31
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus (Betz & Linda, 2009). Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer (Nursalam et al, 2008). Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan/atau lender dalam feses, sedangkan diare akut sendiri didefinisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Sodikin, 2011). Diare akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus gastrointestinal (Wong, 2009). Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dengan konsistensi yang encer atau cair, dan disertai atau tidak disertai oleh lendir maupun darah yang biasanya disebabkan oleh agen infeksius. B. Anatomi Fisiologi Menurut Sodikin (2012), sistem pencernaan terdiri atas sebuah saluran panjang yang dimulai dari mulut sampai anus (rectum). Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa

lambung dan usus halus (Betz & Linda, 2009). Diare pada dasarnya adalah

frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi

yang lebih encer (Nursalam et al, 2008). Diare adalah defekasi encer lebih

dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan/atau lender dalam feses,

sedangkan diare akut sendiri didefinisikan dengan diare yang terjadi secara

mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Sodikin, 2011). Diare

akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba

frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus

gastrointestinal (Wong, 2009).

Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa diare

adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dengan

konsistensi yang encer atau cair, dan disertai atau tidak disertai oleh lendir

maupun darah yang biasanya disebabkan oleh agen infeksius.

B. Anatomi Fisiologi

Menurut Sodikin (2012), sistem pencernaan terdiri atas sebuah saluran

panjang yang dimulai dari mulut sampai anus (rectum).

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

1. Mulut

Mulut merupakan bagian pertama saluran cerna. Bagian atas mulut

dibatasi oleh palatum, sedangkan pada bagian bawah dibatasi oleh

mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

dibatasi oleh pipi. Sementara itu, bagian depan mulut dibatasi oleh bibir

dan bagian belakang oleh lubang yang menuju faring (Sodikin, 2012).

Rongga mulut atau nama lainnya rongga bukal atau rongga oral

mempunyai beberapa fungsi yaitu menganalisis material makanan sebelum

menelan, proses mekanis dari gigi, lidah, dan permukaan palatum,

lubrikasi oleh sekresi saliva, dan digesti pada beberapa material

karbohidrat dan lemak (Simon, 2003 dalam Muttaqin & Kumala, 2011).

2. Lidah

Menurut Sodikin (2012), lidah tersusun atas otot yang dilapisi, pada

bagian atas dan samping oleh membrane mukosa. Lidah menempati

rongga mulut dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam faring.

Lidah diinervasi oleh berbagai saraf. Bagian sensorik diinervasi oleh

nevrus lingualis, yang merupakan cabang saraf kranial V (trigeminal).

Nevrus ini menginervasi dua pertiga anterior lidah untuk pengecapan.

Saraf kranial VII (fasialis) meninervasi dua pertiga anterior untuk rasa

kecap. Saraf kranial IX (glosofaringeal) meginervasi sepertiga posterior

untuk raba dan rasa kecap. Sementara itu, inervasi motorik dilakukan oleh

saraf kranial XII (hipoglosus).

6

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

Fungsi utama lidah meliputi 1) proses mekanik dengan cara menekan,

melunakkan, dan membagi material; 2) melakukan manipulasi material

makanan di dalam rongga mulut dan melakukan fungsi dalam proses

menelan; 3) analisis sensori terhadap karakteristik material, suhu, dan

reseptor rasa; serta 4) menyekresikan mukus dan enzim (Muttaqin &

Kumala, 2011).

3. Gigi

Pertumbuhan gigi merupakan proses fisiologis dan dapat

menyebabkan salvias yang berlebihan serta rasa tidak nyaman (nyeri).

Manusia mempunyai dua set gigi yang tumbuh sepanjang masa kehidupan

mereka. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atau desisua) yang

bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama serta

kedua kehidupan. Gigi susu berjumlah 5 buah pada setiap setengah rahang

(jumlah seluruhnya 20), muncul (erupsi) pada sekitar 6 bulan sampai 2

tahun. Gigi susu berangsur tanggal pada usia 6 sampai 12-13 tahun,

kemudian diganti secara bertahap oleh gigi tetap (gigi permanen) pada

orang dewasa. Set kedua atau set gigi permanen berjumlah 8 buah pada

setiap setengah rahang (jumlahnya seluruhnya 32) dan mulai tumbuh pada

usia sekitar 6 tahun. Pada usia 25 tahun ditemukan semua gigi permanen,

dengan kemungkinan pengecualian dari gigi molar ketiga atau gigi sulung

(Sodikin, 2012).

Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi

menjulang di atas gigi, lehernya dikelilingi gusi, dan akarnya berada di

7

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

bawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di

dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel

jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Bagian gigi yang

menjulang di atas gusi ditutupi email, yang jauh lebih keras daripada

dentin (Pearce, 2009).

4. Esophagus

Esophagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm dan

diameter sekitar 2 cm yang berjalan menembus diafragma untuk menyatu

dengan lambung di taut gastroesofagus. Fungsi utama dari esofagus adalah

membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung (Gavaghan, 2009

dalam Muttaqin & Kumala, 2011).

Merupakan saluran otot yang membentang dari kartilago krikoid

sampai kardia lambung. Esophagus dimulai di leher sebagai sambungan

faring, berjalan ke bawah leher dan toraks, kemudian melalui crus sinistra

diagfragma memasuki lambung. Secara anatomis bagian depan esophagus

berbatasan dengan trachea dan kelenjar tiroid, jantung, dan diafragma.

Dibagian belakang esophagus berbatasan dengan kolumne vertebra,

sementara ditiap sisi berbatasan dengan paru-paru dan pleura. Bagian

tersempit esophagus bersatu dengan faring. Area ini mudah mengalami

cidera akibat instrument, seperti bougi, yang dimasukkan ke dalam

esophagus (Sodikin, 2012).

8

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

5. Lambung

Lambung adalah bagian dari saluran pencernan yang dapat mekar

paling banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di

sebelah kiri daerah hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari

bagian atas yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah yang

horizontal, yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan dengan esofagus

melalui orifisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orisium

pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan

limpa menempel pada sebelah kiri fundus (Pearce, 2009).

Fungsi utama lambung adalah menyimpan makanan untuk pencernaan

didalam lambung, deudenum, dan saluran cerna bawah, mencampur

makanan dengan sekresi lambung hingga membentuk campuran setengah

cair (kimus) dan meneruskan kimus ke deudenum (Sodikin, 2012).

6. Usus Halus

Usus halus terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Panjang

usus halus saat lahir 300-350 cm, meningkat sekitar 50% selama tahun

pertama kehidupan. Saat dewasa panjang usus halus mencapai ± 6 meter

(Sodikin, 2012).

Duodenum merupakan bagian terpendek usus, sekitar 7,5-10 cm,

dengan diameter 1-1,5 cm. Jejenum terletak diantara duodenum dan

ileum. Panjang jejunum 2,4 m. panjang ileum sekitar sekitar 3,6 m. Ileum

masuk sisi pada lubang ileosekal, celah oval yang dikontrol oleh sfinker

otot (Sodikin, 2012).

9

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

7. Usus Besar

Usus besar berfungsi mengeluarkan fraksi zat yang tidak diserap,

seperti zat besi, kalium, fosfat yang ditelan, serta mensekresi mukus, yang

mempermudah perjalanan feses. Usus besar berjalan dari katup ileosekal

ke anus. Panjang usus besar bervariasi, sekitar ± 180 cm. Usus besar

dibagi menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon

desensen, dan kolon sigmoid. Sekum adalah kantong besar yang terletak

pada fosa iliaka kanan. Sekum berlanjut ke atas sebagai kolon asenden.

Dibawah lubang ileosekal, apendiks membuka ke dalam sekum (Sodikin,

2012).

8. Hati

Hati merupakan kelenjar paling besar dalam tubuh dengan berat

±1300-1550 g. hati merah cokelat, sangat vascular, dan lunak. Hati

terletak pada kuadran atas kanan abdomen dan dilindungi oleh tulang

rawan kosta. Bagian tepi bawah mencapai garis tulang rawan kosta. Tepi

hati yang sehat tidak teraba. Hati dipertahankan posisinya oleh tekanan

organ lain di dalam abdomen dan ligamentum peritoneum (Sodikin,

2012).

9. Pankreas

Merupakan organ panjang pada bagian belakang abdomen atas,

memiliki struktur yang terdiri atas kaput (didalam lengkungan

duodenum), leher pankreas, dan kauda (yang mencapai limpa). Pancreas

merupakan organ ganda yang terdiri atas dua tipe jaringan, yaitu jarinagan

sekresi interna dan eksterna (Sodikin, 2012).

10

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

10. Peritoneum

Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam

tubuh. Peritoneum terdiri atas dua bagian utama, yaitu peritoneum

parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal, dan peritoneum

viseral, yang meliputi semua organ yang berada di dalam rongga itu

(Pearce, 2009).

Fisiologi saluran cerna terdiri atas rangkaian proses memakan atau

ingesti makanan dan skresi getah pencernaan kedalam sistem pencernaan.

Getah pencernaan membantu pencernaan atau digesti makanan. Hasil

pencernaan akan diabsorbsi kedalam tubuh, berupa zat gizi.

11. Kolon dan Rektum

Kolon mempunyai panjang sekitar 90-150 cm, berjalan dari ileum ke

rektum. Secara fisiologis kolon menyerap air, vitamin, natrium, dan

klorida, serta mengeluarkan kalium, bikarbonat, mukus, dan menyimpan

feses serta mengeluarkannya. Selain itu, kolon merupakan tempat

pencernaan karbohidrat dan protein tertentu, maka dapat menghasilkan

lingkungan yang baik bagi bakteri untuk menghasilkan vitamin K

(Muttaqin & Kumala, 2009).

11

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

C. Etiologi

Menurut Suriadi danYuliani (2006) penyebab diare yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Infeksi :

a. Bakteri : Enteropathogenic, Escherichia coli, Salmonella, Shigella,

Yersinia enterocolitica I

b. Virus : Enterovirus echoviruses, Adenovirus, Human Retrovirus

seperti Agent, Rotavirus

c. Jamur : Candida enteritis

d. Parasit : Giardia clambia, Crytosporidium

e. Protozoa

2. Bukan Faktor Infeksi :

a. Alergi makanan: Susu, Protein, Keracunan makanan

b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi: Penyakit Celiac

c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

d. Obat-obatan: Antibiotik

e. Penyakit usus: Colitis Ulcerative, Crohn Disease, Enterocolitis

f. Emosional atau stress

g. Obstruksi usus

3. Penyakit Infeksi : Otitis Media, Infeksi Saluran Nafas Atas, Infeksi

Saluran Kemih.

12

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

D. Manifestasi Klinis

Menurut Betz dan Linda (2009) manifestasi klinis dari gastroenteritis adalah :

1. Konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi meningkat

2. Muntah (umumnya tidak lama)

3. Demam (mungkin ada atau tidak)

4. Kram abdomen, tenesmus

5. Membran mukosa kering

6. Fontanel cekung (bayi)

7. Berat badan turun

8. Malaise

E. Patofisiologis

Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan

timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga

timbul diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangnya tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga dan

selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

13

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya pada peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya juga

akan timbul diare.

F. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Bayi dan Anak

1. Air

Pada masa bayi, terutama bayi muda jumlah air yang dianjurkan untuk

diberikan sangat penting, dibandingkan dengan bayi yang lebih tua dan

golongan umur selanjutnya, karena air merupakan nutrien yang menjadi

medium untuk nutrien lainnya. Untuk bayi yang yang menyusu pada

ibunya, masukan air rata-rata 175-200 ml/kgbb/hari dalam 3 bulan

pertama, kemudian menurun menjadi 150-175 ml/kgbb/hari dalam 3 bulan

kedua, 130-140 ml/kgbb/hari dalam 3 bulan ketiga dan 120-

140ml/kgbb/hari dalam 3 bulan terakhir (FKUI, 2007).

2. Protein

Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Protein

hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan protein nabati. Protein telur dan protein susu biasanya dipakai

sebagai standar untuk nilai gizi protein. Nilai gizi protein nabati ditentukan

oleh asam amino yang kurang, misalnya seperti protein kacang-kacangan

kekurangan asam amino sulfur mentionin dan sistin sedangkan protein

14

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

bahan makanan tepung (sereal) kekurangan lisin. Nilai protein dalam

makanan orang Indonesia sehari-hari umumnya diperkirakan 60%

daripada nilai gizi protein telur (FKUI, 2007).

3. Karbohidrat

Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang

menyusu pada ibunya mendapat 40% kalori dari laktosa. Pada usia yang

lebih tua, kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberi makanan

lain, terutama yang mengandung banyak tepung, seperti misalnya bubur

susu, nasi tim (FKUI, 2007).

4. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkatan vitamin

A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari lemak

alamiah sekitar 98% di antaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan 2%-

nya adalah asam lemak bebas di antaranya monogliserida, digliserida,

kolesterol dan fosfolipid termasuk lesitin, sefalin, sfingomielin dan

serebrosid. Lemak merupakan sumber energy, sebagai pelindung organ

tubuh, membantu rasa kenyang, kekurangan lemak dalam tubuh dapat

menyebabkan terjadinya perubahan kulit (Hidayat, 2008)

5. Vitamin dan Mineral

Merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator

metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan

perkembangan serta mempertahankan organism, vitamin yang dibutuhkan

adalah vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2 (riboflavin), B12

15

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

(sianokobalamin), Vit C (asam askorbat), vitamin D, vitamin E, dan

vitamin K, yang masing-masing mempunyai fungsi dan kelemahan.

Merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok makro,

yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin,

jodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur,dan seng.

Tabel 2.1 Kebutuhan Mineral Per Hari

Umur

Barat

Badan

(kg)

Tinggi

Badan

(cm)

Kalsium

(mg)

Fosfor

(mg)

Besi

(mg)

Seng

(mg) Iodium

0-6 bulan 5,5 60 600 200 3 3 50

7-12 bulan 8,5 71 400 250 5 5 70

1-3 tahun 12 89 500 250 8 10 70

4-6 tahun 18 108 500 350 9 10 100

7-9 tahun 23,5 120 500 400 10 10 120

Pria

10-12

tahun 30 135 700 500 14 15 150

13-15

tahun 40 152 700 500 17 15 150

16-19

tahun 53 160 600 500 23 15 150

Perempuan

10-12

tahun 32 139 700 450 14 15 150

13-15

tahun 42 153 700 450 19 15 150

16-19

tahun 46 154 600 450 25 15 150

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)

16

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

G. Komplikasi

Menurut FKUI (2007), sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit

secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa usus halus

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan

H. Penatalaksanaan Medis

Menurut Mansjoer (2000), penatalaksanaan untuk gastroenteristis pada

anak adalah sebagai berikut :

1. Diare cair membutuhhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat

etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan

dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang

sampai diarenya berhenti (terapi rumatan). Jumlah cairan yang diberi

harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare atau

muntah (previous water losses =PWL) ; ditambah dengan banyaknya

17

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

cairan yang hilang melalui keringat, urine, dan pernafasan (normal water

losses=NWL) ; dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang

melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (concomitant

water losses=CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi, berat

badan anak, dan golongan umur.

2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

menghindarkan efek buruk pada status gizi.

3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada

manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare

dengan panas, kecuali pada disentri, suspek kolera dengan dehidrasi

berat, dan diare persisten. Obat-obatan antidiare meliputi anti motilitas

(misal loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adsorben (misal norit,

kaolin, attapulgit). Anti muntah termasuk prometazim, klorpromazin.

Tidak satupun obat-obat ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk

diare akut dan beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan.

Obat-obat ini tidak boleh diberikan pada anak < 5 tahun.

18

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

I. Pathway

Infeksi Malabsorbsi Makanan Makanan Beracun Faktor Psikologis

Reaksi inflamasi Tek Osmotik meningkat Rangsang Saraf

Sekresi cairan dan Pergeseran cairan & elektrolit Gangguan Moltilitas Usus

elektrolit naik ke usus

Isi Rongga Usus Hipermotilitas Hipomotilitas

Sekresi air & elektrolit naik Bakteri Tumbuh

Keterbatasan Informasi

Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering Output >>

Absorbsi ber <

Penuruna vol. Cairan Kemerahan

Ekstra sel di kulit sekitar anus

Penurunan cairan intertitil

Gambar 2.1 Pathway Gastroenteritis Akut/ Diare

Sumber : Suriadi & Yuliani R (2001), Ngastiyah (2005)

Kekurangan Volume Cairan Hipertermi

Kurang

Pengeta

huan

Resiko Infeksi Kerusakan integritas kulit

Ketidakseimba

ngan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Nyeri Akut

Diare

19

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

J. Fokus Keperawatan

1. Pengkajian Menurut Nursalam (2008) :

a. Identitas pasien/biodata

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal

lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan

orang tua, dan penghasilan. Pada pasien diare akut, sebagian besar

adalah anak yang berumur dibawah 2 tahun. Insiden paling tinggi

terjadi pada umur 6-11 bulan karena pada masa ini mulai diberikan

makanan pendamping. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir

sama dengan anak perempuan.

b. Keluhan utama

Buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair

(diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi

ringan/sedang), atau BAB >10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare

berlangsung <14 hari maka diare tersebut adalahdiare akut, sementara

apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare

persisten/kronik.

c. Riwayat penyakit sekarang, yaitu :

1) Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan

kemungkinan timbul diare.

2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.

Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.

20

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan

sifatnya makin lama makin asam.

4) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.

5) Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka

gejala dehidrasi mulai tampak.

6) Diuresis : terjadi oliguri (kurang 1ml/kg/BB/jam) bila terjadi

dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit

gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine dalam

waktu 6 jam (dehifrasi berat).

d. Riwayat kesehatan meliputi :

1) Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering

teradi atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau

yang baru menderita campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai

akibat dari penurunan kekebalan pada pasien.

2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik)

karena faktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab

diare.

3) Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di bawah 2

tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi

sebelum, selama, atau setelah diare. Ini diperlukan untuk melihat

tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare seperti

OMA, tonsilitis, faringitis, bronkopneumonia, dan ensefalitis.

21

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

e. Riwayat nutrisi

Riwayat pemberian nutrisi makanan sebelum sakit diare meliputi :

1) Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat

mengurangi resiko diare dan infeksi yang serius.

2) Pemberian susu formula.

3) Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus

(minum biasa). Pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus

ingin minum banyak. Sedangkan pada dehidrasi berat, anak malas

minum atau tidak bisa minum.

f. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum :

a) Baik, sadar (tanpa dehidrasi)

b) Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang).

c) Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat).

2) Berat badan. Menurut S. Partono (1999), anak yang diare dengan

dehidrasi biasanya mengalami penurunan berat badan sebagai

berikut:

Tabel 2.2 Penurunan Berat Badan

Tingkat Dehidrasi % Kehilangan berat badan

Bayi

Anak besar

Dehidrasi ringan

5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)

Dehidrasi sedang

5-10% (50 – 100 ml/kg) 6% (60 ml/kg)

Dehidrasi berat

10 – 15% (100 – 150 ml/kg) 9% (90 ml/kg)

(Sumber : Partono, 1999 dalam Nursalam, 2008)

22

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

Persentase penurunan berat badan tersebut dapat diperkirakan saat

anak dirawat dirumah sakit. Sedangkan di lapangan, untuk

menentukan dehidrasi, cukup dengan menggunakan penilaian

keadaan anak sebagaimana yang telah dibahas pada bagian

konsep dasar diare.

3) Kulit

Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan

turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut menggunakan

kedua ujung jari (bukan kedua kuku). Apabila turgor kulit

kembali dengan cepat (<2 detik) berarti diare tersebut tanpa

dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat (dalam 2 detik),

ini berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Apabila turgor

kembali sangat lambat (>2 detik), ini termasuk diare dengan

dehidrasi berat.

4) Kepala

Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-

ubunnya biasanya cekung.

5) Mata

Anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya

normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan/sedang, kelopak

matanya cekung (cowong). Sedangkan apabila mengalami

dehidrasi berat, kelopak matanya sangat cekung.

23

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

6) Mulut dan lidah

a) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)

b) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)

c) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)

7) Abdomen, kemungkinan mengalami distensi, kram, dan bising

usus yang meningkat.

8) Anus, apakah ada iritasi pada kulitnya.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses

keperawatan diharapkan nutrisi pasien terpenuhi.

NOC : Nutritional status food and fluid intake

Kriteria Hasil :

1) Adanya peningkatan BB sesuai tujuan (BB dan TB ideal).

2) BB ideal sesuai dengan tinggi badan.

3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi (pasien mengerti

jadwal makanan dan jenis makanan).

4) Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi (tanda-tanda malnutrisi dan

jenis makanan bibir pecah-pecah kulit, rambut rontok, BB

menurun dan rambut kemerahan).

24

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan menelan (pasien

mau makan, porsi makan habis).

6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti (BB normal)

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Nutrition management

Intervensi :

1) Kolaborasi dengan gahli gizi untuk menentukan nurisi yang

dibutuhkan pasien.

2) Berikan makanan yang terpilih udah dikonsultasikan dengan ahli

gizi.

3) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kolaborasi.

4) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan.

NIC : Nutrition monitoring

Intervensi :

1) BB pasien dalam batas normal.

2) Monitor adanya penurunan BB pasien.

25

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

3) Monitor interaksi anak/orang tua selama makan.

4) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.

5) Monitor turgor kulit.

6) Monitor makanan kesukaan.

7) Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jangan konjungtiva.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan dan elektrolit pada tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses

keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.

NOC : Fluid balance

Kriteria Hasil :

1) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia

2) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik.

Membran mukosa lembat, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

26

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

NIC : Fluid manajement

1) Timbang pokok/pembalut jika diperlukan

2) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.

3) Monitor status hidrasi (kelemahan membran mukosa, nadi adekuat)

4) Monitor vital sign

5) Monitor cairan/makanan dan hitung intake kalon harian

6) Kolaborasikan pemberian cairan IV.

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses

keperawatan diharapkan integritas kulit kembali normal.

NOC : Tissue integrty: skin and mucous membranes.

Kriteria Hasil :

1) Integritas kulit yang baik, bisa dipertahankan/kulit elastis, tidak.

2) Tidak ada luka (lesi pada kulit pada kemerahan, kulit tidak kering).

3) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembahan kulit

dan perawat alami (pemberian baby oil/lotioon, tidak diberikan

bedak)

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

27

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

NIC : Pressure management

Intervensi :

1) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang normal.

2) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.

3) Monitor kulit akan adanya kemerahan.

4) Oleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.

5) Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses

keperawatan diharapkan pengetahuan pasien betambah.

NOC : Knowledge: disease proces

Kriteria Hasil :

1) Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit,

kondisi, prognosis, program pengobatan.

2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar.

3) Pasien dan keluarga ampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

28

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Teaching: disease process

Intervensi :

1) Jelaskan patofisiologi, dan penyakit.

2) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit

dengan cari yang benar.

3) Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.

4) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang

tepat.

5) Diskusikan perubahan gaya hidup yang baik dan tepat.

e. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injury biologi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses

keperawatan diharapkan nyeri akut pasien berkurang.

NOC : Pain Level, Pain Control, Comfort Level

29

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

Kriteria Hasil :

1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan).

2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri.

3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda

nyeri).

4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Pain Management

Intervensi :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.

2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.

3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien.

30

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

4) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan.

NIC : Analgesic Administrasion

Intervensi :

1) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum

pemberian obat.

2) Cek riwayat alergi

3) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri.

4) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.

f. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses

keperawatan diharapkan hipertermi tidak terjadi lagi.

NOC : Thermoregulation

Kriteria Hasil :

1) Suhu tubuh dalam rentang normal

2) Nadi dan RR dalam rentang normal

3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

31

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

NIC : Fever Treatment

Intervensi :

1) Monitor suhu sesering mungkin

2) Monitor IWL

3) Monitor warna dan suhu kulit

4) Monitor tekanan darah, nadi dan RR

5) Monitor intake dan output

6) Lakukan tepid sponge

7) Selimuti pasien

NIC : Temperature Regulation

1) Monitor suhu minimal tiap 2 jam

2) Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

3) Monitor TD, nadi dan RR

4) Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

5) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

g. Diare berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses

keperawatan diharapkan diare berkurang

NOC : Bowel Elimination, Fluid Balance, Hydration, Electrolyte

and Acid Base Balance

Kriteria Hasil :

1) Feses berbentuk, BAB sehari sekali 3 hari.

32

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

2) Menjaga daerah sekitar rektal dari iritasi

3) Tidak mengalami diare

4) Menjelaskan penyebab diare

5) Mempertahankan turgor kulit

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Diarhea Management

Intervensi :

1) Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal

2) Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare

3) Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat warna, jumlah,

frekuensi, dan konsistensi dari feses

4) Evaluasi intake makanan yang masuk

5) Identifikasi faktor penyebab diare

6) Monitor tanda dan gejala diare

7) Observasi turgor kulit secara rutin

33

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

h. Resiko Infeksi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses

keperawatan diharapkan resiko infeksi tidak terjadi

NOC : Immune Status, Knowledge : Infection control, Risk

control

Kriteria Hasil :

1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang

mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya

3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

4) Jumlah leukosit dalam batas normal

5) Menunjukkan perilaku hidup sehat

Keterangan skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Infection Control (Kontrol infeksi)

Intervensi :

1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

2) Pertahankan teknik isolasi

34

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2386/3/FIERA TITIS NUR KUSUMA P, BAB II.pdf · mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut

3) Batasi pengunjung bila perlu

4) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

5) Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

6) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

NIC : Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)

Intervensi :

1) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

2) Monitor hitung granulosit, WBC

3) Monitor kerentanan terhadap infeksi

4) Batasi pengunjung

5) Saring pengunjung terhadap penyakit menular

6) Dorong masukkan nutrisi yang cukup

7) Dorong masukan cairan

8) Dorong istirahat

35

Ketidakseimbangan Nitrisi Kurang..., FIERA TITIS NUR KUSUMA P, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014