Upload
phungcong
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil SDN 2 Jampiroso
SD Negeri 2 Jampiroso pada awalnya bernama
Sekolah Rakyat (SR) yang berdiri pada tahun 1925,
namun dalam perkembangannya pada tahun1955
sesuai Intruksi Presiden menjadi SD Inppres dan
dalam perjalanan menjadi SDN II Temanggung ,
selanjutnya pada tahun 1985 sesuai dengan peraturan
pemerintah namanya berubah menjadi SDN 2
Jampiroso sampai sekarang.
SD Negeri 2 Jampiroso letaknya sangat strategis
karena berada di tengah kota Kabupaten Temanggung,
jarak dari jalan raya kurang lebih 100 meter. Jalan
raya tersebut menghubungkan Kabupaten Magelang
dengan Kabupaten Wonosobo. Disamping itu juga
letaknya ditengah perkampungan penduduk sehingga
sebagian masyarakat ada yang memanfaatkan fasilitas
sekolah .Keadaan yang demikian kadang menjadikan
keamanan sekolah kurang terjaga. Untuk menjaga
keamanan dan ketertiban sekolah, maka diperlukan
satpam sebagai penjaga keamanan sekolah.
Mulai tahun ajaran 2013/ 2014 SD Negeri 2
Jampiroso menjadi piloting yang telah ditujuk
melaksanakan kurikulum 2013. DI Kabupaten
Temanggung ada 7 SD negeri dan swasta yang
melaksanakan kurikulum 2013. Sehingga pada tahun
ajaran ini 2014/ 2015 atas perintah dari Dinas
56
Pendidikan Kabupaten Temanggung masih tetap
melanjutkan pelaksanakan Kurikulum 2013.
SD Negeri 2 Jampiroso memiliki Visi dan misi
dan tujuan sekolah yang tertuang dalam dokumen
sekolah sebagai berikut.
1. Visi Sekolah
Prima dalam Prestasi, Santun Perilaku,
Berwawasan Budaya.
2. Misi Sekolah
1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan
hidup beragama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing siswa;
2) Menanamkan nilai-nilai aqidah dan budi
pekerti luhur dengan maksimal;
3) Mengimplementasikan proses pembelajaran
dengan efektif dan maksimal;
4) Menumbuhkan prestasi siswa yang cakap dan
handal serta mampu bersaing di dunia
pendidikan maupun lingkungan masyarakat;
5) Menumbuhkan karakter siswa yang dapat
dipercaya (trustworthines), mempunyai rasa
hormat dan perhatian (respect), tekun
(diligence), tanggung jawab (responsibility),
berani (Courage), integritas (integrity), peduli
(caring), jujur (fairnes), dan kewarganegaraan
(citizenship);
6) Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia;
7) Mendorong siswa untuk memahami dan
mengkaji serta menumbuhkan potensi siswa
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
57
teknologi yang sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa melalui proses pembelajaran
dan pembimbingan;
4.1.1 Data siswa
Jumlah siswa SD Negeri 2 Jampiroso yang
masuk dari tahun ke tahun disesuaikan dengan situasi
dan kondisi sekolah meskipun antusias masyarakat
untuk menyekolahkan di SD Negeri 2 Jampiroso tinggi.
Pada penerimaan pesera didik baru hanya mengacu
pada juknis dari dinas pendidikan yaitu menggunakan
kriteria usia, tidak diperkenankan dengan seleksi
akademis, sehingga meskipun siswa yang masuk
banyak bukan berati potensi awal siswa semuanya
sudah bagus. Tabel 4.1 Jumlah Siswa 4 Tahun Terakhir
No Th Kelas
I II III IV V VI 1
2011/
2012 L 26 21 31 21 23 18
P 18 18 12 16 25 22 JML 44 39 43 37 48 40 TOTAL L = 140 + 101 = 241
2
2012/
2013 L 27 26 21 31 21 23
P 22 18 18 12 16 25 JML 49 44 39 43 37 48 TOTAL L = 149 + 111 = 260
3
2013/
2014 L 22 27 26 21 31 21
P 27 22 18 18 12 16 JML 49 49 44 39 43 37 TOTAL L = 151 + 112 = 260
4
2014/
2015 L 20 25 28 25 18 29
P 13 24 21 18 22 14 JML 43 49 49 43 40 34 TOTAL L = 145 + 112 = 257
Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Jampiroso
58
4.1.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2 Kualifikasi Akademik Guru SDN 2 Jampiroso
No Jabatan PNS WB
Jml S 1 D 2 SPG S 1 D 2
1 Guru Kelas 4 1 1 - - 6
2 Guru Mapel 2 - - - - 2
Jumlah 6 1 1 - - 8
Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Jampiroso
4.1.3 Sarana Prasarana
1. Sarana
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan
studi dokumentasi dapat dijelaskan bahwa SDN 2
Jampiroso memiliki sarana pembelajaran yang belum
lengkap. Sarana yang sudah ada diantaranya: TIK 9,
Printer 7, Mesin Ketik 2, alat rebana 1 unit dan
perlengkapan olah raga (bola sepak, matras, alat senam
lantai, alat batminton, alat tenis meja)
2. Prasarana
Prasarana SDN 2 Jampiroso sementara ini
dalam tahap pembangunan ruang kelas baru sampai
pada lantai 2 yang jumlahnya ada 8 ruang kelas,
tempat berolah raga masih kurang luas, mushola yang
ada masih kecil, ruang aula kurang luas. Keadaan
prasarana lebih jelasnya bisa di amati pada tabel
berikut.
59
Tabel 4.3 Keadaan Prasarana Pendidikan SDN 2 Jampiroso
No Jenis Ruang
Keadaan Ukuran (Meter)
Jml Ket Baik Rusak
1 Kelas
7x8 8 Proses pembangunan
2 Perpust 7x8 1 3 Laborat
4 Kantor Kepsek
7x8 1
5 Kantor Guru
5x7 1
6 Mushola
4x5 1 Luas Belum memenuhi
7
Aula/ Ruang serba guna
5x7 1
Luas Belum memenuhi
8 UKS 4x5 1 9 Koperasi 4x5 1
10 Jamban Siswa
11 Jamban Guru
12 Gudang 3x6 1
13 Sirkulasi
Luas Belum memenuhi
14
Tempat bermain/ berolahra ga
Luas Belum memenuhi
15 Tempat Parkir
Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Jampiroso
4.2 Hasil Pengembangan
4.2.1 Hasil Tahap Potensi dan Masalah
a. Masalah
Sekolah merupakan wadah tempat proses
pendidikan dilakukan memiliki sistem yang komplek
dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah
60
tempat yang bukan hanya tempat berkumpul guru dan
murid, melainkan berada dalam suatu tatanan sistem
yang rumit dan saling berkaitan. Program sekolah
digerakkan untuk mengatasi serangkaian masalah
dengan berbagai strategi sebagai cara memecahkan
masalah sekolah. Maslah-masalah itu diantaranya:
Jumlah siswa tiap kelas melebihi Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Kelas yang memiliki siswa yang
melebihi kapasitas berpengaruh pada proses
pembelajaran, khususnya penguasaan materi ajar dan
guru pun dalam memahami karateristik siswa kurang
maksimal.
