22
64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian merupakan bagian yang penting dari sebuah penelitian. Hasil penelitian akan memberikan jawaban dari sebuah hipotesis yang telah disusun oleh penulis dalam bab sebelumnya. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang diolah dengan SPSS 16. Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Sekolah Teologi yang bernaung di Yayasan PINTA yaitu Sekolah Tinggi Teologi Nusantara (STTN) yang berada di Jl. Raya Kopeng Km 3 Rt. 7. Rw.5 Desa Bendosari Salatiga Jawa Tengah dan Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara dengan alamat Jl. Bandulan Raya No. 33 Malang Jawa Timur. Dengan judul penelitian “Pengaruh Quality Of Life dan Relegiusitas terhadap Subjevtive Well-Being Mahasiswa Teologi di bawah naungan Yayasan Pekabaran Injil Nusantara (PINTA)”. Pada penelitian ini penulis mengambil responden yang tinggal di asrama dan yang tidak tinggal di asrama. Di Sekolah Tinggi Teologi Nusantara dari 48 Mahasiswa yang ada 36 orang adalah mahasiswa yang ada di asrama dan 12 orang adalah mahasiswa yang tidak tinggal di asrama. Di Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara 72 mahasiswa tersebut adalah tinggal diasrama semuanya. Pada penelitian ini, data diperoleh dari skala psikologi yang dibagikan kepada 112 mahasiswa di STT Nusantara Salatiga dan STAN Malang setelah melalui proses try out skala psikologi pada 14-17 Mei 2018. Try out ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian merupakan bagian yang penting dari sebuah penelitian.

Hasil penelitian akan memberikan jawaban dari sebuah hipotesis yang telah

disusun oleh penulis dalam bab sebelumnya. Dalam bab ini akan dibahas

mengenai hasil penelitian yang diolah dengan SPSS 16. Sehingga dalam bab

ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci.

4.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Teologi yang bernaung di Yayasan

PINTA yaitu Sekolah Tinggi Teologi Nusantara (STTN) yang berada di Jl.

Raya Kopeng Km 3 Rt. 7. Rw.5 Desa Bendosari Salatiga Jawa Tengah dan

Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara dengan alamat Jl. Bandulan Raya No. 33

Malang Jawa Timur. Dengan judul penelitian “Pengaruh Quality Of Life dan

Relegiusitas terhadap Subjevtive Well-Being Mahasiswa Teologi di bawah

naungan Yayasan Pekabaran Injil Nusantara (PINTA)”.

Pada penelitian ini penulis mengambil responden yang tinggal di

asrama dan yang tidak tinggal di asrama. Di Sekolah Tinggi Teologi

Nusantara dari 48 Mahasiswa yang ada 36 orang adalah mahasiswa yang ada

di asrama dan 12 orang adalah mahasiswa yang tidak tinggal di asrama. Di

Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara 72 mahasiswa tersebut adalah tinggal

diasrama semuanya.

Pada penelitian ini, data diperoleh dari skala psikologi yang dibagikan

kepada 112 mahasiswa di STT Nusantara Salatiga dan STAN Malang setelah

melalui proses try out skala psikologi pada 14-17 Mei 2018. Try out ini

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

65

diadakan dengan tujuan supaya skala psikologi yang digunakan memiliki

daya diskriminasi yang baik dan terbebas dari aitem yang gugur.

1.2. Pelaksanaan Penelitian

Proses dari pelaksanaan penelitian, penulis meminta surat ijin

penelitian kepada Ketua Program Study Magister sains Psikologi UKSW

Salatiga. Setelah mendapat surat ijin penelitian, penulis memberikan surat

ijin tersebut kepada Ketua STT Nusantara Salatiga dan ketua STAN Malang

pada tanggal 4 September 2018.

Proses pengembalian data penelitian dilakukan oleh penulis dua tahap,

tahap pertama di STT Nusantara Salatiga pada tanggal 7 September 2018

dengan 42 mahasiswa di STT Nusantara. Tahap kedua adalah dengan

melakukan penelitian di STAN Malang dengan jumlah responden 70

mahasiswa yang dilakukan pada tanggal 25-26 September 2018

1.3. Analisis Deskriptif

Tabel 4.1.

Analisis deskriftif

Descriptive Statistics

N Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic

Std. Error Statistic

Subjective Well-Being

112 149 234 180.04 1.377 14.568

Quality Of Life 112 55 99 76.49 .713 7.542

Religiusitas 112 104 148 124.97 .871 9.218

Valid N (listwise) 112

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

66

Dari tabel 4.1. di atas hasil output analisis deskriptif memberikan arti

sebagai berikut:

1. Variabel Subjective Well-Being (SWB) memiliki nilai terendah 149

dan nilai tertinggi 234 dan mempunyai nilai rata-rata sebesar 180.04

dengan standar deviasi (tingkat sebaran datanya) sebesar 14,568. Hal

ini menunjukkan bahwa responden menilai item skala psikologi

tentang variabel subjective well being sesuai dengan apa yang pada

dirinya.

2. Variabel Quality Of Life memiliki nilai terendah 55 dan nilai tertinggi

99 dan nilai rata-rata sebesar 76,49 dengan standar deviasi 7,542 hal

ini menunjukkan bahwa responden menilai item skala psikologi

quality of life sesuai dengan dirinya.

3. Variable Religiusitas memiliki nilai terendah 104 dan nilai tertinggi

148 dengan nilai rata-rata 124,97 dan standar deviasi sebesar 9,218

artinya variabel religiusitas di nilai oleh responden sesuai dengan

dengn dirinya.

1.4. Identifikasi Skor

4.4.1. Identifikasi Skor Subjective Well-Being

Skala subjective well-being ini memberikan gambaran persepsi

mahasiswa terhadap diri mereka terkait dengan kesejahteraaan hidup dan

bagaimana afek positif dan afek negatif yang berasal dari diri mereka sendiri.

Artinya responden diminta untuk memberikan penilaian dan merespon

sejauh mana subjective well-being mereka.

Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel subjective well-being

digunakan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat

rendah. Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur varaibel ini adalah 60

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

67

aitem valid. Skor hipotetik yang diperoleh dari 240 (4X60) sampai 60

(1X60). Untuk mengetahui subjective well-being digunakan rumus :

ί = skor tertinggi - skor terendah

banyak kategori

ί = 4(60) - 1 (60)

5

ί = 36.

Tabel 4.2.

Kategori Skor Subjective Well-Being

Kategori Skor Subjective Well-Being

No Kategori Skor N Presentase %

1 Sangat Tinggi 207 ≤x≤ 240 9 8%

2 Tinggi 171 ≤x≤ 206 92 80%

3 Sedang 132 ≤x≤ 170 11 12%

4 Rendah 96 ≤x≤ 131 - -

5 Sangat Rendah 60 ≤x≤ 95 - -

Jumlah 112 100%

SD=14,568 Max= 234 Min=149

Berdasarkan tabel 4.2. dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sekolah

teologi yang berada dibawah naungan yayasan PINTA mempunyai

subjective well being (80%) pada kategori tinggi.

4.4.2. Identifikasi Skor Quality Of Life

Untuk menetukan tinggi rendahnya variabel quality of life, digunakan 5

kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Jumlah item yang digunakan untuk mengukur quality of life adalah 26 item

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

68

dengan daya diskriminasi yang baik. Maka nilai tertinggi yang diperoleh

yaitu 104 ( 4× 26) dan nilai terendah 26 (1 × 26). Perhitungan interval dapat

dilihat sebagai berikut :

i = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

i = 104−24

5

i = 16

Tabel 4.3.

Kategori Skor Quality Of Life

Kategori Skor Qualiti Of Life

No Kategori Skor N Presentase %

1 Sangat Tinggi 94 ≤x≤ 104 24 21%

2 Tinggi 77 ≤x≤ 93 80 72%

3 Sedang 60 ≤x≤ 76 8 7%

4 Rendah 43 ≤x≤ 59 - -

5 Sangat Rendah 26≤x≤ 42 - -

Jumlah 112 100%

SD=7,542 Max= 99 Min=55

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

mahasiswa sekolah teologi yang berada dibawah naungan yayasan PINTA

72% mempunyai quality of life pada kategori tinggi

.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

69

4.4.3. Identifikasi Skor Religiusitas

Untuk menetukan tinggi rendahnya variabel religiusitas, digunakan 5

kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Jumlah item yang digunakan untuk mengukur religiusitas adalah 38 item

dengan daya diskriminasi yang baik. Maka nilai tertinggi yang diperoleh

yaitu 152 ( 4× 38) dan nilai terendah 38 (1 × 38). Perhitungan interval dapat

dilihat sebagai berikut :

i = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

i = 152−38

5

i = 23

Tabel 4.4.

