22
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian anggaran Menurut Ambarwati dan M Jihadi (2003:2), anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka/periode tertentu dimasa yang akan datang. Christina (2001:1) berpendapat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran (Budget) merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan dimana rencana tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Any Agus Kana:1986). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam satuan uang, barang dan jasa untuk periode yang akan datang dan rencana manajemen yang dinyatakan secara spesifik dan kuantitatif disertai langkah-langkah konkret untuk merealisasikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Partisipasi Penyusunan Anggaran

1. Pengertian anggaran

Menurut Ambarwati dan M Jihadi (2003:2), anggaran adalah suatu

rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan

perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit (kesatuan) moneter dan

berlaku untuk jangka/periode tertentu dimasa yang akan datang.

Christina (2001:1) berpendapat bahwa anggaran adalah suatu rencana

yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam

unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu

(periode) tertentu dimasa yang akan datang.

Anggaran (Budget) merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan

dimana rencana tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional yang

saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Any Agus

Kana:1986).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum

anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis yang

dinyatakan dalam satuan uang, barang dan jasa untuk periode yang akan

datang dan rencana manajemen yang dinyatakan secara spesifik dan

kuantitatif disertai langkah-langkah konkret untuk merealisasikannya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

14

2. Karakteristik Anggaran

Menurut Tunggal (1995:2) beberapa karakteristik umum dari

anggaran adalah sebagai berikut :

a. Anggaran dinyatakan dalam bilangan keuangan dengan rincian yang

mungkin bukan dalam bilangan keuangan.

b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yaitu manajer

setuju menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan

dalam anggaran.

d. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih

tinggi dari penyusunan anggaran.

e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.

f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

g. Dibuat untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.

3. Fungsi Anggaran

Menurut (Narafin, 2007) dalam (Richardo, 2013:20) anggaran

memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut :

a. Fungsi perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang

teliti dan akan memberi gambaran yang lebih nyata dan jelas dalam unit

dan uang.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

15

b. Fungsi pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga

pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan.

c. Fungsi pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan (controling). Pengawasan berarti

mengevaluasi atau menilai terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Adapun menurut (Rusdianto, 2009:16) dalam (Richardo, 2013:21),

anggaran mempunyai dua fungsi yaitu :

a. Alat perencanaan: sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning),

anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota

organisasi dalam bertindak.

b. Alat pengendalian: sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling),

anggaran berguna sebagai alat penilai aktivitas.

c. Setiap bagian organisasi sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran

berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum

anggaran mempunyai beberapa macam fungsi yaitu :

a. Fungsi perencanaan, dimana proses manajemen untuk menentukan tujuan

organisasi yang akan dicapai, mengatur strategi yang akan dilaksanakan,

selanjutnya penyusunan program dan tahap terakhir penyusunan anggaran

untuk setiap pusat pertanggungjawaban.

b. Fungsi koordinasi yaitu sebagai alat pengkoordinasikan rencana dan

tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar

dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

16

c. Fungsi komunikasi dimana komunikasi meliputi menyampaian informasi

yang berhubungan dengan tujuan, strategi, kebijaksanaan, rencana,

pelaksanaan, dan penyimpangan yang terjadi.

d. Fungsi motivasi yaitu sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana di

dalam melaksanakan tugas-tugas atau untuk mencapai tujuan. Dalam

memotivasi para pelaksana dapat penghargaan (rewards) kepada mereka

yang berprestasi.

e. Fungsi pengendalian dan evaluasi yaitu sebagai alat pengendalian kegiatan

karena anggaran sudah disetujui merupakan komitmen para pelaksana

yang ikut berperan serta di dalam penyusunan anggaran tersebut.

Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan rencana dengan

pelaksanaan sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul.

Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian

prestasi maupun umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

f. Fungsi pendidikan. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mendidik para

pemimpin mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat

pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan

dengan pusat pertanggungjawaban lainnya didalam organisasi yang

bersangkutan.

Sedangkan tujuan penyusunan anggaran menurut (Ellen dalam

Richardo, 2013 ) adalah sebagai berikut :

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

17

a. Untuk menyatakan harapan / sasaran perusahaan secara jelas dan formal,

sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa

yang hendak dicapai manajemen.

b. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak

terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.

c. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud

mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi

individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

d. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka

memaksimalkan sumber daya.

e. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu

dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu

tidaknya tindakan koreksi.

4. Tahapan Anggaran

Diperlukan tahapan-tahapan tertentu dalam proses penyusunan

anggaran, agar dapat menciptakan anggaran yang berkualitas dan realistis

serta dapat memotivasi prapelaksana untuk lebih bertanggung jawab dalam

pencapaian target yang ditetapkan (Supriyono, 1990) dalam (Widayanti,

2006:15-16). Lima tahapan yang harus dilaksanakan dalam penetapan

anggaran, yaitu :

a. Menerbitkan pedoman

Pedoman ini harus menyebutkan rencana strategi yang dimodifikasi

dengan perkembangan kondisi organisasi dengan jelas. Pedoman ini dibuat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

18

oleh staf anggaran yang dibentuk oleh manajemen puncak dan disetujui

olehnya.

b. Proposal anggaran permulaan

Sesuai dengan petunjuk pedoman penyusunan anggaran, pimpinan pusat

pertanggungjawaban dibantu oleh stafnya membuat anggaran sesuai

dengan bidangnya masing-masing. Pimpinan tersebut juga mempelajari

dan menganalisis perubahan kondisi organisasi yang terjadi dalam tahun

anggaran sebelumnya.

c. Negosiasi

Tahap ini merupakan inti proses penyusunan anggaran. Pimpinan puncak

pertanggungajwaban harus memperhatikan validitas proposal yang telah

diajukannya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian bila diperlukan.

d. Review dan persetujuan

Review dilakukan berdasarkan diskusi yang dilakukan pimpinan

menengah dan bawah dengan pimpinan puncak.

e. Revisi anggaran

Revisi anggaran dilakukan untuk memperbaiki kualitas anggaran.

5. Keuntungan dan Kelemahan Anggaran

Menurut Christina (2001:18-19) ada beberapa keuntungan yang dapat

diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik.

Beberapa keuntungan tersebut adalah :

a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan

sebelum rencana tersebut dilaksanakan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

19

b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap

setiap tindakan yang akan dilakukan.

c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan

untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.

d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga

setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya.

e. Mengingat setiap manajer dan/atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan

anggaran, maka kemungkinan terciptanya perasaan ikut berperan serta

(sense of partisipation).

Disamping beberapa keunggulan tersebut diatas, terdapat pula

beberapa kelemahan antara lain :

a. Dalam menyusun anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat

dengan keadaan yang sebenarnya.

b. Sering kali yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran

mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan.

c. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara

potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (human

relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran.

d. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat

kebijakan (desicion maker) terutama pada saat data dan informasi tidak

lengkap/cukup.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

20

6. Partisipasi penyusunan anggaran

Menurut (Brownell, 1982) dalam (Nurcahyani, 2010) Partisipasi

penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-

individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap

penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan

akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka. Seperti yang

dikemukakan oleh (Mulyadi, 1997:512) dalam (Widayanti, 2006) agar dalam

proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat

berfungsi sebagai alat manajemen, proses penyusunan anggaran harus

mampu menanamkan sense of commitment dalam diri penyusunnya. Proses

penyusunan anggaran yang tidak berhasil menanamkan sense of commitment

dalam diri penyusunnya akan berakibat anggaran yang disusun hanyalah

sekedar sebagai alat perencanaan belaka, yang jika terjadi penyimpangan

antara realisasi dengan anggaran tidak satupun manajer yang merasa

tanggung jawab.

Partisipasi anggaran adalah tahap partisipasi pengurus dalam

menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat

petanggungjawaban. Partisipasi merupakan keikutsertaan dalam

mempersepsikan tentang pengembangan, yang mencakup penjelasan

anggaran tahunan atau periode lainnya pada departemennya. Partisipasi

secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para

individual terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

21

yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap peran individu tersebut

(Supomo dan Indriantoro, 1998) dalam (Saraswati, 2015:27).

Menurut (Hansen dan Mowen, 2002:201) dalam ( Wdayanti, 2006:19)

paritisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mempengaruhi sikap, usaha

pencapaian anggaran, dan kinerja manajerial dengan memperhatikan faktor-

faktor sebagai berikut :

a. Pemberian kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan

pengetahuan dan kemampuannya.

b. Penyusunan anggaran dapat disesuaikan dengan kemampuan pimpinan

yang bersangkutan.

c. Anggaran yang disusun tersebut mudah dipahami oleh pimpinan.

d. Pimpinan tersebut merasa bahwa anggaran yang disusun merupakan milik

mereka sehingga mereka berusaha mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.

e. Menerima anggaran yang telah disusun sebagai dasar pengukuran kinerja.

Jadi, partisipasi penyusunan anggaran adalah keterlibatan pihak-pihak

secara langsung dalam proses pengambilan kebijakan penyusunan anggaran.

Manfaat dari partisipasi penyusunan anggaran ini adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kerjasama yang baik antar departemen.

b. Mengurangi atau menghilangkan konflik dan ketegangan diantara anggota

organisasi.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

22

c. Meningkatkan kinerja atau prestasi manajer karena manajer atau bawahan

memiliki rasa tanggung jawab untuk mencapainya karena merasa ikut

terlibat dalam penyusunan anggaran.

d. Menambah pemahaman tentang tugas, tanggung jawab dan strategi yang

akan dijalankan karena bawahan diberi kesempatan lebih untuk meminta

penjelasan dari atasan.

e. Memungkinkan adanya transfer informasi dari bawahan kepada atasan

sehingga pendapat menggunakan informasi sebagai masukan untuk

menerapkan strategi yang lebih baik dan anggaran yang disusun lebih

relevan.

Diharapkan adanya partisipasi ini, kinerja manajerial akan semakin

meningkat, karena suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui,

maka karyawan memiliki rasa tanggung jawab untuk mencapainya karena

ikut terlibat dalam penyusunan anggaran.

B. Budaya Organisasi

Teori-teori manajemen modern menekankan pentingnya perilaku

manajerial dalam melaksanakan tugasnya, perilaku tersebut sebagian besar

dipengaruhi oleh budaya organisasi. Baik atau tidaknya layanan manajerial

ditentukan oleh perilaku pelaku manajerial. Setiap organisasi mempunyai

budaya organisasi yang memengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku

anggotanya secara individual dan kelompok. Pengaruh budaya organisasi dapat

dirasakan semua orang, budaya sistem sosial atau organisasi memengaruhi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

23

perilaku anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja anggota dan

organisasi.

Budaya organisasi menurut Tika (2007) adalah seperangkat asumsi dasar

dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi kemudian

dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi

eksternal dan masalah integrasi internal. Seperti yang dikemukakan oleh

(Supomo dan indriantoro, 1998) dalam (Widayanti, 2006) kultur itu sendiri

merupakan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial

yang membedakan dengan kelompok sosial yang lain. Kultur dapat

diklasifikasikan ke dalam berbagai tingkatan antara lain: nasional, daerah,

gender, generasi, kelas sosial, dan organisasi perusahaan. Sementara itu, di

dalam buku Budaya dan Iklim Organisasi ini budaya organisasi didefinisikan

sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat dan kebiasaan

organisasi yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin

dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru

serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengearuhi pola pikir,

sikap dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, para

konsumen dan mencapai tujuan organisasi.

Jika semua definisi mengenai budaya organisasi diambil intinya,

hasilnya merupakan dimensi-dimensi isi budaya organisasi. Edgar H. Schein

(1985) melukiskan budaya organisasi dalam 3 level:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

24

a. Artefak

Level ini merupakan dimensi yang paling terlihat dari budaya organisasi,

merupakan lingkungan fisik dan sosial organisasi. Pada level ini, orang yang

memasuki suatu organisasi dapat melihat dengan jelas bangunan, output

(barang atau jasa), teknologi, bahasa dan tulisan.

b. Nilai-nilai

Semua pembelajaran organsasi merefleksikan nilai-nilai anggota organisasi,

perasaan mereka mengenai apa yang seharusnya berbeda dengan apa yang

adanya. Jika anggota menghadapi persoalan baru, solusinya adalah nilai-nilai.

Pendiri organisasi menghadapi sesuatu yang harus dipecahkan, ia mengajukan

cara penyelesaiannya dan berhasil menyelesaikannya cara ini kemudian

disosialisasikan kepada anggota organisasi lainnya. Kepercayaan pemimpin

ini merupakan nilai-nilai dari pemimpin.

c. Asumsi dasar

Jika solusi yang dikemukakan pemimpin perusahaan dapat berhasil berulang-

ulang, maka solusi dianggap sebagai sudah seharusnya (taken of granted).

Apa yang semula hanya merupakan hipotesis yang didukung oleh nilai-nilai,

setelah berhasil dianggap realitas dan kebenaran. Asumsi dasar merupakan

solusi yang paling dipercaya sama dengan teori ilmu pengetahuan yang

sedang diterapkan untuk suatu problem yang dihadapi organisasi.

Sebuah budaya awal organisasi merupakan perkembangan dari ide yang

dibentuk atau diciptakan atas interaksi beberapa orang pendiri organisasi

kemudian filosofi tersebut berbentuk asumsi, nilai dan artefak. Seiring

berdirinya perusahaan, nilai-nilai tersebut ditanamkan dan diwariskan kepada

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

25

karyawan melalui seleksi, pelatihan, dan rutinitas keseharian diorganisasi

tersebut sehingga nilai-nilai tersebut tetap terjaga. Budaya organisasi hanya

diajarkan kepada anggota yang mendapat status tetap dan diizinkan masuk ke

dalam lingkaran kelompok tersebut, yang mana dalam kelompok tersebut

nantinya anggota mendapatkan rahasia dari organisasinya. Budaya organisasi

diajarkan melalui proses sosialisasi yang mana dalam menemukan anggota baru

dengan melihat dan menyesuaikan kebutuhan organisasi melalui asumsi dasar

sebagai rujukan. Kemudian asumsi dasar dan norma yang akan dijalankan

tersebut disampaikan kepada anggota baru. Penyampaian kepada anggota baru

dapat melalui pemberian reward dan punishment yang dijatuhkan oleh anggota

lama kepada anggota baru apabila perilaku mereka berbeda atau menyimpang.

Sosialisasi selalu ada proses pengajaran yang terjadi meskipun tersirat dan tidak

sistematis.

C. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial merupakan hasil evaluasi terhadap aktivitas

manajerial yang efektif yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja,

diri sendiri, dan bawahan. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang

dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Seperti yang telah dibahas

sebelumnya, partisipasi penyusunan anggaran dan peran anggaran sebagai

pengukur kinerja memiliki kaitan yang cukup erat. Menurut (Mardiasmo, 2006)

dalam (Saraswati, 2015) kinerja manajerial adalah gambaran seorang manajer

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

26

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi yang

tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Menurut Mahoney (1963) dalam (Nurcahyani, 2010) kinerja manajerial

diartikan sebagai kinerja individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi

perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi, dan

representasi. Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor kunci untuk

mengembangkan organisasi agar lebih efektif dan efisien. Anggaran dapat

digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja suatu organisasi dengan

melakukan pengendalian dalam hal pengarahan dan pengendalian individu yang

terlibat dalam organisasi. Kinerja manajerial dapat dilihat dari partisipasi

penyusunan anggaran terjadi apabila adanya keterlibatan dan tingkat pengaruh

yang dirasakan oleh individu. Kinerja manajerial yang diperoleh manajer

merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas

organisasi.

Wewenang, tanggung jawab, dan peran seorang pemimpin dalam

penyusunan anggaran harus jelas karena dapat mempengaruhi kinerja

manajerial. Jika seorang pemimpin tidak mempunyai pemahaman yang baik

akan perannya di organisasi, maka ia tidak akan termotivasi untuk ikut aktif

berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran dan pengendalian kegiatan

unuk mencapai tujuan organisasi.

Untuk mengukur dan mengevaluasi, manajer unit bisnis menggunakan

berbagai ukuran, baik keuangan maupun non keuangan. Pengukuran kinerja

merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

27

arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang

ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja

juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja

yang sebenarnya terjadi.

D. Pengembangan Hipotesis

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Kinerja Manajerial

Partisipasi dalam penyusunan anggaran lebih mangacu pada sejauh

mana manajer berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan mempengaruhi

sasaran untuk mencapai kinerja manajerial. Sasaran dapat dipandang sebagai

tujuan atau tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh individu. Apabila manajer

atau karyawan diberikan kewenangan untuk berpartisipasi dalam penyusunan

anggaran maka akan mempengaruhi sasaran tertentu atau tingkat kinerja

manajerial yang diinginkan.

Secara garis besar, ada tiga pedekatan dalam proses partisipasi

penyusunan anggaran yaitu :

a. Top down approach (bersifat dari atas ke bawah)

Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan

anggaran bagi tingkat yang lebih rendah sehingga pelaksana anggaran

hanya melakukan apa saja yang telah disusun. Tapi pendekatam ini jarang

berhasil karena mengarah kepada kurangnya komitmen dari sisi pembuat

anggaran dan hal ini membahayakan keberhasilan rencana anggaran.

b. Bottom up approach (bersifat dari bawah ke atas)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

28

Dalam penyusunan ini, anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan

dan selanjutnya diserahkan atasan untuk mendapatkan pengesahan. Dalam

pendekatan ini, manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam

menentukan besaran anggarannya. Pendekatan dari bawah ke atas dapat

menciptakan komitmen untuk mencapai tujuan anggaran, tetapi apabila

tidak dikendalikan dengan hati-hati dapat menghasilkan jumlah yang

sangat mudah atau yang tidak sesuai dengan tujuan keseluruhan

perusahaan.

c. Kombinasi top down dan bottom up

Kombinasi antara kedua pendekatan inilah yang paling efektif.

Pendekatan ini menekankan perlunya interaksi antara atasan dan bawahan

secara bersama menetapkan anggaran yang terbaik bagi perusahaan. Jadi,

keberhasilan anggaran hanya akan dicapai jika semua pelaksana bekerja

sama dalam pelasanaan anggaran. Pada partisipasi penyusunan anggaran,

semua pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan

menyesuaikan dengan tujuan pribadinya sehingga dapat meningkatkan

keselasan tujuan yang dapat mendorong terciptanya kreatifitas dan rasa

tanggung jawab.

Berbagai penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi

penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial hasilnya saling

bertentang satu sama lain. Bambang Sarjito dan Osmad Muthaher (2008)

melakukan penelitian di pemerintahan daerah menemukan hubungan

positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

29

manajerial. Tetapi dalam penelitian pihak lain, penelitian Suryanawa

(2008) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh

pada kinerja manajerial tidak signifikan, sedangkan Purwandani (2012)

menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif

dan signifikan.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mencoba mengemukakan

hipotesis pertama sebagai berikut :

H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

manajerial.

2. Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

Menurut (Sardjito dan Osmad Muthaher, 2007) dalam (Purwandani,

2012) Budaya Organisasi mempunyai pengaruh terhadap perilaku, cara kerja

dan motivasi para bawahannya untuk mencapai kinerja organisasi. Beberapa

penelitian dibidang akuntansi mengemukakan bahwa para manajer tingkat

bawah mempunyai tingkat informasi yang lebih akurat daripada para

atasannya mengenai kondisi-kondisi lokal pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya. Penelitian unit organisasinya daripada atasannya (manajer

puncak). Pengaruh budaya organisasi terhadap hubungan partisipasi

penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dapat dikatakan bahwa

dengan adanya partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan

meningkatkan kinerja manajerial pada budaya organisasi, sedangkan pada

partisipasi yang rendah dalam penyusunan anggaran akan mennurunkan

kinerja manajerial pada budaya organisasi. Penelitian ini didukung oleh

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

30

penelitian (Supomo dan Indriantoro, 1998) dalam (Wati, 2013) anggaran

partisipatif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial

pada kultur organisasi untuk menciptakan kinerja yang unggul. Oleh karena

itu disusunlah hipotesis kedua sebagai berikut :

H2 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3. Budaya Organisasi Memoderasi Hubungan Antara Partisipasi

Penyusunan Anggaran Dengan Kinerja Manajerial.

Anggaran yang disusun secara partisipasif lebih mencerminkan bahwa

keputusan-keputusan yang penting dalam proses penyusunan anggaran

dibuat secara kelompok daripada individual. Pengaruh budaya organisasi

terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial dapat dikatakan bahwa dengan adanya partisipasi yang tinggi

dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial pada

budaya organisasi, sedangkan pada partisipasi yang rendah dalam

penyusunan anggaran akan mennurunkan kinerja manajerial pada budaya

organisasi.

Solikhun Arifin (2012) mencoba melakukan penelitian dengan

memperluas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

kinerja manajerial terhadap komitmen organisasi, budaya organisasi dan gaya

kepemimpinan sebagai variabel moderating. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan hal

tersebut, hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

31

H3 : Budaya Organisasi Memoderasi Hubungan Antara Partisipasi

Penyusunan Anggaran Dengan Kinerja Manajerial.

E. Penelitian terdahulu

Penelitian yang menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja manajerial telah banyak dilakukan, tetapi hasil dari

penelitian-penelitian tersebut tidak konsisten. Di bawah ini akan diuraikan

sekilas tentang penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti tentang pengaruh

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan budaya

organisasi sebagai variabel moderating.

Bambang Sarjito dan Osmad Muthaher (2008) melakukan penelitian di

pemerintahan daerah dengan menambahkan budaya dan komitmen organisasi

sebagai variabel moderating. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara partisipasi penyusunan

anggaran terhadap kinerja manajerial, terdapat pengaruh signifikan antara

variabel budaya dan komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi

anggaran dengan kinerja aparat pemerintahan.

Suryanawa (2008) juga melakukan penelitian pada SKPD Dinas

Kabupaten dengan menambahkan komitmen organisasi sebagai variabel

moderating. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dapat

disimpulkan bahwa penyusunan anggaran terbukti memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja manajerial dan interaksi antara partisipasi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

32

penyusunan anggaran dan komitmen organisasi tidak signifikan terhadap kinerja

manajerial.

Liana Intansari (2011) melakukan penelitian pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran kepada manajer rumah sakit di wilayah Sukoharjo dengan

menambahkan variabel komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan

sebagai variabel moderating. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang dapat

disimpulkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh

signifikan terhadap senjangan anggaran. Sedangkan komitmen organisasi tidak

memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran.

Begitupula dengan variabel ketidakpastian lingkungan tidak memoderasi

pengaruh partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran.

Solikhun Arifin (2012) melakukan penelitian pada aparat pemerintahan

dengan menambahkan variabel komitmen organisasi, budaya organisasi dan

gaya kepemimpinan sebagai variabel Moderating. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja aparat, selain itu juga dalam penelitian ini juga terdapat faktor-faktor

situasional yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat

yaitu komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan.

Gita Pramudya Saraswati (2015) melakukan penelitian di dinas

pemerintahan kota dengan menambahkan job relevant information sebagai

variabel moderating. Dalam penelitian yang telah dianalisis dapat disimpulkan

bahwa partisipasi penyusunan anggaran perpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial dan menurut kriteria variabel moderating dari hasil MRA, job

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

33

relevant information dalam penelitian ini bukan merupakan variabel

moderating. Job relevant information tidak memperkuat hubungan antara

partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

F. Kerangka Pemikiran

Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya

ketidakkonsistenan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja

manajerial. Untuk mengetahui penyebab ketidakkonsistenan ini diperlukan

suatu pendekatan dan upaya untuk mengevaluasi faktor-faktor yang

kemungkinan menyebabkan pertisipasi penyusunan anggaran menjadi efektif.

Partisipasi penyusunan anggaran merujuk kepada tingkat pengaruh

keterlibatan setiap individu dalam proses perancangan anggaran. Partisipasi

tersebut diartikan sebagai suatu bentuk kerjasama yang terjadi antara atasan dan

bawahan. Dengan penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja

manajer akan meningkat, karena saat tujuan atas standar yang dirancang secara

partisipatif disetujui, maka bawahan akan memiliki tanggung jawab pribadi

untuk mencapai tujuan tersebut karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya.

Variabel moderating merupakan variabel yang dapat mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan variabel partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel

independen dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Hubungan antara

dua variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel moderating yaitu budaya

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1855/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Penyusunan Anggaran 1. Pengertian

34

organisasi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1

Kerangka Pemikiran

Partisipasi Penyusunan

Anggaran

Budaya Organisasi

Kinerja Manajerial