Upload
truongtu
View
246
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
TINJAUAN UMUM LEMBAGA BELA DIRI SINAR PUTIH CABANG
SEMARANG
A. Gambaran Umum
1. Sejarah berdiri dan perkembangan Lembaga Bela Diri Sinar Putih pusat.
Lembaga Beladiri Sinar Putih dirintis dan didirikan oleh: Bapak.
Drs. H. Mudhofar Ash-Shidiq, Bapak. H. Djurami Bakri, B.A, Bapak
Ponco Diharjo.
Ilmu Beladiri yang dikembangkan di Lembaga Beladiri Sinar
Putih adalah ilmu beladiri silat dan ilmu pernafasan. Sifat yang diajarkan
oleh Lembaga Beladiri Sinar Putih banyak diwarnai oleh silat dari daerah
Kalimantan Selatan dan silat dari Pasundan Jawa Barat. Sehingga silat
yang diajarkan dan dikembangkan oleh Lembaga Beladiri Sinar Putih
adalah merupakan hasil budaya nenek moyang bangsa Indonesia.
Awal kegiatan Lembaga Beladiri Sinar Putih, hanya latihan ilmu
beladiri silat yang terbatas pada kalangan kampung Tegalmulya
Wirobrajan Yogyakarta dan sekitarnya, yang dibimbing langsung oleh
Bapak Drs. H. Mudhofar Ash- Shiddiq. Kegiatan ini kemudian diorganisir
dalam suatu lembaga yang diberi nama “ SINAR PUTIH ”, yang
kemudian diresmikan pada tanggal 2 Mei 1980.
Para pendiri Lembaga Beladiri Sinar Putih menyadari dan merasa
bertanggung jawab, sebagai bangsa Indonesaia yang wajib turut serta
meningkatkan keselamatan, kesejaheraan bangsa Indonesia. Serta
didorong oleh keinginan luhur untuk dapat membantu keinginan
pemerintah untuk dapat membantu melaksanakan pembanguna bangsa dan
negara seutuhnya. Terutama dalam melaksanakan pembangunan bangsa
dan negara. Terutama dalam pendidikan jasamani dan rohani khususnya
bagi generasi muda untuk mempersiapkan jiwa dan raganya agar dapat
turut serta dalam pembangunan negara. Maka para pendiri Lembaga
65
Beladiri Sinar Putih merasa perlu untuk mengembangkan dan menyebar
luasakan kegiatannya. Sehingga tidak hanya terbatas pada kalangan
kampung Tegal Mulyo, akan tetapi meliputi seluruh daerah Republik
Indonesia.
Pada perkembangan selanjutnya Lembaga ini ditingkatkan
menjadi sebuah Yayasan, yang juga diberi nama Yayasan Sinar Putih yang
secara resmi dibentuk pada tanggal 20 Oktober 1987, dengan akte notaris
No. 62/X/1987. Dan memperoleh nomor badan hukum yang dikeluarkan
oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta No. 136/87/X/Y.
Yayasan ini bergerak dalam empat bidang kegiatan yaitu :
a. Kegiatan Beladiri.
b. Kegiatan Koperasi.
c. Kegiatan Pendidikan dan
d. Kegiatan sosial.
Untuk merealisasikan kegaiatannya maka Yayasan ini melakukan
usaha-usaha sebagai berikut :
a. Mengusahakan dan mendirikan perguruan beladiri.
Karena adanya dukugan dan pengakuan dari masyarakat yaitu
dengan semakin banyaknya dari para peminat, khususnya dari anak-
anak muda dan orang tua untuk mengikuti latihan di Lembaga Beladiri
Sianar Putih. Sebagian dari kalangan masyarakat Yogyakarta,
mendorong Lembaga Beladiri Sinar Putih untuk membuka dan
mendirikan Cabang-cabang / unit-unit pelatihannya. Sehingga sejak
berdinya hingga sekarang (sewaktu peneliti mengadakan penelitian)
telah berdiri cabang-cabang dan unit pelatihan.
Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan kegiatan
Lembaga Beladiri Sinar Putih, maka sejak tahun 1989, Lembaga
Beladiri Sinar Putih telah diakui sebagai anggota IPSI Cabang Kota
Madya Yogyakarta No. 01/IPSI/KY/V/89. Kemudian nomor ini
diperbaharui menjadi No.02/IPSI/KY/III/90.
66
b. Megusahakan dan mendirikan sekolah-sekolah dari tingkat TK sampai
Perguruan Tinggi dan mendirikan kursus-kursus keterampilan.
Pada saat ini telah mengadakan kegiatan formal yaitu berupa
sekolah dasar, dan non formal yaitu berupa TK Al-Qur’an, kursus
komputer, Pondok persantren Al-Amin, Lembaga Bimbingan Haji dan
Umrah dan lain-lainnya. Dan untuk perguruan tinggi dari yayasan baru
akan mengusahakan.
c. Mengusahakan dan mendirikan koperasi.
Untuk koperasi saat ini telah memiliki koperasi sendiri, di situ
terdapat berbagai macam jenis barang ada keperluan masyarakat,
sekolah, keperluan silsat, fotokopi, obat-obatan dan wartel serta bus
pariwisata dan lain-lain.
d. Melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
Untuk bidang sosial telah melaksanakan beberapa kegiatan
antara lain (kegiatan yang besifat rutin maupun yang bersifat
insidental), yaitu pemberian beasiswa kepada anggota yang kurang
mampu dalam baiaya pendidikan di sekolah, pemberian bantuan
kepada masyarakat yang dipandang perlu, donor darah, bakti sosial
dan juga melakukan kegiatan sunatan masal.
Kegiatan dalam bidang sosial ini telah mendapat peninjauan
dari Dinas Sosial kotamadya Yogyakarta. Dan telah terdaftar dalam
dinas sosial.
Dari uraian diatas tentang sejarah dan perkembangan Lembaga
Beladiri Sinar Putih pusat, maka nampaklah bahwa perkembangan
lembaga ini cukup pesat. Dari segi cabangnya, Lembaga ini mempunyai
beberapa cabang yang tersebar di beberapa daerah baik di Yogyakarta
maupun diluar Yogyakarta. Dari segi kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga ini mempunyai beberapa kegiatan. Maka dengan ini “Sinar Putih”
perlu mempunyai kantor kusus untuk pengendalian jalannya kegiatan.
67
Sehingga saat ini “Sinar Putih” telah mendirikan sebuah kantor yang
berkedudukan / terletak di Jln. Imogiri Km. 5 Wojo, Bangunharjo, Sewon,
Bantul, Yogyakarta. Kantor ini berfungsi sebagai pengendali jalannya atau
pengatur jalannya kegiatan “Sinar Putih” baik yang berada di Yogyakarta
maupun yang berada di luar Yogyakarta.
2. Sejarah berdiri dan perkembangan Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang
Semarang.
Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang berdiri pada bulan
Agustus 1988. Yang merupakan hasil kerja keras Drs. Raharjo. Karena
merasa mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan masyarakat
Indonesia yaitu untuk mensejahterakan dan membentuk pribadi yang luhur
dan jiwa raga yang sehat guna untuk ikut serta dalam pembangunan
nasional, maka Beliau merintis, mendirikan dan mengembangkan
Lembaga Beladiri Sinar Putih di Semarang.1
Ilmu beladiri yang diajarkan di Cabang Semarang terdiri dari ilmu
silat untuk kalangan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas, dan ilmu
pernafasan yang diperuntukkan bagi orang dewasa (mulai dari umur 20
tahun keatas).
Awal kegiatan latihan ilmu pernafasan Sinar Putih Cabang
Semarang adalah di Sampangan Semarang, kemudian berkembang
dibeberapa tempat yaitu Auditorium Universitas Diponegoro, gedung
Keuangan (BPKP) Jl. Pemuda (pasar Johar) dan lapangan SMP al-Irsyad
Jl. Petek Semarang. Pada awal berdiri, anggota ilmu pernafasan Sinar
Putih adalah dari kalangan pegawai, sehingga perkembangannya juga
mengalami pasang surut, karena ketika anggota pindah tempat tugas dari
tempat kerjanya atau melanjutkan studi maka anggota tersebut berhenti
latihan.
1 Wawancra dengan Drs. Supriyono Amd, Pelatih Unit Sampangan, Semarang, Tgl 13-
9- 2005,
68
Dan sekarang (pada saat peneliti mengadakan penelitian) tempat
latihan ilmu pernafasan hanya di dua tempat yaitu di lapangan sepak bola
GOR Tri Lomba Juang Jl. Tri Lomba Juang Semarang, setiap hari minggu
pukul 20.00 WIB dan di Jl. Dewi Sartika Timur 4, Sampangan Semarang,
pada hari minggu pagi pukul 06.00 sampai selesai.
Pada saat peneliti mengadakan penelitian, perkembangan Lembaga
Beladiri Ilmu Pernafasan Sinar Putih Cabang Semarang cukup baik.
Anggata tidak dari kalangan pegawai saja, akan tetapi dari kalangan umum
dan Mahasiswa ( Stimik, Unisula, Undip, IAIN, Udinus, Unes dan
sebagainya) banyak yang ikut dalam latihan.
Untuk merekrut anggota, Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang
Semarang tidak membut iklan baik lewat media cetak atau media
elektronik, tetapi menggunakan sistim getuk tular (dari anggota yang
sudah ikut latihan memberitahu kepada keluarga atau orang lain yang
berminat untuk latihan ilmu pernafasan). Dan dalam merekrut para
anggota, tidak ada janji yang muluk-muluk yang ditawarkan misalkan;
agar menjadi hebat, sakti mandraguna dan lain sebagainya. Tetapi
biasanya hanya mengajak untuk olah raga yang bermanfaat bagi kesehatan
tubuh.2
Walaupun dalam merekrut anggota hanya menggunakan sistim
getuk tular tetapi anggota yang bergabung dalam kegiatan ilmu pernafasan
di Cabang Semarang cukup banyak. Hal ini dikarenakan pengetahuan
masyarakat modern tentang ilmu pernafasan sudah tidak awam lagi. Hal
ini dibuktikan sudah banyaknya media cetak maupun elektronik yang
mengemas program ilmu pernafasan dalam suatu acara atau kolom. Ini
menujukkan bahwa ilmu pernafasan mempunyai daya pikat dan nilai jual
di masyarakat.
Para pelatih atau pendidik Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang
Semarang, selalu menanamkan kepada para anak didiknya untuk selalu
2 Wawancara dengan H. Suwardi SE, Pelatih Unit Mugas/ Tri Lomba Juang, Semarang,
Tanggal, 6-10-2005.
69
bersikap sabar dan ikhlas. Hal ini dibuktikan dengan pelatih yang tidak
menerima bayaran dari tugas melatihnya/mengajar. Walaupun malam-
malam yang dingin lebih nikmat kalau digunakan untuk istirahat, tapi para
pelatih dengan ihklas dan sabar melatih para anggota, bahkan sampai
hujan mengguyur namun tetap melatih.3 Keihlasan dan kesabaran para
pelatih juga terlihat pada saat melatih dilapangan yang dengan sabar
memberi contoh dan membetulkan pada gerakan-gerakan para anggota
terutama yang usianya sudah lanjut, yang cenderung terjadi kesalah.
3. Dasar dan Tujuan Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang
a. Dasar
Dasar atau azas bagi Lembaga Beladiri Sinar Putih berfungsi
untuk menjamin agar usaha kegiatan atau pembinaannya terhadap
anggotanya tetap tegak dan berjalan terus dan agar tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan, terlihat dengan jelas dan tidak mudah
menyimpang atau disimpangkan oleh pengaruh-pengaruh luar. Adapun
dasar atau azas dari Lembaga Beladiri Sinar Pu.tih adalah Pancasia dan
UUD 1945.4
b. Tujuan
Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang mempunyai
maksud dan tujuan didirikannya yang sama dengan Lembaga Beladiri
Sinar Putih Pusat yaitu:
“Membentuk generasi muda yang berkepribadian luhur, tinggi mental, kecerdasan dan ketangkasannya serta kuat dalam keyakinan agamannya”.5
Setiap usaha kegiatan atau pembinaan di Lembaga Beladiri
Sinar Putih selalu diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Agar para
pesilatnya mempunyai kepribadian yang luhur serta tinggi mental
3 Wawancara dengan pelatih Bapak. Ismo Sugito, Tanggal. 13-10-2005. 4 Anggaran Dasar Lembaga Beladiri Sinar Putih, Bab II, Pasal 2, hlm. 2. 5 Ibid, Pasal 3, hlm. 2.
70
maka ditanamkanlah pada diri anggota nilai-nilai akhlak yang
dilandasi nilai-nilai Islam. Keimanan dan ketaqwaan adalah
merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang, maka yang
akan menghantarakan pada kebahagiaan dunia dan akhirat, maka untuk
ini para anggota Lembaga Beladiri Sinar Putih ditanamkan keimanan
yang benar.
Dengan demikian maka Lembaga Beladiri Sinar Putih adalah
Lembaga Beladiri yang mengembangkan pribadi anggotanya atau para
pesilatnya secara utuh yakni jasmani dan rohani. Sehingga diharapkan
para anggota Sinar Putih mempunyai pribadi yang seimbang dan sehat
serta kuat jasmani dan rohaninya.
4. Struktur organisasi Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang
Ciri organisasi yang baik ditandai oleh adanya susunan pembagian
kerja yang baik (kompak), teratur dan sistematis dalam rangka mencapai
tujuan lembaga tersebut. Juga adanya penerapan personil yang sesuai
dengan kemampuan bidangnya masing-masing.
Yang di maksud dengan struktur organisasi adalah suatu kerangka
hubungan kerjasama antara orang-orang yang sesuai daengan fungsinya
masing-masing dalam suatu lembaga atau organisasi yang telah disusun
dan ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan di
lembaga itu. Berbicara mengenai struktur organisasi Lembaga Beladiri
Sinar Putih, tidak bisa terlepas dari Yayasan Sinar Putih, karena Lembaga
Beladiri Sinar Putih berada dibawah Yayasan Sinar Putih. Adapun
susunan/struktur organisasi Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang
Semarang periode 20066 adalah sebagai berikut :
6 Dokumentasi Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang 2006.
71
TABEL I Struktur Organisasi Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang
No NAMA JABATAN
1 2 3
01 Ir. Nabil Abdat. Ketua Cabang + Pelatih
02 Drs. Khumaidi, Msi Wakil Ketua Cabang + Pelatih
03 H. Suwardi SE Sekretaris Cabang I + Pelatih
04 Syaifuddin, Amd. Sekretaris Cabang II + Pelatih
05 Supriyono, Amd. Bendahara Cabang I + Pelatih
06 H.M. Syafiq Efendi Bendahara Cabang II + Pelatih
07 H. Farid Saleh. Koordinator dewan pelatih + Pelatih
08 Ismo Sugito Bagian pelatihan atau ujian + Pelatih
09 H. M. Syafiq Efendi. Bagian pembinaan + Pelatih
10 Widiyanto Bagian umum Cabang + Pelatih
11 Kadio Pelatih
12 Nuh, M.S Pelatih
5. Kondisi pendidik atau pelatih dan siswa Lembaga Beladiri Sinar Putih
Cabang Semarang.
a. Kondisi pendidik/pelatih.
Di Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang, sebutan
bagi seorang pendidik adalah pelatih. Pendidik adalah salah satu faktor
yang akan menentukan keberhasilan pendidikan dan pembinaan.
Karena pendidik adalah yang memegang peranan dalam suatu aktifitas
pendidikan, walaupun dalam hal ini tidak mutlak sifatnya. Akan tetapi
sebagaian besar yang menentukan aktifitas adalah pendidik.
Oleh karena itu untuk menentukan seseorang menjadi
pendididik atau pelatih tidaklah mudah, akan tetapi penentuannya di
perlukan adanya suatu kriteria atau syarat-syarat tertentu. Sehingga
72
nantinya yang menjalankan aktifitas pembinaan yaitu pembina fisik
atau non fisik (rohani) adalah mereka yang benar-benar layak untuk
menjadi pendidik.
Begitu juga di dalam Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang
Semarang, untuk menjalankan aktifitasnya, baik pembinaan jasmani
maupun rohani diperlukan orang-orang yang mampu dan bertanggung
jawab, dalam melaksanakan pembinaan itu.
1) Syarat-syarat menjadi pendidik/pelatih
Hasil wawan cara peneliti dengan salah satu pengerus
Lembaga Beladiri Sinar Putih pusat7, bahwa dalam mengangkat
dan menentukan seseorang menjadi pendidik/pelatih, bahwa
Lembaga Beladiri Sinar Putih telah menentukan kriteria dan syarat-
syaratnya antaralain:
a) Akhlaknya baik
Sifat dan watak dari peserta didik akan banyak di
pengaruhi oleh mereka yang menjadi pendidik, walaupun hal
ini tidaklah dominan. Akan tetapi apa yang menjadi watak dan
sifat yang tercermin dalam ucapan, perbuatan dan sikap dari
seorang pendidik akan banyak mempengaruhi atau ditiru olah
mereka yang menjadi anak didik.
Oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mereka
yang benar-benar mempunyai sifat-sifat yang baik atau akhlak
yang utama. Akhlak yang baik yang dimiliki oleh seseorang
secara tidak langsung merupakan metode pendidikan. yaitu
uswah hasanah, atau contoh yang baik. Seorang pelatih atau
asisten pelatih di Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang
Semarang, mereka adalah orang-orang yang diberi tugas untuk
melatih, membina para anggotanya. Karena dari segi ucapan,
7 Hasil wawancara dengan Pengurus Lembaga Beladiri Sinar Putih pusat, Bapak Syamiar
Djumasa, SH., tanggal,10 –9- 2005.
73
perbuatan atau tingkah laku dan sikapnya akan ditiru oleh para
siswa baik sedikit atau banyak. Oleh karena itu di perlukan
orang-orang yang baik akhlaknya.
b) Punya kelebihan ilmu
Pendidik atau Pelatih adalah orang yang akan
memberikan pengetahuan, maka sudah seharusnya mereka
adalah yang mempunyai kelebihan ilmu. Dalam hal ini untuk
mejadi pelatih atau asisten pelatih, untuk beladiri pernafasan
minimal mereka telah mencapai tingkat halusan. Di samping
dari segi keagamaan (Islam) mereka juga baik.
c) Dewasa
Kedewasaan meliputi dewasa jasmani dan rohani,
dewasa jasmani yaitu ia telah mencapai tingkat pertumbuhan
atau perkembangan jasmani secara maksimal, dan dewasa
rohani yaitu mereka dalam menjalankan pembinaan penuh
kesadaran dan bertanggung jawab.
d) Kesinarputihannya baik
Sinar Putih adalah suatu lembaga atau organisasi, oleh
karenanya orang yang menjalankan aktifitasnya haruslah
mereka yang telah mempunyai pengetahuan atau pengertian
akan maksud dan tujuan dari Sinar Putih. Baik yang
menyangkut aktifitas ke dalam maupun aktifitas keluar, serta
tahu akan dasar / azas dari Lembaga itu.
e) Lulus ujian menjadi pendidik atau pelatih / asistennya.
Yaitu lulus ujian untuk menjadi pendidik atau pelatih
atau asisten. Yang pada dasarnya apakah mereka telah
memenuhi persyaratan seperti diatas atau belum. Namun
begitu untuk menjadi pelatih tidaklah hanya diukur dari lima
kriteria terebut, tetapi juga didukung oleh kepribadiannya yang
dalam hal ini hanya dinilai atau diketahui oleh yang berwenang
dalam Lembaga Beladiri Sinar Putih.
74
2) Jumlah personil pendidik/pelatih dan asisten.
Sejak berdirinya Lembaga ini di Semarang, Beladiri Sinar
putih Cabang Semarang sampai sekarang memiliki pelatih 12
orang. Mereka bertugas menjalankan aktifitas menjalankan
pembinaan baik pembinaan fisik maupun pembinaan non fisik
(rohani), (data ini sewaktu peneliti mengadakan penelitian).8
b. Kondisi siswa.
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang kondisi siswa
(anggota ) Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang, sebaiknya
mengetahui terlebih dahulu siapakah yang di sebut siswa (anggota).
Siswa atau anggota Lembaga Beladiri Sinar Putih ialah warga
Negara Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, serta sanggup tunduk
pada anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lain
yang dibuat oleh pengurus, tentang keanggotaan ini lebih lanjut diatur
sebagai berikut :
1) Yang dapat diterima menjadi anggota adalah waga negara
Indonesia dan warga negara asing laki-laki dan perempuan dan
minimal berumur 20 tahun atau dengan pertimbangan kedewasan
dari segi kejiwaan agar tidak disalah gunakan ilmu yang telah
dimilikinya.
2) Permintaan menjadi anggota diajukan secara tertulis kepada
pengurus disertai pula dengan keterangan izin dari orang tua atau
wali.
3) Pengurus kemudian memberi kartu tanda anggota setelah calon
anggota memberi 4 buah fas foto, sedang di dalam kartu anggota di
cantumkan pula daftar hadir anggota.
8 Dokumentasi Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang 2006.
75
4) Kewajiban anggota.
a) Setia kepada pengurus Lembaga beladiri.
b) Taat dan patuh kepada sumpah, putusan-putusan dan peraturan-
peraturan yang berlaku. yang ditentukan oleh pengurus.
c) Sanggup menjaga nama baik Lembaga Beladiri ini serta
berusaha menjadi tauladan yang utama bagi pemuda Indonesia.
d) Sanggup untuk aktif dalam latihan-latihan, karena apabila
prosentase dari kehadiran tidak mencukupi, maka anggota tidak
di perbolehkan mengikuti ujian guna mengikuti lanjutan
latihan-latihan berikutnya.
e) Sanggup membayar uang pangkal dan iuran yang banyaknya
ditentukan oleh pengurus.
5) Bagi anggota yang mempunya keaktifan dengan sesuatu organisasi
massa maupun politik adalah diluar tanggung jawab Lembaga
Beladiri Sinar Putih. Demikian pula apabila ada perkelahian-
perkelahian adalah diluar tanggung jawab Lembaga Beladiri Sinar
Putih.
6) Anggota berhenti apabila :
a. Meninggal dunia
b. Permintaan sendiri
c. Keputusan pengurus.9
6. Metode dalam Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang.
Dalam menyampaikan materi dalam ilmu pernapasan digunakan
metode yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Adapun metode
yang digunakan yaitu:10
9 Diambil dari anggaran Rumah Tangga LBD Sinar Putih. 10 Wawancara dengan Ketua Sinar Putih Cabang Semarang, Ir. Nabil Abdat, 7 September
2005.
76
a. Metode ceramah
Yaitu suatu penyajian materi pelajaran yang dilakukan pelatih
kepada siswa dengan menjelaskan secara lesan. Materi ini ditempuh
agar setiap yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
b. Metode Tanya jawab
Yaitu cara penyajian materi dengan menggunakan pertanyaan
secara lisan, baik dari pelatih atau pun siswa. Metode ini digunakan
untuk menjajaki kemampuan sisawa, mencari umpan balik terhadap
materi yang diberikan, mencari kesulitan yang dihadapi siswa juga
untuk mengaktifkan pelajaran siswa.
c. Metode nasehat
Ditempuh oleh pelatih dengan memberi nasehat atau wejangan
tentang hal-hal yang perlu misalnya; nasehat tentang hal-hal yang
harus ditinggalkan dan yang wajib dilakukan. Tujuan metode ini
adalah agar siswa meninggalkan yang dilarang dan melakukan hal
yang baik untuk dilakukan.
d. Metode keteladanan
Metode ini digunakan oleh pelatih untuk memberi contoh yang
baik kepada siswa berupa perkataan, perbauatan, di samping itu pula
diajak untuk mencontoh para Nabi dan Rasulnya, para sahabat, para
wali dan sholihin.
e. Metode praktek
Pelatih mengajak siswa untuk mempraktekkan ilmu yang telah
disampaikan, misalnya: mempraktekkan pelajaran yang telah
diberikan, untuk berlaku sabar, rendah hati, lembut dan lain
sebagainya.
f. Metode pemberian tugas
Metode ini digunakan oleh pelatih untuk mengetahui sampai
sejauhmana pengetahuannya tentang ilmu yang dipelajari oleh siswa.
Kemudian pelatih akan mudah untuk mengevaluasi dari apa yang di
77
ajarkan pelatih yang pada akhirnya pelatih akan mencari solusi
terhadap kesulitan yang dihadapi oleh para siswa.
7. Sarana dan prasarana Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pendidikan pada
Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang adalah Gedung olahraga
GOR Tri Lomba Juang Semarang yaitu melakukan latihan setiap hari
minggu pukul 20. 00 WIB dan Jl. Dewi Sartika Timur 4 Sampangan
Semarang yaitu setiap hari minggu pukul 06.00 pagi.
B. Data kusus tentang pendidikan kesabaran melalui pendekatan ilmu
pernafasan di Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang.
Dalam melakukan pendidikan kesabaran, Lembaga Beladiri Sinar
Putih Cabang Semarang menggunkan dua cara yaitu:
1. Latihan Jurus Ilmu pernafasan
Sedangkan tingkat dan gerakan-gerakan jurus ilmu pernafasan
Sinar Putih adalah:11
a. Dasaran Baru (melatih olah nafas dahulu).
Yang pertama harus diajarkan adalah jurus dasar, diajarkan
berulang-ulang sampai anggota benar-benar faham gerak dasar yang
diajarkan oleh Lembaga Beladiri Sinar Putih minimal satu kali
pertemuan.
b. Tingkat Dasaran Kasaran
1) Jurus 1 : 60 – 80 langkah (setiap satu nafas 6 kali
langkah).
2) Jurus 2 s/d 10 : Jumlah langkah disesuaikan dengan
kondisi waktu.
Untuk jurus yang terakhir jumlahnya di
perbanyak.
11 Buku Panduan Melatih Lembaga Beladiri Sinar Putih.
78
c. Tingkat 1-3 Kasaran
1) Jurus 1 : 60 – 80 langkah (setiap satu nafas 6 kali
langkah).
2) Jurs 2 s/d 10 : masing-masing 12 langkah.
3) Tingkahan 1 Kasaran : 16x tanpa henti istirahat 10 menit.
Di mulai lagi dan jumlah jurus disesuaikan
dengan waktu.
4) Tingkatan 2 Kasaran : Setelah menggerakkan jurus Dasar Kasaran
dilanjutkan gerakan jurus Tingkatan satu
16x.
Istirahat 10 menit
Dimulai lagi dengan tingkatan dua
Kasaran, jumlah jurus disesuaikan
dengan waktu.
5) Tingkat 3 Kasaran : Setelah menggerakkan jurus dasar
kasaran digerakkan tingkahan satu
dan dua Kasara masing-masing
sepuluh kali.
d. Tingkat 1-3 Halusan
1) Jurus 1 dilakukan : 60-80 langkah (setiap satu nafas 6
langkah)
2) Jurus 2 s/d 10 : masing-masing 12 langkah.
3) Tingkahan Kasaran : masing-masing 6x
4) Halusan Dasar : Masing-masing 6 langkah
Istirahat 10 menit.
Dimulai latihan lagi dan jumlah
jurus
disesuaikan dengan jumlah waktu.
5) Tingkahan 1 Halusan : Digerakkan setelah istirahat dengan
jumlah jurus disesuaikan dengan
waktu.
79
6) Tingkahan 2 Halusan : Setelah menggerakkan jurus sampai
dengan TK Halusan.
Istirahat 10 menit.
Dimulai lagi tingkahan dua halusan
dan jumlah menyesuaikan waktu.
7) Tingkahan 3 Halusan : Setelah menggerakkan jurus sampai
dengan tingkahan dua Halusan
.Istirahat 10 menit.
Dimulai lagi dengan TK tiga
halusan dan dan jumlah
menyesuaikan waktu.
e. Tingkat Pantek
1) Jurus 1 dilakukan : 60-80 langkah ( setiap satu nafas 6
langkah)
2) Jurus 2 s/d 10 : Masing-masing 12 langkah.
3) Tingkahan Kasaran : Masing-Masing 6x
4) Persiapan Pantek : Minimal 16 X.
Istirahat 10 menit.
Dimulai lagi dengan persiapan pantek dan
jumlah menyesuaikan waktu.
5) Pantek : Minimal 8x pola halusan.
Istirahat 10 menit.
Dimulai lagi dengan Pantek jumlah
menyesuaikan dengan waktu.
f. Tingkat Mahdi
1) Jurus 1 dilakukan : 60-80 langkah (setiap satu nafas 6
langkah).
2) Jurus 2 s/d 10 : Masing-masing 12 langkah.
3) Tingkahan Kasaran : Masing-Masing 6x
4) Pantek : Minimal 4x pola halusan
5) Mahdi : Minimal 8x pola halusan
80
Istirahat 10 menit
Dimulai lagi dengan mahdi dan jumlah
menyesuakan waktu.
g. Tingkat Syahbandar
1) Jurus 1 dilakukan : 60-80 langkah (setiap satu nafas 6
langkah).
2) Jurus 2 s/d 10 : Masing-masing 12 langkah.
3) Tingkahan Kasaran : Masing-Masing 6x
4) Pantek : Minimal 4x pola halusan
5) Mahdi : Minimal 4x pola halusan
6) Persiapan Syahbandar : Minimal 16x
Istirahat 10 menit
Dimulai lagi dengan Persiapan
Syahbandar dan jumlah
menyesuaikan waktu.
7) Syahbandar : Minimal 16x
Istirahat 10 menit
Dimulai lagi dengan Syahbandar dan
jumlah menyesuaikan waktu.
8) Syahbandar Rangkap : Minimal 4x pola halusan
Istirahat 10 menit
Dimulai lagi dengan Syahbandar
Rangkap dan jumlah menyesuaikan
waktu.
h. Tingkat Payung
1) Persiapan Payung 1
Di gerakkan beulang-ulang : 10,2,4,3.
2) Persiapan Payung 2
Di gerakkan beulang-ulang : 10,2,4,3 – 7,7,4,3.
3) Persiapan Payung 3
Di gerakkan beulang-ulang : 10,2,4,3 - 7,7,4,3 – 9,9,6,3.
81
4) Persiapan Payung 4
Di gerakkan beulang-ulang : 10,2,4,3 - 7,7,4,3 – 9,9,6,3 –
8,8,6,3.
5) Persiapan Payung 5
Di gerakkan beulang-ulang : 10,2,4,3 - 7,7,4,3 – 9,9,6,3 – 8,8,6,3.-
10,2,4,6, dan tutup dengan jurus 1.
6) Persiapan Payung 6
Jurus digerakkan berulang-ulang dengan kuncinya sekaligus. PP1
ke PP2 ke PP3 ke PP4 ke PP5 dan di tutup dengan jurus 1.
7) Persiapan Payung 7
Langkah segi tiga.
Setelah hafal langkah gerak segi tiga. Maka cara mulai latihanya
digerakkan terlebih dahulu PP6 sebagai mana tersebut di atas
sampai 6x.
Baru kemudian melatih langkah segi tiga dengan membalik arah,
sampai anggota tadi kembali lagi di posisi awal.
Disetai dengan pengaturan nafas sebagai berikut:
Langkah kesatu tarik dan tahan nafas, Langkah keempat berdiri
jurus delapan lepas nafas, bergerak terus sehingga membentuk segi
tiga.
8) Persiapan Payung 8
Meragkai langkah segi tiga kemudian menjadi satu kesatuan jurus.
Cara mulai latihannya dengan menggerakan seluruh rangkaian
jurus PP 8.
9) Persiapan Payung 9
Jurus angka delapan.
Melatih gerak jurus angka delapan sampai hafal.
Cara mulai lainnya dengan menggerakkan terlebih dahulu juru PP8
sebagai mana tersebut diatas min 4x kemudian baru melatih gerak
jurus angka delapan.
Disertai dengan pengaturan nafas sebagai berikut.
82
1. Latihan awal 4 lagkah satu nafas.
2. Latihan ke- 2, 8 langkah awal
3. Latihan ke- 3, 16 langkah satu nafas.
10) Persiapan Payung 10
Merangkai gerak jurus angka 8 yang kemudian menjadi satu
kesatuan jurus.
Cara mulai latihannya dengan menggerakkan seluruh rangkaian
jurus PP 10.
11) Persiapan Payung 11
Jurus 7 rangkap, 10 rangkap. Melatih gerak jurus tersebut sampai
hafal.
Cara mulai latihannya dengan menggerakkan terlebih dahulu jurus
PP 10 sebagai mana tersebut di atas minimal tiga kali kemudian
baru melatih gerak jurus 7 rangkap, 10 rangkap. Disertai dengan
pengaturan nafas sebagai berikut: Jurus 7 rangkap : lepas nafas,
Jurus 7 rangkap tarik nafas.
12) Persiapan Payung 12
Merangkai jurus sepuluh rangkap yang kemudian menjadi satu
kesatuan jurus. Cara mulai latihannya dengan menggerakkan
seluruh rangkaian jurus PP 12.
13) Persiapan Payung 13
Jurus tangkai
Melatih gerak jurus tangai sampai hafal, cara mulai latihannya
dengan menggerakkan terlebih dahulu jurus PP 12 sebagai mana
tersebut diatas min 2x kemudian melatih gerak jurus tangkai.
Disertai dengan pengaturan nafas sebagai berikut: Jurus satu tarik
tahan nafas dan dilepaskan ada saat pelepasan jurus tangkai.
14) Persiapan Payung 14
Merangkaigerak jurus tangkai yang kemudian menjadi satu
kesatuan jurus.
83
Cara mulai latihannya dengan menggerakkan seluruh rangkai jurus
tersebut. PP1 s/d PP14 digerakkan semua dalam satu kesatuan
(digerakkan dengan kasar baik jurus maupun nafas)
15) Persiapan Payung 15
Menggerakkan PP 14 dengan cara halus dan penuh konsentrasi.
Tingkatan jurus dalam ilmu pernafasan Sinar Putih cukup banyak,
dan bagi anggota untuk bisa menyelesaikan membutuhkan waktu yang
cukup lama hingga puluhan tahun. Sesuai dengan keputusan Lembaga
Beladiri Sinar Putih bahwa, penelitian ilmiah hanya diperbolehkan
meneliti sampai tingkat jurus Payung. Padahal tingkatan jurus diatas
Payung masih ada lagi, diantaranya adalah, jurus Bayu Pamungkas (ada 12
tingkat) dan Al Manaazil.12
2. Latihan Khusus
Latihan khusus adalah penjelasan dari pelatih yang ada kaitannya
dengan keilmuan ilmu pernafasan Sinar Putih dan pengetahuan tentang
agama Islam. Dalam latihan khusus ini biasanya dilakukan setiap selesai
kenaikan tingkat.
Keilmuan ilmu pernafasan Sinar Putih yang diantaranya adalah
pengertian jurus-jurus pernafasan Sinar Putih secara filosofis, metode
latihan ilmu pernafasan Sinar Putih, hasil latihan ilmu pernafasan, sepuluh
dasar pokok dan lain sebagainya. Keilmuan ilmu pernafasan Sinar Putih
dijelaskan oleh para pelatih agar anak didik paham dan mampu
menerapkan dalam hidup mereka.
Filosofis jurus ilmu pernafasan Sinar Putih terdiri dari :
a. Jurus satu (tangan yang selalu digenggam di perut bawah)
menggambarkan bahwa manusia semula tidak ada dan terbentulah di
perut seorang ibu atas izin Allah SWT. Manusia diharapkan sadar
bahwa tiada kekuatan apapun yang menyertai dan sebelumnya tidak
12 Wawancaa dengan Ketua Lembaga Beladiri Sinar Putih Cabang Semarang Ir. Nabil
Abdat.
84
mempunyai apapun, yang ada dihadapan bukanlah milik manusia,
hanyalah Allah SWT yang memiliki isi bumi dan langit.
b. Jurus dua (memukul dengan kedua telapak tangan kebawah ) memiliki
makna filosofis bahwa setelah berada didalam perut seorang ibu maka
lahirlah ke bumi, dan menjadi penduduk bumi. Berawal dari manusia
tanpa membawa sesuatu, kecuali tangisan seorang bayi baik laki
maupun perempuan. Manusia tersebut lemah, dan secara alamiah
menjadi manusia dewasa dan seterusnya.
c. Jurus tiga yang arah gerakan tangan mengarah kedepan mengandung
makna filosofis bahwa setelah manusia dilahirkan dimuka bumi maka
manusia tersebut diharapkan untuk bertebaran di muka bumi untuk
mencari nafkah dan pengetahuan untuk hidup dan kebidupannya.
d. Jurus empat yang telapak tangan yang senantiasa berhimpit yang
berarti setiap manusia hidup dibumi senantiasa mengalami himpitan,
cobaan baik kebahagiaan ataupun kesengsaraan. Para anggota Sinar
Putih yang insyaAllah selalu mendapat rahmat-Nya, setiap ada
masalah mesti ada penyelesaiannya. Bahwa himpitan tersebut hanya
dapat diatasi denagan dada dibuka lebar-lebar (posisi jurus empat
tangan dibuka membelah perut dan dada dibuka), dengan pengertian
setiap himpitan dihadapi dengan penuh kesabaran yang seluas
samudra.
e. Jurus lima, berputarnya badan dan kaki tidak boleh menjingkat,
mengartikan bahwa setelah himpitan dan cobaan yang telah teratasi
(filosofis jurus empat ) apakah dikira sudah selesai. Masih banyak lagi
himpitan-himpitan dan cobaan yang harus dihadapi dalam hidup.
f. Jurus enam, filosofisnya yaitu lilitan dan cobaan dalam kehidupan
dapat teratasi dengan jurus enam yang mengarahkan tangan kebumi.
Dengan pengertian bahwa setiap cobaan akan pudar kalau manusia
sudah dapat menerawang bahwa nantinya akan masuk kebumi.
Santailah sesudah menjalani himpitan dan cobaan, jika tidak demikian
maka yang ada adalah stress/pusing dan bahkan sampai ada yang sakit.
85
g. Lilitan dan cobaan kehidupan tidak akan pernah berenti begitu saja,
bahkan lebih besar (putaran jurus tujuh) lilitan atau cobaan kehidupan
makin besar dan kalau manusia tidak tawakal kepada Allah SWT maka
akan menjadikan bencana bagi diri orang tersebut. Ini adalah makna
filosofis jurus tujuh.
h. Himpitan, lilitan dan cobaan dapat diatasi dengan jurus delapan
(dengan memandang lurus kedepan dan gerakan tangan yang memukul
kedepan dengan jari-jari yang lurus seperti menusuk), mengandung
makna filosofis bahwa manusia harus memandang hari depan dengan
penuh semangat yang diseratai dengan selalu berikhtiar, bertawakal
dan berdoa kepada Allah SWT.
i. Berjalannya kehidupan tidak terlepas dari gosip, persaingan, masalah
dan sebagainya baik dari kanan, kiri, atas dan bawah. Hal-hal tersebut
dapat diselesaikan dengan jurus sembilan (gerakan yang meliuk-liuk
begitu indah dan mantap kekiri dan kekanan) yang pengertiannya
setiap fitnah, persaingan hidup, masalah, manusia tidak perlu takut.
Hadapilah dengan metode yang tepat, bijak, cerdas dan takutlah hanya
kepada Allah SWT semata, insyaAllah hidup akan tenang dan bahagia.
j. Terakhir jurus sepuluh (tangan terangkat diatas dimuka dan dengan
wajah tengadah kelangit ) mengandung arti bahwa akhir dari hidup dan
kehidupan dimuka bumi adalah kematian dan nantinya manusia akan
diangkut atau ditandu menuju pemakaman oleh orang lain. Jika
manusia ingin berakhir dengan kebahagia maka manusia harus
bertaqwa dan beramal sholih betul-betul karena Allah SWT.
Makna filosofis jurus yang terdiri dari sepuluh jurus dasar dan
masih banyak lagi makna filosofis dari jurus-jurus yang lain hasil dari
perkawinan jurus-jurus dasar, dan peneliti tidak dapat sajikan karena
sanagat banyaknya dan mencapai ratusa lebih.
Jadi dengan filosofis jurus ini yang menggambarkan kehidupan
manusia dan permasalahan-permasalahan serta bagaimana cara
penyelesainnya secara benar, diharapkan anak didik akan mampu
86
mengatasi persoalan-persoalan, cobaan-cobaan dan himpitan dalam hidup
dan menjadi manusia yang bahagia didunia dan insyaAllah di akhirat
kelak.
Selanjutnya adalah sepuluh dasar pokok yang harus dipegang
teguh oleh setiap anak didik atau anggota Ilmu pernafasan Sinar Putih
yaitu:
a. Serahkan diri kita kepada Allah, resapkan.
1) Aku adalah milik-Nya, semua yang ada ini adalah milik-Nya,
kehendalk-Nya semua ini terjadi.
2) Rasakan Allah ada dimana-mana, lihatlah kekuasaan-Nya.
b. Jangan mengembangkan kebiasan buruk
c. Ingatlah bahwa kematian datang setiap waktu.
d. Jangan menyinggung perasaan orang lain.
e. Jauhkan diri kita dari pergaulan dengan orang-orang busuk, tetapi
bergaullah dengan orang-orang baik.
f. Berikan kepada orang lain sebagian dari penghasilan kita.
g. Makanlah yang halal, dan cegah yang haram.
h. Berkatalah yang benar. Kembangkan kesabaran.
i. Jangan berangan-angan.
j. Kalau kita bekerja sesuaikan. Camkanlah Aku mengerjakan ini hanya
untuk Allah.
Kesepuluh macam dasar pokok tersebut diatas selalu dibaca oleh
para sisiwa setiap akan melakukan latihan bersama. Dengan duduk
timpuh, ibujari digenggan dan diletakkan diatas lutut, badan tegap,
pandangan lurus kedepan, dan konsentrasi kesepuluh dasar pokok dibaca
dengan nada yang kerasa secara bersama-sama. Itu semua diharapkan agar
dalam latihan benar-benar memiliki niat yang suci, tujuan yang benar agar
ilmu yang telah didapat tidak disalah gunakan untuk perbuatan yang
dilarang oleh Allah SWT.
Sepuluh dasar pokok menjadi landasan dalam berlatih ilmu
pernafasan Sinar Putih. Setiap siswa harus mampu mengamalkannya
87
dalam kehidupannya sehari-hari. Sepuluh dasar pokok diatas menyangkut
beberapa hal yaitu tentang ketauhitan kepada Allah, hubungan sosial,
hubungan dengan diri sendiri, dan lain sebagainya.
Jadi dengan adanya latihan khusus, siswa akan mendapat
pengetahuan tentang berbagai bidang pengetahuan. Dengan bekal
pengetahuan tersebut para siswa akan memiliki konsep yang jelas dalam
hidup, mengetahui jalan mana yang selayaknya di tempuh dan harus
bagaimana dalam hidupnya. Sehingga manusia Sinar Putih akan benar-
benar bersinar didalam hidupnya baik itu menyinari diri sendiri,
keluarganya, masyarakat, bangsa dan negaranya.