Upload
muhammadtaufik
View
222
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jgfgfcghvgcvjgyctyctctctc gcjd yitdtrxgfcg
Citation preview
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. VISI & MISI PT. UNITED TRACTORS TBK
a. VISI PT. United Tractors Tbk
Menjadi perusahaan kelas dunia berbasis solusi di bidang alat berat,
pertambangan dan energi, untuk menciptakan manfaat bagi para
pemangku kepentingan.
b. MISI PT. United Tractors Tbk
Menjadi perusahaan yang :
Bertekad membantu pelanggan meraih keberhasilan melalui pemahaman
usaha yang komprehensif dan interaksi berkelanjutan.
Menciptakan peluang bagi insan perusahaan untuk dapat meningkatkan
status sosial dan aktualisasi diri melalui kinerjanya.
Menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan bagi para pemangku
kepentingan melalui tiga aspek berimbang dalam hal ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Memberi sumbangan yang bermakna bagi kesejahteraan bangsa.
IV.2. Gambaran Umum PT. United Tractors, Tbk
PT United Tractors Tbk ( UT / Perseroan ) berdiri pada tanggal 13
Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada
tanggal 19 September 1989, Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode perdagangan UNTR, dimana PT
Astra International Tbk menjadi pemegang saham mayoritas. Selain dikenal
sebagai distributor alat berat terkemuka di Indonesia, PT United Tractors Tbk dan
Grupnya yang bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang
pertambangan batu bara.
Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi,
Kontraktor Penambangan dan Pertambangan.
59
Gambar 3 PT United Tractors, Tbk
DATA PERUSAHAAN
• 20 Hectares Area ( PPI Cakung ) • Jumlah karyawan PT United Tractors
Tbk per April 2011 • Head Office + Jakarta Branch= 714
Orang
60
Gambar 4 Diagram Proses Bisnis PT United Tractors, Tbk
IV.3. Gambaran Pekerjaan Karyawan PT. United Tractors, Tbk
Secara garis besar ada 2 bagian dalam struktur bisnis PT. United Tractors,
Tbk yaitu bagian operation dan support and administration. Bagian operation
terdiri dari divisi marketing, sales, dan product support yang terdiri dari divisi
service dan spare parts. Bagian Support and Administration terdiri dari divisi
Corporate Secretary, Human Capital, ESRGA, Finance, Accounting, IT,
Corporate Audit, Corporate Planning and Management Development, dan
Corporate Learning Center.
Dalam tugasnya karyawan PT. United Tractors, Tbk terbagi menjadi 2
kelompok besar yaitu back office dan field. Divisi yang berada pada bagian
Support and Administration ditambah divisi marketing hanya memiliki karyawan
yang bekerja di kantor (back office). Divisi yang tergolong pada bagian operation
seperti service dan spare part memiliki karyawan yang bekerja di lapangan,
61
misalnya divisi service terdapat mechanic yang berada pada tiap site dan selalu
siap ditugaskan pada job site para costumer PT. United Tractors, Tbk. Karyawan
kelompok field tidak terdapat pada head office yang berada di jakarta.
62
IV.4. Hasil Penelitian
1. Hasil analisis univariat
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
Pada penelitian ini analisis univariat bertujuan untuk melihat
distribusi frekuensi sampel menurut jenis kelamin, dan IMT. Data yang
didapatkan dikelompokkan setelah itu dilakukan analisis univariat
a. Gambaran sampel menurut jenis kelamin
Data dari penelitian ini diambil dari catatan hasil medical check
up PT. United Tractors, Tbk yang melakukan medical check up pada
bulan April tahun 2011. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh
lengkap sesuai dengan variabel-variabel penelitian yang akan
dianalisis lebih lanjut.
Jumlah pegawai yang melakukan Medical check up sebanyak
714 orang. Akan tetapi data yang memenuhi kriteria sebanyak 668
buah. Gambaran sampel menurut jenis kelamin di PT. United
Tractors, Tbk tahun 2011
Tabel 4.1.
Distribusi responden menurut jenis kelamin di PT. United Tractors,Tbk
tahun 2011
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 610 91.3
Perempuan 58 8.7
Total 668 100
Total subjek sebanyak 668 orang. Jumlah responden berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 610orang atau sebesar 91.3%, sedangkan
yang berjenis kelamin wanita sebanyak 58 orang atau sebesar 8.7%.
berdasarkan tabel diatas maka mayoritas responden berjenis kelamin
laki-laki.
63
b. Gambaran sampel menurut Umur
Tabel 4.2
Distribusi Sampel Menurut Umur
Umur N Percent (%)
21-30 238 35.6
31-40 179 26.8
41-50 196 29.3
>50 55 8.2
Total 668 100.0
Dari data diatas didapatkan dari 668 responden yang diteliti
sebagian besar memiliki umur antara 21-30 tahun (35.6%)
c. Gambaran Sampel Menurut Divisi
Tabel 4.3
Distribusi Sampel Menurut Divisi
NO Divisi N Percent (%)
1 ACT 14 2.1
2 BOD 6 0.9
3 CAU 6 0.9
4 CIS 31 4.6
5 CLC 6 0.9
6 CPMD 13 1.9
7 CSE 4 0.6
8 ESRGA 71 10.6
9 FIN 17 2.5
10 HC 37 5.5
11 JKT 46 6.9
12 MKT 63 9.4
13 MNG 24 3.6
14 PIN 11 1.6
15 PJK 30 4.5
16 PRT 93 13.9
17 SBO 24 3.6
18 SVC 158 23.7
19 TRC 14 2.1
Total 668 100
64
Dari data diatas didapatkan bahwa dari 668 responden yang
diteliti dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal
dari divisi Service/SVC (23.7%).
d. Gambaran Sampel Menurut IMT
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Indeks Massa Tubuh di PT. United Tractors,
Tbk tahun 2011
Kategori Jumlah Persentase
Berat Badan
Kurang
<18.5 16 2.4
Normal 18.5-25.0 296 44.3
Berat Badan Lebih >25.0 356 53.3
Total 668 100
Dari data diatas didapatkan bahwa dari 668 responden yang
diteliti dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan PT. United
Tractors, Tbk memiliki indeks massa tubuh dengan kategori lebih
(53.3%).
e. Gambaran sampel menurut Kadar Kolesterol Total
Tabel 4.5
Distribusi Sampel Menurut Kadar Kolesterol Total
Kategori N %
Normal (<200 mg/dl) 320 47.9
Batas Tinggi (200-239 mg/dl) 237 35.5
Tinggi (≥240) 111 16.6
Total 668 100
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sebagian besar
karyawan memiliki kadar kolesterol normal dengan jumlah sampel
sebanyak 320 orang (47.9%).
65
f. Gambaran sampel menurut kadar kolesterol HDL
Tabel 4.6
Distribusi Sampel Menurut Kadar HDL
Kategori HDL N %
Rendah (<40) 219 32.8
Normal (≥40) 449 67.2
Total 668 100
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sebagian besar
karyawan memiliki kadar HDL normal dengan jumlah sampel
sebanyak 449 orang (67.2%).
g. Gambaran sampel menurut kadar kolesterol LDL
Tabel 4.7
Distribusi Sampel Menurut Kadar LDL
Kategori LDL N %
Optimal 124 18.6
Mendekati optimal 243 36.4
Batas Tinggi 188 28.1
Tinggi 87 13,0
Sangat Tinggi 26 3.9
Total 668 100
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sebagian besar
karyawan memiliki kadar LDL Mendekati optimal dengan jumlah
sampel sebanyak 243 orang (36.4%).
66
h. Gambaran sampel menurut kadar trigliserida
Tabel 4.8
Distribusi Sampel Menurut Kadar Trigliserida
Kategori Trigliserida N %
Normal (< 150 mg/dl) 439 65.7
Batas tinggi (150-199 mg/dl) 102 15.3
Tinggi (200-499 mg/dl) 114 17.1
Sangat tinggi (>500) 13 1.9
Total 668 100
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sebagian besar
karyawan memiliki kadar trigliserida normal dengan jumlah sampel
sebanyak 439 orang (65.7%).
i. Gambaran Sampel Menurut Lingkar Perut
Tabel 4.9
Distribusi sampel menurut lingkar perut pada pria
Lingkar Perut N Percent (%)
Normal (< 90 cm) 316 51.8
Lebih (≥ 90 cm) 294 48.2
Total 610 100
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sebagian besar
karyawan pria memiliki lingkar perut dalam kategori normal (51.8%)
67
Tabel 4.10
Distribusi Sampel Menurut Lingkar Perut Pada Wanita
Lingkar Perut N Percent (%)
Normal (<80 cm) 56 96.6
Lebih (≥ 80 cm) 2 3.4
Total 58 100
Dari hasil Pemeriksaan diketahui bahwa sebagian besar
karyawan wanita memiliki lingkar perut dalam kategori normal
(96.6%)
68
2. Analisis Bivariat
Karakteristik dasar responden disajikan secara deskriptif dalam tabel
dan dalam bentuk narasi.. Hubungan antara IMT dengan kadar lipid serum
dianalisis menggunakan uji Chi-square. Analisis statistik menggunakan
program komputer dengan tingkat kemaknaan yang dapat diterima bila
p<0.05
a. Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Kadar Kolesterol
Tabel 4.11
Hubungan indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol
Indeks Massa
Tubuh
Kadar kolesterol Jumlah p-Value
Normal Batas
Tinggi
Tinggi 0.001
N % N % N % N %
Kurang BB 12 75 3 18.8 1 6.3 16 100
Normal 158 53.4 108 36.5 30 10.1 296 100
Kelebihan BB
Ringan
54 43.5 42 33.9 28 22.6 124 100
Kelebihan BB
Berat
96 41.4 84 36.2 52 22.4 232 100
Total 320 237 111 668
Dari hasil analisis hubungan antara Indeks Massa tubuh terhadap
kadar kolesterol didapatkan karyawan dengan IMT normal paling banyak
memiliki kadar kolesterol normal. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
menunjukkan ada hubungan antara IMT dan kadar kolesterol. Hal ini
ditunjukkan oleh angka p-Value sebesar 0.001 (p-Value <0.05)
69
b. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kadar HDL
Tabel 4.12
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar HDL
Indeks
Massa
Tubuh
Kadar HDL Jumlah p -Value
Rendah Normal 0.001
N % N % N %
Kurang
BB
2 12.5 14 87.5 16 100
Normal 66 22.3 230 77.7 296 100
Kelebihan
BB
Ringan
49 39.5 75 60.5 124 100
Kelebihan
BB Berat
102 44.0 130 56 232 100
Total 219 449 668
Dari hasil analisis hubungan antara Indeks Massa tubuh terhadap
kadar HDL didapatkan karyawan dengan IMT normal paling banyak
memiliki kadar HDL normal. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
menunjukkan ada hubungan antara IMT dan kadar HDL. Hal ini
ditunjukkan oleh angka p-Value sebesar 0.001 (p-Value <0.05)
70
c. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan LDL
Tabel 4.13
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kadar LDL
Indeks
Massa
Tubuh
Kadar LDL Total p-Value
normal Normal
Tinggi
Tinggi
N % N % N % N %
Kurang
BB
12 75.0 3 18.8 1 6.3 16 100 0.025
Normal 171 57.8 90 30.4 35 11.8 296 100
Kelebihan
BB
Ringan
67 54.0 30 24.2 27 21.8 124 100
Kelebihan
BB Berat
117 50.4 65 28 50 21.6 232 100
Total 367 188 113 668
Dari hasil analisis hubungan antara Indeks Massa tubuh terhadap
kadar LDL didapatkan karyawan dengan IMT normal paling banyak
memiliki kadar LDL normal. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
menunjukkan ada hubungan antara IMT dan kadar LDL. Hal ini ditunjukkan
oleh angka p-Value sebesar 0.025 (p-Value <0.05)
71
d. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Trigliserida
Tabel 4.14
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Trigliserida
Indeks
Massa
Tubuh
Kadar Trigliserida Total P- Value
Normal Normal
Tinggi
Tinggi 0.001
N % N % N % N %
Kurang
BB
15 93.8 1 6.3 0 0 16 100
Normal 242 81.8 35 11.8 19 6.4 296 100
Kelebihan
BB
Ringan
62 50.0 26 21.0 36 29.0 124 100
Kelebihan
BB Berat
120 51.7 40 17.2 72 31.0 232 100
Total 439 102 127 668
Dari hasil analisis hubungan antara Indeks Massa tubuh terhadap kadar
trigliserida didapatkan karyawan dengan IMT normal paling banyak
memiliki kadar trigliserida normal. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
menunjukkan ada hubungan antara IMT dan kadar trigliserida. Hal ini
ditunjukkan oleh angka p-Value sebesar 0.001 (p-Value <0.05)
IV.5. Pembahasan
1. Keterbatasan Penelitian
Data yang digunakan berupa IMT, kolesterol total, HDL, LDL, dan
trigliserida. Data merupakan hasil medical check up karyawan PT. United
Tractors, Tbk tahun 2011. Data ini memiliki kelemahan dalam hal
kelengkapan data, sehingga data yang tidak lengkap tidak diikutsertakan
dalam penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, sehingga hanya
dapat memberikan gambaran adanya hubungan antara IMT dengan profil
lipid. Desain ini tidak dapat menerangkan adanya hubungan kausal juga
tidak dapat menentukan perjalanan penyakit. Proporsi karyawan laki-laki
yang jauh lebih tinggi dari perempuan menyebabkan data ini tidak dapat
menggambarkan profil lipid berdasarkan jenis kelamin
72
Berdasarkan teori dan hasil studi yang ada, banyak faktor penyebab
yang mempengaruhi profil lipid. Namun penggunaan data sekunder
memiliki keterbatasan variabel, maka penelitian ini tidak dapat menganalisis
semua faktor tersebut.
2. Gambaran IMT
Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap IMT responden pada
tahun 2011 diperoleh gambaran IMT sebagian besar masuk dalam kategori
normal (44.3%), namun prevalensi obesitas di PT. United Tractors, Tbk
yang mencapai 34.7% lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 19.1%
(Riskesdas,2007). hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya obesitas seperti pola makan dan kurangnya
aktivitas fisik karyawan mengingat sebagian besar karyawam di head office
bekerja di kantor yang minim aktivitas fisik.
3. Hubungan Indeks massa Tubuh Dengan Kadar Kolesterol
Hasil analisis menunjukkan jumlah responden yang mengalami
hiperkolesterolemia meningkat pada mereka yang memiliki IMT lebih. Hal
ini diperkuat dengan hasil p-Value sebesar 0.001 (p-Value <0.05) yang
menunjukkan ada hubungan bermakna antara IMT dan kadar kolesterol.
Meningkatnya kadar kolesterol pada penderita obesitas dapat terjadi
karena gangguan pada regulasi asam lemak dan ester kolesterol (Sherwood,
2001). Peningkatan kolesterol darah juga dapat disebabkan oleh kenaikan
kolesterol yang terdapat pada VLDL dan LDL sekunder karena peningkatan
trigliserida yang besar dalam sirkulasi apabila terjadi penumpukan lemak
berlebihan didalam tubuh (Ginsberg, 1998)
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol. Penelitian
Milias et al (2006) di Yunani mendapatkan orang dewasa kelebihan berat
badan dengan total kolesterol tinggi sebesar 19.6% dan disimpulkan bahwa
obesitas berhubungan positif dengan total kolesterol. Hasil serupa juga
73
ditunjukkan oleh Hatma (2001) pada beberapa etnis di Indonesia, bahwa
total kolesterol tinggi banyak ditemukan pada orang dewasa dengan IMT
≥25 kg/m2.
4. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kadar HDL
Hasil menunjukkan jumlah responden yang memiliki kadar HDL
rendah meningkat pada mereka yang memiliki IMT lebih. Hal ini diperkuat
dengan hasil p-Value sebesar 0.001 (p-Value <0.05) yang menunjukkan
terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dengan kadar HDL.
HDL berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari jaringan dan organ
ke dalam hati, dimana kolesterol akan dihancurkan atau dijadikan bahan
baku pembentuk empedu, jadi HDL berfungsi sebagai pembersih kolesterol
di jaringan dan organ sehingga dapat mencegah terjadinya pengendapan
kolesterol pada dinding pembuluh darah (Sherwood, 2001)
Perubahan kadar lemak tersebut akan mengubah profil lipid darah
normal menjadi tidak normal yang disebut dislipidemia, yang bercirikan
adanya peningkatan kolesterol, LDL, trigliserida yang disertai atau tanpa
penurunan HDL. Pada dislipidemia, kadar HDL plasma bisa turun atau tidak
turun (Howard, 2003)
Berkurangnya kadar HDL pada obesitas terjadi karena peningkatan
VLDL. Peningkatan kadar VLDL dapat meningkatkan pertukaran
trigliserida dari VLDL dengan cholesteryl ester pada HDL yang diperantarai
oleh CETP. Pertukaran inti trigliserida ke HDL menyebabkan kadar HDL
menurun saat diukur, selain itu Trigliserida pada HDL akan di hidrolisis
oleh lipase, akibatnya molekul HDL menjadi lebih kecil dan akan lebih
cepat dibersihkan dari plasma (Goldberg, 2001)
Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Denke et al (1993) yang menyatakan bahwa adanya
hubungan antara obesitas dengan penurunan kadar HDL dalam darah. Selain
74
itu Wakabayashi (2004) juga menemukan adanya korelasi negatif antara
indeks massa tubuh dan kadar HDL dalam serum.
5. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar LDL
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kadar LDL meningkat seiring
peningkatan IMT. Nilai p-Value sebesar 0.025 (p-Value <0.05)
menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh
dengan kadar LDL.
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Howard (2003). Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa meningkatnya LDL
pada penderita obesitas serupa dengan yang ditemukan pada pasien dengan
resistensi insulin. Peningkatan LDL tersebut diakibatkan oleh meningkatnya
kadar trigliserida pada penderita obesitas. Trigliserida di hati akan diubah
menjadi VLDL. VLDL dalam sirkulasi akan dihidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase (LPL) dan akan berubah menjadi IDL, kemudian IDL
juga akan dihidrolisis oleh LPL yang akhirnya menjadi LDL.
LDL adalah pengangkut kolesterol dari hati ke seluruh organ. Kadar
kolesterol dan LDL darah yang tinggi berpotensi untuk mengendapkan
kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga diameter pembuluh darah
menyempit, yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.
Penyempitan sering diikuti dengan penyumbatan pembuluh darah sehingga
aliran pembuluh darah yang memberi makanan pada suatu organ terhenti.
Bila terjadi penyumbatan pada otot jantung, terjadi serangan jantung dimana
sebagian otot jantung mengalami kematian (infark) akibat tidak mendapat
suplai zat gizi (Howard, 2003)
Hasil tersebut juga sesuai dengan hasil meta-analisis yang dilakukan
oleh Weisweiler (1987) yang menemukan bahwa peningkatan berat badan
dapat meningkatkan kadar LDL serum sebaliknya penurunan berat badan
dapat menurunkan kadar LDL serum. Penurunan 1 kg berat badan dapat
menurunkan kadar LDL sekitar 0.05 mmol/L. Penelitian tersebut diperkuat
75
oleh penelitian dari Corsetti (1991) yang menunjukkan penurunan berat
badan dapat menormalisasi kadar lipoprotein darah termasuk LDL.
6. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kadar trigliserida
Hasil analisis memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
karyawan yang mengalami hipertrigliseridemia pada karyawan yang
memiliki IMT lebih. Nilai p-Value sebesar 0.001 (p-Value <0.05)
menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh
dengan kadar trigliserida.
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Howard (2003). Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa terjadi flux glukosa
dan asam lemak bebas ke dalam hati pada penderita obesitas dan resistensi
insulin. Glukosa dan asam lemak bebas akan dimetabolisme di hati menjadi
trigliserida dan dikeluarkan dalam bentuk terikat oleh lipoprotein yang
disebut VLDL. Selain itu terjadi penurunan aktivitas LPL karena resistensi
insulin, akibatnya clearance VLDL berkurang yang mengakibatkan
meningkatnya kadar VLDL pada darah.
Hasil serupa juga ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Lemieux et al (2000) yang menyatakan bahwa IMT yang meningkat
berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida. Pada individu yang
mengalami keseimbangan energi negatif, serum trigliserida cenderung
menurun.