Upload
lydang
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pendekatan dan metode, lokasi dan
subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan proses pengumpulan data.
A. Pendekatan dan Metode
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu program layanan
bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa
sekolah dasar. Oleh karena itu diperlukan gambaran yang mendalam tentang
bentuk bimbingan cerita yang dapat mengembangkan budi pekerti siswa.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan
tujuan agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta
memperoleh data yang mendalam.
Adapun yang menjadi dasar pertimbangan penggunaan pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini adalah: (1) data yang dikumpulkan bersifat
deskriptif yaitu berupa kata-kata atau tindakan subjek yang diobservasi atau
diwawancari, (2) penelitian memberikan gambaran apa adanya mengenai layanan
bimbingan melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa sekolah
dasar, (3) penelitian ini untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang alami yang
tidak dapat dimanipulasi.
Dalam penelitian kualitatif memiliki lima ciri (Bogdan & Biklen, 1982:
27-29), yaitu: (1) dilakukan pada latar yang alami, karena yang merupakan alat
penting adalah sumber data yang langsung pada perisetnya, (2) bersifat deskriptif,
56
56
yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar dari pada angka, (3)
lebih mementingkan proses dari pada hasil atau produk semata, (4) dalam
menganalisis cenderung induktif yang mengungkapkan makna dari
keadaan yang diamati, dan (5) lebih mementingkan makna /esensial, maka
kedekatan peneliti menjadi sangat penting selama proses penelitian.
Metoda yang digunakan deskriptif (Nizar, 2003: 54-59) yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Dalam penelitian layanan bimbingan kelompok melalui cerita dalam
mengembangkan budi pekerti siswa sekolah dasar penelitian diarahkan pada
gambaran keadaan budi pekerti siswa dan pencarian cerita dan teknik penceritaan
apa yang sesuai guna berkembangnya budi pekerti yang diharapkan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi sebagai pusat kajian untuk memperoleh data dalam penelitian ini
adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Cikopo Kecamatan Bungursari kabupaten
Purwakarta Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini untuk dijadikan pusat penelitian adalah:
a. SDN 1 Cikopo 1 merupakan salah satu SD percontohan di Purwakarta.
b. SDN 1 Cikopo sebagai sekolah transisi antara kota dan desa.
c. SDN 1 Cikopo adalah salah satu sekolah yang sangat mudah untuk
diakses sehingga memungkinkan perolehan data secara maksimal.
57
57
2. Subjek Penelitian
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: (1) data tentang
Program bimbingan kelompok, (2) data tentang budi pekerti siswa.
Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti
menentukan subjek penelitian. Untuk mendapatkan data budi pekerti siswa
diperolah dari siswa SDN 1 Cikopo pada semester genap tahun pelajaran
2009/2010. Sebagai deskrips jumlah keseluruhan subjek (populasi ), dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 SUBJEK (POPULASI) PENELITIAN
BUDI PEKERTI SISWA
NO KELAS JUMLAH1 I 442 II 483 III 444 IV 445 V 446 VI 56
280JUMLAH
Dengan pertimbangan efesiensi waktu, biaya dan tenaga, maka subjek
penelitian (siswa) tersebut diambil sebagian saja yaitu siswa kelas 3 dan 4 dengan
pertimbangan kelas tersebut berada pada posisi tengah sehingga dapat mewakili
kelas atas 5 dan 6 dan kelas bawah 1 dan 2.
58
58
Tabel 3.2
DISTRIBUSI SAMPEL PENELITIAN
NO KELAS JUMLAH1 III 442 IV 44
88JUMLAH
Selanjutnya untuk mendapatkan data tentang program bimbingan
kelompok bagi pengembangan budi pekerti siswa, penentuan subjek penelitian
terdiri atas, 1 kepala sekolah, 2 wali kelas, 1 guru agama, 1 pendidikan
kewarganegaraan, dan 2 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.3 SUBJEK (SAMPEL) PENELITIAN
PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI CERITA DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI SISWA
NO SUBJEK/RESPONDEN JUMLAH KETERANGAN
1 Kepala Sekolah 1
2 Wali kelas 2
3 Guru Mata Pelajaran 2
6 Siswa 2
7Jumlah
C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam sebuah penelitian.
Pengumpulan data difokuskan untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan
masalah penelitian. Dalam pengumpulan data diperlukan berbagai teknik
pengumpulan data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan
dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
59
59
Seperti yang diutarakan Sugiono (2008: 137), bahwa terdapat dua hal
utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian , yaitu kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.
Dalam pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan cara atau teknik pengumpulan
data, dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket),
observasi (pengamatan ) dan gabungan ketiganya. Dalam mengungkap data
tentang budi pekerti siswa dilakukan dengan menggunakan angket (kuesioner).
Untuk mengungkap tentang kondisi objektif pelaksanaan program
bimbingan kelompok bagi pengembangan budi pekerti siswa, dikonstruksikan alat
pengumpul data berupa pedoman observasi yang memuat aspek-aspek yang akan
diwawancarakan. Pedoman wawancara ini berdasarkan kajian kepustakaan
tentang bimbingan kelompok Berdasarkan kajian tersebut, disusun kisi-kisi
pedoman wawancara yang garis bersarnya dapat dilihat berikut ini.
Tabel 3.4 KISI-KISI ALAT PENGUMPUL DATA
PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI CERITA DALAM MENGEMBANGKAN BUDI PEKERTI SISWA
TUJUAN ASPEK SUB ASPEK
RESPONDEN/ TEKNIK/
INSTRUMEN
Memperoleh gambaran pendapat dan saran tentang Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangk
1.Pendapat dan saran tentang Program Bimbingan Kelompok
a. Menurut Kepala Sekolah 1) Pendapat tentang Program
Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
2) Kebijakan tentang program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
3) Prospek Program Bimbingan
Kepala Sekolah/ Wawancara
60
60
an budi pekerti siswa di SDN 1 Cikopo Kabupaten Purwakarta
kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
b. Menurut guru bimbingan 1) Hakikat Program Bimbingan
kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah sebagai bagian dari Program Bimbingan dan Konseling
2) Kontribusi Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
3) Faktor pendukung dan penghambat Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
4) Upaya meningkatkan pelaksanaan layanan Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah i
Wali kelas/wawancara
c. Menurut guru mata pelajaran 1) Perpaduan Program
Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah dengan program sekolah lainnya
2) Kerjasama antara guru Mata Pelajaran dengan guru Pembimbing/wali kelas
3) Kinerja guru Pembimbing 4) Kontribusi Program
Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
Guru Mata Pelajaran/wawancara
61
61
d. Menurut siswa 1) Pandangan tentang Program
Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
2) Kontribusi Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
3) Faktor pendukung dan penghambat Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
Siswa/ wawancara
2.Sistem Pengelolaan Program Bimbingan Pribadi
a. Keikutsertaan personel dalam Program Bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa di sekolah
b. Jalinan hubungan personel sekolah dengan guru pembimbing/wali kelas
Kepala Sekolah / Wawancara
3.Pengembangan Program Bimbingan Pribadi
a. Dasar Penyusunan Program 1) Perencanaan 2) Pengorganisasian 3) Sarana 4) Anggaran 5) Koordinasi 6) Pelaksanaan 7) Penilaian
b. Keikutsertaan Personil Sekolah dalam penyusunan program.
Kepala sekolah/ Wawancara
4.Bidang Layanan
a. Aspek-aspek isi layanan b. Keterlaksanaan penyampaian
Program Bimbingan kelompok
Kepala sekolah / Wawancara
5.Target Populasi layanan Program Bimbingan Pribadi
a. Keluasan cakupan sasaran layanan
b. Jumlah siswa yang mendapat layanan
Kepala sekolah / Wawancara
6.Personel Guru Pembimbing
a. Jumlah guru b.Pembimbing berlatar belakang
pendidikan Bimbingan c. Pengelaman kerja guru
Wawancara/ observasi/ studi dokumentasi
62
62
bimbingan d.Pengalaman pelatihan
7.Sarana prasarana
a. Kelengkapan alat pengumpul data
b. Kelengkapan alat penyimpan data
c. Kelengkapan pelaksanaan teknis
d. Kelengkapan administrasi e. Ketersediaan ruangan f. Ketersediaan anggaran biaya
Wawancara/ observasi/ studi dokumentasi
8.Evaluasi
a. Sasaran b. Aspek layanan c. Ketercapaian tujuan kegiatan
Kepala sekolah / Wawancara
Untuk memperoleh data tentang budi pekerti siswa digunakan angket
(kuesioner). Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiono, 2008: 142). Uma Sekaran (Sugiono, 2008: 142-144),
memberikan sepuluh prinsip dalam penulisan angket: (1) Bila isi dan tujuan
angket untuk pengukuran, maka setiap pertanyaan skala dan jumlah itemnya
mencukupi variabel yang diteliti; (2) Bahasa yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan responden; (3) tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka dan
tertutup, positif maupun negatif; (4) pertanyaan tidak mendua; (5) tidak
menanyakan yang sudah lupa; (6) pertanyaan tidak menggiring; (7) pertanyaan
tidak terlalu panjang dan jumlahnya antara 20-30 pertanyaan; (8) urutan
pertanyaan dimulai dari hal yang umum ke hal yang spesifik; (9); instrumen harus
diuji reliabilitas dan validitasnya; (10) penampilan fisik angket menarik.
Angket dalam penelitian ini berbentuk Forced choice, yaitu responden
dimohon untuk memberikan jawaban “ ya” atau “Tidak” pada setiap pernyataan
63
63
sesuai dengan kenyataan yang dialami/dilakukan responden dalam berkegiatan di
sekolah.Butir-butir angket diskor secara dikotomis sesuai dengan pernyataan
positif atau negatif.
Dalam penyekoran, instrumen yang dipergunakan dengan nilai berkisar
dari 1 dengan 0. Perincian kreteria skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5 KRETERIA PENILAIAN (SKOR) ALTERNATIF JAWABAN UNTUK
SETIAP ITEM
NO OPTION SKOR
POSITIF NEGATIF
1. Ya 1 0
2. Tidak 0 1
Dalam menyusun alat pengumpul data, peneliti berpedoman pada ruang
lingkup variabel-variabel yang terkait. Untuk memudahkan dalam menyusun
alat pengumpulan data, maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan
ditanyakan pada responden berdasarkan teori yang telah dikemukakan
pada bab II.
b. Menentukan instrumen alat pengumpul data.
c. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator
setiap variabel.
d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban
yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi
butir angket yang telah dibuat.
64
64
e. Menetapkan kreteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta
bobot penilaiannya.
f. Membuat petunjuk pengisian angket, responden mubuhkan tanda ceklist
(√) pada jawaban yang sesuai.
Untuk mengukur variabel budi pekerti siswa, para ahli memberikan
pandangan tentang definisi budi pekerti, antara lain: (a) Sukadi (2002: viii)
Budi pekerti adalah berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur
menurut kebaikan dan keburukannya melalui ukuran norma agama, norma
hukum, tata karma dan sopan santun, norma budaya/adaptasi istiadat
masyarakat. (b) Supriyadi (1999) budi pekerti diidentikan dengan Moral
mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban
atau norma, moral merupakan sesuatu yang dianut, diyakini serta dijunjung
tinggi oleh seseorang dan masyarakat serta memaksa orang lain untuk
menganut, meyakini, memahami, menjunjung tinggi dan melaksanakannya
sebagai suatu kewajiban. (c) Budiningsih (2004: 24) budi pekerti yang
dimaknai dengan moral merupakan suatu sistem nilai yang menjadi dasar
manusia untuk bertindak. (d) Lillie (Pratidarmanastiti,1991) kata moral berasal
dari kata mores (bahasa latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat-
istiadat, moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai susila,
moral berhubungan dengan larangan dan anjuran tindakan yang membicarakan
salah benar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka budi pekerti dalam
penelitian ini adalah seperangkat nilai-nilai perilaku siswa yang akan diukur
65
65
menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma sekolah, yang di dalamnya
meliputi (1) tanggung jawab, (2) kejujuran, (3) berbaik sangka, (4) sabar, (5)
syukur, (6) bersahaja, (7) disiplin, (8) pemaaf, (9) ikhlas, (10) hemat, (11)
berempati, (12) mandiri, (13) berbakti dan (14) santun. Keempat belas
indikator ini dikelompokan dalam dua dimensi, yaitu dimensi pemahaman dan
perilaku siswa. Defini operasional setiap indicator budi pekerti dapat diuraikan
sebagai berikut. (1) tanggung jawab adalah perilaku siswa yang berani
menanggung resiko atau akibat dari setiap ucapan, sikap, dan tindakan yang
dilakukan. (2) jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai
kenyataan, aturan, atau keharusan. (3) berbaik sangka adalah sikap posistif dan
optimis terhadap pencapaian suatu keberhasilan serta anggapan baik terhadap
perilaku orang lain. (4 ) sabar adalah perilaku tahan menderita, tidak lekas
marah, tidak lekas patah hati, tidak lekas putus asa, tenang, tidak tergesa-gesa,
dan tidak terburu nafsu.(5) bersyukur adalah kemampuan siswa untuk
berterima kasih serta memanfaatkan pemberian Tuhan pada jalan yang si ridoi-
Nya. (6) bersahaja adalah perilaku siswa yang sederhana, apa adanya dan tidak
berlebih-lebihan. (7) disiplin adalah perilaku siswa yang menaati aturan, tugas,
dan tanggung jawab. (8) pemaaf adalah perilaku siswaa yang suka memberi
maaf atas kesalahan orang lain, menghindari dendam, cepat melupakan
kesalahan orang lain,, dan menghindari permusuhan.(9) ikhlas adalah perilaku
siswa yang mengharapkan imbalan atas suatu perbuatan baik, bebas dari mtif
buruk, melakukan, menerima, atau meninggalkan sesuatu dengan senang hati.
(10) hemat adalah perilaku siswa yang wajar, tepat, bermanfaat, dan tidak
66
66
menghambur-hamburkan sesuatu. (11) berempati adalah perilaku siswa yang
mampu menempatkan diri pada keadaan atau situasi yang dialami orang lain.
(12) mandiri adalah perilaku siswa yang tidak menggantungkan diri kepada
orang lain, sikap yang didasari inisiatif, kemampuan, dan tanggung jawab
sendiri. (13) berbakti adalah perilaku siswa yang dalam melakukan suatu
kegiatan didorong atas kepatuhan kepada orang yang diormatinya. (14) santun
adalah perilaku siswa yang dalam tindakannya didasarkan atas norma adat yang
luhur.
Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen alat pengumpul data yang
lengkap dengan pernyataanya
Tabel 3.6 KISI-KISI DAN PERNYATAAN ALAT PENGUMPUL DATA BUDI
PEKERTI SISWA
Variabel
Indikator
Aspek
No. Pernyataan
Jumlah Positif Negatif
Budi Pekerti
Bertanggung jawab
Pemahaman 1 - 1 Perilaku 1a, 1b, 1c - 3
Jujur Pemahaman 2 1 Perilaku 2a 2b,2c,2d 4
Berbaik sangka Pemahaman 3 1 Perilaku - 3a, 3b, 3c 3
Sabar Pemahaman 4 1 Perilaku 4a, 4c 4b 3
Bersyukur Pemahaman 5 1 Perilaku 5a, 5b, 5c 3
Bersahaja Pemahaman 6 1 Perilaku 6c 6a,6b 3
Berdisiplin Pemahaman 7 1 Perilaku 7a, 7b, 7c 3
Pemaaf Pemahaman 8 1 Perilaku 7b 7a, 7c 3
Ikhlas Pemahaman 9 1 Perilaku 9a,9b,9c 3
Hemat Pemahaman 10 1
67
67
Perilaku 10a, 10b 10c 3 Berempati Pemahaman 11 1
Perilaku 11a, 11b, 11c 3 Mandiri Pemahaman 12 1
Perilaku 12a, 12b, 12c 3 Berbakti Pemahaman 13 1
Perilaku 13a, 13b, 13c 3 Santun Pemahaman 14 1
Perilaku 14a,14b,14c,14d 4 (instrumen selengkapnya terdapat pada lampiran 4)
D. Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data menyangkut prosedur dan tahapan kegiatan yang
ditempuh dalam upaya pengumpulan data.
1.Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mulai dengan melakukan observasi kepada pihak
sekolah untuk memperoleh berbagai informasi mengenai keadaan situasi dan
kondisi yang berhubungan dengan penelitian terutama subjek penelitian.
Selanjutnya melakukan studi pendahuluan berkaitan dengan pelaksanaan
program bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi
pekerti siswa. Setelah data dan keterangan yang diperlukan terkumpul,
selanjutnya memohon izin untuk melakukan penelitian kepada pihak-pihak
yang terkait.
2. Penyebaran dan Pengumpulan Instrumen
Ada dua kegiatan yang dilakukan penelitian sesuai dengan jenis data
yang dibutuhkan:
Pertama, untuk memperoleh data tentang kondisi objektif pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok dilakukan dengan observasi serta wawancara
68
68
dengan responden yaitu, kepala sekolah, guru pembimbing/wali kelas, guru
mata pelajaran, dan siswa.
Kedua, untuk memperoleh data budi pekerti siswa, dilakukan dengan
menyebarkan angket. Dalam penelitian ini penyebaran angket ditujukan kepada
seluruh siswa SDN 1 Cikopo kabupaten Purwakarta pada semester genap tahun
ajaran 2009/2010 mulai tanggal 10 -20 April 2010. Penyebaran dan pengumpulan
data dilakukan secara simultan. Data yang telah terkumpul dicek jumlahnya
berdasarkan jumlah sampel. Jumlah instrumen angket yang disebar sebanyak 214
kepada responden sesuai jumlah sampel dan masuk 100% yakni 214 instrumen.
Dengan demikian data yang terkumpul layak untuk dilakukan pengolahan lebih
lanjut.
E. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Ukuran memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data
yang mengukur variabel penelitian harus mempunyai syarat utama, yaitu validitas
atau kesahihan dan reliabilitas atau keajegan.
Sugiono (2008: 123) berpendapat bahwa, instrumen yang valid harus
mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah bila kreteria
yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang
diukur, sedangkan validitas eksternal bila kreteria yang disusun berdasarkan fakta-
fakta empiris yang telah ada.
69
69
Validitas internal berupa pengukuran skala sikap (nontest) harus
memenuhi validitas konstruk (construct validity) atau dalam Sutrisno Hadi (1986)
disebut logical validity atau validity by definition.
Untuk pengujian validitas konstruksi dapat menggunakan pendapat ahli
(judgment experts). Setelah mendapat penilaian dari para ahli minimal 3 orang,
instrumen diujicobakan terhadap sampel, selanjutnya ditabulasi dan anisis faktor,
yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam suatu faktor
dengan skor total.
Dalam penelitian ini instrumen yang telah dinilai ahli (judgement experts)
disebarkan kepada sampel yakni siswa SDN 1 Cikopo Purwakarta pada semester
genap tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 88 yang telah ditetapkan
sebelumnya. Adapun penyebaran dan pengumpulan angket dilaksanakan pada
tanggal 10 April 2010 dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen
hingga tanggal 20 April 2010.
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen disiplin siswa dalam
penelitian ini, sebagai berikut.
a. Uji Validitas Instrumen
Seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (1998: 136) bahwa, tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana variabel data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan atau
kevalidan suatu instrumen. Pada uji validitas angket budi pekerti siswa ini
70
70
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui apakah angket yang telah disusun
tepat untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.
Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan pengujian validitas tiap butir
item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total dari jumlah
skor seluruh item. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas
instrumen ini menggunakan rumus koefisien korelasi (r) dengan teknik Spearman
yang dikenal dengan ” rho Spearman”. Rumus ini digunakan untuk
mengkorelasikan urutan tingkatan.(Mohamad Ali, 1993:193) rumus ” rho
Spearman,” tersebut adalah sebagai berikut.
Arikunto (1987:211)
Keterangan:
rhoxy = koefisien korelasi tata jenjang D = Diference (pembeda) antarjenjang setiap subjek. N = banyaknya subjek
Selanjutnya Sugiono (2008: 127) menjelaskan bahwa bila harga korelasi di
bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid,
sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 12,0 for
Windows dapat diketahui skor validitas setiap butir ítem sebagai berikut.
Dari 58 butir ítem pernyataan angket terbagi atas 14 item pernyataan
variabel budi pekerti aspek pemahaman dan 44 variabel budi pekerti aspek
perilaku yang disebarkan kepada seluruh sampel, sebanyak 40 lembar jawaban
71
71
angket siswa dianalisis. Hasil análisis menunjukan untuk variabel budi pekerti
aspek pemahaman dari 14 butir ítem pernyataan 11 item valid pada tingkat
kepercayaan 95% sampai dengan 99% dan 3 item tidak valid dan tidak dipakai
dalam pengolahan data, yaitu butir pernyataan 4, 7 dan 13, sedangkan variabel
budi pekerti aspek perilaku dari 44 butir ítem pernyataan sebanyak 36 item valid
pada tingkat kepercayaan 95%-99% dan 8 item tidak valid, yakni item nomor 1b,
2c, 4c, 7a, 10b, 13a, 13b, dan 44d. Dengan demikian dari 11 item varibel budi
pekerti aspek pemahaman dan 36 item variabel budi pekerti aspek perilaku
langsung dipakai dalam penelitian . Oleh karena itu, instrumen alat pengungkap
data budi pekerti siswa yang dipergunakan sebanyak 11 item pernyataan aspek
pemahaman dan 36 item pernyataan aspek perilku. (Perhitungan validitas
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2).
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian derajat konsistensi (keajegan)
instrumen pengumpul data. Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat ketetapan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini dengan menggunakan internal consistency sehingga
pengujian tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode
belah dua (split half methode) Spearman Brown, yaitu membelah dua instrumen
menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
72
72
(Sugiono, 2008:104)
Keterangan: ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua
Setelah koefisiensi korelasi dan reliabilitas diperoleh,kemudian
dikonsultasikan menggunakan tabel r dari product moment. Jika r hitung > dari r
tabel pada taraf kepercayaan tertentu maka instrumen tersebut reliabel, dan
sebaliknya, jika r hitung < dari r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Untuk menunjang keakuratan juga kecepatan perhitungan data, maka
dalam analisis dan pengolahan instrumen serta data lapangan yang bersifat
kuantitatif meinggunakan sistem SPSS 12,0 for Windows. Ini dianggap lebih
efektif dan efesien dibandingkan dengan perhitungan secara manual.
Dari hasil perhitungan untuk alat pengukuran disiplin siswa dapat
diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,881 dengan tingkat kepercayaan 99%.
Tabel 3.7 UJI RELIABILITAS VARIABEL BUDI PEKERTI ASPEK PEMAHAMAN
Ganjil Genap Spearman's rho
Ganjil Correlation Coefficient 1.000 .729(**)
Sig. (1-tailed) . .000 N 40 40 Genap Correlation Coefficient .729(**) 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
73
73
Kemudian hasil tersebut dihitung menggunakan rumus koefisien reliabilitas total
Untuk aspek pemahaman (rtt) seperti berikut.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa rtt sebesar 0,843 dengan tingkat
kepercayaan 99% atau p < 0,01. Ini berarti bahwa alat penelitian disiplin siswa
memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Dengan demikian
alat/instrumen disiplin siswa ini dapat dipergunakan untuk penelitian.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dari lampiran 2)
Tabel 3.8 UJI RELIABILITAS VARIBEL BUDI PEKERTI ASPEK PERILAKU
Ganjil Genap Spearman's rho
GANJIL Correlation Coefficient 1.000 .881(**)
Sig. (1-tailed) . .000 N 40 40 GENAP Correlation Coefficient .881(**) 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Untuk aspek perilaku (rtt) seperti berikut.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa rtt sebesar 0,937 dengan tingkat
kepercayaan 99% atau p < 0,01. Ini berarti bahwa alat penelitian disiplin siswa
memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Dengan demikian
2 x 0,881
rtt = --------------- 1 + 0,881
2 x 0,729
rtt = --------------- 1 + 0,729
74
74
alat/instrumen disiplin siswa ini dapat dipergunakan untuk penelitian.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dari lampiran 4.
2. Analisis Data Penelitian
Untuk mengatur, mengolah dan mengorganisasikan data diperlukan
ketekunan dengan penuh kesungguhan dalam memberikan makna. Berkaitan
dengan analisis data, Patton (Nasution, 1992) menjelaskan bahwa analisis data
adalah proses mengatur dan mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti
yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola urutan, dan mencari hubungan
di antara dimensi uraian-uraian.
Dalam penelitian ini, pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang
penelitian dan secara terus-menerus, mulai tahap pengumpulan data sampai
pelaporan. Sebagaimana dikemukakan Miles dan Huberman
(Sutardi,1995)bahwa, analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut,
berulang dan terus-menerus. Menurut mereka ada tiga tahap analisis, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Data yang diperoleh dari lapangan diolah dengan menggunakan teknik
yang disesuaikan dengan pertanyaan dan tujuan penelitian. Teknik pengolahan
data yang dipakai adalah yang mengacu kepada pertanyaan penelitian.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang kondisi pelaksanaan
program layanan bimbingan kelompok di sekolah, dilakukan dengan cara
mendeskripsikan hasil observasi dan wawancara. Dengan pendeskripsian tersebut
akan dapat terlihat kecenderungan kualitas pelaksanaan layanan bimbingan
75
75
kelompok dalam upaya mengembangkan budi pekerti siswa. Juga dari deskripsi
tersebut peneliti mendapat kejelasan tentang kemungkinan terlaksananya
bimbingan kelompok melalui cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa.
Gambaran umum kondisi objektif pelaksanaan bimbingan kelompok serta
kemungkinan terlaksananya bimbingan bimbingan kelompok melalui cerita dalam
mengembangkan budi pekerti siswa berdasarkan observasi dan wawancara dengan
kepala sekolah, guru pembimbing/wali kelas, guru mata pelajaran, dan siswa
disajikan pada bab IV.
Dalam menguji normalitas distribusi data pada pengolahan data angket
budi pekerti siswa pada aspek pemahaman (X) dan aspek perilaku (Y), berikut
tabel normalitas distribusi budi pekerti siswa.
Tabel 3.9 NORMALITAS DISTRIBUSI DATA
ASPEK PEMAHAMAN DAN PERILAKU BUDI PEKERTI SISWA
NO.Urut X Y NO.Urut X Y NO.Urut X Y 1 11 34 31 8 33 61 9 28
2 11 27 32 9 31 62 10 35
3 11 37 33 10 33 63 9 33
4 11 35 34 9 33 64 5 29
5 5 27 35 5 34 65 5 37
6 5 33 36 5 35 66 6 35
7 6 35 37 6 33 67 8 33
8 8 29 38 8 32 68 4 27
9 4 33 39 4 32 69 8 32
10 8 33 40 8 29 70 4 31
11 4 36 41 4 32 71 7 33
12 7 37 42 7 28 72 7 33
13 7 31 43 7 34 73 9 36
14 9 29 44 9 36 74 5 34
15 5 32 45 5 34 75 6 31
16 6 32 46 6 31 76 9 38
17 9 29 47 9 38 77 8 32
76
76
18 9 32 48 9 32 78 4 30
19 2 28 49 2 30 79 8 29
20 7 34 50 7 29 80 5 35
21 6 36 51 6 35 81 6 32
22 8 35 52 8 32 82 7 34
23 4 32 53 4 34 83 8 31
24 10 34 54 10 31 84 6 32
25 4 29 55 4 36 85 9 28
26 8 28 56 8 34 86 6 34
27 3 31 57 3 32 87 9 36
28 8 32 58 8 29 88 7 34
29 5 33 59 5 34
30 5 34 60 9 32
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah dilakukan beberapa perhitungan antara
lain sebagai berikut:
Menghitung rentang data terbesar (maksimal) dan data terkecil (minimal) ,
yaitu: rx = 11 – 2 = 9 dan rY = 38 – 27 = 11
Untuk menghitung rata-rata (mean ), skor tengah (median), skor frekuensi
terbanyak (modus), koefesien Varian (KV), dan dan Standar Deviasi (SD)
tunggal dan gabung, dilakukan perhitungan distribusi frekuensi dan
korelasional menggunakan sistem excel ( data lengkap pada lampiran 7),
maka dapat diketahui:
1) Skor rata-rata budi pekerti pada aspek (a) pemahaman x�= 602 = 6,84 88
(b) perilaku y� = 2857 = 32,47 88
2) Median atau skor tengah budi pekerti ada pada posisi nomor urut 44-45,
yakni (a) aspek pemahaman X = 7, dan (b) aspek perilaku Y= 33
77
77
3) Modus/mode atau skor yang frekuensinya paling banyak, yaitu (a) aspek
pemahaman X= 8 (frekuensi= 16 kali) dan (b) aspek perilaku Y=34
(frekuensi = 14 kali)
4) Standar Deviasi tunggal budi pekerti (a) aspek pemahaman SD�= 2,191 dan
(b) aspek perilaku SD�= 2,661
5) Koefesien Varian budi pekerti (a) aspek pemahaman KVX = 32.033, dan
(b) aspek perilaku KVY = 8.195
6) Standar Deviasi Gabung antara aspek pemahaman dan perilaku SD��=0,062
7) Untuk mencari nilai “t” menggunakan rumus
Berdasarkan angka-angka tersebut dapat membuat interpretasi sebagai
berikut. Korelasi gabung +0,062 (r hitung), dengan N=88 -1=87 pada r table
dengan tingkat kepercayaan 95% -99% adalah 0,213 dan 0,278. Karena r hitung
� = x� − y�SD��� 1n1 + 1n2
� = 6,84 − 32,470,062� 188 + 188
� = −25,630,062� 288
� = −25,630,062X 0,151
� = −25,630,062X 0,151 � = −25,63
0,062X 0,151
� = 57,85 � = −25,63
0,443
78
78
lebih kecil dari harga r table, maka hipotesis nihil (Ho) diterima, dan hipotesis
alternative (H1) ditolak. ini berarti tidak ada korelasi yang posistif dan signifikan
antara pemahaman siswa terhadap budi pekerti dengan perilaku budi pekertinya.
Untuk mendapatkan gambaran kecenderungan budi pekerti siswa
digunakan analisis data secara kuantitatif. Hasil penyekoran dan presentasi data
disiplin siswa disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10 SKOR BUDI PEKERTI SISWA ASPEK PEMAHAMAN
NO
INDIKATOR
SKOR
% Pembagi diperoleh
1 Bertanggung jawab 88 49 55,68% 2 Jujur 88 52 59,09% 3 Berbaik sangka 88 51 51,95%
4 Sabar 0 0 0% 5 Bersyukur 88 47 53,41% 6 Bersahaja 88 57 64,77% 7 Berdisiplin 0 0 0% 8 Pemaaf 88 50 56,82% 9 Ikhlas 88 59 67,05% 10 Hemat 88 47 53,41% 11 Berempati 88 55 62,5% 12 Mandiri 88 55 62,5% 13 Berbakti 0 0 0% 14 Santun 88 58 65,91%
JUMLAH 968 580 59,92%
Tabel 3.11 SKOR BUDI PEKERTI SISWA ASPEK PERILAKU
NO
INDIKATOR
SKOR
%
Pembagi diperoleh 1 Bertanggung jawab 104 104 59,09% 2 Jujur 264 187 70,83% 3 Berbaik sangka 264 170 64,39%
4 Sabar 176 102 57,95%
5 Bersyukur 264 178 67,42%
79
79
6 Bersahaja 264 190 71,97% 7 Berdisiplin 176 117 66,48% 8 Pemaaf 264 174 65,91% 9 Ikhlas 264 179 67,80%
10 Hemat 176 118 67,05% 11 Berempati 264 195 73.9% 12 Mandiri 264 152 57,58% 13 Berbakti 88 60 68,18% 14 Santun 264 187 70.83%
JUMLAH 3696 2857 69.30%
(pengolahan selengkapnya terdapat pada lampiran 3)
Dari hasil pengolahan data budi pekerti siswa yang dikelompokan kedalam
dua aspek yaitu pemahaman dan perilaku, maka untuk aspek pemahaman rata-rata
59,92% dan perilaku mendapat rata-rata prosentase 77,30%. Pembahasan lebih
jauh akan diuraikan pada bab IV.
Untuk mengkategorisasi perolehan skor budi pekerti siswa, maka
ditentukan terlebih dahulu patokan pengelompokan skor sebagai berikut.
Tabel 3.12 Kategorisasi Prosentase Perolehan Skor Siswa
NO RENTANGAN PERSENTAS (%) KUALIFIKASI/KATEGORI 1 ≥ 75 Sangat Baik 2 50 - 74 Baik
3 ≤ 49 Kurang Baik (Uman Suherman, 2009: 106)
dari hasil perhitungan dan pengelompokan, perolehan skor budi pekerti siswa
dapat dilihat pada tabel berikut.
80
80
Tabel 1.13 Kategori Prosentase Budi Pekerti Siswa
NO
KATEGORI
ASPEK PEMAHAMAN PERILAKU
∑SISWA % ∑SISWA % 1 Sangat Baik 23
26.14 45 51.14 2 Baik 37
42.05 42 47.72
3 Kurang Baik 28
31.82 1 1.14 Jumlah 88 100 88 100
(data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7)
Dari data tabel 1.13 dapat prosentase tertinggi pada aspek pemahaman
kategori sedang (42,05%) dan terendah kategori sangat baik (26,14%),
sedangkan pada aspek perilaku tertinggi ada pada aspek sangat baik (51,14) dan
terendah pada aspek kurang baik (1,14%). Uraian selanjutnya dibahas pada bab
IV.
Untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah langkah-langkah
pengembangan program layanan bimbingan bimbingan kelompok melalui cerita
dalam mengembangkan budi pekerti sisw sekolah dasar. Dimulai dengan
menganalisis kondisi objektif pelaksanaan program bimbingan dan
kecenderungan budi pekerti siswa.
Langkah-langkah penyususnan program bimbingan secara umum,
dikembangkan dengan langkah-langkah berikut: (1) perencanaan program, (2)
pengorganisasian, (3) sarana, (4) anggaran, (5) koordinasi dan kerjasama, (6)
pelaksanaan, dan (7) evaluasi.
Dalam mengembangkan program layanan bimbingan kelompok melalui
cerita dalam mengembangkan budi pekerti siswa, pengembangannya meliputi
langkah-langkah sebagai berikut: (1) merumuskan tujuan bimbingan
kelompok, (2) merumuskan strategi bimbingan, (3) menentukan skala prioritas,
(4) menentukan jenis kegiatan, (5) menentukan personel bimbingan yang akan