33
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lukasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTs Miftahul Jannah Mangkatip Kabupaten Barito Selatan Madrasah Tsanawiyah Miftahul jannah Mengkatip di dirikan sejak 42 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 14 april 1968, yang di gagas dalam bentuk yayasan dengan nama kepemilikan yang diketahui bernama H. Daber yang hingga kini masih menjabat sebagai Ketua Yayasan pada madrasah tersebut. 1 Status Madrasah Tsanawiyah Miftahul Jannah Mangkatip sekarang ini adalah terakreditasi berdasarkan SK dari Kanwil Depag No. Kw 15.04/4/MTs/008/2007 tanggal 10 September 2007 dengan Nomor Stasistik Madrasah (NSM) 12126204001. 2 2. Lokasi Madrasah Lokasi Madrasah ini berada di Daerah Aliran Sungai (DAS ) Barito, yaitu sekitar 100 meter dari sungai barito, tepatnya beralamat dijalan Puskesmas RT. 07 No. 359 dengan kode pos 73762. Didirikan di atas tanah 1 Wawancara dengan SS, 2 Oktober 2014 di rumah SS 2 Dokumentasi, 3 Oktober 2014 di ruang kantor MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/128/5/BAB IV (AR).pdf · 37 c. Wali Kelas Wali kelas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan

  • Upload
    hoangtu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lukasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTs Miftahul Jannah Mangkatip Kabupaten Barito

Selatan

Madrasah Tsanawiyah Miftahul jannah Mengkatip di dirikan sejak 42

tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 14 april 1968, yang di gagas dalam

bentuk yayasan dengan nama kepemilikan yang diketahui bernama H. Daber

yang hingga kini masih menjabat sebagai Ketua Yayasan pada madrasah

tersebut.1

Status Madrasah Tsanawiyah Miftahul Jannah Mangkatip sekarang ini

adalah terakreditasi berdasarkan SK dari Kanwil Depag No. Kw

15.04/4/MTs/008/2007 tanggal 10 September 2007 dengan Nomor Stasistik

Madrasah (NSM) 12126204001.2

2. Lokasi Madrasah

Lokasi Madrasah ini berada di Daerah Aliran Sungai (DAS ) Barito,

yaitu sekitar 100 meter dari sungai barito, tepatnya beralamat dijalan

Puskesmas RT. 07 No. 359 dengan kode pos 73762. Didirikan di atas tanah

1 Wawancara dengan SS, 2 Oktober 2014 di rumah SS

2 Dokumentasi, 3 Oktober 2014 di ruang kantor MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

34

seluas 1500 meter persegi dan luas bangunannya adalah 633 meter persegi.

dan klasifikasi gedung adalah semi permanen.3

3. Latar Belakang Berdirinya MTs Miftahul Jannah Mangkatip

Adapun yang melatar belakangi berdirinya Madrsah Tsanawiyah

Miftahul Jannah Mangkatip adalah:

a. Meningkatkan kesadaran dan minat orang tua untuk memberi

Pendidikan bagi anak-anak mereka agar mampu berkembang menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

b. Adanya inspirasi dari masyarakat yang ingin mendirikan sebuah sekolah

tingkat menengah pertama yang bersifat Islami.4

4. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Miftahul Jannah Mangkatip tahun

2013/2014

Kurikulum adalah rancangan pengajaran yang akan di ajarkan atau

diterapkan kepada siswa. Adapun Kurikulum yang dipakai MTs Miftahul

Jannah Mangkatip adalah mengacu kepada Kurikulum sebagai pedoman

dalam pelaksanaan pengajaran.5

3 Observasi , 3 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

4 Wawancara dengan SS. 2 Oktober 2014 di rumah SS

5 Dokumentasi, 3 Oktober 2014 di ruang kantor MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

35

5. Keadaan Ketenagaan di MTs Miftahul Janah Mangkatip Tahun

2013/2014

Madrasah Tsanawiyah Miftahul Jannah Mangkatip memiliki 13

ketenagaan mulai dari guru sampai dengan kariyawan. Para tenaga kerja

tersebut baik guru maupun karyawan diberi tugas sesuai dengan Pendidikan

dan keterampilan yang di milikinya. Berikut ini disajikan tugas-tugas

ketenagaan di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Jannah Mangakatip.6

a. Kepala Madrasah

Kepala Madrasah mempunyai tanggung jawab memimpin

pelaksanaan administrasi dan seluruh kegiatan pendidikan maupun

pengajaran, yaitu antara lain:

1) Kepala Madrasah Sebagai Edukator

Kepala Madrasah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan secara efesien.

2) Kepala Madrasah Sebagai Menejer

Kepala Sekolah sebagai menejer mempunyai tugas dalam menyusun

perencanaan, mengorganisasi kegiatan, mengarahkan kegiatan,

mengkoordinasi kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan

evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijakan, mengatur proses

belajar mengajar mengatur administrasi ketatausahaan, anak didik,

6 Wawancara dengan SS. 2 Oktober 2014 di rumah SS.

36

ketenagaan, sarana dan prasarana, mengatur hubungan madrasah

dengan masyarakat dan instansi terkait.

3) Kepala Madrasah sebagai Supervisor

Kepala Madrasah sebagai supervisor bertanggung jawab dalam hal

proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan

ekstrakurikuler, kegiatan tatausaha, sarana dan prasarana.7

b. Wakil Kepala Madrasah

Wakil Kepala Madrasah membantu Kepala Madrasah dalam

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Wakil Kepala Madrasah bertugas menyusun perencanaan, membuat

program kegiatan dan pelaksanaan program;

2) Wakil Kepala Madrasah mengorganisasi ketenagaan, pengarahan,

pengawasan dan penilaian;

3) Wakil Kepala Madrasah mengidentifikasi dan pengumpulan data

penyusunan laporan;

4) Wakil Kepala Madrasah mengatur dan melaksanakan kurikulum.8

7Dokumentasi , 3 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

8Dokumentasi , 3 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

37

c. Wali Kelas

Wali kelas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan sebagai berikut:

1).Pengelolaan kelas;

2).Penyelenggaraan administrasi kelas yang meliputi; tempat duduk anak

didik, daftar pelajaran, daftar piket, buku absensi dan tata tertib anak

didik;

3).Penyusunan pembuatan statistik bulanan anak didik;

4).Pengisian dan pembagian buku laporan hasil belajar anak didik.9

d. Guru

Tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut:

1) Membuat perangkat program pengajaran;

2) Melaksanakan kegiatan program pembelajaran;

3) Melaksanakan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir, mengisi

daftar nilai anak didik;

4) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik.10

9Dokumentasi , 4 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

10Dokumentasi , 4 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

38

Siswa

f. Tata Usah

Tata usaha madrasah mempunyai tugas untuk:

1) Melaksanakan ketatausahaan Madrasah;

2) Bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan

yang terkait dengan penyusunan program, pengelolaan keuangan,

administrasi ketenagaan anak didik, menyusun data statistik madrasah,

perlengkapan Madrasah, dan memberikan laporan pelaksanaan kegiatan

kepengurusan tata usaha secara berkala.11

Hubungan kerja ketenagaan dapat dilihat pada struktur organisasi berikut ini:

STRUKTUR ORGANISASI MTS MIFTAHUL JANNAH MANGKATIP

KABUPATEN BARITO SELATAN

11

Dokumentasi , 4 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip.

Kepala Madrasah

Dra. Siti Salmah

Wakil Kepala Madrasah

Tamjidinoor. S. Pdi

Ketua Komite

M. Samsu Abdulah

KA. UR. Kesiswaan

Jumadi, S.Ag

KA. Tata Usaha

Hadi

KA.UR. Kurikulum

Suwarno S.Pd.I

Dewan Guru

39

Sumber: Dokumentasi, 4 Oktober 2014, di MTs Miftahul Jannah Mangkatip.12

6. Keadaan Guru di MTs Miftahul Janah Mangkatip tahun 2013/2014

Guru yang mengajar di MTs Miftahul Jannah Mengkatip adalah

sebanyak 13 orang.13

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 2

KEADAAN TENAGA PENGAJAR PADA MTS MIFTAHUL JANNAH

MANGKATIP TAHUN 2013/2014

No Nama/NIP Status Mengajar mata

pelajaran

Pendidikan

terakhir

1 Dra. Siti Salamah Honor Molok /SKI S1 Peradilan

2 Jumadi, S.Ag

1973020504220061021

PNS PPkn/Akidah akhlak S1 PAI

3 Pawiyah, A.Ma

1972210042005012006

PNS Biologi/IPS D II PGSD

4 Mahmudah ,S.Pd.I

150430191

PNS TIK/Seni budaya S1 PAI

5 Norlaila S.Ag PNS Bahasa Indonesia S1 Peradilan

6 Ardiansyah S.Pd.I Honor Fisika S1 Fisika

7 Pa’I S.Pd Honor Mate matika S1Matematika

8 Riduan Iman Honor Bahasa Arab SLTA

9 Hadianto Honor Penjaskes/ TU SLTA

10 Suwarno S.Pd.I Honor Fisika/matematika S1 PAI

11 Tamzidinoor.S.Pd I Honor Fikih S1 PAI

12 Norfaridah A.Ma. Pd Honor Bahasa Inggris S1 B. Inggris

13 Hj. Saniah A. Ma Honor Quran Hadist D II PGSD14

12

Dokumentasi , 4 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip 13

Observasi, 4 Oktober 2014 di ruang kantor MTs Miftahul Jannah Mangkatip. 14

Dokumentasi , 4 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

40

7. Keadaan siswa MTs Miftahul Jannah Mangkatip tahun 2013/2014

Keadaan siswa MTs Miftahul Jannah Mangkatip tahun ajaran

2013/2014 berjumlah 142 orang yang terdiri dari 57 orang laki-laki dan 85

orang perempuan.15

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa MTs

Miftahul Jannah Mangkatip dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 3

KEADAAN SISWA MADRASAH TSANAWIYAH 1 MIFTAHUL

JANNAH MANGKATIP TAHUN 2013/2014

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 10 orang 20 orang 30 orang

2 VIII A 12 orang 21 orang 33 orang

3 VIII B 17 orang 17 orang 34 orang

4 IX 13 orang 12 orang 25 orang

5 IX 5 orang 15 orang 20 orang

Total 57 orang 85 orang 142 orang16

8. Sarana dan prasarana MTs Miftahul Jannah Mengkatip tahun

2013/2014

Dalam rangka mencapai target kualitas sekolah yang bermutu, tentunya

tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung yang berupa sarana dan

prasarana yang memadai. Untuk pencapaian target tersebut, sarana dan

prasarana yang terkait haruslah bisa mendayagunakan secara efektif dan

efesien. Terkait dengan sarana dan prasarana, tentunya tidak bisa dilupakan

pula perekrutan personil-personil yang ahli dalam bidang sarana dan prasarana

15

Observasi, 6 Oktober 2014 di ruang kantor MTs Miftahul Jannah Mengkatip. 16

Dokumentasi , 6 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

41

penunjang perkembangan madrasah. Sarana dan prasarana ini dapat berupa

gedung, peralatan kantor, dan sebagainya.

Adapun sarana dan prasarana yang ada di MTs Miftahul Jannah

Mangkatip meliputi, empat ruang kelas, satu ruang tata usaha, satu ruang

Kepala Madrasah, sau ruang perpustakaan dan satu ruang kantor.17

TABEL 4

DAFTAR RUANGAN YANG ADA DI MADRASAH TSANAWIAYAH

MIFTAHUL JANNAH MANGAKATIP

No Jenis Bangunan Jumlah

1 Ruang kelas 4 ruangan

2 Ruang Tata Usaha 1 ruangan

3 Ruang Kepala madrasah 1 ruangan

4 Ruang Kantor 1 ruangan

5 Ruang Perpustakaan 1 ruangan18

17

Dokumentasi , 6 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip 18

Dokumentasi , 6 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

42

Setiap ruang yang ada di MTs Miftahul Jannah Mangkatip memiliki

beberapa perlengkapan, seperti, meja, kursi, lemari, kumpoter, jam dinding,

papan tulis, mesin pemotong rumput, sapu, bak sampah dan lonceng, untuk

lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana di MTs Miftahul Jannah

Mangkatip dapat dilihat pada tabel berikut ini

TABEL 5

DAFTAR PERLENGKAPAN MADRASAH TNAWIAYAH MIFTAHUL

JANNAH MANGAKATIP

No Jenis Perlengkapan Jumlah

1 Komputer 1 unit

2 Mesin Ketik 1 unit

3 Lemari 6 buah

4 Meja Guru 10 buah

5 Kursi Guru 10 buah

6 Kursi tamu 8 buah

7 Meja siswa 170 buah

8 Kursi Siswa 164 buah

9 Papan Tulis 6 buah

10 Jam Dinding 5 buah

11 Lonceng 1 buah

12 Mesin potong rumput 1 buah

13 Sapu 6 buah19

19

Dokumentasi , 6 Oktober 2014 di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

43

9. Profil Guru Fikih

Nama : Sowarno, S. Pd.I

TTL : Mengkatip tanggal 12- 04-1985.

Anak ke : Anak kedua dari enam bersaudara,

Alamat : Jl. Mangkatip RT 11 Kec. Dusun Hilir

Pendidikan : Sarjana SI STAIN Palangkaraya

Tahun lulus : Tahun 2012,

Jabatan : Guru di MTs Mangkatip Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten

Barito Selatan yang beralama. JL. Puskesmas RT. 07, beliau

menjabat sebagai guru fikih kelas VII. Sedangkan status

beliau belum menikah20

.

B. Penyajian Data dan Analisis Data

Data yang disajikan disini merupakan hasil penelitian dilapangan dengan

menggunakan teknik-teknik penggalian data yang telah ditetapkan, yaitu

observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini disajikan

dalam bentuk uraian yang disertai dengan keterangan-keterangan dan telah

disesuaikan dengan urutan permasalahan.

20

Wawancara dengan bapak SW 6 Oktober 2014 di rumah

44

1. Penerapan Demonstrasi pada meteri shalat berjam’ah kelas VII MTs

Miftahul Jannah Mangkatip Kabupaten Barito Selatan

Penerapan metode demonstrasi di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

menjadi sebuah pilihan yang diterapkan dalam proses belajar mengajar

Pendidikan Agama Islam dengan mata pelajaran Fikih, dengan materi shalat

berjama’ah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak SW selaku guru fikih

penulis menanyakan tentang bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan

dalam pembelajaran fikih dengan materi shalat berjama’ah di MTs Miftahul

Jannah Mangkatip Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan. Beliau

mengatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran fikih pelaksanaannya saya

menggunakan metode yang disesuaikan dengan materi yang akan

dibahas serta disesuaikan dengan situasi dan kundisi siswa serta sekolah.

Karena pelajaran fikih di MTs Miftahul Jannah dengan materi sholat

berjama’ah, saya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan

demonstrasi. Sebab metode tersebut yang sesuai dengan materi yang

akan saya ajarkan nantinya21

.

Selanjutnya penulis juga menanyakan kepada kepala sekolah yang

berinisial SS, metode apa saja yang dipakai oleh guru fikih:

Dalam pelaksanaan pembelajaran fikih yang saya liat bahwa guru

fikih tersebut menggunakan metode demonstrasi, karena menurutnya

metode tersebut sangat membantu disamping metode ceramah dan tanya

jawab22

.

21

Wawancara dengan bapak SW 6 Oktober 2014 di rumah 22

Wawancara dengan Kepala Sekolah SS 6 Oktober 2014 di rumah

45

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis di atas yang

menyatakan bahwa ketika mengajar mata pelajaran fikih yang berkenaan

dengan pokok bahasan tertentu, dalam hal ini adalah shalat berjama’ah, selain

disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab yang penting lagi

adalah dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena dengan metode

demonstrasi siswa lebih bisa mengerti, memahami, melihat secara langsung

tentang suatu proses jalannya kegiatan, sehingga siswa bisa langsung

mempraktekkan dan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan

dimasyarakat sehingga siswa akan lebih terkesan terhadap materi yang

diajarkan sebagai pengalaman belajar.

Selain itu dari hasil pengamatan penulis, pada saat pelaksanaan

pembelajaran. Guru fikih, selain menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab, juga lebih menekankan kepada metode demonstrasi. Karena dengan

menggunakan metode demonstrasi siswa lebih cepat untuk memahami dan

mengerti apa yang disampaikan oleh guru, sebab siswa dapat melihat secara

langsung pelaksanaan pembelajaran tersebut yaitu dalam hal tata cara sholat

berjama’ah, sehingga siswa bisa langsung mengaplikasikan dalam

kehidupannya serta memberi pengalaman kepada siswa.23

Penerapan metode demonstrasi sebagai salah satu alat untuk mencapai

tujuan pengajaran pendidikan tentunya tidak lepas dari peran guru, sebagai

sosok pendidik dan pasilitator dalam proses belajar mengajar, dan lebih tahu

23

Observasi Saat Proses Pembelajaran Pada Tanggal 9 Oktober 2014 di mosalla

46

bagaimana ia bisa melaksanakan tugasnya dengan baik khususnya dalam

mengajar tentang fikih, dan ia juga tahu bagaimana langkah-langkah dalam

pelaksanaan metode demonstrasi. Sebagaimana yang dikatakan bapak SW

selaku guru fikih;

Sebelum memulai demonstrasi maka langkah-langkah yang perlu

kami siapkan agar siswa siap dalam menerima materi yang akan

disampaikan yaitu. Menyiapkan meteri yang akan didemonstrasikan,

menyiapkan sarana prasarana atau media yang dipakai dalam

menyampaikan materi kepada siswa sebelum dilaksanakan demonstrasi,

memberikan kesempatan kepada beberapa siswa secara bergantian untuk

mendemonstrasikan materi yang berkenaan dengan ibadah seperti sholat

berjama’ah.24

.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis, dapat dipahami bahwa

guru fikih sebelum memulai demonstrasi terlebih dulu mempersiapkan

langkah-langkah dalam pelaksanaan demonstrasi ini, seperti menyiapkan

materi, menyiapkan sarana prasarana, memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mendemonstrasikan materi yang di ajarkan dengan cara bergantian.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, guru fikih sebelum

melaksanakan pembelajaran guru menyiapkan beberapa hal yang penting

dalam proses jalannya demonstrasi yaitu, menyiapkan materi yang akan

disampaikan, menyiapkan sarana prasarana seperti mosalla, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan dengan cara bergantian

tentang materi sholat berjama’ah25

.

24

Wawancara dengan SW 6 Oktober 2014 di rumah 25

Observasi Saat Proses Pembelajaran Pada Tanggal 9 Oktober 2014 di mosalla

47

Sebelum mendemonstrasikan suatu materi atau topik yang akan

disampaikan kepada siswa, seorang guru tentunya menjelaskan terlebih

dahulu kepada siswa secara jelas tentang meteri tersebut. Hal ini untuk

mempermudah siswa dalam menangkap pesan yang akan disampaikan melalui

demonstrasi yang nantinya akan disampaikan oleh guru, adapun pertanyaan

penulis bagaimana penerapan demonstrasi ini di kelas VII MTs Miftahul

Jannah dapat di lihat dari hasil wawancara dengan guru SW sebagai berikut:

Saya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswa tentang

materi yang akan diajarkan. Apalagi tentang materi gerakan shalat

berjama’ah, dengan memberikan penjelasan akan membantu siswa

untuk lebih bisa memahami tentang gerakan shalat berjama’ah dan

sesekali mecontohkan gerakanya.26

.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru SW menyatakan sebelum

didemonstrasi, terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada siswa tentang

materi atau topik yang akan di berikan kepada siswanya, dalam hal ini di

nilainya sangat membantu dalam memperlancar dan mempermudah

pemahaman siswa tentang apa materi yang akan disampaikan atau

didemonstrasikan serta sesekali mencontohkanya.

Berdasarkan temuan penulis dilapangan melalui observasi, dalam

pelaksanaan pembelajaran pada materi shalat berjama’ah, sebelum

mendemonstrasikan tentang tata cara shalat berjama’ah. Guru menjelaskan

26

Wawancara dengan bapak SW, pada tanggal. 9 Oktober 2014

48

materinya terlebih dulu secara rinci agar siswa mudah memahaminya, setelah

siswa sudah mengerti baru guru dan siswa melakukan demonstrasi27

.

Dalam memberikan penjelasan tentunya tidak hanya guru yang menjadi

perhatian tetapi para siswa yang diberikan penjelasan. Maka dari itu penulis

juga menanyakan pendapat dan tanggapan dari beberapa siswa kelas VII MTs

Miftahul Jannah Mangkatip tentang pelaksanaan prosedur ini.

Berikut pernyataan informan yang berinisial NF tentang pelaksanaan

metode demonstrasi: “Biasanya bapak menjelaskan terlebih dahulu kepada

kami tentang pembelajaran yang akan kami praktekkan. Agar kami mudah

untuk memahami materinya”.28

Selanjutnya siswi NS juga menyatakan pendapatnya yang tidak jauh

berbeda dengan pernyataan di atas siswa sebelumnya dapat dilihat sebagai

berikut; “Iya bapak menjelaskan secara rinci tentang materi yang diajarkan

dan juga sesekali bapak mencontohkan gerakan sholat tersebut kepada

kami.”29

. Sementara itu juga siswa HI menambahkan pernyataannya tentang

pelaksanaan penerapan metode demonstrasi yaitu sebagai berikut: “Bapak

sering menjelaskan sambil memberikan contoh kepada kami, tentang tata cara

shalat berjama’ah”30

.

27

Observasi Saat Proses Pembelajaran Pada Tanggal 9 Oktober 2014 di mosalla 28

Wawancara dengan NF siswa, pada tanggal. 13 Oktober 2014 29

Wawancara dengan NS siswa, pada tanggal. 13 Oktober 2014 30

Wawancara dengan HI siswa, pada tanggal. 13 Oktober 2014

49

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru SW dan beberapa siswa,

dalam pelaksanaan pembelajaran guru SW terlebih dahulu menjelaskan materi

atau topik pembelajaran yang akan didemonstrasikan. Hal ini akan

mempermudah pelaksanaan demonstrasi nantinya, dan didalam menjelaskan

guru juga sesekali memberikan contoh gerakan shalat.

Berdasarkan temuan penulis dilapangan melalui observasi, dalam

pelaksanaan pembelajaran pada materi shalat berjama’ah, guru memberikan

penjelasan kepada siswa terlebih dulu tentang shalat berjama’ah dan sesekali

memperagakan kepada mereka.31

Dalam hal ini, pelaksanaan tata cara shalat berjama’ah terdapat

beberapa poin serta menjadi permasalah penulis yaitu sebagai berikut;

a. Mengatur Tata Cara Saf Dalam Shalat Berjama’ah

Sebelum dilaksanakannya shalat berjama’ah terlebih dulu imam

mengatur saf makmum dan memerintahkan makmum untuk meluruskan

serta merapatkan safnya agar shalat berjama’ah dapat diselenggarakan.

Hal ini yang melandasi pengaturan tata cara saf dalam sholat

berjama’ah yang dilaksanakan di mosalla, seperti yang dituturkan oleh

bapak SW selaku guru fikih sebagai berikut:

Di sini saya melaksanakan metode demonstrasi di dalam

mosalla Nurul Hikmah. Sebelumnya saya meperagakan terlebih dulu

menjelaskan materi tentang tata cara mengatur saf dalam shalat

berjama’ah dan di selingi dengan mencontohkannya setelah mereka

paham, baru saya meminta beberapa siswa untuk menjadi imam dan

31

Observasi pada tanggal 9 Oktober 2014

50

yang lain menjadi makmum. Kemudian memerintahkan imam untuk

mengatur saf, saya meliat imam mampu mengatur saf makmumnya

dengan semporna. Yaitu memerintahkan makmumnya untuk

merapatkan safnya.32

Selain dengan guru fikih, penulis juga melakukan wawancara kepada

siswa. Berikut ini di uraikan dari hasil wawancara dengan siswa di MTs

Miftahul Jannah. Bagaimana pendapat siswa tentang pelaksanaan metode

demonstrasi oleh guru SW dengan pokok bahasan tata cara pengaturan saf.

Berikut hasil wawancara dengan, NF, siswa kelas VII MTs Miftahul

Jannah Mangkatip, NF mengemukakan: “Iya, kami melakukan

pembelajaran di mosalla Nurul Hikmah, bapak menjelaskan dulu sambil

mencontohkan, baru kami memperagakannya”.33

Hal yang sama juga diungkapkan HI: “Bapak menjelaskan materinya

terlebih dulu setelah kami paham baru kami memperagakannya”.34

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis dapat memahami

bahwa guru melaksanakan metode demonstrasi di Mosalla Nurul Hikmah,

guru menjelaskan materinya. Setelah menjelaskan, guru tersebut meminta

beberapa siswa untuk menjadi imam dan yang lain menjadi makmum,

untuk mempraktekan tata cara mengatur saf. Dalam hal ini siswa kelas

VII MTs Miftahul Jannah, mampu memahami dan memperagakan cara

pengaturan safnya.

32

Wawancara dengan bapak SW duru fikih pada tanggal 13 Oktober 2014 33

Wawancara sama siswa NF kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 16 Oktober

2014 34

Wawancara sama siswa HI kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 16 Oktober

2014

51

Selain itu dari hasil pengamatan penulis, pada saat pelaksanaan

metode demonstrasi, guru memanfaatkan ruang Mosalla untuk tempat

praktikum, sedangkan dalam pelaksanaan guru menjelaskan terlebih dahulu

materi tentang tata cara pengaturan saf. setelah mereka mengerti, guru

langsung meminta kepada beberapa siswa untuk menjadi imam dan yang

lain menjadi makmum, pada saat memperagakan pengaturan saf siswa

mampu melaksankan dengan baik35

.

b. Pelaksanaan Cara Makmum Masbuk

Dalam shalat berjama’ah tentu terdapat makmum yang terlambat

datang disaat imam melaksanakan sholat satu raka’at atau lebih, kalau

makmum datang setelah niat maka makmum mengucapkan

takbiratulihram. Sedangkan ketika imam rukuk, ia harus langsung rukuk

untuk mengikuti imam.

Hal ini yang melandasi penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran fikih dengan materi tata cara makmum masbuk seperti yang

telah dituturkan oleh guru SW sebagai berikut:

Saya menggunakan metode demonstrasi dengan materi tata

cara makmum masbuk, di sini saya menyampaikan materi dengan

rinci serta memperagakannya kepada siswa, seperti makmum yang

tertinggal saat imam sudah niat. Kemudian saya meminta kepada

siswa untuk menjadi makmum masbuk dimana imam sudah berniat.

Maka dengan sigap makmum tersebut mengikuti imam dengan

takbiratulihram. Selanjutnya saya meminta kepada mereka cara

makmum masbuk disaat imam sudah rukuk, sesuai dengan

35

Observasi Pada Tanggal 16 Oktober 2014 di mosalla

52

penjelasan saya mereka yang sebagai makmum langsung rukuk

ketika melihat imam sudah dalam keadaan rukuk36

.

Selain dengan guru penulis juga menanyakan kepada siswa yang

dipilih menjadi informan penulis untuk mengetahui kebenarannya, penulis

menanyakan kepada NF, apakah guru fikih mengajar tentang tata cara

mekmum masbuk di demonstrasikan, berikut tutur dari NF sebagai berikut:

Iya, bapak SW sealalu memperagakan kepada kami pada setiap

materi yang iya ajarkan, di antaranya pelaksanaan cara makmum

masbuk. Kemudian memberi kesempatan kepada kami untuk

memperagakannya, mulai dari makmum terlambat satu raka’at atau

lebih dan seterusnya37

.

Kemudian penulis juga menanyakan kepada siswa yang lain yaitu

dengan NS, bagaimana pernyataannya dapat dilihat sebagai berikut:

“Bapak SW mengajarkan kami tentang sholat berjama’ah dengan materi

tata cara makmum masbuk selalu memperagakan atau mencontohkan

bagaimana gerakan makmum masbuk itu sendiri”.38

Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, dalam

proses pembelajaran, guru SW mengggunakan metode demonstrasi dengan

materi tata cara makmum masbuk, kemudian memberi kesempatan kepada

siswa untuk memperagakannya, seperti makmum terlambat satu raka’at

atau lebih, ketinggalan di saat niat, bahkan ketinggalan di waktu rukuk.

36

Wawancara dengan bapak SW selaku guru fikih pada tanggal 13 Oktober 2014 37

Wawancara sama siswa NF kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 16 Oktober

2014 38

Wawancara sama siswa NS kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 16 Oktober

2014

53

Setelah itu siswa mempergakan atau memparaktekkan proses

pembelajarannya39

.

c. Tata Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa

Di dalam tata cara mengingatkan imam yang lupa ada beberapa cara

yang harus diperhatikan ketika mendapatkan imam yang lupa bacaan atau

bilangan raka’atnya, dari hasil wawancara dengan bapak SW selaku guru

fikih menuturkan pendapatnya sebagai berikut:

Saya mengajarkan siswa bagaimana cara mengingatkan imam

yang lupa atau salah bacaan dan jumlah raka’at dalam shalat

berjama’ah. Dimana di dalam shalat berjama’ah yang imam sering

lupa yaitu dalam hal bacaannya, maka dari itu saya memerintahkan

siswa untuk menjadi imam, kemudian saya dan siswa yang lain

menjadi makmum. Di saat imam mulai membaca surah pendek

ternyata imam lupa dengan kelanjutan surah tersebut maka siswa di

samping saya langsung membenarkan bacaan imam sampai imam

ingat kembali40

.

Berdasarkan hasil wawancara bapak SW selaku guru fikih,

mengajarkan siswa bagaimana cara mengingatkan imam yang lupa, dimana

guru SW meminta kepada siswa menjadi imam dan siswa yang lain

menjadi makmum, pada saat pelaksanaannya imam lupa dalam bacaan

surah maka dengan cepat makmum yang dibelakang membenarkan setelah

imam ingat baru makmum berhenti untuk mengingatkan imam tersebut.

39

Observasi pada tanggal 16 Oktober 2014 40

Wawancara bapak SW Selaku Guru Fikih di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 13

Oktober 2014

54

Berdasarkan hasil temuan dalam observasi dan dukomentasi, yang

penulis lakukan sesuai dengan permasalahan di atas tentang bagaimana tata

cara mengingatkan imam yang lupa. Di sini siswa yang memperagakan

bagaimana jadi imam dan menjadi makmum, apabila siswa yang menjadi

imam lupa dalam bacaan maka makmum di langsung mengingatkan

dengan membenarkan bacaan imam tersebut sampai imam ingat kembali41

.

Penulis juga menanyakan kepada siswa bagaimana bapak SW

mengajar tentang tata cara mengingatkan imam yang lupa berikut NF

memberikan pertanyatannya;

Dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan tentang tata

cara mengingatkan imam yang lupa. Dalam hal bacaan imam, disini

saya yang menjadi imam dan yang lain menjadi makmum. Kemudian

saya salah dalam pengucapan lalu makmum yang dibelakang saya

langsung membenarkan bacaan saya42

.

Kemudian penulis melanjutkan pertanyaan kepada siswa yang lain

yang perperan sebagai makmum berikut NS berpendapat:

Iya, saya kebetulan menjadi makmum, yang berada paling

belakang sebab saya perempuan disaat imam salah dalam bacaan

maka makmum di depan saya yang membenarkan43

.

Selanjutnya HI juga memberikan pernyataannya tentang bagaimana

cara mengingatkan imam yang lupa dan sekaligus sebagai penguatan data

yang penulis gali berikut pernyataannya;

41

Observasi Pada Saat Proses Pembelajaran Pada Tanggal 23 Oktober 2014 42

Wawancara sama siswa NF kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 23 Oktober

2014 43

Wawancara sama siswa NS kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 23 Oktober

2014

55

Saya diperintahkan menjadi makmum saat proses

memperagakan dalam shalat berjama’ah imam di depan lupa surah

yang dibaca dengan spontan saya membenarkan dan mengingatkan

imam setelah imam ingat maka saya berhenti mengingatkannya44

.

Sesuai dengan wawancara, observasi dan dokumentasi kepada guru

SW dan beberapa siswa diantaranya NF, NS dan HI. Bahwa dalam

pembelajaran fikih pada pokok bahasan tentang tata cara mengingatkan

imam yang lupa dalam bacaan dan gerakan berjalan dengan baik semua

siswa mengerti dan mampu memperagakan apa yang didemonstrasikan

oleh guru SW. Dari mulai membenarkan bacaan imam bahkan sampai

memberi isyarat kepada imam45

.

d. Tata Cara Menggantikan Imam Yang Batal

Cara mengantikan imam yang batal diwajibkan kepada makmum

yang tepat dibelakang imam, maka dari itu makmum yang dibelakang

orang tahu dalam ilmu Agama, dan juga orang yang siap menggantikan

posisi imam. Sesuai dari hasil wawancara dengan guru SW selaku guru

fikih yang mengatakan pendapat sebagai berikut:

Dalam tata cara menggantikan imam yang batal, di sini sering

ada kesalahan pada siswa dimana dalam menggantikan imam,

makmum tidak tau isyarat yang diberikan imam. Oleh sebab itu saya

sendiri yang memperagakan terlebih dulu, setelah mereka paham

baru saya meminta di antara mereka menjadi imam yaitu NF, dan HI

menjadi makmum. Dalam pelaksanaannya masih terdapat kesalahan

yaitu telat untuk menggantikan imam karena ketidak tahuan siswa,

maka dari itu harus diulang kembali sampai mereka mampu

44

Wawancara sama siswa HI kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 23 Oktober

2014 45

Observasi pada tanggal 23 Oktober 2014

56

memperagakan secara baik. Oleh sebab itu, orang yang berada

dibelakang imam harus orang yang tahu ilmu Agama.46

.

Selain itu dari hasil wawancara dan temuan penulis dilapangan guru

fikih sudah melaksanakan pembelajaran dengan semestinya seperti cara

menggantikan imam yang batal, jika terdapat imam yang batal maka yang

wajib menggantikan makmum yang tepat berada dibelakang imam. Tetapi

ada terdapat kesalahan pada makmum karena tidak tau dengan isyarat dari

imam, oleh sebab itu sebagai makmum sekaligus orang yang bisa

menggantikan imam, jika imam batal orang yang di isyaratkan tahu dalam

hukum Agama dan mengerti dengan isyarat dari imam47

.

Sesuai dengan permasalahan penulis juga menanyakan kepada

informan yaitu beberapa siswa yang mewakili dapat dilihat sebagai berikut:

HI, dalam tata cara menggantikan imam yang batal kebetulan

saya ditugaskan menjadi makmum sekaligus yang akan

menggantikan imam, disaat imam batal imam mengisyaratkan kepada

saya dengan menggeserkan badannya kekiri sedikit namun saya tidak

mengerti dengan isyarat imam saya kira mau bergeser saja tidak

langsung keluar, setelah beberapa kali baru saya mengerti48

.

Selanjutnya pernyataan siswa yang lain yaitu NF selaku siswa berikut

pernyataannya sebagai berikut:

NF, iya, saya disini ditugaskan menjadi imam, dimana saya

saat melakukan sholat berjama’ah dalam keadaan batal maka saya

memberi isyarat kepada makmum yang dibelakang bahwa saya batal

dengan menggeserkan badan kekiri dan langsung keluar seketika itu

46

Wawancara bapak SW Selaku Guru Fikih di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 13

Oktober 2014 47

Observasi Pada Tanggal 23 Okrober 2014 48

Wawancara sama siswa HI kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 23 Oktober

2014

57

namun makmum tidak maju sedikitpun, ternyata makmum tidak tua

dengan isyarat yang saya berikan sering terjadi kesalahan49

.

Berdasarkan hasil wawancara sekaligus observasi dalam pelaksanaan

demonstrasi sangat terlaksana dengan baik, tetapi ada juga kesalahan dalam

memperagakannya yaitu saat imam batal dan ingin keluar dari barisan

ternyata makmum tidak mengerti dengan isyarat yang diberikan imam

sehingga berulang kali untuk mengulang sholatnya50

.

2. Faktor-faktor Pendukung dalam Penerapan Metode Demonstrasi Pada

Materi Sholat Berjama’ah kelas VII MTs Miftahul Jannah Mangkatip

Dalam pelaksanaan metode pada proses belajar mengajar untuk

pemahaman siswa pada bidang studi fikih materi sholat berjama’ah juga

terdapat faktor pendukungnya yang juga akan berpengaruh terhadap proses

pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan guru SW terdapat beberapa faktor

pendukung dalam pelaksanaan metode demonstrasi pada meteri sholat

berjama’ah kelas VII di MTs Miftahul Jannah diantaranya adalah;

Faktor pendukung itu diantaranya, adanya ruang mosalla yang

terdiri dari tempat shalat, peralatan shalat, tempat wudhu, WC dan lain-

lain. Serta adanya respon siswa terhadap metode yang digunakan dan

minat siswa terhadap materi yang di ajarkan. Kemudian adanya

dukungan dari sekolah dengan memberi kebebasan kepada guru untuk

memilih ruangan yang ia inginkan dan memilih metode apapun yang di

nilai guru cocok dalam melaksanakan pembelajaran51

.

49

Wawancara sama siswa NF kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 23 Oktober

2014 50

Observasi pada tanggal 23 Oktober 2014 51

Wawancara dengan bapak SW pada tanggal 24 Oktober 2014 di rumah

58

Selanjutnya saya menanyakan kepada kepala sekolah yang berinisial SS

mengenai dukunganya dan dukungan dari sekolah terhadap guru sebagai

berikut:

Saya selaku kepala sekolah memberi kebebasan kepada guru

tersebut untuk melaksanakan pembelajaran dimanapun mau di sekolah

ataupun di mosalla selagi itu bisa mencapai tujuan yang kami inginkan.

Serta memakai metode yang seperti apa yang menurutnya baik dan

membuat siswa cepat menangkap apa yang diajarkannya52

.

Berdasarkan wawancara di atas dapat dilihat bahwa didalam

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi faktor

yang mendukung yaitu, adanya dukungan dari sekolah dengan memberikan

keleluasaan kepada para guru dalam menerapkan metode demonstrasi,

diruangan kelas maupun di mosalla dan juga adanya respon positif dari siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi terhadap

meteri yang disampaikan oleh guru SW selaku guru fikih.

Berdasarkan hasil observasi dan temuan penulis di lapangan terdapat

beberapa faktor pendukung diantaranya, yaitu dalam pelaksanaan metode

demonstrasi pada materi shalat berjama’ah adanya respon siswa terhadap

pelajaran yang guru berikan dan juga adanya dukungan dari sekolah baik itu

untuk pemilihan metode maupun ruangan yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Dimana proses pembelajaran tersebut dilakukan di mosalla

Nurul Hikmah53

.

52

Wawancara sama kepala sekolah yang berinisial SS pada tanggal 24 Oktober 2014 53

Observasi dan Dukomentasi tanggal 30 Oktober 2014

59

Selain itu wawancara kepada beberapa siswa tentang faktor pendukung

dalam proses pembelajaran yang di lakukan guru SW di mosalla. Berikut

pernyataan NF selaku siswa yaitu:

Saya melihat ada beberapa faktor pendukung dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru SW selaku guru fikih yang

pertama ruangan yaitu dimosalla dimana terdapat peralatan yang

lengkap sehingga mudah untuk kami memperagakan semua gerakan

sholat berjama’ah, kedua adanya dukungan dari sekolah maupun dari

sekolah dan tak lupa dukungan dari masyarakat sekaligus kaum yang

mengijinkan untuk memakai mosalla54

.

Kemudiaan penulis menanyakan kepada siswa yang lain yang memberi

pernyataan yang tidak jauh berbeda dengan NF berikut tutur dari HI:

Dalam pelaksanan proses pemebelajaran yang dilakukan di

mosalla terdapat beberapa faktor pendukung yaitu adanya dukungan

dari sekolah dan memberi kebebasan kepada bapak untuk memilih

ruangan55

.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan dapat

dipahami dalam proses pembelajaran terdapat faktor pendukung di antaranya

ada dukungan dari sekolah maupun kepala sekolah dan dukungan dari pihak

yang menjaga Mosalla yang mempersilahkan untuk memakai Mosalla tersebut

yaitu kaum Mosalla atau orang yang menjaga mosalla itu, serta Mosalla yang

bersih sehingga mempermudah siswa untuk memperagakan semua gerakan

sholat berjama’ah56

.

54

Wawancara sama siswa NF kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 30 Oktober

2014 55

Wawancara sama siswa NS kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 30 Oktober

2014 56

Observasi pada tanggal 30 Oktober 2014

60

3. Faktor-faktor Penghambat dalam Penerapan Metode Demonstrasi Pada

Materi Sholat Berjama’ah kelas VII MTs Miftahul Jannah Mangkatip

Dalam pelaksanaan metode pada proses belajar mengajar untuk

pemahaman siswa pada bidang studi fikih pada materi sholat berjama’ah juga

pasti terdapat faktor penghambat yang juga akan berpengaruh terhadap proses

pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan guru SW terdapat beberapa faktor

penghambat dalam pelaksanaan metode demonstrasi pada meteri sholat

berjama’ah kelas VII di MTs Miftahul Jannah diantaranya adalah;

Faktor penghambat yang pertama, soal waktu karena letak mosalla

agak jauh dari sekolah sekitar 150 M sehingga waktu untuk menuju

mosalla sudah menyita waktu yang banyak, kedua tidak adanya

kesiapan dari siswa seperti tidak membawa peralatan sholat bagi

perempuan mukena dan sejadah. Kemudian tidak adanya kedisiplinan,

pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang hanya

main-main dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan, sehingga

tujuan yang ingin dicapai tidak semuanya berjalan dengan baik57

.

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa faktor

penghambat dalam pelaksanaan metode demonstrasi sendiri ialah, yang

pertama dalam hal waktu dimana waktu di sini sangat penting karena di saat

menuju ke mosalla saja memakan waktu yang lumayan sehingga menjadi

penghambat jalannya suatu proses. Kedua adanya beberapa siswa yang kurang

perhatianya terhadap pembelajaran seperti bermain-main di saat guru SW

57

Wawancara sama bakap SW selaku guru fikih pada tanggal 13 Oktober 2014

61

menjelaskan dan memperagakan sehingga tidak memperhatikan bagaimana

gerakan sholat berjama’ah.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara kepada siswa untuk

menanyakan tentang apa faktor penghamabat dalam proses pembelajaran

dengan NS sebagai berikut:

Saya melihat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh

bapak SW selaku guru fikih, dimana ada terdapat faktor pengahambat

yaitu dalam hal waktu tidak cukupnya waktu dalam penyampaian materi

karena waktu kami menuju Mosalla sudah menyita waktu yang cukup

berpengaruh, dan ada teman saya yang tidak mengerti yang di

sampaikan oleh guru. maka guru mengulang lagi penjelasannya

sehingga waktu banyak terbuang58

.

Berdasarkan observasi dan temuan peneliti dilapangan ditemukan faktor

penghambat bagi guru fikih dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode demonstrasi yaitu dalam hal waktu karena letak mosalla

agak jauh dari sekolah sehingga waktu menempuh mosalla dan

mempersiapkan peralatan sholat memakan waktu yang lumayan sehingga

tidak cukup satu materi terlaksana. Kemudian adanya siswa yang kurang

dalam menangkap tentang apa yang diajarkan guru, sehingga guru mengulang

kembali penjelasan itu sangat membuang waktu yang banyak59

.

58

Wawancara sama siswa NS kelas VII di MTs Miftahul Jannah pada tanggal 30 Oktober

2014 59

Observasi Saat Proses Pembelajaran Pada Tanggal 30 Oktober 2014

62

C. Pembahasan

1. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Materi

Sholat Berjama’ah Kelas VII Di MTs Miftahul Jannah Mangkatip

Kabuparen Barito Selatan.

Penerapan suatu metode dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya

terdapat beberapa poin. Demikian halnya dengan metode demonstrasi yang

diterapkan oleh guru SW dalam pembelajaran Fikih pada materi shalat

berjama’ah di MTs Miftahul Jannah Mangkatip. Di dalam pelaksanaan

metode demonstrasi dengan materi shalat berjama’ah, dalam hal; 1) Cara

mengatur saf. 2) Pelaksanaan Cara makmum masbuk. 3) Cara mengingatkan

imam yang lupa. 4) Cara menggantikan imama yang batal.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan dalam pelaksanaan

metode demonstrasi, proses pelaksanaan demonstrasi yang perlu di siapkan

adalah peralatan untuk shalat, dengan menugaskan kepada siswa untuk

membawa peralatan masing-masing sesuai gender (jenis kelamin).

Selanjutnya menyiapkan meteri yang akan di demonstrasikan, serta

mempersiapkan sarana dan prasarana guru memanfaatkan mosalla Nurul

Hikmah walaupun mengundang konsekwensi-konsekwensi tertentu, selain

juga mengandung keunggulan di sisi lainnya. Adapun penerapan metode

demonstrasi tersebut terdiri dari: 1) Tata cara pengaturan saf, guru meminta

kepada beberapa siswa untuk memperagakannya, salah satu menjadi imam

dan yang lain menjadi makmum, pada saat memperagakan pengaturan saf,

63

siswa mampu melaksanakannya dengan baik, seperti memerintahkan para

makmum untuk merapatkan safnya. Sesuai dengan teori T Ibrahim H.

Darsono Dalam sholat berjama’ah, seorang imam disunnahkan untuk

memerintah para makmum agar merapatkan dan meluruskan safnya sebelum

shalat dimulai. Serta mengatur kedudukan makmum dan imam60

.

2)Pelaksanaan Tata cara makmum masbuk, guru SW menyampaikan materi

dengan rinci serta sesekali mempergakannya kepada siswa, seperti makmum

yang tertinggal saat imam sudah niat. Kemudian guru meminta kepada siswa

untuk menjadi makmum masbuk di saat imam sudah berniat. Maka dengan

sigap makmum tersebut mengikuti imam dengan langsung takbiratulihram.

Selanjutnya guru meminta kepada mereka cara makmum masbuk di saat imam

sudah rukuk, sesuai dengan penjelasan guru mereka yang sebagai makmum

langsung rukuk ketika melihat imam sudah dalam keadaan rukuk. 3) Cara

mengingatkan imam yang lupa atau salah bacaan. Dimana di dalam sholat

berjama’ah yang imam sering lupa yaitu dalam hal bacaannya, maka dari itu

guru memerintahkan siswa untuk menjadi imam, kemudian guru dan siswa

yang lain menjadi makmum. Di saat imam mulai membaca surah pendek

ternyata imam lupa maka siswa di samping guru langsung membenarkan

bacaan imam tersebut sampai imam ingat kembali 4) Cara menggantikan

imam yang batal di sini sering ada kesalahan pada siswa dimana dalam

menggantikan imam. Pelaksanaannya masih terdapat kekeliruan, seperti

60

T Ibrahim H. Darsono Penerapan Fiqih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, Bandung; CV

Remaja Rusda Karya. 2004,h, 48

64

terlambat untuk menggantikan imam yang batal, karena siswa tidak mengerti

sehingga harus mengulang kembali sampai benar-benar mengerti. Demikian

juga dengan pendapat T Ibrahim H. Darsono. Imam yang batal dapat

digantikan oleh makmum yang tepat berada di belakangnya. Imam dapat

meminta diganti melalui isyarat. Agar syarat tersebut mudah dipahami,

makmum yang berada di belakang imam di syariatkan orang yang paham ilmu

Agama. Oleh kerena itu sebaiknya makmum yang berada dibelakang imam

adalah orang yang siap menggantikan kedudukan imam.61

2. Faktor-faktor Pendukung Dalam Penerapan Metode Demonstrasi Pada

Mata Pelajaran Fikih Materi Sholat Berjama’ah Kelas VII Di MTs

Miftahul Jannah Mangkatip Kabuparen Barito Selatan.

Faktor pendukung dalam suatu penerapan metode dalam pelaksanaan

pembelajaran, tentu tidak akan terlepas bagitu saja. Karena faktor-faktor inilah

yang juga akan menentukan apakah pelaksanaan metode tersebut dapat

dilaksanakan atau tidak.

Demikian Juga Dalam Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata

Pelajaran Fikih Materi Shalat Berjama’ah Kelas VII Di MTs Miftahul Jannah

Mangkatip Kabupaten Barito Selatan. Tentunya ada faktor-faktor yang

mempengaruhi. Adapun yang mendukung dari penerapan ini ialah, adanya

dukungan dari sekolah dalam memberikan kebebasan kepada guru untuk

61

T Ibrahim H. Darsono Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, Bandung; CV

Remaja Rusda Karya. 2004, h.51

65

menerapkan metode yang sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang akan

guru ajarkan. Kemudian kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru

untuk memilih serta ruangan yang akan ia gunakan seperti ruang mosalla

Nurul Hikmah dan adanya respon positif dari siswa taerhadap metode yang

diterapkan oleh guru SW dalam pembelajaran fikih dengan materi sholat

berjama’ah.

3. Faktor-faktor Penghambat Dalam Penerapan Metode Demonstrasi Pada

Mata Pelajaran Fikih Materi Sholat Berjama’ah Kelas VII Di MTs

Miftahul Jannah Mangkatip Kabuparen Barito Selatan.

Adapun faktor penghambat yang terjadi dalam penerapan metode

demonstrasi ini adalah. dalam hal waktu karena letak mosalla agak jauh dari

sekolah sehingga waktu menuju Mosalla dan mempersiapkan peralatan sholat

memakan waktu yang lumayan sehingga tidak cukup satu materi terlaksana.

Kemudian adanya siswa yang kurang dalam menangkap tentang apa yang

diajarkan guru, sehingga guru mengulang kembali penjelasan itu sangat

membuang waktu yang banyak.