17
52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 siswa kelas XI TSM 3 SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan uji coba adalah untuk melihat item-item atau butir soal mana saja yang dapat digunakan, diperbaiki, ataupun dihilangkan. Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal objektif, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji instrumen yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Setelah dilakukan analisis uji validitas dengan membandingkan t hitung dan t tabel , diperoleh 5 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal no. 7, 13, 16, 22, 25, dan 28. Pada butir soal no.7 yang tidak valid tersebut dilakukan perbaikan karena butir soal tersebut mewakili indikator yang harus dimunculkan dalam butir soal, sedangkan yang lainnya dibuang atau tidak dipakai kembali. Hasil analisis uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 117. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan membandingkan r hitung > r tabel dan didapatkan nilai koefisien reliabilitas soal sebesar 0,780 > 0,361. Hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan karena r hitung > r tabel maka instrument soal reliable. Hasil analisis perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 118. Tahap berikutnya dilakukan analisis indeks kesukaran dan daya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_0605802_chapter4x.pdfsiswa kelas XI TSM 3 SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan uji coba

  • Upload
    vudang

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa,

terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

siswa kelas XI TSM 3 SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan

uji coba adalah untuk melihat item-item atau butir soal mana saja yang dapat

digunakan, diperbaiki, ataupun dihilangkan. Instrumen penelitian yang diuji coba

berupa soal objektif, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji instrumen

yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran butir soal. Setelah dilakukan analisis uji validitas dengan

membandingkan thitung dan ttabel, diperoleh 5 butir soal yang tidak valid, yaitu

butir soal no. 7, 13, 16, 22, 25, dan 28. Pada butir soal no.7 yang tidak valid

tersebut dilakukan perbaikan karena butir soal tersebut mewakili indikator yang

harus dimunculkan dalam butir soal, sedangkan yang lainnya dibuang atau tidak

dipakai kembali. Hasil analisis uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2

halaman 117.

Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan membandingkan rhitung > rtabel

dan didapatkan nilai koefisien reliabilitas soal sebesar 0,780 > 0,361. Hasil

perhitungan tersebut dapat disimpulkan karena rhitung > rtabel maka instrument soal

reliable. Hasil analisis perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2

halaman 118. Tahap berikutnya dilakukan analisis indeks kesukaran dan daya

53

pembeda masing-masing butir soal. Analisis tingkat kesukaran butir soal

menunjukkan terdapat 6 butir soal yang termasuk ke dalam kategori sukar, 7

butir soal berkategori mudah dan 17 butir soal berada dalam kategori sedang.

Analisis daya pembeda menunjukkan terdapat 7 butir soal yang termasuk

kategori baik, 16 butir soal yang termasuk kedalam kategori cukup baik, dan 6

butir soal termasuk kedalam kategori jelek. Hasil perhitungan analisis daya

pembeda dan indeks kesukaran dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 119.

Rekapitulasi hasil uji coba instrumen penelitian dapat dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut:

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

No. Soal

Uji Validitas Uji Reliabilitas

Tingkat Kesukaran

Daya Pembeda

Keterangan

1 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 2 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 3 Valid Sukar Cukup baik Dipakai 4 Valid Mudah Baik Dipakai 5 Valid Sedang Baik Dipakai 6 Valid Sedang Baik Dipakai 7 Tidak valid Sukar Jelek Direvisi 8 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 9 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 10 Valid Sedang Baik Dipakai 11 Valid Mudah Cukup baik Dipakai 12 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 13 Tidak valid rhitung > rtabel Sukar Jelek Dibuang 14 Valid 0,780 > 0,361 Sedang Cukup baik Dipakai 15 Valid (reliable) Sedang Cukup baik Dipakai 16 Tidak valid Sukar Jelek Dibuang 17 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 18 Valid Mudah Baik Dipakai 19 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 20 Valid Sedang Baik Dipakai 21 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 22 Tidak valid Sedang Jelek Dibuang

54

B. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMK Negeri 8 Bandung

program studi Teknik Sepeda Motor, dengan sampel kelas TSM 3 untuk kelas

kontrol berjumlah 30 orang, dan kelas TSM 4 untuk kelas eksperimen berjumlah

30 orang. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data pre test, data post

test. Data-data tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan data secara

kuantitatif, sehingga akan diperoleh kesimpulan hasil penelitian untuk pengujian

hipotesis. Data hasil belajar siswa yang diambil saat post test dan pre test dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data hasil Belajar Siswa

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

No. Nama Skor

Pre tets Skor

Post test Gain

N-Gain

No. Nama Skor

Pre test Skor

Post test Gain

N-Gain

1 A 64 68 4 0,11 1 A 64 72 8 0,22 2 B 72 80 8 0,29 2 B 76 84 8 0,33 3 C 64 68 4 0,11 3 C 60 84 24 0,60 4 D 52 68 16 0,33 4 D 64 72 8 0,22 5 E 76 80 4 0,17 5 E 76 100 24 1,00 6 F 64 68 4 0,11 6 F 72 88 16 0,57 7 G 88 92 4 0,33 7 G 72 76 4 0,14 8 H 52 76 24 0,50 8 H 60 96 36 0,90 9 I 72 84 12 0,43 9 I 56 84 28 0,64 10 J 60 76 16 0,40 10 J 64 88 24 0,67 11 K 52 64 12 0,25 11 K 60 72 12 0,30 12 L 76 84 8 0,33 12 L 56 72 16 0,36 13 M 48 60 12 0,23 13 M 72 80 8 0,29 14 N 76 76 0 0,00 14 N 76 88 12 0,50

23 Valid Sedang Baik Dipakai 24 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 25 Tidak valid Sukar Jelek Dibuang 26 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 27 Valid Sukar Cukup baik Dipakai 28 Tidak valid Sedang Jelek Dibuang 29 Valid Sedang Cukup baik Dipakai 30 Valid Sedang Cukup baik Dipakai

55

15 O 64 76 12 0,33 15 O 52 80 28 0,58 16 P 72 80 8 0,29 16 P 44 68 24 0,43 17 Q 48 64 16 0,31 17 Q 60 88 28 0,70 18 R 76 88 12 0,50 18 R 68 76 8 0,25 19 S 56 64 8 0,18 19 S 60 80 20 0,50 20 T 52 76 24 0,50 20 T 52 76 24 0,50 21 U 72 88 16 0,57 21 U 76 92 16 0,67 22 V 72 88 16 0,57 22 V 68 80 12 0,38 23 W 56 88 32 0,73 23 W 68 84 16 0,50 24 X 56 76 20 0,45 24 X 68 80 12 0,38 25 Y 60 88 28 0,70 25 Y 44 92 48 0,86 26 Z 72 88 16 0,57 26 Z 68 84 16 0,50 27 AA 72 84 12 0,43 27 AA 60 84 24 0,60 28 AB 64 80 16 0,44 28 AB 60 84 24 0,60 29 AC 52 60 8 0,17 29 AC 56 60 4 0,09 30 AD 84 86 4 0,25 30 AD 52 88 36 0,75 Rata-rata 64,80 77,33 12,53 0,35 Rata-rata 62,80 81.73 18,93 0,50

1. Deskripsi Data Pre Test

Data pre test memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum

memperoleh materi pelajaran, khususnya Kompetensi Dasar Mengidentifikasi

Komponen Engine. Data pre test ini juga digunakan untuk mendapatkan tingkat

homogenitas dari kedua sampel dalam penelitian, yakni kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Agar penelitian eksperimen bisa dilakukan maka kedua sampel yang

akan diteliti harus homogen. Deskripsi data hasil pre test dapat dilihat pada tabel

4.3.

Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa kemampuan awal

siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.

Rata-rata kemampuan awal pada kelas kontrol sebesar 64,80, sedangkan pada

kelas eksperimen sebesar 62,80.

56

2. Deskripsi Data Post Test

Data post test memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah

melakukan pembelajaran. Data post test ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis

tes dan jumlah soal sama seperti pada post test. Deskripsi data hasil postes dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Data post tets berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata

kemampuan penguasaan materi khususnya, kompetensi dasar Mengidentifikasi

Komponen Engine pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol. Rata-rata kemampuan siswa pada kelas kontrol (pembelajaran dengan

metode konvensional) didapatkan rata-rata sebesar 77,33, sedangkan kemampuan

rata-rata pada kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan multimedia

presentasi) didapatkan rata-rata sebesar 81,73.

3. Deskripsi Data N-Gain

Data N-Gain diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan data

dari pre test dan post test. Data N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan

siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bedasarkan data pada tabel 4.2. dapat

dilihat bahwa rata-rata penigkatan penguasaan kompetensi dasar Mengidentifikasi

Komponen Engine, di kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Pada kelas kontrol didapatkan rata-rata sebesar 0,35, sedangkan rata-rata N-Gain

pada kelas eksperimen sebesar 0,50.

57

4. Hasil Data Penelitian

Hasil data penelitian yang meliputi hasil pre test, post test, dan N-gain dari

kedua kelas yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Hasil Data Penelitian

Data Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre test

Banyak data 30 30 Skor terendah 48 44 Skor tertinggi 88 76

Rata-rata 64,8 62,8

Post test

Banyak data 30 30 Skor terendah 60 60 Skor tertinggi 92 100

Rata-rata 77,33 81,73

N-Gain

Banyak data 30 30 Skor terendah 0 0,09 Skor tertinggi 0,73 1

Rata-rata 0,35 0,50 Gain Rata-rata 12,53 18,93

N-Gain (%) Rata-rata 35% 50%

Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok kelas yaitu

kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional) dan kelas

eksperimen (yang menggunakan multimedia presentasi) yang masing-masing

memperoleh pembelajaran yang sama yaitu penguasaaan kompetensi dasar

Mengidentifikasi Komponen Engine. Pengalaman belajar siswa sebelum

mengalami proses pembelajaran dapat terukur melalui pre test yang dilakukan

sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil pre test menunjukkan tingkat

penguasaan awal siswa. Data yang dihasilkan dari pre test relatif homogen untuk

kedua sampel. Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata pre test untuk kelas kontrol

yaitu 64,8 dan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 62,8.

58

Sedangkan untuk data post test menunjukkan adanya perbedaan hasil post

test dari kedua sampel baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berdasarkan

tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test kelas eksperimen yaitu

82,73 (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih tinggi jika

dibandingkan dengan nilai rata-rata post test kelas kontrol yaitu 77,33 (yang

menggunakan pembelajaran konvesional).

Besarnya rata-rata peningkatan hasil belajar (gain) kedua sampel

berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih

besar dibandingkan dengan kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran

konvensional) yaitu untuk kelas eksperimen 18,93 sedangkan untuk kelas kontrol

yaitu 12,53. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa thitung > ttabel ,

yang artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Berdasarkan perhitungan terhadap data nilai gain ternormalisasi,

diperoleh besar nilai gain ternormalisasi atau N-Gain untuk kelas eksperimen 50%

dan untuk kelas kontrol 35%.

C. Analisis Data Hasil Penelitian

Data yang telah diperoleh melalui pretes dan postes kemudian dianalisis

untuk menentukan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian. Perhitungan

dan analisis yang dilakukan meliputi uji homogenitas, uji normalitas dan uji

hipotesis.

59

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk menentukan kehomogenan sampel, uji

homogenitas ini dilakukan pada pre test. Pada kedua sampel yaitu kelas kontrol

dan kelas eksperimen dilakukan pengujian homogenitas untuk mengetahui

bahwa kedua kelas tersebut memiliki penguasaan yang relatif sama atau

homogen, sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua sampel tersebut. Hasil

perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas

Kelas

Uji Homogenitas Pre test (Uji F )

Uji Homogenitas Post test (Uji F )

Uji Homogenitas N-Gain (Uji F )

Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi

Kontrol dan

Eksperimen

Fhit<Ftab

1,47<1,86 2 Kelas

Homogen - -

Fhit<Ftab

1,51<1,86 2 Kelas

Homogen

Berdasarkan tabel 4.4, pada data pre test didapatkan Fhitung = 1,47. Hasil

Fhitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk

pembilang 30-1 = 29 dan dk penyebut 30-1 = 29. Berdasarkan harga F tabel pada

dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh

Ftabel = 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung < F tabel maka

kedua sampel homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pada

data pre tets, maka kedua sampel tersebut homogen dan pelaksanaan eksperimen

dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Uji homogenitas juga dilakukan pada

data N – Gain, dari hasil perhitungan pada uji homogenitas N-Gain didapat Fhitung

< F tabel, 1,51 < 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung < F tabel

60

maka varians homogen dan dapat melakukan pengujian uji t hipotesis dengan

rumus separated varians. Hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada

lampiran 2 halaman 121.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi

data yang menjadi syarat untuk menentukan langkah pengujian dengan

menggunakan statistik parametrik atau non parametrik apa yang dipakai dalam

pengujian hipotesis. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

Kelas Uji Normalitas N-Gain

(χ²) χ

2hitung < χ2

tabel P-value Kondisi

Kontrol 1,687<7,815 0,6472 Normal

Eksperimen 4,348<7,815 0,2333 Normal

Berdasarkan tabel 4.5, pengujian normalitas dilakukan pada data N-Gain

untuk menentukan langkah pengujian dengan menggunakan pengujian dengan

statistik parametrik atau non parametrik. Setelah dilakukan uji normalitas pada

skor N-Gain pada kelompok kontrol diperoleh hitung2χ = 1,687, nilai ini berada

pada P-value = 0,6472 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P-value =

0,6472 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data gain

kelompok kontrol berdistribusi normal.

61

Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai hitung2χ = 4,348, nilai ini

berada pada P-value = 0,2333 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P-

value = 0,2333 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data

gain kelompok eksperimen berdistribusi normal. Setelah melakukan pengujian

normalitas data pada kedua buah kelompok, didapat data dengan distribusi

normal pada kedua kelompok tersebut, sehingga dapat dilakukan pengujian

hipotesis dengan statistik parametris. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat

pada lampiran 2 halaman 127 .

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat adanya perbedaan peningkatan

prestasi belajar (N-Gain) pada siswa. Data yang akan diuji hipotesis yaitu rata-rata

perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen

Engine. Data perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

telah diketahui bahwa berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat

dilakukan statistik parametrik, selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis rata-rata

perbedaan hasil belajar siswa dengan melakukan uji-t.

Tabel 4.6 Hasil Uji t

Data Uji Hipotesis

(T Test)

Nilai t Kondisi

N-Gain thitung > ttabel

2,83 > 1,676 HA diterima H0 ditolak

62

Berdasarkan tabel 4.6 nilai thitung = 2,83, untuk dk = 58, diperoleh ttabel =

1,676. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan HA diterima, artinya bahwa

peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi lebih

baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tidak

menggunakan multimedia presentasi. Hasil analisis uji t hipotesis dapat dilihat

pada lampiran 2 halaman 134

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil perhitungan dan analisis data hasil penelitian menunjukkan adanya

pengaruh penggunaan multimedia presentasi dalam pembelajaran. Hal ini dapat

dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia

presentasi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak

menggunakan multimedia presentasi Peningkatan hasil belajar tersebut tersebut

dilihat dari skor N-Gain yang dicapai setiap siswa. Rata-rata skor N-Gain pada

kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok kontrol, yaitu 0,50 untuk kelompok eksperimen dan 0,35 untuk

kelompok kontrol.

Sebelum ekperimen dilakukan pada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan

eksperimen, dilakukan pre test untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada

saat tersebut siswa belum mendapatkan pengalaman belajar kompetensi dasar

Mengidentifikasi Komponen Engine. Hasil pre test menunjukkan bahwa, untuk

kelas kontrol memiliki rata-rata 64,8 dan kelas eksperimen memilki rata-rata 62,8.

Tahap selanjutnya yaitu dilakukan perlakuan pada kedua kelas yang dijadikan

sampel dalam penelitian. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran tanpa

63

menggunakan multimedia atau metode konvensional, seperti pada gambar 4.4

lampiran 4 halaman 147. Pembelajaran pada kelas kontrol guru melakukan

pembelajaran dengan metode ceramah dan mencatat di papan tulis

Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

multimedia presentasi, seperti pada foto gambar 4.2 lampiran 4 halaman 146.

Fasilitas yang mendukung pembelajaran ini yaitu infocus dengan laptop. Adanya

fasilitas tersebut maka sangat dimungkinkan sekali untuk dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi. Program yang

digunakan untuk mendukung pembuatan multimedia presentasi yaitu program

Macromedia Flash 8 , Catia V6 dan Swishmax.

Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua sampel tersebut dan

dilakukan post test, untuk mengukur kemampuan akhir dari dalam penguasaan

kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Didapat nilai rata-rata post

test untuk kelas kontrol 77,33 dan untuk kelas eksperimen 81,73. Data hasil postes

dan postes selanjutnya dihitung untuk mendapatkan skor N-Gain. Skor N-Gain

dihitung untuk medapatkan tingkat peningkatan hasip belajar individu siswa.

Multimedia presentasi yang dibuat pada penelitian ini menggabungkan gambar,

teks, animasi dan suara dalam satu kesatuan yang terintegrasi.

Materi-materi yang lebih sulit dipahami dan tidak mudah untuk

diterangkan dapat dibuat menjadi sebuah pertunjukkan animasi. Multimedia

presentasi ini juga mampu menampilkan gambar-gambar komponen engine.

Seperti diungkapakan Yanti Herlanti dalam Munadi (2008:150) bahwa keleihan

multimedia presentasi yaitu:

Mampu menampilkan objekdiistilahkan dengan menggunakan mental mengingat materi-materi pelajaran

Berdasarkan data yang diambil dari

bagaimana perbedaan

dan kontrol yang menguasai materi

Komponen Engine, se

Gambar 4

Berdasarkan diagram

besar daripada nilai post test

mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal

ini Mengidentifikasi Komponen

Berdasarkan skala penilaian dan kualifikasi

kurikulum SMK Negeri 8 Bandung untuk

masing Standar Kompetensi pada Tahun Aj

ditunjukkan pada tabel 4.7

100

Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau tilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan

menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam materi pelajaran.

Berdasarkan data yang diambil dari pre tes dan post tes

bagaimana perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelas ekperimen

dan kontrol yang menguasai materi kompetensi dasar Mengidentifikasi

, seperti ditunjukkan oleh gambar 4.1

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Pre test dan

asarkan diagram pada gambar 4.1 nilai post test kelas ekperimen lebih

post test kelas kontrol. Karena post test merupakan test untuk

mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal

ini Mengidentifikasi Komponen Engine.

asarkan skala penilaian dan kualifikasi kriteria ketuntasan minimum

kurikulum SMK Negeri 8 Bandung untuk mata pelajaran produktif pada masing

Standar Kompetensi pada Tahun Ajaran 2010/2011, yaitu sebesar 75

pada tabel 4.7 di bawah ini

64.8 62.877.3 81.73

020406080

100

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre test Post test

64

objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau Secara kognitif pembelajaran dengan

akan meningkatkan retensi siswa dalam

tes dapat dilihat

pada kelas ekperimen

kompetensi dasar Mengidentifikasi

dan Post test

kelas ekperimen lebih

merupakan test untuk

mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal

kriteria ketuntasan minimum

mata pelajaran produktif pada masing-

, yaitu sebesar 75 yang

Kelas Eksperimen

Untuk Nilai Individu Siswa Dan Nilai Rata

No Rentang Nilai

1 92,4 – 100 2 82,5 – 92,4 3 75 – 82,4 4 0 – 74.9

Hasil penelitian

masing-masing kelas

ditunjukkan pada gambar 4.13.

Gambar 4.2 Diagram

Diagram yang

kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi

Mengidentifikasi Komponen

Kategori D (Belum tuntas)

Kategori C (Tuntas)

Kategori B (Tuntas)

Kategori A (Tuntas)

Tabel 4.7 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

Untuk Nilai Individu Siswa Dan Nilai Rata-Rata Kelas

Kriteria Ketuntasan Minimum Nilai Individu Siswa Nilai rata

Kategori Keterangan A Tuntas B Tuntas C Tuntas D Belum Tuntas

Sumber: Dokumen SMKN

Hasil penelitian menunjukkan prosentase pencapaian kompetensi pada

masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

pada gambar 4.13.

Diagram Prosentase Kelulusan Berdasarkan Standar Kategori Kelulusan

yang ditunjukkan pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa di

kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi

Mengidentifikasi Komponen Engine lebih baik bila dilihat dari jumlah persentase

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Kategori D (Belum tuntas) 30%

Kategori C (Tuntas) 33.33%

Kategori B (Tuntas) 36.70%

Kategori A (Tuntas) 0%

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%50%

Prosentase Kelulusan

65

Rata Kelas

Nilai rata-rata kelas Kategori

Sangat tinggi Tinggi Sedang Kurang

Sumber: Dokumen SMKN 8 Bandung

prosentase pencapaian kompetensi pada

yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti yang

Prosentase Kelulusan Berdasarkan Standar Kategori

menunjukkan bahwa siswa di

kelas eksperimen dapat mencapai penguasaan standar kompetensi

baik bila dilihat dari jumlah persentase

Kelas Eksperimen

20%

30%

43.33%

6.67%

66

kelulusannya. Tingkat kelulusan siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kelas

ekperimen yaitu sebesar 70,03 %, sedangkan sisanya sebesar 29,97 % masih

belum memenuhi kriteria standar kelulusan. Pada kelas eksperimen siswa yang

mencapai kelulusan sebesar 80 % dengan 50 % persen berada pada kualifikasi A

dan B, sedangkan siswa yang mengalami kegagalan sebesar 20%, lebih kecil dari

kelas kontrol. Faktor utama yang menyebabkan siswa pada kelas eksperimen

mengalami kegagalan adalah kurangnya perhatian dan konsentrasi siswa ketika

mengikuti pembelajaran, sehingga daya serap siswa dalam memahami materi

pembelajaran kurang.

Berdasarkan pembahasan-pembahasan dari data hasil penelitian yang telah

dihitung dan dianalisis, dapat memberikan gambaran bahwa penggunaan

multimedia presentasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat

membantu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Multimedia

presentasi banyak sekali memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat membantu

siswa dalam memahami materi pembelajaran. Komputer sebagai penunjang utama

multimedia presentasi memiliki spesifikasi dan kelebihan yang dapat memberikan

fasilitas sarana penunjang pendidikan yang sangat baik, seperti diungkapkan

Arsyad (2010:54) kelebihan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan

pendidikan sebagai berikut:

a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intsruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan.

b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.

67

c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.

e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti Compact Disk, Video Tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.

Berdasarkan uraian di atas, semakin jelas bahwa penggunaan komputer

sebagai alat bantu media pembelajaran dapat meningkatkan ketertarikan belajar

siswa untuk mendalami materi. Secara tidak langsung, ketertarikan yang kuat dari

dalam diri siswa akan menimbulkan semangat dalam belajar dan meningkatkan

penguasaaan materi pembelajaran. Komputer sebagai sarana multimedia mampu

memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang mampu

diberikan komputer sebagai sarana multimedia dapat berupa tampilan gambar,

video, animasi, teks dan suara.

Adanya aspek multimedia yang dimilki komputer dapat menyajikan

sekaligus penyajian materi secara utuh atau dalam hal ini mempresentasikan

bahan ajar khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine yang

di dalamnya berisi gambar dan animasi dari komponen-komponen engine sepeda

motor. Berdasarkan pengalaman empirik pada saat penelitian, dengan

menggunakan multimedia presentasi pada saat pembelajaran siswa lebih cepat

memahami materi yang disampaikan berdasarkan gambar maupun animasi yang

di presentasikan, karena siswa dapat melihat langsung wujud nyata komponen-

komponen engine berdasarkan gambar dan cara kerja komponen tersebut

berdasarkan animasi.

68

Uraian diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan Lathuheru dalam

Aziz M H (2006:22) mengenai cara belajar dengan komputer yaitu:

Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan komputer akan memudahkan siswa untuk memahami berbagai proses dan konsep, materi pelajaran gambaran maupun rangkaian proses akan ditampilkan dan diperlihatkan berulang-ulang secara cermat. Penyajian dengan gambar-gmbar grafis, animasi gerak, warna-warni dari informasi akan menambah kesan realism dan memungkinkan siswa memahami dan menguasai konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkrit.

Berdasarkan kajian empirik dan teoritis, bahwa pembelajaran multimedia

presentasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dilihat dari keseriusan

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran multimedia presentasi ini

juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan siswa dalam

memahami materi akan lebih mudah.

E. Keterbatasan Penelitian

Penulisan skripsi ini memilki keterbatasan-keterbatasan penelitian, dalam

hal ini keterbatasan tersebut hendaknya dijadikan acuan agar pada saat melakukan

penelitian lanjutan dapat teratasi keterbatasan-keterbatasan tersebut. Penulis

mengemukakan keterbatasan pada skripsi ini yaitu, dilihat dari segi multimedia

presentasi masih kurang memasukan unsur animasi-animasi pada tiap indikator,

khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Keterbatasan

pada multimedia presentasi tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan penulis

dalam membuat animasi dan juga lamanya waktu dalam pembuatan animasi

tersebut, sehingga penulis hanya menambahkan animasi pada beberapa indikator

kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine.