32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1. Definisi Lansia Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut WHO (1989), dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah- pisahkan. Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya (Depkes RI, 2003 : 100). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia) adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. (Notoatmdjo, 2007) 10 Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

  • Upload
    dothuy

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lansia (Lanjut Usia)

1. Definisi Lansia

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap

perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai

usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut

adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang

bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut WHO (1989),

dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-

pisahkan.

Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau

lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya

(Depkes RI, 2003 : 100).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia)

adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60

tahun ke atas. (Notoatmdjo, 2007)

10

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

11

2. Aspek-aspek penduduk lansia

Menurut Notoatmdjo (2007) batasan penduduk lansia dapat dilihat

dari aspek-aspek biologi, ekonomi, soaial, dan usia atau batasan usia

yaitu :

1) Aspek Biologi

Penduduk lansia ditinjau dari aspek biologi adalah penduduk

yang telah menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya

tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap

serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal

ini disebabkan seiring meningkatnya usia, sehingga terjadi perunahan

struktur dan fungsi sel, jaringan, serta system organ. Proses penuaan

berbeda dengan “pikun” (demensia) yaitu perilaku aneh atau sifat

pelupa dari seseorang di usia tua. Pikun merupakan akibat dari tidak

berfungsinya beberapa organ otak yang dikenal dengan penyakit

Alzheimer.

2) Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi menjelaskan bahwa penduduk lansia

dipandang lebih sebagai beban daripada potensi sumber daya bagi

pembangunan. Warga tua dianggap sebagai warga yang tidak

produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih muda.

Bagi penduduk lansia yang masih memasuki lapangan pekerjaan,

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

12

produktivitasnya sudah menurun dan pendapatannya lebih rendah

dibandingkan pekerja usia produktif. Akan tetapi, tidak semua

penduduk yang termasuk dalam kelompok umur lansia ini tidak

memiliki kualitas dan produktivitas rendah.

3) Aspek Sosial

Dari sudut pandang social, penduduk lansia merupakan

kelompok sosial tersendiri. Di Negara Barat, penduduk lansia

menduduki strata social di bawah kaum muda. Di masyarakat

tradisional di Asia seperti Indonesia, penduduk lansia menduduki

kelas social yang tinggi harus dihormati oleh masyarakat yang usianya

lebih muda.

4) Aspek Umur

Dari ketiga aspek di atas, pendekatan umur atau usia adalah

yang paling memungkinkan untuk mendefinisikan penduduk usia

lanjut.

3. Batasan Usia Lanjut

1. Menurut Undang-Undang

Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang No. 13 Tahun

1998 adalah 60 tahun. Namun, berdasarkan pendapat beberapa ahli

dalam program kesehatan Usia Lanjut, Departemen Kesehatan

membuat pengelompokkan seperti di bawah ini :

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

13

a. Kelompok Pertengahan Umur :

Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia

lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa

(45-54 tahun).

b. Kelompok Usia Lanjut Dini :

Kelompok dalam masa prasenium. Yaitu kelompok yang mulai

memasuki usia lanjut (55-64 tahun).

c. Kelompok Usia Lnjut

Kelompok dalam masa senium (65 ke atas).

d. Kelompok Usia Lanjut dengan Risiko Tinggi :

Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia

lanjut yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat atau

cacat. (Notoatmodjo dalam bukunya Kesehatan masyarakat Ilmu

dan Seni, 2007)

2. Batasan usia lanjut menurut WHO

Menurut WHO dalam Nugroho (2000) dalam bukunya mengatakan

organisasi kesehatan dunia batasan-batasan lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan yaitu kelompok umur 45 sanpai dengan umur 59

b. Lanjut usia (elderly) yaitu umur antara 60 sampai dengan umur 74

tahun.

c. Lanjut usia tua (old) yaitu umur antara 75 sampai dengan 90 tahun

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

14

d. Usia sangat tua (very old) yaitu umur 90 tahun keatas.

