Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus ( Kondisi Awal )
Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Satria Tunas Bangsa
Kota Salatiga pada kelompok B semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan
subyek penelitian seluruh anak didik kelompok B berjumlah 18 anak
dengan 6 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Kondisi pra siklus atau
kondisi awal merupakan keadaan anak didik sebelum penelitian tindakan
kelas ini dilakukan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis,
tingkat pemahaman Penguasaan kosakata di kelompok B TK Satria Tunas
Bangsa Kota Salatiga semester II tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 18
anak terlihat masih rendah.
Hasil penelitian perkembangan bahasa anak usia 5 – 6 tahun
diperoleh dengan prosedur penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran
dengan metode bernyanyi sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata
anak usia 5 – 6 tahun di kelompok B TK Satria Tunas Bangsa Salatiga dapat
dideskripsikan sebagai berikut: Observasi dilakukan pada program Rencana
Kegiatan Harian (RKH). Fokus observasi terhadap program perencanaan
yang bertujuan untuk membantu peningkatan penguasaan kosakata. Hasil
observasi berikutnya adalah evaluasi. Adapun distribusi pemahaman anak
terhadap penguasaan kosakata pada prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini :
35
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Penguasaan Kosakata Anak
Pada Pra siklus
Kategori Jumlah Anak Prosentase
Baik 8 44%
Cukup 6 34%
Kurang 4 22%
Jumlah 18 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 18 anak yang mencapai kategori
Baik sebanyak 8 anak (44%), kategori Cukup sebanyak 6 anak (34%),
sedangkan untuk kategori Kurang sebanyak 4 orang atau (22%). Kondisi
tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut :
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Prasiklus
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman anak terhadap
pengusaan kosakata masih rendah. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
Baik Cukup Kurang
Prosentase 44% 34% 22%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
PROSENTASE
36
sebelumnya, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya ceramah saja.
Metode pembelajaran tidak menggunakan metode pembelajaran bernyanyi.
Sehingga proses pembelajaran sangat monoton dan membosankan bagi anak, anak
tidak dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan kondisi seperti ini, penulis mengambil tindakan kelas seperti yang
telah direncanakan. Presentasi di atas sangat memperhatinkan. Karena jumlah
anak yang tuntas hanya tuntas 8 orang (44%). Jika anak-anak dibiarkan begitu
saja, maka hal ini akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya. Harus
ada stimulasi yang diberikan oleh guru atau peneliti, dalam hal ini digunakan
metode bernyanyi. Tentu saja nyanyian harus menarik dan kreatif tidak
membosankan dan monoton, sehingga metode yang telah direncanakan ini
diharapkan dapat meningkatkan penguasaan kosakata anak usia 5 – 6 tahun di
kelompok B TK Satria Tunas Bangsa Salatiga. diberikan oleh guru atau peneliti,
dalam hal ini digunakan metode bernyanyi. Tentu saja nyanyian harus menarik
dan kreatif tidak membosankan dan monoton, sehingga metode yang telah
direncanakan ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan kosakata anak usia
5 – 6 tahun di kelompok B TK Satria Tunas Bangsa Salatiga.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Kondisi Siklus I
Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan peneliti mempersiapakan dalam
memnyusun perencanaan tindakan berupa rencana kegiatan harian
37
(RKH ) yang menfokuskan pada materi pokok penguasaan
mengucapakan mengucapakan kosakata dengan lancar dengan lafal yang
benar menggunakan indikator menyanyikan lagu untuk anak . dalam hal
ini guru menyiapakan lagu dngan tema alam semesta dan sub tema
bulan,peneliti juga mempersiapakan alata perga berupa gambar gambar
dan gerakan yang sesuai degam gerakan inti. Peneliti membuat lembar
observasi dan selama kegiatan pembelajaran selalu mengobservasi.
b. Pelaksaaan
Pelaksanan pembelajaran siklus I dilaksanakan 3 x pertemuan
pada tanggal 18, 19, 20, Mei pada siswa Kelompok B TK Satria Tunas
Bangsa Salatiga pada tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 18
anak didik. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan mengacu
padarencana kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada
pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015. Pelaksanaan sesuai
dengan RKH yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guru mengawali proses
pembelajaran dengan kegiatan rutin yaitu baris di Sesekali guru
memberikan pertanyaan tentang isi lagu yang berhubungan dengan tema.
“matahari terlihat disiang hari atau dimalam hari?”. “siang hari, pak” anak
anak sangat antusias menjawab pertanyaan guru sedangkan Azis dan
Zahra rupanya belum merespon pertanyaan guru. Setelah pembelajaran
selesai anak-anak berdoa lalu pulang. Pertemuan kedua pada siklus I
dilaksanakan pada tanggal 19 Mei. Pertemuan ketiga siklus I
dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015 anak-anak dikenalkan dengan doa
38
ketika melihat bulan sabit. Anak-anak diajak untuk menyanyikan lagu
“naik naik kepuncak gunung”, “ambilkan bulan bu”. Anak-anak sangat
senang dan mengetahui bahwa digunung terdapat pemandangan.
Kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi “pelangi - pelangi”.
Selanjutnya guru memberikan pertanyaan sederhana “anak - anak dapat
pelangi dimana?”. Anak-anak ada yang menjawab di langit, ada yang
menjawab di awan, tapi meningkat. Selanjutnya guru memberi tugas
menebalkan angka sesuai jumlah gambar disampingnya. Kemudian
dilanjutkan istirahat makan bekal, bermain, evaluasi kegiatan sehari,
berdoa dan pulang.
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan guru kelas dengan
menggunakan lembar observasi.
1. Aktivitas guru
a) Menyiapakan Pembelajaran
b) Mengkondisikan Anak
c) Memberikan apresepsi
d) Memberikan contoh nyanyian dengan mengucapkan lirik lagu
e) Memberikan evaluasi dan motivasi
2. Aktivitas guru
a. Kesiapaan anakdidik mengikuti pelajaran
b. Mampu menguasai kosakata yang terdapat dalam nyanyian
c. Ketepatan irama dan intonasi
39
d. Menuangkan nyanyian dalam bentuk tulisan maupn gambar
Pada pembelajaran peningkatan kosakata dengan metode bernyanyi siklus
I guru sudah mengembangkan kemampuan bahasa anka dengan baik,anak juga
memhami isi lagu sehingga anak lebih komunikatif dengan guru dan teman serta
dapat menuangkan idenya dengan cara masing masing. Tetapi masih ada anak
yang belum muncul peningkatan kosakatanya, sehingga perlu dimodivikasi
kembali supaya dapat meningkatkan kreativitas dalam penguasaan kosakata
d. Refleksi
Penggunaan metode bernyanyi dalam peningkatan penguasaan
kosakata anak usia 5 – 6 tahun pada siklus I, dari 18 anak didik ada yang
mencapai kemampuan maksimal walaupun hanya beberapa anak saja,dan
masih ada beberapa yang belum ada peningkatan dalam penguasaan
kosakata.tingkat pencapaian yang diperoleh anak dalam peningkatan
penguasaaan kosakata sebanyak 61%.ini adalah perkembangan yang baik
dari sebelumnya dilakukan tindakan walaupun sudah menunjukkan
peningkatan namun masih diperlikan tindakan lagi pada siklus II supaya
mencapai keberhasilan . Ada hal hal yang harus diperhatikan guru dalam
perbaikan pada siklus I yaitu nyanyian harus lebih inovatif,pengelolaan
kelas harus lebih diperhatikan agar dalam bernyanyi anak tidak merasa
bosan dan tidak menoton sehingga pada siklus II akan menjadi lebih baik.
40
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Penguasaan Kosakata Anak
Pada Siklus I
Kategori Jumlah Anak Prosentase
Baik 11 61%
Cukup 4 22%
Kurang 3 17%
Jumlah 18 100%
Berdasarkan prosentase ketuntasan penguasaan kosakata anak
prasiklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam ketuntasan
penguasaan kosakata siklus I pada anak kelompok B TK Satria Tunas
Bangsa belum berkembang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya
sebesar 61% dimana anak belum bisa mengembangkan kosakata, Data
yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan
membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kosakata anak
kelompok B TK Satria Tunas Bangsa melalui kegiatan bernyanyi.
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan siklus I
Baik Cukup Kurang
Prosentase 61% 22% 17%
0%
20%
40%
60%
80%
PROSENTASE
41
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa kemampuan anak didik dalam
menyerap apa yang didengarkan dalam menirukan hasil penguasaan
kosakata anak belum memuaskan dengan indikator yang dicapai. Dengan
kondisi seperti ini, penulis mengambil tindakan kelas seperti yang telah
direncanakan kemudian penulis melakukan tindakan kembali pada siklus
kedua.
4.2.2 Deskripsi Kondisi Siklus II
Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan penelitian pada siklus II dimulai dari penggunaan RKH yang
memfokuskan pada materi pokok penguasaan kosakata
2. Pelaksaaan
Pelaksanan pembelajaran siklus II dilaksanakan 3 x pertemuan
pada tanggal 25, 26, 27 Mei pada siswa Kelompok B TK Satria Tunas
Bangsa Salatiga pada tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 18
anak didik. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan mengacu
padarencana kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada
pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2015. Pelaksanaan sesuai
dengan RKH yang telah dipersiapkan sebelumnya. Guru mengawali proses
pembelajaran dengan kegiatan rutin yaitu baris di Sesekali guru
memberikan pertanyaan tentang isi lagu yang berhubungan dengan tema.
“matahari terlihat disiang hari atau dimalam hari?”. “siang hari, pak” anak
anak sangat antusias menjawab pertanyaan guru sedangkan Azis dan
42
Zahra rupanya belum merespon pertanyaan guru. Setelah pembelajaran
selesai anak-anak berdoa lalu pulang. Pertemuan kedua pada siklus I
dilaksanakan pada tanggal 26 Mei. Pertemuan ketiga siklus I
dilaksanakan pada tanggal 27 Mei selanjutnya anak-anak dikenalkan
dengan doa ketika melihat bulan sabit. Anak-anak diajak untuk
menyanyikan lagu “naik naik kepuncak gunung”, “ambilkan bulan bu”.
Anak-anak sangat senang dan mengetahui bahwa digunung terdapat
pemandangan. Kemudian guru mengajak anak untuk bernyanyi “pelangi -
pelangi”. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan sederhana “anak -
anak dapat pelangi dimana?”. Anak-anak ada yang menjawab di langit,
ada yang menjawab di awan, tapi meningkat. Selanjutnya guru memberi
tugas menebalkan angka sesuai jumlah gambar disampingnya. Kemudian
dilanjutkan istirahat makan bekal, bermain, evaluasi kegiatan sehari,
berdoa dan pulang.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan guru kelas dengan
menggunakan lembar observasi.
a) Aktivitas guru
1) Menyiapakan Pembelajaran
2) Mengkondisikan Anak
3) Memberikan apresepsi
4) Memberikan contoh nyanyian dengan mengucapkan lirik
lagu
43
5) memberikan kesempatan kepada anak untuk bernyanyi
bersama
6) Memberikan evaluasi dan motivasi
b) Aktivitas guru
1) Kesiapaan anakdidik mengikuti pelajaran
2) Mampu menguasai kosakata yang terdapat dalam nyanyian
3) Ketepatan irama dan intonasi
4) Menuangkan nyanyian dalam bentuk tulisan maupn gambar
Dari hasil observasi dan dilakukam analisis data maka diperoleh data pada
siklus II tingkat penguasaan kosakata dengan metode bernyanyi termasuk
dalam kategori baik
4. Refleksi
Hasil implementasi tentang kemampuan anak didik dalam
penguasaan kosakata anak pada dikelompok B TK Satria Tunas Bangsa
telah mengalami peningkatan sebesar 80% sudah tercapai sesuai dengan
indikator keberhasilan yang ditetapakan.
Penggunaan metode bernyanyi dalam peningkatan penguasaan
kosakata anak usia 5 – 6 tahun pada siklus I, dari 18 anak didik ada yang
mencapai kemampuan maksimal walaupun hanya beberapa anak saja,dan
masih ada beberapa yang belum ada peningkatan dalam penguasaan
kosakata.tingkat pencapaian yang diperoleh anak dalam peningkatan
penguasaaan kosakata sebanyak 61%.ini adalah perkembangan yang baik
dari sebelumnya dilakukan tindakan walaupun sudah menunjukkan
44
peningkatan namun masih diperlikan tindakan lagi pada siklus II supaya
mencapai keberhasilan . Ada hal hal yang harus diperhatikan guru dalam
perbaikan pada siklus I yaitu nyanyian harus lebih inovatif,pengelolaan
kelas harus lebih diperhatikan agar dalam bernyanyi anak tidak merasa
bosan dan tidak menoton sehingga pada siklus II akan menjadi lebih baik.
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Penguasaan Kosakata Anak
Pada Siklus II
Kategori Jumlah Anak Prosentase
Baik 15 83%
Cukup 3 17%
Kurang - 0%
Jumlah 18 100%
Berdasarkan prosentase ketuntasan penguasaan kosakata anak prasiklus
dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam ketuntasan penguasaan kosakata
prasiklus pada anak kelompok B TK Satria Tunas Bangsa belum berkembang
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya sebesar 83% atau 15 anak, dimana
anak belum bisa mengembangkan kosakata.
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan siklus II
Baik Cukup Kurang
Prosentase 83% 17% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PROSENTASE
45
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa kemampuan anak didik
dalam menyerap apa yang didengarkan dalam menirukan hasil penguasaan
kosakata anak sudah memuaskan dengan indikator yang dicapai. Dengan
kondisi seperti ini, penulis menghentikan tindakan kelas seperti yang telah
direncanakan.dapat diliahat ditabel bahwa hasil penelitian dengan metode
bernyanyi terdapat peningkatan penguasaan kosakata mencapai 80%.
Pada waktu evaluasi pembelajaran ada peningkatan hasil belajar
yang sudah mencapai ketuntasan secara klasikal. Penggunaan metode
bernyanyi yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada anak di kelompok
B TK Satria Tunas Bangsa selama dua siklus, dan hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel hasil penelitian siklus I dan siklus II. Disini dapat dilihat
bahwa hasil penelitian dengan metode bernyanyi terdapat peningkatan
penguasaan kosakata sampai 85%. Setelah dilaksanakan kegiatan
pembelajaran pada siklus II didapatkan bahwa kemampuan anak dalam
menguasai kosakata meningkat sesuai dengan yang diharapakan.hal hal
yang diperoleh pada pembelajarab siklus II adalah :
1. Kerjasama anak ketika bernyanyi bersama atau dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru cukup baik dan anak mudah
bersosialisasi.
2. Semakin banyak anak yang dapat menggungkapkan idenya dan sudah
dapat berkomunikasi dengan teman dan guru serta motivasi belajar anak
meningkat dengan baik
46
3. Metode pembelajaran pada anak lebih inovatif
Keberhasilan belajar pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Belajar Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada prasiklus anak yang
memperoleh kategori Baik 8 anak atau 44%, kategori Cukup 6 anak atau
34% dan kategori kurang 4 anak atau 22%. Setelah diadakan tindakan pada
siklus I, anak yang memperoleh kategori Baik menjadi 11 anak atau 61%.
Namun terdapat 4 anak atau 22% masih mendapat kategori Cukup, dan 3
anak atau 17% masih mendapat kategori Kurang. Oleh karena itu, perlu
diadakan perbaikan dengan tindakan pada siklus II. Pada siklus II anak yang
mendapat kategori Baik meningkat mencapai 83% atau 15 anak, kategori
Cukup menjadi 3 anak atau 17%, dan kategori Kurang menjadi 0 anak atau
0%. Perbandingan antara peningkatan penguasaan kosakata anak pada pra
siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram batang gambar 4.4
berikut ini:
No Kategori Pra siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
1. Baik 8 44 11 61 15 83
2. Cukup 6 34 4 22 3 17
3. Kurang 4 22 3 17 - 0
Jumlah 18 100 18 100 18 100
47
Gambar 4.4
Diagram Perbandingan Perbaikan Pra siklus, Siklus I, Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prasiklus
ke siklus I dan siklus II pada tingkat pemahaman anak terhadap
penguasaan kosakata pada anak di kelompok B TK Satria Tunas Bangsa
semester II tahun ajaran 2014/2015. Untuk melihat grafik peningkatan
kategori Baik dalam tingkat penguasaan kosakata anak antara prasiklus,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:
Gambar 4.5
Peningkatan Kategori Baik Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Pra siklus Siklus I Siklus II
Baik 44% 61% 83%
Cukup 34% 22% 17%
Kurang 22% 17% 0%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Prosentase 44% 61% 83%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PROSENTASE
48
Dari gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pada jumlah pada kategori Baik. Terjadi peningkatan pada siklus 1 dengan
jumlah 2 anak atau 17%, dikarenakan pada siklus I peningkatan kategori Baik
mencapai 42% maka dilakukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II
pun terjadi peningkatan mencapai 10 anak atau 83%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan kosakata pada anak di
kelompok B TK Satria Tunas Bangsa Kota Salatiga semester II tahun ajaran
2014/2015.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pada salah satu rumusan masalah yaitu“ Bagaimanakah
peningkatan penguasaan kosakata pada anak di kelompok B TK Satria
Tunas Bangsa Kota Salatiga, sebelum dan sesudah diberikan tindakan?”.
Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan penguasaan kosakata anak-
anak tersebut, maka peneliti harus memahami aspek-aspek penguasaan
kosakata anak yang perlu ditingkatkan sehingga adanya perubahan
sebelum dan sesudah diberi tindakan. Pada hasil penelitian yang telah
dilaksanakan pada Siklus I dan Siklus II terlihat adanya peningkatan
penguasaan kosakata anak sebelum dan sesudah diberikan tindakan,
khususnya sesudah pelaksanaan Siklus II.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, banyak anak yang kurang
percaya diri dalam menuangkan kreasinya idenya pada saat kegiatan
bernyanyi. Melihat hal ini, guru segera mengambil tindakan agar anak
tidak terus-menerus mencontoh hasil karya temannya. Guru berperan
49
sangat penting dalam membantu mengembangkan peningkatan
penguasaan kosakata anak anak Di sekolah guru berperan penting dalam
membantu menstimulasi peningkatan penguasaan kosakata anak anak
melalui penguatan berupa pujian pada anak gambar yang diberikan guru
kepada anak. Pada pelaksanaan kegiatan bernyanyi pada anak di kelompok
B TK Satria Tunas Bangsa Kota Salatiga, guru selalu memotivasi kepada
semua anak khususnya anak-anak yang kurang percaya diri dalam
mengekspresikan dirinya dalam kegiatan bernyanyi.
Pada siklus II, anak-anak sudah menunjukkan peningkatan yang
baik. Mereka sudah percaya diri dengan hasil karyanya sendiri.
Penguasaan kosakata anak meningkat dengan kriteria baik pada tindakan
siklus II dengan prosentase sebesar 83% dari jumlah anak, kemampuan
penguasaan kosakata anak masuk dalam kriteria baik. Anak-anak sudah
mandiri dalam berjasama anak ketika bernyanyi bersama atau dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru cukup baik dan anak mudah
bersosialisasi selain itu semakin banyak anak yang dapat menggungkapkan
idenya dan sudah dapat berkomunikasi dengan teman dan guru serta
motivasi belajar anak meningkat dengan baik dan metode bernyanyi dalam
pembelajaran pada anak lebih inovatif.
Begitu juga dengan variasi ide anak belum berkembang secara
maksimal sehingga tidak mendapatkan hasil karya yang memuaskan.
Kegiatan pembelajaran pada Siklus II dilakukan pada kompetensi dasar
anak mampu meningkatkan penguasaan kosakata dengan kegiatan
50
bernyanyi secara berkelompok dan secara perorangan. Dalam penelitian
ini peneliti mengamati prilaku anak selama proses belajar mengajar
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi anak..Terdapat
perbedaan perlakuan pada proses pembelajaran Siklus I dengan Siklus II.
Pada Siklus I, guru kurang jelas menerangkan tentang cara bernyanyi dan
manfaat bernyanyi kepada anak, tidak memberikan motivasi, anak-anak
mengerjakan secara berkelompok sehingga tugas yang dibuat anak tidak
maksimal karena masing-masing ingin sesuai dengan keinginannya
sehingga sering juga terjadi keributan, dan guru tidak memberikan
bimbingan dan bantuan serta pujian kepada anak.
Sedangkan pada Siklus II guru menjelaskan kembali kepada anak
bahwa kegiatan bernyanyi akan menjadi suatu seni yang indah dan
menarik. Bahasa tidak terlepas dari kosa kata karena kosakata merupakan
suatu aspek yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa. Menurut
Poerwadarminta ( 2007) disebutkan bahwa kosakata diartikan sebagai
perbendaharaan kata. (Riwayadi & Anisyah, 2007). Hakikat kosakata
secara ringkas yaitu jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa; juga
kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam
berbicara dan menulis. Makna diatas senada dengan kutipan Ratna Susanti
(2002) “Kosakata adalah kumpulan kata-kata dalam satu bahasa yang
dimengerti oleh seseorang, untuk digunakannya dalam berbicara dan
menulis”. Pengembangan kosakata merupakan aspek penting dari
perkembangan bahasa.
51
Meurut Kamtini (2005) Bernyanyi merupakan sarana
pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab kegiatan bernyanyi penting
bagi pendidikan anak–anak selain itu bernyanyi adalah kegiatan
menyenangkan yang memberi kepuasan kepada anak- anak. Masitoh, dkk
(2007) Bernyanyi pada dasarnya merupakan bakat alamiah yang dimiliki
oleh seorang individu. Sejak lahir bayi telah mulai mengenal suara,ritme
atau melodi melalui lagu yang dilantunkan oleh ibunya. Di taman kanak-
kanak bernyanyi merupakan kegiatan yang dapat di integrasikan dalam
pembelajaran.
Bernyanyi adalah kegiatan musik yang fundamental, karena anak
dapat mendengar melalui indranya sendiri, menyuarakan beragam tinggi
nada, dan irama musik dengan suaranya sendiri (Rasyid, 2010). Metode
bernyanyi adalah salah satu bentuk metode bagi kita untuk bisa
mengontrol dan mengamati setiap dari perkembangan anak
52