Upload
tranthien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Kondisi Awal
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester
I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal, sebelum
perbaikan pembelajaran menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum dapat mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Adapun Hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1 Distribusi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Kriteria NILAI Jumlah Siswa Prosentase
Tuntas ≥ 65 8 29%
Tidak Tuntas < 65 19 71%
Jumlah 27 100%
Dari data hasil belajar siswa di atas menunjukkan bahwa ada 19 siswa atau 71%
yang belum tuntas belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (65) sedangkan
yang tuntas hanya 8 siswa atau 29%.
Berdasarkan kajian hasil belajar tersebut, maka perlu perbaikan model
pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat menyenangkan dan diharapkan siswa
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) yang dilaksanakan dalam
2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan.
14
4.1.2 Siklus 1
4.1.2.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pembelajaran pada materi Sifat Operasi Hitung Campuran, membuat LKS, soal
tes formatif 1, tes formatif 2, tes formatif 3, lembar observasi dengan model pembelajaran
yang mendukung.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 1,
3, 6 Nopember 2012 di kelas III dengan jumlah siswa 27 siswa. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Langkah-
langkah pertemuan pertama, kedua dan ketiga sama hanya beda pada indikator. Adapun
langkah-langkahnya adalah: menyampaikan tujuan dari kompetensi dasar yang dicapai.
Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2012. Kegiatan
inti: 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang sifat pertukaran pada perkalian. 2)
Membentuk kelompok setiap siswa dalam kelompok diberi nomor. 3) Setiap kelompok
memiliki buku paket matematika kelas III. 4) Membimbing siswa dalam diskusi,
mengerjakan LKS. 5) Memanggil satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama menyiapkan jawaban di depan kelas. 6) Tanggapan dari kelompok lain.
7) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan. Kegiatan
akhir: 1) Guru memberi penguatan. 2) Guru memberi tes formatif. 3) Memberi tugas
rumah. 4) Menginformasikan pembelajaran yang akan datang..
Pertemuan kedua siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2012. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran hampir sama dengan pertemuan pertama. Sebelum
pembelajaran inti didahului dengan mengoreksi tugas rumah yang diberikan pada
pertemuan pertama. Pada pembahasan diskusi LKS pertemuan kedua indikator yang
dibahas adalah sifat pengelompokkan pada perkalian.
Pertemuan ketiga siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 6 Nopember 2112. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran hampir sama dengan pertemuan satu dan dua dengan
15
mengulang indikator pertemuan pertama dan kedua. Pada soal tes formatif 3 mengacu
pada indikator 1 dan 2 pada pertemuan 1 dan 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus 1.
Tabel 2 Distribusi Hasil belajar siswa siklus 1
Kriteria Nilai Jumlah Siswa
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Tuntas ≥ 𝟔𝟓 15 55,56% 17 62,96% 18 66,67%
Tidak Tuntas < 65 12 44,44% 10 37,04% 9 33,33%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Dari data hasil belajar siswa Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa ada 9 siswa atau
33.33% yang belum tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (65). Yang
sudah tuntas ada 18 siswa atau 66,67%.
Data nilai siswa pertemuan 1, 2, 3 pada siklus 1 ada pada lampiran.
Berdasarkan hasil kajiann hasil belajar tersebut pada proses belajar mengajar siswa
masih kurang berani dalam mengemukakan pendapat.
Gambar 2
Hasil Belajar Siswa Siklus 1
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Tidak Tuntas
Tuntas
16
Observasi Pembelajaran dilakukan oleh pengamat teman sejawat pada proses
pembelajaran berlangsung dengan cara melakukan pengamatan menggunakan lembar
observasi pembelajaran dan observasi aktifitas belajar siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT memperoleh penilaian pada tabel 3 dan tabel 4 berikut:
Tabel 3
Rekap Lembar Observasi Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran NHT Siklus 1
No Aspek Yang Diamati Skor Pertemuan
1 2 3
I. Tahap Persiapan
1. Menyiapkan RPP 3 3 3
2. Membuat LKS 3 3 3
II. Tahap Pelaksanaan
1. Mengkondisikan siswa untuk berdoa. 4 5 5
2. Mengkondisikan siswa untuk siap belajar dan mengabsen.
4 5 5
3. Menyampaikan tujuan pelajaran. 3 4 4
4. Menyampaikan apersepsi. 2 3 4
5. Membagi siswa menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setiap siswa dalam kelompok diberi nomor.
5 5 5
6. Setiap kelompok diberi buku paket matematika. 5 5 5
7. Membagi lembar kerja kepada setiap siswa. 3 4 4
8. Siswa diskusi mengerjakan lembar kerja. 2 3 3
9. Guru membimbing siswa melakukan diskusi. 2 3 3
10 Guru menyebut satu nomor dan siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama menyampaiakan jawaban di depan kelas.