Fasilitas dan media pembelajaran sekolah belum
memadai. Proses pembelajaran membutuhkan fasilitas
yang lengakap, sehingga membantu ketercapaian
tujuan pendidikan. Demikiaan pula kualifikasi pendidik
yang belum SI, sangat berpengaruh terjadinya proses
pembelajaran. Pembelajaran yang bermutu, dimana
siswa aktif dan kreatif serta pembelajaran yang inovatif
berdampak pada prestasi siswa. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh guru yang profesional.
Supervisi oleh kepala sekolah sangat penting
keberadaannya dalam upaya membantu guru dalam
kegiatan belajar- mengajar. Sehingga tingkat kesukaran
dapat terpantau oleh kepala sekolah.
b. Potensi
Sebagai suatu organisasi yang menumbuhkan
Sumber Daya Manusia yang cerdas, berkwalitas,
mandiri dan bertanggung jawab, sekolah memiliki
beberapa potensi yang dapat dikembangkan dan
mendukung tercapainya sekolah yang bermutu,
61
diantaranya: letak sekolah yang strategis yang tidak
jauh dari jalan raya dan mudah dijangaku serta
prestasi sekolah menjadikan pilihan masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya , dan peran serta masyarakat
yang mendukung progam- program sekolah.Hal ini
sebagai modal awal untuk sekolah dapat berkembang.
4.2.2. Hasil Tahap Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pelaksanaan Wawancara pada hari Rabu, 16
April 2015 bertempat di SD Negeri 2 Jampiroso.
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik
tertentu. Wawancara digunakan sebagai tehnik dalam
pengumpulan data. Dengan wawancara, maka peneliti
akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
persiapan dalam menginterprestasikan situasi dan
fenomena yang terjadi tentang strategi peningkatan
mutu sekolah.
b. Observasi
Pelaksanaan Observasi pada hari Sabtu, Tanggal
19 April 2015 di SD Negeri 2 Jampiroso. Observasi
adalah tehnik pengumpulan data melalui pengamatan.
Dalam observasi peneliti mengamati secara langsung
kegiatan pembelajaran di kelas saat guru mengajar dan
bagaimana situasi kelas, mengamati kegitan
ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa.
62
c. FGD
Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di
SDN 2 Jampiroso, pada hari Selasa tanggal,21 April
2015 pada pukul 13.30-17.00 WIB. Dengan
pembahasan masalah quisioner SWOT yang terlebih
dahulu sudah dipersiapkan. Dalam musyawarah terjadi
curah pendapat antara guru, kepala sekolah dan
komite sekolah dan kemudian disimpulkan oleh
peserta FGD.Pelaksanaan FGD ini juga menghadirkan
dosen pembimbing. Dari hasil pembahasan quisioner
SWOT satu persatu dianalisa, sehingga menghasilkan
kevaliditan data yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah.FGD dilakukan dengan menggunakan
panduan pertanyaan yang disusun berdasarkan hasil
wawancara, observasi serta hasil studi dokumen.
Analisis SWOT
Analisa SWOT dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman berdasarkan pada hasil FGD di SD Negeri
2 Jampiroso meliputi tiga aspek yaitu input, proses dan
output.
Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta
memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi
brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-
faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi
eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik IFAS (Internal
Factors Analysis Summary), matrik EFAS (External
Factors Analysis Summary), dan matrik SWOT
63
(Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats).
Analisi SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
peningkatan mutu sekolah SDN 2 Jampiroso dalam tiga
aspek yaitu Input, proses dan output yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Aspek Input
Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan
pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono &
Diana, 2003) adalah meliputi kemampuan dasar siswa,
sumber daya finansial, fasilitas, program dan jas
pendukung.
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek input, serta pembiaran skor sampai diperoleh
matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary), dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
64
Tabel 4.4 Matrik IFAS Aspek Input
No Elemen SWOT
Bobot Skor Bobot
x Skor
KEKUATAN
1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi
0,10 3 0,30
2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi
0,10 4 0,40
3 Dana untuk operasional sekolah 2 tahun memenuhi dari murid yang tersedia
0,10 4 0,40
4 Kepemimpinan kepala sekolah yang kompeten
0,15 4 0,60
5 Sekolah mempunyai program kerja yang jelas
0,10 3 0,30
6 Tenaga pengajar/ guru yang profesional 75%
0,15 3 0,45
7 75% guru berpendidikan S1 0,10 3 0,30 8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,10 4 0,40
9 Keberadaan komite berperan dalam program sekolah
0,10 4 0,40
Total Skor 1,00 32 3,55 KELEMAHAN
1 Jumlah siswa tiap kelas melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
0,10 4 0,40
2 Fasilitas seni belum memadai 0,10 3 0,30
3 Media pembelajaran berupa audio visual sangat kurang
0,15 2 0,30
4 Halaman sekolah yang sempit untuk tempat bermain, dengan rasio jumlah siswa yang banyak
0,15 2 0,30
5 Area sekolah kurang hijau dan kurang bersih lingkungan
0,15 2 0,30
6 Belum ada ruang kegiatan ekstrakurikuler dan serba guna (aula)
0,10 4 0,40
7 Belum ada tim evaluasi program sekolah
0,10 4 0,40
8 Kualitas pendidik ada yang belum S 1 0,10 2 0,20 9 Ruang Mushola masih sempit 0,10 2 0,20 Total Skor 1,00 2,8
Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)
0,75
Sumber: Hasil Fokus Group Discussion, 21-05- 2015
65
Untuk hasil input, kekuatan yang paling
berpengaruh adalah kepemimpinan kepala sekolah
yang kompten dengan bobot 0,15 dan skor 4.
Kepemimpinan sekolah memegang peranan yang
penting karena maju mundurnya suatu sekolah berada
pada pucuk pimpinan yang mampu mengarahkan dan
memberi motivasi pada guru. Hal itu semakin
bersinergi tenaga pengajar /guru yang provesional
dengan bobot 0,15 dan skor 3. Ditunjang buku ajar
untuk guru dan siswa terpenuhi dengan satu anak satu
buku akan lebih maksimal dalam belajar. Usaha
untuk siswa juga ditunjang oleh dana operasional
sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,10 dan
skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa
memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri
dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang
kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan
operasional lainnya. Meskipun demikian dana yang ada
belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu
bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan
bantuan dari komite sekolah.Dengan demikian
keberadaan komite berperan dalam program sekolah
dengan bobot 1,10 dan skor 4
Lokasi sekolah yang strategis dengan bobot 0,10
dan skor 4, ini menjadi daya tarik masyarakat untuk
menyekolahkan putra-putrinya di SD Negeri 2
Jampiroso.Kwalifikasi tenaga pendidik yang profesional
dengan bobot 0,15 dan skor 3, disertai minat dan
motivasi belajar siswa tinggi diberi bobot 0,10 dan skor
3 dan disertai sekolah mempunyai program kerja yang
66
jelas adalah merupakan kekuatan bagi sekolah.Dengan
keberadaan ini sekolah mempunyai kekuatan untuk
menyiapkan diri dalam usaha meningkatkan mutu
sekolah khususnya mutu input. Total bobot dikalikan
skor untuk faktor kekuatan aspek input adalah 3,55.
Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang
diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan-
kelemahan yang perlu diatasi, jumlah siswa tiap kelas
melebihi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diberi
bobot 0,10 dan skor 4. Jumlah siswa yang melebihi
kapasitas juga kurang efektif pada proses
pembelajaran.Sehingga guru kurang memahami
karakteristik siswa.Belum ada ruang kegiatan
ekstrakurikuler /aula dengan bobot 0,10 dan skor 4 ,
demikian pula belum ada tim evaluasi program sekolah
juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah.
Disamping itu, fasilitas seni belum memadai
dengan bobot 0,10 dan skor 3, media pembelajaran
berupa audio visual sangat kurang diberi bobot 0,15
dan skor 2, halaman sekolah yang sempit untuk
bermain dengan rasio jumlah siswa yang banyak ini
perlu mendapat perhatian agar sumber daya yang ada
dapat berkembang .
Demikian pula area sekolah kurang hijau dan
kurang bersih lingkungan dengan bobot 0,15 dan skor
2.Lingkungan sekolah yang asri ini, dapat diupayakan
karena sangat mendukung proses pembelajaran.
Kualitas pendidik ada yang belum SI dengan bobot
0,10 dan skor 2 berpengaruh terhadap minat belajar
siswa. Ruang mushola masih sempit dengan bobot 0,10
67
dan skor 2, hal ini menjadikan kegiatan sholat
berjamaah tidak dapat dilaksanakan disekolah. Hal ini
merupakan kegiatan untuk meningkatkan imtaq
kepada peserta didik
Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan adalah 2,8. Total skor akhir kekuatan
dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 0,75,
berarti faktor kekurangan lebih dominan daripada
kelemahan. Ini bearti sekolah bisa menggunakan
kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan yang muncul.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman
aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.7. Selanjutnya
diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor
akhir dan diperoleh Matriks External Factor Analysis
Summary (EFAS) sebagai berikut.
68
Tabel 4.5 Matrik EFAS Aspek Input
No Elemen SWOT
Bobot Skor Bobot x
Skor PELUANG
1 Kebijakan pemerintah yang mendukung program sekolah
0,30 4 1,20
2 Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tinggi
0,30 4 1,20
3 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mudah diakses
0,20 3 0,60
4
Hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sangat kondusif
0,20 3 0,60
Total Skor 1,00 14 3,60 ANCAMAN
1 Prestasi sekolah lain semakin bersaing
0,40 3 1,20
2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya lebih lengkap
0,20 3 0,60
3 Sebagian kecil masyarakat masih menggunakan aset sekolah (anak-anak)
0,20 2 0,40
4 Keamanan sekolah masih kurang optimal
0,20 2 0,40
Total Skor 1,00 10 2,60
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman)
1,00
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, tanggal 21-05- 2015
Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi
SDN 2 Jampiroso dalam meningkatkan mutu. Menurut
pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling
tinggi pada aspek input adalah kebijakan Pemerintah
yang mendukung program sekolah, yang diberi bobot
0,30 dan skor 4. Selain itu kepedulain masyarakat
terhadap pendidikan tinggi, dengan bobot 0,30 dan
skor 4. Faktor tersebut dengan bobot tinggi karena
sangat penting untuk mendukung kemajuan belajar
siswa dan kemajuan sekolah. Sedangkan skor diberi
tinggi karena kepedulian orang tua dan keberadaan
69
komite yang bagus memberikan pengaruh besar pada
peningkatan mutu sekolah. Peluang berikutnya adalah
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
semakin mudah di akses, yang diberi bobot 0,20 dan
skor 3. Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan
baik guru akan berkembang optimal. Peluang yang
terakhir adalah hubungan dengan dinas pendidikan
kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sangat kondusif
dengan bobot 0,20 dan skor 3. Hal tersebut
memudahkan koordinasi sehingga tidak ada
miskomunikasi terkait dengan informasi dinas. Total
akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah
3,60.
Di samping mempunyai peluang yang tinggi
sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek
input, banyak sekolah lain yang fasilitasnya lebih
lengkap dengan bobot 0,20 dan skor 3, serta sebagian
kecil masyarakat masih menggunakan aset sekolah
yang di beri bobot 0,20 dan skor 2. Kalau SDN 2
Jampiroso tidak memperhatikan hal ini dengan serius
maka bisa saja pada waktu selanjutnya SDN 2
Jampiroso tertinggal dengan SD yang lain. Termasuk
juga keamanan sekolah kurang optimal, diberi bobot
0,20 dan skor 2,keamanan sekolah menunjukkan
kenyamanan warga sekolah, demikian pula prestasi
sekolah lain makin bersaing. Hal tersebut kalau tidak
segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi
belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti
akan menurun.Total akhir untuk faktor ancaman bobot
dikalikan skor adalah 2,6.
70
Total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor
ancaman untuk aspek input adalah 1,00, berarti
faktor peluang lebih dominan daripada faktor
ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan
peluang yang ada untuk meminimalisir ancaman yang
datang.
2. Aspek Proses
Komponen proses meliputi kemampuan guru,
desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas
belajar, kurikulum, media dan evaluasi. Hasil analisis
faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek
proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors
Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut.
71
Tabel 4.6 Matrik IFAS Aspek Proses
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x
Skor KEKUATAN
1 Memiliki kurikulum yang inovatif
0,25 4 1,00
2 Ditetapkan pembelajaran pendekatan saintifik
0,20 4 0,80
3 Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran
0,20 3 0,60
4 Kerjasama antar guru kondusif 0,15 3 0,45
5 Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.
0,10 3 0,30
6
Menerapkan konsep pendidikan yang prima dalam prestasi , santun berperilaku, dan berwawasan budaya
0,10 3 0,30
Total Skor 1,00 3,45 KELEMAHAN
1 Penguasaan guru terhadap TIK masih kurang
0,20 3 0,60
2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional
0,20 2 0,40
3 Lab komputer belum optimal 0,20 4 0,80
4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal
0,10 3 0,30
5 Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum maksimal
0,20 4 0,80
6 Kedisiplinan guru belum optimal
0,10 4 0,40
Total Skor 1,00 3,30
Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)
0,15
Sumber: Hasi Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015
Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada
aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang
inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 4. Kalau semua
kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu mutu
pendidikan SDN 2 Jampiroso akan sangat bagus. Hal
itu ditunjang dengan penerapan pendekatan saintifik
dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah
72
guru menentukan KKM setiap mata pelajaran, yang
diberi bobot 0,20 dan skor 3. Hal tersebut untuk
mendorong siswa untuk semakin berpacu dalam
meraih prestasi baik saat ulangan harian maupun
ulangan semester. Ditunjang lagi dengan kerjasama
antar guru kondusif, dengan bobot 0,15 dan skor 3.
Kekuatan lain yang juga mempengaruhi mutu adalah
adanya jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V
dan VI yang diberi bobot 0,10 dan skor 3. Di samping
les sangat berguna meningkatkan prestasi siswa di
kelas masing-masing, juga berpengaruh dalam
peningkatan hasil UN karena materi UN terdiri dari
materi kelas IV, V dan VI sehingga kematangan materi
di kelas bawahnya akan mendukung prestasi UN.
Kekuatan terakhir yaitu sekolah menerapkan
konsep pendidikan yang prima dalam prestasi, santun
dalam berperilaku, dan berwawasan budaya sesuai
yang tertuang dalam visi misi sekolah, dengan bobot
0,10 dan skor 3. Kalau guru memahami konsep
pendidikan tersebut dan melaksanakan semua kegiatan
visi misi sekolah maka mutu pendidikan di SDN 2
Jampiroso akan maksimal. Total bobot dikalikan skor
untuk faktor kekuatan adalah 3,45.
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki
sekolah dalam aspek proses adalah Penguasaan guru
terhadap TIK masih kurang bobot 0,20 dan skor 3.
Serta tersedianya lab komputer dengan bobot 0,20 dan
skor 4. Memiliki kurikulum yang inovatif harus
ditunjang dengan kemampuan guru dalm penguasaan
IPTEK, tetapi kalau tidak dilaksanakan secara
maksimal hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan.
73
Disamping itu, supervisi dan pembinaan dari kepala
sekolah belum maksimal dengan bobot 0,20 dan skor 4,
juga masih ada guru yang mengajar secara
konvensional, serta kedisiplinan guru belum optimal
termasuk kegiatan siswa yang bersifat keagamaan
belum maksimal dengan bobot 0,10 dan skor 3. Dengan
kurang maksimalnya supervisi dan pembinaan dari
kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi
kekukarangan dan ket guru ketidaktahuan guru
mengajar tidak segera diperbaiki dan guru cenderung
mengelola kelas dengan apa adanya tidak kreatif. Hal
itu menyebabkan potensi siswa tidak berkembang
secara maksimal.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan yaitu 3,30. Sedangkan total skor akhir
faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah
0,15. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek
prosesSDN 2 Jampiroso tersebut ternyata faktor
kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan
dibandingkan faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan
yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan
kekuatan yang lebih dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman
aspek proses dapat dilihat pada Matrik External Factors
Analysis Summary (EFAS) pada tabel 4.
74
Tabel 4.7 Matrik EFAS Aspek Proses
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x
Skor PELUANG
1 Ada kesadaran dari wali murid untuk menyumbang dana pendidikan
0,30 4 1,20
2 Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses
0,20 4 0,80
3 Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang aktif di gugus Pergiwa
0,20 4 0,80
4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi
0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 3,70
ANCAMAN
1 Semakin tinggi persaingan positif antar sekolah
0,20 4 0,80
2 Banyak muncul bimbel di luar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les disekolah
0,30 4 1,20
3 Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan
0,20 3 0,60
4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru
0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 3,50
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman)
0,20
Sumber: Hasil Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015
Untuk aspek peluang adanya kesadaran dari
wali untuk menyumbang dana pendidikan dengan
bobot 0,30 dan skor 4. kebutuhan orang tua terhadap
kegiatan keagamaan anak sangat tinggi di beri bobot
0,30 dan skor 3. Hal tersebut sangat penting untuk
pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang
menunjang pendidikan. Disamping itu semakin banyak
media pembelajaran yang bisa diakses yang diberi
75
bobot 0,20 dan skor 4, sehingga guru bisa mencari
sumber belajar baik berupa materi pokok, materi
pengayaan maupun materi-materi untuk penugasan
siswa. Ada Kegiatan Kelompok Kerja (KKG) yang aktif di
gugus Pergiwa dengan bobot 0,20 dan skor 4. Dengan
adanya pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan guru
dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya yang
berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Kalau
sekolah bisa memfasilitasi harapan orang tua tersebut
hasilnya sekolah akan semakin bermutu. Total bobot
dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,70.
Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot
paling tinggi adalah banyak muncul bimbel diluar
sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di
sekolah yang diberi bobot 0,30 dan skor 4. Disamping
itu masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru
diberi bobot 0,30 dan skor 3. semakin tingginya
persaingan positif antar sekolah dengan bobot 0,20 dan
skor 4. Demikian pula munculnya sekolah favorit lain
yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan
dengan bobot 0,30 dan skor 3.Hal tersebut ditandai
sekolah lain baik negeri maupun swasta bersaing
dalam meraih prestasi baik prestasi akademik dan non
akademik. Bagaimanapun guru kelas pasti lebih paham
dengan karakteristik siswanya dibandingkan dengan
guru yang lain, bahkan guru kelas juga sangat paham
dengan materi pelajaran yang kurang dikuasai siswa
sehingga les di sekolah sangat diperlukan utamanya
untuk memperdalam materi yang dianggap sulit oleh
siswa.
76
Kadang les yang bermunculan diluar sekolah
cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas,
sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les
diluar sekolah dan tidak serius les di sekolah
prestasinya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain..
Klau SDN 2 Jampiroso tidak berlomba dalam bidang
tersebut bisa jadi suatu saat kalah dalam bersaing . Hal
tersebut harus menjadi kewaspadaan sekolah agar
senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas guru.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman
adalah 3,50 sehingga total skor akhir faktor peluang
dikurangi faktor ancaman adalah 0,20.
Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut
diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak
peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada
beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek
proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor
peluang masih lebih dominan.
3. Aspek Output
Komponen output meliputi prestasi siswa dan
pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan
kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD
dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini. Tahap
selanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan
perhitungan skor akhir dan diperoleh Matrik Internal
Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:
77
Tabel 4.8 Matrik IFAS Aspek output
No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x
Skor KEKUATAN
1 Nilai rata-rata UN/ US tinggi 0,25 4 1,00 2 Prosentase kelulusan 100% 0,25 4 1,00
3 Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
0,25 3 0,75
4 Sebagian besar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah favorit
0,25 4 1,00
Total Skor 1,00 3,75 KELEMAHAN
1 Sebagian kecil siswa masih ada nilai UN/ US dibawah rata-rata
0,40 3 1,20
2 Prestasi dalam bidang non akademis belum merata
0,30 3 0,90
3 Beberapa lulusan tidak di terima di sekolah favorit
0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 2,80
Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)
0,95
Sumber: Hasil Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015
Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai
rata-rata UN/ US tinggi yang diberi bobot 0,25 skor 4,
juga presentase kelulusan 100% dengan bobot 0,25 dan
skor 4. Di samping itu, sebagian besar melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah
favorit dengan bobot 0,25 dan skor 4, lulusan
berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
dengan bobot 0,25 dan skor 3. Prestasi tersebut dapat
menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua
cenderung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke
sekolah yang berprestasi.. Itu disebabkan karena rata-
rata perolehan nilai UN tinggi sehingga bisa bersaing
dengan siswa yang berasal dari sekolah lain. Total akhir
bobot dikalikan skor adalah 3,75.
78
Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai
kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan yang
mempunyai bobot paling tinggi adalah sebagian kecil
siswa masih ada nilai UN/ US dibawah rata-rata
dengan bobot 0,40 dan skor 3. Hal tersebut di
sebabkan karena prestasi dalam bidang non akademik
belum merata bobot 0,30 dan skor 3. Kelemahan
berikutnya adalah beberapa lulusan tidak diterima di
sekolah favorit diberi bobot 0,30 dan skor 3.
Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan pada aspek output adalah 2,80 sehingga
total skor akhir IFAS adalah faktor kekuatan dikurangi
faktor kelemahan 0,95 pada aspek output SDN 2
Jampiroso tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi
faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan.
Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan
mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman
aspek output dapat dilihat pada tabel 4.11. Selanjutnya
faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta
dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS). Sebagai
berikut:
79
Tabel 4.9 Matrik EFAS Aspek Output
No Elemen SWOT
Bobot Skor Bobot x
Skor PELUANG
1
Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
0,20 4 0,80
2 Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi
0,20 3 0,60
3
Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler).
0,20 4 0,80
4
Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan.
0,20 4 0,80
5 Mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin kerjasama dengan alumni.
0,20 3 0,60
Total Skor 1,00 3,60 ANCAMAN
1
Kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan lulusan hanya bagus dalam kompetensi akademik
0,40 4 1,60
2 Kompetitis lulusan antar sekolah sangat tinggi
0,30 3 0,90
3 Tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin tinggi
0,30 3 0,90
Total Skor 1,00 3,40
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman)
0,20
Sumber: Hasil Focus Group Discussion tanggal 21 April 2015
Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan
sekolah adalah hasil UN/ US dapat dijadikan
pertimbangan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih
ting diberi bobot 0,20 dan skor 4. Dengan harapan
orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam
bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang
80
non akademik (ekstrakurikuler) diberi bobot 0,20 dan
skor 4. Disamping itu orang tua juga menaruh harapan
agar lulusan tidak menjadi generasi yang cerdas,
agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan
dengan bobot 0,20 dan skor 4. Kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi yang
diberi bobot 0,20 dan skor 3. Terakhir sekolah juga
mempunyai peluang untuk menjalin kerjasama dengan
alumni yang diberi bobot 0,20 dan skor 3 faktor
peluang aspek output adalah 3,60.Total akhir bobot
dikalikan skor adalah 3,60
Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh
adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan
kelulusan hanya bagus dalam kompetensi akademik
yang diberi bobot 0,40 dan skor 4. Termasuk juga
tuntutan wali murid terhadap mutu sekolah semakin
tinggi yang diberi bobot 0,30 dan skor 3. Ancaman yang
terakhir adalah kompetitis lulusan antar sekolah
sangat tinggi dengan bobot 0,30 dan skor 4. Total bobot
dikali skor untuk faktor ancaman adalah 3,40
.Sehingga total akhir faktor peluang dikurangi faktor
ancaman adalah 0,20.
Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut
diketahui bahwa SDN 2 Jampiroso memiliki banyak
peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Meskipun ada
beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek
output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah
bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi
ancaman-ancaman yang muncul.
81
4.2.3 Hasil Draf Awal
1. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah
Aspek Input
Tabel 4.10 Skor Akhir IFAS Aspek Input
IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,5 Peluang (O) 3,6 Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 2.6
Total (S-W) 0,75 Total (O-T) 1,00
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
dan eksternal untuk aspek input di SDN 2 Jampiroso
diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan-kelemahan)
adalah 0,75 sedangkan skor akhir EFAS (Peluang-
Ancaman) adalah 1,00. Hasil analisis ini menunjukkan
bahwa strategi berada di kuadran SO (Strength-
Opportunity) yang mendukung strategi agresif,
menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan
eksternal untuk meningkatkan mutu sekolah
khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Hasil
analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.1
berikut:
82
Peluang
Ancaman
Gambar 4.1 Diagram SWOT Aspel Input
4
3 2
1
-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1
-2
-3
-4
3 Kelemahan Kekuatan
(0,75;1,00)
Kuadran SO Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada
83
Gambar 4.2 Matrik SWOT untuk Aspek Input
Eksternal Faktor
Internal Faktor
Peluang
Kekuatan 1. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK
sebagai sarana untuk belajar peserta didik. 2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju
komunitas belajar melalui program 9 K. 3. Mengembangkan sarana dan prasarana. 4. Membentuk klub-klub sesuai dengan bakat
dan minat 5. Membentuk klub-klub prestasi untuk
mengembangkan potensi siswa.
Minat dan motivasi belajar siswa tinggi Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa terpenuhi Dana untuk operasi sekolah 2 tahun terakhir terpenuhi Kepemimprnan kepala sekolah sudah kompeten Sekolah mempunyai program kerja yang jelas Tenaga pengajar/ guru yang profesional 75% 75% guru berpendidikan S 1 Lokasi sekolah sangat strategis Keberadaan komite berperan dalam program sekolah
Kebijakan
pem
eri
nta
h y
an
g
men
du
ku
ng p
rogra
m s
ekola
h
Kepedu
lian
masyara
kat
terh
adap p
en
did
ikan
tin
ggi
Perk
em
ban
gan
tekn
olo
gi
kom
un
ikasi dan
in
form
asi
sem
akin
mu
dah
dia
kses
Hu
bu
ngan
den
gan
din
as
pen
did
ikan
Kec,
Kab,
Dan
Pro
pin
si san
gat
kon
du
sif
84
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka
rencana strategis yang perlu di buat sebagai upaya
peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN 2
Jampiroso adalah:1) Pengembangan fasilitas sekolah
berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta
didik. 2) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju
komunitas belajar melalui program 9 K. 3)
Mengembangkan sarana dan prasarana. 4) Membentuk
klub-klub sesuai dengan bakat dan minat.
5)Membentuk klub-klub prestasi untuk
mengembangkan potensi siswa.
2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses
Setelah mengidentifikasi berbagai faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk
aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka
hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,45 Peluang (O) 3,70
Kelemahan (W) 3,30 Ancaman (T) 3,50
Total (S-W) 0,15 Total (O-T) 0,20
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek
proses SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir
IFAS aspek proses (kekuatan-kelemahan) adalah 0,15.
Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses (peluang-
ancaman) adalah 0,20. Hasil analisis ini menunjukkan
85
bahwa strategi berada dikuadran SO (strengh-
opportunity) yang mendukung strategi agresif,
memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap
peluang yang ada dari luar. Hasil analisis tersebut pada
gambar 4.2 berikut:
Peluang
Ancaman
Gambar 4.3 Diagram Swot Aspek Proses
4
3 2
1
-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1
-2
-3
-4
3
Kelemahan Kekuatan
(0,15;0,20
Kuadran SO Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang
yang ada
86
Gambar 4.4 Matrik SWOT untuk Aspek Proses
Eksternal Faktor
Internal Faktor
Peluang
Kekuatan 1. Mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.