4. Problema Usia Lanjut Saat Ini

Dengan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia saat

ini membuat jumlah penduduk yang tergolong lanjut usia (lansia) semakin

meningkat. Ini menimbulkan permasalahan tersendiri yang menyangkut

aspek kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

akibat proses menua meliputi : (Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia,

Depkes, 2005).

1. Gangguan penglihatan, yang biasanya disebabkan oleh degenerasi

macular senilis, katarak dan glaucoma. Secara rinci dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Degenerasi macular senilis

Penyebab penyakit ini belum diketahui namun dapat dicetuskan

oleh rangsangan cahaya berlebihan. Kelainan ini mengakibabkan

distrosi visual, penglihatan menjadi kabur serta dapat timbul

distrosi persepsi visual. (Notoatmodjo dalam bukunya Kesehatan

mayarakt Ilmu dan Seni, 2007)

b. Katarak

Katarak adalah kekeruhan dari lensa di mana protein serat lensa

mengalami perubahan degeneratif, dan ini menghasilkan pola yang

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

15

mengganggu, hamburan cahaya melalui lensa ke makula, sehingga

mengurangi ketajaman visual sentral, biasanya dalam bertahap,

tanpa rasa sakit. Di seluruh dunia, katarak adalah penyebab utama

kehilangan penglihatan. Di Amerika Serikat, katarak adalah

penyebab tunanetra di 50% orang dewasa tunanetra usia> 40

tahun, tetapi usia dominan adalah > 60 tahun. (Eichenbaum, 2012)

c. Glaukoma

Glaukoma adalah hilangnya penglihatan karena kerusakan atau

kematian sel-sel ganglion retina dan akson mereka melalui saraf

optik, pusat atrofi yang berkurang. Pada retina sel ganglion adalah

yang terbesar dari retina asosiasional neuron. Sel-sel ganglion

retina yang rusak atau mati baik dari peningkatan tekanan okular (

atau mungkin vaskular , kekebalan tubuh , infeksi ,atau mekanisme

iskemik ) dan berkaitan dengan penyumbatan saluran keluar

okular, lapisan kapiler terjepit di antara iris dan kornea

untuk mengeluarkan air. (Eichenbaum, 2012)

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

16

2. Gangguan pendengaran, gangguan ini meliputi presbikusis (gangguan

pendengaran pada lansia) dann gangguan komunikasi.

a. Presbikusis

Gangguan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. Laki-laki

umumnya lebih sering menderita presbikusis daripada perempuan.

(Notoatmodjo dalam bukunya Kesehatan masyarakat Ilmu dan

Seni, 2007)

b. Gangguan komunikasi

Gangguan komunikasi dapat timbul akibat pembicaran terjadi

dalam interferensi karena terganggu suara lain, sumber suara

mengalami distorsi dan kondisi akustik ruangan yang tidak

sempurna seperti ruangan pertama yang berdinding mudah

memantulkan suara. (Rosenhall, 2011)

3. Perubahan komposis tubuh

Dengan bertambahnya usia maka massa bebas lemak (terutama terdiri

atas otot) berkurang 6,3% berat badan perdekade seiring dengan

penambahan massa lemak 2% perdekade. Masa air mengalami

penurunan sebesar 2,5% perdekade.

4. Saluran cerna

Dengan bertambahnya usia maka jumlah gigi berangsur-angsur

berkurang karena tanggal atau ekstraksi atas indikasi tertentu.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

17

Ketidakalengkapan alat cerna mekanik tentu mengurangi kenyamanan

makan serta membatasi jenis makanan yang dapat dimakan. Produksi

air liur dengan berbagai enzim yang terkandung didalamnya juga

mengalamai penurunan. Selain mengurangi kenyamanan makan,

kondisi mulut yang kering juga mengurangi kelancaran saat makan.

