preference - Describing and comparing people, now and before

- Describing and comparing places and things, now and before - Seeking information about a person's life - Talking about the duration of events, prediction - Talking about getting things done - Reporting what people say - Relaying information, taking and giving messages - Relaying instruction - Informal discussion about house - Expressing opinion, giving reason

- Making recommendation and complaints - Greeting and self-introduction - Probing one's ideas

2 7 0 - Describing graphs in office meeting - Official presentation - Being an interviewer and interviewee

Page 93: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetensi Substansi Kajian

- Delivering speech - Giving the impromptu speeches - Organizing panel - Doing debates - Conducting a seminar - Pro-cont. talk show - Campaigning - Greeting and self-introduction - Convincing others - Arguing an issues - Giving fects and evidence - Relating and shifting topics - Confirming - Offering solutions and resolutions - Avoiding misconceptions and misjudgements

271

Page 94: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetensi Substansi Kajian

3) Mampu - Written English semioticsT mengingat, - Meaning and sense of an unfamiliar words memahami, - Explicit and implicit information menafsirkan, - Conceptual meaning merangkum, - Pragmatic meaning membedakan. - Sentence relationship menerangkan. - Texture menyimpulkan, - Meaning through grammatical relationship dan mengkritisi - Text through context and cotext isi berbnagai teks - Passage indicators yang ditulis dalam - The gist of passage bahasa Inggris - Information and messages of text (ReadingSkM) - The intention and purpose of writer

- Implied meaning - Communicative function of a text - Genre of text - Comment on a text - Main ideas and supporting ideas - Salient text outline - The gist of a text - Reference - Skimming a text - Scanning a text - Pragmatic display - Main ideas in sentences - Information - Paragraph patterns and organization - Making inference - Figurative language - Drawing conclusion and predicting - Generalization of ideas obtained from text - Evaluating ideas - Main ideas: key ideas in sentences - Main ideas: stated and implied main ideas - Information: fact finding - Information: major and minor details - Information: skimming and previewing - Paragraph organization

272 - Paragraph patterns

272 - Making inference - Figurative language - Drawing conclusion and predicting

Page 95: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub'kompetensi Substansi Kajian

4) Mampu mengekspresikan pikiran dalam bahasa tulis melalui menerangkan, membedakan, membandingkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan mengkritisi dengan bahasa m lis bahasa Inggris

(WritingSkill)

- Arranging a noun phrase with left-handed modifiers - Arranging a noun phrase with right-handed modifiers - Arranging verbs and auxiliaries - Parts of speech based on derivational suffixes - Arranging subject, verb, object, complement, adverb, in a sentence - The seven basic English sentences - Active and passive voice - Cleft sentences - Main and sub-clauses - Shortened clauses from adverbial clauses - Shortened clauses from adjective clausestopic sentences - Coherence and cohesiveness of paragraph - Paragraph outline - Paragraph development - Types of paragraph - Essay structure - Coherence and cohesiveness of essay - Essay outline - Essay development - Types of essays - Journal writing - Book report writing - Proposal writing - Paper writing - Thesis writing - Review writing - Summary writing - Introduction: Writing and re-creating the world - Figurative languages and other narrative and poetic devices - Writing poetry - Writing fiction - Writing play - Writing script - Writing non-fiction, investigation, and literary journalism - Independent project: pre-writing - Independent object: planning and drafting - Independen project: revision - Editing, proofreading, and publishing

273

Page 96: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi S u b-kompeten si Substansi Kajian

- Shortening repetitive sentences, making shortened clauses cleft-sentences, alternating expressions, opinion expressions, expressiong facts, showing evidence, making persuasions, arguing, confirming, narrating events, order of importance, making your English sounds English

- Punctuation, run-on sentences, dictions, grammar, rhetoric, typos

274

Page 97: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Su b-koin pete n si Substansi Kajian

b. Memahami, Mampu memahami - Parts of speech menafsirkan, berbagai jenis kosa - Derivation and inflection memberikan contoh. kata bahasa Inggris, - Collocation membandingkan, menafsirkan, - Compound words menerangkan, membedakan. - Idiom mengaplikasikan. menjelaskan, serta - Phrasal verbs membedakan, memiliki - Noun phrases berbagai jenis kosa perbendaharaan kata - Jargon kata bahasa Inggris bahasa Inggris - Slang serta aspek-aspek minimal 50.000 kosa - Dictions and concept mapping of words

• bahasanya [language kata (English aspectsi vacabulary)

275

Page 98: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Su b-kompetensi Substansi Kajian

Memahami, - Parts of speech membedakan. - Article: a, an, the membandingkan, - Adjective x adverb menjelaskan. - Noun phrase memberikan contoh- - Sentence structure: SV, SVO, SVC, SVOO, SVA, SVOC, SVOA contoh, serta - Verb phrase mengklasifikasi - English tenses struktur/gramatika - Active and passive voices bahasa Inggris - Subject-verb agree men I (English grammar) - Direct-indirect speech serta mampu - Hornby's verb-patterns menggunakannya - Relative pronoun secara benar dalam - Participle memahami teks Types of adverbial clauses berbahasa Inggris, - Noun clause berbicara, ataupun - Ambiguous sentences dalam menulis - Punctuation and meaning

- Conditional sentences - Causative - Degree comparation of adjective - WH questions - Contact clause - As VS like - It's + adjective +for /that - Word order, adverb of frequency - Elliptical construction - Personal and impersonal constructions with seem, appear - Purpose clauses - Emphatic construction - As, as though - Inversion - Embedded question - Subjunctive form - Phrases and clauses - Parallel structure - Modals

Compound-complex sentences

2 7 6

Page 99: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi S u b-kompetensi Substansi Kajian

2. Memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang linguistik (Linguistics Courses)

a. Memahami, menafsirkan, menjelaskan, membandingkan, dan membedakan dasar-dasar kajian ilmu bahasa baik secara mikro maupun makro dan sejarah perkembangan ilmu bahasa.

Menjelaskan dasar-dasar linguistik umum dan sejarah linguistik.

- Linguistic terms, characteristics of linguistics as a scientific study - Paralanguage, kinesics, proxemics, design features of human

language - Phonetics, phonology - The concept of morphology - Constituents and patterns - Semantics - Historical-comparative linguistics, language change, language

variation - Basic concepts of psycho linguistics, basic concepts of pragmatics,

basic concepts of sociolinguisties

b. Memahami, menjelaskan, dan menganalisis tentang studi linguistik yang menyangkut studi bidang-bidang: Phonology, Grammar, dan Semantics (Microlinguistics)

1) Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang artikulasi, jenis artikulasi, dan ujaran bunyi dan senyap.

- Basic concept of phonetics: the production of speech sounds, 1PA. long vowels, diphtongs, and triphtongs

- Sound production: voicing and consonants, phonemes, fricatives and affricatives, nasals, symhols, syllables, strong and weak syllables, stresses, intonations

- Speech production: function of intonation, rhythm, assimilation, elition, linking, distinctive features, tone, pitch, supra-segmental units, complementary distribution

2) Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang alomorf dan morfem, jenis-jenis morfem, dan proses dan jenis pembentukan kata/frasa bahasa Inggris.

- Definition of morph, morpheme, and word - Morphemic cutting - Allomorph - Derivationandinflection - Morpheme types - Words and idioms

• ' tr.—^1

Page 100: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Koin p etc a si Lulusan Kompetensi UUnia kompetensi Sub-kgmpetensi Substanai Kajran

3)Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang mengklasifikasikan klausa dan pola kalimat bahasa Inggris.

- Definitions of syntax, applications on syntax • Tree diagrams for simple sentence - Verb phrase, pattern of be and other Unking verbs, pattern with

tranitive and intransitive verb - Pattern with middle verb, pattern with complex transitive and

intransitive verb - Noun phrase - Noun phrase modifiers - Verb phrases and clauses as NP substitutes - Relative clause as NP modifiers - Complexsentence - Conjunction - Subordination - Coordination - Syntactic analysis - Syntactic acceptability - Stfuctutes and function of main and subordinate clause

4) Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang konsep dasar makna, konteks dan referensi, semantik leksika, dan makna interpersonal.

- Basic ideas in semantics Sentence, utterance, proposition

- Sense and reference - Referring expression

Predicates - Universe of discourse - Deixies and definiteness - Sense of properties and stereotypes - Sense of relation - Logics - Word meaning - Perlocutio, illocution - Felicity condition - Conversational implicature - Speech acts implicature

278

Page 101: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Su b-kompeten s i Substansi Kajian

c. Memahami, 1) Menjelaskan, - Psychology of language menganalisis, dan membedakan, - Processes in the use of language mengevaluasi tentang membandingkan, - Comprehension: construction process studi bahasa secara dan menyimpulkan - Surface constituents umum yang tentang kajian - Semantic approach to the construction process mencakup: terhadap cara - Noun phrase modifiers Psycholinguistics, manusia menguasai - Assertions socio) inguistics, dan menggunakan - Memory Modem linguistics. bahasa sebagai alat - Perception of speech dan Comparative berkomunikasi dan - Production linguistics menyampaikan - Execution of speech plan (Macrolinguistics) gagasan. - Child's language

- Meaning and thought - Uses of meaning

2) Menjelaskan, - Varieties of languages membedakan, - Dialects membandingkan. - Registers dan menyimpulkan - Mixture of varieties tentang hubungan - Language, culture, and thought antara bahasa dan - Speech as social interaction budaya serta - Verbal and non-verbal behavior penggunaan bahasa - Linguistics and social inequality dalam masyarakat - Linguistic prejudice tertentu; varietas - Linguistic competence and communicative competence bahasa di kelompok - Diglosia sosial yang berbeda; - Pidgin dan pemerolehan - Creoles bahasa dalam masyarakt multi-

1 budaya.

279

Page 102: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi S u b-kompetensi Substansi Kajian

3) Menjelaskan, - Berbagai Madzhab Linguistik Modern membedakan. - Madzhab Strukturelis-Swiss membandingkan, - Aliran Strukturalis Amerika dan menyimpulkan - Madzhab Fungsional tentang berbagai - Madzhab Behaviour mazhab linguistik - Madzhab Deskripuf yang berkembang - Madzhab Grammar Generatif Transformatif semenjak awal abad - Madzhab Inggris ke-20 - Madzhab Kopenhagen

3. Mengingat, a. Memahami, Mendefinisikan dan - The position of literature to other sciences; literature functions in memahami, menjelaskan, menjelaskan sastra the society mengaplikasikan. membedakan dan beserta dengan jenis- - Literary genre from time to time menganalisis. menganalisis jenisnya dan mampu - Poetry: visual form mengevaluasi dan kesastraan dan jenis- menganalisis dan - Poetry: sound and rhythm menciptakan karya jenisnya serta mengkritisi karya - Poetry: figurative languages sas Inggris dari mengenali sekelumit sastra. - Poetry: theme and context pelbagai macam pendekatan sastra. - Prose: plot and structure sudut pandang - Prose: character and setting (Literature - Prose: figurative languages Courses) - Prose; theme and context

- Drama aspects: plot and structure - Drama aspects: character and setting - Drama aspects: figurative languages - Drama: theme and context - Basic literary criticism; pre-modem - Basic literary citicism: modern

280

Page 103: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetensi Substansi Kajian

b. Mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan sastra Inggris beserta dengan dinamika masyarakatnya semenjak masa Kuna hingga masa kim.(Survey of Liter atur e)

1. Mampu menjelaskan definisi sastra, fungsi sastra dalam masyarakat Inggris dan dalam wilayah imperium inggris dari berbagai masa, serta terampil menganalisis karya sastra dengan kaitan sosio-ekonomi yang melingkupi/mencipt akannya.

- Anglo-saxon literature; Beowulf - Anglo-Saxon literature; Caedmon, Cynawuif and Adam Bede - Middle English literature; William Langland and Dante Aligieri - Middle English; Arthurian Legend and Geoffrey Chaucer - Renaissance literature; Neoclassic stage: Sir Phillip Sidney,

Edmund Spencer, John Donne and John Milton - Renaissance literature; Elizabethan writers; William Shakespeare

and Christopher Marlowe - Restoration age: John Dryden, John Bunyan and Alexander Pope - Romantic literature; poetry: William Blake, Robert Burns, William

Wordsworth, John Keats, Samuel Taylor Coleridge and Percy Byshe Shelley

- Romantic literature; prose: Charles Lamb. William Hazlitt pnd Thomas de Quincey

• Victorian literature; poetty and drama: Alfred Lord Tennyson, Mathew Arnold, Robert Browning and George Bernard Shaw

- Victorian Literature: prose, Thomas Babington Macaulay,Charles Dickens, Bronte Sisters, and Jane Austen

281

Page 104: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kom petcnsi L t a m a Kompetensi Sub-kompetensi Subslansi Kajian

- English literature in the first half of the 20"' century; T.S. Eliot, and Joseph Conrad

- English literature in the first half of the 20 l h century: William Butler Yeats, Virginia Woolf and James Joyce

- English literature in the first half of the 20 , h century: Aldous Huxley, D.H. Lawrence, Phillip Larkin and George Orwell

- English literature in the second half of the20'h century: Dame Edith Sinwel, W.H Auden and Cnlherine Mansfield

- English literature in the second half of the 20 l h century: Cyril Lionel Robert James, Oscar Wilde, and G. B. Shaw

- English literature in the second half of the 20 , h century: Dylan Thomas, Harold Pinter and Tom Stopard

- English literature in other regions; Africa: Chinua Achcbc, Ama Ata Aidoo, David Owoyele and Ben Okri

- English literature in other regions; Carribean and the West Indies; Nadine Gordimer and V.S. Naipaul

- English literature in other regions, Asia: Anita Desai and Shalman Rushdie

- English literature in other regions; Pacific regions: - Recent development of English literature; Zadie Smith, Ian

McEwan, and John McAbee.

282

Page 105: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Su b- kompetensi Substansi Kajian

2. Mampu menjelaskan definisi sastra, fungsi sastra dalam masyarakat Amerika Utara dan dalam wilayah imperium Inggris dari berbagai masa. serta terampil menganalisis karya sastra dengan kaitan sosio-ekonomiyang melingkup i/m encipt akannya.

- Colonial and Puritan period (1600s): Captain John Smith. William Bradford, John Winthrop, Cotton Mather and John Cotton.

- Revolution period (1700s): John Edward, Michel Guillaume Jean de Crevecoeur, Benjamin Franklin, Thomas Paine, The Federalist's writers and Abigail Adams.

- The Rise of National Identity (the first half of the 19* century): Washington Irving, James Fennymore Cooper, and Frederick Douglass

- The Rise of National Identity (the first half of the 19 ,h century): Ralph Waldo Emerson, Henry David Thoreau, Margaret Fuller, Nathaniel Hawthorne, Herman Melville and Edgar Allan Poe.

- Industrial period (the latter half of the 19th century): Abraham Lincoln, Harriet Beecher Stowe, Sarah Orne Jewett, Edward Bellamy, Mark Twain, Stephen Crane, and Frank Norris

- Modem period (the first half of the 20* century): Henry James, Edith Wharton, Theodore Dreise, F. Scott Fitzgerald, Jack London, Ernest Hemmingway, and Gertrude Stein

- Modem period (the first half of the 20"1 century): W.E.B. Du Bois, Zola Neale Hurston, Richrard Wright, Ralph Elison, James Baldwin, Witla Cather, John Steinback, William Faulkner Margaraet Mitchell, Flannery O'Connor and Eudora Welty.

- Post-industrial period (the second half of the 20 l h century): Norman Mailer, Jack Kerouac, Allen Gisnberg, Kurt Vonnegut Jr.,

- Post-industrial period (the second half of the 20 , h century): J.D. Salinger, John Cheever, John Updike, Bernard Mallamud, Philip Roth, and Saul Below

- Post-industrial period (the second half of the 20* century): Tony Morison, Alice Walker,, Rudolfo Anaya, Sandra Cisneros, Maxine Hong Kingston, and Amy Tan

- Post-indu stria! period (the second half of the 20 l h century): Marry Ritter Beard, Barbara Tuchman, Truman Capole, lmamu Amiri Baraka, Maya Angelou, Betty Friedan, John Muir, and Edward Abbey

283

Page 106: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Su b-kompeten s i Substansi Kajian

c. Mendeskripsikan dan menganalisis berbagai jenis karya beserta dengan struktur setiap genre dalam khasanah sastra Inggris.

1) Terampil melakukan analisis kritis terhadap berbagai macam jenis drama sastra Inggris di berbagai periode baik secara tekstual, intertekstual maupun kontekstual (Drama)

- Introduction: Brief history and general understanding of drama and theater before 1900

- Tragedy; diction and language devices in Othello - Tragedy; rhythm and rhyme in Othello • Tragedy ; dialogue, monologue, dramatic monologue and soliloqui

in Othello - Romance; plot and structure in Romeo and Juliet - Romance, character and characterization in Romeo and Juliet - Tragedy: theme in Faustus

- Modem Comedy; character and characterization in Pygmalion - Modem Comedy; plot and structure in Pygmalion - Modem Comedy; mistakes and wits in Pygmalion - Tragic-comedy; character and characterization in the Zoo Story • Tragic-comedy; plot and structure in the Zoo Story - Tragic-comedy; setting in the Zoo Story - Realist drama; theme and plot in The Death of a Salesman - Realist drama; character and setting in The Death of a Salesman - Symbolist drama; symbol and symboiization in Waiting for Godot - Symbolist drama; theme and context in Waiting for Godot - Symbolist drama; symboland symbolism in The Hairy Ape - Symbolist drama; social issues in The Hairy Ape

284

Page 107: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetensi Substansi Kajian

- Introduction: broadcast drama and theater in recent times - Radio drama: Mercury theatre on the air - Radio drama, Theatre Guild on the Air - Radio drama; Gangbuster • Television drama; police and detective serial: NYPD Blues - Television drama; serial drama: Six Feet Under - Television drama; science fiction: Star Trek - Television drama; soap opera: Falcon Crest - Television drama; mini-series: Gulliver's Travel - Documentary and semi-documentary; Fehrenheit 9/11 and Mono

Lisa Smile - Movie; drama: Adaptation - Movie; comedy: Lost in Translation - Movie; romance: The Girl with the Pearl Earrings - Movie; epic King Arthur - Movie; action: Matrix - Movie; science fiction; Jurassic Park

2) Terampil melakukan analisis kritis terhadap berbagai macam jenis puisi sastra Inggris di berbagai periode baik secara tekstual, intertekstual maupun kontekstual (Poetry)

- Introduction: poetry function in ancient and middle-age English society

- Anglo-saxon poetry; poetic structure - Anglo-saxon poetry; theme - Anglo-saxon poetry; context - Middle English Poetry; poetic structure - Middle English Poetry; theme and context - English Rennaisance Poetry; poetic structure - English Rennaisance Poetry; theme - Poetry in English Romantic Age - Native American oral tradition; poetic structure and theme

285

Page 108: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Siib-kompetensi Substansi Kajian

- Introduction: poetry in modem societies - English Victorian poetry; poetic structure - English Victorian poetry; theme - American-revolutionary poems; structure and theme - American-romantic poetry; structure and theme - English poetry during and after WWI; - English poetry during and after WWII; - English poetry in recent times - American poetry during and after WWI - American poetry during and after WWII - American poetry in recent times - Poetry from commonwealth and other English-speaking regions

286

Page 109: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetensi Substansi Kajian

3)Terampil melakukan analisis kritis terhadap berbagai macam jenis prosa sastra Inggris di berbagai periode baik secara tekstual, intertekstual maupun kontekstual (Prosa)

- English novel in 1600s; picaresque novel (The Unfortunate Introduction; prose as a reaction to poetry

- Traveller, or The Life of Jack Wilton by Thomas Nashe) - English novel in 1700s; adventure novel (Robinson Crusoe by

Daniel Defoe) - English novel in 1800s; gothic novel (Frankenstein by Mary

Wollstonecraft Shelley) - English novel in 1800s; detective novel (The Adventures of

Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle) - English novel in 1800s; novel of romance (Wuthering Height by

Emily Bronte) - English novel in 1800s; chronicle/realist novel (Oliver Twin by

Charles Dickens) - English novel in 1800s; novel of manners (Pride and Prejudice by

Jane Austen) - American novel in 1800s; adventure novel (The Adventureof

Huckeiberry Finn by Mark Twain) - American novel in 1800s; symbolic novel (Scarlet Letter by

Nathaniel Hawthorne) - English novel in 1800s; experimental novel (Mrs. Dalloway by

Virginia Woolf) - American novel in 1900s; protest novel (Beloved by Toni

Morrison) - Novel in other English-speaking regions; protest novel (Things Fall

Apart by Chinua Achebe) - Novel in other English-speaking regions; cross-cultural novel

(Fasting Feasting by Anita Desai)

287

Page 110: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi Sub-kompetensi Substansi Kajian

- Introduction; the origin of the short story and the birth of modern short story

- The elements of the short story: point of view; third person techniques

- The elements of the short story: point of view; first person techniques

- The elements of the short story: plot and structure; variety of progressive plot

- The elements of the short 5iory: plot and structure; variety of flash­back

- The elements of the short story: plot and structure; character and characterization

- The elements of the short story: plot and structure; setting - The elements of the short story; devices; symbol, metaphor, simile

and allusion - The elements of the short story: devices; paradox, irony and humor - The elements of the short story: subject; racial and ethnical issues - The elements of the short story: subject; gender issues - The elements of the short story: subject; other socio-political issues

{marriage and family) - The elements of the short story: subject; other socio-political issues

(social class) - The elements of the short story; psychological issues - Introduction; the functions of non-fictional works in society - Sermons and other religious writings/speeches • Philosophical writings and oratories - Almanacs - Chronicles - Essays on science and technology - Essays on racial and ethnical issues - Essays on gender - Essays on moral and ethic • Essays on economic and political issues - Essays on education - Essays on psychology - Travel writings - Biography and autobiography

288

Page 111: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Utama Kompetensi S u b-kompetensi Substansi Kajian

d. Terampil menjabarkan berbagai macam kritik dan pendekatan terhadap sastra, kesastraan dan hal-hal lain yang terkait erat dengan atau berpengaruh besar terhadap sastra dan kesastraan, dari masa masa ke masa.

Terampil mengkritik karya-karya dari semua genre sastra berbahasa Inggris dan lainnya berdasarkan satu atau beberapa teori kritik yang diyakini dan dikuasai dari masa klasik sampai teori teori kritik

- Introduction; the history and understanding of criticism - Classical age; mimetic theory - Classical age; unity and universalism - Classical age; decorum as aesthetic base - Classical age; sublimity dan emulation - Medieval age; art and sublimity - Neo-classical age; Mid-East and Arab-Spain schools of criticism - Neo-classical age; European schools of criticism - Romantic age; the philosophy of escape - Romantic age; humanist aesthetic - Romantic age; the asthetic license

(Oltical Theory) sastra lerkini Introduction; the quests and some questions of science and art in recent times Structuralisme; language and the structure of knowledge

- Structuralisme; the structure of literary work - Formalism; literary devices - New Criticism; literary devices

Psychoanalysis; the psyche of/and art - Post-structuralism; knowledge and power

Feminism; art and political struggle of gender Marxism; art and political struggle of class Post-colonialism; art and political struggle of ethnic, race and culture (post-colonialism)

289

Page 112: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

c. Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Pendukung

Kompetensi pendukung merupakan kompetensi yang mendukung terhadap

kompetensi utama. Dengan demikian, maka substansi-substansi kajian kompetensi

pendukung harus gayut dengan substansi-substansi pada rumpun kompetensi utama.

Oleh karenanya, dalam merumuskan substansi-substansi kajian pada rumpun

kompetensi utama, perlu dipertimbangkan secara matang tentang apa yang harus

dirumuskan agar benar-benar memberikan support yang signifikan terhadap

substansi-substansi kajian pada rumpun kompetensi utama. Dari hasil rumusan

substansi kajian pada rumpun kompetensi pendukung, gambarannya bisa dilihat

secara seksama pada tabel di bawah ini:

290

Page 113: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.35 Substansi Kajian Kompetensi Pendukung Program Studi Bahasa Dan Sastra Inggris

KOMPETENSI LULUSAN

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

Menghasilkan sarjana Sastra (S.S.) yang profesional dan kompetitif dalam bidang Bahasa, Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan baakhlaq harimah.

Mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi bahkan menciptakan karya atau pemikiran yang mutahir dalam berbagai dengan mempunyai keterampilan dan sikap yang mendukung terhadap kompetensi utama dan keahlian-keahlian serta wawasan yang mencerminkan penguasaan kajian- utama.

1) Memahami, menjelaskan, membandingkan pengetahuan tentang silat, kedudukdan dan fingsi induk iimu dan landasan filsafat; memiliki keterampilan untuk mengembangkan landasan-landasan filsafat umum dan bahasa dan pemikiran-pemikiran kritis terhadap diri dan lingkungan dan ilmu yang dikuasai.

- Pengertian; - hubungan filsafat dan bahasa; - wilayah kajian filsafat bahasa; - bahas sebagai objek kajian filsafat dari jaman klasik hingga modern; - filsafat analitik bahasa; - hakikat bahasa dalam hermeneutika; - hakikat bahasa sebagai dasar filsafat teori bahasa:

291

Page 114: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

2) Terampil menjelaskan, membedakan, membandingkan dan menganalisis tentang kesastraan di wilayah dunia lain sebagai bahan pendukung dan pembanding terhadap pengetahuan, keterampilan dan kritisisme terhadap kajian kesastraan utama.

Definisi, Standard, dan objek Kajian Variasi Pembabakan Sejarah Sastra di Dunia Islam Satra Pra-lslam o Sastra Mesir Pra-lslam o Sastra Yunani Pra-lslam o Sastra Persia Pra-lslam o Sastra Romawi Pra-lslam o Sastra Arab Pra-lslam Sastra Periode Nabi o A!-Qur'an o Hadits o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Nabi o Karya-Karya Sastra pada masa Nabi Periode Khulafaurrasyidun a Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Khulafaur lasyidun o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Nabi • Karya-Karya Sastra pada masa Nabi Periode Imperium Ummayah o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Imperium Bani

Umayyah o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Bani Umayyah o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Bani Umayyah Periode imperium Abasyiah o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Imperium Bani

Abbasyiah o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Bani Abbasyiah o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Bani Abbasyiah Periode Emporium Turki Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada Emporium Turki Utsmani,

Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Emporium Turki Utsmani,

Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Emporium Turki Utsmani,

Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa

2) Terampil menjelaskan, membedakan, membandingkan dan menganalisis tentang kesastraan di wilayah dunia lain sebagai bahan pendukung dan pembanding terhadap pengetahuan, keterampilan dan kritisisme terhadap kajian kesastraan utama.

Sastra Islam di Afrika Utara Sastra Islam di Timur Tengah Sastra Islam di Asia Barat Sastra Islam dt Asia Utara Sastra Islam di Asia Tengah Sastra Islam di Asia Tenggara Sastra Islam di Asia Selatan Sastra Islam di Asia Timur

292

Page 115: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KOMPETENSI LULUSAN

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUB STAN SI KAJIAN

- Peri ode Klasik - Periode Islam - Periode kolonialisme Belanda dan Jepang - Periode Pasca-kolonial - Periode kontemporer

- Melayu Klasik - Pujangga Bam - Angkatan Balai Pustaka - Angkatan '45 - Angkatan '60an - Angkatan 'lO-'SOw - Angkatan kontemporer

3) Terampil menjelaskan, membedakan, membandingkan berbagai pengetahuan dan keahlian analisis terhadap perkembangan bangsa dan budaya lain (dalam halini adalah budaya Ingrris) dan memiliki sikap menghormati perbedaan-perbedaan budaya.

- Prehistoric Britain - Britain under the Roman Rule - Anglo-Saxon England, the invasion and the re-introduction of Christianity - Anglo-Saxon England; King Alfred, the Danelaw and the birth of the United Kingdom - England under the Norman and the Plantagenet kings; Henry, Richard and John. - Tudor and Stuart England - The Unification of England and Scotland - The rise and the fall of the first imperial Britan - Industrial Britain - The second British imperium - Britain in the Iff1 century - Cross-cultural contact with English speaking people - Cross-cultural conflict and adjustment - Verbal communication - Nonverbal communication - Family; types and traditions - Education: values and expectation - Work: practices and attitudes - Problem situation (1): in class - Problem situation (2): out and about - Problem situation (3): socializing - Problem situation (4): miscellaneous - Problem situation (5): keeping your eyes and ears open (signs, symbols,

announcement, and cryptic exchange)

293

Page 116: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

4) Tciampil memahami, - Translating time cues menafsirkan, menganalisis. - Translating place cues merangkum dan menyimpulkan - Translating 'yang' terjemahan baik tertulis ataupun - Translating preferences lisan dari bahasa Inggris ke - Translating possessiveness dalam bahasa Indonesia atau - Translating moods sebaliknya • Translating wishes

- Translating conditionals - Translating comparison - Translating adjectives and adverbs - Making interrogative sentences - Translating no-subject sentences - Translating congratulation expressions - Translating 'baru' - Translating 'begitu' - Translating advice and suggestion - Translating standard expressions for correspondence

294

Page 117: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KOMPETENSI LULUSAN

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

Manghasilkan Sarjana Sastra yang memiliki kecakapan-kecakapan dan pengetahuan untuk mendukung keahlian utama sehingga lulusan

- Translation based on word category - Translationg noun phrase - Translating numbers - Translating articles - Translating -be and its variants - Translating verb group - Translating tenses - Translating modals - Translating auxiliary - Translating passive voice • Translating adjective clause - Translating participle - Translating the word 'have' - Translating the word 'get' - Translating V-ing - Translating 'to infinitive' - Translating the word 'that' - Translating preposition - Translating the word 'it' - Translating 'of - Translating 'either-neither* - Translating 'please' - Translating 'so that such that' - Translating 'there' - Translating command and request - Translating the word 'so' - Translating 'some-any' - Translating words with apostrophe - Translating interrogative sentence - Translating inversion forms - Translating conjunctions - Translating wish - Translating conditional sentences - Translating sentence structure - Translation based on sentence patterns - Translating idioms - Translating provelOO menit rbs

295

Page 118: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

- Introduction to interpreting: consecutive and simultaneous interpreting - Difference between interpreting and translating - Techniques and tips of interpreting - Problems and tactics in coping with problems of inierpreting - Practicing consecutive interpreting - Practicing consecutive interpreting - Practicing consecutive interpreting - Practicing simultaneous interpreting - Practicing simultaneous interpreting - Practicing simultaneous interpreting - Practicing simultaneous interpreting. Interpreting educational issues - Interpreting political issues - Interpreting economical issues - Interpreting tourism issues - Interpreting laws - interpertinR religious issues

5) Menjelaskan, mengaplikasikan , menganalisis berbagai metodologi dan metode penelitian dan mahir melakukan penelitian secara umum dalam bidang ilmu humaniora dan sera khusus dalam sub-bidang ilmu sastra dan linguistik.

- Introduction; research in literature - Method and methodology in literature research - Approaches in literature - Preparation; background and rationale - Preparation; problems and hypothesis; draft and secheduling - Conference on research preparation - Execution; sorting primary data - Execution; sorting secondary data - Execution; defining object dimensions - Execution: making d escripti ve/comporati ve analysis - Execution; on sampling method research instrument - Execution; making conclusion - Conference on execution proses and results - Report; building report draft and report organization - Report; developing draft into complete report - Conference on research report

296

Page 119: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

KOMPETENSI LULUSAN

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN

- Introduction; research in linguistics - Method and methodology in linguistics research - Approaches in linguistics and literature • Preparation; background and rationale - Preparation; problems and hypothesis; draft and secheduling - Conference on research preparation - Execution; sorting primary data - Execution; sorting secondary data - Execution; defining object dimensions - Execution; making descriptive analysis - Execution; making comparative analysis - Execution; making conclusion - Conference on execution proses and results - Report; building report draft and report organization - Report; developing draft into complete report - Conference on research report

297

Page 120: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

d. Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Lainnya

Kompetensi lainnya yang dimaksud adalah kompetensi lain yang secara

substansi masih terdapat hubungan dengan substansi kajian kompetensi utama, tetapi

sifatnya untuk prodi BSI ini adalah pasar murni. Artinya substansi yang dirumuskan

berbasis pasar (marker based), akan tetapi dasar-dasar substansinya berasal dari

kompetensi utama. Adapun hasil rumusan tentang substansi kajian rumpun

kompetensi lainnya adalah sebagai berikut:

298

Page 121: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.36 Subtansi Kajian Kompetensi Lainnya Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

TUJUAN PRODI BSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENS1 SUBSTANSI KAJ1AN

Menghasilkan sarjana Sastra (S.S.) yang profesional dan kompetitif dalam bidang Bahasa, Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan berakkiaa harimah.

Memahami, mengap likasi kan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan keterampilan praktis dan sikap profesional sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja.

1) Menjelaskan, membedakan, dan mengaplikasikan metodologi pembelajaran bahasa Inggris secara tepat

2) Menjelaskan, menganalisis serta mengaplikasikan dan menciptakan kewirausahaan dalam aspek pendirian dan manajemen kursus Bahasa Inggris

3) Menjelaskan dan menganalisis berbagai isu atau persoalan hangat dan mampu mengekspresikannya ke dalam bahasa tulisan lepas

4) Menjelaskan, menganalisis, dan

- Approach, method, technique - Different theoretical views of language and language teaching - Principle of grammar translation method - Principles of the direct method - Techniques in the direct method - Principle of audio lingual method - Principle of total physical response method - The communicative approach - Communicative instructional design - Teaching listening skills - Teaching reading skills - Teaching speaking skills

Menghasilkan sarjana Sastra (S.S.) yang profesional dan kompetitif dalam bidang Bahasa, Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan berakkiaa harimah.

Memahami, mengap likasi kan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan keterampilan praktis dan sikap profesional sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja.

1) Menjelaskan, membedakan, dan mengaplikasikan metodologi pembelajaran bahasa Inggris secara tepat

2) Menjelaskan, menganalisis serta mengaplikasikan dan menciptakan kewirausahaan dalam aspek pendirian dan manajemen kursus Bahasa Inggris

3) Menjelaskan dan menganalisis berbagai isu atau persoalan hangat dan mampu mengekspresikannya ke dalam bahasa tulisan lepas

4) Menjelaskan, menganalisis, dan

- Need analysis of English occupations - English courses service - English course curriculum design - Teacher recruitment - Teacher training - Approach for course marketing - Maintaining quality control - In-course service - After-course service - Building work-link - Course facilities - Evaluating work-performance - Improving working performance

Menghasilkan sarjana Sastra (S.S.) yang profesional dan kompetitif dalam bidang Bahasa, Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan berakkiaa harimah.

Memahami, mengap likasi kan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan keterampilan praktis dan sikap profesional sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja.

1) Menjelaskan, membedakan, dan mengaplikasikan metodologi pembelajaran bahasa Inggris secara tepat

2) Menjelaskan, menganalisis serta mengaplikasikan dan menciptakan kewirausahaan dalam aspek pendirian dan manajemen kursus Bahasa Inggris

3) Menjelaskan dan menganalisis berbagai isu atau persoalan hangat dan mampu mengekspresikannya ke dalam bahasa tulisan lepas

4) Menjelaskan, menganalisis, dan

- Writing letters to the editors - Writing articles - Writing short stories - Writing poems - Writing reports - Making an analytical writing - Making headlines - Responding to a burning issue - Making the writing a reader4-oriented readability

Menghasilkan sarjana Sastra (S.S.) yang profesional dan kompetitif dalam bidang Bahasa, Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan berakkiaa harimah.

Memahami, mengap likasi kan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan keterampilan praktis dan sikap profesional sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja.

1) Menjelaskan, membedakan, dan mengaplikasikan metodologi pembelajaran bahasa Inggris secara tepat

2) Menjelaskan, menganalisis serta mengaplikasikan dan menciptakan kewirausahaan dalam aspek pendirian dan manajemen kursus Bahasa Inggris

3) Menjelaskan dan menganalisis berbagai isu atau persoalan hangat dan mampu mengekspresikannya ke dalam bahasa tulisan lepas

4) Menjelaskan, menganalisis, dan

- Basic sentence structure - Connecting sentences with conjunctions and transitions - Combining sentences with subordinating conjunctions - Punctuation - Verb tenses

299

Page 122: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

TUJUAN PRODI BSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SUBSTANSI KAJ1AN mengkrilisi, seria mengedit berbagai tulisan secara tepat

- Agreement - Active-passive - Modal auxiliaries - Verb forms - Nounsandquantitywords - Articles - Pronouns and reference - Adjectives and adverbs - Infinitive/-ing/panicip!e forms - Prepositions and phrasial verbs relative clues - Quoting andciting sources, conditions, reporting and paraphrasing

300

Page 123: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

4. Penetapan Nama Mata Kuliah

Setelah substansi kajian masing-masing kompetensi dirumuskan, yakni substansi kajian

kompetensi dasar, substansi kajian kompetensi utama, substansi kajian kompetensi pendukung, dan

substansi kajian kompetensi yang lainnya, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan nama-

nama mata kuliah. Untuk lebih jelasnya mengenai nama-nama mata kuliah berdasarkan pada

masing-masing substansi kajian adalah sebagi berikut:

a. Penamaan Mata Kuliah Berdasarkan Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Dasar

Setelah substansi kajian pada kompetensi dasar dirumuskan, maka langkah berikutnya

adalah penetapan atau penamaan nama mata kuliah. Penamaan mata kuliah berdasarkan substansi

kajian rumpun kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.37

Rancangan Penamaan Mata Kuliah Kompetensi Dasar Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Nama

Mata Kuliah Pengertian al-Qur'an; Kedudukan Al-Qur'an dalam ajaran Islam; Perbedaan al-Qur'an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi; I'jaz al-Qur'an; Sejarah Pewahyuan dan Mushhaf al-Qur'an; Berbagai Karakteristik-Liturgi dalam Mushhaf al-Qur'an; Berbagai variasi struktur linguistik al-Qur'an; Qir'aat al-Qur'an; Berbagai ilmu/ instrument yang diperlukan untuk memahami, menerjemahkan dan menafsirkan al-Qur'an. dan Tema-Tema Pokok al-Qur'an, khususnya berkaitan dengan Bahasa dan Sastra. Pengertian dan kedudukan a!-Hadits dalam ajaran Islam; Pembagian Ilmu Hadits dan Fungsinya; Pembagian hadits dan Karakteristiknya; Tema-Tema Pokok dalam Hadits, khususnya berkaitan dengan Bahasa dan Sastra

Qur'an/Hadits

Pengertian dan konstruk tauhid/akidah Islam; sumber-sumber tauhid/akidah Islam; pembagian tauhid/akidah Islam; Kompleksitas pemikiran kalam dalam Islam

Tauhid/Ilmu Kalam

Pengertian; sumber hukum dalam Islam; metode ijtihad dalam Islam; Berbagai kaidah ushuliyah dan kaidah fiqhiyyah dan asal-usulnya; al-ahkam. Berbagai aturan-aturan pokok dalam ibadah, thaharah; shalat, shaum; zakat; mu'amalat, munakahat, mawaris, dan jinayat; dan siyasah

Fiqh/Ushul Fiqh

301

Page 124: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Nama

Mata Kuliah

Pengertian akhlak, pembagian akhlak dan karakteristiknya, pencapaian akhlak karimah berdasarkan al-Qur'an dan ak-Hadits Pengertian dan tujuan tasawuf; hubungan tasawuf dengan pembentukan akhlak karimah, maqamul dan ai-akwai; serta kompleksitas pemikiran tasawuf

Akhlak Tassawuf

Pengantar; Arab Pra-Islam; Masa Nabi; Masa a]-Khulafa al-Rasyidun; Masa Umayah Timur; Islam di Andalusia; Masa; Abbasiyah; Dinasti-Dinasti Kecil; Perangsalib dan Invasi Mongol; Islam di Asia Tenggara; Dunia islam Masa kolonialisme Barat; Dunia Islam Masa pasca­kolonial Barat; Fenomena Islam dan Muslim pada mas>arakat Eropa dan Amerika; Islam dan Muslim di Inggris, Amerika, dan Australia

Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Kebudayaan primitif, agraris dan industrial. Individu, keluarga, masyarakat, dan interaksi sosial; Remaja dan pemuda dalam permasalahan nasional; Pemerintah, negara, dan warga negara dalam permasalahan demokratisasi; Pelapisan sosial, kesetaraan, diskriminasi, dan pemerataan; Permasalah kependudukan: Masyarakat perkotaan dan pedesaan; Pembangunan dan permasaiah kemiskinan struktural dan kultural; Teori-teori dasar Sosiologi; Teori Sosiologi Modern; Interaksi dan proses sosial; Keluarga, Kolektifa sosial; Masyarakat desa dan kota; lembaga-Lembagasosial, politik, ekonomi, sosial, dan budaya; Perubahan sosial dan modernisasi; Mobilitas sosial; Pola-pola konflik masyarakat dan pengaturan konflik; kepemimpinan; Sosialisasi; Stratifikasi sosial, peran dan status sosial, serta differensiasi sosial; berbagai fenomena sosial dalam kebudayaan dan masyarakat berbahasa Inggris.

Pengertian dan ruang lingkup Antropologi; Pendekatan Antropologi dalam pengkajian sejarah; Perkembangan ilmu Antropologi; Konsepsi ilmu budaya dalam kesusastraan, seni rupa, seni musik, agama, filsafat, dan estetika; individu, masyarakat, dan kebudayaan: Agama dan Kebudayaan; Dittisi, asimilasi, dan akulturasi, Perubahan sosial-budaya; Keragaman budaya dalam perspektif sosial budaya; Tradisi dan Modernitas dalam perspektif sosial; Etnografi: Unsur-unsur dan kerangka metodologis: Metode-metode pengkajian; Sistem simbolis, makna, dan fungsi; Prospek penelitian budaya Islam;Manusia, cima kasih, penderitaan, dan keadilan; Pandangan hidup dan tanggung jawab manusia; Budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan; berbagai fenomena sosial dalam kebudayaan dan masyarakat berbahasa Inggris.

Pengantar Ilmu Sosial-Budaya

302

Page 125: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Nama Mata Kuliah

Pengertian, kedudukan, fungsi, tujuan, dan landasan dan Latar belakang filsafat dan ksonstitusi negara RI; Wawasan Nusantara; Latar belakang dan dasar geografis, geopolilis dan geostrategis, historis, dan yuridis kepentingan nasional ;Unsur-unsur Wawasan Nusanlara; Ketahanan Nasiona!.;Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional; Ipoleksosbus Hankamnas dan ATHG; Pengertian dan Pelaksanaan Polstra Hankamnas; Sistem Hankamrata; Pengalaman sejarah perang kemerdekaan; Perang, perang wilayah, dan perang modem; Paham perang bagi bangsa Indonesia; komparasi filsafat dan konstitusi negara Indonesia dengan negara, bangsa, dan masyarakat berbahasa Inggris. Hak dan kewajiban warga negara dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara; tanggung jawab moral sarjana Muslim-Indonesia dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara; etos pengabdian terhadap negara dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara

Civic Education

Kalimat: Pengertian kalimat; Pola-pola dan bagian-bagian kalimat; Kalimat sederhana dan kalimat luas; Prinsip-prinsip mencari gatra kalimat dan macam keterangan kalimat; Kalimat analitis dan sintesis serta variasi susunannya.

- Menyusun paragrap: Pengertian paragrap dan struktur paragrap - Menyusun paragrap: kalimat topik, kalimat-kalimat pendukukng, dan kalimat kesimpulan - Koherensi dan kekohesifan

Menentukan dan menyempitkan topik - Membuat outline paragrap - Mengembangkan paragrap berdasarkan alasan - Mengembangkan paragrap berdasarkan perbandingan - Mengembangkan paragrap berdasarkan sebab akibat - Analisis teks: (Koreksi kesalahan Isi, organisasi, tatabahasa, penggunaan kosa kata, dan

mekanik: tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital) - Analisis teks: (Koreksi kesalahan Isi, organisasi, tatabahasa, penggunaan kosa kata, dan

mekanik: tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital) - Essay: Pengertian dan struktur - Paragraph pendahuluan dan Thesis statement - Paragrap pengembangan/Body: kalimat topik, kalimat pendukung, dan kalimat kesimpulan - Paragrap kesimpulan - Membuat outline essay - Membuat paragrap pendahuluan - Koreksi kesaJahan pada paragrap pendahuluan (peer collaboration) - Membuat paragrap pengembangan - Koreksi kesalahan pada paragrap pengembangan (peer collaboration) - Membuat paragrap kesimpulan - Koreksi kesalahan pada paragrap kesimpulan (peer collaboration) - Membual jurnal - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jurnal - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jurnal - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jurnal - Membuat laporan buku - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku - Membuat makalah - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah

Bahasa Indonesia: Menulis Akademik

303

Page 126: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Nama

Mata Kuliah - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah

Kaidah-Kaidah nahwu, sharaf, dan balaghah dalam bahasa Arab; meliputi: Muqaddimah; ai-Lughah al-Arabiyyah wa uiumuha; Al-Kalimah wa al-jumlah; Al-l'rab v/a al-bina: AI-Fi'il al-Madhi, al-Mudkari, wa al-Amr;Al-Muta'addy wa al-lazim.

Al-Ma'lum wa al-majhul; Al-Shahih wa! al-mu'tal, Al-Jamidwa al-mulasharrif; Al-Ta'ajjub; Al-Madah wal al-dzam; Nun al-taukidma'a al-fi'il, Al-hm al-Mausul wa ai-shifah; Al-Mudzakar wa al-mu'annats; Al-Dlomir; Al-hyarah; Al-Isiifltam; Al-Ma'rifah wa al-nakirah; Al-Munada; Ai-Masdar; Al-Fa'ii; Al-Maful; Al-Musyabbihah; a!-Tafdlil. al-Jaman wa al-makan; Alat; Al­jarn'; Kana wa akhwaiuha; Inna wa akhwatuha; Al-Masdar al-sharih wa al-mu'awwal; Al-Maful bih; Al-Maful al-Muth!aq; Al-Maful Uajlih. Al-Mafuifin; Al-Maful ma'ah; al-Idhafah.

Bahasa Arab

Pengertian, obyek, metode, dan struktur pembahasan; Sistematika filsafat; Pemikiran mitologi dan filsafat Yunani Kuno; Pra materialistik dan filsafat alam; Idealisme Plato; Realisme Aristoteles; Atomisme; Tuhan dalam filsafat Yunani; Filsafat Patristik dan Skolastik; Filsafat Islam; Renaisance dan Humanisme; Empirisme, Positivisme; Pragmatisme; Fenomenologi; Eksistensialisme,

Dasar-dasar Filsafat

Pengertian masalah; tipologi masalah; identifikasi masalah; metode merumuskan masalah; merumaskan hipotesis; merumuskan metode pemecahan masalah; memecahkan beberapa masalah; melakukan analisis terhadap obyek; mengelompokkan temuan; membuat simpulan; dan melaporkan seluruh proses penelitian dalam tulisan ilmiah.

Skripsi

Pengertian Penelitian Ilmiah; karakteristik Penelitian Ilmiah; Syarat-syarat Penelitian ilmiah; pembagian penelitian ilmiah; Prosedur Penelitian Ilmiah; penelitian kwantitatif; penelitian kwalitatif; metode penelitian ilmiah; berbagai pendekatan penelitian ilmiah; metode penelitian; metodologi penelitian; sifat dan pengertian penelitian budaya; pengantar dan dasar-dasar statistika; instrumen penelitian; sifat dan pengertian kajian lapangan; sifat dan pengertian kajian kepustakaan dan kelaboratoriuman; proyek penelitian mini

Research Method

Manusia sebagai makhluk inividu dan makhluk sosial; Prinsip-prinsip bekerja sama dan tolong menolong; norma dan nilai bekerja sama dalam pandangan islam; ukhuwwah Islamiyyah dan ukhuwwah insaniyyah; ta'awun dalam Islam; Mengaktualisasikan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak; akhlak terhadap diri sendiri; akhlak terhadap orang lain; akhlak terhadap makhluk hidup lainnya; akhlak berbangsa dan bernegara; akhlak sebagai sarjana Muslim dalam bidang bahasa dan sastra;

KKN

Karakteristik sikap ilmiah dan profesional, integritas seorang sarjana Muslim-Indonesia; Tanggung jawab ilmiah sarjana Muslim indonesia terhadap bangsa, negara, bangsa, agama, dan individu;

Praktek Ibadah dan Tilawah

304

Page 127: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

6. Penamaan Mata Kuliah Berdasarkan Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Utama

Setelah substansi kajian pada kompetensi utama dirumuskan, maka selanjutnya adalah

penamaan nama mata kuliah. Penamaan mata kuliah berdasarkan substansi kajian rumpun

kompetensi utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.38 Rancangan Penamaan Mala Kuliah Kompetensi Utama

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

Rancangan Penamaan Substansi Kajian Mata Kuliah

- Stating facts and giving direction Listening Comprehension 1 - Describing people - Like and dislike - Describing scene - Following instruction

- Small talk

- Interpreting and imagining ' Meanings for spoken utterance for daily interaction in real life context comprising personal experience Meanings for spoken utterance for daily interaction in real life context comprising routine description Meanings for spoken utterance for daily interaction in real life context comprising job and transport

- Phone messages Listening Comprehension 2

- Weather, seasons, camping

- At public places

- About foods and recipes

- Request and respond

- Describing events - Describing persons

- Expressing opinions - Making appointment, compliment, and invitation - Following descriptions

- Agreeing and disagreeing - Telling stories - Monologue constituting expression of telling stories - Specific information, prediction, and discussion

- Completing, predicting, matching, and note-taking

- Current issues and comparing - Particular information, confirming, guessing, judging attitudes

331

Page 128: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Penamaan

Substansi Kajian Mata Kuliah

- Greeting and self introduction Speaking 1; Self Expression - Identifying people - Requesting - Talking about places - Asking about price and bargaining - Asking for direction - Telling the time - Apologizing - Daily routines - Regret and surprise - Like and dislike - Ordering meal at restaurant - Describing a house/dormitory/apartment - Comparing objects - Comparing people - Talking about future plans and intentions

- Probing one's capability Speaking 2; interactive Interaction 1 - Giving instruction - Job interview - Describing events - Talking about past events - Describing people - Describing recipes - Asking for opinion

- Discussing plans Speaking 3: Interactive Interaction 2 - Indicating preference - Describing and comparing people, now and before - Describing and comparing places and things, now and before - Seeking information about a person's life - Talking about the duration of events, prediction - Talking about getting things done - Reporting what people say - Relaying information, taking and giving messages - Relaying instruction - Informal discussion about house - Expressing opinion, giving reason - Making recommendation and complaints

332

Page 129: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- Greeting and self-introduction - Probing one's ideas - Describing graphs in office meeting - Official presentation - Being an interviewer and interviewee - Imposing terms in presentation - Being class discussion leader - Being a moderator - Delivering speech - Giving the impromptu speeches - Organizing panel - Doing debates - Conducting a seminar - Pro-cont. talk show - Campaigning

Speaking 4: Public Speaking

- Greeting and self-introduction - Convincing others - Arguing an issues - Giving facts and evidence - Relating and shifting topics - Confirming • Offering solutions and resolutions - Avoiding misconceptions and misjudgements

Speaking S: Academically Speaking

- Recognizing Written English Sentences - Drawing Meanings And Sense Of An Unfamiliar Word - Understanding Explicit As Well As Implicit Information - Understanding Conceptual Meaning - Understanding Pragmatic Meaning - Understanding Sentence Relationship - Understanding Texture - Understanding meaning through Grammatical Relationship - Interpreting Texts through Context and Co text - Exploring Passage Indicators - Identifying the Gist of a Passage

Intensive Reading

- Exploring Information and Messages of a T e x t - Exploring the Writer's Thought - Interpreting Implied Meaning - Determining the Communicative of a T e x t - Understanding Genres - Giving a Feedback to a Text - Distinguishing Main Idea from Supporting Ideas - Detailing Salient Text Outlines - Making the Gist of a Text - Determining Reference - Skimming Skills - Scanning Skills - Transcoding Texts into Pragmatic Display

Extensive Reading

333

Page 130: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- Reading for main ideas; key ideas in sentences - Reading for main ideas; main ideas in paragraph- stated x

implied - Reading for information: fact finding - Reading for information' major details >< minor details - Reading for information: skimming and previewing - Recognizing paragraph patterns: ordering of ideas—time order

(chronological), place order, order of importance - Recognizing paragraph patterns: listing of details, comparison and

contrast, and the cause-effect - Making inferences - Understanding figurative language - Drawing conclusion and predicting - Generalizing - Evaluating ideas: fact >< opinion - Evaluating ideas: the writer's style techniques—style, tone, mood,

purpose, and point of view - Exploring comprehension through texlures in the forms of

coherence, cohesiveness, themes and angles of the text, context clues, and repertoires

Global Reading

- Noun prhase: Arranging a noun phrase with left-handed and right modifiers

- Verb phrase: Arranging verbs and auxiliaries - Parts of speech based on derivational suffixes - Simple sentence: Arranging subject, verb, objeci, complement,

adverb, in a sentence - The seven basic English sentences - Active and passive voice - Cleft sentences - Main and sub-clauses in compound and/or complex sentence - Shortened clauses: adverbial and adjective clauses

Sentence Writing

- Paragraph structure: topic, supporting and concluding sentences - Coherence and cohesiveness of paragraph - Paragraph outline - Paragraph development by example - Paragraph development by times - Paragraph development by process - Paragraph development by explanation - Paragraph development by reason Paragraph development by

cause- effect - Paragraph development by cause- effect - Types of paragraph: recount, report, discussion, explanation,

analytic, hortatory, news item, spoot, anecdote, narrative, argumentative, review, procedure/directory, descriptive, and discussion

Paragraph Writing

334

Page 131: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian

Rancangan P ^ i n ® V ®

- Essay structure - Coherence and cohesiveness of essay - Essay outline - Essay development by example - Essay development by times - Essay development by process - Essay development by explanation • Essay development by reason - Essay development by cause- effect - Essay development by cause- effect - Types of essay: recount, report, discussion, explanation, analytic,

hortatory, news item, spool, anecdote, narrative, argumentative, review, procedure/directory, descriptive, and discussion

Essay Writing x ^ ^ S T * ^ /

- Journal writing - Book report writing - Proposal writing - Paper writing - Thesis writing - Review writing - Concluding Writing - Summary writing - Abstract Writing

Academic Writing

- Introduction: Writing and re-creating the world - Figurative languages and other narrative and poetic devices - Writing poetry - Writing fiction - Writing play - Writing scripl - Writing non-fiction, investigation, and literary journalism - Independent project: pre-writing - Independent object: planning and drafting - Independen project: revision - Editing, proofreading, and publishing

Creative Writing

335

Page 132: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Penamaan

Substansi Kajian Mata Kuliah

- Parts of speech Vocabulary Building - Derivations and Inflection - Collocation - Compound-words - Idioms - Phrasal verbs - Noun phrases - Jargons - Slang - Dictions and concept mapping of words

- Parts of speech Basic Structure - Article: a, an, the - Adjective >< adverb - Noun phrase - Sentence structure: SV, SVO, SVC. SVOO. SVA, SVOC, SVOA - Verb phrase - English tenses - Active and passive voices - Subject-verb agreement - Direct-indirect speech - Hornby's verb-patterns

- Relative pronoun Early Intermediate Structure - Participle - Adverbial clauses - Noun clauses - Ambiguous sentences - Punctuation and meaning - Conditional sentences - Subjunctive mood - Causative - Degree comparation of adjective - WH questions - Inversion - Distinguishing between Similar Sentences - The Use of Words - Words Confused or Misused - Comparisons and Contrasts

336

Page 133: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian

Rancangan Penamaan Mata Kuliah

- Contact clause - As VS like - lt's + adjective + for/that - Word order, adverb of frequency - Elliptical construction - Persona] and impersonal constructions with seem, appear - Purpose clauses - Emphatic construction - As, as though

- Inversion • Embedded question - Subjunctive form - Phrases and clauses - Parallel structure - Modals - Compound-complex sentences

Late intermediate Structure

- Substituting Adverbs for Adverbial Phrases - Adjectives Ending in -ible, -able, and -cible - Prefixes and Suffixes - Compound Words - Word Formation - Homonyms - Homophones - Related Word Groups - PhrasalandPrepositionalVerbs • Irregular Plurals - Idioms and Proverbs - Colloquial Phrases and Responses - Compound Words Derived from Phrasal Verbs - Newspaper Headlines - General Knowledge - Abbreviations

Advanced Structure

- Linguistic terms, characteristics of linguistics as a scientific study - Paralanguage, kinesics • Proxemics, design features of human language - Phonetics - Phonology • The concept of morphology - Constituents and patterns • Semantics - Historical-comparative linguistics - Language change, language variation - Basic concepts of psycholinguist ics - Basic concepts of pragmatics - Basic concepts of sociolinguisties

Introduction to Linguistics

337

Page 134: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian

Rancangan Penamaan Mata Kuliah

- Articulator) Phonetics: the vocal organs and places of articulation

- Manners of articulation, the articulation of vowel sounds, basic vowels and mid vowels

- Lax vowels, central vowels, secondary vowels, and nasalized vowels

- The transcription of consonants, the transcription of vowels, and stop consonants

- Coarticulation, fricatives, affricatives - Nasals, approximants, English vowels and phonological rules,

and vowei quality - Unstressed syllables, tense and lax vowels, and rules for English

allophones - Degrees of stress, sentence stress - Vowels and vowel-like articulations: cardinal vowels, secondary

cardinal vowels, and wide and narrow vowels. - Suprasegmenuu features: syllables, stress, length, pitch. - The feature rounded,consonants and the featurehigh and back,

feature and secondary articulation - The manner feature, the feature voiced and tense, and place of

articulation features - Prosodic features, other suggested features, natural classes, and

redundant feature values - Introduction; definitions, scope and history of morphology - Morphemes and allomorph - Morpheme types

English Phonology/ Morphology

- Definitions of syntax, applications on syntax - Tree diagrams for simple senlence - Verb phrase, pattern of be and other linking verbs, pattern with

tranitive and intransitive verb - Pattern with middle verb, partem with complex transitive and

intransitive verb - Noun phrase - Noun phrase modifiers - Verb phrases and clauses as NP substitutes - Relative clause as NP modifiers - Complex sentence - Conjunction - Subordination - Coordination - Syntactic analysts - Syntactic acceptability - Structures and function of main and subordinate clause

English Syntax

338

Page 135: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian

Raitcangan Penamaan Mata Kuliah

- Basic ideas in semantics - Sentence, utterance, proposition - Sense and reference - Referring expression - Predicates - Universe of discourse - Deixies and definiteness - Sense of properties and stereotypes - Sense of relation - Logics - Word meaning - Perlocutio, illocution - Felicity condition - Conversational implicature - Speech acts implicature

English Semantics

- Psychology of language - Processes in the use of language - Comprehension: construction process • Surface constituents - Semantic approach to the construction process - Noun phrase modifiers - Assertions - Memory - Perception of speech - Production - Execution of speech plan - Child's language - Meaningandthoughl - Uses of meaning

Psycholinguistics

- Varieties of languages - Dialects - Registers - Mixture of varieties - Language, culture, and thought - Speech as social interaction - Verbal and non-verbal behavior - Linguistics and social inequality - Linguistic prejudice - Linguistic competence and communicative competence - Diglosia - Pidgin - Creoles

Sociolinguistics

• Berbagai Madzhab Linguistik Modern - Madzhab Struktural is-Swi s s - Aliran Struktural is Amerika - Madzhab Fungsional - Madzhab Behaviour - Madzhab Deskriptif - Madzhab Grammar Generatif Transformatif - Madzhab Inggris - Madzhab Kopenhagen

Modem Linguistics

339

Page 136: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- The position of literature to other sciences; literature functions in the society

- Literary genre from time to time - Poetry; visual form - Poetry: sound and rhythm - Poetry: figurative languages - Poetry: theme and context - Prose: plot and structure - Prose: character and setting - Prose: figurative languages - Prose: theme and context - Drama aspects; plot and structure - Drama aspects: character and setting - Drama aspects: figurative languages - Drama: theme and context - Basic literary criticism: pre-modem • Basic literary citicism: modem

Introduction to Literature

- Anglo-saxon literature; Beowulf - Anglo-Saxon literature; Caedmon, Cynawulf and Adam Bede - Middle English literature; William Langland and Dante Aligieri - Middle English; Arthurian Legend and Geoffrey Chaucer - Renaissance literature; Neoclassic stage: Sir Phillip Sidney,

Edmund Spencer, John Donne and John Milton - Renaissance literature; Elizabethan writers: William Shakespeare

and Christopher Marlowe - Restoration age: John Dryden, John Bunyan and Alexander Pope - Romantic literature; poetry: William Blake, Robert Bums,

William Wordsworth, John Keats, Samuel Taylor Coleridge and Percy Byshe Shelley

- Romantic literature; prose: Charles Lamb, William Hazlitt and Thomas de Quincey

- Victorian literature; poetry and drama: Alfred Lord Tennyson, Mathew Arnold, Robert Browning and George Bernard Shaw

- Victorian Literature: prose, Thomas Babington Macaulay,Charles Dickens, Bronte Sisters, and Jane Austen

Survey of English Literature

- English literature in the first half of the 20"" century: T.S. Eliot, and Joseph Conrad

- English literature in the first half of the 20* century; William Butler Yeats, Virginia Woolf and James Joyce

- English literature in the first half of the 20 century: Aldous Huxley, D.H. Lawrence, Phillip Larkin and George Orwell

- English literature in the second half of the 20'h century: Dame Edith Sittwel, W.H Auden and Catherine Mansfield

- English literature in the second half of the 20"1 century: Cyril Lionel Robert James, Oscar Wilde, and G. B. Shaw

- English literature in the second half of the 20'h century: Dylan Thomas, Harold Pinter and Tom Stopard

- English literature in other regions; Africa: Chinua Achebe, Ama Ata Aidoo, David Owoyele and Ben Okri

- English literature in other regions; Carribean and the West Indies; Nadtne Gordinter and V.S. Naipaul

- English literature in other regions; Asia: Anita Desai and Shalman Rushdie

- English literature in other regions; Pacific regions: - Recent development of English literature; Zadie Smith, Ian

McEwan, and John McAbee.

Survey of Modern British Literature

340

Page 137: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian

Rancangan Penamaan Mata Kuliah

- Colonial and Puritan period (1600s): Captain John Smith, William Bradford, John Winthrop, Cotton Mather and John Cotton.

- Revolution period (1700s): John Edward, Michel Guillaume Jean de Crevecoeur, Benjamin Franklin, Thomas Paine, The Federalist's writers and Abigail Adams.

- The Rise of National Identity (the first half of the 19 ih century): Washington Irving, James Fennymore Cooper, and Frederick Douglass

- The Rise of National Identity (the first half of the 19th century): Ralph Waldo Emerson, Henry David Thoreau, Margaret Fuller, Nathaniel Hawthorne, Herman Melville and Edgar Allan Poe.

• Industrial period (the latter half of the 19'1' century): Abraham Lincoln, Harriet Beecher Stowe, Sarah Orne Jewett, Edward Bellamy, Mark Twain, Stephen Crane, and Frank Norris

- Modern period (the first half of the Id"1 century'): Henry James, Edith Wharton, Theodore Dreise, F. Scott Fitzgerald, Jack London, Ernest Hemmingway, and Gertrude Stein

- Modem period (the first half of the 20 t h century): W.E.B. Du Bois, ZolaNealeHurston, Richrard Wright, Ralph Elison, James Baldwin, Willa Cather, John Steinback, William Faulkner Margaraet Mitchell, Flannery O'Connor and Eudora Welty.

