23
KERJA SAMA "GOBES's" - "DYNASTY" "PP - UMKM KADIN JATENG" MODEL-MODEL KOLAM "PEMBENIHAN" BUDIDAYA BELUT DI AIR BERSIH UNTUK PEMBESARAN BUDIDAYA CACING LUMBRICUS GOBES’s -> Gabungan Orang Belut Semarang & Sekitarnya PP-UMKM KADIN JATENG -> Pusat Pengembangan Usaha Menengah Kecil Mikro Metode terbaru untuk Budidaya Belut khususnya pembesaran adalah di "Air jernih (bersih / tanpa lumpur)". Metode ini sudah dicoba di beberapa petani yaitu Pati, Kudus, Semarang, Boyolali. Hasilnya sangat menakjubkan dalam kurun waktu 1 1/2 - 2 bulan pembesarannya sudah seukuran jari manis dan telunjuk tangan orang dewasa. Bahkan di Boyolali, bibitnya berasal dari sawah yang diambil dengan cara "disetrum" tetapi dengan cara yang benar. namun kita "tetap" menggunakan media lumpur dengan metode khusus untuk melakukan proses pembenihannya.

budidaya belut

  • Upload
    yayan-

  • View
    867

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: budidaya belut

KERJA SAMA"GOBES's" - "DYNASTY"

"PP - UMKM KADIN JATENG"

MODEL-MODEL KOLAM "PEMBENIHAN"BUDIDAYA BELUT DI AIR BERSIH

UNTUK PEMBESARANBUDIDAYA CACING LUMBRICUS

GOBES’s -> Gabungan Orang Belut Semarang & Sekitarnya

PP-UMKM KADIN JATENG -> Pusat Pengembangan Usaha Menengah Kecil Mikro

Metode terbaru untuk Budidaya Belut khususnya

pembesaran adalah di "Air jernih (bersih / tanpa lumpur)". Metode ini sudah dicoba di

beberapa petani yaitu Pati, Kudus, Semarang, Boyolali. Hasilnya sangat menakjubkan

dalam kurun waktu 1 1/2 - 2 bulan pembesarannya sudah seukuran jari manis dan

telunjuk tangan orang dewasa. Bahkan di Boyolali, bibitnya berasal dari sawah yang

diambil dengan cara "disetrum" tetapi dengan cara yang benar.

namun kita "tetap" menggunakan media lumpur dengan metode khusus untuk melakukan

proses pembenihannya.

KASUS-KASUS YANG TERJADI DI PETANI BELUT (MEDIA LUMPUR) YANG HARUS SEGERA DIATASI:

1. Media lumpurnya memadat.

2. Jerami dan gedebok pisang tidak membusuk / hancur.

3. Media tidak keluar cacing Lor sawah sebagai cadangan pakan dalam kolam.

4. Tanam benih 4 bulan, setelah di panen tidak ada sama sekali (mati semua).

5. Tanam benih 4 bulan, hasil panen yang besar beberapa ekor saja, yang lainnya

kecil semua.

Page 2: budidaya belut

6. Tanam benih 4 bulan, hasil panen yang besar beberapa ekor saja, yang lainnya

tidak ada (habis).

7. Tanam benih 4 bulan, hasil panen " tetap" ukuran belutnya ( tidak bisa besar

semua ).

Setelah meneliti dan mengunjungi hampir 45 orang petani belut dan menjalankan

percobaan serta penelitian selama hampir 2 tahun pada beberapa media (media lumpur,

media gedebok busuk + air, dan media air bersih 100 %) dan beberapa jenis belut serta

berkeliling menemui para Ketua Kelompok Tani Belut dan petaninya di daerah Pati (Bpk.

Ali Mutardho), Demak (Bpk. Pujiwanto dan Bpk .Sukamto), Mranggen (Bpk. Abdul

Hadi) Semarang, Sragen (Bpk. Ari Sujono), Kendal (Bpk. Nuh & Bpk. Zaenal),

Ambarawa ( Bu Ning), Jepara (Bpk. Fuad), Kudus (bpk. Hasan), Batang (Bpk Karjo),

Pekalongan (Bpk Hadi), Tegal ( Bpk Primulyono), Indramayu (Bpk. Stanley) dan

Kuningan Jawa Barat (Bpk. Ahmad Sarkhan) serta informasi dari beberapa orang

“penyedek belut” dari daerah Ungaran dan Gunung Pati Jawa Tengah.

