21
BAB III NADZIR DAN MANAJEMEN PENDAYAGUNAAN TANAH WAKAF DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL KHOIRIYYAH SEMARANG A. Sekilas Tentang Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang 1. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah bermula dari Bapak H. Ihsan yang mempunyai banyak anak perempuan, Beliau salah seorang pengusaha muslim keturunan ayah dari Padang dan ibu Indo-Belanda, bapaknya pegawai pabrik di Cepiring, Kabupaten Kendal. Ketika Bapak H. Ihsan menikah dengan Ibu Nokmi, dan mereka dikaruniai keturunan baik laki- laki maupun perempuan. Anak laki-laki mereka dikirim ke Pondok Pesantren, sedangkan anak perempuan mengalami masalah dalam bidang pendidikan. Mengingat pada waktu itu pendidikan yang ada campur antara laki-laki dan perempuan, dan ada pendidikan khusus untuk perempuan yaitu Wari Wara milik orang Kristen atau Katholik. Kedua lembaga pendidikan itu dikhawatirkan akan mencemari pendidikan anak cucu dan generasi berikutnya. Akhirnya kira-kira tahun 1936 Beliau mendirikan sendiri yang diberi nama Madrasah Al Banat (karena pelajarnya terdiri dari anak-anak perempuan), yang bertempat tinggal di Pafilion rumah Ibu H. Salimah (salah satu anak perempuan dari Bapak H. Ihsan). Semboyan Beliau adalah “Jika tidak ada jembatan bikin jembatan dan jika tidak ada sekolah yang bisa memberikan keselamatan bagi anak-anak dan keturunannya maka mendirikan 60

BAB III NADZIR DAN MANAJEMEN PENDAYAGUNAAN TANAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/27/jtptiain-gdl-s1...tidak ada jembatan bikin jembatan dan jika tidak ada sekolah yang

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III

NADZIR DAN MANAJEMEN PENDAYAGUNAAN TANAH WAKAF

DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL KHOIRIYYAH SEMARANG

A. Sekilas Tentang Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah bermula dari

Bapak H. Ihsan yang mempunyai banyak anak perempuan, Beliau salah

seorang pengusaha muslim keturunan ayah dari Padang dan ibu Indo-Belanda,

bapaknya pegawai pabrik di Cepiring, Kabupaten Kendal. Ketika Bapak H.

Ihsan menikah dengan Ibu Nokmi, dan mereka dikaruniai keturunan baik laki-

laki maupun perempuan. Anak laki-laki mereka dikirim ke Pondok Pesantren,

sedangkan anak perempuan mengalami masalah dalam bidang pendidikan.

Mengingat pada waktu itu pendidikan yang ada campur antara laki-laki dan

perempuan, dan ada pendidikan khusus untuk perempuan yaitu Wari Wara

milik orang Kristen atau Katholik. Kedua lembaga pendidikan itu

dikhawatirkan akan mencemari pendidikan anak cucu dan generasi berikutnya.

Akhirnya kira-kira tahun 1936 Beliau mendirikan sendiri yang diberi

nama Madrasah Al Banat (karena pelajarnya terdiri dari anak-anak

perempuan), yang bertempat tinggal di Pafilion rumah Ibu H. Salimah (salah

satu anak perempuan dari Bapak H. Ihsan). Semboyan Beliau adalah “Jika

tidak ada jembatan bikin jembatan dan jika tidak ada sekolah yang bisa

memberikan keselamatan bagi anak-anak dan keturunannya maka mendirikan

60

61

sekolah sendiri”. Guru pertamanya adalah Ibu Nyai Badrun dari Salatiga dan

dilanjutkan oleh Pak Zaid dari Kaliyoso, Kabupaten Surakarta.

Setahun kemudian Madrasah Al Banat tidak hanya diminati oleh anak

perempuan, tetapi juga oleh anak laki-laki. Untuk menampung para pelajar

tersebut, maka didirikan sebuah gedung sederhana di atas tanah Bapak H.

Ihsan, di bekas stal (kandang kuda). Kemudian sekolah tersebut diberi mana

Al khoiriyyah, dengan memberikan nama pendidikan keagamaan.1

Kemudian Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah tersebut

dinotariskan di Jl. Kelud Raya No. 16 oleh Mustari Sawilin, S.H. dengan

Notaris S.K. Men. Keh. Nomor : C-254. HT. O3.01 Th. 1992.2

2. Letak dan Luas Wilayah Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah

Semarang

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah I terletak di Kampung

Bojong Pejambon No. 253 Kelurahan Bulustalan Kecamatan Semarang Barat

Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di Jl. Bulustalan III

A/253 Semarang.

Luas Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah I kurang lebih 1.200

m2, yang dibatasi oleh :

a. Sebelah utara : Jl. Kampung gang III A.

1 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, Seksi Pendidikan, pada tanggal 15 Desember 2005.

2 Mustari Sawilin, S.H.,Notaris S.K. Men. Keh. Nomor: C-254. HT. 03.01 Th. 1992 Tanggal 31 Oktober 1992 dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (P.P.A.T) S.K. Kepala BPN. Nomor: 11-XI/1993 Tanggal 9 Maret 1993.

62

b. Sebelah timur : Rumahnya Salimah No. 253.

c. Sebelah selatan : Rumahnya Muriman No. 423 a.

d. Sebelah barat : Rumahnya Kartodiharjo No. 255 a.3

Sedangkan Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah II terletak di

Jl. Indraprasta No. 138 RT 08/RW 05 Kelurahan Pindrikan Kidul Kecamatan

Semarang Tengah Kabupaten Semarang.

Luas Yayasan Pendidikan Islam Al koiriyyah II kurang lebih 483 m2,

adapun batas-batasnya antara lain :

a. Sebelah timur : Gereja Baptis Indraprasta.

b. Sebelah selatan : Penjara Wanita Bulu Semarang.

c. Sebelah barat : Rumah saudara H. Mas’ud Murodi.

d. Sebelah utara : Jl. Indraprasta.4

B. Nadzir (Pengurus Tanah Wakaf) di Yayasan Pendidikan Islam Al

Khoiriyyah Semarang

Agar tanah wakaf dan kekayaan yang berada di atasnya berfungsi dan

bermanfaat sesuai dengan tujuan wakaf, diperlukan pengelolaan tanah.

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang berdiri di atas

tanah yang diwakafkan keluarga Bapak H. Ihsan, sebagai organisasi yang

berbadan hukum dan bertugas sebagai pengurus, pengelola yayasan dari mulai

berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang sampai saat ini

3 Surat Memindah Hak Milik Rumah Wakaf, 1959. 4 Surat Perjanjian Perlimpahan Penguasaan Tanah Garapan atau Tanah Negara Yang

Terletak di Jalan Indraprasta Nomor 138 Kelurahan Perdrikan Kidul Semarang Tengah, 1995.

63

telah mengalami empat kali pergantian kepengurusan (nadzir) disebabkan

udzur atau meninggal dunia.5

Nadzir pertama di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

adalah Bapak H. Ihsan, sebagai wakif beliau juga sebagai nadzir di yayasan

tersebut. Beliau mewakafkan tanahnya untuk digunakan sebagai lembaga

pendidikan.

Pada perkembangan selanjutnya, nadzir dipegang oleh Bapak H.

Mas’ud Murodi. Pada tahun 1975 beliau membeli tanah dan dibangun di

atasnya sebuah gedung berlantai dua. Pada tahun 1988 Yayasan Pendidikan

Islam Al Khoiyyah kembali menerima tanah wakaf dari Ibu Siti Khotijah

seluas 40 m2 dan membeli 40 m2 sendiri tanah yang bersambung dengan

tanah wakaf Ibu Siti Khotijah, dan di atas tanah tersebut didirikan bangunan

tiga lantai. Dan pada tahun 2000 Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah

mendapat tambahan tanah wakaf dari Ibu Masnun (adik dari Bapak H. Mas’ud

Murodi) seluas 20 m2, yang dibangun di atasnya sebuah kantin. Bapak H.

Mas’ud Murodi memegang jabatan sebagai nadzir selama dua periode dan

beliau juga memberikan tanah wakaf di Jl. Indraprasta yang sekarang menjadi

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang II.

Pada tahun 2002 Bapak H. Mas’ud Murodi meninggal dunia, setelah

kurang lebih satu tahun sebelumnya menyerahkan jabatannya kepada Bapak

H. Abdullah Chodiq. Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dalam

menunjang pendidikan selanjutnya, pada tahun 2005 diadakan renovasi

5 Wawancara dengan Bapak Mariyoto, Sekretaris Nadzir, pada tanggal 10 Desember

2005.

64

bangunan berlantai empat di atas tanah wakaf pertama. Dan sampai sekarang

ini Bapak H. Abdullah Chodiq masih memegang jabatan sebagai nadzir di

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang.6

Adapun syarat penentuan nadzir dipilih dari kalangan keluarga pendiri

yayasan dan selebihnya dipilih dari masyarakat sekitar yang mempunyai

kecakapan dan loyalitas tinggi terhadap yayasan dan telah disahkan oleh

Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat sehingga kedudukan nadzir di

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang sebagai badan hukum

yang sangat kuat.

Oleh karena itu, agar tujuan perwakafan tercapai, peranan nadzir

sebagai satu kesatuan organisai dapat mengurus dan merawat tanah wakaf

dengan baik, maka diperlukan sistem organisasi yang berupa struktur

organisasi yang baik, dengan program kerja yang sistematik agar pembagian

tugas, wewenang, dan tanggung jawab bisa terarah. Secara sederhana

organisasi diartikan, “Sebagai kesatuan susunan yang terdiri dari sekelompok

orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang dapat dicapai secara lebih

efektif melalui tindakan yang dilakukan secara bersama, dan tanggung jawab

bagi tiap-tiap personil yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan

organisasi”.7

6 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.

7 M. Saefuddin, Ar, Organiasi dan Manajemen Industri (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Liberty, Cet. ke-1, 1993, hlm. 4.

65

Struktur Organisasi Nadzir

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

Keterangan :

Ketua : H. Abdullah Chodiq

Wakil Ketua : Ir. H. Yacub Firdaus

Sekretaris : Mariyoto, S.Pd.

Seksi Keuangan : H. Al Farobi, SE.

Seksi Pendidikan : H. Ahmad Zubaidi, S.Pd.

Seksi Personalia : Drs. Erwin Sumarah

Seksi Sarana : Hilmi Zakaria

Seksi Rumah Tangga : Dra. Uswatun Hasanah.8

8 Data Monografi Nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, 2005.

Kabid. Keuangan

Kabid. Sarana

Kabid. Pendidikan

Kabid. Rumah Tangga

Kabid. Personalia

Sekretaris

Wakil Ketua

Ketua

66

Adapun tugas Pengurus (Nadzir) Yayasan Pendidikan Islam Al

Khoiriyyah Semarang, antara lain :

1. Ketua

a. Bertanggung jawab atas berlangsungnya Yayasan Pendidikan

Islam Al Khoiriyyah Semarang.

b. Memimpin perencanaan dan pelaksanaan yayasan.

c. Memeriksa dan menandatangani laporan keuangan serta surat

masuk dan keluar.

d. Mengadakan koordinasi dan konsultasi pada semua yang terkait.

e. Bertanggung jawab keluar dan kedalam atas keseluruhan

pengelolaan madrasah.

2. Wakil Ketua

a. Mewakili ketua apabila ketua berhalangan.

b. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan yayasan.

c. Mengkoordinasikan penyusunan program.

3. Sekretaris

a. Mengkoordinasikan penyelesaian segala administrasi yayasan.

b. Melakukan pendataan surat-surat berharga (sertifikat).

c. Bersama Kabid. Pendidikan mengkoordinasikan pelaksanaan

akreditasi madrasah.

d. Melakukan pendataan siswa, guru dan karyawan.

e. Pelaksana dan notulen rapat.

f. Kearsipan dokumen.

67

4. Kabid. Keuangan

a. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah.

b. Bertanggung jawab tentang administrasi pemasukan dan

pengeluaran keuangan.

c. Menetapkan sistem bisaroh dan honorarium guru dan karyawan.

d. Menetapkan syariyah siswa/talamidz.

e. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang yayasan.

5. Kabid. Rumah Tangga

a. Mengadakan kebutuhan alat tulis kantor (ATK)

b. Mengadakan sarana kantor dan kelas non pembangunan.

c. Pembayaran rekening.

d. Bertanggung jawab kebersihan lingkungan madrasah.

e. Melakukan perbaikan/penggantian inventaris madrasah non

mebeler.

f. Mengadakan dan mempersiapkan kelengkapan rapat.

g. Mengurus dana haji, takaful, sakit, meninggal dan nikah.

h. Mengurus gudang dan isinya.

i. Melaksanakan koordinasi keamanan, ketertiban dan kekeluargaan.

6. Kabid. Personalia

a. Bertanggung jawab data guru,dan karyawan.

b. Pengangkatan, dan pemberhentian pegawai.

c. Supervisi guru dan karyawan.

d. Menyusun pembagian tugas tenaga kependidikan.

68

e. Peningkatan sumber daya manusia (SDM).

f. Menyusun tata tertib madrasah/yayasan.

7. Kabid. Pendidikan

a. Akreditasi madrasah (MI,MTS, dan MA)

b. Menetapkan kurikulum dan struktur mata pelajaran.

c. Bersama Kabid. Personalia melakukan pengawasan terhadap

tenaga kependidikan.

d. Melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar.

e. Menetapkan kalender pendidikan.

8. Kabid. Sarana Prasarana

a. Membuat renstra pembangunan jangka panjang dan pendek.

b. Membuat rencana anggaran biaya pembangunan bangunan.

c. Melaksanakan pengawasan pembangunan secara kontinu.

d. Melaksanakan perbaikan bangunan dan mebelair.9

Melihat uraian tugas-tugas di atas secara umum sebagai nadzir di

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, dia bertanggung jawab

untuk mengelola, mendayagunakan, mengawasi, memperbaiki, dan

mempertahankan tanah wakaf dari gugatan orang atau pihak lain yang ingin

mengaburkan menghilangkan obyek wakaf.

Selain itu nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah

Semarang mempunyai kewajiban sebagai berikut :

9 Uraian Tugas Nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, 2003.

69

a. Menyimpan lembar kedua salinan Akta Ikrar Wakaf yang merupakan

bukti autentik untuk mempertahankan tanah wakaf jika suatu saat

diperkarakan di Pengadilan.

b. Memelihara, mengurus dan memanfaatkan tanah wakaf serta berusaha

meningkatkan produktifitas hasilnya.

c. Menggunakan hasil-hasil tanah wakaf sebagaimana mestinya sesuai

dengan ikrar dan kehendak wakif.10

Di samping dibebani beberapa kewajiban, nadzir juga diberi hak untuk

memperoleh penghasilan sebagai imbalan atas jerih payahnya mengelola tanah

wakaf,11 sedang dalam penentuan upah disesuaikan dengan kadar

pekerjaannya. Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

ini ada yang menerima haknya untuk memperoleh imbalan dan ada juga yang

tidak mengambil haknya, dikarenakan mereka bekerja dengan ikhlas hati

dalam menjalankan tugas yang dibebankannya, mereka bekerja di jalan Allah

SWT semata-mata mengharap pahala-Nya, adapun dari nadzir yang mendapat

upah sesuai dengan upah standar yang telah ditentukan dan juga disesuaikan

dengan tugas yang dibebankan. Seperti ketua nadzir misalnya, dia diberi gaji

lebih dari yang lainnya karena tugas yang sangat berat, juga Kabid. Rumah

10 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.

11 Hadits dari Umar bin Khatab ketika mewakafkan tanahnya di Khaibar, beliau berkata “dibolehkan bagi orang yang mengelolanya untuk makan dari harta wakaf itu secara baik-baik atau memberi makan temannya yang tidak mampu”. Lihat juga Moh. Zuhri, et. al., Tarjamah Sunnan At Tirmidzi, Jilid 2, Semarang: C.V. Asy Syifa’, 1992, hlm. 734.

70

Tangga maupun Kabid. Keuangan diberi gaji yang disesuaikan dengan tugas

masing-masing. 12

Profesionalisme nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah

Semarang dalam pengelolaan tanah wakaf, adalah :

a. Mempunyai kemampuan pribadi yang memadai dalam kepemimpinan,

yang dapat dilihat dari :

1. Transparasi, dalam kepemimpinan yang profesional, transparasi

dilakukan oleh seorang pemimpin agar tidak terjadi penyelewengan

terhadap tanah wakaf.

2. Pertanggungjawaban umum, ini merupakan wujud dari pelaksanaan

sifat amanah dan jujur. Karena kepercayaan dan kejujuran memang

harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

3. Aspiratif (mau mendengar dan mengakomodasi seluruh dinamika

lembaga kenadziran). Seorang nadzir yang percaya mengelola tanah

milik umum harus mendorong terjadinya sistem sosial yang

melibatkan partisipasi banyak kalangan. Hal ini dilakukan untuk

menghindari terjadinya pola pengambilan keputusan secara sepihak

oleh kalangan elit kepemimpinan. Kaedah prinsip dalam gerakan yang

aspiratif merupakan cermin dari sifat adil dalam diri dan

lingkungannya.

b. Memiliki visi yang jelas.

12 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.

71

Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang memiliki

visi yang jelas dan terarah dalam pengelolaan tanah wakaf. Visi sangat

diperlukan karena untuk menggali potensi dan membuka peluang yang ada

dalam menambah nilai wakaf untuk kepentingan masyarakat banyak.

Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang dalam

mengembangkan tanah wakaf mempunyai visi selalu berusaha

mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan

pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.

c. Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial dan

pemberdayaan.

Kemampuan dalam kepemimpinan dan visi yang jelas sangat dipengaruhi

oleh kecerdasan yang dimiliki, dengan adanya kecerdasan yang tinggi

diharapkan nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

memiliki wawasan yang luas dan mampu menerapkan manajemen

perwakafan secara umum.

d. Mempunyai kemampuan yang memadai dalam bidang pengelolaan tanah.

Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang harus

menguasai dan mempraktekkan pengelolaan tanah wakaf secara memadai,

karena wakaf merupakan wahana mobilisasi sumber dana perekonomian

yang mempunyai kekuatan sosial yang cukup besar apabila dikelola secara

profesional.13

13 Ibid.

72

Untuk meningkatkan kemampuan nadzir di Yayasan Pendidikan Islam

Al Khoiriyyah agar pengelolaan sumber daya manusianya handal, diadakan

pembinaan yang bertujuan untuk :

1) Membentuk sikap dan perilaku nadzir wakaf, yaitu pemegang amanat

umat Islam yang mempercayakan tanah wakaf untuk dikelola secara baik

dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT kelak.

2) Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan para nadzir wakaf dalam rangka membangun kemampuan

manajeral yang tangguh, profesional dan bertanggung jawab.

3) Menciptakan pola pikir dalam memahami dan menerapkan pola

pengelolaan wakaf, baik dari segi peraturan perundang-undangan maupun

teknis manajerial sehingga lebih mudah diadakan kontrol.14

C. Nadzir dan Manajemen Pendayagunaan Tanah Wakaf di Yayasan

Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

1. Peranan Nadzir Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf di Yayasan

Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa pengelolaan suatu

perwakafan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan nadzir, hal ini disebabkan

karena berkembang tidaknya tanah wakaf, salah satu diantaranya sangat

tergantung pada nadzir. Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir

sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama sepakat bahwa wakif harus

14 Ibid.

73

menunjuk nadzir wakaf. Mengingat pentingnya nadzir dalam pengelolaan

wakaf maka nadzir ditetapkan sebagai dasar pokok perwakafan. Pengangkatan

nadzir ini ditujukan agar tanah wakaf terjaga dan terpelihara sehingga tanah

wakaf itu tidak sia-sia.

Sebagaimana telah disebutkan, bahwa nadzir adalah orang yang

diserahi tugas untuk mengurus dan memelihara tanah wakaf, dimana dia

berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan, membudidayakan potensi

wakaf dan melestarikan manfaat dan tanah yang diwakafkan bagi orang-orang

yang berhak menerimanya, jelas bahwa nadzir sangat berperan dalam

pengelolaan dan kelestarian tanah wakaf.

Dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf, nadzir dapat

melakukan dan menerapkan prinsip manajemen kontemporer dengan

menjunjung tinggi dan memegang kaidah al maslahah (kepentingan umum)

sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tanah wakaf dapat dikelola secara

profesional. Setiap aktivitas dalam organisasi tidak lepas dari manajemen.

Secara sederhana manajemen diartikan sebagai proses-proses

perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan,

pengawasan organisasi berdasarkan atas sumber daya manusia, finansial, dan

informasi, untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.15

Dengan demikian, nadzir tanah wakaf sebagai manajer perlu melakukan usaha

serius dan langkah terarah dalam mengambil kebijaksanaan berdasarkan

program kerja yang telah digariskan, sehingga kesan dan anggapan di dalam

15 M. Saefuddin, Ar, op. cit.

74

masyarakat bahwa pengelolaan tanah wakaf sebagai kerja sampingan dan asal-

asalan dapat dihilangkan.

Pengelolaan wakaf di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah

Semarang dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :

1) Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam lembaga kenadziran ini bersifat situasional yang

bertujuan untuk kepentingan umat serta memiliki sistem kontrol yang

cukup memadai, yaitu selalu mengadakan evaluasi setiap bulan.

2) Pengelolaan operasional

Yang dimaksud dengan operasional pengelolaan wakaf adalah batasan

atau garis kebijaksanaan dalam mengelola wakaf agar menghasilkan

sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak.

Dalam istilah manajemen dikatakan bahwa yang disebut dengan

pengelolaan operasional adalah proses-proses pengambilan keputusan

berkenaan dengan fungsi operasional. Pengelolaan operasional ini terasa

sangat penting dan menentukan berhasil tidaknya manajemen atau

pengelolaan secara umum. Adapun standar operasional itu meliputi

seluruh rangkaian program kerja yang dapat menghasilkan sebuah produk,

yaitu berupa yayasan pendidikan.

3) Sistem keuangan

Penerapan sistem keuangan yang baik dalam sebuah proses manajemen

atau pengelolaan lembaga kenadziran sangat berkaitan dengan akuntansi

yang merupakan salah satu sumber informasi dalam pengambilan

75

keputusan bisnis. Sistem keuangan di Yayasan Pendidikan Islam Al

Khoiriyyah Semarang setiap ada pemasukan dan pengeluaran keuangan

yayasan harus dipersetujui oleh pengurus yayasan (nadzir). Dan apabila

ada fasilitas lain dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan, misalnya adanya kantin, yang berhak menggunakan dan

mengelola kantin adalah guru atau karyawan dengan batas dua periode

pergantian.

Adapun sumber dana yang diperoleh dari Yayasan Pendidikan

Islam Al Khoiriyyah Semarang adalah sebagai berikut :

1. Syahriyyah (SPP)

Dana ini setiap bulannya memperoleh uang sebesar Rp 76.000.000, 00.

Dana tersebut digunakan untuk membayar gaji guru dan karyawan dan

untuk membayar biaya-biaya operasional yayasan.

2. Bantuan yang tidak mengikat.

Dana ini diperoleh dari sumbangan-sumbangan para donatur.16

4) Kehumasan

Peran kehumasan dalam mengelola tanah wakaf dianggap penting karena

memiliki fungsi sebagai berikut :

a) Memberi kepercayaan kepada para calon wakif bahwa tanah wakaf

yang dikelola oleh nadzir Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah

Semarang betul-betul dapat dikembangkan dan hasilnya untuk

kepentingan dalam bidang pendidikan.

16 Wawancara dengan Bapak Al Farobi, Seksi Keuangan, pada tanggal 15 Desember 2005.

76

b) Menyakinkan kepada para calon wakif yang tadinya tidak tertarik

untuk mewakafkan tanahnya menjadi tertarik, karena tanah yang

diwakafkan di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah dapat dikelola

secara baik dan bertanggung jawab.

c) Memperkenalkan kepada para calon wakif bahwa mewakafkan

tanahnya bukan hanya untuk mencari pahala, tetapi juga untuk

memberikan kesejahteraan masyarakat banyak.17

Bentuk pengelolaaan wakaf di Yayasan Pendidikan Islam Al

Khoiriyyah Semarang agar terbentuk kepercayaan yang baik dari wakif

maupun penerima wakaf dilakukan dengan cara :

1. Penampilan, dengan tindakan yang santun, ramah dan tidak

membohongi wakif, serta masyarakat penerima wakaf.

2. Pelayanan, memberikan pelayanan yang baik dengan tidak menyakiti

para wakif maupun penerima wakaf.

3. Pemuasan, dengan kerja yang rapi, profesional dan bertanggung jawab

terhadap para wakif atau para penerima wakaf akan menjadikan

pengelolaan wakaf semakin bertambah sempurna.18

Peran nadzir dalam pengelolaan tanah wakaf di Yayasan Pendidikan

Islam Al Khoiriyyah Semarang adalah sebagai pengelola dan mengembangkan

tanah wakaf agar berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki wakif yaitu

keberadaan tanah wakaf diperuntukan sebagai sarana pendidikan, maka nadzir

17 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit. 18 Ibid.

77

juga berusaha memperdayakan dengan sebaik-baiknya tanah wakaf dengan

cara mengelola, membangun, melengkapi sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh lembaga pendidikan dengan menjaga dan meningkatkan

kualitas pendidikan yang ada agar dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Faktor suksesnya manajemen atau pengelolaan tanah wakaf di

Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang, antara lain :

a) Kepedulian pada dunia kependidikan

Meskipun Bapak Mas’ud Murodi bukan lulusan sarjana, tetapi kepedulian

pada dunia kependidikan sangat besar, setiap ada rapat kepengurusan

selalu aktif dan ikut serta dalam mencetuskan ide-ide baru.

b) Sejak Bapak Mas’ud Murodi menjadi nadzir selalu ada evaluasi bulanan.

c) Mempertahankan agama menjadi menu utama dan pelajaran umum tidak

boleh kalah dengan yang lain.

d) Mempertahankan kualitas didukung kedisiplinan oleh semua pihak, baik

guru maupun siswa.

e) Menyadari bahwa semua pihak harus siap bekerja keras.19

2. Peranan Nadzir Dalam Pengawasan Tanah Wakaf

Di samping pengelola, mengurus tanah wakaf, nadzir juga berperan

sebagai pengawas tanah wakaf. Secara etimologi kata pengawasan (supervisie)

merupakan istilah yang dalam bahasa inggrisnya supervision terdiri dari dua

19 Ibid.

78

kata, yaitu super dan vision, yang berarti melihat dengan teliti pekerjaan

secara keseluruhan.20

Menurut Dalton dan Lawrence, pengawasan dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu organisasi, pengawasan sosial dan pengawasan individual.

Pengawasan organisasi bersumber pada rencana dan tujuan organisasi.

Pengawasan sosial didasarkan atas komitmen atau ikatan janji (kesanggupan)

seseorang untuk melakukan gagasan kelompok yang telah menjadi norma

kelompok dan digunakan sebagai pedoman bertindak dan berbuat setiap

anggota kelompok. Pengawasan diri atau istilah populernya motivasi, yang

pada dasarnya untuk mengontrol, mengarahkan, memotivasi dan memimpin

tindakannya.21

Pengawasan juga dibedakan antara pengawasan pencegahan (reventif)

dan pengawasan pasca fakta (post pactum). Pengawasan pencegahan bertujuan

untuk menghindari penyimpangan sebelum tindakan dilakukan, agar tidak

menyimpang dari standar yang ditentukan. Sedang pengawasan pasca fakta

bertujuan mengecek atau mencari ada tidaknya penyimpangan dari standar

setelah sesuatu berlaku.22

Peranan nadzir dalam pengawasan tanah wakaf di Yayasan Pendidikan

Islam Al Khoiriyyah Semarang adalah mengawasi kemanfaatan tanah wakaf

20 Departemen Agama R.I., Kepengawasan Kependidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2005, hlm. 2.

21 Ibid, hlm. 4. 22 Ibid.

79

dan mengamankan keberadaan tanah wakaf tersebut agar tidak terjadi

peralihan status tanah atau peralihan hak milik dengan cara :

a. Berusaha mensertifikatkan tanah wakaf yang belum disertifikatkan.

b. Menyimpan/mengarsipkan sertifikat tanah di yayasan.23

Dilihat dari posisi nadzir sebagai pihak yang bertugas untuk

memelihara dan mengurusi tanah wakaf mempunyai kedudukan yang penting

dalam perwakafan. Sedemikian pentingnya kedudukan nadzir dalam

perwakafan sehingga berfungsi tidaknya wakaf bagi mauquf ‘alaih sangat

tergantung pada nadzir wakaf. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa nadzir

mempunyai kekuasaan mutlak terhadap tanah wakaf yang diamanahkan

kepadanya.

Pada umumnya para ulama telah sepakat bahwa kekuasaan nadzir

wakaf hanya terbatas pada pengelolaan wakaf untuk dimanfaatkan sesuai

dengan tujuan wakaf yang dikehendaki wakif. Asaf A.A. Fyzee berpendapat,

sebagaimana dikutip oleh Dr. Uswatun Hasanah, bahwa kewajiban nadzir

adalah mengerjakan segala sesuatu yang layak untuk menjaga dan mengelola

harta wakaf. Sebagai pengawas harta wakaf, nadzir dapat mempekerjakan

beberapa wakil atau pembantu untuk menyelenggarakan urutan-urutan yang

berkenaan dengan tugas dan kewajiban, maka nadzir bisa berupa perorangan

maupun nadzir berbadan hukum.24

23 Wawancara Dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit. 24 Departemen Agama R.I., Fiqih Wakaf, Jakarta: Proyek Peningkatan Pemberdayaan

Wakaf, 2004, hlm. 66.

80

Nadzir di Yayasan Pendidikan Islam Al Khoiriyyah Semarang yang

berbentuk badan hukum merupakan sesuatu organisasi yang di dalamnya

terdapat struktur kepengurusan dan memiliki wakil-wakil yang dipekerjakan

untuk membantu tugas-tugasnya memiliki peranan dalam pengawasan

terhadap tanah wakaf yang digunakan sebagai lembaga pendidikan, antara

lain:

1. Mengadakan rapat tiap sebulan sekali pada tanggal 15, sebagai sarana

untuk evaluasi terhadap kinerja nadzir.

2. Mengadakan pengawasan terhadap Kepala Sekolah dan Stafnya, dalam hal

ini sebagai pegawai dalam pengelolaan sumber dana keuangan dengan

meminta laporan bulanan.

3. Memotivasi dan memberikan informasi terhadap perkembangan dan

perberdayaan lembaga pendidikan.25

25 Wawancara Dengan Bapak Ahmad Zubaidi, op. cit.