Upload
truongnhu
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
47
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Nama : An D
Umur : 2 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Bangetayu, Semarang
Tanggal Masuk : 19 maret 2010 Jam 18.00
No.Register : 149407
Diagnosa Medis : GEDS
Tanggal Perkajian: 20 maret 2010, pukul 08.30
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Ayah
48
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat pengungkapan dilakukan pada tanggal 20 maret 2010 pukul
08.30 WIB. Klien buang air besar 5 kali, konsistensi cair, ada ampas
sedikit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit, tepatnya pada tanggal 17 maret 2010
anak buang air besar dengan frekuensi 5 kali sebanyak 3 sdm/BAB.
Anak demam sudah dua hari ini. Malam harinya oleh Ibu, anak
dibawa ke Bidan dan diberi puyer (antibiotik, dan obat diare). Anak
masih mau makan nasi lembik dengan sayur bening dan mau minum
ASI. Buang air kecil dengan frekuensi 5 kali. Kemudian anak dibawa
ke UGD Sultan Agung karena tidak ada perbaikan lalu dipondokkan.
Di Admission note tertulis keluhan utama panas sejak hari sabtu, diare
sejak hari sabtu cair, tidak ada lendir , tidak ada darah, mual , muntah .
Keadaan umum composmentis, ubun-ubun agak cekung, konjungtiva
anemis, sklera anikterik, Berat badan = 12,5 kg, S = 36,8oC.
Diagnosa medis yaitu Gastroenteritis Dehidrasi Sedang (GEDS).
Pengobatan yang diberikan infus Ringer Laktat 10 tetes per menit
makro, parasetamol 100 gram, zinkid 1x 10 mg,3x1 kalau perlu.
c. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan An.D sudah dua kali ini dirawat di Rumah Sakit
dengan keluhan yang sama, tidak mempunyai riwayat seperti asma,
49
kejang dan batuk lama.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit
gastroenteritis.
e. Riwayat imunisasi
IMUNISASI FREKUENSI UMUR KETERANGAN
A. DASAR
BCG 1 kali 0 bulan Skar 0,3 x 0,5 mm
Hepatitis B 4 kali 0,2,3,4 bulan Di Puskesmas
DPT 3 kali 2,3,4 bulan Di Puskesmas
Polio 4 kali 2,3,4,9 bulan Di puskesmas
Campak 1 kali 9 bulan Di Puskesmas
f. Perkembangan dan kepandaian : (dari lahir sampai sekarang)
Motorik kasar Umur Perkembangan dan kepandaian
Aspek yang
berhubungan dengan
pergerakan dan sikap
tubuh atau dengan
menggunakan otot-otot
tubuh yang besar.
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
6 bulan
7 bulan
9 bulan
12 bulan
Tangan dan kaki bergerak aktif
Miring
Mengangkat kepala ketikatengkurap
Berbalik dari terlentang ke tengkurap
atau sebaliknya
Merangkak/ duduk sendiri
Berjalan dengan berpegangan
Berjalan sendiri tanpa jatuh
50
12 bulan
sampai
sekarang
Berjalan cepat
Motorik halus
aspek yang
berhubungan dengan
kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu,
melakukan gerakan
yang melibatkan
bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan
dilakukan otot-otot
kecil, tetapi
memerlukan koordinasi
yang cermat
3 bulan
5 bulan
8 bulan
14 bulan
Memegang mainan, meraih /
menggapai
Mengambil mainan dengan tangan
Memindahkan benda dan memegang
benda kecil
Memungut benda kecil dengan ibu
jari dan telunjuk
Bahasa
(kemampuan untuk
memeberi respon
terhadap suara,
mengikuti perintah, dan
bicara spontan)
2 bulan
4 bulan
7 bulan
9 bulan
12 bulan
Mengoceh spontan
Belum bereaksi jika dipanggil nama
Mulai merespon jika dipanggil
Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
Belajar mengatakan satu atau dua
kata (mama, papa)
Sosial 1 bulan Menatap muka
51
(aspek yang
berhubungan dengan
kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan
berinteraksi dengan
lingkungannya)
2 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
Tersenyum spontan
Menengok kearah sumber suara
Makan sendiri minum sendiri
Membedakan orang yang belum
dikenal dan tidak takut dengan orang
lain
Kesan : perkembangan dan kepandaian sesuai umur.
3. Pola Kesehatan Fungsional Gordon
a. Persepsi orang tua klien tentang kesehatan diri baik karena menjaga
kesehatan adalah penting, pengetahuan dan persepsi orang tua klien
tentang penyakit anaknya baik karena orang tua klien mengetahui
tentang penyakit anaknya yaitu sakit diare. Upaya yang biasa di
lakukan dalam mempertahankan kesehatan yaitu perawatan diri,
makan makanan yang bergizi. Apabila klien sakit ataupun keluarga
klien ada yang mengalami masalah kesehatan diperiksakan di
Puskesmas atau dokter terdekat untuk memperoleh pengobatan.
Keadaan lingkungan tempat tinggal klien bersih.
b. Pola Nutrisi dan Metebolik
Pola makanan klien sebelum sakit sehari 3 x dengan porsi habis
jenis nasi, sayur, buah dan lauk. Setelah sakit dan dirawat di Rumah
Sakit klien makan 3 x sehari dengan porsi sedikit jenis bubur/lunak,
sayur, lauk, buah dan terkadang mendapat snack. Dalam keadaan sakit
52
saat ini, mempengaruhi pola makanan klien karena klien tidak nafsu
makan, ada keluhan mual atau muntah, jadi ada resiko perubahan
nutrisi.
Makanan yang disukai klien yaitu nasi sayur sup, klien tidak ada
riwayat alergi makan makanan. Orangtua klien mengatakan tidak ada
keyakinan atau kebudayaan yang bertentangan / yang mempengaruhi
diet. Kurang lebih sejak klien sakit (+ 2 hari yang lalu) klien
mengalami penurunan berat badan dari 13 kg sekarang 12,5 kg. Pola
minum klien menurun, klien minum sehari kurang lebih 6-8 gelas,
jenis air putih dan susu. Selama di rawat diRuang Baitul athfal klien
mendapat cairan perental WIDA RL 10 tpm.
c. Pola Eliminasi
1) Eliminasi Feses
Sebelum sakit pola buang air besar klien sehari 1 x diwaktu pagi
hari, warna kuning kecoklatan, lembak. Tapi setelah / selama
sakit sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit diRuang
Baitul athfal sehari lebih dari 3 x, warna kuning, encer cair,
klien tidak terpasang colostomy ileostomy.
2) Eliminasi Urin
Klien sebelum sakit buang air kecil sehari 4-6 x, warna warna
kuning kejernihan, kira-kira sekali buang air kecil 1 gelas (200
ml). Setelah sakit dan selama dirawat buang air kecil kilen
sehari 2-3 x warna kuning, sekali buang air kecil kira-kira ½
53
gelas (30-100 ml). Tidak ada keluhan seperti inkontiensia,
retensio, sakit/nyeri, dan tidak terpasang alat bantu untuk buang
air kecil yaitu kateter.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit aktivitas klien sehari-hari yaitu bermain dengan ibunya.
Tetapi semenjak sakit klien sering menangis dan rewel, diajak
bermain oleh ibunya tidak mau.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Klien sebelum sakit lama tidur ± 6-7 jam sehari mulai jam 21.00
sampai jam 04.00 – 04.30, sebelum tidur klien biasa berdoa terlebih
dahulu bersama orangtuanya.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi
yaitu penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap maupun sensasi
perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran
maupun alat bantu penglihatan.
Persepsi klien terhadap nyeri dengan karateristik :
1) Paliatif
Nyeri pada perut.
2) Quality
Nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk
3) Rasio
Skala nyeri 6
54
4) Severe
Nyeri meningkat ketika dipakai beraktivitas.
5) Time
Sejak + 2 hari, nyeri perut mulai terasa karena diare, dan nyeri
kira-kira 1-2 menit tapi saat pengkajian nyeri lebih dari 2 menit.
g. Pola Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan pasien dengan orang lain seperti keluarga, pasien lain dan
petugas kesehatan (perawat, dokter, dll) baik, keadaan penyekit klien
tidak mempenharuhi hubungan tersebut. Kemampuan klien dalam
berkomunikasi kurang jelas tetapi mampu mengerti orang lain. Orang
yang terdekat dan lebih berpengaruh pada klien adalah ibunya.
h. Pola Reproduksi dan Seksual
Klien sudah mengerti jenis kelaminnya yaitu perempuan.
i. Persepsi dan Konsep Diri
Hal yang dipikirkan oleh orangtua klien saat ini yaitu mempunyai
harapan setelah anaknya di rawat dan melalui pengobatan, klien dapat
sembuh dan dapat beraktivitas bermain seperti biasa. Saat pengkajian
dan selama interaksi klien tidak menunjukkan perasaan sedih tapi
yang dirasakan nyeri di perut.
1) Citra dari / Body Image
Klien belum mengerti tentang citra diri
2) Identitas Diri
55
Klien bernama An. D jenis kelamin perempuan yang tinggal di
Tembalang Semarang. Sebelum di rawat status dan posisi klien
sebagai anak, klien merasa senang selama ini yang dapat
bermain dengasn ibunya
3) Peran Diri
Peran yang diemban di dalam keluarga sebelumnya diriwayat,
biasa membantu suami, melayani suami dalam suka maupun
duka, mengerjakan tugas rumah tangga, tetapi selama di rawat
tugas itu pun ia tinggalkan.
4) Ideal Diri
Harapan orangtua klien yaitu nyeri hilang. BAB normal dan
cepat sembuh supaya dapat beraktivitas seeprti biasa.
5) Harga Diri
Klien belum mengerti tentang harga diri.
j. Pola Mekanisme Koping
Klien belum dapat mengambil keputusan sendiri.
k. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga klien beragama Islam sehingga orangtua klien yakin bahwa
yang memberi sehat maupun sakit adalah Allah SWT. Alhamdullilah
klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang bertentangan dengan
kesehatan maupun dalam pengobatan yang dijalani.
56
4. Pengkajian Fisik
a. Penampilan / keadaan umum : tampak rewel
b. Tingkat kesadaran : composmetis
c. Tanda – tanda vital
Suhu axila : 36,8° C
Respirasi rate : 29 x /menit, irama : teratur, tipe thorako abdominal
Nadi : 120 x/menit,irama teratur
d. Pengukuran Antropometri
Berat Badan : 12,5 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 13 cm
e. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada luka
Rambut : Hitam, pendek, bersih
Mata : kemampuan penglihatan normal, konjungtiva anemis,
sklera tidak ekterik, tidak ada sekret.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen, tidak ada
epistaksis
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh, tidak ada
nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan
Mulut : Selaput mukosa kering, kebersihan gigi bersih.
f. Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak sama, payudara
simetris (dada simetris), tidak nampak penggunaan otot bantu
pernafasan
57
g. Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dada sama, tidak adan jejas
Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Akskultasi: Vesikuler
h. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tak nampak, tidak ada jejas, pergerakan dada
simetris
Perkusi : tidak ada nyeri ketuk
Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC V 2 cm medial line midle costa
sternum, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Tidak ada tambahan bunyi S3, mur mur dan gallop tidak
ada
i. Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka, bentuk simetris
Akskultasi : bising usus > 30 x /menit
Perkusi : timpani
Palpasi : adanya nyeri tekan
j. Genital : tidak menggunakan kateter
k. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek, capilary refill time > 3 detik,
untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi otot, pergerakan tubuh) di
semua ekstremitas baik, terpasang infus Ringer laktat di ekstremitas
atas dekstra.
58
5. Data penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium 19 maret 2010
1) Pemeriksaan darah rutin
Parameter Hasil Nilai Normal Unit
Hematology Automatik
Leukosit 11,3 4,6-10,6 10e3/ul
Eritrosit 4,5 4,2-5,4 10e3/ul
Hemoglobin 10,5 12,0-18,0 gr/dl
Hematokrit 34,7 37-47 %
MCV 77,1 81-99 fl
MCH 23,3 27-31 pg
MCHC 30,3 33-37 gr/dl
Trombosit 499 150-450 10e3/ul
Differential Telling Mikroskopois
Basofil 0 0 %
Eosinofil 2 0-5 %
Netrofil staf 2 0-3 %
Netrofil segment 36 40-74 %
Limfosit 59 10-48 %
Monosit 1 0-8 %
Penunjang
Gol. Darah A
59
2) Pemeriksaan feses segar
a) Makroskopis
Item yang diperiksa Hasil
Warna Kuning
Konsistensi Cair
Darah Tidak ada
Lendir Tidak ada
b) Mikroskopis
Item yang diperiksa Hasil
Eritrosit Negatif
Leukosit Negatif
Amuba, Negatif
Telur cacing Negatif
Sisa daging Negatif
Sisa makanan Positif
Kristal Negatif
Amilum Negatif
Lemak Negatif
b. Terapi
Infus ringer laktat 40 tetes per menit, Injeksi Lapixime 3x200 mg,
Injeksi Corsona 3 x 1/2 ampul, Lacto B 1x1 sachet, Nifudiar 3x1
sendok teh, Damaben drop 3x7 tetes, Sanmol drop 0,8 cc.
60
c. Diit tinggi kalori tinggi potein
Bubur tempe wortel, Kebutuhan 1125 kkalori
B. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. Data Subyektif:
“Ibu klien mengatakan anaknya
BAB sehari lebih dari 3-4 x
dengan konsisten encer/cair”
Data Obyektif:
turgor jelek, mukosa bibir kering,
klien tampak lemah, Capillary
refill time > 3 detik
Terpasang infus RL 40 tpm
Intake Output
Minum 200 ml BAB 200
Makan 62,5 BAK 200
Infus 300 ml+ Iwl 161,3
562,5 ml Muntah 20 ml+
581,3ml
B = - 18,8
Defisit
volume cairan
Output yang
berlebihan
2. Data Subyektif =
ibu klien menyatakan anaknya
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
Kram abdomen
61
nyeri di bagian perut
Data Obyektif :
Skala nyeri 4, klien terkadang
rewel, nadi 98 x / menit
3. Data Subyektif :
“Orang tua klien mengetatakan
sejak sakit nafsu makan anaknya
berkurang, setiap makan selalu
mual dan muntah, sebelum sakit
berat badannya 13kg, sekarang
12,5kg”
Data Obyektif:
Klien terlihat lemas, mukosa bibir
kering, mual dan mutah, lingkar
lengan atas 10 cm, konjungtiva
anemis, hemoglobin 10,5 g/dl,
berat badan 12,5 kg
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Nafsu makan
menurun
C. Diagnosa Keperawatan
Pada tanggal 20 maret 2010 telah ditemukan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat
diare.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen
62
sekunder akibat gastroentritis
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
tidak adekuat, anoreksia, mual muntah, tidak adekuatnya bsorbsi usus
terhadap zat gizi
D. Intervensi Keperawatan
No Tanggal Tujuan dan KH Intervensi Rasional
I
20-3-
2010
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2 x 24 jam, dapat
mempertahankan
keseimbangan cairan
dan elektrolit,
dengan kriteria hasil
:
Turgor baik
CRT < 2 detik
Mukosa lembab
Tidak pucat
1. Kaji tanda – tanda
dehidrasi
2. monitor intake
dan output
3. Anjurkan klien
untuk minum
setelah BAB,
minum yang
banyak
4. Pertahankan
cairan parental
1. untuk
mengetahui
tingkat
dehidrasi dan
mencegah syok
hipovolenik
2. Untuk
mengetahui
balance cairan
3. Untuk
mengembalikan
cairan yang
hilang
4. Untuk
mempertahanka
63
II
III
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2 x 24 jam, nyeri
klien hilang, rasa
nyaman terpenuhi,
dengan kriteria hasil
:
Klien mengatakan
secara verbal nyeri
berkurang
Rileks dan nyaman
Skala nyeri 0
Nadi dalam batas
normal 60-90x/menit
Setelah dilaksanakan
tindakan
keperawatan 2 x 24
jam, nutrisi
dengan elektrolit
1. Kaji karakteristik
nyeri yang dialami
pasien
2. Ubah posisi klien
bila terjadi rasa
nyeri, arahkan
posisi yang paling
nyaman
3. Beri kompres yang
hangat di perut
4. Kolaborasi untuk
mendapatkan obat
analgetik
1. timbang Berat
badan tiap hari
n cairan
1. Untuk
menentukan
tindakan dalam
mengatasi nyeri
2. posisi yang
nyaman dapat
mengurangi
nyeri
3. Untuk
mengurangi
perasaan keram
di perut
4. Untuk memblok
syarat yang
menimbulkan
nyeri
1. Untuk
mengetahui
terjadinya
penurunan
64
terpenuhi dengan
kriteria hasil :
Berat badan sesuai
usia
Nafsu makan
meningkat
Tidak mual, muntah
2. Beri klien makan
sedikit tapi sering
3. Anjurkan klien
untuk makan
dalam keadaan
hangat
4. Kolaborasi
pemberian obat
antiemetik
2. Untuk
memenuhi
nutrisi
3. Keadaan hangat
dapat
meningkatkan
nafsu makan
4. Untuk
menghilangkan
mual
E. Implementasi
No Tanggal Implementasi Respon perkembangan Ttd
I
20-3-2010
08.30
09.30
Mengkaji tanda-tanda
dehidrasi
Menganjurkan kepada
klien untuk banyak
S : “ibu klien mengatakan BAB
anaknya sehari lebih dari 3-4x
dengan konsisten encer lancer
O : turgor jelek, mukosa kering,
capillary refill time > 3 detik,
pucat
S : ibu klien mengatakan ya…!
O : ibu klien mendengarkan dan
65
II
12.30
14.00
08.30
minum apalagi setelah
BAB
Mempertahankan
cairan parenteral
dengan mengganti
yang baru karena habis
Monitor (menghitung)
intake dan output
Mengkaji karakteristik
nyeri
memperhatikan apa yang
didengarkan
S : -
O : Cairan infuse terpasang
Ringer laktat yang baru dengan
tetesan 20 tetes per menit
S : “ibu klien mengatakan
anaknya minum 2 gelas, makan ¼
porsi, BAB 2x encer, BAK 1x
O : - cairan infus sisa 400ml
Balance cairan
Intake Output
Minum 200 ml BAB 200
Makan 62,5 BAK 200
Infus 300 ml+ Iwl 161,3
562,5 ml Muntah 20 ml+
581,3ml
B = - 18,8
S : “Klien mengatakan nyeri di
perut”.
66
III
08.40
09.15
09.45
10.30
11.00
Memberi kompres
hangat di perut
Mengubah posisi dan
mengarahkan posisi
yang paling nyaman
Menganjurkan untuk
makan sedikit tapi
sering
Memberikan injeksi
lapixime 200mg
Menganjurkan ibu
klien untuk
memberikan makan
O : skala nyeri 4, klien terkadang
rewel, nadi 98 x/menit
S : “Klien mengatakan terima
kasih”
O : kompres diletakkan di perut
S : “Klien mengatakan posisi
sudah agak nyaman”
O : Klien tampak nyaman sambil
di kompres
S : ibu klien mengatakan ya…!
O: Klien mendengarkan dan
menganggukan kepala
S : Ibu klien mengatakan ya
terima kasih.
O : terapi masuk lapixime 200 mg
S : “Ibu klien mengatakan akan
mencoba”
O : Klien mendengarkan
67
pada keadaan hangat
I
21-3-2010
08.30
10.30
14.00
Mengkaji tanda-tanda
dehidrasi
Mempertahankan
cairan parenteral
dengan mengganti
yang baru
Memonitor
(mengukur) intake dan
output
S : ibu klien mengatakan anaknya
BAB sehari 1 sampai 2 kali sudah
tidak encer
O : turgor kulit cukup baik,
mukosa lembab, capillary refill
time < 3 detik, tidak pucat
S “ ibu klien mengatakan terima
kasih.”
O : cairan infus Ringer laktat
terpasang baru dengan tetesan 20
tetes per menit
S :“ibu klien mengatakan
anaknya tadi minum habis 2 ½
gelas, makan habis 1 porsi bubur,
BAB 1-2x sudah tidak encer,
BAK 2x
O : cairan infus sisa 300 ml
Balance cairan :
Intake output
68
II
III
08.30
13.30
11.00
13.30
Mengkaji karakteristik
nyeri dengan skala
nyeri 0-10
Menganjurkan klien
untuk banyak istirahat
Memberikan injeksi
lapixime 200mg dan
corsona
Menimbang Berat
badan klien
Minum 500 mL BAB 250 mL
Makan 500 mL BAK 600 mL
Infus 300 mL IWL 161,3 mL
1300mL 1011 mL
Balance = + 289
S : orangtua klien mengatakan
anaknya sudah tidak rewel lagi
O : skala nyeri 0, klien tenang dan
rileks, nadi 98x/ menit
S :orangtua klien mengatakan ya.”
O : klien mendengarkan dan
memperhatikan
S : “ klien mengatakan ya .”
O : terapi masuk, lapixime 200mg
dan corsona
S : “ klien mengatakan ya .”
O : Berat badan klien 12,5 kg
69
F. Evaluasi
No Dx tanggal Catatan perkembangan Ttd
I
II
21-3-
2010
14.00
14.00
S : ibu klien mangatakan tadi anaknya minum habis 2 ½
gelas, makan habis 1 porsi, BAB 1 sampai 2 kali sudah
tidak encer, BAK 3kali.
O : balance cairan
Intake output
Minum 500 mL BAB 250 mL
Makan 500 mL BAK 800 mL
Infus 300 mL IWL 161,3 mL
1300mL 1211 mL
Balance : + 89
Turgor cukup baik, capillary refill time < 3 detik, mukosa
lembab
A : masalah teratasi karena klien tidak mengalami defisit
P : hentikan intervensi
S : Orangtua klien mengatakan anaknya sudah tidak rewel
lagi
O : skala nyeri 0, klien tenang dan rilek, nadi 98 x/menit
A : masalah teratasi yaitu nyeri hilang dan rasa nyaman
70
III
14.00
klien terpenuhi
P : hentikan intervensi
S : Ibu klien mengatakan makan sudah habis 1 porsi, sudah
tidak mual dan muntah
O : makan habis 1 porsi, nafsu makan bertambah, tidak
mual dan muntah, berat badan masih 12,5 kg
A : masalah teratasi karena klien sudah menunjukkan
peningkatan nafsu makan, makan habis 1 porsi
P : hentikan intervensi