Upload
azmilihsan18
View
218
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
defenisi
Citation preview
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Skenario Kasus
Seorang pria berusia 62 tahun yang telah menjalani gastrektomi subtotal untuk kanker
lambung stadium III pada 10 minggu yang lalu mengalami kesulitan dalam menjalani berat
badannya. Berat badan biasanya adalah 86 kg, baru-baru ini berat badanya turun menjadi 76
kg. Istrinya melaporkan bahwa suaminya depresi, tidak ingin makan, dan tidur sepanjang hari
di kursinya. Istrinya mengatakan, “saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan lagi! Saya
pikir dia hanya ingin mati.” Dia kemudian mulai menangis.
1. Apa yang harus dikatakan perawat kepada istri pasien?
2. Siapa yang harus perawat hubungi untuk membantu keluarga tersebut?
3. Mengapa klien berada pada masalah resiko nutrisi? Apa pengkajian keperawatan lebih
lanjut yang dibutuhkan?
4. Tindakan apa yang mungkin dilakukan untuk memfasilitasi kebutuhan nutrisinya?
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Tn. A
Umur : 65 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Poros Malino
Tanggal Masuk RS : Sabtu, 05 Mei 2015
Diagnosa Medis : Ca. Lambung
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 35 th
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Poros Malino
2. Keluhan utama
Berat badan klien menurun secara drastis
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2015 akibat mengalami penyakit
Ca. Lambung. Klien datang ke RSUD Syekh Yusuf diantar oleh keluarganya
melalui IGD, pada tanggal 5 Mei 2015, dengan berat badan menurun, Istri
klien mengatakan bahwa klien mengalami depresi, tidak ingin makan dan
mengalami penurunan berat badan secara drastis yang dirasakan sejak 2 bulan
yang lalu. Klien juga sering merasakan nyeri di daerah epigastrium yang
disertai dengan perasaan mual .
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-
obatan, hanya saja tidak terlalu suka sayuran. + 1 tahun yang lalu klien pernah
terkena penyakit gastritis sampai diopname. Istri klien mengatakan bahwa
klien adalah seorang perokok aktif dan baru beberapa bulan ini menghentikan
aktivitas merokoknya. Klien bukan seorang peminum alkohol dan juga klien
baru-baru ini menjalani operasi yaitu gastrektomi subtotal.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan penyakit yang diderita klien saat ini. Keluarga klien juga menjelaskan
anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan yang
umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Klien tampak lemah.
b. Kesadaran : Composmentis.
c. Tinggi Badan : 160
Berat Badan Sebelum Sakit : 86 Kg
Berat Badan Selama Sakit : 76 Kg
d. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 90/50 mmHg
2) Nadi : 82 x/menit
3) Pernafasan : 20 x/menit
4) Suhu : 36,50C
e. Kulit
Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada eritema, kulit tidak pucat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit kurang.
f. Kepala
Inspeksi : rambut beruban, penyebaran tidak merata, keadaan kulit kepala
tampak bersih, tidak tampak adanya luka/massa.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa.
g. Muka
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak pucat, ekspresi wajah tampak
meringis, klien tampak murung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya benjolan.
h. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya oedema pada
palpebra, sclera tidak icterus, conjungtiva tidak pucat, refleks cahaya pada
pupil kanan positif pada pupil kiri negatif (katarak), bulu mata menyebar rata,
bola mata dapat bergerak ke segala arah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada peningkatan tekanan intrakokuler.
i. Hidung
Inspeksi : tidak tampak adanya deviasi septum dan polip, tidak tampak
adanya sekret atau perdarahan.
Palpasi : tidak ada nyeri pada sinus frontalis, ethmoidalis, maksillaris.
j. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya peradangan, tidak
ada serumen/sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus, mastoid.
k. Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, tidak cyanosis, gusi tidak ada peradangan,
lidah tidak kotor
l. Tenggorokan
Inspeksi : posisi ovula di tengah, tidak tampak adanya peradangan pada
tonsil.
m. Leher
Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena
jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
n. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal diameter anterior posterior : transversal 1 : 2,
pengembangan dada seimbang kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea,
frekuensi pernafasan 20 x/menit, irama pernafasan teratur.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, vokal fremitus getaran seimbang
kiri dan kanan.
Perkusi : sonor pada semua lapang paru, pekak pada ICS 3 – 5
midklavikula kiri, batas paru-paru – hepar pekak pada ICS 6, batas paru-paru –
lambung tympani pada ICS 8.
Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler di seluruh lapang paru.
o. Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis.
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : pekak pada daerah jantung ICS 3 – 5 dada kiri.
Auskultasi: S I : trikuspidalis pada ICS 5 midklavikula kiri, mitral pada ICS 4
linea parsternalis kiri, terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi
tambahan.
S II : aorta pada ICS 2 parasternalis kanan, pulmonal pada ICS 2 parasternalis
kiri, terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.
p. Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, tidak tampak adanya luka, warna kulit sama
dengan sekitarnya.
Auskultasi: peristaltik usus 8 x/menit, durasi 4 detik, interval teratur.
Perkusi : tympani pada area abdomen, pekak pada area hepar.
Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan daerah di bawah processus
xifoideus, tidak teraba pembesaran hepar, ginjal.
Keluhan : klien mengeluh sakit ulu hati.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium tanggal 9 Juni 2014 Normal
Ureum darah : 45,3 mgr/dl 10 – 50 mgr/dl
Kreatinin darah : 1,3 mgr/dl 0,7 – 1,1 mgr/dl
Asam urat : 4,7 mgr/dl 3,6 – 7/2,3 – 6 mgr/dl
Glukosa sewaktu : 108,0 mgr/dl 70 – 140 mgr/dl
Hb : 11,6 gr% 14 – 16 gr %
Leukosit : 4.800/mm3 5000 – 10.000/mm3
Eosinofil : 2 %
Segmen : 5,6 %
Limfosit : 41 %
Monosit : 1 %
Urine lengkap :
Protein : (-)
Reduksi : (-)
Urobilin : (-)
Bilirubin : (-)
Leukosit : 3 – 5
Eritrosit : 2 – 3
Epitel : 1 – 2
Uric acid : 2 – 3
6. Pola Kegiatan Sehari-Hari
a. Nutrisi
1) Kebiasaan :
Pola makan : nasi, sayur, lauk.
Frekuensi : 3 x/hari
Nafsu makan : baik
Makanan kesukaan : buah-buahan
Makanan pantang : tidak ada
Banyak minum/hari : 2500 cc/hari
2) Perubahan setelah sakit :
a) Pola makan : bubur, sayur, lauk.
b) Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu, disertai mual, nafsu
makan kurang, keluarga mengatakan klien hanya makan ½ porsi.
b. Eliminasi
1) BAK
a) Kebiasaan :
Frekuensi : 4 – 5 x/hari
Warna : kuning
Bau : pesing
Jumlah/hari : tidak diukur
b) Perubahan setelah sakit : tidak ada.
2) BAB
a) Kebiasaan :
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning kecoklatan
b) Perubahan setelah sakit : klien belum pernah BAB.
c. Personal hygiene
1) Kebiasaan :
Mandi : 2 x/hari memakai sabun mandi.
Sikat gigi : klien memakai gigi palsu.
Keramas : 3 x seminggu memakai shampo.
Ganti baju : 1 x sehari.
2) Perubahan setelah sakit : keluarga mengatakan klien mandi dengan cara
dilap basah.
d. Istirahat dan tidur
1) Kebiasaan :
Tidur malam jam 22.00 – 04.30 wita.
Tidur siang jam 15.00 – 16.00 wita.
2) Perubahan setelah sakit : klien mengatakan sesekali terbangun karena sakit
ulu hati.
e. Olahraga dan aktivitas
1) Kebiasaan :
Klien sering olahraga yaitu jalan-jalan sore.
Klien berolahraga secara teratur.
2) Perubahan setelah sakit :
Klien tidak pernah olahraga
Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.
ADL klien tampak dibantu ; makan dan minum.
Jika ke kamar mandi klien dibantu.
f. Pola Interaksi Sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah istri.
Klien mudah mendapat teman.
Jika mempunyai masalah, dibicarakan dengan keluarga.
Interaksi dengan keluarga baik.
7. Kesehatan Sosial
Keadaan rumah dan lingkungan menurut klien :
a. Kebersihan rumah : bersih
b. Status : milik sendiri.
c. Jumlah penghuni : 5 orang
d. Suasana rumah : klien mengatakan rumah tidak bising.
8. Keadaan Psikologis Selama Sakit
a. Persepsi klien tentang penyakitnya : klien menerima dengan sabar.
b. Harapan klien terhadap keadaannya yaitu ingin cepat sembuh.
c. Pola interaksi klien dengan petugas rumah sakit baik.
d. Klien tampak gelisah.
9. Kegiatan Keagamaan
Klien rajin shalat lima waktu.
10. Perawatan dan Pengobatan
a. Perawatan : istirahat dan diet lunak.
b. Pengobatan
1) IVFD RL : Dex 5 % 1 : 1 20 tts/menit.
2) Kapsul maag 3 x 1
3) Ulcidex 2 x 1
4) Dexanta 3 x 1
5) Kotrimoxazole 3 x 1
6) PCT kalau perlu.
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Istri klien mengatakan bahwa berat
badan klien menurun secara drastis.
2. Istri klien mengatakan klien tidak
mau makan.
3. Istri klien mengatakan klien
mengalami depresi karena
memikirkan penyakitnya.
4. Klien mengatakan nyeri pada bagian
atas perut.
5. Istri klien mengatakan klien hanya
tidur sepanjang hari di kursinya.
6. Istri klien mengatakan bahwa ia tidak
tahu apa yang harus dilakukan.
1. Klien tampak lemas.
2. Klien tampak pucat.
3. Klien tampak dibantu dalam
melakukan aktivitas.
4. Klien tampak meringis.
5. Nyeri tekan pada daerah abdomen
6. Porsi makan tidak dihabiskan
7. Klien tampak cemas
8. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/50 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS :
- Istri Klien mengatakan
berat badan klien
menurun dan klien tidak
mau makan.
DO :
- - Klien tampak pucat.
- - Klien Tampak lemas
- - Porsi makan tidak
dihabiskan.
- - Tanda-tanda vital :
T : 90/50 mmHg
N : 72 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,50C
Kanker lambung
¯
Pengrusakan dinding
lambung
¯
Peningkatan HCL
¯
Stimulus Pada Pusat Muntah
Di Medulla Oblongata¯
Mual
¯
Nafsu Makan
Menurun/Berkurang
Perubahan
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH¯
Perubahan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
2. DS :
-Istri Klien mengatakan
bahwa klien merasa
depresi dengan
penyakitnya.
-Istri klien mengatakan
klien hanya tidur
sepanjang hari di
kursinya.
DO :
- Klien tampak depresi
Klien tampak murung dan
cemas
Proses penyakit¯
Kurangnya informasi terkait
penyakit¯
Stress¯
Cemas
Ansietas
3. DS :
- Istri klien mengatakan
bahwa ia tidak tahu apa
yang harus dilakukan.
- Istri klien mengatakan
klien hanya tidur
sepanjang hari di
kursinya.
DO :
- - Klien tampak murung.
- Klien tampak sedih
- Keluarga klien tampak
sedih
Kanker lambung
¯
Pengrusakan dinding
lambung
¯
Kurang terpapar informasi
mengenai kondisi, prognosis
dan pengobatan
¯
Ansietas¯
Perasaan Sedih dan
Menangis¯
Berduka Adaptif
Berduka
Adaptif
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
A. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia
2. Ansietas yang berhubungan dengan proses penyakit.
3. Duka cita adaptif yang berhubungan dengan diagnosis kanker
B. Intervensi Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
Klien akan mempertahankan masukan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme
Nafsu makan meningkat
Tidak terjadi penurunan berat badan
a. Intervensi :
Observasi asupan,keluaran dan berat badan klien setiap hari.
Rasional : Memantau setiap perkembangan berat badan klien.
b. Intervensi :
Pantau Kecepatan dan frekuensi IV
c. Intervensi:
Ajarkan pasien hal-hal sbb : hindari pandangan, bau, bunyi-bunyi yang
tidak menyenangkan didalam lingkungan selama waktu makan.
Rasional:
anoreksia dapat distimulasi atau ditingkatkan dengan stimuli noksius.
d. Intervensi:
Sarankan makan yang disukai dan yang ditoleransi dengan baik oleh
pasien, lebih baik lagi makanan dengan kandungan tinggi kalori/protein,
zat besi, vitamin A dan C. Hormati kesukaan makanan berdasarkan etnik.
Rasional:
makanan kesukaan yang dioleransi dengan baik dan tinggi kandungan
kalori serta proteinnya akan mempertahankan status nutrisi selama periode
kebutuhan metabolic yang meningkat.
e. Intervensi:
Berikan dorongan masukan cairan yang adekuat, tetapi batasi cairan
pada waktu makan.
Rasional:
tingkat cairan diperlukan untuk menghilangkan produk sampah dan
mencegah dehidrasi.
f. Intervensi:
Meningkatkan kadar cairan bersama makanan dapat mengarah pada
keadaan kenyang. Pertimbangkan makanan dingin, jika diinginkan.
Rasional:
makanan dingin tinggi kandungan protein sering lebih dapat ditoleransi
dengan baik dan tidak berbau dibanding makanan yang panas.
g. Intervensi:
Kolaboratif pemberian diet cair komersial dengan cara pemberian
makan enteral melalui selang, diet makanan elemental/makanan yang
diblender melalui selang makan silastik sesuai indikasi.
Rasional:
pemberian makanan melalui selang mungkin diperlukan pada pasien
yang sangat lemah yang sistem gastrointestinalnya masih berfungsi
2. Ansietas b/d keganasan proses penyakit
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan ansietas klien menurun.
Kriteria hasil :
Klien lebih rileks
Nadi normal
Klien tidak murung
Klien tidak depresi
a. Intervensi:
Berikan lingkungan yang rileks dan tidak mengancam.
Rasional:
pasien dapat mengekspresikan rasa takut, masalah, dan kemungkinan rasa
marah akibat diagnosisi dan prognosisi.
b. Intervensi:
Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarganya dalam
keputusan perawatan dan pengobatan.
Rasional:
untuk mempertahankan kemandirian dan kontrol pasien.
c. Intervensi:
Anjurkan pasien mendiskusikan perasaan pribadi dengan orang pendukung
misalnya rohaniawan bila diinginkan.
Rasional:
menfasilitasi proses berduka dan perawatan spiritual.
d. Intervensi :
Anjurkan klien untuk mengontrol rasa cemasnya dengan mendengarkan
murottal Al-Qur’an atau membaca Ayat Suci Al-Quran serta berdzikir .
Rasional : Ayat Suci Al-Quran membantu dalam memberikan ketenangan dan
mengurangi kecemasan.
e. Intervensi :
Ajarkan pada klien teknik mengontrol cemas dan stress dengan berdzikir.
f. Informasikan setiap prosedur atau terapi yang dilakukan.
Rasional : Informasi yang tepat mengenai penyakit dan setiap prosesnya dapat
mengurangi tingkat kecemasan pasien dan keluarga.
3. Duka cita adaptif yang berhubungan dengan diagnosis kanker
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan respon klien terhadap penyakitnya
menjadi baik ( Respon Duka Cita baik ).
Kriteria hasil :
Klien lebih rileks
Nadi normal
Keluarga klien dapat tenang
a. Intervensi :
Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan/ mengekspresikan rasa takut
dan berduka terkait dengan diagnosis.
Rasional : pasien dapat mengekspresikan rasa takut, masalah, dan
kemungkinan rasa marah akibat diagnosisi dan prognosisi.
b. Intervensi :
Informasikan dan jawab pertanyaan pasien dengan jujur.
Rasional : Informasi yang tepat mengenai penyakit dan setiap prosesnya dapat
mengurangi tingkat kecemasan pasien dan keluarga.
c. Intervensi :
Anjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
terapi
Rasional : untuk mempertahankan kemandirian dan kontrol pasien.
d. Intervensi :
Dukung rasa tidak percaya pasien dan waktu yang diperlukan untuk menerima
diagnosis
Rasional : Membantu klien dalam proses penerimaan mengenai masalah dan
kondisi yang dihadapi.
e. Intervensi :
Berikan dukungan emosional dan libatkan anggota keluarga dan orang
terdekat pasien kapanpun jika memungkinkan, yakinkan bahwa respon
emosional adalah hal yang wajar dan telah diperkirakan sebelumnya .
Rasional : menfasilitasi proses berduka
f. Intervensi :
Berikan layanan profesional sesuai kebutuhan ( misalnya dukungan dari
pemuka agama, spesialis perawat klinis, psikiatrik, psikolog, pekerja sosial
dan psikiater).
Rasional : menfasilitasi proses berduka dan perawatan spiritual.
g. Intervensi :
Bantu pengambilan keputusan mengenai perawatan akhir hayat dan lakukan
perujukan sesuai kebutuhan.