32
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1. Pengertian Stres Stres menurut Maramis (2009) adalah segala masalah atau tuntutan menyesuaikan diri, yang karena tuntutan itulah individu merasa terganggu keseimbangan hidupnya. Stres menurut National Safety Council (2004) adalah sebagai ketidakmampuan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan ketegangan yang dialami manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan yang dihadapi. 2. Pengertian Stres Pengasuhan Menurut Abidin (Ahern, 2004 ) stres pengasuhan digambarkan sebagai kecemasan dan ketegangan yang melampaui batas dan secara khusus berhubungan dengan peran orang tua dan interaksi antara orang tua dengan anak. Model stres pengasuhan Abidin juga memberikan perumpamaan bahwa stres mendorong ke arah tidak berfungsinya pengasuhan terhadap anak, pada pokoknya menjelaskan ketidaksesuaian respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Pengasuhan

1. Pengertian Stres

Stres menurut Maramis (2009) adalah segala masalah atau

tuntutan menyesuaikan diri, yang karena tuntutan itulah individu merasa

terganggu keseimbangan hidupnya.

Stres menurut National Safety Council (2004) adalah sebagai

ketidakmampuan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental,

fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat

mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa stres merupakan ketegangan yang dialami manusia

sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan yang dihadapi.

2. Pengertian Stres Pengasuhan

Menurut Abidin (Ahern, 2004 ) stres pengasuhan digambarkan

sebagai kecemasan dan ketegangan yang melampaui batas dan secara

khusus berhubungan dengan peran orang tua dan interaksi antara orang

tua dengan anak. Model stres pengasuhan Abidin juga memberikan

perumpamaan bahwa stres mendorong ke arah tidak berfungsinya

pengasuhan terhadap anak, pada pokoknya menjelaskan ketidaksesuaian

respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

13

Menurut Patterson, DeBaryshe dan Ramsey (Ahern, 2004)

mengatakan stres pengasuhan yaitu stres memberikan peranan dalam

gangguan praktek pengasuhan dan tidak berfungsinya manajemen

keluarga.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stres

pengasuhan yaitu tidak berfungsinya peran orang tua dalam pengasuhan

dan interaksi dengan anak karena ketidaksesuaian respon orang tua dalam

menanggapi konflik dengan anak tuna grahita yang menghambat dalam

kelangsungan hidupnya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Stres Pengasuhan

Menurut Johnston dkk (2003) faktor- faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi dan sebagai faktor penentu stres pengasuhan

yaitu:

a. Child behavioral problems dan dukungan sosial

Perilaku anak yang bermasalah berhubungan dengan stres

pengasuhan yaitu perasaan keibuan yang meliputi aspek

kemampuan, penerimaan ibu serta perasaan terisolasi.

b. Family cohesion

Menekankan pada berbagai rasa tanggung jawab dan dukungan

interpersonal di rumah.

c. Family income

Meliputi status sosial ekonomi, dukungan keluarga dan sumber daya

coping yaitu coping skills.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

14

d. Maternal psychological well being

Kesejahteraan psikologis meliputi aspek perasaan terisolasi dan

penerimaan. Jika seorang ibu sedang menderita permasalahan

psikologis berat, ibu mungkin tidak memiliki sumber daya pribadi

yang cukup tersedia untuk orang lain atau anaknya, dengan demikian

meningkatnya perasaan terisolasi dan pengurangan perasaan akan

kemampuan dalam keterampilan pengasuhan juga, sehingga

mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Johnston dkk (2003) juga

mengungkapkan potensi demografik lain seperti psikososial dan

faktor biologis sebagai prediktor stres pengasuhan yaitu meliputi

maternal age, jaringan sosial dan dukungan, problem solving dan

coping skills, religious affiliation, sumber daya komunitas, status dan

kepuasan pernikahan, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu,

kesehatan anak, maternal culpability yang dihubungkan dengan x-

linked disorder. Tambahan pula untuk faktor biologis seperti FMRI

protein, activation ratio dan status methylation. Menurut Lestari

(2012) faktor-faktor yang dapat mendorong timbulnya stres dapat

dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu:

1) Individu

Pada tingkatan individu, faktor-faktor tersebut dapat bersumber

dari pribadi orang tua maupun anak. Kesehatan fisik orang tua

dapat menjadi faktor yang mendorong timbulnya stres

pengasuhan. misalnya sakit yang dialami orang tua dan

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

15

berlangsung dalam jangka panjang. Selain kesehatan fisik,

kesehatan mental dan emosi orang tua yang kurang baik juga

dapat mendorong timbulnya stres. Sebaliknya, dari pihak anak

faktor–faktor individu yang dapat mendorong stres pengasuhan

dapat berupa masalah kesehatan fisik dan problem perilaku.

