Upload
vunguyet
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain adalah:
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif yang
menempatkan empat sampai lima orang siswa dengan nilai yang berbeda
dalam sebuah kelompok belajar dan diikuti dengan pemberian bantuan
individual bagi peserta didik yang memerlukannya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
kognitif yang dimiliki oleh siswa pada materi sistem koordinasi setelah
memperoleh pembelajaran yang diukur menggunakan tes objektif sebanyak
20 soal. Hasil belajar siswa yang diukur berupa hasil belajar dalam aspek
kognitif berdasarkan klasifikasi Benjamin Bloom (revisi).
3. Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi yang dimaksud adalah sistem saraf yang terdapat pada
manusia. Dalam penelitian ini membahas struktur, jenis, fungsi, proses dan
kelainan yang berhubungan dengan sistem saraf manusia.
33
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy
Experimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest control group design
(Arikunto, 2005), untuk mengkaji hasil belajar siswa pada materi sistem
koordinasi antara kelas eksperimen yang menggunakan perlakuan pembelajaran
kooperatif TAI dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran diskusi. Akibat dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena
dibandingkan dengan kelas yang tidak mendapat perlakuan. Penggunaan model
ini diasumsikan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
diambil melalui cluster random sampling yang sudah betul-betul ekuivalen.
Dalam hal ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari kelas
yang berbeda dengan standar yang sama, artinya antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol memiliki kuantitas dan kualitas yang seimbang.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
E : Kelompok eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 K : Kelompok kontrol yaitu kelas XI IPA 2 x : Perlakuan (treatmen) yang digunakan pada kelas eksperimen
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. p : Perlakuan (treatmen) yang digunakan pada kelas kontrol yaitu
E : T1 x T2
K : T3 p T4
34
dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional (diskusi biasa).
T1 : pretes kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen T2 : postes hasil belajar siswa pada kelas eksperimen T3 : pretes kemampuan kognitif siswa pada kelas kontrol T4 : postes hasil belajar siswa pada kelas kontrol
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 2005). Berdasarkan
pengertian tersebut yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XI SMA Negeri 6 Cimahi sebanyak dua kelas yaitu 35 siswa kelas XI IPA 1
sebagai kelas eksperimen dan 35 siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang
ditentukan dengan cara acak kelas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa:
1. Tes
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes. Dalam
penelitian ini, tes berupa tes objektif sebanyak 20 soal dan diberikan
sebanyak dua kali kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes
pertama (pretes) diberikan sebelum kedua kelompok dikenai treatment
(perlakuan) yang dalam hal ini adalah model pembelajaran TAI untuk kelas
eksperimen, dan model pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.
Adapun tes kedua (postest) diberikan setelah treatment diterapkan pada
kelompok eksperimen, langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil
35
pretes dan postest untuk masing-masing kelompok, hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TAI pada kelompok
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Tipe soal yang digunakan adalah jenjang mengingat (C1), memahami
(C2), menerapkan (C3), dan analisis (C4). Kisi-kisi soal tes hasil belajar
dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Kognitif
NO INDIKATOR JENJANG NOMOR
SOAL
1. Menjelaskan struktur neuron
beserta fungsinya
C1 1, 2 C2 - C3 4 C4
2.
Menjelaskan macam-macam neuron beserta fungsinya
C1 3, 5 C2 - C3 6
C4 -
3.
Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls
C1 - C2 7, 8, 9 C3 -
C4 10
4.
Membedakan mekanisme terjadinya gerak biasa dan gerak
refleks
C1 - C2 11, 12 C3 13
C4 -
5.
Menjelaskan bagian-bagian sususan saraf manusia beserta
fungsinya
C1 14 C2 17, 18 C3 15, 16, 19
C4 -
36
NO INDIKATOR JENJANG NOMOR
SOAL
6.
Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi
pada sistem saraf manusia
C1 - C2 - C3 20
C4 -
2. Angket
Angket yang digunakan berupa angket tertutup yang bertujuan untuk
menjaring respon siswa terhadap pembelajaran sistem koordinasi dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Angket diberikan kepada siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Kisi-
kisi angket terdapat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penelitian
No Aspek Nomor Pernyataan Jumlah
Pernyataan
1. Respon siswa terhadap pelajaran
Biologi
1, 2 2
2. Respon siswa terhadap materi
pembelajaran sistem saraf
3, 4, 5, 18 4
3. Kepercayaan dan penerimaan
antar anggota kelompok
14, 15, 17 3
4. Keterikatan antar anggota
kelompok
7, 10, 12, 16 4
37
No Aspek Nomor Pernyataan Jumlah
Pernyataan
5. Respon siswa terhadap proses
pembelajaran kooperatif TAI
6, 9, 11, 19, 20 5
6. Respon siswa terhadap proses
pembelajaran individual
8, 13 2
Total 20
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan soal pretes berupa 20 soal pilihan
ganda. Soal tersebut diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai,
tujuannya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Kemudian siswa diberikan
postes, soal postes berupa soal tes hasil belajar yang diberikan setelah siswa
selesai melakukan pembelajaran. Postes tersebut bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan akhir siswa. Angket sebagai data tambahan disebarkan kepada
siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai.
F. Teknik Pengolahan Data
1. Data Uji Coba Soal
a) Validitas
38
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Pengujian validitas alat ukur yaitu dengan menggunakan
perangkat lunak Anates versi 4.0.9.
Adapun kriteria acuan untuk validitas dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.3 Derajat Validitas Soal
RENTANG KETERANGAN
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,2-0,39 Rendah
0,0-0,19 Sangat rendah
(Arikunto:2005)
Dari hasil uji coba butir soal diperoleh berbagai validitas butir soalnya.
Soal dengan validitas rendah direvisi dengan cara merumuskan pokok
soal dengan jelas, baik dari segi isi maupun kalimat. Hasil perhitungan
validitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal
Kategori validitas Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat tinggi 3 10, 15, 17
Tinggi 5 5, 6, 12, 2 7, 30
Cukup 7 2, 7, 9, 21, 24, 26, 29
39
Kategori validitas Jumlah Soal Nomor Soal
Rendah 18 1, 3, 4, 8, 11, 13,
14, 16, 19, 20, 22,
23, 25, 31, 34, 35,
37, 38
Sangat rendah 7 18, 28, 32, 33, 36,
39, 40
b) Reliabilitas
Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes
tersebut dapat terpercaya, konsisten dan produktif. Pengujian reliabilitas
tes menggunakan software Anates versi 4.0.9.
Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.5 Derajat Reliabilitas Soal
RENTANG KETERANGAN
0,8-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,2-0,39 Rendah
0,0-0,19 Sangat rendah
(Arikunto:2005)
40
Hasil uji coba instrumen menunjukan bahwa nilai reliabilitas soal tes
hasil belajar adalah 0,87 dan termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.
c) Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan
software Anates versi 4.0.9.
Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
RENTANG
KETERANGAN
0,86-1,00 Sangat mudah (sebaiknya dibuang)
0,71-0,85 Mudah
0,31-0,70 Sedang
0,16-0,30 Sukar
0,00-0,15 Sangat sukar (sebaiknya dibuang)
(Arikunto:2005)
Hasil uji coba instrumen tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada
Tabel 3.7di bawah ini.
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
41
Kategori Tingkat Kesukaran
Jumlah Soal Nomor Soal
Sangat mudah 1 40 Mudah 6 1, 3, 16, 19, 24, 35
Sedang 12 4, 6, 7, 11, 12, 20, 21, 23, 26, 27, 31,
38 Sukar 12 2, 9, 10, 15, 17,
29, 30, 33, 34, 36, 37, 39
Sangat sukar 9 5, 8, 13, 14, 18, 22, 25, 28, 32
d) Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemempuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D) (Arikunto, 2005). Indeks diskriminasi dapat dicari
dengan menggunakan software Anates versi 4.0.9.
Kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda Soal
RENTANG KETERANGAN
Negatif (-) Tidak baik (sebaiknya dibuang)
0,00 - 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
(Arikunto:2005)
42
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh berbagai daya pembeda dari
setiap butir soal. Soal dengan daya pembeda jelek direvisi dengan cara
memperbaiki kalimat pada soal. Adapun hasil perhitungan daya pembeda
setiap butir soal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini.
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
Kategori Daya Pembeda Jumlah Soal Nomor Soal
Tidak baik (sebaiknya dibuang) 2 32, 33
Jelek 11
4, 8, 13, 14,
18, 22, 25, 28,
34, 39, 40
Cukup 5 11, 23, 31, 36,
37
Baik 19
1, 2, 3, 5, 7, 9,
10, 15, 16, 17,
19, 20, 21, 24,
26, 27, 29, 35,
38
Baik sekali 3 6, 12, 30
2. Data Hasil Penelitian
a) Data Pretes dan Postes
Data yang diperoleh dari penelitian berupa data pretes dan data postes.
Data yang diolah adalah data pretes dan data postes. Pengolahan data
43
pretes tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya persamaan atau
perbedaan kemampuan awal siswa pada setiap kelas dalam menjawab
soal-soal tentang konsep yang akan dipelajari. Sedangkan pengolahan
data postes dilakukan untuk mengetahui ada atu tidaknya peningkatan
hasil belajar siswa pada setiap kelas dalam menjawab soal-soal tentang
konsep yang telah dipelajari. Adapun tahap-tahap pengolahan data pretes
terdiri dari dua tahap, yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat
terdiri dari dua yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Tahapan
pengolahan data pretes dapat diuraikan sebagai berikut.
(1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Chi-kuadrat.
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah pretes dan
postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dalam uji
normalitas yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2005).
(a) Mentukan rentang skor (r) = data terbesar – data terkecil
(b) Menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan rumus
k = 1 + 3,3 log n
n menyatakan banyaknya siswa
(c) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
44
r = rentang
K = banyaknya kelas
(d) Membuat tabel distribusi frekuensi
(e) Menghitung rata-rata atau mean dan simpangan baku (SD)
dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007.
(f) Menentukan nilai z dengan rumus:
Keterangan:
bk = banyak kelas
X = skor rata-rata
S = simpangan baku
(g) Menentukan luas kelas interval (l) dan tabel kurva normal
berdasarkan nilai z
(h) Menentukan frekuensi yang diharapkan dengan rumus:
Ei = n X 1
(i) Menentukan frekuensi pengamatan (Oi)
(j) Menghitung harga frekuensi dengan rumus chi-kuadrat:
K
rP =
S
Xbkz
−=
( )Ei
EiOihitungX
22 −
= ∑
45
Keterangan:
Oi = frekuensi observasi (pengamatan)
Ei = frekuensi ekspektasi (diharapkan)
(k) Membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel, dengan kriteria
sebagai berikut:
Bila X2 hitung < X2 tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel
berdistribusi normal.
Bila X2 hitung > X2 tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel
tidak berdistribusi normal.
(2) Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas, untuk mengetahui bahwa kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai variansi homogen.
Langkahnya sebagai berikut.
(a) menentukan skor varians tes awal dan tes akhir dengan
menggunakan program Microsoft Excel 2007.
(b) menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2-1
(c) menghitung nilai F (tingkat homogenitas)
2
2
Sk
SbhitungF =
46
Keterangan: Fhitung = nilai yang dicari Sb2 = varians terbesar Sk2 = varians terkecil
(d) menentukan nilai F tabel
(e) menentukan kriteria pengujian homogenitas
Jika F hitung < F tabel maka data homogen
(Arikunto, 2005).
(3) Uji Hipotesis
(a) Uji Parametrik
Setelah dilakukan uji prasyarat, data berdistribusi normal
dan data homogen maka pengujian hipotesis dilakukan secara
parametrik. Untuk mengetahui adakah perbedaan rata-rata
kedua kelas maka pengujian dilakukan dengan uji Z, dengan
rumus sebagai berikut.
47
Keterangan :
Z : nilai Z yang dihitung x1 = nilai rata-rata kelompok kontrol x2 = nilai rata-rata kelompok eksperimen S1 : simpangan baku sampel kelompok kontrol S2 : simpangan baku sampel kelompok eksperimen n1 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol n2 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
Kriteria yang digunakan yaitu; bila Z hitung berada di luar
interval dari Z tabel maka terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
(Ho ditolak).
(b) Uji Non-Parametrik
Setelah dilakukan uji homogenitas dan normalitas, dan
ternyata diperoleh data tidak homogen dan tidak berdistribusi
normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan
menggunakan uji perbandingan dua rata-rata non-parametrik.
Uji perbandingan dua rata-rata non-parametrik bertujuan untuk
membandingkan dua perlakuan sehingga dapat diketahui
perlakuan mana yang lebih baik diantara keduanya. Uji
wilcoxon dengan menggunakan rumus:
48
H0 yang telah ditentukan adalah data yang diperoleh dari
perlakuan 1 sama dengan data yang diperoleh dari perlakuan 2
(tidak terdapat perbedaan antara perlakuan 1 dengan perlakuan
2) sehingga dituliskan H0 : µ1 = µ2, sedangkan H1 yang telah
ditentukan adalah data yang diperoleh dari perlakuan 1 tidak
sama dengan data dari perlakuan 2 (terdapat perbedaan antara
perlakuan 1 dengan perlakuan 2) dan dituliskan H1 : µ1 ≠ µ2.
Sedangkan untuk menentukan Wtabel dalam hal ini seperti
biasa didapat dari daftar distribusi normal baku (Sudjana, 2005)
dengan menggunakan transformasi rumus seperti di atas.
b) Data Indeks Gain
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari
N.Gain-nya dengan menggunakan rumus:
49
Adapun kriteria acuan untuk perolehan gain yang sudah
dinormalisasikan (Arikunto, 2005) adalah sebagai berikut
Tabel 3.10 Kriteria N.Gain
Indeks Gain Kriteria
0,81 – 1,00
0,61 – 0,80
0,41 – 0,60
0,21 – 0,40
0,00 – 0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
3. Angket
Angket sebagai data penunjang, angket ini digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Investigation (TAI). Angket ini diolah secara presentase menurut
Arikunto (2005).
G. Prosedur Penelitian
% Pendapat = x 100%
50
Prosedur penelitian yang dilakukan secara garis besar dibagi ke dalam tiga
tahapan yaitu; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penarikan
kesimpulan.
1. Tahap persiapan, meliputi;
a. Penyusunan proposal penelitian
b. Pelaksanaan seminar proposal
c. Revisi proposal
d. Penyusunan persiapan mengajar berupa rencana pembelajaran, lembar
kerja siswa, serta penyusunan instrumen penelitian berupa tes hasil
belajar, lembar observasi, dan angket
e. Judgment instrumen pada dosen yang berkompeten
f. Melakukan pemilihan dan pelatihan observer
g. Melakukan ujicoba
h. Revisi instrumen setelah ujicoba
i. Menentukan kelas sampel
2. Tahap pelaksanaan
a. Pembentukan kelompok berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian dengan
prosedur sebagai berikut.
b. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan tahapan:
1) Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada
siswa.
51
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang akan diterapkannya model
pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru
menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa dalam
suatu kelompok.
3) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.
Bila terpaksa, guru dapat memanfaatkan LKS yang dimiliki siswa
4) Guru memberikan pre-tes kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan. Pre-tes bisa digantikan dengan nilai rata-rata ulangan
harian siswa (mengadopsi Placement Test).
5) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa
pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat
kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja
kelompok (mengadopsi Teams).
6) Guru menugaskan kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan.
Dalam tahapan ini, siswa diminta mengerjakan beberapa soal.
Setelah selesai mengerjakan soal, hasil kerja siswa dalam kelompok
dikumpulkan menjadi satu dan dikoreksi silang dengan kelompok
lain. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara
individual (mengadopsi Team Study).
7) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya serta
hambatan yang dialami anggota kelompok dan mempresentasikan
52
hasil kerjanya serta siap untuk diberi ulangan (mengadopsi Student
Creative).
8) Guru mengajar dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri siswa
dari tim yang berbeda (siswa yang lulus tes formatif A) sementara
siswa lainnya mengerjakan tugas individualnya. Dalam tahap ini
siswa dibekali konsep-konsep penting sebagai bekal bagi tes formatif
selanjutnya. Siswa yang telah mendapatkan pengajaran kelompok
kecil kembali lagi ke kelompoknya semula dan membantu teman satu
tim yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini dilakukan sampai
seluruh siswa dalam kelas mendapatkan pengajaran langsung
(mengadopsi Teaching Group).
9) Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu
(mengadopsi komponen Fact Test).
10) Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil berdasarkan hasil koreksi (mengadopsi komponen Team
Score and Team Recognition).
11) Menjelang akhir waktu, guru menjelaskan/mengulangi lagi
pemberian secara singkat dan memberikan latihan pendalaman soal
dan strategi pemecahan masalah (mengadopsi Whole Class Units )
12) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPK/kompetensi
yang ditentukan.
13) Pengisian angket setelah pembelajaran berakhir.
53
3. Tahap kesimpulan
Untuk menarik kesimpulan dari penelitian, maka sebelumnya dilakukan
langkah-langkah:
a. Pengolahan dan analisis data
b. Menarik kesimpulan
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan
dalam alur penelitian berikut ini:
54
Gambar 3.1
Alur Penelitian
Merumuskan penelitian
Menentukan sumber data Menentukan variabel
Menyiapkan proposal penelitian
Menyusun instrumen penelitian
Judgment instrumen penelitian
Uji coba instrumen penelitian
Revisi instrumen penelitian
Pelaksanaan penelitian
Kelas kontrol: 1. Pre-test 2. Pembelajaran
konvensional (diskusi biasa)
3. Post-test
Kelas eksperimen: 1. Pre-test 2. Pembelajaran
kooperatif TAI 3. Post-test 4. Angket
Pengumpulan data
Analisi dan pengolahan data
Kesimpulan
Pelaporan hasil penelitian