Kategori Skor Religiusitas

Kategori Skor Religiusitas

No Kategori Skor N Presentase %

1 Sangat Tinggi 129 ≤x≤ 152 60 53%

2 Tinggi 106 ≤x≤ 128 52 47%

3 Sedang 83 ≤x≤ 105 - -

4 Rendah 61 ≤x≤ 82 - -

5 Sangat Rendah 38 ≤x≤ 60 -

-

Jumlah 112 100%

SD=9,218 Max= 148 Min= 104

Berdasarakan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa religiusitas

mahasiswa teologi yang berada di bawah naungan Yayasan PINTA berada

dalam ketegori tinggi dan sangat tinggi hal ini dapat terlihat dari persentase

religiusitas yaitu 53% dan 47%.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

70

4.5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan daam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji linearitas.

4.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram, P-P

Plot Test dan hasil uji menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.5.

Uji Nomarlitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 112

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 11.07982241

Most Extreme Differences Absolute .074

Positive .074

Negative -.042

Kolmogorov-Smirnov Z .788

Asymp. Sig. (2-tailed) .565

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data

Berdasarkan Tabel 4.5. dari data one Sample Kolmogorov-Smirnov di

atas dilihat Asymp. Sig. (2 – tailed) Nilai p= 0,565 (p > 0,05. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa nilai residual normal dan memenuhi asumsi

untuk menggunakan analisis regresi.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

71

Gambar 4.6.

Histogram

Berdasarkan Gambar 4.6. di atas histogram menunjukkan pola

distribusi normal. Karena memperlihatkan grafik yang mengikuti sebaran

kurva normal, dimana kurva normal berbentuk lonceng/ bell shaped curve

tidak menceng ke kiri atau ke kanan.

Tabel 4.2

Gambar 4.7.

Grafik Uji Normalitas

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

72

Dari Gambar 4.7. grafik uji normalitas di atas, menunjukan bahwa

titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran mengikuti arah

garis diagonal sehingga dapat dikatakan bahwa data distribusi normal atau

model garis layak dipakai untuk memprediksi Subjective Well-Being

berdasarkan masukan data variabel Quality Of Life dan Religiusitas sebagai

variabel independen.

4.5.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolenritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Sebab jika ada korelasi antar variabel independen maka ada masalah dengan

multikolinearitas. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas akan terjadi jika nilai

tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 (Ghozali, 2006)

Tabel 4.8.

Hasil uji Multikolinearitas

Tabel 4.8. menunjukan bahwa nilai tolerance variabel quality of life

dan religiusitas yakni 8,91>0,10. Sementara nilai VIF variabel Quality Of

Life dan Religiusitas yakni 1,122<10,00 sehingga dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolonieritas pada variabel bebas yang digunakan.

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Quality Of Life .891 1.122

Religiusitas .891 1.122

a. Dependent Variable: Subjective Well- Being

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

73

Uji multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan melihat matriks

korelasi antar variabel – variabel bebas (zero oreder correlation matrix) yaitu

jika variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya 0,90), maka

hal tersebut mengindikasikan gejala multikolinearitas (Ghozali, 2009). Hasil

uji zero order correlation matrix dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9.

Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix

Correlations

Control Variables Quality Of

Life Religiusi

tas Subjective Well-Being

-none-a Quality Of Life

Correlation 1.000 .330 .583

Significance (2-tailed)

. .000 .000

Df 0 110 110

Religiusitas Correlation .330 1.000 .462

Significance (2-tailed)

.000 . .000

Df 110 0 110

Subjective Well-Being

Correlation .583 .462 1.000

Significance (2-tailed)

.000 .000 .

Df 110 110 0

Subjective Well-Being

Quality Of Life Correlation 1.000 .084

Significance (2-tailed)

. .380

Df 0 109

Religiusitas Correlation .084 1.000

Significance (2-tailed)

.380 .

Df 109 0

a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.

Berdasarkan tabel 4.9. di atas menunjukan bahwa besaran koefisien

korelasi antar variabel quality of life dengan religiusitas adalah 1.000 dan 0,

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

74

84 (p < 0,90), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah

multikolinearitas diatas variabel subjective well-being.

4.5.3. Uji Heterokedastisitas

Pada pengujian heterokedastisitas digunakan dengan tujuan untuk

menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya, apabila terjadi

varians tetap maka terjadi masalah heterokedastisitas. Hal ini dikarenakan

bahwa model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas (Santoso, 2000).

Gambar 4.10.

Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan gambar 4.10. terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu yang jelas. Titik-titik tersebut

tersebar di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

75

menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga bisa dipakai untuk memprediksi variabel subjective wee-being

dengan berdasarkan quality of life dan religiusitas.

4.5.4. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan secara linear antar

variabel. Suatu data dapat dikatakan ada hubungan linear apabila nilai p <

0.05.

Tabel 4.11.

Hasil Uji Linearitas Quality Of Life dengan Subjective Well-Being

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Subjectiv

e Well-

Being * Quality

Of Life

Betwee

n

Groups

(Combi

ned) 12960.643 33 392.747 2.891 .000

Linearit

y 8003.085 1 8003.085 58.912 .000

Deviati

on from

Linearit

y

4957.558 32 154.924 1.140 .314

Within Groups 10596.133 78 135.848

Total 23556.777 111

Tabel 4.11. diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi linearitas

sebesar 0,000 (p<0,05) dan nilai signifikansi penyimpangan linearitas

sebesar 0,314 (p>0,05) hal ini berarti terdapat linearitas antara subjective

well-being dengan quality of life.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

76

Tabel 4.12

Hasil Uji Linearitas Religiusitas dengan Subjective Well-Being

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Subjective

Well- Being *

Religiusitas

Between

Groups

(Combined) 11674.048 32 364.814 2.425 .001

Linearity 5036.785 1 5036.785 33.486 .000

Deviation

from Linearity 6637.264 31 214.105 1.423 .107

Within Groups 11882.729 79 150.414

Total 23556.777 111

Tabel 4.12 dapat di simpulkan bahwa terdapat koefisian signifikansi

dari linearitas sebesar 0.000 (p<0,05) dan koefisien signifikansi

penyimpangan linearitas sebesar 0,107 (p>0,05) hal ini menunjukan terdapat

linearitas antara subjective well-being dan religiusitas.

4.6. Uji Hipotesis

Hipotesis 1: quality of life dan religiusitas berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap subjective well-being mahasiswa teologi dibawah

naungan yayasan PINTA.

Untuk melakukan pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan uji

regresi berganda dua variabel. dua variabel yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah dua variabel independen yaitu quality of life dan religiusitas.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

77

Tabel 4.13.

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9930.143 2 4965.072 39.716 .000a

Residual 13626.634 109 125.015

Total 23556.777 111

a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Quality Of Life

b. Dependent Variable: Subjective Well- Being

Berdasarkan tabel 4.13 maka didapat nilai F hitung 39,716 dengan

tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa

Quality of life (X1), Religiusitas (X2) secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap subjective well-being mahasiswa teologi yang bernaung di Yayasan

PINTA.

Tabel 4.14

Hasil Uji Korelasi Regresi Quality Of Life, Religiusitas terhadap

Subjective Well-Being

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .649a .422 .411 11.181

a. Predictors: (Constant), Religiusitas, Quality Of Life

Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa besar

sumbangan efektif masing – masing variabel independen. Sumbangan efektif

semua variabel sama dengan koefisien determinasi (Budiono, 2004).

Sumbangan efektif dapat dihitung dengan rumus :

SE (X) % = 𝜷𝑿 x 𝒓𝒙𝒚 x 100 %

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

78

Koefisien Korelasi dari variabel quality of life dan religiusitas dapat dilihat

sebagai berikut :

SE (X1)% = Nilai β × Koefisien korelasi X1Y × 100%

= 0,483 × 0,583 × 100%

= 28, 16%

SE (X2)% = Nilai β × Koefisien korelasi X2Y × 100%

= 0,303 × 0,84 × 100%

= 13,99%

Hasil sumbangan prediktor quality of life dan religiusitas menunjukan

besarnya pengaruh yang diberikan oleh masing – masing variabel

independen terhadap variabel dependent. Quality of life memberikan

pengaruh yang signifikan sebesar 28,15% dan religiusitas memberikan

pengaruh yang signifikan sebesar 13,99%.

