23
71 Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan menggunakan paradigma kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, karena dalam penelitian sosial tidak selalu dapat digeneralisir seperti halnya ilmu eksak. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam subjek penelitian. Seperti diketahui ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia yang bersifat dinamis karena dipengaruhi potensi-potensi berpikir, emosi, pengalaman seseorang, kondisi sosial budaya, nilai-nilai yang berlaku dan dianut akan sangat berpengaruh pada hasil penelitian. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan memahami permasalahan yang terjadi di kalangan penyalahgunaan narkotika, aturan yang berlaku dalam komunitas mereka dalam situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap dan pandangan- pandangan mereka. Penelitian ini mencoba mengamati kehidupan para pengguna narkotika dan memahami secara lebih mendalam semua hal yang berkaitan dengan kehidupan mereka selama kurang lebih delapan bulan. Penelitian ini mencoba mengesampingkan semua prasangka dan berusaha semampunya mencari informasi termasuk ungkapan-ungkapan perasaan, dan harapan-harapan mereka. Guba dan Lincoln (1981:248) mengetengahkan tujuh karakteristik yang menjadikan manusia sebagai instrument penelitian, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIANrepository.upi.edu/9348/4/t_ips_0809614_chapter3.pdf · metode penelitian studi kasus, karena dalam penelitian sosial tidak selalu

  • Upload
    ledang

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

71 Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan paradigma kualitatif dengan

metode penelitian studi kasus, karena dalam penelitian sosial tidak selalu dapat

digeneralisir seperti halnya ilmu eksak. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam

subjek penelitian. Seperti diketahui ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku

manusia yang bersifat dinamis karena dipengaruhi potensi-potensi berpikir, emosi,

pengalaman seseorang, kondisi sosial budaya, nilai-nilai yang berlaku dan dianut

akan sangat berpengaruh pada hasil penelitian.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan

memahami permasalahan yang terjadi di kalangan penyalahgunaan narkotika,

aturan yang berlaku dalam komunitas mereka dalam situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap dan pandangan-

pandangan mereka. Penelitian ini mencoba mengamati kehidupan para pengguna

narkotika dan memahami secara lebih mendalam semua hal yang berkaitan

dengan kehidupan mereka selama kurang lebih delapan bulan.

Penelitian ini mencoba mengesampingkan semua prasangka dan berusaha

semampunya mencari informasi termasuk ungkapan-ungkapan perasaan, dan

harapan-harapan mereka. Guba dan Lincoln (1981:248) mengetengahkan tujuh

karakteristik yang menjadikan manusia sebagai instrument penelitian, yaitu:

72

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Sifatnya yang responsif

2. Adaptif

3. Lebih holistik

4. Kesadaran pada konteks tak terkatakan

5. Mampu memproses segera

6. Mampu mengejar klarifikasi dan mampu meringkas segera

7. Mampu menjelajahi jawaban ideosinkretik dan mampu mengejar pemahaman

yang lebih mendalam.

Penelitian kualitatif sebagaimana yang didefinisikan oleh Bogdan dan

Taylor (1975: 4), yaitu :

Refers to research procedures with procedure descriptive data : people‟s

own written or spoken words and the observable behavior. This approach,

direct itself at scvetting and the individuals within those setting and the

study, be it an organization or an individual, is not reduced to an isolated

variable or to a hypothesis, but is viewed instead as part of a whole.

Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau

piknik, ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa

yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki latar/setting, dengan cara

membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berpikir dan melihat subjek

juga aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, serta melakukan wawancara. Pada

tahap observasi mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasa dan

ditanyakan. Semua informasi baru diperoleh masih dikenal serba sepintas. Setelah

terjun ke lapangan, proses selanjutnya adalah tahap reduksi / fokus. Pada tahap ini

semua informasi yang diperoleh dari tahap pertama direduksi. Tahap reduksi ini

berkaitan dengan menyortir data serta cara memilih mana data yang menarik,

penting, berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan (Miles &

Huberman, 1986: 36). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka data-data

tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai katagori yang ditetapkan

73

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebagai fokus penelitian. Kemudian tahap selanjutnya dilakukan analisis yang

mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, menemukan tema dengan

cara memfokuskan data yang diperoleh menjadi suatu bangunan pengetahuan

yang baru. Hasil akhir dari penelitian ini, bukan sekedar menghasilkan data atau

informasi yang sulit dicari, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-

informasi yang bermakna.