3 4 4
11 Tanggapan dari kelompok lain. 2 3 3
12 Guru bersama siswa membuat kesimpulan. 2 3 3
III. Tahap Evaluasi
1 Memberi penguatan. 3 3 4
2 Melakukan evaluasi / tes formatif 3 3 3
3 Melakukan tindak lanjut / memberi tugas rumah. 2 3 3
Jumlah Skor 51 62 64
Prosentase Nilai 60,00% 72,94% 75,29%
17
Lembar observasi pembelajaran siklus I menunjukkan peningkatan dari setiap
pertemuan. Pertemuan 1 jumlah nilai 51 (60%), pertemuan 2 jumlah nilai 62 (72,94%),
pertemuan 3 jumlah nilai 64 (75,29%).
Pada pembelajaran siklus 1 aspek yang direncanakan sudah dilaksanakan tapi
belum maksimal.
Tabel 4 Rekap Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Model Pembelajaran NHT Siklus 1
No Aspek Yang Diamati Skor Pertemuan
1 2 3
I. Kegiatan Awal
1. Memberi salam, berdoa, menempati tempat duduk masing-masing.
3 3 4
2. Kesiapan menerima pelajaran. 2 3 3
II. Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Memperhatikan dengan serius penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran hari ini.
3 3 4
2. Siswa mengelompok menjadi 7 kelompok, tiap kelompok beranggota 4 siswa, tiap siswa diberi nomor.
2 4 4
3. Kelompok menerima buku paket Matematika dan IPA untuk memudahkan mengerjakan lembar kerja.
3 4 4
4. Siswa menerima lembar kerja tentang operasi hitung campuran dan mengklasifikasi benda-benda di lingkungan sekolah.
3 4 4
5. Siswa berdiskusi, kerjasama mengerjakan LKS. 3 3 3
6. Siswa yang dipanggil dengan nomor yang sama maju mempresentasikan hasil diskusi.
2 3 4
7. Siswa yang lain menanggapi hasil presentasi. 2 3 3
8. Siswa mencatat kesimpulan. 2 2 3
9. Siswa mengerjakan tes formatif. 2 3 4
III. Penutup
1 Siswa mengerjakan soal untuk dikerjakan di rumah 2 3 3
Jumlah Skor 29 38 43
Prosentase Nilai 60% 79% 90%
Lembar observasi keaktifan belajar siswa siklus 1 mengalami peningkatan dari
setiap pertemuan. Pertemuan 1 skor 29 (60%), pertemuan 2 skor 38 (79%), pertemuan 3
skor 43 (90%).
18
4.1.2.3 Refleksi
Pada tahap ini akan mengkaji proses pembelajaran siklus 1 dengan melibatkan
teman sejawat dengan tujuan agar mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat
selaku pengamat. Menurut hasil pengamatan pada pertemuan pertama, kedua, ketiga
pada siklus pertama guru mendapat nilai prosentase 60%, 72.94%, 75.29% karena dalam
proses pembelajaran guru kurang maksimal dan siswa kurang aktif, masih ada siswa yang
berbicara dengan teman sebangku. Saran dari pengamat agar memberikan saran kepada
siswa yang berbicara sendiri pada waktu guru menerangkan dan untuk guru agar lebih
baik dalam mempersiapkan pembelajaran.
Adapun hasil observasi aktifitas siswa dari pertemuan 1, 2, 3 pada siklus 1
mendapat prosentase 60%, 79%, 90%.
4.1.3 Siklus 2
4.1.3.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pembelajaran pada materi Sifat Operasi Hitung Campuran, membuat LKS, soal
tes formatif 1, tes formatif 2, tes formatif 3, lembar observasi dengan model pembelajaran
yang mendukung.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 2 dilaksanakan pada tanggal
8,10,13 Nopember 2012 di kelas III dengan jumlah siswa 27 siswa. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Langkah-
langkah pertemuan pertama, kedua dan ketiga sama hanya beda pada indikator. Adapun
langkah-langkahnya adalah: menyampaikan tujuan dari kompetensi dasar yang dicapai.
Pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 8 Nopember 2012. Kegiatan
inti: 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang sifat pengelompokkan pada pembagian.
contoh: (48 : 6) : 4 = 8 : 4 = 2. 2) Membentuk kelompok setiap siswa dalam kelompok
diberi nomor. 3) Setiap kelompok memiliki buku paket matematika kelas III. 4)
19
Membimbing siswa dalam diskusi, mengerjakan LKS. 5) Memanggil satu nomor dan para
siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama menyiapkan jawaban di depan kelas.
6) Tanggapan dari kelompok lain. 7) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir
dari semua pertanyaan. Kegiatan akhir: 1) Guru memberi penguatan. 2) Guru memberi tes
formatif. 3) Memberi tugas rumah. 4) Menginformasikan pembelajaran yang akan datang..
Pertemuan kedua siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2012. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran hampir sama dengan pertemuan pertama. Sebelum
pembelajaran inti didahului dengan mengoreksi tugas rumah yang diberikan pada
pertemuan pertama. Pada pembahasan diskusi LKS pertemuan kedua indikator yang
dibahas adalah sifat pengelompokkan pada pembagian.
Pertemuan ketiga siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 2012. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran hampir sama dengan pertemuan satu dan dua dengan
mengulang indikator pertemuan pertama dan kedua pada siklus 1 dan indikator pertemuan
1, 2 siklus 2. Pada soal tes formatif 3 mengacu pada indikator 1, 2, 3 pada siklus1 dan
indikator 1, 2, 3 pada siklus 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Tabel 5 Distribusi Hasil belajar siswa siklus 2
Kriteria Nilai Jumlah Siswa
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Tuntas ≥ 𝟔𝟓 19 70,37% 22 81,48% 22 81,48%
Tidak Tuntas < 65 8 29,63% 5 18,52% 5 18,52%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Dari data hasil belajar siswa di atas menunjukkan bahwa ada 5 siswa atau 18,52%
yang belum tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (65). Yang sudah
tuntas ada 22 siswa atau 81,48%.
Data nilai siswa pertemuan 1, 2, 3 pada siklus 2 ada pada lampiran.
20
Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus 2 ketuntasan belajar secara klasikal telah
mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus 1. Adanya peningkatan hasil belajar
siswa ini karena siswa sudah mulai akrab dengan model pembelajaran tipe NHT,
disamping itu ada perasaan senang pada diri siswa dengan adanya cara belajar yang baru
karena itu adalah pengalaman pertama bagi siswa.
Gambar 3
Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Observasi Pembelajaran dilakukan oleh pengamat teman sejawat pada proses
pembelajaran berlangsung dengan cara melakukan pengamatan menggunakan lembar
observasi pembelajaran dan observasi aktifitas belajar siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT memperoleh penilaian pada tabel 6 dan 7 berikut:
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Tidak Tuntas
Tuntas
21
Tabel 6 Rekap Lembar Observasi Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran NHT Siklus 2
No Aspek Yang Diamati Skor Pertemuan
1 2 3
I. Tahap Persiapan
1. Menyiapkan RPP 4 4 4
2. Membuat LKS 4 4 4
II. Tahap Pelaksanaan
1. Mengkondisikan siswa untuk berdoa. 5 5 5
2. Mengkondisikan siswa untuk siap belajar dan mengabsen.
5 5 5
3. Menyampaikan tujuan pelajaran. 5 5 5
4. Menyampaikan apersepsi. 4 5 5
5. Membagi siswa menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setiap siswa dalam kelompok diberi nomor.
5 5 5
6. Setiap kelompok diberi buku paket matematika. 5 5 5
7. Membagi lembar kerja kepada setiap siswa. 5 5 5
8. Siswa diskusi mengerjakan lembar kerja. 4 5 5
9. Guru membimbing siswa berdiskusi. 4 5 5
10 Guru menyebut satu nomor dan siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama menyampaiakan jawaban di depan kelas.
