15
42 BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Sekilas tentang Halmahera Utara Diambil dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, wilayah Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 1 0 57 Lintang Utara - 3 0 00’ Lintang Selatan dan 127 0 17 Bujur Timur - 129 0 08’ Bujur Timur. Kabupaten Halmahera Utara berbatasan dengan : a. Sebelah Utara dengan Kab. Pulau Morotai dan Samudra Pasifik b. Sebelah Selatan dengan Kec. Jailolo Selatan Kab. Halmahera Barat c. Sebelah Timur dengan Kec. Wasilei Kab. Halmahera Timur d. Sebelah Barat dengan Kec. Loloda, Sahu, Ibu, Jailolo Kab. Halmahera Barat Sebagaimana umumnya daerah Maluku Utara didominasi wilayah laut, Kabupaten Halmahera Utara sangat dipengaruhi oleh iklim laut karena mempunyai tipe iklim tropis yang terdiri dari dua musim (Utara-Barat dan Timur- Selatan) yang sering diselingi dengan dua kali masa pancaroba di setiap tahunnya. Kabupaten Halmahera Utara terbentuk sejak tahun 2003 merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten maluku Utara. Pada awal terbentuknya Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 9 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 179 desa. Kemudian pada tahun 2009, Kabupaten halmahera Utara mekar menjadi dua kabupaten, yaitu Halmahera Utara dan Pulau Morotai. Pada saat pemekaran, Kabupaten halmahera Utara memiliki 17 Kecamatan dan 196 desa defenitif sementara Kabupaten Pulau Morotai memiliki 5 Kecamatan dan 64 desa defenitif.

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Sekilas tentang ... · Diagram Alir Proses Pembuatan Saguer. Mencari pohon seho dan memanjatnya Membersihkan dan memotong batan Memasang ... mengikat

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 42

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM PENELITIAN

    4.1 Sekilas tentang Halmahera Utara

    Diambil dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, wilayah

    Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 1057’ Lintang Utara - 3000’ Lintang

    Selatan dan 127017’ Bujur Timur - 129008’ Bujur Timur. Kabupaten Halmahera

    Utara berbatasan dengan :

    a. Sebelah Utara dengan Kab. Pulau Morotai dan Samudra Pasifik

    b. Sebelah Selatan dengan Kec. Jailolo Selatan Kab. Halmahera Barat

    c. Sebelah Timur dengan Kec. Wasilei Kab. Halmahera Timur

    d. Sebelah Barat dengan Kec. Loloda, Sahu, Ibu, Jailolo Kab. Halmahera Barat

    Sebagaimana umumnya daerah Maluku Utara didominasi wilayah laut,

    Kabupaten Halmahera Utara sangat dipengaruhi oleh iklim laut karena

    mempunyai tipe iklim tropis yang terdiri dari dua musim (Utara-Barat dan Timur-

    Selatan) yang sering diselingi dengan dua kali masa pancaroba di setiap tahunnya.

    Kabupaten Halmahera Utara terbentuk sejak tahun 2003 merupakan

    kabupaten pemekaran dari Kabupaten maluku Utara. Pada awal terbentuknya

    Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 9 Kecamatan dengan jumlah desa

    sebanyak 179 desa. Kemudian pada tahun 2009, Kabupaten halmahera Utara

    mekar menjadi dua kabupaten, yaitu Halmahera Utara dan Pulau Morotai. Pada

    saat pemekaran, Kabupaten halmahera Utara memiliki 17 Kecamatan dan 196

    desa defenitif sementara Kabupaten Pulau Morotai memiliki 5 Kecamatan dan 64

    desa defenitif.

  • 43

    Gambar 4.1

    Peta Kabupaten Halmahera Utara

    Sumber : Bappeda Halmahera Utara, 2013

    4.2 Sekilas Tentang Kecamatan Tobelo

    Tobelo merupakan ibukota dari Kabupaten Halmahera Utara Provinsi

    Maluku Utara, dan letaknya di sebelah utara pulau Halmahera, yang diresmikan

    oleh Menteri Dalam Negeri tanggal, 31 Mei 2003 di Ternate berdasarkan Undang-

    Undang Nomor: 1 tahun 2003.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti bahwa masyarakat Tobelo

    adalah masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, tradisi,

    agama dan budaya yang beraneka ragam serta selalu mempunyai pandangan

    ataupun pemahaman yang berbeda. Perbedaan yang ada tidak menjadi suatu

    hambatan bagi masyarakat Tobelo untuk melestarikan budaya yang ada dalam

    kehidupan masyarakat tersebut.

    Masyarakat Tobelo mewarisi tatanan adat yang telah dibentuk semasa

    petualangan para leluhur untuk mencari permukiman baru di mana mereka berada

    di perjalanan sampai dengan menetap dan membentuk komunitas dalam

    peradaban awal di Telaga Lina. Seni budaya masyarakat Halmahera Utara seperti

    tarian Togal dan Gala merupakan pancaran ketulusan jiwa dan semangat

    mensyukuri akan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa terhadap tanah persadanya.

    http://4.bp.blogspot.com/-5W66C0f7OCM/Uh1X8ztdBRI/AAAAAAAAAD8/DTe9iBy7lvc/s1600/Picture1.png

  • 44

    Budaya merupakan simbol dari suatu kelompok salah satu contoh yaitu

    budaya Rumah Adat Hibua Lamo yang ada di Kecamatan Tobelo. Rumah-rumah

    adat di Indonesia pada umumnya merupakan salah satu bentuk perwujudan

    pandangan hidup suatu komunitas etnis. Desain arsitektur, ornamen-ornamen

    eksterior maupun interior, warna-warni merupakan simbol-simbol yang

    mempunyai makna-makna tertentu.

    4.3 Sekilas Tentang Desa Gossoma

    Menurut Instrumen Pendataan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara,

    Desa Gossoma terletak di Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara

    dengan luas wilayah 6,39 km2. Memiliki jumlah penduduk 5.304 jiwa. Keadaan

    waktu musim kemarau Bulan Januari hingga Juni dan musim penghujan Bulan

    Juli hingga Desember. Dari data tersebut kepadatan Penduduk Desa Gosoma

    adalah 8/hektar, artinya tingkat kepadatan tergolong rendah. Curah hujan

    termasuk dalam keadaan normal.

    Jarak ke Ibukota Kecamatan Tobelo terdekat 500 m sedangkan jarak ke

    Ibukota Kabupaten Halmahera Utara terdekat yaitu 1,5 Km. Hal ini dapat

    menggambarkan bahwa Desa Gosoma terletak di salah satu pusat Kabupaten di

    Halmahera Utara dengan fasilitas infrastruktur yang cukup memadai.

  • 45

    Tabel 4.1

    Distribusi Penduduk Desa Gosoma Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

    No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase %

    1 0-12 Bulan 211 194 403 7,60

    2 1-3 Tahun 263 255 518 9,77

    3 4-5 Tahun 276 236 512 9,65

    4 6-10 Tahun 254 256 489 9,22

    5 11-15 Tahun 277 265 542 10,22

    6 16-20 Tahun 273 236 509 9,60

    7 21-25 Tahun 240 173 413 7,79

    8 26-30 Tahun 240 212 452 8,52

    9 31-35 Tahun 189 183 372 7,01

    10 36-40 Tahun 156 154 310 5,84

    11 41-45 Tahun 153 129 282 5,32

    12 46-50 Tahun 85 38 163 3,07

    13 51-55 Tahun 56 56 112 2,11

    14 56-60 Tahun 24 21 45 0,85

    15 60 Tahun Ke atas 26 50 76 1,43

    Total 2.727 2.577 5.304 100

    Sumber: Pendataan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara Kecamatan Tobelo

    Ta. 2013, diolah.

    Data tersebut menunjukkan bahwa distribusi angkatan kerja nampak pada

    usia 16-55 tahun dan pada rentang usia tersebut adalah jumlah yang sangat besar

    yang berdampak pada ketersediaan lapangan kerja. Hal ini mengindikasikan

    peluang yang cukup besar Desa Gosoma dalam meningkatkan pertumbuhan

    produktifitas masyakaratnya. Total jumlah kepala keluarga sebanyak 1411 KK.

    Peranan banyaknya keluarga ini dapat menggambarkan peranan keluarga yang

    didasari oleh harapan danpola perilaku di dalam masyarakat.

    Kemudian yang menarik dari data distribusi penduduk, jumlah pemuda di

    Desa Gossoma (rentang usia 16-30 tahun) cukup banyak, dan merekalah yang

    berpotensi menjadi pengkonsumsi Cap Tikus yang sangat dikhawatirkan dapat

    berdampak pada perilaku menyimpang seperti tawuran. Angka tersebut

    menunjukkan bahwa distribusi penduduk di Desa Gossoma antara yang berjenis

    kelamin laki-laki dan perempuan proporsional.

  • 46

    Tabel 4.2

    Distribusi Penduduk Desa Gosoma Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

    2013

    No. Rentang Usia / Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

    1. Tamat SD / sederajat 1185 20,08

    2. SMP / sederajat 1598 27,08

    3. SMA / sederajat 2689 45,58

    4. Diploma 79 1,34

    5. S1 338 5,73

    6. S2 11 0,19

    Jumlah 5304 100

    Sumber: Pendataan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara Kecamatan Tobelo

    Ta. 2013, diolah.

    Dari tabel 4.2 di atas mayoritas Masyarakat Desa Gosoma berpendidikan

    SMA / sederajat. Di Provinsi Maluku Utara hanya terdapat dua Perguruan Tinggi

    yaitu Universitas Khairun dan Institut Agama Islam Negeri Ternate. Pendidikan

    Tinggi sangat penting dalam usaha mengurangi dampak pergeseran makna budaya

    yang ada di daerah mereka. Pembelajaran dalam hal pengetahuan tentang nilai

    budaya, keterampilan memproduksi Saguer dan kebiasaan sekelompok

    masyarakat dalam menkonsumsi Saguer diturunkan dari satu generasi ke generasi

    berikutnya melalui pelatihan dan penelitian. Sehingga pendidikan formal menjadi

    sangat penting dalam membentuk pengalaman normatif, cara berfikir dan

    bertindak.

  • 47

    Tabel 4.3

    Disrtribusi Jumlah Penduduk Desa Gosoma Menurut Mata Pencaharian

    Tahun 2013

    No. Mata

    Pencaharian

    Jumlah

    Total Prosentase% Laki-

    Laki Perempuan

    1. Petani 200 162 362 13,62

    2. Buruh / Swasta 100 64 164 6,17

    3. Pegawai Negeri 130 152 282 10,61

    4. Pedagang 6 1 7 0,26

    5. Wirausaha 150 59 209 7,86

    6.

    Lain-

    lain/Jasa/Tidak

    Bekerja/Pekerjaan

    Tidak

    tetap/Nelayan

    1522 59,78

    Jumlah 2546 100

    Sumber: Pendataan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara Kecamatan

    Tobelo Ta. 2013, , diolah.

    Dari tabel 4.3 diatas mayoritas Penduduk Desa Gosoma berprofesi

    sebagai petani. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya Pohon Seho yang tumbuh

    alami di Desa Gosoma.

    Tabel 4.4

    Distribusi Penduduk Menurut Etnis di Desa Gosoma Tahun 2013

    No. Nama Etnis Jumlah Prosentase

    (%)

    1. Tobelo 4000 75,41

    2. Galela 300 5,66

    3. Loloda 300 5,66

    4. Ambon 100 1,89

    5. Sangir 200 3,77

    6. Jawa 200 3,77

    7. Tidore 50 0,94

    8. Buton 154 2,90

    Jumlah 5304 100

    Sumber: Pendataan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara Kecamatan Tobelo

    Ta. 2013, diolah.

    Di Desa Gosoma terdapat 8 etnis, etnis mayoritas adalah Etnis Tobelo.

    Wilayah yang sangat luas dan kondisi sumber daya alam yang beraneka ragam

  • 48

    menghasilkan pola kehidupan dari beragam etnis yang berbeda di Halmahera

    Utara.

    4.4. Sistem Sosial-Budaya di Halmahera Utara

    Halmahera Utara memiliki potensi budaya dari berbagai suku dan agama.

    Karena penduduk di daerah ini sudah berasimilasi dengan suku-suku yang ada di

    Indonesia. Sehingga daerah ini disebut dengan daerah yang memiliki budaya

    supra etnis. Hal ini dapat dibuktikan diberbagai sektor, baik sebagai tenaga

    organik pada kantor pemerintahan atau sebagai pimpinan di instansi pemerintah,

    politisi, juga sebagai pemimpin organisasi dan juga sebagai tenaga pendidik

    ataupun tokoh agama.

    Masyarakat Halmahera Utara memiliki budaya yang sudah ada ratusan

    tahun dan sampai saat ini masih terjaga kelestariannya sebagai nilai-nilai budaya

    yang filosofis. Nilai-nilai budaya ini menjadi sebuah tatanan atau tradisi yang

    tetap dipertahankan. Baik secara seremonial ataupun secara resmi. Hibualamo

    sebagai rumah adat atau wadah yang diabadikan oleh masyarakat Halmahera

    Utara. Hibualamo menurut legenda merupakan sebuah rumah besar yang dihuni

    oleh keluarga besar penghuni negeri yang terhimpun dalam 10 suku dan tersebar

    di seluruh daratan Halmahera, Pulau Morotai dan Loloda.

    Gambar 4.2

    Keragaman Sosial Budaya di Halmahera Utara

  • 49

    Budaya Halmahera Utara adalah budaya yang religius dan dinamis dan

    selau berpijak pada dasar budaya yang heterogen. Hal ini memperjelas sikap

    hidup yang mengutamakan kebersamaan dalam perbedaan.

    4.5. Minuman Tradisional Saguer

    4.5.1. Proses Produksi Saguer di Halmahera Utara

    Saguer terbuat dari pohon seho atau aren dengan cara tangkai bunga pohon

    seho atau aren yang sebesar tangan orang dewasa, dibersihkan dan dipukul-pukul

    selama beberapa hari lalu dipotong. Dari potongan ini akan keluar getah warna

    putih susu yang menetes dengan cepat hingga perlu tempat penampungan yang

    ukuran seruas bambu. Cairan warna putih inilah yang dinamakan Saguer. Proses

    pembuatan saguer dapat dilihat pada Gambar 4.3 Berikut:

    Gambar 4.3

    Diagram Alir Proses Pembuatan Saguer

    Mencari pohon seho dan

    memanjatnya

    Membersihkan dan memotong

    batan

    Memasang bambu untuk wadah air nira

    Proses fermentasi air

    nira

    Minuman siap dikonsumsi

  • 50

    Gambar 4.4

    Proses Pengambilan Air Saguer dari Pohon Seho

    Gambar 4.5

    Minuman Saguer Berwarna Putih

    Penyadapan dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 05.30

    sampai 06.30 pagi dan pukul 16.00 sampai 17.00 pada sore hari. Penyadapan yang

    dilakukan pagi hari diambil sore harinya sambil memasang lodong baru untuk

    diambil keesokan harinya. Adapun alat-alat dan bahan yang diguanakan adalah:

  • 51

    pisau (untuk memotong tunas pohon seho), wadah bambu (untuk tempat air nira),

    bangkol (untuk membawa wadah bambu ke atas pohon seho), tali/sabuk (untuk

    mengikat bangkol), obat gula (bahan pengawet air nira) dan air kapur (dari bahan

    alami). Orang yang naik mengambil air nira adalah produsen Saguer yang telah

    berpengalaman hal ini dikarenakan orang tersebut sangat pandai memilih

    kemekaran bunga jantan pohon seho. Hal lain adalah orang yang mampu

    mengolah Saguer dengan rasa yang enak adalah orang yang mampu menjaga

    higienitas alat, bahan sintetis, mampu rutin menjaga bambu di pohon seho dari

    debu dan semut.

    4.5.2. Distribusi Saguer di Desa Gosoma

    Distribusi minuman Saguer di Desa Gosoma Kecamatan Tobelo umumnya

    masih sederhana, pembeli mendatangi langsung penjual. Jika pembeli

    membutuhkan kuantitas yang cukup banyak, misalnya untuk acara panen dan

    pernikahan biasanya mereka langsung memesan kepada pembuat. Dengan adanya

    teknologi komunikasi maka penjualan dan pemesanan biasa dilakukan melalui

    media handphone. Hal ini dikarenakan minuman saguer belum dikelola secara

    bisnis besar seperti perusahaan minuman bermerek.

    Produsen Saguer di Desa Gosoma dengan modal ekonomi terbatas belum

    mampu mengembangkan sistem organisasi penjualan secara langsung. Para

    distributor Saguer lebih efektif menjual dalam kuantitas yang besar. Para

    distributor Saguer di Desa Gosoma sangat pandai mengumpulkan informasi

    tentang kebutuhan konsumen dalam membantu merencanakan penjulan mereka,

    seperti di mana ada tempat perkumpulan warga dan jadwal acara-acara adat.

    Secara umum terdapat tiga saluran distribusi Saguer yakni:

    1. Produsen – Konsumen

    Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana

    karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual Saguer yang

    dihasilkan dari pohon seho di hutan, kemudian konsumen mendatangi tempat

    produksi.

  • 52

    2. Produsen – Penjual – Konsumen

    Produsen Saguer hanya melayani penjualan dalam jumlah yang besar saja

    kepada konsumen (misalnya ketika hendak diadakan acara adat atau

    perkawinan).

    3. Produsen – Penyalur – Penjual - Konsumen

    Di dalam saluran ini, produsen memilih penyalur sebagai agen

    distributor hasil produknya. Produsen menjalankan kegiatan perdagangan

    dalam skala besar di saluran distribusi yang dibangun dari kerja sama.

    Sasaran penjualannya ditujukan kepada pengecer minuman di Desa Gosoma.

    Gambar 4.6

    Arena Konsumsi Saguer di Halmahera Utara

    4.6 Saguer dalam Masyarakat Halmahera Utara

    4.6.1 Makna Budaya Saguer Dulu dan Sekarang

    Saguer dimaknai sebagai nilai adat yang diturunkan secara turun

    temurun pada setiap generasi dan digunakan sebagai minuman perekat

    kebersamaan. Penggunaan Saguer tampak pada pertunjukan tradisional

    rakyat Halmahera Utara seperti Tokuwela. Pada pertunjukan ini para

    pemain laki-laki dan perempuan akan membentuk formasi saling

    berhadapan dan saling berpegangtangan sehingga dapat menopang seorang

    anak yang akan berjalan di atasnya. Pertunjukan ini biasanya dibawakan

    oleh suku Galela, Tobelo dan Loloda pada acara-acara tertentu. Ada juga

  • 53

    dalam iringan musik Yangere, musik ini dimainkan secara kelompok

    dengan menggunakan alat musik tradisional kaste (bass tradisional) dan

    jup (gitar berukuran kecil). Oleh masyarakat setempat musik Yangere

    biasanya dimainkan dalam rangka menyambut event tertentu dengan cara

    membawanya berkeliling dari rumah ke rumah.

    Kini hampir sebagaian besar masyarakat Desa Gosoma lebih

    banyak menkonsumsi Cap Tikus daripada Saguer. Ketika dalam acara

    tersebut biasanya minuman Cap Tikus juga beredar sehingga nilai-nilai

    asli Saguer yaitu sebagai simbol pengantin laki-laki menjadi bergeser dan

    kurang nampak. Perilaku masyarakat yang menkonsumsi Cap Tikus

    membuktikan bahwa faktor budaya dan tradisi mulai terbentuk dalam

    kehidupan masyarakat Desa Gosoma, hal ini dapat dimulai dari keluarga

    sebagai unit terkecil masyarakat dalam membentuk perilaku (Imelda,

    2010). Masalah pergeseran aspek budaya ini juga tak lepas dari saluran

    distribusi yang sangat determinan dari perkembangan minuman Cap Tikus

    yang ada.

    4.6.2 Makna Sosial Saguer Dulu dan Sekarang (Menjadi Cap Tikus)

    Upacara Pesta Padi Baru ini bermaksud untuk memberikan

    persembahan berupa hasil panen masyarakat adat kepada Gomanga. Hoana

    Pagumengenal Gomanga sebagai leluhur yang memberikan hasil panen

    yang baik. Upacara ini di iringi dengan doa-doa sebagai ucapan syukur dan

    meminta hasil panen yang baik di musim depan. Setelah persembahan

    kepada leluhur diberikan, dimulailah acara makan bersama. Makanan yang

    disajikan beragam sesuai dengan hasil masyarakat seperti beras, sagu, ubi-

    ubian, ikan, kerang dan aneka macam sayuran. Minuman yang disajikan

    saat itu ialah saguer. Upacara ini juga di isi dengan tarian adat seperti

    cakalele, tide-tide dam iringan musik yangere.

    Kebersamaan masyarakat Tobelo dalam berkumpul dengan

    ditemani minuman Saguer, kini kemudian akan menjadikan persepsi buruk

    jika mereka juga membawa minuman Cap Tikus dalam setiap kegiatan

    sosial (malukuonline.co.id).

  • 54

    Kini pro kontra tentang pergesaran Saguer dan Cap Tikus masih

    terjadi di Desa Gosoma. Masyarakat masih membutuhkan sosialisasi

    tentang dampak buruk dari menkonsumsi Cap Tikus. Cap Tikus lebih

    banyak dampak buruk daripada Saguer. Namun ketika Saguer dan Cap

    Tikus beredar bersama di Desa Gosoma, masyarakat juga perlu lebih

    memahami bahwa tidak menkonsumsi Cap Tikus bukan berarti mereka

    tidak memiliki minuman perekat nilai sosial. Masyarakat terutama anak

    muda perlu lebih mengetahui kembali tentang minuman Saguer (Sendow,

    2015).

    4.6.3 Makna Simbolik Saguer Dulu dan Sekarang

    Selain itu, saguer sebagai simbol adat juga dapat di temui pada

    beberapa nilai kearifan lokal yang masih dipegang sampai saat ini sebagai

    pedoman hidup masyarakat Tobelo seperti O’Leleani (artinya Melayani)

    dan O’Doomu (artinya Bersekutu). O’Leleani merupakan pedoman hidup

    masyarakat Tobelo yang mengedepankan pelayanan dan kesederhanaan

    dengan tidak eksploitatif yang berlebihan terhadap hasil alam.

    Masyarakat Tobelo yang masih memegang teguh nilai O’Leleani

    percaya bahwa alam merupakan sahabat yang selalu memenuhi kebutuhan

    mereka seperti makan dari alam (sagu) dan minum dari alam (saguer).

    Alam yang merupakan sahabat mereka inilah sehingga sikap egalitarian

    yaitu sikap bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama dan

    kesederhanaan dengan tidak eksploitatif dengan memanfaatkan hasil alam

    secara berlebihan demi menjaga alam menjadi pedoman hidup masyarakat

    Tobelo.

    Makna simbolik Saguer juga terlihat pada acara maso minta yaitu

    Saguer sebagai simbol kesiapan dan kemandirian calon pengantin laki-

    laki. Pemuda yang memahami makna simbolik ini tentu tidak akan banyak

    menkonsumsi Cap Tikus karena sangat berbeda makna dan dampak yang

    ditimbulkannya (Eirumkuy, 2013).

  • 55

    Gambar 4.7

    Masyarakat Desa Gosoma Kecamatan Tobelo Berkumpul Mengkonsumsi

    Minuman Saguer dan Cap Tikus

    Gambar 4.8

    Minuman Saguer Murni

    Gambar 4.9

    Minuman Cap Tikus Hasil Destilasi Saguer

  • 56

    Ada empat versi simbolik Cap Tikus, yaitu: Pertama, Cap Tikus muncul

    ketika pasukan marinir Belanda ditempatkan di Maluku. Karena mereka

    kekurangan pasokan minuman keras dari Eropa seperti: Bols dan Jenever, maka

    pedagang Maluku membeli minuman destilasi Saguer dari penduduk lalu dijual

    dalam botol dengan gambar merek seekor tikus.

    Kedua, ketika pasukan rakyat Maluku berjuang melawan VOC mereka

    beristirahat di bawah pohon, kemudian dari pohon tersebut mengeluarkan air yang

    dapat menghilangkan dahaga. Pohon tersebut kemudian dipanjat hingga mereka

    menemukan mayang pohon tersebut ada bekas cakaran kuku tajam tikus yang ada

    di mayang batang pohon hingga bagian tersebut mengeluarkan air.

    Ketiga, nama Cap Tikus adalah informasi dari orang tua turun temurun

    bahwa pohon seho yang menghasilkan air nira adalah tempat tikus-tikus di pohon

    mencari makan (Wenas, 2014).