62
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 April sampai tanggal 29 April 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Dsn.Plalar Kulon dan Dsn.Kopeng Krajan Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Letak geografis Desa Kopeng berada di lereng Gunung Merbabu di ketinggian 1450 mdpl, letak Dusun Plalar Kulon berada di sebelah utara Desa Kopeng dan Dusun Kopeng Krajan berada di sebelah barat Desa Kopeng. Secara keseluruhan di Dusun Plalar Kulon dan di Dusun Kopeng Krajan mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dan beragama Muslim. 4.1.2 Proses Penelitian Pada penelitian ini, data mengenai jumlah wanita primiparaditiap dusunnya sesuai dengan kriteria yang telah peneliti rumuskan. Partisipan pada penelitian ini diperoleh peneliti, dari proses wawancara pada Kepala Dsn.Plalar Kulon dan Kepala Dsn.Kopeng Krajan. Dari hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 April

sampai tanggal 29 April 2015. Penelitian ini dilaksanakan di

Dsn.Plalar Kulon dan Dsn.Kopeng Krajan Desa Kopeng,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Letak geografis

Desa Kopeng berada di lereng Gunung Merbabu di

ketinggian 1450 mdpl, letak Dusun Plalar Kulon berada di

sebelah utara Desa Kopeng dan Dusun Kopeng Krajan

berada di sebelah barat Desa Kopeng. Secara keseluruhan

di Dusun Plalar Kulon dan di Dusun Kopeng Krajan

mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani

dan beragama Muslim.

4.1.2 Proses Penelitian

Pada penelitian ini, data mengenai jumlah wanita

primiparaditiap dusunnya sesuai dengan kriteria yang telah

peneliti rumuskan. Partisipan pada penelitian ini diperoleh

peneliti, dari proses wawancara pada Kepala Dsn.Plalar

Kulon dan Kepala Dsn.Kopeng Krajan. Dari hasil

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

49

wawancara yang peneliti lakukan, peneliti memperoleh data

jumlah wanita primipara yang sesuai dengan kriteria

sejumlah 2 orang partisipan dari ± 138 jiwa, wanita dengan

usia produktif di Dsn.Plalar Kulon dan 2 orang partisipan

dari ± 210 jiwa, wanita dengan usia produktif di Dsn.Kopeng

Krajan, sehingga total partisipan yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini sebanyak 4 partisipan dan keseluruhan

partisipannya bersuku Jawa.

Pada kenyataan di lapangan saat proses penelitian

berlangsung, Dsn.Sleker tidak dapat peneliti gunakan

menjadi tempat penelitian karena, jumlah wanita primipara

yang sesuai dengan kriteria inklusi peneliti tidak memadai

dan banyak yang mengikuti suami untuk bekerja di luar

dusun tersebut. Selain itu, wanita primipara yang ada,

kebanyakan memenuhi kriteria ekslusi peneliti yang peneliti

hindari dari penelitian ini, sehingga jumlah partisipan dan

tempat penelitian yang peneliti gunakan yaitu 2 partisipan

dari Dsn.Plalar Kulon dan 2 partisipan dari Dsn.Kopeng

Krajan dengan total keseluruhan partisipan yaitu 4 partisipan

wanita primipara.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik

wawancara mendalam yang bersifat semi-struktur dengan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

50

total pertanyaan berjumlah 6 pertanyaan, adapun lamanya

proses wawancara pada masing-masing partisipannya ±

selama 20-45 menit dalam 1 kali pertemuan. Pada

penelitian ini, pertemuan yang peneliti lakukan untuk

membina hubungan saling percaya dan wawancara

mendalam sebanyak 3 kali kepada masing-masing

partisipannya. Pada tanggal 8 April sampai 9 April 2015

peneliti menemui tiap-tiap partisipannya untuk membina

hubungan saling percaya, melakukan kontrak waktu dan

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan wawancara

peneliti, dengan maksud agar partisipan mengetahui tujuan

peneliti melakukan penelitian ini.

Pada saat wawancara berlangsung, peneliti

menggunakan handphone untuk merekam proses

wawancara dan mengambil gambar proses pengasuhan

yang partisipan lakukan. Wawancara yang peneliti lakukan

disesuaikan dengan aktivitas, kesediaan dan kesiapan

partisipan sendiri, sehingga proses penelitian ini tidak

menganggu aktivitas partisipan dan guna melancarkan

jalannya proses wawancara.

Saat penelitian berlangsung semua partisipan

menyambut dengan baik kehadiran penelliti dan partisipan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

51

terlihat antusias serta sangat terbuka dalam menjawab tiap

pertanyaan yang ada, walaupun 1 diantaranya masih malu

dan membatasi ruang bicaranya karena ada masalah

pribadi yang partisipan tidak ingin bagikan kepada peneliti.

No

Nama

Usia Menikah Alamat

Tanggal, Jam dan Tempat

Wawancara

Respon/Hal Yang Terjadi Saat Wawancara Berlangsung

1. Ny.S 22

Tahun Februari 2015

Dsn.Plalar Kulon, Desa

Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

11-14 April 2015,

Pukul 13.00 WIB,

Wawancara bertempat di

rumah Partisipan 1 di Dsn.Plalar

Kulon

Saat wawancara berlangsung terkadang partisipan memangku anaknya, menggantikan popok saat BAK serta terlihat tenang dan menjawab pertanyaan dengan baik, meskipun terkadang membatasi jawaban yang terkait dengan masalah pribadi partisipan. Terkadang ibu kandung partisipan juga mengambil alih untuk menggendong anaknya saat proses wawancara.

2. Ny.N 27

Tahun

Septemb-er

2013

Dsn.Plalar Kulon, Desa

Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

15-18 April 2015,

Pukul 13.00 WIB

Wawancara bertempat di rumah suami Partisipan 2 di Dsn.Plalar

Kulon

Saat wawancara berlangsung partisipan selalu menggendong anaknya, memberikan ASI, menimang-nimang, terlihat tenang, terbuka dan antusias serta menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik.

3. Ny.S 20

Tahun Januari 2015

Dsn.Kopeng Krajan, Desa

Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

21-24 April 2015,

Pukul 16.00 WIB,

Wawancara bertempat di rumah suami Partisipan 3

di Dsn.Kopeng

Krajan

Saat wawancara berlangsung partisipan selalu menggendong anaknya, partisipan terlihat senang, terbuka, antusias dan menjawab pertanyaan dengan baik sehingga proses wawancara berlangsung lancar. Namun pada saat wawancara, terkadang tertunda sebentar karena

4.2.1 Gambaran Partisipan

4.2 Hasil Penelitian

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

52

(Tabel 4.2.1 Gambaran Partisipan)

4.2.2 Karakteristik Partisipan Penelitian

Partisi

-pan

Nama

Ibu

Nama

Anak

Umur

Ibu

Umur

Anak Alamat

Jenjang

Pendidik

an

Pekerjaan

1 Ny.S By.A 22 Thn 4 Bln

Dsn.

Plalar

Kulon

SMA /

Sederajat IRT

2 Ny.N By.A 27 Thn 4 Bln

Dsn.

Plalar

Kulon

Strata 1

IRT

3 Ny.S By.S 20 Thn 5 Bln Dsn.

Kopeng

SMA /

Sederajat

IRT

4 Ny.R By.H 21 Thn 2 Bln Dsn.

Kopeng

SMA /

Sederajat

IRT

(Table4.2.2 Karakteristik Partisipan Penelitian)

bayi rewel dan butuh ditenangkan.

4. Ny.R 21

Tahun February 2015

Dsn.Kopeng Krajan, Desa

Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

26-29 April 2015,

Pukul 13.00 WIB,

Wawancara bertempat di rumah suami Partisipan 4

di Dsn.Kopeng

Krajan

Saat wawancara berlangsung partisipan menggendong anaknya dan terkadang partisipan menyusui anaknya, menggantikan pampers saat BAB, menenangkan saat anak menangis dan terkadang ibu mertu partisipan mengambil alih untuk menggendong. Partisipan sangat tenang dan terbuka saat menjawab pertanyaan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

53

4.3 Analisa Data

Dari hasil penelitiandan analisa data yang peneliti

lakukan, diperoleh lima tema besar dari beberapa sub-tema

yang akan peneliti bahas dan jabarkan pada hasil penelitian

ini. Diantara lima tema besar tersebut, satu diantaranya

menjadi pengantar yang akan menjelaskan tentang

pemaknaan wanita primipara menjadi seorang ibu, sehingga

dari hal ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana pola

pengasuhan yang akan diberikan oleh wanita primipara

kepada anaknya yakni, pada tema nomor 1: memaknai arti

menjadi orangtua sebagai sebuah perubahan kepribadian

yang lebih baik.

Setelah wanita primipara memaknai dirinya menjadi

orangtua, peneliti mendapatkan 2 tema besar yang akan

menjawab tujuan khusus peneliti mengenai pola pengasuhan

wanita primipara kepada anaknya yang ada pada tema nomor

2 dan nomor 3 yakni: makna pengasuhan sebagai naluri,

pekerjaan yang sulit, membutuhkan keahlian dan penuh

keuletan, dan pencapaian pengasuhan ideal dipengaruhi oleh

faktor-faktor tertentu.

Dari hasil analisa, peneliti juga menemukan 2 tema

besar yang akan menjawab tujuan khusus peneliti mengenai

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

54

adaptasi pengasuhan wanita primipara yang ada pada tema

nomor 3 dan nomor 4 yakni: terjadinya re-evaluasi diri dan

resiliensi menjadi orangtua pada wanita primipara saat

beradapatasi dengan proses pengasuhan dan wanita

primipara menyadari adanya tekanan dalam pengasuhan.

1. Memaknai arti menjadi orangtua sebagai sebuah perubahan

kepribadian yang lebih baik

Dari hasil wawancara dan proses analisa yang

dilakukan peneliti menunjukkan bahwa wanita primipara

memaknai arti menjadi orangtua sebagai seseorang yang

harus membimbing anaknya dari kecil hingga dewasa, yang

memberikan kasih sayang, menjadi pemelihara, memberikan

cinta, pendidikan, pengertian dan harus memiliki kesabaran

dalam mengasuh anak. Namun selain, itu salah satu

partisipan juga mengemukakan bahwa menjadi orangtua

baru, masih terasa kaku dilakukan dalam prakteknya karena,

partisipan belum bisa mengurusi segala hal dengan baik.

Dengan kata lain makna menjadi orangtua pada 4 partisipan

ini yaitu proses pendewasaan, pengolahan perasaan serta

pikiran. Saat wawancara berlangsung terlihat bahwa

partisipan sedang dalam proses pendewasaan dengan

menjalankan perannya menjadi orangtua baru dan bukan lagi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

55

wanita single dengan kehidupan dan kesibukannya sendiri.

Hal ini juga dapat dilihat dari beberapa pernyataan yang

dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut:

“Orangtua ya itu pembimbing anaklah terus pengasuh

anak begitulah pokoknya jadi lebih-lebih dewasa lagi.

Harus sangat sabar ya demi anak gitu, biar anaknya bisa

nurut sama orangtuanya jadi kita harus sabar-sabar

merawat, kan kasihan masih kecilkan belum tahu juga

namanya dimarahin. Terus yah masih kakulah belum bisa

mengurus segalanya.”(Q34,83,17, R11)

“Orangtua itu adalah keluarga saya, orangtuakan kasih

sayangnya berharga banget.” (S46)

“Orangtua itu sebagai pemelihara kitalah, jadi yah yang

membesarkan, yang kasih kasih sayang, cinta dan

pendidikan terus yang kasih pengertian ini baik ini buruk

dari kecilkan orangtua.” (T27)

Menjadi orangtua bukan hanya melakukan pekerjaan

merawat dan menjaga anak saja, namun para orangtua juga

memiliki tugas, tanggung jawab dan peran yang besar yang

harus dijalankan dalam proses pengasuhan yang diberikan

ibu kepada anaknya. Tugas, tanggung jawab dan peran

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

56

wanita primipara, pada analisa penelitian ini menunjukkan

bahwa menjadi seorang ibu haruslah bisa memenuhi

kebutuhan anak baik secara biologis (lahir) yang meliputi

pemberian makan, mencukupi keseharian anak dan juga

pemenuhan kebutuhan psikologis (batin) anak, yang meliputi

perhatian, mengarahkan, memberitahu, merangkul, merawat

dan menyayangi anak.

Dari proses wawancara, peneliti melihat wanita

primipara melakukan kegiatan pemberian makan, yakni dari

ke empat partisipan ini, tiga diantaranya menyusui anaknya

atau memberikan ASI (Air Susu Ibu) dan salah satu

diantaranya sudah memberikan MPASI (Makanan

Pendamping ASI) dikarenakan partisipan mengalami sakit di

bagian payudara, sehingga selain ASI partisipan juga

memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

memenuhi kebutuhan makan anaknya, seperti pada

pernyataan berikut ini :

“Ya itu memberikan ASI buat anak, kasih perhatian buat

anak, pokoknya semua yang terbaik sebisa mungkin buat

anak.” (Q88)

“Tapi beberapa hari setelah itu, malah kena sakit

payudara jadi yah terpaksa minum susu formula, sudah

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

57

kasih makan dari umur 1 bulan sampai sekarang tapi

alhamdulilah 2 bulan keluar lagi ASInya jadi yah saya

minumin.” (Q21,52)

“Peran yah mendidik terus mengarahkan dia dan

memberitahu, menanamkan kepribadian yang baik dan

merangkul anak untuk kedepanya. Tugas dan tanggung

jawab orangtua itu mengasuh, merawat anak, mencukupi

keseharian anaknya apapun itu.” (R31, S73-75, T36-38)

Ke-4 wanita primipara menjelaskan bahwa dalam

proses menjadi orangtua mengasuh anaknya, wanita

primipara juga memiliki keinginan untuk bekerja guna untuk

membantu keadaan financial keluarganya seperti dalam

pernyataan berikut ini:

“Saya sebenarnya ingin kerja mba, buat bantu-bantu

suami saya biar uangnya bisa buat belanja dan anak, tapi

kasihan juga anak saya masih kecil kasihan kalau saya

tinggal kerja nanti dia nangis terus ASI nya kurang. Nanti

aja tunggu adenya besar saya kerja”. (Q89,R75, S94, T54)

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

58

2. Makna pengasuhan sebagai naluri, pekerjaan yang sulit,

membutuhkan keahlian dan penuh keuletan

Wanita primipara dalam penelitian ini memiliki

pengertian akan pengasuhan sebagai pekerjaan yang sulit

karena, dalam proses pengasuhan wanita primipara sebagai

ibu baru menganggap, pengasuhan merupakan amanah

besar bagi mereka dan memiliki ideologi dalam tujuan mereka

melakukan pengasuhan kepada anaknya. Menurut wanita

primipara mengasuh merupakan pemberian pengasuhan

yang baik untuk anak dan memberikan kebutuhan sehari-hari

untuk anak seperti memandikan, menemani saat tidur serta

memberikan kasih sayang, yang dijelaskan pada pernyataan

berikut ini :

“Ngemong itu mengasuh, ya pokoknya memberi

pengasuhan yang baiklah buat ade kebutuhan sehari-hari

yah makannya, dikasih terus pokoknya jangan sampai

sakit, memandikan, memberi susu, menemin tidur &

memberikan kasih sayang.” (Q51,R18,R30,S57)

Wanita primipara, dalam proses pengasuhannya juga

memiliki tujuan pengasuhan yaitu agar anak dapat bertumbuh

dan berkembang dengan cepat dan dapat membantu serta

mengurus orangtuanya ketika dewasa nanti, sama seperti

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

59

mereka mengurus anaknya saat ini, yang dapat nyatakan

sebagai berikut:

“Tujuannya biar dia jadi... cepet besar cepet ngerti gitu.”

(Q54)

“Tujuan mengasuh anak itu kewajiban saya, kalau saya

punya anak pasti buat penambah hidup, untuk emm.. bisa

ngopeni orangtuanya, biar nanti kalau saya tuanya kan

diurus juga.” (S58)

Selain itu, terdapat 2 partisipan yang mengatakan

bahwa pengasuhan merupakan kodrat wanita dan merupakan

proses pembentukkan karakter dini anak, dimana hal ini

termasuk dalam ideologinya memaknai arti pengasuhan serta

tujuan pengasuhannya. Hal tersebut dapat dilihat dari

beberapa pernyataan berikut :

“Tujuan mengasuhkan pertamakan memang sudah

kodrat wanita mengasuh seorang anak sampai dia

dewasa.” (R30)

“Menurut aku mengasuh itu, proses pembentukkan

karakter dini terus sama sikap. Tujuannya itu biar dia itu

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

60

karakternya seperti yang kami inginkan jadi anak yang

sopan, sama orangtua berbakti.” (T28-29)

Wanita primipara juga mengungkapkan pengasuhan

sebagai pekerjaan yang sulit dan tidak mudah dikarenakan

terjadinya perubahan dalam segala aspek kehidupan mereka

serta kurangnya waktu untuk diri mereka sendiri. Hal-hal

dalam kehidupan para partisipan sebagai ibu baru yang

mengalami perubahan, seperti perubahan fisik yang

dijelaskan dengan pernyataan sebagai berikut:

“Ada perubahan fisik itu yang paling terasa, lumayan

agak meningkat juga berat badan pas awal-awal sih,

tambah gendut pastinya.” (Q38 & S31)

Selain itu wanita primipara juga mengalami

perubahan kebiasaan seperti perubahan pola tidur pada

wanita primipara saat mengasuh anaknya, sehingga saat

penelitian berlangsung, peneliti terkadang melihat wanita

primipara seperti kelelahan serta terlihat adanya kantung

mata pada wajah wanita primipara. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan berikut:

“Belum merasakan ya jadi, ada bayi kan setiap malam

bangun minta susu sedangkan kita masih tidur terlelap

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

61

harus bangun, paling cuman ngantuk karena malam

harus bangun menyusui.” (R16 & S29)

Wanita primipara juga mengakui bahwa mereka,

kurang memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan kurang

melakukan aktvitas seperti jalan-jalan serta rekreasi untuk

menghibur diri mereka :

“Ada perubahannya biasanya kan kalau masih muda ya

keseringan jalan, main, jarang dirumah gitu kan tapi

setelah punya anak dijalani ngurus anak, dirumah terus,

pengen mengenang yang kaya dulu lagi sih, tapi harus

sabar ngadepin kurangnya me time.” (Q39 & R16,49)

Selain kurangnya waktu untuk diri sendiri, wanita

primipara juga mengalami perubahan pola pemikiran seperti

pernyataan berikut :

“Yah mestinya ada yah, lebih dewasa lagi memikirkan

anak kedepannya nanti, punya anak juga jadi sering

belajar terus baca-baca.” (S30 & T6)

Dalam proses pengasuhan, wanita primipara

mengalami proses pembelajaran (nurture) dan mengalami

proses pembentukkan naluri sebagai seorang wanita dalam

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

62

mengasuh anaknya, sehingga hal ini membuat wanita

primipara memaknai pengasuhan sebagai pekerjaan yang

membutuhkan keahlian dan keuletan dalam pelaksanaannya.

Pembentukkan naluri sebagai seorang wanita dalam

pengasuhan diimplementasikan dengan berbagai perlakuan

serta pemberian stimulasi pada anak. Perlakuan yang

diberikan oleh wanita primipara pada proses pengasuhan

dalam kesehariannya yaitu seperti menenangkan anak saat

rewel, mengobati anak ketika sakit, perlakuan memberikan

makan, memandikan, menggantikan baju serta popok,

memberikan stimulus seperti gambar-gambar serta mainan

dan perlakuan mendoakan anak. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan berikut ini :

“Yah kalau sakit itu lebih baik diperiksa kebidan aja biar

lebih tahu gimana penyakitnya.” (Q36)

“Kalau rewel ya itu ngatasinnya yah biar ga rewel

digendong, ditimang-timang, kalau masih rewel kasih

ketetangga atau coba kasih kemertuaku, diajak nonton

ikan supaya dia diem.” (Q49, R12, S37)

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

63

“Kalau sekarang itu ASI sangat penting bagi

pertumbuhan bayinya, sebisa mungkin aku ngasih ASI

terus sampai 2 tahun.”(Q37,S8&10, T16)

“Tiap hari kalau anak saya bangun saya langsung

mandiin dia, sudah berani mandikan seminggu karena

pusarnya itu sudah copot.” (S22 & 24)

“Selain ASI yah mainan agar anaknya bisa tahu kalau ini

apa, gambar-gambar.” (S50)

Selain melalui perlakuan yang diberikan oleh wanita

primipara kepada anaknya, naluri seorang wanita dalam

mengasuh anak dapat dilihat dari perasaan senang yang

dialami wanita primipara ketika melihat anaknya, penerimaan

wanita primipara akan kehadiran anaknya, serta adanya

attachment dan bonding yang terjalin antara wanita

primiparadengan anaknya dalam proses pengasuhan. Hal ini

dapat dilihat dari beberapa pernyataan berikut:

“Yah sedih terharu sudah bisa melahirkan secara normal,

nangis, seneng banget yang ditunggu sudah lahir,

penasaran anaknya cowo atau cewe.”(Q16, R10, S18, T8)

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

64

“Penerimaannya sih seneng yah diurus, dijaga,

dilindungi, dikasih kasih sayang, sudah baik

penerimaannya sudah menerima dengan sepenuh hati.”

(Q40, R17, S34 & 38, T15)

“Aku masih nyusahkan orangtua sekarang jadi airmata

itukan jadi langsung turun, dia (bayi) langsung sama-

sama nangis rewel gitu.” (Q50)

“Kalau misalkan mau tidur diakan harus digendong, kalau

ga digendong taruh dikasur itu harus ada sama aku

berdua kalau ga sama aku dia bangun.” (R29)

Selain telah menerima dengan sepenuh hati

kehadiran anaknya dalam kehidupan ke-4 wanita primipara

ini, terdapat 2 wanita primiparayang mengemukakan bahwa

pada minggu-minggu pertama kehadiran anaknya muncul

perasaan belum siap menghadapi keadaan baru yang ada

seperti pernyataan berikut ini:

“Gini mba setelah melahirkan seminggu itu, aku ngerasa

belum siap sebenarnya dengan keadaan, saya yang

masih sakit dan sudah ada anak saya yang harus saya

urus jadinya yah belum bisa menerima sepenuhnya pada

saat itu, masih kaku juga mengurus anak”. (Q42, R16)

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

65

Pada penelitian ini selain pembentukan naluri

sebagai seorang wanita dalam mengasuh anak yang dialami

oleh wanita primipara, wanita primipara juga mengalami

proses pembelajaran (nurture) yang meliputi belajar

menjadikan tangisan, sentuhan, kontak mata dan rewelnya

anak sebagai alat komunikasi wanita primipara dengan

anaknya dan belajar untuk dapat melakukan pengasuhan

secara mandiri seperti pada pernyataan berikut ini:

“Kalau liat adenya nangis, rewel karena lapar, kalau dia

pup kan dia rewel sambil ngeden gitu, kalau mau makan

nangisnya lebih-lebih gitu.” (Q70, R28, S26)

“Sentuhan penting, ya seorang ibu harus mengurus dan

menyentuh anaknya, sentuhan kulit dengan kulit itu

penting banget dia bisa ngerasaiin hangatnya tubuh kita,

dengerin detak jantung kita. Kontak mata juga penting

supaya dia bisa mengerti mata ibunya, mengenal wajah

ibu & ayahnya.” (Q71-72, R68, S52-54, T25)

“Ya bener-bener ngurus sendiri 2 bulan yang lalu.” (Q46)

Dalam proses pengasuhanwanita primiparaberusaha

untuk dapat melakukan pengasuhan secara mandiri, namun

wanita primipara mengemukakan bahwa pengasuhan yang

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

66

diberikan terkadang belum maksimal, sehingga dalam proses

pengasuhannya sangat dibutuhkan keahlian dan keuletan

pada wanita primipara. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan

berikut:

“Kalau sekarang yah masih belum terlalu baik juga masih

harus minta bantuan ibu, masih kasih empeng.” (Q47,

R35)

3. Pencapaian Pengasuhan Ideal Dipengaruhi Oleh Faktor-

Faktor Tertentu

Dalam analisa penelitian ini, wanita primipara

mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pencapaian pemberian pengasuhan yang

ideal terhadap anak mereka seperti, sumber dan bentuk

dukungan yang diperoleh wanita primipara. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa pernyataan berikut ini:

“Dibantu sama ibu sama bidan, sampai sekarang masih

dibantu.” (Q43-44)

“Ada tetangga, hari pertama ke-2nya itu RS, hari ke-3

tetanggaku hari ke-4nya mulai aku. Terus suami juga

kadang membantu menggantikan popok sama baju yang

lainnya dia belum berani” (R23)

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

67

“Paling banyak info lewat internet, dirumah aku nonton

youtube, browsing liat artikel-artikel ikut forum ibu hamil,

ibu menyusui.” (R40, T30)

“Dari bukukan ada, buku KMS saya baca .” (S41)

Kesehatan ibu,pendidikan orangtua, serta pengalaman

pengasuhan sebelumnya, juga merupakan beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi pencapaian pengasuhan yang

ideal pada wanita primipara sesuai dengan pernyataan

berikut ini:

“Penting juga kesehatan ibu, kalau ibunya sakit

otomatis adenya minum ASIkan jadinya yah ikut rewel

pasti.” (Q48 & 67, R71, S90, T46)

“Pendidikan sebenarnya penting, pendidikan itu

berpengaruh kalau pendidikan lebih tinggi mereka pasti

lebih bagus lagi mendidiknya, terus kalau

pendidikannya rendah memotivasi anak untuk sukses

itu kurang maksimal.” (Q66, R43, T47)

“Kalau menurut aku yah mba, pendidikan itu ga terlalu

berpengaruh kalau untuk memebrikan pengasuhan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

68

kepada anak saya soalnya kan saya juga belajar dari ibu

saya dulu mba” (S94)

“Uda pengalaman waktu ade yang paling kecil lahir aku

bisa sedikit-sedikit, belajar.” (Q55, R38, S11, T31)

Dari pengalaman pengasuhan sebelumnya, ditemukan

bahwa ada beberapa hal yang tidak diambil dan tidak

digunakan cara pengasuhan sebelumnya oleh wanita

primipara untuk diterapkan pada pengasuhan saat ini seperti

pernyataan yang dikemukakan berikut ini :

“Ada 1 yang ga aku ikutin, kalau mandi itu kan ada bayi

yang ditengkurepin ditangan nah itu aku paling takut.”

(Q58)

“Yang ga aku ikutin itu yang kasih makan itu sama

sekali ga ku ikutin, kalau masalah pakaian itu suruh

pake gurita aku ga ikutin aku pake kaos, terus soal susu

formula & kasih makan ga ku ikutin.” (R39,T33)

Menurut wanita primipara, dukungan yang diberikan

oleh pasangan serta arti anak juga merupakan faktor yang

mempengaruhi pencapaian pengasuhan yang ideal yang

dijelaskan dengan pernyataan berikut:

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

69

“Kalau aku sih dari dukungan suami, terus keluarga, ya

karena memang tuntutan dari suami untuk mengasuh

ini.” (R42 & T39)

“Arti anak itu segalanya, karunia dari ALLAH juga, buat

keturunan, investasi tidak ternilai, buah hati &

pelengkap hidup (Q85, R73, S39, T4)

4. Terjadinya Re-Evaluasi Diri dan Resiliensi Menjadi Orangtua

Pada Wanita Primipara Saat Beradapatasi Dengan Proses

Pengasuhan

Wanita primipara dalam penelitian ini mengungkapkan

bahwa mereka mengalami proses re-evaluasi diri, karena

wanita primipara berusaha untuk dapat menyesuaikan diri

dengan kondisi pengasuhan dari waktu ke waktu seperti

pernyataan berikut ini:

“Kalau sebelumnya kan ga nyuci baju bayi, ga ngurus

bayi, sekarang uda rutinitasnya itu.”(Q62)

“Hari pertama itu takutnya pas mandikan masih apa

risih gitu kan belum percaya diri.” (S71)

“Sudah bisa, aku sudah bisa mengesampingkan

kehidupan pribadiku, sudah ga egois jadi seorang ibu

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

70

segala sesuatu yang dibuat untuk anak dulu, sudah

mampu beradaptasi.” (R62, S72, T35)

Selain mengalami re-evaluasi menjadi orangtua,

wanita primipara juga mengalami resiliensi (proses dan hasil

dari keberhasilan beradaptasi) dalam proses adaptasi

pengasuhannya, yaitu berusaha memprioritaskan anak

daripada keadaan dirinya sendiri, adanya kesulitan yang

dialami dan kurangnya istirahat, serta mengalami adaptasi

maternal dalam proses pengasuhannya.

“Langsung memikirkan ade sakit demi ade ga papa.”

(Q25, S16,T10)

“Ada ya itu pas pertama mau mandikan ga bisa jadi

kesulitannya disitu.” (Q84)

“kalau aku mba kebutuhan anak nomor 1, dulu-dulu itu

saya kepengen banget beli baju cuman saya mikir lagi

udahlah uangnya disimpan saja buat pampers anak

saya lebih penting itu” (S79)

“Aku mengalami kesulitan itu waktu anakku nangis aku

gendong ga mau diem terus sama paling kalau

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

71

malemnya istirahat total sekarang agak kebangun.”