Akhirnya kami menganalisa dan menyimpulkan Kunci-kunci Pokok yang harus dipenuhi

untuk Keberhasilan Beternak belut atau yang mau memulai usaha budidaya ini

"Khususnya metode di media Lumpur" agar benar-benar bisa panen:

1. Harus Mengetahui benar-benar “Penjual bibit yang tidak bermasalah !”

2. Bisa memilih “bibit belut yang benar” (bisa besar setelah dibudidayakan)

3. Bisa memililh bibit yang “benar-benar sehat”

4. Bisa “menyehatkan bibit belut di kolam karantina” setelah perjalanan /

transportasi

5. Bisa “mengadaptasikan suasana di alam” setelah benih masuk media

6. Bisa membuat “benih belut mau makan” setelah ditebar di media (kalau mau

makan berarti benih belut bisa hidup)

7. Bisa membuat “media yang tidak beracun / tidak panas / cocok untuk belut”

8. Media budidaya harus bisa menumbuhkan “cacing lor sawah” setelah

berjalannya waktu antara 3 minggu sampai 1 bulan setelah digenangi air

9. Bisa memberi “makanan yang berprotein tinggi” dan “yang disukai belut”

pada awal pertumbuhannya (pada bulan I)

Page 3: budidaya belut

10. Mengetahui “teknik memberi makan yang tepat dengan protein yang

seimbang dengan berat badannya” sehingga tidak mengakibatkan kanibalisme

antar sesama belut pada bulan II sampai paneni

11. Mengetahui “tehnik cara panen yang baik” agar belut tidak luka atau mudah

mati setelah dipanen

12. Sudah adanya pembeli yang menerima hasil panen dengan sistem pembayaran

ditempat setelah ditimbang, dengan harga yang bagus.

Dan untuk memenuhi kebutuhan kuota ekspor, masih banyak dibutuhkan petani-petani

yang harus dilatih membudidayakan belut mulai sekarang dengan standar ekspor (sesuai

dengan HACCP Budidaya).

PELUANG USAHA DAN INVESTASI YANG SANGAT DIHARAPKAN OLEH

PETANI BELUT

1. Dibuatnya "PROBIOTIK" khusus belut untuk efisiensi pakan dan probiotik untuk

menekan amoniak dalam media budidaya.

2. Dibuatnya "PABRIK PELET" khusus pakan belut yang murah dan berprotein

tinggi serta bebas dari bakteri paktogen (Typus dan Coli).

3. Dibutuhkannya "PUPUK ORGANIK" yang bisa menumbuhkan dan

melipatgandakan jumlah cacing lor sawah yang ada di media lumpur budidaya.

4. Terbentuknya "PENYULUH PERIKANAN" (PPL) khusus budidaya belut baik

dari pemerintah maupun swasta sebagai pendamping petani dalam melaksanakan

budidaya.

5. Pabrik "ABON BELUT" skala rumah tangga.

6. Pabrik "DENDENG BELUT" skala rumah tangga.

7. Pabrik "KRUPUK BELUT" skala rumah tangga.

8. Budidaya cacing "Lumbricus atau Tiger Australia" sebagai rekanan atau pemasok

bibit cacing kepada petani belut.

9. Pemancingan "KHUSUS" belut termasuk restorannya yang menyajikan menu

aneka masakan belut.

Page 4: budidaya belut

KAMI MEMBERIKAN SOLUSI TERBAIK

DI BIDANG KEWIRAUSAHAAN DALAM

PROGRAM

PENDIDIKAN & PELATIHAN BUDIDAYA BELUT

Pengajar Akademik

Bp. BUDY KUNCORO, S.Pi. - Peneliti & Penyuluh Belut (Ketua GOBES’s)

Materi Utama :

- Budidaya Belut di Air Bersih untuk PEMBESARAN

- Budidaya Cacing Lumbricus sebagai Cadangan Pakan & tambahan hasil

Materi tambahan :

Cara Memilih Belut yang Bisa Besar

Model-model Kolam Pembenihan

Metode Pembesaran & Pembuatan Media

Metode Budidaya Cacing

Pengenalan Foto Contoh & Serba-serbi Belut

Jenis Penyakit Belut & Pasca Panen

Analisis Usaha & Tanya Jawab Interaktif dengan Ketua GOBES’s

Diharapkan dengan peserta yang sedikit (terbatas) terjadi dialog "interaktif" antar peserta

dengan pengajar dan kita juga mengajak peserta pelatihan ke Petani Belut yang benar-

benar sukses/berhasil sebagai study banding lapangan.

Biaya Pelatihan :

Rp. 150.000,- / peserta - dimohon bawa kendaraan

Jam 09.00 - 11.00 Pengajaran Teori Seluk Beluk Belut

Jam 11.00 - 13.00 Menonton Film Model-model Pembenihan & Isoma

Jam 13.00 - 14.00 Praktikum Belut di Air Bersih & Budidaya Cacing Lumbricus

Peserta minimal 2 orang

Page 5: budidaya belut

JADWAL PELATIHAN : KAMIS / SABTU

Untuk hari Kamis dimohon konfirmasi 1 minggu sebelumnya minimal 3 orang

Biaya tersebut sudah Termasuk Modul, Makan Siang & Snack

Bila peserta tidak bawa kendaraan maka praktikum hanya dikelas.

Pendaftaran

Hubungi :

DanarHudionoHP/SMS. (024) 91122959Jl. Pleburan Barat 24 SemarangDenah bisa dilihat di webblog ini paling bawahE-mail:[email protected]@yahoo.co.id

Terbuka Lebar Peluang Ekspor dari Budidaya Belut

Page 6: budidaya belut

Penggunaan pestisida pada lahan pertanian yang berlebihan

akan mempengaruhi ekosistem ikan yang ada disekitarnya, salah satunya adalah belut.

Sehingga keberadaan belut di alam semakin terancam dikarenakan ketidak seimbangan

kita dalam merawat alam. Tetapi, kini tidak perlu khawatir, anda bisa memanfaatkan

dengan membudidayakan belut sebagai peluang usaha sekaligus menjaga keseimbangan

alam. Selain itu, keuntungan dalam berbisnis belut adalah besarnya permintaan pasar

belut baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Permintaan ekspor belut dari

beberapa negara tujuan dapat dilihat ditabel di bawah ini :

Sumber: Drs Ruslan Roy, MM, Ir R. M. Son Son Sundoro, www.eelstheband.com, dan

telah diolah dari berbagai sumber.

(*) dikutip dari sumber – sumber di trubus online, dll.

Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong,  Perancis dan

Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta

dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-

belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

Page 7: budidaya belut

Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki

lahan sempit pun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan

belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi

budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan

belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama.

a. Tempat/Lokasi Budidaya

Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena

sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas

lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas

tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan

pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain

sebagainya.

b. Pembuatan kolam

Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam,

baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam

pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan

Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x

100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.

c. Media Pemeliharaan

Kolam budidaya belut menggunakan media pemeliharaan sebagai tempat hidup berupa

tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah

padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK

dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :

Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.

1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.

2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.

3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.

4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.

Page 8: budidaya belut

5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk

urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan

jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik

lebih besar maupun kecil.

6. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.

7. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang

pisang sampai menutupi permukaan kolam.

Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk

pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.

d. Pemilihan Benih

Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut

pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.

Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas

gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang

ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh

berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.

Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :

Ciri Induk Belut Jantan

1. Berukuran panjang lebih dari 40 cm.

2. Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.

3. Bentuk kepala tumpul.

4. Usia diatas sepuluh bulan.

Ciri Induk Belut Betina

1. Berukuran panjang 20-30 cm

2. Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda

3. Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut

Page 9: budidaya belut

4. Bentuk kepala runcing

5. Usia dibawah sembilan bulan.

e. Perkembangan Belut

Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan

perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi

persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan),

dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan

berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan

menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U” dimana belut jantan akan membuat

gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan

menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar

lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan

dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.

f. Penetasan

Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari

ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-

angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua

minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.

g. Makanan dan kebiasaan makan

Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air.

Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini

menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.

h. Hama belut

Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka

sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya,

sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.

Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara

panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah

Page 10: budidaya belut

dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4

bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.

Perlakukan pasca panen pun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan

memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru,

sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.

Sumber : http://bisnisukm.com/terbuka-lebar-peluang-ekspor-dari-budidaya-belut.html

Popularity: 90% [?]

CARA BUDIDAYA IKAN BELUT( Synbranchus )

1. SEJARAH SINGKAT BUDIDAYA BELUT

Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang

yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak

ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-

Page 11: budidaya belut

kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat

ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

2. SENTRA PERIKANAN IKAN BELUT

Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan

Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta

dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-

belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

3. JENIS – JENIS BELUT

Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Synbranchoidae

Famili : Synbranchidae

Genus : Synbranchus

Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw

(belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)

Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut.

Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

4. MANFAAT BUDIDAYA BELUT

Manfaat dari budidaya belut adalah:

1. Sebagai penyediaan sumber protein hewani.

2. Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

3. Sebagai obat penambah darah.

5. PERSYARATAN LOKASI BUDIDAYA BELUT

Page 12: budidaya belut

1. Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis

yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran

rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan

tidak ada batasan yang spesifik.

2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak

tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah

dasar kolam tidak beracun.

3. Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-

31 derajat C.

4. Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan

osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm.

Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas

air dan dapat hidup di air yang keruh.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA BELUT

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan

antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk

benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-

5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan

yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan

belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk

pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40

cm.

2. Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya

dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.

3. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2 . Untuk kolam pendederan

(ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2 . Untuk kolam belut

remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk

kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya

100 ekor/m 2 . Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm)

Page 13: budidaya belut

daya tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut pemanenan kelak

berukuran 3-50 cm.

4. Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan

dasar bak tidak perlu diplester.

5. Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada,

alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan

lainnya.

6. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk

kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong

untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya

ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi

ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah

tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya

sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan

sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media

dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat

agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke

dalam kolam.

2. Penyiapan Bibit belut

1. Menyiapkan Bibit belut

1. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang

berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan

dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.

2. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit

diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.

3. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau

pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina

berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.

4. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu

ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m 2 .

Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur

Page 14: budidaya belut

ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan

ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut

segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon

benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut

diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama

± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm.

Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam

belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

2. Perlakuan dan Perawatan Bibit

Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon

benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat

mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan

lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

3. Pemeliharaan Pembesaran belut

1. Pemupukan

Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang

subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan

organik utama.

2. Pemberian Pakan

Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat

besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.

3. Pemberian Vaksinasi

4. Pemeliharaan Kolam dan Tambak

Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam

agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT BELUT

1. Hama

1. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung

mengganggu kehidupan belut.

Page 15: budidaya belut

2. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut

antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan

ikan gabus.

3. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering

menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif

tidak banyak diserang hama.

2. Penyakit

Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh

organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang

berukuran kecil.

8. PANEN BELUT

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :

1. Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.

2. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi

(besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara

Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara

lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan

pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

9. PASCAPANEN BELUT

Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan

pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh

konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA BELUT

1. Analisis Usaha Budidaya belut

Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun

2010 adalah sebagai berikut:

Page 16: budidaya belut

1. Biaya Produksi

1. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.150.000,- Rp.

600.000,-

2. Bibit 30 kg (1kg=100 ekor belut) /3000 ekor x @ Rp. 45.000,-/kg 

Rp. 1.350.000,-

3. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp.

45.000,-

4. Lain-lain Rp. 200.000,-

Jumlah Biaya Produksi Rp.2.195.000,-

2. Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 25.000,- Rp. 7.500.000,-

3. Keuntungan Rp. 5.305.000,-

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis budidaya belut

Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai

prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin

meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya

yang memuaskan dan diminati konsumen.

11. DAFTAR PUSTAKA

1. Satwono, B. 1999. Budidaya Belut dan Tidar. Penerbit Penebar Swadaya

(Anggota IKAPI). Jakarta.

2. Ronni Hendrik S. 1999. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara, Jakarta

Sumber : iptek.net.id

Popularity: 100% [?]