19
Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian Hipotesis A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sehingga landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian ( Sumadi Suryabrata, 1990 ). Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian mempunyai dasar kuat, dan bukan sekedar aktivitas coba-coba ( trial and error ). Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Setiap penelitian selalu menggunakan nteori seperti dinyatakan oleh Neumen ( 2003 ) “ Para peneliti menggunakan teori berbeda sesuai tipe penelitian, tetapi beberapa teori disajikan atau digunakan pada hampir semua penelitian ilmu sosial. “ Kerlinger 1978) mengemukakan bahwa “ teori adalah sekumpulan konsep yang saling berkaitan, definisi, dan dalil yang menyajikan pandangan sistematik terhadap fenomena melalui relasi spesifik antar variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu gejala. “ Selanjutnya Cooper dan Schindler ( 2003 ) mengemukakan bahwa “ sebuah teori adalah sekumpulan atau seperangkat konsep yang saling berkaitan secara sistematik, definisi, dalil yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi suatu gejala atau fakta. “ Selain itu, Sitirahayu Haditomo ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, jika dia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Menurut Mark yang dikutip oleh Sitirahayu Haditomo, membedakan ada tiga macam teori, dan ketiga teori berhubungan dengan data empiris. Teori deduktif, memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan. Teori induktif, cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstremtitik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist. Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraaan teeoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori, dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Bab III

Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian Hipotesis

A. Pengertian Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian

( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil

penelitian yang dapat dijadikan sehingga landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (

Sumadi Suryabrata, 1990 ). Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian mempunyai dasar

kuat, dan bukan sekedar aktivitas coba-coba ( trial and error ). Adanya landasan teori

merupakan ciri bahwa penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Setiap penelitian selalu menggunakan nteori seperti dinyatakan oleh Neumen

( 2003 ) “ Para peneliti menggunakan teori berbeda sesuai tipe penelitian, tetapi beberapa

teori disajikan atau digunakan pada hampir semua penelitian ilmu sosial. “ Kerlinger

1978) mengemukakan bahwa “ teori adalah sekumpulan konsep yang saling berkaitan,

definisi, dan dalil yang menyajikan pandangan sistematik terhadap fenomena melalui relasi

spesifik antar variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu gejala. “

Selanjutnya Cooper dan Schindler ( 2003 ) mengemukakan bahwa “ sebuah teori

adalah sekumpulan atau seperangkat konsep yang saling berkaitan secara sistematik,

definisi, dalil yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi suatu gejala atau fakta. “

Selain itu, Sitirahayu Haditomo ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan

memperoleh arti penting, jika dia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan

meramalkan gejala yang ada. Menurut Mark yang dikutip oleh Sitirahayu Haditomo,

membedakan ada tiga macam teori, dan ketiga teori berhubungan dengan data empiris.

Teori deduktif, memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran

spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.

Teori induktif, cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstremtitik

pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.

Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraaan

teeoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori, dan pembentukan teori

kembali mempengaruhi data.

Page 2: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Berdasarkan hal tersebut, teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi

atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat

diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan sebuah teori.

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,

definisi, dan dalil yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga

fungsi, yaitu: untuk menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala dan fakta.

Teori digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan

data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk ogyak yang akan

diteliti. Teori membantu para peneliti u ntuk mengaanalisis data, menunjukan relasi pada

data dari gejala dan fakta, dan mengajukan sesuatu yang baru untuk mencoba pecahkan

informasi pada gejala dan fakta.

Teori dalam kaitannya dengan penelitian, teori mempunyai fungsi untuk

memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti. Teori juga

mempunyai fungsi sebagai – prediktor dan pemandu untuk menemukan fakta –

merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnay hipotesis

adalah pernyataan yang bersifat prediktif. Fungsi terakhir teori adalah pengendalian –

digunakan untuk membahas/mencandra hasil penelitian, dan selaanjutnya digunakan untuk

memberikan saran dalam upaya memecahkan masalah.

Jadi, seorang peneliti untuk dapat membuat dan mengajukan hipotesis penelitian,

maka peneliti wajib menguasai teori dan konsep yang akan digunakan, dengan cara

membaca buku, hasil penelitian yang berhubungan erat dengan masala dan fokus

penelitiannya. Ingat, membaca buku adalah prinsip berfikir deduksi, dan membaca hasil

penelitian adalah prinsip berpikir induksi.

B. Deskriptif Teori

Deskrptif teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori ( bukan

sekedar pendapat pakar dan penulis buku ), dan hasil penelitian yang relevan dengan

variabel yang diteliti. Luas masalah dan jumlah variabel menentukan banyaknya teori yang

akan digunakan dalam penelitian. Jika pada penelitian terdapat tiga variabel bebas dan satu

variabel terikat, maka kelompok teori yang harus dideskripsikan ada empat kelompok yang

masing-massing mendeskripsikan setiap variabel.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel yang diteliti,

melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,

sehingga ruang lingkup, kedudukan daan prediksi terhadap hubungaan antar variabel yang

akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Seorang peneliti akan diketahui tingkat kapasitasnya melalui deskripsi teori didalam

proposal penelitian. Variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan singkat, jelas dan

Page 3: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

orisinil, menunjukan peneliti menguasai teori dan konteks dari penelitiannya. Untuk

meningkatkan kapasitas sebagai peneliti profesional, tidak ada jalan lain, membaca dan

belajar secara terus-menerus.

Untuk efektivitas dan kualitas hasil penelitian, peneliti harus sadar dan memahami

bahwa tidak semua teori dan hasil penelitian patut dijadikan dasar dan referensi untuk

penelitian. Peneliti harus pandai mencari, memilih dan menggunakan teori dan hasil

penelitian yang berkualitas. Untuk itu, teori mutahir dan hasil penelitian para peneliti

ternama yang patut digunakan pada penelitiannya.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfukir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting ( sugiyono, 2009 ).

Gambar 3.1. Proses Kerangka Berfikir untuk merumuskan Hipotesis

Variabel X Variabel Y

Membaca buku dan

hasil penelitian (HP ) Membaca buku dan hasil

penelitian

Membaca buku daan

hasil penelitian

Membaca buku dan

hasil penelitian

Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi Teori dan HP

Analisis kritis terhadap

teori dan HP

Analisis kritis terhadap

teori dan HP Analisis kritis terhadap

teori dan HP

Analisis kritis terhadap

teori dan HP

Analisis komparasi thd

teori dan HP yang diambil

Analisis komparasi thd

teori dan HP yang diambil

Analisis komparasi thd

teori dan HP yang diambil

Analisis kritis terhadap

teori dan HP yang diambil

Sintesa/Kesimpulan Sintesa/Kesimpulan

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Page 4: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti perlu menjalaskan hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Jika pada penelitian terdapat variabel moderator dan

intervening, maka harus dijelaskan juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma penelitian. Oleh

karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada kerangka

berpikir.

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya mempunyai

hipotesis yang berbentuk komparasi, maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka

menyusun hipotesis yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan

kerangka berfikir.

Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala dan fakta

yang menjadi permasalah pada obyek penelitian ( Suriasumantri, 1986 ). Kriteria utama

agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang

logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang menghasilkan kesimpulan/sintesa

yang berujung hipotesis ( lihat gammbar 3.1 ).

Penjelasan Langkah-langkah kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

Menetapkan Variabel yang Diteliti. Untuk menentukan kelompok teori apa yang

perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis,

maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel

yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk

menentukan teori yang akan dikemukakan . Kalau variabel penelitiannya lima, maka

minimal akan menggunakan lima teori.

Membaca Buku dan Hasil Penelitian. Setelah variabel ditentukan, maka langkah

berikutnya adalaah membaca buku dan hasil penelitian yang relevan ( buku, jurnal,

laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus, skripsi, tesis dan disertasi ).

Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian ( HP ). Dari buku dan hasil penelitian yang

dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.

Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-

masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, daan

kedudukan antara variabel satu dengaan yang lain dalam konteks penelitian.

Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan

analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan.

Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah teori dan hasil penelitian yang telah

ditetapkan itu benar-benar sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering

terjadi teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.

Page 5: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian. Analisis komparatif

dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan

hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini

peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi

bila dipandang terlalu luas.

Sintesa/Kesimpulan. Melalui analisis kritis daan komparatif terhadap teori dan hasil

penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Selanjutnya peneliti

dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara

variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang

selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Menurut Uma Sekaran ( 1993 ), kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai

berikut:

Variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.

Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan hubungan

antar variabelyang diteliti dan ada teori yang mendasarinya.

Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antaar

variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif ( imbal-

balik ).

Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram

( paradigma penelitian ), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yang

dikemukakan dalam penelitian.

Perlu diperhatikan dan diingat bahwa kalimat terakhir dari kerangka berfikir adalah “

jika.........maka..........”

Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka ada kecendrungan untuk membeli lagi akan

tinggi ( kerangka berfikir asosiatif ). Rumusan hipotesisnyaa “ Terdapat hubungan

positif dan signifikan antara kepuasan dengan loyalitas pelanggan/membeli lagi “

Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang baik, maka keuntungan

perusahaan akan tinggi ( kerangka berfikir asosiatif dengan dua variabel bebas ).

Rumusan hipotesisnya “ Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-

sama antara kepemimpinan manajer dan kualkitas barang ddengan keuntungan

perusahaan “ ( kata signifikan hanya untuk penelitian pada sampel ).

Page 6: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecendrungan untuk memilih

kualitas barang juga berbeda ( kerangka berfikir komparatif ). Rumusan hipotesisnya

“ Terdapat perbedaan antara kelompok kaya dan miskin dalam memilih kualitas

barang “

Contoh Kerangka Berpikir

Sudah merupakan aksioma bahwa setiap penelitian yang baik mengharuskan

menyusun kerangka pemikiran yang sistematis dan menjelaskan hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat pada semua variabel yang diteliti. Di samping itu, peneliti

harus sudah menguasai teori ilmiah yang akan diterapkan pada penelitiannya. Untuk dapat

menyusun kerangka pemikiran yang baik, peneliti sudah harus membekali pemikiran yang

diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan hasil penelitian yang relevan.

Berikut ini contoh kerangka berpikir untuk penelitian yang berjudul “ Pengaruh

Hubungan Disiplin dan Integritas pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan “.

Hubungan Disiplin Dengan Produktivitas Kerja

Disiplin pegawai memainkan peranan penting, dan bahkan dominan dalam

keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Karena itu disiplin

pegawai harus ditanamkan dalam diri para pegawai sedini mungkin. Selain itu, disiplin

pegawai dapat ditingkatkan apabila terdapat kondisi yang dapat merangsang karyawan

untuk berdisiplin.

Kegiatan pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawaan untuk

mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyimpangan pelaksanaan pekerjaaan

oleh pegawai yang menyinpang dari standar dapat dicegah. Dengan demikian, produktivitas

pekerja dapat ditingkatkan.

Disiplin kerja pegawai mendorong produktivitas kerja pegawai. Untuk produktivitas

kerja pegawai dapat terlaksana sesuai dengan harapan organisasi, maka tiada lain kuncinya

adalah disiplin. Disiplin harus ditegakkan baik kepada para pegawai. Dan untuk mencapai

tujuan perusahaan diperlukan pegawai dengan disiplin tinggi agar produktivitas kerja

pegawai meningkat

Page 7: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Berdasarkkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

antara disiplin pegawai dengan produktivitas kerja.

Hubungan Integritas Pekerja Dengan Produktivitas Kerja

Integritas harus dimiliki oleh para pekerja atau pegawai. Tanpa adanya integritas

maka orang akan malas melakukan apa yang menjadi tugasnya karena mereka melakukan

semua hal karena terpaksa, bukan keluar dari dalam hati nurani mereka. Jika ketiadaan

integritas pada pegawai benar-benar terjadi, maka usaha pegawai dalam meningkatkkan

produktivitas kerja akan sulit tercapai, bahkan mungkin mustahil untuk dicapai..

Seorang yang memiliki integritas bisa menjalankan sesuatu dengan baik,

memperbaiki kesalahan dan mampu mengubah dirinya. Upaya pengenalan diri sendiri

tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kehidupan. Seseorang yang tidak

mengetahui kondisi kehidupannya dan kemampuannya tidak akan mungkin bisa mengubah

hidupnya sendiri. Jika tidak bisa mengubah hidupnya sendiri, tidak akan mungkin pula dapat

mengubah orang lain. Jika seseorang tidak memiliki integritas, maka yang ada dalam dirinya

hanya kebimbangan dan rasa tidak percaya diri. Meskipun tidak ada orang yang sempurna

dalam hidup ini, namun seseorang harus berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam

hidupnya.

Integritas karyawan adalah fondasi untuk membangun prroduktivitas kerja pegawai.

Integritas menghasilkan perilaku kerja yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, etis,

terpercaya, rajin, tekun, andal, dan melayani perusahaan dengan sepenuh hati. Integritas

adalah sebuah nilai yang harus dijadikan fondasi untuk semua perilaku kerja, agar

produktivitas kerjanya meningkat.

Karyawan dengan integritas selalu sadar untuk membangun hubungan kerja yang produktif

dengan rekan kerja, atasan, bawahan, pelanggan, dan stakeholder lainnya. Mereka tampil

dengan jujur dan dapat dipercaya untuk menjalankan misi perusahaan secara profesional.

Integritas di dalam perilaku kerja memudahkan mereka untuk terhubung dalam kolaborasi

dan koordinasi kerja, yang bersumber dari keikhlasan dan ketulusan di dalam melayani

perusahaan.

Karyawan tanpa integritas membawa resiko yang tinggi bagi perusahaan. Ketika

karyawan bekerja tanpa integritas, maka mereka dipastikan memiliki perilaku tidak jujur dan

Page 8: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

tidak etis. Akibatnya, mereka berpotensi menjadi energi negatif yang menghambat

pertumbuhan bisnis, sehingga perusahaan sulit mencapai prestasi dan kinerja tinggi.

Apalagi, bila karyawan itu tidak memiliki integritas; tetapi, dia sangat pintar, cerdas, rajin,

tekun, disiplin, andal, hebat, kreatif, berdaya tahan tinggi, dan bertenaga hebat dalam

melayani pekerjaannya; maka, dia dipastikan menjadi pribadi yang paling beresiko dan

berbahaya bagi perusahaan. Tanpa integritas, kecerdasan dan segala kehebatan menjadi

potensi kerugian bagi perusahaan.

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan

terdapat pengaruh dan hubungan antara variabel bebas disiplin karyawan (X1) dan Integritas

karyawan (X2) dengan variabel terikat produktivitas kerja karyawan (Y), maka disusunlah

kerangka pemikiran sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.

Kerangka penelitian dimaksud adalah sebagai berikut : Disiplin karyawan (X1) dan

Integritas karyawan (X2) sebagai variabel bebas yang mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat produktivitas karyawan Y).

1. Terdapat pengaruh antara Disiplin Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan

2. Terdapat pengaruh antara Integritas Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan.

3. Terdapat pengaruh secara gabungan Disiplin dan Integritas Karyawan terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan.

Di bawah ini Bagan dari kerangka pemikiran penelitian ini

r1

R

r2

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, telah dapat diduga terdapat

pengaruh antara disiplin karyawan (X1) dan integritas karyawan (X2) terhadap produktivitas

karyawan (Y).

Disiplin Karyawan (X1)

Integritas Karyawan (X2)

Produktivitas Kerja

Karyawan (Y)

Page 9: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Tugas anda buat kerangka berpikir untuk penelitian dengan judul “ Pengaruh hutang jangka

panjang dan modal kerja terhadap harga saham PT Bank mandiri Tbk “.

Page 10: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Bab IV

Hipotesis dan Uji Hipotesis

Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti

mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir ( metode penelitian kuantitatif ).

Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis

( penelitian dengan metode kualitatif, karena dia akan menghasilkan hipotesis ), juga

penelitian yang bersifat eksploratif, dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu

merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi, hipotesis ddapat juga dinyatakan sebagai jawaaban teoritis

terhadap rumjusan masalah penelitian, belum jawaban tang empirik. ( sugiyono, 2009 ).

Terdapat perbedaan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian

hipotesis penelitian adalah seperti yang telah dikemukakan di atas, dan penelitian bekerja

dengan populasi, sedangkan hipotesis statistik ada jika penelitian bekerja dengan sampel.

Jadi, penelitian tidak menggunakan sampel, tidak ada hipotesis statistik.

Sebagaimana telah diketahui bahwa hipotesis itu merupakan jawaaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian yang berdasarkan teori yang digunakan dalam

penelitian, dan hipotesis tersebut harus diuji. Hipotesis yang diuji, dinamakan hipotesis

kerja ( dalam kalimat positif yang dimulai dengan kata “ terdapat atau ada “ ), dan sebagai

lawannya adalah hipotesis nol ( dalam kalimat negatif yang dimulai dengan kata “ tidak

terdapat “ ). Hipotesis kerja disusun berdasarkan teori yang dipandang handal, sedangkn

hipotesis nol disusun berdasarkan teori yang masih diragukan kehandalannya.

Di dalam statistik, juga terdapat dua macam hipotesis, yaitu: hipotesis kerja dan

hipotesis alternatif ( hipotesis kerja tidak sama dengan hipotesis alternatif ). Dalam

penelitian yang diuji lebih dahulu adalah hipotesis penelitian, terutama pada hipotesis kerja.

Jika penelitian bertujuan membuktikan apaakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau

tidak, maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik.

Contoh Hipotesis Penelitian:

Kemampuan daya beli masyarakat ( dalam populasi ) itu rendah ( hipotesis

deskriptif).

Page 11: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat petani

dan nelayan ( dalam populasi/hippotesis komparatif )

Terdapat hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli

masyarakat ( dalam populasi/hipotesis asosiatif ).

Contoh Hipotesiss Statistik:

Terdapat perbedaan signifikan antara pendapatan rata-rata masyarakat dalam

sampel dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi hanyaa Rp

1.000.000,-/bulan ( hipotesis deskriptif )

Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan

( hipotesis komparatif ).

Terdapat hubungan positif dan signifikan antara curah hujan ddengan jumlaah

payung yang terjual ( hipotesis asosiatif/hubungan ). Terdapat hubungan positif

artinya, jika curah hujan tinggi, maka akan semakin banyak payung yang terjual.

Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol ( HO ), karena peneliti tidak berharap

ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dengan parameter. Parameter

adalah ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistik disini ukuran-ukuran

yang berkenaan dengan sampel.

1. Bentuk Hipotesis

Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan oleh rumusan masalah pada

penelitian. Jika dilihat dari tingkat penjelasannya ( eksplanasinya ), maka bentuk rumusan

masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ),

komparatif ( perbandingan ), dan asosiatiff ( hubungan ). Oleh karena itu, bentuk hipotesis,

juga ada tiga.

a) Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masaalah deskriptif, yaitu

yang berkenaan dengaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( yang dicetak tebal

adalah variabel penelitian ). Contoh:

Rumusan Masalah Deskriptif

a) Berapa lama daya tahan lampu pijar merek X?

b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y?

c) Seberapa tinggi disiplin dan produktivitas pegawai swasta?

* Hipotesis Deskriptif

Untuk rumusan masalah berapa lama daya tahan lampu pijar merek X. Daya tahan

lampu pijar merek X = 1.000 jam ( HO ). Ini merupakan hipotesis nol, karena daya

Page 12: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan

dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi.

Hipotesis alternatif ( Ha ) adalah daya tahan lampu pijar merek X =1.000 jam, “ tidak

sama dengan ( ≠ ) dapat berarti lebih besar atau lebih kecil dari 1.000 jam.

Hipotesis Statistik ( hanya ada bila berdasarkan data sampel )

HO = 𝜇 = 1.000

Ha = 𝜇 = 1.000 atau > 1.000 atau < 1.000

𝜇 adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan/ditaksir.

Untuk rumusan masalah seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y.

Hipotesis deskriptif dengan Hipotesis nolnya berbentuk sebagai berikut:

Semangat kerja karyawan di PT Y = 75 % dari kriteria ideal yang ditetapkan.

Semangat kerja karyawan di PT Y paling sedikit 60 % dari kriteria ideal yang

ditetapkan ( paling sedikit berarti lebeh besar atau sama dengan = ≥ ).

Semangat kerja karyawan di PT Y paling banyak 60 % dari kriteria ideal yang

ditetapkan ( paling banyak berarti lebih kecil atau sama dengan = ≤ ).

Dalam kenyataannya ( pada penelitian sebenarnya ) hipotesis yang diajukan, hanya

salah satu saja, dan hipotesis yang dipilih tergantung pda teori dan pengamatan

pendahuluan pada obyek. Hipotesis alternatifnya ( Ha ) masing-masing adalah:

Semangat kerja karyawan di PT Y ≠ 75 %

Semangat kerja kartawan di PT Y < 75 %

Semangat kerja karyawan di PT Y > 75 %

Hipotesis Statistik ( hanya ada jika data berdasarkan sampel )

HO : 𝜌 = 75 %

Ha : 𝜌 ≠ 75 %

HO : 𝜌 ≥ 75 %

Ha : 𝜌 < 75 %

HO : 𝜌 ≤ 75 %

Ha : 𝜌 > 75 %

b) Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan njawaban sementara terhadap rumusan masalah

komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama, tetapi populasi atau sampelnya berbeda,

atau keadaan itu terjadi pada waktu berbeda.

Page 13: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

1) Rumusan Masalah Komparatif

Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT Y bila dibandingkan dengan PT X?

2) Hipotesis Komparatif

Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model

hipotesis nol dan alternaatif sebagai berikut:

Hipotesis Nol

(a) HO : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT Y dan PT

X, atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT Y dan PT

X.

(b) HO : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) PT X ( lebih

besar atau sama dengan = paling sedikit )

(c) HO : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil atau sama dengan ( ≤ ) PT X ( lebih

kecil atau sama dengan = paling besar ).

* Hipotesis Alternatif

(a) Ha : Produktivitas Karyawan PT Y lebih besar ( > atau lebih kecil < ) dari karyawan

PT X.

(b) Ha : Produktivitas karyawan PT Y lebih kecil daripada ( < ) PT X

(c) Ha : Produktivitas karyawan PT Y lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) PT X.

* Hipotesis statistik daapat dirumuskan sebagai berikut

(a) HO : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2

(b) HO : 𝜇1 ≥ 𝜇2

Ha : 𝜇1 < 𝜇2

(c) HO : 𝜇1 ≤ 𝜇2

Ha : 𝜇1 > 𝜇2

𝜇1 = rata-rata ( populasi ) Produktivitas karyawan PT Y, dan

𝜇2 = rata-rata ( populasi ) produktivitas karyawan PT X

c) Hipotesis Asosiatif

Page 14: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu,

yang menanyakan hubungan antaraa dua variabel atau lebih.

1) Rumusan Masalah Asosiatif

Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang terjual

2) Hipotesis Penelitian

Terdapat hungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang

yang terjual

3) Hipotesis Statistik

HO : 𝜌 = 0 ( berarti tidak ada hubungan )

Ha = 𝜌 ≠ 0 ( berarti lebih besar atau kurang ( - ) dari nol berarti ada hubungan.

𝜌 = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis

Pada bab sebelumnya telah disampaikan paradigma penelitian. Dengan paradigma

penelitian itu, ppeneliti dapat menggunakannya sebaagai panduan untuk merumuskan

masalah, dan hipotesis penelitiannya yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan

dalam pengumpulan data dan analisis.

Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah

penelitian, yaitu, masalah ddeskriptif. Berikut contohnya:

a. Judul Penelitian

Hubungaan antara gaya kepemimpinan manajer perusahaan dengan prestasi kerja

karyawan ( gaya kepemimpinan adalah variabel bebas ( X ) dan prestasi kerja adalah variabel

terikat ( Y ).

b. Paradigma Penelitiannya, adalah:

C. Rumusan Masalahnya, adalah:

1) Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan? ( bagaimanaa X )

2) Seberapa baik prestasi kerja karyawan? ( adakah hubungan antara X dan Y ), butir 1) dan

2) adalah masalah deskriptif.

X Y

Page 15: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan

prestasi kerja karyawan? ( adakah hubungan antaraa X dan Y ). Butir ini merupakan

masalah asosiatif.

4) Apabila sampeel penelitiannya para karyawan golongan I, II dan III, maka rumusan

masalah komporatifnya adalah:

a) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II, dan III tentang gaya

kepemimpinan manajer)

b) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II dan III tentang prestasi

kerja karyawan?.

D. Rumusan Hipotesis Penelitian, adalah:

1). Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer ( X ) ditampilkan kurang baik, dan

nilainya paling tinggi 60 % dari kriteria yang diharapkan.

2) Prestasi kerja karyawan ( Y ) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.

3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer

dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik kepemimpinan manajer, maka

akan semakin baik prestasi kerja karyawan.

4) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara karyawan golongan

I, II, dan III.

5) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara karyawan golongan I, II dan

III.

Untuk judul penelitian yang berisi dua variabel bebas atau lebih, rumusan masalah

penelitiannya akan lebih banyak, demikian pula dengan rumusan hipotesisnya.

Sebagai informasi pendahuluan, hi[otesis untuk daapat diuji dengaan statistik, data

yang menjadi dasar penelitian harus diangkaatkan. Untuk data daapat diangkatkan,

diperlukan instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk judul di atas ada dua

instrumen, yaitu, instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai.

3. Karakterisstik Hipotesis Baik

a) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaaan variabel

pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel

atau lebih. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan ( karena penelitian

deskriptif akan menghasilkan hipotesis ).

b) Dinyatakan dalam kalimat sangat jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai tafsiran.

Page 16: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

c) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.

Contoh Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan dua pendekatan, pertama uji parsial atau uji t untuk

membuktikan hipotesis hubungan atau pengaruh antara satu variabel bebas dengan

variabel terikat. Kedua, uji hipotesis secara simultan atau bersamaan disebut Uji F.

Contoh hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Disiplin Karywan terhadap Produktivitas Kerja

𝐻01 = Disiplin Karyawan (𝑋1) tidak berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan (Y)

𝑟1 = 0

𝐻𝑎1 = Disiplin Karyawan (𝑋1 ) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan (Y)

𝑟1 ≠ 0

2. Pengaruh Integritas Karyawan terhadap Produktivitas Kerja

𝐻02 = Integritas Karyawan (𝑋2) tidak berpengaruh terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan (Y)

𝑟2 = 0

𝐻𝑎1 = Integritas Karyawan (𝑋2) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan (Y)

𝑟2 ≠ 0

3. Pengaruh Disiplin Karyawan dan Integritas Karyawan bersama-sama Terhadap

Produktivitas Kerja

𝐻03 = Disiplin Karyawan (𝑋1) dan Integritas Karyawan (𝑋2) tidak berpengaruh

terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)

𝑟3 = 0

𝐻𝑎3 = Disiplin Karyawan (𝑋1) dan Integritas Karyawan (𝑋2) bersama-sama

berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)

Page 17: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

𝑟3 ≠ 0

Uji F

Untuk melihat berapa besar nilai pengaruh secara simultan dan signifikansi variabel

dalam penelitian, dan juga untuk membuktikan hipotesis di penelitian ini dalam uji t dapat

dilihat pada tabel 4.1 yaitu Uji Anova Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas

Karyawan (X2) terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan SPSS 20:

Tabel 4.1 Uji Anova Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas Karyawan (X2) terhadap

Produktivitas Kerja karyawan (Y)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 12,870 2 6,435 59,051 ,000a

Residual 5,340 50 ,109

Total 18,210 52

a. Predictors: (Constant), Intergritas karyawan, Disiplin Karyawan

b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja Karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4.1 Coefficients, dapat dilihat uji Anova variabel Disiplin Karyawan

(X1) dan Variabel Integritas Karyawan (X2) dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y)

dengan menggunakan Sig. dan F yang melihat pengaruh dua variabel saja tanpa

memperhitungkan pengaruh faktor lain.

Sehingga melalui uji signifikansi yaitu sig = 0,000 < 0,05 dan F hitung (59,051) > F tabel

(3,18) maka Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan

Variabel Integritas Karyawan (X2) mempengaruhi secara signifikan terhadap Produktivitas

Kerja karyawan (Y)

Uji t

Untuk melihat berapa besar nilai pengaruh secara parsial (individual) dan signifikansi

variabel dalam penelitian, dan juga untuk membuktikan hipotesis di penelitian ini dalam uji t

Page 18: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

dapat dilihat pada tabel 4.19. yaitu Uji t Variabel Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas

Karyawan (X2) terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan SPSS 20:

Tabel 4.2 uji t Disiplin Karyawan (X1) dan Integritas Karyawan (X2) terhadap

Produktivitas Kerja karyawan (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,985 ,278 3,543 ,001

Disiplin

Karyawan

,454 ,118 ,519 3,833 ,000

Intergritas

karyawan

,292 ,110 ,361 2,662 ,010

a. Dependent Variable: Produktivitas kerja karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2018

Berdasarkan tabel 4.2 Coefficients, dapat dilihat uji t variabel Disiplin Karyawan (X1)

dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan Sig. dan t yang melihat

pengaruh dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Sehingga melalui

uji signifikansi yaitu sig = 0,000 < 0,05 dan t hitung (3,833) > t tabel (2,008) maka Ho ditolak

dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Disiplin Karyawan (X1) mempengaruhi secara

signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 4.2 Coefficients, dapat dilihat uji t variabel Integritas Karyawan (X2)

dan Variabel Produktivitas Kerja karyawan (Y) dengan menggunakan Sig. dan t yang melihat

pengaruh dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain.

Sehingga melalui uji signifikansi yaitu sig = 0,010 < 0,05 dan t hitung (2,662) > t tabel

(2,008) maka Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa artinya Variabel Integritas Karyawan (X2)

mempengaruhi secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y)

Sebagai catatan:

Uji hipotesis sebaiknya menggunakan bantuan software SPSS atay Eviews. Pada contoh

kita menggunakan Software SPSS.

Page 19: Bab III Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengujian ... · Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori,

Tugas anda :

Buatlah hipotesis sebanyak mungkin dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Hipotesis komparatif

2. Hipotesis Assosiatif