14
39 BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING Pada bagian ini, penulis ingin memaparkan mengenai kondisi danau Rawa Pening secara umum baik mengenai lokasi geografis, kondisi alam atau kondisi topografi, luas genangan dan manfaat umum dari Danau Rawa Pening. 11 Diharapkan dari penyajian pada bab ini, pembaca dapat mempunyai gambaran secara umum tentang kondisi Danau Rawa Pening yang lebih konkrit. Lokasi Rawa Pening merupakan danau alami yang terletak sekitar 45 Km disebelah selatan Kota Semarang dan 9 Km sebelah Barat Laut Kota Salatiga. Atau dapat dikatakan berada dalam segi tiga emas antara Semarang, Solo dan Yogyakarta. Secara koordinat, berada pada 7 o 04’ – 7 o 30’ Lintang Selatan (LS) dan 110 o 24’46” - 110 o 49’06” Bujur Timur (BT), dan berada pada ketinggian + 460 m di atas permukaan laut (dpl), serta dikelilingi oleh tiga Gunung, yaitu; Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Letak Danau ini sangat strategis karena berada di jalan raya Provinsi Semarang - Solo dan Semarang – Yogyakarta, serta berada di jalan raya Kabupaten Semarang – Kota Salatiga. Dilihat secara administrasi sebagian besar wilayan Danau Rawa Pening berada di Kabupaten Semarang, dan hanya sebagian kecil 11 Sebagian besar data skunder dikutip dari hasil laporan Profil Rawa Pening oleh Royke R. Siahainenia kerjasama antara BLH Propinsi Jawa Tengah dengan Pusat Studi Kawasan Rawa Pening UKSW 2009, dan situs http://limnologi.lipi.go.id/danau/profil.php?id_danau=jaw_rwpg&tab=gambaran%20u mum akses (8/7/2014).

BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING › bitstream › 123456789...danau Rawa Pening secara umum baik mengenai lokasi geografis, kondisi alam atau kondisi topografi, luas

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 39

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM

    TENTANG DANAU RAWA PENING

    Pada bagian ini, penulis ingin memaparkan mengenai kondisi

    danau Rawa Pening secara umum baik mengenai lokasi geografis,

    kondisi alam atau kondisi topografi, luas genangan dan manfaat umum

    dari Danau Rawa Pening.11 Diharapkan dari penyajian pada bab ini,

    pembaca dapat mempunyai gambaran secara umum tentang kondisi

    Danau Rawa Pening yang lebih konkrit.

    Lokasi

    Rawa Pening merupakan danau alami yang terletak sekitar 45

    Km disebelah selatan Kota Semarang dan 9 Km sebelah Barat Laut

    Kota Salatiga. Atau dapat dikatakan berada dalam segi tiga emas antara

    Semarang, Solo dan Yogyakarta. Secara koordinat, berada pada 7o04’ –

    7o30’ Lintang Selatan (LS) dan 110o24’46” - 110o49’06” Bujur Timur

    (BT), dan berada pada ketinggian + 460 m di atas permukaan laut (dpl),

    serta dikelilingi oleh tiga Gunung, yaitu; Gunung Merbabu, Gunung

    Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Letak Danau ini sangat strategis

    karena berada di jalan raya Provinsi Semarang - Solo dan Semarang –

    Yogyakarta, serta berada di jalan raya Kabupaten Semarang – Kota

    Salatiga.

    Dilihat secara administrasi sebagian besar wilayan Danau Rawa

    Pening berada di Kabupaten Semarang, dan hanya sebagian kecil

    11 Sebagian besar data skunder dikutip dari hasil laporan Profil Rawa Pening oleh Royke R. Siahainenia kerjasama antara BLH Propinsi Jawa Tengah dengan Pusat Studi Kawasan Rawa Pening UKSW 2009, dan situs http://limnologi.lipi.go.id/danau/profil.php?id_danau=jaw_rwpg&tab=gambaran%20umum akses (8/7/2014).

    http://limnologi.lipi.go.id/danau/profil.php?id_danau=jaw_rwpg&tab=gambaran%20umumhttp://limnologi.lipi.go.id/danau/profil.php?id_danau=jaw_rwpg&tab=gambaran%20umum

  • 40

    berada di Kota Salatiga, tepatnya di Kecamatan Sidomukti dan

    Kecamatan Argomulyo. Yakni ; (lihat Gambar 4.1)

    Dari Gambar 4.1, dapat diamati mengenai batas-batas wilayah

    dari Danau Rawa Pening seperti dibawah ini :

    - Sebelah Utara : Kecamatan Bawen

    - Sebelah Selatan : Kecamatan Tuntang

    - Sebelah Timur : Kecamatan Tuntang

    - Sebelah Barat : Kecamatan Ambawara dan

    Banyubiru serta Kecamatan

    Sidomukti dan Argomulyo

    Kota Salatiga.

    Gambar 4.1 Peta Administrasi Kawasan Danau Rawa Pening

    Danau Rawa Pening

  • 41

    Berdasarkan pada Daerah Aliran Sungai (DAS), Danau Rawa

    Pening berada di DAS Jratun Sluna tepatnya di Sub-DAS Rawa Pening

    dan terbagi menjadi dua daerah: (1) daerah hulu atau kawasan hulu

    sebagai daerah tangkapan air; (2) daerah hilir atau kawasan danau dan

    sekitarnya. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.2 di bawah ini.

    Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, 2008

    Gambar 4.2 Peta Kawasan Sub DAS Rawa Pening

    Daerah Hulu atau Kawasan Hulu

    Pada kawasan hulu sebagai daerah pengaliran sungai atau

    catchment area merupakan wilayah daratan yang menerima air hujan dan mengalirkan melalui anak sungai utama yang kemudian

    dimasukkan menjadi Sub DAS Rawapening yang memiliki 9 sub-sub

    DAS dengan luas wilayah daerah tangkapan air sebesar 250,79 km² atau

    25.079 Ha.

    Sub DAS Rawa Pening memiliki bentuk morfologi yang

    bervariasi yaitu datar, agak bergelombang, bergelombang, berbukit,

  • 42

    berbukit terjal sampai pegunungan. Ketinggian rata-rata kawasan hulu

    adalah 482,43 m dpl, dengan kelerengan lahan antara 0 % sampai lebih

    dari 45 %.

    Secara administrasi kawasan hulu sebagai besar berada di

    Kabupaten Semarang dan hanya sebagian kecil berada di Kota Salatiga,

    tepatnya di Kecamatan Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo.

    Kecamatan di Kabupaten Semarang yang berada di daerah hulu,

    meliputi:

    Kecamatan Ambarawa dan Bandungan

    Di Kecamatan Ambarawa dan Bandungan terdapat 16 desa, terdiri

    dari Desa Bandungan, Baran, Kelurahan Bejalen, Candi, Duren,

    Jetis, Kenteng, Kranggan, Kupang, Lodoyong, Mlilir, Ngampin,

    Panjang, Pasekan, Pojoksari dan Kelurahan Tambakboyo.

    Kecamatan Ambarawa dan Bandungan sesuai potensinya

    merupakan wilayah pengembangan INTANPARI (Industri,

    Pertanian, dan Pariwisata). Lebih jelasnya lihat Gambar 4.3 di

    bawah ini.

    Sumber : Monografi Kecamatan Ambarawa & Bandungan, 2007

    Gambar 4.3 Peta Kecamatan Ambarawa & Bandungan

  • 43

    Luas wilayahnya sebesar 5.611,46 Ha, desa yang memiliki wilayah

    terluas adalah desa Candi yakni sebesar 1.082,29 Ha (19,29 % dari

    seluruh wilayah) dan desa Kranggan mempunyai wilayah paling

    sempit yaitu 23,00 Ha (0,41 % dari seluruh wilayah).

    Kecamatan Banyubiru

    Kecamatan Banyubiru merupakan bagian wilayah dari Kabupaten

    Semarang yang terletak di tengah-tengah bagian barat wilayah

    kabupaten Semarang tepatnya disebelah barat dan selatan Danau

    Rawa Pening

    Jumlah desa di kecamatan Banyubiru berjumlah 10 (sepuluh),

    terdiri dari Desa Banyubiru, Ngrapah, Kebondowo, Kemambang,

    Wirogomo, Sepakung, Tegaron, Gedong, Kebumen dan Rowoboni.

    Sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Wilayah Banyubiru,

    maka Kecamatan Banyubiru merupakan wilayah pengembangan

    INTANPARI (Industri, Pertanian, dan Pariwisata). Lebih jelasnya

    lihat Gambar 4.4 di bawah ini.

    Sumber : Monografi Kecamatan Banyubiru, 2007

    Gambar 4.4 Peta Kecamatan Banyubiru

  • 44

    Luas wilayah kecamatan Banyubiru adalah 5.441,45 Ha, dimana

    desa Sepakung mempunyai wilayah paling luas yaitu 954,57 Ha

    (17,54 %) dan desa Ngrapah mempunyai wilayah paling sempit

    yaitu 303,42 Ha (5,57 %).

    Kecamatan Getasan

    Kecamatan Getasan merupakan bagian dari wilayah Kabupaten

    Semarang yang terletak di pada bagian selatan, tepatnya di

    sebelah selatan Danau Rawa Pening.

    Jumlah desa di kecamatan Getasan berjumlah 13, terdiri dari Desa

    Batur, Desa Getasan, Desa Jetak, Desa Kopeng, Desa Manggihan,

    Desa Ngrawan, Desa Nogosaren, Desa Polobogo, Desa Samirono,

    Desa Sumogawe, Desa Tajuk, Desa Tolokan, dan Desa Wates.

    Desa-desa di Kecamatan Getasan yang terdiri dari 13 desa tersebut,

    difungsikan sebagai wilayah pengembangan pertanian,

    peternakan, dan pariwisata. Desa-desa di Kecamatan Getasan ini

    terhampar di sekitar lereng atau kaki dari gunung Merbabu dan

    Telomoyo. Gunung-gunung tersebut merupakan daerah tangkapan

    air atau sumber air bagi Danau Rawa Pening. Lebih jelasnya lihat

    Gambar 4.5 di bawah ini.

    Sumber : Monografi Kecamatan Getasan, 2007

    Gambar 4.5 Peta Kecamatan Getasan

  • 45

    Luas wilayah kecamatan Getasan adalah 5.244.505 Ha. Desa

    Sumogawe merupakan wilayah paling luas yaitu 800.000 Ha (15 %

    dari seluruh luas wilayah kecamatan) dan desa Ngrawan (3% dari

    seluruh luas wilayah kecamatan) merupakan desa yang paling

    sempit wilayahnya.

    Kecamatan Jambu

    Wilayah Kecamatan Jambu merupakan bagian wilayah yang paling

    barat di Kabupaten Semarang dan berbatasan langsung dengan

    Kabupaten Temanggung di sebelah barat. Kecamatan Ambarawa

    dan Kecamatan Sumowono di sebelah utara, Kecamatan

    Ambarawa dan Kecamatan Banyubiru di sebelah timur, dan

    Kecamatan Magelang di sebelah selatan.

    Secara administratif, wilayah Kecamatan Jambu terbagi menjadi

    11 (sebelas) desa yakni Desa Gemawang, Desa Bedono, Desa

    Kelurahan, Desa Brongkol, Desa Jambu, Desa Gondoriyo, Desa

    Kuwarasan, Desa Kebondalem, Desa Rejosari, Desa Genting dan

    Desa Banyukuning. Dari 11 desa yang ada, hanya desa Gondoriyo

    saja yang tidak berhubungan langsung dengan Danau Rawa

    Pening. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.6 di bawah ini.

    Sumber : Monografi Kecamatan Jambu, 2007

    Gambar 4.6 Peta Kecamatan Jambu

  • 46

    Luas wilayah kecamatan Jambu adalah 5.301,75 Ha, desa yang

    memiliki wilayah terluas adalah desa Banyukuning (15,19% dari

    seluruh wilayah) dan desa Genting adalah wilayah paling sempit

    (14,36% dari seluruh wilayah Kecamatan Jambu).

    Kecamatan Tuntang

    Kecamatan Tuntang merupakan bagian wilayah sebelah timur

    Kabupaten Semarang dan berbatasan langsung dengan danau

    Rawapening dan Kecamatan Banyubiru di sebelah barat, di

    sebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Bawen dan

    Kecamatan Pringapus, di sebelah timur berbatasan dengan

    Kecamatan Argomulyo dan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, dan

    di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Getasan.

    Secara administratif, wilayah Kecamatan Tuntang terbagi menjadi

    16 (enam belas) desa yakni Desa Kalibeji, Desa Gedangan, Desa

    Sraten, Desa Rowosari, Desa Jombor, Desa Candirejo, Desa

    Kesongo, Desa Watuagung, Desa Lopait, Desa Tuntang, Desa

    Delik, Desa Tlogo, Desa Karang Tengah, Desa Karanganyar, Desa

    Tlompakan dan Desa Ngajaran. Dari 16 desa yang ada, desa yang

    berhubungan langsung dengan Rawapening adalah Tuntang,

    Lopait, Kesongo, Candirejo dan Desa Rowosari. Lebih jelasnya

    lihat Gambar 4.7 di bawah ini.