4 5 5
11 Tanggapan dari kelompok lain. 3 4 4
12 Guru bersama siswa membuat kesimpulan. 3 4 5
III. Tahap Evaluasi
1 Memberi penguatan. 4 5 5
2 Melakukan evaluasi / tes formatif 4 4 4
3 Melakukan tindak lanjut / memberi tugas rumah. 4 4 4
Jumlah Skor 72 79 80
Prosentase Nilai 84,70% 92,94% 94,11%
Lembar observasi pembelajaran siklus 2 menunjukkan peningkatan dari setiap
pertemuan. Pertemuan 1 jumlah nilai 72 (84,70%), pertemuan 2 jumlah nilai 79 (92,94%),
pertemuan 3 jumlah nilai 80 (94,11%).
Hasil observasi pada siklus 2 memperoleh skor 80 dengan prosentase 94%.
22
Tabel 7 Rekap Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Model Pembelajaran NHT Siklus 2
No Aspek Yang Diamati Skor Pertemuan
1 2 3
I. Kegiatan Awal
1. Memberi salam, berdoa, menempati tempat duduk masing-masing.
3 3 4
2. Kesiapan menerima pelajaran. 2 3 3
II. Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Memperhatikan dengan serius penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran hari ini.
3 3 4
2. Siswa mengelompok menjadi 7 kelompok, tiap kelompok beranggota 4 siswa, tiap siswa diberi nomor.
3 4 4
3. Kelompok menerima buku paket Matematika dan IPA untuk memudahkan mengerjakan lembar kerja.
3 4 4
4. Siswa menerima lembar kerja tentang operasi hitung campuran dan mengklasifikasi benda-benda di lingkungan sekolah.
3 4 4
5. Siswa berdiskusi, kerjasama mengerjakan LKS. 3 3 3
6. Siswa yang dipanggil dengan nomor yang sama maju mempresentasikan hasil diskusi.
3 3 3
7. Siswa yang lain menanggapi hasil presentasi. 2 3 3
8. Siswa mencatat kesimpulan. 2 3 3
9. Siswa mengerjakan tes formatif. 2 3 4
III. Penutup
1 Siswa mengerjakan soal untuk dikerjakan di rumah 2 3 3
Jumlah Skor 31 39 42
Prosentase Nilai 65% 81% 88%
Lembar observasi keaktifan belajar siswa siklus 2 mengalami peningkatan dari
setiap pertemuan. Pertemuan 1 skor 31 (65%), pertemuan 2 skor 39 (81%), pertemuan 3
skor 43 (88%).
4.1.3.3 Refleksi
Berdasarkan data hasil tes belajar siswa siklus 2: 81,48% sudah mencapai kategori
berhasil. Hasil belajar siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Peran aktif siswa selama
pembelajaran semakin meningkat, siswa lebih aktif dalam belajar, hal ini terlihat dari
kesungguhan siswa dalam mengerjakan tes formatif.
Adapun hasil observasi aktifitas siswa dari pertemuan 1, 2, 3 pada siklus 2
mendapat prosentase 65%, 81%, 88%.
23
Tabel 8 Distribusi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1, Siklus 2.
Kriteria Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase
Tuntas 8 29,63% 18 66,67% 22 81,48%
Tidak Tuntas
19 70,37% 9 33,33% 5 18,52%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Dari tabel hasil belajar siswa di atas dapat dilihat kenaikan dari kondisi awal sampai
siklus 2. Kondisi awal yang tuntas hanya 8 siswa dengan prosentase 29,63%, pada siklus
1 yang tuntas 18 siswa dengan prosentase 66,67%, pada siklus 2 yang tuntas 22 siswa
dengan prosentase 81,48%, sehingga penelitian ini sudah berhasil.
Gambar 4
Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus 1, Siklus 2
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Tidak Tuntas
Tuntas
24
Tabel 9 Perbandingan hasil observasi pada siklus 1 dan siklus 2.
