Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada rumusan
masalah dan tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 01 pada mata
pelajaran Matematika pada pokok bahasan operasi penjumlahan bilangan bulat.
3.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 yang
terletak di desa Randuares, kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota
Salatiga. Letak Sekolah Dasar ini cukup strategis karena terletak di tepi jalan
dekat pemukiman warga. Selain itu kondisi lingkungan sekitar SD yang asri
membuat suasana nyaman dalam pelaksanaan pembelajaran.
3.1.3 Subjek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Pembelajaran Number Heads Together Berbantuan
Mistar Mobil Mainan Kelas 4 SD Negeri kumpulrejo 01 kota Salatiga tahun
pelajaran 2012/2013, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas 4 SDN
Kupulrejo 01 yang terdiri atas 21 siswa.
24
TABEL 3.1
ALOKASI WAKTU PENELITIAN
NO. PELAKSANAAN
PENELITIAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PROPOSAL PTK
2
SIKLUS 1
PERENCANAAN
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
3
SIKLUS II
PERENCANAAN
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
4 PELAPORAN
3.2 Variabel yang Diselidiki
Pada penelitian ini ditetapkan tiga variable yang digunakan, variable-
variabel tersebut antara lain yaitu :
Variabel Independen atau Variabel bebas yaitu unsur yang mengikat munculnya
unsur lain, jadi variable bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap
variable terikat. Dalam penelitian ini mengunakan model pembelajaran Number
Heads Together berbantuan Mistar Mobil Mainan (X). Variabel Dependen atau
variable terikat yaitu unsur yang diikat oleh adanya variable bebas. Dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika (Y).
25
3.3 Prosedur Penelitian
Di dalam sub bab ini akan dipaparkan hal-hal yang menyangkut masalah :
(1) perencanaan tindakan
(2) pelaksanaan tindakan
(3) observasi
(4) analisis data
Penelitian ini menggunakan metode ”Classroom Action Research” yang disingkat
CAR atau penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun langkah-langkah penelitian
yang akan ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas 4
SDN Kumpulrejo 01 dapat silihat dalam bagan berikut :
Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis & McTaggart, 1990:14)
26
Untuk lebih memperjelas rincian prosedur tindakan yang akan
dilaksanakan terdiri atas 2 siklus dengan tiga kali pertemuan tiap siklusnya, adalah
sebagai berikut:
Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini meliputi :
(1.) Mengidentifikasi dan merumuskan materi dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil minan.
(2.) Membuat rencana pembelajaran dengan model pembelajaran NHT
berbantuan mistar mobil mainan.
(3.) Mempersipkan alat peraga mistar mobil mainan.
(4.) Membuat lembar observasi yang akan digunakan oleh observer dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran.
(5.) Menentukan waktu pelaksanaan.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksaan tindakan merupakan suatu kegiatan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Pembukaan
a) Salam dan doa
b) Absensi siswa
c) Pengkondisian kelas (mempersiapan kelangkapan belajar)
d) Apersepsi
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang penjumlahan
bilangan bulat
2. Kegiatan inti
(1.) Eksplorasi
Guru bertanya pada siswa “ada berapa jenis bilangan yang ada dalam
pembelajaran matematika yang kalian ketahui?”
(2.) Elaborasi
27
i. Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang penjumlahan
bilangan bulat melalui media pembelajaran mistar mobil mainan untuk
memperjelas pembelajaran.
ii. Guru menunjuk beberapa siswa maju ke depan kelas untuk menghitung
penjumlahan bilangan bulat menggunakan media pembelajaran mistar
mobil mainan.
iii. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, satu kelompok terdiri atas
4 – 5 orang siswa dan guru membagikan nomor untuk setiap siswa
untuk penerapan model pembelajaran NHT.
iv. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja siswa dan mistar
mobil mainan, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan setiap soal yang
diberikan oleh guru menggunakan mistar mobil mainan.
v. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan maka akan dibahas
bersama-sama. Guru menunjuk nomor siswa untuk menjelaskan kepada
teman-temannya hasil diskusi dari kelompok mereka. (penerapan NHT)
(3.) Konfirmasi
i. Guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing
dan merapikan tempat duduk seperti semula.
ii. Guru memberikan reward bagi kelompok yang paling rajin dalam
berdiskusi.
iii. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa.
3. Kegiatan akhir
i. Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan.
ii. Guru memberika evaluasi kepada siswa.
iii. Guru bersama dengan siswa membahas hasil evaluasi
iv. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
v. Tutup pembelajaran
28
c. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat guru. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT
berbantuan mistar mobil mainan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada
materi penjumlahan bilangan bulat. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
dengan indikator pengamatan sebagai berikut :
(1.) Aspek yang diobservasi guru :
i. Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
ii. Penjelasan guru tentang materi
iii. Kegiatan pembelajaran
iv. Metode dan alat peraga yang digunakan
v. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
vi. Cara menyapaikan konsep
vii. Cara menggunakan alat peraga
(2.) Aspek yang diobservasi siswa :
i. Motivasi dalam mengikuti pembelajaran
ii. Semangat siswa dalam bertanya
iii. Keaktifan menjawab pertanyaan dari guru
iv. Keberanian siswa dalam mengerjakan soal didepan papan tulis,Siswa yang
aktif mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan alat peraga
(termasuk yang tunjuk jari)
v. Keaktifan siswa dalam mengerjakan evaluasi
vi. Pemahaman siswa terhadap konsep yang berlanjut pada keterampilan
siswa
vii. Pemahaman siswa tentang konsep
d. Analisis Data dan Refleksi
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya
dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Adapun indikator
29
kinerja yang ditentukan apabila ada peningkatan jumlah siswa menguasai materi
operasi penjumlahan bilangan bulat (pada kondisi awal) dan apabila ada
peningkatan jumlah siswa yang mampu mengorganisasikan operasi penjumlahan
bilangan bulat pada akhir siklus.
Siklus II
Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti
pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan kompetensi
dasar yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan
kekurangan pada siklus I.
a. Perencanaan
Tahap ini meliputi :
(1.) Mengidentifikasi dan merumuskan materi dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan mistar mobil minan.
(2.) Membuat rencana pembelajaran dengan model pembelajaran NHT
berbantuan mistar mobil mainan.
(3.) Mempersipkan alat peraga mistar mobil mainan.
(4.) Membuat lembar observasi yang akan digunakan oleh observer dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran.
(5.) Menentukan waktu pelaksanaan.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksaan tindakan merupakan suatu kegiatan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Pembukaan
I. Salam dan doa
II. Absensi siswa
III. Pengkondisian kelas (mempersiapan kelangkapan belajar)
IV. Apersepsi
V. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan
bulat
30
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya pada siswa “materi apa yang telah kalian baca dalam buku
paket?”
b. Elaborasi
i. Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang pengurangan
bilangan bulat melalui mistar mobil mainan untuk memperjelas
pembelajaran.
ii. Guru menunjuk beberapa siswa maju ke depan kelas untuk menghitung
pengurangan bilangan bulat menggunakan mistar mobil mainan.
iii. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, satu kelompok terdiri atas
4 – 5 orang siswa dan guru membagikan nomor untuk setiap siswa
untuk penerapan model pembelajaran NHT.
iv. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja siswa dan mistar
mobil mainan, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan setiap soal yang
diberikan oleh guru menggunakan mistar mobil mainan.
v. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan maka akan dibahas
bersama-sama. Guru menunjuk nomor siswa untuk menjelaskan kepada
teman-temannya hasil diskusi dari kelompok mereka. (penerapan NHT)
c. Konfirmasi
i. Guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing
dan merapikan tempat duduk seperti semula.
ii. Guru memberikan reward bagi kelompok yang paling rajin dalam
berdiskusi.
iii. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa.
3. Kegiatan akhir
i. Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan.
ii. Guru memberika evaluasi kepada siswa.
iii. Guru bersama dengan siswa membahas hasil evaluasi
iv. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
31
v. Tutup pembelajaran
c. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat guru. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT
berbantuan mistar mobil mainan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada
materi penjumlahan bilangan bulat. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
dengan indikator pengamatan sebagai berikut :
(1.) Aspek yang diobservasi guru :
i. Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
ii. Penjelasan guru tentang materi
iii. Kegiatan pembelajaran
iv. Metode dan alat peraga yang digunakan
v. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
vi. Cara menyapaikan konsep
vii. Cara menggunakan alat peraga
(2.) Aspek yang diobservasi siswa :
i. Motivasi dalam mengikuti pembelajaran
ii. Semangat siswa dalam bertanya
iii. Keaktifan menjawab pertanyaan dari guru
iv. Keberanian siswa dalam mengerjakan soal didepan papan tulis,Siswa yang
aktif mengerjakan soal dipapan tulis dengan menggunakan alat peraga
(termasuk yang tunjuk jari)
v. Keaktifan siswa dalam mengerjakan evaluasi
vi. Pemahaman siswa terhadap konsep yang berlanjut pada keterampilan
siswa
vii. Pemahaman siswa tentang konsep
32
d. Analisis Data dan Refleksi
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya
dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Adapun indikator
kinerja yang ditentukan apabila ada peningkatan jumlah siswa menguasai materi
operasi penjumlahan bilangan bulat (pada kondisi awal) dan apabila ada
peningkatan jumlah siswa yang mampu mengorganisasikan operasi penjumlahan
bilangan bulat pada akhir siklus.
3.4 Teknik dan alat pengumpulan data
3.4.1 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas 4 dalam mata pelajaran Matematika
di SD Negeri Jumpulrejo 01, kota Salatiga setelah dilaksanakan model
pembelajaran Number Head Together melalui mistar mobil mainan adalah:
a. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi
sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Dalam
menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi
blangko pengamatan sebagai instrumen. Beberapa contoh kriteria observasi
peningkatan hasil belajar dalam rangka PTK dapat dikemukakan sebagai berikut :
(1.) Peningkatan perasaan puas para siswa
(2.) Peningkatan perasaan ingin tahu pra siswa
(3.) Peningkatan jumlah, jenisdan/mutu produk belajar yang dihasilkan siswa
(4.) Peningkatan prestasi akademik konvensional
(5.) Penurunan frekuensi terjadinya miskonsepsi terhadap materi belajar
b. Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Tes merupakan seperangkat
rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
33
jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes digunakan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di akhir
kegiatan pada tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek
penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen–dokumen baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh
data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan Matematika siswa kelas 4 di
SD Negeri Kumpulrejo 01 Kota Salatiga.
3.4.2 Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan hasil belajar matematika siswa kelas 4 di SD
Negeri Kumpulrejo 01 Kota Salatiga setelah menggunakan model pembelajaran
Number Head Together berbantuan Mistar Mobil Mainan adalah:
a. Lembar observasi
Seperti yang kita ketahui bahwa pengamatan atau observasi adalah proses
pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan
pembelajaran dengan model Number Head Together melalui mistar mobil mainan
terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 01
kota Salatiga. Maka dari itu, lembar observasi dibedakan menjadi dua yaitu
lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Untuk lembar observasi
aktivitas guru digunakan rentang skor 1-4 dengan 10 item. Skor maksimal dari
kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang yaitu 100. Kriteria yang
ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”kurang”
jika skor hasil pengamatan 0 – 25, tingkat “cukup” jika skor hasil pengamatan 26
– 50, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 51 – 75, tingkat “sangat baik” jika
skor hasil pengamatan 76 – 100. Adapun kisi-kisi lembar observasi tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
34
Tabel 3.2
Kisi-kisi observasi aktivitas guru
No Indikator Skor Penilaian
1 2 3 4
1 Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
2 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
3 Kejelasan dalam menyampaikan materi sebagai
pengantar.
4
Kejelasan dalam menyampaikan cara kerja
model pembelajaran kooperatif tipe Number
Heads Together
5 Kejelasan dalam menyampaikan aturan dalam
kegiatan belajar mengajar.
6 Kemampuan memberikan bimbingan dan arahan
saat siswa melakukan kerja kelompok.
7
Kemampuan memberikan stimulus pada siswa
untuk mengungkapkan pola pikir yang mereka
pahami.
8 Kemampuan merespon pola pikir yang
diungkapkan oleh siswa.
9 Kemampuan menanamkan konsep materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
10 Kemampuan dalam memberikan arahan saat
siswa merangkum.
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru pada
tabel 3.2 sesuai dengan standar proses dan sintaks model pembelajaran Number
Head Together.
35
Tabel 3.3
Kisi-kisi observasi aktivitas siswa
No Indikator Skor Penilaian
1 2 3 4
1 Siswa tertarik dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Number Heads Together
2 Semangat siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
3 Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang
dilakukan.
4 Pemahaman siswa dengan cara kerja
pembelajaran yang dilakukan.
5 Respon siswa dalam menanggapi bimbingan
guru.
6 Keaktifan siswa dalam bekerja kelompok.
7 Keaktifan siswa dalam menyampaikan
pemikiran.
8 Kemampuan siswa memaparkan hasil kerja
kelompok mereka.
9 Kemampuan siswa dalam memberikan
tanggapan atas kegiatan belajar yang dilakukan.
10 Kemampuan siswa dalam membuat rangkuman.
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru pada tabel 3.3
sesuai dengan standar proses dan sintaks model pembelajaran Number Head
Together.
c. Soal tes tertulis
Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan
ganda sejumlah 20 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
36
siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus. Adapun
kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4
Format kisi-kisi penulisan soal evaluasi Siklus I
Standar
kompetensi
Kompetensi
dasar Indikator Nomor soal
5.
Menjumlahkan
dan
mengurangkan
bilangan bulat.
5.2
Menjumlahkan
bilangan bulat
Menunjukkan letak
bilangan bulat pada
garis bilangan.
Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dan positif.
Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dan negatif.
Menjumlahkan
bilangan bulat
negatif dan positif
Menjumlahkan
bilangan bulat
negatif dan negatif.
1, 2, 3, 14
4, 6, 7, 11
8, 15, 19, 20
5, 10, 12, 16
9, 13, 17, 18
37
Tabel 3.5
Format kisi-kisi penulisan soal evaluasi Siklus II
Standar
kompetensi
Kompetensi
dasar Indikator Nomor soal
5.
Menjumlahkan
dan
mengurangkan
bilangan bulat.
5.3
mengurangkan
bilangan bulat.
Menuliskan lawan
suatu bilangan
Menuliskan
pernyataan/kalimat
pengurangan ke
bentuk penjumlahan
atau sebaliknya
Mengurangkan
bilangan bulat
positif dan positif
Mengurangkan
bilangan bulat
positif dan negatif.
Mengurangkan
bilangan bulat
negatif dan positif
Mengurangkan
bilangan bulat
negatif dan negatif.
1, 2, 14, 20
3, 4, 5
6, 7, 8, 10,
13
11, 15, 19
16, 18
9, 12, 17
3.5 Indikator kinerja
Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 80% siswa
berhasil memperoleh nilai 65, yakni skor standar ketuntasan minimal (KKM)
yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2012/2013.
38
3.6 Analisis Data
Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif
kualitatif dan deskripsi kuantitatif, karena data yang diperoleh akan di analisis
adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskriptif kualitatif) dan berbentuk
angka-angka (deskripsi kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif
diperoleh dari lembar observasi, sedangkan untuk keperluan analisis data
kuantitatif diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk uraian.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis diskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1
dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan
analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap
siklus.
Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah
pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah
berdasarkan hasil belajar siswa baik pada pre test maupun post test. Penskoran
adalah proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka.
Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk
mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini peneliti menghitung nilai dari
setiap siswa dan menghitung rata-rata dari seluruh siswa.
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam pengumpulan data penelitian dibutuhkan instrument penelitian.
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
itu valid. Instrument penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data dan
pengolahan data, sebab instrument penelitian merupakan alat bantu pengumpulan
dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.
3.7.1 Uji validitas Instrument
Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka untuk menguji valid dan
tidaknya suatu item menggunakan uji validitas instrument.
39
a) pengujian validitas konstrak (construct validity), pengujian ini dapat
digunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,
maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. (Sugiono 2010:177)
b) pengujian validitas isi (content validity), untuk instrument yang berbentuk test,
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono 2010:182)
Untuk melakukan uji validitas, metode yang dilakukan adalah dengan
mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian
validitas menurut Santosa dan Azhari (2005:248-249) adalah:
1) mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur
2) melakukan uji coba pada beberapa responden
3) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4) menghitung nilai korelasi antara nasing-masing skor butir jawaban dengan
skor total dari butir jawaban. Langkah-langkah untuk menghitung nilai
korelasi menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
a) masukkan data pada sheet SPSS
b) dari menu Analyze, pilih correlation, kemudia klik bivariates
c) masukkan variabel pada kolom variabel, klik pilihan pearson
d) klik ok
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrument
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatankan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Menurut Santosa dan Azhari
(2005:251), reabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur
dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan.
Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pada program SPSS,
metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu pertanyaan
dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. Adapun
langkah–langkah dalam SPSS untuk mengetahui tingkat reliabelnya menurut
Santosa dan Azhari (2005:251-252), adalah sebagai berikut:
40
1) Buka file data yang akan di uji
2) Dari menu analyze, pilih menu scale, klik menu reliability analysis
3) Masukkan variabel jawaban dalam kolom item. Klik list item labels
4) Klik menu statistics, klik scales, dan scale item if deleted
5) Klik continue
6) Pada pilihan model klik alpha
7) Klik ok
3.7.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin
sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008:14).
Menurut Zulaiha (2008:15), Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
Menurut Zulaiha (2008:14), tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori
yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat
kesukaran soal.
TK < 0, 3 = Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang
TK > 0,7 = Mudah