13
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan visual-spasial, aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual, serta representasi mental siswa SMA saat mempelajari video proses fotosintesis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini terdapat data kuantitatif dan kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Data kuantitaif yang digunakan dalam penelitian ini ialah skor kemampuan visual-spasial, frekuensi aktivitas kognitif, frekuensi strategi pemahaman visual, serta skor representasi mental siswa. Selanjutnya data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yakni ungkapan verbal record aktivitas kognitif, visual record strategi pemahaman, serta lembar jawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan visual-spasial Kemampuan visual-spasial dimaksudkan dalam penelitian ini ialah kemampuan visualisasi spasial dan mental rotation bawaan yang dimiliki siswa. Kemampuan visualisasi spasial diukur dengan Paper Folding Test (Lampiran 1) sedangkan kemampuan mental rotation diukur dengan Mental Rotation Test (Lampiran 2). Hasil akhir dari pengukuran ini diperoleh dalam bentuk skor. 2. Aktivitas kognitif Aktivitas kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah segala bentuk proses kognitif yang direkam dari pernyataan siswa saat mempelajari video proses fotosintesis. Pengelompokan pernyataan yang dikeluarkan siswa didasarkan pada protokol Think Aloud Method (Lampiran 3) yang dirancang oleh Someren et al. (1994). 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

36

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan visual-spasial,

aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual, serta representasi mental siswa

SMA saat mempelajari video proses fotosintesis. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini terdapat data kuantitatif dan

kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Data kuantitaif yang digunakan dalam

penelitian ini ialah skor kemampuan visual-spasial, frekuensi aktivitas kognitif,

frekuensi strategi pemahaman visual, serta skor representasi mental siswa.

Selanjutnya data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yakni ungkapan

verbal record aktivitas kognitif, visual record strategi pemahaman, serta lembar

jawaban C-NET protokol siswa.

B. Definisi operasional

Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan visual-spasial

Kemampuan visual-spasial dimaksudkan dalam penelitian ini ialah

kemampuan visualisasi spasial dan mental rotation bawaan yang dimiliki siswa.

Kemampuan visualisasi spasial diukur dengan Paper Folding Test (Lampiran 1)

sedangkan kemampuan mental rotation diukur dengan Mental Rotation Test

(Lampiran 2). Hasil akhir dari pengukuran ini diperoleh dalam bentuk skor.

2. Aktivitas kognitif

Aktivitas kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah segala bentuk

proses kognitif yang direkam dari pernyataan siswa saat mempelajari video proses

fotosintesis. Pengelompokan pernyataan yang dikeluarkan siswa didasarkan pada

protokol Think Aloud Method (Lampiran 3) yang dirancang oleh Someren et al.

(1994).

36

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

37

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Strategi pemahaman visual

Strategi pemahaman visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala

bentuk aktivitas yang dilakukan siswa agar memperoleh informasi atau

pemahaman dari penanyangan video tentang proses fotosintesis. Strategi

pemahaman visual yang muncul diukur dengan lembar observasi yang diadaptasi

dari Cromley et al. (2010).

C. Partisipan

Subjek atau partisipan yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMA

Pasundan dan SMA Darul Hikam Bandung. Partisipan pada penelitian ini

ditentukan dengan convenience sampling atau mengambil partisipan berdasarkan

ketersediaan dan kemauan partisipan. Setelah diperoleh partisipan dengan

convenience sampling selanjutnya dilakukan purposive sampling untuk

menganalisis data secara kualitatif.

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian terdapat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Intrumen penelitian beserta teknik pengumpulan data

No Aspek Yang

Diukur

Teknik

Pengumpulan

Data

Pelaksanaan

Pengambilan

Data

Jenis Instrumen

1 Kemampuan

visual-spasial

Tes Sebelum

mempelajari

video proses

fotosintesis

Mental Rotation

Test (MRT)

Paper Folding

Test (PFT)

2 Aktivitas

kognitif

Merekam verbal

record

Saat mempelajari

video proses

fotosintesis

Think Aloud

method Protocol

(TAP)

3 Strategi

pemahaman

visual

Observasi/merekam

aktivitas siswa

Saat mempelajari

video proses

fotosintesis

Lembar Observasi

strategi

pemahaman visual

4. Representasi

mental

Tes Setelah

mempelajari

video proses

fotosintesis

CNET-Protocol

1. Paper Folding Test (PFT)

Paper Folding Test (PFT) merupakan salah satu instrumen yang digunakan

untuk mengukur kemampuan visual-spasial siswa pada bagian visualisasi spasial.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

38

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan Paper Folding Test pada penelitian ini mengacu pada pengembangan

yang dilakukan Ekstrom (1976). Dalam tes ini, peserta harus membayangkan

melipat dan membuka potongan-potongan kertas. Dalam setiap soal pada tes ada

beberapa gambar yang ditarik di sebelah kiri garis vertikal dan ada gambar lain

yang ditarik di sebelah kanan garis. Angka-angka di sebelah kiri menunjukkan

sepotong kertas persegi yang dilipat, dan yang terakhir dari angka-angka ini

memiliki satu atau dua lingkaran kecil yang digambar di atasnya untuk

menunjukkan di mana kertas telah dilubangi. Salah satu dari lima angka di sebelah

kanan garis vertikal menunjukkan di mana lubang-lubang terbentuk ketika kertas

benar-benar dilipat. Peserta tes harus memutuskan yang mana dari angka-angka

ini benar dan menggambar X melalui angka tersebut.

2. Mental Rotation Test (MRT)

Mental Rotation Test (MRT) merupakan instrumen yang digunakan untuk

melihat kemampuan visual-spasial siswa pada bidang rotasi mental. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada MRT yang dikembangkan

oleh Vandenberg dan Kuse (1986). Dalam tes ini peserta diberikan model bangun

ruang 3 Dimensi (3D) yang berkaitan dengan proses fotosintesis dan disertai

dengan angka. Peserta harus dapat menebak dimana angka tersebut akan terletak

bila gambar dirotasikan. Kisi-kisi MRT yang digunakan pada penelitian ini

terdapat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Mental Rotation Test

No. Struktur yang dirotasikan

1. Model 3D kloroplas

2. Model 3D tylakoid

3. Model 3D molekul oksigen

4. Model 3D membran tylakoid

5. Model 3D rotor ATP (Complex Faktor)

3. Think Alaoud Method Protocol (TAP)

Protokol Think Aloud Method yang digunakan sebagai instrumen dalam

penelitian ini merupakan protokol yang dikembangkan oleh Someren et al.

(1986). Protokol Think Aloud Method sendiri merupakan intrumen pengumpulan

data aktivitas kognitif yang muncul saat siswa mengamati video proses

fotosintesis. Data aktivitas kognitif dihimpun berdasarkan laporan verbal yang

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

39

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diutarakan siswa saat mengamati video. Selanjutnya, tiap aktivitas kognitif yang

muncul dihitung frekuensi kemunculannya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam

pengumpulan dan analisis data, dilakukan juga perekaman terhadap aktivitas

verbal siswa selama mempelajari video. Tabel 3.3 berikut dijelaskan mengenai

kisi-kisi instrumen TAP yang digunakan.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Think Aloud Protocol

No. Jenis aktivitas kognitif Definisi

1. Mengingat pengetahuan

sebelumnya

Siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah

diperoleh sebelumnya

2. Mengidentifikasi gambar Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan tiap detail

gambar pada video.

3. Memaknai kode / simbol

tertentu

Siswa mengungkap makna suatu simbol, warna,

panah, dan diagram yang terdapat pada video.

4. Berhipotesis Siswa menghasilkan hipotesis tertentu setelah

melihat video proses fotosintesis.

5. Menginferensi Siswa menyimpulkan atau melengkapi informasi

yang ada pada pada video.

4. Lembar Observasi Strategi Pemahaman Visual

Lembar Observasi Strategi Pemahaman Visual siswa yang digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian ini diadaptasi dari strategi pemahaman teks dan

diagram oleh Cromley et al. (2010). Cromley et al. (2010) mengategori strategi

pemahaman menjadi tiga bagian yakni strategi pemahaman tingkat rendah,

strategi pemahaman tingkat tinggi, serta strategi metakognitif. Lembar observasi

dibuat berdasarkan indikator dan kriteria-kriteria masing-masing kategori yang

dijabarkan (Lampiran 4). Adapun kisi-kisi lembar observasi strategi pemahaman

visual dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi strategi pemahaman visual

No. Jenis strategi

pemahaman visual Contoh indikator

1. Strategi tingkat rendah Melakukan parafrase secara berulang-ulang

Melakukan replay berulang-ulang

2. Strategi tingkat tinggi

Membuat ulang grafik gambar atau diagram/aliran

yang dikodekan dari video

Menyandingkan dengan berbagai sumber seperti

buku teks atau buku catatan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

40

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Jenis strategi

pemahaman visual Contoh indikator

3. Strategi metakognitif

Menyatakan bahwa dia memahami, atau

informasi tersebut sudah familiar (mencocokkan

informasi baru dengan informasi dalam memori)

Menyatakan bahwa dia mengerti/tidak mengerti

5. CNET-Protocol

Instrumen CNET-Protocol yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

hasil adaptasi dan modifikasi dari Instrumen CNET-Protocol pada penelitian

Rahmat et al. (2017). Pada instrumen CNET-Protocol, partisipan diminta untuk

memilih serta mengurutkan komponen konsep yang terdapat pada video (order),

memberi alasan pengurutan (elicitation), pembentukan jejaring informasi (causal

network), dan menentukan skor representasi mental (utility parameters)

(Lampiran 5). Kisi-kisi konsep dan hubungan yang terdapat pada video proses

fotosintesis dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi konsep representasi mental siswa saat mempelajari video

proses fotosintesis

No. Konsep Contoh elemen informasi

1. Reaksi terang

- Cahaya

- Air

- Pusat reaksi

- Sitokrom

- Complex factors

2. Siklus Calvin

- CO2

- ATP

- Rubisco

- NADPH

- G3P

6. Video Proses Fotosintesis

Video merupakan bahan penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data

aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual serta hubungannya dengan

representasil mental. Video yang digunakan dalam penelitian ini merupakan video

animasi visual-spasial (3D) tentang proses yang terjadi pada reaksi terang serta

siklus Calvin fotosintesis. Video awal diambil dari channel youtube “McGraw-

Hill Animation” dengan judul “Photosynthesis Light reaction, Calvin cycle,

Electron Transport [3D Animation]”. Video proses fotosintesis selanjutnya

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

41

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yakni dengan memberi

subtitle bahasa Indonesia, melakukan dubbing suara, serta memotong bagian

tertentu yang dianggap tidak perlu (Lampiran 6). Setelah itu video selanjutnya

divalidasi pada dua orang ahli, terkait konten serta visualisasi animasi.

E. Teknik analisis data

1. Analisis Kemampuan Visual-Spasial

Analisis data kemampuan visual spasial siswa dilakukan dengan cara

mengelompokkan hasil tes baik dari Paper Folding Test dan Mental Rotation

Test. Instrumen Paper Folding Test dan Mental Rotation Test yang digunakan

mengacu pada Ekstrom et al. (1976) dan Vandenberg dan Kuse (1986). Adapun

pengelompokan hasil dari kedua instrumen tes ini mengacu pada rentang skor

yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) dan terdapat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Kategori kemampuan visual spasial berdasarkan skor (Arikunto,

2012)

2. Analisis data Think Aloud Method Protocol

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses analisis data dari instrumen

Think Aloud Method secara umum dilakukan dengan dua tahapan utama. Tahap

pertama yakni pengkodean data verbal yang diperoleh, kemudian tahap kedua

adalah pengelompokan jenis aktivitas kognitif yang muncul. Masing-masing data

yang telah dikelompokkan dihitung berapa kali frekuensi kemunculannya.

Penghitungan frekuensi kemunculan, pengkodean serta pengelompokan data

verbal yang diperoleh ini mengacu pada tabel pengelompokan oleh Brensetter et

al. (2017), Cromley et al. (2010) dan Kragten et al. (2014). Pada Tabel 3.7 berikut

terdapat model perhitungan total frekuensi aktivitas kognitif tertentu saat

mempelajari video proses fotosintesis menurut Brensetter et al. (2017), Tabel 3.8

menyajikan interpretasi kategori siswa berdasarkan persentase frekuensi aktivitas

Kategori kemampuan visual-spasial Rentang skor

Sangat rendah 0 – 19

Rendah 20 – 39

Sedang 40 – 59

Baik 60 – 79

Sangat baik 80 -100

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

42

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif menurut Sugiyono (2010), dan Tabel 3.9 merupakan acuan kategorisasi

aktivitas kognitif yang mengacu pada Arikunto (2012).

Tabel 3.7 Penghitungan aktivitas kognitif dan frekuensi kemunculannya

(Brensetter et al., 2017)

Jenis aktivitas kognitif yang muncul

Frekuensi aktivitas kognitif dan

persentase kemunculan

∑ f (%)

Mengingat pengetahuan sebelumnya (K1)

Mengidentifikasi gambar (K2)

Memaknai kode/simbol (K3)

Berhipotesis (K4)

Menyimpulkan (K5)

Tabel 3.8 Interpretasi kategori siswa berdasarkan frekuensi kemunculan

aktivitas kognitif (Sugiyono, 2010)

Besar persentase (%) Kategori

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

Tabel 3.9 Kategori kemunculan aktivitas kognitif Arikunto (2012)

Kategori frekuensi kemunculan aktivitas kognitif Persentase

Rendah Sangat rendah >0 – 20

Rendah >20 – 40

Sedang Sedang >40 – 60

Tinggi Tinggi >60 – 80

Sangat Tinggi >80 – 100

3. Analisis data hasil observasi strategi pemahaman visual

Analisis data hasil observasi strategi pemahaman visual dilakukan dengan dua

tahap, yakni interpretasi dan pengelompokan. Dasar interpretasi dan

pengelompokan ini dilakukan mengacu pada strategi pemahaman oleh Cromley et

al. (2010). Cromley et al. (2010) menjelaskan strategi pemahaman visual siswa

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

43

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yakni strategi pemahaman tingkat

rendah, strategi pemahaman tingkat tinggi, dan strategi pemahaman metakognitif.

4. Analisis data representasi mental

Data yang diperoleh dari protokol CNET dianalisis dalam empat tahapan yaitu

order, elicitation, causal network, dan skoring utility. Adapun penjelasan masing-

masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pemilihan dan pengurutan elemen informasi atau konsep (order)

Tahap order dilakukan dengan cara memilih elemen informasi atau konsep

yang berhubungan dengan proses fotosintesis. Konsep-konsep ini disajikan

lengkap dengan pengecoh sehingga dapat diketahui siswa yang benar-benar

memahami elemen informasi yang terdapat pada reaksi terang maupun reaksi

gelap fotosintesis. Setelah dilakukan pemilihan terhadap konsep yang

berhubumgan, selanjutnya siswa diminta untuk mengurutkan tiap-tiap elemen

informasi tersebut berdasarkan pengetahuannya. Pemberian skor pada tahap order

dilaksanakan sesuai tabel berikut.

Tabel 3.10 Rubrik penskoran elemen informasi pada tahap order (Rahmat

et al., 2017)

Jenis elemen informasi yang dipilih Bobot skor perkonsep (termasuk

reaksi terang dan siklus Calvin)

Konsep utama yang harus dipilih 1

Konsep pengecoh -1

b. Penetapan jejaring kausal (elicitition)

Pada tahap penetepan jejaring kausal (elicitation) siswa memberikan alasan

terhadap pemilihan dan pengurutan konsep yang dilakukan pada tahap order.

Tabel 3.11 berikut menyajikan rubrik penskoran yang dilakukan pada tahap

elicitation.

Tabel 3.11 Rubrik penskoran elicitation instrumen C-NET protokol (Rahmat

et al., 2017)

Kriteria Skor

Jika penjelasan siswa logis dan bernilai benar, berhubungan dengan proses

fotosintesis 1

Jika penjelasan siswa logis namun bernilai salah, tidak berhubungan

dengan proses fotosintesis 0

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

44

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Skor

Jika penjelasan siswa tidak logis dan bernilai salah, tidak berhubungan

dengan proses fotosintesis 0

c. Pemberian kata hubung dalam membentuk proposisi dan jejaring proposisi

Tahapan selanjutnya adalah pemberian kata hubung dalam membentuk

proposisi dan jejaring proposisi. Pada tahap ini siswa diminta untuk

menghubungkan dua konsep atau elemen informasi sehingga membentuk suatu

kalimat yang memiliki makna. Adapun kriteria penskoran kata hubung dapat

dilihat pada Tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12 Rubrik penskoran proposisi (causal network) instrumen CNET-

protokol (Rahmat et al., 2017)

Kriteria Skor

Memberikan kata hubung dan proposisi yang terbentuk bermakna

benar dan sesuai dengan materi proses fotosintesis

2

Memberikan kata hubung dan proposisi yang terbentuk memiliki

makna namun tidak sesuai dengan proses fotosintesis

1

Tidak memberikan kata hubung 0

d. Pemberian skor total (utility score)

Setelah pemberian skor pada kata hubung, tahap selanjutnya adalah pemberian

skor total (utility score). Skor pada setiap langkah pengukuran didapatkan dari

jawaban siswa yang disesuaikan dengan rubrik yang dibuat. Ketiga jenis skor

yang didapat kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan nilai utility. Cara

penghitungan nilai utility yang diadaptasi dari penelitian Rahmat et al. (2017)

tertera pada rumus di bawah.

U = O + C + P

Keterangan :

U = Skor Utility

O = Skor Order

C = Skor Elicitation

P = Skor Causal Network

Selanjutnya setelah diketahui skor total, maka dilakukan penghitungan nilai

representasi metal siswa. Penghitungan nilai representasi mental siswa dapat

dilakukan dengan rumus berikut.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

45

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai representasi mental =

x 100

Tahapan terakhir adalah pengelompokan data hasil representasi mental setiap

siswa kedalam kategori mengacu pada pengelompokan data yang dikemukakan

oleh Arikunto (2012). Adapun kategorisasi representasi mental siswa terdapat

pada Tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13 Kategori representasi mental berdasarkan pencapaian

representasi mental siswa (Arikunto, 2012)

5. Uji normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas

Saphiro Wilk dan dihitung dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS 22.

Penggunaan uji Saphiro Wilk disebabkan partisipan pada penelitian ini berjumlah

kurang dari 50 orang.

6. Analisis korelasi

Dalam menguji korelasi antara variabel-variabel pada penelitian ini,

digunakan kedua jenis uji korelasi yakni Pearson correlation (uji parametrik) dan

Spearman correlation (uji non-parametrik). Penggunaan kedua uji ini dikarenakan

terdapat satu data yang tergolong tidak normal. Tabel 3.14 berikut menunjukkan

interpretasi kekuatan koefisien korelasi yang mengacu pada Santoso (2003).

Tabel 3.14 Interpretasi kekuatan koefisien korelasi yang mengacu pada

Santoso (2003)

Nilai Koefisien korelasi Interpretasi kekuatan koefisien korelasi

0 Tidak ada korelasi

>0 ,0 – 0,25 Korelasi lemah

>0,25 – 0,5 Korelasi cukup

> 0,5 – 0,75 Korelasi kuat

>0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Kategori representasi mental Rentang skor

Sangat rendah 0 – 20

Rendah > 20 – 40

Sedang > 40 – 60

Tinggi > 60 – 80

Sangat tinggi > 80 -100

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

46

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur penelitian

Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan utama yakni, persiapan pra penelitian,

pelaksanaan penelitian dan pasca penelitian. Adapun rincian setiap tahapnya

adalah sebagai berikut.

1. Persiapan pra penelitian, meliputi:

a. Menentukan permasalahan yang diteliti.

b. Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan.

c. Merumuskan masalah berdasarkan hasil studi literatur.

d. Menyusun dan menyeminarkan proposal penelitian.

e. Menyiapkan perizinan penelitian pada pihak akademik kampus.

f. Menyusun instrumen penelitian.

1) Untuk memperoleh data kemampuan visual-spasial siswa, MRT dan Paper

Folding Test yang digunakan disesuaikan dengan materi fotosintesis. Dasar

pengembangan instrumen MRT mengacu pada Vandenberg dan Kuse

(1978), sedangkan Paper Folding Test mengacu pada Ekstrom et al.

(1976).

2) Penyusunan insrtumen Think Aloud Method Protocol mengacu pada

instrumen yang dikemukakan oleh Someren et al. (1994) serta diadaptasi

dari penelitian lain yang dilakukan oleh Brensetter et al. (2017), Kragten et

al. (2014), dan Cromley et al. (2010).

3) Penyusunan instrumen strategi pemahaman visual diadaptasi oleh

penelitian yang dilakukan oleh Cromley et al. (2010), dimana terdapat

beberapa indikator yang menunjukkan perbedaan level strategi pemahaman.

4) Penyusunan instrumen representasi mental disesuaikan dengan CNET-

Protokol yang diadaptasi dari penelitian Rahmat et al. (2017).

5) Penyusunan instrumen video dilakukan dengan menyesuaikan konten yang

ingin dimunculkan dalam video. Video yang digunakan merupakan

pengembangan dari video yang telah ada, disusun dengan melakukan

dubbing serta menerjemahkan tulisan kedalam bahasa Indonesia.

g. Mengajukan judgement terhadap instrumen penelitian yang telah disusun

kepada dosen ahli untuk divalidasi.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

47

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Merevisi instrumen yang telah diuji coba sehingga hasil revisi dapat dijadikan

sebagai instrumen final penelitian.

i. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik confinience sampling.

2. Pelaksanaan penelitian, meliputi:

a. Setelah diperoleh partisipan yang bersedia, maka tahap awal ialah

penyampaian gambaran umum penelitian kepada partisipan.

b. Masing-masing partisipan terlebih dahulu dites kemampuan visual-spasialnya

melalui Mental Rotation Test (MRT) dan Paper Folding Test (PFT) umum

untuk mengetahui kondisi kemampuan visual-spasial mereka.

c. Setiap partisipan kemudian diminta mengamati video proses fotosintesis untuk

melihat aktivitas kognitif serta strategi pemahaman visual mereka dalam

memahami video.

d. Saat partisipan mengamati video, direkam pula segala bentuk respon yang

dilakukan oleh partisipan sehingga nantinya dapat diklasifikasi aktivitas

kognitif dan strategi pemhamanan visual yang mereka lakukan.

e. Pengklasifikasian aktivitas kognitif ini dibantu dengan instrumen TAP

sedangkan srategi pemahaman kognitif diklasifikasikan berdasarkan rubrik

observasi.

f. Setelah dilakukan pengukuran aktivitas kognitif dan strategi pemahaman

visual, selanjutnya siswa dites representasi mentalnya dengan menggunakan

instrumen CNET-Protokol.

3. Tahap akhir penelitian, meliputi;

a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian (data

kemampuan visual-spasial, aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual, dan

representasi mental).

b. Menginterpretasi seluruh data yang diperoleh dari masing-masing instrumen

penelitian.

c. Mencari hubungan antara variabel yang diteliti dengan menggunakan analisis

korelasi.

d. Menarik kesimpulan berdasarkan analisis data penelitian dan permasalahan

yang telah dirumuskan

e. Menyusun laporan berupa karya ilmiah dalam bentuk tesis.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitianrepository.upi.edu/38220/4/T_BIO_1706593_Chapter3.pdfjawaban C-NET protokol siswa. B. Definisi operasional Adapun definisi operasional

48

Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur penelitian

Adapun tahapan atau prosedur penelitian digambarkan dalam diagram alur

penelitian. Gambar 3.1 berikut ini memperlihatkan ringkasan tahapan

penelitian.

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian