Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan
Ngablak Kabupaten Magelang dengan subyek penelitian siswa kelas IV
sebanyak 36 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Letak SD Negeri Madyogondo 03 berada di wilayah Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang.
Siswa SD Negeri Madyogondo 03 terdiri dari kelas I sampai dengan
kelas VI dengan jumlah 200 siswa. Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri
Madyogondo 03 adalah sebanyak 14 orang. Dengan perincian 1 kepala
sekolah, 9 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru pendidikan agama Islam, 1 guru
mata pelajaran dan 1 penjaga sekolah. Proses belajar mengajar berlangsung
mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.30. Kecuali pada hari Jumat dan
Sabtu berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.30.
4.2. Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan
Ngablak Kabupaten Magelang dengan subyek penelitian siswa kelas IV
sebanyak 36 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Diperoleh data
hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1
37
Tabel 4.1 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Kondisi Awal
Sebelum Diadakan Tindakan Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012
No Nilai Sebelum Tindakan
Frekuensi Prosentase (%)
1 <50 6 16,67 2 50 – 59 17 47,23 3 60 – 69 5 13,88 4 70 – 79 5 13,88 5 80 – 89 3 8,34 6 90 – 100 0 0 Jumlah 36 100
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat
dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini
Gambar 4.1 Diagram Hasil Tes Formatif Kondisi Awal Sebelum Diadakan
Tindakan Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012
0
5
10
15
20
<50 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
6
17
5 5 3 0
jumlah siswa
38
Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD N Madyogondo 03
Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 6 siswa (16,67%), sedangkan nilai 50 s/d
59 sebanyak 17 siswa (47,23%), untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 5 siswa
(13,88%), nilai 70 s/d 79 sebanyak 5 siswa (13,88%), nilai 80 s/d 89 sebanyak
3 siswa (8,34%) dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak tidak ada (0%).
Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran
demi membantu meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan energi pada
siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang.
Sedangkan Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi Awal dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi Awal
Sebelum Diadakan Tindakan Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012 No. Ketuntasan
Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%) 1. Tuntas 13 36,11 2. Belum tuntas 23 63,89
Jumlah 36 100 Keterangan : KKM Sekolah = 60
Dari hasil analisis tes formatif kondisi awal, masih ada 23 siswa
(63,89%) yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
sekolah yaitu 60. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal
dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
39
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi Awal Sebelum Diadakan Tindakan Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03
Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD Negeri
Madyogondo 03 hanya 13 siswa (36,11%) yang tuntas (yang sudah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal yaitu 60) dan 23 siswa (63,89%) yang belum tuntas
(yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal) serta nilai rata-rata yang
masih sangat rendah yaitu 56,80. Sedangkan dari hasil catatan oleh peneliti,
dalam kondisi awal ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan
metode pembelajaran konvensional sehingga siswa hanya mendengarkan dan
menunggu perintah dari guru, guru kurang melibatkan siswa dalam
menyimpulkan materi pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
membosankan.
Selain itu, dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan media
pembelajaran. Jadi pembelajaran berlangsung tanpa adanya media
pembelajaran apapun. Berdasarkan hasil tes formatif tersebut peneliti
mengupayakan adanya tindakan kelas untuk tercapainya tujuan pembelajaran
dengan kriteria keberhasilannya yaitu 80% dari seluruh siswa kelas IV SD
Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester II.
36,11%63,89%
tuntas
belum tuntas
40
4.3. Hasil Analisis Penelitian
4.3.1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 8, 13, 15 Maret 2012.
Pada siklus I peneliti bersama guru kelas IV juga menyiapkan rencana
pembelajaran beserta lembar observasi berupa aktivitas siswa dan kegiatan
mengajar guru yang diisi oleh 6 observer.
Peneliti langsung berperan sebagai observer kegiatan siswa dengan
dibantu 5 orang observer lainnya yaitu 2 guru kelas III, 1 guru kelas V, 1
kepala sekolah dan 2 mahasiswa. Sedangkan guru kelas IIIa berperan
sebagai observer guru kelas IV. Materi yang dipilih guru kelas IV yaitu
energi panas. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan dalam 3
kali pertemuan.
1. Hasil Penelitian Siklus I
Dalam siklus I, proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan indikator
keberhasilan pada siklus I dikatakan berhasil jika nilai tes siswa ≥ 60 atau
80% dari jumlah siswa yang ada.
Hasil evaluasi pada akhir siklus sebagai tingkat pemahaman siswa
tentang energi panas yang telah disampaikan oleh guru masih kurang
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 30 dari 36 siswa. 26 siswa (72,
22%) dinyatakan mampu memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dinyatakan
belum berhasil.
Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Maka hasil tes
siswa pada pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
41
Tabel 4.3 Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I
No Nilai Sesudah siklus I
Frekuensi Prosentase (%)
1 <50 8 22, 22 2 50 – 59 2 5, 56 3 60 – 69 8 22, 22 4 70 – 79 13 36, 11 5 80 – 89 3 8, 33 6 90 – 100 2 5, 56 Jumlah 36 100
Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
pada gambar 4.3 di bawah ini :
Gambar 4.3 Diagram Hasil Tes Formatif Siklus I Kelas IV
SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012 Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif siklus I dan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD N
Madyogondo 03 Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 8 siswa (22,22%),
nilai 50 s/d 59 sebanyak 2 siswa (5,56%), untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 8
siswa (22,22%), nilai 70 s/d 79 sebanyak 13 siswa (36,11%), nilai 80 s/d
89 sebanyak 3 siswa (8,33%) dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak
2 siswa (5,56%).
0
5
10
15
<50 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
82
813
3 2
jumlah siswa
42
Sedangkan Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus I
Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012 No. Ketuntasan
Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%) 1. Tuntas 26 72,22 2. Belum tuntas 10 27,78
Jumlah 36 100 Keterangan : KKM Sekolah = 60
Dari hasil analisis tes formatif siklus I, masih ada 10 siswa yang
belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah
yaitu 60.
Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus I dapat dilihat
pada gambar 4.4 berikut :
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus I
Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD Negeri
Madyogondo 03. Sebanyak 26 siswa (72,22%) yang tuntas (yang sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 60 dan masih ada 10 siswa
(27,78%) yang belum tuntas (yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
72,22%
27,78% tuntas
belum tuntas
43
minimal) jika dilihat dari kondisi awal siklus I sudah mengalami
peningkatan dilihat dari nilai rata-rata yang mencapai 73,05.
Akan tetapi peneliti belum mampu mencapai tujuan yang
diharapkan, maka peneliti perlu mengadakan revisi-revisi mengenai
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama menentukan
perbaikan dalam mengoptimalkan model pembelajaran yang dipakai,
sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian
peneliti melanjutkan pada program siklus II yang direncanakan dengan
berbagai revisi yaitu guru memantau siswa dalam penelitian pada masing-
masing kelompok.
2. Analisis data dari hasil observasi Siklus I
a. Analisis data hasil observasi guru
Hasil observasi siklus I pada umumnya guru sudah
melaksanakan dengan baik semua kegiatan pembelajaran antara lain
dalam pra pembelajaran guru sudah menyiapkan ruang, alat dan media
pembelajaran. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya
masing-masing, guru memeriksa kesiapan siswa dalam menerima
pembelajaran walaupun masih ada beberapa siswa yang masih susah
diatur.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga sudah memotivasi
peserta didik, menyampaikan apersepsi dengan bertanya “apa yang
kalian rasakan saat berada di lapangan terbuka disiang hari yang
cerah?”, menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru
menjelaskan akan langkah-langkah model pembelajaran group
investigation secara jelas dan rinci, guru membagi siswa dalam
kelompok yang heterogen walaupun suasana kelas semakin bertambah
ramai dari kondisi sebelumnya.