(R50, S63, T23)

“Dihari pertama setelah melahirkan itu badanku masih

sakit, lemes, masih mikirin diriku sendiri, pengen

diperhatikan suami, dibantu sama ibu. Hari Ke-2, ke-3

aku stresnya mulai aku suka sedih dan nangis sendiri,

pusing juga kalau dengar adenya nangis terus diantara

1-3 minggu setelahnya aku udah berani mengasuh

sendiri .”(R44-45,S21 & 27, T10 &12)

Dari hasil analisa penelitian ini, peneliti menemukan 2

wanita primipara menyampaikan bahwa mereka mengalami

kondisi dimana proses pengasuhan berubah menjadi hal

yang membosankan serta telah menjadi rutinitas dan 2

diantaranya tidak mengalami hal tersebut. Hal ini dapat

dilihat dari pernyataan seperti berikut:

“Ya pernah merasa bosan, awalnya pekerjaan yang

membosankan karena setiap hari harus melakukan itu

terus.” (R18,33 S67)

5. Wanita Primipara Menyadari Adanya Tekanan Dalam

Pengasuhan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

72

Dari hasil analisa yang diperoleh peneliti, ditemukan

bahwa wanita primipara menyadari, adanya tekanan yang

dirasakan dalam proses pengasuhan, dimana wanita

primpara merasakan ngantuk, capek dan anak rewel

sebagai indikasi wanita primipara mengalami keadaan

frustasi dalam proses pengasuhan. Wanita primipara juga

mengalami perubahan suasana hati selama berjalannya

proses pengasuhan yang dapat dikemukakan dengan

pernyataan berikut ini:

“Sering nangis apalagi untuk keadaan saat ini yah kalau

adenya rewel, paling stresnya kalau uda ngantuk dia ga

mau bobo.” (R20, T14)

“Ada biasanya 1 hari kaya sebel pengen marah-marah,

nangis, sensitif kalau denger suara agak kaya gimana

gitu, Cuman 1 hari sih soalnya ga bisa nahan lama-

lama.” (Q28 & 30, T17-18)

“Pernah sih dulu nangis terus sampe bingung, pernah

ada rasa kecewa karena ASIku kurang aku kecewa

sama diriku sendiri, terus baby bluesnya itu setelah aku

pulang kerumah hari ke-3 nangis, terus marahnya sama

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

73

suamiku. Baby bluesnya berkurang kayaknya 10 hari .”

(R15, 49)

4.4 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di dua Dusun di Desa Kopeng

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, tepatnya di dua

dusun yang berada di Desa Kopeng yaitu Dusun Plalar

Kulon dan Dusun Kopeng Krajan. Selama penelitian

berlangsung peneliti mendapatkan beberapa ungkapan dari

wanita primipara yang menyatakan bahwa menjadi seorang

ibu sangatlah sulit untuk dilakukan dan butuh pengalaman

yang cukup untuk mendukung jalannya pengasuhan.

Dari hal tersebut peneliti berpendapat bahwa wanita

yang baru pertama kali memiliki anak belum mampu untuk

mengasuh dengan baik, dikarenakan mereka belum

memiliki pengalaman yang cukup dalam hal mengasuh

anak, sehingga menurut peneliti pengalaman pengasuhan

merupakan hal yang berpengaruh dalam pemberian

pengasuhan pada wanita primipara. Pendapat peneliti ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Barlow (1997)

yang mengatakan bahwa penyesuaian diri dengan tugas

membesarkan anak dihasilkan dari pengalaman

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

74

pengasuhan dimana wanita atau seorang ibu pernah melihat

maupun terlibat didalamnya.

Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan ke– 4

wanita primipara, sudah memiliki sedikit pengalaman dalam

mengasuh anak yaitu mengasuh adik kandungnya sendiri

misalnya menggendong dan menggantikan popok. Selain

ungkapan di atas, dari hasil penelitian yang telah dilakukan

analisa oleh peneliti terdapat beberapa hal yang terjadi

dalam pola pegasuhan wanita primipara dan proses

adaptasi dengan pengasuhannya. Sebelum peneliti

membahas hasil penelitian terkait pola pengasuhan dan

proses adaptasi pengasuhan wanita primipara, peneliti akan

menjelaskan terlebih dulu tema tentang makna menjadi

orangtua bagi wanita primipara sebagai pengantar pada

penelitian ini yaitu:

1. Memaknai arti menjadi orangtua sebagai sebuah perubahan

kepribadian yang lebih baik

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 4 partisipan,

ditemukan bahwa pemaknaan wanita primipara akan arti

menjadi orangtua adalah sebagai sebuah perubahan

kepribadian yang lebih baik karena, wanita primipara

mengalami pendewasaan baik dari perasaan dan pikiran,

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

75

dimana mereka harus menjadi pembimbing anak yang harus

dengan sabar mengasuh dan merawat anak, memberikan

kasih sayang, cinta, perhatian dan pendidikan. Hal ini

didukung oleh teori menjadi orangtua (Parenthood) yang

dikemukakan oleh Lestari (2012) bahwa orangtua

merupakan individu yang mau mengasuh, menjaga dan

melindungi serta membimbing anaknya dari bayi hingga

tahap dewasa. Selain itu menurut Turner (2011) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa menjadi orangtua akan

mengubah hidup serta karir dengan berbagai cara dan

sebagai seorang ibu, membuat seorang wanita berupaya

untuk membesarkan anaknya.

Dari hal tersebut peneliti berasumsi bahwa menjadi

orangtua haruslah dipikirkan secara matang karena menjadi

orangtua membutuhkan komitmen antara suami dan istri

untuk dapat membesarkan anaknya. Asumsi peneliti ini

didukung oleh Barlow (1997) yang menyatakan bahwa

keputusan untuk memiliki anak terjadi secara sadar dimana

hal ini berhubungan dengan pengambilan keputusan

menjadi seorang ibu dan ayah. Hal ini juga didukung oleh

Bobak (2005) yang menyatakan bahwa menjadi orangtua

merupakan suatu faktor pematangan dalam diri seorang

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

76

wanita maupun pria dan merupakan proses orang dewasa

yang harus memiliki kepribadian yang matang, memiliki sifat

penyayang serta mampu dan mau untuk mengasuh

anaknya.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, menjadi

orangtua merupakan suatu kematangan berpikir, proses

pendewasaan, terjadinya perubahan dalam kehidupan

orang dewasa serta pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh wanita dan pria untuk berusaha merawat dan

membesarkan anaknya secara bersama-sama, kesimpulan

ini didukung oleh Wong (2009) yang mengatakan bahwa

pada minggu-minggu pertama kehadiran anak dalam

kehidupan orangtua, akan membawa orangtua mengalami

perubahan dan penyesuaian yang drastis baik dalam

pengasuhan dan perawatan anak. Selain itu Bobak (2005)

mengatakan wanita dan pria tentunya dapat hidup tanpa

seorang anak, sehingga menjadi orangtua merupakan suatu

pilihan yang dapat diambil dan ditentukan sendiri oleh

seorang laki-laki dan seorang wanita dewasa.

Dari hasil analisa penelitian ini, selain memaknai arti

menjadi orang tua, 4 wanita primipara ini juga

mengungkapkan peran, tugas dan tanggung jawab mereka

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

77

menjadi orangtua dalam mengasuh anaknya. Menurut

wanita primipara peran, tugas dan tanggung jawab mereka

sebagai orang tua yaitu mereka harus bisa untuk memenuhi

kebutuhan biologis (lahir) anak yaitu memberikan ASI serta

dapat mencukupi keseharian anaknya dan mereka harus

memenuhi kebutuhan psikologis (batin) anak seperti

mendidik anak, mengarahkan, memberitahu, merangkul,

menyayangi serta menanamkan kepribadian anak yang

baik.

Ungkapan dari ke 4 wanita primipara ini, memiliki

keterkaitan dengan teori yang disampaikan oleh Brooks

(2011) peran orang tua ialah bertanggung jawab atas

pemeliharaan anak. Sedangkan tanggung jawab orangtua

adalah memberikan kasih sayang dan memiliki hubungan,

yang terus berlangsung dengan anak serta memenuhi

kebutuhan maternal anak seperti makanan, pakaian, tempat

tinggal, pendidikan intelektual serta moral pada anak.

Menurut peneliti tugas utama yang dimiliki oleh

orangtua yang sesuai dengan ungkapan partisipan yaitu,

tugas pengasuhan pertumbuhan dimana wanita primipara

memberikan makanan, perlindungan serta kehangatan dan

kasih sayang kepada anaknya dan salah satu diantaranya

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

78

ditambah dengan tugas pengasuhan material dimana,

adanya rangsangan yang diberikan melalui benda-benda

kepada anaknya untuk dapat bereksplorasi (Bornstein

{1998} dalam Brooks {2011}).

Victoriana (2015) mengemukakan orangtua memiliki

tugas untuk mengasuh dan mendidik anak sejak anak itu

lahir, memasuki masa bayi, bahkan sampai dewasa dan

menjalankan peran sebagai orangtua bukan perkara mudah

diera globalisasi ini, karena kebanyakan orangtua bekerja

diluar rumah dan waktu yang disediakan untuk anak lebih

sedikit. Pernyataan ini juga didukung dengan ungkapan ke-4

wanita primipara yang mengatakan bahwa, mereka memiliki

keinginan untuk bekerja namun, wanita primipara ini lebih

memikirkan anak mereka yang membutuhkan kehadiran

wanita primipara disampingnya.

2. Makna Pengasuhan Sebagai Naluri, Pekerjaan Yang Sulit,

Membutuhkan Keahlian dan Penuh Keuletan

Dari hasil analisa peneliti, pada 4 wanita primipara

yang menjadi partisipan dalam penelitian ini

mengungkapkan pola pengasuhan merupakan pekerjaan

yang sulit dikarenakan pengasuhan merupakan amanah

yang diberikan dari yang mahakuasa untuk mereka agar

mereka dapat memberikan pengasuhan, memberikan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

79

perlakuan pemenuhan kebutuhan tiap harinya serta

membentuk karakter anak mereka sejak dini. Brooks (2011)

mengungkapkan arti pengasuhan sendiri merupakan proses

yang terjadi antara kedua belah pihak yaitu orangtua dan

anak yang saling mengubah satu sama lain saat anak

tumbuh menjadi sosok dewasa. Sedangkan pola

pengasuhan sendiri terdiri dari 2 kata yaitu pola yang berarti

cara, model, bentuk serta sistem dan asuh yang berarti

menjaga (merawat dan mendidik), membimbing (membantu,

melatih), dan memimpin (menggepalai) (Depdikbud, 1988).

Peneliti setuju dengan ungkapan partisipan dimana

pola pengasuhan merupakan suatu usaha, cara atau

tindakan yang diberikan orang tua sebagai orang yang

dipercayai dalam proses pengasuhan untuk dapat

memenuhi kebutuhan anak baik keperluan tiap harinya

maupun kebutuhan psikologis dan kebutuhan akan

pendidikan formal bahkan pendidikan karakter.

Hal ini didukung oleh Yuniarti (2009) yang mengatakan

anak membutuhkan orang lain dalam perkembangannya

dan yang paling pertama bertanggung jawab adalah

orangtua termasuk didalamnya memenuhi kebutuhan anak

baik dari sudut pandang fisiologis maupun kebutuhan

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

80

psikologis anak. Selain Yuniarti (2009) menurut Palupi

(2007) dalam Agustiawati (2014) mengatakan bahwa pola

pengasuhan merupakan cara orangtua memperlakukan

anaknya, dalam mendidik, mengajarkan, mendisiplinkan dan

menjaga anak dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya menuju kedewasaan dalam

pembentukkan norma yang diharapkan oleh masyarakat.

Dalam proses pengasuhan mereka juga memiliki

tujuan pengasuhan, terdapat beberapa partisipan yang

mengungkapkan adanya ideologi dalam tujuan

pengasuhannya dimana sudah menjadi kodrat seorang

wanita untuk melakukan pengasuhan kepada anak. Selain

itu, pengasuhan menjadi pekerjaan yang sulit dan tidak

mudah menurut mereka karena pada dasarnya terjadinya

perubahan dalam kehidupan mereka baik dari pola tidur,

kebiasaan, perubahan fisik dan pola pikir.

Selain itu, wanita primipara juga berusaha untuk dapat

memberikan pengasuhan secara mandiri kepada anak

mereka dan wanita primipara juga kurang memiliki waktu

untuk dirinya sendiri. Hal ini terlihat ketika peneliti

melakukan wawancara pada ke-4 wanita primipara ini,

terkadang mereka terlihat lelah dan adanya kantung mata

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

81

pada wajah wanita primipara. Pernyataan ini didukung oleh

Barlow (1997) dan Oakley (1987) yang mengatakan dalam

proses pengasuhan, seorang ibu, setelah melahirkan bayi

pertama, khususnya para wanita melaporkan mengalami

gangguan dan hambatan besar dalam gaya hidup dan

rutinitas mereka serta,wanita primiparaakandiberikan

banyak kesempatan untuk mengalami pertumbuhan dan

perkembangan dalam dirinya untuk mengakui kompleksitas

dari perannya menjadi seorang ibu.

Selain itu, adanya ideologi dalam pengasuhan

beberapa partisipan, dikarenakan mereka memiliki

keyakinan dan ideologi yang cenderung mereka turunkan

atau wariskan kepada anak-anaknya dengan harapan,

anak-anak mereka bisa mengembangkan nilai dan ideologi

yang ada serta selalu tertanam dalam diri anak (Santrok

{1995} & Walker {1992} dalam agustiawati {2014}).

Dapat peneliti simpulkan bahwa, pengasuhan menjadi

pekerjaan yang sulit karena didalamnya terdapat usaha dan

proses yang wanita primipara lakukan kepada anaknya, dari

seorang wanita single berubah menjadi orangtua untuk

memenuhi kebutuhan anak baik dari kebutuhan sehari-hari,

psikologis, maupun pendidikan anak. Selain daripada itu,

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

82

pengasuhan dianggap menjadi pekerjaan yang sulit karena

wanita primipara harus memerankan peran ganda dalam

hidupnya sebagai seorang ibu yang mengasuh anak dan

seorang istri sebagai pendamping suami.

Melihat dari hal diatas, peneliti menyadari bahwa

dalam era globalisasi saat ini masih terdapat ideologi-

ideologi orangtua tradisional yang mengungkapkan bahwa

sudah menjadi kodrat wanita untuk mengasuh anaknya.

Simpulan ini didukung oleh Soetjiningsih (2014) yang

mengatakan pada konsep keluarga tradisional istri sebagai

ibu rumah tangga, pekerjaannya hanya sebagai pengasuh

anak dan hanya berada didalam rumah saja, untuk

mengurusi kebutuhan rumah tangga sedangkan suami

sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban memenuhi

kebutuhan lahiriah dan batiniah dalam keluarga, serta bukan

menjadi tugas suami untuk melakukan pengasuhan pada

anaknya.

Hal ini juga terkait dengan peran gender dimana peran

perempuan adalah sosok penurut dan posisi seorang suami

selalu berada di atas dan selalu harus dihargai. Selain itu

peneliti berpendapat bahwa gaya pengasuhan yang

digunakan wanita primipara kepada anaknya yaitu gaya

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

83

pengasuhan responssiveness dimana wanita primipara

memiliki ketanggapan dalam membimbing kepribadian anak,

memenuhi kebutuhan anak serta mengacu pada

pengasuhan yang hangat dan memberikan dukungan

kepada anak (Lestari, 2012).

Dalam pengasuhan wanita primipara kepada anaknya,

4 partisipan ini juga mengungkapkan bahwa adanya rasa

senang yang muncul saat melihat anak, adanya kontak batin

yang terjalin antara wanita primipara dengan anaknya dan

wanita primipara juga, sudah dengan sepenuh hati

menerima kehadiran anaknya, ditengah-tengah kehidupan

mereka. Rasa penerimaan yang dialami wanita primipara

akan kehadiran anaknya didukung dengan teori yang

dikemukakan oleh Christina (2012) yaitu Acceptance

(penerimaan) dimana, perilaku orangtua sering memberikan

kasih sayang, cinta yang tulus kepada anak, menempatkan

anak pada posisi yang penting serta bersikap peduli dengan

anaknya.

Dari hal diatas peneliti berasumsi bahwa dalam proses

pengasuhannya, muncul naluri (instink/motherhood)

seorang ibu pada diri wanita primipara yang memiliki

keterkaitan dengan attachment dan bonding yang sedang

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

84

terjalin antara wanita primipara dengan anaknya, karena

tanpa disadari mereka telah merasakan kebahagian akan

kehadiran anak dikehidupan mereka, serta tengah

menghayati perannya sebagai seorang ibu bagi anak

mereka. Hal ini didukung oleh Kartono (1977) yang

mengatakan fungsi atau sifat keibuan (motherhood)

merupakan sumber kepuasan dan kebahagian yang terjadi

dalam hidup mereka, serta sifat keibuan ini bersangkutan

dengan relasi ibu dengan anaknya sebagai kesatuan

fisiologis, psikhis dan sosial.

Selain itu Kartono (1977) juga menyebutkan bahwa

naluri (instinkt) keibuan (maternal instincts) terdapat pada

seluruh wanita dimana ciri-ciri utamanya adalah kelembutan

(tenderness) yang merupakan suatu bentuk kasih sayang

kepada anak. Proses penerimaan wanita primipara akan

kehadiran anaknya merupakan bentuk dari attachment

(kasih sayang/kelekatan) (Bobak, 2005), serta bonding

yang muncul pada ke-4 partisipan ini juga, merupakan

ungkapan adanya kedekatan fisik ataupun emosional antara

wanita primipara dengan anaknya sejak lahir sampai saat ini

(Brazelton {1978} dalam Bobak {2005}).

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

85

Asumsi peneliti mengenai naluri (instink) seorang ibu

dalam diri wanita primipara juga didukung dengan hasil

observasi langsung saat wawancara, dimana ketika anak

menangis wanita primipara langsung memberikan tindakan

nyata seperti menenangkan, menimang, memeluk anaknya

dan meminta izin untuk berhenti sejenak dari proses

wawancara.

Terkait dengan attachment dan bonding, Perry (2001)

dalam jurnalnya menjelaskan bahwa kedekatan (bonding)

diartikan sebagai koneksi atau hubungan antara anak

dengan ibunyayaitu ikatan khusus yang mendasar dari ibu

dan anak. Dalam bonding juga terdapat beberapa element

kunci yaitu kelekatan yang merupakan hubungan emosional

yang bertahan lama dan akan diberikan pada orang yang

spesifik, dalam hal ini anak, serta hubungan yang terjalin

membawa keselamatan, kenyamanan dan menyenangkan

antara ibu dan anak. Sedangkan menurut Mercer (1982)

mencatat bahwa ikatan dipermudah oleh adanya umpan

balik atau respon yang positif baik secara verbal maupun

sosial dimana hal ini menunjukkan adanya penerimaan satu

sama lain.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

86

Selain perilaku penerimaan yang muncul pada ke-4

wanita primipara ini, terdapat dua diantaranya juga

merasakan adanya perilaku penolakan diminggu-minggu

pertama kehadiran anaknya, karena mereka merasa belum

bisa menerima keadaan yang ada. Pernyataan munculnya

perilaku penolakan pada dua wanita primipara ini didukung

oleh Christina (2012) yang mengatakan pada masa-masa

awal kehadiran anak ditengah kehidupan keluarga orangtua

terkhususnya, seorang ibu akan mengalami suatu keadaan

dimana ia belum bisa menerima kehadiran anaknya

dikarenakan ia belum siap untuk menghadapi keadaan baru

dengan tugas dan tanggung jawab yang harus dia lakukan

sehingga, muncullah perilaku penolakan (rejection) yaitu

orangtua bersikap masa bodoh, bersikap kaku dan kurang

peduli dengan anak.

Selain mengungkapkan pengasuhan sebagai bentuk

naluri dan merupakan pekerjaan yang sulit, partisipan juga

mengungkapkan bahwa dalam mengasuh dibutuhkan

keahlian dan keuletan. Peneliti setuju akan pernyataan

partisipan ini, karena dalam pengasuhan, wanita primipara

mengalami proses pembelajaran (nurture) yaitu bagaimana

cara wanita primipara menafsirkan tangisan, rewelnya anak,

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

87

sentuhan serta kontak mata menjadi alat komunikasi

diantara mereka. Pernyataan ini didukung dengan teori

komunikasi ibu-anak yang dikemukakan oleh Bobak (2005)

bahwa sentuhan atau indera peraba dipakai oleh ibu

sebagai sarana dalam mengenali bayinya, karena dalam

sentuhan ibu terhadap anaknya dapat mempengaruhi pola

tidur serta pola makan pada bayi.

Komunikasi ibu dan anak juga didukung oleh Bowlby

(1958) yang mengatakan bahwa bayi menunjukkan perilaku

penanda (signaling behavior) seperti menangis, tersenyum

dan mengeluarkan suara yang menginisiasikan kontak dan

membuat ibu mendekati anaknya. Hal lain terkait sentuhan

dikemukakan oleh Brooks (2011) bahwa anak yang sering

digendong atau berada dalam pelukkan orangtuanya

cendrung lebih tenang dibandingkan anak yang kurang

berada didalam pelukkan orangtuanya akan lebih rewel.

Selain sentuhan, kontak mata juga lebih sering dipakai

orangtua untuk saling menatap dan mengenali satu sama

lain (Bobak, 2005) hal ini juga didukung dengan data

observasi saat wawancara berlangsung dimana keseluruhan

wanita primipara menggendong anaknya selama

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

88

wawancara berlangsung dan sesekali wanita primipara

mengajak anaknya untuk berbicara.

Dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa proses

pengasuhan dikatakan menjadi pekerjaan yang sulit,

membutuhkan keahlian, keuletan dan adanya naluri seorang

ibu didalamnya karena dalam pengasuhan, ibu bukan hanya

memenuhi kebutuhan anak namun dalam pengasuhan juga

dituntut adanya ikatan, ketanggapan berespon dari seorang

ibu, serta komunikasi antar ibu dan anak yang menjadikan

pengasuhan membutuhkan suatu keahlian dan keuletan dari

seorang ibu. Hal ini juga didukung oleh Wibowo (2011) yang

mengatakan bahwa kepekaan dan ketanggapan

pengasuhan ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan

perkembangan anak dikarenakan kemampuan ibu untuk

menjalin hubungan emosional dengan anak serta dapat

membaca isyarat anak merupakan salah satu faktor yang

berperan dalam pencapaian perkembangan anak yang

optimal.

3. Pencapaian Pengasuhan Ideal Dipengaruhi Oleh Faktor-

Faktor Tertentu

Dari hasil analisa yang dilakukan peneliti terungkap

bahwa dalam mencapai suatu pengasuhan yang ideal pada

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

89

wanita primipara ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Hal ini dilengkapi dengan ungkapan

partisipan yang menyatakan bahwa faktor pengalaman,

kesehatan ibu, anak itu sendiri serta sumber dan bentuk

dukungan yang diberikan kepada wanita primipara, menjadi

faktor pendukung yang cukup besar dalam mencapai

pengasuhan yang ideal.

Peneliti setuju dengan ungkapan yang disampaikan

ke 4 partisipan bahwa kesehatan menjadi salah satu faktor

pendukung pencapaian pengasuhan yang ideal, karena

menurut partisipan ketika ibu mengalami gangguan pada

kesehatannya maka anak juga akan mengalami hal yang

sama, karena seorang anak senantiasa berada disekitar

ibunya dan menyusu pada ibunya sehingga hal ini akan

menularkan kepada anaknya.Hal ini didukung dengan

penjelasan yang dikemukakan oleh Berns (1997) yang

mengatakan bahwa kesehatan fisik ibu sangat

mempengaruhi kesehatan anak karena dalam praktek

pengasuhan, ibu senantiasa berinteraksi dengan anak dan

memberikan ASI kepada anaknya.

Selain kesehatan ibu, menurut Manurung (1995)

dalam Agustiawati (2014) mengatakan bahwa latar belakang

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

90

pola pengasuhan orangtua dalam memberikan pengasuhan

pada anaknya didapat atau belajar dari metode pengasuhan

yang pernah diperoleh dari orangtua mereka sebelumnya,

Barlow (1997) dan Curtner (2014) juga menambahkan dari

penelitian mereka bahwa pola pengasuhan seorang wanita

diperoleh dan dipengaruhi oleh gaya pengasuhan

orangtuanya. Namun dalam kenyataannya ada beberapa

pengasuhan orangtua terdahulu yang tidak serta merta di

pakai semuanya oleh wanita primipara, seperti memberikan

MPASI pada anak sebelum usia 6 bulan serta memakaikan

gurita pada anak, karena menurut mereka hal tersebut akan

berdampak tidak baik bagi anak.

Sumber dan bentuk dukungan yang diperoleh wanita

primipara dalam pengasuhan sangat membantu wanita

primipara, hal ini dijelaskan oleh Brooks (2011) bahwa

beragam dukungan dapat membantu wanita primipara

dalam menyesuaikan diri dengan pengasuhan seperti

dukungan dari suami (mengganti popok, menggantikan baju)

keluarga, orangtua dan kerabat. Selain itu sumber dukungan

informal seperti informasi baik dari media massa, media

cetak maupun tenaga kesehatan dan forum-forum maternal

lainnya sangat membantu dalam memberikan informasi

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

91

terkait pengasuhan pada wanita primipara. Hal ini didukung

dari pernyataan partisipan bahwa mereka senantiasa

mencari informasi dari bidan, dokter, internet, artikel dan

adapula partisipan yang mengikuti kegiatan seperti senam

hamil serta forum ibu hamil untuk mendapatkan informasi

seputar pengasuhan.

Anak menjadi faktor pendukung pencapaian

pengasuhan karena menurut wanita primipara anak adalah

karunia dari Tuhan, buah hati hasil dari cinta suami dan istri

yang menjadi pelengkap dalam kehidupan mereka.

Pernyataan partisipan tersebut dapat dikaitkan dengan

Penelitian yang dilakukan Wulandari (2009) bahwa anak

memiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan suatu

keluarga dimana anak merupakan tempat orangtua dapat

mencurahkan kasih sayangnya. Namun anak menjadi

pengaruh dalam proses pengasuhan, dimana jumlah anak

yang banyak dalam keluarga membuat orangtua cenderung

tidak menerapkan pola pengasuhan yang maksimal karena

perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu

dengan anak yang lainnya (Hurlock, 1997).

Dari penjelasaan diatas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pengalaman, kesehatan ibu, sumber dan bentuk

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

92

dukungan yang diberikan serta anak itu sendiri menjadi

faktor penting bagi wanita primipara dalam mencapai

pengasuhan yang ideal. Simpulan yang peneliti buat

didukung oleh Supartini (2004) yang menyatakan bahwa

rentang usia tertentu (20-35 tahun) adalah baik untuk

menjalankan peran pengasuhan. Apabila usia ibu terlalu

muda atau tua mungkin tidak dapat menjalankan peran

tersebut secara optimal, karena diperlukan kekuatan fisik

dan psikologis. Selain mempengaruhi aspek fisik, umur

ibu juga mempengaruhi aspek psikologi ibu, ibu usia muda

sebenarnya belum siap untuk menjadi ibu dalam arti

keterampilan mengasuh anaknya. Ibu muda ini lebih

menonjolkan sifat keremajaannya daripada sifat

keibuannya (Soekanto, 2004).

Namun peneliti kurang sependapat dengan

pernyataan salah satu partisipan yang mengatakan bahwa

pedidikan seorang ibu tidak terlalu berperan dalam faktor

pencapaian pengasuhan ideal ibu, karena dengan tidak

adanya pendidikan mereka masih bisa mengasuh dengan

ajaran pengasuhan ibu sebelumnya. Pernyataan tidak

setujunya peneliti di dukung oleh Manurung (1995) dalam

Agustiawati (2014) bahwa pendidikan yang dimiliki orang tua

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

93

memberikan pengaruh pada pola pengasuhan yang

diberikan kepada anak dimana semakin baik tingkat

pendidikan orangtua semakin baik pula pola pengasuhan

yang diberikan kepada anaknya. Selain itu, pendidikan

orangtua yang tinggi dalam praktek pengasuhan terlihat

lebih sering membaca ataupun mengikuti perkembangan

pengetahuan mengenai anak (Hurlock, 1997).

Selain itu peneliti berasumsi bahwa pasangan

merupakan salah satu faktor tercapainya pencapaian

pengasuhan yang ideal dimana hal ini juga didukung oleh

beberapa partisipan yang menggungkapkan bahwa

pengasuhan yang dilakukan oleh mereka merupakan hasil

dukungan suami. Hal ini didukung olehSnarey (1993) yang

mengatakan bahwa ayah yang terlibat dalam pengasuhan,

akan memberikan pengaruh terhadap kebahagiaan

perkawinan, kestabilan dalam perkawinan dan

memunculkan perasaan bahagia walaupun perkawinan

tersebut telah dijalani hingga dua puluh tahun.

Dari ke-2 tema terkait pola pengasuhan dapat

disimpulkan bahwa, pola pengasuhan yang dilakukan oleh

ke-4 wanita primipara ini, membuat suatu bentuk rangkaian

cara atau usaha yang dilakukan wanita primipara untuk

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

94

mencapai pengasuhan ideal dan mencapai tugas

pengasuhan yang bersifat responssiveness, dimana wanita

primipara sudah dengan baik menerima kehadiran anaknya

serta mau mengalami perubahan-perubahan dalam

hidupanya demi untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

Simpulan ini didukung oleh Indira (2008) bahwa pola

pengasuhan yang efektif dan ideal merupakan pengasuhan

yang berjalan dinamis dan bukan statis, ayah dan ibu harus

kompak serta berkompromi dalam memberikan

pengasuhan, pola pengasuhan harus disertai nilai positif

yang dimiliki orangtua dan adanya komunikasi efektif antara

suami-istri dan anak.

4. Terjadinya Re-Evaluasi Diri dan Resiliensi Menjadi Orangtua

Pada Wanita Primipara Saat Beradapatasi Dengan Proses

Pengasuhan

Dari hasil analisa, peneliti menemukan bahwa dalam

proses pengasuhan, wanita primipara lebih memprioritaskan

kebutuhan anak dibandingkan dengan kebutuhan pribadinya

sendiri. Pernyataan ini didukung dengan salah satu

pernyataan wanita primipara saat wawancara berlangsung

bahwa ia ingin membeli baju untuk dirinya sendiri namun

diredam karena kebutuhan pampers anaknya, lebih penting

dari bajunya. Selain itu dari hasil observasi saat wawancara

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

95

berlangsung salah satu wanita primipara yang akan makan

siang terhenti sejenak untuk makan, karena anaknya

menangis dan harus ditenangkan.

Sehingga menurut peneliti tindakan yang diambil

oleh wanita primipara sangatlah baik dimana ia

memprioritaskan kebutuhan anaknya terlebih dahulu

daripada kebutuhannya. Hal ini didukung oleh Lupton dan

Fenwick (2001) yang mengatakan bahwa seorang ibu yang

baik diharapkan mampu untuk mendahulukan pemenuhan

kebutuhan bayinya daripada kebutuhan dirinya sendiri dan

seorang ibu yang baik harus rela kehilangan waktunya untuk

tidur demi memenuhi kepentingan bayinya.

Selain tindakan wanita primipara dalam

memprioritaskan kebutuhan anaknya, dalam pengasuhan

wanita primipara juga mengalami kesulitan dalam proses

adaptasinya dihari-hari pertama kehadiran anaknya. Hal ini

dilengkapi dengan pernyataan beberapa partisipan yang

mengatakan ketika anaknya menangis dan mereka

berusaha untuk menenangkan, terkadang anak tidak mau

diam ini lah yang membuat mereka merasa frustasi dan

kemudian mereka meminta bantuan dari orangtuanya untuk

mengatasi anak yang menangis dan rewel tersebut.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

96

Barclay dan Lloyd (1996) menjelaskan bahwa

terjadinya masa transisi dalam kehidupan seorang ibu yang

menuntut wanita mengalami sejumlah perubahan baik fisik,

psikologis dan emosional, sebagian masa transisi yang

dialami oleh seorang ibu merupakan masa yang sulit.

Kesulitan yang timbul diakibatkan oleh banyaknya peran

baru yang harus dihadapi dan wanita primipara harus

mampu untuk beradaptasi dalam menjalankan perannya,

konflik-konflik tersebut dapat muncul ketika mereka tidak

dapat memenuhi harapannya sebagai seorang ibu yang baik

(Mauthner, 1999).

Melihat dari kejadian ini peneliti berasumsi bahwa

dalam proses pengasuhan dan proses adaptasi yang

berlangsung, wanita primipara terus mengalami proses

belajar dan re-evalusi diri karena pada adaptasi awal wanita

primipara merasa tidak mampu untuk menghadapinya

namun setelah proses pengasuhan berlangsung saat ini

mereka mampu untuk mengatasi kesulitan yang timbul

dalam pengasuhan.

Kemampuan adaptasi wanita primipara tersebut

ditandai dengan wanita primipara dapat memandikan

anaknya sendiri dimana awalnya meraka belum dapat

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

97

memandikan anaknya sendiri dan masih meminta

pertolongan pada orangtua bahkan pada bidan setempat.

Menurut Watson (1913) mengatakan bahwa sifat dasar

manusia menitik beratkan pada proses pembelajaran dan

pengalaman, dimana proses pembelajaran dipengaruhi oleh

lingkungan bahkan pengalaman yang diterima oleh wanita

primipara dalam melihat cara beradaptasi orangtua dimasa

lalu dalam pengasuhannya. Hal ini juga didukung oleh

Barlow (1997) yang mengatakan bahwa menjadi seorang

ibu dalam proses pengasuhan, menuntut mereka untuk

mengalami re-evalusi diri secara berkesinambungan agar

mereka dapat melihat, dapat menyesuaikan diri, serta dapat

memperbaiki pengasuhan yang belum baik di masa awal

adaptasinya.

Selain mengalami kesulitan dalam pengasuhannya,

wanita primipara juga mengalami adaptasi maternal setelah

kehadiran anaknya. Secara keseluruhan empat wanita

primipara ini mengalami adaptasi maternal, ketergantungan

dengan orang lain setelah melahirkan, mengalami stres

serta munculnya inisiatif untuk mulai mengasuh anaknya.

Hal ini didukung oleh teori adaptasi maternal yang

dikemukakan oleh Bobak (2005) yang mengatakan bahwa

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

98

selama 1-2 hari pertama setelah melahirkan ketergantungan

ibu menonjol dan ingin diperhatikan oleh orang lain (Taking

In), setelah itu selama beberapa jam atau pada hari ke-2

dan ke-3 munculnya keinginan wanita primipara untuk dapat

mengasuh anaknya secara mandiri (Taking Hold) dan

wanita primipara akan memunculkan perilaku untuk

bergerak maju dan saling berinteraksi dengan keluarga

mengenai pengasuhan, namun pada fase ini tak sedikit

wanita primipara merasakan stres dalam dirinya.

Dalam analisa penelitian ini, terdapat 3 partisipan

yang tidak mengalami adaptasi maternal yang begitu jelas

karena ada salah satu dari fase tersebut, tidak dialami

partisipan misalnya tidak mengalami fase dependen,

sedangkan satu diantaranya mengalami adaptasi maternal

cukup jelas karena 3 fase adaptasi maternal dialaminya.

Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa 3 partisipan

mengalami adaptasi psikologis yang tidak terlalu buruk

sedangkan 1 diantaranya mengalami adaptasi maternal

yang buruk.

Peneliti dapat membuat kesimpluan ini karena

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2014)

yang menyatakan bahwa adaptasi psikologis ibu yang buruk

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

99

memungkin ibu mengalami depresi postpartum (pasca

melahirkan) dan apabila berlangsung secara terus-menerus

dapat menimbulkan sikap negatif terhadap proses

perawatan bayinya, wanita primipara yang mengalami

depresi postpartum cendrung mengalami perasaan sedih

dan peningkatan emosi atau merasa tertekan, lebih sensitif,

merasa bersalah, lelah, cemas dan merasa tidak mampu

untuk merawat dirinya sendiri maupun bayinya.

Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan

bahwa, wanita primipara mengalami adaptasi dalam proses

pengasuhannya, dimana dimasa awal kehadiran anaknya

ada kesulitan yang wanita primipara alami. Namun seiring

berjalannya waktu wanita primipara mampu untuk

berdaptasi dengan tugas, peran dan tanggung jawabnya

menjadi seorang ibu dalam mengasuh anaknya. Hal ini

memiliki keterkaitan dengan teori adaptasi yang

dikemukakan oleh Ardhiyanti (2014) bahwa adaptasi

merupakan penyesuaian diri seseorang terhadap

lingkungannya, dimana aspek fisiologis dan psikologis

mengalami perubahan dalam memberikan respon terhadap

stres yang ada.

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

100

Menurut Stuart (2013) dikatakan seseorang

mengalami adaptasi adaptif bila orang tersebut mampu

menyelesaikan masalahnya secara efektif, mampu

berinteraksi dengan baik serta mencapai tujuan yang

diinginkan. Dalam hal ini adaptasi wanita primipara

merupakan adaptasi adaptif karena disaat wanita primipara

mengalami kesulitan mereka mampu untuk berinteraksi

dengan orang lain seperti suami, ibu mertua maupun ibu

kandung untuk meminta bantuan, kemudian dapat

menyelesaikan masalah merawat anak dengan baik

misalnya kesulitan untuk bangun ketika anak menangis

ditengah malam, wanita primipara sudah mampu

beradaptasi dengan tuntutan bangun ditengah malam, serta

telah mencapai tujuan pengasuhan, salah satunya yaitu

wanita primipara dapat mendampingi serta memenuhi

kebutuhan ASI pada anak sesuai dengan apa yang mereka

inginkan walaupun ada beberapa kebutuhan yang belum

dapat terpenuhi karena terbatasnya ekonomi wanita

primipara.

Ketika wanita primipara sudah mampu beradaptasi

dengan baik, muncul ungkapan yang dikemukakan oleh 2

wanita primipara, bahwa saat ini pekerjaan mengasuh anak

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

101

berubah menjadi hal yang membosankan dan menjadi

rutinitas karena tiap harinya mereka melakukan hal yang

sama. Dari hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

wanita primipara pada awalnya mengalami masa adaptasi

awal karena harus beradaptasi dengan tugas dan peran

barunya sebagai ibu, kemudian wanita primipara mampu

untuk beradaptasi dengan kegiatan pengasuhannya namun

saat wanita primipara sudah mampu beradaptasi dengan

baik, wanita primipara kemudian merasakan adanya

kebosanan karena pengasuhan bukan lagi menjadi suatu

kegiatan yang menantang namun sudah menjadi rutinitas

yang harus dilakukan seorang ibu tiap harinya.

Kesimpulan peneliti ini didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Reivich dan Shatte (2002) yang

menjelaskan bahwa resiliensi sebagai kemampuan untuk

mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat

atau masalah yang terjadi dalam kehidupannya, serta

mampu bertahan dalam keadaan tertekan atau merupakan

daya lenting (kemampuan untuk kembali ke keadaan

semula) (Poerwadarminta, 1993)

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

102

5. Wanita Primipara Menyadari Adanya Tekanan Dalam

Pengasuhan

Dari analisa peneliti sebelumnya sudah dijelaskan

bahwa, ada ungkapan wanita primipara yang mengatakan

bahwa mereka mengalami stres pengasuhan karena harus

menghadapi anak yang rewel dan wanita primipara yang

mengantuk karena harus terbangun tengah malam untuk

menyusui ataupun perubahan lain yang dialami. Menurut

peneliti hal ini merupakan hal yang wajar terjadi pada wanita

primipara, karena kehidupan wanita biasa merupakan

kehidupan tanpa sebuah tanggungan mengurus orang lain

dan kemudian sekarang mereka mengalami perubahan

menjadi seorang ibu, sehingga membuat timbulnya rasa

stres yang muncul dari internal ibu, anak maupun

lingkungan sekitar.

Pernyataan peneliti ini didukung oleh Deater-

Deckard (2004) dalam Lestari (2012) yang mengatakan

stres pengasuhan merupakan serangkaian proses yang

membawa pada kondisi psikologis yang tidak disukai dan

muncul dalam upaya beradaptasi dengan tuntutan peran

sebagai orangtua. Faktor-faktor yang dapat mendorong

timbulnya stres pengasuhan bisa berasal dari individu

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

103

(wanita primipara), keluarga, lingkungan maupuan anak itu

sendiri.

Selain mengalami stres pengasuhan 2 wanita

primipara juga mengalami baby blues sertasalah satu wanita

primipara menunjukkan tanda bahwa ia tidak mengalami

baby blues namun, lebih mengarah pada tanda-tandastres

pengasuhan, dimana salah satu partisipan merasakan

kepenatan, perubahan emosional dan lebih sensitif selama

1 hari dalam proses pengasuhannya dan 1 diantara tidak

mengalami baby blues sama sekali. 2 partisipan yang

mengalami baby blues mengatakan bahwa mereka memiliki

rasa sensitif selama 7-10 hari dan mudah marah baik

kepada suami maupun kepada orangtua mereka.

Sedangkan 1 partisipan mengungkapkan tidak mengalami

baby blues karena memang ia tidak merasakannya, dia

merasakan sensitif dan mudah tersinggung hanya pada

masa kehamilannya. Menurut Christiana (2012) 70% ibu

yang baru selesai melahirkan akan mengalami naik

turunnya emosi dengan gejala cemas dan menangis tanpa

sebab, tidak sabar, sensitif, mudah tersinggung dan tidak

percaya diri.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

104

Dua wanita primipara ini mengalami baby blues

karena adanya perubahan hormon, kelelahan, kurangnya

pengalaman dan kurang percaya diripada 2 wanita

primipara ini dalam mengasuh anaknya. Hal ini juga

diperkuat dengan pernyataan Straight (2004) yang

mengatakan perubahan fisiologis yang cukup dratis setelah

persalinan akan mempengaruhi psikologis khususnya pada

ibu baru. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wijayanti (2013) memperlihatkan bahwa angka kejadian

postnatal blues pada wanita primipara 17,4% lebih tinggi

dibandingkan wanita multipara (wanita yang telah

melahirkan lebih dari satu kali), karena wanita multipara

sudah pernah melahirkan sebelumnya dan berpengalaman

dalam merawat anak dibandingkan dengan wanita primipara

(Machmudah, 2010).

Dapat peneliti disimpulkan bahwa secara

keseluruhan wanita primipara mengalami stres dalam

pengasuhannya, namun tidak semua wanita primipara

mengalami baby blues dalam dirinya usai melahirkan dan

selama proses pengasuhan berlangsung.

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

105

Dari dua tema terkait adaptasi pengasuhan dapat

disimpulkan bahwa dalam pengasuhan, wanita primipara

mengalami tahapan-tahapan adaptasi pengasuhan yakni :

Proses melihat menghadapi kesulitan mencoba

memberikan pengasuhan mandiri mengalami adaptasi

awal meminta bantuan mengalami stres pengasuhan

mengalami proses pembelajaran dan re-evaluasi diri mampu

beradaptasi (adaptif) pengasuhan menjadi pekerjaan yang

membosankan dan hanya menjadi rutinitas dalam

kesehariannya. Sehingga dari hal ini menunjukkan bahwa,

wanita primipara dalam pengasuhannya memiliki daya

kelentingan serta proses pengasuhan senantiasa berjalan

secara dinamis dan bukan statis.

Terlepas dari ke 5 tema yang peneliti bahas dalam

hasil penelitian ini, peneliti menemukan sebuah hal baru

melalui observasi peneliti bahwa semua wanita primipara

yang menjadi partisipan dalam penelitian ini, tinggal

bersama dengan mertua mereka, sehingga peneliti memiliki

asumsi tersendiri bahwa dalam proses pengasuhan, mertua

dari wanita primipara dapat mempengaruhi pola

pengasuhan maupun ada hal lain yang mungkin terjadi

seperti konflik kecil karena kesalahpahaman atau hal

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

106

lainnya. Asumsi ini bisa peneliti kemukakan karena terdapat

teori dan penelitian yang terkait dengan topik ini yaitu

Hurlock (1999) menyatakan bahwa adanya stereotip yang

tidak menyenangkan mengenai orang usia lanjut dalam hal

ini mertua seperti cenderung ikut campur tangan dan

menimbulkan masalah bagi keluarga pasangan (pasangan

suami istri).

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Andriyani

(2015) menjelaskan bahwa, permasalahan dalam keluarga

tidak hanya terjadi pada hal yang ditimbulkan dari

dalam keluarga inti.Akan tetapi, masalah keluarga juga

dipengaruhi oleh pihak ketiga yang berperan dalam

kehidupan rumah tangga, pihak ketiga sebenarnya

terkadang berasal dari orang yang sangat dekat dengan

pasangan hidup, yaitu orang tua dari masing-masing

pasangan hidup, dalam hal ini biasa disebut mertua.

(Fatchiah, 2009)

4.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan

didalamnya, seperti jumlah partisipan yang sesuai dengan

kriteria peneliti sangat terbatas dimana dari target partisipan

yang peneliti buat yaitu sebanyak 5 partisipan diantaranya 1

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

107

partisipan di Dsn. Plalar Kulon berubah menjadi 2 partisipan,

sedangkan 2 partisipan di Dsn.Sleker tidak ada karena 1

orang menolak dan yang 1 orang lagi tidak sesuai dengan

karakteristik peneliti, kemudian 2 partisipan berada di

Dsn.Kopeng Krajaan, sehingga total partisipan penelitian ini,

hanya berjumlah 4 partisipan, 2 berada di Dsn.Plalar Kulon

dan 2 partisipan lainnya berada di Dsn.Kopeng Krajan

sedangkan yang berada di Dsn.Sleker tidak menjadi

partisipan dan tempat dalam penelitian ini.

Selain itu, kebanyakan wanita di Dsn.Sleker sudah

memiliki anak lebih dari satu dan anak yang ada di dusun

tersebut umurnya sudah diatas 6 bulan, selain itu ada juga

para wanita primipara yang tidak bersedia untuk menjadi

partisipan dalam penelitian ini. Bukan hanya jumlah

partisipan yang menjadi hambatan dalam penelitian ini,

namun refrensi mengenai adaptasi wanita primipara dalam

pengasuhan juga cukup sulit untuk diperoleh peneliti,

sehingga dalam penelitian ini hanya ada adaptasi maternal

ibu dan adaptasi secara umum saja yang peneliti paparkan

dalam tinjauan pustaka.

Komunikasi antara peneliti dengan partisipan saat

penelitian dan wawancara berlangsung juga menjadi

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

108

kendala dalam penelitian ini, terkadang beberapa

pertanyaan peneliti memiliki jawaban yang berbeda dari apa

yang peneliti targetkan dengan apa yang wanita primipara

sampaikan, sehingga peneliti berusaha untuk mencari

bahasa atau cara lain agar partisipan mengerti maksud dari

pertanyaan tersebut dan menjawab sesuai dengan jawaban

yang ditargetkan peneliti, selain itu juga ada salah satu

peneliti yang volume suaranya kecil sehingga terkadang

jawabannya tidak terdengar dengan jelas.

Dalam penelitian ini juga terdapat keterbatasan lain

yaitu peneliti tidak menggunakan teknik observasi, karena

proses pengasuhan tidak dapat diamati hanya 1 atau 2

minggu saja, dalam hal ini perlu membutuhkan waktu yang

lama untuk melakukan observasi proses pengasuhan sekitar

1 bulan per partisipan sehingga nantinya apabila ada

penelitian yang serupa dengan penelitian ini, peneliti

tersebut bisa menambahkan teknik observasi didalamnya

untuk dapat melihat dan dapat menginterpasikan proses

tersebut dalam bentuk grafik atau lainnya.

4.6 Keunikan Partisipan Penelitian

Dalam penelitian ini menurut peneliti, masing-

masing partisipannya memiliki keunikan tersendiri, misalnya

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11860/4/T1_462012051_BAB IV... · memberikan susu formula serta makanan tambahan untuk

109

P1 merupakan orang yang cukup pendiam sehingga dalam

proses penelitian menggunakan teknik wawancara, peneliti

harus bisa menggali informasi lebih mendalam dan lebih kiat

lagi. P2 merupakan orang yang sangat aktif dalam

menceritakan pengalamannya sehingga terkadang

partisipan ini, menceritakan hal-hal yang terlalu banyak dan

seringkali sudah terlalu jauh keluar dari pembicaraan dalam

wawancara, sehingga hal ini juga membuat peneliti harus

dengan cepat mengalihkan pembicaraan apabila partisipan

sudah berbicara diluar konteks pertanyaan.

P3 merupakan orang yang hampir sama dengan P2

namun disisi lain jawaban yang diberikan partisipan

berubah-ubah sehingga peneliti harus memastikan

berulang-ulang untuk meyakinkan jawaban dari partisipan

sudah tidak berulang lagi. P4 merupakan orang yang sangat

kalem dan lemah-lembut dalam menjawab pertanyaan dari

peneliti sehingga, terkadang suara partisipan terlalu kecil

dan hal ini membuat peneliti harus menyampaikan kepada

P4 untuk memperbesar suaranya agar jawaban yang

disampaikan partisipan dapat terdengar dengan jelas.