52
65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak partisipasi masyarakat dalam pengelolaan desa wisata terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan dengan mengambil dua desa wisata sebagai studi kasus, satu di Bali dan satu lagi di Yogyakarta. Desa wisata di Bali yang dipilih adalah Desa Bedulu di Gianyar, sedangkan di Yogyakarta adalah Desa Petingsari, Kabupaten Sleman. Data yang dikumpulkan dari kedua obyek penelitian dengan kisi-kisi yang dijelaskan di bawah ini dianalisis secara kualitatif kritis dan komparatif untuk rumusan masalah yang sudah dituangkan di bagian akhir Bab Pendahuluan. Pada dasarnya, konsep partisipatif mengandung arti bahwa pelaksanakan kegiatan dilaksanakan dengan konsep dari, oleh, dan untuk masyarakat tanpa menutup kemungkinan pembinaan dan kerja sama dengan pihak kedua atau ketiga. Pada prinsipnya, gagasan partisipatif memberikan peran dan tanggung jawab lebih pada masyarakat. Secara lebih konkret, konsep ini menunjukkan bahwa pengelolaan desa wisata harus memperhatikan kehidupan sosial budaya, menjaga lingkungan alam, dan dinamisasi ekonomi, karena sumber daya alam akan dikelola secara berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengadopsi paradigma interpretative. Paradigma ini mengharuskan peneliti untuk mengerti cara berpikir dari para aktor yang diteliti (Denzin dan Lincoln, 2011; Veal, 2006; Jennings, 2010). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

  • Upload
    hadan

  • View
    261

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

65

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan desa wisata terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan dengan

mengambil dua desa wisata sebagai studi kasus, satu di Bali dan satu lagi di Yogyakarta.

Desa wisata di Bali yang dipilih adalah Desa Bedulu di Gianyar, sedangkan di

Yogyakarta adalah Desa Petingsari, Kabupaten Sleman. Data yang dikumpulkan dari

kedua obyek penelitian dengan kisi-kisi yang dijelaskan di bawah ini dianalisis secara

kualitatif kritis dan komparatif untuk rumusan masalah yang sudah dituangkan di bagian

akhir Bab Pendahuluan.

Pada dasarnya, konsep partisipatif mengandung arti bahwa pelaksanakan kegiatan

dilaksanakan dengan konsep dari, oleh, dan untuk masyarakat tanpa menutup

kemungkinan pembinaan dan kerja sama dengan pihak kedua atau ketiga. Pada

prinsipnya, gagasan partisipatif memberikan peran dan tanggung jawab lebih pada

masyarakat. Secara lebih konkret, konsep ini menunjukkan bahwa pengelolaan desa

wisata harus memperhatikan kehidupan sosial budaya, menjaga lingkungan alam, dan

dinamisasi ekonomi, karena sumber daya alam akan dikelola secara berkelanjutan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengadopsi paradigma

interpretative. Paradigma ini mengharuskan peneliti untuk mengerti cara berpikir dari

para aktor yang diteliti (Denzin dan Lincoln, 2011; Veal, 2006; Jennings, 2010). Dalam

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

66

hal ini, aktornya adalah orang atau pelaku yang terlibat di dalam objek penelitian dan

yang terkait, yang dalam hal ini adalah masyarakat dalam pengelolaan desa wisata,

pengelola desa wisata dan para stakeholders. Fenomena yang terjadi pada kedua desa

wisata ini telah diteliti dari perspektif masyarakat lokal. Mengingat sedikitnya penelitian

serupa mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan desa wisata, penelitian yang

telah ada masih dalam exploratory stage, sehingga diperlukan informasi primer yang

lebih dalam dengan berdiskusi langsung dengan masyarakat lokal demi mendapat

pengertian yang lebih komprehensif. Pemahamannya dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu pemahaman dengan mengambil data melalui wawancara

mendalam (in-depth interview). Pendekatan kualitatif dalam pengumpulan data dipilih,

karena sesuai dengan paradigma interpretative (Cresswell, 2009). Secara khusus, cara itu

diambil untuk membantu memahami interaksi antara anggota kelompok (Veal, 2006).

Selanjutnya, seperti yang dijelaskan oleh Merriam (1991), suatu penelitian kualitatif

merupakan metode yang sangat cocok untuk menangani masalah yang kompleks dan

memperluas basis pengetahuan yang mencakup banyak aspek.

Selain itu, mengingat pendekatan kualitatif menggunakan in-depth interview

tergolong cara yang relatif informal, sehingga metode pengambilan data in-depth ini

dianggap lebih cocok dengan masyarakat di desa wisata dan melihat partisipasi warga

dalam pengelolaan desa wisata. Karena tingkat kehidupan masyarakat yang longgar

waktu dan paternalistik, maka pendekatan kuantitatif yang terkesan formal melalui

pedoman angket, pelaksanaanya akan membutuhkan pengawalan yang intensif.

Penelitian tentang partisipasi dan mempelajari kehidupan sosial di masyarakat lebih

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

67

banyak menggunakan keikutsertaaan peneliti dalam aktivitas sosial seperti yang

dilakukan oleh para peneliti bidang anthropologi. Meskipun menggunakan pendekatan

anthropologis, analisis untuk pendekatan kualitatif dapat digunakan.

Seperti yang disampaikan oleh Ezzy (2002), untuk menjelaskan fenomena sosial yang

ada, sulit menggunakan pendekatan kuantitatif, karena fenomena tersebut sulit dijelaskan dengan

metode testing statistikal, dan memerlukan pendekatan kualitatif untuk eksplorasi fenomena

sosial yang ada. Dengan demikian, pendekatan kualitatatif sangat relevan dengan subjek terhadap

materi yang dikaji, yaitu dengan analisis kualitatif dan data yang dikumpulkan secara in depth

interview. Hasil data indepth interview atau wawancara mendalam itu digunakan sebagai dasar

interpretasi dan analisis.

Partisipasi masyarakat di dua desa wisata ini dikaji lewat nilai-nilai, norma,

budaya, dan perilaku masyarakat lokal yang terlibat dalam bisnis pariwisata. Chariri

(2009) mengungkapkan bahwa dalam kehidupan masyarakat, terjadi interaksi sosial

melalui interaksi individu dan lingkungannya sehingga tercipta realitas sosial (socially

constructed reality) sebagai praktik ciptaan manusia (human creation). Hal ini juga

merupakan wacana simbolik yang dibentuk oleh individunya (symbolic discourse) serta

hasil dari kreativitas manusia (human creativity).

Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay (2006) selalu dikaitkan dengan

peran peneliti, hubungan yang dibangun, proses yang dilakukan, peran makna dan

interpretasi, serta hasil temuan. Berdasarkan referensi Finlay (2006), maka ciri-ciri

pendekatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut ini.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

68

1) Peneliti bertindak sebagai figur utama yang mempengaruhi konstruksi perumusan

hasil penelitian. Penelitian dilakukan melalui proses pemilihan data dan interpretasi

data. Oleh sebab itu, peneliti terjun langsung selama beberapa waktu ke desa-desa

wisata tersebut yang masing-masing memiliki karakteristik yang spesifik dengan

keunikan yang berbeda.

2) Penelitian kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta, peneliti, pihak

steakholder, serta hubungan yang dibangun dalam pengaruh lingkungan sosial,

budaya, ekonomi, sejarah, dan dampak lingkungan pada obyek yang diteliti. Untuk

itu, dilakukan pendekatan survei yang melibatkan diri dalam obyek penelitian, dan

dalam pengumpulan data penulis telah membangun hubungan sosial dengan

masyarakat dan pemangku kepentingan Desa Wisata Bedulu dan Desa Wisata

Pentingsari.

3) Penelitian kualitatif bersifat inductive, exploratory, dan proposition generating serta

selalu mendasarkan pada fenomena yang terjadi pada saat penelitian dan dimulai

dengan pertanyaan pembuka (opened questionaire); dan tidak dimulai dengan

pernyataan hipotesis yang diuji kebenarannya. Penelitian kualitatif ini

menginvestigasi fenomena sosial, utamanya keterlibatan atau partisipasi masyarakat

pada kedua desa wisata yang dilakukan secara induktif eksploratif untuk

menghasilkan proposisi baru terhadap peran partisipasi masyarakat yang

sesungguhnya dalam pengelolaan desa wisata, dan dampaknya pada aspek sosial

budaya, lingkungan, dan ekonomi.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

69

4) Pemberian makna (meaning) dan penarikan interpretasi masyarakat dan pemangku

kepentingan atas fenomena yang terjadi pada desa wisata dilihat sudut pandang

pelaku. Artinya, sudut pandang pelaku desa wisata merupakan pelaku yang perlu

dijajagi dan diinterpretasikan sebagaimana sudut pandang masyarakat desa setempat.

5) Hasil temuan bersifat kompleks, rinci, dan komprehensif, karena digali dari

sumbernya secara detail, kompleks, dan mendalam dari masyarakat kedua desa.

6) Hasil temuan dari fenomena yang terjadi di masing-masing desa tersebut akan

dikomparasi sehingga masing-masing desa wisata diketahui keunikan dan

perbedaannya, khususnya berkenaan dengan dampak sosial budaya, lingkungan, dan

ekonomi yang terjadi di masyarakat di desa wisata tersebut.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua desa wisata, yakni Desa Wisata Bedulu, Gianyar

dan Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta. Di kedua desa tersebut, dieksplorasi peran dan

partisipasi masyarakat dalam aktivitas dan pengelolaan desa wisata dan dampaknya

terhadap sosial budaya, lingkungan, dan ekonomi masyarakat setempat serta bagaimana

tingkat keberlangsungannya. Masing-masing desa wisata mencakup beberapa daya tarik

wisata yang terletak di sekitar desa wisata. Dengan demikian, paket desa wisata yang

ditawarkan meliputi beberapa aktivitas seni dan budaya yang dilaksanakan pada daya

tarik wisata sekitar desa wisata tersebut. Seperti contoh, Desa Wisata Bedulu berdekatan

dengan Daya Tarik Wisata Goa Gajah, dan Relief Yeh Pulu. Dengan demikian, aktivitas

hiking para wisatawan mencakup ke daya tarik wisata tersebut.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

70

Demikian pula halnya dengan Desa Wisata Pentingsari. Di samping aktivitas di

lokasi desa wisata dan rumah penduduk, wisatawan juga mengunjungi situs sejarah yang

berkaitan dengan warisan perjuangan para pahlawan dan bekas-bekas peninggalan zaman

kejayaan terdahulu. Hal ini pula yang menjadi alasan untuk mengeksplorasi lebih dalam

aktivitas desa wisata yang dilakukan pada lokasi-lokasi di luar desa wisata.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data.

Dalam suatu penelitian, jenis data diklasifikasikan menjadi dua, yakni data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa ungkapan, uraian,

deskripsi yang diperoleh dari wawancara, gambaran observasi, dan sumber tertulis atau

lisan lainnya. Data kualitatif digali dari responden melalui wawancara mendalam dan

observasi langsung (direct observation) terhadap masalah yang diteliti, yaitu mengenai

partisipasi masyarakat. Data tersebut dilengkapai dengan data kuantitatif yang diambil

dari dokumen-dokumen tekstual (textual documents) yang relevan dengan penelitian ini.

Data kuantitatif juga dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu yang berupa data yang dapat

diukur dan dinyatakan dengan angka, seperti jumlah pengunjung ke desa wisata,

pengguna jasa penginapan dan restoran. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber lain, yang tersedia pada lembaga atau institusi yang menyimpan dan

mempersiapkan data tersebut. Contohnya database dari biro pusat statistik, dinas

pariwisata, pengelola desa wisata, dan masyarakat adat atau tradisional setempat. Data

kuantitatif ini digunakan sebagai bahan pembanding dalam analisis deskriptif yang

dibutuhkan.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

71

3.3.2 Sumber Data

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer mencakup data yang

diperoleh langsung dari sumbernya yang asli melalui wawancara dan pengamatan yang

mendalam. Dalam hal ini, data primer dikumpulkan dari para responden kunci (key

respondents) antara lain keterangan atau informasi dari masyarakat lokal yang

berpartisipasi langsung dalam pengelolaan desa wisata seperti pemuka masyarakat,

pengelola desa wisata masyarakat, dan para wisatawan yang sedang berkunjung.

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan dipublikasikan melalui alat

media oleh instansi dan lembaga tertentu yang berkaitan dengan substansi penelitian yang

sedang dilaksanakan. Data primer dan data sekunder dikumpulkan dari sumbernya dan

mengadakan eksplorasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat kedua desa

tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari informasi kunci yang diwawancarai,

dibuat catatan khusus, tabulasi dan sintesis yang selanjutnya dilakukan analisis deskriptif

kualitatif dengan menghubungkan jawaban yang diperoleh dari masyarakat lokal baik

yang berasal dari para tokoh masyarakat Desa Bedulu dan Desa Pentingsari yang sangat

tahu dan mengerti akan berbagai masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan

pengelolaan di dua desa wisata ini. Pemilihan dan penentuan responden didasarkan atas

hasil diskusi dengan ketua Desa Wisata bersangkutan. Di samping itu, sumber informasi

lainnya adalah dari pejabat pemerintah yang memiliki keterkaitan dengan obyek

penelitian ini. Informan adalah orang yang sangat penting dalam penelitian ini karena

segala informasi yang ingin diperoleh terdapat pada informan yang dipilih untuk dimintai

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

72

informasi data yang ingin diperoleh untuk dijadikan dasar dalam menyelesaikan

penelitian ini. Dengan demikian, dalam menentukan informan, diperoleh beberapa

pertimbangan antara lain : 1) yang bersangkutan sudah memiliki pengetahuan dan

pengalaman pribadi yang sangat mendalam tentang informasi yang diperoleh, 2) orang

bersangkutan sebagai informan adalah tokoh masyarakat penduduk asli dalam arti

masyarakat yang lahir dan tinggal di desa itu, dan 3) ditinjau dari sudut usia dalam artian

yang bersangkutan sudah mengerti dan memahami permasalahan yang diteliti serta sehat

jasmani dan rohani.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dibutuhkan dalam proses

penelitian. Penelitian kualitatif ini menggunakan instrumen penelitian yang dibutuhkan

berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam suara (audio recorder),

kamera, dan video camera. Teknik pelaksanaannya dilakukan secara informal, terlibat

langsung dalam kehidupan masyarakat sehingga tidak menunjukkan suatu kegiatan

penelitian yang sebenarnya. Instrumen penelitian berupa panduan wawancara berupa

daftar pertanyaan dimuat pada Lampiran 1.

3.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan di Dua desa wisata ini bersifat kualitatif dengan metode

deskriptif analitikal kualitatif. Metode deskriptif analitikal kualitatif itu dilakukan untuk

menggali informasi tentang pengelolaan desa wisata melalui partisipasi masyarakat dan

dampaknya terhadap sosial budaya masyarakat, lingkungan, dan ekonomi.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

73

Penelitian ini dilakukan selama 18 bulan. Pada bulan April tahun 2013, dilakukan

survey ke lokasi melakukan penjajakan, untuk mengetahui kemudian memantau

perkembangan kedua desa wisata tersebut. Dalam Enam bulan berjalan, ternyata kedua

desa wisata ini tergolong desa wisata yang proaktif dan senantiasa dikunjungi oleh

wisatawan. Bila dibandingkan antara Desa Wisata Bedulu dengan beberapa desa wisata

di Bali, hasilnya menunjukkan bahwa Desa Wisata Bedulu tergolong stabil dan

aktivitasnya berjalan dengan baik. Demikian pula halnya Desa Wisata Pentingsari setiap

tahunnya senantiasa proaktif dan selalu memperoleh penghargaan dari Kemenparekraf.

Berdasarkan penjajakan awal selama lebih kurang enam bulan, selanjutnya mulai

dilakukan wawancara mendalam dengan informan di kedua desa wisata tersebut.

Wawancara di Desa Wisata Pentingsari dilakukan sebanyak empat kali dan sebanyak

empat kali pula di Desa Wisata Bedulu, dalam kurun waktu enam bulan. Setelah

melakukan pengolahan data hasil wawancara mendalam, kegiatan dilanjutkan kembali

dengan menyusun persiapan Focus Group Discussion (FGD) di kedua lokasi penelitian.

Berdasarkan hasil FGD kedua lokasi tersebut, tingkat partisipasi masyarakat lokal dapat

dikonfirmasi dan diverifikasi kembali dampaknya di masyarakat.

Lebih lanjut, dilakukan studi komparatif untuk membandingkan hasil eksplorasi

permasalahan dan fenomena yang terjadi di kedua objek penelitian tersebut. Cakupan

wilayah penelitian Desa Bedulu meliputi Puri Bedulu, Relief Yeh Pulu, pasar tradisional,

sekolah dasar setempat, Goa Gajah, sentra pembuatan gerabah, wantilan dan beberapa

pura yang menyimpan beberapa benda sejarah arkeologi. Di lain pihak, cakupan wilayah

penelitian di Desa Wisata Pentingsari meliputi camping ground (tempat berkemah),

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

74

daerah wisata sejarah ke Watu Persembahan, Watu Gendong, Watu Payung, Watu

Gendong, wisata alam, wisata agro, dan penginapan di beberapa rumah penduduk.

Teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Metode Pengumpulan Data Kualitatif dan Instrumen Penelitian

No Teknik Pengumpulan Data Jenis Instrumen

1

Wawancara mendalam/In-

depth Interview

Pedoman pertanyaan wawancara, catatan

singkat penelitian, formulir isian

penelitian, perekam (voice recorder)

2 Observasi Lembar panduan observasi

3 Dokumentasi Kamera digital

4

Focus Group Discussion

(FGD)

Pedoman topik focus group discussion,

perekam, formulir persetujuan menjadi

peserta FGD.

Pada teknik pengumpulan data in-depth interview, diadopsi teknik purposive

sampling dan sampel menggunakan snow bowling methods, di mana peneliti

menggunakan pengetahuan mereka untuk menentukan siapa saja narasumber yang paling

tepat untuk dimasukkan dalam penelitian. Dengan mendasarkan pada potensi informasi

dan pengetahuan yang dimiliki oleh narasumber yang cocok dengan kriteria yang terkait,

maka wawancana dengan responden dilakukan dan terfokus pada permasalahan yang

diteliti (Jennings, 2010: 140-141). Meskipun penelitian ini terbatas pada dua desa wisata,

pemilihan narasumber yang cocok tidaklah mudah karena diperlukan narasumber yang

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

75

sesuai dan memiliki pengetahuan khusus dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti,

yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil dari para responden, seperti pelaku wisata,

masyarakat, staf pengelola desa wisata, LSM, dan pemerintah.

Kriteria yang dipilih, responden dan narasumber harus merupakan anggota dari

tim pengelola desa wisata (ketua atau koordinator) dan pengunjung desa wisata tersebut.

Narasumber harus telah berpartisipasi aktif atau terlibat dalam aktivitas desa wisata

tersebut sejak awal mula terbentuknya desa wisata dan terlibat secara langsung dalam

pengelolaan.

Kriteria ini penting untuk memastikan bahwa narasumber yang diwawancarai

dapat memberikan jawaban yang tepat tentang keadaan desa tersebut, dan dapat

memberikan gambaran analisis tentang pengaruh ekonomi, perkembangan sosial budaya

masyarakat, dan dampaknya pada lingkungan. Teknik purposive sampling dianggap

sebagai cara yang paling efektif dalam memilih individu kunci untuk diwawancarai.

Mengenai jumlah responden yang diambil, digunakan teknik snow bowling, yaitu

jumlahnya tidak ditentukan, tetapi mendasarkan pada kecukupan informasi yang

diperoleh.

Narasumber yang diwawancarai telah dapat berpartisipasi secara penuh dalam

penelitian ini secara sukarela, tidak di bawah tekanan atau intimidasi oleh kelompok

ataupun pemangku kepentingan yang lainnya, memahami tujuan penelitian, dan

menyepakati atas hak publikasi penelitian sebelum wawancara dimulai. Jumlah

responden dan nama informan kunci tercantum pada Lampiran 2.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

76

Data yang diperoleh dari in-depth interview adalah dalam bentuk rekaman

interview dari responden kunci tersebut, dibuat transcript wawancara untuk dianalisis

lebih lanjut. Analisis dilakukan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah

berdasarkan teori yang dipilih.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian

dan peneliti sekaligus sebagai instrumen penelitian atau dengan menggunakan

pendekatan intrepretatif, digambarkan pada Gambar 3.1. Metode analisis deskriptif

analitikal kualitatif dengan studi komparatif merupakan upaya untuk mengorganisasikan

dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data tersebut sesuai

dengan tujuan penelitian. Berdasarkan data yang dikumpulkan, sejak observasi dilakukan,

sesungguhnya data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti. Meskipun demikian,

hasil yang diperoleh harus dieksplorasi dan dibuat sintesis, sehingga menghasilkan

proposisi dan kesimpulan baru. Langkah tersebut dilakukan setelah mengadakan reduksi

data. Fenomena yang terjadi di masyarakat digali dan dieksplorasi untuk lebih lanjut

dianalisis mengikuti alur pada Gambar 3.1 di bawah ini.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

77

Gambar 3.1

Langkah-langkah Teknik Analisis Penelitian Kualitatif

Data yang diperoleh dari in-depth interview adalah dalam bentuk rekaman

interview. Rekaman interviev ini diketik menjadi transcript wawancara (contoh dokumen

observasi dan wawancana disertakan dalam Lampiran 2. Nama informan yang

diwawancarai diubah dengan menggunakan kode-kode tertentu demi menjaga

kerahasiaan responden.

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif analitik dengan uraian dan kutipan-

kutipan data kualitatif. Keseluruhan uraian dibagi ke dalam delapan bab, yaitu Bab I

sampai dengan Bab III merupakan bab awal yang berisi latar belakang penelitian,

Identifikasi permasalahan dan pengkategorian

Analisis informasi di lapangan berdasarkan kajian pustaka

Penafsiran data menggunakan pengetahuan, ide-ide, dan konsep di

masyarakat Desa Bedulu dan Pentingsari.

Merinci usaha secara formal dan menemukan tema, merumuskan, dan

memberikan makna pada tema

Memberikan arti, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan dimensi

uraian. Melaksanakan coding pada keseluruhan data yang telah ditranskrip.

Melakukan studi komparasi atas tema-tema yang terbentuk guna merumuskan

hasil yang spesifik pada kedua desa wisata

Merinci usaha secara formal dan reduksi data sesuai tema

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

78

kerangka teori, dan metode kerja. Bab-bab berikutnya adalah bab analisis, yang bisa

diringkas isinya sebagai berikut ini.

Bab IV menjelaskan gambaran umum masyarakat Desa Wisata Bedulu dan Desa

Wisata Pentingsari. Gambaran umum dan kondisi wilayah penelitian dapat digunakan

sebagai set up dalam pembahasan dan analisis. Bab V membahas tingkat partisipasi

masyarakat dan dampak pengelolaan Desa Wisata Bedulu terhadap sosial budaya,

ekonomi, dan lingkungan masyarakat. Bab VI menganalisis tingkat partisipasi dan

dampak pengelolaan Desa Wisata Pentingsari terhadap sosial budaya, ekonomi, dan

lingkungan masyarakat. Bab VII membahas perbandingan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan Desa Wisata Bedulu dan Desa Wisata Pentingsari dan dampaknya terhadap

sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan masyarakat. Bab VIII adalah simpulan dan

saran.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

79

BAB IV

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

DESA BEDULU DAN PENTINGSARI

Dalam bab ini, diuraikan hasil penelitian yang terkait dengan kondisi yang ada di

kedua desa wisata, yaitu Desa Wisata Bedulu, Gianyar dan Desa Wisata Pentingsari,

Yogyakarta. Uraian mengenai kondisi kedua desa yang dimaksud penting dalam suatu

analisis untuk memberikan gambaran dan urutan pembahasan yang dilakukan (Abdullah,

2008).

4.1 Profil Dua Desa Wisata: Bedulu dan Pentingsari

4.1.1 Profil Desa Wisata Bedulu

Desa Bedulu adalah salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Blahbatuh,

Kabupaten Gianyar, Provins Bali, yang memiliki luas wilayah 401,39 hektar, dengan

jumlah kepala keluarga sebanyak 2199 kk, terdiri atas 9.604 jiwa. Desa Bedulu berada

pada 25 km dari kota Denpasar dengan jarak tempuh selama 35 menit dan 5 km dari kota

Gianyar dengan jarak tempuh selama 10 menit, serta 60 km dari pelabuhan udara Ngurah

Rai dengan jarak tempuh selama 90 menit. Masyarakat Desa Bedulu masih lebih banyak

mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan dan dari usaha jasa dibidang seni dan jasa

lainnya.

4.1.2 Profil Desa Pentingsari

Desa Pentingsari terletak di lereng Gunung Merapi, Kelurahan Umbulharjo,

Kecamatan Cangringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, yang memiliki

luas wilayah 103 hektar, dengan jumlah kepala keluarga 122 kk, terdiri atas 399 jiwa.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

80

Desa Pentingsari berada pada 45 km dari pelabuhan udara Adi Sucipto dengan jarak

tempuh selama 60 menit. Masyarakat Desa Pentingsari memiliki mata pencaharian utama

adalah sebagai petani (64,6%) dan sisanya sebagai pegawai negeri, dan usaha jasa

lainnya.

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD)

yang dilakukan di Desa Bedulu dan Desa Pentingsari, ditemukan bahwa kedua desa

memiliki profil yang serupa. Pengelolaan dan fokus kegiatan adalah pada partisipasi

masyarakat. Tabel 4.1 menjelaskan perbandingan profil kedua desa wisata tersebut.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

81

Tabel 4.1

Profil Dua Desa Wisata; Bedulu dan Pentingsari

No Desa Bedulu Profil Pentingsari

1 2007 Tahun menjadi Desa wisata 2008

2 9604 jiwa Jumlah penduduk 399 jiwa / 122 KK

3 Hindu Mayoritas Agama Islam

4 401,39hektar Luas wilayah 103 Ha

5 Alam, arkeologi,

relief, budaya lokal,

seni tari, tabuh,

kuliner

Potensi Alam, situs sejarah,

budaya lokal, seni tari,

tabuh, membatik,

kuliner

6 Diatas 50 orang Jumlah kunjungan

per bulan

Diatas 100 orang

7 Diatas Rp 17,5 juta Incomedesa wisata/ bulan Diatas 10 juta

8 Anak Agung Astawa

Yayasan

Dharmodayana

Pengelola Bapak Sumardi

Ketua Sadar Wisata

9 Relief Yeh Pulu,

Goa Gajah,

Tampaksiring,

Objek wisata terdekat Borobudur, Gunung

Merapi, Golf Course

10 - Prestasi sebagai desa

wisata

Juara II tahun 2009

Sapta Pesona, 2011

Juara I Desa Wisata

2013,

11 25 orang Jumlah Warga terlibat

langsung

50 orang

12 60 km / 90menit Jarak dari airport/ waktu

tempuh

45 km / 1 jam

13 Pemberdayaan

masyarakat

Icon/Selogan Meningkatkan taraf

hidup masyarakat.

14 PNPM Mandiri Rp

150 juta

Bantuan Pemerintah Pembinaan dari

pemerintah.

15 BTB, BVA, PHRI,

institusi pendidikan

Pembinaan

Pemerintah/LSM/ Kampus

Pemerintah, PHRI

Sumber: hasil penelitian (2015)

BTB : Bali Tourism Board

BVA : Bali Villa Association

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

82

PHRI : Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia

Berdasarkan data profil kedua desa wisata, terlihat bahwa kedua desa wisata

memiliki kemiripan dalam aktivitas dan pelayanan. Pengelolaan yang berbeda

dikarenakan bentuk usaha dan model pendanaannya yang memiliki sumber berbeda.

Untuk keseimbangan isi, aspek-aspek gambaran umum masing-masing desa

diuraikan sama, yaitu mulai dari sejarah desa, letak geografis, sejarah desa wisata sampai

dengan harga paket wisata dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan desa

wisata masing-masing. Walaupun masing-masing desa memiliki perbedaan kondisi

dalam aspek-aspek dimaksud, uraian sedapat mungkin dibuat sama jangkauannya.

4.2 Gambaran Umum Masyarakat Desa Bedulu

4.2.1 Sejarah Desa Bedulu

Desa Bedulu adalah salah satu desa yang menarik dari sembilan desa yang

terdapat di kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Berdasarkan narasumber

sekaligus ketua Desa Wisata Bedulu, yaitu I Gusti Agung Astawa,Desa Bedulu memiliki

tempat peninggalan sejarah yang dijadikan sebagai destinasi pariwisata. Di desa ini,

terdapat peninggalan arkeologi yang dikeramatkan oleh masyarakat dan peninggalan

tersebut tersimpan di beberapa pura di desa Bedulu. Bedulu adalah sebuah desa kuno

yang sudah dihuni sejak masa prasejarah sebelum Agama Hindu-Budha masuk ke desa

ini. Pengaruh Hindu-Budha masuk ke Bali membuat penduduk desa mempertahankan

adat budaya yang masih ada. Mereka hidup dalam masyarakat kelompok di pedukuhan

atau kelompok-kelompok dengan pola hidup sederhana (adat) yang sudah berjalan sekitar

2,5 abad yang lalu.Masyarakat adat mempunyai tradisi untuk orang yang meninggal

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

83

dengan sistem pekuburan sarkopagus. Pengaruh Hindu-Budha masuk pertama di Desa

Bedulu terlihat jelas.Penyembulan Bedulu dan Arca Siwa Mahaguru yang tersimpan di

Pura Desa Alit (Gambar 4.1).Pura ini sudah ada sejak dahulu dan dibangun dari abad 8 –

10 Masehi.Desa Bedulu adalah salah satu desa yang menarik dari sembilan desa yang

terdapat di kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Diantara peninggalan yang

ada terbentang persawahan yang asri dan hijau, dengan kondisi alam desa yang masih

asli, membuat pemandangan destinasi wisata menjadi sangat menarik.

Gambar 4.1

Arca Arkeologi dan Relief Yeh Pulu

Pada masa Bali kuno berkembang, terdapat 9 sekte yang ada di Bali, yaitu Sekte

Brahma, Pasupati, Siwa Sidantha, Waisnawa, Budha, Brahma, Rsi, Sora, dan Ganapatya.

Raja Udayana dan Raja Gunapriyadarmapati mengadakan pertemuan untuk menyatukan

sekte-sekte yang ada di Bali. Dengan mengundang tokoh–tokoh agama dari Bali dan

Jawa Timur, musyawarah itu dilaksanakan di Pura Samuan Tiga atau Kayangan Jagat

yang sampai saat ini dipakai sebagai salah satu destinasi wisata di Gianyar. Dari hasil

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

84

pertemuan, terdapatlah suatu kesepakatan agar sekte–sekte bersatu dan dapat berjalan

dengan saling menunjang kehidupan sosial satu sama lainnya yang sampai saat ini

terdapat desa pekraman di Bali dan di setiap keluarga dibangun merajan atau sanggah

rong tiga.

Pengaruh budaya Hindu-Budha masuk ke Bali melalui pantai utara Bali, karena di

tempat itu terdapat pelabuhan-pelabuhan kuno seperti yang disebutkan prasasti Bali kuno.

Masuknya pengaruh tersebut ke Bedulu diperkirakan melalui jalur darat, yaitu dari Bali

Utara (Buleleng), Kintamani, Tampaksiring, kemudian Bedulu. Hal ini terbukti dengan

ditemukan stupika dan meterai tanah liat yang berisi mantera Agama Budha di kompleks

persawahan Nyembulan tahun 1942 dan benda-benda tersebut disimpan di Museum Bali

di Denpasar. Meterai yang berisi mantera Agama Budha yang ditulis dengan Bahasa

Sansekerta berasal dari abad VIII-X Masehi.

Selain temuan benda-benda tersebut, masuknya pengaruh Hindu di Bedulu

ditemukan sebuah Arca Siwa Caturhuja yang tersimpan di Pura Desa Alit Bedulu. Arca

ini berasal dari masa yang sama dengan meterai tanah liat yang ditemukan disawah

Nyembulan Bedulu, yaitu abad VIII-X Masehi. Dalam Kitab Negara Kertagama yang

ditulis oleh Mpu Prapanca tahun 1365 Masehi, disebutkan bahwa pusat pemerintahan raja

Bali kuno terakhir adalah di Bedulu dekat Goa Gajah. Berdasarkan keterangan tersebut,

dapat diperkirakan bahwa Pura Samuan Tiga yang dibangun pada abad ke X Masehi

bertempat di pusat kerajaan Bali Kuno, yaitu Badahuku (Bedulu). Istana atau keraton

kerajaan Bali Kuno diperkirakan di situs Jero Agung dan ditempat itu dibangun sebuah

pura bernama Pura Jero Agung yang disungsung oleh Subak dan masyarakat

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

85

Bedulu. Berdasarkan sumber tertulis (lontar),raja Bali Kuno terakhir bernama Maya

Denawa atau Dalem Badahulu, sedangkan menurut prasasti Langgahan Raja Bali Kuno

terakhir bernama Sri Astarura Ratna Bhumi Banten.

Raja Bali Kuno (Sri Astasura Ratna Bhumi Banten) dengan pusat

pemerintahannya di Badahulu (Bedulu) ditaklukkan oleh Raja Majapahit (Jawa Timur)

pada tahun 1343 Masehi. Dengan kalahnya raja Bali Kuno (Sri Astasura Ratna Bhumi

Banten) pemerintah di Bali vakum. Untuk mengisi kekosongan itu, maka Sri Kresna

Kapakisan di Jawa Timur diangkat menjadi raja Bali dengan pusat Pemerintahan di

Samplangan sebelah timur kota Gianyar. Dari Samplangan pusat pemerintahan pindah ke

Gelgel kemudian dari Gelgel ke Beng, Gianyar.Salah satu putra raja Gianyar yang

menjadi syahbandar di Cucukan menjadi pacek (cikal bakal) Puri Bedulu tahun 1887

Masehi.

4.2.2 Keadaan Geografis

Desa Bedulu adalah bagian dari wilayah kecamatan Blahbatuh, Kabupaten

Gianyar, provinsi Bali, yang memiliki luas wilayah 401,39 hektar, terletak sekitar 150

meter dari pemukiman air laut. Batas Desa Bedulu yaitu di sebelah utara berbatasan

dengan desa Pejeng, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Bitra, sebelah selatan

berbatasan dengan desa Buruan yaitu pertemuan sungai Jurang dengan sungai Petanu,

dan sebelah barat berbatasan dengan desa Kemenuh yang dibatasi dengan sungai Petanu.

Gambar 4.2 menunjukkan peta desa Bedulu.

Landscape pertemuan sungai Jurang dengan sungai Petanu menjadikan panorama

pemandangan alam yang sangat menarik. Di Desa Bedulu terdapat rumah peninggalan

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

86

raja jaman dulu, yang dikenal dengan Puri Bedulu. Sementara itu peninggalan raja

Bedulu yang saat ini masih ada digunakan sebagai pusat kegiatan Desa Wisata Bedulu.

Peninggalan rumah raja ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dan digunakan sebagai

obyek kajian oleh beberapa sosiolog.

Wilayah Desa Bedulu mencapai luas 401.39 hektar dihuni oleh penduduk asli dan

penduduk pendatang tercatat sebagai penduduk Desa Bedulu yang berjumlah sebanyak

9604 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.114 kepala keluarga. Kepadatan

penduduk Desa Bedulu setiap km2

ditempati oleh 18.9 jiwa.

Jumlah penduduk berdasarkan umur tahun 2014, Tabel 4.2

Tabel 4.2

Jumlah penduduk Desa Bedulu berdasarkan umur

No Indikator Jumlah (orang) Persen

1 0 ≤ 14 tahun 2.745 orang 28,6

2 15 ≤ 64 tahun 5.706 orang 59,4

3 ≥ 65 tahun 1.153 orang 12.0

Jumlah 9.604 orang 100

Sumber: Statistik Desa Bedulu, 2015

Pola hidup masyarakat masih memperlihatkan desa tradisional dengan mata

pencaharian utama mereka sebagai petani (22.30%), pengerajin yaitu; seni lukis, seni tari,

dan seni ukir dari batu sebesar 30%, dan bekerja dibidang jasa, bangunan dan lain–lain

sebesar 47.7 % (lihat Tabel 4.3).

Tabel 4.3

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Bedulu

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

87

No Indikator Jumlah (orang) Persen

1

2

Usia sekolah

Petani

2.745 orang

2.142 orang

28,6

22,3

3 Pengrajin 1.881 orang 30

4 Jasa 1836 orang 19,1

Jumlah 9604orang 100

Sumber: Statistik Desa Bedulu, 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah penduduk Desa Bedulu

dominan bekerja sebagai pengrajin. Hal ini terjadi karena Desa Bedulu terletak di

Kabupaten Gianyar dengan sentra perekonomian pada bidang pariwisata. Berikut ini

adalah peta pulau Bali dan Desa Bedulu.

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

88

Gambar 4.2a

Peta Pulau Bali

U Gambar 4.2

Peta Desa Wisata Bedulu

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

89

Gambar 4.2b

Peta Desa Wisata Bedulu

Pola hidup masyarakat masih memperlihatkan desa tradisional dengan mata

pencaharian utama mereka adalah sebagai petani dan sebagian dari masyarakat sebagai

seniman, yaitu seni gambar, seni lukis, dan seni ukir dari batu. Mata pencaharian sebagai

seniman ini adalah sebagai pekerjaan tambahan, untuk memperoleh penghasilan

tambahan.

Desa wisata Bedulu menggunakan bangunan tradisional yang berada

dilingkungan perumahan penduduk, karena pola pemukiman penduduk di Bali umumnya

terdapat pembagian yang disebut Tri Hita Karana, yaitu Parahyangan, Pawongan, dan

Palemahan, maka disetiap pekarangan rumah terdapat bangunan tempat suci

(merajan/sanggah) dan bangunan tempat tinggal seperti bale daja (gedong),bale dangin

(bale gede), bale dauh (loji),bale delod, dan pawon.

Bangunan yang digunakan sebagai penginapan (homestay) adalah bangunan yang

tidak digunakan sebagai tempat tidur (kosong) oleh pemilikinya, seperti bale dauh, bale

daja, karena pada bagian depan bangunan itu terdapat semacam teras untuk tempat

santai. Bangunan itu dilengkapi dengan fasilitas berupa kamar mandi, AC, air panas,

dan lain-lain.

4.2.3 Potensi Wisata Desa Bedulu

4.2.3.1 Potensi alam

Desa Bedulu adalah salah satu desa yang teletak di Kecamatan Blahbatuh,

Kabupaten Gianyar, memiliki banyak potensi wisata yang perlu dikembangkan

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

90

dilestarikan.Keindahan alam merupakan salah satu aset untuk menarik jumlah

wisatawanuntuk menikmati keindahan alam dengan pemandangan yang indah dimana di

Desa Beduluterbentang tanah persawahan yang indah dan juga peninggalan purbakala

banyak tersimpan di desa ini.

4.2.3.2Potensi budaya

Desa wisata Bedulu memiliki potensi yang sangat menarik dari sejak dulu.

Potensinya berupa peninggalan budaya (arkeologi) dan disamping itu terdapat tokoh-

tokoh seni (patung, lukis, tari), pengrajin gerabah dengan tradisionil. Potensi budaya

yang ada di desa ini adalah arkeologi di desa Bedulu yang tersimpan di beberapapura dan

tempat lainnya, antara lain sebagai berikut.

a. Museum Arkeologi, tersimpan benda-benda budaya dari beberapa situs di Bali

dari masa prasejarah hingga masa klasik, yaitu dari masa 200 - 2500 tahun hingga

abad XIV - XV Masehi

b. Pura Samuan Tiga, Pura Samuan Tiga ini merupakan Pura Kahyangan Jagat

berasal dari masa sejarah terdiri atas dolmen, yang terbuat dari perunggu dan batu

padas, juga lingga yoni, dan lain- lain. Di pura ini pada masa lalu (abad X

masehi), terjadi pertemuan tokohagama dari Jawa dan Bali yang berhasil

mempersatukan sekteyang ada di Bali, kemudian muncul konsep pemujaan

Trimurti yang masih diwarisi oleh umat Hindu di Bali termasuk konsep

Kahyangan Tigayang diterapkan di kehidupan rumah tangga. Pada saat piodalan

bulan April–Mei, dapat dilakukan kegiatan Nampiog dan Mesut Sampian.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

91

c. Relief Yeh Pulu. Pengunjung yang akanmelihat Relief Yeh Pulu harus melewati

panorama persawahan dan telaga dan dari pura Dalem Puri berjalan, dan melewati

kali kecil dan persawahan sampai pada jembatan Tukad Jurang. Dapat dilihat

bukit kecil dengan pemandangan alam persawahan yang sangat indah, melalui

anak tangga menuruni tebing dengan hamparan sawah sepanjang aliran sungai

sampai kepada Candi Bentar. Setelah melewati Candi Bentar terbentang relief

peninggalan kuno sepanjang 25 meter dengan tinggi 2 meter yang melukiskan

ihwal kehidupan sehari-hari dalam hutan dengan segala aktivitasnya. Relief ini

ditemukan pada tahun 1951 oleh punggawa Ubud dan berdasarkan gaya pahatan

yang ditemukan, diperkirakan relief ini dibuat pada abad ke XVI Masehi.

d. Pura Pengastulan. Pura terbesar di desa Pekraman Bedulu dimana terdapat

beberapa pelinggih sebagai tempat penyimpanan arca kuno abad XII-XIV Masehi.

Di Pura Pengastulan, terdapat Pura Lawa, Pura Gunung Langkur, Pura

Pengubengan, Pura Desa Alit, Pura Beji, dan Pura Desa.

e. Goa Gajah;ditemukan tahun 1952 oleh Dinas Purbakala Bali. Di tempatini,

terdapat goa berbentuk huruf T. Pada dinding pintu masuk sebelah kanan terdapat

prasasti singkat ditulis dengan huruf Kediri Kwadrat yang berasal dari abad XI

Masehi dan di dalam goa terdapat patung manusia berkepala gajah. Di depan goa

terdapat kolam tempat beberapa pancuran yang dipercayai sebagai tempat

permandian para dewa. Pada saat ini, Goa Gajah adalah sebagai tempat destinasi

wisata yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan

mancanegara maupun wisawatan Nusantara.

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

92

4.2.4 Aktivitas dan Atraksi Budaya

Aktivitas budaya yang dilakukan oleh masyarakat Bedulu, disamping sebagai

petani, juga membuat gerabah dari tanah liat secara tradisional, memahat patung kayu

dalam bentuk bermacam-macam binatang, melukis telur, mewarnai patung-patung kayu

yang disalurkan ke beberapa artshop di Goa Gajah. Di bidang seni tari, ditampilkan seni

tari legong, kecak, seni tabuh, dan seni kerawitan. Gambar 4.3 menunjukkan aktivitas

wisatawan di Desa Bedulu.

Membuat Sate Lilit Bali Berinteraksi dengan siswa SD 5 Bedulu

Gambar 4.3

Aktivitas Wisatawan di Desa Wisata Bedulu

Yang paling menarik diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke desa Wisata

Bedulu adalah melukis diatas kanvas. Di desa Bedulu, terdapat banyak pelukis ternama,

yaitu I Gusti Ketut Kusir, I Made Madra, Ida Bagus Made Nadra, I Gusti Putu Jawi Nuja,

dan pelukis lainnya. Hasil karya pelukis ini dipamerkan di rumah lukisan Dua Likur desa

Bedulu.

Atraksi budaya yang disajikan dalam kunjungan ke desa Bedulu adalah hal-hal

sebagai berikut ini.

a. Membuat makanan tradisional Bali. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka

melestarikan dan memperkenalkan kuliner Bali kepada para wisatawan

mancanegara maupun wisatawan Nusantara. Untuk para wisatawan

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

93

mancanegara,kuliner disajikan mulai dari memilih bahan di pasar sampai siap

disajikan dan sekaligus dinikmati bersama dalam acara makan malam. Hal ini

diatur sedemikian rupa agar para wisatawan langsung dapat berinteraksi dengan

masyarakat dipasar sehingga terasa berkesan yang tidak diperoleh ditempat lain.

b. Atraksi budaya meliputi:mejejahitan, nanding canang, mebanten, melukis telor,

melukis di atas kanvas, membuat jajan tradisional Bali (sumping, bantal,),

panggang sate, membuat katik sate, membuat kelakat, membuat kelangsah,

sengkui, membuat patung dari kayu, mebongbong ayam, latihan Tari Bali anak-

anak.

c. Atraksi hiburan kesenian yang ditampilkan pada saat makan malam adalah

pertunjukan tari anak-anak dari Sanggar Subadrika Puri Bedulu. Tarian yang

ditampilkan di antaranya; Tari Panyembrama, Legong Kraton, Oleg

Tamulilingan, Baris, Tari Joged, dan Kecak (on request).

4.2.5 Fasilitas Desa Wisata Bedulu

Desa Wisata Bedulu memiliki 18 kamar tersebar di rumah-rumah masyarakat, 10

kamar diantaranya sudah pakai pendingin (AC / Air Conditioning) dan 8 kamar hanya

dilengkapi dengan kipas angin dan kamar mandi.Fasilitas restoran terdapat di destinasi

wisata Goa Gajah, yaitu Restoran Petanu, Talisman, dan Restoran Yeh Pulu. Sarapan

pagi dan makan malam dengan pertunjukan tari Bali biasanya dipertunjukkan di Puri

Bedulu. Pada daya tarik wisata ini, juga terdapat fasilitas gamelan, bale-bale bengong,

dan dapur umum yang digunakan untuk praktek memasak, melukis, mejejahitan, dan

membuat kue tradisional Bali.

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

94

Desa Wisata Bedulu menyediakan transportasi untuk tours ke daya tarik wisata

yang ada di luar desa Bedulu, seperti Tirta Empul Tampaksiring, Gunung Kawi,

Kintamani dan lain-lain. Programwisata Bedulu terdiriatas; tracking ke Goa Gajah,

Tebing Sungai Petanu, Pura Dari, Pura Jaksan/Dalem, Sekolah Dasar 4, Bedulu, Pura

Pengastulan, Situs Jero Agung/Pura Jero Agung, Peti Batu (Sarkofagus) rumah I Gusti

Badung, Rumah pengrajin gerabah di Lemon, Relief Yeh Pulu, Sawah Uma Telaga, Pura

Samuan Tiga, dan Ancak Saji Puri Bedulu.

4.2.6 Sejarah Berdirinya Desa Wisata Bedulu

Pada tahun 2007, Bapak Anak Agung Gede Astawa bersama Bapak Ketut John

menyusun proposal desa wisata dan diajukan kepada Ketua Bali Tourisn Board (BTB)

yang sekarang di kenal dengan GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) yang

diarahkan oleh Bapak Djenaldi Gozana yang mengurus desa wisata di Bali Tourism

Board. Pada tahun 2011, usulan tersebut disetujui dan memperoleh bantuandana sebesar

150 juta rupiah. Dengan dana tersebut, Yayasan Darmodayana mulai menyusun rencana

dan program kerja desa wisata. Mulai dari sosialisasi kepada masyarakat, melibatkan

masyarakat dalam menyediakan penginapan, dan membantu asistensi wisatawan dalam

melakukan aktivitas budaya. Masyarakat lokal yang tergabung dalam sanggar Kecak

Bedulu dan sanggar tari setempat juga diundang dan dilibatkan dalam kegiatan desa

wisata ini. Sejak dibuka dan dikembangkan, desa wisata ini berkembang secara positif.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Bedulu pada tahun 2012

sebanyak 525 orang wisatawan dan tahun 2011 sebanyak 400 orang wisatawan dengan

lama tinggal rata- rata dua malam.

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

95

4.2.7 Visi dan Misi Desa Wisata Bedulu

Dalam pengelolaan suatu desa wisata, diperlukan visi dan misi untuk mengetahui

dan merencanakan arah pengembangan desa wisata, sehingga pengelola membuat suatu

strategi pengelolaanuntuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai

arah kebijaksanaan Desa Wisata di Desa Bedulu, maka pengurus menetapkan visi dan

misi yang harus dicapai, sebagai berikut ini.Visi Desa Wisata Bedulu adalah:

meningkatkan taraf hidup masyarakat Bedulu dibidang ekonomi, yang berbasiskan

kepada alam budaya dan pertanian.Misi Desa Wisata Desa Bedulu adalah:

a. pemberdayaan masyarakat desa Bedulu dengan memaksimalkan pemanfaatan

potensi alam dan lingkungan, dan

b. pemberdayaan masyarakat desa Bedulu dengan memaksimalkan pemanfaatan

sosial budaya, adat istiadat, dan peninggalan sejarah masyarakat Desa Bedulu

dengan memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan.

4.2.8 Peran Pemerintah

Keberhasilan pengembangan desa wisata tidak terlepas dari campur tangan

pemerintah sebagai salah satu potensi untuk menggalakkan dunia pariwisata di Indonesia.

Desa Wisata Bedulu adalah salah satu desa wisata yang dibantu oleh pemerintah dari 50

desa yang dikembangkan sebagai desa wisata di Bali. Pada tahun 2007, Desa Bedulu

diresmikan sebagai desa wisata dan pada tahun 2011 mendapat bantuan pemerintah

melalui bantuan dana PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri)

sebesar Rp150 juta. Program PNPM ini diberikan dalam rangka pembinaan dengan

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

96

komposisi 70 persen untuk bantuan langsung kepada masyarakat, 20 persen untuk dana

pendamping, dan 10 persen untuk bantuan manajemen.

4.2.9 Peran Masyarakat dan Pengelolaan Desa Wisata

Tujuan dari pengembangan desa wisata adalah dari dan untuk masyarakat yang

penerapannya diharapkan memberi keuntungan dan peluang pada masyarakat untuk

berpartisipasi secara aktif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan perluasan

lapangan kerja. Kegiatan Desa Wisata Bedulu sepenuhnya melibatkan masyarakat desa

baik partisipasi dalam menyediakan akomodasi maupun kegiatan lainnya dalam aktivitas

wisata sesuai dengan program–program yang telah diatur oleh pengelola Desa Wisata

Bedulu dan kegiatannya semuanya berbasiskan alam.

Desa Wisata Bedulu dikelola oleh Yayasan Dharmadayana yang dipimpin oleh

Anak Agung Astawa dibantu oleh Ketut John. Kantor yayasan ini bertempat di Puri

Bedulu. Desa Wisata Bedulu bekerjasama dengan beberapa biro perjalanan, baik biro

perjalanan dalam dan luar negeri seperti Golden Kris Tour dan Asia World.

4.2.10Program dan Kebijakan Pengembangan Desa Wisata Bedulu

Desa Wisata Bedulu mengangkat potensi purbakala arkeologi sebagai daya tarik

wisata dimana terdapat banyak situs sejarah yang perlu dilestarikan. Maka, kedepan

pengelola akan lebih banyak memelihara, menjaga, dan melestarikan situs–situs sejarah

ini agar tetap terjaga untuk masa depan para generasi penerus, masyarakat Bedulu, dan

masyarakat Bali agar tetap menarik untuk dikunjungi dan diteliti.

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

97

Karena Desa Wisata Bedulu lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan

mancanegara, maka kedepan pengelola lebih banyak memberikan keterampilan dan

kursus bahasa asing, menari, seni tabuh, dan seni ukir untuk masyarakat. Disamping itu,

masyarakat Bedulu kedepan dapat menyiapkan akomodasi lebih banyak, bekerjasama

dengan para pengusaha, biro perjalanan dan pemerintah daerah.Selanjutnya, dilakukan

upaya melestarikan destinasi wisata yang terdapat di Desa Bedulu dan sekitarnya sebagai

daya tarik wisata dan Mengadakan promosi lebih intensif untuk meningkatkan jumlah

kunjungan ke Desa Wisata Bedulu.

4.2.11Harga Paket Wisata

Desa wisata Bedulumenawarkan paket kunjungan yang dipasarkan melalui biro

perjalanan. Biaya paket perorang minimal 10 orang dikenakan sebesar Rp. 350.000.

Biaya tersebut didistribusikan untuk biaya kamar sebesarRp. 100.000, disetorkan ke

yayasanRp 25.000, biaya kegiatan;Rp 225.000. Kegiatan yang dilakukan

meliputicooking class, hiking, latihan menari, tabuh, membuat gerabah dan patung serta

membuat kue khas Bali.

Dana yayasan dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat, dana punia,

kebersihan desa,serta kegiatan sosial di desa. Lancarnya pelaksanaan programdesa wisata

di desa ini merupakan bukti bahwa masyarakat berkontribusi dan mendukung kegiatan

wisata ini.

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

98

4.2.12 Kendala-kendala yang Dihadapi

Dalam melaksanakan program–program Desa Wisata Bedulu, yang paling

menonjol adalah sumber daya manusia yang belum profesional khususnya dalam bidang

komunikasi, karena belum banyak masyarkat Desa Bedulu menguasai bahasa Inggris dan

bahasa asing lainnya. Pengunjung Desa Wisata Bedulu berasal dari beberapa negara,

yaitu wisatawan Prancis, Italia, Spanyol, disamping wisatawan domestik. Disamping itu,

dimasa yang akan datang akan banyak dihadapi kendala dalam mempromosikan Desa

Wisata ini karena persaingan akan semakin ketat. Oleh karena itu, peran pemerintah dan

swasta sangat diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan aktivitas desa wisata.

4.3 Gambaran Umum Masyarakat Desa Wisata Pentingsari

Desa Pentingsari terletak diKelurahan Umbulharjo,Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pentingsari terletak dikawasan

yang berdekatan dengan lereng Gunung Merapi yaitu mempunyai hubungan sejarah masa

lampau dan di lereng destinasi wisata Kali Adem sebelum Lapangan Golf Merapi. Desa

Pentingsari terletak di daerah yang sejuk, berudara segar, berada di ketinggian ± 600

meter, pada jarak 13 km dari pusat Kota Yogyakarta. Desa ini dapat ditempuh 50 menit

perjalanan dari kota Yogyakarta. Kondisi lingkungan berupa alam pedesaan berkontur

bukit dan dataran rendah yang diapit oleh dua buah sungai. yaitu Sungai Kuning dan

Sungai Pawon yang berhulu di lereng Gunung Merapi.

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

99

Dataran Pentingsari berbentuk semenanjung dibatasi oleh lembah dan sungai. Di

sebelah barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu Kali Kuning dan sebelah selatan

terdapat lembah yang hanya berupa Goa Ledoh atau Ponteng dan Gondoran. Selanjutnya,

di sebelah timur terdapat lembah curam yaitu Kali Pawon dan sebelah utara merupakan

daratan yang dapat berhubungan langsung dengan pelataran Gunung Merapi.

4.3.1 SejarahDesa Pentingsari

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Sumardi, yang pertama kali

mendiami Dusun Pentingsari adalah Eyang Kyai Jokarto. Beliau adalah seorang prajurit

Pangeran Diponegoro, yang hidup sekitar tahun 1870 sampai 1905. Beliau menempati

daratan Pentingsari sebagai tempat persembahyangan dan perjuangan sekaligus sebagai

tempat tinggal, karena bentuk Desa Pentingsari sangat strategis. Daerah ini dijadikan

sebagai pusat perjuangan melawan penjajah Belanda. Dusun Pentingsari dikelilingi oleh

sungai yang luas.Sebelumnya tidak ada yang betah dan bertahan lama tinggal di daratan

Pentingsari karena mengalami banyak gangguan dari huru hara, penyakit, dan gangguan

makhluk halus yang mendiami Kali Kuning, Kali Pawon, dan sekitarnya. Yang kuat

menghadapi gangguan ituhanya Eyang Kyai Jokartokarena beliau adalah orang sakti yang

dianggap mampu mengalihkan aliran lahar dari Gunung Merapi, sehingga tidak sampai di

Dusun Pentingsari.

Daratan Pentingsari dikuasai oleh keluarga Eyang Kyai Jokarto.Ketika

pemerintahan Umbulharjo pindah ke Pentingsari sekitar tahun 1895,Kelurahan

Umbulkaya berganti nama menjadi Kelurahan Pentingsari dengan lurah pertama Eyang

Kyai Jokarto.

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

100

Masyarakat Pentingsari sangat tersiksa setelah dijajah oleh pemerintah Belanda

dan penjajah Jepang pada tahun 1942. Tanah milik masyarakat Pentingsari dikuasai dan

hasilnya diambil oleh orang Jepang.Lebih lanjut, masyarakat harus kerja paksa mulai

pagi sampai jam 12.00 siang, masyarakat hanya diberi satu gelas jagung utuh dan mentah.

Sampai saat ini, banyak tempatbersejarah, semenjak kerajaan Kesultanan

Hamengku Buwono ramai dikunjungi oleh wisatawan Nusantara maupun wisatawan

mancanegara. Disamping tempat-tempat peninggalan yang bersejarah, Desa Pentingsari

juga memiliki daya tarik alam yang indah dan asri yang dikelola oleh masyarakat

sehingga sering memperoleh penghargaan dan juara dalam perlombaan-perlombaan yang

diadakan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogjakarta. Desa ini tidak saja sebagai juara

di kabupaten dan provinsi, tetapi juga juara nasional dibidang lingkungan alam sehingga

pemerintah menetapkan Desa Pentingsari sebagai Desa Wisata.

WilayahDesa Wisata Pentingsari terdiri atas areal pemukiman, perkebunan, hutan

rakyat, dan pertanian.Masyarakatnya beragama Islam dengan memiliki mata pencaharian

petani dan pegawai negeri. Pada masa lalu, menurut penuturan dari Bapak Sumardi

selaku ketua Desa Wisata Pentingsari, di Desa Pentingsari banyak terdapat peninggalan

sejarah. Peninggalan ini yang dijadikan sebagai destinasi wisata sampai saat ini; seperti

Gajah Watu Persembahan (Gambar 4.4), MakamPentingsarimerupakan makam pejuang

melawan penjajah Belanda.

Page 37: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

101

Gambar 4.4

Gajah Watu Persembahan di Desa Wisata Pentingsari

Pada tahun 1942–1945, Desa Pentingsari pernah dijajah oleh Belanda. Setelah itu,

Desa Pentingsari dikuasai oleh Jepang. Penjajah Jepang menguasai 70 hektar tanah

masyarakat dan masyarakat kerja paksa dan hasilnya tidak diberikan kepada masyarakat,

tetapi dinikmati oleh orang–orang Jepang. Sejak jaman dulu, masyarakat Pentingsari

sudah memiliki keunikan budayanya adat istiadat budaya yang masih tetap dilestarikan

sampai saat ini.

4.3.2 Keadaan Geografis

Desa Wisata Pentingsari terletak di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pentingsari

terletak di lereng Gunung Merapi yang meletus pada tahun 2010dan berdekatan dengan

Destinasi Wisata Kali Adem, sebelum lapangan golf yang memiliki udara sejuk dan

masih dalam pengembangan destinasi wisata Gunung Merapi.

Desa Wisata Pentingsari dibatasi oleh beberapa desa, yaitu sebelah utara adalah

dusun Gambrutan, sebelah barat adalah dusun Samba, dan setelah sungai Kuning sebelah

selatan adalah dusun Bedoyo, sebeleh timur setelah sungai Pawon adalah dusun Gatak

Page 38: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

102

Cancangan.Luas wilayah Desa Pentingsari adalah 103 hektar yang terdiri atas; tanah

pekarangan seluas 25 hektar, tanah sawah seluas 25 hektar, tanah tegalan seluas 39

hektar, dan tanah perkebunan seluas 14 hektar. Luas pekarangan termasuk luas

pemukiman penduduk. Berikut Peta Desa Wisata Pentingsari (Gambar 4.5).

Page 39: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

103

Gambar 4.5

Peta Desa Wisata Pentingsari

Gambar 4.5

Peta Desa Wisata Pentingsari.

Page 40: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

104

Desa Pentingsari terbagi atas dua Rukun Warga (RW) dan empat Rukun Tetangga

(RT) dengan jumlah penduduk sebanyak 339 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak

122 kepala keluarga, terdiri dari 162 jiwa laki-laki dan 177 jiwa perempuan.Kepadatan

penduduk rata-rata 2,6 jiwa per km2. Mata pencaharian penduduk Desa Wisata desa

Pentingsari adalah sebagian besar sebagai petani selain itu ada sebagian kecil merupakan

pegawai negeri dan pegawai swasta.Dari segi umur, 85% penduduk Desa Pentingsari,

merupakan anak muda yang berusia 15-64 tahun, 5,7% terdiri dari anak-anak, dan 9,4%

berumur > 65 tahun (Tabel 4.4 dan 4.5).

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Desa Pentingsari Berdasarkan Umur

No Indikator Jumlah (orang) Persen

1 0 ≤ 14 tahun 20 orang 5,7

2 15 ≤ 64 tahun 287 orang 85

3 ≥ 65 tahun 32 orang 9,4

Jumlah 339 orang 100

Tabel 4.5

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pentingsari

No Indikator Jumlah (orang) Persen

1 Guru 10orang 3

2 PNS 8 orang 2,5

3 Pensiunan 32 orang 10,1

4 Petani 219 orang 68,7

5 Karyawan 50 orang 15,7

Jumlah 319 orang 100

Sumber: statistik Desa Pentingsari, 2015.

Page 41: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

105

4.3.3 Potensi Alam dan Budaya Desa Pentingsari

Desa Pentingsari memiliki panorama yang asli pedesaan, sejuk dengan suhu udara

minimal 17,10C dan suhu maksimal 25

0C, serta mempunyai spesifikasi khusus yaitu

dekat dengan daerah pegunungan. Daya tarik wisata yang ada di Desa Wisata Pentingsari

meliputi: daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya yang berbentukpeninggalan

jaman penjajahan, daya tarik wisata minat khusus seperti olah ragaalam, daya tarik wisata

agro seperti pertaniandan perkebunan.

Menurut konsep dinas pariwisata, pengembangan kawasan desa wisataadalah

untuk mendorong pembangunan wilayah perdesaan. Khusus yang berkaitan dengan

wisata alam, sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa desa Pentingsari memiliki

potensi lingkungan alam yang cukup besar terutama lahan pertanian dan perkebunannya

sangat potensial untuk didorong menjadi desa wisata alam.

Potensi wisata Desa Pentingsari terdiri atas potensi alam dan budaya. Sama

dengan Desa Wisata Bedulu, Desa Pentingsari juga memiliki tempat-tempat peninggalan

jaman dulu kala yang dipercayai sebagai tempat-tempat bersejarah yang dipromosikan

bagi para wisatawan yang berkunjung sebagai potensi budaya antara lain:Watu

Persembahan, Watu Dakon, Watu Gajah, Makam Pentingsari yang merupakan makam

pejuang tahun 1948-1949, Watu Payung, Sendang Sari Luweng, Sunan Kalijaga, tahun

1477 dan Watu Gendong–Camping. Seluruh tempat bersejarah tersebut dijadikan daya

tarik wisata yang dipaketkan untuk dikunjungi dalam kegiatan desa wisata.

Page 42: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

106

4.3.4 Aktivitas dan Atraksi Budaya

Aktivitas budaya yang telah menjadi kebiasaan sebagai budaya masyarakat

Pentingsari diantaranya aktivitas seni tari yaitu tari Kuda Lumping. Tari Kuda Lumping

adalah tari klasik yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka dan diajarkan secara

turun temurun kepada generasi muda, termasuk pengunjung desa wisata. Masyarakat

setempat juga memiliki kesenian tradisional tabuh yang juga diajarkan kepada wisatawan

yang membeli paket Desa Wisata Pentingsari.

Atraksi budaya yang disajikan dalam menyambut tamu yang berkunjung ke Desa

Wisata Pentingsari adalah terkenal dengan kuliner tradisional masakan masyarakat Desa

Pentingsari.Disamping kuliner, juga diajarkan seni tabuh, seni pewayangan, seni tari, dan

kerajinan tangan dan membatik.

4.3.5 Fasilitas Desa Wisata Pentingsari

Sarana yang telah tersedia di Desa Wisata Pentingsari diantaranya adalah sarana

penginapan, ruang pertemuan, ruang belajar membatik, belajar Wayang Suket, belajar

membuat anyaman janur dan camping ground. Untuk sarana akomodasi, masing-masing

anggota masyarakat menyiapkan rumah dengan tempat tidur yang layak dihuni oleh

wisatawan. Rumah Joglo juga ada dan digunakan sebagai sarana pertemuan dan tempat

belajar menari. Tersedia pula balai tempat belajar menggambar, membuat wayang,

tempat memasak jamu dan makanan tradisional, serta fasilitas toilet dan kamar mandi

yang bersih.

Kegiatan yang dikemas oleh masyarakat Desa Pentingsari untuk para wisatawan

yang berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari, meliputi hal berikut ini.

Page 43: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

107

a. Pertanian: kegiatan pertanian yang dilakukan dengan bercocok tanam ; menanam

tanaman pangan serta memberikan pengetahuan bercocok tanam dengan tanpa

menggunakan media tanah untuk bercocok tanam.

b. Perkebunan: kegiatan perkebunan yang dilakukan dengan mendatangi perkebunan

coklat, kopi, vanili, serta cengkih. Disini pengunjung diajarkan cara pengolahan

tanah, penanaman bibit, pemeliharaan tanaman, pemetikan buah, hingga proses

penjualan hasil panen.

c. Jelajah alam (trekking): kondisi alam di Desa Wisata Pentingsari yang diapit oleh

Dua Sungai (Sungai Pawon dan Sungai Kuning) sangat cocok untuk trekking

remaja, anak-anak,dewasa dan orang tua dengan melewati jalur susur sungai,

melewati hamparan sawah, naik turun tebing dengan terowongan yang sangat

unik dan indah, berjalan di tengah rindangnya berbagai jenis tanaman hutan.

d. Outbound: kegiatan outbound dilakukan oleh anak-anak dengan bermain games

pendidikan dan diajarkan kemandirian, sementara bagi yang dewasa dikirim ke

sungai untuk melakukan games outbound dan berbasah-basahan. Acara kemudian

dilanjutkan dengan acara bebas berinteraksi dengan alam, yang mayoritas lebih

banyak bermain di sungai dengan ditemani olehpemandu.

e. Belajar membatik: di Desa Wisata Pentingsari ada paket khusus untuk

pengunjung yang ingin belajar membatik, peserta akan diajari membatik diatas

kain putih selebar ½ meter sebagai media membatik.

Page 44: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

108

f. Belajar membuat kreasi janur: ada kerajinan tangan yang berbahan dari janur

yang akan dikreasikan menjadi berbagai bentuk, seperti kembang mayang yang

biasa digunakan untuk acara pernikahan, dan membuat ketupat.

g. Melihat pengolahan jamur dan kopi: pengunjung akan diantar untuk melihat

bagaimana proses penanaman jamur hingga dipanen dan siap diproses menjadi

aneka kuliner.Selanjutnya, ada pula kegiatan pengolahan biji kopi mulai

daripemetikan, pembersihan kulit, kemudian disangrai hingga terakhir ditumbuk

secara tradisional.

4.3.6 Sejarah terbentuknya Desa Wisata Pentingsari

Desa wisata adalah salah satu program pemerintah secara nasional dalam usaha

meningkatkan kunjungan wisata yang datang ke Indonesia, khususnya bagi wistawan

yang mempunyai minat khusus pada masalah lingkungan. Desa Wisata Pentingsari

tertarik menjadi desa wisata bermula dari terpilihnya desa ini sebagai juara nasional

dibidang lingkungan dan penghijauan. Setelah memenangi juara dan mempertimbangkan

persyaratan yang ditetapkan, maka desa ini setuju untuk dijadikan Desa Wisata.

Persyaratan untuk menjadi desa wisata kampung harus memiliki home stay dan setiap

keluarga di desa harus memiliki minimal 2 buah kamar yang khusus diperuntukkan bagi

tamu atau wisatawan (wisatawan tidak boleh bercampur dengan keluarga)

Bapak Sumardi sebagai ketua Desa Wisata Pentingsari,sampai saat ini

mempunyai inisiatif mengumpulkan warga dalam pertemuan pertama ; masyarakat yang

hadir 73 kepala keluarga dari 126 kepala keluarga masyarakat Desa Wisata Pentingsari

saat itu. Sebanyak 55 keluarga belum siap mendukung berdirinya desa wisata. Pertemuan

Page 45: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

109

kedua belum ada perubahan sampai pada pertemuan ketiga kalinya, baru 85 % dari

masyarakat Pentingsari mendukungnya, yaitu sebanyak 106 kepala keluarga mendukung

untuk berdirinya Desa Wisata Pentingsari. Pada tanggal 3 Maret 2008, di Desa

Pentingsari dilakukan survei oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, dan

sekaligus meminta Bapak Sumardi untuk mengajukan permohonan bantuan dengan

membuat proposal kebutuhan untuk perlengkapan menjadi desa wisata yang ditujukan

kepada pemerintah daerah. Pada tanggal 15 April 2008, secara resmi desa Pentingsari

ditetapkan menjadi desa wisata. Jumlah kamar yang tersedia sebanyak 168 buah kamar

dengan kapasitas bisa menampung wisatawan sebanyak 400 – 600 orang wisatawan.

4.3.7 Visi dan Misi Desa Wisata Pentingsari

Dalam pengelolaan suatu desa wisata, diperlukan visi dan misi untuk mengetahui

dan merencanakan arah desa wisata sehingga pengelola membuat suatu strategi

pengelolaan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi Desa Wisata

Pentingsari adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Pentingsari dibidang ekonomi,

yang berbasiskan kepada alam, budaya, dan pertanian.

Misi Desa Wisata Pentingsari adalah:

a. pemberdayaan masyarakat Desa Pentingsari dengan memaksimalkan pemanfaatan

potensi alam dan ligkungan, dan

b. pemberdayaan masyarakat Desa Pentingsari dengan memaksimalkan pemanfaatan

sosial budaya, adat istiadat, dan peninggalan sejarah masyarakat Desa Pentingsari

dengan memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan.

Page 46: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

110

4.3.8 Peran Pemerintah

Keberhasilan Desa Wisata Pentingsari tidak terlepas dari keterlibatan pemerintah

setempat. Berdasarkan informasi narasumber yakni Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten

Sleman, keterlibatan pemerintah daerah dalam pengembangan Desa Wisata Pentingsari

ini tidak dalam bentuk pemberian bantuan berupa uang, tetapi pemerintah membantu

dalam hal memberikan pembinaan, pelatihan, dan turut serta mempromosikan Desa

Wisata Pentingsari.

4.3.9 Peran Masyarakat dan Pengelola Desa Wisata Pentingsari

Sistem pengelolaan Desa Wisata Pentingsari adalah dengan pengelolaan

berbasiskan pada masyarakat dengan membentuk kelompok sadar wisata. Untuk

pengaturan sistem kerja organisasi, dibuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga. Untuk mengoperasikan jalannya organisasi, dibentuklah struktur organisasi.

Struktur organisasi yang dimaksudkan adalah untuk menjalankan organisasi desa wisata

dan pembagian tugas dari masing-masing orang yang telah ditunjuk. Seperti yang sudah

diketahui, masyarakat desa Pentingsari sebagian sudah kerja untuk mengkhususkan pada

pengelolaan desa wisata ini. Sebagian besar masyarakat sudah tidak bekerja di sektor

lain, tetapi umumnya sudah mengkhususkan pada pengelolaan desa wisata ini. Mengenai

bentuk struktur organisasi pengelolaan desa wisata, disusun organisasi sebagaimana

Gambar 4.6 berikut ini.

Page 47: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

111

Ketua

Sekretaris Bendahara

Seksi/koordinator

Gambar 4.6

Struktur Organisasi

Desa Wisata Pentingsari

Pengurus Desa Wisata Pentingsari:

Ketua : Sumardi

Wakil Ketua : Doto Yogantoro

Sekretaris : Harajun

Wakil Sekretaris : Dasimun

Bendahara : Ag. Warinti

Wakil bendahara : Eko Ruyanto

Seksi/koordinator

Akomodasi : Doto Yogantoro

Kegiatan : Maryanto & Sudiyan

Konsumsi : Ibu Dukuh & Sumpardi

Pengembangan : Susi Susilawati & Ria

Keamanan : Sunaryo & Yudi

Cendramata : Tri Sukoyo

Page 48: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

112

4.3.10 Program dan Kebijakan Pengembangan Desa Wisata Pentingsari

a. Pelestarian lingkungan.

Masyarakat desa Pentingsari diberdayakan untuk menjaga lingkungan alam

dengan pemberdayaan kelompok pertanian, perkebunan dengan bersama-sama

menjaga lingkungan tetap hijau dan lestari, dan kelompok tani ikan untuk

memanfaatkan air yang mengalir di sungai, dan kelompok tani wanita yang

disarankan untuk memanfaatkan umbi-umbian lokal untuk pangan lokal. Dalam

kelompok penghijauan, secara sadar masyarakat Desa Pentingsari apabila ingin

menebang kayu perkebunan harus terlebih dulu menanam sepuluh pohon

sampai pasti hidup baru bisa menebang satu pohon yang sudah tua. Pelestarian

lingkungan juga dilaksanakan dengan menggunakan media adat dan budaya,

seperti gotong royong bersih-bersih lingkungan secara berkesinambungan.

Untuk melestarikan lingkungan, dibuat suatu paket wisata pertanian dan

perkebunan sebagai salah satu daya tarik pengunjung ikut berpartisipasi

menanam pohon, sehingga semakin banyak pengunjung maka semakin banyak

tanamam pertanian dan perkebunan yang ditanam.

b.Pelestarian Seni dan Budaya.

Untuk melestarikan seni dan budaya sebagai peninggalan para leluhurnya, seni

tari dan gambelan tetap dipertahankan, bahkan dilestarikan agar seni dan budaya

ini tetap bertahan sampai kepada generasi berikutnya sehingga seni tari dan

gamelan ini juga dipertontonkan bagi para wisatawan dan pada hari-hari tertentu

Page 49: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

113

pada upacara adat dan hari raya, seperti misalnya kesenian Kuda Lumping, Tari

Klasik, Petrukan, dan Jatilan tetap dipertahankan.

c. Kerjasama

Desa Wisata Pentingsari melaksanakan kerjasama dengan Dinas Pariwisata

Kabupaten Sleman dalam pengelolaan dan pemberdayaan desa wisata Selain

itu,Desa Pentingsari juga mengadakan kerjasama dengan desa wisata lainnya

terutama dengan desa wisata yang berada di Kabupaten Sleman. Demikian

juga,dilakukan kerjasama dengan biro perjalanan sebagai mitra usaha dalam

rangka meningkatkan jumlah kunjungan ke Desa Wisata Pentingsari.

Dalam meningkatkan tingkat hunian Desa Wisata Pentingsari menurut Bapak

Doto Yogantoro (marketing), disamping mempromosikan kepada lembaga–

lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, juga dilakukan dengan bekerjasama

dengan beberapa biro perjalanan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan

demikian juga dengan instansi pemerintah.

4.3.11 Harga Paket Wisata

Desa Wisata Pentingsari menawarkan paket wisata yang beragam dan harga yang

menarik, dalam arti relatif murah setelah dibandingkan dengan atraksi dan fasilitas yang

bisa dinikmati wisatawan. Bagi tamu rombongan yang jumlahnya lebih dari 40 orang

disiapkan harga paket khusus dengan klasifikasi sebagai berikut ini.

a. Harga Paket Fasilitas Desa Pentingsari

- Menginap di homestay perhari perorang fullboard Rp 100.000

- Sewa Arena outbond/camping ground Rp 200.000/orang

Page 50: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

114

- Sewa Joglo/Tempat Pertemuan Rp 600.000/hari

- Sewa sound system Rp 250.000/hari

- Tour Guide Rp 75.000/hari

b. Harga Paket Atraksi Wisata

- Pelatihan Pertanian/Perkebunan Rp 15.000/orang

- Atraksi bajak sawah/tanam padi Rp 20.000/orang

- Atraksi Wiwitan/panen padi Rp 15.000/orang

- Memancing/tangkap ikan Rp 15.000/orang

- Tracking/Petualangan Rp 15.000/orang

- Sepak bola lumpur Rp 10.000/orang

- Outbond/field trip TK-SD Rp 75.000/orang

- Outbond/fun game SMP/mhs Rp 100.000/orang

- Outbond/Fund game dewasa Rp 125.000/orang

c. Harga Paket Atraksi Budaya

- Penyambutan/Punokawan Rp 20.000/orang

- Cokekan/karawitan Rp 17.500/orang

- Belajar menggambar Rp 15.000/orang

- Belajar gamelan Rp 15.000/orang

- Belajar tari klasik Rp 15.000/orang

- Paket Kenduri Rp 75.000/orang

- Paket atraksi kuliner pedesaan Rp 15.000/orang

- Kreasi Janur Rp 10.000/orang

Page 51: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

115

- Membatik Rp 25.000/orang

d. Paket Makanan dan Snack

- Welcome drink/snack (harga mulai) Rp 5.000/orang

- Nasi kotak Rp 17.500/orang

- Makan Prasmanan Rp 20.000/orang

e. Paket Tour

- Lava and volcano Merapi tour Rp 350.000/orang

- Kunjungan ke sentra jamu godok Rp 20.000/orang

- Kunjungan ke sentra sapi perah Rp 17.500/orang

- Kunjungan ke museum Gunung Merapi Rp 12.500/orang

Biaya paket dihitung untuk tamu rombongan minimum 40 orang. Bilamana

rombongan kurang dari 40 orang, maka akan berlaku harga yang berbeda,dan

berlaku sejak tahun 2008 - sekarang.

Desa Wisata Pentingsari adalah salah satu dari 37 desa wisata yang terdapat

diseluruh Kabupaten Sleman dengan keunikan yang berbeda-beda. Desa Wisata

Pentingsari memiliki kekhususan kelestarian alam dan lingkungan yang lestari disamping

memiliki beberapa tempat bersejarah yang dipromosikan bagi wisatawan.

4.3.12 Kendala yang Dihadapi

Dalam melaksanakan program–program Desa Wisata Pentingsari,kendala utama

yang dihadapi serupa dengan Desa Wisata Bedulu ;kompetensi sumber daya manusia

belum mampuberkomunikasi dan berinteraksi dengan wisatawan dengan baik. Kendala

Page 52: BAB III METODE PENELITIAN III dan IV... · Beberapa ciri penelitian kualitatif menurut Finlay ... berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, ... deskriptif analitikal kualitatif

116

lain yakni keterampilan masyarakat dan pengelola dalam melayani, memasarkan, dan

mengembangkan aktivitas desa wisata, masih terbatas. Implikasi dari kendala ini adalah

aspek pelayanan yang disajikan kepada wisatawan kurang memuaskan sehingga mereka

tidak mau datang kembali untuk menghabiskan waktunya berlibur. Dengan demikian,

peran pemerintah dan swasta dalam hal memberikan bimbingan teknis, dukungan dana,

dan promosi sangat diharapkan sehingga membantu dalam meningkatkan aktivitas desa

wisata.