21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Si Gede Ngurah Bramantya Agustiano (2015) pada laporan akhirnya dengan judul penelitian “Faktor- faktor yang Mempengaruhi Layanan Reservsi Hotel di PT. Bali Megah Wisata Tour and Travel”. Penelitian ini diadakan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi layanan dan faktor yang berkontribusi dominan dalam layanan reservasi hotel di Bali Megah Wisata Tour and Travel. Teknik Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis faktor. Hasil dari penelitian tersebut terdapat 5 faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel di Megah Wisata Tour and Travel yaitu faktor structur and ease of use dengan nilai eigen value 6,492, faktor reputation and security dengan nilai eigen value 2,671, faktor usefulness dengan nilai eigen value 2,497, faktor information content dengan nilai eigen value 1,889 dan faktor responsiveness and personalization dengan nilai eigen value 1,059 sedangkan faktor structur and ease of use merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi layanan hotel di PT. Megah Wisata Tour and Travel dengan nilai eigen value sebesar 6,492.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Penelitian Sebelumnya · kualitas layanan pariwisata dengan kepuasan secara keseluruhan, niat untuk kembali dan kesediaan untuk merekomendasikan kepada

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Tinjauan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Si Gede Ngurah

Bramantya Agustiano (2015) pada laporan akhirnya dengan judul penelitian “Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Layanan Reservsi Hotel di PT. Bali Megah Wisata Tour

and Travel”. Penelitian ini diadakan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi layanan dan faktor yang berkontribusi dominan dalam layanan

reservasi hotel di Bali Megah Wisata Tour and Travel. Teknik Analisis data pada

penelitian ini menggunakan analisis faktor. Hasil dari penelitian tersebut terdapat 5

faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel di Megah Wisata Tour and Travel

yaitu faktor structur and ease of use dengan nilai eigen value 6,492, faktor

reputation and security dengan nilai eigen value 2,671, faktor usefulness dengan nilai

eigen value 2,497, faktor information content dengan nilai eigen value 1,889 dan

faktor responsiveness and personalization dengan nilai eigen value 1,059 sedangkan

faktor structur and ease of use merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi

layanan hotel di PT. Megah Wisata Tour and Travel dengan nilai eigen value sebesar

6,492.

Penelitian oleh Sopian ( 2004 ) dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan

Wisatawan yang Menginap di Hotel Puri Raja Kuta Bali”. penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat kepuasan wisatawan dan untuk mengetahui indikator-indikator pelayanan

mana saja yang perlu untuk ditingkatkan, dipertahankan dan yang perlu mendapatkan

pembenahan untuk mencapai kepuasan wisatawan yang menginap di Hotel Puri Raja

Kuta. Hasil penelitian ditemukan bahwa wisatawan yang kurang puas terhadap

pelayanan sebesar 82,71 %. Sedangkan faktor-faktor yang perlu mendapatkan

prioritas pembenahan adalah perhatian dan kemampuan dalam memberikan

pelayanan dengan cepat dan tepat, memperhatikan kebersihan, kerapian serta

kenyamanan hotel, sikap bertanggung jawab terhadap keamanaan dan kenyamanan

tamu hotel.

Penelitian yang dilakukan oleh Rosliana Candraningsih (2011) dengan judul

“Analisis Kualitas Pelayanan Food and Beverage Departement Terhadap Tingkat

Kepuasan Pelanggan di Hotel Lombok Garden”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kualitas pelayanan Food and Beverage Departement Terhadap

Tingkat Kepuasan Pelanggan di Hotel Lombok Garden. Metode pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, kuisoner, studi kepustakaan

dan dokumentasi. Adapun dalam penentuan sampelnya menggunakan metode quota

random sampling dan accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah

sebanyak 75 responden. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah skla

likert, indeks kepuasan pelanggan, dan importance-performance analysis. Hasil

penelitian menunjukan bahwa indeks kepuasan pelanggan terhadap Food and

Bevarage Departement di Hotel Lombok Garden adalah cukup puas dengan nilai

rata-rata sebesar 74,41 persen. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pada kuadran A

indikator-indikator yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dinilai penting dan

mendapatkan prioritas dalam pelaksanaan oleh karyawan Food and Beverage di

Hotel Lombok Garden yaitu kebersihan dan kerapian restaurant serta coffe shop (1),

penataan restaurant dan coffe shop (2), pada kuadran B indikator-indikator yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan dianggap penting oleh pelanggan serta kinerja

pelaksanaanya sesuai dengan apa yang diharapkan penting dan harus dipertahankan

yaitu penampilan karyawan (3), keramahtamahan karyawan dalam memberikan

pelayanan (13), pengetahuan karyawan dalam pelayanan (14), keterampilan karyawan

dalam pelayanan (15), pada kuadran C indikator-indikator yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan dinilai kurang penting tapi memuaskan sedangkan kinerja food

and beverage department hotel Lombok Garden biasa-biasa saja sehingga harus

ditingkatkan yaitu kemampuan karyawan cepat tanggap terhadap kebutuhan

pelanggan (7), kemampuan karyawan dalam menangani keluhan pelanggan (8),

kemampuan karyawan dalam memberikan informasi secara singkat dan jelas (9),

efisiensi waktu dan ketepatan pada saat taking order (11), efisiensi waktu dan

ketepatan pada saat clear up (11), pada kuadran D indikator-indikator yang dinilai

kurang penting oleh pelanggan dan kinerja kaaryawan food and beverage department

di hotel Lombok Garden berlebihan seperti kemampuan karyawan berkomunikasi

dengan pelanggan (4), inisiatif karyawan dalam memberikan pelayanan (5),

kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian khusus pada pelanggan (6),

kemampuan pada saat greeting atau menerima pelanggan (10).

Penelitian yang dilakukan oleh Khairunisak Latiff dan Ng. Siew Imm (2015)

yang berjudul “The Impact of Tourism Service Quality on Satisfaction” dari Universiti

Putra Malasyia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara

kualitas layanan pariwisata dengan kepuasan secara keseluruhan, niat untuk kembali

dan kesediaan untuk merekomendasikan kepada kerabat dan teman-teman. Penelitian

ini signifikan ada dua cara pendekatan. Pertama, menurut Rimmington dan Yuksel

(1998) yang termasuk adalah transportasi sebagai komponen umum. Penelitian ini

termasuk taksi adalah sebagai komponen terpisah karena taksi moda transportasi yang

populer. Kedua, menyediakan informasi kebeberapa instansi pemerintah tentang cara-

cara untuk meningkatkan kepuasan di kalangan wisatawan. Data dikumpulkan dari

wisatawan yang mengunjungi Kuala Lumpur. Sebanyak 199 kuesioner yang diterima

oleh wisatawan. Pada penelitian ini ada tiga temuan penting; pertama, ada hubungan

signifikan antara kualitas layanan akomodasi, perhotelan, hiburan, transportasi,

kualitas layanan taksi dan kepuasan secara keseluruhan. Kedua, ada hubungan yang

signifikan antara keseluruhan kepuasan dan niat untuk kembali ke Kuala Lumpur

lagi. Ketiga, ada hubungan yang signifikan antara kepuasan secara keseluruhan dan

kemauan untuk merekomendasikan Kuala Lumpur keteman-teman dan kerabat.

Penelitian yang dilakukan oleh Mirjeta Beqiri dan kawan-kawan (2014) yang

berjudul “An Empirical Study of Service Quality Factors Impacting Tourist

Satisfaction and Loyalty: Velipoja Tourist Destination”. Pariwisata secara umum

dianggap sebagai prioritas dan potensi pendorong pembangunan ekonomi suatu

negara. Menurut World Travel dan Tourism Council (2011), Perjalanan dan Pariwisata

merupakan salah satu industri terbesar di dunia yang berkontribusi menyumbangkan

triliunan dolar setiap tahun untuk ekonomi global. Secara efektif dalam rangka untuk

menuai keuntungan yang berasal dari pariwisata sangat penting adanya organisasi

pariwisata yang mengatur dalam meningkatkan kualitas layanan yang mereka

tawarkan kepada wisatawan. Kualitas dianggap sebagai kesempatan fokus klasik

untuk kelangsungan hidup setiap organisasi dalam ekonomi global saat ini; organisasi

yang menyediakan layanan berkualitas tinggi merupakan tantangan untuk organisasi

lain (Rahaman, Abdullah dan Rahman, 2011). Penelitian ini mengeksplorasi faktor

kualitas layanan potensi berdampak kepuasan wisatawan dan loyalitas. Selain itu,

meneliti hubungan antara kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan serta menilai

apakah ada perbedaan kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan berdasarkan

variabel demografis, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan negara tempat

mereka tinggal. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan di daerah

tujuan wisata penting di utara Albania: Velipoja Beach. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dimensi kualitas layanan (seperti tujuan, hotel, dan hiburan) memiliki dampak

yang signifikan terhadap kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan. Selanjutnya,

temuan menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan dan loyalitas

wisatawan yang liburan. Selain itu ada data yang mengungkapkan bahwa wisatawan

perempuan lebih setia daripada wisatawan laki-laki sementara warga Albania yang

lebih setia daripada penduduk Eropa Barat.

Penelitian yang dilakukan oleh Mukhles Al-Ababneh (2013) dari Universitas

Al-Hussein Bin Talal dengan judul penelitian “Service Quality and its Impact on

Tourist Satisfaction”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persepsi wisatawan

terhadap kualitas pelayanan yang tersedia di situs bersejarah Petra, dan untuk

mengukur kepuasan wisatawan tersebut dengan meneliti kualitas produk pariwisata

secara keseluruhan. Pada penelitian ini, empat hipotesis dikembangkan dengan model

penelitian. Data empiris dikumpulkan dari wisatawan melalui survei yang

menggunakan kuesioner sebanyak 180 kuesioner, data ini dianalisis menggunakan

serangkaian regresi untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dan

kepuasan wisatawan. Temuan menunjukan bahwa kualitas pelayanan secara langsung

sangat berdampak kepada kepuasan wisatawan secara keseluruh seperti fasilitas

tujuan, aksesibilitas tujuan dan daya tarik tujuan. Akibatnya, penelitian ini

menghasilkan bahwa ada dampak yang signifikan dari kualitas pelayanan pada

kepuasan wisatawan, dan oleh karena itu layanan berkualitas memainkan peran

penting dalam pariwisata dengan meningkatkan kepuasan wisatawan. Hasil dalam

penelitian ini didukung dengan bukti bahwa ada dampak positif dari komponen

produk pariwisata pada kepuasan wisatawan. Penelitian ini memberikan beberapa

implikasi teoritis dan manajerial berdasarkan temuan untuk akademisi dan sektor

pariwisata, peneliti memberikan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya melanjutkan

penelitian ini karena adanya keterbatasan penelitian saat ini.

Penelitian oleh Asst. Prof. Erkan Saglik dkk dari Ataturk University Faculty

of Tourism Erzurum/Türkiye (2014) yang berjudul “Service Quality and Customer

Satisfaction Relationship: A Research in Erzurum Ataturk University Refectory”.

Pada penelitian ini, persepsi kualitas pelayanan dan dampaknya terhadap kepuasan di

periksa melalui penelitian ini dimana siswa menggunakan ruang makan dalam

kampus unversitas yang dipilih sebagai sampel. Dalam studi tersebut, survei

kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data dan skala Metzler, yang

dikembangkan untuk mengukur kualitas pelayanan diruang makan perguruan tinggi

dengan melakukan survei. Metodologi yang digunakan adalah analisis faktor,

ANOVA, t-test, dan analisis regresi berganda yang dilakukan pada 689 responden

yang valid dari data survei. Analisis regresi berganda digunakan pada tiga dimensi

kualitas pelayanan ruang makan (pelayanan, kebersihan dan suasana) yang ditentukan

sebagai hasil dari analisis faktor dan ditemukan bahwa dimensi ini positif

mempengaruhi kepuasan pada umumnya dengan tingkat 44%. Diantara dimensi

kualitas pelayanan tersebut, ditetapkan Suasana yang tidak memiliki dampak yang

signifikan terhadap kepuasan. Disimpulkan bahwa dimensi kebersihan memiliki

dampak yang lebih tinggi pada kepuasan dari dimensi pelayanan. Selain itu, diantara

temuan dari penelitian ini bahwa perbedaan signifikan secara statistik yang

ditemukan antara kelompok dalam hal gender, jumlah belanja bulanan,dan responden

fakultas sebagai hasil dari tes ANOVA satu arah dan t-tes.

Penelitian yang dilakukan oleh Ana Stranjancevic dan Iva Bulatovic (2015)

yang berjudul “Customer Satisfaction As An Indicator of Service Quality In Tourism

and Hospitality”. Salah satu tantangan terbesar bagi stakeholder adalah untuk

menjamin kepuasan pelanggan, khususnya di industri jasa seperti pariwisata dan

perhotelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa kepuasan

restoran tamu tergantung pada berbagai faktor serta untuk menunjukkan hubungan

antara kepuasan dan loyalitas. kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah indikator

yang sangat baik dari kualitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan dengan survei

empiris dan hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan metode statistik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah: jenis staf,

profesionalisme, kecepatan pelayanan, kualitas makanan, suasana dan kenyamanan.

Hal ini berimplikasi kebutuhan khusus untuk pengenalan Manajemen kuat Sumber

Daya Manusia, standar keamanan pangan dan perencanaan ruang yang efektif. Studi

ini menunjukkan bahwa perawatan untuk kualitas produk dan layanan yang

diperlukan di semua tingkatan dan bahwa tidak mungkin untuk menjamin kepuasan

pelanggan atau menciptakan loyalitas pelanggan tanpa sistem manajemen yang kuat

dan pengendaliannya.

Adapun perbedaan dan persamaan pada penelitian sebelumnya dengan

penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Pada Jurnal

No. Judul Penelitian Sebelumnya Persamaan Perbedaan

1. Si Gede Bramantya Agustiano 2015 dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Layanan Reservasi Hotel di PT. Bali Megah WisataTour and Travel”.

a. Menggunakan analisis faktorb. Menggunakan skala Likert

a. Objek kajian penelitian

2. Sopian 2014 dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Menginap di Hotel Puri Raja Kuta Bali”.

a. Menggunakan analisis faktorb. Menggunakan skala likert

a. Objek kajian penelitian

3. Rosliana Candraningsih 2011 dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan Food and Beverage Departement Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan di Hotel Lombok Garden Mataram”.

a. Meneliti kualitas pelayananb. Menggunakan skala likert

a. Analisis data b. Objek kajian

penelitian

4. Khairunisak Latiff dan Ng. Siew Imm 2015 dengan judul “The Impact of Tourism Service Quality on Satisfaction”.

a. Meneliti Kualitas Pelayanan a. Objek kajian penelitian

5. Mirjeta Beqiri dan kawan-kawan 2014 dengan judul “An Emperical Study of Service Quality Factors Impacting Tourist Satisfaction and Loyalty:Velipoja Tourist Destination”.

a. Meneliti kualitas pelayanan a. Objek kajian penelitian

6. Mukhles Al-Ababneh 2013 yang berjudul “Service Quality and its Impact on Tourist Satisfaction”.

a. Meneliti kualitas pelayanan a. Analisis datab. Objek Kajian

penelitian7. Asst. Prof. Erkan Saglik dkk 2014

dengan judul “Service Quality and Customer Satisfaction Relationship: A Research in Erzurum Ataturk University Refectory”.

a.Meneliti kualitas pelayanan b.Menggunakan analisis faktor

a. Analisis datab. Objek kajian

penelitian

8. Ana Stranjancevic dan Iva Bulatovic 2015 dengan judul penelitian “Customer SatisfactionAs An Indicator of Service Quality In Tourism and Hospitality”.

a. Menggunakan Analisis datab. Meneliti Kualitas pelayanan

a. Objek kajian penelitian

1.2 Tinjauan Konsep

1.2.1 Tinjauan Konsep Kualitas Pelayanan

Menurut Vincent Gaspersz (1997) ada beberapa dimensi atau atribut yang

harus diperhatikan dalam kualitas pelayanan pada industri jasa yaitu sebagai berikut:

1. Ketepatan waktu pelayanan adalah hal – hal yang perlu diperhatikan di sini

berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

2. Akurasi pelayanan adalah dengan realiabilitas pelayanan dan bebas

kesalahan-kesalahan kepada konsumen .

3. Kesopanan dan keramahtamahan dalam memberikan pelayanan terutama

bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan konsumen eksternal,

seperti : operator telepon, petugas keamanan, pengemudi, kasir dan petugas

penerima konsumen. Citra pelayanan dari industri jasa sangat ditentukan

oleh orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan dalam

melayani langsung denga konsumen eksternal.

4. Tanggung jawab adalah berkaitan dengan penerimaan pesan dan

penanganan keluhan dari konsumen.

5. Kelengkapan yaitu menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana

pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan adalah berkaitan dengan banyaknya

outlet, banyak petugas yang melayani seperti kasir, staff administrasi dll.

Banyaknya fasilitas pendukung seperti computer untuk memproses data.

7. Variasi model pelayanan adalah berkaitan dengan inovasi untuk

memberikan pola-pola baru dalam pelayanan serta features dari pelayanan.

8. Pelayanan Pribadi adalah berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan

permintaan khusus dll.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan adalah berkaitan dengan

jangkuan baik lokasi, parkir kendaraan, petunjuk-petunjuk ruang tempat

pelayanan dan kemudahan dalam memperoleh parkir dll.

10. Atribut Pendukung Pelayanan Lainnya berkaitan dengan lingkungan,

kebersihan, ruangan tunggu, fasilitas music, AC dll.

Menurut Prof. J. Supranto kualitas pelayanan adalah sebuah kata yang bagi

penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi

kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama

strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik

sebagai pemimpin pasar maupun strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu

produk jasa adalah tergantung dari keunikan atau ciri khas serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan

konsumen.

Sebenarnya tidaklah mudah mendifinisikan kualitas dengan tepat. Akan tetapi

umumnya dapat dirinci dari hasil yang diperoleh dari pelayanan jasa misalnya: harga,

keramahan pelayanan, hasil yang diperoleh sesuai dengan keinginan dan lain

sebagainya. Konsep kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relative kebaikan

suatu produk atau jasa yang terdiri dari kualitas kesediaan dan kualitas kesesuaian.

Kualitas lebih menekan pada aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan fokus

utamanya adalah customer utility. Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan

kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk

menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang,

memungkinkan perusahaan untuk memahami secara seksama harapan dari pelanggan

serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan

pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang kurang

menyenangkan. Pada gilirannya, kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetian

atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas pelayanan

yang memuaskan.

1.2.2 Tinjauan Konsep Transportasi Air

Disamping transportasi darat, transportasi air adalah jenis transportasi yang

termasuk tua. Barang kali hampir sama tuanya karena air sebagai jalan atau prasarana

angkutan sudah digunakan sejak jaman purba. Pada saat itu tenaga penggerak yang

digunakan adalah tenaga manusia, yaitu dengan mendayung. Langkah yang lebih

maju dari penggunaan tenaga manusia adalah pemanfaatan tenaga angin dengan

memasang layar. Mungkin berawal dari sinilah lahirnya istilah pelayaran bagi

kegiatan transportasi air (terutama laut) meskipun kapal yang digunakan tidak

menggunakan layar, melainkan menggunakan tenaga mesin. Sampai sekarang kapal

banyak digunakan untuk mengangkut penumpang, barang, menangkap ikan, atau

kegiatan olah raga.

Kapal laut adalah alat transportasi yang bergerak di perairan. Kapal laut

memiliki banyak fungsi selain mengangkut penumpang. Berikut ini jenis-jenis kapal

laut menurut fungsinya.

1. Kapal Penumpang

Jenis kapal yang satu ini sangat akrab dengan kehidupan kita. Fungsinya

diperuntukkan bagi penumpang yang hendak bepergian lintas benua. Kapasitasnya

bisa mencapai ribuan orang, dengan fasilitas lengkap dan arsitektur mewah. Kapal

penumpang mewah yang terkenal adalah Titanic, Queen Mary, dan Queen Elizabeth

II.

2. Kapal Barang

Kapal jenis ini juga merupakan kapal yang sibuk melintasi lautan membawa

muatan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Kapal barang menjadi urat nadi

aktivitas perdagangan dunia, karena berperan penting dalam aktivitas ekspor impor.

Selain ukurannya besar dan mampu membawa banyak muatan, kapal ini juga mampu

berlayar sangat jauh.

3. Kapal Tanker

Dengan ukurannya yang besar, kapal ini digunakan untuk mengangkut

minyak, dikendalikan dengan komputer dan sistem navigasi yang canggih melalui

satelit. Tanker yang berukuran raksasa disebut supertanker. Panjang supertanker bisa

mencapai 378 meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong 167000 ton. Ukurannya

yang jumbo mampu mengangkut minyak mentah hampir satu juta barrel.

4. Kapal Feri

Fungsinya adalah sebagai alat penyeberangan untuk melintasi selat atau laut

diantara dua pulau. Meski ukurannya tidak sebesar kapal penumpang, kapal feri

mampu mengangkut banyak penumpang sekaligus kendaraan-kendaraan seperti

mobil, bus, dan truk. Untuk transportasi laut antar pulau, kapal inilah yang

diandalkan. Di Indonesia, feri mengalami waktu sibuk setiap libur lebaran, malayani

ribuan pemudik yang ingin pulang kampung keluar pulau.

5. Kapal Selam (Submarine)

Jenis kapal yang satu ini unik, karena bergerak dengan tidak terapung di

permukaan laut, melainkan menyelam ke dalam laut. Kini hampir semua kapal selam

digunakan untuk tujuan militer dan penelitian bawah laut, namun ada juga yang

dibuat khusus untuk perjalanan wisata. Cara kerja submarine adalah menggunakan

prinsip Archimedes, dimana terdapat ruang-ruang yang berfungsi sebagai pemberat.

Jika ingin menyelam, maka ruang pemberat akan diisi air sehingga kapal akan

tenggelam. Sebaliknya, jika ingin naik ke permukaan, ruang pemberat diisi udara dan

air dikeluarkan.

6. Kapal Perang

Sesuai namanya, fungsinya adalah untuk membantu kegiatan perang. Kapal

perang memiliki beberapa jenis. Kapal induk yang berguna untuk membawa armada

tempur udara, kapal perusak (destroyer) yang digunakan untuk kapal perang lawan,

kapal penjelajah (cruiser) yang digunakan untuk berlayar dalam waktu yang lama dan

berperang di tempat yag jauh, serta kapal penyapu ranjau yang berfungsi untuk

mencari dan menghancurkan ranjau laut.

7. Kapal Tunda

Kapal tunda digunakan untuk menarik kapal lai yang lebih besar ketika akan

merapat atau meninggalkan pelabuhan yang sempit. Meski ukurannya kecil,

tenaganya cukup besar untuk menarik kapal-kapal besar. Kadang-kadang, untuk

menarik kapal yang berukuran super seperti kapal induk, diperlukan beberapa kapal

tunda untuk menariknya.

8. Kapal Penangkap Ikan

Kapal ini digunakan para nelayan untuk mengangkap ikan. Dengan dilengkapi

jala yang berukuran besar, banyak ikan dapat ditangkap dengan cepat. Kapal ini juga

memiliki ruang pendingin untuk menyimpan ikan hasil tangkapan supaya ikan tetap

segar setelah tiba di pelabuhan.

9. Kapal Layar

Kapal layar sudah ada sejak zaman dahulu sebelum ditemukannya motor

penggerak modern. Kapal ini bergerak menggunakan tenaga angin dengan

memanfaatkan layar yang terbentang lebar. Dulu kapal ini digunakan untuk berbagai

tujuan, tetapi kini hanya digunakan untuk kegiatan olahraga.

10. Kapal Penyelamat (Lifeboat)

Lifeboat digunakan oleh tim penyelamat apabila terjadi musibah laut,

misalnya kapal tenggelam. Lifeboat dapat melakukan pencarian dan penyelamatan

korban musibah laut meski dalam kondisi cuaca buruk, misalnya badai.

Adapun cruises yang dimaksud pada penelitian ini adalah cruises jenis fast

boat, namun yang membedakan antara fast boat yang satu dengan yang lainnya

adalah Scoot Fast Cruises memiliki bentuk atau model seperti kapal pesiar yang

ukurannya ada yang besar dan ada ukuran kecil yang memiliki kecepatan luar biasa.

1.2.3 Tinjauan Konsep Wisatawan

Secara etimologi, kalau kita meninjau arti kata “wisatawan” yang berasal dari

kata “wisata”, maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam

bahasa inggris. Kata itu berasal dari kata Sansekerta: “wisata” yang berarti

“perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa

inggris, maka “wisatawan” sama artinya dengan kata traveler, dalam pengertian yang

umum diterima oleh masyarakat Indonesia sesungguhnya bukanlah demikian, kata

wisatawan selalu diasosiasikan dengan “tourist”. Namun kalau kita perhatikan kata

“tourist” itu sendiri, sebenarnya kata itu berasal dari kata “tour” (perjalanan yang

dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain) dan orang yang melakukan

perjalanan “tour” ini dalam bahasa inggris disebut dengan istilah dengan “tourist”.

Definisi mengenai tourist, di antara beberapa ahli atau badan internasional,

masih belum ada keseragaman pengertian. Perbedaan pengertian atau batasan

disebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan atau keahlian, perbedaan

kepentingan dan perbedaan pandangan dari para ahli atau badan tersebut. Baik

mengenai batasan wistawan internasional maupun nusantara. Di bawah ini akan

dikemukan batasan dari beberapa ahli dan badan internasional di bidang pariwisata:

Norval, seorang ahli ekonomi Inggris, memberi batasan mengenai wisatawan

internasional sebagai berikut:

“every person who comes to a foreign country for a reason than to establish

his permanent residence or such permanent work and who spends in the country of

his temporary stay, the money he has earned else where”.

Dari definisi tersebut, Norval lebih menekankan pada aspek ekonominya,

sementara aspek sosiologi kurang mendapatkan perhatian.

Pada tahun 1973, Komisi Ekonomi Liga Bangsa-Bangsa (Economis

Commission of The League of Nations), pertama kali memberikan batasan pengertian

mengenai wisatawan internasional pada forum internasional. Rumusan tersebut

adalah sebagai berikut:

“The term tourist shall, in principle, be interpreted to mean any person

travelling for a period of 24 hours or more in a country other than in which he

usually resides”.

Hal pokok yang penting dari batasan Liga Bangsa-Bangsa tersebut adalah

yang perlu dicatat sebagai berikut :

a. Perjalanan dari suatu negara ke negara lain.

b. Lama perjalanan sekurang-kurangnya 24 jam.

Untuk selanjutnya Komisi Liga Bangsa-Bangsa ini, menyempurnakan batasan

pengertian tersebut, dengan mengelompokan orang-orang yang dapat disebut sebagai

wisatawan dan bukan wisatawan. Yang termasuk wisatawan adalah kriterianya

sebagai berikut:

a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan bersenang-senang,

mengunjungi keluarga dan lain sebagainya.

b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan

atau karena tugas tertentu, seperti dalam ilmu pengetahuan, tugas negara,

diplomasi, agama, olahraga dan lain sebagainya.

c. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk tujuan usaha.

d. Mereka yang melakukan kunjungan mengikuti perjalanan kapal laut,

walaupun tinggal kurang dari 24 jam.

Yang dikatakan bukan sebagai wisatawan adalah memiliki kriteria sebagai

berikut:

a. Mereka yang berkunjung dengan tujuan untuk mencari pekerjaan atau

melakukan kegiatan usaha.

b. Mereka yang berkunjung ke suatu negara dengan tujuan untuk bertempat

tinggal menetap.

c. Penduduk di daerah tapal batas negara dan bekerja di negara yang

berdekatan.

d. Wisatawan yang hanya melewati suatu negara tanpa tinggal di negara yang di

laluinya itu.

Batasan tersebut tidak dapat diterima oleh Komisi Statistik dan Komisi

Fasilitas Internasional Civil Aviation Organization, PBB. Komisi ini membuat

rumusan baru. Istilah tourist diganti dengan foreign tourist, dan memasukan kategori

visitor didalamnya.

Dalam rumusan Komisi Statistik ini dicantumkan batas maksimal kunjungan

selama 24 jam dikesampingkan. Selanjutnya batasan yang semula berdasarkan

kebangsaan diganti dengan berdasarkan tempat tinggal sehari-hari wisatawan.

Menyadari ketidakseragaman pengertian tersebut, International Union of

Official Travel Organization (IUOTO) sebagai badan organisasi pariwisata

internasional yang memiliki anggota kurang lebih 90 negara tekah mengambil

inisiatif dan memutuskan batasan yang sifatnya seragam melalui PBB pada tahun

1963 di Roma dan memberikan definisi sebagai berikut:

a. Pengunjung (visitors) adalah setiap orang yang berkunjung ke suatu negara

lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan

pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.

b. Wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu

negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat

pada negara yang sama untuk jangka waktu yang lebih dari 24 jam yang

tujuan perjalannnya dapat di klasifikasikan pada salah satu hal berikut ini:

1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan,

pendidikan, keagamaan, dan olahraga.

2. Bisnis atau mengunjungi keluarga

c. Darmawisata (excursionist), adalah pengunjung sementara yang menetap

kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya, termasuk orang yang

berkeliling dengan kapal pesiar, namun tidak termasuk para pesiar yang

memasuki negara secara legal, contohnya orang yang hanya tinggal di

ruangan transit pelabuhan udara.

Bila diperhatikan orang-orang yang datang bekunjung pada suatu tempat atau

negara biasanya mereka sebut dengan pengunjung (visitor) yang terdiri atas banyak

orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan. Hal ini juga termasuk di

dalamnya adalah wisatawan. Artinya tidak semua pengunjung dapat dikatakan

sebagai wisatawan.

Istilah wisatawan harus diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,

kelamin, bahasa dan agama yang memasuki wilayah suatu negara yang mengadakan

suatu perjanjian yang lain daripada negara dimana orang itu biasanya tinggal dan

berada disana tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan, didalam jangka

waktu 12 bulan berturut-turut, untuk tujuan non-imigrasi yang legal, seperti :

perjalanan wisata, rekreasi, olahraga, kesehatan alasan keluarga, studi, ibadah atau

urusan usaha (Yoeti, 1983:123—124).

Dalam rangka pengembangan dan pembinaan kepariwisataan di Indonesia,

pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, seperti yang

dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1969 yang memberikan definisi

sebagai berikut :

“wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk

berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanannya dan kunjungannya itu”.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut maka, kita dapat memberi ciri tentang

seorang itu dapat dikatakan sebagai wisatawan yaitu sebagai berikut :

a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

b. Perjalanan itu dilakukannya untuk sementara waktu.

c. Orang yang melakukan perjalanan tidak sedang mencari nafkah di tempat

dimana negara yang mereka kunjungi.

Dapat dikatakan apabila tidak memenuhi syarat tersebut diatas, orang tersebut

belum dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat yang tidak

dipenuhi, maka dua syarat yang lainnya menjadi gugur. Pada penelitian ini nantinya

akan menggunakan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebagai sampel

dalam pengisian kuisoner yang menggunakan jasa penyebrangan Scoot Fast Cruises

di Bali.