32
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah Kecamatan Mollo Tengah 99,69 Km 2 dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Mollo Utara dan Kec.Polen Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec.Mollo Selatan Sebelah Timur berbatasan dengan Kec.Oenino dan Kec.Kuatnana Sebelah Barat berbatasan dengan Kec.Mollo Barat dan Kec.Mollo Utara Secara astronomis, Kecamatan Mollo Tengah berada diantara : 9 0 43 02.46” LS – 9 0 48’ 51.94” LS, dan 124 0 09’ 35.69” BT - 124 0 24’ 48.75” BT. Dari segi topografi, kondisi permukaan tanah di Kec.Mollo Tengah terdiri dari bukit-bukit, padang rumput serta tanah merah. Di Kecamatan Mollo Tengah terdapat 6 Desa, salah satunya adalah Desa Binaus dengan ibu kota Sakteo dan memiliki Luas Wilayah 14,76 km 2 . Terdapat 3 dusun kecil di Desa Binaus yaitu, Dusun 1: Aneotob, Dusun 2: Tofle’u, dan Dusun 3: Nishala. Desa Binaus memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.049 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 528 jiwa dan perempuan sebanyak 521 jiwa. Dalam Desa Binaus terdapat 252 kepala keluarga (KK). Banyaknya sarana kesehatan yang ada di Desa Binaus terdiri dari 1 puskesmas, 1 puskesmas pembantu, dan 2 posyandu. (Mollo Tengah Dalam Angka 2015, 2015).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Binaus Kecamatan

Mollo Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah Kecamatan Mollo

Tengah 99,69 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Mollo Utara dan

Kec.Polen

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec.Mollo Selatan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kec.Oenino dan

Kec.Kuatnana

Sebelah Barat berbatasan dengan Kec.Mollo Barat dan

Kec.Mollo Utara

Secara astronomis, Kecamatan Mollo Tengah berada

diantara : 90 43 02.46” LS – 90 48’ 51.94” LS, dan 1240 09’

35.69” BT - 1240 24’ 48.75” BT. Dari segi topografi, kondisi

permukaan tanah di Kec.Mollo Tengah terdiri dari bukit-bukit,

padang rumput serta tanah merah. Di Kecamatan Mollo

Tengah terdapat 6 Desa, salah satunya adalah Desa Binaus

dengan ibu kota Sakteo dan memiliki Luas Wilayah 14,76 km2.

Terdapat 3 dusun kecil di Desa Binaus yaitu, Dusun 1:

Aneotob, Dusun 2: Tofle’u, dan Dusun 3: Nishala. Desa

Binaus memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.049 jiwa yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 528 jiwa dan perempuan

sebanyak 521 jiwa. Dalam Desa Binaus terdapat 252 kepala

keluarga (KK). Banyaknya sarana kesehatan yang ada di

Desa Binaus terdiri dari 1 puskesmas, 1 puskesmas

pembantu, dan 2 posyandu. (Mollo Tengah Dalam Angka

2015, 2015).

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

23

4.2 Gambaran Umum Partisipan

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan enam orang perangkat

desa dan tiga puluh empat orang kepala keluarga yang selanjutnya

dalam penelitian ini disebut dengan partisipan (P). Adapun

karakteristik partisipan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

4.2.1 dan table 4.2.2

Tabel 4.2.1 Karakteristik Partisipan Wawancara

P1 P2 P3 P4 P5 P6

Inisial Tn. NT Tn. YK Tn. YK Tn. JM Tn. BS Ny. YT

Jenis Kelamin L L L L L P

Usia 53

Tahun

38

Tahun

34

Tahun

22

Tahun

67

Tahun

40

Tahun

Pendidikan

Terakhir

SMA SMP SMK SMA SD SMP

Pekerjaan Kepala

Desa

Kepala

Dusun

Kepala

Dusun

Kepala

Dusun

Pemuka

Adat

Anggota

BPD

Suku Timor Timor Timor Rote Timor Timor

Keterangan Tabel :

P1-P6 : Partisipan 1 (satu) sampai dengan 6 (enam)

P : Perempuan/Wanita

L : Laki-laki/Pria

Tabel 4.2.2 Karakteristik Partisipan FGD (Focus Group Discussion)

Jumlah Partisipan Total Partisipan

Dusun 1 : Dusun Aneotob 11 P

34 P

Dusun 2 : Dusun Tofle’u 15 P

Dusun 3 : Dusun Nishala 8 P

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

24

4.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian ini didapatkan delapan tema besar

yang tujuh diantaranya didapat dari analisa hasil wawancara

dan satu lainnya didapat dari analisa hasil FGD yang digabung

dari dua ide pokok besar hasil interprestasi jawaban partisipan.

Delapan tema ini menjawab tujuan umum dan tujuan khusus

penelitian, selain itu juga muncul dalam hasil penelaahan

analisa data sebagai data pendukung yang dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Kesehatan ibu penting untuk perangkat desa Binaus

2. Sumber informasi berasal dari masyarakat Binaus sendiri

3. Sebagian masyarakat patuh terhadap saran dan instruksi

perangkat desa

4. Sanksi sebagai upaya perangkat desa terkait masalah

kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

5. Karakter individu dan keterbatasan jangkauan sebagai

hambatan dalam meningkatkan akses layanan kesehatan

6. Hambatan yang terjadi diatasi dengan ketegasan dan

inisiatif dari perangkat desa

7. Implementasi program Pemerintah daerah terkait kesehatan

Ibu dan anak

8. Adanya transisi dari peran dukun beranak beralih kepada

peran bidan atau tenaga kesehatan

Kedelapan tema tersebut didapat dari hasil analisis yang

dijabarkan dalam bentuk bagan dan deskripsi hasil bagan pada

masing-masing tema yang disajikan sebagai berikut.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

25

4.3.1 Tema 1. Kesehatan ibu penting untuk perangkat desa

Binaus

Kata Kunci Kategori Tema

Kesehatan ibu:

- Peduli sekali

- Suatu hal yang penting

- Sesuatu yang sangat

penting

Suatu hal yang

sangat penting

Kesehatan ibu

penting untuk

perangkat desa

Binaus

Kesehatan ibu:

- Tempat-tempat yang

ditunjuk

- Harus ke posyandu

- Harus ke puskesmas

Memanfaatkan

fasilitas kesehatan

yang disediakan

seperti posyandu

dan puskesmas

Kesehatan ibu:

- Ibu itu kuat

- Sehat jasmani dan

rohani

- Tidak cacat dalam

penyakit

- Mengkonsumsi makanan

yang mengandung

vitamin dan protein

- Ibu yang sehat, Ibu yang

tidak sakit-sakitan

- Harus menjaga

kesehatan

Sehat secara fisik,

jasmani dan rohani

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

26

Tema 1: Kesehatan ibu penting untuk perangkat desa Binaus

Kesehatan ibu dianggap sebagai sesuatu hal yang sangat

penting bagi perangkat desa yang berada di desa Binaus.

Ditemukan berbagai ungkapan yang diberikan oleh partisipan

terkait pentingnya kesehatan ibu, sebagai berikut:

“…… ibu itu sesuatu yang sangat penting, sebagai seorang ibu kita

harus menjaga kesehatan dalam rumah tangga, anak-anak dan diri

sendiri.” (P6.4)

“…… kesehatan ibu yang pertama waktu ibu yang melahirkan dan

hamil itu setiap tanggal 18 harus ke posyandu, terus waktu melahirkan

itu harus ke puskesmas atau layanan kesehatan.” (P2.3)

“……beritahu bahwa setiap tanggal 18 itu harus ke posyandu untuk

periksa kehamilan trus pas waktu untuk melahirkan harus ke

puskesmas ditolong oleh perawat.” (P2.14)

“…… jadi kesehatan ibu itu berarti ibu yang sehat dan ibu yang tidak

sakit-sakitan.” (P5.4)

Berdasarkan hasil penelitian semua partisipan telah mengetahui

pentingnya kesehatan ibu dengan memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang disediakan di Desa seperti posyandu dan

puskesmas.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

27

4.3.2 Tema 2. Sumber informasi berasal dari masyarakat

Binaus sendiri

Kata Kunci Kategori Tema

Tema 2: Sumber informasi berasal dari masyarakat Binaus

sendiri

Di Desa Binaus masih terjadi masalah-masalah terkait

kesehatan ibu dan yang menjadi sumber informasi permasalahan

diperoleh dari masyarakat Binaus sendiri. Ditemukan berbagai

ungkapan yang diberikan oleh partisipan terkait sumber informasi

yang diperoleh, sebagai berikut:

“…… ada pemuda desa atau karang taruna terus ada beberapa

komunitas seperti yang saya bilang ada BKBHI ada, kita tidak susah

cari informasi.” (P1.17)

“…… adakalanya yang pertama dari bapak RT, RW, trus masyarakat

sendiri yang ada di RT itu.” (P2.23)

“……itu dari posyandu dengan dia punya kader dong.” (P6.11)

Berdasarkan hasil penelitian semua partisipan sangat dibantu

dengan sumber informasi yang diperoleh dari masyarakat Binaus

sendiri.

Sumber informasi

permasalahan

kesehatan ibu:

- Pemuda desa atau

karang taruna

- Kader posyandu

- Bapak RT, RW, trus

masyarakat

- Istri yang adalah Kader

Sumber

informasi

berasal dari

masyarakat

Binaus sendiri

Sumber informasi

berasal dari

masyarakat

Binaus sendiri

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

28

4.3.3 Tema 3. Sebagian masyarakat patuh terhadap saran dan

instruksi perangkat desa

Kata Kunci Kategori Tema

Komunikasi

partisipan dengan

masyarakat:

- Itu aman, saya

omong apa sa

dong ikut

- Berjalan baik

- Baik-baik saja

Komunikasi

berjalan aman

dan baik

Sebagian

masyarakat

patuh terhadap

saran dan

instruksi

perangkat desa

Bentuk

komunikasi

partisipan dengan

masyarakat:

- Monitoring

langsung ke

rumah-rumah

- Bentuk tim

- Turun kasih tau ke

masyarakat

Partisipan

berkomunikasi

dengan

masyarakat

melalui cara

tatap muka

langsung ke

rumah-rumah

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

29

Tema 3: Sebagian masyarakat patuh terhadap saran dan

instruksi perangkat desa

Saran dan instruksi yang diberikan oleh partisipan diterima dan

dipatuhi dengan baik oleh sebagian masyarakat di Binaus.

Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut

ini:

“…… soal komunikasi itu aman, saya omong apa sa dong ikut karena

dulu memang saya su pernah jadi kepala desa, nah saya tidak mau

tapi dong paksa bapak harus naik lagi.” (P1.15)

“……Sejauh ini baik-baik saja.” (P4.3)

“……kita dari desa setiap kali ditugaskan oleh bapak desa untuk kita

keluar monitoring langsung ke rumah-rumah untuk ibu hamil, kita pi

lihat kondisi ibu hamil seperti apa kita beritahu dan laporkan ke desa

trus kita laporkan lagi ke kader posyandu begitu.” (P2.21)

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kepatuhan

masyarakat Binaus terhadap saran dan instruksi yang diberikan

oleh partisipan dibuktikan dengan berjalannya komunikasi yang

baik.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

30

4.3.4 Tema 4. Sanksi sebagai upaya perangkat desa terkait

masalah kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

Kata Kunci Kategori Tema

Masalah yang terjadi di

Binaus:

- Melahirkan di rumah

- Bersalin di rumah

Masyarakat

masih ada yang

melahirkan di

rumah

Sanksi sebagai

upaya

perangkat desa

terkait masalah

kurangnya

pemanfaatan

fasilitas

kesehatan

Masalah yang terjadi di

Binaus:

- Kurang aktif di

posyandu

- Tidak mau ke posyandu

- Tidak mau periksa

kemamilan ke

puskesmas

- Sudah 6 bulan baru dia

datang periksa di

posyandu

Peran partisipan untuk

menyelesaikan

masalah:

- Sanksi sosial

- Sanksi bayar 500.000

Masyarakat

kurang

memanfaatkan

fasilitas

kesehatan yang

disediakan

seperti posyandu

dan puskesmas

Diberikan sanksi

kepada pembuat

masalah

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

31

Tema 4: Sanksi sebagai upaya perangkat desa terkait masalah

kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

Permasalahan terkait kesehatan ibu masih terjadi di Desa

Binaus. Permasalahan ini yakni kurangnya pemanfaatan fasilitas

kesehatan yang disediakan seperti posyandu dan puskesmas,

sehingga masih ditemukan adanya masyarakat yang melahirkan di

rumah. Partisipan menanggapi permasalahan yang terjadi ini

dengan upaya menajalankan sanksi bagi masyarakat yang menjadi

pelaku masalah. Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan

wawancara berikut ini:

“……akhir-akhir ini ya su lumayan, memang ada beberapa yang

melahirkan, contoh ke kemarin ada yang melahirkan di rumah.”

(P1.10)

“…… waktu dia hamil tidak mau ke posyandu. Kita sudah

memberitahu sampai di rumah beritahu kalau hamil kesana untuk

periksa kehamilan itu kira-kira bagaimana, tidak mau periksa

kemamilan ke puskesmas juga.” (P2.6)

“…… kita teror dong lain, ya kita omong kalu lu tidak ikut ya sudah kita

bisa kasih dia sanksi sosial.” (P1.13)

Peran partisipan untuk

menyelesaikan masalah:

- Selalu menghimbau

- Beritahu mereka dengan

baik

- Selalu pi kastau

- Diikuti terus

- Memecahkan masalah

bersama

- Panggil yang

bersangkutan

Mengupayakan

untuk

memecahkan

masalah bersama

Sanksi sebagai

upaya

perangkat desa

terkait masalah

kurangnya

pemanfaatan

fasilitas

kesehatan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

32

“…… ada keputusan untuk sanksi lahir eh melahirkan di rumah itu dia

punya sanksi bayar 500.000 satu kali melahirkan di rumah, kalau

melahirkan di puskesmas tidak ada biaya.” (P2.8)

“…… kita dapat informasi, kita dilibatkan oleh Pak Desa kita diberikan

undangan menghadiri untuk memecahkan masalah bersama.” (P5.7)

Berdasarkan hasil penelitian di atas sanksi digunakan oleh

perangkat desa sebagai upaya mengatasi permasalahan kurangnya

pemanfaatan fasilitas kesehatan yang disediakan bagi masyarakat

Binaus terkait masalah kesehatan ibu. Sanksi yang diterapkan

berupa sanksi sosial dan sanksi bayar. Di samping sanksi yang

diterapkan partisipan juga mengupayakan untuk memecahkan

masalah bersama dengan memanggil dan bertemu langsung

dengan pelaku permasalahan.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

33

4.3.5 Tema 5. Karakter individu dan keterbatasan jangkauan

sebagai hambatan dalam meningkatkan akses layanan

kesehatan

Kata Kunci Kategori Tema

Perbedaan karakter

sebagai hambatan:

- Sudah beritahu trus

tidak mau ikut

- Sifat masyarakat beda-

beda

- Kastau dan dong sonde

mau datang

- Kastau tapi orang

sonde mau dengar

Perbedaan

karakter setiap

individu dan

keterbatasan

jangkauan

partisipan

terhadap

masyarakat

Karakter

individu dan

keterbatasan

jangkauan

sebagai

hambatan dalam

meningkatkan

akses layanan

kesehatan

Keterbatasan

jangkauan sebagai

hambatan:

- Waktu ini yang

menyulitkan

- Kendaraan sonde bisa

masuk

- Jarak pi dusun talalu

jauh

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

34

Tema 5: Karakter individu dan keterbatasan jangkauan sebagai

hambatan dalam meningkatkan akses layanan kesehatan

Dalam menjalankan peran dalam masyarakat, partisipan

mengalami berbagai hambatan terkait meningkatkan akses layanan

kesehatan. Hambatan yang dialami oleh partisipan di golongkan

menjadi dua hal yakni hambatan perbedaan karakter individu

masyarakat dan hambatan keterbatasan jangkauan partisipan

kepada masyarakat. Berbagai hambatan terkait meningkatkan

akses layanan kesehatan diberikan oleh partisipan, sebagai berikut:

“……dalam bentuk yak e kita sudah beritahu trus tidak mau ikut kita

punya mau ikut dia punya mau, itu kan pengertian ini tidak sama beda-

beda.” (P2.11)

“…… kalau sifat masyarakat dong tergantung, ada beda-beda jadi

kuncinya perlu kita memahami dong punya karakter.” (P3.7)

“…… hanya kadang kami punya waktu ini yang menyulitkan saya

untuk bertemu dengan masyarakat.” (P3.7)

“…… itu ada kk, jarak pi dusun talalu jauh ko kadang pake motor

sampe parkir ko jalan kaki.” (P4.6)

Dari apa yang diungkapkan oleh partisipan pada kutipan

wawancara di atas dapat diketahui berbagai macam hambatan

yang dihadapi oleh partisipan terkait meningkatkan akses layanan

kesehatan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

35

4.3.6 Tema 6. Hambatan yang terjadi diatasi dengan ketegasan

dan inisiatif dari perangkat desa

Kata Kunci Kategori Tema

Pendekatan dalam

hambatan perbedaan

karakter:

- Pake kekerasan

- Kata-kata saja yang

kasar

- Memahami dong punya

karakter

Ketegasan

perangkat desa

dalam usaha

peningkatan

akses layanan

kesehatan

Hambatan yang

terjadi diatasi

dengan

ketegasan dan

inisiatif dari

perangkat desa

Pendekatan dalam

hambatan keterbatasan

jangkauan:

- Kader untuk bantu saya

- Beta pake motor ko pi

cek kk

- Pake motor sampe

parkir ko jalan kaki

- Pengumuman di greja,

di posyandu

Inisiatif perangkat

desa dalam

menjangkau

masyarakat

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

36

Tema 6: Hambatan yang terjadi diatasi dengan ketegasan dan

inisiatif dari perangkat desa

Pada tema ke enam ini partisipan diminta untuk menceritakan

pendekatan atau strategi apa saja yang dilakukan dalam

menghadapi hambatan di masyarakat. Dari wawancara yang

dilakukan setiap partisipan menerapkan strategi yang berbeda-beda

disesuaikan dengan hambatan yang dialami. Pernyataan ini dapat

didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:

“…… hanya kata-kata saja, tidak maen fisik hanya kata-kata saja yang

kasar.” (P2.13)

“…… sifat masyarakat dong tergantung, ada beda-beda jadi kuncinya

perlu kita memahami dong punya karakter.” (P3.7)

“…… kadang kalau kastau dan dong sonde mau datang, beta pake

motor ko pi cek kk.” (P4.5)

“……omong begitu karna su begini lama pengumuman di greja, di

posyandu tapi dia masih tetap orang pertama yang kita ambil itu.”

(P6.7)

Pendekatan atau strategi yang dilakukan diatas telah

disesuaikan dengan hambatan yang dialami oleh partisipan.

Strategi yang diterapkan kepada masyarakat dilakukan dengan

tegas dan disertai inisiatif partisipan sendiri dalam usaha

peningkatan akses layanan kesehatan.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

37

4.3.7 Tema 7. Implementasi program Pemerintah daerah terkait

kesehatan Ibu dan anak

Kata Kunci Kategori Tema

Tema 7: Implementasi program Pemerintah daerah terkait

kesehatan Ibu dan anak

Di Desa Binaus diselenggarakan berbagai kegiatan terkait

kesehatan ibu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

tersedia. Kegiatan ini termasuk di dalamnya yakni posyandu,

program KB, pertemuan di kantor dan penyuluhan kesehatan ibu

dan anak. Ditemukan berbagai ungkapan yang diberikan oleh

partisipan terkait kegiatan yang diselenggarakan di Binaus, sebagai

berikut:

“…… posyandu disini tanggal 18 dan dibawah tanggal 20 terus

ditambah BKBHI sekitar tanggal 15 ditambah lagi kegiatan lain seperti

posyandu lansia.” (P1.6)

“…… suami bagaimana sementara istri masih sakit dia sudah buat

lagi, jadi saya anjurkan untuk ikut program KB.” (P3.5)

“…… biasanya kadang 1 bulan itu 2 sampai 3 kali katong buat

pertemuan di kantor.” (P3.9)

Kegiatan yang

diselenggarakan di

Binaus:

- Posyandu tanggal 18

dan 20

- Program KB

- Pertemuan di kantor

- Penyuluhan kesehatan

ibu dan anak

Implementasi

program

Pemerintah

Daerah terkait

kesehatan Ibu

dan Anak

Implementasi

program

Pemerintah

Daerah terkait

kesehatan Ibu

dan Anak

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

38

“…… mereka dilibatkan ke misalnya penyuluhan kesehatan dari

tingkat kecamatan atau kabupaten, posyandu setiap bulan berjalan

tanggal 20 dengan 21,” (P5.12)

Berdasarkan ungkapan yang diberikan oleh partisipan di atas

dapat diketahui bahwa kegiatan-kegiatan yang berjalan dan

diselenggarakan di Desa Binaus merupakan implementasi program

Pemerintah Daerah terkait kesehatan Ibu dan Anak.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

39

4.3.8 Tema 8. Adanya transisi dari peran dukun beranak beralih

kepada peran bidan atau tenaga kesehatan

INTERPRESTASI JAWABAN IDE POKOK

Pengalaman dalam proses

pengambilan keputusan di Desa

Binaus :

- Pengambilan Keputusan dulunya di

tangan seorang suami tetapi

sekarang berubah menjadi

kesepakatan bersama antar suami-

istri

- Di Desa Binaus terdapat perubahan

pengambilan keputusan dari dukun

ke bidan

- Terdapat partisipasi aktif dari suami

untuk membawa ibu hamil ke

sarana kesehatan

- Berdasarkan masalah-masalah

kesehatan ibu yang terjadi di Desa

Binaus, pemerintah telah membuat

Perda yang mengharuskan semua

ibu hamil malahirkan di fasilitas

kesehatan

- Sebagian kecil keluarga di Desa

Binaus masih menggunakan

layanan dukun beranak

1. Adanya transisi dari peran

dukun beranak beralih

kepada peran bidan atau

tenaga kesehatan.

2. Sebagian besar masyarakat

di Desa Binaus sudah

menjalankan program yang

diberlakukan oleh

pemerintah dengan

mempertimbangkan aturan

yang berlaku dan

pengalaman yang dimiliki.

Dalam mengambil keputusan yang

menjadi pertimbangan :

- Aturan yang berlaku

- Pengalaman yang dimiliki

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

40

- Jarak tempuh ke sarana kesehatan

- Biaya transportasi

Keslamatan seorang ibu adalah

kondisi yang menjadi prioritas dalam

mencari pertolongan.

Tanda-tanda yang diketahui oleh

masyarakat untuk membawa ibu

hamil ke fasilitas kesehatan adalah

pecahnya air ketuban dan nyeri hebat

di bagian pinggang yang dirasakan

oleh ibu hamil.

Ketika belum waktunya untuk

melahirkan tetapi sudah ada tanda-

tanda ibu hamil langsung dibawa ke

sarana kesehatan untuk di periksa.

Dukun tradisional di Desa Binaus ikut

memberikan pelayanan kesehatan

kepada ibu hamil sebelum melahirkan

dan dibawa ke sarana kesehatan,

dengan cara diurut (leopold letak

janin) dan juga membantu keluarga

atau suami untuk naketi yakni

pengakuan kembali perbuatan atau

kesalahan-kesalahan yang sudah

dilakukan sebelumnya guna

melancarkan proses persalinan.

Informasi mengenai kesehatan ibu

didapat secara turun-temurun dan dari

petugas kesehatan.

Dalam menentukan pilihan untuk

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

41

pergi ke layanan kesehatan dilakukan

dengan cara sepakat atau kompromi

antara suami-istri dan dibantu oleh

kader.

Tema 8: Adanya transisi dari peran dukun beranak beralih

kepada peran bidan atau tenaga kesehatan

Pada tema ke delapan ini diperoleh dari dua ide pokok hasil analisa

data FGD yang dilakukan pada 34 orang partisipan yakni :

1. Adanya transisi dari peran dukun beranak beralih kepada peran

bidan atau tenaga kesehatan.

2. Sebagian besar masyarakat di Desa Binaus sudah menjalankan

program yang diberlakukan oleh pemerintah dengan

mempertimbangkan aturan yang berlaku dan pengalaman yang

dimiliki.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

42

4.4 Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk

narasi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

4.4.1 Kesehatan ibu penting untuk perangkat desa Binaus

Urie Bronfenbrenner (1994) dalam teorinya tentang sistem

ekologi berpendapat bahwa untuk memahami perkembangan

manusia, kita harus mempertimbangkan seluruh sistem ekologi

dimana pertumbuhan terjadi. Sistem ini terdiri dari lima

subsistem terorganisir secara sosial yang membantu

mendukung dan menuntun pertumbuhan manusia. Lima

subsistem ini yakni: mikrosistem, mesosistem, exosistem,

makrosistem, dan kronosistem.

Penelitian ini hanya memfokuskan cakupannya untuk

menganalisis mikrosistem, yaitu lingkungan dimana manusia

menghabiskan banyak waktu luang. Sistem ini adalah suatu

pola kegiatan, peran sosial, dan hubungan interpersonal yang

dialami oleh perkembangan seseorang dalam interaksi yang

lebih kompleks dengan lingkungan secara langsung. Contoh

meliputi lingkungan seperti keluarga, sekolah, kelompok

sebaya, dan tempat kerja.

Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian lain yang

menyatakan bahwa politik, sosial budaya, ekonomi dan

lingkungan merupakan faktor-faktor penting yang

mempengaruhi kesehatan ibu dan juga membentuk perilaku

sehat ibu (Firoz, dkk, 2016; Nzioki, dkk, 2015). Dengan

demikian hasil penelitian ini ingin memperkuat temuan-temuan

sebelumnya bahwa pembentukan perilaku sehat ibu sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial budaya dari

komunitas tempatnya berada.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

43

4.4.2 Sumber informasi berasal dari masyarakat Binaus

sendiri

Di Desa Binaus masih ditemui masalah-masalah terkait

kesehatan ibu dan yang menjadi sumber informasi

permasalahan diperoleh dari masyarakat Binaus sendiri. Peran

aktif masyarakat dalam memberi informasi mengenai

permasalahan kesehatan ibu merupakan hal yang esensial dan

penting bagi perangkat desa. Melalui informasi tersebut

perangkat desa bisa segera menjadikannya sebagai sumber

dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan juga

dapat dijadikan sebagai suatu tolak ukur tingkat kesehatan

masyarakat di desa binaannya. Secara spesifik informasi terkait

permasalahan kesehatan ibu ini memudahkan perangkat desa

dalam memantau perkembangan kesehatan masyarakat serta

memudahkan mereka dalam menjalankan setiap program

pemerintah terkait kesehatan ibu dan anak.

Hal ini didukung oleh penelitian Ishikawa, dkk (2016) di

Jepang yang menyatakan bahwa proses mengakses,

memahami, menilai, dan menerapkan informasi kesehatan

dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan yang

memberdayakan individu untuk menavigasi sistem kesehatan.

Dengan demikian, sumber informasi yang didapat akan

membentuk kesadaran terhadap kesehatan yang dianggap

sebagai salah satu faktor penting dalam pembentukan perilaku

kesehatan individu.

Dalam konteks masyarakat Binaus, sumber informasi yang

didapat melalui internal masyarakat desa menjadi dasar bagi

perangkat desa untuk segera memantau perkembangan

kesehatan ibu di desa tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian

Hsu dan Tung (2015) yang menyatakan bahwa sumber daya

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

44

internal memberikan efek yang lebih besar dibanding sumber

daya eksternal.

Berdasarkan informasi tersebut, diketahui bahwa masih

kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu pada

masyarakat Binaus. Salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku ini yakni kurangnya pengetahuan terkait pentingnya

mengakses layanan kesehatan masyarakat di Binaus.

Berdasarkan fakta tersebut diperlukan peran aktif perangkat

desa dan tenaga kesehatan di Binaus untuk memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut guna

mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Hal ini didukung

oleh beberapa penelitian menurut Schueth (2014) menyatakan

bahwa sistem kesehatan dapat bermitra dengan organisasi

masyarakat untuk meningkatkan kesehatan. Investasi dalam

kemitraan tersebut dapat memiliki efek yang sangat positif pada

pemberdayaan masyarakat dan hasil kesehatan. Menurut

penelitian Sarker, dkk (2015) menyatakan bahwa faktor

ekonomi dan pendidikan mengakibatkan rendahnya kesadaran

masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan, sehingga

kegiatan masyarakat yang melibatkan petugas kesehatan dan

tokoh masyarakat bisa memainkan peran penting dalam

meningkatkan kesadaran dan meningkatkan akses layanan

kesehatan. Sedangkan menurut Jonge & Sandall (2016)

menjelaskan bahwa perlu adanya peningkatan penelitian di

bidang pelayanan kesehatan untuk menginformasikan

keputusan yang dibuat oleh pengguna layanan, penyedia

layanan kesehatan, dan pembuat kebijakan yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memilih

fasilitas kesehatan yang disediakan.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

45

4.4.3 Sebagian masyarakat patuh terhadap saran dan

instruksi perangkat desa

Saran dan instruksi yang diberikan oleh perangkat desa

kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan

pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan fasilitas

kesehatan. Hal ini didukung oleh penelitian Harn, dkk (2011)

yang menyatakan bahwa harapan masyarakat terkait

perubahan perilaku kesehatan akan meningkat dengan adanya

instruksi responsive yang diterima secara langsung. Hal ini

selaras dengan teori sistem ekologi Urie Bronfenbrenner (1994)

yang menyatakan bahwa perkembangan seseorang

dipengaruhi oleh orang-orang yang berada disekitarnya atau

dilingkungannya dimana orang itu tinggal. Kesehatan ibu

menjadi subjek dalam lingkungan, sehingga peran lingkungan

mikrosistem yang mempengaruhi kesehatan ibu adalah

keluarga dan lingkungan sosial tempat ibu tinggal. Dalam hal ini

keluarga dan perangkat desa juga memegang peranan penting

untuk meningkatkan kesehatan ibu. Hal ini didukung oleh

penelitian Ganle, dkk (2015) yang menyatakan bahwa

pengambilan keputusan mengenai akses dan penggunaan

layanan kesehatan maternal terampil sangat dipengaruhi oleh

nilai-nilai dan pendapat dari suami, ibu mertua, dukun bayi dan

keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Menurut Mafuta, dkk

(2016) menjelaskan bahwa perempuan masih tunduk pada

budaya dominasi laki-laki, yang menahan keterlibatan mereka

dalam pengambilan keputusan, karena mereka cenderung

kurang berpendidikan, pengangguran dan menderita

kekurangan sumber daya atau keterampilan tertentu sehingga

laki-laki lebih berperan dalam mengambil keputusan dalam

memilih layanan kesehatan maternal. Disamping itu penelitian

lain oleh Davis, dkk (2016) juga berpendapat bahwa

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

46

meningkatkan keterlibatan laki-laki yang lebih besar akan

menghasilkan berbagai manfaat untuk kesehatan ibu dan anak,

terutama melalui akses yang lebih besar ke layanan kesehatan.

Kepatuhan masyarakat terhadap saran dan instruksi yang

diberikan oleh perangkat desa dibuktikan dengan berjalannya

komunikasi yang aman dan baik. Komunikasi adalah kebutuhan

mendasar bagi seseorang dalam bermasyarakat sehingga

dalam berkomunikasi masyarakat harus terampil menjalaninya.

Hal ini didukung oleh penelitian Alofisan, dkk (2016) yang

menyatakan bahwa kemampuan komunikasi yang baik dapat

membangun hubungan yang berkualitas. Penelitian lain oleh

Thistlethwaite dan Storr (2004) menyatakan bahwa ketrampilan

komunikasi dibutuhkan untuk menciptakan motivasi belajar bagi

orang yang diajar, memberikan informasi yang tidak terbatas

kepada peserta didik dan memfasilitasi peserta didik untuk

belajar secara terampil. Penelitian oleh Kumakawa (2013)

menyatakan bahwa ketrampilan komunikasi perlu diekspos agar

meningkatkan kerjasama antar perilaku sekelompok orang di

suatu tempat tertentu.

4.4.4 Sanksi sebagai upaya perangkat desa terkait masalah

kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh perangkat desa dalam

mengatasi masalah kesehatan yang masih terjadi di Binaus.

Upaya yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang tersedia. Hal ini didukung oleh penelitian Atela, dkk (2015)

yang mengatakan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan

masyarakat terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan,

perhatian harus difokuskan pada mekanisme yang membantu

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

47

menegakkan pedoman resmi dan meningkatkan kesadaran

masyarakat akan penggunaannya.

Masalah kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan yang

disediakan di Binaus juga disebabkan oleh kendala yang

dihadapi oleh masyarakat sendiri seperti jarak tempuh menuju

fasilitas kesehatan yang jauh, keadaan ekonomi yang minim,

dan transportasi yang terbatas. Hal ini didukung oleh beberapa

penelitian menurut Scott, dkk (2013) menyatakan bahwa jarak

ke fasilitas kesehatan mempengaruhi kematian ibu, karena

untuk mencari perawatan profesional dalam keadaan darurat

dan mencapai perawatan tepat waktu tidak mungkin dapat

dicapai ketika tinggal jauh dari pusat kesehatan. Penelitian oleh

Titaley, dkk (2010) menemukan bahwa faktor-faktor yang

menghambat pemanfaatan pelayanan antenatal dan postnatal

adalah kesulitan keuangan, jarak fisik ke fasilitas kesehatan

diperburuk oleh infrastruktur jalan yang buruk, dan terbatasnya

ketersediaan pelayanan kesehatan. Penelitian lain oleh

Essendi, dkk (2015) menemukan bahwa sebagian besar

tantangan yang dirasakan oleh masyarakat yakni infrastruktur,

termasuk kurangnya listrik, air dan jalan yang buruk berdampak

negatif terhadap penyediaan dan akses ke layanan perawatan

ibu dan bayi baru lahir.

Masalah infrastruktur menjadi salah satu bagian penting

yang perlu diperhatikan dan dibenahi. Hal ini didukung oleh

penelitian Scholz, dkk (2015) yang menjelaskan bahwa

infrastruktur perawatan kesehatan merupakan komponen utama

dari kualitas struktural dari sistem kesehatan disuatu daerah.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

48

4.4.5 Karakter individu dan keterbatasan jangkauan sebagai

hambatan dalam meningkatkan akses layanan kesehatan

Salah satu yang menjadi hambatan perangkat desa dalam

meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan adalah

perbedaan karakter individu dari masing-masing anggota

masyarakat di desa Binaus. Perbedaan karakter ini dipengaruhi

oleh latar belakang pengetahuan, pendidikan, sosial dan

ekonomi masyarakat yang berbeda. Dalam hal ini perangkat

desa juga dituntut untuk dapat berperan aktif dalam

menjalankan tugas. Hal ini didukung oleh penelitian Sarker, dkk

(2015) menyatakan bahwa faktor ekonomi dan pendidikan

mengakibatkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan, sehingga kegiatan

masyarakat yang melibatkan petugas kesehatan dan tokoh

masyarakat bisa memainkan peran penting dalam

meningkatkan kesadaran dan meningkatkan akses layanan

kesehatan.

Akses ke layanan kesehatan yang tersedia merupakan

faktor penentu pentingnya kesehatan itu sendiri bagi

masyarakat pengguna layanan kesehatan. Selain hambatan

perbedaan karakter individu masyarakat, keterbatasan

jangkauan juga menjadi hambatan yang dihadapi perangkat

desa dalam meningkatkan akses masyarakat ke layanan

kesehatan yang tersedia. Keterbatasan jangkauan yang

biasanya dialami oleh perangkat desa yakni jarak jangkau ke

masyarakat yang cukup jauh, kesulitan dalam pembagian waktu

dan infraktruktur jalan yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan.

Hal ini didukung oleh penelitian Atuoye, dkk (2015) di

pedesaan Ghana menyatakan bahwa transportasi masih

menjadi hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan

maternal dimana infrastruktur jalan dan kemiskinan endemik di

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

49

daerah penelitian membuat penyediaan jasa transportasi

alternatif untuk perawatan kesehatan yang sulit. Akibatnya,

wanita hamil menggunakan metode berisiko seperti

sepeda/becak/sepeda motor untuk mengakses layanan

kebidanan perawatan kesehatan, sehingga perlunya kebijakan

untuk mengatasi masalah transportasi pedesaan dalam rangka

meningkatkan kesehatan ibu. Seperti yang terjadi di lokasi

penelitian, jarak tempuh ke layanan kesehatan yang jauh dari

tempat tinggal, infrastruktur jalan yang tidak bisa dilewati oleh

kendaraan merupakan hambatan yang masih dialami oleh

masyarakat.

4.4.6 Hambatan yang terjadi diatasi dengan ketegasan dan

inisiatif dari perangkat desa

Pada penelitian ini strategi yang dilakukan oleh perangkat

desa disesuaikan dengan kondisi hambatan yang dialami.

Strategi yang dilakukan diantaranya diatasi dengan sikap yang

tegas dan disertai tindakan inisiatif untuk meningkatkan akses

masyarakat ke layanan kesehatan. Inisiatif perangkat desa atau

perangkat pendukung di masyarakat lain dapat sangat

mempengaruhi akses terhadap layanan kesehatan. Bentuk

inisiatif yang dilakukan diantaranya bekerja sama dengan kader

untuk menjangkau masyarakat, memberikan himbauan lewat

papan pengumuman di gereja dan langsung mengunjungi

masyarakat ke rumah-rumah. Hal ini didukung oleh penelitian

Mason, PhD, (2016) menyatakan bahwa modal sosial yang

merupakan strategi untuk menyediakan akses kesehatan

dimana mereka membentuk komunitas kecil yang sering

dikunjungi oleh tim kesehatan dalam memberikan promosi

kesehatan dan pemahaman untuk pencegahan penyakit kepada

masyarakat yang rentan dan terpinggirkan. Dalam penelitian

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

50

lain O’Donnell, dkk (2016) pada kelompok terpinggirkan

(perspektif migran, Traveller Irlandia, tunawisma, pengguna

narkoba, pekerja seks dan orang-orang yang tinggal di

pinggiran jalan) menemukan bahwa strategi untuk

meningkatkan akses ke layanan kesehatan dibutuhkan

pendekatan dan pertemuan langsung kepada kelompok ini

karena mereka merasa umumnya kurang diprioritaskan.

4.4.7 Implementasi program Pemerintah daerah terkait

kesehatan Ibu dan anak

Sebagai implementasi dari program yang dicanangkan oleh

pemerintah daerah, masyarakat Binaus sudah

menyelenggarakan beberapa kegiatan yang terkait kesehatan

ibu yakni posyandu, program KB, pertemuan di kantor desa dan

penyuluhan kesehatan ibu dan anak. Dalam rangka mengatasi

masalah kematian ibu, pemerintah pusat, provinsi maupun

kabupaten telah mengeluarkan dan menjalankan beberapa

kebijakan, seperti Safe Motherhood Initiative yang dimulai sejak

tahun 1980-an, Making Pregnancy Safer (MPS) sejak tahun

2000, Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) pada tahun 2009,

Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang baru

dikeluarkan pada tahun 2011 dan pada tahun 2000 pemerintah

Indonesia menyepakati Deklarasi Millennium tetapi kemudian

mulai tahun 2016 Millennium Development Goals (MDGs) resmi

digantikan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau

Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai agenda

pembangunan global yang baru untuk periode 2016-2030 dan

berlaku bagi negara-negara maju dan berkembang termaksud

Indonesia. Terlepas dari program yang dicanangkan oleh

pemerintah, pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih

diperhadapkan dengan AKI (Angka Kematian Ibu) yang masih

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

51

tinggi, di TTS sendiri masih banyak yang memilih untuk

melahirkan di rumah dengan pertolongan bukan tenaga

kesehatan, yang pastinya sangat beresiko bagi keselamatan

ibu. Hal ini dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan masyarakt akan

adat istiadat yang diyakini. Kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah ini guna menunjang kesehatan ibu kearah yang

lebih baik. Hal ini didukung oleh penelitian Fossati (2016) yang

menyatakan bahwa pemerintah daerah Indonesia bertanggung

jawab atas masyarakat miskin, bukti dari implementasi

kebijakan kesehatan dimana menjalankan asuransi kesehatan

seperti pelaksanaan Jamkesmas dan program asuransi

kesehatan nasional untuk orang miskin. Penelitian lain oleh

Schueth (2014) menyatakan bahwa sistem kesehatan dapat

bermitra dengan organisasi masyarakat untuk meningkatkan

kesehatan. Investasi dalam kemitraan tersebut dapat memiliki

efek yang sangat positif pada pemberdayaan masyarakat dan

hasil kesehatan.

4.4.8 Adanya transisi dari peran dukun beranak beralih

kepada peran bidan atau tenaga kesehatan

Proses pengambilan keputusan pada masyarakat Binaus

merupakan salah satu hal yang mengalami masa transisi atau

perubahan. Pada penelitian ini ditemukan adanya perubahan

perilaku pada masyarakat, dimana pengambilan keputusan

yang dulunya di tangan seorang suami, sekarang berubah

menjadi kesepakatan bersama antar suami-istri. Selain itu

pengambilan keputusan dalam menentukan layanan kesehatan

yang dipilih oleh masyarakat tidak lagi ditentukan oleh dukun

tetapi beralih dan ditentukan oleh bidan atau tenaga kesehatan.

Hal ini didukung oleh penelitian Ganle, dkk (2015) yang

menyatakan bahwa pengambilan keputusan mengenai akses

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

52

dan penggunaan layanan kesehatan maternal terampil sangat

dipengaruhi oleh nilai-nilai dan pendapat dari suami, ibu mertua,

dukun bayi dan lainnya keluarga dan anggota masyarakat.

Penelitian lain oleh Sujana, dkk (2016) yang menjelaskan

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan

perempuan dalam memilih pelayanan maternal diantaranya

pekerja kesehatan, dukun beranak dan keluarga yang juga

sangat mempengaruhi perilaku kesehatan ibu. Pernyataan ini

juga didukung oleh penelitian oleh Treacy & Sagbakken (2015)

dalam temuan mereka menyatakan bahwa pengambilan

keputusan saat proses melahirkan di pedesaan Sierra Leone

sering dibuat secara kolektif yang artinya diambil secara

bersama antara ibu hamil, keluarga dan tenaga kesehatan.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, menunjukkan bahwa

55,4% ibu melahirkan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit

(pemerintah dan swasta), rumah bersalin, Puskesmas, Pustu,

praktek dokter atau praktek bidan dan terdapat 43,2% ibu

melahirkan di rumah/lainnya dan hanya 1,4% yang melahirkan

di polindes/poskesdes. Apabila dianalisis lebih lanjut, diantara

anak yang dilahirkan di rumah/lainnya, ternyata tenaga yang

menolong proses persalinan adalah dokter (2,1%), bidan

(51,9%), paramedis lain (1,4%), dukun (40,2%), serta keluarga

(4,0%). Peran dukun masih cukup besar untuk membantu

proses melahirkan. Sedangkan jika dibandingkan dengan

analisis data Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa

sebagian besar persalinan angka tertinggi ditolong oleh dokter

atau bidan (87,1%) dan dukun (10,9%) dengan angka terendah.

Jika dilihat dari tempat persalinan menunjukkan bahwa (70,4%)

kelahiran terjadi di fasilitas kesehatan namun masih terdapat

(29,6%) yang melahirkan di rumah/lainnya. Dengan melihat

angka di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan pola

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14257/5/T1_462012097_BAB IV... · 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... dengan

53

penggunaan layanan kesehatan tradisional ke layanan

kesehatan professional. Hal ini mendukung hasil penelitian di

Binaus, dimana terjadi transisi dari peran dukun beranak beralih

kepada peran bidan atau tenaga kesehatan.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menemukan keterbatasan dalam penelitian ini, sebagai

berikut :

Bahasa yang digunakan oleh beberapa partisipan yaitu

bahasa daerah Dawan sebagai bahasa komunikasi saat

pengambilan data, sehingga peneliti membutuhkan

penerjemah bahasa.

Tujuan awal penelitian dipersempit menjadi lebih spepisifik

dari peran lingkungan sosial menjadi peran perangkat desa.