- Post-industrial period (the second half of the 20 t h century): Norman Mailer, Jack Kerouac, Allen Gisnberg, Kurt Vonnegut Jr.,

- Post-industrial period (the second half of the 20 l h century): J.D. Salinger, John Cheever, John Updike, Bernard Mallamud, Philip Roth, and Saul Below

- Post-industrial period (the second half of the 20 t h century): Tony Morison, Alice Walker,, Rudolfo Anaya, Sandra Cisneros, Marine Hong Kingston, and Amy Tan

- Post-industrial period (the second half of The 20'h century): Marry Ritter Beard, Barbara Tuchman, Truman Capote, Imamu Aroiri Baraka, Maya Angelou, Betty Friedan, John Muir, and Edward Abbey

Survey of American Literature

- Introduction: Brief history and general understanding of drama and theater before 1900

- Tragedy; diction and language devices in Othello - Tragedy; rhythm and rhyme in Othello - Tragedy ; dialogue, monologue, dramatic monologue and

soliloqui in Othello - Romance: plot and structure in Romeo and Juliet - Romance; character and c h a r a c t e r i 2 a t i o n in Romeo and Juliet - Tragedy: theme in Faustus

Pre-modem Drama

341

Page 138: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- Modem Comedy; character and characterization in Pygmalion - Modem Comedy; plot and structure in Pygmalion - Modem Comedy; mistakes and wits in Pygmalion • Tragic-comedy; character and characterization in the Zoo Story • Tragic-comedy; plot and structure in the Zoo Story - Tragic-comedy; setting in the Zoo Story - Realist drama; theme and plot in The Death of a Salesman - Realist drama; character and setting in The Death of a Salesman - Symbolist drama; symbol and symbolization in Waitingfor

Godot - Symbolist drama; theme and context in Waitingfor Godot - Symbolist drama; symboland symbolism in The Hairy Ape - Symbolist drama; social issues in The Hairy Ape

Modem Drama

- Introduction: broadcast drama and theater in recent times - Radio drama; Mercury theatre on the air - Radio drama; Theatre Guild on the Air - Radio drama; Gangbuster - Television drama; police and detective serial: NYPD Blues - Television drama; serial drama: Six Feet Under • Television drama; science fiction: Star Trek - Television drama; soap opera: Falcon Crest - Television drama; mini-series: Gulliver's Travel - Documentary and semi-documentary; Fehrenheit 9/11 and

Mona Lisa Smile

- Movie; drama: Adaptation - Movie; comedy: Lost in Translation - Movie; romance: The Girl with the Pearl Earrings

- Movie; epic: King Arthur - Movie; action: Matrix • Movie; science fiction; Jurassic Park

Script and Scenario

- Introduction: poetry junction in ancient and middle-age English society

- Anglo-saxon poetry; poetic structure - Anglo-saxon poetry; theme - Anglo-saxon poetry; context - Middle English Poetry; poetic structure - Middle English Poetry; theme and context - English Rennaisance Poetry; poetic structure - English Rennaisance Poetry; theme - Poetry in English Romantic Age - Native American oral tradition; poetic structure and theme

Pre-Modem Poetry

- Introduction: poetry in modem societies - English Victorian poetry; poetic structure - English Victorian poetry; theme - American-revolutionary poems; structure and theme - American-romantic poetry; structure and theme - English poetry during and after WWI; - English poetry during and after WWII; - English poetry in recent times - American poetry during and after WWI - American poetry during and after WWII - American poetry in recent times - Poetry from commonwealth and other English-speaking regions

Modem Poetry

342

Page 139: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- English novel in 1600s; picaresque novel (The Unfortunate Introduction; prose as a reaction to poetry

- Traveller, or The Life of Jack Wilton by Thomas Nashe) - English novel in 1700s; adventure novel (Robinson Crusoe by

Daniel Defoe) - English novel in 1800s: gothic novel (Frankenstein by Mary

Wollstonecraft Shelley) - English novel in 1800s; detective novel (The Adventures of

Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle) - English novel in 1800s; novel of romance (Wuthering Height by

Emily Bronte) - English novel in 1800s: chronicle/realist novel (Oliver Twist by

Charles Dickens) - English novel in 1800s, novel of manners (Pride and Prejudice

by Jane Austen) - American novel in 1800s; adventure novel (The Adventureof

Huckelberry Finn by Mark Twain) - American novel in 1800s; symbolic novel (Scarlet Letter by

Nathaniel Hawthorne) - English novel in 1800s: experimental novel {Mrs. Dalloway by

Virginia Woolt) - American novel in 1900s; protestnovel (BelovedbyTani

Morrison) - Novel in other English-speaking regions; protest novel (Things

Fall Apart by Chinua Achebe) - Novel in other English-speaking regions, cross-cultural novel

(Fasting Feasting by Anila Desai)

Prose I: the Novel

Introduction; the origin of the short story and (lie birth of modem short story

- The elements of the short story: point of view; third person techniques

- The elements of the short story: point of view; first person techniques

- The elements of the short story; plot and structure; variety of progressive plot

- The elements of the short story: plot and structure; variety of flash-back

- The elements of the short story; plot and structure; character and characterization

- The elements of the short story: plot and structure; setting - The elements of the short story: devices; symbol, metaphor,

simile and allusion - The elements of the short story: devices; paradox, irony and

humor - The elements of the short story: subject; racial and ethnical issues - The elements of the short story: subject; gender issues - The elements of the short story: subject; other socio-political

issues (marriage and family) - The elements of the short story: subject; other socio-political

issues (social class) - The elements of the short story; psychological issues

Prose 11: The Short Story

343

Page 140: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- Introduction; the functions of non-fictional works in society - Sermons and other religious writings/speeches - Philosophical writings and oratories - Almanacs - Chronicles - Essays on science and technology - Essays on racial and ethnical issues - Essays on gender - Essays on moral and ethic - Essays on economic and political issues - Essays on education - Essays on psychology - Travel writings - Biography and autobiography

Prose III: Nonfiction

- Introduction; the history and understanding of criticism - Classical age; mimetic theory - Classical age; unity and universalism - Classical age; decorum as aesthetic base - Classical age; sublimity dan emulation - Medieval age; art and sublimity - Neo-classical age; Mid-East and Arab-Spain schools of criticism - Neo-classical age; European schools of criticism - Romantic age; the philosophy of escape - Romantic age; humanist aesthetic

- Romantic age; the asthetic license

Classical Critical Theory

- Introduction; the quests and some questions of science and art in recent times

- Structuralisme; language and the structure of knowledge - Structuralisme; the structure of literary work - Formalism; literary devices - New Criticism; literary devices - Psychoanalysis; the psyche of/and art - Post-structural ism; knowledge and power - Feminism; art and political struggle of gender - Marxism; art and political struggle of class - Post-colonialism; art and political struggle of ethnic, race and

culture (post-colonialism)

Contemporary Critical Theory

344

Page 141: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

c. Penamaan Mata Kuliah Berdasarkan Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Pendukung

Setelah substansi kajian pada kompetensi pendukung dirumuskan, maka selanjutnya adalah

penamaan nama mata kuliah. Penamaan mata kuliah berdasarkan substansi kajian rumpun

kompetensi pendukung dapat dilihat pada tabel di bawah ini;

Tabel 4.39 Rancangan Penamaan Mata Kuliah Kompetensi Pendukung

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Penamaan

Mata Kuliah - Pengertian; - hubungan filsafat dan bahasa; - wilayah kajian filsafat bahasa; - bahas sebagai objek kajian filsafat dari jaman klasik hingga modem; - filsafat analitik bahasa; • hakikat bahasa dalam hermeneutika; - hakikat bahasa sebagai dasar filsafat teori bahasa;

Filsafat Bahasa

- Definisi, Standard, dan objek Kajian - Variasi Pembabakan Sejarah Sastra di Dunia Islam - Satra Pra-Islam

o Sastra Mesir Pra-Islam o Sastra Yunani Pra-Islam o Sastra Persia Pra-lsJam o Sastra Romawi Pra-lslam o Sastra Arab Pra-lslam

- Sastra Periode Nabi o Al-Qur'an o Hadits o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Nabi o Karya-Karya Sastra pada masa Nabi

- Periode Khulafaurrasyidun o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Khulafaur rasyidun o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Nabi o Karya-Karya Sastra pada masa Nabi

- Periode Imperium Ummayah o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Imperium Bani

Umayyah o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Bani Umayyah o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Bani Umayyah

- Periode imperium Abasyiah o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Imperium Bani

Abbasyiah o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Bani Abbasyiah o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Bani Abbasyiah

- Periode Emporium Turki Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada Emporium Turki Utsmani,

Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Emporium Turki

Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Emporium Turki Utsmani,

Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa

History of Isiamic Literarure in Islamic World 1

345

Page 142: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Penamaan

Mata Kuliah - Sastra Islam di Afrika Utara - Sastra islam di TimurTengah - Sastra Islam di Asia Baral - Sastra Islam di Asia Utara - Sastra Islam di Asia Tengah - Sastra Islam di Asia Tenggara • Sastra Islam di Asia Selatan - Sastra Islam di Asia Timur

History of Literature in Islamic World 2

- Pcriode Klasik - Periode Islam - Periode kolonialisme Belanda dan Jepang - Periode Pasca-kolonial - Periode kontemporer

Sastra Sunda

- Melayu Klasik - PujanggaBaru - Angkatan Balai Pustaka • Angkatan '45 • Angkatan '60an - Angkatan '70-l80an - Angkatan kontemporer

Sastra Indonesia

- Prehistoric Britain - Britain under the Roman Rule - Anglo-Saxon England; the invasion and the re-introduction of Christianity - Anglo-Saxon England; King Alfred, the Danelaw and the birth of the United Kingdom

- England under the Norman and the Plantagenet kings; Henry, Richard and John.

- Tudor and Stuart England - The Unification of England and Scotland - The rise and the fall of the first imperial Britan - Industrial Britain - The second British imperium - Britain in the 20 t h century

Introduction to English History

-Cross-cultural contact with English speaking people -Cross-cultural conflict and adjustment -Verbal communication -Nonverbal communication -Family: types and traditions -Education: values and expectation - Work: practices and attitudes -Problem situation (1): in class -Problem situation (2): out and about -Problem situation (3): socializing -Problem situation (4): miscellaneous -Problem situation (5): keeping your eyes and ears open (signs, symbols, announcement, and cryptic exchange)

Cross-Cultural Understanding

346

Page 143: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Penamaan Mata Kuliah

- Translating time cues - Translating place cues - Translating 'yang' - Translating preferences - Translating possessiveness - Translating moods - Translating wishes - Translating conditionals - Translating comparison - Translating adjectives and adverbs - Making interrogative sentences - Translating no-subject sentences - Translating congratulation expressions - Translating 'baru' - Translating 'begitu' - Translating advice and suggestion - Translating standard expressions for correspondence

Translating: Indonesian-English

- Translation based on word category - Transiationg noun phrase - Translating numbers - Translating articles - Translating -be and ils variants - Translating verb group - Translating tenses - Translating modals - Translating auxiliary - Translating passive voice - Translating adjective clause - Translating wish - Translating conditional sentences - Translating sentence structure - Translation based on sentence patterns - Translating idioms

Translating: English-Indonesian

- Introduction to interpreting: consecutive and simultaneous interpreting - Difference between interpreting and translating - Techniques and tips of interpreting - Problems and tactics in coping with problems of interpreting - Practicing consecutive interpreting - Practicing consecutive interpreting - Practicing consecutive interpreting - Practicing simultaneous interpreting - Practicing simultaneous interpreting - Practicing simultaneous interpreting - Practicing simultaneous interpreting: Interpreting educational issues - Interpreting political issues - Interpreting economical issues - Interpreting tourism issues - Interpreting laws - Interperting religious issues

Interpreting

347

Page 144: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Penamaan

Mata Kuliah - Introduction; research in literature Seminar on

• - Method and methodology in literature research Literature - Approaches in literature - Preparation; background and rationale - Preparation; problems and hypothesis; draft and secheduling - Conference on research preparation - Execution; sorting primary data • Execution; sorting secondary data - Execution; defining object dimensions - Execution; making descriptive/comporative analysis - Execution; on sampling method research instrument - Execution; making conclusion - Conference on execution proses and results - Report; building report draft and report organization - Report; developing draft into complete report - Conference on research report - Introduction; research in linguistics Seminar on Linguistics - Method and methodology in linguistics research • Approaches in linguistics and literature - Preparation; background and rationale - Preparation; problems and hypothesis; draft and secheduling - Conference on research preparation - Execution; sorting primary data - Execution; sorting secondary data - Execution; defining object dimensions - Execution; making descriptive analysis - Execution; making comparative analysis - Execution; making conclusion - Conference on execution proses and results - Report; building report draft and report organization - Report; developing draft into complete report - Conference on research report

348

Page 145: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

b. Penamaan Mata Kuliah Berdasarkan Substansi Kajian Rumpun Kompetensi ffiiffypti^ ^"5ttji*i

Setelah substansi kajian pada kompetensi lainnya dirumuskan, makafeejlu™-.,

penamaan nama mata kuliah. Penamaan mata kuliah berdasarkan subs tans^^^ ja f i^ijpD

kompetensi lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.40 Rancangan Penamaan Mata Kuliah Kompetensi Lainnya

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

SUBSTANSIKAJIAJN RancanganPenamaan

Mata Kuliab - Approach, method, technique - Different theoretical views of language and language teaching - Principle of grammar translation method - Principles of the direct method - Techniques in the direct method - Principle of audiolingual method - Principle of total physical response method - The communicative approach - Communicative instructional design - Teaching listening skills - Teaching reading skills - Teaching speaking skills

E FL Teaching Methodology

- Need analysis of English occupations - English courses service - English course curriculum design - Teacher recruitment - Teacher training - Approach for course marketing - Maintaining quality control - In-course service - After-course service - Building work-link - Course facilities - Evaluating work-performance - Improving working performance

Entrepreneurship. Course Management and Consultant

- Writing letters to the editors - Writing articles - Writing short stories - Writing poems - Writing reports - Making an analytical writing - Making headlines - Responding to a burning issue - Making the writing a reader-oriented readability

Mass Media Writing/Journalism

- Basic sentence structure - Connecting sentences with conjunctions and transitions - Combining sentences with subordinating conjunctions - Punctuation - Verb tenses

Editing and Proofreading

349

Page 146: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan Penamaan

Mata Kuliah - Agreement - Active-passive - Modal auxiliaries - Verb forms - Nouns and quantity words - Articles - Pronouns and reference - Adjectives and adverbs - Infiniti ve/-ing/participle forms - Prepositions and phrasial verbs relative clues - Quoting andciting sources, conditions, reporting and paraphrasing

5. Penetapan Waktu dan SKS Tiap-Tiap Rumpun Kompetensi

Setelah mata kuliah-mata kuliah dinamai pada masing-masing rumpun kompetensi, yakni

pada rumpun kompetensi dasar, rumpun kompetensi utama, rumpun kompetensi pendukung, dan

rumpun kompetensi yang lainnya, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jumlah jam dan

SKS pada masing-masing nama mata kuliah. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah jam dan SKS

pada masing-masing nama mata kuliah adalah sebagi berikut:

a.. Penetapan Jumlah Jam dan SKS pada Masing-Masing Mata Kuliah pada Rumpun Kompetensi Dasar

Setelah substansi-substansi kajian pada kompetensi dasar ditetapkan menjadi nama mata

kuliah, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jumlah jam pada masing-masing substansi

kajian, dan selanjutnya dihitung untuk dijadikan jumlah SKS. Adapun jumlah jam pada masing-

masing substansi kajian dan jumlah SKS-nya pada masing-masing nama mata kuliah bisa dilihat

rinciannya pada tabel berikut ini:

Setelah substansi-substansi kajian ditetapkan menjadi nama mata kuliah, maka langkah

selanjutnya adalah menetapkan jumlah jam dan SKS pada masing-masing mata kuliah pada

rumpun kompetensi dasar. Adapun, jumlah jam dan SKS pada masing-masing mata kuliah pada

rumpun kompetensi dasar, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

350

Page 147: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Tabel 4.41 Rancangan Nama dan SKS Mata Kuliah Kompetensi Dasar

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Nama

Mata Kuliah Pengertian al-Qur'an; Kedudukan Ai-Qur'an dalam ajaran Islam; Perbedaan al-Qur'an, Hadils Qudsi, dan Hadits Nabawi; I'jaz al-Qur'an; Sejarah Pewahyuan dan Mushhaf al-Qur'an; Berbagai Karakteristik-Liturgi dalam Mushhaf al-Qur'an; Berbagai variasi struktur linguistik al-Qur'an; Qir'aat al-Qur'an; Berbagai ilmu/ instrumen! yang diperlukan untuk memahami, menerjemahkan dan menafsirkan al-Qur'an, dan Tema-Tema Pokok a)-Qur'an, khususnya berkaitan dengan Bahasa dan Sastra. Pengertian dan kedudukan al-Hadits dalam ajaran Islam; Pembagian Ilmu Hadits dan Fungsinya; Pembagian hadits dan Karakteristiknya; Tema-Tema Pokok dalam Hadits, khususnya berkaitan dengan Bahasa dan Sastra

1600 menit 2 SKS Qur'an/Hadits

1600 menit 2 SKS Tauhid/Ilmu Kalam

Pengertian dan konstruk tauhid/akidah Islam; sumber-sumber tauhid/akidah Islam; pembagian tauhid/akidah Islam; Kompleksitas pemikiran kalam dalam Islam

Pengertian; sumber hukum dalam Islam; metode ijtihad dalam Islam; Berbagai kaidah ushuliyah dan kaidah fiqhiyyah dan asal-usulnya; al-ahkam. Berbagai aturan-aturan pokok dalam ibadah, thaharah; shalat, shaum; zakat; mu'amalat, munakahat, m a waris, dan jinayat; dan siyasah

1600 menit 2 SKS Fiqh/Ushul Fiqh

Pengertian akhlak, pembagian akhlak dan karakteristiknya, pencapaian akhlak kari mah berdasarkan al-Qur'an dan ak-Hadits Pengertian dan tujuan tasawuf; hubungan tasawuf dengan pembentukan akhlak kanmah; maqamal dan al-ahwal; serta kompleksitas pemikiran tasawuf

1600 menit 2 SKS Akhlak Tassawuf

Pengantar; Arab Pra-Islam; Masa Nabi; Masa al-Khulafa al-Rasyidun; Masa Umayah Timur; Islam di Andalusia; Masa; Abbasiyah; Dinasti-Dinasti Kecil; PerangsaJib dan Invasi Mongol; Islam di Asia Tenggara; Dunia Islam Masa kolonialisme Barat; Dunia Islam Masa pasca-kolonial Barat; Fenomena Islam dan Muslim pada masyarakat Eropa dan Amerika; Isìam dan Muslim di Inggris, Amerika, dan Australia

1600 menit 2 SKS Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Kebudayaan primitif, agraris dan industrial, Individu, keluarga, masyarakat, dan interaksi sosial; Remaja dan pemuda dalam permasalahan nasional; Pemerintah, negara, dan warga negara dalam permasalahan demokratisasi; Pelapisan sosial, kesetaraan, diskriminasi, dan pemerataan; Permasalah kependudukan: Masyarakat perkotaan dan pedesaan; Pembangunan dan permasalah kemiskinan struktural dan kultural; Teori-teori dasar Sosiologi; Teori Sosiologi Modem; Interaksi dan proses sosial; Keluarga; Kolektifa sosial; Masyarakat desa dan kota; lembaga-Lembaga sosial, politik, ekonomi, sosial, dan budaya; Perubahan sosial dan modernisasi; Mobilitas sosial; Pola-pola konflik masyarakat dan pengaturan konflik; kepemimpinan; Sosialisasi; Stratifikasi sosial, peran dan status sosial, serta differensiasi sosial; berbagai fenomena sosial dalam kebudayaan dan masyarakat berbahasa Inggris.

1600 menit 2 SKS Pengantar Ilmu Sosial -Budaya

351

Page 148: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Nama

MaU Kuliah Pengertian dan ruang lingkup Antropologi; Pendekatan Antropologi dalam pengkajian sejarah; Perkembangan ilmu Antropologi; Konsepsi ilmu budaya dalam kesusastraan, seni rupa, seni musik, agama, filsafat, dan estetika; Individu, masyarakat, dan kebudayaan; Agama dan Kebudayaan; Difusi, asimilasi, dan akulturasi; Perubahan sosiai-budarya; Keragaman budaya dalam perspektif sosial budaya; Tradisi dan Modernitas dalam perspektif sosial; Etnografi: Unsur-unsur dan kerangka metodologis; Metode-metode pengkajian; Sistem simbolis, makna, dan fungsi; Prospek penelitian budaya Islam;Manusia, cinta kasih, penderitaan, dan keadilan; Pandangan hidup dan tanggung jawab manusia; Budaya yang mendorong kemajuan dan yang menyebabkan kemiskinan, berbagai fenomena sosial dalam kebudayaan dan masyarakat berbahasa Inggris.

Pengertian, kedudukan, fungsi, tujuan, dan landasan dan Latar belakang filsafat dan ksonstitusi negara RI; Wawasan Nusantara; Latar belakang dan dasar geografis, geopolitis dan geostrategis, historis, dan yuridis kepentingan nasional; Unsur-unsur Wawasan Nusantara; Ketahanan Nasional.; Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional; Ipoleksosbus Hankamnas dan ATHG; Pengertian dan Pelaksanaan Polstra Hankamnas; Sistem Hankamrata; Pengalaman sejarah perang kemerdekaan; Perang, perang wilayah, dan perang modern; Paham perang bagi bangsa Indonesia; komparasi filsafat dan konstitusi negara Indonesia dengan negara, bangsa, dan masyarakat berbahasa Inggris. Hak dan kewajiban warga negara dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara; tanggung jawab moral sarjana Muslim-Indonesia daiam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara; etos pengabdian terhadap negara dalam Islam dan dasar-dasar konstitusi negara

1600 menit 2 SKS Civic Education

Kalimat: Pengertian kalimat; Pola-pola dan bagian-bagian kalimat; Kalimat sederhana dan kalimat luas; Prinsip-prinsip mencari gatra kalimat dan macam keterangan kalimat; Kalimat artalitis dan sintesis serta variasi susunannya. Menyusun paragrap: Pengertian paragrap dan struktur paragrap Menyusun paragrap: kalimat topik, kalimat-kalimat pendukukng, dan kalimat

kesimpulan - Koherensi dan kekohesifan - Menentukan dan menyempitkan topik - Membuat outltne paragrap - Mengembangkan paragrap berdasarkan alasan - Mengembangkan paragrap berdasarkan perbandingan - Mengembangkan paragrap berdasarkan sebab akibat - Analisis teks: (Koreksi kesalahan Isi, organisasi, tatabahasa, penggunaan kosa

kata, dan mekanik: tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital) - Analisis teks: (Koreksi kesalahan Isi, organisasi, tatabahasa, penggunaan kosa

kata, dan mekanik: tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital) - Essay: Pengertian dan struktur - Paragraph pendahuluan dan Thesis statement - Paragrap pengembangan/Body: kalimat topik, kalimat pendukung, dan kalimat

kesimpulan - Paragrap kesimpulan

1600 menit 4 SKS Bahasa Indonesia: Menulis Akademik

352

Page 149: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Nama

Mata Kuliah - Membuat outline essay - Membuat paragrap pendahuluan - Koreksi kesalahan pada paragrap pendahuluan (peer collaboration) - Membuat paragrap pengembangan - Koreksi kesalahan pada paragrap pengembangan (peer collaboration) - Membuat paragrap kesimpulan - Koreksi kesalahan pada paragrap kesimpulan (peer collaboration) - Membuat jurnal - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jumal - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jumal - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi jurnal - Membuat laporan buku - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan membuat revisi laporan buku - Membuat makalah - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah - Koreksi kesalahan (peer collaboration) dan Membuat revisi makalah

Kaidah-Kaidah nahwu, sharaf, dan baiaghah dalam bahasa Arab; meliputi: Muqaddimah: al-Lughah al-Arabiyyah wa ulumuha; Al-Kalimah wa al-jumlah; Al-Prab wa al-bina; Al~Fi'il al-Madhi, al-Mudhari. wa al-Amr; Al-Muta'addy wa ai-lazim. Al-Ma'lum wa al-majhul; Al-Shahih wa! al-mu'tai; Al-Jamid wa at-mutasharrif; Ai-Ta'ajjub; Al-Madahwa! al-dzam; Nun al-taukidma'a al-fi'il: Ai-Ism at-Mausul wa al-shifah, At-Mudzaknr wa al-mu'annats; Al-Dlomir; Al-hyarah; Al-htifliam, Al-Ma'rifah wa ai-nakirah; Al-Munada; Al-Masdar; Al-Fa'il; Al-Uaful; Al-Musyabbihah, al-Tafdlil; ai-Jaman wa al-makan, Alat; A\-Jam'; Kana wa akimatuha; luna wa akhwatuha; Al-Masdar al-sharih wa al-mu'awwal; Al- Maful bih. At-Maful al-Muthlaq, Al-Maful Liajhh; Al-Mafulßh; Al-Maful ma'ah; at-Idhafah.

1600 menit 4 SKS Bahasa Arab

Pengertian, obyek, metode, dan struktur pembahasan; Sistematika filsafat; Pemikiran mitologi dan filsafat Yunani Kuno; Pra materialistik dan filsafat alam; Idealisme Plato; Realisme Aristoteles; Atomisme; Tuhan dalam filsafat Yunani; Filsafat Patristtk dan Skolastik; Filsafat Islam; Renaisance dan Humanisme; Empirisme; Positivisme; Pragmatisme; Fenomenologi; Eksistensialisme.

1600 menit 2 SKS Dasar-dasar Filsafat

Pengertian masalah; tipologi masalah; identifikasi masalah; metode merumuskan masalah; merumuskan hipotesis; merumuskan metode pemecahan masalah; memecahkan beberapa masalah; melakukan analisis terhadap obyek; mengelompokkan temuan; membuat simpulan; dan melaporkan seluruh proses penelitian dalam tulisan ilmiah.

1600 menit 6 SKS Skripsi

Pengertian Penelitian Ilmiah; karakteristik Penelitian Ilmiah; Syarat-syarat Penelitian ilmiah; pembagian penelitian ilmiah; Prosedur Penelitian Ilmiah; penelitian kwantitatif; penelitian kwalitatif; metode penelitian ilmiah; berbagai pendekatan penelitian ilmiah; metode penelitian; metodologi penelitian; sifat dan pengertian penelitian budaya; pengantar dan dasar-dasar statistika; instrumen penelitian; sifat dan pengertian kajian lapangan; sifat dan pengertian kajian kepustakaan dan kelaboratoriuman; proyek penelitian mini

1600 menit 2 SKS Research Method

Manusia sebagai makhluk inividu dan makhluk sosial; Prinsip-prinsip bekerja sama dan tolong menolong; norma dan nilai bekerja sama dalam pandangan Islam; ukhuwwah Islamiyyah dan ukhuwwah insaniyyah; ta'awun dalam Islam; Mengaktualisasikan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk akhlak; akhlak terhadap diri sendiri; akhlak terhadap orang lain; akhlak terhadap makhluk hidup lainnya; akhlak berbangsa dan bernegara; akhlak sebagai sarjana Muslim dalam bidang bahasa dan sastra;

1600 menit 2 SKS KKN

353

Page 150: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

SUBSTANSI KAJIAN Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Nama

Mata Kuliah Karakteristik sikap ilmiah dan profesional; integritas seorang sarjana Muslim-Indonesia; Tanggung jawab ilmiah sarjana Muslim indonesia terhadap bangsa, negara, bangsa, agama, dan individu;

1600 menit OSKS Praktek ibadah dan Tilawah

b. Penetapan Jumlah Jam dan SKS pada Masing-Masing Mata Kuliah pada Rumpun Kompetensi Utama

Setelah substansi-substansi kajian pada kompetensi utama ditetapkan menjadi nama mata

kuliah, maka langkah selanjurnya adalah menetapkan jumlah jam pada masing-masing substansi

kajian, dan selanjutnya dihitung untuk dijadikan jumlah SKS. Adapun jumlah jam pada masing-

masing substansi kajian dan jumlah SKS-nya pada masing-masing nama mata kuliah bisa dilihat

rinciannya pada tabel berikut ini:

Tabel 4.42 Rancangan Penamaan Mata Kuliah Kompetensi Utama

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

Substansi Kajian Rancangan Waktu

Rancangan Jumlah

Rancangan Penamaan Substansi Kajian Rancangan

Waktu SKS Mata Kuliah

- Stating facts and giving direction 100 menit 2 SKS Listening - Describing people 200 menit Comprehension 1 - Like and dislike 100 menit - Describing scene 100 menit - Following instruction 100 menit - Small talk 200 menit - Interpreting and imagining 200 menit - Meanings for spoken utterance for daily interaction in

real life context comprising personal experience 100 menit - Meanings for spoken utterance for daily interaction in

real life context comprising routine description 200 menit - Meanings for spoken utterance for daily interaction in

real life context comprising job and transport 200 menit 1500 menit

354

Page 151: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansl Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- Phone messages 100 menit 2 SKS Listening - Weather, seasons, camping 100 menit Comprehension 2 - At public places 100 menit - About foods and recipes 100 menit - Request and respond 100 menit • Describing events - Describing persons 100 menit - Expressing opinions 100 menit - Making appointment, compliment, and invitation 100 menit - Following descriptions - Agreeing and disagreeing 100 menit - Telling stories 100 menit - Monologue constituting expression of telling stories 100 menit - Specific information, prediction, and discussion L 00 menit - Completing, predicting, matching, and note-taking 100 menit - Current issues and comparing 100 menit - Particular information, confirming, guessing, judging 100 menit

attitudes 100 menit 100 menit 1700 menit

- Greeting and self introduction 100 menit 2 SKS Speaking 1: Self - Identifying people 100 menit Expression - Requesting 100 menit - Talking about places 100 menit - Asking about price and bargaining 100 menit - Asking for direction 100 menit - Telling the time 100 menit - Apologizing 100 menit - Daily routines 100 menit - Regret and surprise 100 menit - Like and dislike 100 menit - Ordering meal at restaurant 100 menit - Describing a house/dormitory/apartment 100 menit - Comparing objects 100 menit - Comparing people 100 menit - Talking about future plans and intentions 100 menit - Talking about future plans and intentions

1600 menit

- Probingone'scapability 200 menit 2 SKS Speaking 2: - Giving instruction 200 menit Interactive - Job interview 200 menit Interaction 1 - Describing events 200 menit - Talking about past events 200 menit - Describing people 200 menit - Describing recipes 200 menit - Asking for opinion 200 menit

1600 menit

355

Page 152: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan

Substansi Kajian Rancangan

Jumlah Penamaan Substansi Kajian Waktu SKS Mata Kuliah

2 SKS Speaking 3: - Discussing plans 200 menit Interactive - Indicating preference 100 menit Interaction 2 - Describing and comparing people, now and before 200 menit - Describing and comparing places and things, now and 200 menit

before - Seeking information about a person's life 100 menit - Talking about the duration of events, prediction 100 menit - Talking about getting things done 100 menit - Reporting what people say 100 menit - Relaying information, taking and giving messages 100 menit - Relaying instruction 100 menit - Informal discussion about house 100 menit - Expressing opinion, giving reason 100 menit - Making recommendation and complaints 100 menit

1600 Menit

2 SKS Speaking 4: Public - Greeting and self-introduction 100 menit Speaking - Probing one's ideas 100 menit - Describing graphs in office meeting 100 menit - Official presentation 100 menit - Being an interviewer and interviewee 100 menit - Imposing terms in presentation 100 menit - Being class discussion leader 100 menit - Being a moderator 100 menit - Delivering speech 100 menil - Giving the impromptu speeches 100 menit - Organizing panel 100 menit - Doing debates 100 menit - Conducting a seminar 100 menit - Pro-cont. talk show 100 menit - Campaigning 100 menit

1500 menit

2 SKS Speaking 5: Academically

- Greeting and self-introduction 200 menit Speaking - Convincing others 200 menit - Arguing an issues 200 menit - Giving facts and evidence 200 menil - Relating and shifting topics 200 menit - Confirming 200 menit - Offering solutions and resolutions 200 menit - Avoiding misconceptions and misjudgements 200 menit

1600 menit

356

Page 153: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Waktu

Rancangan Rancangan Substansi Kajian Rancangan

Waktu Jumlah Penamaan Substansi Kajian Rancangan

Waktu SKS Mata Kuliah

- Recognizing Written English Sentences 100 menit 2 SKS Intensive Reading - Drawing Meanings And Sense Of An Unfamiliar Word 200 menit • Understanding Explicit As Well As Implicit Information - Understanding Conceptual Meaning 200 menil - Understanding Pragmatic Meaning - Understanding Sentence Relationship 200 menit - Understanding Texture 100 menit - Understanding meaning through Grammatical 200 menit

Relationship 100 menit - Interpreting Texts through Context and Co text 100 menit • Exploring Passage Indicators - Identifying the Gist of a Passage 200 menit

100 menil 100 menit 1600 menit

- Exploring Information and Messages of a Text 100 menit 2 SKS Extensive Reading - Exploring the Writer's Thought 200 menit - Interpreting Implied Meaning 200 menit - Determining the Communicative of a Text 200 menit - Understanding Genres 100 menit - Giving a Feedback to a Text 100 menit - Distinguishing Main Idea from Supporting Ideas 100 menit - Detailing Salient Text Outlines 100 menit - Making the Gist of a Text 100 menit - Determining Reference 100 menit - Skimming Skills 100 menit - Scanning Skills 100 menit - Transcoding Texts into Pragmatic Display 100 menit

1600 menit - Reading for main ideas: key ideas in sentences 100 menit 2 SKS Global Reading - Reading for main ideas: main ideas in paragraph- stated 200 menit

>< implied - Reading for information; fact finding 200 menil - Reading for information: major details x minor details 100 menit - Reading for information: skimming and previewing - Recognizing paragraph patterns: ordering of ideas— 100 menit

time order (chronological), place order, order of 100 menit importance

- Recognizing paragraph patterns: listing of details, comparison and contrast, and the cause-effect 100 menit

- Making inferences • Understanding figurative language 100 menit - Drawing conclusion and predicting 100 menit - Generalizing 100 menit - Evaluating ideas: feet x opinion - Evaluating ideas: the writer's style techniques—style, 100 menit

tone, mood, purpose, and point of view 100 menit - Exploring comprehension through textures in the forms

of coherence, cohesiveness, themes and angles of the 100 menil text, context clues, and repertoires

100 menit 1600 menit

357

Page 154: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

Rancangan Penamaan Substansi Kajian

Rancangan Waktu

SKS Mata Kuliah

- Noun prhase: Arranging a noun phrase with left-handed 200 menit 2 SKS Sentence Writing and right modifiers

- Verb phrase: Arranging verbs and auxiliaries 200 menit - Parts of speech based on derivational suffixes 200 menit - Simple sentence: Arranging subject, verb, ohject, 200 menit

complement, adverb, in a sentence 200 menit - The seven basic English sentences - Active and passive voice 200 menit • Cleft sentences 200 menit - Main and sub-clauses in compound and/or complex 200 menit

sentence - Shortened clauses: adverbial and adjective clauses 200 menit

1800 menit

- Paragraph structure: topic, supporting and concluding 2 SKS Paragraph Writing sentences 200 menit

- Coherence and cohesiveness of paragraph - Paragraph outline 200 menit - Paragraph development by example 100 menit - Paragraph development by times 100 menit - Paragraph development by process 100 menil - Paragraph development by explanalion 100 menit - Paragraph development by reason Paragraph 100 menit

development by cause- effect - Paragraph development by cause- effect 100 menit - Types of paragraph: recount, report, discussion. 100 menit

explanation, analytic, hortatory, news item, spoot, anecdote, narrative, argumentative, review, procedureJdirectory, descriptive, and discussion