Permasalahan sosial yang dipilih sebagai tema penelitian ini adalah sebuah

realitas sosial yang membutuhkan pemahaman sehingga dalam pengumpulan data

dilakukan wawancara secara langsung dan observasi untuk mencari pemahaman

tersebut. Paradigma penelitian kualitatif berpandangan bahwa realitas sosial tidak

dapat dipisahkan dari pikiran dan persepsi subjek (orang yang diteliti maupun

peneliti).

Realitas sosial merupakan hasil konstruksi manusia. Karena setiap orang

memiliki pandangan, pengalaman, atau makna yang berbeda tentang suatu

peristiwa maka mereka bebas melakukan konstruksi dan memberi interpretasi

tentang realitas secara subjektif. Untuk itulah penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif, dan untuk mengkaji masalah penelitian dipilih jenis studi

kasus. Hal ini disebabkan karena metode pemilihan kualitatif lebih manusiawi

bagi manusia sebagai instrument penelitian. Teknik pengumpulan data seperti

wawancara, observasi dan dokumentasi, juga analisisnya lebih merupakan

ekstensi dari perilaku manusia, seperti mendengarkan, berbicara, melihat,

berinteraksi, bertanya, minta penjelasan, mengekspresikan kesungguhan dan

74

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menangkap yang tersirat/tersembunyi (tacit knowledge.) Dari lapangan dapat

terungkap seberapa dalam informasi dan makna dapat dimunculkan. Dalam

paradigma ini memahami sebuah realitas tanpa membawa alat ukur.

Creswell (1998: 40) menjelaskan tentang studi kasus yang menunjuk

kepada kajian yang terikat waktu dan tempat tertentu, serta didukung bahan

kontekstual berkaitan dengan setting kasus tersebut. Data dikumpulkan dari

berbagai sumber untuk mengungkapkan gambaran mendalam mengenai kasus

tersebut. Studi kasus dapat juga dijelaskan sebagai eksplorasi tentang “sistem

terbatas” (bounded system) atau dapat juga beberapa kasus yang telah melewati

waktu tertentu, melalui pengumpulan data secara mendalam yang berasal dari

berbagai sumber informasi.

B. PEMILIHAN INFORMAN PENELITIAN

Teknik sampling adalah merupakan teknik pemilihan informan penelitian.

Untuk menentukan informan yang akan digunakan dalam penelitian ini yang

digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan informan yang akan menjadi sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mengenai keadaan yang sedang terjadi, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan untuk menjelajahi

subjek / gejala yang diteliti.

75

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lincoln dan Guba (1985: 247) mengemukakan bahwa :

“Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling.

It is based on informational, not statistical considerations. Its purpose is to

maximize information, not to facilitate generalization”.

Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistic) sangat berbeda dengan

penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif). Dalam penelitian

kualitatif, penentuan sampel penelitian tidak didasarkan perhitungan statistik.

Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum,

bukan untuk digeneralisasikan.

Karena itu, menurut Lincoln dan Guba (1985: 247), dalam penelitian

naturalistik spesifikasi informan tidak dapat ditentukan sebelumnya. Sedangkan

ciri-ciri khusus informan purposive, yaitu :

1. Emergent sampling design / sementara.

2. Serial selection of sample units / menggelinding seperti bola salju

(snowball).

3. Continuous adjustment or focusing of the sample / disesuaikan dengan

kebutuhan.

4. Selection to the point of redundancy / dipilih sampai jenuh.

Seperti telah dikutip di atas, besarnya informan purposif ditentukan oleh

pertimbangan informasi. Seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985: 247)

bahwa : “If the purpose is to maximize information, then sampling is terminated

when no new information is forth-coming from newly sampled units; this

redundancy is the primary criterion”. Dalam hubungan ini Nasution (1988: 248)

menjelaskan bahwa penentuan unit informan (responden) dianggap telah memadai

76

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

apabila telah sampai kepada taraf “redundancy” (datanya telah jenuh), ditambah

informan tidak lagi memberikan informasi yang baru, artinya bahwa dengan

menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh

tambahan informasi baru yang berarti.

Bila pemilihan sampel atau informan benar-benar menguasai situasi sosial

yang diteliti (subjek), hal itu merupakan keuntungan, karena tidak memerlukan

banyak informan lagi, sehingga penelitian cepat selesai. Jadi yang menjadi

kepedulian dalam penelitian ini adalah “tuntasnya” perolehan informasi dengan

keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya informan sumber data.

(Miles & Huberman, 1986: 41-42)

Gambar 3.2. Proses pemilihan informan sumber data sampai kepada subjek

penelitian para pengguna dan mantan pengguna narkotika.

A

F

C

I

K

D

E

J

G

H

B

77

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan gambar 3.2 tersebut dapat dijelaskan bahwa : peneliti telah

merencanakan A sebagai orang pertama dari data yang diperoleh. Informan

pangkal ini dipilih orang yang dapat “membukakan pintu” untuk mengenali

keseluruhan medan secara luas, atau memberikan petunjuk untuk mendapatkan

informan lain yaitu B. Selanjutnya dapat diperoleh informasi dari D, E, F dan

seterusnya dalam hal ini sebagai subjek penelitian. Setelah dirasa jenuh, maka

penelitian pun dihentikan karena sudah tidak dapat memberikan informasi

lainnya. Penelitian ini mengambil enam orang informan dari beberapa instansi,

yaitu Dinas Sosial, Kepolisian, Lembaga Permasyarakatan, Badan Narkotika

Kabupaten, Bappeda Kabupaten Indramayu, Panti Rehabilitasi, sebagai informan

pangkal. Informan pokok ada delapan orang para pengguna dan mantan pengguna,

yang kemungkinan akan bertambah sesuai keadaan di lapangan.

Wawancara dengan informan pangkal dan informan pendukung lainnya

sebagai perwakilan dari masyarakat yaitu pihak-pihak terkait dari Dinas Sosial,

Kepolisian, Badan Narkotika Kabupaten, dan Lembaga Pemasyarakatan, juga

dengan subjek penelitian dalam hal ini para korban penyalahgunaan narkotika di

lokasi penelitian yang dipilih. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data-data

yang akurat mengenai pengetahuan mereka tentang narkotika itu sendiri (termasuk

dampaknya yang akan diperoleh), latar belakang kehidupan sosial ekonomi

mereka, sampai dengan memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang

mereka hadapi, demikian seterusnya, sehingga akan terjadi menggelinding seperti

bola salju (snowball).

78

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. INSTRUMEN DAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA

Sesuai metode dan karakteristik penelitian kualitatif, maka instrumen

utama penelitian adalah peneliti sendiri dibantu oleh pedoman wawancara secara

terbuka. Dalam hal ini, peneliti sebagai “human instrument” berperan sebagai

perencana, penentu fokus penelitian, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,

penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Dalam melakukan kegiatan di lapangan peneliti menggunakan catatan

lapangan (field notes). Karena peneliti sebagai instrumen penelitian harus

berupaya semaksimal mungkin bersikap dan berperilaku sebagai berikut : (1)

mengkoordinir pengambilan informasi dari subjek penelitian, (2) menghindari

perilaku dan pembicaraan yang tidak pasti tentang kepribadian yang menjadi

subek penelitiannya, (3) menghindari kompetisi dengan subjek penelitian, (4)

bersikap jujur, dan (5) menjaga kerahasiaan data yang disampaikan.

Dengan demikian diharapkan data yang terkumpul memiliki tingkat

kepercayaan yang cukup meyakinkan sehingga hasil penelitian yang diperoleh

memenuhi syarat untuk penelitian kualitatif.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi yang alamiah) dengan teknik pengumpulan data lebih

79

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara

mendalam (in depth interview) dan dokumentasi baik data primer (data utama)

maupun data sekunder (data penunjang).

1. Observasi (pengamatan)

Nasution (1982: 123) mengatakan bahwa: “observasi dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam

kenyataannya”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan

memahami makna dari perilaku tersebut.

Dengan demikian, bahwa instrumen penelitian ialah peneliti itu sendiri,

yang terlebih dahulu perlu sepenuhnya memahami dan adaptif dalam situasi

(Garna, 1990: 5). Dari pendapat Patton dalam Nasution (1988: 257), melalui

observasi, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga

memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang

diteliti yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas). Dalam hal

ini, peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas penyalahgunaan narkotika oleh

sekelompok orang yang ada di sekitar Kabupaten Indramayu. Untuk menjadikan

aktivitas penyalahgunaan narkotika tersebut sebagai sumber pembelajaran IPS,

maka dilakukan pengamatan secara mendalam terhadap para pengguna yang

masih mengkonsumsi narkotika dan menggali pengalaman langsung dari para

mantan. Data-data pendukung diperoleh antara lain dari Dinas Sosial Kabupaten

Indramayu, Polres Indramayu dan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten

Indramayu.

80

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang efektif di

dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara

menggunakan komunikasi dua arah antara peneliti dan responden, yaitu pihak-

pihak yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti

mengadakan wawancara dengan para pengguna dan mantan pengguna, juga

dengan informan pangkal yang membukakan jalan kepada para pengguna, dengan

perwakilan masyarakat di Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, Polres Indramayu

dan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Indramayu. Materi yang digali dalam

wawancara adalah segala hal yang berkaitan dengan penanganan penyalahgunaan

narkotika sebagai penyimpangan sosial masyarakat, yaitu seputar keadaan

ekonomi, kebiasaan, status dan peran sosial orangtua, serta pertanyaan yang

bersifat pribadi mengenai kehidupan masa lalu, mengapa dan kapan mulai

menggunakan narkotika.

Penjelasan di atas sejalan dengan Esterberg (2002) yang mendefinisikan

wawancara sebagai berikut: “a meeting of two persons to exchange information

and idea through question and responses, resulting in communication and joint

construction of meaning about a particular topik”. Wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data saat

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan

81

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang akan diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih

mendalam. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi.

Dalam wawancara, peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur

(unstructured interview). Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanya.

Hasil wawancara yang relevan dijadikan sumber dan dikemas menjadi

materi pembelajaran IPS. Perolehan data terbanyak sebagai sumber pembelajaran

yaitu hasil wawancara dengan para mantan pengguna yang telah menjalani

program rehabilitasi sehingga lebih dapat memberikan relevansi dan pemahaman

positif bagi para siswa.

3. Studi dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penggunaan

teknik studi dokumentasi ini dimaksudkan untuk melengkapi data / informasi

yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, dengan cara menelusuri,

mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang bersifat permanen dan

tercatat agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Data-data yang

82

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain laporan ungkap kasus narkotika dari

Kepolisian Kabupaten Indramayu dan Undang-undang Narkotika No 35 tahun

2009.

4. Administrasi Pembelajaran IPS

Peneletian ini melakukan teknik pengumpulan data primer terhadap kasus,

serta menganalisis pembelajaran IPS yang dilaksanakan di sekolah. Setelah

melakukan sejumlah observasi dan wawancaraca dengan para informan serta

mengkaji beberapa dokumentasi, penelitian dilanjutkan dengan melakukan uji

coba kepada siswa di dalam kelas untuk materi-materi yang telah diteliti. Aplikasi

di sekolah dengan mebuat rancangan soal-soal pemahaman berikut analisis

kelompok atas dan bawah serta dan analisis butir soalnya. Untuk mengukur

pemahaman diberikan soal-soal yang sama saat pretest dan posttest, yang diambil

dan dikembangkan dari hasil wawancara dengan para informan pokok dan

informan pangkal. Adapun materi yang dianalisis dalam soal adalah permasalahan

seputar narkotika, seperti dampak dan pencegahan serta sedikit mengupas tentang

undang-undang narkotika. Pembelajaran IPS yang dilakukan meliputi proses

kegiatan secara runtut mulai dari perencanaan dengan mempersiapkan rencana

pembelajaran dengan materi yang telah diteliti yaitu penyalahgunaan narkotika

sebagai penyimpangan sosial, melakukan proses kegiatan inti dengan metode dan

strategi yang relevan, dan melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil dari

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk mendapatkan hasil yang

diharapkan, dilakukan penanaman pendidikan nilai-nilai yang diperlukan bagi

83

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa agar terhindar dari perilaku penyimpangan sosial yang diakibatkan oleh

penyalahgunaan narkotika.

D. TAHAP PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan untuk keperluan studi ini adalah berbagai hal

mengenai :

1. Latar belakang umum dan psikologis subjek penelitian, mengenai beberapa hal

yang menyangkut kehidupan pribadi mereka, seperti :

a. Kondisi keluarga.

b. Masa lalu kehidupannya.

c. Saat pertama kali mulai mencoba narkotika.

d. Latar belakang (alasan) menggunakan narkotika.

e. Reaksi/tanggapan keluarga setelah mengetahui subjek terlibat narkotika.

f. Subjek memikirkan atau tidak resiko yang akan diterimanya setelah terjun

dalam dunia gelap narkotika.

g. Subjek menikmati/menyenangi/membiarkan keadaannya.

2. Latar belakang sosial-ekonomi subjek penelitian, mengenai kondisi keluarga

dan diri sendiri, seperti :

a. Pekerjaan dan penghasilan keluarga (orang tua)

b. Status sosial orang tua atau keluarga di masyarakat

c. Pendidikan dan keterampilan subjek penelitian

84

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Latar belakang kultural subjek penelitian, mengenai lingkungan tempat mereka

berasal dan dimana mereka tinggal, seperti :

a. Kebiasaan atau budaya yang sudah berlangsung di lingkungan subjek

penelitian.

b. Suasana dan hubungan antar keluarga di rumah.

c. Pergaulan di antara sesama anak-anak dan remaja.

d. Sikap dan tindakan dari masyarakat terhadap kegiatan para pengguna

narkotika.

Untuk memperoleh data yang diharapkan, dilakukan tahap seperti yang

dilakukan oleh Miles & Huberman (1986: 38) menjelaskan tahapan pengumpulan

data dalam melakukan penelitian yaitu pertama selalu dimulai dari lokasi

penelitian dengan melakukan observasi yang diperkuat melalui wawancara

dengan para subjek penelitian. Dengan terjun langsung ke lokasi, dapat melihat

bagaimana subjek berinteraksi sosial dengan lingkungan sosio-kulturalnya seperti

keluarga, sekolah, dan peer groupnya. Observasi dilakukan terus menerus baik

sebelum maupun sesudah wawancara dilakukan. Selanjutnya adalah melakukan

pencatatan (record) dari semua peristiwa utama yang telah terjadi. Selain

pengumpulan data-data primer (utama), juga melakukan pengumpulan data-data

sekunder (penunjang), melalui studi dokumentasi dan literatur dari laporan-

laporan dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penyalahgunaan

narkotika khususnya yang terjadi di Kabupaten Indramayu.

85

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. VALIDITAS

Guba dalam Noeng Muhadjir (1996: 126) menjelaskan ada tiga teknik

untuk menguji terpercayanya temuan, yaitu: a) memperpanjang waktu tinggal

dengan mereka, b) observasi lebih tekun, dan c) menguji secara triangulasi.

Sedangkan Creswell (1997: 213) menyatakan, “He expands on two procedural

concept: triangulation and member checking. He suggest that triangulation of

information-searching for convergence of information-relates directly to “data

situations” in developing in a case study..

Untuk tingkat kredibilitas setiap informasi yang diperoleh dalam penelitian

ini mesti mendapatkan pembenaran dari sumber informasinya maupun sumber

lain. Untuk itu dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Informasi yang terkumpul dalam catatan lapangan melalui wawancara,

dikofirmasikan secara langsung kepada responden untuk memperoleh

pembenaran juga koreksi atau kritik, dan responden lainnya memungkinkan

lebih lengkapnya dan menjamin keabsahan informasi tersebut. Tahap ini

biasanya disebut tahapan member check yang dilakukan untuk memeriksa

kebenaran data. Member check merupakan kegiatan yang tidak dapat

diabaikan, karena merupakan langkah pengecekan ulang data yang telah

diperoleh peneliti dari responden.

2. Kegiatan berikutnya adalah menginformasikan hasil penelitian sementara

kepada sumber data untuk memperoleh kebenaran data dan informasi, juga

86

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk mendekati ketuntasan bagi pengelolaan data selanjutnya. Kemudian

melakukan triangulasi dengan teman sejawat untuk memperoleh respons dan

kritik ilmiah. Menurut Nasution (1996: 32) “triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data

sebagai pembanding yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan

data.”

3. Dari data yang dikumpulkan baru dianggap baik dan valid manakala ada

penguat, untuk itu peneliti melakukan bimbingan dan meminta tambahan

rujukan dari para pembimbing sebagai expert opinion agar lebih menguatkan

untuk mengangkat kasus penyalahgunaan narkotika ini ke dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah.

F. ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dari berbagai sumber dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan

secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data kualitatif, Miles & Huberman (1986: 49) menyatakan bahwa:

“The ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them

from the beginning”. (Model yang ideal untuk pengumpulan data dan analisa

adalah peristiwa yang terjadi terhadap mereka dari awal). Sebagaimana lazimnya,

penelitian naturalistik diolah dan dianalisis sepanjang penelitian berlangsung, jadi

sejak studi pendahuluan dan tahapan pengumpulan data, analisis data sudah

87

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan, juga setelah selesai di lapangan. Kegiatan menganalisis data dalam

penelitian merupakan suatu pekerjaan penting untuk dilakukan, karena melalui

kegiatan tersebut peneliti akan mendapatkan makna terhadap data yang

dikumpulkan.

Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan kebenaran atau menolak

hipotesis yang dibuat sebelumnya melainkan membuat abstraksi ketika fakta-fakta

khusus terkumpul dan dikelompokkan bersama-sama. Hal ini disebabkan karena

penulis mengamati situasi yang terjadi dan mengangkatnya menjadi suatu kasus

yang layak untuk diteliti dan dianalisis. Dalam hal ini Nasution (1988: 275)

menyatakan bahwa “analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian.”

1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data

sekunder yang akan digunakan untuk fokus penelitian, antara lain dari Dinas

Sosial, BNK dan Polres Kabupaten Indramayu, namun demikian, fokus penelitian

itu masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan

selama berada di lapangan.

2. Analisis data di lapangan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

88

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Respondennya adalah sumber data primer yaitu para pengguna

(dua orang wanita), mantan pengguna narkotika (enam orang pria) dan mantan

pengguna sekaligus pengedar eksnarapidana (satu orang pria). Bila jawaban

mereka setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang

dianggap kredibel. Miles and Huberman dalam Moleong (2007: 287),

mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh.” Aktivitas dalam analisis data itu adalah reduction, data display dan

conclusion drawing/verification.

Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut :

(Sumber : Moleong,2007: 287)

Gambar 3.3. Komponen Analisis Data Model Interaktif

Data

Collection

Data

reduction

Data

Display

Conslusions:

Drawing/verifying

89

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti mengurangi, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, selanjutnya mencari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan

pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, peneliti harus terus

berpegang pada tujuan utama yang akan dicapai dalam penelitian ini.

Dalam melakukan reduksi data, peneliti tetap mendiskusikannya dengan

para pembimbing sebagai „expert opinion‟ atau pakar di bidangnya seperti

yang penulis lakukan, sehingga dapat menambah wawasan untuk

mengembangkan pengembangan teori yang signifikan.

b. Data display (penyajian data)

Display data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan data berdasarkan

hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya peneliti

melakukan klasifikasi data dengan melakukan kegiatan menyusun,

memadatkan dan memasang informasi sesuai dengan jenis, karakteristik

dan bidang kajian. Kemudian peneliti menyusun draft. Pada awalnya

secara garis besar dan kasar, meliputi judul dan sub-judul, selanjutnya

diperhalus sesuai dengan langkah-langkah a) Menggolongkan data, b)

Memilah-milah data primer, sekunder dan lainnya, c) Memilih data yang

tingkat keterhandalannya tinggi dari yang tingkat keterhandalannya

rendah, d) Mencari data pendukung bagi data yang tingkat

90

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keterhandalannya rendah. Data display ini dilakukan untuk mempermudah

melihat gambaran penelitian secara menyeluruh atau bagian-bagian

tertentu dari hasil penelitian. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, flowchart dan sejenisnya. dalam penelitian ini

penulis menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion drawing/verification