Tabel 4.15

Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel

Independen Terhadap Variabel Dependent

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 48.860 15.771 3.098 .002

Quality Of

Life .933 .149 .483 6.256 .000

Religiusita

s .479 .122 .303 3.926 .000

a. Dependent Variable: Subjective Well- Being

Dari hasil Tabel 4.15 diatas mendapatkan t hitung quality of life 6,256

dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

79

bahwa variabel bebas quality of life secara parsial berpengaruh secara

signifikan terhadap subjective well-being.

Hasil pengujian variabel religiusitas didapatkan nilai dari t hitung

sebesar 3,926 dengan tingkat nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) dapat

disimpulkan bahwa variabel religiusitas berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap subjective well-being.

Dari tabel 4.15. diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= a+ b1 X1+b2 X2

Y = 48,860 + 0,933 quality of life + 0,479 religiusitas.

Keterangan:

1. Konstanta sebesar 48,860 memiliki arti bahwa jika varaibel

independen dianggap konstan, maka nilai dari subjective well-being

sebesar 48,860.

2. Koefisien regresi quality of life sebesar 0,933 menunjukan bahwa

setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan quality of life akan

berdampak pada peningkatan dari subjective well being sebesar 0,933

satuan.

3. Koefisien regresi religiusitas memberikan pengertian bahwa setiap

penambahan satu satuan atau satu tingkatan religiusits berdampak

pada meningkatnya subjective well-being dengan nilai sebesar 0,479.

4.7. DISKUSI

Dalam pembahasan ini akan disusun sesuai dengan hipotesis. Hipotesis

: Quality Of Life, dan Religiusitas secara signifikan berpengaruh simultan

terhadap subjective well-being mahasiswa Teologi dibawah naungan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

80

Yayasan PINTA. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa quality of life,

dan religiusitas secara signifikan berpengaruh simultan terhadap subjective

well-being mahasiswa teologi di bawah naungan Yayasan PINTA.

Didapatkan nilai F hitung sebesar 39,716 dengan tingkat signifikansi 0,000

(p < 0,05). Kedua variabel memberikan pengaruh yang signifikan sebesar

42,2 yang berarti 42,2 dari variasi yang terjadi pada variabel subjective well-

being, quality of life dan religiusitas dan sisanya 57,8% di pengaruhi variabel

lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini.

Hal ini disebabkan karena Quality of life yang dimiliki oleh

mahasiswa seperti kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dengan dosen

dan mahasiswa lainnya serta lingkungan tempat tinggal yang baik akan

memberikan dampak positif terhadap subjective well-being yang mereka

miliki. Larasati (2009) menyatakan subyek yang memiliki kualitas hidup

positif terlihat dari gambaran fisik subyek yang selalu menjaga

kesehatannya, dalam aspek psikologis individu berusaha meredam emosi

agar tidak mudah marah, hubungan sosial individu baik dengan banyaknya

teman yang dimilikinya, lingkungannya mendukung, dan memberi rasa aman

kepada individu. Sehingga individu dapat mengenali diri sendiri, serta

mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai

perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati

dan merasakan penderitaan orang lain. Unsar, Erol dan Sut (2016)

menyatakan bahwa dukungan sosial yang mencakup sumber daya yang

dirasakan oleh individu yang diberikan oleh orang lain akan membuat

individu merasa diperhatikan, dihargai dan dianggap menjadi bagian dari

kelompok, hubungan yang baik dan dukungan sosial dapat berperan dalam

meningkatkan kesehatan individu yang berasal dari orang-orang yang

memiliki pengalaman positif serta berperan aktif dalam kehidupan sosial

akan mampu dalam mengatasi stres.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

81

Mahasiswa yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi seperti rajin

beribadah, berdoa dan membaca firman Tuhan serta bersyukur akan

memiliki subjective well-being yang baik hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Holder, Coleman, dan Wallace (2010) juga

menjelaskan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap tingkat

subjective well-being seseorang. Lebih lanjut Bastaman (dalam Saputri 2011)

menyatakan, bahwa individu yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih

akan mampu memaknai setiap kejadian hidupnya secara positif, sehingga

hidupnya menjadi lebih bermakna dan terhindar dari stres maupun depresi.

