Upload
truongdang
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
NADZIR DAN MANAJEMEN PENDAYAGUNAAN TANAH WAKAF
DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL KHOIRIYYAH SEMARANG
A. Sekilas Tentang Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
1. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah bermula dari
Bapak H. Ihsan yang mempunyai banyak anak perempuan, Beliau salah
seorang pengusaha muslim keturunan ayah dari Padang dan ibu Indo-Belanda,
bapaknya pegawai pabrik di Cepiring, Kabupaten Kendal. Ketika Bapak H.
Ihsan menikah dengan Ibu Nokmi, dan mereka dikaruniai keturunan baik laki-
laki maupun perempuan. Anak laki-laki mereka dikirim ke Pondok Pesantren,
sedangkan anak perempuan mengalami masalah dalam bidang pendidikan.
Mengingat pada waktu itu pendidikan yang ada campur antara laki-laki dan
perempuan, dan ada pendidikan khusus untuk perempuan yaitu Wari Wara
milik orang Kristen atau Katholik. Kedua lembaga pendidikan itu
dikhawatirkan akan mencemari pendidikan anak cucu dan generasi berikutnya.
Akhirnya kira-kira tahun 1936 Beliau mendirikan sendiri yang diberi
nama Madrasah Al Banat (karena pelajarnya terdiri dari anak-anak
perempuan), yang bertempat tinggal di Pafilion rumah Ibu H. Salimah (salah
satu anak perempuan dari Bapak H. Ihsan). Semboyan Beliau adalah “Jika
tidak ada jembatan bikin jembatan dan jika tidak ada sekolah yang bisa
memberikan keselamatan bagi anak-anak dan keturunannya maka mendirikan
60
61
sekolah sendiri”. Guru pertamanya adalah Ibu Nyai Badrun dari Salatiga dan
dilanjutkan oleh Pak Zaid dari Kaliyoso, Kabupaten Surakarta.
Setahun kemudian Madrasah Al Banat tidak hanya diminati oleh anak
perempuan, tetapi juga oleh anak laki-laki. Untuk menampung para pelajar
tersebut, maka didirikan sebuah gedung sederhana di atas tanah Bapak H.
Ihsan, di bekas stal (kandang kuda). Kemudian sekolah tersebut diberi mana
Al khoiriyyah, dengan memberikan nama pendidikan keagamaan.1
Kemudian Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah tersebut
dinotariskan di Jl. Kelud Raya No. 16 oleh Mustari Sawilin, S.H. dengan
Notaris S.K. Men. Keh. Nomor : C-254. HT. O3.01 Th. 1992.2
2. Letak dan Luas Wilayah Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah
Semarang
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah I terletak di Kampung
Bojong Pejambon No. 253 Kelurahan Bulustalan Kecamatan Semarang Barat
Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di Jl. Bulustalan III
A/253 Semarang.
Luas Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah I kurang lebih 1.200
m2, yang dibatasi oleh :
a. Sebelah utara : Jl. Kampung gang III A.
1 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, Seksi Pendidikan, pada tanggal 15 Desember 2005.
2 Mustari Sawilin, S.H.,Notaris S.K. Men. Keh. Nomor: C-254. HT. 03.01 Th. 1992 Tanggal 31 Oktober 1992 dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (P.P.A.T) S.K. Kepala BPN. Nomor: 11-XI/1993 Tanggal 9 Maret 1993.
62
b. Sebelah timur : Rumahnya Salimah No. 253.
c. Sebelah selatan : Rumahnya Muriman No. 423 a.
d. Sebelah barat : Rumahnya Kartodiharjo No. 255 a.3
Sedangkan Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah II terletak di
Jl. Indraprasta No. 138 RT 08/RW 05 Kelurahan Pindrikan Kidul Kecamatan
Semarang Tengah Kabupaten Semarang.
Luas Yayasan Pendidikan Islam Al koiriyyah II kurang lebih 483 m2,
adapun batas-batasnya antara lain :
a. Sebelah timur : Gereja Baptis Indraprasta.
b. Sebelah selatan : Penjara Wanita Bulu Semarang.
c. Sebelah barat : Rumah saudara H. Mas’ud Murodi.
d. Sebelah utara : Jl. Indraprasta.4
B. Nadzir (Pengurus Tanah Wakaf) di Yayasan Pendidikan Islam Al
Khoiriyyah Semarang
Agar tanah wakaf dan kekayaan yang berada di atasnya berfungsi dan
bermanfaat sesuai dengan tujuan wakaf, diperlukan pengelolaan tanah.
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang berdiri di atas
tanah yang diwakafkan keluarga Bapak H. Ihsan, sebagai organisasi yang
berbadan hukum dan bertugas sebagai pengurus, pengelola yayasan dari mulai
berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang sampai saat ini
3 Surat Memindah Hak Milik Rumah Wakaf, 1959. 4 Surat Perjanjian Perlimpahan Penguasaan Tanah Garapan atau Tanah Negara Yang
Terletak di Jalan Indraprasta Nomor 138 Kelurahan Perdrikan Kidul Semarang Tengah, 1995.
63
telah mengalami empat kali pergantian kepengurusan (nadzir) disebabkan
udzur atau meninggal dunia.5
Nadzir pertama di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
adalah Bapak H. Ihsan, sebagai wakif beliau juga sebagai nadzir di yayasan
tersebut. Beliau mewakafkan tanahnya untuk digunakan sebagai lembaga
pendidikan.
Pada perkembangan selanjutnya, nadzir dipegang oleh Bapak H.
Mas’ud Murodi. Pada tahun 1975 beliau membeli tanah dan dibangun di
atasnya sebuah gedung berlantai dua. Pada tahun 1988 Yayasan Pendidikan
Islam Al Khoiyyah kembali menerima tanah wakaf dari Ibu Siti Khotijah
seluas 40 m2 dan membeli 40 m2 sendiri tanah yang bersambung dengan
tanah wakaf Ibu Siti Khotijah, dan di atas tanah tersebut didirikan bangunan
tiga lantai. Dan pada tahun 2000 Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah
mendapat tambahan tanah wakaf dari Ibu Masnun (adik dari Bapak H. Mas’ud
Murodi) seluas 20 m2, yang dibangun di atasnya sebuah kantin. Bapak H.
Mas’ud Murodi memegang jabatan sebagai nadzir selama dua periode dan
beliau juga memberikan tanah wakaf di Jl. Indraprasta yang sekarang menjadi
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang II.
Pada tahun 2002 Bapak H. Mas’ud Murodi meninggal dunia, setelah
kurang lebih satu tahun sebelumnya menyerahkan jabatannya kepada Bapak
H. Abdullah Chodiq. Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dalam
menunjang pendidikan selanjutnya, pada tahun 2005 diadakan renovasi
5 Wawancara dengan Bapak Mariyoto, Sekretaris Nadzir, pada tanggal 10 Desember
2005.
64
bangunan berlantai empat di atas tanah wakaf pertama. Dan sampai sekarang
ini Bapak H. Abdullah Chodiq masih memegang jabatan sebagai nadzir di
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang.6
Adapun syarat penentuan nadzir dipilih dari kalangan keluarga pendiri
yayasan dan selebihnya dipilih dari masyarakat sekitar yang mempunyai
kecakapan dan loyalitas tinggi terhadap yayasan dan telah disahkan oleh
Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat sehingga kedudukan nadzir di
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang sebagai badan hukum
yang sangat kuat.
Oleh karena itu, agar tujuan perwakafan tercapai, peranan nadzir
sebagai satu kesatuan organisai dapat mengurus dan merawat tanah wakaf
dengan baik, maka diperlukan sistem organisasi yang berupa struktur
organisasi yang baik, dengan program kerja yang sistematik agar pembagian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab bisa terarah. Secara sederhana
organisasi diartikan, “Sebagai kesatuan susunan yang terdiri dari sekelompok
orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang dapat dicapai secara lebih
efektif melalui tindakan yang dilakukan secara bersama, dan tanggung jawab
bagi tiap-tiap personil yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan
organisasi”.7
6 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.
7 M. Saefuddin, Ar, Organiasi dan Manajemen Industri (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Liberty, Cet. ke-1, 1993, hlm. 4.
65
Struktur Organisasi Nadzir
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
Keterangan :
Ketua : H. Abdullah Chodiq
Wakil Ketua : Ir. H. Yacub Firdaus
Sekretaris : Mariyoto, S.Pd.
Seksi Keuangan : H. Al Farobi, SE.
Seksi Pendidikan : H. Ahmad Zubaidi, S.Pd.
Seksi Personalia : Drs. Erwin Sumarah
Seksi Sarana : Hilmi Zakaria
Seksi Rumah Tangga : Dra. Uswatun Hasanah.8
8 Data Monografi Nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, 2005.
Kabid. Keuangan
Kabid. Sarana
Kabid. Pendidikan
Kabid. Rumah Tangga
Kabid. Personalia
Sekretaris
Wakil Ketua
Ketua
66
Adapun tugas Pengurus (Nadzir) Yayasan Pendidikan Islam Al
Khoiriyyah Semarang, antara lain :
1. Ketua
a. Bertanggung jawab atas berlangsungnya Yayasan Pendidikan
Islam Al Khoiriyyah Semarang.
b. Memimpin perencanaan dan pelaksanaan yayasan.
c. Memeriksa dan menandatangani laporan keuangan serta surat
masuk dan keluar.
d. Mengadakan koordinasi dan konsultasi pada semua yang terkait.
e. Bertanggung jawab keluar dan kedalam atas keseluruhan
pengelolaan madrasah.
2. Wakil Ketua
a. Mewakili ketua apabila ketua berhalangan.
b. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan yayasan.
c. Mengkoordinasikan penyusunan program.
3. Sekretaris
a. Mengkoordinasikan penyelesaian segala administrasi yayasan.
b. Melakukan pendataan surat-surat berharga (sertifikat).
c. Bersama Kabid. Pendidikan mengkoordinasikan pelaksanaan
akreditasi madrasah.
d. Melakukan pendataan siswa, guru dan karyawan.
e. Pelaksana dan notulen rapat.
f. Kearsipan dokumen.
67
4. Kabid. Keuangan
a. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah.
b. Bertanggung jawab tentang administrasi pemasukan dan
pengeluaran keuangan.
c. Menetapkan sistem bisaroh dan honorarium guru dan karyawan.
d. Menetapkan syariyah siswa/talamidz.
e. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang yayasan.
5. Kabid. Rumah Tangga
a. Mengadakan kebutuhan alat tulis kantor (ATK)
b. Mengadakan sarana kantor dan kelas non pembangunan.
c. Pembayaran rekening.
d. Bertanggung jawab kebersihan lingkungan madrasah.
e. Melakukan perbaikan/penggantian inventaris madrasah non
mebeler.
f. Mengadakan dan mempersiapkan kelengkapan rapat.
g. Mengurus dana haji, takaful, sakit, meninggal dan nikah.
h. Mengurus gudang dan isinya.
i. Melaksanakan koordinasi keamanan, ketertiban dan kekeluargaan.
6. Kabid. Personalia
a. Bertanggung jawab data guru,dan karyawan.
b. Pengangkatan, dan pemberhentian pegawai.
c. Supervisi guru dan karyawan.
d. Menyusun pembagian tugas tenaga kependidikan.
68
e. Peningkatan sumber daya manusia (SDM).
f. Menyusun tata tertib madrasah/yayasan.
7. Kabid. Pendidikan
a. Akreditasi madrasah (MI,MTS, dan MA)
b. Menetapkan kurikulum dan struktur mata pelajaran.
c. Bersama Kabid. Personalia melakukan pengawasan terhadap
tenaga kependidikan.
d. Melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
e. Menetapkan kalender pendidikan.
8. Kabid. Sarana Prasarana
a. Membuat renstra pembangunan jangka panjang dan pendek.
b. Membuat rencana anggaran biaya pembangunan bangunan.
c. Melaksanakan pengawasan pembangunan secara kontinu.
d. Melaksanakan perbaikan bangunan dan mebelair.9
Melihat uraian tugas-tugas di atas secara umum sebagai nadzir di
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, dia bertanggung jawab
untuk mengelola, mendayagunakan, mengawasi, memperbaiki, dan
mempertahankan tanah wakaf dari gugatan orang atau pihak lain yang ingin
mengaburkan menghilangkan obyek wakaf.
Selain itu nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah
Semarang mempunyai kewajiban sebagai berikut :
9 Uraian Tugas Nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, 2003.
69
a. Menyimpan lembar kedua salinan Akta Ikrar Wakaf yang merupakan
bukti autentik untuk mempertahankan tanah wakaf jika suatu saat
diperkarakan di Pengadilan.
b. Memelihara, mengurus dan memanfaatkan tanah wakaf serta berusaha
meningkatkan produktifitas hasilnya.
c. Menggunakan hasil-hasil tanah wakaf sebagaimana mestinya sesuai
dengan ikrar dan kehendak wakif.10
Di samping dibebani beberapa kewajiban, nadzir juga diberi hak untuk
memperoleh penghasilan sebagai imbalan atas jerih payahnya mengelola tanah
wakaf,11 sedang dalam penentuan upah disesuaikan dengan kadar
pekerjaannya. Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
ini ada yang menerima haknya untuk memperoleh imbalan dan ada juga yang
tidak mengambil haknya, dikarenakan mereka bekerja dengan ikhlas hati
dalam menjalankan tugas yang dibebankannya, mereka bekerja di jalan Allah
SWT semata-mata mengharap pahala-Nya, adapun dari nadzir yang mendapat
upah sesuai dengan upah standar yang telah ditentukan dan juga disesuaikan
dengan tugas yang dibebankan. Seperti ketua nadzir misalnya, dia diberi gaji
lebih dari yang lainnya karena tugas yang sangat berat, juga Kabid. Rumah
10 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.
11 Hadits dari Umar bin Khatab ketika mewakafkan tanahnya di Khaibar, beliau berkata “dibolehkan bagi orang yang mengelolanya untuk makan dari harta wakaf itu secara baik-baik atau memberi makan temannya yang tidak mampu”. Lihat juga Moh. Zuhri, et. al., Tarjamah Sunnan At Tirmidzi, Jilid 2, Semarang: C.V. Asy Syifa’, 1992, hlm. 734.
70
Tangga maupun Kabid. Keuangan diberi gaji yang disesuaikan dengan tugas
masing-masing. 12
Profesionalisme nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah
Semarang dalam pengelolaan tanah wakaf, adalah :
a. Mempunyai kemampuan pribadi yang memadai dalam kepemimpinan,
yang dapat dilihat dari :
1. Transparasi, dalam kepemimpinan yang profesional, transparasi
dilakukan oleh seorang pemimpin agar tidak terjadi penyelewengan
terhadap tanah wakaf.
2. Pertanggungjawaban umum, ini merupakan wujud dari pelaksanaan
sifat amanah dan jujur. Karena kepercayaan dan kejujuran memang
harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
3. Aspiratif (mau mendengar dan mengakomodasi seluruh dinamika
lembaga kenadziran). Seorang nadzir yang percaya mengelola tanah
milik umum harus mendorong terjadinya sistem sosial yang
melibatkan partisipasi banyak kalangan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya pola pengambilan keputusan secara sepihak
oleh kalangan elit kepemimpinan. Kaedah prinsip dalam gerakan yang
aspiratif merupakan cermin dari sifat adil dalam diri dan
lingkungannya.
b. Memiliki visi yang jelas.
12 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.
71
Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang memiliki
visi yang jelas dan terarah dalam pengelolaan tanah wakaf. Visi sangat
diperlukan karena untuk menggali potensi dan membuka peluang yang ada
dalam menambah nilai wakaf untuk kepentingan masyarakat banyak.
Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang dalam
mengembangkan tanah wakaf mempunyai visi selalu berusaha
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.
c. Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial dan
pemberdayaan.
Kemampuan dalam kepemimpinan dan visi yang jelas sangat dipengaruhi
oleh kecerdasan yang dimiliki, dengan adanya kecerdasan yang tinggi
diharapkan nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
memiliki wawasan yang luas dan mampu menerapkan manajemen
perwakafan secara umum.
d. Mempunyai kemampuan yang memadai dalam bidang pengelolaan tanah.
Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang harus
menguasai dan mempraktekkan pengelolaan tanah wakaf secara memadai,
karena wakaf merupakan wahana mobilisasi sumber dana perekonomian
yang mempunyai kekuatan sosial yang cukup besar apabila dikelola secara
profesional.13
13 Ibid.
72
Untuk meningkatkan kemampuan nadzir di Yayasan Pendidikan Islam
Al Khoiriyyah agar pengelolaan sumber daya manusianya handal, diadakan
pembinaan yang bertujuan untuk :
1) Membentuk sikap dan perilaku nadzir wakaf, yaitu pemegang amanat
umat Islam yang mempercayakan tanah wakaf untuk dikelola secara baik
dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT kelak.
2) Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan para nadzir wakaf dalam rangka membangun kemampuan
manajeral yang tangguh, profesional dan bertanggung jawab.
3) Menciptakan pola pikir dalam memahami dan menerapkan pola
pengelolaan wakaf, baik dari segi peraturan perundang-undangan maupun
teknis manajerial sehingga lebih mudah diadakan kontrol.14
C. Nadzir dan Manajemen Pendayagunaan Tanah Wakaf di Yayasan
Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
1. Peranan Nadzir Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf di Yayasan
Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa pengelolaan suatu
perwakafan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan nadzir, hal ini disebabkan
karena berkembang tidaknya tanah wakaf, salah satu diantaranya sangat
tergantung pada nadzir. Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir
sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama sepakat bahwa wakif harus
14 Ibid.
73
menunjuk nadzir wakaf. Mengingat pentingnya nadzir dalam pengelolaan
wakaf maka nadzir ditetapkan sebagai dasar pokok perwakafan. Pengangkatan
nadzir ini ditujukan agar tanah wakaf terjaga dan terpelihara sehingga tanah
wakaf itu tidak sia-sia.
Sebagaimana telah disebutkan, bahwa nadzir adalah orang yang
diserahi tugas untuk mengurus dan memelihara tanah wakaf, dimana dia
berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan, membudidayakan potensi
wakaf dan melestarikan manfaat dan tanah yang diwakafkan bagi orang-orang
yang berhak menerimanya, jelas bahwa nadzir sangat berperan dalam
pengelolaan dan kelestarian tanah wakaf.
Dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf, nadzir dapat
melakukan dan menerapkan prinsip manajemen kontemporer dengan
menjunjung tinggi dan memegang kaidah al maslahah (kepentingan umum)
sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tanah wakaf dapat dikelola secara
profesional. Setiap aktivitas dalam organisasi tidak lepas dari manajemen.
Secara sederhana manajemen diartikan sebagai proses-proses
perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengawasan organisasi berdasarkan atas sumber daya manusia, finansial, dan
informasi, untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.15
Dengan demikian, nadzir tanah wakaf sebagai manajer perlu melakukan usaha
serius dan langkah terarah dalam mengambil kebijaksanaan berdasarkan
program kerja yang telah digariskan, sehingga kesan dan anggapan di dalam
15 M. Saefuddin, Ar, op. cit.
74
masyarakat bahwa pengelolaan tanah wakaf sebagai kerja sampingan dan asal-
asalan dapat dihilangkan.
Pengelolaan wakaf di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah
Semarang dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
1) Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam lembaga kenadziran ini bersifat situasional yang
bertujuan untuk kepentingan umat serta memiliki sistem kontrol yang
cukup memadai, yaitu selalu mengadakan evaluasi setiap bulan.
2) Pengelolaan operasional
Yang dimaksud dengan operasional pengelolaan wakaf adalah batasan
atau garis kebijaksanaan dalam mengelola wakaf agar menghasilkan
sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak.
Dalam istilah manajemen dikatakan bahwa yang disebut dengan
pengelolaan operasional adalah proses-proses pengambilan keputusan
berkenaan dengan fungsi operasional. Pengelolaan operasional ini terasa
sangat penting dan menentukan berhasil tidaknya manajemen atau
pengelolaan secara umum. Adapun standar operasional itu meliputi
seluruh rangkaian program kerja yang dapat menghasilkan sebuah produk,
yaitu berupa yayasan pendidikan.
3) Sistem keuangan
Penerapan sistem keuangan yang baik dalam sebuah proses manajemen
atau pengelolaan lembaga kenadziran sangat berkaitan dengan akuntansi
yang merupakan salah satu sumber informasi dalam pengambilan
75
keputusan bisnis. Sistem keuangan di Yayasan Pendidikan Islam Al
Khoiriyyah Semarang setiap ada pemasukan dan pengeluaran keuangan
yayasan harus dipersetujui oleh pengurus yayasan (nadzir). Dan apabila
ada fasilitas lain dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, misalnya adanya kantin, yang berhak menggunakan dan
mengelola kantin adalah guru atau karyawan dengan batas dua periode
pergantian.
Adapun sumber dana yang diperoleh dari Yayasan Pendidikan
Islam Al Khoiriyyah Semarang adalah sebagai berikut :
1. Syahriyyah (SPP)
Dana ini setiap bulannya memperoleh uang sebesar Rp 76.000.000, 00.
Dana tersebut digunakan untuk membayar gaji guru dan karyawan dan
untuk membayar biaya-biaya operasional yayasan.
2. Bantuan yang tidak mengikat.
Dana ini diperoleh dari sumbangan-sumbangan para donatur.16
4) Kehumasan
Peran kehumasan dalam mengelola tanah wakaf dianggap penting karena
memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Memberi kepercayaan kepada para calon wakif bahwa tanah wakaf
yang dikelola oleh nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah
Semarang betul-betul dapat dikembangkan dan hasilnya untuk
kepentingan dalam bidang pendidikan.
16 Wawancara dengan Bapak Al Farobi, Seksi Keuangan, pada tanggal 15 Desember 2005.
76
b) Menyakinkan kepada para calon wakif yang tadinya tidak tertarik
untuk mewakafkan tanahnya menjadi tertarik, karena tanah yang
diwakafkan di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah dapat dikelola
secara baik dan bertanggung jawab.
c) Memperkenalkan kepada para calon wakif bahwa mewakafkan
tanahnya bukan hanya untuk mencari pahala, tetapi juga untuk
memberikan kesejahteraan masyarakat banyak.17
Bentuk pengelolaaan wakaf di Yayasan Pendidikan Islam Al
Khoiriyyah Semarang agar terbentuk kepercayaan yang baik dari wakif
maupun penerima wakaf dilakukan dengan cara :
1. Penampilan, dengan tindakan yang santun, ramah dan tidak
membohongi wakif, serta masyarakat penerima wakaf.
2. Pelayanan, memberikan pelayanan yang baik dengan tidak menyakiti
para wakif maupun penerima wakaf.
3. Pemuasan, dengan kerja yang rapi, profesional dan bertanggung jawab
terhadap para wakif atau para penerima wakaf akan menjadikan
pengelolaan wakaf semakin bertambah sempurna.18
Peran nadzir dalam pengelolaan tanah wakaf di Yayasan Pendidikan
Islam Al Khoiriyyah Semarang adalah sebagai pengelola dan mengembangkan
tanah wakaf agar berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki wakif yaitu
keberadaan tanah wakaf diperuntukan sebagai sarana pendidikan, maka nadzir
17 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit. 18 Ibid.
77
juga berusaha memperdayakan dengan sebaik-baiknya tanah wakaf dengan
cara mengelola, membangun, melengkapi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan dengan menjaga dan meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada agar dapat bermanfaat bagi orang banyak.
Faktor suksesnya manajemen atau pengelolaan tanah wakaf di
Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, antara lain :
a) Kepedulian pada dunia kependidikan
Meskipun Bapak Mas’ud Murodi bukan lulusan sarjana, tetapi kepedulian
pada dunia kependidikan sangat besar, setiap ada rapat kepengurusan
selalu aktif dan ikut serta dalam mencetuskan ide-ide baru.
b) Sejak Bapak Mas’ud Murodi menjadi nadzir selalu ada evaluasi bulanan.
c) Mempertahankan agama menjadi menu utama dan pelajaran umum tidak
boleh kalah dengan yang lain.
d) Mempertahankan kualitas didukung kedisiplinan oleh semua pihak, baik
guru maupun siswa.
e) Menyadari bahwa semua pihak harus siap bekerja keras.19
2. Peranan Nadzir Dalam Pengawasan Tanah Wakaf
Di samping pengelola, mengurus tanah wakaf, nadzir juga berperan
sebagai pengawas tanah wakaf. Secara etimologi kata pengawasan (supervisie)
merupakan istilah yang dalam bahasa inggrisnya supervision terdiri dari dua
19 Ibid.
78
kata, yaitu super dan vision, yang berarti melihat dengan teliti pekerjaan
secara keseluruhan.20
Menurut Dalton dan Lawrence, pengawasan dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu organisasi, pengawasan sosial dan pengawasan individual.
Pengawasan organisasi bersumber pada rencana dan tujuan organisasi.
Pengawasan sosial didasarkan atas komitmen atau ikatan janji (kesanggupan)
seseorang untuk melakukan gagasan kelompok yang telah menjadi norma
kelompok dan digunakan sebagai pedoman bertindak dan berbuat setiap
anggota kelompok. Pengawasan diri atau istilah populernya motivasi, yang
pada dasarnya untuk mengontrol, mengarahkan, memotivasi dan memimpin
tindakannya.21
Pengawasan juga dibedakan antara pengawasan pencegahan (reventif)
dan pengawasan pasca fakta (post pactum). Pengawasan pencegahan bertujuan
untuk menghindari penyimpangan sebelum tindakan dilakukan, agar tidak
menyimpang dari standar yang ditentukan. Sedang pengawasan pasca fakta
bertujuan mengecek atau mencari ada tidaknya penyimpangan dari standar
setelah sesuatu berlaku.22
Peranan nadzir dalam pengawasan tanah wakaf di Yayasan Pendidikan
Islam Al Khoiriyyah Semarang adalah mengawasi kemanfaatan tanah wakaf
20 Departemen Agama R.I., Kepengawasan Kependidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2005, hlm. 2.
21 Ibid, hlm. 4. 22 Ibid.
79
dan mengamankan keberadaan tanah wakaf tersebut agar tidak terjadi
peralihan status tanah atau peralihan hak milik dengan cara :
a. Berusaha mensertifikatkan tanah wakaf yang belum disertifikatkan.
b. Menyimpan/mengarsipkan sertifikat tanah di yayasan.23
Dilihat dari posisi nadzir sebagai pihak yang bertugas untuk
memelihara dan mengurusi tanah wakaf mempunyai kedudukan yang penting
dalam perwakafan. Sedemikian pentingnya kedudukan nadzir dalam
perwakafan sehingga berfungsi tidaknya wakaf bagi mauquf ‘alaih sangat
tergantung pada nadzir wakaf. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa nadzir
mempunyai kekuasaan mutlak terhadap tanah wakaf yang diamanahkan
kepadanya.
Pada umumnya para ulama telah sepakat bahwa kekuasaan nadzir
wakaf hanya terbatas pada pengelolaan wakaf untuk dimanfaatkan sesuai
dengan tujuan wakaf yang dikehendaki wakif. Asaf A.A. Fyzee berpendapat,
sebagaimana dikutip oleh Dr. Uswatun Hasanah, bahwa kewajiban nadzir
adalah mengerjakan segala sesuatu yang layak untuk menjaga dan mengelola
harta wakaf. Sebagai pengawas harta wakaf, nadzir dapat mempekerjakan
beberapa wakil atau pembantu untuk menyelenggarakan urutan-urutan yang
berkenaan dengan tugas dan kewajiban, maka nadzir bisa berupa perorangan
maupun nadzir berbadan hukum.24
23 Wawancara Dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit. 24 Departemen Agama R.I., Fiqih Wakaf, Jakarta: Proyek Peningkatan Pemberdayaan
Wakaf, 2004, hlm. 66.
80
Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang yang
berbentuk badan hukum merupakan sesuatu organisasi yang di dalamnya
terdapat struktur kepengurusan dan memiliki wakil-wakil yang dipekerjakan
untuk membantu tugas-tugasnya memiliki peranan dalam pengawasan
terhadap tanah wakaf yang digunakan sebagai lembaga pendidikan, antara
lain:
1. Mengadakan rapat tiap sebulan sekali pada tanggal 15, sebagai sarana
untuk evaluasi terhadap kinerja nadzir.
2. Mengadakan pengawasan terhadap Kepala Sekolah dan Stafnya, dalam hal
ini sebagai pegawai dalam pengelolaan sumber dana keuangan dengan
meminta laporan bulanan.
3. Memotivasi dan memberikan informasi terhadap perkembangan dan
perberdayaan lembaga pendidikan.25
25 Wawancara Dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.