Pencernaan adalah proses dimana molekul makanan besar yang rusak

dengan komponen yang lebih kecil yang cukup kecil diserap oleh

lapisan saluran pencernaan. Pencernaan ini dilakukan oleh enzim yang

disekresikan oleh kedua kelenjar intrinsik dan aksesori ke dalam

lumen saluran pencernaan. (Ratnayake, 2009)

5. Hepar

Hati mengalami penurunan aliran darah sampai 35% pada usia 80

tahun ke atas, sehingga obat-obatan yang memerlukan proses

metabolism pada organ ini harus ditentukan dosisnya secara seksama

agar para lansia terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan.

Formasi hati merupakan rute utama untuk mendeteksi obat, yang

melibatkan reaksi oksidatif. (Mauriz, 2000)

6. Ginjal

Ginjal meruapakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism tubuh

melalui air seni. Darah masuk ke ginjal kemudian disaring oleh unit

kecil ginjal yang disebut nefron. Pada lansia terjadi penurunan jumlah

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

18

nefron sebesar 5-7% perdekade mulai usia 25 tahun. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan

sisa metabolisme melalui air seni termasuk sisa obat-obatan. Cedera

ginjal akut yang membutuhkan dialisis dikaitkan dengan mortalitas di

rumah sakit. (James, 2010)

7. Sistem kardiovaskuler

Perubahan pada jantung dapat terlihat dari bertambahnya jaringan

kolagen, ukuran miokard berkurang, dan jumlah air jaringan

berkurang. Selain itu, akan terjadi pula penurunan jumlah sel-sel pacu

jantung serta serabut berkas His dan Purkinye. Keadaan tersebut akan

mengakibatkan menurunnya kekuatan dan kecepatan kontraksi

miokard disertai memanjangnya waktu pengisian diastolic. Hasil

akhirnya adalah berkurangnya fraksi ejeksi sampai 10-20%.

(Notoatmdojo. 2007)

8. Sistem pernafasan

Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasn akan

menurun seiring dengan penambahan usia. Sendi-sendi tulang iga akan

menjadi kaku. Keadaan tersebut mengakibatkan penurunan laju

ekspirasi paksa satu detik sebesar ±0,2 liter/decade serta berkurangnya

kapasiras vital. Sistem pertahanan yang terdiri atas gerak bulu getar,

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

19

leukosit, dan antibodi serta reflek batuk akan menurun. Hal tersebut

menyebabkan warga usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi.

9. Sistem hormonal

Produksi testosteron dan sperma menurun mulai usia 45 tahun tetapi

tidak mencapai titik nadir. Pada usia 70 tahun, seorang laki-laki masih

memiliki libido dan mampu melakukan kopulasi. Pada wanita, karena

jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah maka kadar estrogen

akan sangat menurun setelah menopause (45-50 tahun). Keadaan ini

menyebabkan dinding rahim menipis, selaput lender mulut Rahim dan

saluran kemih menjadi kering. Pada wanita yang sering melahirkan

kedaan diatas akan memperbesar kemungkinan terjadinya

inkontinensia. (Notoatmdojo, 2007)

10. Sistem muskuloskeletel

Dengan bertambahnya usia maka jelas berpengaruh terhadap sendi dan

sistem muskuloskeletal. Sebagai resporeparatif maka dapat terjadi

pembentukan tulang baru, penebalan selaut sendi dan firosin. Ruang

lingkup gerak sendi yang berkurang dapat diperkuat pula dengan

tendon yang semakin kaku. (Notoatmdojo. 2007)

11. Secara Psikologis

Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring

dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

20

dihubungkan pula dengan kekakuratan mental dan keadaan fungsional

yang efektif. Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan

intelegensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia.

Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia

mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada,

ditunjang dengan status sosialnya. Adanya penurunan dari

intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori,

dan belajar pada saat usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk

dipahami dan berinteraksi. (Maryam, 2008)

B. Pelayanan Kesehatan

1. Definisi Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan

terhadap lansia ditingkat desa/ kelurahan dalam masing-masing wilayah kerja

puskesmas. Keterpaduan dalam posyandu lansia berupa keterpaduan pada

pelayanan yang dilatar belakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai

macam penyakit. Dasar pembentukan posyandu lansia adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama lansia. (Departemen

Kesehatan RI, 2006)

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah

melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

21

program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,

tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. (Erfandi,

2008).

2. Tujuan Penyelenggaraan

Menurut Erfandi (2008), tujuan posyandu lansia secara garis besar adalah :

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat,

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

lansia.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan

swasta dalam pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi

antara masyarakat usia lanjut.

3. Sasaran Posyandu Lansia

Sasaran posyandu lansia adalah :

1. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok

usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko

tinggi (70 tahun ke atas).

2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi

sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas

(Departemen Kesehatan RI, 2006).

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

22

4. Kendala Pelaksanaan Posyadu Lansia

Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan

posyandu antara lain:

a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan

lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi

dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,

lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat

dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada

mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat,

yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau

motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau Jarak

posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu

tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan

daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi

posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi

lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau

lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang

lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk

mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

23

faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu

lansia.

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan

lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam

mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu

lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,

mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu

mengatasi segala permasalahan yang terjadi pada lansia.

d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar

atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.

Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau

mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat

dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk

bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan

potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu

dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

(Tarigan, Enina, 2009)

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

24

5. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam pembinaan kesehatan lansia

merupakan upaya yang ditujukan untuk peningkatan kesehatan, kemampuan

untuk mandiri, produktif dan berperan aktif dalam komprehensif, azas

kekeluargaan, pelaksanaan sesuai protap, dan kendali mutu (Depkes RI,

2003). Kebijakan tersebut dilakukan dengan pendekatan holistic, pelaksanaan

terpadu, pembinaan komprehensif tersebut terdiri dari:

1. Pembinaan kesehatan yang mencakup kegiatan:

a. Promotif, antara lain penyuluhan tentang PHBS (Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat), penyakit pada lansia, gizi, upaya meningkatkan

kebugaran jasmani, kesehatan mental, dan kemandirian produktifitas.

b. Preventif, antara lain deteksi dini dan pemantauan kesehatan lansia

yang dapat dilakukan POKSILA/puskesmas dengan menggunakan

KMS Lansia, buku pemantauan kesehatan pribadi lansia.

2. Pelayanan kesehatan yang mencakup kegiatan;

a. Kuratif, antara lain pengobatan bagi lansia yang sakit baik di

Posyandu, Puskesmas/Rumah Sakit.

b. Rehabilitatif, antara lain upaya medis, psikososial, edukatif untuk

dapat mengembalikan kemampuan fungsional dan kepercayaan diri

lansia.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

25

3. Konseling yang mencakup kegiatan:

a. Tidak sama dengan penyuluhan.

b. Dilaksanakan oleh Konselor.

c. Upaya memecahkan masalah kesehatan dan psikologis lansia.

d. Dapat berfungsi preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif.

4. Pendekatan individu maupun kelompok.

5. Home Care

6. Bentuk pelayanan kesehatan komprehensif yang dilakukan di rumah

klien/lansia.

7. Melibatkan klien serta keluarga sebagai subjek untuk berpartisipasi dalam

kegiatan perawatan dalam bentuk tim (tenaga professional/non

professional di bidang kesehatan maupun non kesehatan).

8. Bertujuan memandirikan klien dan keluarganya.

Dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi lansia, maka dilaksanakan

kegiatan di posyandu bagi lansia, agar lansia dapat mencapai hidup sehat

sesuai dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia dan Indonesia Sehat

2010.

Kegiatan yang dilakukan di posyandu bagi lansia antara lain adalah:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam

kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun

tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

26

2. Pemeriksaan status mental.

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh

(IMT).

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta

penghitungan denyut nadi selama satu menit.

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat.

6. Penyuluhan Kesehatan.

7. Pemberian makanan tambahan (PMT).

8. Kegiatan olah raga, antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai, dan

sebagainya untuk meningkatkan kebugaran (Lasma, 2007).

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan kesehatan

terutama dalam menunjang status gizi lansia dan pencegahan penyakit,

dilakukan melalui pemantauan keadaan kesehatan para lansia secara berkala

dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia,dengan harapan

gangguan kesehatan lansia dapat dideteksi lebih dini untuk mendapatkan

pertolongan secara cepat, tepat dan memadai sesuai dengan keinginan yang

diperlukan (Depkes RI, 2003).