Peneliti melakukan verifikasi atau memberi makna dari data yang

dikumpulkan. Pemberian penafsiran atau makna ini dihubungkan dengan

konsep pendukung berkenaan dengan upaya penanganan penyalahgunaan

narkotika sebagai penyimpangan sosial masyarakat. Verifikasi dilakukan

dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hipotesis dan

sebagainya. Kesimpulan awal penelitian masih bersifat sementara, karena

masih sangat tentatif dan kabur. Agar diperoleh kesimpulan yang lebih

mantap, kesimpulan senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung.

3. Analisis data setelah selesai dari lapangan

Proses penelitian kualitatif setelah memasuki lapangan, dimulai dengan

menetapkan seeorang informan kunci “key informan” yang merupakan informan

yang mampu dipercaya untuk “membukakan pintu” kepada peneliti untuk

memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada

informan dan mencatat hasil dan menganalisisnya. Selanjutnya peneliti

mengajukan pertanyaan kontras dengan tema-tema sosial budaya yaitu “apakah

91

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

selama ini pembelajran IPS telah mampu memberikan pemahaman mengenai

bahaya penyalahgunaan narkotika kepada para siswa?” Kemudian menuliskan

laporan hasil penelitian.

G. TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN

Tahap penelitian yang dimaksud disini adalah aktivitas yang dilakukan

secara berurut dari awal sampai akhir penelitian, yang nantinya memberikan

gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data,

analisis dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan penanganan

penyalahgunaan narkotika sebagai penyimpangan sosial masayarakat di

Kabupaten Indramayu.

Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat

tahap, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moleong (2004:85), yaitu :

1. Tahap pralapangan

Pralapangan adalah kegiatan awal yang dilakukan pada penelitian, meliputi

tujuh kegiatan: (1) menyusun rancangan penelitian atau usulan penelitian, (2)

memilih lapangan penelitian untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan

kenyataan yang ada di lapangan, (3) mengurus perizinan untuk pelaksanaan

penelitian, (4) menjajagi dan menilai keadaan lapangan atau orientasi lapangan,

(5) memilih dan memanfaatkan informan, (6) menyiapkan perlengkapan

penelitian, dan (7) persoalan etika penelitian.

92

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahapan pekerjaan lapangan atau pelaksanaan studi adalah kegiatan yang

dilakukan peneliti di lokasi penelitian, yakni pengumpulan data melalui teknik-

teknik yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur penelitian dan kondisi

lapangan, meliputi: (1) memahami latar penelitian dan persiapan diri, (2)

memasuki lapangan, dan (3) berperan serta sambil mengumpulkan data. Kegiatan

ini dilakukan di SMP N 3 Balongan. Dalam melakukan penelitian ini,

dikembangkan berbagai macam rubrik penelitian yang nantinya dapat membantu

pelaksanaan proses pembelajaran dari sekolah. Peneliti mencoba menuangkan

hasil penelitian ini untuk dijadikan sumber dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan model reflective inquiry yang mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan atau decision making skill. Kemampuan ini berfungsi saling

melengkapi dengan kemampuan memecahkan masalah atau problem solving. yang

dikembangkan dalam pengajaran ilmu sosial yang berorientasi pada karakter ilmu

sosial.

3. Tahap analisis data

Proses analisis data dimulai dengan menela’ah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen pribadi dan

dokumen resmi. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai dengan kaidah

pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil

wawancara yang diperoleh dari para informan lalu mengemasnya ke dalam soal-

93

Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

soal katagori pemahaman (C2) yang akan diberikan kepada siswa dalam

pembelajaran di kelas.

4. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan

kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan pengumpulan

data, analisa data dilakukan secara terus-menerus selama proses penelitian sampai

data yang diperlukan terkumpul, pengolahan data berupa laporan awal setelah

membandingkan data empirik dengan teoritik, dan pengolahan data sebagai

laporan akhir yang dilakukan setelah data yang diperlukan lengkap terkumpul.