61
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Keadaan umum lokasi penelitian pada Kecamatan Ngajum ini dapat dilihat dari luas wilayah, letak geografis, jumlah desa, batas wilayah, jumlah penduduk, jenis pekerjaan, jumlah rumah tangga, dan pertumbuhan penduduk yang disajikan pada Tabel 2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Keadaan umum lokasi penelitian pada Kecamatan

Ngajum ini dapat dilihat dari luas wilayah, letak geografis,

jumlah desa, batas wilayah, jumlah penduduk, jenis pekerjaan,

jumlah rumah tangga, dan pertumbuhan penduduk yang

disajikan pada Tabel 2.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

32

Tabel 1. Keadaan Umum Lokasi Peternakan

Keterangan Kecamatan Ngajum

Luas Wilayah* 60,12 km²

Letak Geografis* 8,0630° LU - 8,0198° LS

112,3140° BT - 122,3429° BT

Jumlah Desa*

9 desa (Ngajum, Balesari, Ngasem,

Palaan, Kranggan, Maguan,

Kesamben, Babadan, Banjarsari)

Batas Wilayah* Utara: Kecamatan Wagir

Timur: Kecamatan Pakisaji dan

Kepanjen

Selatan: Kecamatan Kepanjen dan

Sumberpucung

Barat: Kecamatan Wonosari dan

Kromengan

Jumlah Penduduk** 51.881 orang

Jenis Pekerjaan* Peternakan: 30%

Pedagang: 4%

PNS: 3%

TNI/Polri: 0%

Buruh Pabrik/ Industri: 2%

Penggalian/ Penambangan: 0%

Buruh Tani: 53%

Buruh bangunan: 4%

Jasa: 2%

Lainnya: 2%

Jumlah Rumah

Tangga** 14.557

Pertumbuhan

Penduduk** 0,09

Sumber: *BPS Kabupaten Malang (2016) **Kecamatan Dalam Angka (KDA) (2015)

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

33

Data diatas menunjukkan keadaan umum lokasi

penelitian budidaya rumput odot. Berdasarkan data tersebut

luas wilayah Kecamatan Ngajum sendiri yaitu sekitar 60,12

km² dimana menurut pendapat Saputri dkk. (2014) luas

wilayah dari Kabupaten Malang yaitu 353.486 ha atau

3.534,86 km2. Berdasarkan jenis pekerjaannya, pekerjaan

tertinggi didominasi oleh buruh tani sebesar 53%, peternakan

30%, dan selebihnya berada dibawah 10%. Kegiatan beternak

di Kecamatan Ngajum tersebut cukup berkembang pesat,

terlebih saat budidaya rumput odot mulai digemari dan

dicanangkan untuk pakan ternak sapi perah. Hal tersebut

dijelaskan pendapat Sirait dkk. (2015) bahwa hampir 90%

pakan ternak ruminansia berasal dari jenis hijauan dengan

konsumsi segar perharinya yaitu 10 - 15% dari bobot badan,

sedangkan selebihnya merupakan pakan tambahan konsentrat

(feed supplement).

Salah satu peternakan yang sangat berkembang dengan

pesat yang berada di kaki Gunung Kawi tersebut adalah

peternakan sapi perah milik PT Greenfields Indonesia. Saputri

Yuwono dan Mahmudsyah (2014) yang menyatakan bahwa

PT Greenfields Indonesia merupakan salah satu industri susu

sapi perah yang dimulai dari hulu ke hilir. Berlokasi di desa

Babadan, Kecamatan Ngajum, Gunung Kawi, Kabupaten

Malang Jawa Timur dengan luas lahan yaitu ± 26 Ha dan

berada di ketinggian 1.200 mdpl dengan suhu rataan ± 16°C

dan curah hujan sekitar 2.750 – 3.200 mm/tahun dengan

kelembaban 45%. PT Greenfields Indonesia mendapatkan

pasokan pakan hijauan rumput odot dari petani sekitar yang

berkemitraan dengan perusahaan. Rantai pasokan pakan

hijauan tersebut terhubung oleh tiga orang pengepul (Pak

Tamugi, Pak Gondo, dan Mas Jhoni). Ketiga pengepul tersebut

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

34

setiap harinya melakukan pemananen pada lahan rumput odot

milik warga. Berikut kawasan pemanenan rumput odot yang

lazim dilakukan oleh pengepul disajikan pada Gambar 3.

Gambar 1. Lokasi panen rumput odot oleh pengepul

Jarak lokasi penelitian dari Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya lazimnya ditempuh dalam waktu ± 1

jam perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Medan

jalan yang beraspal dirasa cukup mudah dalam menempuh

perjalanan namun ketika musim penghujan jalanan tersebut

cukup licin dan perlu hati-hati. Jarak lokasi penelitian tersebut

disajikan pada Gambar 4.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

35

Gambar 2. Jarak Lokasi Penelitian

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yaitu data dari petani rumput

odot yang melakukan budidaya rumput odot yang terdapat di

Kecamatan Ngajum, Gunung Kawi, Kabupaten Malang.

Karakterisitik responden dibedakan atas jenis kelamin, usia

petani, pendidikan formal, pekerjaan sampingan, dan

kepemilikan ternak. Secara detail data disajikan pada Tabel 3.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

36

Tabel 2. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin

a. Laki-laki 18 90

b. Perempuan 2 10

Usia Petani

a. 21 – 30 2 10

b. 31 – 40 4 20

c. 41 – 60 11 55

d. 61 – 70 3 15

Pendidikan (formal)

a. SD 9 45

b. SMP 8 40

c. SMA 2 10

d. Sarjana 1 5

Pekerjaan Sampingan

a. Petani Sayur 4 20

b. Petani Kebun 2 10

c. Penjual Bibit Odot 2 10

d. Wiraswasta 3 15

e. Buruh Tani 3 15

f. Peternak 5 25

g. Tidak Ada 1 5

Kepemilikan Ternak (ekor)

a. 1 – 5 9 45

b. 6 – 10 4 20

c. 11 – 15 2 10

d. Tidak Memiliki 5 25

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

37

Rata-rata jenis kelamin responden didominasi oleh

kaum laki-laki dengan jumlah 18 orang (90%) dan wanita

berjumlah 2 orang (10%). Hal tersebut dikarenakan budidaya

rumput odot merupakan pekerjaan yang membutuhkan

stamina tinggi pada saat di lapangan. Rata-rata petani rumput

odot memiliki usia terbanyak berkisar 41-60 tahun yang

berjumlah 11 orang, yang merupakan usia produktif untuk

melakukan usaha di bidang budidaya rumput odot dan telah

memiliki banyak pengalaman kerja. Menurut pendapat

Derosari, dkk. dalam Hermawati (2002) yang menerangkan

bahwa umur sangat berkaitan erat hubungannya dengan adopsi

inovasi suatu teknologi. Diperkuat oleh pendapat Lunadi

(1993), bahwa dengan semakin tua umur seseorang maka akan

semakin sukar dalam mengingat apa yang telah diajarkan,

terlebih merasa sulit berkonsentrasi dalam mengikuti

pelajaran.

Mardikanto (1993) menjelaskan bahwa pendidikan

merupakan salah satu proses timbal balik dari setiap pribadi

manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman, dan

alam semesta. Ia menambahkan bahwa, kapasitas dan

kecepatan adopsi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

terutama untuk jenis teknologi yang memerlukan pemahaman

lebih tinggi.Pendidikan sekolah dasar (SD) berjumlah paling

banyak sebesar 45%, hal ini disebabkan karena berbagai faktor

ekonomi dan rendahnya motivasi dalam hal melanjutkan

pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Cahyono dan

Dewi (2012) yang menyatakan bahwa mayoritas pendidikan

petani adalah SMP atau SMA.

Berdasarkan data pengamatan dari tabel tersebut

persentase pekerjaan sampingan terendah dari penduduk di

Kecamatan Ngajum yaitu sebagai petani kebun dan penjual

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

38

bibit rumput odot sebesar 10%. Persentase pekerjaan

sampingan tertinggi diduduki oleh profesi sebagai peternak

sebesar 25%. Menurut Abidin dan Simanjuntak (1997) dalam

Siregar (2009), salah satu faktor penghambat berkembangnya

usaha peternakan pada suatu daerah tersebut dapat berasal dari

faktor-faktor topografi, iklim, keadaan sosial, ketersediaan

bahan-bahan makanan rerumputan dan konsentrat, disamping

itu turut adanya faktor lain yang dimiliki oleh peternak

sehingga sangat menentukan pula perkembangan peternakan

di kawasan tersebut. Akan tetapi profesi sebagai peternak

hanyalah sebagai pekerjaan sampingan, bukan pekerjaan

utama, oleh karena itu dalam menutupi kebutuhan pokok

sehari-hari, petani dapat memenuhinya dengan hasil

keuntungan dari penjualan rumput odot.

Mayoritas petani rumput odot di Kecamatan Ngajum

memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak yaitu sebesar

25%, hal tersebut dikarenakan setiap petani menanam rumput

odot. Jumlah ternak yang dimiliki oleh petani rata-rata sebesar

1-5 ekor (45%). Jumlah ternak yang dimiliki berkaitan dengan

seberapa luas lahan rumput odot yang dimiliki oleh petani.

Menurut pendapat Lestariningsih, Basuki, dan Endang (2006)

banyaknya jumlah ternak yang dimiliki atau dipelihara maka

akan mempengaruhi besarnya pendapatan dari pemeliharaan

ternak tersebut. Sebagian peternak yang memelihara ternak

sapi memanfaatkan kotoran dari ternak tersebut untuk diolah

menjadi biogas. Muflikhati, Yuliati, dan Maulanasari (2011)

berpendapat bahwa apabila jumlah ternak sapi yang dipelihara

semakin banyak maka semakin banyak pula biogas yang dapat

dihasilkan dari kotoran sapi tersebut.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

39

4.3. Pengalaman Budidaya

Pengalaman dalam budidaya rumput odot dari petani

Kecamatan Ngajum ini dapat dilihat dari berapa lama petani

tersebut menggeluti usaha budidaya rumput odot. Mulai dari

<1 tahun, 1-5 tahun, dan 6-10 tahun. Pengalaman tersebut

dibedakan atas 2 jenis petani, yaitu petani odot di lahan

terbuka dan petani odot di lahan naungan yang disajikan pada

Gambar 5. dan Gambar 6.

Gambar 3. Pengalaman budidaya odot (Lahan terbuka)

0

20

40

60

a. < 1 b. 1 - 5 c. 6 - 10

10

60

30

Per

sen

tase

(%

)

Tahun

PENGALAMAN BUDIDAYA

ODOT

(Lahan Terbuka)

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

40

Gambar 4. Pengalaman budidaya odot (Lahan naungan)

Berdasarkan data Gambar 5. dan Gambar 6. pengalaman

dalam budidaya rumput odot rata-rata telah digeluti selama 1-5

tahun pada lahan odot terbuka dan 6-10 tahun pada lahan odot

naungan. Hal tersebut dikarenakan berdirinya PT. Greenfields

Indonesia yang telah berlangsung selama ± 10 tahun.

Sebelumnya petani rumput odot tersebut banyak menanam

tanaman rumput gajah, rumput kolonjono, tanaman

perkebunan dan selebihnya tanaman sayuran. Pengalaman

budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari

berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya rumput

odot dibawah 1 tahun sebesar 10%, hasil pengamatan tersebut

menunjukkan bahwa pengalaman petani membudidayakan

rumput odot dimulai dari PT Greenfields Indonesia berdiri dan

waktu petani tersebut mulai menekuni usaha budidaya rumput

odot, seperti yang disampaikan oleh Tampubolon (1991)

dalam Siregar (2009) yang menyatakan bahwa pengalaman

seseorang dalam berusaha tani berpengaruh terhadap

penerimaan dari luar, lamanya dalam pengalaman dapat diukur

0

50

a. 1 - 5 b. 6 - 10 c. > 10

4050

10

Per

sen

tase

(%

)

Tahun

PENGALAMAN BUDIDAYA

ODOT

(Lahan Naungan)

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

41

sejak kapan petani tersebut mulai aktif menggeluti usaha

taninya.

Adanya keberagaman pengalaman budidaya rumput

odot tersebut selain karena faktor yang telah dijelaskan

sebelumnya, juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti

kepemilikan lahan. Kepemilikan lahan tersebut sifatnya dapat

berupa pribadi ataupun sewaan, sehingga awal mula budidaya

rumput odot tersebut dapat ditentukan oleh waktu (lamanya)

petani melakukan budidaya rumput odot. Lama bertani

tersebut juga dapat menambah wawasan tiap petani, semakin

lama petani menanam rumput odot maka akan bertambah

pengalaman dan wawasan yang mereka peroleh. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Mastuti dan Hidayat (2008) yang

menegaskan bahwa semakin lama bertani diharapkan

pengetahuan yang diperoleh semakin bertambah sehingga

keterampilan dalam melaksanakan usaha peternakan juga

semakin meningkat.

4.4. Bibit

4.4.1. Jenis Bibit yang Digunakan

Keragaman cara penanaman rumput odot yang

dibudiayakan oleh petani Kecamatan Ngajum juga berawal

dari keragaman jenis awal bibit yang digunakan. Bibit rumput

odot yang biasa digunakan dapat diperoleh dalam 2 jenis yaitu

stek dan pols. Beberapa petani biasanya memilih salah satu

jenis bibit yang antara stek atau pols yang digunakan untuk

awal menanam odot. Namun ada juga beberapa petani yang

mengkombinasikan kedua jenis bibit tersebut sehingga

terdapat keragaman percepatan umur pertumbuhan pada

rumput odot. Jenis bibit yang biasa digunakan oleh petani

odot di Kecamatan Ngajum disajikan pada Gambar 7.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

42

Gambar 5. Jenis bibit yang digunakan

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan

pada Gambar 7. rata-rata penggunaan jenis bibit rumput odot

yang mendominasi yaitu dalam bentuk stek. Dalam data

tersebut menjelaskan bahwa penggunaan bibit dalam bentuk

stek yaitu sebesar 55% dari total keseluruhan antara

penggunaan bibit dalam bentuk pols (dongkelan) ataupun

kombinasi antara stek dan pols (dongkelan).Menurut

Reksohadiprodjo (1994) dan Regan (1997) disitasi Jaelani

(2012), rumput gajah mini dapat dibudidayakan dengan

metode pemotongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pols)

sebagai bibit.

Alasan petani menggunakan bibit rumput odot dalam

bentuk stek tersebut yaitu dikarenakan bibit rumput odot

dalam bentuk stek lebih mudah untuk didapatkan dan

diaplikasikan penanamannya ketika di lapangan. Alasan petani

menggunakan bibit rumput odot dalam bentuk pols yaitu

menurut petani pertumbuhan yang didapat dari penggunaan

bibit pols (dongkelan) jauh lebih cepat dibandingkan stek.

Adapun beberapa petani yang mengkombinasikan jenis bibit

0

50

100

a. Stek b. Pols c. Stek +

Pols

5535

10

Perse

nta

se (

%)

Jenis Bibit

JENIS BIBIT YANG

DIGUNAKAN

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

43

keduanya antara stek dan pols (dongkelan), alasan hal tersebut

dilakukan karena pada saat penanaman bibit, persediaan bibit

dalam satu jenis tersebut menipis sehingga menggunakan jenis

bibit dalam bentuk yang lain.

4.4.2. Panjang Bibit Stek

Penggunaan bibit stek rumput odot yang tepat

merupakan salah satu faktor keberhasilan pertumbuhan rumput

odot. Selain umur bibit stek rumput odot yang baik untuk

diperhatikan ketika penggunaan bibit stek rumput odot yaitu

panjang ruas stek tersebut. Berdasarkan pengamatan di

lapangan, metode stek merupakan metode yang mudah

diaplikasikan serta dapat menekan biaya penanaman awal dari

penggunaan bibit. Panjang bibit stek rumput odot yang lazim

digunakan oleh petani rumput odot di Kecamatan Ngajum

disajikan pada Gambar 8.

Gambar 6. Panjang ruas bibit

Berdasarkan data Gambar 8. rata-rata petani rumput

odot yang menggunakan bibit rumput odot dalam bentuk stek,

panjang bibit odot stek tersebut setelah dilakukan pendataan

yaitu sekitar 20 cm. Perolehan rataan tersebut dari hasil

pendataan di lapangan didapatkan rataan terbanyak panjang

050

20

cm

5 cm 25

cm

15

cm

40 15 15 30

Per

sen

tase

(%

)

Panjang Stek

PANJANG RUAS BIBIT

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

44

bibit odot yang digunakan yaitu 20 cm dengan perolehan

persentase yaitu 40 %. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Reksohadiprodjo (1994) dan Regan (1997) disitasi Jaelani

(2012), menyatakan bahwa bibit stek berasal dari batang odot

yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20-25 cm (2-3 ruas

atau paling sedikit 2 buku atau mata). Maka diharapkan

dengan panjang ruas bibit stek tersebut dapat menghasilkan

pertumbuhan rumput odot yang lebih baik dan tentunya lebih

cepat. Sebab apabila dibandingkan dengan bibit yang

digunakan dalam bentuk dongkelan (pols) maka bibit stek

tumbuh lebih lambat dibandingkan dongkelan tersebut. Karena

jika diperhatikan, dongkelan tersebut merupakan bibit yang

merumpun dan memiliki banyak anakan.

Adanya keragaman penggunaan panjang stek tersebut

yaitu berdasarkan kedalaman penancapan batang stek tersebut,

dan tinggi dari gundukan yang telah dibuat sebelumnya

sebagai tempat penancapan bibit stek odot tersebut. Sebagian

petani berpendapat bahwa apabila penanaman dilakukan pada

saat musim hujan maka penancapan dilakukan lebih dalam

agar batang stek tersebut tidak runtuh akibat tanah gundukan

yang terkikis oleh air hujan.

4.4.3. Jumlah Kebutuhan Bibit

Kebutuhan bibit rumput odot setiap petani berbeda-

beda. Hal tersebut didasari oleh seberapa luas lahan pertanian

odot yang dimiliki oleh tiap petani rumput odot. Baik mereka

yang memiliki lahan dengan sistem sewaan ataupun lahan

milik pribadi, tidak menjamin kebutuhan akan bibit rumput

odot tiap petani sama. Kebutuhan bibit rumput odot dalam

satuan jumlah karung disajikan pada Tabel 4.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

45

Tabel 3. Jumlah kebutuhan bibit dalam satuan karung

berdasarkan luas lahan

Nama

Petani

Luas Lahan Rumput

Odot (m²)

Jumlah Karung

Bibit

Mas Jhoni 1000 40

Mas Galih 4000 160

Pak Sanuri 1000 40 Pak Pi'i 250 10

Pak Bandi 1000 40

Pak Main 250 10 Pak

Jufriyanto 5000 185

Pak Sunardi 1000 40 Ibu Marni 200 7

Ibu

Tasmirah 500 20

Pak Sukiran 500 15 Pak Darmaji 2000 70

Pak Saijan 750 35

Pak Sukardi 500 20 Pak Atim 250 10

Pak Hasyim 500 17

Pak Saman 500 17 Pak Budi 160 5

Pak Sauji 300 13

Mas

Sumardi 750 32

TOTAL 20410 786

RATAAN 1020,5 39,3

SD 1275,06 48,47

Rata-rata petani rumput odot membutuhkan bibit dalam

satuan karung yaitu sejumlah ± 39 karung, dengan rata-rata

luasan lahan yaitu ± 1.020 m². Berdasarkan informasi yang

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

46

didapatkan di lapangan, kebutuhan jumlah bibit dalam karung

tersebut hanya berlangsung satu kali saja pada saat awal

penanaman, sebab pada periode berikutnya bibit tanaman tidak

perlu lagi ditambahkan karena dari penanaman bibit odot awal

nantinya akan menghasilkan anakan tunas baru yang terus

bertambah hingga menjadi rimbun. Pernyataan tersebut sesuai

dengan pendapat Salasa (2008), berdasarkan pengalaman di

lapangan, pertumbuhan rumput odot ini sangat cepat, jarak

penanaman diupayakan 0,5–1 meter, karena 1 bibit rumput

gajah mini dapat menghasilkan bibit tunas anakan baru

menjadi lebih dari 60 batang, sehingga dalam waktu 36 hari

(apabila asupan kandungan humus tinggi) maka sudah dapat

dipanen. Menurut informasi petani rumput odot sekitar,

apabila lahan odot tersebut sudah berumur tahunan, maka akan

dilakukan pengurangan jumlah tunas (anakan) menggunakan

cangkul dengan cara dipecah, agar nantinya pertumbuhan

rumput odot dapat menghasilkan produktivitas tinggi.

Alasan adanya perbedaan kebutuhan jumlah bibit

rumput odot dalam karung tiap petani berbeda-beda adalah

karena luas lahan milik petani tersebut berbeda-beda pula.

Selain hal tersebut, sebagian petani mengatakan mereka

memperoleh bibit rumput odot tidak hanya dalam karungan

saja, terkadang petani rumput odot memperoleh bibit odot dari

hasil pecahan rumpun milik mereka sendiri ataupun milik

kerabat dekat. Untuk saat ini, kebutuhan bibit rumput odot di

kawasan gunung Kawi melimpah, bahkan di tepi jalanpun

dapat kita lihat banyak sekali tanaman rumput odot yang

tumbuh liar. Akan tetapi beberapa warga ada yang berprofesi

sebagai penjual bibit rumput odot. Berdasarkan informasi yang

didapat, harga jual bibt rumput odot dalam bentuk stek yaitu

Rp 10.000,- /100 batang stek, untuk harga jual dari bibit

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

47

berupa dongkelan (pols) sendiri yaitu berkisar Rp 20.000,- -

Rp 30.000,- perkarungnya. Harga tersebut dapat berubah-ubah

tergantung jumlah pemesanan bibit oleh pihak pembeli.

4.5. Faktor Eksternal

4.5.1. Intensitas Cahaya

Perbedaan budidaya rumput odot yang dilaksanakan

antara lahan terbuka dengan lahan naungan menyebabkan

perbedaan intensitas cahaya yang diterima oleh masing-

masing rumput odot. Menurut pendapat Heddy (1987),

intensitas cahaya dapat menimbulkan dampak respons

fisiologis terutama dalam aktivitas fotosintesis maupun respon

morfologis seperti berubahnya ukuran daun dan tinggi

tanaman. Pengamatan terhadap intensitas cahaya pada lahan

odot naungan dilakukan melalui pengambilan sampel intenitas

cahaya lahan pada 3 lahan petani yang berbeda. Pengamatan

tersebut dilaksanakan di waktu pagi hari sekitar pukul 07.00

WIB, siang hari sekitar pukul 12.00 WIB, dan sore hari sekitar

pukul 04.00 WIB. Hasil pengamatan intensitas cahaya

disajikan pada Tabel 5.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

48

Tabel 4. Hasil Pengamatan Intensitas Cahaya Pada Lahan Rumput Odot Naungan (lux) Intensitas Cahaya

Tanggal Pak Budi Pak Saman 1 Pak Saman 2

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

23/05/2017 4700 3180 896 16940 20900 850 6010 10720 1154

24/05/2017 5310 2510 508 13420 16800 634 6100 9870 570

25/05/2017 4740 5630 627 9110 19640 1027 5810 15390 613

27/05/2017 6220 3609 725 12080 15721 942 4260 13367 1686

28/05/2017 7610 5630 673 15010 13526 870 5610 9270 615

29/05/2017 7300 4210 528 9118 13221 681 4180 10007 674

30/05/2017 4823 2873 504 927 13124 643 4320 9864 573

TOTAL 40703 27642 4461 76605 112932 5647 36290 78488 5885

RATAAN 5814,71 3948,86 637,29 10943,57 16133,14 806,71 5184,29 11212,57 840,71

SD 1240,24 1268,54 142,85 5274,84 3161,44 155,53 885,34 2279,74 425,87

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

49

Hasil pengamatan intensitas cahaya tersebut

didapatkanintensitas cahaya tertinggi pada pagi hari berlokasi

di lahan odot milik Pak Saman 1 yaitu 10.943,57 lux dan

intensitas terendah berada di lahan Pak Saman 2 yaitu

5.184,29 lux dan intensitas cahaya tertinggi pada siang hari

berlokasi di lahan odot milik Pak Saman 1 yaitu 16.133,14 lux

dan intensitas terendahnya berada di lahan odot milik Pak

Budi yaitu 3948,86 dan untuk intensitas cahaya tertinggi pada

sore hari berlokasi di lahan milik Pak Saman 2 yaitu 840,71

lux dan intensitas terendahnya berlokasi di lahan milik Pak

Budi yaitu 637,29 lux. Hasil pengamatan di lapangan,

perbedaan intensitas cahaya dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya yaitu adanya perbedan jarak kerapatan pada

tanaman yang menanungi rumput odot misalnya pohon pinus.

Faktor berikutnya dapat disebabkan oleh perbedaan tinggi

tanaman yang menaungi lahan rumput odot. Sementara adapun

faktor lainnya yaitu berupa faktor alam. Cuaca merupakan

salah satu faktor alam yang menyebabkan adanya perbedaan

tingkat intensitas cahaya yang diamati, utamanya curah hujan.

Intensitas curah hujan pada saat pengamatan di lapangan

selama bulan April–Mei 2017 dapat dilihat dari hasil

pengamatan data Lembaga BMKG Stasiun Klimatologi

Karangploso Malang (2017) yang disajikan pada Gambar 9.

Sesuai pendapat Holmes (1980), intensitas cahaya dapat

mempengaruhi pemenuhan hasil asimilasi tumbuhan sehingga

berpengaruh terhadap pembentukan anakan dan ditambahkan

oleh Sewen (2012), adanya pemberian perlakuan intensitas

cahaya dan jenis rumput memberikan respons yang berbeda

terhadap pertumbuhan tanaman secara khusus bagi tinggi

tanaman dan jumlah anakannya. Penyebab hal tersebut

dijelaskan oleh pendapat Mangiring, Kurniawati, dan Priyadi

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

50

(2017) bahwa penurunan jumlah tunas pada kondisi naungan

terjadi disebabkan oleh banyaknya jumlah tunas yang mati

karena kurangnya energi untuk metabolisme. Pada lahan

naungan pertumbuhan rumput dapat lebih cepat seperti yang

dikatakan oleh Heddy (1987) bahwa dengan adanya naungan

dapat mempengaruhi proses fotosintesis tanaman dan respirasi,

dimana hal ini akan berdampak pada laju pertumbuhan dan

tingkat produksi rumput. Ditambahkan oleh pendapat Ludlow

(1987) dalam Kurniawan (2005) bahwa sebagian besar rumput

tropis dapat mengalami penurunan pertumbuhan dan produksi

seiring dengan menurunnya intensitas cahaya. Deinum (1966);

Ludlow et al., 1974; Ericksen dan Whitney (1981); Wong dan

Wilson (1990), yang menyatakan bahwa pada beberapa

spesies rumput penurunan produksi berat kering akan terjadi

seiring meningkatnya intensitas cahaya pada lahan naungan.

4.5.2. Ketinggian Lahan

Pengamatan ketinggian lahan turut dilakukan guna

mengetahui rataan ketinggian lahan rumput odot yang lazim

digunakan untuk kegiatan budidaya rumput odot. Pengambilan

sampel ketinggian lahan tersebut melalui 10 lahan rumput odot

yang dipilih secara acak.Rataan ketinggian lahan dilakukan

melalui 3 kali pengukuran dalam satu lahan dan posisi yang

berbeda, kemudian dihasilkan rataan dari ketinggian lahan

tersebut yaitu pada pengukuran 1 yaitu 1.024,8 mdpl,

pengukuran ke 2 yaitu 1.028,3 mdpl, dan pengukuran ketiga

yaitu 1.031,4 mdpl. Hasil pengamatan ketinggian lahan

disajikan pada Tabel 6.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

51

Tabel 5. Ketinggian Lahan Rumput Odot

No Pemilik Lahan Lahan

Pengukuran Ketinggian

(mdpl)

Terbuka Naungan 1 2 3

1 Pak Pi'i √ 944 945 949

2 Mas Joni √ 918 920 924

3 Pak Ma'in √ 925 927 934

4 Pak Saman (4) √ 1157 1160 1162

5 Pak Saman (3) √ 1025 1038 1031

6 Pak Budi √ 1170 1173 1182

7 Mas Galih √ 1003 1006 1007

8 Mas Sumardi √ 1039 1045 1046

9 Pak Darmaji √ 1030 1031 1033

10 Pak Saijan √ 1037 1038 1046

TOTAL 10248 10283 10314

RATAAN 1024,8 1028,3 1031,4

SD 86,48 87,04 87,29

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

52

Rata-rata ketinggian lahan pertanian rumput odot milik warga

di lahan terbuka yaitu ± 900 mdpl dan rata-rata ketinggian

lahan rumput odot pada lahan naungan di bawah pohon pinus

yaitu ± 1.000 mdpl. Menurut pendapat Andrian Supriadi dan

Marpaung (2014) menyatakan bahwa perbedaan geografis

seperti ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl) akan

menyebabkan perbedaan iklim dan cuaca pada daerah tersebut,

utamanya kelembaban, suhu, dan curah hujan. Ketika

pengambilan sampel ketinggian lahan dilaksanakan, lahan

rumput odot milik Pak Budi merupakan lahan rumput odot di

bawah naungan pinus yang letaknya sangat tinggi dan jauh

dari pemukiman penduduk. Pada saat berada di lahan rumput

odot milik Pak Budi tersebut suhu terasa lebih dingin, minim

intensitas cahaya serta laju angin yang cukup kencang.

Adanya perbedaan ketinggian lahan tersebut disebabkan

perbedaan letak lahan yang dimiliki oleh tiap petani rumput

odot pada lahan terbuka juga berbeda. Perbedaan letak

ketinggain lahan rumput odot naungan disebabkan oleh pihak

perhutani yang menyarankan agar lahan kosong mana saja

yang diperbolehkan untuk ditanami rumput odot. Ketika

pengambilan sampel ketinggian lahan di lapangan, biasanya

semakin tinggi lahan yang akan dijangkau maka akan semakin

berat juga medan yang akan ditempuh. Terlebih apabila

transportasi yang digunakan kurang memadai. Selain

pengamatan ketinggian lahan juga dilakukan pengamatan

intensitas cuaca selama berada di lokasi penelitian. Hasil

pengamatan cuaca tersebut disajikan pada Tabel 7.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

53

Tabel 6. Suhu dan Kelembaban

Tabel Suhu dan Kelembaban

No Tanggal Pagi Siang Sore Cuaca

Suhu °C

Rh

%

Suhu °C

Rh

%

Suhu °C

Rh

% Hujan

Tidak

Hujan

1 13/04/2017 22,4 87 27 72 23,1 87 √

2 14/04/2017 22,9 83 25 80 22,6 85 √

3 18/04/2017 22,7 84 26 78 23,4 83 √

4 19/04/2017 21,9 90 22,4 91 22,4 89 √

5 20/04/2017 21,9 88 24,3 84 24,2 84 √

6 21/04/2017 22,6 84 24,8 84 23,1 80 √

7 22/04/2017 23,3 79 25,1 77 23,9 82 √

8 23/04/2017 23,9 84 24,7 83 23,3 82 √

9 24/04/2017 21,6 84 24,6 81 24,8 81 √

10 03/05/2017 22,7 81 23,2 87 22,8 87 √

11 04/05/2017 22,5 86 24,3 79 25 77 √

12 08/05/2017 21,9 82 22,5 88 23,5 81 √

13 09/05/2017 22,2 86 23,3 83 23,2 85

14 13/05/2017 21,1 73 23,5 68 24,2 74

√ 15 23/05/2017 21,4 77 24,1 71 24,2 64

16 24/05/2017 22,6 67 24 69 24,7 67

√ 17 25/05/2017 22,7 80 24,4 74 24 77 √

18 27/05/2017 22,8 85 23,1 85 23,6 84 √

19 28/05/2017 23,1 84 23,8 85 22,8 85 √

20 29/05/2017 21,9 88 22,9 86 23,1 83 √

TOTAL 448,1 1652 483 1605 472 1617

16 4 RATAAN 22,4 82,6 24,2 80,3 23,6 80,9

SD 0,68 5,43 1,14 6,61 0,75 6,40

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

54

Rata-rata suhu pada pagi hari yaitu 22,4°C dengan

kelembaban (Rh) 82,6%, suhu pada siang hari yaitu 24,2°C

dengan kelembaban (Rh) 80,3%, dan suhu pada sore hari yaitu

23,6°C dengan kelembaban (Rh) 80,9%. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa suhu di kawasan kecamatan Ngajum

yaitu antara 22-24°C terbilang cukup sejuk mengingat

kecamatan Ngajum berada di dataran yang cukup tinggi.

Selain itu curah hujan di kecamatan Ngajum juga terbilang

cukup tinggi, melihat hasil data pengamatan pada Tabel 7.

menyatakan bahwa dalam 20 hari pengamatan berlangsung 16

hari turun hujan dan 4 hari tidak hujan, hal tersebut sesuai

dengan hasil pengamatan dari Sangadji (2001) bahwa

pengaruh dari tekanan udara dan suhu udara serta peningkatan

curah hujan dipengaruhi oleh dataran tinggi karena setiap

ketinggian tempat memiliki variasi penurunan suhu yang

berbeda-beda. Menurut data curah hujan harian yang

didapatkan dari BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso

(2017) diperoleh data daerah Ngajum dengan rataan intensitas

hujan harian yang disajikan pada Gambar 9.

Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Malang 2017

Gambar 7. Data Hujan Harian April - Mei 2017 Kec. Ngajum

0

50

100

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31

Cu

rah

Hu

jan

Tanggal

Data Hujan Harian April - Mei

2017 Kec. Ngajum

April

Mei

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

55

Hasil pengamatan data intensitas hujan harian yang

didapatkan dari BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso

Malang diperoleh data intensitas hujan bahwasanya terjadi

intensitas yang cukup tinggiselama bulan April, sedangkan

memasuki bulan Mei intensitas curah hujan mulai menurun.

Hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap produksi rumput

odot yang dihasilkan oleh petani yang disajikan pada Tabel 11.

Data produksi rumput odot tersebut tercatat berdasarkan bulan

pemanenan dan umur pemotongan yang berbeda-beda selama

melakukan penelitian.

4.5.3. Pengukuran Jarak Penanaman dan Tinggi Pohon

Pinus pada Lahan Naungan

Budidaya rumput odot di kawasan Gunung Kawi tidak

hanya dilakukan pada lahan terbuka, beberapa petani juga

melakukan kegiatan tersebut di lahan naungan. Ada banyak

jenis tanaman yang menaungi lahan pertanian rumput odot,

seperti pohon pisang, pohon kopi, pohon sengon, pohon waru,

dan lain-lain. Pihak perhutani memanfaatkan lahan tersebut

untuk menyewakan lahan yang tidak ditumbuhi tanaman yang

nantinya akan ditanami odot. Biaya sewa lahan milik perhutani

tersebut yaitu Rp. 300.000,-/ha/tahun, dengan syarat petani

tersebut harus membayar biaya sewa tersebut apabila petani

tidak ingin melakukan kegiatan menyadap batang pohon

pinus. Berdasarkan dokumentasi yang dilakukan di lapangan,

telah dilakukan pengukuran tinggi pohon pinus dengan

estimasi pada pengambilan foto dari radius yang cukup jauh

agar terambil utuh dokumentasi pohon pinus secara

keseluruhan. Pengambilan dokumentasi tersebut disajikan

pada Gambar 10.

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

56

Gambar 8. Pengukuran jarak antar pohon pinus

Pengukuran jarak antar pohon pinus tersebut

menggunakan pita ukur dalam bentuk roll. Hasil dari rata-rata

pengukuran jarak pohon pinus tersebut yaitu sekitar 4 meter x

5 meter. Jarak yang terbilang sangat renggang apabila melihat

celah jarak tanam yang cukup luas. Oleh karena itu, jarak

tanam yang cukup renggang tersebut mendapatkan anjuran

dari pihak perhutani untuk dimanfaatkan dengan menanamkan

tanaman lain yang sekiranya tidak menggangu tanaman pohon

pinus. Lahan hutan pinus tersebut berada di Desa Precet lereng

Gunung Kawi, oleh karena itu jarak dari hutan pinus tersebut

tidak terlalu jauh dari PT Greenfields Indonesia. Akan tetapi,

apabila musim hujan medan jalan yang ditempuh untuk

memasuki kawasan hutan pinus tersebut cukup sulit,

dikarenakan kondisi jalan yang kurang baik dan cukup licin

untuk dilalui kendaraan pribadi biasa.

Pada lahan naungan tingkat keteduhan menjadi salah

satu faktor tinggi rendahnya intensitas cahaya yang masuk ke

lahan. Tinggi rendahnya intensitas cahaya tersebut dapat

disebabkan salah satunya oleh tingkat ketinggian pohon yang

menaunginya. Semakin tinggi suatu pohon pada naungan

maka akan semakin luas area teduhan pada wilayah tanaman

yang berada di bawah naungannya. Berdasarkan pengamatan

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

57

di lapangan, tanaman yang tertinggi menaungi pada lahan odot

yaitu tanaman pohon pinus. Selain tinggi, jumlah tanaman

tersebut terbilang cukup banyak. Berikut hasil dokumentasi

estimasi pengukuran tinggi pohon pinus yang disajikan pada

Gambar 11.

Gambar 9. Pengukuran tinggi

pohon pinus

Estimasi pengukuran ketingian pohon pinus tidak

dilakukan dengan metode manual yaitu dengan menaiki pohon

pinus tersebut sampai ujung teratas kemudian membentangkan

alat ukur meteran dan mengukurnya, melainkan dengan cara

sederhana yaitu dengan mengukur tinggi pohon pinus sebagian

yang terjangkau dengan menggunakan roll meter kemudian

memotret secara keseluruhan tinggi pohon pinus tersebut dari

jarak kejauhan. Sehingga secara rataan estimasi pengukuran

ketinggian tersebut dapat tercatat dengan perkiraan yang tidak

jauh berbeda dengan tinggi aslinya.

Pengukuran ketinggian pohon pinus ini bertujuan untuk

menyesuaikan dengan hasil pengamatan intensitas cahaya

*estimasi pengukuran tinggi pohon

pinus

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

58

pada lahan rumput odot di bawah naungan pohon pinus.

Tanaman yang berada di bawah naungan pohon pinus tersebut

tidak hanya rumput odot saja, melainkan terdapat tanaman-

tanaman lain seperti rumput gajah, rumput kolonjono, tanaman

kopi, tanaman cabai, dan lainnya. Oleh karena itu, belakangan

ini kawasan pinus perhutani di Dusun Precet tersebut mulai

dicanangkan untuk menanam kopi Gayo Aceh. Awal mula

pencanangan tersebut diawali dengan datangnya salah satu

petani kopi Gayo Aceh ke Dusun Precet kawasan hutan pinus

tersebut. Mereka mengamati bahwa kondisi tanah, cuaca,

ketinggian, dan lainnya sesuai dengan kondisi di Aceh dimana

Kopi Gayo dapat tumbuh secara baik. Alhasil hingga saat ini

penanaman kopi Gayo Aceh di kawasan perhutani Dusun

Precet tersebut sedang gencar untuk ditanami kopi Gayo Aceh.

Berkaitan dengan ketinggian lahan tersebut sebagai kawasan

kebun kopi, sesuai dengan pernyataan Karim (1996) yaitu

semakin tinggi ketinggian tempat, maka suhu semakin rendah

(dingin). Pada kondisi suhu yang relatif rendah dapat

merangsang inisiasi bunga sehingga menghasilkan biji yang

kualitasnya baik (berat biji meningkat). Fakta ini bermakna

bahwa ukuran biji merah kopi bertambah besar seiring dengan

peningkatan ketinggian tempat.

4.6. Penanaman Rumput Odot

Hasil pengamatan langsung mengenai tahap penanaman

rumput odot, data yang diperoleh berdasarkan beberapa

pertanyaan dari kuisioner dan dilengkapi dengan peninjauan

langsung ke lapangan. Berdasarkan butir pertanyaan terkait

penanaman rumput odot, terdiri dari alasan menanam rumput

odot, bagaimana penggunaan bibit odot, penanaman rumput

odot, tanaman yang menaungi rumput odot, dan kendala pada

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

59

saat penanaman rumput odot. Butir pertanyaan tersebut

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Penanaman Rumput Odot

Butir

Pertanya

an Respon Jawaban yang Dipilih

Alasan

Menanam

Karena menguntungkan dari segi ekonomi dan

budidaya

Adanya anjuran dari PT Greenfields Indonesia

Kualitas tanaman odot lebih baik dari tanaman

sebelumnya

Penanam

an

Adanya pihak yang membantu tiap petani ketika

menanam odot

Rata-rata jarak tanam odot yaitu 20 cm x 50 cm

Jarak kerapatan penanaman berpengaruh terhadap

pertumbuhan odot

Tanaman

Naungan Tanaman naungan didominasi oleh pohon pinus

Tanaman naungan minoritas lainnya yaitu tanaman kopi, cengkeh, dan tanaman perkebunan

Jarak antar pohon pinus berkisar 3 m x 3 m

Fungsi tanaman naungan rata-rata sebagai

peneduh tanaman di bawahnya

Kendala Secara umum tidak ada kendala penanaman

Beberapa petani mendapat kendala seperti

pencurian rumput odot

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

60

Hasil dari wawancara dengan media kuisioner tersebut, alasan

petani menanam rumput odot yaitu karena menguntungkan

dari segi ekonomi dan budidaya, adanya anjuran dari PT

Greenfields Indonesia, dan petani maupun peternak

menyatakan bahwa tanman rumput odot lebih baik daripada

tanaman rumput sebelumnya yaang biasa digunakan untuk

pakan ternak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syarifuddin

(2006) yang menyatakan bahwa rumput odot atau rumput

gajah mini (Pennisetum purpureum CV. Mott) merupakan

salah satu jenis rumput unggul yang memiliki nilai nutrisi

tinggi dan tingkat kesukaan yang tinggi pada ternak. Rumput

odot termasuk tanaman kuat di segala cuaca, sehingga

memiliki ketahanan hidup yang cukup tinggi.