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

27

6. Jenjang Posyandu Menurut “KONSEP ARRIF” dikelompokkan menjadi

4, yaitu :

1. Posyandu Pratama (warna merah) :

• Belum mantap.

• Kegiatan belum rutin.

• Kader terbatas.

2. Posyandu Madya (warna kuning) :

• Kegiatan lebih teratur

• Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu Purnama (Warna hijau) :

• Kegiatan sudah teratur.

• Cakupan program/kegiatannya baik.

• Jumlah kader 5 orang

• Mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri (warna biru) :

• Kegiatan secara terarah dan mantap

• Cakupan program/kegiatan baik.

• Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, 2004).

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

28

Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan

posyandu dalam 1 tahun. Sedangkan tahapannya adalah untuk posyandu

pratama frekuensi penimbangannya ≤ 8x per tahun, posyandu madya

frekuensinya ≥ 8x per tahun, posyandu purnama frekuensi penimbangannya ≥

8x per tahun dan posyandu mandiri frekuensi penimbangannya ≥ 8x per

tahun. (Runjati, 2010 ; h . 79).

Keaktifan merupakan suatu perilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan

keterlibatan seorang untuk aktif dalam kegiatan. (Suryani, 2003)

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia

a. Dukungan Keluarga

Keluarga yang bersifat mendukung selalu siap untuk memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Keluarga berfungsi sebagai

diseminator (penyebar) informasi tentang dunia dan menjelaskan tentang

pemberian saran, sugesti, informasi yang didapat sehingga bisa mengatasi

sebuah masalah. Dalam hal ini, keluarga sangat berperan dalam

memberikan informasi kepada lansia tentang pentingnya memanfaatkan

posyandu lansia sehingga lansia bisa mengikuti kegiatan posyandu.

Dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan keluarga membuat

anggota keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

29

sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi anggota keluarga

terhadap lingkungan luar. (Handayani, 2012)

House (1985, dalam Smet, 1994) membedakan dukungan sosial dalam

empat bentuk, yaitu :

a. Dukungan emosional : mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Agar lansia aktif dalam

mengikuti kegiatan posyandu lansia, tentu saja kepedulian dan perhatian

dari keluarga sangat penting, dalam dukungan emosional ini contohnya,

keluarga bisa mengingatkan pada lansia jika ada jadwal posyandu ataupun

keluarga dapat mengantar lansia pergi ke posyandu untuk nmemeriksakan

kesehatannya. Hal ini, merupakan bentuk kepedulian dan perhatian pada

lansia.

b. Dukungan penghargaan : terjadi melalui ungkapan penghargaan positif

untuk orang tersebut, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau

perasaan individu. Lansia aktif dalam mengikuti posyandu juga tidak lepas

dari dukungan penghargaan yang diberikan keluarga, misalnya keluarga

sangat mendukung apabila lansia rajin dan aktif untuk mengikuti kegiatan

posyandu. Hal ini, dapat membuat semangat pada lansia.

c. Dukungan instrumental : mencakup bantuan langsung, seperti memberikan

bantuan berupa uang, barang, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

30

kurangnya keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu, bisa karena

tempatnya yang terlalu jauh. Hal ini, kepedulian keluarga apabila tidk bisa

mengantar lansia ke posyandu, jika lansia tersebut masih bisa untuk

bepergian sendiri, keluarga bisa memberikan dana untuk transportasi agar

lansia bisa datang ke posyandu, dana tersebut juga dapat dipergunakan

untuk keperluan lain yang membutuhkan dana di posyandu lansia.

d. Dukungan informatif : mencakup pemberian, nasehat, petunjuk-petunjuk,

saran ataupun umpan balik. Memberikan saran, nasehat yang baik akan

pentingnya kesehatan bagi lansia juga sangat penting. Keluarga yang

peduli kepada lansia, akan memberikan nasehat ataupun saran-saran yang

baik supaya lansia tetap menjaga kesehatannya. Keluarga bisa mengajurkan

lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia untuk memeriksakan

kesehatan rutin di posyandu.

Peran keluarga yang baik terbukti sebagai faktor yang

mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Hasil analisis

Hadisaputro (2011) menunjukkan bahwa peran keluarga berpengaruh pada

keaktifan lansia di posyandu lansia sebesar 95%.

b. Motivasi diri

Sunaryo (2004) mengatakan motif atau motivasi diri merupakan suatu

pengertian yang mencakup penggerak, keinginan, rangsangan, hasrat,

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

31

pembangkit tenaga, alasan dan dorongan dari dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu.

Sementara Menurut Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2004) menyatakan

bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan

interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada

diri seseorang, dan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan

oleh faktor di dalam diri (faktor intrinsik) dan faktor di luar dirinya (faktor

ekstrinsik). Faktor didalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,

pengalaman dan pendidikan atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau

kemasa depan. Faktor luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber dari

lingkungan atau faktor lain yang sangat kompleks sifatnya. Gerungan (1960)

dalam Sunaryo (2004) motif merupakan suatu proses pengertian yang

melengkapi semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu yang berkaitan dengan perilaku kesehatan

individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi atau dorongan individu hal-

hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam diri

individu itu sendiri yang disebut dengan factor intern dan sebahagian terletak

di luar individu itu sendiri atau faktor ekstern yaitu faktor lingkungan.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

32

1. Faktor-faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor yang ada didalam individu itu sendiri,

misalnya: karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,

keyakinan) yang dimiliki seseorang. Selain itu juga dapat berupa

pengalaman akan keberhasilan dalam mencapai sesuatu, pengakuan yang

diperoleh, rasa tanggung jawab, pertumbuhan profesional dan intelektual

yang dimiliki seseorang. Sebaliknya, apabila seseorang merasa tidak puas

dengan hasil dari pekerjaan yang telah dilakukannya, dapat dikaitkan

dengan faktor-faktor yang sifatnya dari luar individu.

a. Umur

Menurut pendapat wijayanti (2008) hal ini mungkin dikarenakan

lansia mengalami perubahan dan kemunduran dalam berbagai aspek

kehidupannya, baik secara fisik maupun psikis. Hal ini, sependapat

dengan penelitian Rahayu (2010) yang mengatakan bahwa lansia yang

berusia 70 tahun ke atas tidak aktif mengikuti posyandu dikarenakan

adanya penurunan fungsi tubuhnya.

b. Pendidikan

Menurut Mubarok (2007) pendidikan sebagai suatu proses dalam

rangkaian mempengaruhi dan dengan demikian akan menimbulkan

perubahan perilaku pada dirinya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

33

menerima informasi kesehatan. Sebaliknya jika seseorang yang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang

terhadap penerimaan, informasi kesehatan dan nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

c. Pekerjaan

Penelitian Rahayu et al (2010) yang mengatakan bahwa

ketidakaktifan lansia karena lansia mayoritas masih bekerja dan lansia

juga mengatakan tidak ingin tergantung pada orang lain. Jadi sedapat

mungkin mereka ingin mempunyai sumber daya sendiri.

d. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan lansia tentang pentingnya memeriksakan

kesehatannya berpengaruh terhadap keaktifan lansia di posyandu

lansia. Mereka yang tidak tahu akan pentingnya memeriksakan

kesehatan secara rutin cenderung tidak memperdulikan adanya

posyandu lansia di daerahnya.

e. Keyakinan

Menurut hasil penelitian Handayani (2012), sebagian besar lansia

belum mengikuti posyandu lansia, hal ini dikarenakan lansia masih

banyak yang bekerja. Hal ini sependapat dengan penelitian Rahayu et

al (2010) yang mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

34

ketidakaktifan lansia dating ke posyandu lansia antara lain yaitu

gangguan fungsi organ tubuh, dan arena lansia merasa dirinya sehat.

2. Faktor-faktor Extern

Faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar individu yang

bersangkutan. Faktor ini mempengaruhi, sehingga di dalam diri individu

timbul unsur-unsur dan dorongan/motif untuk berbuat sesuatu. Misalnya

karakteristik lingkungan sosial. Lingkungan sosial termasuk didalamnya

lingkungan social terdekat yaitu keluarga, tetangga dan fasilitas pelayanan

kesehatan, alat-alat kesehatan yang menunjang kegiatan pelayanan

kesehatan di posyandu lanjut usia tersebut.

Pada tingkat ini benar-benar terjadi tarik-menarik antar pribadi dan

tujuan yang akan dicapai. Maka, pada saat pertentangan motif baik ini

memaksa orang harus berpikir secara matang, mempertimbangkan baik-

baik segala kemungkinan. Dalam pertimbangan ini orrang tidak terlepas

dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dihayati pada saat tersebut.

(Enina, 2009)

Pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik terbukti sebagai

faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu.

Hasil penelitian ini se-jalan dengan hasil penelitian Pujiyono yang

membukti-kan bahwa ada hubungan peranan petugas kesehatan dengan

pemanfaatan posyandu lansia. (Lestari, 2011)

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

35

c. Pengetahuan

Lansia umumnya mempunyai kemampuan daya ingat yang menurun,

sehingga mudah melupakan apa yang baru disampaikan dan ini berdampak

pada tingkat pengetahuan para lansia yang masih kurang terutama mengenai

manfaat dan tujuan dari adanya posyandu lansia. Ariati (2005),

mengemukakan bahwa lansia memiliki kemunduran kemampuan kognitif,

seperti ingatan pada hal-hal dari masa muda lebih baik daripada hal-hal yang

baru terjadi.

Pengetahuan lansia yang kurang tentang posyandu lansia

mengakibatkan kurangnya pemahaman lansia dalam pemanfaatan

posyandu lansia. Keterbatasan pengetahuan ini akan mengakibatkan

dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan kesehatannya. Menurut

Soekanto (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yaitu tingkat pendidikan, informasi yang diperoleh, pengalaman dan sosial

ekonomi.

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri

kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang

bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah

kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini,

pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

36

sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu

mengikuti kegiatan posyandu lansia. (Sulistyorini,2010)

1. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang

tercakup dalam domain kognitif mempuyai enam tingkatan. Menurut

Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap onjek atau materi harus dapat menjelaskan,

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

37

menyebutkan contoh, meyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalag suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat mengggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, megelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menuju kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi-formulasi yang ada.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

38

f. Evaluasi (evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Menurut Nursalam (2007) menyatakan bahwa pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas:

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100%

2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%

3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 56%

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

39

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori : Modifikasi dari House (1985, dalam Smet, 1994),

Tarigan, Enina (2009)

Keaktifan lansia di posyandu lansia

Dukungan

Keluarga :

Dukungan Sosial

Motivasi

Pengetahuan

Instrumental

Emosional

Faktor

Ektern

Bantuan

Dana

Pemberian

Nasehat

Pemberian

Penghargaan

Penghargaan

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Pengetahuan

Faktor

Intern

Kepedulian

Informatif

Pelayanan

kesehatan

(kader)

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

40

E. Kerangka Konsep

Variabel independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Keluarga dan Motivasi dengan

Keaktifan Lansia di Posyandu Lansia

Dukungan Keluarga :

Dukungan sosial,

1. Emosional

2. Penghargaan

3. Instumental

4. Informatif

Keaktifan lansia

di posyandu lansia

Pengetahuan

Motivasi :

1. Faktor Intern

2. Faktor Eksten

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...repository.ump.ac.id/5486/3/Febi Nur Ekasari BAB II.pdf · Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali

41

F. Hipotesis

1. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia di posyandu

lansia

2. Ada hubungan antara motivasi diri dengan keaktifan lansia di posyandu lansia

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kekatifan lansia di Posyandu lansia

Hubungan Dukungan Keluarga..., Febi Nur Ekasari, Keperawatan S1 UMP, 2014