30
105 BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan menginterprestasikan data yang berwujud angka-angka untuk mengetahui perhitungan yang tepat bagi instansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan peningkatan kinerja 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang berada di Kota Purwokerto. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut mudah dijangkau, memiliki kondisi sosial ekonomi yang relatif sama serta diharapkan dengan menggunakan daerah tersebut sebagai lokasi penelitian, penulis dapat memperoleh jumlah responden yang lebih banyak. Sasaran dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdapat diwilayah KPP Pratama Purwokerto, Jalan Gerilya No. 567 Purwokerto 53143.

BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

105

BAB III

METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah metode analisis data yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan, menganalisis, dan menginterprestasikan data yang

berwujud angka-angka untuk mengetahui perhitungan yang tepat bagi

instansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan

anggaran dan peningkatan kinerja

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

yang berada di Kota Purwokerto. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi

penelitian karena lokasi tersebut mudah dijangkau, memiliki kondisi

sosial ekonomi yang relatif sama serta diharapkan dengan

menggunakan daerah tersebut sebagai lokasi penelitian, penulis dapat

memperoleh jumlah responden yang lebih banyak. Sasaran dalam

penelitian ini adalah wajib pajak yang terdapat diwilayah KPP Pratama

Purwokerto, Jalan Gerilya No. 567 Purwokerto 53143.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

106

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama tujuh bulan dengan perincian

kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No

JenisKegiatan

Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1. Penyusunan Proposal

2. Penyusunan Instrumen

3. Pelaksanaan Penelitian

4. AnalisisData

5. Penyusunan Laporan

4. Teknik dan Penentuan Ukuran Sampel

a. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah

generlisasi, obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Peneliti ini

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif karena data yang

dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai data

laporan keuangan suatu perusahaan yang diteliti dengan

menggabungkan hubungan antara variabel yang terlibat

didalamnya, kemudian di interprestasikan dan diambil suatu

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

107

kesimpulan yang berkenaan dengan objek tersebut baik berupa

angka-angka, tabel maupun gambar. Jumlah Sampel

Menurut Sugiyono (2014) sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi terdiri dari wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di

KPP Pratama Purwokerto per 31 Desember 2017 sebanyak

155.455 wajib pajak orang pribadi.

Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan purposive sampling, menurut

Sugiyono (2016) purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Penentuan

jumlah sampling menggunakan rumus Slovin yang diperoleh

sebanyak 100 responden,caranya dibawah ini :

=

1 + ( ) = 155.455

1 + 155.455(0,1) =155.4551.55455 = 100

Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Kuesioner yang disebarkan kepada responden yakni wajib

pajak orang pribadi yang terdaftar dan sedang berada

lingkungan KPP Pratama Purwokerto.

b) Dokumentasi yang berasal dari KPP Pratama Purwokerto

yaitu berupa jumlah wajib pajak orang pribadi yang

terdaftar dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

108

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer

dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dari kuesioner tertutup

yang dibagikan yaitu kuesioner yang pilihan jawaban pertanyaan sudah

disediakan dan responden hanya mengisi dengan cara memberi tanda

terhadap pilihan jawaban yang sesuai dengannya dan jumlah wajib

pajak orang pribadi yang terdaftar serta tingkat kepatuhan wajib pajak

orang pribadi atau biasa disebut dengan data sekunder.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara,

yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data

sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002). Peneliti memperoleh

data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui

buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan

penerimaan pajak.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian

lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama

(data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian

adalah WP pribadi yang terdaftar di KPP tersebut diatas.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

109

Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally

administered questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan

dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo,

2002).