500 menit 1600 menit

- Essay structure 200 menit 2 SKS Essay Writing - Coherence and cohesiveness of essay 200 menit - Essay outline 200 menit - Essay development by example 100 menit - Essay development by times 100 menit - Essay development by process 100 menit - Essay development by explanation 100 menit - Essay development by reason 100 menit - Essay development by cause- effect 100 menit - Essay development by cause- effect 100 menit - Types of essay: recount, report, discussion,

explanation, analytic, hortatory, news item, spool, anecdote, narrative, argumentative, review, procedure/directory, descriptive, and discussion 500 menit

1800 menit

358

Page 155: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Sub stan si Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

Rancangan Penamaan Sub stan si Kajian

Rancangan Waktu

SKS Mata Kuliah

- Journal writing 200 menit 2 SKS Academic Writing - Book report writing 200 menit - Proposal writing 200 menit - Paper writing 200 menit - Thesis writing 200 menit - Review writing 200 menit - Concluding Writing 100 menit - Summary writing 200 menit - Abstract Writing 200 menit

1700 menit

- introduction; Writing and re-creating the world i 00 menit 2 SKS Creative Writing - Figurative languages and other narrative and poetic

devices 200 menit - Writing poetry 200 menit - Writing fiction 200 menit - Writing play 100 menit - Writing script 100 menit - Writing non-fiction, investigation, and literary 100 menit

journalism - Independent project: pre-writmg 100 menit - Independent object: planning and drafting 200 menit - Independen project: revision 200 menit - Editing, proofreading, and publishing 100 menit

1600 menit

- Parts of speech 100 menit 2 SKS Vocabulary - Derivations and Inflection 200 menit Building - Collocation 200menil - Compound-words 100 menit - Idioms 200 menit - Phrasal verbs 100 menit - Noun phrases 100 menit - Jargons 200 menit - Slang 200 menit - Dictions and concept mapping of words 200 menit

1600 menit

359

Page 156: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan

Jumlah

Rancangan

Substansi Kajian Rancangan Rancangan

Jumlah Penamaan Substansi Kajian Waktu SKS Mata Kuliah

- Parts of speech 100 menit 2 SKS Basic Structure - Article: a, an, the 100 menit - Adjective x adverb 100 menit - Noun phrase 100 menit - Sentence structure: SV. SVO, SVC, SVOO. SVA, 100 menit

SVOC, SVOA - Verb phrase 200 menit - English tenses 200 menit - Active and passive voices 100 menit - Subject-verb agreement 100 menit - Direct-indirect speech 200 menit - Hornby's verb-patterns 300 menit

1600 meni

- Relative pronoun 100 menit 2 SKS Early Intermediate - Participle 100 menit Structure - Adverbial clauses 100 menit - Noun clauses 100 menit - Ambiguous sentences 100 menit - Punctuation and meaning 100 menit - Conditional sentences 100 menit - Subjunctive mood 100 menit - Causative 100 menit - Degree comparation of adjective 100 menil - WH questions 100 menit - Inversion 100 menit - Distinguishing between Similar Sentences 100 menit - The Use of Words 100 menit - Words Confused or Misused 100 menit - Comparisons and Contrasts 100 menit

1600 Menit

- Contact clause 100 menit 2 SKS Late Intermediate - As VS like 100 menit Structure - It's + adjective ^-for/that 100 menit - Word order, adverb of frequency 100 menit - Elliptical construction 100 menit - Personal and impersonal constructions with seem,

appear 100 menit - Purpose clauses 100 menit - Emphatic construction 100 menit - As, as though 100 menit - Inversion 100 menit - Embedded question 100 menil - Subjunctive form 100 menit - Phrases and clauses 100 menit - Parallel structure 100 menit - Modal s 100 menit - Compound-complex sentences 100 menit

1600 menit

360

Page 157: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Waktu

Ranrangan Rancangan

Substansi Kajian Rancangan

Waktu Jumlah Penamaan Substansi Kajian

Rancangan Waktu SKS Mata Kuliah

- Substituting Adverbs for Adverbial Phrases 100 menit 2 SKS Advance Structure - Adjectives Ending in -ible, -able, and -cible 100 menit - Prefixes and Suffixes 100 menit - Compound Words [00 menit - Word Formation 100 menit - Homonyms 100 menit - Homophones 100 menit - Related Word Groups 100 menit - Phrasal and Prepositional Verbs 100 menit - Irregular Plurals 100 menit - Idioms and Proverbs 100 menit - Colloquial Phrases and Responses 100 menit - Compound Words Derived from Phrasal Verbs 100 menit - Newspaper Headlines 100 menit - General Knowledge 100 menit • Abbreviations 100 menit

1600 menii

- Linguistic terms, characteristics of linguistics as a 2 SKS Introduction to scientific study 100 menit Linguistics

- Paralanguage, kinesics 100 menit - Proxemics, design features of human language 100 menit - Phonetics 100 menit - Phonology 100 menit • The concept of morphology 100 menit - Constituents and patterns 100 menit - Semantics 100 menit - Historical-comparative linguistics !00 menit • Language change, language variation 100 menit - Basic concepts of psycholinguislics 200 menit - Basic concepts of pragmatics 200 menit - Basic concepts of socio linguistics 200 menit

1600 menit

361

Page 158: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan

Substansi Kajian Rancangan Jumlah Penamaan Substansi Kajian

Waktu SKS Mata Kuliah

- Articulalory Phonetics: the vocal organs and places of 2 SKS English articulation 100 menit Phonology/

- Manners of articulation, the articulation of vowel Morphology sounds, basic vowels and mid vowels 100 menit

- Lax vowels, central vowels, secondary vowels, and nasalized vowels 100 menit

- The transcription of consonants, the transcription of vowels, and stop consonants 100 menit

- Coarticulation, fricatives, affricatives 100 menit - Nasals, approximants, English vowels and

phonological rules, and vowel quality 100 menit - Unstressed syllables, tense and lax vowels, and rules

for English allophones 100 menit • Degrees of stress, sentence stress 100 menit - Vowels and vowel-like articulations: cardinal vowels,

secondary cardinal vowels, and wide and narrow vowels. 100 menit

• Suprasegmental features: syllables, stress, length, pitch. • The feature rounded,consonants and the fealurehigh 100 menit

and back, feature and secondary articulation - The manner feature, the feature voiced and tense, and

place of articulation features 100 menit - Prosodic features, other suggested features, natural

classes, and redundant feature values 100 menit - Introduction; definitions, scope and history of

morphology 100 menit - Morphemes and allomorph • Morpheme types 100 menit

100 menit 100 menit 1600 menit

- Definitions of syntax, applications on syntax 100 menit 2 SKS English Syntax - Tree diagrams for simple sentence 200 menit - Verb phrase, pattern of fie and other linking verbs,

pattern with tranitive and intransitive verb 100 menit - Pattern with middle verb, partem with complex

transitive and intransitive verb 100 menil - Noun phrase lOOmenil - Noun phrase modifiers 100 menit - Verb phrases and clauses as NP substitutes 100 menit - Relative clause as NP modifiers 100 menit - Complex sentence 100 menit - Conjunction 100 menit - Subordination 100 menit - Coordination 100 menit • Syntactic analysis 100 menit - Syntactic acceptability 100 menit - Structures and function of main and subordinate clause

100 menit 1500 menit

362

Page 159: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

Rancangan Penamaan Substansi Kajian

Rancangan Waktu

SKS Mata Kuliah

- Basic ideas in semantics 100 menit 2 SKS English Semantics - Sentence, utterance, proposition 100 menit - Sense and reference 100 menit - Referring expression 100 menit - Predicates 200 menit - Universe of discourse 100 menit - Deixies and definileness 100 menit - Sense of properties and stereotypes 100 menit - Sense of relation 100 menit - Logics 100 menit - Word meaning 100 menit - Perlocutro, ilfocution 100 menit - Felicity condition 100 menit - Conversational implicature 100 menit - Speech acts implicature 100 menit

1600 menit - Psychology of language 100 menit 2 SKS Psycho linguistics - Processes in the use of language 200 menit - Comprehension: construction process 100 menit - Surface constituents 100 menit - Semantic approach to the construction process 100 menit - Noun phrase modifiers 100 menit - Assertions 100 menit - Memory 100 menit - Perception of speech 100 menit - Production 100 menit - Execution of speech plan 100 menit - Child's language 100 menit - Meaning and thought 200 menit - Uses of meaning 100 menit - Uses of meaning

1600 menit - Varieties of languages 200 menit 2 SKS Sociolinguistics - Dialects 100 menit - Registers 100 menit - Mixture of varieties 100 menit - Language, culture, and thought 100 menit - Speech as social interaction 100 menit - Verbal and non-verbal behavior 200 menit - Linguistics and social inequality 100 menit - Linguistic prejudice 100 menit - Linguistic competence and communicative competence - Diglosia 200 menit - Pidgin 100 menit - Creoles 100 menit

100 menit 1600 menit

- Berbagai Madzhab Linguistik Modern 100 menit 2 SKS Modern - Madzhab Struktural is-Swiss 100 menit Linguistics - Aliran Strukturalis Amerika 200 menit - Madzhab Fungsional 200 menit - Madzhab Behaviour 200 menit - Madzhab Deskriptif 200 menit - Madzhab Grammar Generatif Transformatif 200 menit - Madzhab Inggris 200 menit - Madzhab (Copenhagen 200 menit

1600 menit

363

Page 160: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- The position of literature to oiher sciences; liieramre 100 menit 2 SKS Introduction to functions in the society 100 menit Literature

- Literary genre from time to time 100 menit - Poetry: visual form 100 menit • Poetry; sound and rhythm 100 menit - Poetry: figurative languages 100 menit - Poetry: theme and context 100 menit - Prose: plot and structure 100 menit - Prose: character and selting 100 menit - Prose: figurative languages 100 menit - Prose: theme and context 100 menit - Drama aspects: plot and structure 100 menit - Drama aspects: character and setting 100 menit - Drama aspects: figurative languages 100 menit - Drama: theme and context 100 menit - Basic literary criticism: pre-modern 100 menit - Basic literary citicism: modem 1600 menit - Anglo-saxon literature; Beowulf - Anglo-Saxon literature; Caedmon, Cynawulf and Adam

Bede - Middle English literature; William Langland and Dante

Aligieri - Middle English; Arthurian Legend and Geoffrey

Chaucer - Renaissance literature; Neociassic stage: Sir Phillip

Sidney, Edmund Spencer, John Donne and John Milton - Renaissance literature; Elizabethan writers: William

Shakespeare and Christopher Marlowe - Restoration age: John Dryden, John Bunyan and

Alexander Pope - Romantic literature; poetry: Wiliiam Blake, Robert

Burns, William Wordsworth, John Keats, Samuel Taylor Coleridge and Percy Byshe Shelley

- Romantic literature; prose: Charles Lamb, William Hazlitt and Thomas de Quincey

- Victorian literature; poetry and drama: Alfred Lord Tennyson, Mathew Arnold, Robert Browning and George Bernard Shaw

- Victorian Literature: prose, Thomas Babington Macaulay.Charles Dickens, Bronte Sisters, and Jane Austen

100 menit 100 menit 100 meni! lOOmenil 100 menit 200 menit

100 menit 200 menit

200 menit

200 menit

200 menit

1600 menit

2 SKS Survey of English Literature

364

Page 161: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan- ^ Jumlah j . j ' f

SK&

\\

' — " f — ~ ^ —

• U J' • : '~ Rancangan ', '. 'Téhamaan

Mata Kuliah

- English literature in the first half of the 20'" century: T.S. Eliot, and Joseph Conrad

- English literature in the first half of the 20 i h century: William Butler Yeats, Virginia Woolf and James Joyce

- English literature in the first half of the 20 l h century: Aldous Huxley, D.H. Lawrence, Phillip Larkin and George Orwell

- English literature in the second half of the 20* century: Dame Edith SitTwel, W.H Auden and Catherine Mansfield

- English literature in the second half of the 20"1 Century: Cyril Lionel Robert James, Oscar Wilde, and G. B. Shaw

- English literature in the second half of the 20* century: Dylan Thomas, Harold Pinter and Tom Stopard

- English literature in other regions; Africa: Chinua Achebe, Ama Ata Aidoo, David Owoyele and Ben Okri

- English literature in other regions; Carribean and the West Indies; Nadine Gordimer and V.S. Naipaul

- English literature in other regions: Asia: Anita Desai and Shalman Rushdie

- English literature in other regions; Pacific regions: - Recent development of English literature; Zadie Smith,

Ian McEwan, and John McAbee,

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

200 menit

i 00 menit

200 menit

200 menit

200 menit 200 menit

1600 menit

2 SKS", '-•%• -"SùrVey .of Modem ^rtfjsfeXiterature

365

Page 162: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Waktu

Rancangan Jumlah

Rancangan Substansi Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah Penamaan Substansi Kajian Rancangan

Waktu SKS Mata Kuliah

- Colonial and Puritan period (1600s): Captain John 2 SKS Survey of Smith, William Bradford, John Winthrop, Cotton American Mather and John Cotton. 100 menit Literature

- Revolution period (1700s): John Edward, Michel Guillaume Jean de Crevecoeur, Benjamin Franklin, Thomas Paine, The Federalist's writers and Abigail Adams. 100 menit

- The Rise of National Identity (the first half of the 19'h

century): Washington Irving, James Fenny more Cooper, and Frederick Douglass 100 menit

- The Rise of National Identity (the first hal r of the 19 t h

century): Ralph Waldo Emerson, Henry David Thoreau, Margaret Fuller, Nathaniel Hawthorne, Herman Melville and Edgar Allan Poe. 100 menit

- Industrial period (uie latterhalf of the l^century): Abraham Lincoln, Harriet Beecher Stowe, Sarah Ome Jewett, Edward Bellamy, Mark Twain, Stephen Crane, and Frank Norris 100 menit

- Modem period (the first half of the 20 l h century): Henry James, Edith Wharton, Theodore Dreise, F. Scon Fitzgerald, Jack London, Ernest Hemmingway, and Gertrude Stein lOOmenil

- Modem period (the first half of the 20°' ceniury): W.E.B. Du Bois, Zola Neale Hurston, Richrard Wright, Ralph Elison, James Baldwin, Willa Cather, John Steinback, William Faulkner Margaraet Mitchell, Flannery O'Connor and Eudora Welty. 100 menit

- Post-industrial period (the second half of the 20'h

century): Norman Mailer, Jack Kerouac, Allen Gisnberg, Kurt Vonnegut Jr., 200 menit

- Post-industrial period (the second half of ihe 20" century): J.D. Salinger, John Cheever, John Updike, Bernard Mallamud, Philip Roth, and Saul Below 200 menit

- Post-industrial period (the second half of the 20 , h

century): Tony Morison, Alice Walker,, Rudolfo Anaya, Sandra Cisneros, Maxine Hong Kingston, and Amy Tan 200 menit

- Post-industrial period (the second half of the 20 l h

century): Marry Ritter Beard, Barbara Tuchman, Truman Capote, Imamu Amiri Baraka, Maya Angelou, Betty Friedan, John Muir, and Edward Abbey 200 menit

1600 menit - Introduction: Brief history and general understanding 2 SKS Pre-modern Drama

of drama and theater before 1900 200 menit - Tragedy; diction and language devices in Othello 200 menit - Tragedy; rhythm and rhyme in Othello 200 menit - Tragedy; dialogue, monologue, dramatic monologue

and soliloqui in Othello 300 menit - Romance; plot and structure in Romeo and Juliet 200 menit • Romance; character and characterization in Romeo and

Juliet 200 menit - Tragedy: theme in Faustus 200 menit

1500 menit

366

Page 163: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan

Substa nst Kajian Rancangan

Jumlah Penamaan Substa nst Kajian Waktu SKS Mata Kuliah

- Modem Cc-medy; character and characterization in 2 SKS Modem Drama Pygmalion 100 menit

- Modem Comedy; plot and structure in Pygmalion 100 menit - Modem Comedy; mistakes and wits in Pygmalion 100 menit • Tragic-comedy; character and characterization in the

Zoo Story 100 menit - Tragic-comedy; plot and structure in the Zoo Story 100 menit - Tragic-comedy; setting in the Zoo Story 100 menit - Realist drama; theme and plat in The Death of a

Salesman 100 menit • Realist drama; character and setting in The Death of a

Salesman 200 menit • Symbolist drama; symbol and symbolization in Waiting

for Godot 200 menit - Symbolist drama; theme and context in Waiting for

Godot 200 menit - Symbolist drama; symboiand symbolism in The Hairy

Ape 200 menit - Symbolisi drama; social issues in The Hairy Ape 200 menit

1700 menit - Introduction: broadcast drama and theater in 2 SKS Script and

recent times 100 menit Scenario

- Radio drama; Mercury theatre on the air 100 menit - Radio drama; Theatre Guild on the Air 100 menit - Radio drama; Gangbuster 100 menit - Television drama; police and detective serial:

NYPD Blues 100 menit - Television drama; serial drama: Six Feet Under 100 menit - Television drama; science fiction: Star Trek 100 menit - Television drama; soap opera: Falcon Crest 100 menit - Television drama; mini-series: Gulliver's Travel 100 menit - Documentary and semi-documentary; Fehrenheit

9/11 and MonaLisa Smile 100 menit - Movie; drama: Adaptation 100 menit - Movie; comedy: Lost in Translation 100 menit - Movie; romance: The Girl with the Pearl

Earrings 100 menit - Movie; epic; King Arthur 100 menit - Movie; action: Matrix 100 menit - Movie; science fiction; Jurassic Park 100 menit

1600 menit - Introduction: poetry function in ancient and middle-age 100 menit 2 SKS Pre-Modern Poetry

English society - Anglo-saxon poetry; poetic structure 100 menit - Anglo-saxon poetry; theme 100 menit - Anglo-saxon poetry; context 100 menit - Middle English Poetry; poelic structure 200 menit - Middle English Poetry; theme and context 200 menit - English Rennaisance Poetry; poetic structure 200 menit - English Rennaisance Poetry; theme 200 menit - Poetry in English Romantic Age 200 menit - Native American oral tradition; poetic structure and

theme 200 menit 1600 menit

367

Page 164: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Subslansi Kajian Rancangan Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

- Inlroduction: poetry in modem societies 100 menit 2 SKS Modern Poetry - English Victorian poetry; poetic structure 100 menit - English Victorian poetry; theme 100 menit - American-revolutionary poems; structure and theme 100 menit - American-romantic poetry; structure and theme 100 menit - English poetry during and after WWI; 100 menit - English poetry during and after WWII; 100 menit - English poetry in recent times 200 menit - American poetry during and after WWI 100 menit - American poetry during and after WWII 100 menit - American poetry in recent times 200 menit - Poetry from commonwealth and other English- 300 menit

speaking regions 1600 menit - English novel in 1600s; picaresque novel (The

Unfortunate Introduction; prose as a reaction to poetry - Traveller, or The Life of Jack Wilton by Thomas

Nashe) - English novel in 1700s; adventure novel (Robinson

Crusoe by Daniel Defoe) - English novel in 1800s; gothic novel (Frankenstein by

Mary Wollstonecraft Shelley) - English novel in 1800s; detective novel (The

Adventures of Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle)

- English novel in 1800s; novel of romance (Wuthering Height by Emily Bronte)

- English novel in 1800s; chronicle/realist novel (Oliver Tmst by Charles Dickens)

- English novel in 1800s; novel of manners (Pride and Prejudice by Jane Austen)

- American novel in 1800s; adventure novel (The Adventureof Huckelberry Finn by Mark Twain)

- American novel in 1800s; symbolic novel (Scarlet Letter by Nathaniel Hawthorne)

- English novel in 1800s; experimental novel (Mrs. Dallowayby Virginia Woolf)

- American novel in 1900s; protest novel (Beloved by Toni Morrison)

- Novel in other English-speaking regions; protest novel (Things Fall Apart by Chinua Achebe)

- Novel in other English-speaking regions; cross-cultural novel (Fasting Feasting by Anita Desai)

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

100 menit

1400 menit

2 SKS Prose 1 the Novel

368

Page 165: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan Substansi Kajian

Rancangan Jumlah Penamaan Substansi Kajian

Waktu SKS Mata Kuliah

- Introduction; the origin of the short story and the birth 100 menit 2 SKS Prose II: of modern short story The Short Story

- The elements of the short story: point of view: third 100 menit person techniques

- The elements of the short story: point of view; first 100 menit person techniques

- The elements of the short story: plot and structure; 100 menit variety of progress! ve plot

- The elements of the short story: plot and structure; 100 menit variety of flash-back

• The elements of the short story: plot and structure; 100 menit character and characterization

- The elements of the short story: plot and structure; 100 menit setting

- The elements of the short story: devices; symbol, 100 menit metaphor, simile and allusion

- The elements of the short story: devices; paradox, irony 100 menit and humor

• The elements of the short story: subject; racial and ethnical issues 100 menit

- The elements of the short story: subject; gender issues 100 menit - The elements of the short story: subject; other socio­

political issues (marriage and family) 100 menit - The elements of the short story: subject; other socio­

political issues (social class) 100 menit - The elements of the short story; psychological issues 100 menit

1400 menit - Introduction; the functions of non-fictional works in 100 menit 2 SKS Prose HI:

society 100 menit N on fiction - Sermons and other religious writings/speeches 100 menit - Philosophical writings and oratories 100 menit - Almanacs 100 menit - Chronicles 100 menit - Essays on science and technology 100 menit - Essays on racial and ethnical issues 100 menit - Essays on gender 100 menit - Essays on moral and ethic 100 menit - Essays on economic and political issues 100 menit - Essays on education 100 menit - Essays on psychology 100 menit - Travel writings 100 menit - Biography and autobiography 1400 menit - Introduction; the history and understanding of criticism 100 menit 2 SKS Classical Critical - Classical age; mimetic theory 100 menit Theory - Classical age; unity and universal ism 100 menit - Classical age; decorum as aesthetic base 100 menit - Classical age; sublimity dan emulation 100 menit - Medieval age; art and sublimity 100 menit • Neo-classical age; Mid-East and Arab-Spain schools of

criticism 200 menit - Neo-classical age; European schools of criticism 100 menit - Romantic age; the philosophy of escape 200 menit - Romantic age; humanist aesthetic 200 menit

- Romantic age; the asthetic license 200 menit - Romantic age; the asthetic license 1500 menit .

369

Page 166: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Substansi Kajian Rancangan

Waktu

Rancangan Jumlah

SKS

Rancangan Penamaan

Mata Kuliah

Introduction; the quests and some questions of science and art in recent times Structuralisme; language and the structure of knowledge Structuralisme; the structure of literary work Formalism; literary devices New Criticism; literary devices

- Psychoanalysis; the psyche offand art Post-structuralism; knowledge and power

- Feminism; art and political struggle of gender

100 menit

100 menit 100 menit 100 menit 100 menit 100 menit 200 menit 100 menit 200 menit

2 SKS Contemporary Critical Theory

— Marxism; art and political struggle of class 200 menit — Post-colonialism; art and political struggle of ethnic,

race and culture (post-colonialism) 200 menit 1600 menit

c. Penetapan Jumlah Waktu dan SKS pada Masing-Masing Mata Kuliah pada Rumpun Kompetensi Pendukung

Setelah substansi-substansi kajian pada kompetensi pendukung ditetapkan menjadi nama

mata kuliah, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jumlah jam pada masing-masing

substansi kajian, dan selanjutnya dihitung untuk dijadikan jumlah SKS. Adapun jumlah jam pada

masing-masing substansi kajian dan jumlah SKS-nya pada masing-masing nama mata kuliah bisa

dilihat rinciannya pada tabel berikut ini:

Tabel 4.43 Rancangan Penamaan Mata Kuliah Kompetensi Pendukung

Program Studi BSI

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJIAN Waktu Jumlah Penamaan

SKS Mata Kuliah - Pengertian dan wilayah kajian filsafat bahasa; 200 menit 2 SKS Filsafat Bahasa - hubungan filsafat dan bahasa; 200 menit - wilayah kajian filsafat bahasa; 200 menit - bahas sebagai objek kajian filsafat dari jaman klasik hingga

modern; 200 menit - filsafat analitik bahasa; 200 menit - hakikat bahasa dalam hermeneutika; 200 menit - hakikat bahasa sebagai dasar filsafat teori bahasa; 200 menit

1600 menit

370

Page 167: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJIAN Waktu Jumlah Penamaan

SKS Mata Kuliah - Definisi, Standard, dan objek Kajian 100 menit 2 SKS History of - Variasi Pembabakan Sejarah Sastra di Dunia Islam 200 menit Islamic -Satra Pra-Islam 200 menit Literature in

o Sastra Mesir Pra-Islam Islamic World 1 o Sastra Yunani Pra-Islam o Sastra Persis Pra-Islam o Sastra Romawi Pra-Islam o Sastra Arab Pra-Islam

- Sastra Periode Nabi 200 menit o Al-Qur'an o Hadits o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Nabi • Karya-Karya Sastra pada masa Nabi

- Periode KJiuJafaurrasyidun 200 menit o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Khulafaur

rasyidun o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Nabi o Karya-Karya Sastra pada masa Nabi

- Periode Imperium Umurnya)) 200 menit o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Imperium

Bani Umayyah o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Bani

Umayyah o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Bani Umayyah

- Periode imperium Abasyiah 200 menit o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada masa Imperium

Bani Abbasyiah o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Bani

Abbasyiah o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Bani Abbasyiah

• Periode Emporium Turki Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan 200 menit

Jawa o Perkembangan Bentuk-Bentuk Sastra pada Emporium

1500 menit Turki Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa

o Tokoh-Tokoh Sastrawan pada masa Imperium Emporium Turki Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa

o Karya-Karya Sastra pada masa Imperium Emporium Turki Utsmani, Moghul, Persia, Melayu, dan Jawa

Sastra Islam di Afrika Utara 200 menit 2 SKS History of Sastra Islam di Timur Tengah 200 menit Literature in Sastra Islam di Asia Barai 200 menit Islamic World Sastra Islam di Asia Utara 200 menit 2 Sastra Islam di Asia Tengah 200 menit Sastra Islam di Asia Tenggara 200 menit Sastra Islam di Asia Selatan 200 menit Sastra Islam di Asia Timur 200 menit

1600 menit - Pengantar dan Periodisasi Kesusastraan Sunda 100 menit 2 SKS Sastra Sunda - Periode Klasik; Tarumanagara 200 menit - Periode Klasik: Kerajaan Sunda 200 menit - Periode Klasik: Paska Kerajaan Sunda 200 menit - Periode Islam 200 menit - Periode Kolonialisme Belanda dan Jepang 200 menit - Periode Pasca-kolonial 200 menit - Periode kontemporer 200 menit

1500 menit

371

Page 168: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJIAN Waktu Jumlah

SKS Penamaan

Mata Kuliah - Pengantar dan Periodisasi Sastra Indonesia 100 menit 2 SKS Sastra - Melayu Klasik 200 menit Indonesia - Pujangga Baru 200 menit - Angkatan Balai Pustaka 200 menit - Angkatan '45 200 menit - Angkatan '60an 200 menit - Angkatan '70-'80an 200 menit - Angkatan kontemporer 200 menit

1500 menit - Prehistoric Britain 100 menit 2 SKS Introduction to - Britain under the Roman Rule 100 menit English - Anglo-Saxon England; the invasion and the re-introduction of History Christianity 200 menit

- Anglo-Saxon England; King Alfred, the Danelaw and the birth of the United Kingdom 200 menit

- England under the Norman and the Plantagenet kings; Henry, Richard and John. 200 menit

- Tudor and Stuart England 200 menit - The Unification of England and Scodand 100 menit - The rise and the fall of the first imperial Britan 100 menit - Industrial Britain 100 menit - The second British imperium 100 menit - Britain in the 20 t h century 100 menit

1500 menit - Cross-cultural contact with English speaking people 100 menit 2 SKS Cross-Cultural - Cross-cultural conflict and adjustment 100 menit Understanding - Verbal communication 100 menit - Nonverbal communication 200 menit - Family: types and traditions 100 menit - Education: values and expectation 100 menit - Work: practices and attitudes 100 menit - Problem situation (1): in class 100 menit - Problem situation (2): out and about 100 menit - Problem situation (3): socializing 100 menit * Problem situation (4): miscellaneous 100 menit • Problem situation (5): keeping your eyes and ears open 100 menit

(signs, symbols, announcement, and cryptic exchange) 1300 menit - Translating time cues 100 menit 2 SKS Translating: - Translating place cues 100 menit Indonesian-- Translating *yang' 100 menit English • Translating preferences 100 menit • Translating possessiveness 100 menit • Translating moods 100 menit - Translating wishes 100 menit - Translating conditionals 100 menit - Translating comparison 100 menit • Translating adjectives and adverbs 100 menit - Making interrogative sentences 100 menit - Translating no-subject sentences 100 menit - Translating congratulation expressions 100 menit - Translating 'baru* 100 menit - Translating 'begitu' 100 menit - Translating advice and suggestion 100 menit • Translating standard expressions for correspondence 100 menit

1700 menit

372

Page 169: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJIAN Waktu Jumlah

SKS Penamaan

Mflta Kutiah - Translation based on word category 100 menit 2 SKS Translating: - Translationg noun phrase 100 menit English-- Translating numbers 100 menit Indonesian - Translating articles 100 menit - Translating -be and its variants 100 menit - Translating verb group 100 menit - Translating lenses 100 menit - Translating modals 100 menit - Translating auxiliary 100 menit • Translating passive voice 100 menit - Translating adjective clause 100 menit - Translating wish 100 menit - Translating conditional sentences 100 menit - Translating sentence structure 100 menit - Translation based on sentence patterns 100 menit - Translating idioms 100 menit

I6O0 menit - Introduction to interpreting: consecutive and simultaneous 100 menit 2 SKS Interpreting

interpreting 100 menit - Difference between interpreting and translating 100 menit - Techniques and tips of interpreting 100 menit • Problems and tactics in coping with problems of interpreting 100 menit - Practicing consecutive interpreting 100 menit - Practicing consecutive interpreting 100 menit • Practicing consecutive interpreting 100 menit - Practicing simultaneous interpreting 100 menit • Practicing simultaneous interpreting 100 menit - Practicing simultaneous interpreting 100 menit - Practicing simultaneous interpreting: Interpreting educational 100 menit

issues 100 menit - Interpreting political issues 100 menit - Interpreting economical issues 100 menit - Interpreting tourism issues 100 menit - Interpreting laws 1600 menit - Interperting religious issues - Introduction; research in literature 100 menit 2 SKS Seminar on - Method and methodology in literature research 100 menit Literature - Approaches in literature 100 menit - Preparation; background and rationale 100 menit - Preparation; problems and hypothesis; draft and secbeduling 100 menit - Conference on research preparation 100 menit - Execution; sorting primary data 100 menit - Execution; sorting secondary data 100 menit - Execution; defining object dimensions 100 menit - Execution; making descriptive/comporative analysis 100 menit - Execution; on sampling method research instrument 100 menit - Execution; making conclusion 100 menit - Conference on execution proses and results 100 menit - Report; building report draft and report organization 100 menit - Report; developing draft into complete report (00 menit - Conference on research report 100 menit - Conference on research report

1600 menit

373

Page 170: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJIAN Waktu Jumlah Penamaan

SKS Mata Kuliah - Introduction; research in linguistics 100 menit 2 SKS Seminar on - Method and methodology in linguistics research 100 menit Linguistics - Approaches in linguistics and literature 100 menit - Preparation; background and rationale 100 menit - Preparation; problems and hypothesis; draft and secheduling 100 menit - Conference on research preparation 100 menit - Execution; sorting primary data 100 menit - Execution; sorting secondary data 100 menit - Execution; defining object dimensions 100 menit - Execution; making descriptive analysis 100 menit - Execution; making comparative analysis 100 menit - Execution; making conclusion 100 menit - Conference on execution proses and results 100 menit - Report; building report draft and report organization 100 menit - Report; developing draft into complete report 100 menit - Conference on research report 100 menit

1600 menit

d. Penetapan Jumlah Jam dan SKS pada Masing-Masing Mata Kuliah pada Rumpun Kompetensi Lainnya

Setelah substansi-substansi kajian pada kompetensi lainnya ditetapkan nama mata

kuliahnya, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jumlah jam pada masing-masing

substansi kajian, dan selanjutnya dihitung untuk dijadikan jumlah SKS. Adapun jumlah jam pada

masing-masing substansi kajian dan jumlah SKS-nya pada masing-masing mata kuliah bisa dilihat

rinciannya pada tabel berikut ini:

Tabel 4.44 Rancangan Penamaan Mata Kuliah Kompetensi Lainnya

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJIAN Waktu Jumlah Penamaan

SKS Mata Kuliah - Approach, method, technique 100 menit 2 SKS EFL Teaching - Different theoretical views of language and language teaching 100 menit Methodology - Principle of grammar translation method 100 menit - Principles of the direct method 100 menit - Techniques in the direct method 100 menit - Principle of audiolingual method 100 menit - Principle of total physical response method 100 menit - The communicative approach 100 menit - Communicative instructional design 100 menit - Teaching listening skills 200 menit - Teaching reading skills 200 menit - Teaching speaking skills 200 menit

1500 menit

374

Page 171: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Rancangan Rancangan Rancangan SUBSTANSI KAJlAN Waktu Jumlah

SKS Penamaan

Mata Kuliah - Need analysis of English occupations 100 menit 2 SKS Enlrepreneurship: - English courses service 100 menit Course Management - English course curriculum design 200 menit and Consultant - Teacher recruitment 100 menit - Teacher training 100 menit

- Approach for course marketing 100 menit - Maintaining quality control 100 menit

- In-course service 100 menit - After-course service 100 menit - Building work-link 100 menit - Course facilities 100 menit - Evaluating work-performance 200 menit

- Improving working performance 100 menit 1500 menit

- Writing letters to the editors 200 menit 2 SKS Mass Media - Writing articles 200 menit Wri t i ng/J ournal i sm - Writing short stories 200 menit - Writing poems 100 menit - Writing reports 200 menit - Making an analytical writing 200 menit - Making headlines 100 menit - Responding to a burning issue 100 menit

- Making the writing a reader-oriented readability 200 menit 1500 menit

- Basic sentence structure i 00 menit 2 SKS Edilingand - Connecting sentences with conjunctions and transitions 100 menit Proofreading

- Combining sentences with subordinating conjunctions 100 menit - Punctuation 100 menit - Verb tenses 100 menit - Agreement 100 menil - Active-passive 100 menit - Modal auxiliaries 100 menit - Verb forms 100 menit - Nouns and quaniity words 100 menit - Articles 100 menit

Pronouns and reference 100 menit - Adjectives and adverbs 100 menit - lnfinitiveAing/participle forms 100 menit - Prepositions and phrasiaf verbs relative clues 100 menit

- Quoting and citing sources, conditions, reporting and paraphrasing

100 menit 1600 menil

6. Proses Penyusunan Draft Kurikulum

Penyusunan kurikulum prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora dilakukan melalui Focus

Group Discussion (FGD). FGD adalah suatu forum diskusi yang membicarakan dan membahas

penyusunan kurikulum prodi BSI. Pada tahap awal, FGD yang beranggotakan para pengelola

jurusan dan dosen-dosen prodi BSI melakukan diskusi yang bertujuan untuk merancang kurikulum

prodi BSI berdasarkan kepada analisis kebutuhan. Pada diskusi tersebut menghasilkan draft 1

375

Page 172: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

kurikulum prodi BSI. Selanjutnya, draft 1 kurikulum prodi BSI yang dihasilkan pada diskusi tahap

awal dianalisis kembali dan direvisi pada diskusi tahap kedua sehingga menghasilkan draft

kurikulum prodi BSI yang baru (draft 2) sebagai hasil perbaikan atau revisi dari draft 1

sebelumnya. Langkah ketiga adalah melakukan diskusi kembali dalam Focus Group Discussion

(FGD) untuk mengevaluasi kekurangan, kelemahan, dan hambatan yang ditemui pada draft

kurikulum tahap 2 (draf 2), yang hasil akhirnya menghasilkan kurikulum prodi BSI Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati. Sosok kurikulum yang dihasilkan pada garis besarnya

berisikan: \) visi, misi, dan konstribusi; 2) tujuan yang berisi: standar kompetensi lulusan,

rumusan kompetensi: kompetensi dasar beserta subkompetensinya, kompetensi utama beserta

subkompetensinya, kompetensi pendukung beserta subkompetensinya, dan kompetensi lainnya

juga beserta subkompetensinya; 3) Isi/materi yang berisikan: substansi kajian, penetapan nama

mata kuliah, penetapan waktu dan bobot SKS, struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah, dan

merumuskan silabus dan SAP; 4) Media/metode pembelajaran yang berisikan: media/sumber

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; 5) Evaluasi,

yang mencakup penilaian proses dan hasil belajar.

