19
88 BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA DALAM CERPEN MADI>NATU A’S SA’A>DAH KARYA MUSTHAFA LUTHFI AL-MANFALUTHI Bab ini akan membahas masalah ketegaran posisi objek pada kalimat atau klausa dalam cerpen Madi>natu A’s Sa’a>dah dengan menggunakan teknik balik biasa, yaitu dengan membalik posisi fungsi objek dengan fungsi yang lain. A. Objek Langsung Pada Pola Susunan Klausa dalam Cerpen Madi>natu A’s Sa’a>dah 1. Pola P-S-O ( 19 ) لصادقينرتبة الموحدين ارجل مغ القد بل ل. ( نفلوطي ا: 66 ) (19) Laqad balagha a’r - rajulu martabatal - muwachidi>na’s - sha>diqi>na P S O 1 2 3 ‘Lelaki itu telah mencapai tingkatan orang yang percaya akan keesaan Allah’ Objek dalam kalimat tersebut merupakan frasa ( martabata al muwachidi> na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak pada urutan ketiga setelah P dan S. Objek tersebut bersifat kurang tegar karena objek tersebut dapat dibalik posisinya sebagaimana kalimat (19a) dan (19b). (19a) Laqad balagha martabatal - muwachidi>na’sh - sha>diqi>na a’r - rajulu P O S 1 2 3 ‘Telah mencapai tingkatan orang yang percaya akan keesaan Allah lelaki itu’

BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

88

BAB III

POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA DALAM

CERPEN MADI>NATU A’S SA’A>DAH KARYA MUSTHAFA

LUTHFI AL-MANFALUTHI

Bab ini akan membahas masalah ketegaran posisi objek pada kalimat atau

klausa dalam cerpen Madi>natu A’s Sa’a>dah dengan menggunakan teknik balik

biasa, yaitu dengan membalik posisi fungsi objek dengan fungsi yang lain.

A. Objek Langsung Pada Pola Susunan Klausa dalam Cerpen Madi>natu A’s

Sa’a>dah

1. Pola P-S-O

(66:املنفلوطي). لقد بلغ الرجل مرتبة الموحدين الصادقين( 19)

(19) Laqad balagha a’r-rajulu martabatal-muwachidi>na’s-sha>diqi>na

P S O

1 2 3

‘Lelaki itu telah mencapai tingkatan orang yang percaya akan keesaan

Allah’

Objek dalam kalimat tersebut merupakan frasa (martabata al

muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas

adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak pada urutan ketiga

setelah P dan S. Objek tersebut bersifat kurang tegar karena objek tersebut

dapat dibalik posisinya sebagaimana kalimat (19a) dan (19b).

(19a) Laqad balagha martabatal-muwachidi>na’sh-sha>diqi>na a’r-rajulu P O S

1 2 3

‘Telah mencapai tingkatan orang yang percaya akan keesaan Allah

lelaki itu’

Page 2: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

89

(19b) Martabatal-muwachidi>na’sh-sha>diqi>na laqad balagha a’r-rajulu O P S

1 2 3

‘Tingkatan orang yang percaya akan keesaan Allah telah mencapai

lelaki itu’

Pada kalimat (19a) posisi objek berada pada urutan kedua, yaitu

setelah P sebelum S, sedangkan kalimat (19b) objek berada pada urutan

pertama, mendahului P dan S.

Kalimat (19a) di atas secara gramatikal dapat diterima dalam bahasa

Arab dan makna semula tidak bergeser, sedangkan kalimat (19b)

memerlukan imbuhan pronomina ketiga tunggal (ha>) yang merujuk pada

objek tersebut untuk mencapai susunan yang gramatikal dan berterima

maknanya. Teknik balik yang diterapkan pada kalimat (19b) tersebut tidak

dapat diterima karena mengubah susunan. Dengan demikian, posisi objek

dalam kalimat (19) tersebut bersifat cukup tegar.

2. Pola P-O-S

(68:املنفلوطي). لم يحمو قصره( 20)

(20) Lam yachmihi qashruhu P-O S

1 2 3

‘Istananya tidak melindunginya’

Objek dalam klausa (20) di atas berkategori pronomina persona ketiga

tunggal yang bersambung (dhami>r muttashil). Objek dalam klausa

tersebut terletak pada urutan kedua setelah predikat. Objek tersebut

Page 3: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

90

bersifat tegar karena posisi objek dalam kalimat tersebut tidak dapat

dibalik dengan fungsi yang lain sebagaimana klausa (20a) dan (20b)

berikut.

(20a) Lam yachmi qashruhu huwa P S O

1 2 3

‘Tidak melindungi Istananya dia’

(20b) huwa lam yachmi qashruhu O P S

1 2 3

‘Istananya tidak melindunginya’

Objek klausa (20a) terletak pada urutan ketiga setelah S dan objek

dalam klausa (20b) terletak pada urutan pertama mendahului S dan P.

Susunan (20a) dan (20b) tersebut secara gramatikal tidak dapat

diterima dalam bahasa Arab. Makna dari kedua klausa tersebut juga tidak

berterima. Dengan demikian, objek dalam kalimat (20) di atas bersifat

tegar.

3. Pola K-P-O

(69:املنفلوطي). وبفهمو و استقامة شأنو فاخترناه( 21)

(21)Wa bifahmihi wa'stiqa>mati sya'nihi fa'khtarna>hu

K P(S) O

1 2 3 4

‘Dan dengan pemahamannya dan kelurusan pikiranya, kami

memilihnya’

Page 4: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

91

Objek klausa tersebut merupakan pronomina persona ketiga tunggal

(hu) yang bersambung dengan predikat dan subjeknya. Objek dalam klausa

tesebut bersifat tegar karena posisi objek tersebut tidak dapat dibalik

posisinya dengan fungsi yang lain.

(21a) fa'khtarna>hu bifahmihi wa'stiqa>mati sya'nihi

P(S) O K

1 2 3 4

‘Kami memilihnya dengan pemahamannya dan kelurusan pikiranya,’

(21b) Wa bifahmihi wa'stiqa>mati sya'nihi hu fa'khtarna>

K O P(S)

1 2 3 4

‘Dan dengan pemahamannya dan kelurusan pikiranya, dia kami

memilihnya’

(21c) Wa bifahmihi wa's tiqa>mati sya'nihi fa'khtarhuna>

K P-O-(S)

1 2 3 4

‘Dan dengan pemahamannya dan kelurusan pikiranya, memilihnya

kami’

Objek klausa (21a) menempati urutan ketiga sebelum K tetapi tetap

berada setelah P dan S. Pada klausa (21b) objek berada pada urutan kedua,

setelah keterangan, sedangkan klausa (21c) posisi objek berada pada

urutan ketiga yaitu setelah P sebelum S.

Klausa (21a) secara gramatikal dan makna dapat diterima dalam

bahasa Arab. Akan tetapi susunan seperti pada klausa (21b) dan (21c)

secara gramatikal tidak dapat diterima dalam bahasa Arab. Dengan

demkian posisi objek dalam klausa (21) di atas bersifat tegar.

Page 5: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

92

4. Pola P(S)-K-O

(63:املنفلوطي). رأيت فيما يرى النائم أننى أمشى فى برية جرداء قفر( 22)

(22) R'aitu fi>ma> yara>’n-na>'imu annani> amsyi> fi> bariyyati jurda>'a qafrin P-S K O

1 2 3 4

‘Aku telah melihat seperti yang dilihat oleh orang yang tidur bahwa

aku berjalan pada daratan pegunungan pasir yang liar’

Objek pada kalimat tersebut berada pada urutan keempat, yaitu setelah

keterangan, sedangkan posisi pertama diisi oleh predikat yang dilekati oleh

subjek yang melekat di belakang predikatnya.

Posisi objek dalam klausa tersebut bersifat tidak tegar. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan menggunakan teknik balik.

(22a) R'aitu annani> amsyi> fi> bariyyati jurda>'a qafrin fi>ma yara>’n-na>'imu P-S O K

1 2 3 4

‘Aku telah melihat bahwa aku berjalan pada daratan pegunungan pasir

yang liar seperti yang dilihat oleh orang yang tidur’

(22b) Fi>ma yara>’n-na>'imu r'aitu annani> amsyi> fi> bariyyati jurda>'a qafrin K P-S O

1 2 3 4

‘Seperti yang dilihat oleh orang yang tidur aku telah melihat bahwa

aku berjalan pada daratan pegunungan pasir yang liar.’

(22c) Annani> amsyi> fi> bariyyati jurda>'a qafrin fi>ma yara‘n-na>'imu r'aitu O K P-S

1 2 3 4

‘Bahwa aku berjalan pada daratan pegunungan pasir yang liar seperti

yang dilihat oleh orang yang tidur aku telah melihat(nya)’

Posisi awal objek dalam kalimat (22) adalah berada pada urutan

keempat setelah K, sedangkan kalimat (22a) posisi objek berada pada

Page 6: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

93

urutan ketiga setelah P-S. Pada kalimat (22b), objek berada pada urutan

keempat setelah P-S dan pada kalimat (22c) objek berada pada urutan

pertama sebelum K dan P-S.

Kalimat (22a) – (22b) tersebut dapat diterima secara gramatikal dan

makna kalimat juga dapat diterima, tidak mengubah makna kalimat. Akan

tetapi pada kalimat (22c) susunan tersebut tidak dapat diterima secara

gramatikal dalam bahasa Arab. Dengan demikian, objek yang berupa

klausa dalam kalimat (22) tersebut bersifat kurang tegar.

5. Pola P-S-O-K

(63:املنفلوطي). وما نشر الظالم اجنحتو السوداء فى األفق(23)

(23) Wa ma> nasyara a’zh-zhala>mu ajnichatahu’s-sauda>'a fi>l-ufuqi P S O K

1 2 3 4

‘Tidak membentangkan kegelapan sayapnya yang hitam di ufuk’

(23a) Wa’zh-zhala>mu ma> nasyara ajnichatahu’s-sauda>'a fi>l-ufuqi S P O K

1 2 3 4

‘Dan kegelapan tidak membentangkan sayapnya yang hitam di ufuk’

(23b) Wa ajnichatahu’s-sauda>'a ma> nasyara a’zh-zhala>mu fi>l-ufuqi O P S K

1 2 3 4

‘Dan sayapnya yang hitam tidak membentangkan(nya) kegelapan di

ufuk’

(23c) Wa ma> nasyara ajnichatahu’s-sauda>'a a’zh-zhala>mu fi>l-ufuqi P O S K

1 2 3 4

‘Dan tidak membentangkan sayapnya yang hitam kegelapan di ufuk’

Page 7: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

94

(23d) Wa ma> nasyara a’zh-zhala>mu fi>l-ufuqi ajnichatahu’s-sauda>'a P S K O

1 2 3 4

‘Dan tidak membentangkan kegelapan di ufuk sayapnya yang hitam’

Posisi objek pada kalimat (23) terletak pada urutan ketiga, setelah P.

Pada kalimat (23a) objek berada pada urutan ketiga tapi berada setelah S.

Pada kalimat (23b) objek terletak pada urutan pertama. Pada kalimat (23c)

objek berada pada urutan kedua setelah P, sedangkan pada kalimat (23d)

objek terletak pada urutan keempat setelah K.

Kalimat (23a) – (23d) tersebut dapat diterima secara gramatikal dan

makna kalimat juga dapat diterima, kecuali kalimat (23b). Kalimat (23b)

tersebut tidak dapat diterima dalam bahasa Arab secara gramatikal maupun

makna.

Dengan demikian, posisi objek yang berupa frasa dalam kalimat (21)

tersebut dapat berbalik posisi sebanyak tiga kali, dan tidak dapat berbalik

satu kali, dapat dikatakan posisi objek tersebut bersifat kurang tegar.

6. Pola P-O-S-K

(69:املنفلوطي). فاستقبلنا اىلوه بالبشر و الترحاب( 24)

(24) Fa’staqbalana> ahlu>hu bil-bisyri wa’t-tarcha>bi

P-O S K

1 2 3 4

‘Telah menyambut kami keluarganya dengan suka cita dan ucapan

selamat’

Objek dalam kalusa (24) merupakan pronomina persona pertama

plural (nachnu) yang bersambung dengan predikatnya (dhami>r muttashil).

Page 8: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

95

Objek tersebut berada pada urutan kedua, yaitu setelah P dan sebelum S.

Objek dalam klausa tersebut bersifat tegar karena objek tersebut tidak

dapat dibalik posisinya dengan fungsi yang lain sebagaimana yang terjadi

pada klausa (24a), (24b), dan (24c) berikut ini.

(24a) Fa'staqbala ahlu>hu na> bil-bisyri wa’t-tarcha>bi P S O K

1 2 3 4

‘Telah menyambut keluarganya kami dengan suka cita dan ucapan

selamat’

(24b) Fa'staqbala ahlu>hu bil-bisyri wa’t-tarcha>bi na P S K O

1 2 3 4

‘Telah menyambut keluarganya dengan suka cita dan ucapan selamat

kami’

(24c) Na> fa'staqbala ahlu>hu bil-bisyri wa’t-tarcha>bi O-P S K

1 2 3 4

‘Kami telah menyambut keluarganya dengan suka cita dan ucapan

selamat’

Objek dalam klausa (24a) berada pada urutan ketiga setelah S. Pada

klausa (24b) objek berada pada urutan keempat setelah K, sedangkan pada

klausa (24c) objek diletakkan pada posisi pertama.

Klausa (24a) – (24c) tidak dapat diterima dalam bahasa Arab baik

secara gramatikal maupun maknanya. Oleh karena itu, objek dalam klausa

(24) tersebut bersifat tegar.

Page 9: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

96

7. Pola P-O-K-S

(65:املنفلوطي) .ال تروعنى فيو خواطر الموت وال وساوُس الهالك( 25)

(25) La> tarau'uni> fi>hi khawa>thirul-mauti wa la> wasa>wisul-hala>ki P-O K S

1 2 3 4

‘Tidak menggusarkanku di dalamnya bahaya maut dan tidak pula

gangguan mati’

Objek dalam kalusa (25) merupakan pronomina persona pertama

tunggal (ana) yang bersambung dengan predikatnya (dhami>r muttashil).

Objek tersebut berada pada urutan kedua, yaitu setelah P dan sebelum K.

Objek dalam klausa tersebut bersifat tegar karena objek tersebut tidak

dapat dibalik posisinya dengan fungsi yang lain sebagaimana yang terjadi

pada klausa (25a), (25b), dan (25c) berikut ini.

(25a) La> tarau'u fi>hi ni> khawa>thirul-mauti wa la> wasa>wisul-hala>ki P K O S

1 2 3 4

‘Tidak menggusarkan di dalamnya aku bahaya maut dan tidak pula

gangguan mati’

(25b) La> tarau'u fi>hi khawa>thirul-mauti wa la> wasa>wisul-hala>ki ni> P K S O

1 2 3 4

‘Tidak menggusarkan di dalamnya bahaya maut dan tidak pula

gangguan mati aku’

(25c) ni> la> tarau'u fi>hi khawa>thirul-mauti wa la> wasa>wisul-hala>ki O P K S

1 2 3 4

Page 10: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

97

‘Aku tidak menggusarkan di dalamnya bahaya maut dan tidak pula

gangguan mati’

Objek dalam klausa (25a) berada pada urutan ketiga setelah P dan K.

Pada klausa (25b) objek berada pada urutan keempat setelah S, sedangkan

pada klausa (25c) objek menempati urutan pertama sebelum P, K, dan S.

Susunan seperti klausa (25a) – (25c) di atas tidak dapat diterima

dalam bahasa Arab, baik secara gramatikal maupun maknanya. Dengan

demikian, objek dalam klausa (25) di atas bersifat tegar.

8. Pola P(S)-O1-K-O2

(68:املنفلوطي). نعلمهم فيها كيف يرمون البذور( 26)

(26) Nu’allimuhum fi>ha> kaifa yarmu>nal-budzu>ra P(S) O1 K O2

1 2 3 4 5

‘Kami mengajari mereka di dalamnya bagaimana menanam benih’

Kalimat di atas mengandung dua objek. O1 berkategori pronomina

pesona ketiga plural yang bersambung dengan predikat dan subjek,

sedangkan O2 dalam kalimat tersebut berkategori klausa. O1 berada pada

urutan ketiga setelah P dan S. O2 berada pada urutan kelima setelah

keterangan. O1 dalam kalimat tersebut bersifat tegar, sedangkan O2

kalimat tersebut bersfat kurang tegar. Hal tersebut dapat dibuktikan

dengan membalik fungsi-fungsi tersebut sebagimana yang terjadi pada

kalimat (26a)-(26f) berikut:

(26a) Hum nu’allimu fi>ha> kaifa yarmu>nal-budzu>ra O1 P(S) K O2

1 2 3 4 5

Page 11: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

98

‘Mereka kami mengajari di dalamnya bagaimana menanam benih’

(26b) Nu’allimu fi>ha> hum kaifa yarmu>nal-budzu>ra P(S) K O1 O2

1 2 3 4 5

‘Kami mengajari di dalamnya mereka bagaimana menanam benih’

(26c) Nu’allimu fi>ha> kaifa yarmu>nal-budzu>ra hum P(S) K O2 O1

1 2 3 4 5

‘Kami mengajari di dalamnya bagaimana menanam benih mereka’

(26d) Nu’allimuhum kaifa yarmu>nal-budzu>ra fi>ha> P(S) O1 O2 K

1 2 3 4 5

‘Kami mengajari mereka bagaimana menanam benih di dalamnya’

(26e) Kaifa yarmu>nal-budzu>ra nu’allimuhum fi>ha> O2 P(S)-O1 K

1 2 3 4 5

‘Bagaimana menanam benih kami mengajari mereka di dalamnya’

(26f) Nu’allimu kaifa yarmu>nal-budzu>ra hum fi>ha> P(S) O2 O1 K

1 2 3 4 5

‘Bagaimana menanam benih kami mengajari mereka di dalamnya’

Objek pertama dalam kalimat (26a) berada pada posisi pertama

mendahului fungsi yang lain. Pada kalimat (26b) O1 berada pada urutan

keempat. Pada kalimat (26c) O1 berada pada urutan kelima. Sementara itu,

O2 dalam kalimat (26d), (26e), dan (26f) secara beturut-turut menempati

urutan keempat, pertama, dan ketiga.

Dapat dikatakna bahwa O1 dalam kalimat tersebut bersifat tegar,

sedangkan O2 bersifat kurang tegar. Jika O1 dibalik posisinya dengan

Page 12: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

99

fungsi yang lain maka kalimat menjadi tidak gramatikal dan maknanya

tidak dapat diterima dalam bahasa Arab, sebagaimana dalam kalimat

(26a)-(26c). Berbeda dengan O2 yang tetap menghasilkan kalimat

gramatikal meskipun posisinya dibalik sebagaimana kalimat (26d)-(26f).

Dari ketiga kalimat (26d)-(26f), hanya kalimat (26f) yang terasa asing

dalam susunan bahasa Arab, sedangkan (26d) dan (26e) dapat diterima

secara gramatikal dan maknanya.

Dengan demikian posisi O1 dalam kalimat (26) bersifat tegar dan O2

dalam kalimat tersebut bersifat kurang tegar.

9. Pola P(S)-O1-O2-Pel

(63:املنفلوطي). حسبتنى آدم أبا البشر( 27)

(27) Chasibtuni> a>dama aba>l-basyar

P(S) O1 O2 Pel

1 2 3 4 5

‘Aku mengira diriku adalah Adam, nenek moyang manusia’

Klausa (27) di atas mengandung dua objek. O1 berkategori pronomina

persona pertama tunggal yang tersambung (dhami>r muttashil) dan O2

dalam klausa tersebut adalah nomina (a>dama). Posisi O1 dalam klausa

tersebut berada pada urutan ketiga setelah P dan S, sedangkan posisi O2

terletak pada urutan keempat setelah O1. Posisi O1 dalam klausa tersebut

bersifat tegar sedangkan posisi O2 bersifat kurang tegar. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan membalik posisi objek sebagaimana dalam kalimat

(27a)-(27f) berikut:

Page 13: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

100

(27a) Chasibtu a>dama ni> aba>l-basyar P-S O2 O1 Pel

1 2 3 4 5

‘Aku mengira Adam diriku, nenek moyang manusia’

(27b) Chasibtu a>dama aba>l-basyar ana> P-S O2 Pel O1

1 2 3 4 5

‘Aku mengira Adam, nenek moyang manusia diriku’

(27c) Ana> chasibtu a>dama aba>l-basyar O1 P-S O2 Pel

1 2 3 4 5

‘Mengira diriku aku adalah Adam, nenek moyang manusia’

(27d) Chasibtuni> aba>l-basyar a>dama P-S O1 O2 Pel

1 2 3 4 5

‘Aku mengira diriku adalah nenek moyang manusia Adam,’

(27e) A>dama chasibtuni> aba>l-basyar O2 P-S O1 Pel

1 2 3 5

‘Adam Aku mengira diriku nenek moyang manusia’

(27f) Chasibtu a>dama ni> aba>l-basyar P-S O2 O1 Pel

1 2 3 4 5

‘Aku mengira Adam diriku, nenek moyang manusia’

Page 14: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

101

Secara berturut-turut posisi O1 dalam klausa di atas menempati urutan

keempat (27a), ketiga (27b), dan pertama(27c). Sementara itu, posisi O2

menempati urutan kelima (27d), ketiga (27e), dan pertama (27f).

Klausa (27a)-(27c) di atas tidak dapat diterima secara gramatikal dan

maknanya dalam bahasa Arab, sedangkan susunan (27d) tidak dapat

diterima karena terjadi peralihan fungsi, yaitu yang semula berfungsi

sebagai pelengkap (aba>l-basyar) beralih fungsi menjadi O2. Namun

demikian, dalam bahasa Arab susunan seperti (27d) tersebut merupakan

susunan yang benar (dapat diterima secara gramatikal dan makna). Hal ini

terjadi karena badal (dalam susunan tersebut berupa pelengkap) selalu

terletak dibelakang mubdal minhu (yang dalam susunan tersebut

merupakan O2). Susunan (27e) dapat diterima secara gramatikal dan

maknanya, tetapi susunan (27f) tidak dapat diterima secara gramatikal

dalam bahasa Arab.

Oleh karena itu, posisi O1 dalam klausa (27) bersifat tegar, sedangkan

posisi O2nya bersifat kurang tegar.

B. Objek Yang Bertemu Verba Melalui Perantara Partikel (Op) Pada

Pola Susunan Klausa dalam Cerpen Madi>natu A’s Sa’a>dah

Objek yang bertemu verba melalui perantara partikel (untuk

selanjutnya dalam penelitian dan bab ini disingkat menjadi Op) dalam

cerpen Madi>natu a’s Sa’a>dah terdapat tiga pola saja, yaitu:

Page 15: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

102

1. Pola P-S-Op

(68:املنفلوطي). فغضب اهلل عليو( 28)

(28) Faghadiballa>hu ‘alaihi P S Op

1 2 3

‘Maka Allah murka kepadanya’

Objek dalam klausa tersebut merupakan objek tidak langsung yang

diperantarai oleh partikel ba’ berkategori pronomina persona ketiga

tunggal maskulin. Objek dalam klausa di atas menempati urutan ketiga

setelah subjek. Objek tersebut bersifat tidak tegar karena secara gramatikal

dan makna, klausa tersebut masih dapat diterima dalam bahasa Arab jika

objek tak langsung tersebut dibalik pada posisi yang lain seperti pada

klausa (28a) dan (28b) berikut ini:

(28a) Faghadiba ‘alaihi alla>hu P Op S

1 2 3

‘Maka murka kepadanya Allah’

(28b) ‘Alaihi faghadiballa>hu OTL P S

1 2 3

‘Kepadanya maka Allah murka’

Op dalam klausa (28a) terletak pada urutan kedua setelah predikat,

sedangkan Op dalam klausa (28b) terletak pada urutan pertama

mendahului P dan S.

Page 16: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

103

Kedua susunan tersebut secara gramatikal dan makna dapat diterima

dalam bahasa Arab. Dengan demikian, Op tersebut bersifat tidak tegar.

2. Pola P(S) –Op1-O2-K

(69:املنفلوطي). ال يمسكون فى أنفسهم حقًدا ألنهم متساوون(29)

(29) La> yumsiku>na fi> anfusihim chiqdan li'annahum mutasa>wu>na P(S) OTL1 O2 K

1 2 3 4

‘Mereka tidak memelihara dendam pada diri mereka karena mereka

orang yang ramah’

Kalimat tersebut tersusun dari dua objek, langsung dan Op. Objek

langsung terletak pada urutan ketiga dan Op terletak pada urutan kedua.

Objek langsung dalam kalimat tersebut berkategori nomina dan Op

berkategori frasa nominal.

(29a) La> yumsiku>na chiqdan fi> anfusihim li'annahum mutasa>wu>na P(S) O2 Op1 K

1 2 3 4

‘Mereka tidak memelihara dendam diri mereka karena mereka adalah

orang yang ramah’

(29b) Fi> anfusihim la> yumsiku>na chiqdan li'annahum mutasa>wu>na Op1 P(S) O2 K

1 2 3 4

‘(Pada) diri mereka, mereka tidak memelihara dendam karena mereka

adalah orang yang ramah

(29c) La> yumsiku>na chiqdan li'annahum mutasa>wu>na fi>anfusihim P(S) O2 K Op1

1 2 3 4

‘Mereka tidak memelihara dendam karena mereka adalah orang yang

ramah (pada) diri mereka’

Page 17: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

104

(29d) Chiqdan la> yumsiku>na fi> anfusihim li'annahum mutasa>wu>na O2 P(S) Op1 K

1 2 3 4

‘Dendam mereka tidak memelihara diri mereka karena mereka adalah

orang yang ramah’

(29e) La> yumsiku>na fi> anfusihim li'annahum mutasa>wu>na chiqdan P(S) Op1 K O2

1 2 3 4

‘Mereka tidak memelihara diri mereka karena mereka adalah orang

yang ramah dendam’

Posisi Op1 pada klausa (29a) terletak pada urutan ketiga, pada klausa

(29b) posisi Op1 tersebut terletak pada urutan pertama, dan pada klausa

(29c) posisi Op1 terletak pada urutan keempat. Sementara itu, posisi O2

pada (29d) terletak pada urutan pertama dan pada klausa (29e) posisi O2

terletak pada urutan keempat.

Klausa (29a)-(29c) di atas secara gramatikal dan makna dapat diterima

dalam bahasa Arab, tetapi klausa (29d) dan (29e) tidak berterima dalam

bahasa Arab, baik secara gramatikal maupun makna. Oleh karena itu, Op1

bersifat tidak tegar, sedangkan O2 dalam klausa tersebut bersifat tegar.

3. Pola P(S)-Op1-Op2

(66:املنفلوطي). أنعم عليو بمضغة( 30)

(30) An’ama ‘alaihi bimudhghatin P(S) Op1 Op2

1 2 3 4

‘Dia memberi (kepada) dia (dengan) sepotong daging’

Page 18: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

105

Dalam kalimat tersebut terdapat dua objek tak langsung. Objek tak

langsung pertama merupakan pronomina persona ketiga tunggal (hu)

dengan perantara partikel (‘ala). Objek tersebut berada pada posisi ketiga,

setelah P yang dilekati S. Sementara itu, objek tak langsung kedua

merupakan kata (mudhghatun) dengan perantara partikel (bi). Op2 tersebut

terletak pada posisi keempat, yaitu setelah P yang dilekati S dan Op1. Op1

maupun Op2 dalam kalimat tersebut sama-sama bersifat tidak tegar. Hal ini

dapat dibuktikan dengan membalik posisi objek-objek dalam kalimat

tersebut menjadi kalimat-kalimat berikut.

(30a) Alaihi an’ama ‘bimudhghatin Op1 P(S) Op2

1 2 3 4

‘(Kepada) dia, dia memberi sepotong daging’

(30b) Bimudhghatin an’ama ‘alaihi Op2 P(S) Op1

1 2 3 4

‘(Dengan) sepotong daging Dia memberi (kepada) dia’

(30c) Bimudhghatin ‘alaihi an’ama Op2 Op1 P(S)

1 2 3 4

‘(Dengan) sepotong daging (kepada) dia, dia memberi’

(30d) ‘Alaihi bimudhghatin an’ama Op1 Op2 P(S)

1 2 3 4

‘(Kepada) dia (dengan) sepotong daging, dia memberi’

Page 19: BAB III POSISI OBJEK PADA POLA SUSUNAN KLAUSA … · muwachidi>na a’sh sha>diqi>na) yang terletak setelah S. Pola kalimat di atas adalah P-S-O. Objek dalam kalimat tersebut terletak

106

Posisi Op1 pada kalimat (30a) di atas terletak pada urutan pertama,

sedangkan posisi Op2 berada pada urutan keempat. Posisi Op1 pada (30b)

berada pada urutan keempat, sedangkan posisi Op2 berada pada urutan

pertama dalam kalimat. Pada kalimat (30c), posisi Op1 terletak pada urutan

kedua dan posisi Op2 berada pada urutan pertama. Sementara itu, pada

kalimat (30d) posisi Op1 terletak pada urutan pertama. Kalimat (30a) -

(30d) tersebut secara gramatikal dan makna dapat diterima dalam bahasa

Arab.

Dapat pula dikatakan posisi Op1 menempati urutan pertama, keempat,

dan kedua. Sementara itu, posisi Op2 menempati urutan keempat, pertama,

dan kedua, atau dapat dikatakan posisi Op1 dan Op2 dalam kalimat tersebut

bersifat tidak tegar.