Penanaman rumput odot umumnya tidak dilakukan

sendiri, setidaknya dibantu oleh satu orang. Rata-rata petani

menyebutkan jarak tanam yang baik pada rumput odot yang

baru (bibit) yaitu 20 cm x 50 cm, menurut pendapat Wildan

(2015) jarak tanam yang baik pada rumput odot yaitu sekitar

50-75 cm dalam barisan dan 75-150 cm jarak tanam antar

barisan. Hal tersebut dapat dikatakan jarak penanaman rumput

odot antara fakta di lapangan dengan literatur tidak terlalu jauh

berbeda dan masih dapat ditoleran. Menurut informasi di

lapangan, jarak penanaman rumput odot sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan rumput odot. Ditambahkan oleh Yasin

et al. (2003) bahwa dampak dari jarak tanam rumput odot

adalah terhadap kandungan nutrisi dan kecernaannya.

Kandungan nutrisi rumput odot berkaitan dengan perlakuan

jarak tanam disajikan pada Tabel 9.

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

61

Tabel 8 Kandungan nutrisi rumput odot atau gajah mini

(Pennisetum purpureum CV. Mott) denganperlakuan

jarak tanam yang berbeda

Jarak

Tanam

Kadar

Lemak

Kadar

Protein

Kecernaan

(%)

(cm) (%) (%)

Daun Batang Daun Batang Daun Batang

45x45 2,88 1,00 14,90 8,18 72,93 62,49

60x60 2,56 0,82 13,80 8,02 72,43 62,64

75x75 2,46 0,75 13,15 7,78 72,41 61,95

90x90 2,15 0,68 12,55 7,05 72,16 61,63

105x105 2,14 0,61 12,13 6,60 71,56 61,29

120x120 2,03 0,50 11,50 6,50 71,08 61,16

Sumber : Yasin et al.(2003)

Berdasarkan penelitian Yasin et al., (2003) menyatakan

pada jarak penanaman rumput odot sangat berpengaruh

terhadap kualitas nutrisi dari rumput odot tersebut, meliputi

kadar lemak, kadar protein, dan kecernaan. Semakin jauh jarak

penanaman rumput odot tersebut maka akan semakin menurun

kualitas nutrisinya pada kisaran 17-19% dari Total Digestable

Nutrient (TDN) dapat mencapai 64,31% kandungan protein

dari bahan kering serta lignin 2,5% dari BK. Hal tersebut yang

mendasari rumput odot sangat berpotensi unggul bagi pakan

hijauan ternak.

Ragam tanaman naungan yang menaungi lahan rumput

odot terdiri dari berbagai macam jenis tanaman. Mulai dari

cengkeh, kopi, pisang, kolonjono, cabai, dan pinusan. Akan

tetapi secara umum tanaman yang menaungi rumput odot yaitu

tanaman pohon pinus. Menurut pendapat petani rumput odot

yang lahannya terdapat di bawah naungan mengatakan bahwa

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

62

tanaman rumput odot yang berada dibawah naungan

pertumbuhannya jauh lebih lama ketimbang rumput odot yang

ditanam di lahan terbuka. Hal tersebut sesuai dengan

pengamatan dari Panjaitan dkk. (2011), menyatakan bahwa

dengan adanya pemberian naungan yang terlalu berat (>50%)

akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap petumbuhan

tanaman rumput. Adapun pernyataan lain mengenai jenis

rumput yang justru tumbuh lebih baik apabila ditanam

dibawah lahan naungan, seperti yang dikemukakan oleh

Sawen (2012), spesies hijauan pakan yang tahan terhadap

naungan akan memiliki produksi dan kualitas yang tinggi

meskipun tumbuh pada lahan yang ternaungi.

4.7. Pemupukan

4.7.1. Pengaruh Pemupukan Terhadap Kandungan Nutrisi

Faktor penunjang pertumbuhan tanaman rumput odot

dapat dilakukan dengan cara penambahan pupuk pada media

tanam. Menurut Hadisuwito (2007), pupuk adalah bahan yang

ditambahkan ke dalam tanah guna menyediakan unsur-unsur

esensial bagi pertumbuhan tanaman tersebut, Santoso dan

Lekitoo (2013) menyatakan bahwa dengan melakukan

penyediaan unsur hara bagi tanah terutama nitrogen (N),

posfor (P), dan kalium (K) secara optimal terhadap tanah dapat

meningkatkan produksi dari tanaman tersebut. Berdasarkan

hasil pengamatan di lapangan, penggunaan pupuk pada saat

budidaya rumput odot di Kecamatan Ngajum disajikan pada

Gambar 12.

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

63

Gambar 10. Jenis pupuk yang digunakan

Rata-rata penggunaan pupukberdasarkan jumlah petani

rumput odot di Kecamatan Ngajum yaitu Urea 20 %, ZA 30%,

TSP 5%, KCl 5%, Ponska 5%, Limbah Pabrik 60%, Kotoran

Ternak 5%, dan selebihnya tidak melakukan pemupukan

sebesar 15%. Dapat disimpulkan tidak semua petani

menggunakan pupuk organik, beberapa petani juga

menggunakan pupuk kimiawi. Menurut pendapat petani

rumput odot, penggunaan pupuk organik yang berasal dari

kotoran ternak dirasa sudah cukup untuk meningkatkan

produktivitas rumput odot, sesuai dengan pernyataan Soetanto

(2002), pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah

yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun

pada umumnya pupuk organik memiliki kandungan hara

makro N, P, K yang rendah akan tetapi mengandung hara

mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan tanaman. Penjelasan pupuk organik tersebut

diperkuat oleh pendapat Marsono dan Lingga (2003) yang

menjelaskan bahwa pupuk organik merupakan pupuk yang

berasal dari pelapukan sisa makhluk hidup, seperti tanaman,

0

20

40

60

2030

5 5 5

60

515

Perse

nta

se (

%)

Jenis Pupuk

JENIS PUPUK YANG

DIGUNAKAN

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

64

hewan, dan limbah organik. Pupuk ini umumnya merupakan

pupuk pelengkap artinya mengandung beberapa unsur hara

makro dan mikro dengan jumlah yang tertentu. Keuntungan

lain dari penggunaan pupuk organik tersebut menurut petani

rumput odot yaitu biaya yang murah sehingga terjangkau

dalam penggunannya, hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Indriani (2001), penggunaan dari pupuk organik lebih

menguntungkan dibandingkan dengan pupuk an organik

karena biaya yang dibutuhkan lebih murah serta tidak

menimbulkan asam organik di dalam tanah dan tidak

menyebabkan kerusakan tanah apabila jumlah pemberiannya

berlebihan. Keuntungan lain dari penggunaan pupuk organik

tersebut yaitu dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara

mikro dan tidak menimbulkan polusi (Hardjowigeno, 1995

disitasi Aromdhana, 2006).

Berdasarkan data di lapangan diketahui bahwa proses

pengairan limbah dari PT Greenfields Indonesia melalui

beberapa tahapan, yaitu pertama petani rumput

menginformasikan pada bagian koordinator limbah untuk

minta dialiri, lalu koordinator limbah akan mencatat nama

petani tersebut dan dimana letak lahan yang akan dialiri,

setelah itu koordinator limbah akan mengunjungi lokasi lahan

yang akan dialiri limbah, selang waktu 3-4 hari limbah akan

dialiri, selanjutnya koordinator limbah akan mengirim tim

pengalir limbah dengan membawa beberapa peralatan

(paralon, sabit, cangkul, dll) apabila diperlukan. Berikut hasil

dokumentasi mengenai pengaliran limbah menuju lahan petani

rumput odot yang disajikan pada Gambar 13.

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

65

Gambar 11. Tahapan pengairan limbah dari PT Greenfields

Indonesia

Hasil dokumentasi Gambar 13. menjelaskan bagaimana

tahapan pengaliran limbah dari PT Greenfields Indonesia

menuju lahan pertanian rumput odot milik warga sekitar.

Menurut warga sekitar aliran limbah tersebut tidak hanya

digunakan untuk lahan rumput odot saja, namun beberapa

tanaman lain juga terkadang turut dialiri, sepeti tanaman

sayuran, kopi, dan rumput lain.Biaya pengairan limbah sendiri

yaitu sekitar Rp 50.000,00 – Rp 75.000,00 tergantung jarak

dari lagoon limbah pabrik menuju lahan pertanian yang akan

dialiri. Berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu

petugas limbah di PT Greenfields Indonesia bahwa dalam

(2) (1)

(3) (4)

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

66

sehari pengairan limbah dilakukan yaitu ± 800m³ atau sekitar

(± 200m³/8 jam).

Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa

diiringi dengan pemulihan kondisi alam tentu akan semakin

memperburuk kerusakan alam. Cakmak (2001) menyatakan

bahwa perkiraan kekurangan unsur hara pada tanah yaitu

sekitar 60%. Sejak tahun 1984 petani berusaha melakukan

peningkatan produksi dengan menggunakan pupuk buatan

(anorganik) (Supadma, 2006). Analisis pada Gambar 12.

menunjukkan bahwa penggunaan pupuk anorganik berupa ZA

yaitu sejumlah 30% dari total keseluruhan petani rumput odot

yang diwawancara. Pada dasarnya penggunaan pupuk kimiawi

memang mempercepat pertumbuhan tanaman, tetapi ada

dampak lain yang ditimbulkan. Kartini (2000) menyatakan

bahwa penggunaan pupuk kimia dalam periode yang lama

merupakan salah satu penyebab degradasi lahan. Penggunaan

pupuk organik dalam jangka panjang akan mengakibatkan

kerusakan fisik, kimia, dan biologi tanah.

Analisis hasil pengamatan pada Gambar 12.

menunjukkan penggunaan pupuk limbah pabrik yang

mendominasi dari penggunaan pupuk lainnya yaitu sejumlah

60%. Mengingat lahan rumput odot tersebut berdekatan

dengan peternakan sapi perah PT Greenfileds Indonesia, maka

limbah dari peternakan tersebut diolah kemudian dialiri untuk

lahan pertanian warga sekitar. Limbah dari peternakan tersebut

meliputi limbah cair seperti air bilasan pasca memandikan

ternak dan urine ternak, kemudian limbah padat seperti

kotoran ternak (feses). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Flaig (1984), yaitu selain menghasilkan pupuk padat, ternak

juga menghasilkan pupuk cair berupa urin. Adanya pengaruh

jenis dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan rumput

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

67

gajah odot (Pennisetum purpureum CV. Mott) tanaman, luas

daun, dan jumlah anakan (Zahroh, Muizzudin dan

Chamisijatin, 2016).

Pengolahan limbah di PT Greenfields Indonesia

menggunakan bakteri yang berasal dari pabrik minuman yaitu

PT Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat). Pengiriman bibit

bakteri tersebut dilakukan sekitar 6 bulan sekali menggunakan

mobil tanki perusahaan tersebut. Proses pemberian gelembung

oksigen (aerasi) dilakukan agar pH air limbah turun dan

Chemical Oxygen Diamond (COD) dapat merata. COD

tersebut nantinya digunakan sebagai makanan bakteri

pengolah limbah. Terdapat 6 pompa limbah yang terdiri dari 5

pompa untuk mengaliri lahan pertanian dan 1 pompa untuk

melakukan pembersihan kandang (flushing). Tahapan lagoon

akhir limbah diisi dengan hewan air yaitu berupa ikan mujair

atau lobster, fungsinya sebagai indikator tingkat kebersihan air

limbah. Indikator tersebut dimaksudkan apabila hewan air

tersebut dapat hidup maka air limbah sudah dapat dialiri untuk

keperluan PT Greenfields Indonesia sendiri maupun untuk

lahan pertanian warga. Berikut hasil dokumentasi pengamatan

limbah di PT Greenfields Indonesia yang disajikan pada

Gambar 14.

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

68

Gambar 12. Pengolahan Limbah di PT Greenfields Indonesia

4.8. Pemanenan Rumput Odot

4.8.1. Tinggi Rumput Odot Ketika Pemanenan

Produktivitas rumput odot salah satunya dipengaruhi

oleh tinggi rumput odot. Semakin tinggi rumput odot maka

akan semakin tinggi produksi bobot rumput odot tersebut.

Analisis pengamatan terhadap tinggi rumput odot dilakukan

berdasarkan 5 perbedaan ketinggian rumput yaitu 1 m, 1,2 m,

1,5 m, 2 m, dan 3 m. Ragam ketinggian tersebut disajikan pada

Gambar 15.

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

69

Gambar 13. Tinggi rumput ketika panen

Peternak responden umumnya memotong rumput ketika

tinggi tanaman mencapai 1,5 meter dari pangkal tunas, hal

tersebut melebihi dari pendapat Syarifuddin (2006) bahwa

tinggi maksimal dari rumput odot ini yaitu 1 meter, selain itu

rumput odot memiliki tipe morfologi yang rimbun, sehingga

peranannya bermanfaat sebagai penangkal angin (wind break)

terhadap tanaman utama. Adanya perbedaan tinggi

pemotongan tersebut oleh peternak dikarenakan beberapa hal

diantaranya pada lahan rumput odot terbuka pemotongan

rumput odot mengikuti rotasi putaran panen yang telah dibuat

oleh pengepul, jadi petani tidak berhak untuk menentukan

seberapa tinggi rumput odot tersebut dapat dipanen. Pada

lahan naungan, pemotongan rumput odot rata-rata disesuaikan

dengan kebutuhan pakan ternak pribadi yang dimiliki oleh tiap

petani, terkadang rumput dipotong pada ketinggian belum

mencapai 1,5 meter dan terkadang melebihi 1,5 meter

sehingga pemotongan rumput odot tersebut bervariatif.

Ditambahkan oleh pendapat Wildan (2015), ciri rumput yang

0

20

40

1 1.2 1.5 2 3

2025

35

155

Perse

nta

se (

%)

Meter

TINGGI RUMPUT KETIKA

PANEN

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

70

sudah dapat dipanen yaitu adanya ruas batang yang sudah

berukuran 15 cm. Umur panen pada musim penghujan 35-45

hari, pada musim kemarau 40-50 hari. Rumput dipotong

pendek sejajar dengan tanah. Pemanenan pertama kali

sebaiknya rumput dipanen lebih dari 60 hari atau ditunggu

batangnya sampai dengan 30-40 cm.

4.8.2. Umur Pemotongan Rumput Odot di Musim

Kemarau dan Penghujan

Salah satu tahapan akhir dari kegiatan budidaya rumput

odot yaitu melakukan pemotongan rumput odot (defoliasi).

Pengertian umur pemotongan yaitu lama hijauan pakan

tumbuh hingga dilakukan pemotongan (defoliasi) dalam

satuan hari, ditambahkan oleh pendapat Seseray, Saragih, dan

Katiop (2012) bahwa defoliasi merupakan pemangkasan atau

pengambilan bagian tanaman yang terdapat di atas permukaan

tanah, baik oleh manusia maupun oleh renggutan hewan ternak

yang digembalakan. Anonimous (2016) menyatakan bahwa

panen pertama rumput odot dilakukan pada umur 90 hari pasca

tanam. Panen selanjutnya yaitu 40 hari sekali pada musim

penghujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau, sehingga

periode panen rumput gajah tersebut terhitung sebanyak 3 kali

panen dalam satu tahun. Pemotongan berhubungan erat

dengan produktivitas dan kualitas hijauan pakan. Interval

pemotongan yang erat tanpa diiringi dengan masa istirahat,

maka akan menghambat perkembangan tunas-tunas baru

sehingga produksi dan perkembangan tanaman nantinya akan

berkurang (Reksohadiprojo, 1999). Berdasarkan hasil

pengamatan, perbandingan umur pemotongan rumput odot

dibedakan atas dua musim yaitu pada saat musim kemarau dan

musim penghujan. Perbandingan umur pemotongan rumput

odot tersebut disajikan pada Gambar 16. dan Gambar 17.

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

71

Gambar 14. Umur Pemotongan Rumput Odot di Musim

Kemarau

Gambar 15. Umur Pemotongan Rumput Odot di Musim

Penghujan

Hasil pengamatan umur pemotongan rumput odot di

musim kemarau pada Gambar 16. menunjukkan bahwa

pemotongan rumput odot di bawah umur 3 bulan (<3) tidak

0

100

< 3 3 > 3

0 15

85P

erse

nta

se (

%)

Bulan

UMUR PEMOTONGAN RUMPUT

ODOT DI MUSIM KEMARAU

0

50

< 3 3 > 3

2045 35

Perse

nta

se (

%)

Bulan

UMUR PEMOTONGAN

RUMPUT ODOT DI MUSIM

PENGHUJAN

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

72

dilakukan, pemotongan tepat di umur 3 bulan hanya sejumlah

15%, dan pemotongan diatas 3 bulan (>3) sejumlah 85%. Hal

tersebut menyimpulkan bahwa umur pemotongan di musim

kemarau banyak di atas umur 3 bulan. Berdasarkan informasi

yang didapat, pemotongan rumput dilakukan di atas umur 3

bulan karena pada saat musim kemarau rumput odot sulit

untuk mendapatkan pasokan air, akan tetapi sebagian lahan

masih dapat menerima pasokan nutrisi rumpur dari air limbah

peternakan dari PT Greenfields Indonesia yang dialiri menuju

lahan-lahan warga. Rata-rata petani memangkas rumput odot

di umur yang cukup tua, hal tersebut ditunjukkan untuk

memperoleh bobot timbang rumput yang tinggi. Savitri

dkk.(2012) menyatakan bahwa semakin tua umur pemotongan

maka akan semakin meningkat produksinya namun

berbanding terbalik dengan kandungan kualitas pakan (serat

kasar meningkat, protein kasar menurun). Menurut Mansyur

dkk., (2005), jika interval pemotongan diperpanjang maka

akan terjadi suatu penurunan kandungan protein kasar (PK).

Ditambahkan oleh pendapat Siahkouhian et al., (2012),

perlakuan pemangkasan pada tanaman pakan yang jarang

dilakukan terutama pada musim kering, akan menghasilkan

hijauan dengan konsentrasi lignin lebih tinggi dibandingkan

pada saat musim hujan.

Hasil pengamatan rumput odot di musim penghujan

yang disajikan pada Gambar 17. menjelaskan bahwa umur

pemotongan rumput di bawah 3 bulan (<3) sejumlah 20%,

umur pemotongan tepat 3 bulan sejumlah 45%, dan umur

pemotongan di atas 3 bulan (>3) sejumlah 35%. Pernyataan

hasil pengamatan tersebut mendominasi bahwa ketika di

musim penghujan banyak petani rumput odot yang memotong

rumput odot pada umur 3 bulan. Menurut informasi yang

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

73

didapat, pemotongan rumput odot di umur 3 bulan dirasa

sudah cukup dalam menghasilkan bobot produksi rumput odot

yang terbilang cukup baik. Namun, beberapa petani ada juga

yang memotong rumput di bawah umur 3 bulan. Menurut Ella

(2002), pemotongan yang terlalu ringan mengakibatkan

pertumbuhan tanaman didominasi oleh pucuk dan daun saja,

sedangkan pertumbuhan anakan akan berkurang. Terdapat

beberapa petani yang memotong rumput di umur yang cukup

tua, dengan harapan mendapatkan hasil produksi yang lebih

tinggi dari sebelumnya. Namun dampak dari pemotongan yang

terlalu tua tersebut menyebabkan kandungan protein kasar

(PK) rumput menjadi menurun. Sesuai dengan yang dikatakan

oleh Savitri dkk. (2012) menyatakan bahwa semakin tua umur

pemotongan maka akan semakin meningkat produksinya

namun berbanding terbalik dengan kandungan kualitas pakan

(serat kasar meningkat dan protein kasar menurun).

4.8.3. Pengaruh Umur Pemotongan Terhadap Kandungan

Nutrisi

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, umur

pemotongan rumput terhadap kandungan nutrisi terbagi

menjadi 2 jenis lahan yaitu lahan terbuka dan lahan naungan

kemudian terbagi lagi berdasarkan umur pemotongan yaitu

pada lahan terbuka terdiri dari umur pemotongan 40 hari, 50

hari, 60 hari, 80 hari, dan 90 hari. Pada lahan naungan terdiri

dari umur pemotongan 60 hari, 90 hari, dan 120 hari.

Pengujian kandungan nutrisi rumput odot tersebut

menggunakan metode analisis proksimat yang dilaksanakan di

Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya. Hasil analisis laboratorium

disajikan pada Tabel 10.

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

74

Tabel 9. Hasil analisis proksimat berdasarkan umur

pemotongan pada rumput odot

Lahan Umur

(Hari)

Kode

Sampel

BK

BO PK SK

(%) (%) (%) (%)

Terbuka

40 P. Bandi 7,82 76,5 11,75 32,05

50 P. Main 13,14 79,7 10,15 33,5

60 P. Jufri 12,65 77,96 11,02 42,11

80 P. Jhoni 7,63 80,22 9,89 31,57

90 P. Pi'i 7,91 79,64 10,18 30,97

Naungan

60 P. Budi 11,33 81,41 9,3 42,73

90 P. Saman 8,66 81,78 9,11 33,22

120 P. Saman 10,57 84,18 7,91 35,78

Hasil dari pengujian rumput odot tersebut menggunakan

analisis proksimat bahwa kandungan nutrisi rumput odot

menggunakan 8 sampel rumput odot dari lahan yang berbeda

dan umur yang berbeda. Kandungan nutrisi yang diuji terdiri

dari Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), Protein Kasar

(PK), dan Serat Kasar (SK). Penelitian Santoso, Lekito dan

Umiyati (2007) komposisi kimia rumput odot terdiri dari BK

19,94% dan BO 88,83% dan Rukmana (2005), yaitu BK

19,9% dan BO 88,3%. Sedangkan hasil pengujian dari bahan

kering (BK) menunjukkan bahwa kandungan bahan kering

tertinggi yaitu 13,14% dicapai pada saat umur pemotongan 50

hari di lahan terbuka dan Bahan Organik (BO) tertinggi

84,18% dicapai ketika umur pemotongan 120 hari di lahan

naungan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan bahan

kering (BK) lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput

odot pada umumnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

75

dari Asshodiq (2016) dimana menunjukkan bahwa kandungan

bahan kering (BK)Pennisetum purpureum CV. Mott yaitu

12,46% dan kandungan bahan organik (BO) yaitu 87,54%.

Hasil penelitian Parakkasi (1986) menyatakan bahwa di dalam

bahan kering terkandung zat-zat makanan seperti: protein,

karbohidrat, lemak beberapa mineral dan vitamin. Apabila

kandungan nutrisi bahan keringnya tinggi, maka zat-zat yang

terkandung di dalam bahan kering tersebut akan meningkat

pula. Ditambahkan oleh pendapat Mansyur dkk. (2005)

menyatakan bahwa adanya kecenderungan perubahan pada

produksi segar dan kering seiring dengan lama umur

pemotongan karena proporsi bahan kering yang dikandung

berubah bersamaan umur tanaman

Analisis kandungan Protein Kasar (PK) dan Serat Kasar

(SK) pada Tabel 10. menunjukkan bahwa protein kasar

tertinggi dihasilkan pada umur pemotongan 40 hari pada lahan

terbuka yaitu 11,75%. Hasil analisis kandungan PK rumput

odot tersebut relatif seimbang jika dibandingkan dengan kadar

PK rumput gajah menurut Susanti (2007) yaitu 9,71–12,02%.

Hijauan yang lebih muda kandungan protein dan kadar airnya

tinggi akan tetapi kadar seratnya lebih rendah (Ella, 2002).

Kandungan nutrisi serat kasar (SK) tertinggi dihasilkan pada

umur pemotongan rumput odot 60 hari di lahan naungan yaitu

42,73%. Menurut Whiteman (2001), hasil dari analisis

proksimatPennisetum purpureum CV. Mott dari hasil panen

yang dilaksanakan secara teratur berkisar antara 8,96 protein

kasar (PK), BETN 41,34%, serat kasar 30,86% (SK), lemak

2,24%, abu 15,96%, dan TDN mencapai 51%. Dapat

dikatakan bahwa hasil penelitian rumput odot terhadap serat

kasar (SK) relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil

penelitian Whiteman (2012) yang menyatakan hasil analisis

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

76

proksimat dari pemotongan rumput odot secara teratur yaitu

30,86%.

4.8.4. Pengaruh Umur Pemotongan Terhadap

Produktivitas Rumput Odot

Hijauan makanan ternak yang dipanen pada umur

yang lebih panjang akan menghasilkan produksi yang lebih

tinggi, tetapi seiring bertambahnya umur pemanenan tersebut

maka akan menurunkan dari segi kualitasnya. Kualitas hijauan

tersebut ditentukan dari kandungan nutrisi yang terdapat di

hijauan pakan, beberapa diantaranya adalah kandungan BK,

BO, SK, dan PK. Salah satu kandungan nutrisi yang akan

diamati yaitu bahan kering (BK), yang berkaitan dengan

produktivitas rumput tersebutdari segi umur pemanenan.

Selain itu, juga dilakukan estimasi perbandingan hasil

perhitungan produksi rumput odot berdasarkan luasan lahan

tanpa menggunakan jarak penanaman dengan luasan lahan

yang menggunakan jarak penanaman. Hasil pengamatan dan

perbandingan produksi rumput odot tersebut disajikan oleh

Tabel 11.

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

77

Tabel 10. Hasil perbandingan produksi rumput odot menggunakan ubinan

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

78

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

79

Analisis produktivitas rumput odot berdasarkan umur

pemotongan yang disajikan pada Tabel 11. menunjukkan

bahwa produktivitas rumput tertinggi didapatkan ketika

rumput odot berada di umur pemotongan 90 hari dengan

kondisi lahan terbuka yaitu 154,4 ton/ha dengan kandungan

bahan kering (BK) yaitu 7,91%. Data tersebut menjelaskan

bahwa semakin panjang umur pemotongan maka akan terjadi

peningkatan produksi segar dan adanya penurunan kandungan

bahan kering (BK). Mansyur dkk. (2015) menyatakan bahwa

peningkatan produksi segar tanaman diiringi oleh peningkatan

produksi kering. Ditambahkan oleh Elevitch dan Francis

(2006) bahwa umur pemotongan berpengaruh terhadap

produksi segar dan produksi kering, sehingga pernyataan

tersebut sesuai dengan data analisis umur panen dimana

seiring bertambahnya umur, juga terjadi peningkatan pada

produksi segar. Produksi hijauan akan meningkat, apabila

produksi hijauan pakan ternak dapat optimal apabila jenis dan

jumlah hara yang ditambahkan dalam keadaan cukup

(Nurhajati, 1986).

Hasil data Tabel 11. yaitu adanya perbedaan hasil

poduksi segar pada umur pemotongan begitu juga dengan

kandungan nutrisi bahan kering (BK). Perbedaan yang dapat

dilihat yaitu dengan adanya jarak penanaman pada tiap lahan

yang diamati. Rata-rata jarak penanaman pada saat

pengamatan di lapangan yaitu sekitar 50 cm² x 80 cm². Dari

perhitungan tabel sebelumnya, terjadi penurunan hasil

produksi yang dikarenakan adanya jarak penanaman. Umur

pemanenan 90 hari di lahan terbuka didapatkan hasil produksi

segar yaitu 97,75 ton/ha dengan kandungan bahan kering (BK)

7,91 %. Hasil produksi segar tersebut dikatakan lebih nyata

(real) dibandingkan hasil produksi segar tanpa

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

80

menggunakanjarak tanam sebelumnya karena berdasarkan

informasi di lapangan, petani rumput odot berpendapat dari

luasan lahan rumput odot ± 1 ha dengan umur pemotongan 90

hari dapat menghasilkan bobot rumput odot segar yaitu 100

ton/ha. Nyatanya hasil panen rumput odot tersebut lebih

mendekati dengan hasil produksi menggunakan jarak tanam

yaitu 97,75 ton/ha dibandingkan tanpa jarak tanam yaitu 154,4

ton/ha. Data tersebut menjelaskan adanya penurunan bahan

kering (BK) seiring bertambah lamanya umur pemotongan.

Oleh karena itu pemotongan rumput odot di umur yang lebih

muda jauh lebih baik dibandingkan umur yang terlalu tua. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Parakkasi (1986) yaitu

kandungan bahan kering (BK) yang tinggi lebih baik bila

dibandingkan dengan kandungan bahan kering (BK) yang

rendah, karena di dalam bahan kering terkandung zat-zat

makanan seperti: protein, karbohidrat, lemak beberapa mineral

dan vitamin.

Faktor lainnya yang mempengaruhi hasil produksi

rumput odot pada lahan kondisi terbuka dengan umur

pemotongan 90 hari (154,4 ton) tersebut disebabkan oleh lama

umur tanaman itu sendiri. Estimasi produksi rumput odot

tersebut yaitu 154,4 ton dikarenakan tanaman tersebut

memiliki umur yang lebih lama dibandingkan tanaman lainnya

yaitu sekitar 5 tahun sehingga jumlah anakan tunas per-

rumpunnya pun lebih banyak dibandingkan tanaman rumput

lainnya. Pengambilan sampel anakan rumpun tersebut juga

dilakukan menggunakan ubinan (frame) 0,25 m² guna

mengetahui jumlah anakan rumpun dengan usia tanaman

sekitar 5 tahun. Pengambilan sampel anakan tersebut disajikan

pada Gambar 18.

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

81

Gambar 16. Jumlah anakan rumput odot dalam satu rumpun (frame) 0,25 m².

Berdasarkan hasil pengamatan data di lapangan tersebut

yang disajikan pada Gambar 18. diatas dapat dilihat dari segi

kasat mata banyaknya jumlah rumput atau kepadatannya

dalam satu frame berukuran 0,25 m² terlihat beragam. Mulai

dari jumlah kepadatan yang sangat rapat hingga yang terlihat

sangat jarang. Perhitungan dilakukan dengan cara memotret

bagian anakan yang berada di dalam ubinan setelah itu

dimasukan ke dalam aplikasi digital untuk ditandai dengan

lingkaran merah pada tiap bagian anakan yang akan dihitung.

Setelah ditandai, kemudian bagian yang diberi titik merah

dihitung menggunakan counter. Kemudian dilakukan

perhitungan rata-rata dari pengambilan sampel yaitu dengan

menjumlahkan seluruh jumlah anakan perframe. Berikut hasil

perhitungan rata-rata jumlah anakan perframeyang disajikan

pada Tabel 12.

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

82

Tabel 11. Perhitungan jumlah anakan rumput odot.

No Sampel Jumlah Anakan

1 1 46

2 2 57

3 3 69

4 4 52

5 5 67

Jumlah

anakan 291

Rata-rata

jumlah anakan 58,2

Rata-rata hasil perhitungan dari jumlah anakan dalam

satu rumpun frameberukuran 0,25 m² yaitu sejumlah 58

anakan. Hasil tersebut tentu saja dapat bervariatif tergantung

dari beberapa faktor berikut yaitu berapa lama budidaya

rumput odot tersebut dilakukan pada lahan tersebut, kedua ada

tidaknya perlakuan pemupukan, dan ketiga apakah sering

dilakukan pengurangan anakan pada tiap rumpun. Oleh karena

itu sebagian petani biasanya menambahkan pupuk kandang

pada lahan rumput odot miliknya. Pernyataan tersebut sesuai

dengan Balitnak (2004) disitasi Damayanti (2006) bahwa

penggunaan pupuk kandang 10 ton/ha memberikan respon

yang sangat baik terhadap produksi hijauan rumput gajah yang

mencapai 184 ton/ha/tahun atau dua kali lebih tinggi

dibandingkan dengan yang tidak dipupuk.

Pentingnya mengukur jarak tanaman karena dengan

adanya jarak tanaman tersebut hasil produksi real tidak sama

dengan hasil rumus ubinan (frame) 0,25 m² yang biasa

digunakan untuk menaksir produksi tanaman. Oleh karena itu

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

83

banyak ditemukan di lapangan bahwasanya sering ditemukan

ketidaksesuaian antara perhitungan bobot rumput pada saat di

lapangan dengan penimbangan bobot asli rumput tersebut.

Jarak penanaman pada rumput odot tersebut dapat dilihat pada

Gambar 19.

Gambar 17. Jarak antar rumpun pada rumput odot

.

4.8.5. Alur Penyetoran Rumput Odot oleh Pengepul.

Penyetoran rumput odot dilakukan setiap hari oleh 3

orang pengepul yang biasa dimulai pada pukul 05.00 WIB.

Kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut rumput

dilakukan pemanasan mesin. Apabila cuaca cukup ekstrim,

maka pengepul biasanya membawa bahan tambahan seperti

serbuk kayu, batu kerikil, ataupun pasir guna mempermudah

akses transportasi menuju lahan rumput odot milik warga yang

sekiranya memiliki medan cukup sulit untuk dijangkau.

Berikut alur pengiriman rumput odot terhadap PT Greenfields

Indonesia yang dilaksanakan oleh pengepul, disajikan pada

Gambar,,,20.

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

84

Gambar 18. Alur pemanenan rumput odot oleh pengepul

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

85

Alur penyetoran rumput odot diatas menjelaskan awal

pemanenan rumput odot dimulai dari pemangkasan lahan

rumput odot oleh pengepul, dalam satu tim pengepul biasanya

berjumlah 14 orang yang terdiri dari 11 orang pemangkas

rumput dan 3 orang sebagai supir pengangkut rumput. Waktu

libur dari 11 orang tersebut yaitu satu kali dalam seminggu

dengan sistem bergilir (rolling). Pemberian upah atau gaji

pada karyawan tim pengepul biasanya diberikan dalam kurun

waktu 2 minggu sekali, rata-rata tiap karyawan pengepul

mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1.500.000,- / 2 minggu

sekali.

Tahap selanjutnya dari pemangkasan rumput odot

tersebut yaitu dengan membawa hasil pemangkasan kepada PT

Greenfields Indonesia. Rata-rata kapasitas angkut mobil jeep

tersebut yaitu sekitar 2,5 ton. Kemudian jeep memasuki area

penimbangan bersama muatan rumput dan nantinya akan

dilakukan pencatatan awal oleh petugas penimbangan. Tahap

berikutnya yaitu jeep pengangkut rumput memasuki area

pencacahan hijauan (chopping area). Petugas chopper hijauan

berjumlah 2-3 orang. Lama pemotongan sendiri yaitu lebih

kurang 15 menit dalam 1 muatan jeep. Mesin chopper tersebut

menggunakan bahan bakar bensin. Tahap akhir setelah

pemotongan rumput tersebut yaitu menuju pintu keluar

penimbangan. Sejenak mobil jeep yang sudah tidak lagi

dipenuhi muatan berhenti di atas alat timbang kemudian

mencatat bobot kosong jeep kemudian diinput data pencatatan

timbangan tersebut pada komputer. Pengepul akan dikenakan

pengurangan bobot asli timbangan rumput odot, apabila ketika

pengecekan rumput terdapat beberapa jenis rumput lain atau

gulma. Setelah dilakukan pencatatan, pengepul melanjutkan

perjalanan menuju lahan yang akan dipanen. Baik lahan

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

86

sebelumnya maupun lahan baru. Waktu penerimaan rumput

oleh PT Greenfields Indonesia yaitu pukul 14.00 WIB,

melewati dari jam operasional tersebut maka penyetoran

rumput dilanjutkan keesokan harinya.

4.8.6. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis finansial sangat diperlukan untuk menentukan

kelayakan dalam usaha bidang peternakan yaitu dengan

menghitung arus biaya pengeluaran dan arus pendapatan.

Untuk mengetahui kelayakan usaha yang dijalankan, analisis

finansial dalam usaha budidaya rumput odot di Kecamatan

Ngajum yang berkemitraan dengan PT Greenfields Indonesia

ini menggunakan kriteria penilaian investasi yaitu Benefit Cost

Ratio (BCR) dan Return Of Investment (ROI). Benefit cost

ratio (BCR) adalah metode yang digunakan dalam evaluasi

awal perencanaan investasi atau sebagai analisis tambahan

dalam rangka menvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan

dengan metode lainnya (Giatman, 2007). Return Of Investment

(ROI) merupakan analisa untuk mengetahui tingkat

keuntungan usaha sehubungan dengan modal yang digunakan.

Besar kecilnya ROI ditentukan oleh tingkat perputaran modal

dan keuntungan bersih yang dicapai. Berikut hasil

perhitungan analisis usaha berdasarkan Benefit Cost Ratio

(BCR) dan Return Of Investment (ROI) yang disajikan pada

Tabel 13.

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

87

Tabel 12. Analisis kelayakan usaha rumput odot

NO Nama Petani

Pendapatan Break Event Point

(BEP)

Benefit

Cost

Return of Investment

(ROI)

Kotor (Rp) Bersih (Rp)

Volume

Produksi

(ton)

Harga

Produksi

(Rp)

(BCR)

(>1) Rp 100,-

1 Ibu Tasmirah 4.000.000 2.250.000 5,78 37.000 4,3 243,24

2 Ibu Marni 4.800.000 2.050.000 15,09 80.500 1,9 84,88

3 Pak Sunardi 8.750.000 5.187.000 18,91 66.200 2,6 156,70

4 Pak Tamugi 6.150.000 2.910.000 20,10 80.428 2,1 103

5 Pak Main 4.383.000 821.500 22,71 113.589 1,3 25,80

6 Pak Bandi 28.600.000 24.145.000 27,35 31.644 7,4 630,50

7 Pak Sanuri 16.900.000 12.921.000 25,02 70.080 4,4 368,70

8 Pak Pi'i 3.300.000 685.000 16,05 107.047 1,4 30,4

9 Pak Jufri 22.695.000 18.152.000 29,65 70.245 5,6 453,3

10 Mas Galih 12.195.000 9.056.000 19,62 46.491 4,6 341,7

Rata-rata >1 > Rp 100,-

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

88

Hasil dari data Tabel 13. diperoleh melalui rata-rata

perhitungan analisis kelayakan usaha yang disajikan pada

Lampiran 7. Rata-rata Benefit Cost Ratio (BCR) yang

dihasilkan dari kegiatan budidaya rumput odot di Kecamatan

Ngajum yaitu lebih dari (>1). Hal tersebut menandakan

bahwasanya kegiatan budidaya rumput odot di Kecamatan

Gunung Kawi yang berkemitraan dengan PT Greenfields

Indonesia dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan dan

dikembangkan, sebagaimana menurut pendapat Gittinger

(1986) menyatakan BCR akan menggambarkan keuntungan

dan layak dilaksanakan jika mempunyai BCR > 1. Apabila

BCR = 1 maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi.

Apabila BCR < 1 maka usaha tersebut merugikan sehingga

lebih baik tidak dilaksanakan.

Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) dihitung dengan rumus

(Freddy, 2006):

BCR =PV Benefit

PV Cost

Keterangan :

PV Benefit = Present Value dari benefit PV Cost = Present Value dari cost

Keuntungan dari hasil budidaya rumput odot tersebut

turut diperhatikan dengan menggunakan metode Return of

Investment (ROI), rata-rata hasil ROI pada Tabel 13. dengan

menggunakan acuan pengeluaran Rp 100,- didapatkan rata-

rata keuntungan lebih dari (> Rp 100,-) hal tersebut dapat

dikatakan usaha budidaya rumput odot ini dapat terus

berlangsung dan dikembangkan, seperti yang dikatakan

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

89

Soekartawi (1993) bahwa semakin besar keuntungan yang

diterima maka semakin besar tingkat pengembalian modal,

dan sebaliknya. Kelayakan usaha diketahui dengan

membandingkan ROI dengan tingkat suku bunga pinjaman.

Suatu usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari

tingkat suku bunga pinjaman dan tidak layak apabila ROI

lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman. (Soekartawi,

1993)

4.8.7. Diagram Alir Budidaya Rumput Odot

Pebedaan tipe petani rumput odot di Kecamatan

Ngajum yang terdiri dari petani odot lahan terbuka dan petani

odot lahan naungan menyebabkan adanya perbedaan pola budidaya pada rumput odot dari segi perlakuan, terlebih hasil

pemanenan rumput odot juga tidak sepenuhnya disetorkan

pada pihak kemitraan (PT Greenfields Indonesia) melainkan

sebagian hasil panen ada juga yang digunakan untuk kebutuhan ternak sendiri. Gambaran singkat mengenai

budidaya rumput odot dari kedua tipe petani tersebut

dijelaskan pada Gambar 2

ROI =Pendapatan Bersih (Net Income)

Total Aset (Modal) X 100%

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

90

Gambar 19. Diagram alir budidaya rumput odot

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANrepository.ub.ac.id/11081/5/BAB IV.pdf · budidaya rumput odot pada petani lahan terbuka terdiri dari berbagai lama pengalaman yaitu pengalaman budidaya

27