Dengan kata lain, seseorang yang menjalankan kegiatan keagamaan, seperti

beribadah, berdoa, dan membaca kitab suci agama dapat berpengaruh

terhadap kondisi subjective well-being yang baik. Inilah yang menjadi alasan

mengapa quality of life dan religiusitas secara silmultan berpengaruh

siginifikan terhadap subjective well-being mahasiswa teologi di bawah

naungan yayasan PINTA.

Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berger

(dalam O’ Connor 2013) menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat

seiring dengan menipisnya kesenjangan antara tujuan yang telah dicapai

dengan tujuan yang ingin di capai oleh individu. Hal ini disebabkan karena

mahasiswa menganggap bahwa Quality of life yang mereka miliki

merupakan bagian penting dalam diri mereka, karena dengan memiliki

kualitas hidup yang baik maka mahasiswa akan memiliki subjective well-

being yang baik pula. Hal ini didukung oleh Veenhouven (dalam Diener,

1994) menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di

mana seseorang menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang

diharapkan dan merasakan perasaan yang menyenangkan, karena subjective

well being menjadikan mahasiswa akan menilai dengan baik kualitas dari

kehidupan mereka.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

82

Mahasiswa yang dapat mempraktikkan religiusitasnya seperti

mengampuni orang lain dan mengaplikasikan nilai-nilai agama sebagai dasar

dalam berpikir dan berperilaku dalam kehidupan sosialnya dapat

memberikan kedamaian dan ketentraman jiwa. Hal ini didukung oleh

Edwards, Lapp-Rincker, Magyar-Moe, Rehfedelt, Ryder dan Brown (2002)

mengatakan religiusitas memiliki hubungan dengan prilaku memaafkan

seseorang. Hal ini membuktikan bahwa keyakinan individu yang dalam

terhadap agama berhubungan dengan kesehatan yang dimiliki oleh individu

(Joshi, Kumari, & Jain, 2008), individu dengan keyakinan agama yang

bermakna cenderung mengalami kebahagian dalam hidupnya (Myers &

Diener, 2010).

Penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashari dan

Dahriyanto (2016) menunjukkan bahwa kebahagiaan dipengaruhi oleh

tingkat religiusitas yang digambarkan dengan kualitas ketaatan beribadah

atau hubungan dengan Tuhan, dan partisipasi individu dalam kegiatan

religius dan peribadatan. Individu yang memiliki kualitas ketaatan beribadah

dan hubungan dengan Tuhan yang baik cenderung memiliki tingkat

subjective well-being yang tinggi. Hal yamng sama juga dikatakan oleh

Paecock dan Paloma (1999) bahwa kedekatan dengan Tuhan merupakan

salah satu prediktor dari kepuasan hidup yang terjadi pada semua rentang

umur.

Lebih lanjut menurut Amir dan Miller (2011), bahwa pemahaman

tentang makna dan tujuan hidup,dan neurotisme terkait dengan kehidupan

keberagamaan seseorang, hal tersebut akan meningkatkan subjective well-

being mereka. Kebahagiaan atau subjecive well being dapat dicapai apabila

seseorang memiliki harga diri ( self esteem), sense of perceived control,

kepribadian, optimisme, pemahaman tentang makna dan tujuan hidup,

neurotisme yang rendah, dan pengaruh masyarakat dan budaya, dan proses

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

83

kognitif (Winkelmann (2006), Wrosch, Amir, dan Miller (2011), serta

Scherer dan Frisina (2008). Hal yang sama juga dikatakan oleh myers (2008)

bahwa orang yang aktif secara religius merasakan kebahagian yang lebih

besar daripada orang-orang yang tidak religius. Hal yang sama juga

dikatakan oleh Smith, McCullough, dan Poll (2003) religiusitas memiliki

hubungan dengan tingkat depresi yang rendah seperti menurunkan

kecemasan serta meningkatkan optimism (Sherman, Simonton,Adams, Latif,

Plante&Burns, 2001).

Temuan ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Compton,

Smith Cornish dan Qualls (1996); McGregor dan Little (1998) menyatakan

bahwa quality of life tidak berpengaruh secara signifikan terhadap subjective

well-being. Penelitian yang di lakukan. Rahmawaty & Arif Wibowo (2016)

di Universitas Negeri Yogyakarta dengan sampel 262 orang mahasiswa

fakultas ekonomi angkatan 2012 dan 2013 di temukan bahwa aspek sosial

mahasiswa yang diukur dengan pengalaman di asrama kampus, program dan

layanan (terutama untuk siswa internasional) studi internasional, program

layanan spiritual, klub olahraga, dan kegiatan rekreasi ternyata tidak

berpengaruh terhadap kualitas hidup mahasiswa. Faktor ini memberikan

informasi tentang mengapa quality of life tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap subjective well-being karena perbedaan individu dalam

mempersepsikan kualitas hidup dari aspek-aspek seperti fisik, psikology,

hubungan sosial maupun lingkungannya. Moons, et al. (2004), kondisi

kehidupan dipersepsikan oleh individu dalam kaitannya dengan kualitas

kehidupan individu dalam beberapa aspek. Serta adanya kensenjangan dari

apa yang diharapkan terjadi dengan kenyataan yang di alami oleh individu.

O’Connor (2013) mengemukakan bahwa persepsi individu mengenai

kesenjangan antara apa yang ada/terjadi saat ini dengan yang mungkin dapat

terjadi merupakan faktor utama penentu kualitas hidup individu

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

84

Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang mengukur

religiusitas terhadap subjective well-being yang di ukur dengan Francis

Scale of Attitude toward Christianity dan kebahagian yang di ukur dengan

Depression Happines Scale, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Lewis

(2002) pada mahasiswa Northern Irish, dan penelitian Lewis, Maltby dan

Burkinshaw (2000) pada pendeta Anglican. Selain itu Lewis (2002)

menunjukkan tidak ada hubungannya antara religiusitas dan kebahagiaan

pada mahasiswa University of Ulster, dengan menggunakan kehadiran ke

gereja untuk mengukur religiusitas, dam Depression Happines Sclae untuk

mengukur kebahagian. Dari pengunaan skala tersebut di dapat bahwa

religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap subjective well-being.

Penggunaan skala dapat mempengaruhi dari tingkat signifikansi pengaruh

antar variabel, seperti yang dikatakan oleh Lewis (2002) hal ini disebabkan

karena adanya definisi operasional dan alat ukur yang digunakan, Oxford

Happines Inventory mengukur intensitas kebahagian, sedangkan

Deppression Happiness Scale mengukur frekuensi kebahagian.

Dalam penelitian ini untuk mengukur religiusitas menggunakan skala

dari Glock dan Startk (Glock 1962; Glock dan Startk 1965,1966; Start dan

Glock, 1968 dalam Reitsma, Scheeppers dan Te Grontenhuis, 2006), untuk

mengukur dimensi praktik, kepercayaan, pengalaman religius, pengetahuan

tentang agamanya dan konsekuensi. Sedangkan untuk mengukur subjective

well-being menggunakan skala Huebner (2001). Kedua komponen positif

serta perasaan negatif menggunakan skala dari Craford dan Henry (2004).

Affective well-being diukur dengan menggunakan 20 kata sifat mengenai

suasana hati (mood) dari positive and negative affect schedule (PANAS).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dengan dukungan dari penelitian-

penelitian terdahulu, maka quality of life dan religiusitas berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap terbentuknya subjective well being

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2021. 2. 24. · Sehingga dalam bab ini akan dijelaskan proses analisi secara terperinci. 4.1. Deskripsi Karakteristik

85

mahasiswa teologi dibawah naungan yayasan PINTA, hal ini di karenakan

ketika mahasiswa mempunyai kualitas hidup yang baik seperti perasaan yang

menyenangkan dan memiliki dukungan kesehatan, psikologis, dukungan

sosial dan tempat dimana mereka tinggal akan membuat subjective well

being yang baik bagi mahasiswa (lihat tabel 4.3).

Mahasiswa yang memiliki tingkat religius yang tinggi seperti berdoa,

membaca firman Tuhan dan bersyukur akan terhindar dari stres sehingga

membuat mahasiswa mampu memaknai hidupnya dengan positif dan hal itu

membuat hidupnya lebih bermakna. Dan mahasiswa yang memgaplikasikan

atau mempratekkan niali-nilai keagamaan dalam hidupnya akan memiliki

tingkat subjective well-being yang baik dan serta dapat memaknai hidupnya

(lihat tabel 4.4).