Aktifitas Mengajar Perolehan Skor
Prosentase
Siklus 1 Pertemuan 1
51 60%
Siklus 1 Pertemuan 2
62 72,94%
Siklus 1 Pertemuan 3
64 75,29%
Siklus 2 Pertemuan 1
72 84,70%
Siklus 2 Pertemuan 2
79 92,94%
Siklus 2 Pertemuan 3
80 94,11%
Jika dilihat dari indikator dari seluruh kegiatan pembelajaran dengan melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran Siklus 2
berhasil. Peningkatan hasil observasi dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 5
Hasil Observasi Pembelajaran Model Pembelajaran NHT Siklus 1 dan Siklus 2
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus 1 Pertemuan
1
Siklus 1 Pertemuan
2
Siklus 1 Pertemuan
3
Siklus 2 Pertemuan
1
Siklus 2 Pertemuan
2
Siklus 2 Pertemuan
3
Prosentase
Prosentase
25
Tabel 10 Perbandingan hasil observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 1 dan 2
Aktifitas Mengajar Perolehan Skor
Prosentase
Siklus 1 Pertemuan 1
29 60%
Siklus 1 Pertemuan 2
38 79%
Siklus 1 Pertemuan 3
43 90%
Siklus 2 Pertemuan 1
31 65%
Siklus 2 Pertemuan 2
39 81%
Siklus 2 Pertemuan 3
42 88%
Jika dilihat dari indikator dari seluruh kegiatan pembelajaran dengan melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran Siklus 2
berhasil. Peningkatan hasil observasi dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 6
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 1 dan 2
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Siklus 1 Pertemuan
1
Siklus 1 Pertemuan
2
Siklus 1 Pertemuan
3
Siklus 2 Pertemuan
1
Siklus 2 Pertemuan
2
Siklus 2 Pertemuan
3
Prosentase
Prosentase
26
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Belajar Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah
disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1, siklus 2) yaitu
masing-masing 66,67%, 81,48%. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai. Kenaikan hasil belajar Matematika pada materi Sifat Operasi Hitung
Campuran Kelas III bisa dilihat pada tabel 11 berikut:
Tabel 11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Pelajaran Matematika Tentang
Operasi Hitung Campuran
Kategori Pra Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 8 29,63% 18 66,67% 22 81,48%
Tidak Tuntas 19 70,37% 9 33,33% 5 18,52%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dari pra
siklus, siklus 1, siklus 2 mengalami peningkatan. Siswa yang berhasil sesuai dengan KKM
dari pra siklus hanya 8 siswa (29,63%), siklus 1 sebanyak 18 siswa (66,67%), siklus 2
sebanyak 22 siswa (81,48%). Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari
29,63% sebelum tindakan menjadi 81,48% setelah diberi tindakan.
4.2.2 Observasi Pembelajaran Model Kooperatif Tipe NHT
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
27
Dalam proses pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dari
prasiklus, siklus 1, siklus 2 mengalami peningkatan. Siswa yang berhasil sesuai dengan
KKM, dari prasiklus hanya 8 siswa (29,63%), siklus 1 sebanyak 18 siswa (66,67%), siklus
2 sebanyak 22 siswa (81,48%).
Berdasarkan analisis observasi dalam proses pembelajaran dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus 1
pertemuan 1 sebesar 60%, siklus 1 pertemuan 2 sebesar 72,94%, siklus 1 pertemuan 3
sebesar 75,29%. Siklus 2 pertemuan 1 sebesar 84,70%, siklus 2 pertemuan 2 sebesar
92,94%, siklus 2 pertemuan 3 sebesar 94,11%.
Analisis observasi aktifitas belajar siswa dengan model pembelajaran NHT dalam
setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus 1 pertemuan 1 sebesar 60%. Siklus 1
pertemuan 2 sebesar 79%. Siklus 1 pertemuan 3 sebesar 90%. Siklus 2 pertemuan 1
sebesar 65%. Siklus 2 pertemuan 2 sebesar 81%. Siklus 2 pertemuan 3 sebesar 88%.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa, observasi pembelajaran dan observasi
aktifitas belajar siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajarn melalui model pembelajaran NHT dengan hasil penelitian lain yang
berjudul “Penerapan Model NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKN” dari 25 siswa
mengalami peningkatan yaitu dari 60% sebelum tindakan menjadi 89,7% setelah diberi
tindakan.