Upload
phamtuyen
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Peternakan Negeri Lembang yang
terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tempat penelitian ini dipilih dengan alasan
SMK Peternakan Negeri Lembang merupakan tempat dimana peneliti
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu juga sekolah ini
merupakan sekolah menengah kejuruan peternakan, yang mana hal ini sesuai
dengan bidang keahlian yang ditekuni peneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 7 Agustus s/d 30 September 2012.
Penelitian ini sejalan dengan waktu Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang
peneliti laksanakan.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Sugiyono (2012: 2) mengemukakan bahwa Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk
menjawab masalah penelitian dengan menggunakan cara dan alat tertentu.
34
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tujuan penelitian ini salah satunya adalah untuk memperoleh
perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Reproduksi
Ternak antara yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan menggunakan model Konvensional.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi
Experiment). Lebih lanjut metode ini termasuk metode kuantitatif dengan
pendekatan quasy experimental design dan desain penelitian nonequivalent
control group design (Sugiyono, 2012: 77).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan
alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian. Adapun desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent (Pre-test Post-test) Control-
Group desain (Sugiyono, 2008: 116). Desain penelitian ini adalah nonequivalent
control group desain dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua
kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan melaksanakan pembelajaran
dengan model Problem Based Learning, sedangkan pada kelompok kontrol
diberikan perlakuan melaksanakan pembelajaran dengan model konvensional.
Desain penelitian ini menggunakan pretest sebelum perlakuan diberikan dan
posttest setelah perlakuan diberikan. Selisih antara Pretest dan posttest nantinya
dapat dapat dilihat dengan menggunakan rumus Normal Gain. Gambaran
35
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
nonequivalent (pre-test post-test) Control-Group desain dapat digambarkan pada
tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-posttest
Kelompok Subjek Pretest Perlakuan Posttest
Kontrol (C) Kelas XI Ruminansia C 01
X1 02
Eksperimen (E) Kelas XI Ruminansia B 01 X2 02
Sumber: Arikunto (2006: 86)
Keterangan:
C = Kelas Kontrol
E = Kelas eksperimen
X1 = Perlakuan pada kelas kontrol dengan melakukan pembelajaran dengan
model konvensional.
X2 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
01 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok (Pretest)
02 = Tes akhir yang sama sesudah kelompok diberikan perlakuan (Posttest).
3. Instrumen Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini harus bisa terukur.
Variabel akan diukur dengan nilai yang diperoleh. Dengan demikian perlu adanya
alat bantu bagi peneliti dalam pengumpulan data. Alat bantu dalam pengumpulan
data ini ialah instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
ialah tes dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus mendukung dalam
perolehan data penelitian. Instrumen yang baik memerlukan pengujian atau
adanya penilaian dari ahli atau disebut Expert-judgement. Pengujian instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji validitas butir soal dan
reliabelitas butir soal. Sedangkan untuk tingkat kesukaran nilai oleh guru mata
pelajaran dan bidang kurikulum di sekolah bersangkutan. Instrumen penelitian ini
36
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
juga dilakukan Expert-judgement sebagai pendukung. Pengujian validitas dan
reliabelitas butir soal akan diurai sebagai berikut:
a. Validitas butir soal
Tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini akan diuji
validitasnya dengan menggunakan korelasi Product moment dengan rumus di
bawah ini.
rxy = N ∑XY – (∑X)( ∑Y)
√ ( N ∑ X2 – ( ∑ X )
2 ( N ∑ Y
2 – ( ∑ Y )
2 )
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total
N = Banyaknya subjek
∑ X = Jumlah skor butir soal
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal
∑Y2 = Jumlah Kuadrat skor total
∑XY = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
Tabel 3.2 Kriteria Validitas
Koefisien korelasi Kriteria validasi
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 Cukup
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2007: 75)
Namun kriteria validitas ini menurut Masrun dalam Sugiyono (2012: 133)
menyatakan bahwa:
“Teknik Korelasi untuk menentutan validitas item ini sampai sekarang
merupakan teknik yang paling banyak digunakan”. Selanjutnya dalam
memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, Masrun menyatakan
“Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas
yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat
adalah kalau r = 0,3”. jadi kalu korelasi antara butir dengan skor total kurang
dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
37
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Reliabilitas butir soal
Butir soal bisa diukur tingkat kepercayaannya. Kemampuan tingkat
kepercayaan butir soal tes diukur dengan uji reliabilitas butir soal. Reliabilitas
butir soal bisa diukur dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
p = Proporsi siswa yang menjawab betul pada butir
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p)
Vt = Varian total
(Arikunto, 2007)
Tabel 3.3 Interprestasi Koefesien Korelasi Reliabilitas
r11 Interprestasi
≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,80 < r11 ≤ 100 Sangat tinggi
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2012: 38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam suatu
penelitian eksperimen, Sutrisno Hadi (1982: 437) membedakan variabel menjadi
dua yaitu:
1. Variabel Eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi yang hendak
diselidiki bagaimana pengaruhnya terhadap gejala atau behaviour variabel.
38
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik
untuk kelompok eksperimental.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka variabel yang
muncul dalam penelitian ini adalah variabel kuantitatif. Di dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel eksperimen dan variabel kontrol.
a. Variabel kontrol
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang
menggunakan model Konvensional (X1).
b. Variabel eksperimen
Variabel eksperimen pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (X2).
D. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan cara pandang atau pola pikir seseorang terhadap
sesuatu, dengan paradigma tersebut peneliti dapat menjelaskan hal yang penting
dan memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti dalam
memecahkan masalah. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012: 42) bahwa:
Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan
jumlah, teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
39
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
KELEBIHAN
PBL
SISWA LEBIH MEMAHAMI KONSEP
AKTIF MEMECAHKAN MASALAH
MENINGKATKAN MOTIVASI
MEMBENTUK KETEREMPILAN BERPIKIR
TIDAK SESUAI DENGAN
TUNTUTAN
MATA PELAJARAN REPRODUKSI
PROSES BELAJAR PASIF
(Teacher Centered)
≤ KKM HASIL BELAJAR BELUM OPTIMAL
BELUM ADA SOLUSI YANG
DIINGNKAN
MASALAH/
KESENJANGAN
(SOLUSI)
DILAKUKANNYA PENELITIAN DENGAN PENERAPAN PBL
(HARAPAN)
MEMENUHI TUNTUTAN MATA PELAJARAN
MAMPU MEMBERIKAN ASPIRASI dan
KETERBUKAAN PIKIRAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MAMPU MEMECAHKAN MASALAH
REPRODUKSI TERNAK
SISWA AKTIF
MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN
KOGNITIF
(Hasil Belajar)
MAMPU MEMBERIKAN ASPIRASI
MERANGSANG KETERBUKAAN
PIKIRAN, MENGGALI
PENGETAHUAN, dan KRITIS
40
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dikelompokkan dalam empat tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan.
1. Persiapan
Tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan
penelitian, diantaranya ialah mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di
sekolah SMK Peternakan Negeri Lembang, kemudian mengkaji beberapa literatur
sebagai sumber pendukung perumusan masalah dan sekaligus sebagai titik tolak
dalam menentukan hipotesis serta menentukan metode dan desain penelitian.
Selanjutnya penyusunan instrumen pembelajaran berupa RPP dan silabus
kemudian menyusun instrumen penelitian. Terakhir untuk tahap persiapan ini
ialah melakukan judgement instrumen berupa tes dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan diantaranya:
a. Konsultasi kepada guru mata pelajaran Reproduksi Ternak
Konsultasi ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh izin dari guru mata
pelajaran Reproduksi Ternak untuk ditelitinya penerapan model pembelajaran
Problem Based Learnig (PBL) pada mata pelajaran Reproduksi Ternak sekaligus
sebagai pendukung peneliti untuk memperoleh gambaran awal mengenai subjek
yang diteliti.
b. Melakukan penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dirancang
dalam desain penelitian 1) memberikan pretest dan praktikum kepada kelas XI R
41
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B dan XI R C. 2) melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model
Problem Based Learnig (PBL) pada kelas XI R B. 3) memberikan posttest kepada
kelas XI R B dan XI R C.Tujuan dari pelaksanaan yang sesuai dengan langkah-
langkah dalam desain penelitian ini ialah untuk memperjelas perlakuan disetiap
tahapan, dan supaya memperjelas alur kegiatan penelitian yang dilakukan.
3. Pengolahan data
Tahap ini dilakukan pengumpulan data kuantitatif berupa hasil pretest
dan posttest yang dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis
data hasil dari kedua data tersebut. Kemudian akan ditampilkan dalam bentuk data
kuantitatif dan pengujian hipotesis.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan penelitian
sedangkan saran diharapkan dapat menjelaskan manfaat dari penelitian ini. Pada
tahap ini dilaksanakan penarikan kesimpulan terhadap penelitian yang telah
dilakukan sesuai dengan data hasil penelitian dan mengacu kepada hipotesis yang
dirumuskan. Alur penelitian dapat dilihat dalam gambar 3.2
42
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Alur Kegiatan
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2012: 80) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: Objek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Hasil belajar
Eksperimen
Revisi
Pembuatan Instrumen
Pretest Posttest
Pengolahan dan Analisis Data
Ditolak
Kesimpulan dan Saran
Diterima
Judgement Ahli
1
2
3
4
43
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ditarik kesimpulannya”. Objek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
kelas XI Ruminansia SMK Peternakan Negeri Lembang tahun ajaran 2012-2013.
2. Sampel
Sugiyono (2012: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Seorang peneliti perlu mempertimbangkan
masalah, tujuan, hipotesis, metode, instrumen penelitian serta tidak kalah
pentingnya adalah waktu, biaya, dan tenaga. Sebagai sampel atau subjek dalam
penelitian ini ialah siswa-siswa kelas XI Ruminansia di SMK Peternakan Negeri
Lembang tahun ajaran 2012-2013. Setelah melakukan beberapa pertimbangan
seperti melakukan observasi pra-penelitian di SMK Peternakan Negeri Lembang
maka dipilih sebagai sampel ialah kelas XI Ruminansia B sebagai kelas
eksperimen yang dikenakan perlakuan (treatment) dan kelas XI Ruminansia C
sebagai kelas pembanding (kontrol) atau perlakuan dengan penerapan model
konvensional (metode ceramah).
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik
sampling nonprobability sampling dengan teknik penentuan sampel purposive.
Menurt Sugiyono (2012: 85) mengemukakan bahwa: “teknik sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian,
sampel memiliki ciri-ciri yang relatif sama, maka objek penelitian ini adalah kelas
XI R B yang menjadi kelas eksperimen dan kelas XI R C. Kedua objek tersebut
memiliki ciri-ciri, yaitu siswa mempelajari Reproduksi Ternak serta yang menjadi
objek penelitian duduk di kelas yang sama.
44
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. (Suharsimi Arikunto, 2007: 53). Pengumpulan data penelitian berupa
hasil pretest dan hasil posttest. Pretest diberikan sebelum dilakukan perlakuan
sedangkan posttest dilakukan setelah perlakuan. Perlakuan pada penelitian ini
didukung oleh RPP, bahan ajar, dan instrumen penelitian berupa tes yang akan
ditampilkan pada lampiran.
Pretest adalah tes yang diberikan sebelum perlakuan bertujuan untuk
mengetahui sampai dimana tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran
yang akan diajarkan. Posttest adalah tes yang diberikan untuk mengetahui sampai
dimana pengetahuan siswa terhadap bahan pelajaran setelah siswa mengalami
suatu kegiatan pembelajaran atau perlakuan. Jika hasil Pretest dan Posttest
dibandingkan, maka dapat digunakan untuk mengukur keefektifan proses
pembelajaran. Pretest dan Posttest menjadi instrumen penelitian untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Reproduksi Ternak yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning.
Tipe soal yang digunakan adalah tipe soal pilihan ganda atau yang sering
disebut Multiple Choice Test. Suharsimi Arikunto (2007: 168) Multiple Choice
test adalah jenis tes yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang
suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih
45
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple
choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban
atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban
yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). Kisi-kisi
instrumen penelitian berupa tes selengkapnya terdapat pada lampiran.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi atau sering disebut lembar pengamatan. Lembar
observasi salah satu termasuk instrumen penelitian nontes. Pengamatan dan
pencatatan ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer terhadap
peneliti pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan
menerapkan model Problem Based Learning. Oleh karena itu observasi
merupakan salah satu alat pengumpulan data pendukung keterlaksanaan model
Problem Based Learning pembelajaran yang peneliti terapkan. Pedoman observasi
selengkapnya terdapat pada lampiran.
H. Teknik Pengolahan dan Analisi Data
1. Tes
a. Penskoran N-Gain
Adapun rincian pengolahan data dari hasil penelitian ini yaitu
menggunakan rumus normal gain. Rumus normal gain merupakan rumus untuk
menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest. Rumus normal gain
menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumus Uji normal gain menurut Hake (1998):
46
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
–
Table 3.4 Kategori Nilai N-Gain
N- Gain Kategori
(g) > 0,70 g Tinggi
0,70 > (g) > 0.3 g Sedang
(g) < 0,3 g Rendah
b. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan hipotesis statistik
inferensial dengan statistik parametris dengan alasan penelitian ini bekerja
dengan dua sampel, maka hipotesis statistik yang digunakan ialah hipotesis
komparatif. Alasan penggunaan hipotesis komparatif dikarenakan hipotesis ini
ialah hipotesis yang membandingkan dua sampel. Uji normalitas yang digunakan
ialah uji normalitas t-tes untuk dua sampel. Rumus t-tes yang digunakan untuk
pengujian komparatif dua sampel, ialah rumus Pool Varian dengan kriteria.
Jumlah n1≠ n2, varian homogen (σ1² = σ2²), sehingga rumus yang digunakan
rumus t test dengan pool varian. Derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2– 2.
√( )
( )
[
]
(Sugiyono, 2012: 196).
Selanjutnya t hitung dibandingkan dengan t tabel caranya adalah membandingkan
nilai dengan dan menentukan kriteria pengujian uji-t dimana tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05). Uji-t yang digunakan dalam penentuan hipotesis ini
ialah:
Jika > , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika < , maka H0 diterima dan Ha ditolak.
47
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nilai rata-rata (mean) ditentukan dengan rumus:
∑
Sugiyono (2012: 49)
Dimana :
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai x ke i sampai ke n
N = Jumlah individu
Sedangkan untuk menentukan varians menggunakan rumus:
s² = ∑( )
Sugiyono (2012: 57)
untuk menentukan nilai standar devisiasinya menggunakan rumus:
s = √∑ )
Sugiyono (2012: 57)
dimana:
s² = varians
s = Standart devisiasi
= Nilai rata-rata
Untuk menentukan varian homogen atau tidak, maka perlu diuji homogenitasnya
yaitu menggunakan rumus:
Sugiyono (2012: 175).
Setelah F hitung didapatkan selanjutnya F hitung dibandingkan dengan F tabel
dengan dk pembilang = n – 1 dan dk penyebut n – 1 dan menggunakan taraf
kesalahan 5% sehingga dari perbandingan tersebut dapat ditentukan homogen atau
tidak variannya dengan tujuan untuk penentuan rumus. Kriteria pengujian
homogenitas pada jumlah sampel yang berbeda ialah:
Jika > , maka varian tidak homogen
Jika < , maka varian homogen.
2. Pengolahan data hasil observasi
Pengolahan data hasil observasi ini mendeskripsikan keterlaksanaan
pembelajaran penerapan model Problem Based Learning. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran penerapan
model Problem Based Learning, yaitu:
48
Rizqi Riandi, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Peternakan Negeri Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1) Menjumlah skor seluruh kegiatan pembelajaran penerapan model Problem
Based Learning.
2) Menentukan persentase tiap tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan model Problem Based Learning.
P(%)=
x100%
3) Menentukan Kriteria kemampuan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran
dengan penerapan model Problem Based Learning.
Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Keterlaksanan Penerapan Model PBL
Persentase (%) Kategori
90-100 Sangat baik
75-89,99 Tinggi
55-74,99 Sedang
30-54,99 Rendah
0-29,99 Sangat rendah
(Panggabean, 1996: 29)