Upload
vudang
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa,
terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33
siswa kelas XI TSM 3 SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan
uji coba adalah untuk melihat item-item atau butir soal mana saja yang dapat
digunakan, diperbaiki, ataupun dihilangkan. Instrumen penelitian yang diuji coba
berupa soal objektif, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji instrumen
yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran butir soal. Setelah dilakukan analisis uji validitas dengan
membandingkan thitung dan ttabel, diperoleh 5 butir soal yang tidak valid, yaitu
butir soal no. 7, 13, 16, 22, 25, dan 28. Pada butir soal no.7 yang tidak valid
tersebut dilakukan perbaikan karena butir soal tersebut mewakili indikator yang
harus dimunculkan dalam butir soal, sedangkan yang lainnya dibuang atau tidak
dipakai kembali. Hasil analisis uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2
halaman 117.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan membandingkan rhitung > rtabel
dan didapatkan nilai koefisien reliabilitas soal sebesar 0,780 > 0,361. Hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan karena rhitung > rtabel maka instrument soal
reliable. Hasil analisis perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2
halaman 118. Tahap berikutnya dilakukan analisis indeks kesukaran dan daya
53
pembeda masing-masing butir soal. Analisis tingkat kesukaran butir soal
menunjukkan terdapat 6 butir soal yang termasuk ke dalam kategori sukar, 7
butir soal berkategori mudah dan 17 butir soal berada dalam kategori sedang.
Analisis daya pembeda menunjukkan terdapat 7 butir soal yang termasuk
kategori baik, 16 butir soal yang termasuk kedalam kategori cukup baik, dan 6
butir soal termasuk kedalam kategori jelek. Hasil perhitungan analisis daya
pembeda dan indeks kesukaran dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 119.
Rekapitulasi hasil uji coba instrumen penelitian dapat dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
No. Soal
Uji Validitas Uji Reliabilitas
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
Keterangan
1 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 2 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 3 Valid Sukar Cukup baik Dipakai 4 Valid Mudah Baik Dipakai 5 Valid Sedang Baik Dipakai 6 Valid Sedang Baik Dipakai 7 Tidak valid Sukar Jelek Direvisi 8 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 9 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 10 Valid Sedang Baik Dipakai 11 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 12 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 13 Tidak valid rhitung > rtabel Sukar Jelek Dibuang 14 Valid 0,780 > 0,361 Sedang Cukup baik Dipakai 15 Valid (reliable) Sedang Cukup baik Dipakai 16 Tidak valid Sukar Jelek Dibuang 17 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 18 Valid Mudah Baik Dipakai 19 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 20 Valid Sedang Baik Dipakai 21 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 22 Tidak valid Sedang Jelek Dibuang
54
B. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMK Negeri 8 Bandung
program studi Teknik Sepeda Motor, dengan sampel kelas TSM 3 untuk kelas
kontrol berjumlah 30 orang, dan kelas TSM 4 untuk kelas eksperimen berjumlah
30 orang. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data pre test, data post
test. Data-data tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan data secara
kuantitatif, sehingga akan diperoleh kesimpulan hasil penelitian untuk pengujian
hipotesis. Data hasil belajar siswa yang diambil saat post test dan pre test dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data hasil Belajar Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
No. Nama Skor
Pre tets Skor
Post test Gain
N-Gain
No. Nama Skor
Pre test Skor
Post test Gain
N-Gain
1 A 64 68 4 0,11 1 A 64 72 8 0,22 2 B 72 80 8 0,29 2 B 76 84 8 0,33 3 C 64 68 4 0,11 3 C 60 84 24 0,60 4 D 52 68 16 0,33 4 D 64 72 8 0,22 5 E 76 80 4 0,17 5 E 76 100 24 1,00 6 F 64 68 4 0,11 6 F 72 88 16 0,57 7 G 88 92 4 0,33 7 G 72 76 4 0,14 8 H 52 76 24 0,50 8 H 60 96 36 0,90 9 I 72 84 12 0,43 9 I 56 84 28 0,64 10 J 60 76 16 0,40 10 J 64 88 24 0,67 11 K 52 64 12 0,25 11 K 60 72 12 0,30 12 L 76 84 8 0,33 12 L 56 72 16 0,36 13 M 48 60 12 0,23 13 M 72 80 8 0,29 14 N 76 76 0 0,00 14 N 76 88 12 0,50
23 Valid Sedang Baik Dipakai 24 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 25 Tidak valid Sukar Jelek Dibuang 26 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 27 Valid Sukar Cukup baik Dipakai 28 Tidak valid Sedang Jelek Dibuang 29 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 30 Valid Sedang Cukup baik Dipakai
55
15 O 64 76 12 0,33 15 O 52 80 28 0,58 16 P 72 80 8 0,29 16 P 44 68 24 0,43 17 Q 48 64 16 0,31 17 Q 60 88 28 0,70 18 R 76 88 12 0,50 18 R 68 76 8 0,25 19 S 56 64 8 0,18 19 S 60 80 20 0,50 20 T 52 76 24 0,50 20 T 52 76 24 0,50 21 U 72 88 16 0,57 21 U 76 92 16 0,67 22 V 72 88 16 0,57 22 V 68 80 12 0,38 23 W 56 88 32 0,73 23 W 68 84 16 0,50 24 X 56 76 20 0,45 24 X 68 80 12 0,38 25 Y 60 88 28 0,70 25 Y 44 92 48 0,86 26 Z 72 88 16 0,57 26 Z 68 84 16 0,50 27 AA 72 84 12 0,43 27 AA 60 84 24 0,60 28 AB 64 80 16 0,44 28 AB 60 84 24 0,60 29 AC 52 60 8 0,17 29 AC 56 60 4 0,09 30 AD 84 86 4 0,25 30 AD 52 88 36 0,75 Rata-rata 64,80 77,33 12,53 0,35 Rata-rata 62,80 81.73 18,93 0,50
1. Deskripsi Data Pre Test
Data pre test memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum
memperoleh materi pelajaran, khususnya Kompetensi Dasar Mengidentifikasi
Komponen Engine. Data pre test ini juga digunakan untuk mendapatkan tingkat
homogenitas dari kedua sampel dalam penelitian, yakni kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Agar penelitian eksperimen bisa dilakukan maka kedua sampel yang
akan diteliti harus homogen. Deskripsi data hasil pre test dapat dilihat pada tabel
4.3.
Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa kemampuan awal
siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Rata-rata kemampuan awal pada kelas kontrol sebesar 64,80, sedangkan pada
kelas eksperimen sebesar 62,80.
56
2. Deskripsi Data Post Test
Data post test memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah
melakukan pembelajaran. Data post test ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis
tes dan jumlah soal sama seperti pada post test. Deskripsi data hasil postes dapat
dilihat pada tabel 4.4.
Data post tets berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata
kemampuan penguasaan materi khususnya, kompetensi dasar Mengidentifikasi
Komponen Engine pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Rata-rata kemampuan siswa pada kelas kontrol (pembelajaran dengan
metode konvensional) didapatkan rata-rata sebesar 77,33, sedangkan kemampuan
rata-rata pada kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan multimedia
presentasi) didapatkan rata-rata sebesar 81,73.
3. Deskripsi Data N-Gain
Data N-Gain diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan data
dari pre test dan post test. Data N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan
siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bedasarkan data pada tabel 4.2. dapat
dilihat bahwa rata-rata penigkatan penguasaan kompetensi dasar Mengidentifikasi
Komponen Engine, di kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Pada kelas kontrol didapatkan rata-rata sebesar 0,35, sedangkan rata-rata N-Gain
pada kelas eksperimen sebesar 0,50.
57
4. Hasil Data Penelitian
Hasil data penelitian yang meliputi hasil pre test, post test, dan N-gain dari
kedua kelas yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Data Penelitian
Data Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pre test
Banyak data 30 30 Skor terendah 48 44 Skor tertinggi 88 76
Rata-rata 64,8 62,8
Post test
Banyak data 30 30 Skor terendah 60 60 Skor tertinggi 92 100
Rata-rata 77,33 81,73
N-Gain
Banyak data 30 30 Skor terendah 0 0,09 Skor tertinggi 0,73 1
Rata-rata 0,35 0,50 Gain Rata-rata 12,53 18,93
N-Gain (%) Rata-rata 35% 50%
Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok kelas yaitu
kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional) dan kelas
eksperimen (yang menggunakan multimedia presentasi) yang masing-masing
memperoleh pembelajaran yang sama yaitu penguasaaan kompetensi dasar
Mengidentifikasi Komponen Engine. Pengalaman belajar siswa sebelum
mengalami proses pembelajaran dapat terukur melalui pre test yang dilakukan
sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil pre test menunjukkan tingkat
penguasaan awal siswa. Data yang dihasilkan dari pre test relatif homogen untuk
kedua sampel. Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata pre test untuk kelas kontrol
yaitu 64,8 dan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 62,8.
58
Sedangkan untuk data post test menunjukkan adanya perbedaan hasil post
test dari kedua sampel baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berdasarkan
tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test kelas eksperimen yaitu
82,73 (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata post test kelas kontrol yaitu 77,33 (yang
menggunakan pembelajaran konvesional).
Besarnya rata-rata peningkatan hasil belajar (gain) kedua sampel
berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih
besar dibandingkan dengan kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran
konvensional) yaitu untuk kelas eksperimen 18,93 sedangkan untuk kelas kontrol
yaitu 12,53. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa thitung > ttabel ,
yang artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Berdasarkan perhitungan terhadap data nilai gain ternormalisasi,
diperoleh besar nilai gain ternormalisasi atau N-Gain untuk kelas eksperimen 50%
dan untuk kelas kontrol 35%.
C. Analisis Data Hasil Penelitian
Data yang telah diperoleh melalui pretes dan postes kemudian dianalisis
untuk menentukan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian. Perhitungan
dan analisis yang dilakukan meliputi uji homogenitas, uji normalitas dan uji
hipotesis.
59
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk menentukan kehomogenan sampel, uji
homogenitas ini dilakukan pada pre test. Pada kedua sampel yaitu kelas kontrol
dan kelas eksperimen dilakukan pengujian homogenitas untuk mengetahui
bahwa kedua kelas tersebut memiliki penguasaan yang relatif sama atau
homogen, sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua sampel tersebut. Hasil
perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas
Kelas
Uji Homogenitas Pre test (Uji F )
Uji Homogenitas Post test (Uji F )
Uji Homogenitas N-Gain (Uji F )
Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi
Kontrol dan
Eksperimen
Fhit<Ftab
1,47<1,86 2 Kelas
Homogen - -
Fhit<Ftab
1,51<1,86 2 Kelas
Homogen
Berdasarkan tabel 4.4, pada data pre test didapatkan Fhitung = 1,47. Hasil
Fhitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk
pembilang 30-1 = 29 dan dk penyebut 30-1 = 29. Berdasarkan harga F tabel pada
dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh
Ftabel = 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung < F tabel maka
kedua sampel homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pada
data pre tets, maka kedua sampel tersebut homogen dan pelaksanaan eksperimen
dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Uji homogenitas juga dilakukan pada
data N – Gain, dari hasil perhitungan pada uji homogenitas N-Gain didapat Fhitung
< F tabel, 1,51 < 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung < F tabel
60
maka varians homogen dan dapat melakukan pengujian uji t hipotesis dengan
rumus separated varians. Hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada
lampiran 2 halaman 121.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data yang menjadi syarat untuk menentukan langkah pengujian dengan
menggunakan statistik parametrik atau non parametrik apa yang dipakai dalam
pengujian hipotesis. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Kelas Uji Normalitas N-Gain
(χ²) χ
2hitung < χ2
tabel P-value Kondisi
Kontrol 1,687<7,815 0,6472 Normal
Eksperimen 4,348<7,815 0,2333 Normal
Berdasarkan tabel 4.5, pengujian normalitas dilakukan pada data N-Gain
untuk menentukan langkah pengujian dengan menggunakan pengujian dengan
statistik parametrik atau non parametrik. Setelah dilakukan uji normalitas pada
skor N-Gain pada kelompok kontrol diperoleh hitung2χ = 1,687, nilai ini berada
pada P-value = 0,6472 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P-value =
0,6472 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data gain
kelompok kontrol berdistribusi normal.
61
Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai hitung2χ = 4,348, nilai ini
berada pada P-value = 0,2333 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P-
value = 0,2333 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data
gain kelompok eksperimen berdistribusi normal. Setelah melakukan pengujian
normalitas data pada kedua buah kelompok, didapat data dengan distribusi
normal pada kedua kelompok tersebut, sehingga dapat dilakukan pengujian
hipotesis dengan statistik parametris. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat
pada lampiran 2 halaman 127 .
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat adanya perbedaan peningkatan
prestasi belajar (N-Gain) pada siswa. Data yang akan diuji hipotesis yaitu rata-rata
perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen
Engine. Data perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
telah diketahui bahwa berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat
dilakukan statistik parametrik, selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis rata-rata
perbedaan hasil belajar siswa dengan melakukan uji-t.
Tabel 4.6 Hasil Uji t
Data Uji Hipotesis
(T Test)
Nilai t Kondisi
N-Gain thitung > ttabel
2,83 > 1,676 HA diterima H0 ditolak
62
Berdasarkan tabel 4.6 nilai thitung = 2,83, untuk dk = 58, diperoleh ttabel =
1,676. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan HA diterima, artinya bahwa
peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi lebih
baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tidak
menggunakan multimedia presentasi. Hasil analisis uji t hipotesis dapat dilihat
pada lampiran 2 halaman 134
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil perhitungan dan analisis data hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh penggunaan multimedia presentasi dalam pembelajaran. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia
presentasi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak
menggunakan multimedia presentasi Peningkatan hasil belajar tersebut tersebut
dilihat dari skor N-Gain yang dicapai setiap siswa. Rata-rata skor N-Gain pada
kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol, yaitu 0,50 untuk kelompok eksperimen dan 0,35 untuk
kelompok kontrol.
Sebelum ekperimen dilakukan pada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan
eksperimen, dilakukan pre test untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada
saat tersebut siswa belum mendapatkan pengalaman belajar kompetensi dasar
Mengidentifikasi Komponen Engine. Hasil pre test menunjukkan bahwa, untuk
kelas kontrol memiliki rata-rata 64,8 dan kelas eksperimen memilki rata-rata 62,8.
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan perlakuan pada kedua kelas yang dijadikan
sampel dalam penelitian. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran tanpa
63
menggunakan multimedia atau metode konvensional, seperti pada gambar 4.4
lampiran 4 halaman 147. Pembelajaran pada kelas kontrol guru melakukan
pembelajaran dengan metode ceramah dan mencatat di papan tulis
Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
multimedia presentasi, seperti pada foto gambar 4.2 lampiran 4 halaman 146.
Fasilitas yang mendukung pembelajaran ini yaitu infocus dengan laptop. Adanya
fasilitas tersebut maka sangat dimungkinkan sekali untuk dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi. Program yang
digunakan untuk mendukung pembuatan multimedia presentasi yaitu program
Macromedia Flash 8 , Catia V6 dan Swishmax.
Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua sampel tersebut dan
dilakukan post test, untuk mengukur kemampuan akhir dari dalam penguasaan
kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Didapat nilai rata-rata post
test untuk kelas kontrol 77,33 dan untuk kelas eksperimen 81,73. Data hasil postes
dan postes selanjutnya dihitung untuk mendapatkan skor N-Gain. Skor N-Gain
dihitung untuk medapatkan tingkat peningkatan hasip belajar individu siswa.
Multimedia presentasi yang dibuat pada penelitian ini menggabungkan gambar,
teks, animasi dan suara dalam satu kesatuan yang terintegrasi.
Materi-materi yang lebih sulit dipahami dan tidak mudah untuk
diterangkan dapat dibuat menjadi sebuah pertunjukkan animasi. Multimedia
presentasi ini juga mampu menampilkan gambar-gambar komponen engine.
Seperti diungkapakan Yanti Herlanti dalam Munadi (2008:150) bahwa keleihan
multimedia presentasi yaitu:
Mampu menampilkan objekdiistilahkan dengan menggunakan mental mengingat materi-materi pelajaran
Berdasarkan data yang diambil dari
bagaimana perbedaan
dan kontrol yang menguasai materi
Komponen Engine, se
Gambar 4
Berdasarkan diagram
besar daripada nilai post test
mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal
ini Mengidentifikasi Komponen
Berdasarkan skala penilaian dan kualifikasi
kurikulum SMK Negeri 8 Bandung untuk
masing Standar Kompetensi pada Tahun Aj
ditunjukkan pada tabel 4.7
100
Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau tilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan
menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam materi pelajaran.
Berdasarkan data yang diambil dari pre tes dan post tes
bagaimana perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelas ekperimen
dan kontrol yang menguasai materi kompetensi dasar Mengidentifikasi
, seperti ditunjukkan oleh gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Pre test dan
asarkan diagram pada gambar 4.1 nilai post test kelas ekperimen lebih
post test kelas kontrol. Karena post test merupakan test untuk
mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal
ini Mengidentifikasi Komponen Engine.
asarkan skala penilaian dan kualifikasi kriteria ketuntasan minimum
kurikulum SMK Negeri 8 Bandung untuk mata pelajaran produktif pada masing
Standar Kompetensi pada Tahun Ajaran 2010/2011, yaitu sebesar 75
pada tabel 4.7 di bawah ini
64.8 62.877.3 81.73
020406080
100
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pre test Post test
64
objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau Secara kognitif pembelajaran dengan
akan meningkatkan retensi siswa dalam
tes dapat dilihat
pada kelas ekperimen
kompetensi dasar Mengidentifikasi
dan Post test
kelas ekperimen lebih
merupakan test untuk
mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal
kriteria ketuntasan minimum
mata pelajaran produktif pada masing-
, yaitu sebesar 75 yang
Kelas Eksperimen
Untuk Nilai Individu Siswa Dan Nilai Rata
No Rentang Nilai
1 92,4 – 100 2 82,5 – 92,4 3 75 – 82,4 4 0 – 74.9
Hasil penelitian
masing-masing kelas
ditunjukkan pada gambar 4.13.
Gambar 4.2 Diagram
Diagram yang
kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi
Mengidentifikasi Komponen
Kategori D (Belum tuntas)
Kategori C (Tuntas)
Kategori B (Tuntas)
Kategori A (Tuntas)
Tabel 4.7 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
Untuk Nilai Individu Siswa Dan Nilai Rata-Rata Kelas
Kriteria Ketuntasan Minimum Nilai Individu Siswa Nilai rata
Kategori Keterangan A Tuntas B Tuntas C Tuntas D Belum Tuntas
Sumber: Dokumen SMKN
Hasil penelitian menunjukkan prosentase pencapaian kompetensi pada
masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen
pada gambar 4.13.
Diagram Prosentase Kelulusan Berdasarkan Standar Kategori Kelulusan
yang ditunjukkan pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa di
kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi
Mengidentifikasi Komponen Engine lebih baik bila dilihat dari jumlah persentase
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kategori D (Belum tuntas) 30%
Kategori C (Tuntas) 33.33%
Kategori B (Tuntas) 36.70%
Kategori A (Tuntas) 0%
0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%50%
Prosentase Kelulusan
65
Rata Kelas
Nilai rata-rata kelas Kategori
Sangat tinggi Tinggi Sedang Kurang
Sumber: Dokumen SMKN 8 Bandung
prosentase pencapaian kompetensi pada
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti yang
Prosentase Kelulusan Berdasarkan Standar Kategori
menunjukkan bahwa siswa di
kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi
baik bila dilihat dari jumlah persentase
Kelas Eksperimen
20%
30%
43.33%
6.67%
66
kelulusannya. Tingkat kelulusan siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kelas
ekperimen yaitu sebesar 70,03 %, sedangkan sisanya sebesar 29,97 % masih
belum memenuhi kriteria standar kelulusan. Pada kelas eksperimen siswa yang
mencapai kelulusan sebesar 80 % dengan 50 % persen berada pada kualifikasi A
dan B, sedangkan siswa yang mengalami kegagalan sebesar 20%, lebih kecil dari
kelas kontrol. Faktor utama yang menyebabkan siswa pada kelas eksperimen
mengalami kegagalan adalah kurangnya perhatian dan konsentrasi siswa ketika
mengikuti pembelajaran, sehingga daya serap siswa dalam memahami materi
pembelajaran kurang.
Berdasarkan pembahasan-pembahasan dari data hasil penelitian yang telah
dihitung dan dianalisis, dapat memberikan gambaran bahwa penggunaan
multimedia presentasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Multimedia
presentasi banyak sekali memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat membantu
siswa dalam memahami materi pembelajaran. Komputer sebagai penunjang utama
multimedia presentasi memiliki spesifikasi dan kelebihan yang dapat memberikan
fasilitas sarana penunjang pendidikan yang sangat baik, seperti diungkapkan
Arsyad (2010:54) kelebihan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan
pendidikan sebagai berikut:
a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intsruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan.
b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
67
c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti Compact Disk, Video Tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.
Berdasarkan uraian di atas, semakin jelas bahwa penggunaan komputer
sebagai alat bantu media pembelajaran dapat meningkatkan ketertarikan belajar
siswa untuk mendalami materi. Secara tidak langsung, ketertarikan yang kuat dari
dalam diri siswa akan menimbulkan semangat dalam belajar dan meningkatkan
penguasaaan materi pembelajaran. Komputer sebagai sarana multimedia mampu
memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang mampu
diberikan komputer sebagai sarana multimedia dapat berupa tampilan gambar,
video, animasi, teks dan suara.
Adanya aspek multimedia yang dimilki komputer dapat menyajikan
sekaligus penyajian materi secara utuh atau dalam hal ini mempresentasikan
bahan ajar khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine yang
di dalamnya berisi gambar dan animasi dari komponen-komponen engine sepeda
motor. Berdasarkan pengalaman empirik pada saat penelitian, dengan
menggunakan multimedia presentasi pada saat pembelajaran siswa lebih cepat
memahami materi yang disampaikan berdasarkan gambar maupun animasi yang
di presentasikan, karena siswa dapat melihat langsung wujud nyata komponen-
komponen engine berdasarkan gambar dan cara kerja komponen tersebut
berdasarkan animasi.
68
Uraian diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan Lathuheru dalam
Aziz M H (2006:22) mengenai cara belajar dengan komputer yaitu:
Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan komputer akan memudahkan siswa untuk memahami berbagai proses dan konsep, materi pelajaran gambaran maupun rangkaian proses akan ditampilkan dan diperlihatkan berulang-ulang secara cermat. Penyajian dengan gambar-gmbar grafis, animasi gerak, warna-warni dari informasi akan menambah kesan realism dan memungkinkan siswa memahami dan menguasai konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkrit.
Berdasarkan kajian empirik dan teoritis, bahwa pembelajaran multimedia
presentasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dilihat dari keseriusan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran multimedia presentasi ini
juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan siswa dalam
memahami materi akan lebih mudah.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulisan skripsi ini memilki keterbatasan-keterbatasan penelitian, dalam
hal ini keterbatasan tersebut hendaknya dijadikan acuan agar pada saat melakukan
penelitian lanjutan dapat teratasi keterbatasan-keterbatasan tersebut. Penulis
mengemukakan keterbatasan pada skripsi ini yaitu, dilihat dari segi multimedia
presentasi masih kurang memasukan unsur animasi-animasi pada tiap indikator,
khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Keterbatasan
pada multimedia presentasi tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan penulis
dalam membuat animasi dan juga lamanya waktu dalam pembuatan animasi
tersebut, sehingga penulis hanya menambahkan animasi pada beberapa indikator
kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine.