18
51 Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diinginkan. Menurut Mc Millan (dalam Muhadi, 2011:11) „Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan “pengertian metode penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Gall dan Borg (dalam Sugiyono, 2009:5) menegaskan bahwa penelitian kuasi eksperimen merupakan: A teknik of experiment in wich research participants are not randomly assigned to the experimental and kontrol group. Dimana individu yang menjadi sampel tidak secara acak atau sembarangan mempunyai peluang yang sama baik dalam kelas uji-cobanya maupun dalam kelas kontrolnya. Sedangkan menurut Imam Ghazali (2008:17) “Pengertian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Perbedaannya jika kuasi eksperimen datanya berasal dari satu lingkungan yang telah ada atau dari suatu kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung peneliti”. Lalu menurut Muhadi (2011:21) “ penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

51

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang diinginkan. Menurut Mc Millan (dalam Muhadi, 2011:11)

„Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk

memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan

“pengertian metode penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Gall dan Borg (dalam

Sugiyono, 2009:5) menegaskan bahwa penelitian kuasi eksperimen merupakan: A

teknik of experiment in wich research participants are not randomly assigned to the

experimental and kontrol group. Dimana individu yang menjadi sampel tidak secara

acak atau sembarangan mempunyai peluang yang sama baik dalam kelas uji-cobanya

maupun dalam kelas kontrolnya.

Sedangkan menurut Imam Ghazali (2008:17) “Pengertian kuasi eksperimen

dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Perbedaannya jika

kuasi eksperimen datanya berasal dari satu lingkungan yang telah ada atau dari suatu

kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung peneliti”. Lalu menurut Muhadi

(2011:21) “ penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian dengan melakukan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

52

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

percobaan terhadap kelas eksperimen, dan tiap kelas eksperimen dikenakan

perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol”.

Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian

tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena

subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed

intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Dalam keadaan seperti ini

kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh,

karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan

sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

semu.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent (Pre Test Post Test)

control-Group Design (Sugiyono. 2009:116). Dalam desain tersebut, subjek tidak

dikelaskan secara acak baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrolnya. Hal

ini dikarenakan keterbatasan peneliti jika melakukan pengelompokan secara random

murni atau acak penuh dilapangan. Sehingga dalam penelitian ini terdapat dua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang kemudian kedua kelas tersebut

diberikan pretest dan posttest, namun bedanya kelas eksperimen diberikan perlakuan

yaitu model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads

Together) sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

53

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dalam penelitian ini,

melainkan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.

Adapun gambaran Non equivalent (Pre Test Post Test) control-Group Design

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelas Tes Awal

(pretest) Model

Tes Akhir

(posttest)

Eksperimen T1E1 X1 T2E1

Kontrol T1E2 X2 T1E2

(sumber Sugiyono, 2009:116)

Keterangan :

T1E1 : Tes awal (pretest) pada kelas eksperimen

T1E2 : Tes awal (pretest) pada kelas kontrol

T2E1 : Tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen

T2E2 : Tes akhir (posttest) pada kelas kontrol

X1 : Penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik NHT (Numbered

Heads Together)

X2 : Penerapan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh sekolah

Di dalam penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

keduanya diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

kemampuan diantara kedua kelas tersebut. Hasil pretest dikatakan baik apabila hasil

antara kedua kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya kelas

eksperimen belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

54

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

teknik NHT (Numbered Heads Together) sedangkan kelas kontrol belajar dengan

menggunakan model pembelajran yang biasa digunakan oleh sekolah. Kemudian

pada akhirnya kelas eksperimen dan kontrol diberi posttest untuk melihat hasil dari

penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered

Heads Together) pada kelas eksperimen, serta melihat perbedaan hasil belajar apakah

terdapat peningkatan dibandingkan hasil pretest serta membandingkan apakah

terdapat perbedaan nilai posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel

3.3.1 Definisi Variabel

Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60). Sedangkan menurut Arikunto (2006:

118) “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

peneliti”. Kegunaan dari definisi variabel adalah untuk mengidentifikasikan variabel-

variabel penelitian menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulakan oleh

peneliti agar pengukuran yang dilakukan dapat lebih mudah. Dengan kata lain

definisi variabel ini dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data.

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa

adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan

proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dalam bentuk nilai akhir.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

55

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan membandingkan

perbedaan dua model yaitu dengan menggunakan uji beda. Yang dijadikan variabel

yaitu hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

teknik NHT (Numbered Heads Together) dan hasil belajar yang menggunakan model

pembelajaran yang biasa dipakai di sekolah.

3.3.2 Operasional Variabel

Adapun indikator dari variabel tersebut adalah nilai tes pada materi atau

bahasan mengenai tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang. Indikator variabel

tersebut dapat digambarkan, sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Hasil belajar siswa Nilai pretest Nilai pretest Kelas Eksperimen Interval

Nilai pretest Kelas Kontrol

Hasil belajar siswa Nilai posttest Nilai posttest Kelas Eksperimen Interval

Nilai posttest Kelas Kontrol

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Suharsimi Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Ak SMK Bina Warga

Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 80 siswa .

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

56

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto

2006:131). Tetapi yang harus diingat adalah dalam pengambilan sampel dimana

sampel yang diadakan harus relevan dan dapat mewakili karakteristik populasi.

Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, maka

digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2009: 124) “ sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.” Sehingga dalam penelitian ini semua anggota populasi dijadikan sampel

yaitu seluruh kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung yang dibagi kedalam dua

kelas akuntansi.

Kemudian yang harus dilakukan adalah menentukan kelas yang akan

dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti menentukan bahwa kelas yang

akan dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X Ak 1 dan yang menjadi kelas

kontrol adalah kelas X Ak 2. Alasan mengapa memilih kelas X Ak 1 sebagai kelas

eksperimen yaitu karena kelas tersebut merupakan rekomendasi dari guru yang

bersangkutan.

3.5 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian, peneliti perlu menggunakan instumen penelitian atau alat

yang dapat digunakan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

57

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara atau teknik tertentu sehingga data dapat

dikumpulkan dengan baik.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelas” (Arikunto, 2010:193).

Tes yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar yaitu tes

untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu

(Arikunto 2010: 223). Tes ini diberikan pada masing-masing kelas dengan tujuan

untuk melihat perbandingan hasil belajar diantara kedua kelas tersebut, baik sebelum

diadakannya treatment (perlakuan) maupun sesudah diadakannya treatment

(perlakuan).

Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar berlangsung (pretest)

adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan tes

akhir (posttest) diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikannya

perlakuan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis

besar mencangkup langkah-langkah sebagai berikut:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

58

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan adalah:

1. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan.

2. Studi kurikulum, untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang

harus dukuasai oleh siswa, kedalam dan keluasan materi, serta alokasi waktu yang

diperlukan.

3. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai

kondisi dilapangan yang mencangkup kondisi lokasi penelitian, perizinan, kondisi

siswa, dan alat-alat bantu pembelajaran.

4. Menusun skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered

Heads Together)

6. Melakukan uji coba instrumen

Instrumen penelitian yang sudah disusun kemudian diujicobakan kepada objek

diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu siswa kelas X A1 SMK

Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 40 orang. Tujuan dari pengujian instrumen

adalah untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid dan

reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes vormatif

sehingga peneliti harus menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran soal.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

59

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Uji Validitas

Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat

tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu,

keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam

melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika

ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengukur

validitas soal digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

n = banyaknya responden

∑ = jumlah skor X

∑ = jumlah skor Y

∑ = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden

∑ = kuadrat jumlah skor X

∑ = kuadrat jumlah skor Y

Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal dilihat dari harga korelasi. Batas

harga korelasi dianggap valid adalah 0,30. Sebagaimana yang diungkapkan

Sugiyono (2007: 178) “bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

60

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus

diperbaiki atau dibuang”.

Pengukuran validitas soal bertujuan untuk melihat apakah semua item soal yang

diujikan dapat mengukur apa yang harusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk

mengukur validitas tiap item soal menggunakan rumus koefisien korelasi Product

Moment dengan angka kasar.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap.

Adapun langkah-langkah dalam menguji reliabilitas instrumen soal menurut R,

Sundayana (2010: 16) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung koefisien reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan

Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan :

korelasi reliabilitas keseluruhan

korelasi antar skor setiap belahan tes

2. Mencari rtabel dengan dan derajat kebebasan (dk = N – 2)

rtabel = (dk = N – 2)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

61

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Menentukan kriteria pengujian : Jika rhitung > rtabel, maka data tersebut reliable

Jika rhitung < rtabel, maka data tersebut tidak

reliabel

c. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi

(siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Derajat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi

yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:

Ba

B

b

A

A PPJ

B

J

BD

(Arikunto, 2009:213)

Keterangan :

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

62

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan

adalah:

0,00 – 0,20 = jelek

0,20 – 0,40 = cukup

0,40 – 0,70 = baik

0,70 – 1,00 = baik sekali

d. Taraf Kesukaran

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut

indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada

interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran

mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan

indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu:

JS

BP

(Arikunto, 2009:208)

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:

30,010,0 P = Sukar

70,030,0 P = Sedang

00,170,0 P = Mudah

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

63

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan Pretest

Pada tahapan ini tes awal dilakukan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang diberikan sebelum pembelajaran materi pelajaran dengan menggunakan

treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen. Hasil pretest itu kemudian diuji

bedakan dengan menggunakan t-test. Uji beda ini digunakan untuk mengetahui

kondisi awal kedua kelas.

b. Pelaksanaan Treatment (perlakuan)

Pada pelaksanaan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning teknik

NHT (Numbered Heads Together) dibagi menjadi empat fase diantaranya saja :

a) Fase 1, Penomoran (numbering)

Guru membagi para siswa menjadi beberapa tim yang beranggotakan 4 - 6

orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut

memiliki nomor yang berbeda. Nomor inilah yang akan menjadi identitas

siswa dalam proses pembelajaran.

b) Fase 2, Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi

dari yang bersifat spesifik dengan menggunakan bentuk kalimat tanya, atau

berbentuk arahan hingga yang bersifat umum. Pertanyaan atau masalah yang

diberikan guru dimaksudkan agar para siswa mencari solusi atau jawaban dari

pertanyaan atau masalah tersebut.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

64

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c) Fase 3, Berpikir bersama (Heads Together)

Pada fase ini, siswa menyatukan pendapatnya dan meyakini tiap anggota

dalam kelasnya mengetahui jawaban kelas.

d) Fase 4, Pemberian Jawaban

Setelah siswa berdiskusi secara kelas selama beberapa waktu, guru

memanggil suatu nomor (bisa dengan cara diundi), kemudian siswa yang

nomornya sesuai mencoba menjawab pertanyaan/presentasi untuk seluruh

kelas. Karena konsep yang digunakan sebagai jawaban dirangkai

menggunakan bahasa para siswa bukan bahasa bukan bahasa buku atau

bahasa guru maka konsep akan lebih dimengerti.

Berikut tabel pembagian kelas serta pembagian nomor diri pada setiap kelas:

c. Pelaksanaan Posttest

Pelaksanaan posttest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan waktu yang sama yaitu setelah pembelajaran tahapan siklus akuntansi

perusahaan dagang selesai dilakukan.

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dari penelitian yaitu nilai pretset dan posttest, agar data

tersebut dapat di interpresentasikan dan memberikan gambaran mengenai hasil

penelitian, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat

memberikan gambaran hasil penelitian.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

65

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan uji coba instrumen penelitian dengan menggunakan uji

validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, selanjutnya adalah

menganalisis data. Tahap analisis daya antara lain melalui:

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Uji Chi Kuadrat. Menurut R, Sundayana (2010:20) perhitungan yang

akan digunakan dalam menghitung uji normalitas data pretest dan postest adalah

dengan menggunakan chi kuadrat sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan skor terendah

b. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku

c. Mengubah data diskrit (data mentah) menjadi data interval

d. Membuat tabel normalitas data dengan kolom sebagai berikut :

Kelas

Interval Batas kelas

Z Batas

kelas (xi)

Luas Z

tabel Ei fi (fi-Ei)2/Ei

e. Menentukan nilai Chi-kuadrat dengan rumus :

f. Menentukan Chi-kuadrat table : X2

tabel = X2

(1-α) (k-3)

Dengan k = banyaknya kelas interval

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

66

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

g. Menentukan pengujian : Jika hitung2 < tabel

2 maka data berdistribusi normal

Jika hitung2 > tabel

2 maka data tidak berdistribusi normal

R, Sundayana (2010:20)

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok

eksperimen. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians

dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan

homogen jika variannya relatif sama. Uji homogenitas hanya dilakukan saat pretest,

hal ini dimaksudkan hanya untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel yang

diambil tersebut mempunyai kemampuan yang sama atau tidak.

Menurut R, Sundayana (2010:27) berikut adalah langkah-langkah serta

perhitungan dalam pengujian homogenitas :

a. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

F=

b. Menentukan nilai Ftabel dengan rumus Ftabel = Fα(dk nvarians besar – 1/dk nvarians kecil – 1)

c. Kriteria uji : Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima (varians homogen)

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)

R, Sundayana (2010:27)

3.7.3 Tektnik Pengujian Hipotesis

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

67

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa sesudah penerapan model

pembelajaran cooperative learning type NHT (Numbered Heads Together), maka

dilakukan pengujian hipotesis dengan uji –t sebagai berikut:

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi hipotesis

b. Menentukan taraf nyata α dan t tabel

c. Menentukan nilai uji statistik yaitu dengan mencari t hitung

(Sumber, Suharsimi Arukunto 2006:311)

Keterangan :

M = nilai rata-rata hasil perkelompok

N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x1 dan x2

y = deviasi setiap nilai y1 dan y2

dimana ∑ diperoleh dari ∑ ∑

dan, ∑ diperoleh dari ∑

pada hipotesis, penelitian merumuskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

antar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Oleh karena itu, peneliti

dalam hal ini sudah tidak mempunyai kecenderungan untuk memikah pada hasil tes

sesudah eksperimen. Dengan demikian, menurut Suharsimi Arikunto (2006:312)

pengetesan yang dilakukan harus menggunakan pengetesan dua arah.

Dalam pengetesan dua arah, setelah didapatkan t hitung, peneliti akan

membandingkan dk = keks + kkon – 2.

| |

√[∑ ∑

] [

]

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakanrepository.upi.edu/3880/6/S_PEA_0806397_Chapter3.pdfsepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

68

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hipotesis yang digunakan adalah:

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

≠ terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol dan

kelas eksperimen.

(H0) = ttabel ≤ thitung, diterima.

(H0) = ttabel ≥ thitung, ditolak.