13
Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang metode penelitian; model penelitian; lokasi penelitian; subjek penelitian; waktu penelitian; instrument penelitian; prosedur penelitian; dan analisis dan pengolahan data. A. Metode Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha mengkaji dan merefleksi penggunaan model pembelajaran matematika berbasis masalah dengan tujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mengenai soal cerita pecahan. PTK ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Kusnandar (2010, hlm. 51) menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah: 1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial and error; 2) menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi dalam pembelajaran; 3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; 4) dosen sebagai peneliti; 5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme dosen; 6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; 7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; 8) murah biayanya; 9) disain lentur atau fleksibel; 10) analisis data seketika dan tidak rumit; dan 11) manfaat jelas dan langsung. Dengan metode PTK ini guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukan di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses dan produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Apabila peneliti merasa tindakan yang dilakukan hasilnya kurang memuaskan maka akan dicoba kembali tindakan kedua dan seterusnya. Dalam PTK jarang ada keberhasilan yang dapat dicapai dalam satu kali tindakan, oleh sebab itu PTK sering dilakukan dalam beberapa siklus tindakan. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru/kepala sekolah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang metode penelitian; model penelitian; lokasi

penelitian; subjek penelitian; waktu penelitian; instrument penelitian; prosedur

penelitian; dan analisis dan pengolahan data.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang berusaha mengkaji dan merefleksi penggunaan model

pembelajaran matematika berbasis masalah dengan tujuan meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mengenai soal cerita pecahan.

PTK ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelas. Kusnandar (2010, hlm. 51) menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan

PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu

pembelajaran adalah: 1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan

sekedar trial and error; 2) menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi

dalam pembelajaran; 3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni

mengajar; 4) dosen sebagai peneliti; 5) mengembangkan iklim akademik dan

profesionalisme dosen; 6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan;

7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; 8) murah biayanya; 9) disain lentur atau

fleksibel; 10) analisis data seketika dan tidak rumit; dan 11) manfaat jelas dan

langsung.

Dengan metode PTK ini guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik

pembelajaran yang dilakukan di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi

interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses dan produk

pembelajaran secara reflektif di kelas. Apabila peneliti merasa tindakan yang

dilakukan hasilnya kurang memuaskan maka akan dicoba kembali tindakan kedua

dan seterusnya. Dalam PTK jarang ada keberhasilan yang dapat dicapai dalam

satu kali tindakan, oleh sebab itu PTK sering dilakukan dalam beberapa siklus

tindakan. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru/kepala sekolah

Page 2: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

23

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan siswa. Kegiatan ini mengandung pengertian bahwa masing-masing yang

terlibat dalam penelitian mempunyai tugas, tanggung jawab dan kepentingan yang

berbeda tetapi tujuannya sama yaitu memecahkan masalah untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan

melalui kerja sama yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara

dan prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang

dengan revisi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa dalam materi pecahan mata pelajaran Matematika.

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

Kemmis dan Taggart. Model ini merupakan pengembangan dari model Kurt

Lewin. Model ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning),

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kegiatan

tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu. Guru sebagai peneliti

sekaligus melakukan observasi untuk mengamati perubahan perilaku siswa. Hasil

observasi kemudian direfleksikan untuk merencakan tindakan pada tahap

selanjutnya.

Gambar 3.1

Model Spiral Refleksi Kemmis & MC. Taggart

Siklus I

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Siklus

II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

?

Page 3: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

24

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan.

Tahapan berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila

hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum

memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana

untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang

dinginkan benar-benar tercapai.

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan

kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk

meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada

siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu

yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan

yang ditemukan dalam siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka peneliti dapat

melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus

pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas,

dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan

siklus terdahulu.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar di Kota Bandung yang

terdapat di Kecamatan Sukasari. Siswa sekolah dasar ini sebagian besar berasal

dari penduduk setempat. Masyarakat sekitar merupakan masyarakat yang

heterogen yang terdiri dari berbagai ragam penghidupan. Sebagian besar

penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, PNS, TNI dan buruh bangunan.

Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena sekolah ini merupakan tempat

peneliti melaksanakan praktek mengajar. Hal ini memudahkan peneliti dalam

berkolaborasi dengan guru kelas sebagai mitra peneliti.

Page 4: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

25

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas V dari

salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sukasari. Kelas dibagi menjadi dua kelas,

yaitu kelas yang diunggulkan dan yang tidak diunggulkan. Kelas yang peneliti

ambil ini termasuk dalam kelas yang tidak menjadi unggulan karena kelas ini

lebih perlu mendapatkan bantuan peningkatan kualitas. Subjek penelitian ini

berjumlah 34 orang yang heterogen terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa

perempuan pada semester genap 2014/2015.

E. Waktu Penelitian

Waktu yang peneliti gunakan mulai dari bulan Maret yang mana peneliti

melakukan observasi awal untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada di

sekolah tersebut. Setelah peneliti mendapatkan masalah kemudian peneliti

mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan membaca berbagai

literatur mengenai metode pembelajaran. Kemudian pada bulan Maret peneliti

mengajukan proposal penelitian.Setelah pengajuan proposal disetujui, peneliti

melakukan bimbingan dan mempersiapkan instrument untuk pengumpulan data.

Untuk penelitian siklus pertama peneliti akan lakukan pada bulan April.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument

pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Instrument pembelajaran

merupakan perangkat yang menjadi penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan instrument pengumpulan data adalah perangkat yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan

dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan di kelas. Di dalamnya mengandung

program yang terperinci sehingga tujuan yang diinginkan untuk menentukan

keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan dengan jelas. Berdasarkan

Page 5: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

26

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa

“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,

metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.” Jadi, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus yang menggambarkan

rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran yang mencapai kompetensi

dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru

dalam melaksanakan pembelajaran. Pembuatan RPP dilakukan untuk setiap

siklus. Peneliti melakukan daur siklus dengan merencanakan dua siklus.

b. Lembar Kegiatan Kelompok

Lembar Kegiatan Kelompok (LKK) adalah suatu lembar evaluasi yang

berisi soal-soal pemecahan masalah yang akan dikerjakan secara berkelompok

oleh siswa. Setiap kelompok terdiri dari 5 samapi 6 orang siswa. LKK ini

digunakan sebagai latihan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah yang

berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

a. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk menuliskan hasil

obervasi yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan

memperoleh data yang bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi guru, apakah

pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai rencana atau belum. Sasaran

pengamatan dalam lembar observasi ini adalah aktivitas guru dan siswa dalam

penerapan pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi yang digunakan

merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk melakukan penelitian

serta pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan yang ditulis oleh peneliti adalah beberapa catatan yang

diperoleh mengenai hasil pengamatan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Catatan lapangan dicatat dengan cermat, terperinci, dan jelas hal ini berguna untuk

Page 6: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

27

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu peneliti mendapatkan data yang sedetail mungkin. Catatan lapangan ini

merupakan pelengkap data selain dari hasil oberservasi aktivitas siswa dan guru.

c. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Tes digunakan untuk memperoleh data peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa yang dilakukan setelah tindakan dengan penerapan

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Tes diberikan pada setiap akhir siklus

untuk mengukur kemampuan siswa sesudah pembelajaran.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai respon siswa

setelah pembelajaran penyelesaian masalah yang berkaitan dengan operasi

penjumlahan bilangan pecahan yang menerapkan model pembelajaran berbasis

masalah. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara semiterstruktur, dengan

tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana fihak yang

diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. (Dalam Sugiyono, 2013,

hlm. 320).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam peneltian ini mengacu pada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Model ini merupakan pengembangan

dari Kurt Lewin, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu tahap perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting).

a. Tahap Persiapan

Sebelum peneliti melaksanakan PTK, peneliti melakukan penelitian awal

yaitu:

1) Pembuatan surat izin observasi untuk sekolah yang bersangkutan.

2) Permohonan izin kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian.

3) Observasi langsung ke tempat.

Page 7: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

28

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Identifikasi permasalahan, identifikasi ini dilakukan dengan cara melihat

pembelajaran secara langsung di kelas, dan melakukan wawancara dengan

guru.

5) Pembuatan proposal

6) pembuatan instrument

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari satu

pertemuan.

Siklus I

1) Perencanaan

a) Guru menentukan materi pokok yang akan diajarkan, yaitu soal cerita

mengenai penjumlahan pecahan.

b) Menetukan Indikator Capaian Kompetensi (ICK) pada materi soal cerita

mengenai penjumlahan pecahan yang akan digunakan pada siklus I.

c) Merancang materi pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian,

dengan menyesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

pembelajaran Matematika.

d) Menyusun perangkat pembelajaran (RPP dan alat tes) Matematika materi soal

cerita mengenai penjumlahan pecahan dengan menerapkan model PBL.

e) Menyiapkan lembar kerja siswa dengan menerapkan model PBL.

f) Menyiapkan instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan ICK

dan disesuaikan pula dengan indicator kemampuan pemecahan masalah.

g) Menyiapkan instrument penelitian yang dibuat berdasarkan pertanyaan

penelitian dan data yang ingin diperoleh dalam penelitian, berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa pada model PBL serta lembar observasi

kemampuan pemecahan masalah siswa.

h) Membuat media pelajaran yang mampu menunjang pembelajaran materi soal

cerita mengenai penjumlahan pecahan.

Page 8: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

29

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i) Membuat kesepakatan dengan guru sebagai observer dan memberikan

penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan dan

menjelaskan instrument lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

2) Pelaksanaan

a) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

b) Melaksanakan pembelajaran matematika materi soal cerita penjumlahan

pecahan dengan menerapkan model PBL.

c) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa tentang materi soal cerita penjumlahan

pecahan dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model PBL.

d) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat

pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap

refleksi.

e) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi.

f) Melakukan wawancara kepada siswa, terhadap penerapan PBL untuk melihat

respon siswa.

3) Pengamatan

a) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran matematika dengan menerapakan model PBL.

b) Mengamati keterhubungan antara penerapan model pembelajaran matematika

berbasis masalah dengan proses dan kemampuan pemecahan masalah dalam

pembelajaran matematika pada materi penjumlahan pecahan.

4) Refleksi

a) Analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari penelitian tindakan pada

siklus I.

b) Menemukan point-point refleksi berdasarkan data siklus I.

c) Menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan

selanjutnya pada siklus II.

Page 9: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

30

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siklus II

1) Perencanaan

a) Guru menentukan materi pokok yang akan diajarkan, materi soal cerita

mengenai pengurangan pecahan.

b) Menetukan Indikator Capaian Kompetensi (ICK) pada materi soal cerita

mengenai pengurangan pecahan yang akan digunakan pada siklus II.

c) Merancang materi pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian,

dengan menyesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

pembelajaran Matematika.

d) Menyusun perangkat pembelajaran (RPP dan alat tes) Matematika materi soal

cerita mengenai pengurangan pecahan dengan menerapkan model PBL.

e) Menyiapkan lembar kerja siswa dengan menerapkan model PBL.

f) Menyiapkan instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan ICK

dan disesuaikan pula dengan indicator kemampuan pemecahan masalah.

g) Menyiapkan instrument penelitian yang dibuat berdasarkan pertanyaan

penelitian dan data yang ingin diperoleh dalam penelitian, berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa pada model PBL serta lembar observasi

kemampuan pemecahan masalah siswa.

h) Membuat media pelajaran yang mampu menunjang pembelajaran materi soal

cerita mengenai pengurangan pecahan.

i) Membuat kesepakatan dengan guru sebagai observer dan memberikan

penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan dan

menjelaskan instrument lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

2) Pelaksanaan

a) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

b) Melaksanakan pembelajaran matematika materi soal cerita penjumlahan

pecahan dengan menerapkan model PBL.

c) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data mengenai kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa tentang materi soal cerita pengurangan

pecahan dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model PBL.

Page 10: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

31

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat

pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap

refleksi.

e) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi.

f) Melakukan wawancara kepada siswa, terhadap penerapan PBL untuk melihat

respon siswa.

3) Pengamatan

a) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran matematika dengan menerapakan model PBL.

b) Mengamati keterhubungan antara penerapan model pembelajaran matematika

berbasis masalah dengan proses dan kemampuan pemecahan masalah dalam

pembelajaran matematika pada materi penjumlahan pecahan.

4) Refleksi

a) Analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari penelitian tindakan pada

siklus II.

c. Penutup

Setelah semua proses selesai dilaksanakan sampai pada tahap refleksi, maka

selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan

pembahasan. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan gambaran-gambaran

tentang kelemahan dan kelebihan setiap hal-hal yang dilakukan pada setiap siklus.

Dari kesimpulan ini dapat diketahui sejauh mana peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematis tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan

dalam soal cerita.

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

a. Analisis Data

Setelah semua data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data terhadap

data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah hasil tes pemecahan

masalah matematis, sedangkan data kualitatif berupa lembar observasi siswa dan

Page 11: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

32

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru serta hasil wawancara. Prosedur analisis dari data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah dalam menganalisis

data kuantitaif yaitu sebagai berikut.

a) Penskoran terhadap jawaban siswa dengan rubrik penskoran pemecahan

masalah matematis siswa yang terlampir.

b) Presentase tingkat keberhasilan pembelajaran siswa berdasarkan skor yang

diperoleh dicari dengan menggunakan rumus (dalam Lestari, 2014, hlm. 41).

Untuk mengklasifikasikan kualitas pemecahan maslaah matematis siswa,

maka data hasil tes dikelompokkan dengan menggunakan Skala Lima menurut

Suherman dan Kusumah (dalam Lestari, 2014, hlm. 41), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria penentuan tingkat kemampuan siswa

Presentase Skor Total Siswa Kategori Kemampuan Siswa

90% < A ≤ 100% A (Sangat Baik)

75% < B ≤ 90% B (Baik)

55% < C ≤ 75% C (Cukup)

40% < D ≤ 55% D (Kurang)

0% < E ≤ 40% E (Buruk)

Dari hasil tes pemecahan masalah matematis siswa selanjutnya akan

dianalisis, apakah pada siklus I ke siklus selanjutnya terdapat peningkatan atau

tidak. Selain itu dari data hasil tes ini pula dapat dianalisis ketuntasan belajar

siswa dari sklus I ke siklus selanjutnya.

c) Menghitung nilai tes evaluasi siswa

Menghitung nilai siswa dengan menggunakan rumus:

N = Nilai siswa

N = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Presentase pemecahan masalah = jumlah skor yang diperoleh x 100 %

skor total

Page 12: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

33

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Menghitung nilai rata-rata kelas dalam bentuk presentase

Untuk dapat mengetahui sejauh mana kelas tersebut dapat memahami materi

yang telah di ajarkan dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah,

maka peneliti dapat menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus:

(adaptasi Suharsimi, 2009, hlm. 264)

Keterangan:

X = nilai rata-rata kelas

∑X = total nilai yang diperoleh seluruh siswa

N = jumlah siswa

100% = bilangan tetap

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Nasution (dalam

Sugiyono, 2013, hlm. 336) menyatakan “analisis telah mulai sejak merumuskan

dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus

sampai penulisan hasil penelitian.”

Selanjutnya dilapangan, peneliti menggunakan teknik analisis Model Miles

and Huberman (Sugioyono, 2013, hlm. 338) yang terdiri dari empat tahap sebagai

berikut.

a) Data Reduction (reduksi data), pada tahap ini peneliti memilih data,

menggolongkan, dan membuang data yang tidak diperlukan. Kemudian

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhirnya dapat ditarik. Data didapat dari instrument pembelajaran dan

instrument pengungkapan data yang telah dijelaskan sebelumnya.

b) Data Display (penyajian data), suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat

dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis

100%N

X X

Page 13: BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Bab ini akan

34

Femy Lufia Andini, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan sistematis. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang

telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji

merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan

menjawab setiap permasalahan yang ada. Pembeberan data dilakukan dengan

sistematik, interaktif, dan inventif serta mantap sehingga memudahkan

pemahaman terhadap apa yang terjadi. Dengan demikian, penarikan

kesimpulan dan penentuan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya akan

mudah.

c) Conclution Drawing/Verification, atau merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat

dipertanggunggjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi

data maupun sajian data diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan

tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap

mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, ke

kesimpulan terevisi pada akhir siklus II. Kesimpulan yang pertama sampai

dengan yang terakhir saling terkait dan simpulan pertama sebagai pijakan.

b. Rencana Uji Keabsahan Data

Uji kredibiltas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dilakukan

dengan trianggulasi teknik dan menggunakan bahan referensi. Trianggulasi teknik

yang dimaksud adalah pengujian keabsahan data dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini,

setelah siswa mengerjakan tes evaluasi, penelitian melakukan wawancara dengan

siswa tentang cara ia mengerjakan evaluasi, kemudian berdiskusi dengan wali

kelas dan menganalisis lembar observasi. Penelitian pun menggunakan bahan

referensi, seperti hasil wawancara dan hasil evaluasi yang terlampir.