19
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri 07 Kutowinangun yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, yang terdiri dari SD Negeri 04 Kutowinangun sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 07 Kutowinangun sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 31 siswa dan kelas kontrol terdiri dari 31 siswa, jadi jumlah siswa keseluruhan adalah 62 siswa. Tahap yang dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) Meminta ijin observasi dan penelitian di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri 07 Kutowinangun sebagai subjek penelitian, (2) Mempersiapkan instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengajar menggunakan perlakuan pembelajaran berbasis proyek, (3) Menyusun rancangan pembelajaran dan menyusun instrument observasi, (4) Pelaksanaan penelitian pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Sejalan dengan pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran yang tertuang dalam RPP oleh guru, dilakukan kegiatan pengamatan/ observasi demi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan sintak pembelajaran. Kegiatan pengamatan pembelajaran oleh guru tersebut dapat diamati dari lembar observasi yang berisi aspek-aspek dalam sintak pembelajaran. Lembar observasi tersebut berguna untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran sesuai dengan sintak pembelajaran yang tertuang dalam RPP atau tidak. Lembar observasi ini disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen observasi. Lembar observasi mengajar guru dibagi menjadi tiga tahap yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal terdiri dari 5 item, kegiatan inti terdiri dari 18 item, dan kegiatan akhir terdiri dari 3 item. Jadi jumlah keseluruhan aspek yang diamati dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah 26 item.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri

07 Kutowinangun yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, yang terdiri

dari SD Negeri 04 Kutowinangun sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 07

Kutowinangun sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 31 siswa dan

kelas kontrol terdiri dari 31 siswa, jadi jumlah siswa keseluruhan adalah 62 siswa.

Tahap yang dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) Meminta ijin

observasi dan penelitian di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri 07

Kutowinangun sebagai subjek penelitian, (2) Mempersiapkan instrument

penelitian yang akan digunakan untuk mengajar menggunakan perlakuan

pembelajaran berbasis proyek, (3) Menyusun rancangan pembelajaran dan

menyusun instrument observasi, (4) Pelaksanaan penelitian pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5

Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

Sejalan dengan pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran yang

tertuang dalam RPP oleh guru, dilakukan kegiatan pengamatan/ observasi demi

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan sintak pembelajaran. Kegiatan

pengamatan pembelajaran oleh guru tersebut dapat diamati dari lembar observasi

yang berisi aspek-aspek dalam sintak pembelajaran.

Lembar observasi tersebut berguna untuk mengetahui langkah-langkah yang

dilakukan guru dalam pembelajaran sesuai dengan sintak pembelajaran yang

tertuang dalam RPP atau tidak. Lembar observasi ini disusun berdasarkan kisi-kisi

instrumen observasi.

Lembar observasi mengajar guru dibagi menjadi tiga tahap yakni kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal terdiri dari 5 item, kegiatan inti terdiri

dari 18 item, dan kegiatan akhir terdiri dari 3 item. Jadi jumlah keseluruhan aspek yang

diamati dalam penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah 26 item.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

32

Dalam proses pembelajaran, guru melaksanakan sesuai dengan yang

diharapkan. Mulai dari penyampaian pengetahuan awal melalui kegiatan apersepsi

yang dilanjutkan dengan tanya jawab sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai

dengan rancangan pembelajaran.

Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan tentang simetri lipat melalui

kegiatan melipat bangun-bangun datar yang telah disediakan. Kemudian guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuktikan sendiri tentang sifat-

sifat simetri lipat melalui kegiatan membuat kupu-kupu dari kertas dimana

anggota kelompok, aturan main dan waktu pelaksanaan dalam pembuatan kupu-

kupu kertas ditentukan oleh siswa.

Setelah selesai, guru meminta setiap anggota kelompok mempresentasikan

hasil proyek yang berupa kupu-kupu kertas yang simetris. Setiap anggota

kelompok harus menjelaskan berapa simetri lipat yang terdapat pada kupu-kupu

kertas dan berapa jumlah bangun atau objek yang mempunyai ukuran yang sama

pada badan kupu-kupu kertas. Setelah itu guru bertanya jawab tentang hal-hal

yang belum dipahami siswa, siswa juga mendapat kesempatan untuk

mengutarakan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Setelah itu posttest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Data hasil penelitian yang diperoleh adalah data hasil belajar matematika.

Data hasil belajar tersebut digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian yang

diolah dengan deskripsi data berupa distribusi frekuensi dan analisis data guna

mengetahui pengaruh hasil belajar matematika. Data yang dimaksud berupa data

hasil belajar matematika sebelum perlakuan (pretest) dan setelah diberikan

perlakuan (posttest).

Hasil analisis data deskriptif kelas kontrol dan eksperimen menggunakan

program SPSS 16 for windows dapat dilihat dibawah ini

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

33

4.2.1.1 Analisis Data Hasil Belajar Pretest

1. Kelompok Eksperimen

Data hasil belajar pretest pada kelompok eksperimen yang didapat berupa

data mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa

distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data

hasil belajar pretest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range,

banyaknya katagori atau kelompok, dan menggunakan rumus (Buediono, 2008 :

42) , yaitu k = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah

banyaknya data. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest

kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 31

= 5.8 (dibulatkan menjadi 6)

Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal

= 100 – 65

= 35

Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖

= 35

6

= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)

Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan / range (R),

dan panjang interval kelas V kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya.

Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok eksperimen

siswa kelas SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dilihat

pada Tabel 4.2.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

34

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest

Kelompok Eksperimen Siswa Kelas 5

SD Negeri Kutowinangun 04 Kota Salatiga

No Interval Frekuensi Presentase

1 65-71 8 31%

2 72-78 6 19%

3 79-85 10 28%

4 86-92 2 6%

5 93-99 3 10%

6 100 2 6%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui distribusi frekuensi skor hasil belajar

pretest kelompok eksperimen yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan

panjang interval 6. Skor hasil belajar pretest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowingun

04 Kota Salatiga dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5

yaitu 31 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan skor 65 sampai 71 sebanyak 8

siswa dengan presentase 31%.

Siswa yang mendapat skor 72 sampai 78 sebanyak 6 siswa dengan

presentase 19%. Siswa yang mendapatkan skor 79 sampai 85 sebanyak 10 siswa

dengan presentase 28%. Siswa yang mendapatkan skor 86 sampai 92 sebanyak 2

siswa dengan presentase 6%.

Siswa yang mendapatkan skor 93 sampai 99 sebanyak 3 siswa dengan

presentase 10%. Siswa yang mendapat skor 100 sampai 106 sebanyak 2 siswa

dengan presentase 6%. Distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok

eksperimen disajikan dalam gambar sebagai berikut:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

35

Gambar 4.1

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen

Setelah data hasil pretest dianalisis dengan tabel dan gambar, kemudian

dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan program

SPSS 16 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai maksimum,

maen, dan standar devisiasi atau standart penyimpangan. Berikut adalah hasil

pengolahan data hasil belajar pretest kelompok eksperimen yang dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

2. Kelompok Kontrol

Data hasil belajar pretest pada kelompok kontrol yang didapat berupa data

mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi

frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar

pretest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya

katagori atau kelompok, dan menggunakan rumus (Buediono, 2008 : 42) , yaitu

k= 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah banyaknya data.

Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok kontrol

adalah sebagai berikut:

Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 31

= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)

65-71 72-78 79-85 86-92 93-99 100-106

Persentase 31% 19% 28% 6% 10% 6%

31%

19%

28%

6%

10%

6%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

36

Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal

= 95 – 65

= 30

Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖

= 30

6

= 5

Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan / range (R),

dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.

Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok kontrol siswa

kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Kelompok Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri

Kutowinangun 07 Salatiga

No Interval Frekuensi Presentase

1 65-70 9 30%

2 71-76 5 16%

3 77-82 5 16%

4 83-88 5 16%

5 89-94 2 6%

6 95-100 5 16%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar pretest

kelompok kontrol yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan panjang interval

6. Skor hasil belajar pretest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 dijabarkan

sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5 yaitu 31 siswa diperoleh siswa

yang mendapatkan skor 65 sampai 70 sebanyak 9 siswa dengan presentase 30%.

Siswa yang mendapat skor 71 sampai 76 sebanyak 5 siswa dengan

presentase 16%. Siswa yang mendapatkan skor 77 sampai 82 sebanyak 5 siswa

dengan presentase 16%. Siswa yang mendapatkan skor 83 sampai 88 sebanyak 5

siswa dengan presentase 16%.

Siswa yang mendapatkan skor 89 sampai 94 sebanyak 2 siswa dengan

presentase 6% dan siswa yang mendapat skor 95 sampai 100 sebanyak 5 siswa

dengan persentase 16%. Distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest kelompok

kontrol disajikan dalam gambar sebagai berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

37

Gambar 4.2

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Kelompok Kontrol

Setelah data hasil pretest kelompok kontrol dianalisis dengan tabel dan

gambar, kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskiptif

menggunakan program SPSS 16 for windows, maka akan diperoleh nilai

minimum, nilai maksimum, maen, dan standar devisiasi atau standart

penyimpangan. Berikut adalah hasil pengolahan data hasil belajar pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Analisis Deskriptrif Skor Hasil Belajar Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 dan Kutowinangun 07

Descriptives

Pretest

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 Eksperimen 31 78.71 9.914 1.781 75.07 82.35 65 100

2. Kontrol 31 78.23 9.087 1.632 74.89 81.56 65 95

Total 62 78.47 9.434 1.198 76.07 80.86 65 100

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa masing-

masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 31 siswa, kemudian

diperoleh bahwa nilai minimum kelompok eksperimen adalah 65, nilai maksimum

65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100

Persentase 30% 16% 16% 16% 6% 16%

30%

16% 16% 16%

6%

16%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

38

adalah 100 dengan mean 78,71 dan standar devisiasinya adalah 9,914. Kemudian

kelompok kontrol nilai minimum 65, nilai maksimum 95 dengan mean 78,23 dan

standar deviasi sebesar 9,087.

Standar devisi adalah standart penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika

semakin besar standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean

dan kebalikannya jika standar devisianya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu

jauh dari mean yang ada.

4.2.1.2 Analisis Data Hasil Belajar Posttest

1. Kelompok Eksperimen

Data hasil belajar posttest kelompok eksperimen yang didapat berupa data

mentah yang perlu diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi

frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar

postest tersebut diolah melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya

katagori/ kelompok dan interval dengan menggunakan rumus (Buediono, 2008

:42) , yaitu k= 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah

banyaknya data. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest

kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 31

= 5.8 (dibulatkan menjadi 6)

Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal

= 100 - 65

= 35

Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖

= 35

6

= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)

Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan/ range (R), dan

panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

39

Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest kelompok eksperimen

siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen Siswa Kelas 5 SD

Negeri Kutowinangun 04 Salatiga

No Interval Frekuensi Persentase

1 65-71 3 10%

2 72-78 1 3%

3 79-85 9 29%

4 86-92 4 13%

5 93-100 14 45%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar posttest

kelas eksperimen yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan panjang interval

6. Skor hasil belajar posttest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04

dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5 yaitu 31 siswa

diperoleh siswa yang mendapatkan skor 65 sampai 71 sebanyak 3 siswa dengan

presentase 10%.

Siswa yang mendapatkan skor 72 sampai 78 sebanyak 1 siswa dengan

presentase 3%. Siswa yang mendapatkan skor 79 sampai 85 sebanyak 9 siswa

dengan presentase 29%. Siswa yang mendapatkan skor 86 sampai 92 sebanyak 4

siswa dengan presentase 13%.

Siswa yang mendapatkan skor 93 sampai 100 sebanyak 14 siswa dengan

presentase 45%. Distribusi frekuensi nilai skor hasil belajar posttest kelompok

eksperimen disajikan dalam gambar sebagai berikut:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

40

Gambar 4.3

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen

2. Kelompok Kontrol

Data hasil belajar posttest kelompok kontrol yang didapat berupa data mentah

yang diolah agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi frekuensi. Untuk

dapat membuat tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar posttest tersebut

diolah melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya katagori/ kelompok

dan interval dengan menggunakan menggunakan rumus (Buediono, 2008 : 42) ,

yaitu k = 1 + 3,3 log n, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n adalah

banyaknya data. Adapun tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest

kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Banyaknya kategori (K) = 1+ 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 31

= 5,8 (dibulatkan menjadi 6)

Range/ jangkauan (R) = skor maksimal – skor minimal

= 100 – 60

= 40

Interval = 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖

65-71 72-78 79-85 86-92 93-100

Persentase 10% 3% 29% 13% 45%

10%

3%

29%

13%

45%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

41

= 40

6

= 6,8 (dibulatkan menjadi 7)

Setelah diketahui banyaknya katagori (K), jumlah jangkauan/ range (R), dan

panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.

Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest kelompok kontrol siswa

kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Postest Kelompok Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri

Kutowinangun 07

No Interval Frekuensi Persentase

1 60-67 6 20%

2 68-75 6 20%

3 76-83 4 13%

4 84-91 7 23%

5 92-99 7 23%

6 100 1 3%

Jumlah 31 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar postest

kelompok kontrol yang dikelompokkan ke dalam 7 kelas dengan panjang interval

6. Skor hasil belajar posttest kelompok kontrol siswa kelas 5 SD Negeri

Kutowinangun 07 dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah seluruh siswa kelas 5

yaitu 31 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan skor 60 sampai 67 sebanyak 6

siswa dengan presentase 19%.

Siswa yang mendapatkan skor 68 sampai 75 sebanyak 6 siswa dengan

presentase 20%. Siswa yang mendapatkan skor 76 sampai 83 sebanyak 4 siswa

dengan presentase 13%. Siswa yang mendapatkan skor 84 sampai 91 sebanyak 7

siswa dengan presentase 23%.

Siswa yang mendapatkan skor 92 sampai 99 sebanyak 7 siswa dengan

presentase 23% dan siswa yang mendapat skor 100 sebanyak 1 dengan persetase

3%. Distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest kelompok kontrol disajikan

dalam gambar sebagai berikut:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

42

Gambar 4.4

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol

Setelah data hasil posttest kelompok kontrol dianalisis dengan tabel,

kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan

program SPSS 16 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai

maksimum, mean, dan standar devisiasi atau standar penyimpangan. Berikut

adalah hasil pengolahan data hasil belajar posttest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Analisis Deskriptrif Skor Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 dan Kutowinangun 07

Descriptives

Posttest

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 Eksperimen 31 88.22 9.914 1.781 75.07 82.35 65 100

2 Kontrol 31 79.03 9.087 1.632 74.89 81.56 60 100

Total 62 83.625 9.434 1.198 76.07 80.86 65 100

Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa masing-

masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 31 siswa, kemudian

diperoleh bahwa nilai minimum kelompok eksperimen adalah 65, nilai maksimum

adalah 100 dengan mean 88,22 dan standar devisiasinya adalah 9,914. Kemudian

60-67 68-77 76-83 84-91 82-99 100-107

Persentase 20% 20% 13% 22% 22% 3%

20% 20%

13%

22% 22%

3%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

43

kelompok kontrol nilai minimum 60, nilai maksimum 100 dengan mean 79,03 dan

standar deviasi sebesar 9,087.

Standar devisi adalah standart penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika

semakin besar standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean

dan kebalikannya jika standar devisianya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu

jauh dari mean yang ada.

4.3 Analisis Data

Data yang dianalisis adalah skor nilai siswa berupa hasil belajar matematika

yang berupa posttest kelas eksperimen maupun postest kelas kontrol. Analisis data

pada penelitian ini menggunakan SPSS 16 for windows dengan analisis

parametrik untuk analisis deskriptif.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS

16 for windows. Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov,

dengan ketentuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai

probabilitas/signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest-Posttest SDKelompok Eksperimen dan Kontrol SD Negeri

Kutowinangun 04 dan SD Negeri Kutowinangun 07

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretes_

Eksperimen

Posttest_

Eksperimen

Pretest_kontrol Posttest_kontrol

N 31 31 31 31

Normal

Parametersa

Mean 78.71 88.23 78.23 79.03

Std.

Deviatio

n

9.914 9.269 9.087 10.521

Asymp. Sig.

(2-tailed)

.367 .102 .447 .492

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) hasil pretest-

posttest kelompok eksperimen adalah 0,367 dan 0,102.Sedangkan hasil pretest-

posttest kelompok kontrol adalah 0,447 dan 0,492. Karena signifikansi ≥ 0,05 maka

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

44

dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest-posttest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen SD Negeri Kutowinangun 04 dan 07 dapat dinyatakan

berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua

kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau

berbeda. Hasil uji homogenitas nilai pretest kelompok eksperimen dan kontrol

yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SD

Negeri Kutowinangun 04 dan SD Negeri Kutowinangun 07

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Pretest Based on Mean .138 1 60 .711

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil output test of homogeneity

of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi untuk based on mean =

0,711. Karena nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Kutowinangun 04

dan SD Negeri Kutowinangun 07 memiliki varian yang sama atau homogen.

Kemudian hasil uji homogenitas nilai postest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen SD

Negeri Kutowinangun 04 dan SD Negeri Kutowinangun 07

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Posttest Based on Mean .253 1 60 .617

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa hasil output test of homogeneity

of variance nilai posttest menunjukkan bahwa angka signifikansi yang diperoleh

adalah untuk probabilitas based on mean = 0,617.

Karena nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai

posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Kutowinangun

04 dan 07 memiliki varian yang sama atau homogen.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

45

4.3.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil

belajar siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 04 yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan siswa kelas 5 SDN

Kutowinangun 07 yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil belajar pada

kedua kelompok ini dan apakah model pembelajaran berbasis proyek memberikan

pengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk melakukan uji hipotesis, digunakan

Independent Samples Test untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan

model pembelajaran berbasis proyek pada hasil belajar siswa. Untuk mengetahui t

hitung dapat dilihat dari output tabel dibawah ini.

Tabel 4.13

Hasil Uji

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Posttest Equal

variances

assumed

.253 .617 3.651 60 .001 9.194 2.518 4.156 14.231

Equal

variances

not

assumed

3.651 59.061 .001 9.194 2.518 4.154 14.233

Tabel 4.9 Hasil analisis menunjukkan bahwa data yang diperoleh homogen

(F=0,253; 0,617>0,05). Artinya tidak ada varians antara kelompok eksperimen

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

46

dan kontrol. Dengan kata lain variasi data pada kedua kelompok adalah sama.

Karena data yang diperoleh homogen, maka kita arahkan mata kita membaca

kolom Equal Variances Assumed.

Terlihat bahwa ada perbedaan pada taraf 5 persen (t=3,651; 0,001<0,05).

Artinya kelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibanding

dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan masing-masing

model. Jadi, perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berhasil atau bias dikatakan

berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Kutowinangun

04 Salatiga.

Berdasarkan hasil output tabel 4.9 Independent Samples Test diatas dapat

dilihat bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen yang menggunakan

model pembelajararan berbasis proyek berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol

yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat

disimpilkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika kelas 5 SDN Kutowinangun 04 Salatiga.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Rata-rata nilai pretest siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 (kelas

eksperimen) pada pembelajaran matematika mencapai 78,71 sedangkan rata-rata

nilai siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 (kelas Kontrol) mencapai 78,23.

Berdasarkan tingkat rata-rata hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri

Kutowinangun 04 setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek pada pembelajaran matematika mencapai 88,71 sedangkan rata-

rata nilai siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07 yang menggunakan model

Konvensional pada pembelajaran matematika mencapai 79,03.

Berdasarkan uji hipotesis nilai posttest pada Independent Samples Test

kelas eksperimen dan kelompok kontrol yaitu dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Proyek dan model Konvensional menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar pada pembelajaran

Matematika.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

47

Hasil analisis menunjukkan bahwa data yang diperoleh homogen (F=0,253;

0,617>0,05). Artinya tidak ada varians antara kelompok eksperimen dan kontrol.

Dengan kata lain variasi data pada kedua kelompok adalah sama. Karena data

yang diperoleh homogen, maka kita arahkan mata kita membaca kolom Equal

Variances Assumed.

Terlihat bahwa ada perbedaan pada taraf 5 persen (t=3,651; 0,001<0,05).

Artinya kelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibanding

dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan masing-masing

model. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antar kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kedua model yang dipakai pada

kelas eksperimen dan kelas konvensional dalam tahap akhir keduannya sama-

sama memberikan peningkatan hasil belajar. Akan tetapi perbedaan yang nampak

jelas terlihat pada kelompok eksperimen.

Melalui model Pembelajaran Berbasis Proyek, guru diberikan kesempatan

untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek,

kemudian siswa dituntut untuk merancang, memecahkan masalah, membuat

keputusan, melakukan investigasi serta siswa diberikan kesempatan untuk bekerja

mandiri.

Menurut Moursund (1997) sebagaimana dikutip Made Wena menyebutkan

bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa kelebihan yang sangat

bermanfaat dalam pembelajaran yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membuat siswa lebih

aktif, meningkatkan kolaborasi dalam kerja kelompok sehingga membantu peserta

didik mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan berkomunikasi.

Berbeda dengan pembelajaran model konvensional. Pembelajaran dengan

model konvensional lebih berpusat kepada guru yaitu guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah dibandingkan mengusahakan siswa untuk dapat

menggali pengetahuannya sendiri, sehingga siswa cenderung pasif dan kegiatan

pembelajaran berjalan monton. Pembelajaran konvensional tidak memberikan

kesempatan kepada siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

48

Pembelajaran dengan model konvensional menitik beratkan proses transfer

pengetahuan dan bukan konstruksi pengetahuan. Hal tersebut menyebabkan hasil

belajar Matematika siswa pada kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan

model konvensional lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen

yang diberi perlakuan dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, setelah dibandingkan

dengan teori-teori yang relevan, hasil penelitian yang dilakukan peneliti sudah

menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan teori-

teori yang ada. Dimana hasil penelitian yang dilakukan terbukti terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar Matematika dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Proyek.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gigin

Ginanjar (2010) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Proyek(Project Based Learning) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa” menunjukkan bahwa adanya peningkatan proses pembelajaran dari hasil

pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa dengan model pembelajaran Project Based

Learning meningkat dari kategori hampir setengahnya menjadi setengahnya.

Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida

Ayu Kade Sastrika yang berjudul pengaruh model pembelajaran berbasis proyek

terhadap pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis. Hasil analisis

data maka dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan

keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa

yang mengikuti MPK (Fhitung = 13,921> Ftabel = 3,91). (2) terdapat perbedaan

pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa yang

mengikuti MPK (Fhitung = 9,263 > Ftabel = 3,91). (3) terdapat perbedaan

keterampilan bepikir kritis antara siswa yang mengikuti MPBP dan siswa yang

mengikuti MPK (Fhitung = 20,714 > Ftabel = 3,91).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Nur

Jannatu Na’imah (2015) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Berbantuan E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11143/4/T1_292012582_BA… · dan panjang interval kelas 5 kemudian disusun tabel destribusi

49

menunjukkan bahwa ketercapaian indikator psikomotorik dan afektif menurut

analisis deskriptif rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Hasil penelitian juga sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Ni

Ketut Ayu Mustika Parwita Dewi, yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan

Hasil Belajar Siswa Kelas Viii E Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan

Komunikasi Smp Negeri 3 Singaraja Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.

Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar Matematika yang diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Proyek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Berbasis Proyek berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika

siswa kelas 5 SD.