2. Mengefektifkan kegiatan supervisi kepala sekolah 3. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan
masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM dan membntu guru dalam menyusun PKB
Memiliki kurikulum yang inovatif Diterapkan Pembelajaran Pendekatan Saintifik Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan Kerjasama antara guru kondusif Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI Menerapkan konsep pendidikan yang prima, beriman dan berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah
Ada k
esadara
n d
ari
wali m
uri
d u
ntu
k
men
yu
mban
g d
an
a
pen
did
ikan
Sem
akin
ban
yak m
edia
pem
bela
jara
n y
an
g b
isa
dia
kses
KK
G y
an
g a
kti
f di
gu
gu
s P
erw
iga
Kebu
tuh
an
ora
ng t
ua
terh
adap k
egia
tan
keagam
aan
an
ak
san
gat
tin
ggi
87
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,
maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai
upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses
di SDN 2 Jampiroso adalah: 1) Mengoptimalkan peran
guru dalam proses pembelajaran. 2) Mengefiatektifkan
kegiatan supervisi kepala sekolah .3) Mengefektifkan
kegiatan KKG untuk memecahkan masalah – masalah
yang ditemui guru dalam PBM dan membantu guru
dalam menyusun PKB
3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output
Setelah hasil analisis lingkungan internal (IFAS)
dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di
SDN 2 Jampiroso diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek
output (kekuatan-kelemahan) adalah 3,75. Sedangkan
skor akhir EFAS aspek output (peluang-ancaman)
adalah 2,80. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada dikuadran SO (strengt-opportunity)
yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan
peluang yang ada dari luar untuk mengatasi ancaman
yang muncul dari lingkungan eksternal sekolah pada
aspek output. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada
gambar 4.3 berikut:
Tabel 4.12 Skor Akhir IFAS Aspek Output
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,75 Peluang (O) 3,60
Kelemahan (W) 2,80 Ancaman (T) 3,40
Total (S-W) 0,95 Total (O-T) 0,20
88
Peluang
Ancaman
Gambar 4.5 Diagram SWOT Aspek Output
4
3 2
1
-4 -3 -2 -1 1 2 4 -1
-2
-3
-4
3
Kelemahan Kekuatan
(0,95;0,20)
Kuadran SO Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada
89
Gambar 4.6 Matrik SWOT untuk Aspek Output
Eksternal Faktor
Internal Faktor
Peluang
Kekuatan 1. Membangun kepercayaan masyarakat melalui prestasi akademik dan non akademik
2. Meninh[gkatkan pelaksanaan pendidikan karakter
3. Membangun jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah
Nilai rata-rata UN/ US tinggi Proses kelulusan 100% Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik Sebagian besar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan diterima di sekolah vaforit
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka
rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya
peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN
2 Jampiroso adalah : (1) Membangun kepercayaan
masyarakat melalui prestasi akademik dan non
akademik , (2) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan
karakter, (3) Membentuk jaringan alumni untuk
diberdayakan dalam kegiatan sekolah.
Adapun hasil pengembangan produk dalam
bentuk Draf Awal Renstra selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 1.
Keperc
ayaan
masyara
kat
terh
adap s
ekoalh
Hara
pan
ora
ng t
ua
agar
lulu
san
sekola
h
tidak h
an
ya
berp
resta
si dala
m
Hara
pan
ora
ng t
ua
agar
lulu
san
men
jadi gen
era
si
yan
g c
er d
as, agam
is
Hasil U
N d
apat
dijadik
an
pert
imban
gan
un
tuk
Mem
pu
nyai pelu
an
g
bagu
s u
nt u
k
90
4.2.4 Hasil Tahap Uji Pakar
Uji pakar dilakukan untuk menguji kelayakan
produk sebelum di uji coba di lapangan berupa Strategi
Peningkatan Mutu Sekolah. Uji pakar dilakukan
perancangan model atau produk yaitu Prof. Dr.
Slameto,M.Pd Kegiatan dilakukan untuk mereview
produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan.
Prof. Dr. Slameto, M.Pd memberikan komentar/
masukan sebagai berikut:
1.) Dalam menentukan faktor (SWOT) perlu
difokuskan pada faktor yang bersifat temporer dalam
arti yang bisa di treatmen secara manajerial, abaikan
faktor-faktor yang bersifat tetap, karena sekolah tidak
bisa berbuat apa-apa.
2.) Pilih strategi terkait faktor yang
mempengaruhi misal hal 162: “mengoptimalkan peran
guru dalam proses pembelajaran”. Pada dasarnya ini
bukan strategis, akan lebih baik misalnya melakukan
IHT atau supervisi kunjungan kelas untuk
mengoptimalkan peran guru.
3.) Saya tidak yakin apakah “indikator sekolah
bermutu” menjadi dasar dalam pengembangan renstra
ini. Sehingga muncul di analisis SWOT dan pemilihan
strategi yang dikembangkan dengan SWOT. Disamping
itu juga memberikan masukan pada renstra agar
indikator yang diberi tanda centang () perlu dijadikan
strategi mutu, karena bisa dikelola sekolah sedang
yang lain menjadi faktor yang tidak bisa dimanupulasi
SD, hanya disyukuri.
4.) Pada matrik EFAS aspek input indikator pada
peluang yang dimasukkan menjadi strategi adalah:
91
kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tinggi.
Sedang pada ancaman dimasukkan indikator
Keamanan sekolah kurang optimal.
5.) Pada matrik IFAS aspek proses pada
kekuatan dimasukkan indikator: Guru menentukan
KKM setiap mata pelajaran serta melaksanakan
program perbaikan dan pengayaan, menerapkan
konsep pendidikan yang prima, beriman, berkarakter
dan agamis sesuai visi, misi sekolah. Pada kelemahan
indikator belum semua kegiatan berjalan sesuai
kurikulum diberi tanda tanya, elemen SWOT kekuatan
ada indikator memiliki kurikulum yang inovatif.
Kemudiaan juga masih ada guru yang mengajar secara
konvensional, supervisi dan pembinaan dari kepala
sekolah belum maksimal, dan kedisiplinan guru belum
optimal.
6.) Masukan dari matrik EFAS aspek proses yang
perlu dimasukkan pada renstra, dari elemen peluang
adalah;ada kesadaran dari wali untuk menyumbang
dana pendidikan, Kegiatan KKG yang aktif di gugus
Pergiwa,kebutuhan orang tua terhadap kegiatan
keagamaan anak tinggi. Sedang dari elemen ancaman
indikator masyarakat semakin kritis menilai kualitas
guru.
7.) Dari matrik IFAS aspek autput elemen yang
dimasukkan pada renstra adalah indikator sebagian
besar melanjutkan jenjang yang lebih tinggi dan
diterima disekolah favorid. Dari elemen kelemahan
indikator, beberpa lulusan tidak diterima disekolah
favorid.
92
8.) Pada matrik EFAS aspek output elemen SWOT
yang dimasukkan di renstra adalah indikator, harapan
orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam
bidang tetapi juga dalam bidang non akademik,
harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang
cerdas,agamis dan siap menghadapi tantangan masa
depan, mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin
kerjasama dengan alumni.Sedang elemen ancaman
adalah indikator tutan wali murid terhadap mutu
sekolah semakin tinggi. Strategi-strategi itu agar dapat
terwujud, maka disertai dengan langkah-langkanya
Drs Abdul Haris Boge, memberikan
masukan/komentarnya adalah: renstra adalah besaran
yang akan dicapai periode waktu 2015-2019, sedang
strategi bagian dari renstra yang perlu pembanding
yang tegas antara kondisi umum, prestasi dan
permasalahan. Capaian tahapan pertama dengan
menyesuaiakan visi, misi dan target fungsional. Renstra
dialokasikan arah kebijakan, strategi kerangka regulasi
dan kerangka kelembagaan.
4.2.5 Hasil Tahap Revisi Produk
Berdasarkan masukan dari pakar, kemudian dilakukan
perbaikan terhadap draf renstra sebagai berikut:
Pokok-Pokok Pembahasan Rencana Strategis
a. Rencana Strategis Aspek Input
SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di
kuadran SO (Strength-opportunities), yaitu strategi
agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini
menggunakan kekutan internal sekolah untuk meraih
peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin &
Coulter, 2009) Berikut ini adalah rencana strategi yang
93
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di
SDN 2 Jampiroso.
Renstra Pertama, mengembangkan sarana
prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran menuju
peningkatan prestasi belajar siswa. Sarana dan
prasarana yang perlu dikembangkan di SDN 2
jampiroso diantaranya ruang kelas jumlah murid yang
melebihi standar menjadikan proses pembelajaran
kurang efektif, mushola perlu dilebarkan agar kegiatan
praktek keagamaan dapat dilaksanakan, ruang aula
untuk kegiatan ekstrakurikuler perlu dilebarkan
sehingga kegiatan untuk mengembangkan bakat dapat
dimunculkan pada diri , ruang TIK beserta perabotanya
agar siswa dapat memanfatkan untuk mengembangkan
kemampuannya dan sarana menambah wawasan.
Renstra Kedua, area sekolah kurang hijau dan
kurang bersih lingkungan.Sekolah harus mampu
menciptkan area sekolah yang asri. Lingkungan yang
hijau penuh dengan tanaman dan bersih serta alami
akan menambah peserta didik nyaman dalam belajar .
Suasana yang nyaman, rindang dan menimbuhkan
peserta didik kerasan pada lingkungan sekolahan
berdampak pada peningkatan prestasi sekolah .
Renstra ketiga, membentuk klub-klub
penelusuran bakat dan minat. Potensi pada anak perlu
diketahui sejak dini agar dapat berkembang sesuai
dengan bakat dan minat yang dimiliki. Sekolah perlu
menelusuri potensi yang ada pada siswa melalui
kegiatan dengan melibatkan tenaga ahli. Selanjutnya
setelah diketahui potensinya, kemudian dibentuk klub-
94
klub untuk mempersiapakan prestasi kejuaraan antar
sekolah. Dengan terbentuknya klub- klub potensi yang
dimiliki anak, maka sekolah sudah mempersiapakan
sejak dini dalam menghadapi lomba-lomba baik
kademis maupun non akademis.
Renstra Keempat, Kepedulian masyarakat
terhadap pendidikan tinggi. Jalinan yang harmonis
antara sekolah dan orang tua murid akan memberikan
dampak yang berarti bagi peningkatan mutu sekolah.
Perhatian orang tua murid terhadap pendidikan dapat
berupa ide-ide atau bantuan yang diwujudkan melalui
dana atau tenaga.Demikin pula sarana dan fasilitas
belajar yang diperlukan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran tidak semuanya disediakan oleh
pemerintah, hal berkaitan dengan prinsip yang
menyebutkan bahwa pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama segenap komponen masyarakat dengan
tidak membedkan satu dengan lainnya.
Renstra Kelima, Keamanan sekolah masih
kurang optimal. Keadaan ini masih ada sebagian warga
yang memanfatkan fasilitas sekolah.Kenyamanan
sekolah tercermin dari keadaan sekolah yang nyaman
jauh dari gangguan luar. Keadaan ini didukung dengan
pagar pembatas sekolah yang kuat dengan lingkungan
sekitar serta ada petugas keamanan baik siang
maupun malam dijaga oleh satpam yang menjaga pintu
gerbang. Sehingga pada jam akhir sekolah, keadaan
sekolah tetap terjaga dengan kondusif.
Renstra Keenam, Dibentuk Tim Evaluasi
program dan kegiatan sekolah secara efektif dan
efisien.Sekolah belum mempunyai tim evaluasi
95
program, dimana tim ini berperan sangat penting untuk
memonitor dan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan tercapai atau ada kendala yang
menyertainya.Sebaiknya sekolh segera membentuk Tim
evaluasi program sekolah, agar kekurangan maupun
kelemahan yang ada segera dapat diketahui dan
selanjutnya dicari akar permasalahan dan diperbaiki.
b. Rencana Strategi Aspek Proses
Renstra Pertama, guru menetukan KKM setiap
mata pelajaran.Kriteria Ketuntasan Minimal yang
dicapai oleh peserta didik pada saat menempuh
ulangan harian menjadi penentu tercapainya
kompetensi yang harus dikuasai.Dengan telah
ditentukannya KKM, kewajiban guru bila ada siswa
yang nilai ulangan harian dibawah KKM adalah
melaksanakan remidi . Sebaliknya bila ada siswa yang
nilai ulangan harian diatas KKM, maka kewajiban guru
adalah memberi pengayaan. Bila pelaksanaan kegiatan
renmidi terlaksana dengan baik, maka pesert didik
tidak ada yang tidak naik kelas. Dengan demikian
dengan kegiatan remidi, maka peningkatan mutu
sekolah dapat tercapai.
Renstra Kedua, menerapkan konsep
pendidikan yang prima dalam prestasi, santun
berperilaku, berwawasan budaya bangsa serta memiliki
pengetahuan dan tehnologi.Sesuai dengan visi sekolah,
maka guru disekolah harus dapat memberi tauladan
bagi peserta didik dan dapat memberikan pelayanan
yang ramah pada anak serta dapat menjadi sumber
pengetahuan untuk tempat bertanya.
96
Renstra Ketiga, masih ada guru yang mengajar
secara konvensional.Kulifikasi guru mempengaruhi
kualitas dalam pembelajaran.Bila guru dalam mengajar
masih konvensional, maka yang dilakukan sekolah
adalah memberikan wawasan kepada guru agar
meningkatkan kompetensinya. Melalui media cetak
atau media elektronik sebagai solusi untuk
meningkatkan kompetensinya.Diharapkan guru yang
masih mengajarnya konvensional hendaknya mau
belajar, dengan memiliki berbagai sumber- sumber
belajar seperti dengan dimilikinya berbagai referensi
buku untuk dibacanya. Melalui kegiatan banyak
membaca, maka menambah kosakata yang berarti
menambah pengetahuan.
Renstra Keempat, penguasaan guru terhadap
TIK masih kurang.Sekolah memiliki Kurikulum yang
inovatif dengan ditunjang penguasaan guru di bidang
TIK. Guru dituntuk untuk menyesuaikan pengetahuan
dengan perkembangan jaman. Dengan dikuasainya TIK,
maka pengetahuan guru tidak tertinggal dengan
peserta didik. Pada saat sekarang ini, peserta didik
lebih menguasai dan canggih dalam menggunakan
fasilitas Tehnologi Informatika.
Renstra Kelima, laboratorium komputer belum
optimal.Pemenuhan sarana laboratorium diera
sekarang menjadi kebutuhan. Sekolah seyoyanya dapat
menguasahakan dan melengkapai sarana laboratorium
komputer dengan mengalokasikan dana bos untuk tiap
tahunnya maupuan mengadakan kerjasama dengan
komite sebagai patner sekolah dalam membantu
pemenuhannya.
97
Renstra Keenam, supervisi dan pembinaan dari
kepala sekolah belum maksimal.Salah satu kompetensi
yang dimilki kepala sekolah adalah supervisi. Kepala
sekolah memilki program supervisi, untuk membantu
guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi
dikelas.Dengan komunikasi yang terjalin dengan
kondusif, maka guru tidak akan segan mengutarakan
permasalahannya kepada kepala sekolah. Dampak dari
supervisi diharapkan dapat meningkatkan mutu
sekolah
Renstra Keenam, kedisiplinan guru belum
optimal.Guru merupakan ujung tombak keberhasilan
proses pembelajaran di kelasnya.Keberhasilan ini tentu
dimulai dengan sikap disiplin diawali dengan jam
keberangkatan tidak terlambat, dan pulang sekolah
tepat waktu. Sesuai jam kerja PNS bahwa setiap
minggunya jam kerjanya adalah 37,5 jam. Dengan
alokasi waktu yang telah ditetapkan, maka kompetensi
yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik dapat
tercapai.
Renstra Ketujuh, ada kesadaran dari wali murid
untuk menyumbang dana pendidikan.Kesadaran wali
murid SD Negeri 2 sangat bagus. Hal ini terbukti
dengan terkumpulnya sumbangan sukarela dari tahun
ketahun dapat diketahui jumlahnya. Dana sumbangan
itu dapat digunakan untuk melengkapi sarana dan
prasarana sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran seperti penambahan ruang kelas yang
saat ini pada proses pembangunan.
Renstra kedelapan, kegiatan Kelompok Kerja
Guru (KKG) yang aktif. Melalui kegiatan KKG,maka
98
dapat saling tukar pengalaman dan berbagi
pengetahuan juga sarana mengatasi permasalahan
kegiatan pembelajaran dikelasnya. KKG yang aktif
sangat banyak manfaatnya bagi giru untuk menambah
khasanah pengetahuan yang mungkin belum
dikuasainya.
Renstra kesembilan, masyarakat semakin kritis
menilai kinerja guru.Dengan diterimanya kesejahteraan
bagi guru yaitu tunjangan sertififikasi, maka sebagai
konsekuensinya guru harus dapat menunjukkan
tingkat keprofesionalnya pada masyarakat. Dimulai
dari jam keberangkatan dan pulang sekolah serta
tingkat penguasaan materi ajar yang akan disampaikan
kepada peserta didik.
c. Rencana strategi Aspek Output
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kudran SO(strength-
opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung
pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan
internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang
ada di luar sekolah (Robin & Coulter, 2009). Ada
beberapa rencana strategis berikut ini dalam upaya
peningkatan mutu untuk input di SDN 2 Jampiroso.
Renstra Pertama, beberapa lulusan tidak
diterima di sekolah favorit. Harapan dari semua sekolah
adalah semua lulusan diterima disekolah favorit,
namun bila terjadi ada sebagian yang tidak diterima
maka hal ini menjadi cambuk bagi sekolah untuk lebih
mengintensifkan proes pembelajaran. Agar kelak
dikemudian tahun dapat diatasi sedini mungkin untuk
mengatasi dengan strategi yang lebih intensif.
99
Renstra Kedua, harapan orang tua agar lulusan
tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi
juga maksimal dalam bidang non akademik
(ekstrakurikuler). Dalam kurikulum telah dicantumkan
program-program yang harus dilaksanakan oleh
sekolah.. Namun kadang, karena keterbatasan waktu
dan kesempatan dan padatnya acara maka semua
program belum dapat dilaksanakan secara
maksimal.Untuk mengatasi hal itu peran serta
masyarakat dapat dilibatkan untuk ikut melatih
peserta didik maupun sumbangan dana untuk
melaksanakan program ekstrakurikuler. Sehingga
harapan dari orang tua dapat diwujudkan kwalitas
lulusan tidak hanya memiliki prestasi akademik,
namun juga memiliki non akademik.
Renstra Ketiga, harapan orang tua agar lulusan
menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap
menghadapi tantangan masa depan. Pelaksanaan
pendidikan karakter adalah untuk menumbuhkan
kwalitas lulusan tidak hanya pandai dalam ilmu
pengetahuan, namun juga memilki budi pekerti yang
baik, serta siap menghadapi tantangan. Sikap peserta
didik harus terbentuk sejak dini, seperti dibangku
sekolah dasar. Pada masa ini adalah masa yang sangat
penting untuk pembentukan karakter seprti; sikap
kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, rasa
kesetiakawanan, rela berkorban dan lain
sebagainya.Dengan pembentukan budi pekerti
tertanam sejak dini, maka menjadi bekal untuk dimasa
yang akan datang untuk mampu menghadapi
tantangan dimasa depan.
100
Renstra Keempat, mempunyai peluang yang
bagus untuk menjalin kerjasama dengan alumni.
Alumni dari SD Negeri 2 Jampiroso memilki jalinan
yang erat dengan keberadaan sekolah. Hal dapat
dimintai sumbangan pemikiran untuk pengembangan
sekolah. Dengan terbentuknya alumni akan
memudahkan dalam berkomunikasi dan menjalin
hunbungan baik dengan sekolah.
Renstra Kelima, tuntutan wali murid terhadap
mutu sekolah semakin tinggi. Tuntutan dari wali murid
pada umumnya adalah putra-putrinya dapat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan
cita-citanya. Hal ini akan dapat tercapai bila terjadi
komunikasi yang baik antara sekolah dengan wali
murid. Masalah kesulitan belajar siswa dapat
dibicarakan dengan wali murid secara terbuka,
sehingga permasalahan mudah teratasi. Demikian pula
permasalahan dirumah juga dapat menjadi
penghambat siswa untuk mencapai prestasi yang
diharapakan. Dengan kerjasama yang tercipta dengan
baik, maka tanggung jawab pendidikan tidak hanya
dilimpahkan kepada sekolah namun orang tua siswa
ikut terlibat. Damapak dari tanggungjawab bersama
antara sekolah dan orang tua siswa adalah untuk
meningkatkan mutu peserta didik.
4.3 Pembahasan
Apa yang dilakukan sudah sesuai dengan
langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono,
yaitu meliputi:
101
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila
digunakan akan memiliki nilai tambah.
Sedangkan masalah adalah penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang
terjadi.Potensi dan masalah yang dikemukakan
dalam penelitian ditunjukkan dengan data yang
empirik dan masih up to date.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah yang ada di
sekolah ditunjukkan secara faktual,
selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
merencanakan suatu strategi yang diharapkan
mampu mengatasi masalah tersebut. Data yang
diperlukan bisa dari berbagai cara seperti
wawancara, observasi, studi dokumen dan
Focus Group Discussion (FGD).
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini
adalah rencana strategis yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk peningkatan mutu
sekolah. Rencana strategis ini masih bersifat
hipotetik karena karena efektifitasnya belum
terbukti dan akan diketahui setelah melalui
pengujian.
4. Validasi desain
Validasi desain dilakukan sebagai proses
kegiatan untuk menilai apakah rencana
strategis yang dibuat secara rasional akan
efektif digunakan sebagai usaha peningkatan
102
mutu sekolah. Validasi desain dapat
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga
akhli untuk menilai desain tersebut,
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan
kekuatan
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Parjuni (2011), Suharti
(2013), dan Edi Sujoko (2014) yaitu bentuknya Renstra
Peningkatan Mutu Sekolah, namun dari sisinya strategi
berbeda karena renstra ini khusus di buat untuk SD
Negeri 2 Jampiroso Temanggung. Sedangkan Parjuni
untuk SMP Negeri 6 Temanggung, Suharti untuk SD
Negeri 1 Ngadirejo Temanggung, dan Edi Sujoko untuk
SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang.