32
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo,2007) Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera pengelihatan, penciuman, raba, bau, dan pendengaran. Sebagian pengetahuan manusia didapatkan dari mata dan telinga. (Notoatmodjo,2007) b. Manfaat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan (over behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng bila dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmodjo,2007) 1) Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2007) mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-rizqianaam... · Cara ini disebut “ Metode Penelitian Ilmiah “ atau lebih populer

  • Upload
    hahanh

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

(Notoatmodjo,2007)

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

pengelihatan, penciuman, raba, bau, dan pendengaran. Sebagian

pengetahuan manusia didapatkan dari mata dan telinga.

(Notoatmodjo,2007)

b. Manfaat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya suatu tindakan (over behaviour). Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih

langgeng bila dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. (Notoatmodjo,2007)

1) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut

Notoatmodjo (2007) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

10

11

a) Tahu ( know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya (recall) yang berisi tentang sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima, sehingga tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diaertikan apabila orang yang telah memahami objek

yang di maksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

12

d) Analisis (analysis)

Kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memecahkan

masalah,kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.

e) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis

dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokan menjadi dua, berdasarkan cara yang telah digunakan

untuk memperoleh kebenaran yaitu:

1) Cara tradisional

a) Cara coba salah ( Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban yang dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan yang lain sampai masalah

dapat dipecahkan.

13

b) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin masyarakat

baik formal maupun nonformal, ahli agama, pemegang

pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat

yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih

dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan empiris

maupun berdasarkan masa lalu.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalamn pribadi dapat digunakan sebagai usaha untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakuakn dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam pemecahan

permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.

d) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi.

Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan –

pernyataan khusus kepada umum dinamakan induksi, sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan –

pernyataan umum kepada yang khusus.

14

2) Cara modern

Cara ini disebut “ Metode Penelitian Ilmiah “ atau lebih populer

disebut metode penelitian. Cara ini lebih sistematis, logis dan

ilmiah.

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan kepada

seseorang dari orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak

dapat disangkal bahwa semakin tinggi pendidikan semakin mudah

pula mereka menerima informasi dan akhirnya pengetahuan yang

dimiliki akan semakin banyak.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan

aspek fisik dan psikologi (mental). Pertumbuhan fisik terdiri atas

empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri–ciri lama dan timbulnya ciri–ciri baru.

Perubahan ini trejadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek

15

psikologi atau mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan

dewasa.

4) Minat

Minat sebagai keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

menjadikan seseorang menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan

yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung

berusaha berusaha melupakan pengalamannya yang kurang baik.

Sebaliknya, jika pengalaman menyenangkan, maka secara

psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan

membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini

akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan lingkungan tempattempat kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Apabila

dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersiahan maka

masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga

kebersihan lingkungan

16

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

(Mubarak,2011)

e. Cara mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan–

tingkatan.( Notoatmodjo,2007)

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi

(2011), yaitu :

1) Pengetahuan baik, responden berpengetahuan 76% - 100%

2) Pengetahuan cukup, responden berpengetahuan 56% - 75%

3) Pengetahuan kurang, responden berpengetahuan = < 56%

2. Penyuluhan kesehatan

1. Penyuluhan Kesehatan

a. Pengertian

Menurut Azzul Azwar dalam Machfoedz (2005),

penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu atau

17

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran

yang ada hubungan dengan kesehatan.

b. Tujuan

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat

dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga

kelompok, masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup

sehat baik fisik, mental maupun social sehingga dapat

menurunkan angka kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO untuk merubah perilaku perseorangan atau

masyarakat dalam bidang kesehatan.

c. Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Machfoedz (2005), teori belajar-mengajar

berkaitan dengan pendidikan kesehatan

1) Pengertian belajar

a) Menurut Notoadmodjo dalam Machfoedz (2005), belajar

adalah usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah

laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-

nilai).

18

Dari pernyataan tersebut tampak jelas bahwa sifat khas

dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru,

yang sebelumnya belum ada, yang sebelumnya belum

diketahui menjadi tahu, yang sebelumnya belum mengerti

menjadi mengerti.

b) Menurut Slameto dalam Machfoedz (2005), belajar

adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperolehtu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

c) Menurut Azwar dalam Machfoedz (2005), belajar ialah

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan,

dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan

suatu sikap dan perilaku tertentu ketika menghadapi suatu

keadaan tertentu. Perilaku yang terjadi bukan karena naluri

dan sifatnya sementara, perubahan perilaku karena proses

belajar.

2) Konsep belajar-mengajar

Menurut Azwar dalam Machfoedz (2005), konsep belajar

mengajar dibedakan menjadi dua macam:

19

a) Konsep Asosiasi

Dasar konsep ini adalah rangsangan-tanggapan, artinya

karena adanya rangsangan kepada seseorang, maka

akan ada tanggapan berupa perilaku.

b) Konsep Kognitif

Perilaku terjadi karena adanya persepsi, imaginasi dan

penalaran dari orang tersebut. Orang disini bersifat

aktif, berusaha menemukan hal-hal baru bahkan pada

hal-halyang abstrak.

d. Sasaran

Berdasarkan program pembangunan Indonesia dalam

Machfoedz (2005), sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia

adalah:

1) Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat

pedesaan

2) Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita,

pemuda, remaja. Termasuk dalam kelompok ini adalah

kelompok lembaga pendidikan.

3) Sasaran individu dengan tekhnik pendidikan kesehatan

individual.

20

e. Metode penyuluhan kesehatan

Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan

hendaknya metode yang dapat mengembangkan komunikasi

dua arah antara yang memberikan penyuluhan terhadap

sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman sasaran

terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah

dipahami.

Metode yang dapat digunakan dalam penyuluhan

kesehatan masyarakat, menurut Machfoedz (2005) dapat

dikenal 2 macam metode yaitu :

1) Metode didaktik

Metode ini didasarkan pada cara satu arah atau one way

method. Pendidik aktif dan peserta didik pasif.

Kelemahannya, sulit dievaluasi keberhasilannya. Contohnya

siaran radio, tulisan di media cetak, tv, dan film.

2)Metode Sokratik

Ini adalah metode dua arah atau two-way traffic method.

Dengan demikian peserta didik dapat aktif dan kreatif.

Sebagai contoh adalah diskusi kelompok, diskusi panel,

seminar, simponium, lokakarya, konperensi, penugasan

perorangan, studi kasus, latihan lapangan, kunjungan, role

playing.

21

f. Media pendidikan kesehatan

Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan

alat saluran untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat

tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-

pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya

sebagai penyaluran pesanpesan kesehatan, media dibagi

menjadi tiga yaitu:

1) Media cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

a) Booklet : ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan

maupun gambar.

b) Leaflet : ialah bentuk penyampaian informasi atau

pesanpesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi

informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar,

atau kombinasi

c) Selebaran : ialah seperti leaflet, tetapi tidak dalam bentuk

lipatan

d) Lembar balik : media penyampaian pesan atau informasi

kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam

bentuk buku, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan

22

dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau

informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

e) Poster : ialah bentuk media cetak berisi pesan-oesan atau

informasi kesehatan, yang biasanya ditempel ditembok-

tembok, ditempat-tempat umum.

2) Media elektronik

Media elekronik sebagai sasaran untuk menyampaikan

pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan jenisnya

berbeda-beda, antara lain:

a) Televisi : penyampian pesan kesehatan melalui televisi

dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi.

b) Radio : penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk sandiwara

radio, ceramah, radio spot.

c) Video:penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan dapat melalui video.

d) Slide : slide juga dapat digubakan untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan.

3) Media Papan (Bill Board)

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum dapat

dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi

kesehatan. Media papan diisi juga mencakup pesan-pesan

23

yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

kendaraan-kendaraan umum.

B. Pernikahan

1. Konsep dasar pernikahan

a. Pengertian

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa. (UU N0.1 Tahun 1974 Pasal 1)

Pernikahan atau perkawinan adalah lambang disepakati suatu

perjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan perempuan, atas dasar hak

dan kewajiban yang setara dengan kedua belah pihak. (Kumalasari &

Andhyantoro, 2012)

b. Tujuan pernikahan

Tujuan pernikahan menurut Undang-undang pernikahan No.1 tahun

1974 adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan

KeTuhanan Yang Maha Esa.

c. Syarat-syarat pernikahan

Pasal 6

1) Perkawinan didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai

2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum berumur 21

tahun harus mendapat izin kedua orang tua.

24

3) Dalam hal seorang dari kedua orang tua meninggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin yang

dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang

masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan

kehendaknya.

4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin

diperoleh dari wali orang yang memelihara atau keluarga yang

mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas

selama mereka masih hidup dan dalam keadaan menyatakan

kehendaknya.

Pasal 7

1) Perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai usia 19

(Sembilan belas) tahun dan pihak wanita mencapai usia 16 (enam

belas) tahun.

2) Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat minta

dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh

kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.

3) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua

orang tua tersebut pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini,

berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal

ini dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (6).

25

2. Pernikahan usia muda

a. Pengertian

Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada usia

remaja (dibawah 16 tahun pada wanita dan dibawah 19 tahun pada pria).

Pernikahan remaja selain mencerminkan rendahnya status

wanita,juga merupakan tradisi social yang menopang tingginya tingkat

kesuburan. Hal ini menyebabkan periode melahirkan yang dihadapi oeh

pengantin remaja relative lebih panjang,disamping resiko persalinan

yang semakin tinggi karena secara fisik mereka belum siap melahirkan.

(Romauli & Vindari, 2011)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda menurut

Kumalasari & Andhyantoro :

1) Faktor sosial budaya

Beberapa daerah di Indonesia masih menerapkan praktik menikah

usia muda, karenaa mereka menganggap anak perempuan yang

terlambat menikah merupakan aib bagi keluarga.

2) Desakan ekonomi

Pernikahan usia muda terjadi karena keluarga hidup di garis

kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya, maka anak

perempuannya dinikahkan dengan orang yang dianggap mampu.

26

3) Tingkat pendidikan

Remaja khususnya wanita mempunyai kesempatan yang lebih kecil

untuk mendapatkan pendidikan frmal dan pekerjaan yang pada

akhirnya mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dari

pemberdayaan mereka untuk menunda pernikahan.

4) Sulit mendapatkan pekerjaan

Banyak remaja yang menganggap kalau mereka menikah muda,

tidak perlu mencari pekerjaan atau mengalami kesulitan lagi dalam

hal keuangan karena keuangan sudah ditanggung suaminya.

5) Media massa

Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja

modern kian permisif terhadap seks.

6) Agama

Dari sudut pandang agama menikah di usia muda tidak ada

pelanggaran bahkan dianggap lebih bik daripada melakukan

perzinaan.

7) Pandangan dan kepercayaan

Banyak di daerah ditemukan pandangan dan kepercayaan yang

salah misalnya kedewasaan dinilai dari status pernikahan, status

janda dinilai lebih baik daripada perawan tua.

27

c. Pernikahan usia muda dan permasalahannya

Menikah usia muda cenderung lebih buruk dalam menyesuaikan

diri. Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam 4 pokok yang

umum dan penting bagi pernikahan yaitu :

1) Penyesuaian dengan pasangan

Hubungan interpersonal memainkan peran yang penting

dalam perkawinan, dalam kasus perkawinan hubungan

interpersonal jauh lebih sulit untuk disesuaikan dari pada dalam

kehidupan bisnis sebab dalam perkawinan terdapat masalah yang

disebabkan berbagai faktor yang tidak biasa timbul dalam bidang

kehidupan individual.

Makin banyak pengalaman dalam hubungan interpersonal

antara pria dan wanita ,makin besar pengertian wawasan sosial

yang mereka kembangkan dan semakin besar kemauan mereka

untuk bekerja sama dengan sesamanya,serta semakin baik mereka

menyesuaikan diri satu sama lain dalam perkawinan.

2) Penyesuaian seksual

Masalah penyesuaian utama yang kedua adalah

penyesuaian seksual. Ini adalah masalah yang paling sulit dalam

pernikahan dan salah satu penyebab pertengkaran dan ketidak

bahagiaan dalam pernikahan.

28

3) Penyesuaian keuangan

Banyak istri yang tersinggung karena tidak dapat

mengendalikan uang yang dipergunakan untuk melangsungkan

keluarga,mereka merasa sulit dalam menyesuaikan dengan

pendapatan suami.

4) Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan

Masalah penyesuaian penting yang keempat dalam hidup

perkawinan adala penyesuaian diri dengan keluarga pasangan.

dengan adanya perkawinan semua orang akan memperoleh

keluarga baru dari pasangannya yang mempunyai latar belakang

dan sosial yang mungkin berbeda . Suami istri tersebut harus

mempelajarinya dan harus menyesuaikan diri. (Hurlock,1980)

d. Risiko pernikahan usia muda

1) Risiko sosial pernikahan usia muda

Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri dan

membutuhkan pergaulan dengan teman sebaya. Pernikahan usia muda

secara sosial akan menjadi bahan pembicaraan teman-teman remaja

dan masyarakat. Kesempatan untuk bergaul dengan teman sesama

remaja hilang, sehingga remaja kurang dapat membicarakan masalah-

masalah yang dihadapinya. Mereka memasuki lingkungan orang

dewasa dan keluarga yang baru, dan asing bagi mereka. Bila mereka

kurang dapat menyesuaikan diri, maka akan timbul berbagai

29

ketegangan dalam hubungan keluarga dan masyarakat. Wanita yang

kurang berpendidikan dan tidak siap menjalankan perannya sebagai

ibu akan kurang mampu untuk mendidik anaknya, sehingga anak akan

berumbuh kembang kurang baik, yang dapat merugikan masa depan

anak tersebut.

2) Risiko psikologis pernikahan usia muda

Pernikahan pada umumnya merupakan suatu masa peralihan

dalam kehidupan seseorang dan oleh karenanya mengandung stress.

Untuk itu menghadapi pernikahan diperlukan kesiapan mental dari

suami maupun istri, yaitu dia mulai beralih dari mulai masa hidup

sendiri ke masa hidup bersama dan berkeluarga. Kesiapan dan

kematangan mental ini biasanya belum dicapai pada usia dibawah 20

tahun. Sebagai akibat kurang matangnya kejiwaan dan emosi remaja,

maka pernikahan usia muda menimbulkan perasaan gelisah, kadang

mulai timbul rasa curiga dan pertengkaran. Tidak jarang pasangan ini

mengalami ketidak harmonisan dalam kehidupan berkeluarga,

sehingga pernikahan tidak bahagia, bahkan dapat berakhir dengan

perceraian. Dalam hali ini remaja puri biasanya lebih menderita dari

remaja laki-laki.

3) Risiko kesehatan pernikahan usia muda

a) Risiko pada proses kehamilan

30

Perempuan yang hamil pada usia dini atau remaja cenderung

memiliki risiko kehamilan dikarenakan kurangnya pengetahuan dan

ketidaksiapan dalam menghadapi kehamilannya. Akibatnya mereka

kurang memperhatikan kehamilannya. Menurut BKKBN 2010

resiko yang mungkin terjadi adalah :

(1) Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proses kehamilan

pada usia kurang dari 20 minggu.

(2) Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darah selama

kehamilan dan eklampsia, yaitu kejang pada kehamilan.

(3) Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan.

(4) Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalam darah.

(5) Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal

ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan

dinding rahim.

(6) Kematian bayi, yaitu meninggalnya bayi kurang dari 1

tahun.

b) Risiko pada proses persalinan

Melahirkan mempunyai resiko kematian bagi semua perempuan.

Bagi seorang perempuan yang melahirkan kurang dari 20

tahundimana secara fisik belum mencapai kematangan maka

resikonya akan semakin tinggi. Menurut BKKBN 2010, risiko yang

mungkin terjadi adalah :

31

(1) Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37

minggu.

(2) Timbulnya kesulitan persalian, yang dapat disebabkan

karena faktor dari ibu, bayi, dan proses persalinan.

(3) BBLR (berat bayi lahir rendah), yaitu bayi yang lahir

dengan berat dibawah 2500 gr.

(4) Kematian bayi, yaitu bayi meninggal dunia dalam usia

kurang dari 1 tahun.

(5) Kelainan bawaan, yaitu kelaian atau cacat yang terjadi sejak

dalam proses kehamilan.

e. Upaya penanganan pernikahan usia muda

Untuk menangani dan mencegah terjadinya pernikahan usia muda

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional membuat suatu program

yaitu Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Program ini megupayakan

peningkatkan usia perkawinan pertama,sehingga pada saat perkawinan

mencapai usia minimal 20 tahun pada perempuan dan 25 tahun bagi laki-

laki. Batasan usia ini dianggap sudah baik dipandang dari sisi kesehatan

maupun perkembangan emosional untuk menghadapi kehidupan

berkeluarga.

Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga

merupakan kerangka dari program PUP. Kerangka ini terdiri dari :

32

(1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan

Salah satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan

secara fisik, yang sangat menentukan adalah umur untuk

melakukan pernikahan. Dalam masa repeoduksi, usia dibawah 20

tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan

dan kehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalam

proses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses

pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini

maka dianjurkan perempuan menikah pada usia 20 tahun.

Apabila pasangan suami istri menikah pada usia kurang sari 20

tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai usia

istri 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.

(2) Masa menjarangkan kehamilan

Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20

tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai usianya

minimal 20 tahun. Untuk menunda kehamilan pada masa ini

pasangan suami istri harus menggunakan alat kontrasepsi.

(3) Masa mencegah kehamilan

Pada masa ini usia istri antara 20-35 tahun, merupakan

periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan kerena

mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal

untuk menjrangkan anak adalah 5 tahun. (BKKBN,2010)

33

Selain Program Pendewasaan Usia Perkawinan dari BKKBN, menurut

Kumalasari & Andhyantoro ada beberapa hal yang juga bisa dilakukan

sebagai upaya menangani Pernikahan usia muda :

(1) Memberikan penyuluhan tentang resiko pernikahan usia

muda. Bagi remaja hendaknya lebih memahami faktor-faktor

dan dampak dari pernikahan usia muda, sehingga diharapkan

remaja mempunyai pandangan dan wawasan yang dapat

diaplikasikan dalam kegiatan yang bersifat positif.

(2) Bimbingan psikologis. Hal ini diharapkan dapat membantu

pasangan dalam menghadapi persoalan-persoalan agar

mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan,

tidak mengedeoankan emosi.

(3) Dukungan keluarga diharapkan banyak embantu keluarga

muda, baik berupa material maupun non material untuk

kelanggengan keluarga.

(4) Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan

kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami

kekurangan gizi.

3. Masa remaja

a. Pengertian

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak

dan masa dewasa,dimana terjadi pacu tumbuh ,timbul ciri-ciri seks

34

sekunder, tercapa fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan

psikologik dan kognitif. (Soetjiningsih, 2007)

b. Perkembangan Remaja dan ciri-cirinya

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya,masa remaja

ada tiga tahap yaitu :

1) Masa remaja awal (10-12 tahun)

a) Tampak dan merasa lebih dekat dengan teman

sebaya

b) Tampak dan merasa ingin bebas

c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan

keadaan tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal

2) Masa Remaja tengah (13-15 tahun)

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan

pada lawan jenis

c) Timbul perasaan cinta yang mendalam

d) Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang

e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

seksual

3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)

a) Menampakkan pengungkapkan kebebasan diri

b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

35

c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan)

terhadap dirinya.

d) Dapat mewujudkan perasaan cinta

e) Memiliki kemampuan berpikir khayal yang abstrak.

c. Perkembangan Remaja dan Tugasnya

Tugas perkembangan remaja menurut Robert Y.

Havighurst dalam bukunya Human Development and Education

yang dikutip oleh Panut Panuju dan Ida Umami (1999:23-26) ada

sepulih yaitu :

1) Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman

sebaya baik dengan teman sejenis maupun dengan beda

jenis kelamin.

2) Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut

jenis kelamin masing-masing.

3) Menerima kenyataan jasmaniah sert menggunakannya

seefektif mungkin dengan perasaan puas.

4) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau

orang dewasa lainnya.

5) Mencapai kebebasan ekonomi

6) Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atai

jabatan

36

7) Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan

hidup berumah tangga

8) Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-

konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup

bermasyarakat

9) Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat

dipertanggung jawabkan

10) Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman

dalam yindakan-tindakannyadan sebagai pedoman

hidup.

d. Perubahan fisik pada remaja

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan organ-

organ reproduksi diikuti munculnya tanda-tanda

sebagai berikut :

1) Tanda-tanda Seks Primer

Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer

adalah organ seks. Pada laki-laki gonad atau testes.

Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran

matang. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21

tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ

reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi basah,

yaitu bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan

37

dengan hubungan seksual sehingga mengeluarkan

sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama

masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu

dengan lainnya berbeda. Sebagai tanda kematangan

organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya

haid .

2) Tanda-tanda Seks Sekunder

a) Pada laki-laki

(1) Rambut

Rambut yang mencolok tumbuh pada masa

remaja adalah rambut kemluan, rambut ketiak dan

rambut di wajah misalnya kumis dan cambang.

(2) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori

membesar.

(3) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar minyak di bawah kulit menjadi lebih

aktif, aktivitas kelenjar keringat juga bertambah.

(4) Otot

Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah

besar dan kuat.

38

(5) Suara

Seirama dengan tumbuhnya rambut pada

kemaluan, maka terjadi perubahan suara.

(6) Benjolan di dada

Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul

benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu.

b) Pada Wanita

(1) Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh

sepertihalnya remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut

kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara

mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu kulit

wajah mulai tampak setelah haid.

(2) Pinggul

Pinggul pun berkembang, membesar dan

membulat.

(3) Payudara

Payudara membesar dan putting menonjol

(4) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar,lebih tebal,dan pori-

pori membesar.

39

(5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi

lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat

menyebabkan jerawat.

(6) Otot

Menjelang akhir masa puber,otot semakin

membesar dan kuat.

(7) Suara

Suara berubah semakin merdu. Suara serak

jarang terjadi pada wanita.

40

C. Kerangka teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, 2007 . Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dan

Machfoedz, 2005 . Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.

Peyuluhan

Metode Diktatik

Metode Sokratik

Pendidikan

Pekerjaan

Umur

Minat

Pengalaman

Kebudayaan

Informasi

Pengetahuan tentang risiko

pernikahan usia muda

41

D. Kerangka konsep

E. Hipotesis

Ha : Ada perbedaan pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan usia

muda sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA Yatpi Godong Kabupaten

Grobogan tahun 2012.

Pengetahuan sebelum penyuluhan

Pengetahuan sesudah

penyuluhan

Penyuluhan