Skala yang digunakan dalam tingkat pengukuran adalah

skala interval atau sering disebut skala LIKERT yaitu skala yang

berisi 7 tingkat prefensi jawaban. Skala likert dikatakan interval

karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkat atau prefensi

yang “lebih tinggi” dari setuju dan setuju “lebih tinggi” dari ragu-

ragu (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini, menggunakan SPSS

16.00 untuk memperoleh hasil perhitungan dari berbagai metode

yang digunakan dan dapat menganalisis perumusan masalah

penelitian. Masing-masing jawaban dari 7 alternatif jawaban yang

telah tersedia diberi bobot nilai (skor) sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pengukuran Terhadap Variabel IndependenNo Jawaban Responden Skor

1 Sangat Setuju Sekali 7

2 Sangat Setuju 6

3 Setuju 5

4 Netral 4

5 Tidak Setuju 3

6 Sangat Tidak Setuju 2

7 Sangat Tidak Setuju Sekali 1

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

110

7. Variabel Penelitian

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependent atau variabel terikat (Y) adalah

variabel yang variasinya dipengaruhi oleh variasi variabel

independent. Variabel ini sering disebut dengan variabel kriteria.

Variasi perubahan dependent ditentukan oleh variasi perubahan

variabel independent (Suliyanto, 2011). Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu Penggelapan Pajak (Y).

b. Variabel Independen (X)

Variabel Independent atau variabel bebas (X) adalah

variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab besar kecilnya

nilai variabel yang lain. Variabel ini sering disebut dengan variabel

predikator. Variasi perubahan variabel independent akan berakibat

terhadap variasi perubahan variabel dependent. (Suliyanto, 2011).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu sistem perpajakan (x1),

keadilan (x2), teknologi perpajakan (x3), biaya kepatuhan(x4), dan

kemungkinan terdektesi kecurangan (x4).

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

111

8. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing

variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara

pengukurannya.

A. Definisi Konseptual

1) Variabel Independen

a. Sistem Perpajakan (X1)

Sistem Perpajakan merupakan suatu sistem

pemungutan pajak yang merupakan perwujudan dari

pengabdian dan peran serta WP untuk secara langsung dan

bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang

diperlukan untuk pembiayaan penyelenggaraan Negara

dan pembangunan nasional.

b. Keadilan (X2)

1) Prinsip keadilan pajak menurut Siahaan (2010) yang

pertama didasarkan pada keadilan harus didasarkan

pada prinsip manfaat. Prinsip ini menyatakan bahwa

suatu sistem pajak dikatakan adil apabila kontribusi

yang diberikan oleh setiap wajib pajak sesuai dengan

manfaat yang diperolehnya dari jasa-jasa pemerintah.

Jasa pemerintah ini meliputi berbagai sarana yang

disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

112

2) Prinsip yang kedua mengacu pada prinsip keadilan

dalam membayar, menurut prinsip ini, perekonomian

memerlukan suatu jumlah penerimaan pajak tertentu,

dan setiap wajib pajak diminta untuk membayar sesuai

dengan kemampuannya.

3) prinsip yang ketiga adalah bagaimana WP dikenakan

kewajibannya disesuaikan dengan keadilan horizontal

dan keadilan vertikal, yang mana WP yang memiliki

penghasilan yang sama akan disesuaikan pula dengan

pengenaan pajak yang sama, WP yang memiliki

penghasilan yang besar akan dikenakan kewajiban

perpajakan yang besar pula, demikian sebaliknya.

Ketiga prinsip yang dipaparkan tersebut harus

diterapkan dan dilaksanakan secara penuh terhadap

para WP, dimana dibutuhkan kesadaran yang besar dari

dalam WP sendiri untuk melaksanakan kewajibannya

dan sekaligus pengawasan dari pihak fiskus dalam

mensukseskan target penerimaan pajak Negara.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

113

c. Teknologi Perpajakan (X3)

Teknologi perpajakan adalah penggunaan sarana

dan prasarana perpajakan dengan memanfaatkan ilmu dan

perkembangan teknologi serta informasi dibidang

perpajakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

perpajakan terhadap wajib pajak yang akan memenuhi

kewajiban perpajakan.

Ditjen Pajak telah memfasilitasi beragam aplikasi

modern untuk memudahkan dalam melakukan kewajiban

perpajakan wajib pajak. Adanya pembaharuan di bidang

teknologi dan informasi yang berkaitan dengan sistem

pelayanan administrasi perpajakan, diharapkan dapat

mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya sehingga tindakan tax evasion dapat

diminimalisir. Maka semakin tinggi dan modern teknologi

dan informasi perpajakan yang digunakan, semakin rendah

tax evasion yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan

oleh Permatasari (2013) mengenai minimalisasi tax

evasion menunjukkan indikasi nilai negatif yang bersifat

signifikan untuk variabel teknologi dan informasi

perpajakan.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

114

d. Biaya Kepatuhan (X4)

Biaya Kepatuhan adalah biaya yang dikenakan

terhadap wajib pajak di luar pajak itu sendiri misalnya

biaya belajar tentang pajak,pengarsipan,dll.

Menurut Standford V.Berg (2005) menyatakan

biaya pajak kepatuhan (Tax Compliance Cost)

didefinisikan sebagai seluruh biaya yang diluar pajak

terutang yang dikeluarkan oleh wajib pajak dalam proses

pemenuhan kewajiban perpajakannya,mulai dari aspek

perpajakan dalam investasinya hingga saat menerima

putusan banding dan melunasi pajak terutangnya.

Besarnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh wajib

pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dalam

berbagai literature disebut compliance cost. Idealnya

biaya-biaya yang dikeluarkan oleh wajib pajak dalam

rangka pemenuhan kewajiban pajak tersebut tidak

memberatkan wajib pajak dan tidak menghambat wajib

pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban

perpajakannya. Namun meskipun tidak memberatkan

wajib pajak faktor ini untuk diperhatikan karena akan

mempengaruhi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

115

e. Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan (X5)

Pemeriksaan pajak dilaksanakan dalam rangka

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Porsentase kemungkinan suatu pemeriksaan

pajak dilakukan sesuai dengan aturan perpajakan untuk

mendeteksi kecurangan yang dilakukan wajib pajak

sehingga berpengaruh pada Tax Evasion. Ketika seseorang

menganggap bahwa porsentase kemungkinan

terdeteksinya kecurangan melalui pemeriksaan pajak yang

dilakukan tinggi maka dia akan cenderung untuk patuh

terhadap aturan perpajakan dalam hal ini berati tidak

melakukan penghindaran Pajak (Tax Evasion), karena ia

takut jika ketika diperiksa dan ternyata dia melakukan

kecurangan maka dana yang akan dikeluarkan untuk

membayar denda akan jauh lebih besar daripada pajak

yang sebenarnya harus ia bayar.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

116

2) Variabel Dependen

a. Penggelapan Pajak (Y)

Mardiasmo (2009) mendefinisikan penggelapan pajak

(tax evasion) Adalah usaha yang dilakukan oleh wajib

pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara

melanggar undang-undang. Dikarenakan melanggar

undang-undang, penggelapan pajak ini dilakukan dengan

menggunakan cara yang tidak legal. Para wajib pajak

sama sekali mengabaikan ketentuan formal perpajakan

yang menjadi kewajibannya, memalsukan dokumen, atau

mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak benar.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

117

B. Definisi Operasion

Tabel 3.3Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator SkalaPengukuran

SistemPerpajakan(X1)(Sumber:Supriyadi danSuminarsasi(2011) danNickerson etal (209))

Penerapan sistemperpajakansecaramenyeluruhkepadamasyarakat

1. Penggelapan pajakdianggap etis jikasistem perpajakanyang ada tidak adil2. Penggelapan pajakdianggap etis jikatarif pajak yangdikenakan olehWajib Pajak (WP)tidak sesuai dengantingkat penghasilanWP.3. Menurut saya,uang pajak yangterkumpul harusdikelola denganbijaksana.4. Menurut saya,prosedur sistemperpajakan yang adamemberikankemudahan oleh WPdalam menyetorkanpajaknya5. Menurut saya,Direktorat jenderalperpajakan (DitjenPajak) sudahmemberikansosialisasi yg baikuntuk kemudahanakses penyetoranpajak

Interval

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

118

Keadilan(X2)(Sumber:Supriyadi danSuminarsasi(2011) danNickerson etal (2009))

pemerintah dapatdikatakan adilapabila uangpajak yangdibayarkan olehmasyarakatdigunakan untukpengeluaranumum negara,selain itupengenaan danpemungutanpajak terhadapmasyarakatdiperlakukandengan sama.

1.Penggelapan pajakdianggap etismeskipun dana yangbersumber dari pajakdigunakan untukmembangun fasilitasumum yang bersifatpenting.2. Penggelapan pajakdianggap etismeskipun uang yangbersumber dari pajaktelah digunakansecara baik danbenar.3. Penggelapan pajakdianggap etismeskipun tarifpajaknya rendah.4. Penggelapan pajakdianggap etis jikaorang yang memilikipenghasilan tinggi,maka kewajibanperpajakannya jugatinggi.5. Penggelapan pajakdianggap etis jikapemerintah tidak adildalam penyusunanundang-undangperpajakan.6. Penggelapan pajakdianggap etis jikapihak fiskus atauDirektorat JenderalPerpajakan (DJP)tidak adil dalammelaksanakanketentuanperpajakan.

Interval

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

119

Teknologiperpajakan(X3)(sumber :Permatasaridan Laksito(2013) danArdyaksa(2014))

pemerintah harusmendukungpembentukanadministrasi E-systemperpajakan agardapat mulaimemperolehmanfaat daritingginya tingkatkepatuhan wajibpajak dan E-systemperpajakan harusdilaksanakanuntukmengurangipenyalahgunaanuang pajak.

1.SistemAdministrasiModern (e-System)dimanfaatkan untukkemudahanpemenuhankewajibanperpaajakan.2. Pembayaran pajaksecara on-linemudah dan cepat.3. Sistem pelaporanpajak secaraelektronikmemberikankemudahanpelaporan pajak.4. Complaint centermemberikankemudahan wajibpajak untukmenyampaikankeberatan dankeluhan pajak

Interval

BiayaKepatuhan(X4)( sumber :Kurniawatidan Toly(2014))

Apabila teoriPlanned Behaviordikaitkan denganfaktor biayakepatuhan, makaseorang individuyang menanggungbiaya kepatuhanyang besar danmemberatkanakan cenderungmelakukanpenggelapanpajak. Sebaliknya,apabila biayakepatuhan tidakterlalumemberatkan,maka individuakan cenderungmenghindaripenggelapanpajak.

1. Apakah jumlahuang yang dikeluarkan untukmembayar honorkonsultan pajakmemberatkan bagiWajib Pajak.2. Apakah jumlahuang yang dikeluarkan untukbiaya fotokopi(pengarsipandokumenperpajakan)memberatkan bagiWajib Pajak.

Interval

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

120

3. Apakah waktuyang terpakai untukmembaca peraturanperpajakan danmemahaminyamemberatkan bagiWajib Pajak.4. Apakah waktuyang terpakai untukpulang pergi keKantor PelayananPajak memberatkanbagi Wajib Pajak.5. Apakah rasacemas menungguhasil pemeriksaanmemberatkan bagiWajib Pajak.6. Apakah rasacemas menungguhasil pemeriksaanmemberatkan bagiWajib Pajak.

9. Teknik Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji

kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama

dan daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).

Priyatno (2010) menjelaskan bahwa analisis deskriptif

menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

121

mean, standar deviasi, variasi, modus, dll. Juga dilakukan

pengukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan

distribusi data apakah normal atau tidak.

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini,

maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas

adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen

pengukur mampu mengukur apa yang diukur. Menurut Ghozali

(2011) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kusioner tersebut. Pengujian

menggunakan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. Kriteria

pengujian adalah sebagai berikut:

1) Jika rhitung rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka

instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan valid)

2) Jika rhitung < rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka

instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi

signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

(Priyatno, 2010).

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

122

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Menurut ( Ghozali, 2009)

menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu salah satunya yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah one shot pengukuran sekali saja, di sini

pengukurannya hanya sekali saja dan kemudian hasilnya di

bandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur kolerasi

antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan

menggunakan pengujian cronbach Alpha yaitu pengujian yang

paling umum digunakan. Suatu variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai cronbach Alpha > 0,60.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini,

maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas dan

uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal (Ghozali, 2013). Data yang baik adalah data

yang berdistribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

123

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik. Uji statistik-t mengansumsikan

bahwa nilai residual yang mengikuti distribusi data normal.

Apabila nilai residual yang dihasilkan tidak terdistribusi secara

normal, maka uji statistik menjadi tidak valid.

Analisis grafik dilakukan dengan memperhatikan penyebaran

data (titik) pada Normal P Plotof Regression Standardizzed

Residual dari variabel independen, dimana:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Apabila pendeteksian normalitas hanya dengan cara

melihat grafik, maka hasil yang didapat akan menyesatkan dan

bias karena kemungkinan terlihat normal, padahal secara

statistik menunjukan ketidaknormalan dalam pendistribusian.

Oleh sebab itu, dalam pengujian normalitas selain dengan

analisis grafik harus dilengkapi dengan uji statistik. Pengujian

normalitas data secara statistik menggunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Nilai signifikansi dari

residual yang berdistribusi secara normal adalah jika nilai

asymp. Sig (2-tailed) dalam pengujian One-Simple

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

124

Kolmogorov-Smirnov Test lebih dari signifikansi 0,05. Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi

normal

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen) (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada

model regresi dapat dilihat dari toleranevalue dan variance

inflation factor (VIF). Berikut ini adalah dasar acuanya:

a) Jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF

10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

multikolinieritas antar variabel independen dalam model

regresi.

b) Jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF

10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

multikolinieritas antar variabel independen dalam model

regresi.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

125

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

tahun periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya) (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Apabila terjadi korelasi

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam penelitian ini

uji autokorelasi dilakukan dengan mengggunakan Uji Durbin-

Watson (DW test) untuk menguji autokorelasi dari model regresi

penelitian. Uji Durbin-Watson ini hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept

(konstanta) dan tidak ada variabel lag diantara variabel

independen (Ghozali, 2013).

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : Ada autokorelasi (r 0)

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

126

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, dapat

dilihat dari Tabel di bawah ini

Tabel 3.4

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi

positif

Tolak 0 < d < dI

Tidak ada autokorelasi

positif

No decision dI d du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dI < d <

4

Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du d

4 – Di

Tidak ada autokorelasi,

positif atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4 –

du

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

127

Selain itu, uji autokorelasi dapat juga dilakukan dengan

menggunakan statistik non-parametrik, yaitu dengan Run

Test.Run testdigunakan sebagai bagian dari statistik non-

parametrik dan dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak

terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah

acak atau random (Ghozali, 2013). Model regresi dikatakan tidak

terjadi autokorelasi jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap

maka disebut homoskedastisitas, jika tidak maka disebut

heteroskedastisitas.

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

128

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara mendeteksi ada

atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan Uji

White. Uji ini dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat

dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan

perkalian variabel independen. Uji ini dapat mendeteksi adanya

heteroskedastisitas dengan cara melihat signifikansi masing-

masing variabel. Jika variabel independen signifikan secara

statistik lebih dari 0,05,dapat disimpulkan bahwa dalam data

model empiris tidak terdapat heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda yaitu suatu model liniear regresi yang

variabel dependennya merupakan fungsi liniear dari beberapa variabel

bebas. Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti

pengaruh beberapa variabel yang berkolerasi dengan variabel yang

diuji. Teknik analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai

pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen

maupun dalam telaah ilmiah. Analisis regresi berganda digunakan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Untuk pengolahan

datanya menggunakan aplikasi SPSS. Dengan rumus regresi berganda

yaitu:

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

129

Y= 1X1+ 2X2+ 3X3+ 3X4+ 3X4+e

Dimana:

Y = Etika Penggelapan Pajak

X1 = sistem perpajakan

X2 = Keadilan

X3 = Teknologi Perpajakan

X4 = Biaya Kepatuhan

X5 = Kemungkinan Terdektesi Kecurangan

a = Bilangan Konstanta (harga Y, bila X=0)

e = error yang ditolerir (5%

b. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinasi (R ) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berati kemampuan

variasi variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berati

variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

130

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan

ke dalam model. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan

untuk menggunakan nilai adjusted R pada saat mengevaluasi

mana model regresi terbaik. Menurut Ghozali (2013), apabila

dalam uji empiris didapat nilai adjusted R negatif maka nilai

adjustedR dianggap bernilai 0. Secara sistematis jika nilai R =

1, maka adjustedR = R = 1, sedangkan R = 0, maka adjustedR

= (1 - k)/(n - k). Jika k > 1, maka adjustedR akan bernilai negatif.

b. Uji F – Statistik

Uji F dilakukan untuk menguji secara keseluruhan pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria

pengujiannya adalah jika F hitung >F tabel atau sig.< (0,05),

maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel

terikat secara bersama-sama. Jika F hitung >F tabel atau sig.< ,

maka hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak

mampu menjelaskan variabel terikatnya.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukan pengaruh

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013). Pada uji t ini untuk mengetahui pengaruh

komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, intensitas asset tetap, intensitas

persediaan dan corporate risk.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

131

1) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis 1

Ho: 1 0

Sistem perpajakan tidak berpengaruh negatif terhadap

persepsi wajib pajak tentang penggelapan pajak

Ha: 1< 0

Sistem perpajakan berpengaruh negatif terhadap persepsi

wajib pajak tentang penggelapan pajak

Hipotesis 2

Ho: 1 0

Keadilan tidak berpengaruh negatif terhadap persepsi

wajib pajak tentang penggelapan pajak.

Ha: 1< 0

Keadilan berpengaruh negatif terhadap persepsi wajib

pajak tentang penggelapan pajak.

Hipotesis 3

Ho: 1 0

Teknologi perpajakan tidak berpengaruh negatif terhadap

persepsi wajib pajak tentang penggelapan pajak

Ha: 1< 0

Teknologi perpajakan berpengaruh negatif terhadap

persepsi wajib pajak tentang penggelapan pajak

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

132

Hipotesis 4

Ho: 1 0

Biaya kepatuhan tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan

pajak.

Ha: 1 > 0

Biaya kepatuhan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan

pajak.

Hipotesis 5

Ho: 1 0

Kemungkinan terdeteksinya kecurangan berpengaruh

negatif terhadap etika penggelapan pajak.

Ha: 1 < 0

Kemungkinan terdeteksinya kecurangan berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap persepsi wajib pajak

mengenai etika penggelapan pajak.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

133

2) Kriteria Signifikan

Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan sebesar 0,05 (5%), dikatakan signifikan apabila

nilai signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% serta

derajat kebebasan (degree of freedom).

( ) ( )

Keterangan :

df : Degree of freedom

α : Alpha

n : Jumlah Sampel

k : Banyaknya variabel

3) Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian hipotesis 1,2,3,4, dan 5 adalah:

a. Ho diterima atau Ha ditolak apabila ttabel thitung

b. Ho ditolak atau Ha diterima apabila ttabel <thitung

Kriteria pengujian hipotesis 5 adalah

a. Ho diterima atau Ha ditolak apabila-ttabel thitung

b. Ho ditolak atau Ha diterima apabila -ttabel >thitung

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A ...eprints.peradaban.ac.id/573/4/411140014_BAB 3.pdfinstansi pemerintah dalam melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan

134

4) Mencari Nilai t

Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel tergantung atau tidak. Rumus t hitung sebagai

berikut:

ti=

Keterangan:

ti = Nilai t hitung

j = Koefisien Regresi

j = standar error atas koefisien regresi variabel

5) Menarik Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan kriteria pengujian,

menentukan hipotesis diterima atau ditolak.