4
PERHITUNGAN PENULANGAN DAN PANJANG PENYALURAN TULANGAN PELAT LANTAI L3 AS K-L/1-3 PADA COREWALL CW1B PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE GREATSALADDINMANSION ABSTRAK Pertambahan penduduk kota Depok yang menyebabkan peningkatan aktivitas dan kebutuhan masyarakatnya, mendorong PT. Wangsa Darma Properti untuk membangun apartemen The Great Saladdin Mansion. Apartemen sertafasilitasnya yang bernuansa Arab modern ini terletak diJalan Margonda Raya No. 39, Depok, Jawa Barat. Apartemen ini memiliki 3 tower, yang terdiri dari 1 basement, 6 lantai parkir, 32 lantai unit, dan 1 lantai atap dengan total nilai kontrak sebesar Rp 59,900,000,000. Apartemen setinggi 106.25 meter ini akan menjadi bangunan tertinggi dan merupakan ikon baru di kota Depok. Struktur core wall apartemen ini menggunakan metode climbing form work yang membuat penulangan pada Struktur pelat lantai dilakukan setelah pencoran struktur core wall. Akibatnya penyaluran tulangan pelat lantai pada core wall dilaksanakan dengan cara mengebor dinding core wall lalu memasang tulangan dan kemudian diperkuat dengan bahan perekat chemical. Berdasarkan perhitungan pelat lantai L3 didapatkan diameter tulangan 10 mm dengan jarak antar tulangan 150 mm dan panjang penyaluran 240 mm, berbeda dengan yang terpasang di lapangan. Berdasarkan cek kebutuhan tulangan dalam 1 meter, kuat lekat serta kuat leleh tulangan, tulangan dan panjang penyaluran ini memenuhi persyaratan dan sesuai standar nasional Indonesia. Kata Kunci: Metode climbing form work, struktur core wall, bahan perekat chemical Fischer VT 380 C Sri Siti Rahayu Jennie Kusumaningrum Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma srisitirahayu@gmail.com jenniejc@stqff.gimadarma. ac. id PENDAHULUAN Struktur bangunan merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang diakibatkan penggunaan dan atau kehadiran sebuah bangunan. Struktur terdiri dari unsur-unsur yang terintegrasi dan berfungsi sebagai satu kesatuan utuh untuk menyalurkan semua jenis beban yang diantisipiasi ke tanah. Pada pernbangunan gedung bertingkat, dibutuhkan tempat pijakan yang sanggup menahan beban yang ada. Karena itu penulangan untuk pelat lantai pada gedung bertingkat perlu direncanakan dengan matang agar struktur bangunan aman dan nyaman bagi pengguna. Fungsi pelat lantai adalah memisahkan ruang bawah dan ruang atas, sebagai tempat berpijak bagi pengguna ruang atas, menempatkan kabel listrik dan lampu untuk ruang bawah, dan menambah kekakuan bangunan pada arah horisontal. Salah satu dasar anggapan dalam perencanaan dan analisis struktur beton bertulang ialah bahvva lekatan batang tulangan baja dengan beton yang mengelilinginya berlangsung sempurna tanpa terjadi penggelinciran atau pergeseran. Pada waktu komponen struktur bekerja menahan beban akan timbul tegangan lekat yang berupa shear interlock pada permukaan singgung antarbatang tulangan dengan beton. Upaya untuk menjamin tercapainya lekatan kuat adalah dengan memperhitungkan efek penambatan atau penjangkaran ujung-ujung batang tulangan baja di dalam beton. Penambatan atau penjangkaran ujung batang akan berlangsung dengan baik apabila batang tulangan tertanam dengan kokoh di dalam beton pada jarak kedalaman tertentu yang disebut panjang penyaluran batang tulangan baja. Pelat lantai L3 as K-L/1-3 dikelilingi oleh balok 30x45 cm dan core wall CWiB 40x320 cm pada arah X serta balok 30x45 cm pada arah Y. Penyaluran tulangan pelat lantai yang akan dibahas adalah penyaluran pelat lantai pada core wall CYViB. Akibat dari pelaksanaan pekeijaan core wall dengan menggunakan sistem climbing form work, ada sebagian tulangan penyaluran pelat lantai yang masuk ke dalam core wall CWiB dipasang setelah selesai pengecoran dinding core wall CWiB. Pemasangan tulangan penyaluran pelat lantai pada core wall CWiB dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan memasang blockout pada bagian penyaluran tulangan kemudian tulangan dipasang sesuai kebutuhan dan dilakukan pengecoran, serta dengan mengebor lubang pada dinding core wall CWiB yang telah selesai proses pengecorannva sesuai panjang penyaluran, kemudian memasang besi tulangan yang diperkuat dengan bahan perekat chemical. Bahan perekat chemical yang dipakai ialah Fischer VT 380 C, yaitu salah satu jenis lem/perekat yang terdiri dari komponen tanpa pelarut, dirancang khusus sebagai perekat untuk bahan baja tulangan dan sebagainya. Tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui tulangan utama rencana yang dibutuhkan pada pelat lantai L3 as K-L/i- 3 apabila digunakan asumsi pembebanan PPIUG 1983, mengetahui panjang penyaluran yang dibutuhkan pada tulangan utama pelat lantai pada core wall L3 as K-L/1-3 apabila mengunakan cara teoritis, dan membandingkan penulangan dan panjang penyaluran tulangan utama pelat lantai L3 as K-L/1-3 pada core wall CWiB. Pelat I.antai Pelat lantai (slab) merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban transversal melalui aksi lentur ke masing- masing tumpuan dari pelat. Beberapa tipe pelat lantai yang sering digunakan pada konstruksi adalah/?at slab, waffle system, dan waffle system. a. Lantai flat slab Sistemflat slab merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa balok-balok. Tipe ini biasa digunakan untuk intensitas beban yang tak terlalu besar dan bentang vang kecil. Pada daerah kritis di sekitar kolom penumpu, biasanya diberi penebalan (drop panel) yang disebut flat plate. Gambar 1. Lantai Flat Slab Sumber : Ami, Maret 2011 b . Lantai grid (waffle system) Sistem lantai grid (waffle system) mempunyai balok-balok yang saling bersilangan dengan jarak yang relatif rapat, dengan pelat atas yang tipis. 04 UG Jurnal Vol. 8 No. 04 Tahun 2014

PERHITUNGAN PENULANGAN DAN PANJANG PENYALURAN …

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERHITUNGAN PENULANGAN DAN PANJANG PENYALURAN …

PERHITUNGAN PENULANGAN DAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PELAT LANTAI L3 AS K-L/1-3

PADA COREWALL CW1B PROYEK PEMBANGUNAN

APARTEMEN THE GREATSALADDINMANSION

ABSTRAK

Pertambahan penduduk kota Depok yang menyebabkan peningkatan aktivitasdan kebutuhan masyarakatnya, mendorong PT. Wangsa Darma Properti untukmembangun apartemen The Great Saladdin Mansion. Apartemen sertafasilitasnyayang bernuansa Arab modern ini terletak diJalan Margonda Raya No. 39, Depok,Jawa Barat. Apartemen ini memiliki 3 tower, yang terdiri dari 1 basement, 6 lantaiparkir, 32 lantai unit, dan 1 lantai atap dengan total nilai kontrak sebesar Rp59,900,000,000. Apartemen setinggi 106.25 meter ini akan menjadi bangunantertinggi dan merupakan ikon baru di kota Depok. Struktur core wall apartemenini menggunakan metode climbing form work yang membuat penulangan padaStruktur pelat lantai dilakukan setelah pencoran struktur core wall. Akibatnyapenyaluran tulangan pelat lantai pada core wall dilaksanakan dengan caramengebor dinding core wall lalu memasang tulangan dan kemudian diperkuatdengan bahan perekat chemical. Berdasarkan perhitungan pelat lantai L3didapatkan diameter tulangan 10 mm dengan jarak antar tulangan 150 mm danpanjang penyaluran 240 mm, berbeda dengan yang terpasang di lapangan.Berdasarkan cek kebutuhan tulangan dalam 1 meter, kuat lekat serta kuat lelehtulangan, tulangan dan panjang penyaluran ini memenuhi persyaratan dan sesuaistandar nasional Indonesia.

Kata Kunci: Metode climbing form work, struktur core wall, bahan perekat chemicalFischer VT 380 C

Sri Siti RahayuJennie Kusumaningrum

Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Universitas Gunadarma

[email protected]@stqff.gimadarma. ac. id

PENDAHULUAN

Struktur bangunan merupakan saranauntuk menyalurkan beban yangdiakibatkan penggunaan dan ataukehadiran sebuah bangunan. Strukturterdiri dari unsur-unsur yang terintegrasidan berfungsi sebagai satu kesatuan utuhuntuk menyalurkan semua jenis bebanyang diantisipiasi ke tanah.

Pada pernbangunan gedungbertingkat, dibutuhkan tempat pijakanyang sanggup menahan beban yang ada.Karena itu penulangan untuk pelat lantaipada gedung bertingkat perludirencanakan dengan matang agar strukturbangunan aman dan nyaman bagipengguna.

Fungsi pelat lantai adalah memisahkanruang bawah dan ruang atas, sebagaitempat berpijak bagi pengguna ruang atas,menempatkan kabel listrik dan lampuuntuk ruang bawah, dan menambahkekakuan bangunan pada arah horisontal.

Salah satu dasar anggapan dalamperencanaan dan analisis struktur betonbertulang ialah bahvva lekatan batangtulangan baja dengan beton yangmengelilinginya berlangsung sempurnatanpa terjadi penggelinciran ataupergeseran. Pada waktu komponenstruktur bekerja menahan beban akantimbul tegangan lekat yang berupa shearinterlock pada permukaan singgungantarbatang tulangan dengan beton.

Upaya untuk menjamin tercapainyalekatan kuat adalah denganmemperhitungkan efek penambatan ataupenjangkaran ujung-ujung batangtulangan baja di dalam beton. Penambatanatau penjangkaran ujung batang akanberlangsung dengan baik apabila batang

tulangan tertanam dengan kokoh di dalambeton pada jarak kedalaman tertentu yangdisebut panjang penyaluran batangtulangan baja.

Pelat lantai L3 as K-L/1-3 dikelilingioleh balok 30x45 cm dan core wall CWiB40x320 cm pada arah X serta balok 30x45cm pada arah Y. Penyaluran tulangan pelatlantai yang akan dibahas adalahpenyaluran pelat lantai pada core wallCYViB. Akibat dari pelaksanaan pekeijaancore wall dengan menggunakan sistemclimbing form work, ada sebagiantulangan penyaluran pelat lantai yangmasuk ke dalam core wall CWiB dipasangsetelah selesai pengecoran dinding corewall CWiB.

Pemasangan tulangan penyaluranpelat lantai pada core wall CWiBdilakukan dengan dua cara, yaitu denganmemasang blockout pada bagianpenyaluran tulangan kemudian tulangandipasang sesuai kebutuhan dan dilakukanpengecoran, serta dengan mengeborlubang pada dinding core wall CWiB yangtelah selesai proses pengecorannva sesuaipanjang penyaluran, kemudian memasangbesi tulangan yang diperkuat denganbahan perekat chemical. Bahan perekatchemical yang dipakai ialah Fischer VT380 C, yaitu salah satu jenis lem/perekatyang terdiri dari komponen tanpa pelarut,dirancang khusus sebagai perekat untukbahan baja tulangan dan sebagainya.

Tujuan penulisan ini ialah untukmengetahui tulangan utama rencana yangdibutuhkan pada pelat lantai L3 as K-L/i-3 apabila digunakan asumsi pembebananPPIUG 1983, mengetahui panjangpenyaluran yang dibutuhkan padatulangan utama pelat lantai pada core wallL3 as K-L/1-3 apabila mengunakan cara

teoritis, dan membandingkan penulangandan panjang penyaluran tulangan utamapelat lantai L3 as K-L/1-3 pada core wallCWiB.

Pelat I.antai

Pelat lantai (slab) merupakan elemenbidang tipis yang memikul bebantransversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat. Beberapa tipepelat lantai yang sering digunakan padakonstruksi adalah/?at slab, waffle system,dan waffle system.

a. Lantai flat slabSistem flat slab merupakan pelat betonbertulang yang langsung ditumpu olehkolom-kolom tanpa balok-balok. Tipeini biasa digunakan untuk intensitasbeban yang tak terlalu besar danbentang vang kecil. Pada daerah kritisdi sekitar kolom penumpu, biasanyadiberi penebalan (drop panel) yangdisebut flat plate.

Gambar 1. Lantai Flat SlabSumber : Ami, Maret 2011

b. Lantai grid (waffle system)

Sistem lantai grid (waffle system)mempunyai balok-balok yang salingbersilangan dengan jarak yang relatifrapat, dengan pelat atas yang tipis.

04 UG Jurnal Vol. 8 No. 04 Tahun 2014

Page 2: PERHITUNGAN PENULANGAN DAN PANJANG PENYALURAN …
Page 3: PERHITUNGAN PENULANGAN DAN PANJANG PENYALURAN …
Page 4: PERHITUNGAN PENULANGAN DAN PANJANG PENYALURAN …