Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tengaran
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian kelas
IV sebanyak 36 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Tengaran berada
diwilayah kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam proses
pembelajaran guru masih belum menggunakan metode yang tepat sehingga
siswa kelas IV SD N Tengaran dalam proses pembelajaran sikap
kepemimpinan siswa tidak terarah dan hasil belajar cenderung menurun.
SD ini terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk
pembelajaran di lingkungan desa Tengaran. Letak SD ini berdekatan dengan
TK Pertiwi, SD Siti Hajar, dan SMP N Tengaran 1, SMP Islam Sudirman,
MTs , sehingga sangat mudah untuk mendapatkan transportasi karena dekat
dengan jalan raya.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Kondisi Awal
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dan
Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada kondisi
awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan sikap
kepemimpinan siswa. Metode yang digunakan guru pada saat proses
pembelajaran tidak tepat yaitu metode ceramah sehingga siswa tidak
tertarik dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan sebagian
besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70) dan rendahnya sikap kepemimpinan siswa
didalam kelas dikarenakan metode yang digunakan guru tidak tepat.
51
Data hasil ketuntasan pretest table dan dilengkapi dengan
diagram sebagai berikut :
Tabel 4.1
Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Pretest
Dari hasil analisis nilai pretest, masih ada 20 siswa yang belum
tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70.
Secara lebih rinci, ketuntasan hasil pretest dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut :
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Hasil Pretest
Dari table dan rekapitulasi hasil pretest dan diagram diatas
dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD Negeri Tengaran, hanya 16
siswa (45 %) yang tuntas ( yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan
minimal yaitu 70 ) dan 20 siswa (55%) yang tidak tuntas (belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal) serta nilai rata-rata yang masih
sangat rendah yaitu 66,36 hal tersebut disebabkan karena kurangnya
Diagram Ketuntasan Hasil Pretest
Kelas IV
Indikator 20
Prosentase 55%
Ketercapaian BelumTercapai
KKM Hasil
Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian
≥ 70 < 70 20 56% Belum
Tercapai 100 % Siswa ≥ 70 16 44%
52
ketrampilan guru dalam memvariasikan model pembelajaran dan alat
peraga dalam proses pembelajaran yang berlangsung serta kurangnya
keterlibatan siswa sehingga sikap kepemimpinan siswa rendah dan
bahkan tidak berkembang ditandai dengan siswa yang pandai tidak mau
memimpin temannya yang belum bisa bahkan cenderung mengganggu
teman yang lain.
Oleh karena itu, perlu menerapkan model yang dapat
meningkatkan sikap kepemimpinan siswa pada siklus I untuk
meningkatkan kepemimpinan siswa menjadi 80 % secara klasikal.
Berdasarkan data hasil belajar Matematika dan Sikap
kepemimpinan siswa yang rendah dari siswa kelas IV SD Negeri
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semseter II Tahun
Pelajaran 2014/2015 peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sesuai dengan rencana penelitian yang diuraikan pada bab
sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode
tutor sebaya untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa dan hasil
belajar matematika yang akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I
pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “ Pecahan Biasa dan
Pecahan Campuran “ dan pada siklus II pembahasan akan dilanjutkan
dengan pokok bahasan “ Pecahan Desismal”.
4.2.2 Pelaksanaan Siklus I
Penelitian Siklus I terdiri dari tiga tindakan, dimana terdapat empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Pada siklus pertama perencanaan yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah :
1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam
bentuk RPP lengkap
2. Membuat lembar observasi
53
3. Membentuk dan menyiapkan tim
4. Indikator ketercapaian, penulis menetapkan indikator
ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :
a. Hasil belajar dengan KKM ≥ 70 dengan 80 % siswa tuntas
b. Hasil sikap kepemimpinan ≥ 4 atau dalam Kriteria baik
(≥1= sangat kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5
= sangat baik )
c. Kinerja guru ≥ 4 atau dalam Kriteria baik (≥1= sangat
kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat
baik )
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan,
yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang terbagi menjadi
tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Masing–masing berlangsung selama 2 jam
pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 23 Maret 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 dan pertemuan ketiga
dilaksanakan pada hari Rabu 25 Maret.
a. Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada
tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru
mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa,
mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit
pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang
akan dipelajari yaitu “pecahan” dilanjutkan menyampikan
tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.
54
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kertas lipat dan
permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa,
lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar
observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru
menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan.
Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam
kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru
membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu
siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja
kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri
pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil
alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa
mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota
kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan
menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor
sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota
kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri
dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas
dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi,
salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor
didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan
memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru
menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja
kelompok yang telah dilakukan.
55
3) Kegitan Akhir
Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta
mempelajari lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan” dan
siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari
ini.
b. Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada
tanggal 24 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru
mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa,
mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit
pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang
akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan
pecahan biasa” dilanjutkan menyampikan tujuan
pembelajaran, dan memotifasi siswa.
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan
pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar
observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi
peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru
menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang
pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa
kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa,
guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda
setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan
prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi
pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa
merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang
disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai
56
mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota
kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan
menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok
tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat,
anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok
biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian
mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing.
Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa
mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan
kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan
memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan
guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada
akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan
terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.
3) Kegitan Akhir
Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta
mempelajari lagi “penjumlahan dan pengurangan pecahan”
dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran hari ini.
c. Pertemuan Ketiga
1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada
tanggal 25 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru
mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa,
mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit
pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang
akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan
pecahan campuran” dilanjutkan menyampikan tujuan
pembelajaran, dan memotifasi siswa.
57
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga yaitu permainan pecahan,
materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi
sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru
menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang
pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa
kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa,
guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda
setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan
prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi
pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa
merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang
disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai
mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota
kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan
menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok
tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat,
anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok
biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian
mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing.
Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa
mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan
kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan
memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan
guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada
akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan
terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.
58
3) Kegitan Akhir
Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru
membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari
“pecahan desimal”. Siswa mengemukakan pendapat
tentang pembelajaran hari ini
c. Hasil Penelitian
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan pertama
berlangsung, peneliti meminta bantuan observer guru kelas IV
dan satu guru untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga ahir pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan
aktivitas peneliti dan lembar sikap kepemimpinan siswa yang
telah dipersiapkan. Hasil pengamatan aktivitas guru disajikan
pada lampiran 20 dan sikap kepemimpinan siswa disajikan pada
lampiran 37. Adapun kekurangan pada pertemuan pertama akan
diperbaiki pada pertemuan kedua.
Tabel 4.2
Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa
Siklus I
Hasil
SIKLUS I
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
≤ 4 15 41 13 36 10 27
≥ 4 21 59 23 64 26 73
Tabel 4.2 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor
sebaya. Pada siklus I pertemuan I siswa yang memiliki sikap
kepemimpinan ≥ 4 sebanyak 21 siswa, sedangkan pada pertemuan
2 sebanyak 23 siswa dan pada pertemuan ketiga siklus I sikap
kepemimpinan siswa dimiliki 26 siswa dalam satu kelas . Jadi
59
dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan
menggunakan metode tutor sebaya belum berhasil dan akan
diperbaiki pada siklus II. Gambar hasil penelitian sikap
kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri Tengaran dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 4.2
Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV
Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh
tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan III pada siklus I
mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar
matematika pra siklus. Hasil belajar ini disajikan pada lampiran.
Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus I tersaji
pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Matematika
Siklus I
KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian
≥ 70 < 70 10 28% Tercapai
100 % Siswa ≥ 70 26 72%
21
59
23
64
26
73
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
SIKLUS I
Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N Tengaran Siklus I
≤ 4
≥ 4
60
Dari tabel 4.3 menunjukkan ketercapaian hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD N Tengaran pada siklus I
meningkat. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I meningkat
menjadi 26, sementara pada pra siklus hanya 14. Hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD N Tengaran melalui metode Tutor
Sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi pada siklus I
apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan
dalam bentuk gambar dibawah ini :
Gambar 4.3
Presentase Ketuntasan Belajar Matematika
Siklus I
Siswa yang nilainya ≥70 pada siklus I meningkat
mencapai 72%, sedangkan siswa yang nilainya
61
d. Hasil Observasi
Pada siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran
menggunakan metode Tutor Sebaya diamati oleh dua observer.
Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi kegiatan
guru dalam menggunakan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan
disajikan pada lampiran.Adapun pengamatan kegiatan guru dalam
pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya
tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran
Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I
Frekuensi
Observer I Observer 2
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Siklus I
Pertemuan I 0 0 0 6 20 10 0 0 0 5 21 10
Siklus I
Pertemuan II 0 0 0 8 12 16 0 0 0 9 17 10
Siklus I
Pertemuan III 0 0 0 2 14 20 0 0 0 1 16 15
Tabel 4.5
Hasil Penilaian Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran
Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Pertemuan Materi Total
skor
Nilai
Aktivitas Kriteria
Siklus I 1. Pengertian
pecahan.
144 4,00 Baik Pertemuan I 2. Macam-macam
pecahan
3. Sifat-sifat pecahan.
Siklus I 1. Penjumlahan
pecahan biasa. 146 4,05 Baik
Pertemuan II 2. Pengurangan
pecahan biasa
62
Siklus I 1. Penjumlahan
pecahan campuran. 148 4,11 Baik
Pertemuan
III
2. Pengurangan pecahan campuran
Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus I pertemuan I
saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode tutor sebaya jumlah 4,00. Secara umum dapat dikatakan
pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Ada
beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang
memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang
akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran,
belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam
kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat
membuat kesimpulan secara bersama. Pada siklus I pertemuan II
mendapatkan skor 146 dengan nilai aktivitas 4,05. Secara umum
dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator
pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan
penggunaan media dalam eksplorasi Pada siklus Pada siklus I
pertemuan III mendapatkan skor 148 dengan nilai aktivitas 4,11.
Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi
indikator pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak
tepatan penggunaan media dalam eksplorasi , belum mengkaitkan
materi secara luas dalam kehidupan anak, dalam kegiatan
konfirmasi materi belum runtut. Aspek yang belum dilakukan
adalah menggunakan cara yang efektif dalam proses apersepsi.
Jadi dari pertemuan I sampai III pada siklus I terdapat
peningkatan nilai aktivitas.
e. Hasil Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan
metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika SD N
Tengaran menunjukkan peningkatan hasil meskipun masih ada
63
beberapa hal yang belum sesuai dengan indikator yang
diharapkan. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:
1) Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
metode tutor sebaya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Terjadi perubahan kondisi belajar siswa setelah
melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang
berdampak pada pengetahuan guru akan bermacam-macam
model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Terjadi perubahan sikap siswa yaitu sikap kepemimpinan
siswa terarah setelah melakukan pembelajaran dengan metode
tutor sebaya.
3) Terjadi perubahan hasil belajar setelah melakukan
pembelajaran dengan metode tutor sebaya.
Hasil Refleksi pada Pra siklus sebagai berikut :
1) Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
metode yang dipilih dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang dibuat, namun metode yang digunakan tidak tepat
sehingga siswa tidak tertarik dalam pembelajaran.
2) Sikap kepemimpinan siswa tidak terarah disebabkan metode
yang dipilih guru tidak melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.
3) Hasil belajar cenderung menurun
Hasil Refleksi pada Pra Siklus dan Siklus I menunjukkan
perubahan pada metode yang digunakan guru, hasil belajar dan
sikap kepemimpinan yang dimiliki siswa.
64
Berikut adalah table perbandingan pra siklus dan siklus I :
Tabel 4.6
Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan
Metode yang Digunakan Pada Kondisi Awal dan Siklus I
Kondisi Awal Siklus I
Sikap
Kepemimpinan
Hasil
Belajar Metode
Sikap
Kepemimpinan
Hasil
Belajar Metode
Sikap
Kepemimpinan
Siswa Rendah
≥ 70 ,
61 % Ceramah
Sikap
Kepemimpinan
terarah (Baik ≥
4)
≥ 70 ;
72 %
Tutor
Sebaya
Pada siklus I sikap kepemimpinan siswa meningkat tetapi
belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil
belajar meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan.
Kinerja guru dalam menggunakan metode tutor sebaya sudah
mencapai indikator keberhasilan, namun masih terdapat
kekurangan dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hasil tindakan,
maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti pada siklus II adalah:
1) Pada saat pembagian kelompok siswa kebingungan dan butuh
waktu untuk menjadikan siap.
2) Pada saat pembagian kelompok siswa cenderung tidak mau
berkelompok dengan siswa-siswa tertentu
3) Siswa cenderung tidak memperhatikan ketika tutor
memberikan pengarahan pada saat mengerjakan LKS
4) Ketuntasan hasil belajar belum mencapai indikator penelitian.
5) Kegiatan guru dalam pembelajaran belum maksimal
4.2.3 Pelaksanaan Siklus II
Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam siklus I
selanjutnya praktik pembelajaran Siklus II dilakukan dengan pokok
65
bahasan “Pecahan Desimal” Dalam siklus II ini dilakukan melalui 2 kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
a) Perencanaan
a. Pertemuan Pertama
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan pokok bahasan “Pecahan Desimal.” Persiapan alat dan
bahan untuk menunjang proses pembelajaran diantaranya
permainan pecahan dan kartu bilangan, lembar kerja kelompok,
lembar observasi peneliti dan lembar observasi sikap
kepemimpinan siswa.
b. Pertemuan kedua
Perencanaan siklus II pertemuan kedua sebagai tindak
lanjut dari hasil belajar, sikap kepemimpinan siswa dan
kekurangan / kelebihan pada pertemuan pertama. Peneliti
menyiapakan RPP, permainan pecahan, kartu bilangan, lembar
kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal
setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil
belajar dari siklus II, lembar observasi peneliti, dan lembar
observasi sikap kepemimpinan siswa.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu
pertemuan pertama dan kedua yang terbagi menjadi tiga kegiatan
pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Masing–masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70
menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal
6 April 2015 dan pertemua kedua dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 7 April 2015.
66
a. Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal
6 April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran
dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa,
selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya,
menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Pecahan
Desimal ” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan
memotifasi siswa.
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan pecahan
dan kartu bilangan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar
observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja
yang mereka ketahui tentang pecahan desimal. Guru menyampikan
materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang
beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik
berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur
kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan desimal,
cirri pecahan decimal, cara mengubah pecahan biasa menjadi
pecahan decimal, serta cara mengubah pecahan decimal menjadi
pecahan biasa. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan
bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai
mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok
sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan.
Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan.
Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan
singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa
yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan
tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi,
67
salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor
didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan
memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru
menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja
kelompok yang telah dilakukan.
3) Kegitan Akhir
Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari
lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal” dan siswa
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.
b. Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 7
April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran
dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa,
selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya,
menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan Desimal” dilanjutkan menyampikan
tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.
2) Kegitan Inti
Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kartu bilangan,
permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar
observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.
Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa
saja yang mereka ketahui tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam
kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan
lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan
guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal. Siswa
68
merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan
oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi,
mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja
masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya
selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk
dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1
tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-
masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa
mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain.
Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas
kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan
penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.
3) Kegitan Akhir
Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan
tindak lanjut untuk siswa mempelajari kembali. Siswa
mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini
c) Hasil Pengamatan
Hasil penelitian sikap kepemimpinan siswa selama mengikuti
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II
tersaji pada table 4.14 dibawah ini :
Tabel 4.7
Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan
Siklus II
Hasil
SIKLUS II
Pertemuan I Pertemuan II
Jumlah % Jumlah %
≤ 4 10 27 7 20
≥ 4 26 73 29 80
69
Tabel 4.7 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor
sebaya. Pada siklus II pertemuan I siswa yang memperoleh skor ≥ 4
sebanyak 26 siswa dengan nilai dikatakan baik dan mencapai
KKM, pada siklus II pertemuan II siswa yang memperoleh skor ≥ 4
sebanyak 29 siswa dikatakan sangat baik dan mencapai KKM, Jadi
dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan
menggunakan metode tutor sebaya mengalami peningkatan pada
setiap pertemuan. Peningkatan sikap kepemimpinan siswa pada
siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.4
Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus II
Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan
yang dilakukan pada akhir pertemuan II pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika siklus I.
Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus II tersaji
pada tabel diberikut ini:
26
73
29
80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Jumlah % Jumlah %
Pertemuan I Pertemuan II
SIKLUS II
≤ 4
≥ 4
70
Tabel 4.8
Hasil Belajar Matematika Siswa
Siklus II
KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian
≥ 70 < 70 8 20%
Tercapai 100 %
Siswa ≥ 70 28 80%
Dari tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas IV SD
N Tengaran pada siklus I yaitu 72,08, terjadi peningkatan pada
siklus II yaitu 80,41. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 26
siswa, sementara pada siklus II mencapai 28 atau 80% mencapai
KKM. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran
melalui metode tutor sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi
pada siklus II apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat
disajikan dalam bentuk diagram dibawah ini:
Gambar 4.5
Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus II
SD N Tengaran
80%
20%
Prosentase Hasil Belajar Matematika Siklus II
71
Gambar 4.5 menunjukkan prosentase hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus II sudah mencapai standar yang telah
ditetapkan pada indikator kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini
dikatakan berhasil apabila 28 siswa dari 36 siswa kelas IV SD Negeri
Tengaran tuntas hasil belajarnya. Dari data di atas dapat diperoleh
informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus II sudah
mencapai 80% (28 siswa). Jadi, dari hasil data siklus II di atas
menunjukkan bahwa keberhasilan ketuntasan belajar siswa sudah
sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.
d) Hasil Observasi
Kegiatan observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II baik
pada pertemuan I dan pertemuan II yang dinilai observer sudah
menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I :
Tabel 4.9
Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran
Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II
Tabel 4.10
Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II
Pertemuan Frekuensi
Observer I Observer 2
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Siklus II
Pertemuan I 0 0 0 5 20 11 0 0 0 4 21 11
Siklus II
Pertemuan II 0 0 0 2 14 16 0 0 0 1 15 20
Pertemuan Materi Total
skor
Nilai
Aktivitas Kriteria
Siklus II
Pertemuan
1. Pengertian pecahan desimal. 155 4,30 Baik
2. Ciri-ciri pecahan decimal
72
Hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus II pertemuan I
saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode tutor sebaya peneliti mendapatkan jumlah skor 155 dengan
nilai aktivitas 4,30 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti sudah
mencapai indikator pencapaian yang ditentukan. Aspek yang belum
dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam
eksplorasi, belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan
anak, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Ada
beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang
efektif menggunakan media pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi
materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara
bersama. Pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan yaitu
mendapatkan skor 165 dengan nilai aktivitas 4,58. Aspek yang
belum dilakukan adalah belum mengkaitkan materi secara luas
dalam kehidupan anak. Jadi dari pertemuan I sampai II pada siklus
II terdapat peningkatan nilai aktivitas yang cukup baik.
e) Refleksi
Setelah melaksanakan kegitan pembelajaran pada Siklus II,
selanjutnya diadakan refleksi dari kegitan yang telah dilakukan
berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus II,
yaitu:
I 3. Cara mengubah pecahan
biasa menjadi pecahan
decimal
4. Cara mengubah pecahan
decimal menjadi pecahan
biasa
Siklus II
Pertemuan
II
1. Penjumlahan pecahan
desimal. 165 4,58 Baik
2. Pengurangan pecahan
decimal
73
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap sikap
kepemimpinan siswa dan peningkatan hasil belajar pertemuan pertama
menggunakan metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika
kelas IV SD Negeri Tengaran menunjukkan hasil yang lebih baik.
Nilai Sikap kepemimpinan pada pertemuan I siklus II meningkat yaitu
4,16 dibandingkan pertemuan II siklus II nilai sikap kepemimpinan
4,44. Siswa lebih aktif dalam bekerja kelompok, kreatif dalam
menyelesaika soal atau masalah, dan dapat membantu atau memimpin
temannya yang kesulitan dalam mengerjakan soal.
Pada pertemuan II siklus II hasil belajar siswa meningkat yaitu 28
siswa atau 80% siswa tuntas. Pembelajaran yang dilaksanakan
menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II juga meningkat yaitu
dari 4,05 menjadi 4,44. Berikut adalah table perbandingan siklus I dan
siklus II :
Tabel 4.11
Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan
Metode yang Digunakan Pada Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Sikap
Kepemimpinan
Hasil
Belajar Metode
Sikap
Kepemimpinan
Hasil
Belajar Metode
Rata-rata sikap
kepemimpinan
3.42 (Cukup)
≥70 ,
72 %
Tutor
Sebaya
Rata-rata sikap
kepemimpinan
4.3 (Baik)
≥ 70 ;
80%
Tutor
Sebaya
Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir Siklus II
didapatkan bahwa hasil belajar siswa meningkat jika dibandingkan
dengan Siklus I, terbukti dari nilai yang diperoleh setelah
mengunakan metode tutor sebaya mencapai ketuntasan belajar
(KKM=70) sebanyak 80% atau 28 siswa. Karena hasil belajar pada
siklus II yang tuntas 80% atau sebanyak 28 siswa maka sudah
memenuhi indikator tingkat keberhasilan hasil belajar mengunakan
74
metode tutor sebaya yang seharusnya dicapai yaitu 80% atau 28
siswa yang tuntas.
Hasil observasi sikap kepemimpinan siswa pada Siklus I
dilanjutkan Siklus II dari pertemuan pertama hingga kedua
menunjukan sikap kepemimpinan siswa meningkat. Sikap
kepemimpinan siswa pada kondisi terakhir Siklus II pertemuan
kedua menunjukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan.
Dari kondisi terahir tersebut diketahui bahwa banyak siswa yang
sudah mencapai indikator. Hal tersebut sudah memenuhi indikator
keberhasilan sikap kepemimpinan siswa yaitu 80% dengan
menggunakan metode tutor sebaya.
Hasil observasi aktivitas peneliti dalam proses belajar
mengajar mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus
II. Dapat dikatakan aktivitas peneliti sudah mencapai indikator
keberhasilan dalam proses belajar mengajar menggunakan metode
tutor sebaya.
4.3 Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil tindakan dari Siklus I dan Siklus II yang meliputi
sikap kepemimpinan siswa, hasil belajar dan kegiatan guru dalam
menggunakan metode tutor sebaya pada proses pembelajaran, diperoleh
data sebagai berikut :
4.3.1 Hasil Penilaian Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Pada saat proses pembelajaran berlangsung antusias dan
ketertarikan siswa dalam membimbing teman untuk mengerjakan
tugas dalam kelompok menunjukan adanya peningkatan sikap
kepemimpinan siswa dalam proses pembelajaran. Rekapitulasi sikap
kepemimpinan siswa kondisi awal, Siklus I (pertemuan pertama,
75
kedua dan ketiga ) dan Siklus II ( pertemuan pertama dan kedua)
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.12
Perbandingan Nilai Sikap Kepemimpinan Siswa
Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Siklus I dan Siklus II
Hasil
SIKLUS I SIKLUS II
Pertemuan Pertemuan
I II III I II
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
≤ 4 15 41 13 36 10 27 10 27 7 20
≥ 4 21 59 23 64 26 73 26 73 29 80
Dilihat dari tabel di atas jumlah siswa yang mendapat skor ≥ 4
pada siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Hasil
pengamatan sikap kepemimpinan disajikan pada lampiran. Dapat
disimpulkan dari table tersebut bahwa pembelajaran matematika
menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap
kepemimpinan siswa. Jika dilihat dari keseluruhan data yang
diperoleh, dapat dikatakan sikap kepemimpinan siswa pada tiap siklus
berhasil atau meningkat. Perbandingan dan peningkatan sikap
kepemimpinan siswa dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
76
Gambar 4.6
Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus I dan Siklus II
4.3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri
Tengaran
Hasil belajar Matematika berdasarkan kondisi awal, Siklus I
dan Siklus II selalu mengalami kenaikan. Rekapitulasi ketuntasan
hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat
pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No. KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 ≥ 70 16 44 26 72 28 80
2 < 70 20 54 10 28 8 20
Jumlah 36 100 36 100 36 100
21 59
23 64
26
73
26
73
29
80
020406080
100
Jum
lah %
Jum
lah %
Jum
lah %
Jum
lah %
Jum
lah %
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan I Pertemuan II
SIKLUS I SIKLUS II
Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa
Siklus I dan Siklus II
≤ 4
≥ 4
77
Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa adanya
peningkatan hasil belajar Matematika yang memenuhi kriteria
ketuntasan (KKM = 70). Terbukti untuk presentase ketuntasan pada
kondisi awal hanya 44% kemudian pada saat penerapan metode tutor
sebaya presentase ketuntasan siklus I sebesar 72% dan pada Siklus II
presentase ketuntasan menjadi 80%. Ini membuktikan bahwa
pembelajaran dengan mengunakan metode tutor sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Rekapitulasi peningkatan hasil belajar pada kondisi awal, siklus
I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.7 berikut:
Gambar 4.7
Diagram Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan
mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan
klasikal 38% atau 14 siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan
dengan menggunakan metodel tutor sebaya rata-rata dalam
16
26 28
20
10 8
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Nilai ≥ 70 Nilai < 70
78
pembelajaran siklus I menjadi 75 dengan ketuntasan klasikal 72% atau
26 siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa
meningkat menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80% atau
28 siswa tuntas hasil belajaranya.
4.3.3 Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Metode
Tutor Sebaya
Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan guru
dalam mengajar menggunakan metode tutor sebaya yang dilakukan
dua observer diperoleh data di bawah ini
Tabel 4.14
Perbandingan Nilai Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan
Metode Tutor Sebaya pada Siklus I dan Siklus II
Kegiatan guru mengajar menggunakan metode tutor sebaya pada
siklus I pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,00 dengan kriteria
baik, pertemuan II mendapat nilai aktivitas 4,05 dengan kriteria baik
dan pertemuan III mendapat nilai aktivitas 4,11 dengan kriteria baik.
Sedangkan pada siklus II pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,3
Aktivitas
Mengajar
Jumlah
Skor
Nilai
Aktivitas Kriteria
Siklus I
pertemuan I
144 4 Baik
Siklus I
pertemuan II
146 4.05 Baik
Siklus I
pertemuan III
148 4.11 Baik
Siklus II
pertemuan I
155 4.3 Baik
Siklus II
pertemuan II
165 4.58 Baik
79
dengan kriteria baik dan pertemuan II yaitu 4,58 dengan kriteria baik.
Jadi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan
metode tutor sebaya pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD
Negeri Tengaran dari setiap pertemuan mengalamai peningkatan yang
ditunjukkan dari nilai aktivitas kegiatan guru mengajar. Jika dilihat
dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat
dikatakan kegiatan pembelajaran siklus II berhasil.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran
Menggunakan Metode Tutor Sebaya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, pembelajaran
menggunakan metode Tutor Sebaya pada pelajaran matematika
meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri
Tengaran, hal ini dapat dilihat dari prosentase sikap kepemimpinan
siswa pada setiap pertemuan setelah dilaksanakan tindakan.
Peningkatan sikap kepemimpinan siswa dari kondisi awal, siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada table perbandingan berikut :
Tabel 4.15
Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N
Tengaran pada Siklus I dan Siklus II
Hasil
PERTEMUAN
Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
≤ 4 10 27 5 14
≥ 4 26 73 31 86
Pertemuan I pada siklus I siswa masih ramai sendiri, sering
menggangu teman yang lain sehingga ketika diberi soal tidak dapat
menjawab, siswa yang mampu mengerjakan soal dengan cepat selalu
80
menggangu teman yang belum dapat menyelesaikan soal, sehingga
pada pertemuan selanjutnya guru berusaha agar siswa mampu
membimbing teman yang belum dapat menyelesaikan tugas sehingga
semua dapat menjawab soal.
Pertemuan II siklus I siswa yang senang menggangu teman lain
berkurang, beberapa siswa mulai memberikan penejalasan kepada
teman lain dalam kelompok. Pertemuan III siklus I hanya siswa
tertentu yang ramai dan tidak mau mendengarkan penjelasan tutor
dalam kelompok, siswa lain mengikuti pelajaran dengan baik, berani
maju ke depan kelas menyampaikan jawaban. Siklus II pertemuan I
mengalami peningkatan yang cukup baik, semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan tenang, membimbing teman yang belum bisa
mengerjakan , aktif dalam menyelesaikan masalah, berani maju ke
depan menyampaikan jawaban. Pada pertemuan II siklus II nilai sikap
kepemimpinan siswa mengalami peningkatan, semua siswa mengikuti
pembelajaran dengan tenang, membimbing teman yang belum bisa
mengerjakan soal, aktif dalam menyelesaikan masalah dan banyak
siswa yang antusias mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sejalan
dengan kelebihan dari penggunaan metode tutor sebaya yaitu
adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai
perasaan takut atau enggan kepada gurunya, bagi tutor pekerjaan
tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas, bagi
tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung
jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran dan
mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan
sosial.
81
Peningkatan Sikap kepemimpinan siswa dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4.8
Gambar Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
Dengan hasil pengamatan dan penilaian maka diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya
dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD N
Tengaran. Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini
membuktikan bahwa menggunakan metode Tutor Sebaya dapat
meningkatkan sikap kepemimpinan siswa. Hal ini sesuai dengan
kelebihan metode pembelajaran tutor sebaya yaitu siswa dapat belajar
bertanggung jawab, siswa yang takut atau enggan bertanya kepada
gurunya mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, memperkuat
konsep yang akan dibahas, dan mempererat hubungan antar siswa
sehingga mempertebal perasaan sosial.
26
73
31
86
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Jumlah % Jumlah %
Siklus I Siklus II
PERTEMUAN
≤ 4
≥ 4
82
4.4.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran.
Berdasarkan hasil analisis data penilaian, pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya pada pelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tengaran. Hal
ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa
sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan.
Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri
Tengaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.16
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N Tengaran
Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Kategori Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Nilai ≥70 16 46% 26 72% 28 80%
Nilai
83
Kategori dua yaitu siklus I atau setelah dilaksanakan
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya diperoleh hasil yaitu
siswa yang tuntas 26 siswa dengan ketuntasan klasikal 72%,
sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 10 siswa atau 28%,
dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus I hasil belajar siswa sudah
meningkat tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai belum
memenuhi indikator yang sudah ditetapkan.
Kategori tiga yaitu siklus II diperoleh hasil belajar siswa yang
tuntas adalah 28 siswa atau 80% dengan nilai rata-rata 81. Jumlah
siswa yang tidak tuntas ada 8 siswa dari jumlah siswa. Ketuntasan
hasil belajar tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini :
Gambar 4.9
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dengan hasil tersebut maka diambil saran bahwa pembelajaran
menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap
kepemimpinan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tengaran.
Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan
JumlahSiswa
Persentase
JumlahSiswa
Persentase
JumlahSiswa
Persentase
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai ≥70 16 46% 26 72% 28 80%
Nilai
84
bahwa penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap
kepemimpinan siswa dan hasil belajar matematika siswa.
4.4.3 Penggunaan Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran
Matematika.
Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung selama dua
siklus, siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan siklus II terdiri dari
dua kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan I dengan materi
pengertian pecahan, macam-macam pecahan, sifat-sifat pecahan. Dari
pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan ada
beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang
memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang akan
dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum
menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan
konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat
kesimpulan secara bersama. Sehingga pada pertemuan II guru harus
berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah
direncanakan dengan maksimal.
Pada siklus I pertemuan II dengan materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan biasa. Dari pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang belum
dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi,
belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak.
Sehingga pada pertemuan III guru harus terus berusaha maksimal
untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran sesuai yang
direncanakan.
Pada siklus I pertemuan III masih ada kegiatan yang belum
dilakukan, tetapi berkurang dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam
eksplorasi , dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Kegiatan
guru pada siklus I pertemuan I memperoleh nilai aktivitas 4,00
85
dengan kriteria baik, pertemuan II 4,05 dengan kriteria baik dan
pertemuan III 4,11 dengan kriteria baik.
Pada siklus II pertemuan I semua kegiatan sudah dilakukan oleh
guru namun belum optimal dengan nilai aktivitas 4,35 baik.
Sedangkan pada pertemuan II semua kegiatan sudah dilakukan oleh
guru nilai aktivitasnya meningkat yaitu 4,58 dengan kriteria baik.
Secara keseluruhan guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II
ada peningkatan.
.