27
55 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang pendekatan dan metode, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan proses pengumpulan data. A. Pendekatan dan Metode Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu program layanan bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa sekolah dasar. Oleh karena itu diperlukan gambaran yang mendalam tentang bentuk bimbingan cerita yang dapat mengembangkan budi pekerti siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan tujuan agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta memperoleh data yang mendalam. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah: (1) data yang dikumpulkan bersifat deskriptif yaitu berupa kata-kata atau tindakan subjek yang diobservasi atau diwawancari, (2) penelitian memberikan gambaran apa adanya mengenai layanan bimbingan melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa sekolah dasar, (3) penelitian ini untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang alami yang tidak dapat dimanipulasi. Dalam penelitian kualitatif memiliki lima ciri (Bogdan & Biklen, 1982: 27-29), yaitu: (1) dilakukan pada latar yang alami, karena yang merupakan alat penting adalah sumber data yang langsung pada perisetnya, (2) bersifat deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/8171/4/t_bk_0807926_chapter3.pdfkelompok bagi pengembangan budi pekerti siswa, penentuan subjek penelitian terdiri

  • Upload
    lydang

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

55

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pendekatan dan metode, lokasi dan

subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan proses pengumpulan data.

A. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu program layanan

bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa

sekolah dasar. Oleh karena itu diperlukan gambaran yang mendalam tentang

bentuk bimbingan cerita yang dapat mengembangkan budi pekerti siswa.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan

tujuan agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta

memperoleh data yang mendalam.

Adapun yang menjadi dasar pertimbangan penggunaan pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini adalah: (1) data yang dikumpulkan bersifat

deskriptif yaitu berupa kata-kata atau tindakan subjek yang diobservasi atau

diwawancari, (2) penelitian memberikan gambaran apa adanya mengenai layanan

bimbingan melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa sekolah

dasar, (3) penelitian ini untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang alami yang

tidak dapat dimanipulasi.

Dalam penelitian kualitatif memiliki lima ciri (Bogdan & Biklen, 1982:

27-29), yaitu: (1) dilakukan pada latar yang alami, karena yang merupakan alat

penting adalah sumber data yang langsung pada perisetnya, (2) bersifat deskriptif,

56

56

yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar dari pada angka, (3)

lebih mementingkan proses dari pada hasil atau produk semata, (4) dalam

menganalisis cenderung induktif yang mengungkapkan makna dari

keadaan yang diamati, dan (5) lebih mementingkan makna /esensial, maka

kedekatan peneliti menjadi sangat penting selama proses penelitian.

Metoda yang digunakan deskriptif (Nizar, 2003: 54-59) yaitu suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Dalam penelitian layanan bimbingan kelompok melalui cerita dalam

mengembangkan budi pekerti siswa sekolah dasar penelitian diarahkan pada

gambaran keadaan budi pekerti siswa dan pencarian cerita dan teknik penceritaan

apa yang sesuai guna berkembangnya budi pekerti yang diharapkan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi sebagai pusat kajian untuk memperoleh data dalam penelitian ini

adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Cikopo Kecamatan Bungursari kabupaten

Purwakarta Jawa Barat.

Pemilihan lokasi ini untuk dijadikan pusat penelitian adalah:

a. SDN 1 Cikopo 1 merupakan salah satu SD percontohan di Purwakarta.

b. SDN 1 Cikopo sebagai sekolah transisi antara kota dan desa.

c. SDN 1 Cikopo adalah salah satu sekolah yang sangat mudah untuk

diakses sehingga memungkinkan perolehan data secara maksimal.

57

57

2. Subjek Penelitian

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: (1) data tentang

Program bimbingan kelompok, (2) data tentang budi pekerti siswa.

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti

menentukan subjek penelitian. Untuk mendapatkan data budi pekerti siswa

diperolah dari siswa SDN 1 Cikopo pada semester genap tahun pelajaran

2009/2010. Sebagai deskrips jumlah keseluruhan subjek (populasi ), dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 SUBJEK (POPULASI) PENELITIAN

BUDI PEKERTI SISWA

NO KELAS JUMLAH1 I 442 II 483 III 444 IV 445 V 446 VI 56

280JUMLAH

Dengan pertimbangan efesiensi waktu, biaya dan tenaga, maka subjek

penelitian (siswa) tersebut diambil sebagian saja yaitu siswa kelas 3 dan 4 dengan

pertimbangan kelas tersebut berada pada posisi tengah sehingga dapat mewakili

kelas atas 5 dan 6 dan kelas bawah 1 dan 2.

58

58

Tabel 3.2

DISTRIBUSI SAMPEL PENELITIAN

NO KELAS JUMLAH1 III 442 IV 44

88JUMLAH

Selanjutnya untuk mendapatkan data tentang program bimbingan

kelompok bagi pengembangan budi pekerti siswa, penentuan subjek penelitian

terdiri atas, 1 kepala sekolah, 2 wali kelas, 1 guru agama, 1 pendidikan

kewarganegaraan, dan 2 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.3 SUBJEK (SAMPEL) PENELITIAN

PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI CERITA DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI SISWA

NO SUBJEK/RESPONDEN JUMLAH KETERANGAN

1 Kepala Sekolah 1

2 Wali kelas 2

3 Guru Mata Pelajaran 2

6 Siswa 2

7Jumlah

C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam sebuah penelitian.

Pengumpulan data difokuskan untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan

masalah penelitian. Dalam pengumpulan data diperlukan berbagai teknik

pengumpulan data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan

dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

59

59

Seperti yang diutarakan Sugiono (2008: 137), bahwa terdapat dua hal

utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian , yaitu kualitas

instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Dalam pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan cara atau teknik pengumpulan

data, dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket),

observasi (pengamatan ) dan gabungan ketiganya. Dalam mengungkap data

tentang budi pekerti siswa dilakukan dengan menggunakan angket (kuesioner).

Untuk mengungkap tentang kondisi objektif pelaksanaan program

bimbingan kelompok bagi pengembangan budi pekerti siswa, dikonstruksikan alat

pengumpul data berupa pedoman observasi yang memuat aspek-aspek yang akan

diwawancarakan. Pedoman wawancara ini berdasarkan kajian kepustakaan

tentang bimbingan kelompok Berdasarkan kajian tersebut, disusun kisi-kisi

pedoman wawancara yang garis bersarnya dapat dilihat berikut ini.

Tabel 3.4 KISI-KISI ALAT PENGUMPUL DATA

PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI CERITA DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI SISWA

TUJUAN ASPEK SUB ASPEK

RESPONDEN/ TEKNIK/

INSTRUMEN

Memperoleh gambaran pendapat dan saran tentang Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangk

1.Pendapat dan saran tentang Program Bimbingan Kelompok

a. Menurut Kepala Sekolah 1) Pendapat tentang Program

Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

2) Kebijakan tentang program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

3) Prospek Program Bimbingan

Kepala Sekolah/ Wawancara

60

60

an budi pekerti siswa di SDN 1 Cikopo Kabupaten Purwakarta

kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

b. Menurut guru bimbingan 1) Hakikat Program Bimbingan

kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah sebagai bagian dari Program Bimbingan dan Konseling

2) Kontribusi Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

3) Faktor pendukung dan penghambat Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

4) Upaya meningkatkan pelaksanaan layanan Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah i

Wali kelas/wawancara

c. Menurut guru mata pelajaran 1) Perpaduan Program

Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah dengan program sekolah lainnya

2) Kerjasama antara guru Mata Pelajaran dengan guru Pembimbing/wali kelas

3) Kinerja guru Pembimbing 4) Kontribusi Program

Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

Guru Mata Pelajaran/wawancara

61

61

d. Menurut siswa 1) Pandangan tentang Program

Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

2) Kontribusi Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

3) Faktor pendukung dan penghambat Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

Siswa/ wawancara

2.Sistem Pengelolaan Program Bimbingan Pribadi

a. Keikutsertaan personel dalam Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah

b. Jalinan hubungan personel sekolah dengan guru pembimbing/wali kelas

Kepala Sekolah / Wawancara

3.Pengembangan Program Bimbingan Pribadi

a. Dasar Penyusunan Program 1) Perencanaan 2) Pengorganisasian 3) Sarana 4) Anggaran 5) Koordinasi 6) Pelaksanaan 7) Penilaian

b. Keikutsertaan Personil Sekolah dalam penyusunan program.

Kepala sekolah/ Wawancara

4.Bidang Layanan

a. Aspek-aspek isi layanan b. Keterlaksanaan penyampaian

Program Bimbingan kelompok

Kepala sekolah / Wawancara

5.Target Populasi layanan Program Bimbingan Pribadi

a. Keluasan cakupan sasaran layanan

b. Jumlah siswa yang mendapat layanan

Kepala sekolah / Wawancara

6.Personel Guru Pembimbing

a. Jumlah guru b.Pembimbing berlatar belakang

pendidikan Bimbingan c. Pengelaman kerja guru

Wawancara/ observasi/ studi dokumentasi

62

62

bimbingan d.Pengalaman pelatihan

7.Sarana prasarana

a. Kelengkapan alat pengumpul data

b. Kelengkapan alat penyimpan data

c. Kelengkapan pelaksanaan teknis

d. Kelengkapan administrasi e. Ketersediaan ruangan f. Ketersediaan anggaran biaya

