Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas Jarimatika level 1 di Unit Jarimatika
Center Salatiga. Pada level 1 dipilih dengan pertimbangan sebagai kelas dasar
dalam pemahaman metode jarimatika serta dengan pertimbangan waktu, tenaga
dan biaya. Hal lain yang digunakan sebagai pertimbangan adalah letak dari
Unit Jarimatika Center tersebut sangatlah strategis, yaitu beralamatkan di Jalan
Margosari PR 04 Salatiga Jawa Tengah 50711. Unit Jarimatika Center yang
berada di Salatiga ini merupakan kantor pusat Jarimatika dari berbagai cabang
yang ada di Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap yang secara garis besar dibagi
menjadi enam tahap sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan: meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, dan
permohonan ijin. Alokasi waktu Desember 2013 sampai Januari 2014.
b. Tahap Analisis: meliputi studi pendahuluan, pengumpulan dan pengolahan
data. Alokasi waktu Januari 2014 sampai Maret 2014.
c. Tahap Desain: meliputi semua kegiatan yang mencangkup mendesain
produk. Alokasi waktu Maret 2014 sampai April 2014.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
d. Tahap Develop: meliputi mengembangkan produk dan uji coba produk.
Alokasi waktu mulai April 2014.
e. Tahap Implementasi: meliputi penggunaan produk bahan ajar. Alokasi
waktu April 2014 sampai Mei 2014.
f. Tahap Evaluasi: meliputi uji keefektifan penggunaan produk bahan ajar.
Alokasi waktu Juni 2014.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan
pengembangan atau dikenal Research & Development (R & D) Borg and Gall
(2003) mengatakan:
“Educational Reserarch and Development (Educational R & D) is an
industry-based development model in which the findings of the research are used
to design new products and procedures, which then are systematically field-tested,
evaluated, and refined until they meet specified criteria of effectiveness, quality,
or similar standard” (Penelitian pendidikan dan pengembangan adalah sebuah
betuk mengembangan model dimana hasil penelitian digunakan untuk mendesain
produk baru beserta prosedurnya, kemudian diuji (dilapangan) secara sistematis,
dievaluasi, dan diperbaiki sampai mereka bertemu kriteria khusus dari keefektifan,
kuallitas atau standar yang sama).
Senada dengan pendapat di atas, Sugiyono (2011) mengatakan bahwa
“Metode penelitain dan pengembangan (R & D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut”. Istilah produk merujuk tidak hanya pada objek material, seperti buku
teks, film pembelajaran, dan lain-lain, tetapi juga prosedur dan proses, seperti
metode pembelajaran atau metode untuk mengorganisir pembelajaran (Borg dan
Gall, 2007). Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa
penelitian pengembangan adalah salah satu langkah untuk mengembangkan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada dan menguji
keefektifannya.
Menurut Borg & Gall (2007) prosedur penelitian dan pengembangan pada
dasarnya terdiri atas dua tujuan utama, yaitu mengembangkan produk dan menguji
keefektifan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi
pengembangan dimana produk yang dihasilkan bisa berupa software, hardware
seperti buku, modul, paket program pembelajaran ataupun alat bantu belajar,
sedangkan kedua disebut sebagai fungsi validasi. Produk yang dihasilkan dalam
penlitian ini berupa Bahan Ajar Digital Berbasis ARCS Materi Jarimatika Level 1.
Pemilihan model Borg dan Gall dikarenakan model ini memiliki
karakteristik yang menekankan pada uji coba dan revisi yang berulang sehingga
menghasilkan produk yang layak, selain itu analisis produknya terperinci
berorientasi pada hasil belajar. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg
dan Gall (Tim Puslitjaknov, 2008), dapat dilakukan dengan lebih sederhana
melibatkan lima langkah utama: (1) melakukan analisis kebutuhan produk yang
akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli dan
revisi, (4) uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, (5) uji coba lapangan
skala besar dan produk akhir. Langkah-langkah secara rinci pada setiap tahapan
pengembangan alat evaluasi ini akan dijabarkan dalam pembahasan prosedur
pengembangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan merupakan salah satu langkah konkrit dan rinci
yang penjabarannya dari model pengembangan. Prosedur pengembangan dari
penelitian ini adalah model prosedural yang dimodifikasi dari model
pengembangan Borg & Gall. Kesepuluh langkah R & D yang dikemukakan Borg
& Gall sudah sangatlah operasional. Apabila langkah-langkah tersebut diikuti
dalam melakukan penelitian pendidikan akan menghasilkan produk pendidikan
yang sudah teruji dan implementatif. Implementasi langkah-langkah tersebut
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tahapan proses penelitian dan pengembangan,
yaitu:
Gambar 5
Modivikasi langkah-langkah Penelitian R & D oleh Borg & Gall
(Sumber: Tim Puslitjaknov, 2008).
Studi Pendahuluan Pengembangan Model Evaluasi/Penguji
an
Melakukan analisis
produk yang akan
dikembangkan
Validasi ahli & revisi
Uji coba lapangan
skala kecil & revisi
Uji coba lapangan
skala besar & revisi
Uji efektifitas
produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tahap I : Studi pendahuluan
Tahap ini, adalah tahap awal atau persiapan di dalam pengembangan.
Tahap penelitian pengembangan ini meliputi studi pustaka, studi lapangan, dan
deskripsi dan analisis temuan.
1. Studi Pustaka
Pada tahap ini, meliputi studi kurikulum yang ada di Unit Jarimatika
Center berkaitan dengan karakteristik materi yang di ajarkan pada level 1,
alokasi waktu yang tersedia, buku-buku teks mengenai materi dan latihan, serta
buku-buku penunjang lainnya untuk menunjang hasil penelitian.
2. Studi Lapangan
Survei lapangan dilakukan dengan observasi dan wawancara. Observasi
dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi atau keadaan dan proses
pembelajaran yang ada di Unit Jarimatika Center Salatiga. Wawancara
dilakukan kepada guru Jarimatika Level 1 untuk memperoleh data tentang
materi yang di ajarkan pada level 1.
3. Desktipsi dan Analisis Temuan
Pada tahap ini, hasil dari survei lapangan mengenai materi Jarimatika
yang disajikan pada level 1 dianalisis terhadap kesesuaian buku latihan yang
sudah ada dengan memperhatikan unsur ARCS (Attantion, Relevance,
Confidentce, dan Satisfaction). Dari hasil analisis temuan tersebut, maka
peneliti berasumsi akan menyempurnakan buku latihan yang sudah ada dengan
membuat bahan ajar digital berbasis ARCS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tahap II : Pengembangan Model
1. Model pengembangan
Pada tahap ini, model yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar
adalah model prosedural. Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk. Model yang digunakan di sini adalah model
pengembangan Borg and Gall. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi materi jarimatika level 1 yang akan dikembangkan,
selanjutnya menyusun desain produk bahan ajar digital dengan cara membuat
flowchart view dan storyboard. Peneliti kemudian mengumpulkan bahan
pendukung seperti materi, gambar, video dan audio sesuai dengan materi.
Setelah bahan-bahan yang diperlukan dalam pengembangan bahan
ajar terkumpul, peneliti memasukkan semua bahan/materi yang telah
terkumpul kedalam bahan ajar digital. Selanjutnya melakukan uji coba
produk awal dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Langkah berikutnya
melakukan revisi dan penyempurnaan bahan ajar digital sampai ditemukan
rancangan terbaik dari bahan ajar digital berbasis ARCS.
2. Validasi Desain
Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa validasi desain merupakan
proses kegiatan untuk menilai rancangan produk hingga secara rasional lebih
baik dari pada produk lama. Validasi desain dilakukan dengan melibatkan para
ahli yang berhubungan dengan produk penelitian yang sedang dikembangkan.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah produk penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dikembangkan siap untuk dilakukan uji lapangan. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang
sudah berpengalaman untuk produk baru tersebut.
Validasi yang ditentukan peneliti ada 2 macam yaitu:
a. Validasi ahli materi, yaitu penyerahan produk dan instrument angket berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang ketepatan materi yang ada di dalam bahan
ajar digital berbasis ARCS ini untuk di lakukan proses validasi oleh ahli
materi, ahli materi dilakukan oleh penemu metode Jarimatika sekaligus
pendiri Yayasan Jarimatika Indonesia. Peneliti selanjutnya merangkum data
yang diperoleh untuk dilakukan perbaikan sesuai dengan saran dan pendapat
setiap ahli materi.
b. Validasi ahli media, yaitu proses penyerahan produk dan instrument berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang desain produk, dengan tujuan apakah bahan
ajar ini sudah sesuai dengan desain pembelajaran dan karakter peserta didik
level 1. Ahli media berasal dari profesi yang berhubungan dengan teknologi
pendidikan.
3. Revisi Desain
Setelah dilakukan validasi desain, tahap berikutnya adalah perbaikan
desain sesuai saran dari pakar digunakan untuk menyempurnakan produk
desain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4. Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan bagian penting dalam penelitian
pengembangan yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan tingkat efektifitas, efisiensi, dan atau daya tarik dari
produk yang dihasilkan. Uji produk pengembangan biasanya dilakukan dalam
dua tahap yaitu uji validasi isi dan uji coba lapangan. Dalam bagian ini secara
berurutan dikemukakan tetang desain uji coba, subjek validasi, jenis data,
instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
a. Desain Uji Coba
Ada dua tahapan desain uji coba bahan ajar digital berbasis ARCS
yang digunakan. Kedua tahapan tersebut sebagai berikut:
1) Uji Coba Lapangan Skala Kecil (Main Field Test)
Tujuan dari uji coba ini untuk menentukan apakah produk yang
dihasilkan memiliki kelayakan baik aspek pembelajaran, isi atau materi,
tampilan sehingga layak untuk digunakan. Prosedur uji coba lapangan
skala kecil, sebagai berikut:
1) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa peneliti sedang
mengembangkan bahan ajar digital berbasis ARCS.
2) Meminta peserta didik agar bersifat rileks dan bebas mengemukakan
pendapatnya tentang bahan ajar digital yang diberikan.
3) Menayangkan bahan ajar digital dengan proyektor serta
membagikannya dalam bentuk kepingan CD dan meminta peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
didik untuk membaca dan menggunakannya. Peneliti mencatat berapa
lama waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk mempelajari materi
yang disediakan. Selain itu juga mencatat reaksi peserta didik dan
bagian-bagian yang sulit dipahami, apakah soalnya, pilihan
jawabannya, atau yang lainnya.
4) Membagikan lembar kuisioner tentang tanggapan peserta didik
terhadap bahan ajar yang diuji cobakan.
5) Menganalisis informasi yang diperolah.
6) Melakukan revisi terhadap produk atas dasar data yang diperoleh.
Berdasarkan uji coba skala luas diperbaiki dan semakin
disempurnakan menjadi produk akhir dan siap disebarluaskan kepada
para pengguna khususnya guru dan peserta didik di Unit Jarimatika
Center Salatiga.
2) Uji Coba Lapangan Skala Besar (Operational Field Testing)
Tujuan Operational Field Test atau disebut juga uji coba skala luas
ini adalah untuk melihat kelayakan media yang dilihat dari sudut
pandang peserta didik baik aspek media maupun materi, juga untuk
melihat efektifitas bahan ajar digital ini. Uji coba lapangan operasional
dilaksanakan uji efektifitas dengan menghadirkan kelas kontrol dari kelas
lain, sementara itu untuk kelas eksperimen penelitian di laksankan di
kelas Jarimatika level 1 A dan untuk kelas kontrol dilaksanakan di kelas
Jarimatika level 1 B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Prosedur Uji Coba Lapangan Skala Besar (Operational Field
Testing) dilaksanakan dengan metode Blended Learning:
1) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa peneliti sedang
mengembangkan bahan ajar digital berbasis ARCS.
2) Menayangkan bahan ajar digital dapat dilaksanakan dengan tatap
muka dikelas/konvensional menggunakan proyektor. Bahan ajar
dipelajari online, dengan membuka webside yang telah disiapkan.
Serta membagikannya dalam bentuk kepingan CD dan meminta
peserta didik untuk membaca dan menggunakannya.
3) Mencatat semua respon yang muncul dari peserta didik selama
menggunakan media.
4) Memberikan tes untuk melihat tingkat efektifitas bahan ajar digital
tersebut.
5) Menganalisis data-data yang diperoleh (skor tanggapan terhadap
kualitas produk yang dikembangkan, waktu yang diperlukan,
perbaikan bagian-bagian yang sulit, pengayaan yang diperlukan).
Berdasarkan hasil uji coba lapangan operasional, bahan ajar digital
berbasis ARCS diperbaiki dan disempurnakan sehingga produk akhir
terwujud dan siap disebarluaskan kepada pengguna, khususnya guru kelas
dan peserta didik Jarimatika level 1 di Unit Jarimatika Center.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b. Subyek Uji Coba
Subyek uji coba pada penelitian ini adalah pada peserta didik level 1
di Unit Jarimatika Center Salatiga. Jumlah subyek penelitian secara
keseluruhan sebanyak 25 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:
1) Subjek uji coba yang digunakan dalam uji coba lapangan skala kecil
(main field test) ini adalah sepuluh. Peserta didik dikelompokkan
menjadi tiga kelompok berdasarkan kemampuan akademiknya, yaitu
tinggi, sedang dan rendah.
2) Sebanyak lima belas orang peserta didik untuk diuji coba lapangan skala
luas (operational field test) yang dipilih secara random yang mewakili
kelompok tinggi, sedang dan rendah. Peserta didik yang sudah menjadi
subjek uji coba pada uji coba sebelumnya tidak diikutkan kembali dalam
main field test. Pada uji coba lapangan skala luas ini, juga dilaksanakan
uji efektivitas, dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kontrol. Uji coba ini dilakukan bertujuan untuk
mengumpulkan data yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
tingkat kualitas daya tarik produk yang dikembangkan.
c. Jenis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif didapat dari penelitian kualitas produk
bahan ajar digital yang dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan
kualitas produk. Data kuantitatif didapat dari ahli materi, ahli media dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
peserta didik meliputi: aspek materi oleh ahli materi, aspek media oleh ahli
media, aspek pembelajaran, materi, dan media dari peserta didik.
d. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini berupa lembar observasi dan kuisioner. Lembar observasi digunakan
untuk mencatat kejadian-kejadian penting dan merespon peserta didik dalam
proses uji coba produk. Kuisioner digunakan untuk mengukur kualitas
produk yang dikembangkan dari aspek materi dan media.
e. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif sehingga teknik analisis data yang dilakukan, yakni
sebagai berikut:
1) Validasi Bahan Ajar Digital
Validasi buku digital interaktif dilakukan oleh validator materi
dan validator media pembelajaran yang dianalisis menggunakan
teknik deskriptif presentase dengan rumus (Sudjiono, 2008):
Keterangan:
P = presentase skor
f = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Validator materi dan media akan menjawab pertanyaan dengan
memberi skor sesuai rubrik validasi (skor tertinggi = 4 dan skor
terendah=1). Konversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala 4
menggunakan aturan yang merupakan modifikasi dari aturan yang
dikembangkan oleh Sudiyono (2003) sebagai berikut:
Jumlah Nilai Skor Rerata Skor Kriteria
Kualitatif
76-100 4 3,01-4,00 Sangat Layak
51-75 3 2,01-3,00 Layak
26-50 2 1,01-2,00 Kurang Layak
1-25 1 0-1,00 Tidak Layak
Tabel 1
Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
2) Analisis Tanggapan Pengguna
Tanggapan guru dan peserta didik mengenai penerapan
pembelajaran menggunakan bahan ajar digital diambil melalui angket.
Angket berisi pertanyaan dengan pilihan jawaban: sangat setuju (SS),
setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Masing-masing
jawaban diberi skor sebagai berikut: SS=4, S=3, KS=2, TS=1.
Hasil tanggapan guru dan peserta didik akan dianalisis
menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono 2008).
Keterangan:
P = presentase skor
F = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Kriteria hasil tanggapan pengguna (peserta didik) ditentukan
dengan mengkonversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala 4
menggunakan aturan yang merupakan modifikasi dari aturan yang
dikembangkan oleh Sudiyono (2003) sebagai berikut:
Jumlah Nilai Skor Rerata Skor Kriteria
Kualitatif
76-100 4 3,01-4,00 Sangat Baik
51-75 3 2,01-3,00 Baik
26-50 2 1,01-2,00 Kurang Baik
1-25 1 0-1,00 Tidak Baik
Tabel 2
Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Dalam pengembangan ditetapkan nilai kelayakan produk
minimal "Setuju", sebagai hasil penilaian baik dari ahli materi, ahli
media maupun dan pengguna. Jika hasil penilaian akhir keseluruhan
aspek dengan nilai minimal "Setuju", maka produk hasil
pengembangan tersebut sudah dianggap layak digunakan sebagai
media atau sumber belajar.
5. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba lapangan dan uji coba kelompok kecil,
tahap berikutnya adalah perbaikan produk sesuai dengan data yang diperoleh
dari uji coba awal. Saran dari pakar digunakan untuk menyempurnakan
produk. Revisi Produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata
terdapat kekurangan dan kelemahan berdasarkan rekap instrument yang sudah
diisi oleh para ahli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
6. Evaluasi dan Penyempurnaan
Selelah produk awal diselesaikan, selanjutnya dilakukan evaluasi oleh
dua orang pakar, yaitu ahli media dan ahli materi jarimatika. Hal-hal yang
dievaluasai dalam pengembangan bahan ajar ini yaitu: tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, tampilan dari bahan ajar dan konten dari bahan ajar
digital. Setelah dievaluasi lalu disempurnakan sehingga memungkinkan untuk
mengefektifkan pebelajaran peserta didik.
Tahap III : Tahap Evaluasi/Pengujian Model
Pada tahap evaluasi ini, setelah pengajuan terhadap produk berhasil, maka
selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang
selanjutnya. Dalam tahap ini, digunakan metode eksperimen. Setelah pengujian
model, masih dimungkinkan ada revisi produk, kemudian barulah menjadi model
final, yang siap untuk diseminasi. Namun dalam penelitian ini hanya sampai pada
tahap uji coba skala lapangan besar (operational field test selain dilakukan uji
kelayakan produk untuk mengetahui kualitas produk, juga dilakukan uji efektifitas
produk hasil pengembangan.
Uji efektifitas menggunakan Post-test Only Control Design. Dalam desain
ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama diberi perlakuan dengan
menggunakan bahan ajar digital berbasis ARCS yang selanjutnya disebut sebagai
kelas eksperimen, sedangkan kelompok lainnya diberi perlakuan yang berbeda
dengan mengunakan buku latihan cetak, yang selanjutnya disebut sebagai kelas
kontrol. Uji efektifitas ini menggunakan uji-t. Langkah-langkah uji-t adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a) Hipotesis
Ho: μ1 = μ2 (kedua kelompok mempunyai prestasi belajar yang sama)
H1: μ1 = μ2 (kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang tidak sama)
b) Taraf Signifikansi
α = 0,025
c) Statistik Uji
Dengan :
X1= Rata-rata nilai tes kermampuan peserta didik pada kelompok
eksperimen
X2 = Rata-rata nilai tes kemampuan peserta didik pada kelompok
kontrol
S1 = Simpangan baku kelompok eksperimen
S2 = Simpangan baku kelompok kontrol
n1 = Banyaknya peserta didik kelompok eksperimen
n2 = Banyaknya peserta didik kelompok kontrol
S 2 = Variansi gabungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
p
d0 = 0 (sebab tidak diselisih rata-rata)
d) Daerah Kritis
DK = {t |t| > t ½ α }
t = (X1 – X2)-d0 ~ t(n1+n2) dengan 2 (n1-1) s 2 + (n2 – 1) s
2
S p
1 2
sp 1 + 1 n1 + n2 - 2
n1 n2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
e) Keputusan Uji
H0 diterima, jika harga statistik uji-t jatuh di luar daerah kritis.
H0 ditolak, jika harga statistik uji-t jatuh di dalam daerah kritis (Budiyono,
2009).
Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.
Pertama adalah uji normalitas untuk mengetahui normalitas kedua variansi dengan
menggunakan uji Liliefors. Langkah-langkah dalam uji liliefors adalah:
a) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b) Taraf Signifikansi
α = 0,05
c) Statistik Uji
L = Maks |F(zi) – S(zi)|
Dengan
F(zi) = P(Z ≤ zi); ~ N (0,1);
zi = Skor standar
zi = (Xi – X)
s
s = Standar deviasi
Xi = Skor item
S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh z
d) Daerah Kritik
DK = { L|L > L α : n }
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
e) Keputusan Uji
H0 ditolak jika Lobs ∈ DK
H0 diterima jika Lobs ∉ DK
f) Kesimpulan
H0 diterima, jika sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H0 ditolak, jika sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Budiyono, 2009).
Setelah didapatkan normalitas kedua variansi, maka uji prasyarat analisis kedua
adalah homogenitas. Menurut Budiyono (2009), “uji homogenitas adalah uji
yang digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah
populasi sama atau tidak”. Langkah-langkah pada uji ini adalah sebagai
berikut:
a) Hipotesis
H0 : (variansi sampel homogen)
H1 : (variansi sampel heterogen)
b) Taraf signifikasi α = 0,05
c) Statistik uji yang digunakan
~ F(n1 – 1, n2 – 1)
d) Komputasi
Kemudian menghitung nilai F.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
e) Daerah Kritik
f) DK = {F|F < atau F > }
g) Keputusan Uji
H0 diterima, jika Fobs ∉ DK
H0 ditolak jika Fobs ∈ DK
h) Kesimpulan
H0 diterima, maka variansi sampel homogen dan uji-t yang digunakan
adalah yang homogen.
H0 ditolak, maka variansi sampel homogen dan uji-t yang digunakan adalah
yang heterogen (Budiyono, 2004).