22
Kab. Kutai Barat BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau mempunyai luas wilayah 39.799,90 km 2 dengan batas-batasnya adalah: - Sebelah Utara : Kabupaten Nunukan - Sebelah Timur : Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan - Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Barat - Sebelah Barat : Negara Bagian Sarawak, Malaysia Gambar 6. Peta Kabupaten Malinau Kab. Nunukan Serawak Malaysia Timur Kab. Bulungan Samarinda Balikpapan Kota Tarakan Kab. Malinau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU - … fileNunukan Serawak Malaysia Timur Kab. Bulungan Samarinda Balikpapan Kab. Malinau Kota Tarakan ... Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun

  • Upload
    ngotruc

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Kab. Kutai Barat

BAB IV

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU

Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak,

Malaysia. Kabupaten Malinau mempunyai luas wilayah 39.799,90 km2 dengan

batas-batasnya adalah:

- Sebelah Utara : Kabupaten Nunukan

- Sebelah Timur : Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan

- Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Barat

- Sebelah Barat : Negara Bagian Sarawak, Malaysia

Gambar 6. Peta Kabupaten Malinau

Kab. Nunukan Serawak

Malaysia Timur

Kab. Bulungan

Samarinda

Balikpapan

Kota Tarakan Kab. Malinau

32

Kabupaten Malinau saat ini terdiri dari 12 kecamatan dan 109 desa,

dengan 4 kecamatan berada di wilayah perbatasan Republik Indonesia dengan

Malaysia. Alat transportasi untuk menjangkau kecamatan dan desa-desa yang ada

di pedalaman hanya dapat dilakukan melalui jalur sungai maupun jalur udara,

dengan jadwal yang tidak tetap tergantung dari kondisi cuaca.

4.1 Demografi/Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Malinau dari tahun 2000

sampai tahun 2010 sangat pesat. Fenomena tersebut muncul karena Kabupaten

Malinau merupakan kabupaten muda dan memiliki banyak peluang kegiatan

ekonomi. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Malinau hanya sebesar

36.632 jiwa dengan jumlah laki-laki 19.181 jiwa dan perempuan 17.446 jiwa.

Jumlah keluarga pada tahun 2000 hanya sebanyak 7.862 KK dengan kepadatan

penduduk berkisar 0,86 jiwa/km2. Namun pada tahun 2010 jumlah penduduk

Kabupaten Malinau sudah berkembang pesat menjadi 62.423 jiwa dengan jumlah

keluarga sebanyak 13.142 KK. Akan tetapi tidak setiap tahun jumlah penduduk

Kabupaten Malinau mengalami peningkatan. Penduduk Kabupaten Malinau pada

tahun 2005, 2007, dan 2010 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun

sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya penghentian sementara proses

produksi batubara dan adanya eksodus tenaga kerja musiman ke daerah lain.

33

Tabel 1. Jumlah penduduk Kabupaten Malinau dan pertumbuhannya tahun 2000-2010

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan (persen) 2000 36.632 - 2001 38.121 4,06 2002 41.170 7,99 2003 44.316 7,64 2004 52.419 18,28 2005 50.692 -3,29 2006 59.212 16,81 2007 55.577 -6,14 2008 66.023 18,79 2009 70.717 7,11 2010 62.423 -11,73

Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah.

Persebaran penduduk antar kecamatan di Kabupaten Malinau belum

merata. Sebagian besar penduduk (46,69 persen) tinggal di kecamatan sekitar

ibukota kabupaten, yaitu Kecamatan Malinau dan Kecamatan Malinau Utara,

sedangkan kecamatan yang berada di pedalaman dan perbatasan jumlah

penduduknya hanya sekitar 1000 – 3000 jiwa.

Sumber : Malinau Dalam Angka 2011, diolah.

Gambar 7. Komposisi penduduk per kecamatan

34

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk usia 15

tahun keatas yang bekerja di Kabupaten Malinau sebanyak 26.687 jiwa. Jumlah

pekerja yang paling banyak berada di subsektor pertanian tanaman padi dan

palawija yaitu sebanyak 10.227 orang atau sebesar 38,32 persen. Sedangkan

jumlah keseluruhan tenaga kerja di sektor pertanian sebanyak 12.978 orang.

Sektor jasa merupakan sektor yang memiliki jumlah tenaga kerja terbesar kedua

yaitu sebanyak 6.758 orang atau sebesar 25,32 persen.

Tabel 2. Jumlah tenaga kerja per sektor tahun 2010

Sektor Jumlah Tenaga Kerja Persentase Pertanian 12.978 48,63 Pertambangan dan Penggalian 1.650 6,18 Industri Pengolahan 511 1,91 Listrik, Gas dan Air Minum 27 0,10 Bangunan 1.505 5,64 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.482 9,30 Pengangkutan dan Komunikasi 704 2,64 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 72 0,27 Jasa 6.758 25,32 Sumber : BPS 2011

4.2 Pendidikan dan Kesehatan

Kemajuan suatu wilayah dapat dilihat dari seberapa banyak pemerintah

meyediakan sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Kedua

sektor ini saling berhubungan karena terkait dengan kesejahteraan seseorang. Pada

tahun 2000 jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Malinau hanya sebanyak 96

unit sekolah yang terdiri dari 4 unit TK, 76 unit SD, 11 unit SMP, dan 4 unit

SMU. Pada tahun 2010 keadaan ini telah mengalami perubahan yaitu menjadi 17

unit TK, 87 unit SD, 25 unit SMP, 13 unit SMU, 4 unit SMK, dan 1 unit

35

perguruan tinggi. Pesatnya perkembangan jumlah sekolah diikuti pula dengan

adanya peningkatan mutu dan kualitas bangunan sekolah itu sendiri, dimana saat

ini sekolah-sekolah di kecamatan perbatasan dan pedalaman sudah berkonstruksi

beton.

Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah

Gambar 8. Perkembangan jumlah sekolah tahun 2000-2010

Komitmen Pemerintah Kabupaten Malinau untuk memperbaiki kualitas

sumber daya manusianya tidak hanya ditujukan di sektor pendidikan tetapi sektor

kesehatan juga mendapat perhatian yang serius. Pada tahun 2000 hanya terdapat

tenaga kesehatan sebanyak 96 orang, kemudian pada tahun 2010 sudah

berkembang menjadi 408 orang. Jumlah fasilitas kesehatan juga mengalami

perkembangan. Kondisi awal pada tahun 2000 belum terdapat rumah sakit dan

hanya terdapat 5 unit puskesmas, 29 unit puskesmas pembantu, dan 77 unit

posyandu, sedangkan pada tahun 2010 fasilitas kesehatan yang tersedia meliputi 1

unit rumah sakit, 14 unit puskesmas, 46 unit puskesmas pembantu, dan 100 unit

posyandu.

36

Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah.

Gambar 9. Perkembangan jumlah sarana kesehatan tahun 2000-2010

4.3 Produk Domestik Regional Bruto

Salah satu indikator ekonomi makro untuk mengevaluasi hasil-hasil

pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha. PDRB merupakan

jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha di suatu daerah dalam satu tahun terakhir.

PDRB dibagi menjadi PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas

dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut, sedangkan

PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang

dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar (dalam hal ini

tahun 2000). PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran

dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan

untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

37

Pada tahun 2000 besaran PDRB Kabupaten Malinau baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan adalah sama yaitu sebesar 335,682

milyar rupiah. Nilai PDRB ini mengalami peningkatan pada tahun 2010, dimana

nilai PDRB atas dasar harga konstan sebesar 693,924 milyar rupiah dan nilai

PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 2,122 trilyun rupiah seperti terlihat dalam

Tabel 3. Perkembangan nilai PDRB yang pesat dari tahun 2000 ke tahun 2010

menunjukkan kegiatan pembangunan yang tinggi oleh Pemerintah Kabupaten

Malinau.

Tabel 3. PDRB atas dasar harga konstan dan berlaku tahun 2000-2010

Tahun PDRB atas dasar harga konstan (juta rupiah)

PDRB atas dasar harga berlaku (juta rupiah)

2000 335.862 335.862 2001 375.457 399.862 2002 422.993 482.305 2003 448.629 585.388 2004 454.183 657.251 2005 470.671 752.209 2006 485.133 859.243 2007 515.764 1.041.793 2008 557.196 1.311.538 2009 609.230 1.636.322

2010*) 693.924 2.122.379 *) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. 4.4 Pertumbuhan Ekonomi

Ketertinggalan Kabupaten Malinau dibandingkan dengan kabupaten dan

kota lainnya menjadikan Kabupaten Malinau terus mengejar ketertinggalannya.

Semangat kerja keras tersebut tercermin dari nilai pertumbuhan ekonomi yang

tinggi di tiap tahunnya, kecuali tahun 2004, 2005, dan 2006 yang mengalami

38

pertumbuhan dibawah 5 persen. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan

produksi tanaman pangan dan beberapa perusahaan pertambangan menghentikan

sementara kegiatan operasionalnya. Tetapi pada tahun berikutnya, Kabupaten

Malinau mengalami pertumbuhan ekonomi yang fantastis dan puncaknya pada

tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 13,90 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah

Gambar 10. Pertumbuhan ekonomi tahun 2000-2010

Pertumbuhan ekonomi tersebut adalah kontribusi dari sektor-sektor

ekonomi yang terdapat di Kabupaten Malinau. Berikut adalah tinjauan

pertumbuhan tiap sektor dari tahun 2000-2010.

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman

perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sektor

pertanian merupakan salah satu penopang utama perekonomian Kabupaten

Malinau, akan tetapi dalam pertumbuhannya berfluktuasi. Sektor pertanian pada

39

tahun 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 4,21 persen, dan tahun 2003

pertumbuhannya -0,55 persen. Kemudian mengalami pertumbuhan positif tahun

2007 dan 2010. Puncak penurunan pertumbuhan terbesar adalah tahun 2009 yaitu

sebesar -19,81 persen.

Penurunan pertumbuhan sektor pertanian ini terutama berasal dari

subsektor kehutanan, dimana pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar

-25,30 persen. Fenomena tersebut disebabkan oleh penetapan Kabupaten Malinau

sebagai kabupaten konservasi, sehingga kelestarian hutan lebih diutamakan

dibandingkan dengan pembangunan.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 11. Pertumbuhan sektor pertanian tahun 2000-2010

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kabupaten Malinau merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur

yang tidak memiliki pertambangan minyak bumi dan gas. Andalan utama di

sektor pertambangan dan penggalian ini adalah pertambangan non migas, yaitu

40

batubara. Pertambangan batubara sudah ada sejak Kabupaten Malinau masih

tergabung dengan kabupaten induk.

Pada tahun 2000 sektor pertambangan dan penggalian mengalami

pertumbuhan sebesar 28,99 persen. Berturut-turut sampai tahun 2002 masih

mengalami pertumbuhan yang positif. Namun pada tahun 2003 sampai tahun

2006 pertumbuhannya negatif dan pertumbuhan terendah di tahun 2006 yaitu

-81,62 persen. Pertumbuhan yang negatif ini seiring dengan menurunnya

pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa migas yaitu batubara.

Pada tahun 2007 sampai 2010 pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian kembali positif. Bahkan pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan

yang sangat tinggi yaitu 300,91 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 12. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tahun 2000-2010

41

c. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan terdiri dari subsektor industri migas dan

industri nonmigas. Di Kabupaten Malinau hanya terdapat industri nonmigas,

dikarenakan tidak terdapat pertambangan minyak dan gas.

Sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 pertumbuhan sektor industri

pengolahan ini fluktuatif yaitu antara 3-30 persen. Pada tahun 2000 pertumbuhan

sektor industri pengolahan sebesar 30,13 persen, tetapi tahun 2004 dan 2005

terjadi perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,43 persen dan 3,19 persen.

Periode tahun 2008 sampai 2010 pertumbuhan sektor ini hanya berkisar antara

7-10 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 13. Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2000-2010

d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum

Sektor listrik, gas, dan air minum merupakan sektor yang berkaitan dengan

kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Malinau untuk sektor ini hanya terdapat dua

42

subsektor yaitu listrik dan air minum. Sebagaimana umumnya daerah pemekaran

baru, pada awal terbentuknya mengalami permasalahan listrik dan air minum

dikarenakan lama waktu beroperasinya yang kurang maupun produksinya yang

tidak memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan

sektor listrik, gas, dan air minum pada tahun 2000 sebesar -26,85 persen.

Pada tahun 2001 sektor listrik dan air minum menjadi perhatian utama

pemerintah. Hal tersebut berdampak positif dengan terjadinya pertumbuhan yang

tinggi di sektor listrik, gas, dan air minum ini yaitu sebesar 63,81 persen. Pada

periode tahun 2004-2010 pertumbuhannya tidak terlalu tinggi karena berbagai

infrastruktur dasar sudah terpasang. Jadi tiap tahun hanya terdapat beberapa

penambahan yang tidak terlalu besar dan terakhir pada tahun 2010 pertumbuhan

sektor ini hanya sebesar 12,53 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 14. Pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air minum tahun 2000-2010

43

e. Sektor Bangunan

Sektor bangunan mencakup kegiatan konstruksi di wilayah domestik di

suatu daerah yang dilakukan baik oleh kontraktor umum maupun kontraktor

khusus. Pada tahun 2001 sampai 2003 Pemerintah Kabupaten Malinau sangat

gencar membangun infrastruktur, baik jalan, jembatan, gedung pemerintahan

maupun gedung-gedung lainnya. Pertumbuhan sektor bangunan pada tahun 2001

sebesar 225,34 persen, pada tahun 2002 sebesar 247,49 persen, dan pada tahun

2003 sebesar 105,27 persen.

Pada periode berikutnya, yaitu tahun 2004 sampai 2006 kegiatan

pembangunan infrastruktur mulai menurun, seiring dengan sudah tersedianya

beberapa fasilitas umum. Pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010

pertumbuhan sektor bangunan semakin mengecil yaitu hanya berkisar diantara

6-11 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 15. Pertumbuhan sektor bangunan tahun 2000-2010

44

f. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Perkembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kabupaten

Malinau tidak terlalu tinggi. Pertumbuhan yang tinggi hanya terjadi pada tahun

2001 yaitu sebesar 23,92 persen dengan subsektor perdagangan menjadi subsektor

yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 26,30 persen.

Subsektor hotel mengalami pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2003

yaitu sebesar 63,20 persen, sedangkan subsektor restoran pertumbuhan tertinggi

juga pada tahun 2003 yaitu sebesar 38,04 persen. Pada periode setelah tahun 2003

pertumbuhan sektor ini relatif kecil, yaitu dibawah 10 persen, bahkan pada tahun

2008 pertumbuhannya hanya sebesar 1,58 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 16. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran tahun 2000-2010

45

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi terdiri dari subsektor pengangkutan

dan komunikasi. Subsektor pengangkutan terdiri dari angkutan darat, angkutan

sungai dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan jasa penunjang

angkutan. Sedangkan subsektor komunikasi terdiri dari pos dan komunikasi serta

jasa penunjang komunikasi.

Untuk subsektor pengangkutan, yang berperan besar adalah angkutan

udara, karena untuk menjangkau wilayah pedalaman dan perbatasan sangat

tergantung kepada moda angkutan ini. Pertumbuhan tertinggi angkutan udara

terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 729,34 persen. Subsektor pengangkutan

mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2002 sebesar 43,56 persen,

sedangkan subsektor komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun

2001 sebesar 149,78 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 17. Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi tahun 2000-2010

46

h. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terdiri dari subsektor

bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan,

dan jasa perusahaan. Pada tahun 2001 sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar

5,25 persen dimana subsektor jasa perusahaan menjadi subsektor yang mengalami

pertumbuhan tertinggi sebesar 33,33 persen. Pertumbuhan tertinggi sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terjadi pada tahun 2005 yaitu

175,32 persen dengan subsektor bank merupakan subsektor yang mengalami

pertumbuhan tertinggi yaitu 566,36 persen. Pada periode 4 tahun terakhir,

pertumbuhan sektor ini termasuk rendah, yaitu berkisar diantara 5-10 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 18. Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tahun 2000-2010

47

i. Sektor Jasa

Sektor jasa terdiri dari subsektor pemerintahan umum dan swasta.

Subsektor swasta terdiri dari jasa hiburan dan rekreasi, jasa sosial

kemasyarakatan, dan jasa perorangan dan rumah tangga. Pada tahun 2000 sektor

jasa mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu 151,91 persen karena pada tahun

tersebut terjadi penerimaan pegawai negeri sipil dalam jumlah yang besar dengan

terbentuknya pemerintahan yang baru. Pada tahun 2002 sampai dengan 2010

pertumbuhan sektor jasa relatif kecil yaitu berkisar antara 4-10 persen, kecuali

pada tahun 2006 sebesar 17,85 persen.

*) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 19. Pertumbuhan sektor jasa tahun 2000-2010

Secara umum sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cenderung

negatif dan terus turun dari waktu ke waktu, sedangkan sektor yang relatif stabil

pertumbuhannya adalah sektor listrik, gas, dan air minum. Pertumbuhan tiap

sektor ini menggambarkan bagaimana besaran nilai tambah setiap sektor per

48

tahunnya, apabila nilai tambah sektor tersebut menurun, maka pertumbuhannya

juga akan kecil bahkan bisa negatif.

4.5 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peranan sektor-

sektor ekonomi tersebut dalam menciptakan nilai tambah. Makin besar nilai

tambahnya maka semakin besar peranannya dalam perekonomian wilayah

tersebut.

Peranan sektor ekonomi Kabupaten Malinau pada tahun 2010 yang

terbesar adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 35,83 persen dengan

jumlah nilai tambahnya sebesar 760,386 milyar rupiah dan porsi terbesar berada

pada pertambangan non migas yaitu 32,23 persen. Sektor terbesar kedua adalah

sektor jasa yaitu 19,45 persen, diikuti oleh sektor pertanian ditempat ketiga

dengan kontribusi sebesar 18,02 persen.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi pergeseran struktur

ekonomi Kabupaten Malinau. Pada tahun 2000 sampai dengan 2008 sektor

pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar. Tetapi besaran kontribusi

ini semakin menurun setiap tahunnya dan akhirnya tergeser oleh sektor

pertambangan dan penggalian sejak tahun 2009. Pada tahun 2000, sektor

pertanian sangat dominan dalam perekonomian Kabupaten Malinau dimana

kontribusinya sebesar 72,58 persen kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel,

dan restoran dengan kontribusi sebesar 13,59 persen dan sektor pertambangan dan

penggalian dengan kontribusi sebesar 8,80 persen.

49

Pada tahun 2003 dan 2004 peranan sektor pertambangan dan penggalian

tergeser oleh sektor jasa dengan kontribusi sebesar 10,68 persen dan 10,01 persen.

Sektor pertambangan dan penggalian sendiri memberikan kontribusi sebesar 9,60

persen pada tahun 2003 dan 7,58 persen pada tahun 2004. Pada tahun 2005 terjadi

perubahan struktur ekonomi Kabupaten Malinau. Sektor bangunan menjadi

penyumbang ekonomi nomor tiga dengan kontribusi sebesar 12,05 persen dan

sektor jasa menjadi nomor empat dengan kontribusi sebesar 12,01 persen

sedangkan sektor pertambangan dan penggalian hanya memberikan kontribusi

sebesar 6,43 persen.

Pada tahun 2006 sektor pertanian tetap menjadi penyumbang terbesar

dengan kontribusi sebesar 42,71 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan

restoran sebesar 18,14 persen dan sektor jasa sebesar 17,46 persen. Sektor

bangunan memberikan kontribusinya sebesar 15,96 persen, sedangkan sektor

pertambangan dan penggalian hanya memberikan kontribusi sebesar 2,32 persen.

Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2006 ini merupakan

yang terkecil sejak Kabupaten Malinau berdiri.

Pada tahun 2007 dan 2008, sektor yang dominan masih sektor pertanian,

namun besarannya semakin menurun. Pada tahun 2007 sektor pertanian

memberikan kontribusi sebesar 39,59 persen dan pada 2008 sebesar 30,40 persen.

Di urutan kedua terjadi perubahan, sektor jasa memberikan kontribusi terbesar

kedua setelah sektor pertanian sebesar 20,08 persen dan 21,75 persen. Di tempat

ketiga adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar

17,23 persen dan 15,03 persen. Sektor bangunan memberikan kontribusi sebesar

50

15,70 persen pada 2007 dan 14,83 persen pada 2008. Sektor pertambangan dan

penggalian pada tahun 2008 mulai memberikan kontribusi yang besar bagi

perekonomian Kabupaten Malinau yaitu 14,85 persen, sedangkan pada tahun

2007 hanya memberikan kontribusi sebesar 4,07 persen.

Pada tahun 2009 dan 2010 struktur ekonomi Kabupaten Malinau

mengalami perubahan yang drastis. Sektor pertambangan dan penggalian

memberikan sumbangan terbesar yaitu 27,58 persen pada 2009 dan 35,83 persen

pada 2010. Penyumbang terbesar kedua adalah sektor jasa dengan kontribusi

sebesar 21,61 persen pada 2009 dan 19,45 persen pada 2010. Sektor pertanian

menjadi penyumbang terbesar ketiga dengan kontribusi pada tahun 2009 sebesar

20,48 persen dan pada tahun 2010 sebesar 18,02 persen. Perubahan struktur

ekonomi tersebut disebabkan turunnya kontribusi subsektor kehutanan terhadap

perekonomian Kabupaten Malinau sedangkan produksi subsektor pertambangan

nonmigas yaitu batubara, mengalami kenaikan yang tinggi sejak tahun 2009.

Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2010, diolah.

Gambar 20. Struktur ekonomi tahun 2010

51

Secara umum pergerakan sektor pertanian dalam struktur ekonomi

Kabupaten Malinau cenderung bergerak turun. Sedangkan pergerakan sektor jasa

cenderung naik. Sektor pertambangan dan penggalian fluktuatif, karena sangat

tergantung dengan kebijakan di pertambangan nonmigas.

*) angka sementara

Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah.

Gambar 21. Perkembangan struktur ekonomi tahun 2000-2010

4.6 Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang

diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses

produksi. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi

pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Besaran pendapatan per kapita dapat dijadikan salah satu ukuran tingkat

kemakmuran penduduk suatu daerah, namun tidak dapat mencerminkan

kesejahteraan yang sesungguhnya karena nilai pendapatan per kapita hanya

diperoleh berdasarkan PDRB dikurangi dengan penyusutan, pajak tak langsung

dan pendapatan neto dari luar daerah. Tetapi karena keterbatasan data maka

52

pendapatan neto dari luar daerah belum dapat dihitung. Sementara diduga

pendapatan yang keluar dari Kabupaten Malinau sangat besar (BPS Kabupaten

Malinau, 2011).

Pada tahun 2000 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau

sebesar Rp 5.411.596. Pada tahun 2006 besaran pendapatan per kapita penduduk

Kabupaten Malinau sebesar Rp 10.155.236 dan pada tahun 2010 menjadi

Rp 21.997.315. Besarnya pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau ini

terutama dikarenakan besarnya PDRB Kabupaten Malinau, sedangkan jumlah

penduduk Kabupaten Malinau masih sedikit.

Tabel 4. Pendapatan per kapita Kabupaten Malinau tahun 2000-2010

Tahun Pendapatan per kapita (Rp) 2000 5.411.596 2001 6.307.192 2002 6.764.089 2003 7.556.502 2004 8.882.990 2005 9.108.622 2006 10.155.236 2007 10.857.033 2008 13.529.942 2009 16.988.497

2010 *) 21.977.315 *) angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2010