Wawancara/ observasi/ studi dokumentasi

8.Evaluasi

a. Sasaran b. Aspek layanan c. Ketercapaian tujuan kegiatan

Kepala sekolah / Wawancara

Untuk memperoleh data tentang budi pekerti siswa digunakan angket

(kuesioner). Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiono, 2008: 142). Uma Sekaran (Sugiono, 2008: 142-144),

memberikan sepuluh prinsip dalam penulisan angket: (1) Bila isi dan tujuan

angket untuk pengukuran, maka setiap pertanyaan skala dan jumlah itemnya

mencukupi variabel yang diteliti; (2) Bahasa yang digunakan harus disesuaikan

dengan kemampuan responden; (3) tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka dan

tertutup, positif maupun negatif; (4) pertanyaan tidak mendua; (5) tidak

menanyakan yang sudah lupa; (6) pertanyaan tidak menggiring; (7) pertanyaan

tidak terlalu panjang dan jumlahnya antara 20-30 pertanyaan; (8) urutan

pertanyaan dimulai dari hal yang umum ke hal yang spesifik; (9); instrumen harus

diuji reliabilitas dan validitasnya; (10) penampilan fisik angket menarik.

Angket dalam penelitian ini berbentuk Forced choice, yaitu responden

dimohon untuk memberikan jawaban “ ya” atau “Tidak” pada setiap pernyataan

63

63

sesuai dengan kenyataan yang dialami/dilakukan responden dalam berkegiatan di

sekolah.Butir-butir angket diskor secara dikotomis sesuai dengan pernyataan

positif atau negatif.

Dalam penyekoran, instrumen yang dipergunakan dengan nilai berkisar

dari 1 dengan 0. Perincian kreteria skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 KRETERIA PENILAIAN (SKOR) ALTERNATIF JAWABAN UNTUK

SETIAP ITEM

NO OPTION SKOR

POSITIF NEGATIF

1. Ya 1 0

2. Tidak 0 1

Dalam menyusun alat pengumpul data, peneliti berpedoman pada ruang

lingkup variabel-variabel yang terkait. Untuk memudahkan dalam menyusun

alat pengumpulan data, maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan

ditanyakan pada responden berdasarkan teori yang telah dikemukakan

pada bab II.

b. Menentukan instrumen alat pengumpul data.

c. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator

setiap variabel.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban

yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi

butir angket yang telah dibuat.

64

64

e. Menetapkan kreteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta

bobot penilaiannya.

f. Membuat petunjuk pengisian angket, responden mubuhkan tanda ceklist

(√) pada jawaban yang sesuai.

Untuk mengukur variabel budi pekerti siswa, para ahli memberikan

pandangan tentang definisi budi pekerti, antara lain: (a) Sukadi (2002: viii)

Budi pekerti adalah berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur

menurut kebaikan dan keburukannya melalui ukuran norma agama, norma

hukum, tata karma dan sopan santun, norma budaya/adaptasi istiadat

masyarakat. (b) Supriyadi (1999) budi pekerti diidentikan dengan Moral

mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban

atau norma, moral merupakan sesuatu yang dianut, diyakini serta dijunjung

tinggi oleh seseorang dan masyarakat serta memaksa orang lain untuk

menganut, meyakini, memahami, menjunjung tinggi dan melaksanakannya

sebagai suatu kewajiban. (c) Budiningsih (2004: 24) budi pekerti yang

dimaknai dengan moral merupakan suatu sistem nilai yang menjadi dasar

manusia untuk bertindak. (d) Lillie (Pratidarmanastiti,1991) kata moral berasal

dari kata mores (bahasa latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat-

istiadat, moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai susila,

moral berhubungan dengan larangan dan anjuran tindakan yang membicarakan

salah benar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka budi pekerti dalam

penelitian ini adalah seperangkat nilai-nilai perilaku siswa yang akan diukur

65

65

menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma sekolah, yang di dalamnya

meliputi (1) tanggung jawab, (2) kejujuran, (3) berbaik sangka, (4) sabar, (5)

syukur, (6) bersahaja, (7) disiplin, (8) pemaaf, (9) ikhlas, (10) hemat, (11)

berempati, (12) mandiri, (13) berbakti dan (14) santun. Keempat belas

indikator ini dikelompokan dalam dua dimensi, yaitu dimensi pemahaman dan

perilaku siswa. Defini operasional setiap indicator budi pekerti dapat diuraikan

sebagai berikut. (1) tanggung jawab adalah perilaku siswa yang berani

menanggung resiko atau akibat dari setiap ucapan, sikap, dan tindakan yang

dilakukan. (2) jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai

kenyataan, aturan, atau keharusan. (3) berbaik sangka adalah sikap posistif dan

optimis terhadap pencapaian suatu keberhasilan serta anggapan baik terhadap

perilaku orang lain. (4 ) sabar adalah perilaku tahan menderita, tidak lekas

marah, tidak lekas patah hati, tidak lekas putus asa, tenang, tidak tergesa-gesa,

dan tidak terburu nafsu.(5) bersyukur adalah kemampuan siswa untuk

berterima kasih serta memanfaatkan pemberian Tuhan pada jalan yang si ridoi-

Nya. (6) bersahaja adalah perilaku siswa yang sederhana, apa adanya dan tidak

berlebih-lebihan. (7) disiplin adalah perilaku siswa yang menaati aturan, tugas,

dan tanggung jawab. (8) pemaaf adalah perilaku siswaa yang suka memberi

maaf atas kesalahan orang lain, menghindari dendam, cepat melupakan

kesalahan orang lain,, dan menghindari permusuhan.(9) ikhlas adalah perilaku

siswa yang mengharapkan imbalan atas suatu perbuatan baik, bebas dari mtif

buruk, melakukan, menerima, atau meninggalkan sesuatu dengan senang hati.

(10) hemat adalah perilaku siswa yang wajar, tepat, bermanfaat, dan tidak

66

66

menghambur-hamburkan sesuatu. (11) berempati adalah perilaku siswa yang

mampu menempatkan diri pada keadaan atau situasi yang dialami orang lain.

(12) mandiri adalah perilaku siswa yang tidak menggantungkan diri kepada

orang lain, sikap yang didasari inisiatif, kemampuan, dan tanggung jawab

sendiri. (13) berbakti adalah perilaku siswa yang dalam melakukan suatu

kegiatan didorong atas kepatuhan kepada orang yang diormatinya. (14) santun

adalah perilaku siswa yang dalam tindakannya didasarkan atas norma adat yang

luhur.

Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen alat pengumpul data yang

lengkap dengan pernyataanya

Tabel 3.6 KISI-KISI DAN PERNYATAAN ALAT PENGUMPUL DATA BUDI

PEKERTI SISWA

Variabel

Indikator

Aspek

No. Pernyataan

Jumlah Positif Negatif

Budi Pekerti

Bertanggung jawab

Pemahaman 1 - 1 Perilaku 1a, 1b, 1c - 3

Jujur Pemahaman 2 1 Perilaku 2a 2b,2c,2d 4

Berbaik sangka Pemahaman 3 1 Perilaku - 3a, 3b, 3c 3

Sabar Pemahaman 4 1 Perilaku 4a, 4c 4b 3

Bersyukur Pemahaman 5 1 Perilaku 5a, 5b, 5c 3

Bersahaja Pemahaman 6 1 Perilaku 6c 6a,6b 3

Berdisiplin Pemahaman 7 1 Perilaku 7a, 7b, 7c 3

Pemaaf Pemahaman 8 1 Perilaku 7b 7a, 7c 3

Ikhlas Pemahaman 9 1 Perilaku 9a,9b,9c 3

Hemat Pemahaman 10 1

67

67

Perilaku 10a, 10b 10c 3 Berempati Pemahaman 11 1

Perilaku 11a, 11b, 11c 3 Mandiri Pemahaman 12 1

Perilaku 12a, 12b, 12c 3 Berbakti Pemahaman 13 1

Perilaku 13a, 13b, 13c 3 Santun Pemahaman 14 1

Perilaku 14a,14b,14c,14d 4 (instrumen selengkapnya terdapat pada lampiran 4)

D. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data menyangkut prosedur dan tahapan kegiatan yang

ditempuh dalam upaya pengumpulan data.

1.Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai dengan melakukan observasi kepada pihak

sekolah untuk memperoleh berbagai informasi mengenai keadaan situasi dan

kondisi yang berhubungan dengan penelitian terutama subjek penelitian.

Selanjutnya melakukan studi pendahuluan berkaitan dengan pelaksanaan

program bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi

pekerti siswa. Setelah data dan keterangan yang diperlukan terkumpul,

selanjutnya memohon izin untuk melakukan penelitian kepada pihak-pihak

yang terkait.

2. Penyebaran dan Pengumpulan Instrumen

Ada dua kegiatan yang dilakukan penelitian sesuai dengan jenis data

yang dibutuhkan:

Pertama, untuk memperoleh data tentang kondisi objektif pelaksanaan

layanan bimbingan kelompok dilakukan dengan observasi serta wawancara

68

68

dengan responden yaitu, kepala sekolah, guru pembimbing/wali kelas, guru

mata pelajaran, dan siswa.

Kedua, untuk memperoleh data budi pekerti siswa, dilakukan dengan

menyebarkan angket. Dalam penelitian ini penyebaran angket ditujukan kepada

seluruh siswa SDN 1 Cikopo kabupaten Purwakarta pada semester genap tahun

ajaran 2009/2010 mulai tanggal 10 -20 April 2010. Penyebaran dan pengumpulan

data dilakukan secara simultan. Data yang telah terkumpul dicek jumlahnya

berdasarkan jumlah sampel. Jumlah instrumen angket yang disebar sebanyak 214

kepada responden sesuai jumlah sampel dan masuk 100% yakni 214 instrumen.

Dengan demikian data yang terkumpul layak untuk dilakukan pengolahan lebih

lanjut.

E. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ukuran memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data

yang mengukur variabel penelitian harus mempunyai syarat utama, yaitu validitas

atau kesahihan dan reliabilitas atau keajegan.

Sugiono (2008: 123) berpendapat bahwa, instrumen yang valid harus

mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah bila kreteria

yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang

diukur, sedangkan validitas eksternal bila kreteria yang disusun berdasarkan fakta-

fakta empiris yang telah ada.

69

69

Validitas internal berupa pengukuran skala sikap (nontest) harus

memenuhi validitas konstruk (construct validity) atau dalam Sutrisno Hadi (1986)

disebut logical validity atau validity by definition.

Untuk pengujian validitas konstruksi dapat menggunakan pendapat ahli

(judgment experts). Setelah mendapat penilaian dari para ahli minimal 3 orang,

instrumen diujicobakan terhadap sampel, selanjutnya ditabulasi dan anisis faktor,

yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam suatu faktor

dengan skor total.

Dalam penelitian ini instrumen yang telah dinilai ahli (judgement experts)

disebarkan kepada sampel yakni siswa SDN 1 Cikopo Purwakarta pada semester

genap tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 88 yang telah ditetapkan

sebelumnya. Adapun penyebaran dan pengumpulan angket dilaksanakan pada

tanggal 10 April 2010 dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen

hingga tanggal 20 April 2010.

Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen disiplin siswa dalam

penelitian ini, sebagai berikut.

a. Uji Validitas Instrumen

Seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (1998: 136) bahwa, tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana variabel data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan atau

kevalidan suatu instrumen. Pada uji validitas angket budi pekerti siswa ini

70

70

dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui apakah angket yang telah disusun

tepat untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.

Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan pengujian validitas tiap butir

item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total dari jumlah

skor seluruh item. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas

instrumen ini menggunakan rumus koefisien korelasi (r) dengan teknik Spearman

yang dikenal dengan ” rho Spearman”. Rumus ini digunakan untuk

mengkorelasikan urutan tingkatan.(Mohamad Ali, 1993:193) rumus ” rho

Spearman,” tersebut adalah sebagai berikut.

Arikunto (1987:211)

Keterangan:

rhoxy = koefisien korelasi tata jenjang D = Diference (pembeda) antarjenjang setiap subjek. N = banyaknya subjek

Selanjutnya Sugiono (2008: 127) menjelaskan bahwa bila harga korelasi di

bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid,

sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 12,0 for

Windows dapat diketahui skor validitas setiap butir ítem sebagai berikut.

Dari 58 butir ítem pernyataan angket terbagi atas 14 item pernyataan

variabel budi pekerti aspek pemahaman dan 44 variabel budi pekerti aspek

perilaku yang disebarkan kepada seluruh sampel, sebanyak 40 lembar jawaban

71

71

angket siswa dianalisis. Hasil análisis menunjukan untuk variabel budi pekerti

aspek pemahaman dari 14 butir ítem pernyataan 11 item valid pada tingkat

kepercayaan 95% sampai dengan 99% dan 3 item tidak valid dan tidak dipakai

dalam pengolahan data, yaitu butir pernyataan 4, 7 dan 13, sedangkan variabel

budi pekerti aspek perilaku dari 44 butir ítem pernyataan sebanyak 36 item valid

pada tingkat kepercayaan 95%-99% dan 8 item tidak valid, yakni item nomor 1b,

2c, 4c, 7a, 10b, 13a, 13b, dan 44d. Dengan demikian dari 11 item varibel budi

pekerti aspek pemahaman dan 36 item variabel budi pekerti aspek perilaku

langsung dipakai dalam penelitian . Oleh karena itu, instrumen alat pengungkap

data budi pekerti siswa yang dipergunakan sebanyak 11 item pernyataan aspek

pemahaman dan 36 item pernyataan aspek perilku. (Perhitungan validitas

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2).

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian derajat konsistensi (keajegan)

instrumen pengumpul data. Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat ketetapan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini dengan menggunakan internal consistency sehingga

pengujian tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode

belah dua (split half methode) Spearman Brown, yaitu membelah dua instrumen

menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut.

72

72

(Sugiono, 2008:104)

Keterangan: ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua

Setelah koefisiensi korelasi dan reliabilitas diperoleh,kemudian

dikonsultasikan menggunakan tabel r dari product moment. Jika r hitung > dari r

tabel pada taraf kepercayaan tertentu maka instrumen tersebut reliabel, dan

sebaliknya, jika r hitung < dari r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Untuk menunjang keakuratan juga kecepatan perhitungan data, maka

dalam analisis dan pengolahan instrumen serta data lapangan yang bersifat

kuantitatif meinggunakan sistem SPSS 12,0 for Windows. Ini dianggap lebih

efektif dan efesien dibandingkan dengan perhitungan secara manual.

Dari hasil perhitungan untuk alat pengukuran disiplin siswa dapat

diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,881 dengan tingkat kepercayaan 99%.

Tabel 3.7 UJI RELIABILITAS VARIABEL BUDI PEKERTI ASPEK PEMAHAMAN

Ganjil Genap Spearman's rho

Ganjil Correlation Coefficient 1.000 .729(**)

Sig. (1-tailed) . .000 N 40 40 Genap Correlation Coefficient .729(**) 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 40 40

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

73

73

Kemudian hasil tersebut dihitung menggunakan rumus koefisien reliabilitas total

Untuk aspek pemahaman (rtt) seperti berikut.

Hasil perhitungan menunjukan bahwa rtt sebesar 0,843 dengan tingkat

kepercayaan 99% atau p < 0,01. Ini berarti bahwa alat penelitian disiplin siswa

memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Dengan demikian

alat/instrumen disiplin siswa ini dapat dipergunakan untuk penelitian.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dari lampiran 2)

Tabel 3.8 UJI RELIABILITAS VARIBEL BUDI PEKERTI ASPEK PERILAKU

Ganjil Genap Spearman's rho

GANJIL Correlation Coefficient 1.000 .881(**)

Sig. (1-tailed) . .000 N 40 40 GENAP Correlation Coefficient .881(**) 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 40 40

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Untuk aspek perilaku (rtt) seperti berikut.

Hasil perhitungan menunjukan bahwa rtt sebesar 0,937 dengan tingkat

kepercayaan 99% atau p < 0,01. Ini berarti bahwa alat penelitian disiplin siswa

memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Dengan demikian

2 x 0,881

rtt = --------------- 1 + 0,881

2 x 0,729

rtt = --------------- 1 + 0,729

74

74

alat/instrumen disiplin siswa ini dapat dipergunakan untuk penelitian.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dari lampiran 4.

2. Analisis Data Penelitian

Untuk mengatur, mengolah dan mengorganisasikan data diperlukan

ketekunan dengan penuh kesungguhan dalam memberikan makna. Berkaitan

dengan analisis data, Patton (Nasution, 1992) menjelaskan bahwa analisis data

adalah proses mengatur dan mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti

yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola urutan, dan mencari hubungan

di antara dimensi uraian-uraian.

Dalam penelitian ini, pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang

penelitian dan secara terus-menerus, mulai tahap pengumpulan data sampai

pelaporan. Sebagaimana dikemukakan Miles dan Huberman

(Sutardi,1995)bahwa, analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut,

berulang dan terus-menerus. Menurut mereka ada tiga tahap analisis, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dengan menggunakan teknik

yang disesuaikan dengan pertanyaan dan tujuan penelitian. Teknik pengolahan

data yang dipakai adalah yang mengacu kepada pertanyaan penelitian.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang kondisi pelaksanaan

program layanan bimbingan kelompok di sekolah, dilakukan dengan cara

mendeskripsikan hasil observasi dan wawancara. Dengan pendeskripsian tersebut

akan dapat terlihat kecenderungan kualitas pelaksanaan layanan bimbingan

75

75

kelompok dalam upaya mengembangkan budi pekerti siswa. Juga dari deskripsi

tersebut peneliti mendapat kejelasan tentang kemungkinan terlaksananya

bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa.

Gambaran umum kondisi objektif pelaksanaan bimbingan kelompok serta

kemungkinan terlaksananya bimbingan bimbingan kelompok melalui cerita dalam

mengembangkan budi pekerti siswa berdasarkan observasi dan wawancara dengan

kepala sekolah, guru pembimbing/wali kelas, guru mata pelajaran, dan siswa

disajikan pada bab IV.

Dalam menguji normalitas distribusi data pada pengolahan data angket

budi pekerti siswa pada aspek pemahaman (X) dan aspek perilaku (Y), berikut

tabel normalitas distribusi budi pekerti siswa.

Tabel 3.9 NORMALITAS DISTRIBUSI DATA

ASPEK PEMAHAMAN DAN PERILAKU BUDI PEKERTI SISWA

NO.Urut X Y NO.Urut X Y NO.Urut X Y 1 11 34 31 8 33 61 9 28

2 11 27 32 9 31 62 10 35

3 11 37 33 10 33 63 9 33

4 11 35 34 9 33 64 5 29

5 5 27 35 5 34 65 5 37

6 5 33 36 5 35 66 6 35

7 6 35 37 6 33 67 8 33

8 8 29 38 8 32 68 4 27

9 4 33 39 4 32 69 8 32

10 8 33 40 8 29 70 4 31

11 4 36 41 4 32 71 7 33

12 7 37 42 7 28 72 7 33

13 7 31 43 7 34 73 9 36

14 9 29 44 9 36 74 5 34

15 5 32 45 5 34 75 6 31

16 6 32 46 6 31 76 9 38

17 9 29 47 9 38 77 8 32

76

76

18 9 32 48 9 32 78 4 30

19 2 28 49 2 30 79 8 29

20 7 34 50 7 29 80 5 35

21 6 36 51 6 35 81 6 32

22 8 35 52 8 32 82 7 34

23 4 32 53 4 34 83 8 31

24 10 34 54 10 31 84 6 32

25 4 29 55 4 36 85 9 28

26 8 28 56 8 34 86 6 34

27 3 31 57 3 32 87 9 36

28 8 32 58 8 29 88 7 34

29 5 33 59 5 34

30 5 34 60 9 32

Berdasarkan tabel di atas, dapatlah dilakukan beberapa perhitungan antara

lain sebagai berikut:

Menghitung rentang data terbesar (maksimal) dan data terkecil (minimal) ,

yaitu: rx = 11 – 2 = 9 dan rY = 38 – 27 = 11

Untuk menghitung rata-rata (mean ), skor tengah (median), skor frekuensi

terbanyak (modus), koefesien Varian (KV), dan dan Standar Deviasi (SD)

tunggal dan gabung, dilakukan perhitungan distribusi frekuensi dan

korelasional menggunakan sistem excel ( data lengkap pada lampiran 7),

maka dapat diketahui:

1) Skor rata-rata budi pekerti pada aspek (a) pemahaman x�= 602 = 6,84 88

(b) perilaku y� = 2857 = 32,47 88

2) Median atau skor tengah budi pekerti ada pada posisi nomor urut 44-45,

yakni (a) aspek pemahaman X = 7, dan (b) aspek perilaku Y= 33

77

77

3) Modus/mode atau skor yang frekuensinya paling banyak, yaitu (a) aspek

pemahaman X= 8 (frekuensi= 16 kali) dan (b) aspek perilaku Y=34

(frekuensi = 14 kali)

4) Standar Deviasi tunggal budi pekerti (a) aspek pemahaman SD�= 2,191 dan

(b) aspek perilaku SD�= 2,661

5) Koefesien Varian budi pekerti (a) aspek pemahaman KVX = 32.033, dan

(b) aspek perilaku KVY = 8.195

6) Standar Deviasi Gabung antara aspek pemahaman dan perilaku SD��=0,062

7) Untuk mencari nilai “t” menggunakan rumus

Berdasarkan angka-angka tersebut dapat membuat interpretasi sebagai

berikut. Korelasi gabung +0,062 (r hitung), dengan N=88 -1=87 pada r table

dengan tingkat kepercayaan 95% -99% adalah 0,213 dan 0,278. Karena r hitung

� = x� − y�SD��� 1n1 + 1n2

� = 6,84 − 32,470,062� 188 + 188

� = −25,630,062� 288

� = −25,630,062X 0,151

� = −25,630,062X 0,151 � = −25,63

0,062X 0,151

� = 57,85 � = −25,63

0,443

78

78

lebih kecil dari harga r table, maka hipotesis nihil (Ho) diterima, dan hipotesis

alternative (H1) ditolak. ini berarti tidak ada korelasi yang posistif dan signifikan

antara pemahaman siswa terhadap budi pekerti dengan perilaku budi pekertinya.

Untuk mendapatkan gambaran kecenderungan budi pekerti siswa

digunakan analisis data secara kuantitatif. Hasil penyekoran dan presentasi data

disiplin siswa disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.10 SKOR BUDI PEKERTI SISWA ASPEK PEMAHAMAN

NO

INDIKATOR

SKOR

% Pembagi diperoleh

1 Bertanggung jawab 88 49 55,68% 2 Jujur 88 52 59,09% 3 Berbaik sangka 88 51 51,95%

4 Sabar 0 0 0% 5 Bersyukur 88 47 53,41% 6 Bersahaja 88 57 64,77% 7 Berdisiplin 0 0 0% 8 Pemaaf 88 50 56,82% 9 Ikhlas 88 59 67,05% 10 Hemat 88 47 53,41% 11 Berempati 88 55 62,5% 12 Mandiri 88 55 62,5% 13 Berbakti 0 0 0% 14 Santun 88 58 65,91%

JUMLAH 968 580 59,92%

Tabel 3.11 SKOR BUDI PEKERTI SISWA ASPEK PERILAKU

NO

INDIKATOR

SKOR

%

Pembagi diperoleh 1 Bertanggung jawab 104 104 59,09% 2 Jujur 264 187 70,83% 3 Berbaik sangka 264 170 64,39%

4 Sabar 176 102 57,95%

5 Bersyukur 264 178 67,42%

79

79

6 Bersahaja 264 190 71,97% 7 Berdisiplin 176 117 66,48% 8 Pemaaf 264 174 65,91% 9 Ikhlas 264 179 67,80%

10 Hemat 176 118 67,05% 11 Berempati 264 195 73.9% 12 Mandiri 264 152 57,58% 13 Berbakti 88 60 68,18% 14 Santun 264 187 70.83%

JUMLAH 3696 2857 69.30%

(pengolahan selengkapnya terdapat pada lampiran 3)

Dari hasil pengolahan data budi pekerti siswa yang dikelompokan kedalam

dua aspek yaitu pemahaman dan perilaku, maka untuk aspek pemahaman rata-rata

59,92% dan perilaku mendapat rata-rata prosentase 77,30%. Pembahasan lebih

jauh akan diuraikan pada bab IV.

Untuk mengkategorisasi perolehan skor budi pekerti siswa, maka

ditentukan terlebih dahulu patokan pengelompokan skor sebagai berikut.

Tabel 3.12 Kategorisasi Prosentase Perolehan Skor Siswa

NO RENTANGAN PERSENTAS (%) KUALIFIKASI/KATEGORI 1 ≥ 75 Sangat Baik 2 50 - 74 Baik

3 ≤ 49 Kurang Baik (Uman Suherman, 2009: 106)

dari hasil perhitungan dan pengelompokan, perolehan skor budi pekerti siswa

dapat dilihat pada tabel berikut.

80

80

Tabel 1.13 Kategori Prosentase Budi Pekerti Siswa

NO

KATEGORI

ASPEK PEMAHAMAN PERILAKU

∑SISWA % ∑SISWA % 1 Sangat Baik 23

26.14 45 51.14 2 Baik 37

42.05 42 47.72

3 Kurang Baik 28

31.82 1 1.14 Jumlah 88 100 88 100

(data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7)

Dari data tabel 1.13 dapat prosentase tertinggi pada aspek pemahaman

kategori sedang (42,05%) dan terendah kategori sangat baik (26,14%),

sedangkan pada aspek perilaku tertinggi ada pada aspek sangat baik (51,14) dan

terendah pada aspek kurang baik (1,14%). Uraian selanjutnya dibahas pada bab

IV.

Untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah langkah-langkah

pengembangan program layanan bimbingan bimbingan kelompok melalui cerita

dalam mengembangkan budi pekerti sisw sekolah dasar. Dimulai dengan

menganalisis kondisi objektif pelaksanaan program bimbingan dan

kecenderungan budi pekerti siswa.

Langkah-langkah penyususnan program bimbingan secara umum,

dikembangkan dengan langkah-langkah berikut: (1) perencanaan program, (2)

pengorganisasian, (3) sarana, (4) anggaran, (5) koordinasi dan kerjasama, (6)

pelaksanaan, dan (7) evaluasi.

Dalam mengembangkan program layanan bimbingan kelompok melalui

cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa, pengembangannya meliputi

langkah-langkah sebagai berikut: (1) merumuskan tujuan bimbingan

kelompok, (2) merumuskan strategi bimbingan, (3) menentukan skala prioritas,

(4) menentukan jenis kegiatan, (5) menentukan personel bimbingan yang akan

81

81

dilibatkan dalam proses bimbingan kelompok,(6) menyediakan fasilitas dan

sarana yang digunakan dalam bimbingan kelompok melalui cerita dalam

mengembangkan budi pekerti siswa.