Proses penyusunan kurikulum prodi BSI dapat diilustrasikan pada alur di bawah ini:

Gambar 4.1 Proses Penyusunan Kurikulum Prodi BSI

376

Page 173: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

e. Penetapan Mata Kuliah, SKS, dan Sebarannya , F ¿1.. - (-

Penetapan nama mata kuliah dilakukan setelah mengkajrNsub -~'"'*"" gajian.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang-tindih materi antara sauTTfiSfeF-fcafj.ah

dengan mata kuliah lainnya. Langkah selanjutnya adalah menetapkan waktu (SKS),

kode mata kuliah dan sebarannya untuk setiap semester serta prasyarat mata kuliah.

1) Struktur Mata Kuliah Per-Kompetensi Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Bandung

Setelah penetapan nama mata kuliah dan SKS, selanjutnya strukturisasi mata

kuliah per kompetensi. Struktur mata kuliah per kompetensi prodi BSI adalah;

Tabel 4.45

Struktur Mata Kuliah Per Kompetensi Program Studi BSI

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR (MKKD) Nomor KODE MK NAMA MK SKS

1 KD101 Pendidikan Kewarganegaraan 2

2 KD 102 Bahasa Indonesia: Menulis Akademik 1 2

3 KD 103 Bahasa Arab 1 2

4 KD 104 Qur'an/Hadits 2

5 KD 105 Praktik Ibadah 0

6 KD 106 Pengantar Ilmu Sosial/Budaya 2

7 KD 107 Bahasa Arab 2 2

8 KD 108 Bahasa Indonesia: Menulis Akademik 2 2

9 KD 109 Fiqh/Ushul Fiqh 2

10 KD 110 Dasar-dasar Filsafat 2

11 KD 111 Sejarah Peradaban Islam 2

12 KD 112 Praktik Tilawah 0

13 KD 113 Tauhid/Ilmu Kalam 2

14 KD 114 Akhlaq Tasawuf 2

15 KD 115 Methodology of Research 2

16 KD 116 Praktek Profesi 2

17 KD 117 KKN 2

IS KD 118 Skripsi 6

Jumlah 36

377

Page 174: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA (MKKU)

Nomor K O D E M K NAMA MK SKS

1 KU-BSI 201 Basic Structure 2

2 KU-BSI202 Speaking I: Self Expression 2

3 KU-BSI203 Sentence Writing 2

4 KU-BSI 204 Intensive Reading 2

5 KU-BSI 205 Vocabulary Building 2

6 KU-BSI 206 Listening Comprehension 1 2

7 KU-BSI 207 Early Intermediate Structure 1 2

8 KU-BSI 208 Listening Comprehension 2 2

9 KU-BSI 209 Speaking 2: Interactive Interaction 2

10 KU-BSI 210 Paragraph Writing 2

II KU-BSI 211 Extensive Reading 2

12 KU-BSI 212 Introduction to Linguistics 2

13 KU-BSI 213 Introduction to Literature 2

14 KU-BSI 214 Late Intermediate Structure 2 2

15 KU-BSI 215 Global Reading 2

16 KU-BSI 216 Speaking 3: Public Speaking 2

17 KU-BSI 217 Survey of English Literature 2

18 KU-BSI 218 English Phono logy/Morphology 2

19 KU-BSI 219 Essay Writing 2

20 KU-BSI 220 Advanced Structure 2

21 KU-BSI 221 Speaking 4: Academically Speaking 2 22 KU-BSI 222 Academic Writing 2

23 KU-BSI 223 Listening Comprehension 3 2

24 KU-BSI 224 Survey of Modern British Literature 2

25 KU-BSI 225 Prose: The Novel 2

26 KU-BSI 226 Survey of American Literature 2

27 KU-BSI 227 Prose: the Short Slory 2

28 KU-BSI 228 Pre-modern Drama 2

29 KU-BSI 229 Pre-Modem Poetry 2 30 KU-BSI 230 Speaking 5: Probing and Interviewing 2

31 KU-BSI 231 English Syntax 2

32 KU-BSI 232 Creative Writing 2

33 KU-BSI 233 Semantics 2

34 KU-BSI 234 Prose: Non-Fiction 2

35 KU-BSI 235 Modern Drama 2 36 KU-BSI 236 Modem Poetry 2

37 KU-BSI 237 Classical Critical Theory 2

378

Page 175: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Nomor K O D E M K NAM A MK SKS

38 KU-BSI238 Socio! ingui sties 2

39 KU-BSI239 Contemporary Critical Theory 2

40 KU-BSI 240 Modem Linguistics 2

41 KU-BSI 241 Script and Scenario 2

42 KU-BSI 242 Psychol ingui sties 2

Jumlah 84

MATA KULIAH KOMPETENSI PENDUKUNG (TMKKP)

Nomor K O D E M K NAMA MK SKS

i KP-BSI 201 Introduction to English History 2

2 KP-BSI 202 Sastra Sunda 2

3 KP-BSI 203 Sastra Indonesia 2

4 KP-BSI 204 History of Literature in Islamic World I 2

5 KP-BSI 205 Filsafat Bahasa 2

6 KP-BSI 206 Translation: Indonesian-English 2

7 KP-BSI207 Translation: English-Indonesian 2

8 KP-BSI 208 History of Literature in Islamic World 2 2

9 KP-BSI 209 Interpreting 2

10 KP-BSI 210 Cross-Cultural Understanding 2

11 KP-BSI 211 Seminar on Linguistics 2

12 KP-BSI 212 Seminar on Literature 2

Jumlah 24

MATA KULIAH KOMPETENSI LAINNYA fMKKL)

Nomor K O D E M K NAMA MK SKS

13 KL-BSI201 EFL Teaching Methodology (Elective) 2

14 KL-BSI202 Entepreneurship: Course Management and Consultant (elective)

2

15 KL-BSI203 Editing and Proofieading (elective) 2

16 KL-BSI 204 Mass Media Writing/Ioumalism (elective) 2

Jumlah (Pilihan 2 Mata Kuliah) 4

TOTAL 14 K

379

Page 176: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

2) Daftar Kode, Nama Mata Kuliah, Semester, dan Prerequisite Program Studi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung

Setelah penamaan mata kuliah, penetapan jumlah SKS pada tiap-tiap mata

kuliah, dan juga pengkodean pada tiap-tiap mata kuliah, langkah selanjutnya adalah

membuat daftar kode, nama mata kuliah, semester, dan prerequisite program studi

BSI. Adapun paparannya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.46

Daftar Kode, Nama Mata Kuliah, Semester, dan Prerequisite Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

No KodtMK Nama Mata Kuliah Semester Keterangan

(Pre-requisite) No KodtMK Nama Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan (Pre-requisite)

1 KDI01 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 K D 102 Bahasa Indonesia: Menulis Akademik 1 2 3 KD 103 Bahasa Arab 1 2 4 KD104 Qur'an/Hadits 2 5 KD 105 Praktik Ibadah 0 6 KD 106 Pengantar Ilmu Sosial/Budaya - 2

7 KD107 Bahasa Arab 2 - 2 Bahasa Arab 1

S KD I0S Bahasa Indonesia: Menulis Akademik 2 - 2 Menulis Akademik Bahasa Indonesia 1

9 KD109 Fiqh/Ushul Fiqh - 2 Our'an-Hadits 10 KD 110 Dasar-dasar Filsafat - - 2 - - - - - -n KD111 Sejarah Peradaban Islam - - 2 - - - - - -12 KD 112 Prakiik Tilawah - - 0 - - - - - Our'an-Hadits

13 KD 113 Tauhid/Ilmu Kalam - - - 2 - - - -Bahasa Arab, Qur'an/Hadits

14 K D 114 Akhlaq Tasawuf - - - - 2 - - -Qur'an-Hadits, Fiqh/Ushul Fiqh

15 KD 115 Methodology of Research - - - - - 2 - -

16 KD 116 Praktek Profesi - - - - - 2 - -Semua MK yang telah disajikan di semester sebelumnya

17 KD 117 KKN 2 75% seluruh mata kuliah

18 KD 118 Skripsi 6 Semua mata kuliah 19 KU-BSI 201 Basic Structure 2 20 KU-BSI 202 Speaking 1: Self Expression 2 21 KU-BSI 203 Sentence Writing 2

"22"^ KU-BSI 204 Intensive Reading 2 23 KU-BSI 205 Vocabulary Building 2 24 KU-BSI 206 Listen in c Comprehension 1 2 25 KU-BSI 207 Early Intermediate Structure I - 2 Basic Structure

26 KU-BSI 208 Listening Comprehension 2 • 2 Listening Comprehension 1

27 KU-BSI 209 Speaking 2: Interactive Interaction • 2 Speaking 1 : Self Expression

28 KU-BSI 210 Paragraph Writing - 2 Sentence Writing 29 KU-BSI 211 Extensive Reading • 2 Intensive Reading

380

Page 177: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

No Kode M K Nam a Mata Kuliah Semester Keterangan

(Pre-requisite) No Kode M K Nam a Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan (Pre-requisite)

30 KU-BSI 212 Introduction to Linguistics - 2 31 KU-BSI 213 Introduction to Literature - 2

32 KU-BSI 214 Late Intermediate Structure 2 - - 2 - - - - -Intermediate Structure 1

33 KU-BSI 215 Global Reading - - 2 - - - - - Extensive Reading

34 KU-BSI 216 Speaking 3: Public Speaking - - 2 - - - - -Speaking 2: Daily Activity

35 KU-BSI 217 Survey of English Literature - - 2 - - - - -Introduction to Literature

36 KU-BSI 21S English Phonology/Morphology - - 2 - - - - -Introduction to Linguistics

37 KU-BSI219 Essay Writing - - 2 - - - - - Paragraph Writing

38 KU-BSI 220 Advanced Structure - - - 2 - - - -Intermediate Structure 2

39 KU-BSI 221 Speaking 4: Academically Speaking - - - 2 - - - -Speaking 3: Public Speaking

40 KU-BSI 222 Academic Writing - - - 2 - - - - Essay Writing

41 KU-BSI 223 Listening Comprehension 3 - - - 2 - - - -Listening Comprehension 2

42 KU-BSI 224 Survey of Modern British Literature - - - 2 - - - -Survey of English Literature

43 KU-BSI 225 Prose: the Move) - - - 2 - - - -Introduction to Literature

44 KU-BSI 226 Survey of American Literature - - - 2 - - - -Survey of English Literature

45 KU-BSI 227 Prose: the Short Story - - - - 2 - - -Introduction to Literature

46 KU-BSI 228 Pre-modern Drama - - - - 2 - - - Introduction to Literature

47 KU-BSI 229 Pre-Modern Poetry - - - - 2 - - -Introduction to Literature

48 KU-BSI 230 Speaking 5: Probing and Interviewing - - - - 2 - - -Speaking 4: Academically Speaking

49 KU-BSI 231 English Syntax - - - - 2 - - -Introduction to Linguistics

50 KU-BSI 232 Creative Writing - - - - 2 - - - Academic Writing

51 KU-BSI 233 Semantics - - - - - 2 - - Introduction to Linguistics

52 KU-BSI 234 Prose: Non-Fiction - - - - - 2 - -Introduction to Literature

53 KU-BSI 235 Modem Drama - - - - - 2 - -Introduction to Literature

54 KU-BSI 236 Modern Poetry - - - - - 2 - -Introduction to Literature

55 KU-BSI 237 Classical Critical Theory - - - - - 2 - - -

56 KU-BSI 238 Sociolinguistics - - - - - 2 - -Introduction to Linguistics

57 KU-BSI 239 Contemporary Critical Theory - - - - - 2 - -Classical Critical Theory

58 KU-BSI 240 Modem Linguistics - - - - - - 2 -Introduction to Linguistics

59 KU-BS) 241 Script and Scenario 2 -Introduction to Literature

60 KU-BSI Z42 Psycho linguistics - - - - - - 2 -Introduction to Linguistics

61 KP-BSI 201 Introduction to English History 2

62 KP-BSI 202 Sastra Sunda - - 2 - - - - - -

381

Page 178: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

No Kode MK Ñama Mata Kuliah Semester Keterangan

(Pre-requisite) No Kode MK Ñama Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 S

Keterangan (Pre-requisite)

63 KP-BSl 203 Sastra Indonesia - - 2 - - - - - -64 KP-BSI204 History of Literature in Islamic World 1 - - - 2 - - - - -

65 KP-BSI205 Filsafat Bahasa - - - 2 - - - - Dasar-dasar Filsafat

66

KP-BSI206 Translation: Indonesian-English - - - - 2 - - -

Advanced Structure,

Extensive Writing 2,

Essay Writing 2

67 KP-BSl 207 Translation: English-Indonesian - - - - 2 - - -

Advanced Structure, Extensive Writing 2, Essay Writing 2

68 KP-BSI 208 History of Literature in Islamic World 2 - - - - 2 - - -History of Literature in Islamic World 1

69 KP-BSI 209 Interpreting - - - - - 2 - -

Listening Comprehension 2, Public Speaking

70 KP-BSI 210 Cross-Cultural Understanding 2 - Pengantar Ilmu Sosial/Budaya

71

KP-BSI 211 Seminar on Linguistics 2 -

Methodology of Research, all language and linguistics subjects

72

KP-BSI 212 Seminar on Literature 2 -

Methodology of Research, all language and literature subjects

73 KL-BS1 201 EFL Teaching Methodology (Elective) 2 - All language subjects

74 KL-BSI202

Entepreneurship. Course Management

and Consultant (elective) 2 - All language subjects

75 KL-BSI203 Editing and Proofreading (elective) 2 - All language subjects

76 KL-BSI 204

Mass Media Writing/Journalism

(elective) 2 - All language subjects

JUMLAH 22 22 20 20 20 20 16 8

Notes: Mata kuliah yang ditulis miring sifatnya elektifdan mahasiswa hanya diwajibkan memilih 2 MK atau 4 SKS saja dari 4 MK yang ada.

C. HASIL IMPLEMENTASI MODEL KURIKULUM BERDASARKAN KOMPETENSI PRODI BSI DI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SGD BANDUNG

1. Prosedur Implementasi

Sebelum model kurikulum ini diimplementasikan, terlebih dahulu dilakukan

validasi model dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan

beberapa pakar dan dosen. Pakar yang terlibat adalah pakar pembelajaran bahasa,

382

Page 179: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

pakar pengembangan kurikulum, dosen-dosen yang menjadi pengajar mata kuliah-

mata kuliah yang tergabung dalam rumpun mata kuliah kompetensi utama (MKKU).

Setelah kegiatan FGD dilakukan, langkah selanjutnya adalah merevisi model

berdasarkan hasil FGD kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan uji coba

terbatas, ujicoba lebih luas, dan validasi dengan melakukan eksperimen model dalam

bentuk kegiatan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan ujicoba dan validasi ini, disusun suatu rancangan

implementasi dalam bentuk Silabus dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP). Format

silabus dan SAP yang dirancang untuk implementasi kurikulum dapat dilihat pada

gambar 4.1 dan gambar 4.2. di bawah ini:

383

Page 180: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

CONTOH FORMAT SILABUS

Course Number of Credit Semester Semester Code of Course Prerequisite Lecturer

Lecturer's Address/Phone

A. Standard of Competence:

B. Course Description:

C. Course Objectives:

D. Core Material for Each Session:

No Basic

Competence Core

Material Learning

Experiences Indicators

Evaluation Allotted Time

Media No Basic

Competence Core

Material Learning

Experiences Indicators

Technique Type of

instrument

Allotted Time

Media

Gambar 4.1 Format Silabus Mata Kuliah

F. Reference:

384

Page 181: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

CONTOH FORMAT SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Mata Kuliah

Bobot SKS

Pokok Bahasan/Materi

Sub Pokok Bahasan/Materi :

Jurusan/Program Studi :

Waktu

Jumlah Pertemuan

Dosen

Standard of Competence:

Basic Competence

Indicators Core Material

Learning Experiences

Evaluation/' assessment

Media/ Learning resources

Gambar 4.2 Format Satuan Acara Perkuliahan

Adapun contoh silabus yang dibuat untuk ujicoba dan validasi dalam

implementasi kurikulum pada Prodi BSI FAH UIN SGD Bandung adalah sebagai

berikut:

385

Page 182: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

CONTOH SILABUS

Course: Paragraph Writing Number of Credit Semester: 2

Semester: 2 Code: KU-BSI...

Prerequisite: Sentence Writing

A. Standard of Competence Students are capable of expressing and conveying their ideas in a paragraph accurately and intelligibly.

B. Course Description This course is devoted to analyzing paragraph based on topic sentence, supporting and concluding sentence as well as coherence and cohesiveness. In addition, it focuses on skills of restructuring paragraph into outline, selecting writing topic sentence, paragraph development strategy. It is especially designed to lead students through the writing process and provide a variety of activities to help them master the wide array of writing skill necessary for either academic or non-academic writing. Class activities will cover probing, sharing, self-correction, peer collaboration, discussion, and class conference.

C. Course Objective Through this course, students are expected to: • extend the course objective obtained in writing 1 • improve their knowledge and skill in building coherent and cohesive paragraph • have the capability in varying ways of inscribing ideas into writing forms • have some solution to writing problems • be active writers

386

Page 183: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

D. Core Material for Each Session:

Basic Competence Core materials Learning Experience Indicators Evaluation

Allotted Time Media Basic Competence Core materials Learning Experience Indicators Technique Type of

1 ml rumen!

Allotted Time Media

1. Expressing ideas in welt-organized paragraphs.

Paragraph structure; Topic Sentences, supporting sentence, and concluding sentence

1. Identifying three parts of the paragraph: a topic sentence, supporting sentences, and concluding sentenee(s).

2. Identifying main components of the topic sentence and controlling ideas.

i. Writing topic sentences, 1 Writing supporting sentences. 5. Writing concluding sentences. 5. Identifying features of the

paragraph 7. Wridng paragraphs on given

topic

1. Formulating a topic sentence. 1. Limiting the controlling idea. 3. Making supporting sentences. 4. Making a concluding

sentence. >. Composing a paragraph

comprising a topic sentence with a controlling idea, supporting sentences, and a concluding sentence.

Written Test. - Sentence analysis

• Sentence development

- Paragraph development

1x100 minutes • manuals

• Overhead piojector

- Multimedia

I. Maintaining coherence and cohesiveness of the paragraph.

Coherence and cohesiveness of tie paragraph: [.Unity 2. Coherence J. Cohesiveness

1. Relating supporting sentences to (he controlling idea.

2. Unifying ideas in one topic sentence.

J. Arranging sentences in logical orders.

1. Making supporting sentences unified.

2. Making supporting sentences logically arranged.

Written Test Paragraph analysis

2x100 minutes - manuals

- Overhead projector

• Multimedia

}. Planning a paragraph Paragraph outline Planning and designing a paragraph.

Designing a paragraph outline Written Test Mapping concept 2x100 minutes • manuals

• Overhead projector

• Multimedia t. Developing a paragraph Paragraph development:

I. Paragraph development by example

i. Paragraph development by times

3. Paragraph development by process

1. Paragraph development by explanation

5. Paragraph development by

1. Identifying the three pans of a paragraph

2. Identify the fealujts of a paragraph. Unity and coherence

). Using grammar points relevant to example paragraph

1. Making an outline for an example paragraph

5. Composing a paragraph

1. Developing paragraph by example

I. Developing paragraph by Umes

i. Developing paragraph by process

1. Developing paragraph by explanation

S. Developing paragraph by com parison-contras!

Written Test individual and jroup assignment

5x100 minutes • manuals

-Overhead projector

- Multimedia

387

Page 184: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

companion -contrast 5. Paragraph development by

cause-effcel 7. Paragraph development by

space

developed by example. 5. Using transitional signal for

paragraph developed by examples.

I Formulating topic sentences for chronological paragraph

i. Developing given topic sentences into relevant support Using grammar points relevant to paragraph developed by time

10. Using transitional signals for pajagraph developed by time

II Composing a paragraph developed by time.

12. Formulating topic sentences for paragraph developed by space

13 Listing the things in be written in the ot4er in which they appear in space.

14. Using description of place as space development.

15. Using description of person as space development.

Id Formulating topic sentences of comparison and contrast paragraph

17. Using appropriate transitional words for paragraph developed by comparison-contrast.

18, Composing comparison and contrast paragraph.

IP Formulating topic sentences of comparison and contrast paragraph

20. Using appropriate transitional words in comparison and contrast paragraph

11. Applying relevant grammar point to comparison and

S Developing paragraph by cause-effect

7. Developing paragraph by space

388

Page 185: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

contrast paragraph. 22. Writing composition on

comparison and contrast paragraph.

23. Formulating topic sentences for paragraph developed by cause-effect

24. Using appropriate transitional words in cause-effect paragraph

25. Applying relevant grammar point to cause-effect paragraph,

26. Writing composition on cause-effect paragraph.

17. Formulating topic sentences for paragraph developed by process

28. Using appropriate transitional words in process paragraph

29. Applying relevant grammar point to process paragraph.

10. Writing composition on process paragraph.

11. Performing class conference on each paragraph development.

5. Writing genre-based paragraph

Types of paragraphs: recount, report, discussion, explanation,, analytic, hortatory, news item, spoof, anecdote, narrative, argumentative, procedure/directory, descriptive, review, comparison, discussion.

1. Formulating topic sentences for paragraph developed for the recount type of the text

Ì. Using appropriate transitional words in recount type of paragraph

J. Applying relevant grammar point to recount-type paragraph.

\. Writing composition on recount paragraph.

5. Formulating topic sentences for paragraph developed for the report type of Uie text

5. Using appropriate transitional words in report tvpe of

1. Developing paragraph for recount

I. Developing paragraph for report

i. Developing paragraph discussion

1. Developing paragraph for analytical exposition

5. Developing paragraph hortatory exposition

6. Developing paragraph for review

7. Developing paragraph for news-item

S. Developing paragraph for anecdote

Written Test individual and group assignment

5x100 minutes - manuals

• Overhead projector

• Multimedia

389

Page 186: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

paragraph 7, Applying relevant grammar

point to report -type paragraph

B. Writing composition on report paragraph.

I. Formulating topic sentences for paragraph developed for the discussion type of the text

10. Using appropriate transitional wards in discussion type of paragraph

II. Applying relevant grammar point to discussion -type paragraph,

12. Writing composition on discussion paragraph.

13. Formulating topic sentences for paragraph developed for the explanation type of the text

14. Using appropriate transitional words in explanation type of paragraph

15. Applying relevant grammar point to explanation -type paragraph.

16. Writing composition on analytical exposition paragraph.

17. Formulating topic sentences for paragraph developed for the analytical exposition type of the text

18. Using appropriate transitional words in analytical exposition type of paragraph

19. Applying relevant grammar point to analytical exposition • type paragraph.

10 Writing compos iti on on

). Developing paragraph for procedure

390

Page 187: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

paragraph.

1. Formulating topic sentences

for paragraph developed for

the hortatory exposition type

of the text

.2. Using appropriate

transitional words in hortatoiy

exposition type of paragraph

13. Applying relevant grammar

point to hortatory exposition -

type paragraph.

24. Writing composition on

hortatory exposition

paragraph.

25. Formulating topic sentences

for paragraph developed for

the spoof type of the text

22. Using appropriate

transitional words in spoof

type of paragraph

Ì3. Applying relevant grammar

point to spoof-type

paragraph.

ÌA. Writing composition on

spoof paragraph.

25. Formulating topic sentences

for paragraph developed for

the anecdote type of the text

26. Using appropriate

transitional words in anecdote

type Of paragraph

V). Applying relevant grammar

point to anecdote -type

paragraph.

l&. Writing composition on

anecdote paragraph.

29. Formulating topic sentences

for paragraph developed for

the review type ofthe text

)0. Using appropriate

transitional words in review

type of paragraph

391

Page 188: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

point to review -type paragraph.

)2. Writing composition on review paragraph.

Total Alloted Times 1600 minutes

£. Reference:

Bander, R. 1978. American English Rhetoric: A Writing Program in English as a Second Language. Holt, Rinehart and Winston, USA.

Dumais, L.A.W. 1988. Writing in English. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dikti.

Muhyidin, Tatang Setia. 1988. Writing Paragraph and Essays Through Models and Exercises. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dikti.

Oshima, Alice & Hogue, Ann. 1983. Writing Academic English: A Writing and Sentence Structure Workbook for International Students. Addison Wesley Publishing Company, USA.

Reid, Joy M. 1982. The Process of Composition. Prentice Hall, Inc., USA.

Segal, M.K. and Pavlik, C. 1990. Interaction 2: A writing Process Book, Second Edition. McGraw Hill Ltd.

Spencer, D.H. 1980. Guided Composition. Kanisius, Yogyakarta.

392

Page 189: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Course: Essay Writing Number of Credit Semester: 2

Semester: 3 Code: KU-BSI ...

Prerequisite: Paragraph Writing

A. Standard of Competence: Students are capable of expressing and conveying their ideas in an essay accurately and intelligibly.

B. Course Description: This course is aimed at developing student competence in writing academic composition and to help students comprehend the essence of paragraph and essay. It is especially designed to lead students through the writing process and provide a variety of activities to help them master the wide array of writing skill necessary for making a longer writing. Class activities will cover probing, sharing, self-correction, peer collaboration, discussion, and class conference.

C. Course Objective: Through this course, students are expected to: • extend the course objective obtained in writing 2 • improve their knowledge and skill in building coherent and cohesive essay • have the capability in varying ways of inscribing ideas into writing forms • have some solution to writing problems

• be active writers

393

Page 190: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

D. Core Material for Each Session:

Basic Competence Core materials Learning Experience Indicators Evaluation

Allotted Time Media Basic Competence Core materials Learning Experience Indicators

Technique Type of

instrument

Allotted Time Media

1. Express ideas in well-organized essays.

Essay structure: 1. Introductory paragraph

2. Content paragraphs S. Concluding paragraph

1. Analyzing essay structure

2. Identifying the thesis

statement in the introductory

paragraph

}. Identifying the topic sentence

in each supporting paragraph

1. Developing paragraphs into

essay

5. Making concluding paragraph

by summarizing.

5. Making concluding paragraph

by restating.

7. Making concluding paragraph

by giving comment.

1. Describing the relationship

between the introductory

paragraph and the supporting

paragraph in an essay.

2. Identifying the thesis

statement in the introductory

paragraph

3. Identifying the topic sentence

in each supporting paragraph.

1. Identifying and describing the

nature of the concluding

paragraph (restating,

summarizing, or giving

comment).

i. Developing a given

introductory paragraph into an

essay.

Written Test Essay analysis 2x100 minutes - manuals

• Overhead projector

• Multimedia

Î. Maintaining coherence and cohesiveness of the essay.

coherence and cohesiveness of

the essay

1. Unity

I. Coherence

J. Cohesiveness

1. Relating supporting paragraph

to the controlling idea.

1. Unifying ideas in one topic

sentence,

i. Arranging paragraphs in

logical orders.

1. Making supporting paragraphs

unified.

2. Making supporting paragraphs

logically arranged.

Written Test Essay analysis 2x100 minutes - manuals

- Overhead projector

• Multimedia

3. Planning an essay ;ssay outline banning and designing an

essay.

Designing an essay outline Written Test Mapping concept 2x100 minutes • manuals

• Overhead projector

• Multimedia

1. Developing an essay Essay development:

1. Essay development by

example

2. Essay development by times

3. Essay development by process

4. Essay development by

1. Identifying the three parts of

an essay

2. Identity the features of an

essay: Unity and coherence 3. Using grammar points

relevant to example essay

4. Making an outline for an

1. Developing essay by example

2. Developing essay by times

3. Developing essay by process

4. Developing essay by

explanation

5. Developing essay by

comparison-contrast

Written Test Individual and

group assignment

1x100 minutes • manuals

• Overhead projector

- Multimedia

394

Page 191: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

5. Essay development by

comparison-contrail

5. Essay development by cause-

effect

7. Essay development By space

example essay

5. Composing an essay

developed by example.

5. Using transitional signal for

essay developed by examples.

7. Formulating topic sentences

for chronological essay

5. Developing given topic

sentences into relevant

support

5. Using grammar points

relevant to essay developed

by lime

10. Using transitional signals for

essay developed by time

1 J. Composing an essay

developed by time.

12. Formulating topic sentences

for essay developed by space

13. Listing the things to be

wnnen in the order in which

they appear m space.

14. Using description of place as

space development.

L5. Using description of person

as space development.

16. Formulating topic sentences

of comparison and contrast

essay

17. Using appropriate

transitional words for essay

developed by comparison-

contrast.

15. Composing comparison and

contrast essay.

19. Formulating topic sentences

of comparison and contrast

essay

20. Using appropriate

transitional words in

comparison and contrast essay

21 Applying r el e van t gram mar

point to comparison and

contrast essay

1 Developing essay by cause-

effect

7. Developing essay by spa«

395

Page 192: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

22. Writing composition on

comparison and contrast

essay. 23. Formulating topic

sentences for essay developed

by cause-effect

24. Using appropriate

transitional words in cause-

effect essay

25. Applying relevant grammar

point to cause-effect essay.

26. Writing composition on

cause-effect essay.

27. Formulating topic sentences

for essay developed by

process

2B Using appropriate

uansitional words in process

essay

29. Applying relevant grammar

point to process essay.

10. Writing composition on

process essay.

31. Performing class conference

on each essay development.

5. Writing genre-based

essay

Types of essays: recount, report,

discussion, explanation,,

analytic, hortatory, news item,

spoof, anecdote, narrative,

argumentative,

procedure/directory,

descriptive, review,

comparison, discussion.

1. Formulating topic sentences

for essay developed for the

recount type of the text

2. Using appropriate transitional

words in recouni type of

essay

3. Applying relevant grammar

point to recount-type essay.

1. Writing composition on

recount essay.

5. Formulating topic sentences

for essay developed for the

report type of the text

5. Using appropriate transitional

words in report type of essay

7. Applying relevant grammar

point to report -type essay

8. Writing composition on report

essay.

J, Formulating topic sentences

1. Developing essay for recount

2. Developing essay for repon

), Developing essay discussion

1. Developing essay for

analytical exposition

S. Developing essay hortatory

exposition

5. Developing essay for review

7. Developing essay for news-

item

8, Developing essay for anecdott

i. Developing essay for

procedure

Written Test individual and

group

assignment

txlOO minutes . manuals

- Overhead projector

• Multimedia

396

Page 193: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

for essay developed for the discussion type of the text

0. Using appropriate transitional words in discussion type of essay

. 1. Applying relevant grammar point to discussion -type essay.

12. Writing composition on discussion essay.

13. Formulating topic sentences for essay developed for the explanation type of the text

14. Using appropriate transitional words in explanation type of essay

15. Applying relevant grammar point to explanation -type essay.

16. Writing composition on analytical exposition essay

17. Formulating topic sentences for essay developed for the analytical exposition type of the text

18. Using appropriate transitional words in analytical exposition type of essay

19. Applying relevant grammar point to analytical exposition • type essay.

20. Writing composition on analytical exposition essay.

i l . Formulating topic sentences for essay developed for the hortatory exposition type of the text

22. Using appropriate transitional words in hortatoiy exposition type of essay

23. Applying relevant grammar point to hortatory exposition -

/T li Sii

I % '*

w v . - \ . - -, . * * ì

•» ' & it }} r • ',r- ' V *

397 N ^ • *

Page 194: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

p4. Writing composition on

25. Formulating topic sentences for essay developed for (he spoof type of the text

22. Using appropriate transitional word! in spoof type of essay

23. Applying relevant grammar point to spoof-lype essay.

14 Writing composition on spoof essay.

25. Formulating topic sentences for essay developed for the

anecdote type of the text 16. Using appropriate

transitional words in anecdote type of essay

27. Applying relevant grammar

point to anecdote -type essay. 28 Writing composition on

anecdote essay 29 Formulating topic sentences

for essay developed for the review type of (he text

JO. Using appropriate transitional words in review type of essay

Jl Applying relevant grammar

point to review -type essay 12. Writing composition on

review essay.

hortatory exposition essay.

Total Alloted Time [1400 minutes

E. References:

8. American English Rhetoric: A Writing Program in English as a Second Language. Holt, Rinehart and Winston,

. 1988. Writing in English. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dikti.

398

Page 195: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Muhyidin, Tatang Setia. 1988. Writing Paragraph and Essays Through Models and Exercises. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Dikti.

Oshima, Alice & Hogue, Ann. 1983. Writing Academic English: A Writing and Sentence Structure Workbook for International Students. Addison Wesley Publishing Company, USA.

Reid, JoyM. 1982. The Process of Composition. Prentice Hall, Inc., USA. Segal, M.K. and Pavlik, C. 1990. Interaction 2: A writing Process Book, Second Edition. McGraw Hill Ltd. Spencer, D.H. 1980. Guided Composition. Kanisius, Yogyakarta.

399

Page 196: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Course: Creative Writing Number of Credit Semester:

Semester: Code: KU-BSI . . .

Prerequisite: Academic Writing

A. Standard of Competence: Composing ideas, having free, independent, and critical thoughts on various issues in their surroundings, and writing effectively, efficiently, and impressively, and making use of the art of language.

B. Course Description: This course is designed to; 1. provide a critical and speculative foundation for students starting out on the Creative Writing program; 2. Familiarize students with the approaches and disciplines of creative writers in practical terms.

Through a series of case studies students will be introduced to a range of practical approaches to creative writing, exploring such issues as where

we write, when and how often; the uses of notebooks, journals and independent reading. Group work will encourage students to reflect on the differences between creative activity in collaboration and in self-starting contexts.

C. Course Objectives: The course brings together a comprehensive set of creative writing topics, essential but extraneous to the act of writing, as such. It is designed in parallel and as a complement to practice-based Advanced Writing. Delivered through a combination of lectures, seminars/conferences and small group projects, the course offers a critical exploration of popular ideas on the nature of the creative process. It invites debate on the distinctions between creative writing and other, adjacent forms, and encourages students to reflect on the impulses that lie behind their own creative practices.

400

Page 197: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

D. Core Material for Each Session:

Basic Competence Core materials Learning Experience Indicators Evaluation

Allotted Time Media Basic Competence Core materials Learning Experience Indicators

Technique Type of

Instrument

Allotted Time Media

] Writing by the world around (hem

Introduction: Writing and Re­creating the 'World'

Writing and Brainstorming Discussing by the world around them such subjects as nature, friends, family, and rural, urban, and northern environments

Making conclusion

Defining creativity

Defining Creative writing

Dia\ test Small Group issignment

1 X 100 minutes Books, articles

I. Writing by using effective, efficient and attracting various expressions

Figurative languages and other narrative and poetic devices

Brainstorming

Discussing the

;ffective,efficient and attracting

various expressions

Defining figurative languages Dividing kinds of figurative languages

Defining poetic elements Dividing kinds of poetic elements

3raltest Small Group assignment

2 X 100 minutes Reading materials, m o v i

. Writing poetry Writing Poetry Writing and discussing poetry, learning about lhc elements of contemporary poetry, and expressing their own ideas through various types of given poetry.

Writing wnh well-argued elements and form

Written test Individual

assignment ! X 100 minutes Poems, papers

4. Writing fiction especially the short one

Writing fiction Writing short fiction., discussing fiction, learning about the elements of contemporary fiction, and expressing ihcirown ideas through various types of fiction.

Writing fiction with well-argued elements and form

Written test Individual

issignment

2X 100 minutes Novels, short-story, ess;

i. Defining and writing

play and script

Writing play Defining play and script by learning about some elements of play and script writing, and expressing their own ideas through scenes and short play or script

Writing a play with wcll-argued elements and form

Written test Individual issignmem

] X 100 minutes Movies, playwright

6. Writing script Writing script Writing senpt. commenting and criticizing other's writing and reviseing their own work.

Writing a senpt with well-argued elements and form

Written test Individual assignment

1 X 100 minutes papers

Î. Writing nonfiction Writing non-fiction; investigation and literary

Writing and making a work of nonfiction a piece of creative

Writing an essay with well-argued elements and

Written test Individual issignment

1 X 100 minutes hooks

401

Page 198: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

literary nonfiction and its development, reading literary nonfiction, and expressing their own ideas through variable styles of nonfiction (essay, travel writing, (auto)biography and literary journal ism).

Independent Project; pre-writing [research, observation and/or nental recollection on certain issue)

Making logistics preparation Producing complete work; Choosing selection of subject matter and writing genre that is important to the individual student, students plan; Conducting an independent, creative writing project; and finally revise and publish it (if possible).

Planning for an extended and complete creative writing

Written test Individual

issignment 1 X 100 minutes Books

work Independent Project; planning and drafting

Making draft Teacher-student conference on draft Producing complete work Choosing selection of subject matter and writing genre that is important to the individual student, students plan; Conducting an independent, creative writing project; and finally revise and publish it (if possible).

Drafting an extended and

complete creative writing Written test Individual

issignment I X 100 minutes Books

work,

12. Producing complete

ndependent Project; revision

-diting, proofreading and

Revising proofreading

teacher-student conference on Revision Printing Choosing selection of subject matter and writing genre that is important to the individual student, students plan; Conducting an independent, creative writing project; and finally revise and publish it (if possible). Revising

Revising an extended and complete creative writing

Written test

F

Individual assignment

2 X 100 minutes Books

ndividual X 100 minutes ïooks, articles, fictions

402

Page 199: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

work publishing proofreading

teacher-student conference on Revision Printing Choosing selection of subject matter and writing genre that is important to the individual student, students plan, Conducting an independent, creative writing project; and finally revise and publish it (if possible).

emended and complete creative writing

issignment

Total Allotted Time 1600 minutes

E. References:

Atchity, K. 1986. A writer s time: A guide to the creative process from vision through revision. New York, NY: Penguin Books.

Berbrich, J. 1977. Writing creatively. New York, NY: Amsco School Publications Inc.

Dillard, A. 1989. 77ie writing life. New York, NY: Harper and Row Publishers,

Drury, J. 1995, The poetry dictionary. Cincinnati, OH: Story Press.

Edelstein, S. 1990. The no-experience-necessary writers c o u r s e . Chelsea, MI: Scarborough House Publishers.

Elwood, M. 1994. Characters make your story. Boston, MA: The Writer Inc.

Hess, K. 1987. Enhancing writing through imagery. New York, NY: Trillium Press Inc.

Ioannou, S. 1995. Writing reader friendly poems. Toronto, ON: Wordwrights Canada.

Merrieless, E. 1989. Story writing. Boston, MA: The Writer Inc.

Packard, W. 1987. The art of the playwright: Creating the magic of theatre. New York, NY: Random House.

Paustain, S. 1986. Writing with style. Toronto, ON: Oxford University Press.

Scholes, R . & Sullivan, R. (Eds.). 1988. Elements of fiction. Toronto, ON: Oxford University Press.

Sims, N. 1984. The literary journalists. New York, NY: Ballantine Books.

403

Page 200: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

CONTOH SATUAN ACARA PERKULIAHAN ÍSAP)

Course Credit Point Semester Core Material Sub-material Department/Program Semester Duration Number of Meeting Lecturer

Paragraph Writing Two (2) Paragraph Structure Topic sentence, supporting sentences, and concluding sentence English/S-1 Two (2) 2 x 50 minutes 1 times/ the first meeting

Standard of Competence;

Making a paragraph writing cohesively and coherently in various kinds of paragraph preceded by determining topic sentence consisting of main idea and controlling ideas and develope it by making supporting sentences, and making a concluding sentence accurately.

Basic Indicators Core Materials Learning Evaluation Media/ Competen Experiences Learning ce Resources Writing a I. Explaining Paragraph -Discussing Exercises and 1. Whiteboard good the meaning structure: Topic about writing 2. Slides English and the sentence, paragraph assignments paragraph structure of supporting and its

paragraph sentences, and structure 2. Demonstratin concluding -Writing a paragraph

g the result sentence - Peer correction of writing paragraph

2. Hasil Implementasi

Hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah Model Kurikulum

untuk Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris (BSI) Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri (FAH-UIN). Kurikulum ini berisikan : (a) Visi, Misi,

kontribusi; b) Tujuan Program Studi; c) Isi: substansi kajian, penetapan nama mata

kuliah, penentuan waktu dan bobot SKS, Struktur Kurikulum dan sebarannya, silabus

Mata Kuliah Kompetensi Utama (MKKU); d) Media/metode pembelajaran; dan e)

sistem evaluasinya.

404

Page 201: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Adapun untuk keperluan ujicoba dan validasi implementasi kurikulum dalam

kegiatan penelitian disusun silabus dan SAP dan dilakukan kegiatan pembelajaran

dengan mengimplementasi beberapa mata kuliah yang termasuk rumpun MKKU.

Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 kali untuk setiap kegiatan ujicoba dan

validasi, yaitu:

a. Pembelajaran dalam rangka ujicoba terbatas sebanyak 4 kali.

b. Pembelajaran dalam rangka ujicoba lebih luas sebanyak 8 kali.

c. Pembelajaran dalam rangka uji validasi sebanyak 8 kali (kelompok

eksperimen)

Dari hasil kegiatan pembelajaran di atas diperoleh hasil sebagaimana terlihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.47 Data Perkembangan Hasil Pembelajaran

NO. KEGIATAN

HASIL YANG DIPEROLEH MAHASISWA

NO. KEGIATAN Pretest Treatment-1 Treatment-2 Treatment-3 Pretest

1 UJICOBA TERBATAS 9.7 10.83 10.3 10.7 11.7

2 UJICOBA LEBIH LUAS:

a. UJICOBA LEBIH LUAS-1 11.8 9.83 11.8 11.33 9.27

b. UJTCOBA LEBIH LUAS-2 9.97 10.76 11.76 12.72 13.59

3 UJI VALIDASI:

a. KELAS EKSPERIMEN-1 9.74 10.43 11.17 12.04 13.61

b. KELAS EKSPERIMEN-2 9,625 10,625 11.21 12,875 13.71

c. KELAS KONTROL-1 11.25 12.17 13 13.67 13.54

d. KELAS KONTROL-2 9.96 11.30 11.33 12.67 13.89

405

Page 202: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari ketujuh

pelaksanaan pembelajaran dt atas dilakukan uji statistik dengan 2 cara, yaitu:

a. Uji t dependen untuk melihat perbedaan rata-rata antara pretest dan

postest.

b. Uji t indenpenden untuk melihat perbedaan rata-rata antara kelas

ekperimen dan kelas kontrol.

Dengan menggunakan bantuan program SPSS 11 diperoleh hasil analisis data

sebagai berikut:

a. Kelas Ujicoba Terbatas

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t dependent sebagai berikut:

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 PRETEST 9.93 30 2.70 .49 POSTEST 11.93 30 3.11 .57

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig-

Pair 1 PRETEST & POSTEST 30 .862 .000

Paired Samples Test

Pair 1

PRETEST -POSTEST

Paired Differences Mean -2.00 Paired Differences Std. Deviation 1.58

Paired Differences

Std. Error Mean .29

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -2.59

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Upper -1.41

-6.952

406

Page 203: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

df 29 S ig. (2-tailed) .000

Kesimpulan:

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah "Terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar

mahasiswa". Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan tersebut, hipotesis nol

(Ho) yang diuji adalah sebagai berikut:

H 0: Me = Pk,

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a - 0.05 (uji dua pihak, Via = 0.025) diperoleh thitung = -6.952.

Sedangkan t a b e i = ±2.045. sehingga - t , a W < t h i h i n e < + t M , dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang dilakukan

dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa

b. Kelas Uji Coba Lebih Luas 1

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t dependent sebagai berikut:

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Std. Error

Mean N Deviation Mean

407

Page 204: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Pair 1 PRETES 9.47 30 1.83 .33 POSTEST 12.03 30 2.48 .45

Paired Samples Correlations

N Correlatio

n Sig.

Pairl PRETES & POSTEST 30 .648 .000

Paired Samples Test Pair 1

PRETES - POSTEST

Paired Differences Mean -2.57

Paired Differences Std. Deviation 1.91

Paired Differences

Std. Error Mean .35

Paired Differences

95% Confidence Interval the Difference

Lower -3.28

Paired Differences

95% Confidence Interval the Difference

Upper -1.85

1 -7.375 if 29 Sig. (2-taited) .000

Kesimpulan:

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah "Terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar

mahasiswa. ". Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan tersebut, hipotesis nol

(Ho) yang diuji adalah sebagai berikut:

H 0: p, = pk.

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

408

Page 205: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada taraf

signifikansi a= 0.05 (uji dua pihak, Via - 0.025) diperoleh thi,ung = -7.375.

Sedangkan Wi = ±2.045, sehingga - t ^ < t^ < +1^, dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang dilakukan

dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa,

c. Kelas Uji Coba Lebih Luas 2

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t dependen! sebagai berikut:

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation Std. Error

Mean Pair 1 PRETEST 10.03 29 2.61 .48

POSTES 13.59 29 2.58 .48

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST & POSTES 29 .844 .000

Paired Samples Test

Pair 1

PRETEST - POSTES

Paired Differences

Mean -3.55 Paired Differences Std. Deviation 1.45 Paired Differences

Std. Error Mean .27

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -4.10

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference Upper -3.00

: -13.157 df 28 Sig. (2-tailed)

.000

409

Page 206: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kesimpulan:

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah "Terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar

mahasiswa.. ". Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan tersebut, hipotesis nol

(Ho) yang diuji adalah sebagai berikut:

Ho: Me = Uk,

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata iain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a= 0.05 (uji dua pihak, lAa = 0.025) diperoleh tarung = -13,157.

Sedangkan Wi = ±2.048, sehingga - t , ^ < t h i l u n g < +tM , dan H0 ditolak. Hal ini

berarti bahwa Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang dilakukan

dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

d. Uji Validasi: Hasil Postest Eksperimen dan Posttest Kontrol Pertama

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t independent sebagai berikut:

Validasi 1 (Ekpserimen3a-Kontrol 3c)

Samples Test

Group Statistics

VALIDASI KELOMPOK

410

r~ .̂

Page 207: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kontrol Eksperimen

N 22 23

Mean 4.55 3.78

Std. 4.19 2.21 Deviation

Std. Error .89 .46 Mean

V. s ^ V O

Independent Samples Test

VALIDASI Equal variances

assumed Equal variances

not assumed

_evene's Test for Equality of Variances

.218

3ig. .643 :-test for Equality of yeans

* .768 .758

df 43 31.552 Siq. (2-tailed) .447 .454 Mean Difference .76 .76

Std. Error Difference .99 1.01

95% Confidence Interval of the Difference

_ower -1.24 -1.29

Upper 2.77 2 81

Kesimpulan:

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah "Terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar

mahasiswa ". Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan tersebut, hipotesis nol

(Ho) yang diuji adalah sebagai berikut:

HD: u« = Hk,

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

411

Page 208: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a = 0.05 (uji dua pihak, 'Aa = 0.025) diperoleh %ltung = 0.76.

Sedangkan tubei = ±2.021, s e h i n g g a - t w W < t h i n m g < + t u b d , dan H0diterima.

Hal ini berarti bahwa Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai

rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan

pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa. Setelah

ditelaah berdasarkan tingkat kepercayaan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan

pengaruh dapat terjadi pada tingkat kepercayaan 64.3%.

e. Uji Validasi: Hasil Postest Eksperimen Dan Posttest Kontrol Kedua

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t independen! sebagai berikut:

Validasi 2 (Eksperimen 3b dan kontol 3d)

Group Statistics

VALIDAS2 KELOMPOK Eksperimen Kontrol

N 22 3.95 2.17

21 3.05 1.72

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean .46 .37

Independent Samples Test

Levene's Test for

F

VALIDAS2 Equal variances

assumed 1.795

Equal variances not

assumed

Equality of Variances

Sig. .188 1.515 t-test for

Equality of Means

t 1.523

412

Page 209: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

df

Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error Difference

41 137 .91 .60

39.659 .136 .91 .50

95% Confidence Lower Interval of the

Difference

Upper 2.12

-.30

2.11

-.30

Kesimpulan:

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah "Terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh

yang signifikan pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar

mahasiswa. ". Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan tersebut, hipotesis nol

(Ho) yang diuji adalah sebagai berikut:

H 0: Ue = Uk,

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata !ain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a= 0.05 (uji dua pihak, lAa = 0.025) diperoleh t m t img = 1-515.

Sedangkan t a b e i = ±2.021, sehingga - t n b d < t h i m n g < +tM, dan Hn diterima. Hal ini

berarti bahwa Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest

dan postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa. Setelah ditelaah berdasarkan

tingkat kepercayaan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh dapat terjadi

pada tingkat kepercayaan sekJra 85%.

413

Page 210: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

D. KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN PRODI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA DIN SGD BANDUNG

Dari hasil kegiatan pengembangan kurikulum dan pelaksanaan ujicoba yang

telah dilakukan dapat dipaparkan keunggulan dan keterbatasannya, yaitu:

1. Keunggulan

Beberapa keunggulan dari kurikulum Program Studi Bahasa dan Sastra

Inggris yang telah dikembangkan, antara lain:

a. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan, terutama

analisis kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh lulusan yang sudah

bekerja dan para pengguna (user) membawa dampak bahwa kompetensi

yang ditetapkan dan mata kuliah yang dikembangkan sejalan/ relevan

dengan kebutuhan masyarakat di dunia kerja.

b. Kurikulum yang dikembangkan dengan merumuskan terlebih dahulu

bidang kajian dari suatu kompetensi dapat meminimalisir adanya tumpah

tindih (overlapping) isi/ materi kuliah dari beberapa mata kuliah yang

hampir sejenis/ berdekatan bidang kajiannya. Selain itu juga

memungkinkan dikembangkannya mata kuliah baru yang sebelumnya

tidak ada dalam kurikulum. Oleh karena perumusan bidang kajian

membawa dampak pada ruang ingkup dan kedalaman materi dari suatu

mata kuliah yang dikembangkan.

c. Silabus yang berisi informasi yang lengkap tentang suatu mata kuliah

membawa dampak pada pembelajaran yang sistematik. Artinya, baik

dosen maupun mahasiswa memiliki target-target dan dapat

mengembangkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kompetensi yang

414

Page 211: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

diharapkan dicapai, pengalaman belajar yang dikembangkan melalui

berbagai pendekatan/ strategi/ metode, sumber-sumber yang dapat

dioptimalkan, serta sistem evaluasi yang digunakan. Kejelasan yang

diperoleh mahasiswa khususnya menuntut kesiapan belajar dan

memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana suatu perkuliahan itu

akan dijalani. Kejelasan ini juga akan menjadi "kontrak belajar" antara

dosen dan mahasiswa sehingga dapat saling mengingatkan.

2. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan yang menjadi permasalahan dalam pengembangan

kurikulum yang telah dilakukan, antara lain:

a. Cukup banyak waktu yang diperlukan untuk mengali informasi dan

merumuskan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan para

lulusan dan masyarakat pengguna (user). Hal ini mengakibatkan bahwa

penyusunan kurikulum memerlukan waktu yang luang, tenaga yang

banyak, dan biaya yang besar. Kurikulum juga harus disusun dan

dikembangkan oleh suatu tim yang solid.

b. Demikian pula dengan penyusunan silabus yang berisi gambaran lebih

menyeluruh tentang mata kuliah yang akan dikembangkan memerlukan

waktu penyusunan dan pemikiran yang lebih menguras tenaga sehingga

mungkin tidak semua dosen merasa nyaman dengan perubahan ini.

Apalagi tanpa didukung oleh kemampuan profesional dosen yang

memadai dan biaya yang tidak mencukupi.

415

Page 212: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan
Page 213: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

BAB V

INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri atas dua bagian, yaitu: interpretasi hasil penelitian uji coba dan

uji validasi; dan pembahasan hasil pengembangan kurikulum program studi BSI pada

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

A. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Dalam bagian subbab ini, akan dikemukakan pembahasan interpretasi

berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada ujicoba (terbatas dan

lebih luas) dan uji validasi. Pembahasan tentang interpretasi hasil penelitian ujicoba

akan difokuskan kepada perbaikan kurikulum program studi BSI pada Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sedangkan pembahasan

tentang interpretasi uji validasi akan difokuskan kepada keberhasilan atau keefektifan

produk kurikulum program studi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sunan Gunung Djati Bandung.

1. Interpretasi Hasil Ujicoba

a. Perbaikan dan Penyempurnaan Kurikulum

Pengembangan kurikulum program studi BSI pada Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung dikembangkan melalui ujicoba

terbatas selama setengah semester, ujicoba lebih luas selama setengah semester (awal

semester sampai dengan pertengahan semester), dan uji validasi juga dilaksanakan

dalam setengah semester (pertengahan semester sampai dengan akhir semester).

416

Page 214: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan
Page 215: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Hasil ujicoba pengembangan menunjukkan perlunya diadakan perbaikan dan

penyempurnaan yang dilakukan pada semua komponen rancangan pengembangan

kurikulum yang meliputi tujuan, isi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Walaupun

kurikulum yang dikembangkan lebih menitikberatkan kepada pengembangan

kurikulum mata kuliah program studi Bahasa dan Sastra Inggris (BSI), namun

perbaikan dan penyempurnaan tetap saja dilakukan terhadap rancangan dan

implementasinya. Ini artinya bahwa implementasi kurikulum tidak terlepas dari

disain yang terstruktur secara baik, yakni mempunyai relevansi di antara masing-

masing komponen rancangan program yang terdiri atas: tujuan, isi, media/metode

pembelajaran, dan evaluasi.

Berdasarkan hal di atas maka dapat dikatakan bahwa pengembangan

kurikulum akan berhasil baik apabila dirancang secara baik pula, yakni memiliki

relevansi antara perencanaan dengan implementasinya. Oleh karena itu, perbaikan

dan penyempurnaan kurikulum tersebut harus adanya saling keterkaitan dan

kesesuaian antar komponen yakni: 1) tujuan; 2) isi; 3) media/metode pembelajaran;

4) sistem evaluasi. Hal tersebut harus dilakukan dengan harapan agar dapat

mencapai hasil yang diinginkan.

b. Dosen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ujicoba dan uji validasi, dosen

merencanakan pembelajaran sebelumnya, yakni membuat silabus dan SAP. Hasil

yang akademik yang dicapai mahasiswa ternyata signifikan karena tujuan, materi

yang akan disampaikan, media/metode pembelajaran, dan sistem evaluasi menjadi

kontrak belajar dengan mahasiswa sehingga mendapat perhatian yang sangat serius

417

Page 216: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dari mahasiswa. Hasil penelitian dan pengembangan kurikulum prodi BSI Fakultas

Adab dan Humaniora U1N Sunan Gunung Djati Bandung menunjukkan bahwa

karakteristik tenaga edukatif atau dosennya menggambarkan hal sebagai berikut:

1) Dosen membuat perencanaan pembelajaran secara matang melalui pembuatan

silabus dan SAP dan mendiskusikannya dengan mahasiswa.

2) Dosen membuat kontrak belajar yang jelas dengan mahasiswa sebelum

perkuliahan dimulai.

3) Dosen kreatif bertanya kepada teman sejawat mengenai substansi kajian agar

tidak tumpang tindih.

4) Dosen kreatif memilih dan memilah serta bertanya kepada teman sejawat tentang

penggunaan strategi pembelajaran yang efektif agar setiap materi yang

disampaikan mudah dicerna mahasiswa dan memberikan motivasi yang tinggi

kepada mahasiswa untuk belajar lebih giat lagi.

5) Dosen kreatif memilih dan memilah serta bertanya kepada teman sejawat tentang

penggunaan media pembelajaran yang tepat agar membuat mahasiswa

termotivasi untuk belajar.

6) Dosen kreatif bertanya kepada teman sejawat tentang sistem evaluasi

pembelajaran yang efektif.

7) Dosen berperan sebagai seorang fasilitator dalam pembelajaran.

8) Dosen memberikan penilaian/evaluasi bukan hanya pada hasil belajar tetapi juga

pada proses.

9) Wawasan dosen menjadi lebih luas tentang pengembangan kurikulum di mana

kurikulum bersifat dinamis yang disesuaikan dengan dinamika masyarakat dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

418

Page 217: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

c. Mahasiswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa lebih aktif, lebih menonjol,

dan lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Begini kenyataan yang terjadi pada

implementasi pembelajaran. Adapun gambaran dari hal tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Mahasiswa menjadi lebih aktif karena dosen membuat perencanaan pembelajaran

(silabus dan SAP) dan mendiskusikannya dahulu dengan mahasiswa.

2) Mahasiswa menjadi lebih termotivasi, aktif, disiplin, dan mempersiapkan diri

secara matang karena dosen membuat kontrak belajar yang sangat jelas.

3) Mahasiswa menjadi lebih apresiatif karena materi pembelajaran yang diberikan

dosen sangat runtut.

4) Mahasiswa menjadi lebih bergairah, aktif, disiplin, dan mandiri karena prosen

pembelajaran lebih menekankan kepada pengalaman belajar.

5) Mahasiswa menjadi sangat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran karena

dosen berfungsi hanya sebagai fasilitator.

6) Mahasiswa menjadi sangat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran karena

sistem evaluasi yag digunakan bukan hanya evaluasi hasil (UTS dan UAS), tetapi

juga pada proses belajar (berbasis kelas).

d. Karakteristik Kurikulum Prodi BSI yang Dikembangkan

Salah satu unsur untuk melihat keefektifan suatu kurukulum adalah dengan

mengimplementasikan kurukulum, yakni bagaimana kurikulum itu

diimplementasikan dalam tataran implementasi pembelajaran. Dalam pengembangan

kurikulum program studi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung

419

Page 218: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Djati Bandung, implementasi pembelajaran dilakukan dengan melakukan ujicoba

'.baik terbatas, lebih luas maupun juga uji validasi pada pembelajaran menulis

(writing). Dari hasil penelitian dan pengembangan menggambarkan bahwa

karakteristik kurikulum program studi BS1 Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sunan Gunung Djati Bandung adalah sebagai berikut:

1) menekankan kepada pencapaiaan kompetensi mahasiswa

2) pencapaian kompetensi mahasiswa bersifat individu

3) berorientasi kepada learning outcomes atau hasil belajar

4) berorientasi kepada keberagaman

5) pendekan pembelajaran yang digunakan sangat variatif

6) metode pembelajaran yang digunakan sangat variatif

7) dosen bukan satu-satunya sumber belajar

8) unsur lain yang bersifat edukatifpun merupakan sumber belajar

9) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar

Hal tersebut menggambarkan bahwa karakteristik kurikulum program studi

BS1 Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung sesuai

dengan karakteristik KBK, yaitu: 1) menekankan pada ketercapaian kompetensi

siswa baik secara individual maupun klasikal; 2) berorientasi pada hasil belajar

{learning outcomes) dan keberagaman; 3) penyampaian dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; 4) sumber belajar bukan

hanya guru, tetapi juga sumber lainnya yang memenuhi unsur edukatif; dan 5)

penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau

pencapaian suatu kompetensi (Puskumas 2002:1).

420

Page 219: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

pengembangan kurikulum prodi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora

2. Interpretasi Hasil Uji Validasi

Pada hakekatnya, uji validasi dilakukan untuk melihat i!

Gunung Djati Bandung. Kesuksesan pengembangan kurikulum dapat dilihat dari

hasil implementasinya, yakni dengan melihat tingkat perbedaan pencapaian skor

antara pretest dengan posttest melalui perlakuan (treatment). Perlakuan yang

dimaksud adalah melalui perkuliahan yang dilakukan sebanyak tiga kali perlakuan

untuk masing-masing kelas.

a. Efektivitas Kurikulum yang Dikembangkan dalam Memperbaiki Pembelajaran pada Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati

Peran dosen menjadi sangat sentral dan penting dalam pengembangan

kurikulum, terutama dalam menentukan visi, misi, dan standar kompetensi lulusan

(SKL) prodi BSI. termasuk langkah selanjutnya penyusunan substansi kajian.

Kegiatan tersebut tidak serta merta merupakan tugas pengelola prodi semata karena

akan itu akan diberlakukan kepada semua komponen pendidikan yang nantinya akan

berdampak besar terhadap kompetensi output. Tidak bisa kalau hal tersebut

dilakukan hanya oleh pengelola prodi, atau beberapa gelintir dosen saja, katera

keterbatasan pengetahuan terutama dalam menentukan substansi kajian. Perlu adanya

koordinasi yang efektif bukan hanya pengelola prodi BSI dengan dosen saja, tetapi

juga antar dosen dalam rangka merumuskan substansi kajian sesuai dengan

bidangnya masing-masing dan saling memberikan masukan satu sama lainnya.

Selain itu, perencanaan pembelajaranpun menjadi tugas pokok dosen dalam

rangka bagaimana merancang pembelajaran agar mahasiswa lebih bergairah dan aktif

Bandung

421

Page 220: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

belajar, dan tentu saja prestasi akademik mahasiswa meningkat. Pembuatan silabus

dan SAP yang terarah serta penggunaan metodologi pembelajaran yang tepat,

menjadi tugas rutin dosen. Dampak lebih lanjut dari tuntutan tersebut dalam

pengembangan kurikulum prodi BSI dapat terlihat pada penyusunan silabus dan SAP

serta treatment (perlakuan) terhadap mahasiswa prodi BSI dalam pembelajaran.

Artinya bahwa secara teoretis pembelajaran pada prodi BSI akan lebih efektif

seandainya dosen membuat perencanaan pembelajaran secara reguler. Selain itu

membuat kontrak belajar yang jelas dengan mahasiswa tentang sistem pembelajaran

mulai dari materi, proses pembelajaran, dan sistem evaluasinya. Materi yang

disajikan gradasinya jelas dan mudah dicerna mahasiswa karena penggunaan metode

pembelajaran yang tepat serta sistem evaluasinya yang tidak hanya mengandalkan

kepada hasil semata (UTS dan UAS), yakni ditambah dengan evaluasi proses di

mana mahasiswa merasa diperhatikan dan diamati aktivitasnya.

b. Efektivitas Kurikulum yang Dikembangkan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan menganalisis kebutuhan yang

digali dari berbagai unsur, termasuk mahasiswa salah satunya. Mereka ikut

memberikan pandangannya bagaimana kondisi kurikulum yang ada, terutama

kelebihan dan kekurangannya. Hal ini merupakan kebijakan yang sangat apresiatif

bagi mahasiswa karena baru kesempatan ini mereka dilibatkan ikut andil dalam

memberikan pandangannya. Kebijakan tersebut justru memberikan motivasi yang

sangat besar bagi mahasiswa untuk bertanya, berdiskusi, dan memberikan informasi

tentang problema mahasiswa dalam belajar, termasuk kondisi objektif proses

pembelajaran kepada pengelola atau kepada dosen. Hal ini menjadi sangat penting

422

Page 221: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

karena mereka yang menjadi sasaran utama kurikulum, dan masukan mereka menjadi

sangat penting untuk dijadikan bahan kajian dan renungan bagi peningkatan kualitas

pembelajaran.

Penyusunan silabus dan SAP yang dilakukan dosen pada ujicoba (baik

terbatas maupun lebih luas) dan uji validasi membuat mahasiswa bergairah karena

hal tersebut dianggap sebagai barang langka bagi mereka. Dosen mempresentasikan

silabus secara jelas dari berbagai sudut pandang baik itu dari sudut pandang 1)

identitas mata kuliah; 2) standar kompetensi; 3) deskripsi mata kuliah; 4) tujuan

pembelajaran; 5) materi pokok setiap pertemuan yang terdiri atas: kompetensi dasar,

materi pokok, pengalaman belajar, indikator, alokasi waktu, media/sumber

pembelajaran, sistem evaluasi; dan 6) buku rujukan.

Dosen melakukan kontrak belajar dengan mahasiswa tentang apa-apa yang

harus dilakukan dan ditempuh mahasiswa dalam pembelajaran. Hal ini membuat

mahasiswa lebih semangat untuk mengikuti perkuliahan karena dianggap jelas

arahnya dan objektif.

Proses pembelajaran menekankan kepada pencapaiaan kompetensi

mahasiswa. Pencapaian kompetensi mahasiswa bersifat individu, berorientasi kepada

learning outcomes atau hasil belajar, dan berorientasi kepada keberagaman.

Pendekan pembelajaran yang digunakan sangat variatif, begitu juga dengan metode

pembelajaran. Dosen bukan satu-satunya sumber belajar, unsur lain yang bersifat

edukatifpun merupakan sumber sumber belajar. Sistem penilaian menekankan pada

proses dan hasil belajar. Ini dianggap sangat jelas dan objektif sehingga mahasiswa

antusias untuk lebih giat, lebih aktif, lebih semangat, disiplin, dan taat terhadap

aturan pada kontrak belajar yang sebelumnya sudah disepakati dengan dosen. Hasil

423

Page 222: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

tugas mahasiswa, latihan, UTS, dan UAS akan selalu dikembalikan kepada

mahasiswa agar mereka mengetahui catatan-catatan yang diberikan dosen, bukan

hanya kekurangan-kekurangannya, tetapi juga kesalahan-kesalahannya untuk

dijadikan bahan renungan bagi mahasiswa. Ini membuat mahasiswa lebih termotivasi

untuk lebih giat belajar, lebih aktif dan kritis dalam pembelajaran (bertanya dan

menjawab), lebih banyak menggali informasi dari berbagai sumber belajar, dan lebih

serius dalam membuat tugas-tugas yang dibebankan dosen. Hal tersebut walaupun

awalnya menjadi beban yang sangat berat disebabkan merupakan hal yang baru,

tetapi lambat laun justru meningkatkan motivasi mahasiswa karena semuanya

dianggap jelas dan objektif.

c. Efektivitas Kurikulum yang Dikembangkan dalam Mengoptimalkan Hasil Belajar Mahasiswa

Standar kompetensi lulusan yang dirumuskan sangat jelas dan tepat,

penyusunan substansi kajian, perumusan kompetensi dan subkompetensi,

penggunaan media/metode pembelajaran, dan sistem evaluasi yang tepat, serta dosen

membuat perencanaan pembelajaran dan kontrak belajar dengan mahasiswa, jelas

akan mengoptimalkan hasil belajar mahasiswa.

Sebagai bukti untuk mengetahui kompetensi mahasiswa prodi BSI dalam

pengembangan kurikulum, dilakukan implementsi pembelajaran. Sebelum

implementsi dilakukan terlebih dahulu memberikan pretest, kemudian mengadakan

perlakuan selama tiga kali untuk masing-masing kelas, dan diakhiri dengan

memberikan posttest.

Dari hasil penghitungan statistik dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa

perolehan skor rata-rata prestasi akademik mahasiswa pada posttest lebih tinggi dari

424

Page 223: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

rata-rata skor pretest (lihat tabel 4.47). Ini menggambarkan adanya peningkatan

prestasi akademik yang signifikan antara pretest dan posttest setelah melalui

treatment (perlakuan). Artinya bahwa kurikulum tersebut dirasakan efektif untuk

mengoptimalkan hasil belajar mahasiswa.

d. Efektivitas Kurikulum yang Dikembangkan dalam Meningkatkan Kinerja Dosen

Sebagaimana hasil penelitian menggambarkan bahwa kinerja dosen prodi BSI

sangat rendah terutama dalam hal merencanakan pembelajaran. 80% dosen tidak

biasa membuat silabus dan 100% tidak pernah membuat SAP. Ini menggambarkan

bahwa sebagian besar dosen tidak merencanakan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, justru dosen dicoba untuk diminta aktivitasnya sesuai

dengan fungsinya, yakni merumuskan tujuan, materi, strategi/metode, dan evaluasi.

Dalam pembelajaran, dosen merumuskan perencanaan pembelajaran dalam bentuk

pembuatan silabus dan SAP. Kegiatan semacam ini sebenarnya hanya sebagian kecil

saja dari tugas dosen karena baru pada tataran darma satu dari tridarma perguruan

tinggi, yakni pada tataran pembelajaran. Artinya bahwa dosen jangan menganggap

hal ini sebagai beban berat yang harus dipikul karena itu baru merupakan salah satu

tugas dosen. Oleh karena itu, posisi ini menjadi nomor satu pada tridarma perguruan

tinggi karena dianggap merupakan urat nadinya perguruan tinggi (lembaga

pendidikan).

Sebelum pembelajaran dimulai, dosen diharuskan membuat perencanaan

pembelajaran secara matang dan jelas (silabus dan SAP). Hal ini dilakukan agar

pembelajaran itu jelas arahnya, baik tujuan, materi, metode, evaluasi dan hasilnya.

425

Page 224: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan ujicoba dan uji validasi dengan

membuat perencanaan pembelajaran, yakni silabus dan SAP, kemudian diujikan.

Sebelum dilakukan treatment, diberikan dulu pretest untuk mengetahui

kemampuan awal mahasiswa. Setelah itu dilakukan treatment selama tiga kali, dan

kemudian diberikan posttest untuk mengetahui perkembangan kemampuan akademik

mahasiswa pasca diberikan treatment. Yang terjadi adalah perubahan skor rata-rata

pada pretest ke posttest menunjukkan hasil yang signifikan atau prestasi akademik

mahasiswa meningkat (lihat tabel 4.47).

Melihat hasil yang demikian, maka kinerja dosen kalau ingin meningkatkan

prestasi akademik mahasiswa harus lebih meningkat, baik itu pada tataran

perencanaan pembelajaran (banyak membaca, membuat silabus dan SAP),

implementasi (merencanakan media dan metode pembelajaran), bahkan evaluasinya

(evaluasi proses dan hasil belajar).

3. Sosok Kurikulum Prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung yang Dikembangkan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini kurikulum

program studi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung belum

memiliki prosedur pengembangan yang benar. Kurikulum program studi tidak

dikembangkan menurut aturan-aturan yang seharusnya, seperti dalam menetapkan

visi dan misi belum selaras dengan visi dan misi universitas tempat program studi

bernaung (UIN SGD Bandung); standar kompetensi lulusan; deskripsi prodi;

rumusan kompetensi dasar, kompetensi utama, kompetensi pendukung dan

kompetensi lainnya; penetapan substansi kajian sebagai dasar penetapan nama mata

kuliah, waktu, jumlah SKS, proses pembelajaran, sistem evaluasi, persyaratan dosen,

426

Page 225: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

fasilitas utama dan sarana pendukung, serta penetapan tim pengembang kurikulum

yang meliputi berbagai khalayak/unsur.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan kurikulum prodi BS1 Fakultas

Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung mengacu kepada kebutuhan khalayak, baik

itu kebutuhan akademik mumi maupun kebutuhan pengguna agar bisa bersaing di era

global ini. Rumusan kurikulum ini dibuat oleh tim pengembang kurikulum melalui

apa yang disebut dengan Forum Group Discussion (FGD) yang terdiri atas para

dosen yang ada di lingkungan prodi BSI UIN SGD Bandung. Melalui FGD

dirumuskan visi dan misi prodi BSI, ftingsi, tugas, dan standar kompetensi lulusan,

substansi kajian, penamaan mata kuliah, penetapan waktu dan beban SKS, sebaran

mata kuliah dan prasyarat (prerequisite), serta penyusunan silabus dan SAP. FGD

dilakukan dalam tiga tahapan dalam rangka untuk memvalidasi kurikulum yang

dirumuskan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: FGD 1

menghasilkan draft kurikulum 1 (draft 1), selanjutnya draf 1 dievaluasi pada sidang

FGD 2 yang menghasilkan draft kurikulum 2 (draft 2), dan draf 2 dievaluasi pada

sidang FGD 3 yang kemudian menghasilkan hasil akhir berupa kurikulum prodi BSI.

Kurikulum tersebut terdiri atas: (J) Landasan; 2) Visi, Misi, dan Kontribusi; (2)

Perumusan Tujuan Program Studi dan Kompetensi Lulusan; (3) Penyusunan

Substansi Kajian; (4) Penetapan Mata Kuliah; (5) Penetapan SKS dan Sebaran Mata

Kuliah Per-semester; dan 6) Perumusan silabus dan SAP.

Adapun sosok kurikulum prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UTN

Sunan Gunung Djati yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

427

Page 226: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

a. Perumusan Visi, Misi, dan Kontribusi Program Studi BSI

Visi merupakan cita-cita luhur yang operasionalnya digambarkan pada misi.

Visi dan misi suatu prodi bisa berubah sesuai dengan dinamika masyarakat dan

perkembangan IPTEKs. Begitu pula rumusan visi dan misi prodi BSI FAH UIN SGD

Bandung mengalami perubahan. Perubahan terjadi salah satunya adalah dalam

rangka untuk menyelaraskan dengan visi Depag, UIN SGD Bandung, dan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djari Bandung.

1) Visi Program Studi BSI

Visi program studi BSI adalah menjadi program studi yang mampu menjadi

pusat keunggulan (center of excellence) dalam bidang kajian bahasa dan sastra

Inggris dan mampu mengartikulasikannya dalam konteks ke-Islaman dibarengi

dengan akhlak karimah.

2) Misi Program Studi BSI

Berdasarkan visi di atas, misi program studi BSI adalah sebagai berikut:

a) Menyelenggarakan kegiatan akademik dalam bidang bahasa dan sastra

Inggris, terutama dihubungkan dengan konteks keislaman dan

keindonesiaan.

b) Mengembangkan kajian keilmuan di bidang bahasa dan sastra Inggris

melalui kegiatan penelitian.

c) Menyebarluaskan kajian keilmuan tersebut melalui program pelatihan,

pementasan, dan pembacaan semua genre sastra sebagai kepedulian

komunitas sastra dalam konteks nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

428

Page 227: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

3) Kontribusi Program Studi

Kontribusi yang akan disumbangkan oleh program studi ini bagi masyarakat

dan pengembangan ilmu adalah;

a) Memberikan informasi tentang perkembangan sains dan teknologi yang

dikembangakan di dunia Barat.

b) Mengadopsi dan mengembangkan sains dan teknologi yang berasal dari Barat

untuk kepentingan masyarakat banyak.

c) Memberikan informasi tentang perlunya mempelajari sastra sebagai wahana

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

d) Memberikan informasi tentang pentingnya mempelajari bahasa dan ragamnya

agar bisa mengetahui kultur setiap individu.

e) Memberikan informasi tentang hasil-hasil penelitian bahasa dan sastra

sebagai ilmu yang bermanfaat bagi pengembangan iimu yang lain.

f) Memberikan informasi bahwa bahasa dan sastra Inggris sangat penting untuk

menguasasi IPTEKs.

g) Membandingkan antara sastra Inggris (barat) dengan sastra Islam (sufistik)

b. Perumusan Tujuan Program Studi BSI

Dari hasil analisis terhadap dokumen kurikulum yang ada, peraturan/

kebijakan pemerintah, dan hasil analisis kebutuhan disusun suatu tujuan.

Sebagaimana ditetapkan oleh surat Keputusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam

Nomor Dj. 11/114/2005 bahwa tujuan Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI) adalah

sebagai berikut:

429

Page 228: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

- Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya kha2anah ilmu-ilmu ke-Islaman

-Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Merujuk pada tujuan Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI) di atas, maka

disusun suatu rumusan tujuan Program Studi BSI sebagai berikut:

1) Menghasilkan output yang terampil dan mampu mengaplikasikan bahasa

Inggris baik secara lisan maupun tulisan.

2) Menghasilkan output yang mampu memahami, menganalisis, mengevaluasi

mengkritisi, dan mengaplikasikan ilmu bahasa.

3) Menghasilkan output yang mampu memahami, menganalisis, mengevaluasi,

mengapresiasi dan mengkritisi sastra.

4) Menghasilkan output yang mampu membandingkan gramatika, linguistik,

dan sastra Inggris dengan Arab/Islam.

5) Menghasilkan output yang memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi dan

berakhlag karimah ".

Berdasarkan tujuan di atas, langkah selanjutnya adalah merumuskan

kompetensi lulusan, kompetensi, dan subkompetensi-subkompetensi.

(a) Perumusan Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan pada jenjang perguruan tinggi bertujuan untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi angota masyarakat yang berakhlak mulia,

memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk mengemukan,

mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi

430

Page 229: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

kemanusiaan. Sedangkan ia digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan

kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (SNP, 2005:18).

Berdasarkan hal tersebut maka kompetensi lulusan perlu dirumuskan agar

jelas kompetensi apa yang harus dimiliki pasca selesai studi pada prodi BSI Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Adapun rumusan

kompetensinya adalah: Menghasilkan sarjana Sastra (S.S.) profesional dan

kompetitif dalam bidang Bahasa, Linguistik, dan Sastra serta memiliki wawasan ke-

Islaman yang tinggi dan berakhlag karimah "

(b) Merumuskan Kompetensi

Kompetensi dasar lulusan PTAI sebagaimana termaktub dalam dokumen

kurikulumpada Keputusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor Dj.

II/l 14/2005 adalah sebagai berikut:

- Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang memiliki kemampuan

kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan, dan atau memperkaya khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman

- Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Islaman serta mengupayakan

penggunaannya untuk taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan

nasional.

Kompetensi Dasar:

• Memiliki pengetahuan secara komprehensif tentang ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu

agama Islam

431

Page 230: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Subskompetensi:

432

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu al-Quran dan ilmu- ilmu

Hadits

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang tawhid / aqidah Islam

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang fiqh / ushul fiqh

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang akhlak dan tasawuf

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang sejarah dan peradaban Islam

• Memiliki Pengetahuan tentang persoalan-persoalan kemasyarakatan dan

kenegaraan

Subskompetensi:

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu sosial

- Mendeskripsikan pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu budaya

• Memiliki keterampilan berbahasa

Subkompetens:

- Terampil membaca dan menulis karya ilmiah dalam bahasa Indonesia secara

efektif

- Terampil membaca karya Ilmiah dalam bahasa Arab secara baik

• Memiliki keterampilan menganalisis, memecahkan masalah dan bekerjasama

dengan orang lain

Subskompetensi:

- Terampil berpikir logis, ilmiah, dan kreatif

- Terampil melakukan penelitian ilmiah

- Terampil memecahkan masalah secara efektif

- Terampil bekerjasama dengan orang lain

Page 231: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

- Beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia

Kompetensi Utama:

• Terampil berbahasa Inggris; kaya, memahami, membandingkan, mengaplikasikan

kosa-kata dan tata-bahasa Inggris dalam berbagai macam teks, menyimak,

berbicara, dan menulis bahasa Inggris (Language Courses).

Kompetensi:

(1) Memahami, terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, mengaplikan,

menganalisis , mengevaluasi, dan menciptakan karya tulis dalam bahasa Inggris

(language skills).

Subkompetensi:

- Mampu mengidentifikasi, memahami, menerangkan, membefakan, dan

mengkritisi pembicaraan yang dilakukan dalam kegiatan menyimak berbahasa

Inggris (Listening Skill)

- Mampu meyimak, menafsirkan, menjelaskan, membedakan, mengorganisisr

pikiran ke dalam bahasa lisan, bahkan mampu mengkritisi dalam bahasa

Inggris (Speaking Skill)

- Mampu mengingat, memahami, menafsirkan, merangkum, membedakan,

menerangkan, menyimpulkan, dan mengkritisi isi berbnagai teks yang ditulis

dalam bahasa Inggris (Reading Skill)

- Mampu mengekspresikan pikiran dalam bahasa tulis melalui menerangkan,

membedakan, membandingkan, mengklasifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, dan mengkritisi dengan bahasa tulis bahasa Inggris (Writittg

Skill)

433

Page 232: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

(2) menafsirkan, memberikan contoh, membandingkan, menerangkan,

mengaplikasikan, membedakan, berbagai jenis kosa kata bahasa Inggris serta

aspek-aspek bahasanya (language aspecis)

Subkompetensi:

- Mampu memahami berbagai jenis kosa kata bahasa Inggris, menafsirkan,

membedakan, menjelaskan, serta memiliki perbendaharaan kata bahasa

Inggris minimal 50.000 kosa kata (English vocabulary)

- Memahami, membedakan, membandingkan, menjelaskan, memberikan

contoh-contoh, serta mengklasifikasi struktur/gramatika bahasa Inggris

(English grammar) serta mampu menggunakannya secara benar dalam

memahami teks berbahasa Inggris, berbicara, ataupun dalam menulis

• Memiliki pengetahuan, pemahaman tentang kebahasaan dan terampil menganalisis

kebahasaan dilihat dari sudut pandang linguistik (linguistics courses).

Kompetensi:

(1) Memahami, menafsirkan, menjelaskan, membandingkan, dan membedakan

dasar-dasar kajian ilmu bahasa baik secara mikro maupun makro dan sejarah

perkembangan ilmu bahasa.

Subkompetensi:

- Menjelaskan dasar-dasar linguistik umum dan sejarah linguistik.

(2) Menjelaskan, dan menganalisis tentang studi linguistik yang menyangkut studi

bidang-bidang: Phonology, Grammar, dan Semantics (Microlinguistics)

434

Page 233: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Subkompetensi:

435

- Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang

artikulasi, jenis artikulasi, dan ujaran bunyi dan senyap.

- Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang

alomorf dan morfem, jenis-jenis morfem, dan proses dan jenis pembentukan

kata/frasa bahasa Inggris.

- Menjelaskan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang konsep dasar

makna, konteks dan referensi, semantik leksika, dan makna interpersonal

(3) Memahami, menganalisis, dan mengevaluasi tentang studi bahasa secara

umum yang mencakup: Psycholinguistics, sociolinguistics, Modern linguistics,

dan Comparative linguistics (Macrolinguistics)

Subkompetensi:

- Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang

kajian terhadap cara manusia menguasai dan menggunakan bahasa sebagai alat

berkomunikasi dan menyampaikan gagasan.

- Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang

hubungan antara bahasa dan budaya serta penggunaan bahasa dalam

masyarakat tertentu; varietas bahasa di kelompok sosial yang berbeda; dan

pemerolehan bahasa dalam masyarakt multi-budaya.

- Menjelaskan, membedakan, membandingkan, dan menyimpulkan tentang

berbagai mazhab linguistik yang berkembang semenjak awal abad ke-20.

Page 234: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

• Mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan

menciptakan karya sastra Inggris dari pelbagai macam sudut pandang (Literature

Courses)

Kompetensi:

(1) Memahami, menjelaskan, membedakan dan menganalisis kesastraan dan

jenis-jenisnya serta mengenali sekelumit pendekatan sastra.

Subkompetensi:

Mendefinisikan dan menjelaskan sastra beserta dengan jenis-jenisnya dan

mampu menganalisis dan mengkritisi karya sastra

(2) Mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan sastra Inggris beserta dengan

dinamika masyarakatnya semenjak masa Kuna hingga masa kini (History of

Literature)

Subkompetensi:

- Mampu menjelaskan definisi sastra, fungsi sastra dalam masyarakat Inggris

dan dalam wilayah imperium Inggris dari berbagai masa, serta terampil

menganalisis karya sastra dengan kaitan sosio-ekonomi yang

meltngkupi/rnenciptakatwya.

- Mampu menjelaskan definisi sastra, fungsi sastra dalam masyarakat Amerika

Utara dan dalam wilayah imperium Inggris dari berbagai masa, serta terampil

menganalisis karya sastra dengan kaitan sosio-ekonomi yang

melingkup i/menciptakannya.

(3) Mendeskripsikan dan menganalisis berbagai jenis karya beserta dengan struktur

setiap genre dalam khasanah sastra Inggris

436

Page 235: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Subkompetensi;

437

- Terampil melakukan analisis kritis terhadap berbagai macam jenis drama

sastra Inggris di berbagai periode baik secara tekstual, intertekstual maupun

kontekstual (Drama)

- Terampil melakukan analisis kritis terhadap berbagai macam jenis puisi

sastra Inggris di berbagai periode baik secara tekstual, intertekstual maupun

kontekstual (Poetry)

- Terampil melakukan analisis kritis terhadap berbagai macam jenis prosa

sastra Inggris di berbagai periode baik secara tekstual, intertekstual maupun

kontekstual (Prosa)

(4) Terampil menjabarkan berbagai macam kritik dan pendekatan terhadap sastra,

kesastraan dan hal-hal lain yang terkait erat dengan atau berpengaruh besar

terhadap sastra dan kesastraan, dari masa masa ke masa. (Critical Theory)

Subkompetensi:

Terampil mengkritik karya-karya dari semua genre sastra berbahasa Inggris

dan lainnya berdasarkan satu atau beberapa teori kritik yang diyakini dan

dikuasai dari masa klasik sampai teori teori kritik sastra terkini

Kompetensi Pendukung

Kompetensi:

• Memiliki berbagai macam pengetahun, keterampilan dan sikap yang mendukung

terhadap kompetensi utama dan keahlian-keahlian serta wawasan yang

mencerminkan penguasaan kajian utama.

Page 236: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Subkompetensi:

438

- Memahami, menjelaskan, membandingkan pengetahuan tentang sifat,

kedudukdan dan fmgsi induk ilmu dan landasan filsafat; memiliki keterampilan

untuk mengembangkan landasan-landasan filsafat umum dan bahasa dan

pemikiran-pemikiran kritis terhadap diri dan lingkungan dan ilmu yang

dikuasai.

- Terampil menjelaskan, membedakan, membandingkan dan menganalisis

tentang kesastraan di wilayah dunia lain sebagai bahan pendukung dan

pembanding terhadap pengetahuan, keterampilan dan kritisisme terhadap kajian

kesastraan utama.

- Terampil menjelaskan, membedakan, membandingkan berbagai pengetahuan

dan keahlian analisis terhadap perkembangan bangsa dan budaya lain (dalam

halini adalah budaya Ingrris) dan memiliki sikap menghormati perbedaan-

perbedaan budaya.

- Terampil memahami, menafsirkan, menganalisis, merangkum dan

menyimpulkan terjemahan baik tertulis ataupun lisan dari bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya

- Menjelaskan, mengaplikasikan, menganalisis berbagai metodologi dan metode

penelitian dan mahir melakukan penelitian secara umum dalam bidang ilmu

humaniora dan sera khusus dalam sub-bidang ilmu sastra dan linguistik.

Page 237: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Kompetensi Lainnya

Kompetensi:

• Memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptaKan

keterampilan praktis dan sikap profesional sebagai bekal untuk berkompetisi di

dunia kerja

Subskompetensi:

- Menjelaskan, membedakan, dan mengaplikasikan metodologi pembelajaran

bahasa Inggris secara tepat

- Menjelaskan, menganalisis serta mengaplikasikan dan menciptakan

kewirausahaan dalam aspek pendirian dan manajemen kursus Bahasa Inggris

- Menjelaskan dan menganalisis berbagai isu atau persoalan hangat dan mampu

mengekspresikannya ke dalam bahasa tulisan lepas

- Menjelaskan, menganalisis, dan mengkritisi, serta mengedit berbagai tulisan

secara tepat

(c) Merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Setelah merumuskan tujuan dan kompetensi lulusan prodi BSI, langkah

selanjutnya adalah merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa ba'da

selesai perkuliahan dalam semester atau kwartal. Standar kompetensi terbagi dua

bagian, yaitu standar kompetensi mata kuliah (SKMK) dan standar kompetensi

kelompok mata kuliah (SKKMK).

439

Page 238: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Standar Kompetensi Keiompok Mata Kuliah (SKKMK) yaitu standar

kompetensi dari kumpulan mata kuliah tertentu atau rumpun mata kuliah, misalnya:

mata kuliah Writing terdiri atas mata kuliah-mata kuliah sentence writing, paragraph

writing, essay writing, academic writing, dan creative writing, yang harus dicapai

dalam satu semester atau beberapa semester. Dalam mata kuliah rumpun writing ini,

standar kompetensi menggambarkan kompetensi apa yang seharusnya dicapai

mahasiswa pasca perkuliahan selama lima, dan itu disebut dengan SKKMK.

Standar Kompetensi Mata Kuliah (SKMK) yaitu standar kemampuan apa

yang seharusnya mahasiswa capai pasca selesai perkuliahan dalam satu mata kuliah

tertentu, misalnya mata kuliah sentence writing atau paragraph writing.

Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar (KD) adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki

mahasiswa dalam pokok bahasan/sub pokok bahasan pada mata kuliah tertentu. Hal

ini juga sebagai contoh sudah dirumuskan pada pada masing-masing silabus pada

rumpun mata kuliah kompetensi utama (MKKU) sebagai salah saru produk

penelitian ini.

c. Materi/Isi:

1) Perumusan Substansi Kajian

Setelah kompetensi-kompetensi di atas dirumuskan, langkah selanjutnya

adalah merumuskan substansi kajian dari masing-masing rumpun kompetensi baik

rumpun kompetensi dasar, rumpun kompetensi utama, rumpun kompetensi

pendukung, maupun rumpun kompetensi lainnya diselaraskan dengan kompetensi

dan subkompetensinya.

440

Page 239: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

(a) Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar menurut acuan dari Dirjen Binbaga Islam adalah substansi-

substansi dasar yang merupakan penciri khas dari Departemen Agama dan Perguruan

Tinggi Agama Islam (PTA1). Karena kompetensi lulusan PTAI, kompetensi, dan

subkompetensi sudah dibuat Departemen Agama, maka substansi-substansi dari

kompetensi dasar ini tinggal dirumuskan. Perumusan substansi kajiannya disesuaikan

dengan kebijakan yang tertera pada dokumen kompetensi dasar lulusan PTAI

Depag. Adapun substansi kajiannya bisa dilihat pada tabel 3.33.

(b) Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Utama

Substansi kajian kompetensi utama merupakan substansi-substansi yang

menggambarkan penciri dari suatu prodi. Substansi-substansi yang dirumuskan

menggambarkan kekuatan akademik prodi itu. Karena sifatnya utama maka

substansi-substansi kajian pada kompetensi ini lebih banyak atau mendominasi

dibandingkan dengan substansi kajian kompetensi yang lain karena substansi-

substansi kajian pada kompetensi utama ini merupakan penciri atau kekuatan prodi

itu sendiri. Adapun hasil rumusan substansi-substansi kajian kompetensi utama

tersebut bisa dilihat secara jelas pada tabel 4.34.

(c) Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Pendukung

Kompetensi pendukung merupakan kompetensi yang mendukung terhadap

kompetensi utama. Dengan demikian, maka substansi-substansi kajian kompetensi

pendukung harus gayut dengan substansi-substansi pada rumpun kompetensi utama.

Oleh karena itu, dalam merumuskan substansi-substansi kajian pada rumpun

kompetensi utama, perlu dipertimbangkan secara matang tentang apa yang harus

441

Page 240: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dirumuskan agar benar-benar memberikan supporl yang signifikan terhadap

substansi-substansi kajian pada rumpun kompetensi utama. Dari hasil rumusan

substansi kajian pada rumpun kompetensi pendukung, gambarannya bisa dilihat

secara seksama pada tabel 4.35.

(d) Substansi Kajian Rumpun Kompetensi Lainnya

Kompetensi lainnya yang dimaksud adalah kompetensi lain yang secara

substansi masih terdapat hubungan dengan substansi kajian kompetensi utama, tetapi

sifatnya berbasis pasar tapi sifatnya elektif. Artinya substansi yang dirumuskan

berbasis pasar (market based), akan tetapi dasar-dasar substansinya berasal dari

kompetensi utama. Adapun hasil rumusan tentang substansi kajian rumpun

kompetensi lainnya dapat dilihat pada tabel 4.36.

2) Menghitung dan Menentukan Waktu (bobot SKS)

Setelah substansi kajian dirumuskan, langkah selanjutnya adalah menghitung

dan menentukan waktu (bobot SKS).

Diperlukan kajian dan analisis yang sangat cermat terhadap penentuan waktu,

karena perlu mempertimbangkan keluasan kompetensi, kegiatan dan bahan ajaran

yang tercakup di dalamnya, hubungan dan urutan (sekuens) dari sub kompetensi dan

performansi, serta jumlah jam pelajaran. Hal tersebut dapat menentukan nama mata

kuliah. Kompetensi yang menuntut waktu pembelajaran 32 jam bisa menjadi satu

mata kuliah yang bobotnya 2 SKS. Substansi kajian-subastansi kajian yang

dirumuskan, setelah dihitung waktunya menyiratkan 2 SKS untuk setiap mata kuliah

karena rentang waktunya antara 32-42 jam. Hal ini sesuai dengan aturan yang tertera

442

Page 241: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dalam SNP bahwa jumlah tatap muka (perkuliahan) minimal 16 kali dan maksimal

21 kali. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 4.41-4.44.

3) Menentukan Struktur Kurikulum dan Sebaran Mata Kuliah

Setelah tersusun nama-nama mata kuliah dengan jumlah jam pelajaran,

langkah selanjutnya adalah menentukan struktur dan sebaran mata kuliah. Struktur

kurikulum menggambarkan pengelompokan mata kuliah kompetensi dasar, utama,

pendukung, dan lainnya, sedangkan sebaran mata kuliah menggambarkan

penempatan waktu pembelajaran dalam implementasi kurikulum. Dalam sebaran

mata kuliah terdiri atas urutan dan keterkaitan antar mata kuliah. Adapun lebih

jelasnya tentang struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah bisa dilihat pada tabel

4.45 dan 4.4(5.

d. Merumuskan Metode Pembelajaran dan Bahan Ajar

Untuk setiap subkompetensi dirumuskan pendekatan atau strategi

pembelajaran dan bahan ajarannya. Dalam pengembangan atau pembentukan

kompetensi kerja, bahan dan cara pembelajaran tidak bisa terpisahkan karena

terintegrasi. Artinya bahwa pendekatan/strategi pembelajaran dirumuskan

disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Perumusannya

menggambarkan kegiatan yang tentu saja dalam kegiatan tersebut tercantum bahan

ajarannya. Rumusan ini dituangkan pada pembuatan silabus dan SAP. Silabus adalah

program pembelajaran untuk satu semester atau satu kuartal, sedangkan SAP dibuat

untuk kegiatan pembelajaran selama satu atau beberapa pertemuan. Untuk lebih

jelasnya tentang format silabus dan SAP bisa dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2, serta

contoh pada halaman setelahnya.

443

Page 242: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

e. Merumuskan Evaluasi

Selama implementasi kurikulum, sebenarnya dilakukan evaluasi. Kegiatan

evaluasi tersebut pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan,

dan hambatan yang dihadapi. Evaluasi yang dimaksud terdiri atas evaluasi

kurikulum dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi kurikulum lebih luas sifatnya karena

cakupannya meliputi evaluasi proses pelaksanaan kurikulum, proses dan hasil

belajar, mengevaluasi faktor-faktor pendukung seperti: dosen, sarana dan fasilitas

pembelajaran, media dan sumber belajar, serta disain kurikulumnya sendiri, bahkan

evaluasi terhadap evaluasi kurikulumnya sendiri (Sukmadinata, 2004: 86).

Yang dirumuskan disini adalah evaluasi proses dan hasil belajar di mana

variabel-variabel yang dievaluasi bukan hanya pada tataran kognitif saja seperti hasil

belajar dengan UTS dan UAS, tetapi juga melakukan evaluasi proses atau penilaian

berbasis kelas untuk memotret aktivitas mahasiswa keseharian dari berbagai sudut

pandang baik psikomotor maupun afektif.

B. PEMBAHASAN

Dalam subbab ini akan dibahas tentang hasil penelitian pengembangan

kurikulum program studi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan

Gunung Djati Bandung, yang dihubungkan dengan teori-teori yang telah

dikemukakan pada Baba 11 serta permasalahannya.

Penelitian dan pengembangan ini difokuskan pada bagaimana

mengembangkan kurikulum program studi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang mampu menciptakan Output yang

berkualitas?. Di samping itu, penelitian ini juga mempertanyakan: 1) bagaimana

444

Page 243: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

kondisi objektif kurikulum dan implementasinya pada prodi Bahasa dan Sastra

Inggris (BSI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung yang ada saat ini?;

2) bagaimanakah kurikulum prodi BSI pada Fakultas Adab UIN SGD Bandung

yang akan datang?; 3) bagaimanakah prosedur dan hasil implementasi kurikulum

yang telah dikembangkan prodi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD

Bandung?; dan 4) apa keunggulan dan keterbatasan yang ditemukan berkaitan

dengan implementasi kurikulum yang telah dikembangkan prodi BSI pada Fakultas

Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung?

1. Kondisi Objektif Kurikulum Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris (BSI) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung

a. Disain Kurikulum Prodi BSI UIN SGD Bandung

Disain kurikulum yang digunakan pada prodi BSI Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung berdasarkan dokumentasi yang

dikeluarkan oleh UIN SGD, khususnya yang terkait dengan dokumen-dokumen

kurikulum dan pendukungnya, yang mengacu kepada anjuran Direktur Perguruan

Tinggi Agama Islam Departemen Agama melalui surat No. Dj .II/

Dt.lI.III/P.009/AZ/3 28/02, Kepmen Agama No.353 Tahun 2004 tentang

pemberlakuan KBK, dan Keputusan Dirjen Binbaga Islam Nomor: Dj.II/t 14/2005

tentang kebijakan akademik dan kelembagaan tentang Kurikulum Berbasis

Kompetensi PTAI, maka kebijakan disain kurikulum yang digunakan dan

dikembangkan di semua lembaga pendidikan yang ada dalam payung Departemen

Agama termasuk PTAI menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),

termasuk prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati

Bandung. Hasil studi dokumentasi tentang disain kurikulum prodi BSI Fakultas Adab

445

Page 244: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang digali dari panduan

akademik Fakultas Adab dan Humaniora tahun 2006 menggambarkan sosok disain

kurikulum prodi BS1 sebagai berikut:

1) Profil Prodi BS1:

Jurusan BSI UIN Sunan Gunung Djati Bandung berdiri tahun 1998 dan

merupakan jurusan wider mandaie. Jurusan ini mengembangkan diri dalam

bidang keahlian bahasa dan sastra Inggris dengan memiliki nilai tambah pada

aspek-aspek ilmu keagamaan. Jurusan ini memiliki dua kompetensi, yakni bidang

linguistik dan sastra.

Tujuan dibentuknya jurusan BSI adalah menciptakan Sarjana Sastra yang

profesional, kompetitif, dan memiliki wawasan ke-Islaman yang tinggi, dan

berakhlaqul karimah.

2) Gelar: Lulusan jurusan BSI ini bergelar Sarjana Sastra (S.S).

3) Beban Sudi yang harus Diselesaikan:

Jumlah beban studi yang harus diselesaikan sebanyak 160 SKS dengan rincian: a)

Mata Kuliah Kompetensi Dasar (kurikulum nasional, institusi, fakultas) sebanyak

24 SKS (15,3%); b) Mata Kuliah Kompetensi Utama (mata kuliah prodi)

sebanyak 112 SKS (70%); c) Mata Kuliah Kompetensi Pendukung sebanyak 20

SKS (12,5%); dan d) Mata Kuliah Kompetensi Lainnya sebanyak 4 SKS (2,5%).

4) Sebaran Mata Kuliah:

Mata kuliah-mata kuliah yang jumlahnya terdiri atas 160 SKS disebarkan dalam

8 semester dengan rincian: semester 1 sebanyak 24 SKS, semester 2 sebanyak 24

SKS, semester 3 sebanyak 24 SKS; semester 4 sebanyak 24 SKS; semester 5

446

Page 245: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

sebanyak 22 SKS; semester 6 sebanyak 16 SKS; semester 7 sebanyak 16 SKS;

dan semester 8 sebanyak 10 SKS.

5) Deskripsi Mata Kuliah:

Mata kuliah-mata kuliah yang jumlahnya terdiri atas 160 SKS tersebut

dideskripsikan garis besarnya. Selain itu juga ada yang diikuti dengan setiap

pokok bahasan yang bisa dikatakan silabus, tapi tidak utuh karena hanya terdiri

atas deskripsi mata kuliah, materi pokok, dan buku rujukan saja, bahkan ada yang

hanya deskripsinya saja.

Berdasarkan data di atas, jelas menunjukkan bahwa sosok kurikulum prodi

BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung tidak utuh karena tidak

sesuai dengan komponen kurikulum yang terdiri atas: tujuan, isi, media/metode, dan

evaluasi. Apa yang ada pada data di atas hanya menyangkut sedikit tentang tujuan

dan juga sedikit tentang isi, sedangkan media/metode dan evaluasi sangat jelas

diabaikan sama sekali sepertinya dianggap tidak penting padahal ketercapaian

kompetensi mahasiswa sangat dipengaruhi banyak oleh penggunaan media/metode

dan sistem evaluasi.

Visi dan misi sama sekali tidak dibahas padahal ini sangat sensitif dan urgen

karena kemana prodi ini akan dibawa. Tidak dicantumkannya keempat komponene

secara utuh menggambarkan ketidakjelasan arah atau sasaran yang akan dicapai

prodi dalam menciptakan output-nya. Tujuan hanya tersirat pada tujuan didirikannya

prodi BSI saja, dan jurusan ini memiliki dua kompetensi, yakni bidang linguistik dan

sastra. Hal ini menggambarkan ketidakpahaman terhadap fokus dan wilayah kajian

BSI sebab wilayah kajian BSI itu terdiri atas: language courses (language skills dan

language aspects), Unguistic courses (micro linguistic dan macro linguistic),

447

Page 246: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

literature courses {history, works, dan critiques), bukan hanya pada bidang

linguistik dan sastra semata. Bahkan penguasaan terhadap language courses

(language skills dan language aspects) jauh lebih marketable dari pada linguistic

courses {micro linguistic dan macro linguistic), literature courses {history, works,

dan critiques) karena aspek bahasa yang terdiri atas keterampilan bahasa {listening,

speaking, reading. dan writing) dan aspek-aspek bahasa (prononciation, grammar,

dan vocabulary) banyak dicari pengguna, yakni skillful person dalam bahasa

Inggris.

Dari aspek isi, hanya menggambarkan deskripsi mata kuliah, materi pokok

(walaupun tidak semua), dan buku rujukan (walaupun tidak semua). Tujuan mata

kuliah sama sekali tidak tersirat, padahal ini penting karena kompetensi apa yang

semestinya mahasiswa capai ba'da perkuliahan selesai selama satu semester, sama

sekali tidak terbersit. Ini menggambarkan ketidakjelasan tujuan dan gambaran mata

kuliah yang disajikan. Ketidakjelasan ini menggambarkan ketidakjelasan arah prodi.

Dari semua gambaran di atas mengindikasikan bahwa kurikulum diterjemahkam

hanya sekumpulan mata kuliah semata (micro curriculum).

Yang lebih ironis lagi adalah tidak tercantumkannya media/metode

pembelajaran dan sistem evaluasi yang digunakan, padahal kedua aspek ini

merupakan komponen kurikulum yang sangat penting dan vital karena bagaimana

suatu materi itu disampaikan dan mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dari

mahasiswa, menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai

dengan materi tersebut. Sistem evaluasinyapun sama sekali tidak tercantum, padahal

untuk melihat ketercapaian kompetensi mahasiswa menggunakan evaluasi. Evaluasi

sangat penting untuk menakar kompetensi mahasiswa dalam semua ranah, baik

448

Page 247: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

kognitif, psikomotor, maupun afektif secara utuh. Evaluasi bukan hanya pada tataran

evaluasi hasil yang dewasa ini dilakukan oleh para dosen prodi BSI, yakni evaluasi

hasil (UTS dan U AS), akan tetapi digunakan evaluasi proses, sehingga semua

aktivitas mahasiswa betul-betul teramati dan terpotret.

b. Kondisi Objektif Implementasi Kurikulum Prodi BSI Pada Fakultas Adab dan Humaniora UINSGD Bandung

Sebagaimana dipaparkan pada poin sebelumnya bahwa dalam disain

kurikulum ttdak ada rumusan kompetensi dasar, utama, pendukung, dan kompetensi

lainnya dalam dokumen kurikulum program studi BSI, serta tidak terlihat keterkaitan

yang menjelaskan hubungan antara mata kuliah-mata kuliah yang ditetapkan dengan

dukungan pada keempat kompetensi tersebut dan pada standar kompetensi lulusan.

Demikian pula unsur-unsur yang khas dari program studi ini dan dukungan pada visi

dan misi lembaga menjadi tidak jelas. Hal ini tentunya merupakan suatu titik lemah

program studi yang relatif baru ini. Sebaiknya untuk memiliki daya saing diperlukan

suatu rumusan standar kompetensi yang khas dan spesifik. Selain itu, implementasi

kurikulum prodi BSI UIN SGD Bandung belum memiliki prosedur yang benar.

Implementasi kurikulum pada prodi BSI tidak dilakukan menurut aturan-aturan yang

seharusnya, seperti pembuatan perencanaan pembelajaran yang mencakup

pembuatan silabus, SAP, dan kontrak belajar dengan para mahasiswa.

Peranan dosen dalam pengembangan kurikulum masih terbatas, walaupun

dalam hal pengembangan dan penetapan materi, dosen diberi kewenangan yang

leluasa. Keterbatasan peran serta dosen dalam pengembangan kurikulum berdampak

pada tidak terpahaminya tujuan utama pengembangan kurikulum dan muncul

berbagai kesulitan dosen dalam perancangan dan implementasi kurikulum. Data

449

Page 248: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

penelitian menunjukkan bahwa 80% dosen tidak biasa membuat silabus dan 100%

sama sekali tidak pernah membuat SAP. Hal ini disebabkan dosen tidak diberi

informasi dalam hal bagaimana cara menyusun silabus dan SAP yang tepat, maka

sebagai akibatnya sebanyak 61.54% dosen merasa kesulitan, bahkan menurut

pengelola 100% dosen mengalami kesulitan dalam penyusunan silabus dan SAP.

Efek dari hal tersebut adalah dosen tidak mampu membuat silabus dan SAP sehingga

mereka mengajar tanpa silabus, apalagi SAP. Kalau demikian faktanya, bisa

diprediksi kualitas output-nya.

Dari aspek kualifikasi dosen juga masih diragukan. Menurut mahasiswa,

hanya (57.24%J dan dari pihak dosen (47.03%) menyatakan bahwa kualifikasi dosen

relatif cukup memadai selebihnya tidak memadai. Padahal posisi dosen dalam

implementasi kurikulum berbasis kompetensi memiliki peran yang strategis.

Akibatnya dapat diduga bahwa pembelajaran pun terlaksananya dengan cukup

memadai saja.

Dari sisi fasilitas atau sarana pendukung pembelajaran juga sangat tidak

memadai (mahasiswa dan dosen yang menyatakan sebanyak 75.32%). Kurang

memadainya laboratorium bahasa dan peralatan pendukungnya, perpustakaan yang

memiliki koleksi yang sesuai dan proporsional dengan jumlah mahasiswa, dan

ketiadaan native speaker yang handal akan menyebabkan proses pembelajaran

kurang optimal, sehingga mutu pembelajaran pun tidak memuaskan atau tidak

mencapai sasaran yang diharapkan. Ini adalah hambatan lain mengapa program studi

BSI tidak mampu menjalankan kurikulum berbasis kompetensi.

450

Page 249: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

c. Evaluasi Kurikulum pada Prodi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung D jati Bandung

Evaluasi dalam pengembangan kurikulum sama pentingnya dengan men­

desain dan mengimplementasikan kurikulum. Evalusi kurikulum yang ideal adalah

melakukan kajian atau penilaian terhadap desain kurikulum, evaluasi proses dan hasil

pembelajaran (implementasi), evaluasi terhadap sistem evalusi kurikulum itu sendiri.

Pentingnya kedudukan evaluasi kurikulum karena fungsi evaluasi itu sendiri

sebagai feedback (umpan balik) dalam mengukur tingkat efisisensi dan efektivitas

implementasi kurikulum, mengetahui bagaimana pengelolaan pendidikan yang

dilaksanakan pada program studi, gambaran tingkat pencapaian tujuan pendidikan

yang telah ditentukan. Apakah tujuan pendidikan tersebut telah tercapai secara

maksimal atau terdapat berbagai hambatan dalam proses implementasi tujuan

pendidikan tersebut, dan gambaran mengenai hasil belajar dan tingkat kompetensi

mahasiswa.

Dari keseluruhan kegiatan evaluasi kurikulum yang seharusnya dilakukan oleh

tim pengembang kurikulum, ternyata hanya melakukan evaluasi hasil belajar yang

diselenggarakan oleh para dosen. Kegiatan evaluasi lainnya tidak atau belum pemah

dilakukan secara resmi. Nampaknya, program studi BSI belum terbiasa melakukan

evaluasi terhadap kurikulum yang sedang berjalan.

Perhatian dosen terhadap kurikulum biasanya hanya pada saat perubahan

struktur mata kuliah yang dilakukan secara berkala. Kebiasaan untuk melakukan

evaluasi terhadap keseluruhan proses belajar mengajar seperti dalam pengembangan

tujuan pengajaran, bahan pelajaran yang menyangkut sekuens bahan ajaran, strategi

mengajar dan media mengajar, dan termasuk sistem evaluasi yang diterapkan jarang

451

Page 250: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dilakukan. Kesimpulan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa hanya beberapa dosen

saja yang membuat silabus dan tak pemah ada dosen yang membuat SAP dalam

melaksanakan pembelajaran.

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar, sebagai bagian dari evaluasi kurikulum juga

jarang dilakukan peninjauan. Bahkan terkadang, mengukur kompetensi tata bahasa

(grammar) diuji dengan tes lisan. Dari sudut ini saja menunjukkan bahwa dosen

tidak konsisten dalam menakar kemampuan mahasiswa. Bukti lainnya dari

ketidakadaan evaluasi kurikulum juga nampak dari penggunaan soal-soal yang tidak

melalui proses validasi dan reliabilitas soal.

Banyak lagi proses evaluasi yang tidak dilakukan, misalnya studi penelusuran

lulusan program studi. Studi penelusuran penyerapan lulusan program studi

sebenarnya sangat penting sebagai bagian dari evaluasi relevansi kurikulum.

d. Sumber Daya dan Sarana Pendukung

Hasil studi menunjukkan bahwa mahasiswa merasa belum disediakan fasilitas

pembelajaran dan pendapat ini disepakati oleh 75.32% responden. Kenyataan ini

menjadi salah satu jawaban mengapa kurikulum berbasis kompetensi pada program

studi BSI tidak terlaksana dengan baik. Namun demikian, ada juga kesan

kontradiktif, menurut pengelola, sarana laboratorium bahasa bisa dikatakan sangat

lengkap. Laboratorium ini terbilang masih baru dan cukup memadai untuk digunakan

dalam proses belajar mengajar untuk mata kuliah-mata kuliah tertentu seperti

Ustening dan speaking, prose, dan semacamnya. Namun menurut mahasiswa hal

tersebut dianggap kurang memadai. Hal ini diduga karena banyaknya kelas dari

berbagai jurusan terutama fakulktas Tarbiyah yang memiliki prodi Pendidikan

452

Page 251: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Bahasa Ingris dan Bahasa Arab dengan jumlah kefas per-angkatan lebih banyak

dibandingkan dengan prodi-prodi yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora yakni

Bahasa dan Sasatra Arab (BSA), Bahasa dan Sasatra (BSI), Terjemah Bahasa Inggris

(TBI), Terjemah Bahasa Arab (TBA), dan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI), yang

menyedot waktu dan intensitas penggunaan laboratorium. Hal ini mengakibatkan

penggunaannya masih belum optimal.

Perpustakaan universitas juga dinilai cukup banyak dilihat kuantitas bukunya,

tetapi sangat masih terbatas bagi buku-buku yang khusus berhubungan dengan prodi

BSI atau dianggap belum cukup bahkan cenderung belum ada. Artinya bahwa

pengadaan buku harus proporsional atau sesuai dengan kebutuhan masing-masing

prodi, khususnya prodi-prodi umum termasuk prodi BSI. Karena buku-buku yang

bicara tentang keterampilan bahasa masih sangat langka, juga buku-buku tentang

aspek-aspek bahasa, apalagi tentang linguistik dan sastra Inggris yang hampir tidak

ada, maka konsekuensinya para mahasiswa jarang mengunjungi perpustakaan.

Sarana, media dan alat peraga di dalam kelas, serta sumber belajar lainnya

perlu direncanakan. Sumber belajar dalam arti sempit misalnya buku-buku atau

bahan-bahan tercetak lainnya. Kelompok sumber belajar dalam arti yang sempit

lainnya adalah semua sarana pengajaran yang menyajikan pesan secara auditif

maupun visual saja seperti OHP, slides, video, film dan perangkat keras lainnya.

Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar mengacu pada pendapat Egdar

Dale (Sudjana dan Rivai, 2003; 80) yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah

sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian ini menjadi sangat luas maknanya,

seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagai sumber

belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Menurut

453

Page 252: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Edgar Dale, pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan

menurut jenjang kerucut pengalaman (cone of experience).

' Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan sumber belajar adalah mengikuti

pendapat Sudjana dan Rivai yang dibedakan sumber belajar berdasarkan cara

pengembangannya yaitu learning resources by design dan learning resources by

utilization. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) misalnya

buku, brosur, ensiklopedi, tape, OHP, slides, film, video, dan CD interaktif.

Sedangkan learning resources by utilization adalah sumber belajar yang

dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa

segala macam sumber belajar yang ada di sekeliling kita. Sumber belajar itu tidak

dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan belajar, misalnya informasi di

surat kabar, internet, pasar, toko, museum, tokoh masyarakat, gunung, sungai, awan,

dan lain-lain.

Adapun pengelompokkan sumber belajar berdasarkan jenisnya terdiri dari

pesan, manusia, bahan, peralatan, teknik/metode, dan lingkungan (setting). Keenam

jenis tersebut, masing-masing dibedakan atas sumber belajar yang dirancang

{learning resources by design) dan sumber belajar yang tidak dirancang tetapi

dimanfaatkan (learning resources by utilization). Dengan kriteria sumber belajar di

atas, apakah program studi dan atau dosen telah melakukan perancangan?

Berdasarkan hasil penelitian, program studi BSI belum sampai pada kegiatan

penyediaan sumber belajar untuk kelancaran implementasi kurikulum.

454

Page 253: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

e. Kompetensi Lulusan dan Tuntutan Dunia Kerja

Prinsip relevansi dalam pengembangan kurikulum sebagaimai

dijelaskan sangat penting. Relevansi yang mengacu pada dunia kerjiiPsdaakiU;

relevansi ke luar. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang

tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan

perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan mahasiswa untuk dapat hidup

dan bekerja dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, misalnya dengan Kepala

Seksi Promosi Disbudpar Kota Bandung, ketika ditanya tentang tingkat penguasaan

kompetensi alumni BSI, dijawab dengan nada sumbang. Intinya, responden

mengatakan bahwa alumni Sastra Inggris dari UIN relatif kurang percaya diri untuk

bicara bahasa Inggris, apalagi dengan orang asing. Dengan waktu 4 tahun kuliah

pada jurusan BSI UIN SGD Bandung ternyata tak cukup untuk terampil berbahasa

Inggris. Bagian Promosi ini garapannya adalah promosi tentang pariwisata baik

untuk touris domestik ataupun asing. Untuk promosi kepada para touris asing dari

mancanegara tentu saja bahasa Inggris menjadi kebutuhan utama, dan alumni BSI

UIN Sunan Gunung Djati ini diharapkan mampu untuk menjadi penerjemah bagi

mereka yang meminta informasi tentang objek wisata atau hal lain ke kantor kami.

Tapi menurut pengamatannya, alumni UIN dimana telah 8 bulan bekerja disini,

masih kurang percaya diri ketika dihadapkan dengan orang-orang asing. Dia kadang

seperti menghindar kalau ada orang asing untuk meminta informasi. Memang, dia

pindahan dari Dispenda, nampaknya dia dipindahkan karena ijasahnya sastra Inggris

dan disesuaikan dengan bidangnya.

455

Page 254: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Hasil interview dengan Dekan Fakultas Sastra Universitas Al Ghifari

(UNVARI) menunjukkan bahwa alumni BSI dinilai cukup memadai dalam

berbahasa Inggris dan penguasaan sastranya, makanya 5 orang alumni BSI yang

mengajar di sana memegang mata kuliah yang berhubungan dengan linguistik dan

sastra. Dia menambahkan bahwa mungkin karena bukan dari fakultas atau jurusan

pendidikan, sepertinya dalam hal metodologi pengajaran saja yang dianggap kurang.

Demikian pula wawancara yang dilakukan dengan Dekan Fakultas Sastra Universitas

Sebelas April Sumedang (UNSAP), dimana beliau juga mengomentari hal yang

sama, yakni alumni BSI yang mengajar disana sebanyak 1 orang mempunyai

wawasan penguasaan linguistik dan sastra yang bagus serta keterampilan bahsanya

pun dianggap bagus, kekurangannya ada pada tataran didaktik metodik.

Tuntutan kompetensi dari perusahaan penerbit Nuansa Cendekia tidak

memberi tanggapan secara langsung tetapi nadanya menuntut kompetensi

menterjemahkan atau mengedit buku-buku terjemahan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia. Kualitas kedua bahasanya harus sama, yakni bahasa sumber

(Indonesia) dan bahasa target (Inggris). Ini sangat dibutuhkan, karena ini penerbit

berbahasa Indonesia, saya kira bukan hanya keterampilan berbahasanya saja yang

dibutuhkan tetapi juga pengetahuan yang luas dimana kebiasaan membaca yang

diperlihatkannya menjadi modal sebagai editor, baik pengetahuannya maupun

bahasanya.

2. Sosok Kurikulum Prodi BSI yang Dikembangkan

Sosok kurikulum prodi BSI Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD

Bandung dikembangkan melalui hasil analisis kebutuhan yang digali dari berbagai

456

Page 255: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

unsur/khalayak, antara lain: dosen, mahasiswa, alumni, pengguna (user), dan

stakeholders secara eksplisit telah dibahas pada subbab ini sebelumnya, namun untuk

melihat secara garis besarnya sosok kurikulum prodi BSI yang dikembangkan

secara garis besarnya berisikan: ]) visi, misi, dan konstribusi; 2) tujuan yang berisi:

standar kompetensi lulusan, rumusan kompetensi: kompetensi dasar beserta

subkompetensinya, kompetensi utama beserta subkompetensinya, kompetensi

pendukung beserta subkompetensinya, dan kompetensi lainnya juga beserta

subkompetensinya; 3) Isi/materi yang berisikan: substansi kajian, penetapan nama

mata kuliah, penetapan waktu dan bobot SKS, struktur kurikulum dan sebaran mata

kuliah, dan merumuskan silabus dan SAP; 4) Media/metode pembelajaran yang

berisikan: media/sumber pembelajaran, kegiatan pembelajaran, pendekatan, strategi,

dan metode pembelajaran; 5) Evaluasi, yang mencakup penilaian proses dan hasil

belajar.

Melihat disain kurikulum prodi BSI yang dikembangkan maka nampaknya

cenderung merujuk kepada model transmisi yang dikembangkan oleh Seiler dan

Miller (1985: 51) yakni competency-based education (C.B.E) di mana tujuannya

adalah mengembangkan kompetensi-kompetensi melalui strategi-strategi

pembelajaran yang khusus. C.B.E. memfokuskan pada mengidentifikasi tujuan-

tujuan yang terukur, menemukan suatu perencanaan pembelajaran yang tepat, dan

menilai dengan means of criterion-referenced tests yakni bagaimana agar mahasiswa

mampu mencapai kompetensi-kompetensi tertentu.

Karakteristik dari model transmisi ini adalah terlihat dari konteks, tujuan,

pengalaman belajar, peranan guru/dosen, dan sistem evaluasinya. Konteks yang

dimaksud adalah merefleksikan suatu paradigma atomistik dimana realita yang

457

Page 256: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

terjadi memfokuskan kepada perbedaan dan unsur-unsur yang terpisah. Dari

pandangan fi;safat, posisi ini masuk katagori empirisme, dari sudut pandang

psikologi masuk dalam behaviorisme, dari pendekatan politik masuk katagori

conservative economic theory, laissez-faire capitalism yang dikarakteristikan dengan

suatu pandangan atomistik ekonomi dan aktivitas sosial.

Dari segi tujuan, penguasaan pelajaran sekolah dan penanaman norma-norma

sosial mahasiswa merupakan tujuan utama dari posisi ini. Dari aspek pengalaman

belajar, mahasiswa diharapkan mempelajari fakta-fakta dan konsep-konsep yang

dihubungkan dengan subjek dan menguasai keterampilan-keterampilan kunci

tertentu. Mahasiswa bersikap aktif, dimana dia mereka mampu merespon situasi

pembelajaran yang terstruktur. Mereka juga diharapkan mampu mengadaptasi situasi

akademis, sosial, dan kerangka disiplin, dan mampu menyerap norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat. Dari aspek peranan gum atau dosen, guru atau dosen

cenderung memainkan peran langsung dalam proses belajar. Pembelajaran dalam

posisi ini sering bersifat deduktif, dengan mahasiswa merespon terhadap dosennya.

Dalam pembelajaran CBE, guru atau dosen merencanakan dan menyusun materi

sehingga setiap mahasiswa bisa mempelajari setiap unit tergantung kemampuannya.

Dalam mastery learning, dosen juga harus memberikan timbal-balik kepada

mahasiswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mudah.

Evaluasi seringkali berfokus pada tes-tes prestasi tradisional untuk

mengindikasikan bagaimana mahasiswa menguasai matakuliah tertentu. Tetapi,

dalam mastery learning, evaluasi formatif memainkan peranan penting, sehingga

kekurangan dalam pembelajaran bisa dikoreksi.

458

Page 257: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Selain itu, model kurikulum ini masuk juga dalam kategori enactment, yang

merupakan gabungan antara fidelity dan mutua! adaptive. Fidelity merupakan model

kurikulum yang dilaksanakan apa adanya atau secara keseluruhan, dan tugas

guru/dosen hanya sebagai implementer atau pelaksana. Mutual adaptive merupakan

model kurikulum yang memfokuskan pada penyesuaian yang timbal balik antara

dosen, mahasiswa, dan masyarakat. Enactment ini ditujukan untuk mencapai hasil

seoptimal mungkin.

3. Hasil Implementasi Kurikulum Prodi BSI

Hasil implementasi kurikulum prodi BSI yang dilakukan terhadap 7 kelas

dari 3 angkatan yang diawali dengan uji coba terbatas, lebih luas dan eksperimen

dengan melalui uji validasi menunjukkan hasil yang diperoleh dari kegiatan

penelitian ini adalah kurikulum prodi BSI pada Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri UIN SGD Bandung. Kurikulum tersebut berupa: a) Visi,

Misi, dan Konstribusi; b) Tujuan dan Kompetensi lulusan Program Studi; c) Struktur

Kurikulum; dan d) Silabus mata kuliah-mata kuliah yang tergabung dalam rumpun

Mata Kuliah Kompetensi Utama {MKKU) serta contoh beberapa SAP.

Adapun untuk keperluan ujicoba dan validasi implementasi kurikulum dalam

kegiatan penelitian disusun silabus dan SAP dan dilakukan kegiatan pembelajaran

dengan mengimplementasikan mata kuliah menulis (writing): paragraph writing,

Essay Writing dan Creative Writing yang termasuk rumpun MKKU.

Dengan menggunakan bantuan program SPSS 11 diperoleh hasil analisis data

sebagai berikut:

459

Page 258: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

1) Kelas Ujicoba Terbatas

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t dependent sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a = 0.05 (uji dua pihak, 'Aa = 0.025) diperoleh t h i t a n g = -6.952.

Sedangkan ttabei = ±2.045, s e h i n g g a - t M < t ^ < + t M , dan HQ ditolak. Hal ini

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang dilakukan

dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

2) Kelas Uji Coba Lebih Luas I

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t dependent sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada taraf

signifikansi a= 0.05 (uji dua pihak, Via = 0.025) diperoleh betung = -7.375.

Sedangkan W, - ±2.045, sehingga - t l a b e l < t^ < + t M , dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang dilakukan

dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

3) Kelas Uji Coba Lebih Luas 2

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t dependent sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a = 0.05 (uji dua pihak, Vta = 0.025) diperoleh t m t u n g = -13,157.

460

Page 259: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

Sedangkan Wi = ±2.048, sehingga - t ^ < < + 1 ^ , , dan Hn ditolak. Hal ini

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest dan

postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang dilakukan

dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa.

4) Uji Validasi: Hasil Posttest Eksperimen dan Posttest Kontrol Pertama

Bersadarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t independent sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a= 0.05 {uji dua pihak, lAct = 0.025) diperoleh thitung = 0.76.

Sedangkan W, = ±2.021, sehingga - t t a b d < t^ < + t r a b e ! , dan Hn diterima.

Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai

rata-rata prestest dan postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan

pembelajaran yang dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa. Setelah

ditelaah berdasarkan tingkat kepercayaan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan

pengaruh dapat terjadi pada tingkat kepercayaan 64.3%.

5) Uji Validasi: Hasil Posttest Eksperimen dan Posttest Kontrol Kedua

Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperolah hasil perhitungan dengan

menggunakan uji-t independent sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi a= 0.05 (uji dua pihak, Via = 0.025) diperoleh tarung = 1.515.

Sedangkan W, = £2.021, sehingga -tM< t H n i n e <+tM, dan Hn diterima. Hal ini

berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata prestest

461

Page 260: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

dan postest, dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan pembelajaran yang

dilakukan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa. Setelah ditelaah berdasarkan

tingkat kepercayaan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh dapat terjadi

pada tingkat kepercayaan sekitar 85%.

Berdasarkan hasil ujicoba secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hasil

ujicoba dan uji validasi kurikulum yang telah dikembangkan penulis sesuai dengan

aturan dan prosedur yang berlaku telah menunjukkan hasil yang menggembirakan,

walaupun perbedaannya baru terlihat signifikansinya antara 64% - 85%. Namun

demikian, hal ini bisa dijadikan entry point yang baik bagi upaya pengembangan

kurikulum di masa yang akan datang.

4. Keunggulan dan Keterbatasan Kurikulum Prodi BSI yang Dikembangkan

a. Keunggulan Kurikulum Prodi BSI yang Dikembangkan

Terdapat beberapa keunggulan dari kurikulum prodi BSI yang telah

dikembangkan, antara lain:

1) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan.

2) Kurikulum yang dikembangkan diawali dengan merumuskan terlebih dahulu a)

visi, misi, dan konstribusi; b) tujuan: standar kompetensi lulusan, rumusan

kompetensi, standar kompetensi dan kompetensi dasar; c) merumuskan isi:

substansi kajian, penetapan nama mata kuliah, waktu, jumlah SKS, dan

merumuskan silabus dan SAP; d) merumuskan media/metode pembelajaran; dan

e) sistem evaluasi.

462

Page 261: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

3) Memungkinkan dikembangkannya mata kuliah baru yang sebelumnya tidak ada

dalam kurikulum, disebabkan perumusan bidang kajian membawa dampak pada

ruang lingkup dan kedalaman materi dari suatu mata kuliah yang dikembangkan.

4) Silabus yang berisi informasi yang lengkap tentang suatu mata kuliah membawa

dampak pada pembelajaran yang sistematik. Artinya, baik dosen maupun

mahasiswa memiliki target-target dan dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan

sesuai dengan kompetensi yang diharapkan untuk dicapai, pengalaman belajar

yang dikembangkan melalui berbagai pendekatan/ strategi/ metode, sumber-

sumber yang dapat dioptimalkan, serta sistem evaluasi yang digunakan.

5) Kejelasan yang diperoleh mahasiswa khususnya, menuntut kesiapan belajar dan

memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana suatu perkuliahan itu akan

dijalani. Kejelasan ini juga akan menjadi "kontrak belajar" antara dosen dan

mahasiswa sehingga dapat saling mengingatkan.

b. Keterbatasan Kurikulum Prodi BSIyang Dikembangkan

Sedangkan keterbatasan yang menjadi permasalahan dalam pengembangan

kurikulum yang telah dilakukan, antara lain:

1) Memerlukan cukup banyak waktu untuk menggali informasi dan merumuskan

kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan para lulusan dan

masyarakat pengguna (user).

2) Penyusunan kurikulum memerlukan waktu yang luang, tenaga yang banyak, dan

biaya yang besar.

3) Kurikulum harus disusun dan dikembangkan oleh suatu tim yang solid.

463

Page 262: bab iv kondisi objektif implementasi kurikulum dan pengembangan

4) Penyusunan silabus yang berisi gambaran lebih menyeluruh tentang mata kuliah

yang akan dikembangkan memerlukan waktu penyusunan dan pemikiran yang

lebih menguras tenaga. Apalagi tanpa didukung oleh kemampuan profesional

dosen yang memadai dan biaya yang tidak mencukupi.

464