    Sumber : Monografi Kecamatan Tuntang, 2007

    Gambar 4.7 Peta Kecamatan Tuntang

  • 47

    Luas wilayah kecamatan Tuntang adalah 5.623,578 Ha, desa yang

    memiliki wilayah terluas adalah desa Delik yakni 539,613 ha (9,6%

    dari seluruh wilayah Kecamatan Tuntang) dan desa Jombor adalah

    wilayah paling sempit seluas 118,795 ( 2,11 % dari seluruh wilayah

    Kecamatan Tuntang).

    Daerah Hilir atau Kawasan Inti Danau Dan Sekitarnya

    Berdasarkan letak administratif, terletak di kabupaten

    Semarang dengan 4 (empat) kecamatan 16 desa/kelurahan yakni:

    1) Kecamatan Ambarawa meliputi Kelurahan Bejalen, Desa

    Kupang dan Kelurahan Tambakboyo; 2) Kecamatan Banyubiru

    yang meliputi desa Rowoboni, desa Kebumen, desa Kebondowo,

    desa Banyubiru dan desa Tegaron; 3) Kecamatan Bawen meliputi

    desa Asinan; dan 4) Kecamatan Tuntang meliputi desa Tuntang,

    desa Lopait, desa Kesongo, desa Candirejo, desa Jombor, desa

    Sraten, dan desa Rowosari.

    Topografi

    Topografi Danau Rawa Pening berbentuk tanah datar dan

    merupakan lembah yang dikelilingi oleh daerah yang tinggi

    (pegunungan dan perbukitan) serta terbendung di Kali Tuntang. Untuk

    daerah dataran tinggi (daerah hulu) mempunyai bentuk topografi

    bervariasi yaitu datar, agak bergelombang, bergelombang, berbukit,

    berbukit terjal, sampai pegunungan, karena berada di kaki gunung.

    Berdasarkan sumber data dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya

    Air, 2007. Disebutkan bahwa di Kecamatan Getasan, sebagai salah

    kecamatan dalam kawasan Sub DAS Rawa Pening, dimana desa-

    desanya termasuk dalam kawasan berbagai sub DAS Parat dan Sub DAS

    Sraten, mempunyai karakteristik topografi bervariasi yaitu datar, agak

    bergelombang, bergelombang, berbukit, berbukit terjal, sampai

    pegunungan. Daerah topografi datar dengan kelerengan antara 0% -

    2%, berada di sekitar muara Sub-sub DAS Parat (berlokasi di sekitar

    Danau Rawa Pening). Kelerengan antara 8% - 25% terdapat di kaki

    Gunung Merbabu, kelerengan terjal yaitu lebih dari 45% terdapat di

  • 48

    sekitar Gunung Gajah Mungkur. Sub-sub DAS Sraten mempunyai

    bentuk topografi yang relatif datar, dengan kelerengan antara 0 % -15

    %. Kondisi tanah datar dengan kelerengan antara 0 – 8 % berada di

    sekitar danau Rawapening. Kelerengan antara 8 % - 15 % terdapat di

    kaki Gunung Merbabu. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.8

    di bawah ini. 12

    Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, 2007

    Gambar 4.8 Peta Kelerengan Daerah Hulu Danau Rawa Pening

    12 Dikutip dari laporan Profil Rawa Pening oleh Royke R. Siahainenia kerjasama antara BLH Propinsi Jawa Tengah dengan Pusat Studi Kawasan Rawa Pening UKSW 2009.

  • 49

    Iklim

    Iklim di Danau Rawa Pening berdasarkan klasifikasi Oldeman adalah

    termasuk zone C, dan zone D, dan berdasarkan klasifikasi iklim

    Koppen beriklim Af sehingga klasifikasi iklimnya memiliki ciri sebagai

    iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Suhu rata-rata antara

    25OC - 29OC serta kelembaman udara antara 70-90%.

    Luas Genangan, Kedalaman, dan Volume Air Dari data dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa

    Tengah, danau Rawa Pening mempunyai dasar tanggul + 462,05 m3

    dengan volume tampung + 48.106 m3, dengan kedalaman minimum

    antara 65 – 110 cm dan maksimum 550 cm. Elavasi maksimum Danau

    Rawa pening adalah + 462,30 m3 dan elavasi minimumnya + 462,05 m3

    dengan volume tampung maksimum + 65 juta m3 dan minimum + 25

    juta m3 dengan luas genangan maksimum + 2.770 Ha dan minimum

    1.760 Ha. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.9 di bawah ini.

    Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, 2008

    Gambar 4.9: Peta Elavasi, Volumen dan Luas Genangan Danau Rawa Pening

  • 50

    Oleh sebab itu berdasarkan pada luas genangannya, kawasan

    ini memiliki tiga wilayah mendasarkan hak untuk memanfaatkan

    lahan; yaitu: (1) Hak Yasan sawah-sawah dibawah kontur + 462,05 m3

    telah dibeli dengan penuh oleh pemerintah Belanda sehingga tidak

    dapat dimanfaatkan oleh masyarakat; (2) Hak menanam padi pada saat

    musum kemarau pada sawah-sawah yang terletak diantara garis kontur

    + 462,05 m3 - + 462,30 m3 atau batas antara patok merah – patok hitam;

    dan (3) Sawah-sawah yang terletak di atas garis kontur + 462,30 m3 - +

    463,25 m3 ;dapat ditanami pada 2 kali setahun dengan ketentuan bahwa

    padi harus genjah, waktu menanamnya harus dilakukan sesuai

    peraturan. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Gambar

    4.10 di bawah ini.

    Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, 2008

    Gambar 4.10 Peta Hak Pengelolaan Kawasan Inti Danau Rawa Pening

    Fungsi dan Manfaat Danau Rawa Pening

    Fungsi utama dari Danau Rawa Pening untuk menahan laju

    aliran air permukaan dan menampung aliran permukaan yang

    kemudiaan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan masyarakat.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.11.

  • 51

    Danau Rawa Pening hingga sampai saat ini masih dimanfaatkan

    untuk berbagai kepentingan, diantaranya :

    (1) Supply air untuk PLTA (Perusahaan Listrik Tenaga Air)

    Jelok dimana PLTA Jelok merupakan bagian dari

    interkoneksi listrik Jawa Bali.

    (2) Irigasi pertanian bagi kabupaten Semarang, Kabupaten

    Demak dan Kabupaten Grobogan

    (3) Pengendali banjir daerah hilir terutama di Kabupaten

    Demak dan Kabupaten Grobogan.

    (4) Kegiatan pariwisata yaitu untuk Wisata Air maupun Agro

    Wisata

    (5) Kegiatan perikanan darat baik perikanan alami maupun

    perikanan budidaya

    (6) Penyedia air baku dan air untuk industri

    (7) Persawahan pasang surut

    (8) Handicraft

    (9) Penambang gambut sebagai bahan dasar pupuk organik dan

    sarana jamur

    Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, 2008

    Gambar 4.11 Pengelolaan DAS Jaragung Tuntang

    Permasalahan Danau Rawa Pening

    Permasalahan yang sering muncul di wilayah Kawasan danau

    Rawapening secara menyeluruh tertumpu pada; permasalahan

    pencemaran dan kerusakan lingkungan, yaitu; permasalahan tingginya

  • 52

    tingkat sedimentasi, serta tingginya pertumbuhan dan perkembangan

    tanaman air yang kemudiaan berakibat pada menurunnya kualitas air.

    Selain itu, permasalahan lain berkaitan dengan konflik kepentingan

    dalam memanfaatkan Danau Rawa Pening.

    Meskipun jika diuraikan satu persatu berbagai permasalahan di rawa

    pening sangat kompleks, tapi pada kajian ini, yang menjadi sorotan

    utama bagi penulis adalah tentang permasalahan yang diakibatkan

    dengan tingginya pertumbuhan dan perkembangan tanaman air yaitu

    eceng gondok, seperti yang telah disebutkan pada latar belakang

    penulisan ini. Keberadaan eceng gondok tentunya membawa dampak

    negatif diantaranya :

    Menurunkan volume air karena laju evapotranspirasi yang

    tinggi (2,6 kali dibandingkan perairan bebas), sehingga

    mengurangi volume air.

    Meningkatkan laju pengendapan karena sisa bahan organik dari

    eceng gondok.

    Menurunkan konsentrasi oksigen di perairan sehingga

    dikuatirkan dapat mengganggu kehidupan di perairan

    (mereduksi biodiversitas). Penutupan air oleh massa eceng

    gondok akan mempengaruhi difusi oksigen dari atmosfer ke air

    dan penetrasi cahaya. Hal ini berakibat rendahnya oksigen

    terutama di area bawah eceng gondok.

    Menghambat saluran irigasi, kegiatan pencairan ikan, dan

    transportasi di perairan Danau Rawapening.