Adapun stres pengasuhan yang terjadi sehari–hari sering kali

disebabkan oleh problem perilaku anak. Apalagi pada anak–

anak yang tergolong sebagai anak tuna grahita yang sulit. Anak–

anak seperti ini biasanya sangat sulit diatur, suka membangkang,

sering menimbulkan kekacauan bahkan kerusakan. Orang tua

menghadapi anak yang demikian akan mudah mengalami stres

pengasuhan.

2) Keluarga

Pada tingkatan ini masalah keuangan dan struktur keluarga

merupakan faktor-faktor yang mendorong timbulnya stres

pengasuhan. Aspek ini juga dapat berupa pengasuhan anak yang

dilakukan sendiri tanpa keterlibatan pasangan atau karena

menjadi orang tua tunggal. Selain itu hubungan yang penuh

dengan konflik, baik antar pasangan maupun antara orang tua-

anak, sangat berpotensi menimbulkan stres pengasuhan.

3) Lingkungan

Kondisi stres dapat berlangsung dalam jangka pendek,

situasional atau aksidental, bila sumber stres pengasuhan lebih

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

16

dominan pada situasi lingkungan. Namun, bila tidak segera

diatasi atau dikelola dengan baik, kondisi stres ini dapat

berlangsung dalam jangka panjang juga.

4. Gejala dan Akibat Stres

Menurut Siswanto (2007), ada empat sumber atau penyebab stres,

yaitu :

a. Frustasi

Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada

aral melintang, misalnya ibu yang sulit untuk mempercayai bahwa

anaknya cacat mental, reaksi umum yang terjadi pada orang tua

pertama kali adalah merasa kaget, mengalami goncangan batin,

takut, sedih, kecewa, merasa bersalah, dan menolak.

Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan

usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang

yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan,

dan lain-lain).

b. Konflik

Timbulkan karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam

keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach

conflict, approach-avoidance conflict, atau avoidance-avoidance

conflict. Misalnya, kehadiran anak yang tuna grahita di masyarakat,

membuat orang tua lain lebih menyukai untuk menjauhi penderita

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

17

atau mengamankan anak-anaknya untuk tidak bermain dengan

penderita.

c. Tekanan

Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat

berasal dari dalam individu, misalnya dengan pandangan masyarakat

yang umumnya kurang mengacuhkan anak tuna grahita, sehingga

mereka bahkan tidak dapat membedakannya dari orang gila.

d. Krisis

Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres

pada individu, misalnya ibu yang mengetahui anaknya tuna grahita,

dan pesimis akan masa depan anaknya.

Keadaan stres dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya

frustasi, konflik, dan tekanan.

Satiadarma (Gunarsa, 2006) menyebutkan stres pengasuhan

memiliki kekhasan sendiri yang meliputi:

a. Kondisi anak (termasuk perilaku anak yang menyimpang)

b. Kondisi kehidupan menyeluruh yang menimbulkan stres

c. Dukungan sosial

d. Fungsi keluarga

e. Sumber material.

Di bawah ini disajikan ringkasan bagaimana stres terjadi pada seorang

individu (Siswanto, 2007).

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

18

Stressor Individual differences Stress

Lingkungan fisik Usia, jenis kelamin,

(suhu, cahaya, suara, pendidikan, kesehatan,

polusi, kepadatan) fisik, kepribadian, harga diri

toleransi terhadap kedwiartian

Individual

(konflik, peran, tanggung jawab)

Kelompok

(hubungan dengan teman, atasan,

bawahan)

Keorganisasian

(kebijakan, struktur, partisipasi)

5. Aspek-aspek dalam Stres Pengasuhan

Model stres pengasuhan Abidin (Ahern, 2004) memberikan

perumpamaan bahwa stres mendorong ke arah tidak berfungsinya

pengasuhan orang tua terhadap anak, pada intinya menjelaskan

ketidaksesuaian respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan

anak-anak mereka. Model ini tentang pengasuhan orang tua yang

dicerminkan dalam aspek-aspeknya meliputi :

a. The Parent Distress

Stres pengasuhan disini menunjukkan pengalaman stres orang tua

sebagai sebuah fungsi dari faktor pribadi dalam memecahkan

personal stres lain yang secara langsung dihubungkan dengan peran

orang tua dalam pengasuhan anak. Tingkat stres pengasuhan ini

berhubungan dengan karakteristik individu yang mengalami

gangguan. Indikatornya meliputi :

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

19

1) Feelings of competence, yaitu orang tua diliputi oleh tuntutan

dari perannya dan kekurangan perasaan akan kemampuannya

dalam merawat anak. Hal ini dihubungkan dengan kurangnya

pengetahuan orang tua dalam hal perkembangan anak dan

keterampilan manajemen anak yang sesuai.

2) Social isolation, yaitu orang tua merasa terisolasi secara sosial

dan ketidakhadiran dukungan emosional dari teman sehingga

meningkatkan kemungkinan tidak berfungsinya pengasuhan

orang tua dalam bentuk mengabaikan anaknya.

3) Restriction imposed by parent role, yaitu adanya pembatasan

pada kebebasan pribadi, orang tua melihat dirinya sebagai hal

yang dikendalikan dan yang dikuasai oleh kebutuhan dan

permintaan anaknya. Berhubungan dengan hilangnya

penghargaan terhadap identitas diri yang sering diekspresikan.

Seringkali, adanya kekecewaan dan kemarahan yang kuat yang

dihasilkan oleh frustasinya.

4) Relationship with spouse, yaitu adanya konflik antar hubungan

orang tua yang mungkin menjadi sumber stres utama. Konflik

utamanya mungkin melibatkan ketidakhadiran dukungan emosi

dan material dari pasangan serta konflik mengenai pendekatan

dan strategi manajemen anak.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

20

5) Health of parent, yaitu sampai taraf tertentu, efektivitas proses

pengasuhan orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi

kondisi kesehatan orang tua.

6) Parent despresion, yaitu orang tua mengalami beberapa gejala

depresi ringan hingga menengah dan rasa bersalah (kecewa),

yang mana pada suatu waktu dapat melemahkan kemampuannya

untuk menangani tanggung jawabnya terhadap pengasuhan.

Permasalahan ini secara khas dihubungkan dengan tingkatan

depresi meliputi kehilangan energi.

b. The Difficult Child

Stres pengasuhan disini digambarkan dengan menghadirkan perilaku

anak yang sering terlibat dalam mempermudah pengasuhan atau

malah lebih mempersulit karena orang tua merasa anaknya memiliki

banyak karakteristik tingkah laku mengganggu, indikatornya

meliputi:

1) Child adaptibility, yaitu anak menunjukkan karakteristik

perilaku yang membuat anak sulit untuk diatur. Stres orang tua

berhubungan dengan tugas pengasuhan orang tua yang lebih

sulit dalam ketidakmampuan anak untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan fisik dan lingkungan.

2) Child demands, yaitu anak lebih banyak permintaan terhadap

orang tua berupa perhatian dan bantuan. Umumnya anak-anak

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

21

sulit melakukan segala sesuatu secara mandiri dan mengalami

hambatan dalam perkembangannya.

3) Child mood, yaitu orang tua merasa anaknya kehilangan

perasaan akan hal-hal positif yang biasanya merupakan ciri khas

anak yang bisa dilihat dari ekspresinya sehari-sehari.

4) Districtability, yaitu orang tua merasa anaknya menunjukkan

perilaku yang terlalu aktif dan sulit mengikuti perintah.

c. The Parent-Child Dysfunctional Interaction

Stres pengasuhan disini menunjukkan interaksi antara orang tua dan

anak yang tidak berfungsi dengan baik yang berfokus pada tingkat

penguatan dari anak terhadap orang tua serta tingkat harapan orang

tua terhadap anak indikatornya meliputi:

1) Child reinforced parent, yaitu orang tua merasa tidak ada

penguatan yang positif dari anaknya, interaksi antara orang tua

dengan anak tidak menghasilkan perasaan yang nyaman

terhadap anaknya.

2) Acceptability of child to parent, yaitu stres pengasuhan orang

tua karena karakteristik anak seperti intelektual, fisik, dan emosi

yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua

sehingga lebih besar dapat menyebabkan penolakan orang tua.

3) Attachment, yaitu orang tua tidak memiliki kedekatan emosional

dengan anaknya sehingga mempengaruhi perasaan orang tua.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

22

B. Tuna Grahita

Definisi tuna grahita mental dan tipe-tipe jenisnya menurut (Semiun, 2006) :

1. Pengertian Tuna Grahita

Tuna grahita adalah tingkat fungsi intelektual yang secara

signifikan dibawah rata-rata sebagaimana diukur oleh tes inteligensi yang

dilaksanakan secara individual. Untuk diklasifikasikan sebagai orang

yang mengalami tuna grahita, fungsi intelektualnya harus rusak (lemah).

Tuna grahita dilihat sebagai suatu kondisi kronis dan tidak dapat diubah

yang dimulai sebelum usia 18 tahun. Bila fungsi intelektual jatuh ke

tingkat retardasi sesudah usia 18 tahun, maka masalah tersebut

diklasifikasikan sebagai dementia dan bukan retardasi mental.

DSM-III R mengemukakan tiga kriteria yang harus dipenuhi

dalam mendiagnosis seorang individu yang menderita tuna grahita : (1)

Individu harus memiliki “fungsi intelektual umum yang secara signifikan

berada di bawah rata-rata.” Secara teknis, fungsi intelektual dari individu

tersebut berada pada IQ 70 atau lebih rendah dari 70; (2) Individu

tersebut harus mengalami kekurangan atau kerusakan dalam tingkah laku

adaptif yang disebabkan oleh atau ada hubungannya dengan inteligensi

yang rendah. Kerusakan dalam tingkah laku adaptif didefinisikan sebagai

ketidakmampuan untuk menerima tanggung jawab sosial dan mengurus

diri sendiri (misalnya mengenal atau mengatakan tentang waktu,

menangani uang, berbelanja, atau bepergian sendirian); dan (3) gangguan

itu harus terjadi sebelum usia 18 tahun dan bila sesudah usia tersebut

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

23

fungsi mental individu menurun, maka ia didiagnosis sebagai orang yang

menderita dementia dan bukan retardasi mental.

Meskipun banyak anak yang menderita gangguan autis juga

mengalami retardasi, tetapi ada beberapa perbedaan antara autisme dan

retardasi: (1) Anak-anak yang mengalami retardasi mengalami

perkembangan kognitif yang sama dengan perkembangan sosialnya;

sedangkan pada autisme, perkembangan sosial anak selalu lebih rendah

daripada perkembangan kognitif; (2) Anak-anak yang mengalami

retardasi memperlihatkan kelambatan dalam bahasa tetapi anak-anak

autis memperlihatkan kekurangan-kekurangan berat dalam bahasa dan

penyimpangan yang lebih banyak dalam bahasa; (3) Perangsangan diri

sendiri (self stimulation), lebih memusatkan perhatian pada stimulus-

stimulus penglihatan dan pendengaran, dan tingkah laku-tingkah laku

aneh, seperti memutar benda-benda, memukul-mukul dan memutar-

mutar tubuh adalah hal-hal yang biasa terjadi pada autisme tetapi bukan

pada retardasi; dan (4) Anak-anak yang mengalami retardasi termotivasi

untuk menyenangkan orang-orang dewasa, tetapi anak-anak autis tidak

menghiraukan pengaruh-pengaruh dari perbuatannya terhadap orang-

orang dewasa.

2. Tipe Klinis Tuna Grahita

Para ahli klinis menggunakan empat kategori tuna grahita berdasarkan

nilai tes inteligensinya, yakni : ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

24

a. Tingkat-tingkat Tuna Grahita dalam Pandangan Klinis

Tabel 2.1. Perkiraan rentang IQ berdasarkan nilai tes intelligensi.

Tingkat Kehebatan Perkiraan Rentang IQ Presentasi Retardasi Mental

Tuna grahita ringan 50 - 70 Kira-kira 85

Tuna grahita sedang 35 – 49 10

Tuna grahita berat 20 – 34 3 – 4

Tuna grahita sangat berat Di bawah 20 1– 2

*Sumber : Disadur dari DSM-III, 32-33

b. Tingkat-tingkat Tuna Grahita dan Tingkah Laku Adaptif untuk

Rentang Kehidupan dalam Pandangan Klinis

Tabel 2.2. Tingkah laku adaptif sesuai usia dan tingkatan retardasi

mental.

Tingkat Usia Prasekolah 0-5 Usia Sekolah 6-21 Dewasa 21+

Ringan Anak-anak prasekolah ini

dapat mengembangkan

keterampilan keterampilan

sosial dan komunikasi

dengan retardasi mental

ringan pada bidang-bidang

sensorik-motorik. Sampai

usia selanjutnya anak-anak

ini jarang dibedakan dari

anak-anak normal.

Anak-anak muda yang

berusia sekolah ini dapat

mempelajari keterampilan-

keterampilan akademis

sampai kira-kira kelas VI

SD pada usia mereka yang

sudah belasan tahun.

Secara khas mereka tidak

dapat mempelajari bahan-

bahan pelajaran Sekolah

Menengah Umum dan

membutuhkan pendidikan

khusus, terutama pada

tingkat usia sekolah

menengah.

Orang-orang dewasa ini

mampu melakukan

keterampilan sosial dan

vokasional bila diberi

pendidikan dan latihan

yang tepat. Mereka

kadang-kadang

membutuhkan

pengawasan dan

bimbingan bila mereka

mengalami tekanan

sosial dan ekonomis yang

berat.

Sedang Anak-anak prasekolah ini

dapat berbicara dan belajar

berkomunikasi tetpi

kurang memperlihatkan

kesadaran sosial dan hanya

memperlihatkan

perkembangan motorik

yang cukup (sedang).

Mereka dapat ditangani

dengan pengawasan yang

sederhana.

Anak-anak muda ini dapat

mempelajari keterampilan-

keterampilan akademis

fungsional sampai kira-

kira Kelas VI SD pada

usia mereka pada akhir

belasan tahun, pendidikan

khusus dibutuhkan.

Orang-orang dewasa ini

mampu membiayai

hidupnya sendiri dengan

melakukan-melakukan

pekerjaan yang tidak

membutuhkan

keterampilan atau

pekerjaan-pekerjaan yang

membutuhkan seni

terampil , tetapi mereka

membutuhkan

pengawasan dan

bimbingan bila mereka

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

25

mengalami kesulitan

sosial dan ekonomis yang

ringan.

Berat Anak-anak prasekolah ini

kurang memperlihatkan

perkembang motorik, dan

hanya berbicara sedikit.

Pada umumnya, mereka

tidak mampu memperoleh

keuntungan dari latihan

dalam membantu dirinya

sendiri dan mereka

memperlihatkan sedikit

keterampilan-keterampilan

komunikasi atau tidak

memperlihatkan

keterampilan-keterampilan

komunikasi.

Anak-anak muda usia

sekolah ini dapat berbicara

atau belajar

berkomunikasi, dan dapat

dilatih dalam kebiasaan-

kebiasaan kesehatan yang

mendasar. Mereka tidak

dapat mempelajari

keterampilan-keterampilan

akademis fungsional,

tetapi mereka dapat

memperoleh keuntungan

dari latihan kebiasaan-

kebiasaan yang sistematis.

Orang-orang dewasa

mudai ini dapat

menyumbang sebagian

untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri

dengan pengawasan yang

penuh, dan mereka dapat

mengembangkan

keterampilan

keterampilan untuk

melindungi dirinya

sendiri sampai pada suatu

tingkat yang sedikit

berguna dalam suatu

lingkungan yang

terkontrol.

Sangat

berat

Retardasi yang hebat,

kemampuannya hanya

sedikit yang berfungsi

dalam bidang-bidang

sensorik motorik. Anak-

anak ini membutuhkan

perawatan.

Suatu perkembangan

motorik ada pada anak-

anak muda ini tetapi

mereka tidak memperoleh

keuntungan dari latihan

dalam membantu dirinya

sendiri. Mereka benar-

benar membutuhkan

perawatan.

Orang-orang dewasa ini

hanya memperlihatkan

suatu perkembangan

motorik dan cara

berbicara. Mereka sama

sekali tidak mampu

memelihara dirinya

sendiri dan benar-benar

membutuhkan perawatan

dan pengawasan.

*Sumber : Kendall & Hammen, 1998:502.

3. Penggolongan Anak Tuna Grahita

Penggolongan anak retardasi mental untuk keperluan pembelajaran

menurut American Association on Mental Retardation dalam Special

Ontario Schools sebagai berikut :

a. Educable (EMR) IQ = 50-79

Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam

akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah Dasar.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

26

b. Trainable (TMR) IQ = 25 – 49

Mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan

diri, dan penyesuaian sosial. Sangat terbatas kemampuannya untuk

mendapat pendidikan secara akademik.

c. Nontrainable (IQ = < 25)

Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat

melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan

kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan

pengawasan dan dukungan yang terus menerus (Salmiah, 2010)

4. Faktor Akibat Dampak Ketunagrahitaan

Dampak ketuna grahitaan dan jelas tidaknya kecacatan tersebut

dilihat dari orang lain menurut Soemantri (2007) :

Perasaan dan tingkah laku orang tua itu berbeda-beda dan dapat

dibagi menjadi:

a. Perasaan melindungi anak secara berlebihan, yang bisa dibagi dalam

wujud :

1) Proteksi biologis

2) Perubahan emosi yang secara tiba-tiba, hal ini mendorong untuk :

a) Menolak kehadiran anak dengan memberikan sikap dingin.

b) Menolak dengan rasionalisasi, menahan anaknya di rumah

dengan mendatangkan orang yang terlatih untuk

mengurusnya.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

27

c) Merasa berkewajiban untuk memelihara tetapi melakukan

tanpa memberikan kehangatan.

d) Memeliharanya dengan berlebihan sebagai kompensasi

terhadap perasaan menolak.

b. Ada perasaan bersalah melahirkan anak berkelainan, kemudian

terjadi praduga yang berlebihan dalam hal :

1) Merasa ada yang tidak beres tentang urusan keturunan, perasaan

ini mendorong timbulnya suatu perasaan depresi.

2) Merasa kurang mampu mengasuhnya, perasaan ini

menghilangkan kepercayaan diri sendiri dalam mengasuhnya.

c. Kehilangan kepercayaan akan mempunyai anak yang normal :

1) Karena kehilangan kepercayaan tersebut orang tua cepat marah

dan menyebabkan tingkah laku agresif.

2) Kedudukan tersebut dapat mengakibatkan depresi.

3) Pada permulaan, mereka segera mampu menyesuaikan diri

sebagai orang tua anak tuna grahita, akan tetapi mereka terganggu

lagi saat menghadapi perisitiwa-peristiwa kritis.

d. Terkejut dan kehilangan kepercayaan diri, kemudian berkonsultasi

untuk mendapat berita- berita yang lebih baik.

e. Banyak tulisan yang menyatakan bahwa orang tua merasa berdosa.

Sebenarnya perasaan itu tidak selalu ada. Perasaan tersebut bersifat

kompleks dan mengakibatkan depresi.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

28

f. Mereka bingung dan malu, yang mengakibatkan orang tua kurang

suka bergaul dengan tetangga dan lebih suka menyendiri.

Adapun saat-saat kritis itu terjadi ketika manakala orang tua tidak

menerima anak tuna grahita :

1) Pertama kali mengetahui bahwa anaknya cacat.

2) Memasuki usia sekolah, pada saat tersebut sangat penting kemampuan

masuk sekolah sebagai tanda bahwa anak tersebut normal.

3) Meninggalkan sekolah.

4) Orang tua bertambah tua sehingga tidak mampu lagi memelihara

anaknya yang cacat.

C. Pengetahuan

Definisi pengetahuan dan tingkat pengetahuan dalam domain kognitif

menurut Notoatmodjo (2007) :

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour).

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

29

2. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni.

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation, (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-

tahap diatas.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

30

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Contohnya reaksi ibu yang

kurang beradaptasi dengan keadaan anaknya tuna grahita yang membuat

ibu cemas dan emosional lainnya. Dan merasa nyaman dengan situasi

yang ada dan menunjukkan rasa percaya diri dalam kemampuan mereka

merawat dan mengasuh anak, sehingga membantu meningkatkan

hubungan antara ibu dan anak. Ibu mulai mampu bertanggung jawab atas

masalah anak.

3. Tingkat Pengetahuan didalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan menurut Notoatmodjo (2007) :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan, dan sebagainya. Contoh : ibu dapat menyebutkan ciri-

ciri anak yang mengalami tuna grahita.

b. Memahami (comperehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

31

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari. Misalnya menjelaskan mengapa anak

tuna grahita tidak bisa di sekolahkan di sekolah umum.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus

statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem

solving cyclel) di dalam pemecahan masalah kesehatan mental dari

kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

32

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis ini menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat

membandingkan antara anak normal dengan anak yang tuna grahita.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Adapun hasil pengukuran tingkat pengetahuan

sebagai contoh menurut Arikunto (2002) dapat berbentuk empat

tingkatan:

a. Baik : bila nilai mencapai 76-100 %.

b. Cukup : bila nilai mencapai 56-75 %.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

33

c. Kurang : bila nilai mencapai 41-55 %.

d. Buruk : bila nilai mencapai < 40 %.

5. Hal-hal yang Mempengaruhi Pengetahuan :

a. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2007). Apabila usia

orang tua terlalu muda atau terlalu tua, mungkin tidak dapat

menjalankan peran pengasuhan yang optimal, diperlukan kekuatan

fisik dan psikis yang matang serta pengetahuan yang baik (Chairini,

2013).

Menurut teori perkembangan psikososial yang dikutip oleh

wheley dan wong’s (1999), tahapan perkembangan manusia menurut

umur (dewasa) dibagi menjadi tiga tahap yaitu (Khairina, 2013) :

1) Early adult hood (21-35 tahun)

Pada masa awal ini, hubungan sosial utama seseorang

sudah terfokus pada partner dalam hubungan teman dan seks

(perkawinan). Karakteristik dan krisis psikososial terjadi pada

masa ini adalah “keintiman vs isolasi”, dimana pada masa ini

dapat dilewati dengan baik akan meningkatkan kemampuan

membentuk hubungan dekat dan membuat komitmen tentang

kehidupan.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

34

2) Young and middle adult hood (36-45 tahun)

Pada masa dewasa pertengahan ini, hubungan sosial

seseorang terfokus pada pembagian tugas antara bekerja dengan

rumah tangga dan pada masa ini emosi sudah mulai stabil.

Karakteristik dari psikososial yang terjadi pada masa ini adalah

“generation vs konsentrasi diri”, dimana bila masa ini dapat

dilewati dengan baik akan meningkatkan kemampuan dalam

memikirkan keluarga, masyarakat dan generasi mendatang.

3) Later adult hood (> 45 tahun )

Pada masa dewasa akhir ini, hubungan kemasyarakatan

dalam kelompoknya. Pada masa ini emosi seseorang cenderung

aktif relatif stabil dengan motivasi untuk hidup dan berkarir

serta membantu sesama dengan baik. Karakterisitik dari

psikososial yang terjadi pada masa ini adalah “keluhan vs

kepuasan”, dimana bila masa ini dapat dilewati dengan baik

akan meningkatkan kesadaran akan terpenuhnya

kebutuhan/kehidupan seseorang dari perasaan puas dan siap

menghadapi lanjut usia serta kematian.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar

sekolah berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan

seseorang, makin tinggi pula kesadarannya tentang hak yang

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

35

dimilikinya, kondisi ini akan meningkatkan tuntutan tehadap hak

untuk memperoleh informasi, hak untuk menolak/menerima

pengobatan yang ditawarkan (Notoatmodjo, 2007). Misalnya

pendidikan dan pengalaman orang tua dalam melakukan perawatan

anak akan mempengaruhi kesiapan mereka dalam menjalankan peran

pengasuhan (Chairini, 2012).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dan

mengklasifikasikan pendidikan menjadi pendidikan formal dan

pendidikan non formal, jenjang pendidikan formal terdiri dari

(Notoatmodjo, 2007) :

1) Tinggi : Akademi dan Perguruan Tinggi (S1)

2) Menengah : SMA

3) Dasar : SD/MIN dan SMP

Pada penelitian Cooper (2007) menunjukkan hubungan yang

signifikan antara ibu dengan pendidikan rendah terhadap tingginya

stres pengasuhan (Chairini, 2013).

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

36

c. Pekerjaan

Pekerjaan ibu adalah kegiatan rutin sehari-hari yang

dilakukan oleh seorang ibu dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan. Setiap pekerjaan apapun jenisnya, apakah pekerjaan

tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah beban

bagi yang melakukan. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban

mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si

pelaku. Kemampuan kerja pada umumnya diukur dari keterampilan

dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi keterampilan

yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien (badan

anggota), tenaga dan pemikiran (mentahnya) dalam

melaksanakan pekerjaan. Perguruan tenaga dan mental atau jiwa

yang efisien, berarti beban kerjanya relatif mudah (Notoatmodjo,

2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Forgays (2001),

ibu yang bekerja menunjukkan level stres yang lebih tinggi

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, namun dari jenis

pekerjaan yang dilakukan ibu tidak terdapat perbedaan stres

pengasuhan yang signifikan antara pekerjaan yang satu dengan

pekerjaan lainnya (Chairini, 2013).

d. Lingkungan

Faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang ada

disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

37

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal

ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak

yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

(Notoatmodjo, 2007).

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman

belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar

selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar

secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya (Notoatmodjo, 2007).

f. Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

38

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-

lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media massa membawa pula pesan – pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal

tersebut (Notoatmodjo,2007). Informasi dapat dikelompokkan

menjadi 2 kategori antara lain sebagai berikut :

1) Pernah, jika x ≥ 50%

2) Tidak pernah, jika < 50%

g. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Perkembangan orang tua dan anak dipengaruhi oleh konteks

yang meliputi hubungan dengan orang lain, aturan dan nilai-nilai

budaya. Hal ini mengacu pada nilai-nilai budaya dan adat istiadat

yang mempengaruhi orang tua dalam melakukan pengasuhan. Pada

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

39

status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, pendapatan, dan

pendidikan orang tua. Hal ini mempengaruhi proses pengasuhan

yang disebabkan oleh sikap keuangan dan berbagai pengasuhan

(Chairini, 2013).

D. Kesiapan

Kesiapan aspek fisik dan aspek psikis ibu dalam mengasuh anak tuna

grahita (Sujiono & Nurani, 2004). Adapun kesiapan asuh seorang ibu

terhadap anaknya yang berkebutuhan khusus (retardasi mental) idealnya

dimiliki semenjak ibu mengetahui kondisi anak yang sebenarnya. Dalam

berbagai setting kultur, pola asuh, dan interaksi orang tua terhadap anak

sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, dan juga penting dalam

perkembangan psikososial anak, retardasi mental sekalipun (Mahabbati,

2009).

1. Kesiapan Aspek Fisik

Kekhawatiran orang tua berdampak pada fisik, emosional,

psikologis pada orang tua khusunya ibu, secara fisik menyebabkan ibu

jatuh sakit. Ibu merasa kecewa sedih dan mungkin merasa marah ketika

mengetahui realitas yang harus dihadapinya dengan kehadiran anak yang

berkebutuhan khusus (tuna grahita). Dalam aspek fisik kesiapan asuh ibu

meliputi keterlibatan penuh dengan anak dalam setiap tahap

perkembangan anak dengan menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran

sebisa mungkin untuk menyertai kegiatan anak dan mendorong

kemandirian, daya eksplorasi, dan kemampuan belajar fisik-motorik,

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

40

mental, sosial, kemandirian, dan kepercayaan diri sesuai dengan potensi

yang dimiliki anak tuna grahita.

2. Kesiapan Aspek Psikis

Untuk memiliki seorang anak dengan potensi bawaan yang baik,

sehingga nantinya dapat ditumbuh-kembangkan ke arah yang optimal,

tidaklah cukup hanya dengan kesiapan aspek fisik semata, karena

kesiapan aspek psikis pun memegang peranan yang sangat penting dalam

pengasuhan. Dalam aspek psikis kesiapan asuh ibu meliputi kehangatan,

kasih sayang, dan penerimaan yang merupakan refleksi dan keberhasilan

ibu dalam menyeimbangkan perasaan negatif dan positif akan kondisi

anak yang tidak sesuai harapan dan serta kecepatan respon, sensitivitas,

dan konsistensi dalam menanggapi gejala kelainan anak yang tuna

grahita.

Kesiapan aspek psikis dalam proses pengasuhan seharusnya telah

terwujud jauh sebelum orang tua mempunyai anak dengan retardasi

mental. Perasaan saling mencintai, melindungi, dan menerima semua

kelebihan dan kekurangan anaknya merupakan wujud dari salah satu

kesiapan secara psikis. Jalinan hubungan yang harmonis antar-pasangan

dan antara kedua orang tua dengan anak tuna grahita serta orang-orang

terdekat lainnya juga merupakan wujud lain dari kesiapan secara psikis

akan membuat anak dalam perlindungan hidup dan pengawasan yang

teliti. Mereka membutuhkan pelayanan dan pemeliharaan yang terus

menerus khususnya oleh ibu, mereka tidak mampu mengurus diri sendiri

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

41

tanpa bantuan orang lain. Adanya ketidak-harmonisan antara kedua orang

tua dengan anak tuna grahita, yang mengakibatkan anaknya terlantar dan

tidak tahu akan masa depan anak tersebut. Apabila ketidak-harmonisan

ini berjalan terus tanpa diatasi, sudah dapat dipastikan akan timbul suatu

kecemasan yang berkepanjangan serta perilaku emosional yang

menyimpang dan timbulnya stres. Jika penyimpangan secara emosional

dan stres ini muncul pada salah satu atau kedua orang tua, pengaruhnya

akan besar sekali terhadap kelangsungan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya.

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

42

E. Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian ini dapat dilihat pada Bagan 2.1 berikut :

Bagan 2.1. Pengaruh kesiapan dan pengetahuan ibu terhadap tingkat stres

pengasuhan anak tuna grahita sedang

Sumber : Menurut Sujiono (2004), Notoatmodjo (2005), Gunarsa (2006)

Kondisi fisik

Kondisi psikis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Lingkungan

Pengalaman

Informasi

yang diterima

orang tua

Pengetahuan

Stres

pengasuhan

Kesiapan

Kondisi anak (termasuk

perilaku anak yang

menyimpang)

Kondisi kehidupan

menyeluruh yang

menimbulkan stres

Dukungan sosial

Fungsi keluarga

Sumber material

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Pengasuhan 1.repository.ump.ac.id/2518/3/Afna Nur Hikmah BAB II.pdf · respon orang tua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka. Pengaruh

43

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dipaparkan pada Bagan 2.2 berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Kesiapan

Tingkat stres pengasuhan ibu

terhadap anak tuna grahita

sedang di SLB C Yakut

Purwokerto

Bagan 2.2. Kerangka konsep penelitian

“Pengaruh kesiapan dan pengetahuan ibu terhadap tingkat stres pengasuhan

anak tuna grahita sedang di SLB C Yakut Purwokerto”

G. Hipotesis

Berdasarkan rumusan tujuan dan pertanyaan dalam penelitian, maka

hipotesis penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh antara kesiapan dengan tingkat stres pengasuhan ibu

terhadap anak tuna grahita sedang.

2. Ada pengaruh antara pengetahuan dengan tingkat stres pengasuhan ibu

terhadap anak tuna grahita sedang.

Pengetahuan

Pengaruh Kesiapan dan..., Afna Nur Hikmah, S1 Keperawatan UMP, 2015