Tahap perencanaan guru aktif membimbing siswa berdiskusi
untuk mengajukan subtopik/pertanyaan yang akan digunakan dalam
penelitian dalam penentuan subtopik, guru membimbing siswa dalam
44
menyusun rencana penelitian walaupun belum terlihat menyeluruh
dalam membimbing siswa.
Tahap penyelidikan guru sudah membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi dan data, akan tetapi belum menunjukkan
sikap terbuka terhadap respon siswa. Guru sudah menumbuhkan
keceriaan dan antusias siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Tahap pengorganisasian guru memantau hasil penelitian siswa,
membimbing siswa menyusun laporan penelitian dan guru juga sudah
memeriksa hasil penelitian siswa walaupun tidak semua kelompok
diperiksa hasilnya.
Dalam kegiatan akhir atau laporan penelitian (presentasi) guru
mengatur jalannya penelitian (presentasi) dari masing-masing
kelompok walaupun dalam hal ini siswa terlihat bingung dan
menunggu perintah dari guru. Hal ersebut bisa teratasi karena guru
membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian
(presentasi).
Tahap evaluasi guru sudah membimbing siswa untuk
merangkum hasil presentasi dari masing-masing kelompok hanya saja
masih didominasi oleh guru. Guru juga melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa walaupun dalam hal ini belum
menyeluruh hanya siswa yang duduk di depan saja yang terlibat.
Dari hasil observasi guru pada siklus I ini menujukkan adanya
peningkatan kaualitas guru dalam mengajar yang sebelumnya pada
kondisi awal hanya menggunakan metode yang konvensional kini
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation. Sehingga hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD
Negeri Madyogondo materi energi dengan sub pokok bahasan energi
panas mengalami peningkatan.
Namun yang perlu diperhatikan dalam mengatasi kelemahan
tersebut guna memperbaiki pembelajaran pada perbaikan selanjutnya.
45
Guru diharapkan lebih terbuka terhadap respon siswa, memotifasi
siswa untuk bekerja secara kooperatif dan membantu siswa
menyiapkan sarana pendukung.
Agar dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada tindakan
selanjutnya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Guru dapat
menguasai kemampuan kelompok hal ini dikarenakan tugas guru
dalam pembelajaran group investigation haruslah menyediakan
kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai
macam kontribusi, dan tidak boleh dirancang hanya sekedar bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual (siapa, apa,
kapan, dan sebagainya).
b. Analisis data hasil observasi siswa.
Pada siklus I peneliti dengan dibantu 5 observer lainnya
mengamati aktivitas masing-masing kelompok. Sedangkan kegiatan
pembelajaran tetap dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada
pelajaran IPA pokok bahasan energi. Analisis hasil dari observer dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut :
46
Tabel 4.5 Keaktifan Siswa dalam Kelompok pada Siklus I dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi siswa pada siklus I dapat
diketahui bahwa siswa yang siap menerima pembelajaran IPA dengan
sub pokok bahasan energi panas sebanyak 90% dari keseluruhan
siswa. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang
memperhatikan penjelasan guru dan aktif menjawab pertanyaan dari
guru hanya sekitar 66,67% dari keseluruhan siswa.
Dalam tahap pengelompokan siswa memperhatikan dan
mendengarkan dengan serius materi pembelajaran yang ditentukan,
memperhatikan dengan seksama akan langkah-langkah pembelajaran
group investigation dan siswa merasa antusias bergabung dengan
kelompoknya dengan prosentase sebesar 91,09% dari keseluruhan
siswa. Dalam hal ini masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam memahami langkah-langkah pembelajaran group investigation.
Tahap perencanaan siswa berdiskusi membuat pertanyaan
untuk penelitian, mengajukan sebuah pertanyaan dan menyusun
rencana penelitian dengan prosentase 68,85% dari keseluruhan siswa.
Hal ini dibuktikan saat beberapa siswa diajukan sebuah pertanyaan
No Aspek Penilaian
Aktivitas Siswa dalam Kelompok Rata-rata Prosentase
(%)
Kel I
(%)
Kel II
(%)
Kel III (%)
Kel IV (%)
Kel V
(%)
Kel VI (%)
I Pra Pembelajaran
70 90 90 100 90 100 90
II Kegiatan Awal Pembelajaran
60 60 70 70 80 60 66,6
III Pengelompokan 93,33 80 93,33 86,67 100 93,33 91,09 IV Perencanaan 66,67 66,67 80 93,33 46,67 60 68,85 V Penyelidikan 86,67 100 93,33 80 80 86,67 87,75 VI Pengorganisasian 80 65 70 65 65 75 70 VII Presentasi 60 45 50 50 55 45 50,83 VIII Evaluasi 70 50 50 60 70 70 61,67
47
hanya diam dan kesulitan untuk menjawab. Siswa masih kesulitan
dalam membuat pertanyaan atau menentukan subtopik karena siswa
belum terbiasa diminta untuk membuat pertanyaan dan menyusun
penelitian.
Tahap penyelidikan siswa mengikuti proses penelitian,
pengumpulan informasi/data dan mencatat hasil penelitian. Sebagian
besar siswa aktif dalam tahap penyelidikan ini jika di prosentase
sebesar 87,75% dari keseluruhan siswa. Hal ini terlihat dari
antusisasme siswa dalam mengikuti proses penelitian.
Tahap pengorganisasian siswa berdiskusi membahas hasil
penelitian, menyusun laporan penelitian, melakukan pembagian tugas
untuk melaporkan hasil penelitian dan mengoreksi kembali
laporannya. Jika diprosentasekan dari keseluruhan siswa yang terlibat
dalam tahap pengorganisasian ini sebesar 70% dari keseluruhan siswa.
Dikarenakan masih banyak siswa yang tidak mengoreksi kembali hasil
laporannya.
Tahap laporan penelitian (presentasi) siswa melaporkan hasil
penelitiannya didepan kelas, mendengarkan laporan penelitian dari
kelompok lain, mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang
melaporkan hasil penelitiannya dan menjawab/menanggapi
pertanyaan yang diajukan teman. Dalam tahap ini hanya sebagian
siswa yang terlibat jika diprosentasikan sebesar 50,83% dari
keseluruhan siswa. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang masih
kesulitan untuk melakukan presentasi. Disebabkan karena siswa
belum pernah sebelumnya melakukan presentasi secara berkelompok
di depan kelas. Selain itu sebagian besar siswa juga belum berani
untuk bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.
Tahap evaluasi siswa menarik kesimpulan dari hasil presentasi
dari masing-masing kelompok dan menggabungkan rangkuman
kesimpulan secara berkelompok. Siswa yang terlibat dalam tahap ini
hanya 61,67% dari keseluruhan siswa. Dalam tahap evaluasi ini hanya
48
sebagian siswa yang terlibat dikarenakan masih didominasi oleh guru
dalam menarik kesimpulan.
Dari hasil observasi siswa pada siklus I ini adanya peningkatan
hasil belajar IPA dan keaktifan siswa dibandingkan dengan kondisi
awal sebelum diadakan tindakan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
Dari beberapa kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara
menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang tinggi bagi siswa dan
memberi peluang untuk siswa lebih aktif dalam pembelajaran
sehingga semua siswa ikut terlibat dalam pembelajaran.
3. Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar
IPA sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM. Siswa yang aktif dalam mengikuti
pembelajaran belum menyeluruh. Guru dalam membimbing siswa
menyusun rencana penelitian belum terlihat menyeluruh dan guru juga
belum menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan
pembelajaran siklus I, akan digunakan oleh peneliti dan guru kelas untuk
memperbaiki PBM pada siklus II. Pada siklus II ini model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation lebih ditekankan dan sebagian besar
siswa diharapkan dapat lebih aktif dan berani untuk menjawab pertanyaan
dari guru tanpa ragu-ragu. Selain itu diharapkan guru dapat membiasakan
siswa untuk berani mengungkapkan pendapat dan berbicara di depan kelas
dengan percaya diri.
49
4.3.2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal 22, 27, 29 Maret
2012. Pada siklus II peneliti bersama guru kelas IV juga menyiapkan
rencana pembelajaran beserta lembar observasi berupa aktivitas siswa dan
kegiatan mengajar guru yang diisi oleh 6 observer.
Peneliti langsung berperan sebagai observer kegiatan siswa dengan
dibantu 5 orang observer lainnya yaitu 2 guru kelas III, 1 guru kelas V, 1
kepala sekolah dan 2 mahasiswa. Sedangkan guru kelas IIIa berperan
sebagai observer guru kelas IV. Materi yang dipilih guru kelas IV yaitu
energi bunyi. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam 3
kali pertemuan.
1. Hasil Penelitian Siklus II
Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Maka hasil tes
siswa pada pelaksanaan siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II
No Nilai Sesudah siklus II
Frekuensi Prosentase (%)
1 <50 1 2, 78 2 50 – 59 1 2, 78 3 60 – 69 4 11, 11 4 70 – 79 6 16, 67 5 80 – 89 12 33, 33 6 90 – 100 12 33, 33 Jumlah 36 100
50
Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada gambar 4.5 di bawah ini :
Gambar 4.5
Diagram Hasil Tes Formatif Siklus II Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA
Pokok Bahasan Energi Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif siklus II dan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD N
Madyogondo 03 diketahui untuk nilai <50 sebanyak 1 siswa (2,78%), nilai
50 s/d 59 sebanyak 1 siswa (2,78%), untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 4
siswa (11,11%), nilai 70 s/d 79 sebanyak 6 siswa (16,67%), nilai 80 s/d 89
sebanyak 12 siswa (33,33%) dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak
12 siswa (33,33%).
Sedangkan Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif
Siklus II Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012
No. Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Persen (%)
1. Tuntas 34 94,44 2. Belum tuntas 2 5,56
Jumlah 36 100
0
5
10
15
<50 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100
1 1 4 612 12
jumlah siswa
51
Keterangan : KKM Sekolah = 60
Dari hasil analisis tes formatif siklus II, masih ada 2 siswa yang
belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah
yaitu 60.
Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus II dapat
dilihat pada gambar 4.6 berikut :
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus II
Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Gambar 4.6 mendeskripsikan ketuntasan siswa dalam belajar IPA
pokok bahasan energi. Gambar tersebut terdapat 34 siswa telah mencapai
indikator keberhasilan yaitu 94,44% tuntas dan 2 siswa masih belum
tuntas yaitu 5,56%.
2. Analisis data dari hasil observasi Siklus II
a. Analisis data hasil observasi guru
Hasil observasi siklus II pada umumnya guru sudah
melaksanakan dengan baik semua kegiatan pembelajaran antara lain
dalam pra pembelajaran guru sudah menyiapkan ruang, alat dan media
pembelajaran. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya
masing-masing, guru memeriksa kesiapan siswa dalam menerima
pembelajaran dengan baik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga sudah memotivasi
siswa sesuai kondisi siswa yang sudah mulai gaduh dikarenakan
setelah jam olahraga, menyampaikan apersepsi dengan bertanya
“berasal dari manakah suara nyamuk yang sedang terbang?”,
94,44%
5,56%
tuntas
belum tuntas
52
menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan
akan langkah-langkah model pembelajaran group investigation secara
jelas dan rinci, guru membagi siswa dalam kelompok yang heterogen
walaupun suasana kelas semakin bertambah ramai dibanding siklus I.
Tahap perencanaan guru aktif dalam membimbing siswa
berdiskusi untuk mengajukan subtopik/pertanyaan yang akan
digunakan dalam penelitian dan guru membimbing siswa dalam
menyusun rencana penelitian.
Tahap penyelidikan guru sudah membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi dan data, menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa, menumbuhkan keceriaan dan antusias siswa
dalam pembelajaran, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran.
Tahap pengorganisasian guru memantau hasil penelitian siswa,
membimbing siswa menyusun laporan penelitian dan memeriksa hasil
penelitian siswa. Dalam hal ini guru sudah ada peningkatan dalam
tahap pengorganisasian dibanding siklus I.
Dalam kegiatan akhir atau laporan penelitian (presentasi) guru
mengatur jalannya penelitian (presentasi) dari masing-masing
kelompok walaupun dalam hal ini suasana kelas mejadi semakin
gaduh dibandingkan dengan siklus I. Akan tetapi guru nampak
membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian
(presentasi) sehingga suasana kelas bisa terkendali.
Tahap evaluasi guru sudah membimbing siswa untuk
merangkum hasil presentasi dari masing-masing kelompok,
melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan.
Dari hasil observasi guru pada siklus II ini menujukkan adanya
peningkatan cara atau kualitas mengajar dari pada siklus I khususnya
materi energi dengan sub pokok bahasan energi bunyi. Dengan
pendekatan khusus terhadap siswa yang belum menguasai materi guru
dapat menguasai kelas dengan pembelajaran group investigation,
53
sehingga dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Pada siklus II peneliti dengan dibantu 5 observer lainnya
mengamati aktivitas masing-masing kelompok. Sedangkan kegiatan
pembelajaran tetap dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada
pelajaran IPA pokok bahasan energi. Hasil dari observer pada siklus II
dapat di lihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Keaktifan Siswa dalam Kelompok Pada Siklus II dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi pada siklus I dapat
diketahui bahwa siswa yang siap menerima pembelajaran IPA dengan
sub pokok bahasan energi bunyi sebanyak 96,67% dari keseluruhan
siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang memperhatikan
penjelasan guru dan aktif menjawab pertanyaan dari guru meningkat
menjadi 93,33% dari siklus I.
Dalam tahap pengelompokan siswa yang memperhatikan dan
mendengarkan dengan serius materi pembelajaran, memperhatikan
No Aspek Penilaian
Aktivitas Siswa dalam Kelompok Rata-rata Prosentase
(%)
Kel I
(%)
Kel II
(%)
Kel III (%)
Kel IV (%)
Kel V
(%)
Kel VI (%)
I Pra Pembelajaran
100 90 100 90 100 100 96,67
II Kegiatan Awal Pembelajaran
90 100 90 90 90 100 93,33
III Pengelompokan 93,33 93,33 100 100 100 100 97,78 IV Perencanaan 86,67 86,67 93,33 86,67 93,33 93,33 90 V Penyelidikan 93,33 86,67 93,33 93,33 100 93,33 93,34 VI Pengorganisasian 95 95 100 90 90 100 95 VII Presentasi 80 95 90 90 95 95 90,83 VIII Evaluasi 80 70 100 80 100 100 88,33
54
dengan seksama akan langkah-langkah pembelajaran group
investigation dan siswa yang merasa antusias bergabung dengan
kelompoknya sebesar 97,78% dari keseluruhan siswa.
Tahap perencanaan siswa berdiskusi membuat pertanyaan
untuk penelitian, mengajukan sebuah pertanyaan dan menyusun
rencana penelitian dengan prosentase 90% dari keseluruhan siswa.
Tahap penyelidikan siswa mengikuti proses penelitian,
pengumpulan informasi/data dan mencatat hasil penelitian. Sebagian
besar siswa aktif dalam tahap penyelidikan ini jika di prosentasekan
sebesar 93,34% dari keseluruhan siswa. Hal ini terlihat dari
antusisasme siswa dalam mengikuti proses penelitian.
Tahap pengorganisasian siswa berdiskusi membahas hasil
penelitian, menyusun laporan penelitian, melakukan pembagian tugas
untuk melaporkan hasil penelitian dan mengoreksi kembali
laporannya. Jika diprosentasekan dari keseluruhan siswa yang terlibat
dalam tahap pengorganisasian ini sebesar 95% dari keseluruhan siswa.
Tahap laporan penelitian (presentasi) siswa melaporkan hasil
penelitiannya didepan kelas, mendengarkan laporan penelitian dari
kelompok lain, mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang
melaporkan hasil penelitiannya dan menjawab/menanggapi
pertanyaan yang diajukan teman. Dalam tahap ini hanya sebagian
siswa yang terlibat jika diprosentasikan sebesar 90,83% dari
keseluruhan siswa. Walaupun suasana kelas menjadi semakin ramai
dibandingkan dengan siklus I.
Tahap evaluasi siswa menarik kesimpulan dari hasil presentasi
dari masing-masing kelompok dan menggabungkan rangkuman
kesimpulan secara berkelompok. Siswa yang terlibat dalam tahap ini
hanya 88,33% dari keseluruhan siswa.
Dari hasil observasi siswa pada siklus II ini adanya
peningkatan yang signifikan terhadap keaktifan siswa dibandingkan
dengan kondisi awal dan siklus I. Walaupun situasi kelas menjadi
55
bertambah ramai dibandingkan dengan siklus I untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. Hal tersebut
dapat diatasi dengan cara guru memberi kesempatan kepada masing-
masing siswa untuk membacakan hasil diskusi secara bergiliran.
Dalam siklus II dapat disimpulkan bahwa guru berhasil
meningkatkan aktivitas siswa yang berakibat pada hasil belajar IPA
kelas IV SD Negeri Madyogondo juga mengalami peningkatan. Hal
ini terbukti dari hasil prosentase siswa lebih dari 80% dan dalam
indikator keberhasilan sudah terpenuhi yaitu siswa aktif.
3. Refleksi
Berdasarkan observasi pada siklus II, terjadi peningkatan yang
lebih baik dari siswa maupun guru walaupun masih terdapat beberapa
kekurangan pada siswa, seperti : kondisi kelas lebih ramai dari siklus I, hal
ini disebabkan oleh karena siswa saling berebut untuk membacakan hasil
laporan dalam kelompok.
Pada siklus II terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan guru
yang lebih baik dari siklus I. Kelebihan dari siklus II yaitu :
a. Rasa percaya diri siswa meningkat, hal ini terlihat dari keberanian siswa
dalam menjawab pertanyaan guru dan menjawab pertanyaan teman
ketika presentasi.
b. Aktivitas siswa meningkat, hal ini terlihat dari cara siswa bekerja sama
dalam kelompok dan cara siswa dalam menyajikan laporan (presentasi).
c. Sedangkan guru sudah bisa menguasai kelas sehingga dapat dikatakan
bahwa guru telah berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation.
56
4.4. Hasil Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation. Berikut ini dapat dilihat tabel nilai kondisi
awal, siklus I dan siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel
4.9 berikut :
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Pokok Bahasan Energi Pada Kondisi Awal,
Siklus I dan siklus II
No Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jml Siswa Prosentase (%)
Jml Siswa
Prosentase (%)
Jml Siswa
Prosentase (%)
1 Tuntas 13 36,11 26 72,22 34 94,44 2 Belum Tuntas 23 63,89 10 27,78 2 5,56 Jumlah 36 100 36 100 36 100
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.9 dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada kondisi awal
sebelum diadakan tindakan ada 23 siswa (63,89%) yang belum tuntas setelah
diadakan tindakan siklus I ada 10 siswa (27,78%) yang belum tuntas,
sedangkan siklus II jumlah siswa yang belum tuntas hanya ada 2 siswa
(5,56%). Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
pokok bahasan energi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.7 dan gambar 4.8
57
Gambar 4.7
Diagram Rekapitulasi Pengelompokkan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.7 diatas tampak bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan belajar IPA pada kondisi awal dan siklus I kemudian ke siklus II.
Dalam kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation masih
banyak yang belum tuntas atau memenuhi KKM = 60 sebesar 63,89%
sedangkan yang sudah tuntas hanya sebesar 36,11% dari keseluruhan siswa.
Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan
hasil belajar IPA sebesar 72,22% dan masih ada 27,78% siswa yang belum
tuntas. Maka dari itu peneliti perlu mengadakan perbaikan pada siklus II.
Sedangkan pada siklus II tampak telah terjadi peningkatan hasil belajar
IPA yang signifikan dengan 94,44% siswa tuntas dan hanya 5,56% saja siswa
yang belum tuntas atau memenuhi KKM.
Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kodisi awal, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut :
0102030405060708090
100
Kondisi Awal
siklus I siklus II
36,11%
72,22%
94,44%
63,89%
2778,00%
5,56%
Pros
enta
se
Tuntas
Belum Tuntas
58
Gambar 4.8 Grafik Rekapitulasi Pengelompokkan Nilai Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.8 Pelaksanaan hasil tes akhir siklus II siswa sudah
mencapai ketuntasan yaitu siswa yang tuntas adalah 34 siswa (94,44%) jauh
dengan indikator pencapaian yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak
80% siswa telah mencapai nilai ≥ 60. Siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa
(5,56%) dengan alasan 2 siswa tersebut mengalami keterbelakangan mental.
Hal ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV di SD Negeri
Madyogondo 03 khususnya materi energi.
4.5. Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang ditemukan bahwa
tingkat pemahaman siswa masih rendah, hal ini disebabkan siswa diberikan
pemahaman tentang materi “Energi” melalui metode konvensional yang
dilakukan oleh guru, sehingga siswa cenderung bosan dan tidak mau mencoba
sesuatu yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih
pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara
individual, tidak tampak kreatif siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa
terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton
sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA rendah, khususnya pada materi “Energi”.
05
10152025303540
Kondisi Awal
siklus I siklus II
jum
lah
sisw
atuntas
tidak tuntas
59
Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 56,80.
Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM =60) hanya 13 siswa
(36,11%) sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 23 siswa (63,89%). Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh
siswa sebelum tindakan adalah 85 sedangkan nilai terendahnya adalah 30.
Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas
dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat
menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan model
pembelajaran yang konvensional, karena ke-13 siswa ini memang mempunyai
daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun
hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 23 siswa yang lain belum bisa
menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan model pembelajaran
yang monoton saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya
mendengarkan saja. Sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu dengan
kondisi siswa agar siswa dapat bekerjasama dan mudah dalam memahami
sebuah materi khususnya energi .
Menurut Umi Zulfa (2010: 88), pembelajaran kooperatif merupakan suatu
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Sedangkan group investigasi merupakan proses yang menekankan
inisiatif siswa untuk melakukan penyelidikan ilmiah supaya memperoleh suatu
pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
group investigation merupakan model pembelajaran dimana siswa dalam
kelompok-kelompok kecil melakukan suatu penyelidikan ilmiah untuk
memperoleh suatu pengetahuan.
Teori dari Umi Zulfa tersebut selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan penulis. Karena saat penulis menggunakan pembelajaran group
investigation, keaktifan belajar siswa dan hasil belajar IPA meningkat.
60
Peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I
dan II.
1. Siklus I
Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM =60) sebanyak 26 siswa
(72,22%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,78%).
Nilai rata-ratanya adalah 73,05 sedangkan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai
terendahnya adalah 30.
2. Siklus II
Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM =60) sebanyak 34 siswa
(94,44%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa (5,56%). Nilai
rata-ratanya adalah 80,28 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai
terendahnya adalah 40.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ratih Endarini Sudarmono (2011) dengan judul “Peningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Kelas V melalui Penerapan Metode Group
Investigation pada Pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester
I Tahun Ajaran 2009/2010”. Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan
hasil belajar IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
didapatkan bahwa pembelajaran group investigation dengan pengamatan/
observasi, kerjasama kelompok dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
materi “Energi” kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, karena dengan pembelajaran
group investigation siswa dapat belajar sesuai dengan subtopik yang mereka
pilih sendiri sehingga siswa merasa antusias, dapat terlibat secara langsung dan
aktif dalam pembelajaran.