Upload
vini-aristianti
View
432
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 1/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bukan sesuatu yang baru lagi bahwa dunia kita sedang menghadapi
krisis kependudukan. Saat kita membicarakan mengenai pembangunan maka
tidak terlepas dari masalah kependudukan. Namun yang paling merisaukan
pada negara-negara berkembang terutama adalah tingginya tingkat fertilitas.
Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap masyarakat yang sedang berkembang,
fertilitas merupakan masalah pelik yang harus dihadapi. Pertambahan jumlah
penduduk pada gilirannya akan memaksa masyarakat untuk berubah dan
berusaha untuk menghadapinya dengan pilihan-pilihan yang ada. Tidak
diragukan lagi, bahwa tingkat fertilitas bergantung dengan dengan banyak
faktor dan variabel.
Perkembangan penduduk yang pesat antara lain disebabkan oleh
pengendalian kematian yang semakin berhasil, yang tidak diimbangi dengan
pengendalian kelahiran. Fertilitas suatu populasi dapat dilihat sebagai akibat
dari berbagai tindakan dan keputusan individu, yang dibuat dalam kerangka
untuk mengatasi tekanan biologis dan tekanan lingkungan yang dihadapi oleh
individu. Dengan demikian, fertilitas merupakan pilihan yang diambil secara
sadar oleh individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dirinya dan
lingkungannya.
Promosi Keluarga Berencana merupakan tanggapan praktis utama
dalam menghadapi masalah kependudukan. Terdapat minat dan usaha yang
luar biasa dalam program Keluarga Berencana ini, walaupun seperti yang kitaketahui bahwa masalah ini seharusnya adalah sebuah privacy kini cepat sekali
berubah menjadi masalah umum. Dan tentu saja hal ini tak terlepas dari
masalah perkawinan, dimana fertilitas menunjukkan jumlah anak lahir hidup,
ikatan perkawinan atau ikatan seksual, usia pada waktu kawin umumnya
relatif rendah di negara-negara yang sedang berkembang, yang berarti
proporsi yang besar dari seluruh usia subur (usia reproduksi) dilewatkan
dalam perkawinan.
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
1
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 2/25
1.2. Tujuan
Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
variabel-variabel terkait fertilitas pada kota Palembang Tahun 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
2
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 3/25
• Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan
kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk.
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth),
yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-
tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan
sebagainya (Mantra, 2003:145).
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu
kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disamping itu
seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat
itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya
seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti
resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun.
Masalah yang lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas
adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada
kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk
berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai, menjanda.
Memperhatikan masalah-masalah diatas, terdapat variasi pengukuran
fertilitas yang dapat diterapkan, dan masing-masing mempunyai
keuntungan dan kelemahan.
Ukuran-ukuran fertilitas tahunan meliputi: tingkat fertilitas kasar
(Crude Birth Rate), tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate),
tingkat fertilitas menurut umur (Age Specific Fertily Rate) dan tingkat
fertilitas menurut ukuran kelahiran (Birth Order Specific Fertily Rates).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat
dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi.
Faktor demografi di antaranya adalah sturktur umur, struktur perkawinan,
umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan, dan proporsi yang
kawin.
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
3
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 4/25
Sedangkan faktor non demografi antara lain, keadaan ekonomi
penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan
indstrialisasi. Variabel-variabel di atas dapat berpengaruh secara langsung
terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak langsung.
Davis dan Blake (1956) menyebutkan 11 variabel antara yang
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Umur memulai hubungan kelamin.
2. Selibet permanen, yaitu lama proporsi wanita yang tidak pernah
melakukan hubungan kelamin.
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena,
a. Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi oleh suami.
b. Suami meninggal dunia.
4. Abstinensi sukarela.
5. Abstinensi karena terpaksa.
6. Frekuensi hubungan seks.
7. Kesuburan dan kemandulan biologis.
8. Menggunakan atau tidaknya menggunakan alat-alat kontrasepsi.
9. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
disengaja, misalnya sterilisasi.
10.Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja.
11.Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja.
Memperhatikan kompleksnya pengukuran terhadap fertilitas
tersebut, maka memungkinkan pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan
dengan dua macam pendekatan : pertama, Pengukuran Fertilitas Tahunan(Yearly Performance) dan kedua, Pengukuran Fertilitas Kumulatif
(Reproductive History).
1. Yearly Performance (current fertility)
Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk /
berbagai kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun. Yearly
Performance terdiri dari :
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
4
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 5/25
a. Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)
Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya
kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sebagai
berikut :
CBR = x k
Dimana :
CBR : Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar
Pm : Penduduk pertengahan tahun
k : Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Kebaikan dari perhitungan CBR ini adalah perhitungan ini
sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah
anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan
tahun. Sedangkan kelemahan dari perhitungan CBR ini adalah
tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan
yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun keatas. Jadi
angka yang dihasilkan sangat kasar.
b. Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GFR)
Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap
seribu wanita yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat
ditulis dengan rumus sebagai berikut :
GFR = x k
Dimana :
GFR : Tingkat Fertilitas Umum
B : Jumlah kelahiran
Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada
pertengahan Tahun
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan ini
lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
5
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 6/25
yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to
risk. Kelemahan dari perhitungan GFR ini adalah tidak
membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur,
sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai
risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang
berumur 25 tahun.
c. Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Specific
Fertility Rate (ASFR)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar
kelompok penduduk tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini
dapat pula dibedakan menurut: jenis kelamin, umur, status
perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang lain.
Diantara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49)
terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung
tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok umur Age
Specific Fertility Rate (ASFR). Sehingga, ASFR dapat diartikan
sebagai banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok
umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:
ASFRi = x k
Dimana:
ASFR : Age Specific Fertility Rate
Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k : Angka konstanta 1.000
Kebaikan dari perhitungan ASFR ini adalah perhitungan ini
lebih cermat dari GFR Karena sudah membagi penduduk yang
exposed to risk ke dalam berbagai kelompok umur. Dengan ASFR
dimungkinkan pembuatan analisis perbedaan fertilitas (current
fertility) menurut berbagai karakteristik wanita. Dengan ASFR
dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor. ASFR
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
6
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 7/25
ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan
reproduksi selanjutnya (TFR, GRR, dan NRR).
Kelemahan dari perhitungan ASFR ini adalah
membutuhkan data yang terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk
kelompok umur. Sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap
negara/daerah, terutama di negara yang sedang berkembang. Jadi
pada kenyataannya sukar sekali mendapat ukuran ASFR.
Kemudian pada perhitungan ini tidak menunjukkan ukuran
fertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15-49 tahun.
d. Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat Fertilitas Total didefenisikan sebagai jumlah
kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang
hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:
1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya
2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode
waktu tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas
dari sejumlah perempuan hipotesis selama masa reproduksinya.
Dalam praktek Tingkat Fertilitas Total dikerjakan dengan
menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan menurut umur, apabila
umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa
tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata
tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Maka rumus dariTingkat Fertilitas Total atau TFR adalah sebagai berikut :
TFR = 5 (i = 1,2,…..)
Dimana:
ASFR = Angka kelahiran menurut kelompok umur.
i = Kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19.
Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan
ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49 tahun, yang dihitung
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
7
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 8/25
berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur (Hatmadji,
2004 :63).
2. Reproductive History (cummulative fertility)
a. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah
dilahirkan
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau
beberapa wanita selama reproduksinya; dan disebut juga paritas.
Kebaikan dari perhitungan CEB ini adalah mudah didapatkan
informasinya (di sensus dan survey) dan tidak ada referensi waktu.
Kemudian kelemahan dari perhitungan ini adalah angka
paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena
kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di negara sedang
berkembang. Kemudian ada kecenderungan semakin tua semakin
besar kemungkinannya melupakan jumlah anak yang dilahirkan.
Dan kelemahannya fertilitas wanita yang telah meninggal dianggap
sama dengan yang masih hidup.
b. Child Woman Ratio (CWR)
CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah
anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia
reproduksi. Kebaikan dari perhitungan CWR ini adalah untuk
mendapatkan data yang diperlukan tidak perlu membuat
pertanyaan khusus dan berguna untuk indikasi fertilitas di daerah
kecil sebab di Negara yang registrasinya cukup baik pun, statistik kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-kecil.
Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung
dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering
terjadi di Negara sedang berkembang. Walaupun kekurangan
pelaporan juga terjadi di kelompok ibunya namun secara relatif
kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar. Kedua,
dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak,
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
8
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 9/25
khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari orang tua,
sehingga CWR selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang
seharusnya. Ketiga, tidak memperhitungkan distribusi umur dari
penduduk wanita.
Ada berbagai macam teori yang menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi fertilitas. Teori tentang fertilitas tersebut dirumuskan dari
berbagai disiplin seperti sosiologi salah satunya menurut Freedman
variabel antara yang mempengaruhi langsung terhadap fertilitas pada
dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu
masyarakat.
Ekonomi salah satunya menurut Leibenstein anak dilihat dari dua
aspek yaitu aspek kegunaannya (utility) dan aspek biaya (cost ), menurut
Becker anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat dianggap sebagai
barang konsumsi (a consumption good, consumer’s durable) yang
memberikan suatu kepuasan (utility) tertentu bagi orang tua. Secara
ekonomi, fertilitas dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki
anak dan selera. Meningkatnya pendapatan (income) dapat meningkatkan permintaan terhadap anak. Ada juga teori fertilitas dari disiplin ilmu
psikologi dan anthropologi.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Temuan Lapangan
A. Profil Kota Palembang Tahun 2010
Kota Palembang terletak antara 2º52’–3°5’ LS dan 104°37’–
104°52’ BT merupakan daerah tropis dengan angin lembab nisbi, suhu
cukup panas antara 23,4ºC-31,7ºC dengan curah hujan terbanyak pada
bulan April sebanyak 338 mm, minimal pada bulan September dengan
curah hujan 10 mm. Kota Palembang adalah ibukota propinsi Sumatera
Selatan yang mempunyai luas wilayah 400,61 km² dengan jumlah
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
9
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 10/25
penduduk 1.455.284 jiwa, yang berarti setiap km² dihuni oleh 3.632 jiwa
(Profil Kota Palembang tahun 2010).
Tabel. 2.1.1
Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2006 – 2010
NoTahun Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Km²)
1 2006 1.394.322 3.480
2 2007 1.405.720 3.509
3 2008 1.417.047 3.537
4 2009 1.438.938 3.592
5 2010 1.455.284 3.632
Sumber: Kantor Statistik Kota Palembang
Dari tabel 2.1.1. diatas tampak bahwa jumlah penduduk kota
palembang terus meningkat setiap tahunnya dari tahun 2006 sebesar
1.394.322 jiwa menjadi 1.455.284 jiwa pada tahun 2010.
Berdasarkan hasil pendataan oleh BPS Kota Palembang, maka
terjadi sedikit peningkatan jumlah penduduk bila dibandingkan dengan
tahun 2009. Penyebaran penduduk di wilayah Kota Palembang tidak
begitu merata, bila dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan dimana
kecamatan yang terbanyak penduduknya adalah Kecamatan Seberang Ulu
I dengan jumlah penduduk 162.744 jiwa, sedangkan yang terendah adalah
Kecamatan Sematang Borang dengan jumlah penduduk 32.207 jiwa. Kota
Palembang mempunyai luas wilayah 400,61 Km² dengan jumlah
penduduk 1.455.284 jiwa yang berarti tiap km² dihuni oleh 3.632 jiwa
penduduk, bila dibandingkan dengan tahun lalu (2009) dimana angka
kepadatan penduduk adalah 3.592 jiwa tiap km², maka telah terjadi
peningkatan kepadatan penduduk di kota Palembang.
Tabel 2.1.2
Piramida Penduduk Kota Palembang Tahun 2010
No. Kelompok UmurJenis Kelamin
TotalLaki-laki Perempuan
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
10
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 11/25
1 0 – 4 70,920 66,628 137,548
2 5 – 9 70,368 65,695 136,063
3 10—14 66,964 63,237 130,201
4 15—19 69,802 71,868 141,6705 20—24 76,436 77,885 154,321
6 25—29 71,710 69,810 141,520
7 30—34 60,697 58,811 119,508
8 35—39 52,218 53,245 105,463
9 40—44 46,739 48,876 95,615
10 45—49 40,558 42,812 83,370
11 50—54 35,776 35,559 71,335
12 55—59 26,605 24,334 50,939
13 60—64 14,936 16,186 31,12214 65—69 10,756 12,253 23,009
15 70—74 7,114 9,179 16,293
16 75 + 6,198 10,301 16,499
TT 499 309 808
TOTAL 728,296 726,988 1,455,284
Sumber : sensus penduduk tahun 2010
Dari tabel diatas terlihat bahwa total penduduk kota palembang pada
tahun 2010 meningkat menjadi 1.455.284 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-
laki sebesar 728.296 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 726.988
jiwa. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa bentuk piramida penduduk kota
palembang tahun 2010 adalah ekspansif dimana jumlah penduduk muda lebih
banyak. Jika angka kelahiran atau fertilitas tidak dikendalikan hal ini akan
membuat angka beban tanggungan kota palembang menjadi semakin tinggi
dan tentu saja tidak baik bagi perekonomian kota palembang.
B. Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
Hasil Sensus Penduduk, SDKI dan Supas menunjukkan penurunan
tingkat fertilitas dari wanita usia subur (TFR) dari waktu ke waktu. Usia
15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena pada
rentang usia tersebut kemungkinan wanita untuk melahirkan anak cukup
besar. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 1980 TFR di Sumatera Selatan
diperkirakan sebesar 5,56 per 1000 wanita usia subur.
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
11
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 12/25
Angka ini terus mengalami penurunan, berturut-turut 4,78 menurut
hasil Supas 1985, menjadi 4,22 berdasarkan hasil SP 1990, menurut SDKI
1991 sebesar 3,43, hasil SDKI 1994 sebesar 2,87, hasil SDKI 1997 sebesar
2,64 dan menurut hasil SDKI 2002-2003 turun menjadi 2,3. Berdasarkan
data yang dihitung dari Supas 2005, angka TFR di Sumatera Selatan
kembali turun menjadi sebesar 2,26 per 1000 wanita usia subur.
Sedangkan menurut hasil SDKI 2007, angka TFR di Sumatera Selatan
cenderung meningkat yaitu sebesar 2,7.
Tabel 2.1.3
Beberapa Indikator Fertilitas Sumatera Selatan
Program Keluarga Berencana (KB) dan penundaan usia
perkawinan pertama pada wanita merupakan faktor-faktor yang
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
12
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 13/25
mempengaruhi penurunan tingkat fertilitas di Sumatera Selatan karena
berdampak memperpendek masa reproduksi mereka. Wanita yang kawin
pada usia sangat muda mempunyai resiko cukup besar pada saat
mengandung dan melahirkan yang berdampak terhadap keselamatan ibu
maupun anak. Dengan memberi kesempatan kepada wanita untuk
bersekolah lebih tinggi dapat membantu menunda usia perkawinan bagi
seorang wanita, terutama di daerah pedesaan.
Tabel 2.1.4
Jumlah Wanita dan Rata-rata Anak Lahir Hidup (Paritas) menurut
kelompok umur Wanita Kota Palembang Tahun 2010
NO Kelompok Umur (Tahun)Tahun 2010
Jumlah Wanita Rata-rata ALH
4 15—19 71,868 0,050
5 20—24 77,885 0,362
6 25—29 69,810 1,124
7 30—34 58,811 1,538
8 35—39 53,245 2,3659 40—44 48,876 2,860
10 45—49 42,812 3,225
TOTAL 423,307 1,472
Dari tabel 2.1.9 dapat dilihat juga bahwa semakin bertambah umur
ibu, semakin bertambah pula rata-rata jumlah anak (paritas) yang pernah
dilahirkan.
Cukup besarnya paritas rata-rata wanita pada kelompok umur tua(empat puluhan) dikarenakan lebih lamanya masa kemampuan melahirkan
yang dialami mereka, yaitu selama 20-25 tahun sebelum pencacahan.
Sedangkan pada kelompok umur muda, paritas rata-ratanya lebih kecil
karena anak terlahir oleh wanita kelompok umur muda tercatat merupakan
kelahiran yang baru terjadi sebelum pencacahan, sehingga jumlahnya
masih sedikit.
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
13
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 14/25
Tingkat fertilitas (ALH) kota palembang terbesar terjadi pada
wanita kelompok umur tua (45-49 tahun) pada tahun 2010 sebesar 3,225
mengandung arti bahwa rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh
seorang wanita sampai kelompokk umur 45- 49 tahun adalah 3 sampai 4
orang. Rata-rata ini terhitung cukup tinggi dimana kemungkinan besar
wanita pada kelompok umur ini telah memulai masa reproduksinya jauh
lebih muda dibanding wanita pada kelompok umur lain.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di provinsi sumatera
selatan, kota palembang mempunyai tingkat fertilitas lebih baik pada tahun
2010, yaitu dengan rata-rata ALH paling kecil dihampir seluruh kelompok
umur wanita lihat tabel 2.1.6. Hal ini tentu sesuai keadaan kota palembang
sebagai kota besar dimana para wanitanya telah mempuyai pendidikan
dan wawasan luas, khususnya mengenai perkawinan dan fertilitas.
Disamping itu faktor banyaknya lapangan pekerjaan turut mempengaruhi
penundaan usia perkawinan wanita di palembang.
I. Anak Lahir Hidup
Paritas (ALH) adalah banyaknya kelahiran hidup yang
dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut
Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara
yaitu wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar
untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006), multipara yaitu wanita
yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009), dan grandemultipara yaitu wanita yang
telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006). Paritas
adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampuhidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008).
Tabel 2.1.5
Rata-rata Jumlah Anak Lahir Hidup Per Wanita Menurut Kelompok Umur
Wanita, 2007 – 2010
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
14
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 15/25
Pada Tabel 2.1.5 di atas terlihat bahwa rata-rata jumlah
anak yang dilahirkan hidup (ALH) per wanita sebesar 1,925 tahun
2007, turun menjadi 1,780 pada tahun 2008, naik menjadi 1,833
tahun 2009 dan kembali turun menjadi 1,815 pada tahun 2010.
Artinya secara umum terjadi tren yang cenderung menurun pada
periode 2007-2010. Angka rata-rata ALH pada kelompok umur 45-
49 menunjukkan paritas artinya rata-rata jumlah anak yang
dilahirkan sepanjang masa reproduksinya. Terlihat bahwa paritas
memperlihatkan tren yang menurun pada periode 2007-2008.
Namun demikian, perlu diwaspadai meningkatnya angka kelahiran
pada wanita usia muda periode 2008-2010, ditunjukkan oleh
meningkatnya rata-rata anak ALH pada kelompok umur 15-19, 20-
24 dan 25-29 tahun pada periode tersebut (Tabel 2.1.5).
Tabel 2.1.6
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
15
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 16/25
Rata-rata Anak Lahir Hidup Per Wanita Menurut Kabupaten/Kota dan
Kelompok Umur Tahun 2010
Tabel 2.1.6 menyajikan rata-rata ALH per wanita menurut
kabupaten/kota di Sumatera Selatan tahun 2010. Dari tabel tersebut
diketahui bahwa rata-rata ALH bervariasi antara 1,47 sampai 2,17
per wanita. Angka tertinggi dijumpai di Kabupaten OKU Selatan
(2,17 per wanita), Ogan Ilir (2,09 per wanita), Empat Lawang (2,03
per wanita) dan Muara Enim (2,0 per wanita). Sedangkan rata-rata
ALH terendah terdapat di Kota Lubuklinggau (1,47 per wanita)
dan Kota Palembang (1,54 per wanita).
Tabel 2.1.7
Rata-rata Angka Lahir Hidup (ALH) Kota Palembang dan Sumatera
Selatan Tahun 2010
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
16
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 17/25
Kab/Kota
Kelompok Umur
Total15-
19
20-
24
25-
29
30-
34
35-
39
40-
44
45-
49
Palembang 0,050 0,362 1,124 1,538 2,365 2,860 3,225 1,472Sumatera Selatan 0,058 0,556 1,298 2,014 2,568 3,030 3,575 1,700
Sumber : BPS, Susenas 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata ALH kota
palembang lebih rendah dari rata-rata ALH provinsi Sumatera
Selatan pada kelompok umur produktif (15-49 tahun). Hal ini dapat
dikarenakan rata-rata umur perkawinan pertama ≤ 16 tahun kota
palembang tahun 2010 lebih rendah yaitu sebesar 13,6 persen dari
rata-rata umur perkawinan pertama ≤ 16 tahun provinsi sumatera
selatan sebesar 18,84 persen, sehingga mengurangi rentang waktu
untuk menhasilkan anak pada wanita di palembang.
II. Child Woman Ratio (CWR)
CWR adalah perbandingan jumlah anak berumur dibawah
lima tahun dengan penduduk perempuan umur 15-49 tahun.Penghitungan ini pada umumnya menggunakan jumlah anak umur
0-4 tahun. Kesalahan pencatatan umur banyak terjadi pada usia 0-1
tahun dibandingkan umur lebih tua.
Rumus CWR adalah sebagai berikut:
CWR = (∑P(0-4)) / (∑Pf(15-49)) × 1000
Keterangan :
P(0-4) = Penduduk umur 0-4 tahun.
Pf(15-49) = Perempuan umur 15-49 tahun.
Kesalahan pelaporan jumlah anak dan tidak
memperhitungkan kesuburan perempuan menurut umur
mempengaruhi kualitas dari pengukuran ini.
CWR kota palembang tahun 2010 adalah
CWR = 137,548 / 423,307 x 1000 = 325
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
17
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 18/25
Menurut data sensus penduduk tahun 2010 CWR kota
palembang adalah 325 yang mengandung arti ada sekitar 325 balita
diantara 1000 wanita usia produktif. Menurut perhitungan CWR
angka ini cukup tinggi, artinya bahwa tingkat fertilitas kota
palembang masih perlu mendapat perhatian serius. Selain itu
berdampak pada beban ibu mengurus anak juga cukup berat.
CWR ini kurang bagus jika digunakan untuk
membandingkan antar daerah, karena CWR tidak
memperhitungkan tingkat kematian balita.belum tentu suatu daerah
yang mempunyai tingkat CWR tinggi mempunyai tingkat fertilitas
yang tinggi pula. Bila suatu daerah mempunyai tingkat kematian
bayi rendah, angka CWR daerah ini menjadi tinggi karena banyak
kelahiran yang dapat mencapai umur balita. Hal ini
mengakibatkanjumlah anak balita menjadi tinggi padahal angka
fertilitas daerah ini cukup rendah.
III. Rata-rata Umur Perkawinan Pertama (SMAM)
Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
kelahiran secara lansung. Semakin tinggi umur perkawinan
pertama semakin rendah tingkat kelahiran. Hull dan singarimbun
mengatakan terjadinya penurunan TFR sebesar 25% di pengaruhi
kenaikan umur kawin di kalangan wanita.
Data yang diperlukan dalam menghitung umur perkawinan
pertama dengan metode SMAM ini adalah persentase wanita/pria
belum kawin menurut kelompok umur. Umur perkawinan pertama
dapat dihitung menurut jenis kelamin dan daerah.
Tabel 2.1.8
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
18
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 19/25
Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan Pertama, Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 1995, 2000, 2005, 2008 dan 2010
Dari Tabel 2.1.8 terlihat bahwa secara umum dalam jangka
panjang ada kecenderungan wanita mulai menunda usia
perkawinan pertamanya. Pada tahun 1995 persentase wanita yang
melakukan perkawinan pertamanya berusia 16 tahun atau kurang
masih cukup tinggi yaitu sebanyak 23,86. Lima tahun kemudian
terjadi penurunan persentase wanita yang umur perkawinan
pertamanya 16 tahun ke bawah yaitu 20,35 persen dan pada tahun
2005 angkanya menjadi dibawah 20 persen yaitu hanya 17,28
persen. Meskipun demikian, pada tahun 2008 terjadi sedikit
peningkatan persentase wanita yang menikah umur 16 tahun ke
bawah yang kemudian turun kembali menjadi 18,84 persen pada
tahun 2010.
Keadaan itu selain disebabkan oleh kesadaraan masyarakat
akan pentingnya pendidikan anaknya juga di sebabkan oleh
kecenderungan masyarakat terutama wanita untuk memilih
bekerja, baik sebagai pembantu rumahtangga maupun buruh pabrik
di perkotaan. Keadaan itu tidak terlepas dari pengaruh kemajuan
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
19
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 20/25
teknologi yang berdampak pada perubahaan pola pikir yang akan
membuka wawasan baru bagi wanita khususnya di perdesaan.
Tabel 2.1.9
Persentase Wanita Menurut Kabupaten/Kota dan Umur
Perkawinan Pertama Tahun 2010
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
20
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 21/25
Dari tabel 2.1.9 terlihat persentase wanita yang umur
perkawinan pertamanya 16 tahun ke bawah sangat bervariasi bila
dilihat menurut kabupaten/kota. Pada tahun 2010 yang terendah
adalah di Kota Palembang yaitu 13,60 persen. Dan persentase
wanita yang umur perkawinan pertamanya 17-18 tahun, pada tahun
2010 kota palembang juga yang terendah sebesar 16,70 persen
dibandingkan dengan rata-rata provinsi sumatera selatan sebesar
24,79 persen. Selain itu ada beberapa kabupaten/kota lainnya yang
persentase wanita yang melakukan perkawinan pertamanya 16
tahun ke bawah cukup rendah yaitu yaitu Kota Lubuklinggau
(14,00 persen) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (15,47 persen).
Sementara itu kabupaten yang masih terlihat cukup tinggi
persentase wanita yang kawin pertamanya 16 tahun ke bawah yaitu
Kabupaten Musi Rawas (25,30 persen).
Meningkatnya persentase wanita yang kawin pada usiamuda jelas akan mempengaruhi jumlah anak yang dilahirkan jika
program KB tidak berjalan dengan baik. Semakin muda usia
perkawinan seorang wanita semakin panjang usia untuk dapat
melahirkan anak, sehingga jika pengaturan kelahiran tidak
dilakukan, jumlah anak yang dilahirkan menjadi lebih banyak.
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
21
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 22/25
2.2. Analisis Variabel Fertilitas Kota Palembang
• CBR Kota Palembang Tahun 2010
CBR = x k = 19,0 = 19 = 19/1000 x 1.455.284. Jumlah
kelahiran = 27650,4 = 27651 jiwa
CBR kota palembang tahun 2010 adalah 19,0 (proyeksi BPS,
Bappenas dan UNFPA) yang berarti terjadi 19 kelahiran pada
tiap 1000 penduduk di kota palembang tahun 2010.
• GFR Kota Palembang Tahun 2010
GFR = Jumlah kelahiran 1 tahun X 1.000
Jumlah wanita usia 15-49
GFR = 27651 / 423,307 x 1000 = 65,3
Angka kelahiran umum kota palembang tahun 2010 adalah
65,3 kelahiran per 1000 wanita usia 15-49 tahun.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
• TFR di Sumatera Selatan tahun 2007 cenderung meningkat yaitu sebesar
2,7 dari tahun 2006.
• Program Keluarga Berencana (KB) dan penundaan usia perkawinan
pertama pada wanita merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan tingkat fertilitas di Sumatera Selatan karena berdampak
memperpendek masa reproduksi mereka.
• Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di provinsi sumatera selatan,
kota palembang mempunyai tingkat fertilitas lebih baik pada tahun 2010,
yaitu dengan rata-rata ALH paling kecil dihampir seluruh kelompok umur
wanita. Hal ini tentu sesuai keadaan kota palembang sebagai kota besar
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
22
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 23/25
dimana para wanitanya telah mempuyai pendidikan dan wawasan luas,
khususnya mengenai perkawinan dan fertilitas. Disamping itu faktor
banyaknya lapangan pekerjaan turut mempengaruhi penundaan usia
perkawinan wanita di palembang
• Menurut data sensus penduduk tahun 2010 CWR kota palembang adalah
325 yang mengandung arti ada sekitar 325 balita diantara 1000 wanita usia
produktif. Menurut perhitungan CWR angka ini cukup tinggi, artinya
bahwa tingkat fertilitas kota palembang masih perlu mendapat perhatian
serius.
• persentase wanita yang umur perkawinan pertamanya 16 tahun ke bawah
pada tahun 2010 yang terendah adalah di Kota Palembang yaitu 13,60
persen, dibanding dengan kabupaten lain di sumatera selatan
• CBR kota palembang tahun 2010 adalah 19,0 (proyeksi BPS, Bappenas
dan UNFPA) yang berarti terjadi 19 kelahiran pada tiap 1000 penduduk di
kota palembang tahun 2010.
• Angka kelahiran umum (GFR) kota palembang tahun 2010 adalah 65,3
kelahiran per 1000 wanita usia 15-49 tahun.
• Secara umum telah terjadi penurunan fertilitas pada tahun 2010 di kota
Palembang sejalan peningkatan taraf ekonomi masyarakat, karena
mengikuti program KB, tingkat pendidikan, pendapatan dan tingkat
perkawinan yang lebih dewasa .(BPS Palembang).
4.2. Saran
Walaupun terlihat angka fertilitas setiap tahunnya di kota palembang
menurun namun secara global angka fertilitas di kota palembang masih cukup
tinggi dengan CWR 325 per 1000 wanita usia produktif, ALH usia wanita sampai
45-49 tahun adalah 3,225, CBR = 19 dan GFR = 65,3. Sehingga tingkat fertilitas
dikota palembang perlu mendapat perhatian khusus dan serius.
Untuk menurunkan tingkat fertilitas ini dapat dilakukan dengan
pencerdasan dan peningkatan pengetahuan mengenai usia perkawinan dan
fertilitas pada penduduk, program KB yang sudah baik terus dilakukan dan
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
23
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 24/25
ditingkatkan, meningkatkan kesejahteraan penduduk dan menambah lapangan
pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Online [http://faharuddin.wordpress.com/2011/12/31/fertilitas-dan-
mortalitas-di-sumatera-selatan/] diakses 10 Januari 2012
2. Online [http://faharuddin.wordpress.com/2011/12/31/keluarga-berencana-
di-sumatera-selatan/] diakses 10 Januari 2012
3. Online [http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-28-
20.pdf ] diakses 10 Januari 2012
4. Online [http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=30¬ab=40] diakses 10 Januari 2012
5. Online [http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=30¬ab=33] diakses 10 Januari 2012
6. Online [http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=2] diakses 10 Januari 2012
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
24
5/12/2018 BAB Isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-isi-55a4d4ffa8366 25/25
7. Online [http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=7] diakses 10 Januari 2012
8. Online
[http://www.bps.go.id/download_file/Data_SP2010_menurut_kelompok_u
mur.pdf ] diakses 10 Januari 2012
9. Online [http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=1] diakses 10 Januari 2012
10.Online [http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-56-
57.pdf ] diakses 10 Januari 2012
11.Online [http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-35-
37.pdf ] diakses 10 Januari 2012
12.Online [http://nisaniii.blogspot.com/2010/10/isd-bab-i-penduduk-
masyarakat-dan.html] diakses 10 Januari 2012
13.Online [http://geo05friends.wordpress.com/page/2/] diakses 10 Januari
2012
14.Online
[http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumsel/palembang.pdf ]
diakses 10 Januari 2012
15.Online [http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18186/4/Chapter
%20II.pdf ] diakses 10 Januari 2012
[Analisis Variabel Terkait Fertilitas Kota Palembang Tahun 2010
oleh Vini Aristianti (04081002049)] |
25