27
49 BAB III Kesuksesan Implementasi OVOP Setelah membahas mengenai bagaimana dampak dari masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) bagi Indonesia serta sejarah dari OVOP, pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kesuksesan dari implementasi gerakan One Village One Product (OVOP) di Indonesia untuk memajukan serta dapat membuka lapangan kerja baru agar dapat bersaing guna menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. 3.1 Operasional Konsep OVOP OVOP merupakan program dari pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan produk unggulan khas dari daerah sehingga mampu untuk menembus pasar global diberikan kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha. Proses operasional dari ovop ini terdiri dari seleksi sentra ovop, seleksi produk ovop, penilaian produk, kelembagaan pengembangan produk ovop, pembinaan sentra ovop dan produsen produk ovop, serta penghargaan ovop 69 . Seleksi sentra ovop mempunyai kriteria-kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk melakukan seleksi sentra yaitu wilayah desa atau kecamatan harus 69 Abi Syarwan DKK, Pengembangan Batik Pacitan Melalui Perencanaan Wilayah Berbasis OVOP, diakses dalam https://www.academia.edu/12622954/Pengembangan_Batik_Pacitan_Melalui_Perencanaan_Wilay ah_Berbasis_Konsep_One_Village_One_Product_OVOP_Studi_kasus_Kecamatan_Ngadirojo_Ka bupaten_Pacitan, pada 4 agustus 2016

BAB III Kesuksesan Implementasi OVOP - core.ac.uk · dalam akses lokasi dengan memakai tranportasi umum. Untuk melakukan pengajuan sentra ovop agar dilakukan seleksi sentra ovop harus

Embed Size (px)

Citation preview

  49  

BAB III

Kesuksesan Implementasi OVOP

Setelah membahas mengenai bagaimana dampak dari masyarakat ekonomi

ASEAN (MEA) bagi Indonesia serta sejarah dari OVOP, pada bab ini penulis

akan menjelaskan mengenai kesuksesan dari implementasi gerakan One Village

One Product (OVOP) di Indonesia untuk memajukan serta dapat membuka

lapangan kerja baru agar dapat bersaing guna menghadapi masyarakat ekonomi

ASEAN.

3.1 Operasional Konsep OVOP

OVOP merupakan program dari pemerintah yang bertujuan untuk

mempercepat pengembangan produk unggulan khas dari daerah sehingga mampu

untuk menembus pasar global diberikan kepada masyarakat khususnya para

pelaku usaha. Proses operasional dari ovop ini terdiri dari seleksi sentra ovop,

seleksi produk ovop, penilaian produk, kelembagaan pengembangan produk ovop,

pembinaan sentra ovop dan produsen produk ovop, serta penghargaan ovop69.

Seleksi sentra ovop mempunyai kriteria-kriteria yang dipakai sebagai

patokan untuk melakukan seleksi sentra yaitu wilayah desa atau kecamatan harus

                                                                                                               69  Abi Syarwan DKK, Pengembangan Batik Pacitan Melalui Perencanaan Wilayah Berbasis OVOP, diakses dalam https://www.academia.edu/12622954/Pengembangan_Batik_Pacitan_Melalui_Perencanaan_Wilayah_Berbasis_Konsep_One_Village_One_Product_OVOP_Studi_kasus_Kecamatan_Ngadirojo_Kabupaten_Pacitan, pada 4 agustus 2016    

  50  

mempunyai potensi sumber daya yang mempunyai keunikan dan kearifan lokal

pada hasil produk, ketersediaan bahan baku di daerah setempat, serta kemudahan

dalam akses lokasi dengan memakai tranportasi umum. Untuk melakukan

pengajuan sentra ovop agar dilakukan seleksi sentra ovop harus dilakukan oleh

pemerintah daerah yang mengusulkaan untuk ditetapkan sebagai sentra ovop,

selanjutnya menteri perindustrian u.p Dirjen IKM akan memverifikasi apakah

sudah layak kah sentra tersebut sebagai sentra ovop70.

Seleksi produk digunakan untuk mengetauhi produk atau komoditi yang

dimaksudkan untuk menjaring produk-produk IKM di sentra yang akan

dikembangkan menjadi produk ovop. Adapun pengelompokan produk tersebut

diantaranya seperti yang ada di tabel berikut:

Tabel : Pengelompokan Produk OVOP

No Kelompok Jenis Produk Cakupan Kelompok Jenis Produk 1 Makanan Beras, buah-buahan kering, rosela, biji

bijian manisan, selai pisang, pisang kering, madu, gurame goreng, ikan kering, baso ikan, telur, berbagai jenis kripik, dll.

2 Minuman Kopi, teh, susu, jus buah-buahan, air mineral, dan anggur (wine).

3 Tenun Tenun ikat, dan tenun songket 4 Batik Pakaian, sarung, selendang, dll 5 Kerajinan Anyaman Bunga tiruan (artificial flowers), kertas

dari serat nenas, tas tangan dari daun palma, aneka macam hiasan berukir dari bahan seng/kaleng, tembaga, dan metal lainnya.

6 Kerajinan Gerabah Kendi, periuk, tempayan, anglo, celengan dll

Sumber : Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

                                                                                                               70  Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Sosialisasi One Village One Product, diakses dalam http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6190 pada 5 agusutus 2016

  51  

Walaupun demikian, tidak semua komoditi dapat dikategorikan sebagai

produk ovop. Untuk dapat disebut sebagai produk ovop, produk itu harus

memenuhi kriteria sebagai produk ovop yaitu, batasan produk, produsen, jenis

produk, dan jumlah produk. Penliaian produk dinilai dari aspek produksi dan

pengembangan masyarakat, pemasaran, serta kualiatas dan penampilan produk.

Kelembagaaan pengembangan produk ovop bertujuan untuk

mengkoordinasi program pengembangan IKM melalui pendekatan ovop dengan

dibentuknya Forum Koordinasi Ovop (FKO) di tingkat pusat dan provonsi yang

bertugas dalam pengembangan IKM melalui pendekatan Ovop.

Gambar 3.1 : Struktur FKO Pusat

Sumber : Buku Petunjuk Teknis OVOP

  52  

Gambar 3.1 : Struktur FKO Provinsi

Sumber : Buku Petunjuk Teknis OVOP

Pembinaan sentra ovop bertujuan untuk mengembangkan produk unggulan

hingga mencapai kualitas yang semakin baik, meningkatkan jumlah pengusaha

dan perajin dalam sentra, menyiapkan perusahaan utuk memiliki ijin usaha

dengan cara pemberian pendidikan dan pelatihan, pemberian bantuan sarana

produksi, serta keikutsertaan dalam promosi dan pemasaran.

Penghargaan ovop (Ovop Award) merupakan bentuk pengakuan dari

pemerintah terhadap produk yang membangakan. Penghargaan ini diberikan

kepada perusahaan atau produsen produk ovop dengan sertifikat bintang tiga,

empat dan lima yang telah mengikuti seleksi penghargaan. Persyaratan dari

penghargaan di atas yaitu calon penerima penghargaan adalah perusahaan atau

produsen produk OVOP yang telah memiliki sertifikat OVOP dengan klasifikasi

minimum bintang tiga dan sekurang-kurangnya satu tahun. Ada kriteria penilain

untuk produk unggulan yaitu produk harus mempunyai prestasi penjualan ekspor

  53  

dan pasar dalam negeri, meningkatan kapasitas produksi, inovasi dan kreatifitas

pengembangan produk, penambahan tenaga kerja, dampak lingkungan, dan

kontribusi atau partisipasi kepada masyarakat setempat.71.

Gambar 3.1 : Mekanisme Seleksi Produk

Sumber : Buku Petunjuk Teknis OVOP

                                                                                                               71  Saedah, Euis. 2012. Buku petunjuk teknis ovop. Jakarta: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia

  54  

3.2 Lokasi Awal OVOP

Pendekatan melalui program One Village One Product merupakan upaya

untuk mengembangkan produk atau komoditas unggulan dari daerah yang

memiliki potensi sumberdaya alam yang memiliki daya saing. Kesesuaian potensi

sumberdaya alam yang mendukung munculnya produk unggulan dari suatu daerah

yang memiliki daya saing sehingga membentuk ciri khusus di dalam pasar manca

negara (brand image). Pada tahun 2010 ada tiga lokasi awal percontohan program

OVOP yaitu : Koperasi Mitra Tani Parahyangan Kec. Warung Kondang

Kabupaten Cianjur, dengan komoditas Sayur mayur dan Beras Cianjur, Koperasi

Unit Desa Cisurupan, Kec. Cisurupan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat,

dengan komoditas hortikultura (Paprika, Tomat cherry dll), dan KSU Bahari

Tunas Mandiri Kec. Susut, Kabupaen Bangli Koperasi Tani Methanadi Kabupaten

Badung Provinsi Bali. dengan komoditas hortikultura (sayur-mayur dan buah

buahan dataran tinggi)72. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat berikut

adalah kerangka implementasi OVOP.

                                                                                                               72  PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MELALUI PENDEKATAN OVOP (One Village One Product), Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, hal 16.

 

  55  

Gambar 3.2 : Kerangka Implementasi OVOP

Sumber : Direktorat Jendral IKM Departemen Perindustrian

Pelaksanaan program ovop diawali melalui pengembangan produk

unggulan di bidang pertanian yang melibatkan Koperasi Mitra Tani parahyangan

yang beranggotakan 328 orang, berlokasi di kecamatan Warung Kondang,

Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang mayoritas penduduknya menekuni sektor

hortikultura sayur mayur secara turun temurun. Mulanya Kelompok Mitra Tani

Parahyangan ini menjual produknya dengan cara menjajakanya dari rumah

kerumah dan mengalami banyak penolakan. Dari situ Ujang Mayudin selaku

Manajer Koperasi yang saat itu menjabat sebagai Kepala Desa Telaga dan Yayat

Duriat yang berprofesi sebagai Kepala subseksi benih berencana untuk

  56  

memasukan produknya ke swalayan. Pada tahun 2003 produk dari Mitra Tani

parahyangan ini masuk ke Giant, meliahat adanya peluang mereka berkunjung ke

Kementrian Koperasi dan UKM untuk melihat adanya peluang mengajukan dana.

Pihak Kementrian Koperasi menyarankan untuk pihak Mitra Tani Parahyangan

membuat proposal pengajuan dana dan akhirnya disetujui oleh Kementrian

Koperasi dan UKM dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp.78.200.000,00.

Dengan dana tersebut pada tahun 2004 Koperasi Mitra Tani Parahyangan mampu

memasarkan produknya ke sejumlah outlet yang ada di Jabodetabek73.

Melihat perkembangan yang dilakukan oleh Koperasi Mitra Parahyangan

Kementrian Koperasi dan UKM menawarkan program ovop kepada Koperasi

Mitra tani Parahyangan dan langsung disetujui oleh para pengurus dengan nama

ovop agribisnis hortikultura. Hasil dari penelitian dari Institute Pertanian Bogor

(IPB) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang daerah yang

cocok dipilih sebagai ovop berdasarkan kriteria usaha turun temurun dan

memiliki potensi untuk dikembangkan. Indikator bahwa komoditas holtikultura

ini dijamin kesegaran dan keamananya karena tidak memakai pestisida. Dari sini

Cianjur cocok untuk dipilih sebagai pelaksana program ovop dengan produk

unggulan hortikultura dari Takokak sampai Warungkondang di bawah

kelembagaan Koperasi Mitra Tani Parahyangan74.

                                                                                                               73  Ratna Budi Wulandari, DKK, Kemandirian yang berawal dari kesederhanaan, diakses dalam http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=10&aid=3155 pada 26 Desember 2016 74  Titik Yuliani, Melaksanakan Program One Village One Product Binaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, diakses dalam https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwighK6utpHRAhWGqY8KHZNnBYMQFggZMAA&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20318059-S-

  57  

Melalui Institut Pertanian Bogor (IPB), Kementrian Koperasi dan UKM

bekerja sama dengan Misi Teknik Taiwan ADC Cikarawang, Bogor bersama para

petani sayur mayur. Tim Ovop menggandeng Misi Teknik Taiwan karena

memiliki keahlian di bidang pertanian75. Untuk itu Tim ovop yang dipimpin

Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK menjajagi kemungkinan-

kemungkinan dukungan dan bimbingan teknis yang diberikan oleh Misi Teknik

Taiwan.

Gambar 3.2 : Lokasi Awal OVOP

Sumber : Kementrian UKM dan Koperasi

                                                                                                                                                                                                                                                                                                               Titik%2520Yuliani.pdf&usg=AFQjCNHzl9tGaurRx1Zexg3GMN6rfUh5Ww&sig2=BjZO_feOl4SlRgT7LVjfHQ&bvm=bv.142059868,d.c2I, pada 26 Desember 2016 75  Ria, One Village One product dari koperasi tani mitra parahyangan Cianjur, diakses dalam http://blog.pasarpetani.com/2013/01/one-village-one-product-dari-koperasi.html, pada 6 agusutus 2016  

  58  

Tugas utama Misi teknik Taiwan untuk meningkatkan pendapatan,

meningkatat taraf hidup para petani di Indonesia, dan mempererat hubungan

bilaterar antara Taiwan dengan Indonesia melalui kerjasama di bidang pertanian.

Implementasi lapangan yang dilakukan dilaksanakan secara bertahap. Dimulai

dari melakukan pelatihan dan kunjungan, membuat green house sebagai proyek

percontohan, pengembangan, cara menanam dan memelihara, pelatihan

kebersihan, memperkenalkan sistem kemasan, serta melaksanakan akses pasar.

Permasalahan para petani anggota Koperasi Mitra Tani Parahyangan

adalah pengiriman sayur mayur masih dilakukan dengan truk bak terbuka. Hal ini

menjadikan penolakan konsumen karena kerusakan mencapai 30% karena

transportasi yang tidak memadai mengakibatkan kerugian mencapai 1 hingga 2

juta per hari.

Tabel 3.2 : Komoditi Mitra Tani Parahyangan

Komoditi Ton/hari

Tomat 4

Sayur Daun 0,5

Sayur Buah 4

Sayuran Umbi-umbian 1,5

Kementrian Koperasi dan UKM memberikan 1 unit kendaraan (cooling

unit) agar dapat mengurangi penolakan konsumen dari 30% menjadi 15%. Tidak

hanya itu dampak lanjutan melauli program ovop, bertambah luasnya wilayah

pemasaran dari Koperasi Mitra Tani Parahyangan. Saat ini telah mampu

  59  

memasarkan komoditas sayur-mayur ke Carefour, Superindo, hotel-hotel,

restoran, catering dan beberapa tempat lainya di Jakarta bahkan pemasaran Mitra

Tani Parahyangan mampu meraih kontrak penjualan cabai merah ke Indofood dan

kecap ABC serta kontrak pemasaran pisang dengan PT. Mulia Raya dengan

kapasitas 4 Ton per hari seharga 7 miliar. Pemerintah juga memberikan dana

sebesar 100 juta rupiah untuk tiga lokasi awal sebagai pengadaan sarana pertanian

dan demplot (green house dan sarana prouksi pertanian)76.

Gambar 3.2 : Pick up pengangkut hasil pertanian

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM

                                                                                                               76  Mentrti Negara Koperasi dan Usah Kecil Menengah Republik Indonesia, Blue print OVOP, Kementrian Koperasi dan UKM.

  60  

Promosi dan pemasaran tidak hanya dengan memasarkan ke swalayan,

Koperasi Mitra Tani Parahyangan juga melakukan promosi dan pemasaran

melalui website. Pemerintah juga membuka pameran internasional ovop yang

diadakan dibali pada tahun 2009 diikuti oleh semua komoditi unggulan yang ada

di Indonesia termasuk Koperasi Mitra Parahyangan77.

Gambar 3.2: Website Mitra Tani Parahyangan

Sumber : http://mtp.web.indotrading.com/

Gambar 3.2 : Pameran Internasional OVOP di Bali

Sumber : OVOP Kementrian Koperasi dan UKM RI

                                                                                                               77  Hertanto, Konfrensi OVOP, Kompas, diakses dalam http://travel.kompas.com/read/2009/11/14/15362271/di.konferensi.ovop.wapres.ikut.promosikan.julia.roberts. Pada 27 desember 2016.

  61  

Kementrian Koperasi dan UKM melakukan tahapan perluasan

pengembangan yang dimulai pada tahun 2010 sampai 2014 yang dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 3.2 : Tahapan Perluasan Pengembangan OVOP

Tahun Pertama (Koordinasi) Tahun 2010 No Peran 1 Identifikasi potensi yang diusulkan daerah untuk dikembangkan dengan

pendekatan OVOP 2 Rapat koordinasi dan evaluasi penetapan lokasi pengembangan 3 Penyusunan rencana tindak pengembangan OVOP di masing- masing

lokasi atau daerah potensi yang ditetapkan 4 Identifikasi peran koperasi dan UKM utama (Champion) di daerah potensi

yang di tetapkan. 5 Sosialisasi konsep pengembangan OVOP di lokasi terpilih 6 Tindak Lanjut rencana aksi yang sudah ditetapkan yang mungkin

dilakukan pada tahun pertama Tahun Kedua(Kerjasama) Tahun 2011 1 Peningkatan nilai tambah produk unggulan melalui industri

pengolahan/prosesing(value Chain) 2 Peningkatan akses pasar produk yang dihasilkan melalui temu

usaha/business matching serta promosi produk: lokal, nasional dan internasional

3 Peningkatan Supply chain produk unggulan OVOP 4 Peningkatan kapasitas SDM melalui pendampingan, penyuluhan, pelatihan,

dan study banding. Tahun Ketiga(Kelanjutan) Tahun 2012 1 Peningkatan nilai tambah produk unggulan melalui industry

pengolahan(Value Chain) 2 Peningkatan akses pasar produk yang dihasilkan melalui temu usaha serta

promosi produk; lokal, nasional dan Internasional 3 Peningkatan supply chain produk unggulan OVOP 4 Peningkatan kapasitas SDM melalui pendampingan, penyuluhan, pelatihan,

dan study banding Tahun Keempat(Peningkatan berkelanjutan) Tahun 2013 1 Peningkatan dan perluasan pendampingan komunitas masyarakat local

sesuai dengan potensi ekonomi daerah 2 Peningkatan nilai tambah produk unggulan melalui industry pengolahan

dan packaging 3 Peningkatan promosi ekonomi masyarakat secara menyeluruh(budaya,

  62  

produk dan potensi alam) di tingkat Provinsi 4 Peningkatan promosi produk unggulan OVOP secara nasional dan

internasional(fairs, events, festival) Tahun Kelima(Lanjutan) Tahun 2014 1 Peningkatan dan perluasan pendampingan komunitas masyarakat local

sesuai dengan potensi ekonomi daerah 2 Peningkatan nilai tambah produk unggulan melalui industry pengolahan

dan packaging 3 Peningkatan promosi ekonomi masyarakat secara menyeluruh(budaya,

produk dan potensi alam) di tingkat Provinsi 4 Peningkatan promosi produk unggulan OVOP secara nasional dan

internasional(fairs, events, festival) Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI

Ruang lingkup kegiatan pada tahun 2010 melakukan pengembangan

komoditas unggulan daerah melaluai penyediaan infrastruktur (kendaaran

pendingin atau cooling unit), ruang pendingin atu cold storage, green house,

peralatan pasca panen, pelatihan serta meningkatkan kapasitas kelompok Tani

melalui kelembagaan koperasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada

melalui kerja sama dengan Misi Teknik Taiwan.

Program OVOP ini juga mempunyai beberapa persoalan penting untuk

diperhatikan, yaitu yang pertama, program OVOP merupakan minat dan tekad

dari masyarakat di pedesaan atau daerah itu sendiri tanpa perintah atau paksaan

dari Pemerintah, kedua program OVOP ini tidak sepenuhnya subsidi atau

anggaran dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, ketiga masyarakat berhak

menentukan sendiri komoditas atau produk serta kegiatan yang sesuai untuk

kepentingan daerahnya hal ini akan menumbukan rasa tanggungjawab terhadap

keberhasilan atau kegagalan usahanya.

Masayarakat setempat bebas menentukan komoditas atau produk khas

yang sesuai dengan sumberdaya di daerah masing-masing dan mereka berhak

  63  

mengolah serta meningkat mutu dengan teknologi untuk meningkatkan nilai

tambah merupakan persoalan yang keempat, kelima perlunya membandingkan

barang-barang konsumsi lainya untuk memperjelas nilai laba yang diperoleh

setelah mengikuti program OVOP, keenam untuk pengolahan dan pemasaran

produk pemerintah dapat memberikan bimbingan teknis sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, ketujuh Dalam program OVOP ini masyarakat diupayakan untuk

menyajikan keunikan atau mempunyai ciri khas produk sehingga pemerintah

dapat membuat persaingan yang sehat antar desa dengan memanfaatkan keunikan

masing-masing, kedelapan dengan adanya produk yang lebih unggul dari luar

daerahnya mayarakat setempat akan bangga terhadap produk yang dibuatnya serta

dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga mengurangi urbanisasi, dan yang

terakhir perlu dilakukannya penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas

masyarakat dalam melaksanakan program OVOP78.

3.2.1 Support Pemerintah Indonesia Dalam Mengembangkan Potensi

Produk OVOP

Pemerintah Pusat mempunyai peranan yang besar dalam memajukan,

mengembangkan serta mengoptimalkan potensi produk unggulan yang ada

didaerah wilayah Indonesia melalui pembuatan regulasi untuk menerapkan,

beserta pentunjuk teknis dan pelaksanaan konsep One Village One Product

                                                                                                               78  Blue Print One Village One Product, Kementrian Koperasi dan UKM diakses dalam http://smecda.com/wp-content/uploads/2015/11/eBook-Bloe_print_ovop.compressed.pdf pada tanggal 31 Mei 2016  

  64  

(OVOP) yang diaplikasikan di setiap daerah agar mampu untuk mengembangkan

perekonomian di daerahnya. Peranan dari Pemerintah pusat maupun Pemerintah

daerah disini mencakup pemberian bantuan modal, bantuan peningkatan kualitas

SDM, bantuan produksi seperti desain pengemasan, bantuan pemasaran dan

distribusi lebih banyak hanya memfasilitasi dan juga membantu supaya potensi

yang sudah ada dapat menjadi lebih baik dan berkembang. Peran utama dalam

gerakan ini adalah para tokoh lokal daerah yang dijadikan panutan dan juga

penggerak bagi masyarakat lainnya supaya dapat berubah dan membangun

daerahnya79.

Tabel 3.2.1: Peran Instansi dalam Rintisan OVOP TA 2010

No Instansi Peran Realisasi  1 Kementerian

Koperasi dan UKM

• Perkuatan sarana demplot (Greenhouse) • Perkuatan Kelembagaan Koperasi program OVOP

- Penguatan Kelompok, Fokus : fasilitasi kelompok

• Pendampingan Teknis Lapangan-Peningkatan Rantai Agribisnis, Fokus : Pemasaran-Peningkatan Rantai Agribisnis, Fokus : Komoditi unggulan dan kualitas

Dana  100  juta  Rupiah  

 

2 Dinaskop Provinsi

• Studi banding ke Provinsi • Temu usaha dengan calon Buyers • Pameran Promosi

Diskusi Terbatas Analisis Produk Karet Prioritas untuk Tujuan Ekspor, Partisipasi pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Diplomasi Ekonomi Untuk Diplomat Muda, Partisipasi pada Adiwastra

                                                                                                               79  Tabloid Diplomasi, Gerakan Ovop sebagai upaya pengembangan daerah, diakses dalam http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/49-juni-2008/426-gerakan-ovop-one-village-one-product-sebagai-upaya-peningkatan-pengembangan-daerah.html, pada 5 juni 2016

  65  

Nusantara 2016, Kunjungan Kerja Menteri Perdagangan di Surabaya dan Malang, Kunjungan Konsultasi dan Koordinasi DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.  

3 Dinaskop Kabupaten

• Perkuatan Kelembagaan Koperasi • Pendampingan teknis budidaya • Pendampingan teknis design packaging dan

pemasaran • Pendampingan Teknologi Pengolahan / Processing

Paska Panen • Pengadaan Sarana Produksi Pertanian (Benih,

Obat-obatan, Sarana Pengairan)

Koperasi Mitra Tani komoditas Sayur mayur dan Beras Koperasi Unit dengan komoditas hortikultura (Paprika, Tomat cherry dll), dan KSU Bahari  

Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM RI

Fasilitas atau bantuan dana tersebut adalah dukungan untuk

mengembangkan produk sehingga tercapainya hasil yang maksimal dari produk

itu sendiri.  Peran pemerintah difokuskan pada fungsi regulasi dan fasilitasi untuk

menciptakan struktur pasar dan persaingan yang sehat bagi koperasi, pengusaha

mikro, kecil dan menengah, serta mengoreksi ketidaksempurnaan mekanisme

pasar dengan menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif, serta memberikan

dukungan perkuatan bagi koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah.

3.2.2 Perluasan Produk Unggulan One Village One Product

Pendekatan program One Village One Product yang dilakukan di Koperasi

Mitra Tani Parahyangan yang mengalami kesuksesan membuat pemerintah

memperluas area binaan OVOP. Berdasarkan surat Deputi Bidang Pengkajian

  66  

Sumberdaya UMKM, No.13/Dep.7/III/2010, tertanggal 8 Maret 2010, kepada

Pemerintah Kepala Daerah se Indonesia, berhasil menerima usulan potensi

komoditas unggulan daerah atau pedesaan diperluas berbasiskan peningkatan

mutu dan daya saing agar produk unggulan itu bernilai tambah hingga tahun 2014

sebagai tercantum di tabel bawah :

Tabel 3.2.2 : Produk Unggulan OVOP

No Provinsi Kabupaten/Kota Produk Unggulan 1 Sumatera Barat 1. Kota Bukit Tinggi

2. Kab.Tanah Datar Bordir Kerancang Tenun Pandai Sikek

2 Sumatera Selatan 1. Kota prabumulih Nanas 3 Bengkulu 1. Kota Bengkulu

2. Kepahyang 3. Kaur

Jeruk Kalamansi Kopi Kopi

4 Bangka Belitung 1. Pangkal Pinang Tenun Cual 5 Jawa Barat 1. Tasikmalaya

2. Bandung 3. Cianjur 4. Garut

Bordir Strawberry Sayuran Paprika

6 Jawa Timur 1. Pacitan 2. Malang 3. Madura

Batik Tulis Kripik Buah Tepung Cassava

7 Bali 1. Badung 2. Bangli 3. Bangli 4. Jembara

Sayur Mayur Paprika Kerajinan Bambu Tenun Cagcag

8 Sulawesi Selatan 1. Gowa 2. Palopo 3. Pangkep 4. Bantaeng

Markisa Coklat/Kakao Jeruk Apel

9 Sulawesi Tenggara 1. Wakatobi Rumput Laut 10 Sulawesi Tengah 1. Kota Palu Bawang Goreng 11 Maluku 1. Buru Minyak Kayu

Putih 12 Papua Barat 1. Teluk Bintuni Gaharu, Minyak

Atsiri 13 Lampung 1. Tanggamus Kopi Organik 14 Aceh 1. Gayo Kopi

  67  

2. Aceh Besar 3. Aceh Barat

Kerajinan Bordir Nilam

15 Sumatera Utara 1. Karo 2. Brastagi

Jeruk Markisa

16 Jambi 1. Sungai Penuh 2. Kab Bungo 3. Batang Hari

Anyaman Pandan Tenun Songket Ukiran Kayu Betung

17 Riau 1. Bengkalis Lempuk Durian 18 Kepulauan Riau 1. Batam Rumput Laut 19 Jawa Tengah 1. Sukoharjo

2. Sukaharjo 3. Wonosobo 4. Bojonegoro 5. Surakarta 6. Kudus 7. Klaten 8. Semarang

Furniture Garmen Carica Furniture Batik Garmen Bordir Kain Lurik Kain Perca

20 Jogjakarta 1. Bantul 2. Kulon Progo

Gerabah Gula Semut

21 NTB 1. Lombok 2. Bima

Gerabah Batik Sasambo

22 NTT 1. Kupang 2. Belu

Tenun Ikat Gerabah

23 Maluku Utara 1. Ternate Kerajinan Bambu 24 Sulawesi Utara 1. Tomohan

2. Kep Talaud Mebel Kayu Kelapa Sirip Ikan Hiu

25 Gorontalo 1. Gorontalo Bordir Karawang 26 Kalimantan Timur 1. Samarinda Kain Sarung 27 Kalimantan Barat 1. Pontianak

2. Barito Kuala 3. Singkawang

Aloevera Anyaman Purun Keramik

28 Kalimantan Selatan 1. Banjar Batu Mulia Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM

Pemberdayaan UKM dengan tujuan untuk mewujudkan industri kecil dan

industri kecil menengah yang mampu bersaing, berperan dalam penguatan

struktur industri nasional, mengurangi kemiskinan dan terbukanya lapangan kerja

baru, serta menghasilkan barang atau jasa untuk keperluan ekspor. Untuk

  68  

meraangang masyarakat agar dapat lebih membuat inovesi terhadap produk yang

dimilikinya pemerintah memberikan penghargaan dengan kriteria seperti yang ada

dibagan :

Bagan : Pembinaan UKM Yang Berorientasi Ekspor Melalui Pendekatan

OVOP

Sumber : Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Kab/Kota   Provinsi   Pemerintah  Pusat  

Bintang  3  Bintang  1  Bintang  2  

Bintang  4  Bintang  5  

Bentuk  fasilitasi  yang  di  berikan  diantaranya  :  

1. Pendidikan  dan  pelatihan  

2. Pendampingan  tenaga  ahli  

3. Bantuan  Pengadaan  sarana  Produksi  

4. Pemberian  fasilitas  dan  pendampingan  dalam  promosi  dan  pemasaran  dalam  negri  

Bentuk  fasilitasi  yang  di  berikan  diantaranya  :  

1. Pendidikan  dan  pelatihan  

2. Pendampingan  tenaga  ahli  

3. Fasilitas/Bantuan  Pengadaan  sarana  Produksi  

4. Pemberian  fasilitas  dan  pendampingan  dalam  promosi  dan  pemasaran  dalam  negri  

 

Bentuk  fasilitasi  yang  di  berikan  diantaranya  :  

1. Pendidikan  dan  pelatihan  

2. Pendampingan  tenaga  ahli  

3. Fasilitasi  sertifikasi  produk  dan  sistem  mutu  

4. Fasilitasi  peningkatan  akses  pembiayaan  

5. Fasilitas/Bantuan  pengadaan  sarana  Produksi  

6. Pemberian  Fasilitas  dan  pendampingan  dalam  promosi  dan  pemasaran  dalam  negir/luar  negeri  

   

  69  

Sesuai Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 775/M-

IND/Kep/12/2013, Tanggal 23 Desember 2013 ada sepuluh produk OVOP yang

mendapatkan penghargaan seperti pada gambar serta tabel dibawah :

Tabel : Produk OVOP Yang Mendapatkan Penghargaan Tahun 2013

No Kalsifikasi

Kategori Perusahaan Desa Provinsi

1 Bintang Lima

Batik Puspa Kencana

Laweyan/Surakarta Jawa Tengah

2 Bintang Empat

Batik Gunawan Setiawan

Kauman/Surakarta Jawa Tengah

3 Bintang Empat

Batik Winoto Sastro Wukirsari/Yogyakarta

DIY

4 Bintang Empat

Batik Batik Banten Mukar Mas

Sentul/Serang Banten

5 Bintang Empat

Makanan Ringan

PT.Tama Cokelat Indonesia (Cokelat)

Racangbangau /Garut

Jawa Barat

6 Bintang Empat

Minuman Sari Buah dan Sirup Buah

CV. Dukuh Lestari

Sibetan/Bali Bali

7 Bintang Tiga

Makanan Ringan

Suka Senang (Keripik dan Sale Pisang)

Cijeungjing/Ciamis Jawa Barat

8 Bintang Tiga

Tenun CV. Yoga Pratama Mandiri

Jarum/Klaten Jawa Tengah

9 Bintang Tiga

Batik Batik Girisari Karang Rejek/Bantul

DIY

10 Bintang Tiga

Gerabah /Keramik Hias

PT. Timboel Kasongan/Bantul DIY

Sumber : Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

  70  

Gambar : Peanugerahan Piagam OVOP Tahun 201380

 

Gambar : Batik Banten Menerima Penghargaan Bintang Empat  

 

Sumber  :  Kementerian  Perindustrian  Republik  Indonesia  

 

 

                                                                                                                 80  Wakil menteri Perindustrian Alex SW Retraubun bersama Dirjen IKM Euis Saedah berfoto dengan para penerima penghargaan piagam OVOP di Kementerian Perindustrian.

  71  

3.3 Pertumbuhan UMKM dan Koperasi

Peran dari UMKM itu sendiri merupakan penggerak utama sektor rill yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah UMKM pada tahun 2010

sampai dengan 2012 mengalami kenaikan 53.823.732 menjadi 56.534.529,

dimana tidak hanya jumlah UMKM yang mengalami peningkatan melainkan

pertumbuhan jumlah tenaga kerja, sumbangan PDB, bahkan menikatkan

pertumbuhan nilai ekspor.

Tabel 3.2.1 : Perkembangan UMKM dari tahun 2010 – 201281

No Indikator Satuan 2010 2011 2012

1 Jumlah UMKM Unit 53.823.732 55.206.444 56.534.529

2 Pertumbuhan Jumlah UMKM

Persen 2,01 2,57 2,41

3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM

Orang 99.401.775 101.722. 458 107.657. 509

4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja UMKM

Persen 3,32 2,33 5,83

5 Sumbangan PDB UMKM (Harga Konstan)

Rp. Miliar 1.282.571, 80 1.369.326,00 1.504.928,20

6 Pertumbuhan sumbangan PDB UMKM

Persen 5,77 6,76 9,90

7 Nilai Ekspor UMKM Rp Miliar 175.894, 89 187.441, 82 208.067,00

8 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM

Persen 8,41 6,56 11,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

                                                                                                               81    Badan Perencanaan Pembangunan, diakses dalam http://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/data-dan-statistik1/ekonomi/  

  72  

Dari tabel diatas dapat kita ambil kesimpulan jika pada tahun 2010-2012

merupakan masa pertumbuhan yang bagus bagi UMKM. Selama periode tersebut

UMKM bertambah sebanyak 2.710.797 unit, pertumbuhan jumlah tenaga kerja

oleh UMKM juga mengalami peningkatan yang cukup pesat yaitu bertambah

8.255.734 orang. Tidak hanya itu, sumbangan PDB UMKM juga ikut naik

1.282.571,00 miliar menjadi 1.504.928,20 miliar. Selama 3 tahun, tercatat ada

peningkatan nilai ekspor UMKM sebanyak 32.172,11 miliar.

Pencapaian pertumbuhan tidak hanya pada UMKM, namun koperasi juga

mengalami pertumbuhan meskipun tidak melonjak tajam seperti UMKM.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia selama tahun

2010-2013 jumlah koperasi di seluruh indonesia naik dari 177.482 unit menjadi

194.295 unit. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa koperasi juga dapat

berkembang dari tahun ke tahun.

Tabel 3.2.1 : Perkembangan Koperasi dari tahun 2010 – 2013

No Indikator Satuan 2010-2011 2011-2012 2012-2013

1 Jumlah Koperasi Unit 177 482 188 181 194 295

2 Pertumbuhan Koperasi Persen 4.15 6.03 3.25

3 Jumlah Koperasi Aktif Unit 124 855 133 666 139 321

4 Prosentase Koperasi Aktif

dari Total Jumlah Koperasi

Persen 70.35 71.03 71.71

5 Pertumbuhan Jumlah

Koperasi Aktif

Persen 3.64 7.06 4.23

6 Jumlah Anggota Koperasi Orang 30 461 121 30 849 913 33 869 439

  73  

Aktif

7 Pertumbuhan Jumlah

Anggota Koperasi Aktif

Persen 4.18 1.28

9.79

8 Permodalan Rp. Juta 64 788 727 75 484 237 102 826 158

9 Pertumbuhan Permodalan Persen 8.25 16.51 36.22

10 Volume Usaha Rp. Juta 76 822 082 95 062 402 119 182 690

11 Pertumbuhan Volume Usaha Persen 6.43 23.74 25.37

12 Selisih Hasil Usaha (SHU) Rp. Juta 5 622 164 6 336 481 6 661 926

13 Pertumbuhan SHU Persen 6.00 12.71 5.14

Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Dari tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2012-2013 dari jumlah

koperasi 194.295 unit hanya 139.321 unit jumlah koperasi yang masih aktif,

berarti ada 54.938 unit koperasi yang collapse.82

Pembinaan dan pengembangan UKM yang dilakukan oleh Kementerian

Perindustrian sepanjang tahun 2014 telah menghasilkan kontribusi UKM terhadap

PDB industri pengolahan non-migas secara keseluruhan sebesar 34,56% . Angka

persentasi ini dapat dicapai berkat dukungan dari sekitar 3,522 juta unit usaha

UKM (yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional). Dengan

jumlah unit usaha tersebut dapat terserap tenaga kerja sebanyak 9,02 juta orang.

Sedangkan nilai ekspor yang dicapai pada tahun yang sama adalah sebesar

US$.19,62 Milyar sebagai proses dari investasi yang ditanam sebesar Rp. 34,94

Triliyun, nilai bahan baku sebesar Rp. 288,39 Triliyun, nilai produksi sebesar Rp.

                                                                                                               82  lathifa fitriyani, dkk, Perkembangan Koperasi dan UKM di Indonesia http://www.kompasiana.com/ratripurwasih/perkembangan-koperasi-dan-ukm-di-indonesia_5520e43ea33311614a46cdb1, pada tanggal 5 Februari 2016.  

  74  

615,02 Triliyun, dan nilai tambah sebesar Rp. 252,53 Triliyun. Hal ini berdampak

pada meningkatnya ekonomi Nasional serta mengurangi kemiskinan83.

Melalui program OVOP, UKM dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dan

tekun dalam mengolah potensi sumber daya daerah, Salah satunya dengan

menciptakan dan mengembangkan kearifan lokal sebagai keunggulan komparatif

dan keunggulan kompetitif antar daerah sehingga produk-produk dari daerah

masing-masing yang dihasilkan dapat menjadi produk satu-satunya daerah

tersebut (Only One) atau menjadi produk nomor satu (Number One).

Keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu Negara

karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari

pada Negara lain. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan

meskipun suatu Negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap

Negara lain. Teori itu didasarkan akan eksistensi dan kemampuan khusus suatu

bangsa dalam melakukan produksi komoditas yang dapat bersaing di pasar dunia

berdasarkan keunggulan komparatif yang dimilikinya.84

Upaya Indonesia melalui OVOP dapat dianalisis dari teori keunggulan

komperatif yang menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan

kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage

terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu

mengekspor suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan

                                                                                                               83  SALEH HUSIN, SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PENGANUGERAHAN PIAGAM OVOP JAKARTA, 22 DESEMBER 2015, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, hal 4. 84  Op.cit. Drs. Yanuar Ikbar, M.A, Hal. 44-45

  75  

mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan biaya yang besar.85

Teori ini juga menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya

tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak

tenaga yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang atau produk, maka

makin mahal juga barang atau produk tersebut.86

Dilihat dari dari sisi keunggulan kompetitifnya yang di kemukakan oleh

Michael Porter yaitu selain ditentukan oleh faktor keunggulan komparatif yang

diwariskan, tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor kompetitif yang

dikembangkan. Pendekatan memalui program OVOP ini menjadikan produk atau

komoditi daerahnya Only One atau Number One. Produk Only One maksudnya

adalah produk yang dihasilkan hanya satu- satunya dimiliki oleh di suatu daerah,

sedang produk Number One dimaksudkan adalah jumlah yang dihasilkan terdapat

di lebih dari satu tempat dan pelaku usaha UKM menjadikan kualitas produknya

nomor satu diantara produk sejenis lainnya. Mengkategorikan produk di daerah

berbentuk Only One atau Number One tergantung kepada bagaimana masyarakat

UKM mengolah potensi daerah masing-masing, baik potensi sumberdaya alam,

sumber daya manusia serta penerapan kreativitas, inovasi dan teknologi yang

dimiliki sehingga dapat bersaing dengan pasar ASEAN.

 

                                                                                                               85Op.Cit. Yusmichad Yusdja.  86Op.Cit. Anik Widi Astuti.