Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Setting Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
(experimental research). Eksperimen adalah prosedur yang diatur dengan teliti di
mana faktor-faktor yang dipercaya mempengaruhi perilaku, dipelajari dengan cara
dimanipulasi dan semua faktor yang lain tetap sama (Santrock, 2009:24).
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan
membandingkan antara kelompok kontrol, yaitu kelompok yang diajar dengan
menggunakan metode konvensional, dengan kelompok eksperimen yang diajar
dengan menggunakan metode eksperimen. Selanjutnya kedua kelompok
dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi terhadap hasil
belajar setelah mendapat perlakuan dengan metode eksperimen dengan yang
belum mendapat perlakuan.
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari suatu hubungan sebab akibat
antara dua faktor atau lebih yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
menyisihkan faktor-faktor lain. Jadi metode eksperimen adalah metode yang
sesuai untuk judul penelitian ini karena penelitian ini membandingkan dua
variabel yaitu pembelajaran dengan metode eksperimen dan hasil belajar dalam
pembelajaran IPA pokok bahasan sifat cahaya siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 01
Salatiga.
3.1.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2012 di
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
26
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahapan Januari Februari Maret April
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Perencanaan
dan persiapan
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
data hasil
penelitian
Uji coba instrumen tes dilakukan pada kelas uji coba yaitu kelas V SDN
Sidorejo Lor 05 Salatiga yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2012.
Pengujian soal pre-test dilakukan pada kelas V SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga
sebagai tempat penelitian dilakukan pada tanggal 25 Februari 2012. Pelaksanaan
penelitian pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan pada hari yang sama
yaitu pertemuan pertama pada tanggal 27 Februari 2012, pertemuan kedua pada
tanggal 28 Februari 2012, dan pertemuan ketiga pada tanggal 1 Maret 2012.
Pelaksanaan post-test juga dilaksanakan pada hari yang sama yaitu pada tanggal 2
Maret 2012.
3.2. Variabel Penelitian
Santrock (2009:24) mengungkapkan eksperimen melibatkan paling tidak
satu variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen (bebas)
adalah faktor yang dimanipulasi, eksperimental, dan berpengaruh. Variabel
dependen (terikat) adalah faktor yang diukur dalam sebuah eksperimen. Priyatno
(2010:3) menyatakan bahwa variabel dependen adalah variabel yang besarannya
memberi pengaruh pada variabel lain dan variabel independen adalah variabel
yang mendapat pengaruh dari variabel lain.
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang pengalamannya
dimanipulasi. Kelompok kontrol adalah kelompok perbandingan yang
diperlakukan sama seperti kelompok eksperimen, kecuali untuk faktor yang
dimanipulasi. Kelompok kontrol berfungsi sebagai dasar yang bisa dibandingkan
27
dengan dampak dari kondisi yang dimanipulasi. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
3.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas sering disebut dengan variabel independen yaitu variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat) (Sugiono, 2010:61). Variabel bebas dilambangkan
dengan huruf X adalah metode eksperimen. Kriteria yang ditetapkan untuk
mengukur efektivitas penggunaan metode eksperimen apabila dalam KBM dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
3.2.2. Variabel Terikat
Variabel terikat sering disebut variabel dependen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiono, 2010:61). Variabel terikat dilambangkan dengan huruf Y
yaitu hasil belajar dari aspek kognitif. Untuk mengukur variabel terikat digunakan
instrumen tes. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas penggunaan
metode eksperimen dilihat pada hasil belajar siswa aspek kognitif yaitu:
1) Apabila nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.
2) Apabila selisih nilai rata-rata hasil belajar IPA antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol minimal 5. Selisih nilai diperoleh
dengan cara mengurangkan nilai tertinggi dan nilai terendah post-test pada
kelompok eksperimen kemudian dibagi dengan 6 (Anastasi dan Urbina,
2007).
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sekolah yang dipilih untuk dilakukan penelitian ini adalah SDN Sidorejo
Lor 01 Salatiga yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 134 Salatiga. Dalam
28
penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas V SDN
Sidorejo Lor 01 Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 51 anak. Kelompok
kontrol berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 13 siswa
laki-laki dan kelompok eksperimen berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 10
siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
Siswa kelas V di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga ini terbiasa dengan metode
pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran hanya terpusat pada guru dan
siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini
menyebabkan siswa terkadang kurang memberi perhatian pada materi yang
diajarkan karena mereka tidak ikut aktif selama proses belajar.
3.4. Desain Penelitian dan Prosedur Penelitian
3.4.1. Desain Penelitian
Bentuk desain eksperimen yang akan digunakan adalah Quasi
Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design
(Sugiyono, 2009:116). Dalam desain ini terdapat kelompok eksperimen dan
kontrol, tetapi pengambilan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut
tidak dilakukan secara random (Sugiyono, 2010:443). Dalam desain
Nonequivalent Control Group Design, kedua kelompok diberi pre-test untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Hasil pre-test yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak berbeda jauh secara signifikan. Berikut ini merupakan desain
Nonequivalent Control Group (Sugiyono, 2010:116):
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
O1 & O3 : Kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui kemampuan
awal kelompok eksperimen dan kontrol
O1 X O2
........................................
O3 O4
29
O1 : Nilai pre-test kelompok eksperimen untuk mengetahui pengetahuan
awal kelompok eksperimen
O2 : Nilai post-test kelompok eksperimen setelah mendapat perlakuan
menggunakan metode eksperimen
O3 : Nilai pre-test kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan
awal kelompok kontrol
O4 : Nilai post-test kelompok kontrol setelah diajar dengan
menggunakan metode konvensional
X : Treatment (perlakuan). Kelompok atas sebagai kelompok
eksperimen diberi treatment yaitu dalam pembelajaran
menggunakan metode eksperimen, sedangkan kelompok kontrol
tidak diberi treatment.
3.4.2. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa tahapan untuk mempersiapkan
penelitian. Berikut adalah tahapannya:
1) Peneliti melakukan observasi di sekolah dengan mengumpulkan data-data
yang diperlukan.
2) Peneliti menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3) Peneliti membuat instrumen tes.
4) Mengujicobakan instrumen tes pada kelas uji coba yaitu di SDN Sidorejo
Lor 5 Salatiga. Instrumen tes uji coba tersebut akan digunakan sebagai tes
hasil belajar pada kelompok kontrol dan eksperimen.
5) Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas instrumen tes.
6) Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat.
7) Peneliti mengujikan soal pre-test pada siswa kelas V A dan V B SDN
Sidorejo Lor 01 Salatiga.
8) Menganalisis hasil pre-test siswa kelas V A dan V B SDN Sidorejo Lor 01
Salatiga untuk mengetahui bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan
yang signifikan.
30
9) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
10) Mengkonsultasikan RPP pada dosen pembimbing dan guru kelas.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada penelitian ini menggunakan dua kelas yang memiliki jumlah siswa
maupun hasil belajar siswa yang hampir sama. Kelompok pertama disebut
kelompok kontrol diampu oleh peneliti dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional atau tidak menggunakan metode eksperimen,
sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok eksperimen diampu peneliti
dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilaksanakan dalam tiga kali
tatap muka dalam waktu satu minggu.
Desain perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol adalah sebagai
berikut.
Gambar 3.2 Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
Desain perlakuan yang diterapkan pada kelompok eksperimen adalah
sebagai berikut.
31
Gambar 3.3 Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
c. Tahap penyusunan
Yaitu tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan
laporan serta persiapan ujian dan penyusunan skripsi serta persiapan ujian.
Variabel kontrol dan eksperimen sebelum penelitian perlu dilakukan usaha
penyetaraan yaitu mengontrol faktor-faktor pengganggu. Penelitian dapat
dilaksanakan apabila faktor-faktor yang perlu dikontrol telah ditetapkan dan
sejauh mungkin dilakukan pengendalian terhadap faktor-faktor tersebut. Faktor-
faktor pengganggu tersebut antara lain:
32
1) Faktor guru: metode yang akan diujicobakan harus dipersiapkan secara
matang kemudian dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya dan hanya
dilakukan dengan satu guru baik untuk kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen.
2) Faktor jam pelajaran: suatu penelitian dapat dikotori oleh faktor waktu
pelajaran. Lamanya jam pelajaran sama yaitu dua jam pelajaran.
3) Faktor lingkungan: ruang kelas yang digunakan untuk eksperimen dipilih
sedemikian rupa sehingga gangguan-gangguan yang terjadi seperti
keributan dari kelas lain dapat diseimbangkan.
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran dan tes, maka data yang
diperoleh dari hasil tes tersebut dianalisis untuk mengetahui perbedaan dari
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
“Dalam teknik observasi peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan
terhadap yang sistematis objek yang diteliti” (Muhidin dan Abdurahman,
2007:19). Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran sesuai
dengan skenario atau tidak dan mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam
pembelajaran. Metode observasi dilakukan untuk mengetahui tindakan pengajaran
berlangsung, kondisi, atau interaksi belajar mengajar. Selain itu ada catatan
informal, yaitu ”Pencatatan data yang dilakukan dalam observasi yang tidak
berstruktur, dan skala penilaian, yaitu pencatatan data dalam observasi berstruktur
di mana objek yang diamati dicatat menurut skala penilaian tertentu, serta
pencatatan dengan alat yang dapat dilakukan dengan alat tertentu seperti
fotografis” (Muhidin dan Abdurahman, 2007:20).
b. Tes Hasil Belajar
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau
sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur
tingkat kemampuan seseorang untuk mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dikenai tes. Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif berupa pilihan ganda
33
yang terdiri dari pre-test dan post-test. Menurut Sanjaya (2010:246) tes formatif
dilakukan selama proses pembelajaran untuk melihat kemajuan belajar siswa. Pre-
test diberikan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa mengenai materi
yang akan dipelajari sedangkan post-test merupakan tes yang digunakan untuk
mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu (Sanjaya,
2010:236). Metode tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya antara siswa
yang diajar dengan menggunakan metode eksperimen dan metode konvensional.
c. Dokumentasi
“Metode dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, agenda, dan
sebagainya” (Arikunto, 1998:236). Dokumentasi berupa foto untuk memberikan
gambaran secara lebih nyata mengenai suasana kelas selama proses pembelajaran
berlangsung.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat diuraikan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.2
Teknik Pengumpulan Data
No. Data Alat Pengumpul
Data Keterangan
1. Pemahaman konsep
siswa
Tes pemahaman
konsep
Dilakukan di awal dengan
cara memberi soal pre-test
dan dilakukan pada akhir
pembelajaran dengan
memberikan soal post-test
2. Aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran
Pedoman
observasi
Dilakukan pada saat
pembelajaran
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Pengumpulan Data Variabel X (Penggunaan Metode
Eksperimen)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi/pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran dilakukan.
34
Observasi dilakukan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan
kondisi yang diinginkan. Pengukuran hasil observasi dilakukan dengan
menggunakan skala Guttman yang akan mendapat jawaban tegas, yaitu ya dan
tidak. Menurut Sugiyono (2010:139) penelitian menggunakan skala Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan. Dalam skala ini untuk jawaban ya diberi skor 1
dan jawaban tidak diberi skor 0.
Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. Prosedur
pembuatan instrumen observasi tindakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
1) Menyusun format observasi
2) Menyusun kisi-kisi lembar observasi
3) Menyusun lembar observasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat
4) Prosedur pemberian skor berdasarkan kesesuaian kegiatan yang telah
dilakukan terhadap rencana pembelajaran yang telah dibuat.
a) Ya : 1
b) Tidak : 0
5) Kisi-kisi lembar observasi
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek yang Diamati Nomor Soal
1. Menyiapkan kelas dan memberi motivasi 1, 2
2. Pengelolaan kelas 16, 17, 18, 19, 20
3. Penggunaan metode pembelajaran eksperimen 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 21, 22
4. Pengambilan kesimpulan dan pemberian
evaluasi
23, 24, 25
b. Instrumen Pengumpulan Data Variabel Y (Hasil Belajar)
Instrumen pengumpulan data dengan metode tes. Tes diberikan dengan
tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dan untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Jenis tes yang digunakan berupa pilihan ganda. Soal tes hasil belajar
35
dapat dilihat pada lampiran 6. Berikut tabel 3.4 merupakan kisi-kisi tes hasil
belajar:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
SK KD INDIKATOR BENTUK
SOAL
NO.
SOAL
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1.Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya - Memahami sifat-
sifat cahaya
Pilihan
Ganda
1, 3
- Membuktikan sifat
cahaya merambat
lurus dan menembus
benda bening
2, 4, 5,
6
- Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
yang mengenai
cermin datar dan
cermin lengkung
(cembung atau
cekung)
7, 8, 9,
10, 11,
14
- Menunjukkan
contoh peristiwa
pembiasan cahaya
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
percobaan
2, 13,
17
- Menunjukkan bukti
bahwa cahaya putih
terdiri dari berbagai
wana
16
- Memberikan contoh
peristiwa penguraian
cahaya dalam
kehidupan sehari-
hari.
19, 20
6.2.Membuat suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya
- Membuat karya
sederhana dengan
menerapkan sifat
cahaya
15, 18
36
3.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat 2 macam uji statistik yang digunakan untuk
menganalisis data berdasarkan waktu pelaksanaannya yaitu uji persyaratan dan uji
hipotesis, uji persyaratan digolongkan menjadi dua yaitu untuk uji persyaratan
variabel X dan uji persyaratan untuk variabel Y, untuk lebih jelasnya, berikut
penjelasan untuk masing-masing perhitungan.
3.6.1. Uji persyaratan
Uji persyaratan dilakukan untuk menguji instrumen yang akan digunakan
dalam alat pengumpulan data dan syarat pengujian hipotesis. Instrumen yang
dimaksud meliputi lembar observasi tindakan dan soal.
a. Uji persyaratan variabel X (Penggunaan Metode Eksperimen)
Teknik analisis data pada variabel X adalah menggunakan teknik statistik
deskriptif di mana statistik ini berfungsi untuk menggambarkan, mendeskripsikan
objek yang diteliti.
b. Uji persyaratan untuk variabel Y (Hasil Belajar)
Uji persyaratan untuk variabel Y dilakukan untuk menguji instrumen soal
tes. Uji instrumen dilakukan setelah kisi-kisi dikembangkan menjadi bentuk soal.
1) Uji Validitas Instrumen
Priyatno (2010:14) mengatakan bahwa “Uji validitas adalah pengujian
yang dilakukan guna mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam
mengukur apa yang ingin diukur.” Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid
jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.
Arikunto menyatakan bahwa ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian:
Validitas logis merupakan validitas yang dinyatakan yang didasarkan pada
hasil penalaran yang telah dirancang dengan mengikuti teori dan ketentuan
yang ada. Jika sudah mengikuti pedoman yang ada maka secara logis
sudah valid dan tidak perlu diuji coba. Validitas empirik merupakan
validitas yang dinyatakan yang didasarkan pada hasil pengalaman. Syarat
instrumen dinyatakan valid jika sudah dibuktikan melalui sebuah uji coba.
(Arikunto dalam Muhidin dan Abdurahman, 2007:30)
37
Langkah kerja untuk mengukur validitas instrumen (Muhidin dan
Abdurahman, 2007:31):
a) Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya
b) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen
c) Memeriksa kelengkapan data
d) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor yang diperoleh
e) Scoring item yang sudah terisi pada tabel pembantu
f) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk tiap item dari
skor yang diperoleh
g) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db)
h) Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Jika nilai r hitung > nilai tabel r maka instrumen dinyatakan valid.
Langkah yang dilakukan untuk menguji validitas soal dengan
menggunakan SPSS for Windows version 17 adalah Analize-Scale-Reliability
Analysis kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat
dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari r tabel
product moment maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono 2009: 257
2) Uji Reliabilitas Instrumen
“Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya
tetap konsisten jika pengukuran diulang” (Priyatno, 2010:14). Suatu instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat.
Muhidin dan Abdurahman (2007:37) menyatakan:
38
Uji reabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur sehingga hasil pengukurannya dapat dipercaya. Hasil
pengukuran dapat dipercaya hanya bila di dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang homogen diperoleh
hasil yang relatif sama.
Langkah kerja untuk mengukur reliabilitas instrumen (Muhidin dan
Abdurahman, 2007:38)
a) Menyebar instrumen yang akan diuji reliabilitasnya
b) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen
c) Memeriksa kelengkapan data
d) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor yang diperoleh
e) Scoring item yang sudah terisi pada tabel pembantu
f) Menghitung nilai varians tiap item dan varians total
g) Menghitung nilai koefisien alfa
h) Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Jika nilai r hitung > nilai tabel r maka instrumen dinyatakan
reliabel.
Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan
Software SPSS 17 yaitu dengan cara Analyze-Scale-Reliability Analysis.
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas
Koefisien alpha Reliabilitas
α < 0,7 Tidak dapat diterima
0,7 ≤ α ≤ 0,8 Dapat diterima
0,8 ≤ α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus
α > 0,9 Reliabilitas memuaskan
3) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu dilakukan karena jika data
tersebut normal maka data akan lebih mudah untuk dibandingkan, dihubungkan,
dan diramalkan. Uji normalitas data variabel yang akan digunakan adalah teknik
Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS
for windows version 17 yaitu Analyze-Descriptive Statistics-Explore-Masukkan
39
Variabel pada Dependent List-Plots-Normality Plots With Tests-Continue-Ok
atau menggunakan Analyze-Non Parametric Test-One Sampel KS-Masukkan
Variabel Pada Jendela Variabel-Klik Normal Pada Test Distribution-Ok. Data
yang digunakan dalam analisis ini adalah nilai pre-test siswa pada pokok bahasan
sifat-sifat cahaya. Menurut Priyatno (2010:40) metode pengambilan keputusan
untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal
dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
4) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Uji homogenitas
menggunakan analisis One Way ANOVA atau analisis varians satu jalur yang
digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua atau lebih kelompok data
yang independen. Pengujian homogenitas varians dapat menggunakan bantuan
SPSS for windows version 17 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Analyze-Compare Means-Oneway Anova. Data yang digunakan dalam analisis
ini adalah nilai pre-test siswa pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Menurut
Priyatno (2010:114) kriteria pengambilan keputusan untuk uji homogenitas yaitu
jika signifikansi > 0,05 maka data homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka varians
kelompok data tidak homogen.
3.6.2. Uji Hipotesis
a. Teknik Analisis Data Variabel X (Penggunaan Metode Eksperimen)
Teknik analisis data pada variabel X adalah menggunakan teknik statistik
deskriptif di mana statistik ini berfungsi untuk menggambarkan, mendeskripsikan
objek yang diteliti. Sugiyono (2010:207). Tabel digunakan dalam menyajikan data
tentang peragaan dalam penyampaian materi pelajaran karena lebih mudah untuk
dibaca dan dipahami. Teknik analisis ini dapat mendeskripsikan penggunaan
metode eksperimen yang dilakukan oleh peneliti apakah sudah sesuai dengan
prinsip penggunaan metode eksperimen. Data ini bersumber dari lembar observasi
yang diisi oleh observer.
40
b. Teknik Analisis Data Variabel Y (Hasil Belajar)
Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen secara signifikan setelah diberi perlakuan penggunaan
metode eksperimen. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai tes dari
kelompok eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah terkumpul data
dari nilai tes pada masing-masing kelompok, yang telah dilakukan uji prasyarat,
adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Rata-rata nilai kelompok eksperimen = Rata-rata nilai kelompok kontrol
artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata
hasil belajar siswa yang menggunakan metode eksperimen dengan siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 : Nilai rata-rata eksperimen > Nilai rata-rata kontrol
artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata hasil
belajar siswa yang menggunakan metode eksperimen dengan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka
pengujian menggunakan uji statistik parametik, yaitu menggunakan uji t atau
Independent Sampels T Test. Menurut Priyatno (2010:99) cara menganalisa hasil
output pada Independent Sampels T Test adalah sebagai berikut:
1. Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Sampels T Test yaitu uji
asumsi varians (uji Levene‟s) yaitu untuk mengetahui apakah varians sama
atau berbeda, jika varians sama maka uji t menggunakan Equal Variance
Assumed (diasumsikan varians sama) dan jika varians berbeda
menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varians
berbeda). Jika signifikansi > 0,05, maka memiliki varians yang sama. Jika
signifikansi < 0,05 maka memiliki varians yang berbeda.
2. Melihat tabel Independent Sampels T Test pada t-test for Equality of
Means pada sig (2-tailed), jika signifikansi > 0,05, maka tidak ada
perbedaan. Jika signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan.