55
58 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Pulau Madura 1. Istilah Madura dalam Tinjauan Historis Menurut legenda, ada suatu negara yang disebut Mendangkamulan dan berkuasa seorang raja bernama Sang Hyang Tunggal. Raja tersebut mempunyai seorang putri yang bernama Bendoro Gung. Pada suatu ketika putri tersebut hamil dan diketahui ayahnya. Beberapa kali ayahnya menanyakan siapa yang menghamilinya, tetapi anaknya tidak tahu penyebab kehamilannya. Raja sangat marah dan memanggil patihnya yang bernama Pranggulang untuk membunuh anaknya itu. Patih tidak diizinkan kembali ke kerajaan jika belum membunuh putri Bendoro. Maka dibawalah putri tersebut ke hutan. Ketika patih menghunus pedangnya ke leher putri, pedang tersebut selalu terjatuh ke tanah, bahkan kejadiannya berulang sampai tiga kali. Akhirnya, patih yakin bahwa kehamilan putri raja itu bukan karena perbuatannya sendiri. Patih Pranggulang memutuskan untuk tidak kembali ke kerajaan dan mengubah namanya menjadi Kiai Poleng, serta mengganti pakaiannya dengan poléng (sejenis kain tenun Madura). Selanjutnya putri dihanyutkan dengan ghiték (rakit) menuju pulau “Madu Oro”. Dari peristiwa inilah nama pulau Madura diambil. 112 112 Amrullah Afif. 2015. Islam di Madura. Jurnal Islamuna Volume 2 Nomor 1. ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/islamuna/article/download/654/607. Diakses pada Senin, 03 Maret 2017.

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Pulau Madura 1. Istilah ...eprints.umm.ac.id/35920/4/jiptummpp-gdl-yudikurnia-48898-4-babiii.pdf · DESKRIPSI WILAYAH A. Pulau Madura 1. Istilah Madura

Embed Size (px)

Citation preview

58

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

A. Pulau Madura

1. Istilah Madura dalam Tinjauan Historis

Menurut legenda, ada suatu negara yang disebut Mendangkamulan dan

berkuasa seorang raja bernama Sang Hyang Tunggal. Raja tersebut

mempunyai seorang putri yang bernama Bendoro Gung. Pada suatu

ketika putri tersebut hamil dan diketahui ayahnya. Beberapa kali ayahnya

menanyakan siapa yang menghamilinya, tetapi anaknya tidak tahu

penyebab kehamilannya. Raja sangat marah dan memanggil patihnya

yang bernama Pranggulang untuk membunuh anaknya itu. Patih tidak

diizinkan kembali ke kerajaan jika belum membunuh putri Bendoro.

Maka dibawalah putri tersebut ke hutan. Ketika patih menghunus

pedangnya ke leher putri, pedang tersebut selalu terjatuh ke tanah,

bahkan kejadiannya berulang sampai tiga kali. Akhirnya, patih yakin

bahwa kehamilan putri raja itu bukan karena perbuatannya sendiri. Patih

Pranggulang memutuskan untuk tidak kembali ke kerajaan dan

mengubah namanya menjadi Kiai Poleng, serta mengganti pakaiannya

dengan poléng (sejenis kain tenun Madura). Selanjutnya putri

dihanyutkan dengan ghiték (rakit) menuju pulau “Madu Oro”. Dari

peristiwa inilah nama pulau Madura diambil.112

112 Amrullah Afif. 2015. Islam di Madura. Jurnal Islamuna Volume 2 Nomor 1.

ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/islamuna/article/download/654/607. Diakses pada Senin,

03 Maret 2017.

59

Selain itu, ada yang berpendapat bahwa Madura berasal dari para

penganjur agama dari India ketika tiba di Nusantara diawal abad

milenium pertama. Kaum Brahmana rupanya menemukan pulau yang

indah, sehingga dengan menggunakan bahasa Sansakerta Madura berarti

permai, indah, molek, cantik, jelita, manis, ramah, dan lemah lembut. Hal

inilah kemudian beberapa abad Jayendradewi Prajnaparamita salah

seorang istri Majapahit pertama Sri Kertarajasa Jayawardana,

melambangkan gunacaranurupita satyapara (watak sangat setia dan kaya

akan sifat baik dan berguna) serta memiliki anindyeng raras (kecantikan

rupa tanpa cacat).113 Hal ini pu telah lama dikemukakan oleh P. J. Veth

(1903) yang menulis tentang perbandingan keindahan Jawa dan Madura.

Menurutnya, Madura menghadirkan sebuah keindahan yang sederhana,

dengan warna-warna lembut bergaris-garis, dengan silang-menyilang

warna putih kapur.114

2. Sejarah Perjuangan Trunojoyo

Madura yang mulanya dikuasai oleh raja-raja lokal ditaklukkan oleh

Raja Mataram, Sultan Agung pada tahun 1624. Akibat taklukan itu,

pemerintahan di Pulau Madura dipersatukan dibawah satu orang yang

berasal dari garis kepangeranan Madura. Ibu kota Madura saat itu adalah

Sampang, Para Pangeran ini setelah tahun 1678 menggunakan nama

113Bustama dalam Aswab Mahasin dalam Kajian Akademis tentang Provinsi Madura Universitas

Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 13. 114Kuntowijoyo dalam Draf Surat Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) terhadap Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia dari empat Bupati dan Ketua DPRD, serta Forum Komunikasi BPD

dan Asosiasi Kepala Desa se-Madura yang dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Fakultas

Hukum Universitas Trunojoyo Madura kepada Mahkamah Konstitusi pada tahun 2016.

60

Cakraningrat yang kelak memainkan peranan politik penting di Jawa

Timur hingga pertengahan awal abad XVIII.115

Sebagai daerah yang menjadi taklukan Kerajaan Mataram, sudah

pasti tidak ada kebebasan dalam pemerintahan atau pengaturan

daerahnya. Untuk itu kerap timbul penentangan-penentangan dari

pangeran-pangeran di Madura terhadap Raja Mataram. Penentangan

pertama kali dilakukan oleh Raden Trunojoyo pada masa pemerintahan

Amangkurat I. Ketidaksukaan Trunojoyo kepada Amangkurat I karena

telah membunuh ayahnya.116

Sekitar tahun 1677 sampai 1669 dengan didampingi Macan Wulung,

menantu dari Panembahan Sumenep, Trunojoyo melakukan perlawanan,

lebih tepatnya pemberontakan terhadap penguasa saat itu, Amangkurat I,

Raja Mataram yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya

sendiri. Sikap Amangkurat ini sangat jauh berbeda dengan ayahnya, raja

sebelumnya, Sultan Agung yang begitu gigih mengusir kolonial Belanda

dari tanah Jawa. Ketidaksukaan rakyat dan beberapa tokoh pada waktu itu

semakin meningkat karena Amangkurat I menjalin hubungan dekat

dengan pihak kolonial Belanda (VOC) sehingga Trunojoyo mengambil

sikap melawan walau dengan raja sekalipun.117

115Dinas Perpustakaan dan Kearsipan provinsi Jawa Timur. Pembentukan Negara Madura Tahun

1948 Dan Dampaknya Terhadap Republik.

http://bapersip.jatimprov.go.id/bapersip/publikasi_naskah_arsip_detail.jsp?id=724. Diakses pada

07 April 2017. 116Ibid. 117Akarasa.com. 2016. Sejarah Lengkap pemberontakan Trunojoyo.

http://www.akarasa.com/2016/02/trunojoyo-antara-sang-pemberontak-dan.html. Diakses pada

Senin, 03 April 2017.

61

Pemberontakan Trunojoyo diawali dengan penculikan Cakraningrat II

dan kemudian mengasingkannya ke Lodaya Kediri. Pemberontakan

Trunojoyo ini mendapat dukungan dari rakyat Madura karena

Cakraningrat II dinilai telah mengabaikan pemerintahan Madura.

Pasca Trunojoyo mendapatkan kekuasaan kembali atas Madura, ia

menghimpun kekuatan dan merebut kekuasaan atas Pamekasan di Madura

Tengah bagian selatan. Pamekasan kemudian dijadikan pangkalan

pemberontakan. Dari pangkalan ini dia bisa menguasai seluruh Madura

selama tahun 1671. Trunojoyo ingin memperluas wilayah kekuasaannya

disepanjang pesisir Jawa. Akhirnya dengan bersekutu dengan orang-orang

dari Makasar, pada tahun 1675 terjadi pemberontakan. Pasukan

Trunojoyo memasuki Jawa dan merebut Surabaya. Dukungan kepadanya

semakin kuat terbukti dengan banyaknya kemenangan-kemenangan yang

diperoleh.

VOC (Vereenigde Oost-lndische Compagnie) tidak tinggal diam

dengan segala peristiwa yang terjadi di pesisir Pulau Jawa. VOC yang

menginginkan adanya stabilitas di daerah pesisir utara guna kelancaran

jalur pelayaran dan perdagangan, berusaha mengambil tindakan terhadap

peristiwa di pesisir Jawa tersebut.

Akhirya pada buian Februari 1677 Amangkurat I dan VOC melakukan

pembaharuan perjanjian yang telah dibuat tahun 1646. Perjanjian itu

dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi saat itu. Berdasarkan

perjanjian itu VOC akan membantu Amangkurat I melawan musuh-

musuhnya. Namun konsekuensinya, Amangkurat I membayar semua

62

biaya yang dikeluarkan dan memberi konsesi-konsesi ekonomi kepada

VOC, seperti pembebasan dari cukai. Akhirnya, Benteng Trunojoyo

sedikit demi sedikit dapat dikuasai oleh VOC hingga akhirnya Trunojoyo

menyerah di lereng Gunung Kelud pada tanggal 27 Desember 1679.118

3. Kondisi Geografis

Wilayah Madura pada tahun 1885 oleh Pemerintah Belanda dibagi

menjadi empat kabupaten, yakni Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten

Sampang sebagai Madura Barat sedangkan Kabupaten Pamekasan dan

Kabupaten Sumenep dianggap Madura Timur.119

Secara administratif wilayah Madura merupakan bagian dari Provinsi

Jawa Timur. Secara umum, wilayah Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi

dua bagian besar yaitu Jawa Timur daratan dan Pulau Madura. Luas

wilayah Jawa Timur mencakup 90 persen dari seluruh luas wilayah

Provinsi Jawa Timur, sedangkan luas Pulau Madura hanya sekitar 10

persen.120

Daerah Madura terletak antara koordinat 113 32’ 54’ BT – 116 16’

48’ BT dan diantara 4 55’ LS – 7 24LS dengan batas-batas sebagai

berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Flores dan Jawa

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura

118Duniapusaka.com. 2017. Kerajaan Madura. http://www.duniapusaka.com/blog/kerajaan-

madura. Diakses pada 03 April 2017. 119Kuntowijoyo dalam Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi

Madura. Hlm 14. 120Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2016. Jawa Timur Dalam Angka. 2016.

https://jatim.bps.go.id/4dm!n/pdf_publikasi/Provinsi-Jawa-Timur-Dalam-Angka-2016--.pdf.

Diakses pada 04 April 2017.

63

4. Sebelah barat berbatasan dengan Surabaya

Iklim di Madura terbagi menjadi dua musim, yaitu musim barat

(nembara’) atau musim hujan, yang biasanya berkisar antara Oktober

sampau April dan musim kemarau yang berkisar antara April sampai

Oktober.

Suhu udara di Madura berkisar antara 27o C-28oC.121 Hal ini

menyebabkan Madura memiliki tanah yang tidak subur. Sebagian besar

tanah yang diolah terdiri dari tegalan (tanah kering) yang menghasilkan

jagung dan singkong yang ditanam musim hujan sedangkan lahan yang

sama sekali tidak subur digunakan untuk produksi garam.

Kegersangan dan ketandusan di Madura selain karena iklim yang

panas, juga disebabkan oleh kondisi tanahnya yang bercampur dengan

kapur dan tanah liat. Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh aktivitas

penyempitan hutan yaitu sekitar 6%. Padahal, pada 1973 luas daerah

hutannya masih berkisar sekitar 13%.122

4. Situasi Politik dan Partisipasi Pemilu di Madura

Kepemimpinan desa yang awalnya banyak dipengaruhi dan ditentukan

oleh para pendiri desa yang kemudian menjadikannya sebagai tokoh

masyarakat bahkan sebagai penyebar agama Islam yang seringkali disebut

sebagai Kyai. Kekuatan politik Kyai semakin nyata dengan berdirinya

berbagai partai politik yang berbasis Islam.123

121Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 14. 122Hub de Jonge dalam Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi

Madura. Hlm 15. 123Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 29.

64

Partai Masyumi sebagai partai politik berbasis Islam pada masa Orde

Lama kala itu merupakan partai yang memiliki pengaruh besar di Madura.

Pasca Masyumi dibubarkan, pergeseran politik beralih ke partai NU

sebagai partai politik yang berbasis Islam juga. Pada masa Orde Baru,

seiring dengan kebijakan pemerintah yang meleburkan partai-partai islam

menjadi satu partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), maka

masyarakat Madura pun beralih ke partai tersebut.124 Hanya saja,

meskipun pergeseran pilihan politik terus terjadi, namun pilihan

masyarakat masih mengarah kepada partai politik berbasis Islam.125

Madura secara geografis memiliki jarak yang cukup jauh dengan DKI

Jakarta sebagai episentrum politik nasional. Namun demikian, tingkat

partisipasi politik pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 di Daerah

Pemilihan (Dapil) Jatim XI yaitu Madura masuk dalam kategori tertinggi.

Grafik 1. Tingkat Partisipasi Pemilih Tinggi Dari Rata-Rata Nasional pada

Pemilu 2014

Sumber: Kajian mengenai Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 dilakukan oleh Electoral

Research Institute (ERI) bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

124Ibid. 125Ibid.

65

Berdasarkan grafik tersebut, selain Papua, tingkat tertinggi partisipasi

pemilih anggota DPR pada Pemilu 2014 yang lalu terjadi di Daerah

Pemilihan (Dapil) Jatim XI yang meliputi kawasan Madura, sebesar 87%.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Madura tidak tabu dengan

politik.

5. Perkembangan Ekonomi dan Sosial Budaya Madura

Adanya jembatan Suramadu meningkatkan arus perekonomian dan

transfer sosial budaya ke wilayah Madura semakin cepat.126Pada tahun

2006, saat Suramadu belum ada, PDRB ADHK Madura mencapai Rp

11,36 triliun. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2011, ada kenaikan Rp

2,8 triliun menjadi Rp 14,16 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa

ekonomi Madura mulai tumbuh naik dengan kontribusi terhadap PDRB

Jatim 3,86 persen pada 2011.127

Untuk sosial dan budaya, masyarakat Madura sendiri berbeda dengan

masyarakat lainnya termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya,

Malang, dan lain-lain). Meskipun daerah lainnya berada dalam satu

provinsi yang sama, yaitu Jawa Timur, namun Madura tetap memiliki

corak, karakter, dan sifat yang berbeda dengan Jawa.128 Masyarakat

126Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menenagah Daerah Provinsi Jawa Timur 2014-2019.

http://jatimprov.go.id/ppid/uploads/berkasppid/bab-ii-rpjmd-2014-hal-47-87.pdf. Diakses Pada

Selasa, 04 April 2017. 127Rachman Farizi. 2015. Suramadu Dan Harapan Jadi Gerbang Ekonomi Madura.

http://lecturer.ppns.ac.id/farizirachman/2015/08/05/suramadu-dan-harapan-jadi-gerbang-ekonomi-

madura/#more-18. Diakses pada Selasa, 04 April 2017. 128Draf Surat Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) terhadap Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia dari empat Bupati dan Ketua DPRD, serta Forum Komunikasi BPD dan

66

Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereotipikal, dan

stigmatik. Penggunaan istilah khas menunjuk pada pengertian bahwa

entitas etnik Madura memiliki kekhususan-kultural yang tidak serupa

dengan etnografi komunitas etnik lain.129 Kekhususan kultural itu tampak

antara lain pada ketaatan, ketundukan, dan kepasrahan mereka secara

hierarkis kepada empat figur utama dalam berkehidupan, lebih-lebih

dalam praksis keberagamaan. Keempat figur itu adalah Buppa,’ Babbu,

Guru, ban Rato (Ayah, Ibu, Guru, dan Pemimpin Pemerintahan). Kepada

figur-figur utama itulah kepatuhan hierarkis orang-orang Madura

menampakkan wujudnya dalam praksis kehidupan sosial budaya

mereka.130

Dari sisi kehidupan keagamaan, orang Madura lebih menghormati

lembaga agama dan ulama dibandingkan dengan lembaga negara dan

aparatnya.131 Dengan kata lain, pemimpin informal masyarakat memiliki

pengaruh besar terhadap relasi sosial masyarakat. Selain berbagai sosial

budaya tersebut, beberapa tradisi masyarakat Madura lainnya yaitu

pengajian kitab kuning, yasinan, manakiben, nariyehen, dibe’en, dan

talqinan.132

Asosiasi Kepala Desa se-Madura yang dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Fakultas

Hukum Universitas Trunojoyo Madura kepada Mahkamah Konstitusi pada tahun 2016. 129Hasan Alwi dalam Taufiqurrahman. 2007. Identitas Budaya Madura. Jurnal Karsa, Volume XI

Nomor 1. Hlm 3.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251111&val=6749&title=IDENTITAS%20B

UDAYA%20MADURA. Diakses pada Selasa, 04 April 2017. 130A. Latief Wijaya dalam Taufiqurrahman. 2007. Identitas Budaya Madura. Jurnal Karsa,

Volume XI Nomor 1. Hlm 3. http://download.portalgaruda.org. Diakses pada Selasa, 04 April

2017. 131Siahaan dalam Rochana Totok. 2012. Orang Madura; Suatu Tinjauan Antropologis. Jurnal

Humanus, Volume XI Nomor 1. Hlm 48.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24998&val=1543. Diakses pada Selasa, 04

April 2017. 132Universitas Trunojoyo Madura. 2016. Kajian Akademis tentang Provinsi Madura. Hlm 37.

67

A. Kabupaten Sumenep

1. Wilayah Administrasi

Wilayah Kabupaten Sumenep berada diujung timur Pulau Madura

dengan luas 2.093,45 km² yang terletak diantara 113032’54" -

116016’48" Bujur Timur dan 4055’ - 7024’ Lintang Selatan, dengan

batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura

2. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan

4. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores

Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan.

Sebanyak 126 pulau, tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik

berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau paling utara adalah Pulau

Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil

laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau

Sakala dengan jarak ±165 miI laut dari Pelabuhan Kalianget.133

2. Pemerintahan

Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, empat kelurahan, dan

328 desa.134 Pemerintah Kabupaten Sumenep tahun 2014 jumlah PNS

sebanyak 11.141 orang, terdiri dari 7.720 laki-laki dan 3.421 perempuan.

Berdasarkan golongannya terdiri dari 287 (2,58%) golongan I, 3.204

(28,76%) golongan II, 4.492 (40,32%) golongan III, dan 3.158 (28,34%)

133Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 1. 134Kemendagri.go.id. 2017. Kabupaten Sumenep. http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-

daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-timur/detail/3529/sumenep. Diakses pada Rabu, 05 April 2017.

68

golongan IV. Sedangkan anggota DPRD Kabupaten Sumenep terdiri 47

orang (94%) yang laki-laki dan 3 orang (6%) perempuan.135

3. Sosial

a. Pendidikan

Jumlah sekolah di Kabupaten Sumenep 1.205 unit, terdiri dari

sekolah TK negeri, TK Swasta, SD Negeri, SD Swasta, SMP Negeri,

SMP Swasta, SMA Negeri, SMA Swasta, SMK Negeri, dan SMK

Swasta. Rasio murid terhadap sekolah tertinggi pada tingkat SMK

Negeri mencapai 1.023, artinya rata-rata SMK Negeri di Kabupaten

Sumenep pada tahun 2014 menampung sekitar 1.023 siswa. Angka

partisipasi sekolah perlu adanya perencanaan agar terjaga rasio ideal

antara murid dan jumlah sekolah. Jumlah Madrasah Diniyah,

Madrasah Ibtidiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah di

Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 berturut-turut adalah 1.170 unit,

550 unit, 310 unit, dan 141 unit dengan jumlah tenaga pengajar

sebanyak 25.318 orang.136

Jumlah Universitas/Perguruan Tinggi di Kabupaten Sumenep

sebanyak 4 unit. Dengan 10 jumlah jurusan di Universitas Wiraraja, 6

jumlah jurusan di STKIP PGRI, 6 jumlah jurusan di IDIA Pragaan,

dan 6 jumlah jurusan di STIK Annuqoyah.137

135Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 23. 136Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 105. 137Ibid.

69

b. Kesehatan

Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Sumenep memiliki

fasilitas kesehatan berupa 3 rumah sakit, 30 puskesmas, dan 71

pembantu puskesmas (Pustu). Keberadaan fasilitas kesehatan sudah

relatif mencukupi terhadap jumlah dan persebaran penduduk.

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Sumenep sebanyak

250.093 pasangan, yang menggunakan alat kontrasepsi tertinggi

berupa suntikan.138

c. Agama

Agama yang dianut oleh penduduk Kabupaten Sumenep beragam.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk

tahun 2010, penganut Islam berjumlah 1.033.854 jiwa (98,11%),

Kristen berjumlah 685 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 478 jiwa

(0,27%), Buddha berjumlah 118 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 8

jiwa (0,01%), Kong Hu Cu berjumlah 5 jiwa (0,002%).139

Jumlah pernikahan di Kabupaten Sumenep pada tahun 2014

sebanyak 8.885 pasangan. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah talak

sebanyak 391 pasangan, jumlah cerai sebanyak 554 pasangan, dan

jumlah rujuk sebanyak 1 (satu) pasangan. Penyebab perceraian di

Kabupaten Sumenep yang paling dominan adalah karena faktor

ekonomi sebanyak 339 pasangan.140

138Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 106. 139Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2010. Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang

Dianut.http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel. Diakses pada Rabu, 05 April 2017. 140Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 106.

70

4. Pertanian

Luas sawah di Kabupaten Sumenep 25.681,69 Ha. Terdiri dari irigasi

teknis seluas 4.650,44 Ha, irigasi setengah teknis seluas 1.837,95 Ha,

irigasi sederhana seluas 2.028,73 Ha, Irigasi desa seluas 173,00 Ha, dan

tadah hujan seluas 16.991,84 Ha. Sedangkan penggunaan lahan bukan

sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang, huma, padang

rumput, lahan sementara diusahakan, hutan rakyat, hutan negara,

rawarawa, tambak, kolam.141

a. Tanaman Pangan

Produksi tanaman pangan meliputi padi sawah, padi ladang, jagung,

ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan tanaman

sayur.142 Adapun hasil utamanya adalah padi yaitu untuk musim

tanam 2014 - 2015, produktifitas padi per hektar 7,02 ton untuk

gabah kering panen. Naik dibanding produktifitas musim tanam

2013-2014 sebesar 6,07 ton.143

b. Peternakan

Peternakan yang ada di Kabupaten Sumenep berdasarkan catatan

Dinas peternakan pada tahun 2014 diantaranya ternak besar (sapi,

kerbau, kuda), ternak kecil (kambing, domba, kelinci), dan Unggas

(ayam, itik, dan lain-lain).144

141Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 207. 142Ibid. 143P Temmy. 2015. Produktivitas Meningkat, Sumenep Siap Swasembada Padi.

http://beritajatim.com/ekonomi/232603/produktifitas_meningkat,_sumenep_siap_swasembada_pa

di.html. Diakses pada Rabu, 04 April 2017. 144Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 207.

71

c. Perkebunan

Produksi tanaman perkebunan di Kabupten Sumenep terdiri dari

tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, mente, kapok randu, kemiri, cabe

jamu, siwalan, serat nanas, pinang, asam jawa, kakao, dan nipah.

Kabupaten Sumenep memiliki tanaman perkebunan terluas berupa

perkebunan kelapa yaitu 51.129,37 Ha.145

d. Perikanan

Kabupaten Sumenep memiliki desa perikanan sebanyak 170 desa, hal

ini disebabkan cukup banyaknya kepulauan yang tersebar di

Kabupaten Sumenep. Ada pun pengaruh dari banyaknya jumlah desa

perikanan makin banyak pula jumlah nelayan dan petani ikan, yaitu

41.810 nelayan.146

5. Tenaga Kerja

Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu data yang

menggambarkan kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam kurun

waktu tertentu. Berikut data tentang angkatan kerja di Sumenep Tahun

2015.147

Tabel 1. Data Ketenagakerjaan Kabupaten Sumenep Tahun 2015

No Nama Satuan Jumlah

A. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha

1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan,

dan Perikanan

Orang 466.021

145Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 210. 146Ibid. 147Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sumenep. 2017. Laporan Data

Ketenagakerjaan Tahun 2015-2019. http://disnakertranssumenep.com/report. Diakses pada 05

April 2017.

72

2. Pertambangan dan Penggalian

Orang 3.939

3. Industri Pengolahan

Orang 16.988

4. Listrik, Gas, dan Air

Orang 415

5. Bangunan

Orang 10.796

6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah

Makan, dan Hotel

Orang 55.965

7. Angkutan, Pergudangan, dan

Komunikasi

Orang 7.983

8. Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa

Bangunan, Tanah, dan Jasa

Perusahaan

Orang 4.520

9. Jasa Kemasyarakatan

Orang 44.043

B. Ketenagakerjaan

1. Jumlah penduduk Orang 1.072.113

2.

Penduduk Usia Kerja

a. Bukan Angkatan Kerja

b. Angkatan Kerja

- Penduduk Bekerja

- Pengangguran

c. Penduduk Bukan Usia Kerja

Orang

222.171

610.580

19.961

219.401

3. Kesempatan Kerja Orang 611.624

4. Pencari Kerja yang Mendaftar Orang 308

5. Pencari Kerja yang Ditempatkan Orang 116

6.

TKI di Luar Negeri

a. TKI Legal

b. TKI Ilegal

Orang

a. 9

b. 614

7. Jumlah Transmigran KK 172

8. Transmigrasi Baru KK 10

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep Tahun 2015.

73

6. Industri, Pertambangan, dan Energi

a. Industri

Sektor Industri merupakan sektor ekonomi yang dipandang cukup

menjanjikan di suatu wilayah, maka diperlukan indikator dini untuk

mengamati perkembangan usaha industi. Kabupaten Sumenep

memiliki skala usaha sebesar 2.038 perusahaan antara lain industri

besar/sedang, industri kecil, dan industri kerajian rumah tangga.

Konsep industri besar/sedang didasarkan pada jumlah tenaga

kerja sebanyak 20 orang atau lebih. Industri kecil ditekankan pada

jumlah tenaga kerja sebanyak 5-19 orang, sedangkan industri

kerajinan rumah tangga adalah usaha industri dengan tenaga kerja

empat orang atau kurang.148

b. Air Minum

Pelanggan air bersih di Kabupaten Sumenep sebanyak 12.411 rumah

tangga pada Desember 2014 dengan rata-rata pemakaian per

pelanggan sebesar 18 M3. Pelanggan air minum di Kabupaten

Sumenep disalurkan pada rumah tangga, niaga, industri, sosial, dan

instansi pemerintahan, dan pelabuhan. Dengan jumlah distribusi air

sebesar 4.879.690 M3 yang tersalur di seluruh Kabupaten

Sumenep.149

148Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 291. 149Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 292.

74

c. Listrik

Banyaknya pelanggan listrik di Kabupaten Sumenep sebanyak

167.189 pelanggan. Sedangkan jumlah listrik yang terjual sebesar

16.695.419 KWH dengan nilai jual sebesar Rp 12.346.417.788.150

7. Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata

a. Angkutan Darat

Kabupaten Sumenep memiliki panjang jalan sepanjang 1.544,676 Km.

Dengan kondisi jalan baik sepanjang 667,361 Km, kondisi jalan rusak

ringan 376,165 Km, dan kondisi rusak berat mencapai 501,150 Km.

Jenis jalan terbagi atas jalan negara, jalan provinsi sepanjang 61.120

Km, dan jalan kabupaten sepanjang 1.544,676 Km.151

b. Angkutan Laut

Penyeberangan menggunakan angkutan laut terbanyak adalah jenis

muatan penumpang.152

c. Komunikasi

Pos adalah salah satu sarana komunikasi, dengan jumlah kantor pos

sebanyak 26 unit yang tersebar di 27 kecamatan. Sedangkan rumah

pos terdapat 1 unit, yang berada di Kecamatan Talango. Sarana

komunikasi setelah pos adalah telepon. Sambungan telepon kancatel

terdapat di Kecamatan Pragaan, Kecamatan Kota Sumenep,

Kecamatan Ambuten, Kecamatan Batang-batang, Kecamatan

150Ibid. 151Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 319. 152Ibid.

75

Sapeken, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Masalembu, dan Pulau

Sapudi.153

d. Pariwisata

Obyek wisata di Kabupaten Sumenep, antara lain Makam Raja Asta

Tinggi (Kecamatan Kota Sumenep), Museum Kranton (Kecamatan

Kota Sumenep), Pantai Lombang (Kecamatan Batang Batang), Pantai

Slopeng (Kecamatan Dasuk), Kuburan Syek Yusup (Kecamatan

Talango), dan Asta Panaongan (Kecamatan Pasongsongan).

Pengunjung obyek wisata pada tahun 2014 kebanyakan adalah

wisatawan domestik sebanyak 544.623 pengunjung.154

8. Pendapatan Daerah

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2014 di

Kabupaten Sumenep terealisasi sebesar Rp. 162.371.865.154,17. Sumber

PAD didukung dari Dana Alokasi Daerah (DAU) dan Dana Alokasi

Khusus, serta bagi hasil pajak yang biasanya disebut dana perimbangan

ditambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta ditambah penerimaan

daerah yang sah.

Pendapatan Daerah Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 yaitu Rp.

1.647.362.227.719,17. Adapun rinciannya terdiri dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD) sebesar Rp. 162.371.865.154,17 yang berasal dari Pajak

Daerah sebesar Rp. 14.513.053.554,55, Retribusi Daerah sebesar Rp.

15.794.071.399,00, Pengelolaan Kekayaan Daerah sebesar Rp.

153Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 320. 154Ibid.

76

11.907.362.458,91, dan Pendapatan Lain-lain yang sah sebesar Rp.

120.157.377.741,71.155

Selain itu, pendapatan daerah berasal dari Dana Perimbangan sebesar

Rp. 1.219.793.909.333,00. Adapun rinciannya terdiri dari Bagi Hasil

Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 171.384.264.333,00, Dana

Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 984.839.445.000,00, dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 63.570.200.000,00.156

Belanja Daerag sehesar Rp. 1.607.328.844.636,22 yang terdiri dari

Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 999.906.561.655,20 dan Belanja

Langsung sebesar Rp. 607.422.282.981,02. Adapun rincian dari Belanja

Tidak Langsung diantaranya yaitu Belanja Pegawai sebesar Rp.

826.970.196.595,20, Belanja Hibah sebesar Rp. 83.214.089.100,00,

Belanja Bantuan Sosial Rp. 3.820.550.000,00, Belanja Bantuan Keuangan

sebesar Rp. 83.979.354.960,00, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.

1.922.371.000,00.157 Sedangkan rincian Belanja Langsung terdiri dari

Belanja Pegawai sebesar Rp. 69.864.443.291,00, Belanja Barang dan Jasa

sebesar Rp. 259.772.481.458.48, dan Belanja Modal sebesar Rp.

277.785.358.231,54.158

9. Pengeluaran Penduduk

Pengeluaran penduduk dapat mengarahkan kita untuk mengetahui

gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat daya

155Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 347. 156Ibid. 157Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 348. 158Ibid.

77

beli masyarakat menunjukan peningkatan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya dan menjadi salah satu indikasi peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat

mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

Mayoritas penduduk Sumenep atau sekitar 68,29 persen berada pada

golongan pengeluaran per kapita per bulan antara Rp 200.000 s/d Rp

499,999. Atau jika dipersempit golongan pengeluaran terbesar penduduk

Sumenep berada Rp 300.000 s/d 499.999 sebesar 37,87 persen.

Sedangkan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan untuk kelompok

makanan terbesar pada padi-padian yakni Rp 52.122 disusul Kelompok

Tembakau dan Sirih Rp. 42.475 diikuti kelompok makanan dan minuma

jadi sebesar Rp. 26.824.159

10. Produk Domestik Regional Bruto

Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah

dalam suatu periode tertentu adalah melalui PDRB. Dalam pendekatan

ini, PDRB dihitung sebagai jumlah nilai tambah atas barang dan jasa dari

berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Sumenep yang beroperasi dalam

jangka waktu setahun. Penyusunan PDRB ada 3 pendekatan, yaitu

Pendekatan Produksi, Pendekatan Penggunaan, dan Pendekatan

Pendapatan.

Sektor-sektor ekonomi dikelompokkan menjadi beberapa lapangan

usaha, yaitu, pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, penggalian,

industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air,

159Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 381.

78

pengelolaan sampah dan limbah, konstruksi, perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan,

penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi,

jasa keuangan dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, administrasi

pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan,

jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan Jasa lainnya.160

11. Kemiskinan

Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara

keseluruhan pendapatan penduduk meningkat. Penduduk miskin

didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati dengan

pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup

secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak

tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kalori sehari, perumahan,

pakaian, kesehatan, dan pendidikan. Jumlah rupiah tersebut kemudian

disebut sebagai garis kemiskinan. Dalam Satu dasawarsa terakhir ini,

persentase penduduk miskin di Kabupaten Sumenep berhasil direduksi.

Di tahun 2004 persentase kemiskinan berjumlah 30,34 persen dan di

tahun 2013 menjadi 21,29 persen.161

12. Perbandingan Kabupaten

Kabupaten Sumenep merupakan Kabupaten di Pulau Madura dengan

populasi penduduk terbesar diantara tiga kabupaten lainnya yakni

160Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 392-393. 161Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 411.

79

1.072.113 jiwa. Sedangkan Kabupaten dengan penduduk paling sedikit

adalah Kabupaten Pamekasan sebesar 836.224 jiwa. Selain itu Kabupaten

Sumenep merupakan kabupaten dengan wilayah yang khas di Madura,

termasuk juga di Jawa Timur dengan budaya keraton yang dibangun oleh

Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana dan Kanjeng Tumenggung

Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) beserta keturunannya yakni

Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat dan Sri Sultan

Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden Ario Notonegoro).

Pada sisi ekonomi, perkembangan pembangunan pada tahun 2014

semua Kabupaten di Madura mengalami perlambatan ekonomi.

Kabupaten Sumenep mengalami perlambatan kedua terbesar setelah

Bangkalan. Perlambatan ekonomi terbesar yaitu Bangkalan (1,48%),

kemudian Sumenep (0,94%), Pamekasan (0,21%), dan Sampang (0,19%).

Namun, dari sisi pembangunan manusia, Kabupaten Sumenep yang

selama ini selalu memimpin dibandingkan dengan kabupaten lainnya di

Madura, di tahun 2012 hingga 2014 mulai dilewati oleh Kabupaten

Pamekasan.162

B. Kabupaten Pamekasan

1. Wilayah Administrasi

Kabupaten Pamekasan berbatasan dengan Kabupaten Sampang di

sebelah barat dan Kabupaten Sumenep di sebelah timur serta diapit Selat

Madura di sisi selatan dan Laut Jawa di sisi utara.

162Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2015. Sumenep Dalam Angka 2015. Sumenep: BPS

Kabupaten Sumenep. Hlm 421.

80

Memiliki luas wilayah 792,30 km2, Pamekasan berada di koordinat

113˚19' - 113˚58' BT dan 6˚51' - 7˚31' LS. Kondisi ini memberikan

musim kemarau pada bulan April – Oktober dan musim penghujan pada

bulan Oktober – April. Temperatur rata-rata di Kabupaten Pamekasan

adalah 28 – 30 derajat Celcius dengan kelembaban 80%.

Luas lahan pertanian di Kabupaten Pamekasan sebanyak 64.919

hektar, 74% merupakan lahan sawah. Sisanya berupa lahan tegal, hutan

rakyat dan lainnya. Kegiatan pertanian di Kabupaten Pamekasan

didukung dengan ketersediaan daerah irigasi yang mendapat sumber air

dari sepuluh aliran sungai sehingga sebanyak 5.000 hektar luas baku

sawah bisa diairi.

Wilayah Pamekasan di bagian tengah cenderung berkontur tinggi

dengan titik tertinggi dari permukaan laut adalah 350 meter. Kegiatan

pertanian umumnya terkonsentrasi di wilayah ini, baik itu pertanian

bercocok tanam maupun peternakan. Titik terendah wilayah Pamekasan

adalah 6 meter di atas permukaan laut berada di pesisir utara dan selatan

yang berbatasan dengan laut Jawa dan selat Madura. Kegiatan perikanan

lebih mendominasi di daerah ini yaitu perikanan tangkap dan juga industri

yang berhubungan dengan sumber daya laut, seperti industri pembuatan

ikan kering, terasi, petis serta pengepakan daging rajungan. Selain itu

Kabupaten Pamekasan merupakan penghasil garam dengan kualitas

terbaik. Adapun kegiatan pengolahan garam terkonsentrasi di tiga

kecamatan yang terletak di pesisir selatan.

81

Akhir tahun 2012 kabupaten Pamekasan secara resmi dideklarasikan

menjadi kabupaten Pendidikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Moh Nuh. Selain itu Pamekasan juga dikenal sebagai Kota Batik karena

banyaknya industri batik di kota ini dan Gerbang Salam karena

masyarakat Pamekasan yang agamis. Kabupaten Pamekasan mempunyai

moto “Madu Ganda Mangesti Tunggal Mekkas Jatna Paksa Jenneng

Dibi” yang artinya “Madura Yang Harum Ikut Serta Mewujudkan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, Dengan Kemampuan Sendiri Dan

Didukung Oleh Masyarakat Kabupaten Pamekasan Menjalankan

Pemerintahan”.163

2. Pemerintahan

Pemerintahan Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 kecamatan, 11

kelurahan, 178 desa dan 1.112 dusun, 467 RW serta 1.217 RT. Total

jumlah aparatur pada 2014 yang menjalankan roda pemerintahan di

Kabupaten Pamekasan sebanyak 8.710 orang dengan jumlah aparat laki-

laki sebesar 61% sedangkan sisanya yaitu 39% perempuan..

Menurut tingkat pendidikan, sebagian besar aparatur merupakan

lulusan Sarjana Strata satu yaitu sebanyak 45,9% atau 3.998 pegawai.

Pegawai yang berpendidikan SLTA sederajat sebanyak 26,2%. Jumlah

pegawai yang memiliki golongan III sebesar 43% disusul pegawai dengan

golongan IV yaitu 37,9%.

Anggota legislatif di Kabupaten Pamekasan berdasarkan hasil Pemilu

2014 adalah sebanyak 45 orang yang terdiri dari 42 orang laiki-laki dan 3

163Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 3.

82

orang anggota perempuan. Mereka berasal dari sepuluh partai politik

peserta pemilu yang mendapat suara. Berdasarkan golongan tingkat

pendidikan, para anggota legislatif Kabupaten Pamekasan merupakan

lulusan SLTA sederajat yaitu sebanyak 26 orang dan 19 orang merupakan

lulusan sarjana strata satu.

Pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan 189 desa/kelurahan.

Jumlah lurah atau kepala desa perempuan sebanyak 18 orang. Pemimpin

perempuan ini menurut persentasenya terbesar adalah sebagai berikut,

dari Kecamatan Pasean 2 dari 9 desa dipimpin perempuan atau 28,5%,

Kecamatan Pakong sebanyak 3 dari 12 desa merupakan perempuan atau

25%, kemudian Kecamatan Larangan 3 dari 14 desa dipimpin oleh

perempuan atau 21,4%. Data ini menunjukkan bahwa peran serta

perempuan dalam dunia politik khususnya bidang eksekutif cukup besar

dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Secara total sebanyak 18

orang perempuan atau 10% yang menjadi pemimpin di desa atau

kelurahan di Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan pendidikan yang

ditamatkan para lurah dan kades di Kabupaten Pamekasan sebanyak 11%

saja yang merupaka lulusan pendidikan tinggi sisanya merupakan lulusan

SLTP dan SLTA sederajat.164

3. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Pamekasan tahun 2014 adalah sebanyak

836.224 jiwa atau naik sebesar 1,06% dari tahun sebelumnya sebesar

164Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 25-26.

83

827.400 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebesar 48,58% merupakan penduduk

laki-laki.

Perkiraan kepadataan penduduk di Kabupaten Pamekasan per

kilometer persegi adalah 1.055 jiwa. Kecamatan yang memiliki kepadatan

tertinggi adalah Kecamatan Pamekasan yaitu 3.510 jiwa per km2. Hal

tersebut merupakan konsekuensi sebagai pusat kota yang memberikan

berbagai kemudahan dan ketersediaan sumber penghidupan sehingga

menarik penduduk untuk tinggal di situ. Namun demikian kepadatan ini

juga karena luas wilayah Kecamatan Pamekasan merupakan paling kecil

dibandingkan dengan ke dua belas kecamatan yang lain. Kepadatan paling

rendah berada di kecamatan Pasean yaitu 652 jiwa per km2 dengan luas

wilayah merupakan nomor empat terluas.

Kepemilikan kartu identitas di Kabupaten Pamekasan yaitu sebesar

75% dari total penduduk menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil telah memiliki KTP. Kecamatan Galis mempunyai persentase

tertinggi yaitu 94% sedangkan kecamatan Batumarmar persentasenya

paling rendah yaitu 49%.

Data perpindahan penduduk baik yang datang maupun yang pergi

lebih banyak terjadi di kecamatan Pademawu dan Pamekasan, yaitu

masing-masing untuk penduduk datang adalah 1.024 dan 1.829 orang,

sedangkan untuk penduduk yang pergi masing-masing 1.068 dan 1.409

orang.165

165Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 25.

84

4. Sosial

Sejalan dengan dicanangkannya Pamekasan sebagai Kota Pendidikan,

maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan juga semakin

ditingkatkan. Pada tahun ajaran 2014/2015, jumlah sekolah mulai dari

taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah atas umum dan

kejuruan adalah 740 unit. Jumlah tersebut terdiri 64% sekolah negeri dan

sisanya sekolah swasta.

Jumlah siswa keseluruhan sebesar 140 ribu orang dengan jumlah

siswa dari sekolah swasta sebesar 31% dan siswa sekolah negeri 69%.

Selain itu, Kabupaten Pamekasan juga memiliki beberapa lembaga

pendidikan tinggi yaitu 4 universitas, 9 sekolah tinggi, dan 3 akademi.166

Keberadaan pendidikan tinggi tersebut tentunya akan menarik banyak

siswa untuk datang ke Pamekasan, baik yang berasal dari kecamatan di

sekitar kota Pamekasan maupun dari kabupaten lain di Madura. Hal ini

juga akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar, baik dari segi

sosial maupun dari sisi ekonomi.

Pada aspek sosial, keberadaan mahasiswa dari berbagai latar belakang

akan memberikan pengaruh bagi lingkungan sekitar tempat tinggal

mereka. Kebiasaan-kebiasaan mereka baik yang positif maupun yang

negatif akan mempengaruhi masyarakat setempat. Hal tersebut tentu

membutuhkan perhatian serius agar tidak sampai menyebabkan gesekan-

gesekan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat tempat mereka tinggal.

166Rahmah Unzilatur. 2014. Daftar Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Madura.

http://www.emadura.com/2014/11/daftar-perguruan-tinggi-swasta-dan.html. Diakses pada Rabu,

05 April 2017.

85

Pada aspek ekonomi, kedatangan ratusan dan bahkan mungkin ribuan

mahasiswa dari berbagai penjuru Pamekasan maupun dari kabupaten lain

terutama di sekitar Pamekasan diharapkan akan memberi dampak positif

bagi masyarakat sekitar. Kebutuhan tempat tinggal, makan dan peralatan

belajar mengajar mahasiswa bisa dipenuhi dari usaha yang dilakukan

masyarakat sekitar. Sisi positif keberadaan mahasiswa sebagai penggerak

roda perekonomian bagi Pamekasan secara umum dan bagi masyarakat

sekitar secara khusus ini yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan

agar kesejahteraan bisa lebih meningkat.167

5. Pertanian

Kondisi geografis Kabupaten Pamekasan yang mempunyai dataran

rendah, dataran tinggi dan pantai memberikan banyak potensi yang bisa

digali sebagai sumber penghidupan. Kegiatan pertanian, peternakan dan

perikanan menjadi kegiatan utama masyarakat.

Madura terutama Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai penghasil

tanaman tembakau yang berkualitas. Banyak sekali pabrik rokok yang

mempunyai gudang di Pamekasan. Setiap tahun produksi tembakau

Pamekasan bisa mencukupi kebutuhan pabrik rokok di seluruh nusantara.

Tahun 2014 produksi tembakau mencapai 15 ribu ton jauh meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini karena kondisi cuaca sangat

bagus untuk berkebun tembakau. Tidak adanya musim kemarau basah

tentunya menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi optimal. Proses

167Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 125.

86

pengeringan juga berjalan bagus karena panas yang ada bisa mengurangi

kadar air ke titik optimum.

Selain tembakau, Pamekasan juga menjadi produsen garam nomor

satu baik secara kualitas maupun kuantitas. Kecamatan Pademawu,

Tlanakan dan Galis merupakan sentra produksi garam rakyat. Luas lahan

tambak garam kurang lebih 900 hektar dengan jumlah produksi lebih dari

80 ribu ton.

Hasil pertanian tanaman pangan juga menjadi sandaran hidup

masyarakat Pamekasan. Padi, jagung adalah beberapa contoh tanaman

yang diusahakan petani. Produksi padi tahun 2014 sebesar 1,5 juta

kwintal. Jumlah ini terdiri dari produksi padi sawah sebesar 72% dan padi

ladang 28%. Produktifitasnya per hektar mencapai 6 ton untuk padi sawah

dan 4 ton untuk padi ladang. Kecamatan Pademawu dan Proppo

merupakan penyumbang terbesar produksi padi Pamekasan. Untuk

tanaman jagung, luas areal penanaman adalah 39 ribu hektar dengan luas

penanaman terbesar berada di Kecamatan Pasean, persentasenya

mencapai 22% dari luas kabupaten.Dari segi produktifitas, Kecamatan

Galis menepati posisi tertinggi disusul Kecamatan Waru dan Pademawu.

Total produksi jagung pipilan kering adalah 1,1 juta kwintal dengan

sumbangan produksi terbesar dari Kecamatan Batumarmar dan Pasean

sebesar masing-masing 20%.

Hasil pertanian subsektor peternakan juga menjadi andalan

Pamekasan. Seperti diketahui, Madura merupakan salah satu penghasil

daging utama di Indonesia. Sapi Madura yang bercirikan warna merah

87

bata merupakan salah ras murni sapi Indonesia. Produksi daging

Kabupaten Pamekasan sebesar hampir 1.700 ton pada tahun 2014.

Kecamatan Waru dan Pasean menyumbangkan produksi daging masing-

masing 170 ton dan 200 ton. Selain daging sapi, Kabupaten Pamekasan

juga merupakan penghasil telur ayam ras. Jumlahnya selalu meningkat

setiap tahun. Produksi telur mencapai 3. 000 ton sementara produksi

daging ayam baik dari ayam ras maupun buras sebesar 320 ton. Potensi

yang luar biasa dari Kabupaten Pamekasan yang perlu dikembangkan di

masa depan.168

6. Industri, Pertambangan, dan Energi

Kabupaten Pamekasan perlu lebih membuka diri kepada investor

untuk menanamkan modalnya. Baik dengan memberikan kemudahan

perijinan maupun insentif pajak supaya nilai investasi lebih meningkat.

Kenaikan nilai investasi pada tahun 2014 hanya sekitar 2,5%

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Jumlah tenaga kerja dan unit usaha juga mengalami kenaikan

meskipun tidak signifikan. Persentase kenaikan jumlah tenaga kerja

sebesar 1,1%. Kenaikan jumlah unit usaha sebanyak 0,2%. Dari sekitar 12

jenis sentra usaha di Kabupaten Pamekasan, anyaman tikar, batik dan

garam curah menyumbang tenaga kerja terbanyak yaitu 82% dari total

tenaga kerja 11.800 orang.

Terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, yaitu 7% hasil sumbangan dari usaha garam curah. Apabila

168Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 199-200.

88

kita perhatikan data pencari kerja yang tercatat di Dinas Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi bisa kita ketahui bahwa jumlah pencari kerja

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 78%. Namun

demikian tidak bisa serta merta kita simpulkan bahwa tenaga kerja yang

terdaftar di dinas terserap pada industri garam curah.

Data yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan menunjukkan,

jumlah produksi garam mengalami penurunan sekitar 9 ribu ton. Namun

demikian, rata-rata produksi per hari mengalami peningkatan hampir dua

kali lipat menjadi 87 ton per hari. Penurunan produksi ini disebabkan luas

areal produksi garam juga mengalami penurunan sebesar 55%. Penurunan

luas area terbesar berada di Kecamatan Galis, sebesar lebih dari 50%.

Kebutuhan sumber energi listrik Kabupaten Pamekasan sebesar 18

juta kwh. Sedangkan daya terpasang 130 juta kwh. Jumlah tersebut

merupakan pemakaian dari pelanggan sebanyak 160 ribu unit. Terdiri dari

pelanggan sosial, rumah tangga, perusahaan, perkantoran dan penerangan

jalan. Rumah tangga merupakan pelanggan terbesar energi listrik yang

kebutuhan konsumsinya setara dengan 72% dari total konsumsi

keseluruhan.169

7. Perdagangan, Hotel, dan Pariwisata

a. Perdagangan

Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan

selama tahun 2014 telah mengeluarkan Surat Ijin Usaha Perdagangan

169Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 265.

89

sebanyak 555 lembar. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang mencapai 515 lembar.

Surat ijin usaha perdagangan kecil tetap yang terbesar dalam

jumlah pengajuan untuk disetujui meskipun jumlahnya mengalami

peningkatan yang tidak terlalu tinggi dari tahun sebelumnya sekitar

4%. Perijinan untuk usaha perdagangan menengah juga mengalami

peningkatan jumlah pengajuan, cukup tinggi sebesar 38%. Sedangkan

perdagangan besar tidak ada pengajuan perijinan baru. Pengajuan ijin

usaha tersebut terbanyak berada di kecamatan Pademawu dan

Tlanakan. Jenis ijin usaha yang diberikan berupa perdagangan barang

dan jasa yang terdiri dari 74% untuk perijinan perdagangan barang

dan sisanya adalah perijinan perdagangan jasa.170

b. Pariwisata

Ada enam tempat wisata di Kabupaten Pamekasan yang terdiri

dari tiga jenis wisata alam, dua wisata religi dan satu wisata budaya.

Jumlah pengunjung tempat wisata mengalami peningkatan luar biasa

yaitu 74% selama tahun 2014. Pengunjung terbanyak berasal dari

wisatawan dalam negeri, jumlahnya hampir 100%. Wisatawan

domestik lebih banyak mengunjungi objek wisata religi dibandingkan

dengan jenis tempat pariwisata yang lain. Sedangkan wisatawan dari

mancanegara lebih banyak mengunjungi tempat wisata alam yaitu

pantai dan api abadi.

170Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 283.

90

Keberadaan tempat pariwisata di Kabupaten Pamekasan juga

didukung dengan keberadaan sarana akomodasi yaitu tempat

penginapan. Jumlah hotel sebanyak 12 buah dengan jumlah kamar

286 buah dengan jumlah tempat tidur 529 buah. Keberadaan hotel ini

sudah mencukupi kebutuhan para wisatawan meskipun masih sekelas

melati.171

8. Transportasi dan Komunikasi

a. Transportasi

Sarana transportasi dari dan ke kabupaten Pamekasan telah

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan

prasarana pendukungnya seperti terminal dan jalan. Kondisi jalan di

Kabupaten Pamekasan pada Tahun 2013 terdiri dari Jalan Negara

sepanjang 30,06 Km, Jalan Provinsi sepanjang 72,66 Km, dan Jalan

Kabupaten sepanjang 512,36 Km. Adapun kondisi jalan yang baik

pada Jalan Negara yaitu sepajang 21,060 Km, Jalan Provinsi

sepanjang 36,240 Km, sedangkan Jalan Kabupaten 404,477 Km tahun

2013. Namun demikian, pada tahun 2014, kondisi jalan yang baik

pada Jalan Kabupaten mengalami peningkatan yaitu sepanjang

408,101 Km.

Kondisi jalan sedang pada Jalan Negara sepanjang 9,000 Km,

Jalan Provinsi sepanjang 32,050%, dan Jalan Kabupaten sepanjang

68,299 Km tahun 2013. Namun demikian, kondisi jalan sedang pada

Jalan Kabupaten mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu

sepanjang 75,519 Km. Adapun kondisi jalan rusak pada Jalan Negara

171Ibid.

91

yaitu sepanjang nol kilometer, Jalan Provinsi sepanjang 3,620 Km,

dan Jalan Kabupaten sepanjang 25,840 Km pada tahun 2013,

sedangkan kondisi jalan rusak pada Jalan Kabupaten tahun 2014

mengalami penurunan yaitu sepanjang 21,964 Km. Selain itu, kondisi

jalan rusak berat pada Jalan Negara sepanjang nol kilometer, Jalan

Provinsi sepanjang 0,750 Km, dan Jalan Kabupaten sepanjang 13,743

Km. Namun demikian, kondisi jalan rusak tersebut mengalami

penurunan pada tahun 2014 yaitu sepanjang 6,775 Km.172

Pada aspek angkutan umum, para penumpang dari luar kota yang

akan melanjutkan perjalanan menuju penjuru kota bisa menggunakan

angkutan umum yang tersedia. Angkutan umum yang melayani trayek

antar kecamatan maupun antar kabupaten berjumlah lebih dari 280

unit. Demikian juga dengan ojek yang tersedia 24 jam akan

memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bepergian.

Keberadaan angkutan yang nyaman menjadi idaman masyarakat.

Angkutan penumpang khususnya bis antar kota maupun antar propinsi

telah dilengkapi dengan pendingin udara dengan jumlah armada yang

lebih dari cukup serta kondisi kendaraan yang relatif baru. Semua ini

demi pelayanan terhadap warga masyarakat Madura khususnya

Pamekasan yang akan melakukan perjalanan ke luar kota. Demikian

juga untuk angkutan barang juga telah mendapat perhatian khususnya

keberadaan terminal angkutan barang.173

172Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 301-302. 173Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 295.

92

b. Komunikasi

Kegiatan berkomunikasi sekarang ini telah menjadi kebutuhan

pokok manusia. Kemudahan untuk berkomunikasi mulai berkembang

dengan adanya alat komunikasi nirkabel yang bisa dibawa kemana-

mana. Kecanggihan alat komunikasi selain memberikan kemudahan

juga memberikan keringanan dalam biaya yang dikeluarkan.

Meskipun demikian, alat komunikasi melalui surat menyurat

masih dilakukan masyarakat. Data dari kantor Pos menunjukkan

kegiatan surat menyurat dalam negeri yang dikirimkan mengalami

peningkatan 40% demikian juga kegiatan pengiriman barang baik

tujuan domestik maupun internasional mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 129% dan 28%.

Berbagai jenis pilihan untuk berkomunikasi yang ada di

kabupaten Pamekasan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat

pun juga memberikan berbagai macam kemudahan mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.174

9. Pendapatan Daerah

Anggaran Pendapatan Kabupaten Pamekasan tahun 2015 sebesar Rp.

1.560.088.105.596,85 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sebesar Rp. 125.125.996.935,85, Dana Perimbangan sebesar Rp.

1.045.630.754.000,00, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp.

389.331.354.661,00.

174Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 295-295.

93

Adapun Belanja Daerah sebesar Rp. 1.803.972.008.531,46 yang

terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 978.675.867.458,46 dan

Belanja Langsung sebesar Rp. 825.296.141.073,00. Belanja Tidak

Langsung terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp. 796.663.353.767,06,

Belanja Hibah sebesar Rp. 29.47 6.77 5.000,00, Belanja Bantuan Sosial

sebesar Rp. 26.336.97 0.000,00, Belanja Bagi Hasil sebesar Rp.

2.178.702.315,40, Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.

120.520.066.376,00, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.

3,500.000.000,00. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari Belanja

Pegawai sebesar Rp. 21.624.064.508,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar

Rp. 355.526.644.675,00, dan Belanja Modal sebesar Rp.

448.145.431.890,00.175

10. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto kabupaten Pamekasan pada tahun

2014 mengalami peningkatan 11% (angka sementara). Lapangan usaha

yang memberikan sumbangan peningkatan antara lain dari sektor

konstruksi, perdagangan dan pertanian. Ketiga sektor ini memberikan

persentase kenaikan antar 10-35%.

Laju pertumbuhan PDRB kabupaten Pamekasan sebesar 5,8%.

Transportasi dan pergudangan mempunyai laju pertumbuhan tertinggi

yaitu 10% meskipun lebih rendah 0,3% jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Adapun sektor pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial

175Pasal 1 Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.

94

mempunyai peningkatan paling rendah yaitu 1,37% menurun 0,18% dari

tahun sebelumnya.

Sektor yang memberikan kontribusi laju pertumbuhan selain

transportasi adalah jasa perusahaan dan penyedia akomodasi.

Kenaikannya 1 dan 4 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan jasa

informasi komunikasi serta keuangan asuransi yang tahun sebelumnya

menyumbang kontribusi diatas 10% tahun 2014 ini berdasarkan angka

sementara mengalami penurunan 3 dan 4 persen.

Dari sejumlah lapangan usaha yang berkontribusi terhadap laju

pertumbuhan PDRB Pamekasan, berdasarkan angka sementara hampir

semuanya mengalami penurunan. Hanya beberapa jenis saja yang

kontribusinya meningkat, seperti pertanian, penggalian, industri,

penyediaan akomodasi dan jasa perusahaan meskipun secara persentase

tidak terlalu tinggi.176

11. Pembangunan Manusia

Indikator penyusun Indeks Pembangunan Manusia adalah angka

harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan

pengeluaran per kapita riil disesuaikan.

Berdasarkan angka sementara, angka harapan hidup masyarakat

kabupaten Pamekasan mengalami peningkatan 0,27 tahun. Angka melek

huruf meningkat 0,31%, rata-rata lama sekolah meningkat 0,1 tahun dan

pengeluaran perkapita riil meningkat 3,77 ribu. Dari tahun ke tahun

176Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 333.

95

semua komponen penyusun IPM di kabupaten Pamekasan mengalami

peningkatan.

Komponen Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari indeks

kesehatan, indeks pendidikan, indeks PPP dan IPM. Masing-masing

komponen indeks ini meningkat 0,42-0,87.

Adanya peningkatan angka indikator serta komponen Indeks

Pembangunan Manusia menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten

Pamekasan berhasil mengatasi beberapa permasalahan yang menjadi

hambatan dalam upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakatnya.

Apabila angka Indeks Pembangunan Manusia kabupaten Pamekasan

dibandingkan dengan kabupaten lain di Madura dan angka Propinsi Jawa

Timur, maka terlihat IPM kabupaten Pamekasan merupakan yang

tertinggi dan 5,5 poin lebih rendah dari angka Jawa Timur.

Diharapkan dengan pembangunan yang terus dilakukan serta upaya

meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan sarana

pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang semakin banyak dan lengkap,

maka kondisi masyarakat semakin baik tingkat kemakmuran dan

kesejahteraannya semakin tinggi.177

C. Kabupaten Sampang

1. Gambaran Umum Kabupaten Sampang

Secara geografis, Kabupaten Sampang terletak antara 113o08’ –

113o39’ Bujur Timur dan 06o05’ – 07o13’ Lintang Selatan yang

177Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2015. Pamekasan Dalam Angka 2015.

Pamekasan: BPS Kabupaten Pamekasan. Hlm 345.

96

mencakup wilayah daratan seluas 1.233,30 km2 dengan batas sebelah

utara adalah, Laut Jaws, sebelah timur adalah Kabupaten Pamekasan,

sebelah selatan adalah Selat Madura, dan sebelah barat adalah Kabupaten

Bangkalan.

Secara topografis Kabupaten Sampang berupa wilayah datar (0-2%)

seluas 37.785,64 Ha, bergelombang (>1-15%) seluas 64.807,14, curam

(>15-40%) seluas 15.246,93 Ha dan sangat curam (>40%) seluas 2.490,29

Ha. Kabupaten Sampang terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan

iklim tropis, musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober

sampai Maret, musim kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai

September.

Jumlah penduduk Kabupaten Sampang berdasarkan data Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil hasil perhitungan akhir tahun 2015

adalah sebesar 919.825 jiwa terdiwi dari laki-laki 457.850 jiwa (49,78%)

dan perempuan 461.975 jiwa (50,22%).178

2. Pemerintahan

Menurut administrasi pemerintahan, wilayah Kabupaten Sampang

terbagi ke dalam 14 kecamatan, 6 kelurahan, 180 desa, 949 dusun, 1.074

Rukun Warga, dan 2.281 Rukun Tetangga.

Keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selain ditentukan

oleh kelembagaan yang dimilikinya juga sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia aparatur. Pada saat ini

jumlah aparatur pemerintah daerah meningkat seiring dengan kebutuhan

178Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 1-2.

97

daerah. Sampai bulan Desember 2015 jumlah PNS di Kabupaten

Sampang berjumlah 8.242 personil dengan rincian Golongan I sebanyak

320 personil, Golongan II sebanyak 1.878 personil, Golongan III

sebanyak 4.304 personil, dan Golongan IV sebanyak 1.740 personil.

Sedangkan jumlah Pejabat Struktural yang ada di Kabupaten Sampang

berjumlah 797 personel dengan rincian Eselon II sebanyak 29 personel,

Eselon III sebanyak 155 personel, dan Eselon IV sebanyak 613

personel.179

Selain jabatan struktural yang dimiliki oleh Kabupaten Sampang juga

terdapat Jabatan Fungsional, yaitu Jabatan Fungsional Kesehatan, Jabatan

Fungsional Pendidikan, dan Jabatan Fungsional Tertentu terdiri dari

analis kepegawaian, auditor, audiwan, arsiparis, medis veteriner, penata

ruang, surveyor pemetaan, perencana, pengendali dampak lingkungan,

pranata computer, penerjemah, statisi, penyuluh perindustrian dan

perdagangan, pamong belajar.

Visi Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018 adalah “Terwujudnya

Birokrasi Sehat, Masyarakat Kuat, dan Lingkungan Bersahabat demi

Tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat”. Adapun misi

Kabupaten Sampang adalah:

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan profesional

2. Meningkatkan pelayanan dasar yang berkualitas dan terjangkau

3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung

4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

179Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 13-14.

98

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan180

3. Penduduk dan Ketenagakerjaan

Perkembangan jumlah penduduk selama 4 tahun terakhir berdasarkan

data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yaitu 883.282 jiwa pada

2012, 885.313 jiwa pada 2013, 940.636 jiwa pada 2014, dan 919.825

pada 2015. Sedangkan indikator ketenagakerjaan pada tahun 2015 yaitu

63,37% dengan kategori tingkat partisipasi angkatan kerja, 4,61% dengan

kategori pencari kerja yang ditempatkan, 4,48% dengan kategori rasio

lulusan S1/S2/S3, 33,32% dengan kategori rasio ketergantungan, dan 2,51

dengan kategori tingkat pengangguran terbuka.

Upah minimum Kabupaten Sampang peningkatan selama 4 tahun

terakhir yaitu Rp 800.000 pada 2012, Rp 1.104.600 pada 2013, Rp

1.120.000 pada 2014, dan Rp 1.243.200. Pada tahun 2016 Upah

Minimum Kabupaten Sampang sebesar Rp 1.387.000.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sampang mengalami

peningkatan sejak tahun 2010 yaitu sebesar 54,49%, 55,17% pada 2011,

55,78% pada 2012, 56,45% pada 2013, 56,98% pada 2016, dan 57,4%

pada 2015.181

4. Pendidikan

Pendidikan dijadikan wahana untuk mewujudkan keinginan

memanusiakan manusia, membuat manusia menjadi berdaya dalam

180Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 5. 181Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 17-22.

99

mengembangkan sisi kemanusiaannya, selain itu pendidikan harus

memberdayakan manusia, mencerahkan dan memuliakan kehidupan

manusia.

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2016, sebagian

besar penduduk umur di atas 5 tahun di Kabupaten Sampang adalah tidak

bersekolah lagi dengan rincian 47,33% tidak bersekolah lagi, 26,8%

tidak/belum pernah sekolah, 15,95% pendidikan tingkat SD/MI/Paket A,

5,61% tingkat SMP/MTs/Paket B, 3,38% pada tingkat

SMA/SMK/MA/Paket C, 0,02% pada tingkat D1/D2/D3, dan 0,93% pada

tingkat D4/S1/S2/S3.182

5. Kesehatan

Sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten

Sampang yaitu 1 buah rumah sakit, 16 puskesmas rawat inap, 5

puskesmas non rawat inap, 21 puskesmas keliling, 56 puskesmas

pembantu, 7 balai pengobatan/klinik, 49 praktek dokter perorangan, 1 unit

transfusi, 1 usaha kecil obat tradisional, 25 apotek, dan 2 toko obat.

Adapun jumlah tenaga medis di Kabupaten Sampang yaitu 14 dokter

spesialis, 38 dokter umum, 15 dokter gigi, 1 dokter gigi spesialis, 203

bidan, 395 perawat, 20 perawat gigi, 8 teknis farmasi, 5 apoteker, 13

kesmas, 9 kesling, 30 nutrisionis, 6 dietisien, 2 fisioterapi, 4 radiografer, 2

elektromedik, 14 analis medis, dan 2 rekam medik.183

182Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 23. 183Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 37.

100

6. Perekonomian

a. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang pada tahun 2016 sebesar

Rp. 1.711.100.321.627,00 sedangkan Belanja Daerah sebesar Rp.

1.832.100.321.627,00. Adapun rincian pendapatan daerah yaitu

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 120.965.331.272,00,

Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.216.643.037.755,00, dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 373.491.952.600,00.

Belanja Tidak Langsung Daerah sebesar Rp.973.898.155.560,00

dengan rincian Belanja Pegawai sebesar Rp. 696,918.834.440,00,

Belanja Hibah sebesar Rp. 20.383.024.100,00, Belanja Bantuan Sosial

sebesar Rp. 19.914.888.900,00, Belanja Bagi Hasil sebesar Rp.

3.466.768.120,00, Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.

230.714.640.000,00, dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.

2.500.000.000,00.

Adapun Belanja Langsung Daerah sebesar Rp.

858.202.166.067,00 dengan rincian Belanja Pegawai sebesar Rp.

15.475.358.500,00, Belanja Barang Barang dan Jasa sebesar Rp.

326.810.265.565,00, dan Belanja Modal sebesar Rp

.515.916.542.002,00.184

184Pasal 1 Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.

101

b. Produk Unggulan Daerah

1. Sektor Pertanian

Produksi pertanian di Kabupaten Sampang diantaranta yaitu

padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kedelai, bawang merah,

cabai, mangga, pisang, jambu air, dan semangka.

Adapun produksi tanaman perkebunan diantaranya yaitu jambu

mente, kelapa, tembakau, wijen, dan cabe jamu. Sedangkan

komoditas peternakan di Kabupaten Sampang diantaranya yaitu

sapi, kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging,

dan itik.185

2. Sektor Kelautan dan Perikanan

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu unggulan

di Kabupaten Sampang karena wilayah Kabupaten Sampang

memiliki pesisir yang panjang di wilayah Utara dan Selatan

dengan jumlah produksi yang sangat potensial untuk

dikembangkan. Adapun jumlah produksi perikanan pada

komoditas kolam tahun 2015 yaitu 500,5 ton, komoditas perairan

umum pada tahun 2015 yaitu 22,77 ton, komoditas laut pada tahun

2015 yaitu 7.130,86 ton, dan komoditas tambak pada tahun 2015

yaitu 6.559,9 ton.186

3. Sektor Industri

Industri dengan jumlah besar di Kabupaten Sampang

diantaranya yaitu furnitur dari kayu, genteng dari tanah liat, jasa

185Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 38-40. 186Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 41-42.

102

pengelasan, pemeliharaan dan reparasi sepeda motor,

pemeliharaan dan reparasi mobil, percetakan, dan moulding dan

komponin bahan bangunan.187

4. Sektor Pertambangan

Potensi bahan mineral bukan logam dan batuan diantaranya

yaitu batu gamping dengan cadangan sebesar 12.909.9991.149m2,

tanah liat dengan cadangan sebesar 7.312.626.510m2, batu putih

dengan cadangan sebesar 2.295.143.945m2, phospat dengan

cadangan sebesar 6.516.508m2, kalsit dengan cadangan sebesar

2.969.562m2, dan pasir kuarsa dengan cadangan sebesar

2.419.412m2.

Sedangkan potensi kekayaan minyak dan gas bumi yang telah

dieksplorasi/dieksploitasi oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama

(KKKS) diantaranya dengan Santos, Pty, Ltd di Sreseh dan Pantai

Selatan Madura (Camplong) dengan durasi kontrak 30 tahun yaitu

sejak 1997 hingga 2027, SPE Madura Offshore, Pty, Ltd di

Kedungdung dengan durasi kontrak 30 tahun yaitu sejak 2008

hingga 2038, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore di

Ketapang dengan durasi kontrak 20 tahun yaitu sejak 2011 hingga

2031, dan lain sebagainya.188

187Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 42. 188Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 47-49.

103

c. Produk Domestik Regional Bruto

Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten sejak tahun

2010 sebesar 6,63%, 5,78% pada tahun 2011, 5,81% pada tahun 2012,

5,24% pada tahun 2013, 5,05% pada tahun 2014, dan 5,12% pada

2015. Adapun perkapita Kabupaten Sampang pada tahun 2015 sebesar

Rp 13.784.660,40 naik dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp

12.540.193,20 atau naik sebesar 9,92%. Adapun tingkat inflasi di

Kabupaten Sampang pada periode tahun 2014 sebesar 6,05% turun

menjadi 5,80% pada tahun 2015.189

7. Pariwisata dan Budaya

a. Sektor Wisata

1. Wisata Alam

Wisata alam di Kabupaten Sampang diantaranya yaitu wisata

Pantai Camplong, Waduk Klampis, Air Terjun Toroan, Hutan

Kera Nepa, Waduk Nipah, dan Goa Lebar.190

2. Wisata Budaya

Wisata budaya di Kabupaten Sampang diantaranya yaitu

antraksi kerapan sapi dan atraksi sapi sonok.191

3. Wisata Purbakala

Wisata purbakala di Kabupateng diantaranya yaitu situs

pababaran Trunojoyo, situs Ratu Ebu, Sumur Daksan, situs

Makam Pangeran Santo Merto, situs Makam Bangsacara dan

189Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 57. 190Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 64-70. 191Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 71-73.

104

Ragapetmi, dan situs Makam Sayyid Ustman Bin Ali Bin Abdillah

Al-Habsyi.192

D. Kabupaten Bangkalan

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Bangkalan dengan luas wilayah 1.260,14 Km2 yang berada

dibagian paling Barat dari pulau Madura, terletak diantara koordinat

112o40’06” – 113o08’04” Bujur Timur serta 6o51’39” – 7o11’39” Lintang

Selatan.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah disebelah Utara berbatasan

dengan Laut Jawa, disebelah Timur berbatasan dengan wilayah

Kabupaten Sampang, dan disebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan

Selat Madura.

Dilihat dari topografi, maka daerah Kabupaten Bangkalan berada pada

ketinggian 2 – 100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terketak di

pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal,

Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan

Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2 – 10 m di atas

permukaan air laut. Sedangkan wilayah yang terletak di bagian tengah

mempunyai ketinggian antara 19 – 100 m di atas permukaan air laut,

tertinggi adalah kecamatan Geger dengan ketinggian 100 m diatas

permukaan laut.193

192Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016. 2016. Profil

Kabupaten Sampang Tahun 2016. Sampang: Bappeda Kabupaten Sampang. Hlm 74-77.. 193Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm x.

105

2. Pemerintahan

Wilayah Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi 18 kecamatan dan 281

desa/kelurahan atau lebih spesifik terdiri 273 desa dan 8 kelurahan.

Dilihat dari komposisi jumlah desa, maka Kecamatan Tanah Merah

memiliki jumlah desa terbanyak yakni 23 desa/kelurahan, sedangkan yang

paling sedikit Kecamatan Kamal sebanyak 10 desa/kelurahan.

Pembangunan di segala bidang yang telah digalakkan oleh pemerintah

bersama masyarakat selama ini menunjukkan hasil yang cukup

menggembirakan. Hal ini tidak lepas dari pegawai Pemerintah Daerah

yang berkinerja baik dari hari ke hari. Pegawai negeri sipil di lingkukan

pemerintah daerah saat ini terdiri dari 9.870 PNS, 923 Pejabat Struktural,

dan 6.011 Pejabat Fungsional.194

3. Penduduk

Kabupaten Bangkalan dengan luas 1.261,81 km2, dari proyeksi

penduduk tercatat 954.305 jiwa dengan komposisi 455.710 jiwa penduduk

laki-laki dan 498.595 jiwa perempuan. Dengan kondisi tersebut maka

kepadatan penduduk sebesar 757 jiwa/km2. Sedangkan pertumbuhan

penduduk sebesar 0,9% per tahun.

Bila kita cermati lebih rinci lagi dari struktur penduduk dapat dilihat

penyebaran penduduk menurut kelompok umur Dengan pengelompokan

umur lima tahunan dari kelompok umur 0-4 tahun sampai dengan

kelompok umur 75 tahun ke atas. Jumlah penduduk terbesar berada di

194Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xi.

106

kelompok umur 10-14 tahun yang mencapai 97.413 jiwa, urutan

selanjutnya kelompok umur 15-19 tahun mencapai 97.372. Sedangkan

yang mempunyai jumlah paling sedikit berada pada kelompok umur 70-

74 tahun dengan jumlah 19.356 jiwa, dan sisanya menyebar di kelompok

umur yang lain.195

4. Sosial

a. Pendidikan

Pada tahun 2015, fasilitas pendidikan di Kabupaten Bangkalan

terdiri SD Negeri, SD Swasta, MI Negeri, MI swasta, SMP Negeri,

SMP Swasta, MTs Negeri, MTs Swasta, SMAN/SMKN,

SMAS/SMKS, MA Negeri dan MA Swasta. Kemajuan perkembangan

pendidikan di daerah dipengaruhi juga dengan kuantitas guru dan

sekolah baik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Di Kabupaten Bangkalan

tahun 2015 ini masing-masing tingkatan untuk jumlah sekolah dan

guru berturut-turut di tingkat SD ada 840 sekolah dan 7.811 guru. Di

tingkat SMTP ada 338 sekolah dan 5.104 guru. Sedangkan di tingkat

SMTA terdapat 174 sekolah dan 2.743 guru.

Perbandingan jumlah guru yang ada dengan jumlah anak didik

digambarkan dalam bentuk rasio Murid terhadap guru. Rasio murid

dan guru yang terbesar adalah pada SD negeri, yaitu sebesar 17,69,

artinya setiap 18 murid didampingi oleh seorang guru. Untuk tingkat

pendidikan dasar rasio yang paling kecil adalah MI Swasta sebesar

11,70. Untuk tingkat SLTP, Rasio yang paling redah adalah MTs

195Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xii.

107

Swasta yaitu sebesar 7,10. Untuk tingkat SLTA, rasio yang paling

baik adalah MA Swasta dimana setiap 7 orang siswa didampingi oleh

seorang guru.196

b. Kesehatan

Hampir semua sarana kesehatan di Kabupaten Bangkalan telah

tersedia, walaupun dengan jumlah yang bervariasi. Rumah Sakit

Umum pada tahun 2015 telah mampu menyediakan 193 tempat tidur

untuk pasien rawat inap. Jumlah ini masih ditunjang oleh Puskesmas-

puskesmas yang juga telah menyediakan fasilitas rawat inap. Tersedia

22 unit puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten

Bangkalan. Di samping itu masyarakat Bangkalan yang membutuhkan

pelayanan kesehatan masih bisa memanfaatkan pelayanan dari

Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Dokter Swasta, dan juga

selain melayani program KB, Polindes dan Bidan Praktek Swasta juga

bisa memberikan pelayanan kesehatan lainnya. Pelaksanaan Program

KB, dari tahun ke tahun dapat dilihat dari tingkat kesadaran

masyarakat dalam mengikuti program KB.197

5. Pertanian

Produksi padi 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,35 persen

dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana produksi padi pada tahun 2014

sebesar 312.080 ton dan pada tahun 2015 sebesar 313.159 ton.

196Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xiii. 197Ibid.

108

Produksi palawija di Kabupaten Bangkalan tahun 2015 masih

didominasi jagung dengan produksi sebesar 132.884 ton. Berikutnya

adalah ubi kayu dengan produksi sebesar 49.277 ton. Kacang tanah

dengan produksi 33.751 ton, ubi jalar dengan produksi 19.988 ton, kedelai

dengan produksi 13.868 ton dan yang paling kecil kacang hijau dengan

produksi 2,229 ton. Produksi padi dan palawija sangat dipengaruhi oleh

produktifitas dan luas panen. Sedangkan produktifitas bergantung pada

irigasi, varietas, teknologi cocok tanam, disamping faktor lainnya.

Komoditas jagung produktifitasnya selalu meningkat, komoditas ubi jalar

selalu menurun. Sedangkan produktifitas komoditas yang lain mengalami

perkembangan yang fluktuatif selama empat tahun terakhir ini.198

6. Transportasi

Jalan di Kabupaten Bangkalan dalam kondisi baik dari tahun 2010-

2012 terus meningkat komposisinya. Sedangkan komposisi jalan dalam

kondisi sedang, rusak ringan maupun rusak berat semakin menurun. Hal

ini menunjukkan semakin meningkatnya infrastruktur yang pada

akhirnyadapat meningkatkan mobilitas penduduk dan meningkatkan

perekonomian masyarakat secara umum.199

Panjang jalan di Kabupaten Bangkalan tahun 2015 mencapai 721.365

Km. Kondisi jalan yang diaspal pada tahun 2015 sepanjang 697.815 Km

dan 23.550 Km jalan berkerikil. Adapun kondisi jalan yang baik pada

198Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xv. 199Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xvi.

109

tahun 2015 yaitu sepanjang 484.900 Km, kondisi sedang sepanjang

109.920 Km, kondisi rusak ringan sepanjang 74.625 Km, dan kondisi

rusak berat sepanjang 52.920 Km.200

7. Keuangan

Tahun 2014, penanaman modal yang tercatat di Bagian Penanaman

Modal dan Kerja Sama sebesar 718 milyar sedangkan setahun

sebelumnya yakni tahun 2013 penanaman modal yang ada jauh lebih

besar yaitu sebesar 1.641 milyar, 56.21 persen lebih besar.201

8. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Kabupaten Bangkalan tahun 2016 sebesar Rp.

2.042.254.338.523,20 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sebesar Rp. 165.985.223.860,20, Dana Perimbangan sebesar Rp.

1.591.743.107.051,00, dan Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

sebesar Rp. 284.526.007.612,00.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari Hasil Pajak Daerah sebesar

Rp. 25.078.486.740,76, Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp.

16.260.004.293,00, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

sebesar Rp. 1.781.172.231,74, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang Sah sebesar Rp. 122.865.560.594,70.

Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan

Pajak sebesar Rp. 100.952.368.311,00, Dana Alokasi Umum (DAU)

200Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm 233. 201Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xvii.

110

sebesar Rp. 1.012.242.530.000,00, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar

Rp. 478.548.208.740,00. Adapun Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah terdiri dari Pendapatan Hibah sebesar Rp. 2.574.530.000,00, Bagi

Hasil Pajak dr Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar Rp.

87.126.548.444,00, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp.

177.577.145.000,00, Bantuan Keuangan dr Provinsi/Pemerintah Daerah

Lainnya sebesar Rp. 17.083.867.000,00, dan Lain-Lain Penerimaan

sebesar Rp. 163.917.168,00.

Belanja Daerah Kabupaten Bangkalan Rp. 2.126.371.430.270,90

yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.

1.248.580.133.475,40 dan Belanja Langsung sebesar Rp.

877.791.296.795,50. Adapun Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja

Pegawai sebesar Rp. 921.617.313.881,04, Belanja Bunga sebesar Rp.

8.693.555.555,56, Belanja Hibah sebesar Rp. 16.790.120.000,00, Belanja

Bantuan Sosial sebesar Rp. 340.000.000,00, Belanja Bagi Hasil Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes sebesar Rp. 2.000.000.000,00,

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemdes dan

Parpol sebesar Rp. 297.639.144.038,80, dan Belanja Tidak Terduga

sebesar Rp. 1.500.000.000,00.

Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp.

184.685.686.144,80, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp.

111

229.868.791.097,70, dan Belanja Modal sebesar Rp.

463.236.819.553,00.202

9. Produk Domestik Regional Bruto

Pada tahun 2015, sektor-sektor yang seperti Listrik, Gas, dan Air

minum sebesar 0,03 persen. Sektor Jasa Perusahaan juga tak banyak

memberikan sumbangan yaitu 0,35 persen. Sumbangan paling besar

diberikan oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 25,52

persen. Kontribusi besar berikutnya yaitu 25,17 persen diberikan oleh

sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran sebesar 14,33 persen.

PDRB Kabupaten Bangkalan Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2015

sesesar 19.048,04 miliar rupiah. Turun dibandingkan tahun 2014 yang

sebesar 21.709,17 miliar rupiah. PDRB atas dasar harga konstan tahun

2015 sebesar 16.907,13 miliar rupiah, turun dibandingkan tahun 2014

yang sebesar 17.369,77 miliar rupiah. Penurunan besaran PDRB

Kabupaten Bangkalan disebabkan oleh fluktuasi produksi migas danharga

migas di pasaran. Karena kontribusi Migas terhadap total PDRB sebesar

23,78 persen.203

202Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm 42. 203Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan. 2016. Statistik Daerah

Bangkalan 2016. Bangkalan: Bagian Pengolah Data dan Statistik Setda Kabupaten Bangkalan.

Hlm xviii.

112

E. Rangkuman Deskripsi Wilayah dalam Tabel

Tabel 2. Deskripsi Wilayah 4 Kabupaten di Madura

No Nama Kabupaten

Sumenep Pamekasan Sampang Bangkalan

1. Luas Wilayah 2.093,45 km² 792,30 km2 1.233,30 km2 1.260,14 km2

2. Jumlah Kecamatan 27 kecamatan 13 kecamatan 14 kecamatan 18 kecamatan

3. Jumlah Desa 328 desa 178 desa 180 desa 273 desa

4. Jumlah Kelurahan 4 kelurahan 11 kelurahan 6 kelurahan 8 kelurahan

5. Jumlah Penduduk 1.072.113 jiwa

pada 2015

836.224 jiwa

pada 2014

883.282 jiwa

pada 2012

954.305 jiwa

pada 2016

6. Jumlah PNS 11.141 personil

pada 2014

8.710 personil

pada 2014

8.242 personil

pada 2015

9.870 personil

pada 2016

6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp. 162.371.865.154,17

pada 2014

Rp. 125.125.996.935,85

pada 2015

Rp. 120.965.331.272,00

pada 2016

Rp. 25.078.486.740,76

pada 2016

7. Pendapatan Daerah Rp. 1.647.362.227.719,17

pada 2014

Rp. 1.560.088.105.596,85

pada 2015

Rp. 1.711.100.321.627,00

pada 2016

Rp. 2.042.254.338.523,20

pada 2016

8. Belanja Daerah Rp. 1.607.328.844.636,22

pada 2014

Rp. 1.803.972.008.531,46

pada 2015

Rp. 1.832.100.321.627,00

pada 2016

Rp. 2.126.371.430.270,90

pada 2016