19
Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilaksanakan. Menurut Nasution (2010: 49) mengemukakan “Lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi.” Lokasi dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Bandung, yang beralamat di Jl. Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022) 4209105 Bandung 40117. Dalam penelitian ini, penulis memilih tempat di SMK Negeri 1 Bandung dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa kelas XI PS-2 SMK Negeri 1 Bandung memiliki masalah dalam hal rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran PKn. b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, terutama guru mata pelajaran PKn terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. c. Peneliti pernah melakukan Program Pengembangan Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Bandung. Sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. d. Lokasi SMK Negeri 1 Bandung yang strategis, sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. 2. Subjek Penelitian Nasution (2010: 32) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu.” Jadi, dalam penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilaksanakan.

Menurut Nasution (2010: 49) mengemukakan “Lokasi penelitian menunjukan

pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya

tiga unsur yaitu, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi.” Lokasi

dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Bandung, yang beralamat di Jl.

Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022) 4209105 Bandung 40117.

Dalam penelitian ini, penulis memilih tempat di SMK Negeri 1 Bandung dengan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa kelas XI PS-2

SMK Negeri 1 Bandung memiliki masalah dalam hal rendahnya motivasi siswa

dalam proses pembelajaran PKn.

b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, terutama guru mata pelajaran PKn

terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Peneliti pernah melakukan Program Pengembangan Lapangan (PPL) di SMK

Negeri 1 Bandung. Sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan

penelitian.

d. Lokasi SMK Negeri 1 Bandung yang strategis, sehingga memudahkan peneliti

untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Nasution (2010: 32) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah

sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan

bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu.” Jadi, dalam penelitian kualitatif

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

74

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

subjek penelitiannya adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau

sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih sesuai dengan tujuannya.

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi subyek dalam penelitian adalah:

a. Guru mata pelajaran PKn kelas XI PS-2 di SMK Negeri 1 Bandung tahun

ajaran 2014/2015. Hal ini didasarkan bahwa guru sebagai pihak yang dapat

memberikan informasi berkenaan dengan model cooperative learning tipe

numbered heads together untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Siswa-siswi kelas XI PS-2 di SMK Negeri 1 Bandung, dengan jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 36 orang, yang terdiri atas 34 siswa perempuan

dan 2 siswa laki-laki. Dipilihnya kelas ini sebagai subyek penelitian karena

kelas ini memiliki masalah dengan rendahnya motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran PKn.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Secara metodologis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif, pemilihan pendekatan dalam penelitian sangat

penting untuk mengarahkan peneliti demi mencapai tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian. Adapun pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011: 9)

bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

Sedangkan menurut Creswell (2010: 4-5) menyatakan bahwa:

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan

memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang

dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian

kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

75

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang

spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari

tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna

data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka

yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus

menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus

terhadap makna individual dan menerjemahkan kompleksitas suatu

persoalan.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian dengan pendekatan kualitatif

merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

dan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada dua

alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan

sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua pemilihan

pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah

data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar

alamiahnya.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan

dan kegunanaan (Sugiyono, 2011: 2).

Mengingat bentuk dari penelitian yang dilaksanakan adalah suatu kajian

reflektif, dalam rangka mengatasi masalah pembelajaran berupa rendahnya

motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn di kelas XI PS-2 SMK

Negeri 1 Bandung, maka metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Penggunaan pendekatan kualitatif dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

diperkuat oleh Rochiati dalam Kunandar (2012: 46) mengatakan bahwa:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

76

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data

yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat

deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen pertama

dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis menggunakan pendekatan

kualitatif dengan menggunakan metode PTK. Metode PTK ini merupakan suatu

aksi, kaji tindakan dan riset tindakan yang dilakukan di kelas. Metode ini

bertujuan untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan perubahan ke arah yang

lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah. Siklus dalam PTK diawali dengan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Sukardi (2004: 104) adalah

“Penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif

partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan

perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.”

a. Prosedur dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pendapat lain mengenai PTK dikemukakan pula oleh Arikunto (2012: 3)

yang mengungkapkan bahwa “PTK merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama.” Arikunto (2012: 16) membagi kedalam

empat tahapan lazim yang harus dilalui dalam model PTK, yaitu “Perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.” Keempat tahapan itu dapat digambarkan

sebagai berikut:

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

77

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Arikunto (2012: 16)

1) Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahap pertama peneliti menyusun perencanaan tindakan dalam

pembelajaran yang dilakukan berdasarkan studi pendahuluan. Hasil studi

pendahuluan diketahui bahwa motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) sangat kurang. Oleh karena itu, peneliti membuat

perencanaan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penerapan model

cooperative learning tipe numbered heads together yang dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa. Pada perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan kerja

sama dengan guru di sekolah yang menjadi tempat penelitian. Hal ini dilakukan

agar penelitian dapat dilakukan dengan teliti.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, dalam tahap ini peneliti bekerja

sama dengan guru. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti, peneliti

melakukan tindakan berupa penerapan model cooperative learning tipe numbered

heads together dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru mitra bertugas

sebagai observer.

3) Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga adalah tahap pengamatan dimana dalam tahap ini yang

bertugas mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning tipe numbered heads together adalah guru mitra saat peneliti

sedang melakukan tindakan. Hal ini dilakukan agar guru mitra dan peneliti dapat

menjalankan tindakan dan pengamatan sebaik mungkin dan mendapatkan hasil

yang akurat.

?

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

78

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Refleksi (Reflecting)

Tahap berikutnya adalah tahap refleksi yang merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini

dilakukan setelah melakukan tindakan, guru dan peneliti mendiskusikan

implementasi hasil dari rancangan tindakan. Kemudian mendiskusikan rencana

untuk mengulang kembali tahapan-tahapan agar menghasilkan hasil yang

diinginkan.

Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kemudian

kembali kelangkah sebelumnya. Jadi, dalam satu siklus terdapat empat tahapan

tersebut.

Penelitian tindakan kelas oleh guru merupakan kegiatan reflektif dalam

berpikir dan bertindak dari guru. Dewey dalam Wiriaatmadja (2008: 12)

mengartikan berpikir reflektif yaitu:

Berfikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet

dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan

diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung

dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya kemana pengetahuan itu

akan membawa peserta didik.

Tindakan reflektif ini penting dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas karena guru harus banyak melakukan pengambilan kesimpulan,

dan untuk mencapai kesimpulan yang benar itu, ia perlu bereksperimen dan

melakukan tes, dan eksperimen tersebut dapat dilakukan oleh seorang guru salah

satu caranya dengan melakukan penelitian tindakan kelas.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti

dan pengertian dari judul penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai

istilah-istilah yang digunakan.

1. Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

79

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah konsep yang lebih

luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran

kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas

dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang

dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud

(Suprijono, 2013: 54-55).

Selanjutnya Bern dan Ericks dalam Komalasari (2010: 62) mengemukakan

bahwa ‘Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang

mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana

siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.’

Salah satu tipe dari cooperative learning yaitu numbered heads together,

model ini dikembangkan oleh Spencer (1992). Numbered heads together adalah

medel pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa (Komalasari,

2010: 62).

Langkah-langkah dalam model Numbered heads together Komalasari

(2010: 62-63) adalah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat

nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka.

e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

f. Kesimpulan.

Sebelum menerapkan model cooperative learning tipe numbered heads

together terhadap siswa, guru harus memahami model tersebut terlebih dahulu.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penerapan model tersebut, maka

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

80

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah numbered heads together harus mampu dilaksanakan dengan

baik dan benar.

2. Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald (dalam Hamalik, 2009: 158) mengatakan bahwa

‘Motivation is an energy change within the person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reaction.’ Motivasi adalah suatu perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan.

Jadi adanya motivasi dalam belajar dianggap penting dalam upaya

pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya karena dengan

adanya motivasi berarti tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan prestasi

belajar yang secara tidak langsung akan menciptakan keberhasilan belajar.

3. Siswa atau Peserta Didik

Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada bab I ketentuan umum, pasal 1 dan ayat ).

4. Pembelajaran

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tetang Sistem Pendidikan Nasional pada

ketentuan umum bab I pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa: “Pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.”

Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Thobroni dan Mustofa, 2013: 18),

mengartikan bahwa ‘Pembelajaran adalah sesuatu perubahan perilaku yang relatif

tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki

makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan.’

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

81

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi dalam pembelajaran siswa sebagai subjek ajar dituntut untuk aktif

mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah dan

menyimpulkan suatu masalah.

5. Pendidikan Kewarganegaraan.

Mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang mendidik siswanya untuk

memiliki pengetahuan mengenai tata cara bernegara yang baik, mata pelajaran

PKn juga merupakan mata pelajaran wajib yang terdapat dalam kurikulum.

PKn merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada seluruh

satuan pendidikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Mulai dari pendidikan

dasar, menengah dan perguruan tinggi sekalipun wajib memuat mata pelajaran

PKn.

Sedangkan menurut Syaifullah dan Wuryan (2009: 9) PKn dirumuskan

sebagai berikut:

Pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana untuk membekali peserta

didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan

bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa

dan negara.

Jadi, melalui PKn warga negara akan paham dan mengerti hubungan

antara warga negara dengan negara, dan melalui pendidikan kewarganegaraan

juga warga negara akan mencintai tanah airnya sehingga dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara dalam urusan bela negara.

E. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap

dalam penelitian yang disusun secara sistematis, tahap tersebut antara lain:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan harus memiliki arah dan

tujuan yang jelas, maka sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu harus

mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Tahap persiapan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

82

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal terhadap sekolah yang

dijadikan obyek penelitian, yaitu SMK Negeri 1 Bandung, sebelum melakukan

kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru PKn di sekolah

tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran PKn

dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan. Selanjutnya peneliti

mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Tahapan perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang

semestinya harus dilewati dalam proses penelitian, perizinan juga diupayakan

kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses

penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung

melalui jurusan PKn, ditandatangani oleh ketua Jurusan PKn, selanjutnya

diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk

mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan photocopy proposal skripsi yang

telah disahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP dan

photocopy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin

penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor

Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.

d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan

Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian

sebagai pengantar kepada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, yaitu

SMK Negeri 1 Bandung.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

83

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat

yang telah ditentukan, yaitu SMK Negeri 1 Bandung.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk

memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan

langkah-langkah PTK yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan pada kelas XI PS-2

siswa SMK Negeri 1 Bandung. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yang setiap

siklusnya direncanakan dengan matang untuk mendapatkan hasil yang optimal

sesuai dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. PTK ini merupakan upaya

perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar terhadap siswa

kelas XI PS-2.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan bagian yang

sangat penting. Beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini, yaitu pengamatan atau observasi, wawancara, studi kepustakaan,

catatan lapangan dan studi dokumentasi.

1. Pengamatan atau Observasi

Metode pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan

dan perasaan (Patilima, 2011: 63).

Sugiyono (2011: 145) mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar.”

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

84

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat yang dikemukkan oleh Sugiyono, observasi

digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan

bila responden diamati tidak terlalu besar. Sejalan dengan penelitian yang

dilaksanakan di kelas XI PS-2, dimana berkaitan dengan perilaku manusia

tepatnya motivasi siswa dalam belajar, dan responden juga tidak terlalu besar

karena jumlah siswa hanya 36 orang.

Sedangkan menurut Creswell (2010: 267) mengartikan bahwa pengamatan

atau observasi kualitatif sebagai berikut:

Observasi kualitatif merupakan obeservasi yang di dalamnya peneliti

lansung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas

individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

merekam atau mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur

(misalnya, ingin diketahui oleh peneliti), aktivitas-aktivitas dalam lokasi

penenelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran

yang beragam, mulai dari sebagai non-pastisipan hingga partisipan utuh.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pengamatan atau observasi sangat penting

dalam penelitian kualitatif. Peneliti harus turun lansung ke lapangan untuk

mengamati perilaku dan aktivitas responden yang akan diteliti, dalam pengamatan

atau observasi peneliti bisa melakukan berbagai cara dalam mendapatkan data,

bisa dengan cara direkam atau dicatat.

Observasi dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi sebagai alat

pengumpul data. Lembar observasi dibutuhkan untuk mengumpulkan data

mengenai unjuk kerja guru dan aktivitas siswa selama pengembangan tindakan

dalam proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran cooperative

learning tipe numbered heads together. Lembaran pada format observasi aktivitas

guru dan siswa dilakukan dengan cara penskoran data, dan deskripsi dari skor

tersebut, yaitu:

Rata-rata 1- 4 yaitu:

4 = Sangat Baik 3,01 - 4,00 = Sangat Baik

3 = Baik 2,01 - 3,00 = Baik

2 = Cukup 1,01 - 2,00 = Cukup

1 = Kurang 0,00 - 1,00 = Kurang

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

85

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Kunandar, 2012: 299)

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui dua aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran dengan lebih efektif, lembar observasi tersebut terdiri dari

aktivitas siswa dan aktivitas guru, dengan menghitung persentasenya sebagai

berikut:

Persentase aktivitas guru =𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 100%

Persentase aktivitas siswa = 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 100%

2. Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif salah satunya adalah

dengan wawancara (interview). Sugiyono (2011: 137) mengungkapkan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Dalam menemukan permasalahan yang harus diteliti, peneliti bisa

melakukan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara atau interview.

Jumlah responden dengan teknik wawancara ini harus sedikit/kecil, sejalan

dengan penelitian yang akan dilakukan di XI PS-2 karena jumlah siswanya

sedikit. Teknik wawancara dipilih supaya informasi yang didapatkan dari

responden lebih mendalam.

Menurut Patilima (2011: 68), menegaskan lagi bahwa:

Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk

mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan

pada dua alasan, pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali

tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi

apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa

yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat

lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan

juga masa mendatang.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

86

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui teknik wawancara peneliti bisa mengetahui apa yang tersembunyi

jauh di dalam diri subjek yang diteliti. Teknik wawancara sangat bagus digunakan

untuk mendapatkan data yang akurat dari responden, dan bisa bersifat lintas

waktu, masa lalu, masa sekarang maupun masa depan.

Sedangkan Adimiharja (2008: 67) “Wawancara (interview) adalah

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lansung oleh

pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban

responden dicatat atau direkam denga alat perekam (tape recorder).”

Berdasarkan pemaparan di atas, wawancara berguna untuk menggali

informasi sebanyak-banyaknya dari pihak yang diwawancara untuk melengkapi

data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal penelitian ini yang menjadi

subjek penelitian untuk diwawancarai, yaitu guru PKn yang dijadikan objek

peneliti dan beberapa orang siswa yang informasinya dibutuhkan untuk

mendukung penelitian ini.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan

masalah dan tujuan penelitian (Danial dan Wasriah, 2009: 80). Studi kepustakaan

sangat penting untuk dilakukan dalam penelitian guna memperoleh dan menggali

informasi sebanyak-banyaknya suatu teori yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan agar selanjutnya dapat dibandingkan oleh peneliti antara teori

yang ditemukan dalam kepustakaan dengan hal yang terjadi sebenarnya di

lapangan.

4. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010: 209) ‘Catatan

lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami

dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif.’ Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

87

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau

pengamatan ketika sedang melakukan penelitian. Catatan itu berguna hanya

sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, diraba,

dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan itu baru

diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah

peneliti tiba di rumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan

pengamatan atau wawancara, dan disusun sesuai dengan kebutuhan dalam

penelitian.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

diperlukan dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi ini penting untuk lebih

memperinci dalam proses pengumpulan data. Adimiharja (2008: 70)

mengemukakan, “studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

tidak lansung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat

berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.”

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini Bogdan (dalam

Sugiyono, 2011: 240) menyatakan bahwa ‘In most tradition of qualitative

research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first

person narrative produced by an individual which describes his or her own

actions, experience and belief.’

Dalam suatu penelitian, banyak sekali data-data yang harus dikumpulkan

untuk kebutuhan proses penelitian, studi dokumentasi ini memudahkan peneliti

untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan untuk selanjutnya

diolah oleh peneliti dengan lebih rinci.

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan, menganalisis

dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting dan berhubungan serta dapat

memberikan data-data untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

88

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan hal tersebut, Danial dan Warsiah (2009: 79) mengungkapkan

bahwa:

Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang

diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian,

seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data

penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.

Teknik ini sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

karena banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Teknik ini dilakukan

dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang

berkaitan dan menunjang penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah yang dilakukan untuk menyajikan data dari

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian.

Analisis data dalam penelitian pun merupakan proses yang sangat penting karena

untuk menentukan data yang telah terkumpul dapat tersaji dengan baik dan

dimengerti oleh banyak orang. Patilima (2011: 92) mengemukakan “Pada analisis

data kualitatif kita mebangun kata-kata dari hasil wawancara atau pengamatan

terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum.”

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan memalui tiga

alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang

berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul

menyusul.

Aktivitas dalam analisis data menurut Sugiyono (2011: 246), yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah

ananlisis ditunjukan pada gambar berikut:

Data Collection

Data

Reduction Conclusion

Data

Display

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

89

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data (interactive model)

Sumber: Sugiyono (2011: 247)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Sugiyono (2011: 249) mengartikan reduksi data sebagai berikut “Reduksi

data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan

keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.” Bagi peneliti yang masih baru,

dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain

yang dipandang ahli.

Data yang sudah terkumpul lalu diseleksi kemudian dirangkum dan

disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data

dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya

berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.

Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan

observasi, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokumentasi

yang ditujukan kepada guru dan siswa yang aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan untuk

mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan

lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-

aspek permasalahan yang dapat diteliti.

2. Data Display (Penyajian Data)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

90

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

hal ini Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 249) menyatakan ‘The most

frequent form display data for qualitative reseacrh data in the past has been

narrative text. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.’

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

difahami tersebut. Karena penyajian data atau data display adalah sekumpulan

informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh.

Dengan kata lain, menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan

mencari pola hubungannya.

Penyajian data merupakan hasil dari wawancara dengan guru dan siswa

yang aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil dari observasi lapangan dan

dokumentasi, dari keseluruhan data yang telah didapat tersebut, dipahami satu

persatu, kemudian disatukan dan diinterpretasi sesuai dengan rumusan masalah.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikkan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN B. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/22468/6/S_PKN_1000896_Chapter3.pdfBAB III METODE PENELITIAN B ... Wastukancana No. 3 Tlp (022) 4204514/Fax (022)

91

Lilik Fitrianis, 2015 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2011: 253) menjelaskan conclusion drawing/verification

(kesimpulan) sebagai berikut:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti mejadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.

Jadi melalui penelitian kualitatif suatu obyek yang sebelumnya remang-

remang, setelah dilakukan penelitian akan ada kejelasan tentang obyek tersebut.

Seperti halnya apakah penerapan model cooperative learning tipe numbered

heads together dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam dalam

pembelajaran PKn.

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis

dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut penulis memperoleh

data secara lengkap mengenai penerapan model cooperative learning tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMK Negeri 1

Bandung.