Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Teori Signal
Manajemen lebih mengetahui informasi lengkap mengenai
perusahaan dan mengetahui seberapa besar prospek perusahaan dari pada
investor. Oleh sebab itu manajemen harus memberikan sinyal kepada
investor mengenai perusahaannya, dan sinyal tersebut berupa laporan
keuangan. Laporan keuangan digunakan oleh para invetsor untuk
pengambilan keputusan. Adanya sinyal tersebut maka para pemakai laporan
keuangan khususnya investor akan merespon. Respon yang diberikan bisa
berupa respon positif atau respon negatif. Investor akan merespon positif
apabila laporan keuangan tersebut berisi good news, dan sebaliknya.
Semakin panjang audit delay juga bisa menimbulkan respon yang negatif,
karena para investor akan menganggap laporan keuangan perusahaan
tersebut memiliki bad news (Febrianty, 2011).
2. Audit Delay
Menurut Lianto dan Kusuma (2010) audit delay merupakan
rentang waktu dipublikasikannya laporan keuangan yang telah di audit.
Rentang waktu tersebut yaitu sejak tahun tutup buku laporan keuangan,
tanggal 31 Desember sampai tanggal ditandatanganinya laporan auditor.
Audit laporan keuangan berfungsi sebagai pemeriksa suatu laporan untuk
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
10
mengetahui apakah laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau belum (Harahap, 2008).
Febrianty (2011) menyatakan bahwa audit delay adalah lamanya waktu
penyelesaian audit oleh auditor, dihitung dari tanggal laporan keuangan dan
tanggal opini audit dalam laporan keuangan tersebut.
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) telah menetapkan
kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala emiten dan perusahaan
publik yang ada di Indonesia. Perusahaan harus menyerahkan laporan
keuangan tahunan setelah mendapatkan opini dari auditor kepada
BAPEPAM. Perusahaan tersebut harus mengumumkan kepada publik
paling akhir tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan (31 Desember),
yaitu tanggal 31 Maret tahun berikutnya.
Laporan keuangan berisi tentang kondisi suatu perusahaan pada
tahun yang bersangkutan. Laporan keuangan dalam suatu perusahaan dapat
digunakan sebagai pembuat keputusan bagi pihak-pihak yang
membutuhkanya. Dan apabila laporan keuangan dilaporkan tidak tepat pada
waktunya maka nilai yang ada pada laporan keuangan tersebut akan
berkurang, bahkan dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan itu
sendiri. Selain itu reputasi auditor yang memeriksa laporan keuangan
tersebut juga akan jatuh, karena para pemakai laporan keuangan akan
meragukan kualitas laporan keuangan tersebut (Aryati dan Theresia, 2005).
Menurut Davies dan Whittered dalam Lianto dan Kusuma (2010)
kriteria keterlambatan pelaporan ada tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
11
a) Preliminary lag, yaitu rentang waktu antara tanggal tutup buku laporan
keuangan hingga penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
b) Audit report lag, yaitu rentang waktu antara tanggal tutup buku laporan
keuangan hingga ditandatanganinya laporan keuangan oleh auditor.
Audit report lag sering disebut juga dengan audit delay.
c) Total lag, yaitu retang waktu antara tanggal tutup buku laporan
keuangan hingga tanggal penerimaan laporan keuangan dipublikasikan
oleh bursa.
Audit delay diproksikan menggunakan satuan hari, sejak tanggal
laporan keuangan yaitu 31 Desember, sampai dengan laporan keuangan
tersebut diaudit yaitu tanggal ditandatanganinnya laporan keuangan oleh
auditor.
3. Ukuran Perusahaan
BAPEPAM mendefinisikan perusahaan menengah kecil yaitu
badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan
(total assets) tidak lebih dari 100 milyar, bukan merupakan afiliasi atau
dikenakan oleh suatu perusahaan yang bukan perusahaan menengah kecil,
serta bukan merupakan reksadana. Sedangkan perusahaan menengah besar
merupakan kegiatan ekonomi yang melampui kriteria kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan bukan usaha kecil, dan memiliki jumlah kekayaan
lebih dari 100 milyar.
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
12
Febrianty (2001) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan adalah
skala yang mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang
dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ukuran perusahaan yaitu kompleksitas operasional,
variabilitas, dan intesitas transaksi yang dilakukan oleh perusahaan (Lianto
dan Kusuma, 2010).
Ukuran suatu perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar aktiva yang dimiliki suatu perusahaan
maka audit delay yang dibutuhkan semakin cepat. Hal tersebut terjadi
karena perusahaan besar biasanya mendapatkan tekanan untuk
mempublikasikan laporan keuangan dari para pihak yang membutuhkan
(Kartika, 2009). Selain itu ukuran perusahaan juga dapat diukur
menggunakan total revenue (Prabandari dan Rustiana, 2007).
Menurut Prabandari dan Rustiana (2007) perusahaan yang besar
membutuhkan audit delay yang lebih cepat karena perusahaan tersebut
cenderung memiliki lebih banyak informasi. Selain itu perusahaan besar
juga mempunyai sistem pengendalian internal yang baik, mempunyai
sumber daya keuangan untuk membayar audit lebih besar dari pada
perusahaan kecil, mempunyai kemampuan untuk mendorong auditor
menyelesaikan audit tepat pada waktunya, serta perusahan besar lebih
banyak mendapatkan tekanan dari pihak-pihak eksternal untuk
mempublikasikan laporan keuangan tepat pada waktunya.
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
13
4. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang (Wirakusuma dan Cindrawati, 2011). Leverage menurut Febrianty
(2011) adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Kondisi perusahaan dapat dilihat dari leverage. Kondisi perusahaan buruk
apabila kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan lebih besar dari
pada kekayaan yang dimiliki, sedangkan perusahaan memiliki kondisi yang
bagus apabila sebaliknya (Supriyati dan Rolinda, 2007).
Leverage dapat diproksikan menggunakan debt to assets ratio, debt
to equity ratio, long term debt to equity ratio (Harmono 2009). Proksi
tersebut dapat digambarakan sebagai berikut:
a)
b)
c)
Perusahaan yang memiliki kekayaan lebih tinggi dari pada
kewajibannya maka cenderung akan lebih cepat dalam mempublikasikan
laporan keuangannya, karena hal tersebut merupakan berita baik bagi
perusahaan sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan untuk menunda
pempublikasian laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan yang
memiliki kekayaan lebih rendah dari pada kewajibannya maka cenderung
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
14
akan lebih lama dalam mempublikasikan laporan keuangannya, karena hal
tersebut merupakan berita buruk bagi perusahaan sehingga perusahaan akan
menunda pempublikasian laporan keuangannya (Supriyati dan Rolinda,
2007).
5. Opini Audit
Opini audit (Mulyadi, 2009) yaitu pendapat auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan. Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan
bahwa opini audit yaitu pendapat yang dikeluarkan auditor atas kewajaran
laporan keuangan suatu perusahaan yang telah di audit. Laporan keuangan
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus di audit karena untuk
memeriksa apakah laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU). Hasil dari pemeriksaan tersebut
adalah sebuah opini. Menurut Mulyadi (2009) opini auditor ada lima, yaitu
meliputi:
a) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualfied Opinion)
Laporan keuangan suatu perusahaan akan memperoleh pendapat wajar
tanpa pengecualian jika tidak ada pembatasan dalam lingkup audit,
laporan keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU), bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran, serta lengkap
informasinya.
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
15
b) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualfied
Opinion report with explanatory language)
Laporan keuangan suatu perusahaan akan memperoleh pendapat wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas jika laporan keuanganya
disajikan secara wajar dan sesuai dengan PABU. Laporan keuangan
hanya memerlukan penjelasan sedikit dari auditor.
c) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualfied Opinion)
Laporan keuangan suatu perusahaan akan memperoleh pendapat wajar
dengan pengecualian jika lingkup audit dibatasi oleh klien, laporan
keuangan tidak sesuai dengan PABU. Ada pengecualian dalam laporan
keuangan tersebut, namun tidak berpengaruh terhadap laporan keuangan
secara keseluruhan.
d) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Laporan keuangan suatu perusahaan akan memperoleh pendapat tidak
wajar jika laporan keuangan yang disusun tidak sesuai dengan PABU,
dan tidak ada pembatasan dalam lingkup audit.
e) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Laporan keuangan suatu perusahaan akan memperoleh pernyataan tidak
memberikan pendapat jika perusahaan tidak mempunyai cukup bukti atas
laporan keuangan yang disajikan. Auditor biasanya diberikan pembatasan
lingkup yang luar biasa dalam proses pemeriksaan.
Menurut Trisnawati dan Charistine (2008) perusahaan yang
menerima pendapat unqualified opinion akan lebih cepat dalam publikasi
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
16
laporan keuangan, karena perusahaan ingin secepatnya menyampaikan
laporan keuangannya dan menunjukan bahwa laporan keuangan yang dibuat
telah sesuai dengan standar yang ada. Sedangkan perusahaan yang
menerima pendapat unqualified opinion report with explanatory language,
qualified opinion, adverse opinion, atau bahkan perusahaan yang menerima
pendapat disclaimer of opinion diperkirakan audit delay yang dibutuhkan
akan semakin lama, karena perusahaan menganggap hal tersebut sebagai
bad news dan perusahaan juga membutuhkan waktu lebih untuk melakukan
negoisasi dengan auditor.
6. Profitabilitas
Profitabilitas yaitu analisis pemerolehan laba (rugi) yang ditinjau
dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan (Harmono, 2009).
Sedangkan menurut Syamsuddin (2011) profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengevaluasi tingkat earning. Pengukuran profitabilitas
berdasarkan pada volume penjualan, jumlah aktiva dan modal perusahaan
tersebut.
Menurut Harmono (2009) variabel ini dapat diukur menggunakan
Net Profit Margin, Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), Return On Invesment (ROI), Earning Per Share
(EPS). Dengan rumus sebagai berikut:
a)
b)
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
17
c)
d)
e)
f)
Menurut Lianto dan Kusuma (2010) profitabilitas merupakan good
news bagi suatu perusahaan, karena profitabilitas dapat menujukan seberapa
besar keuntungan yang diperoleh. Tetapi profitabilitas dapat menjadi bad
news bagi suatu perusahaan apabila perusahaan hanya mendapatkan
profitabilitas rendah. Kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
aset juga dapat mempengaruhi profitabilitas yang diperoleh.
Perusahaan membutuhkan audit delay semakin cepat apabila
mendapatkan profitabilitas yang tinggi, karena suatu perusahaan
menganggap bahwa hal tersebut merupakan good news bagi perusahaan.
Hal tersebut juga dapat digunakan oleh suatu perusahaan sebagai salah satu
bukti keberhasilan dalam menerapkan kebijakan dan keputusan untuk
perusahaan (Kartika, 2009).
7. Reputasi Auditor
Reputasi auditor menurut Febrianty (2011) yaitu besarnya
perusahaan audit yang melakukan pengauditan laporan keuangan,
perusahaan audit sering disebut dengan Kantor Akuntan Publik. Iskandar
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
18
dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa reputasi auditor yaitu jenis
Kantor Akutan Publik yang mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan.
Menurut Rachmawati (2008) Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu organisasi
akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, yang bekerja dibidang pemberian jasa profesional dalam praktek
akutan publik. Ukuran KAP yang besar akan lebih efisien dan efektif dalam
melakukan pemeriksaan, karena KAP yang besar mempunyai sumber daya
yang lebih banyak dan lebih berpengalaman dari pada KAP kecil.
KAP besar di Indonesia yang beroperasi dikenal dengan “The Big
Four“. Apabila suatu perusahaan di audit oleh KAP The Big Four maka
audit delay yang dibutuhkan akan semakin cepat karena untuk menjaga
reputasi nama KAP itu sendiri (Utami, 2006). Apabila reputasi KAP tidak
dijaga maka mereka akan kehilangan klien.
Pada tahun 2009-2010, KAP The Big Four yang berafiliasi dengan
KAP Indonesia yaitu:
a) KAP Pricewaterhouse Coopers (PWC), berafiliasi dengan Haryanto
Sahari dan Rekan namun hanya sampai bulan Februari 2010. Mulai
bulan Maret 2010 KAP PWC berafiliasi dengan Tanudireja Wibisana
dan Rekan.
b) KAP Ernst Young, berafiliasi dengan Purwanto, Sarwoko dan Sandjaja.
c) KAP Deloitte Touche Tohmatsu (DTT), berafiliasi dengan Osman Bing
Satrio dan Rekan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
19
d) KAP Klynveldt Pield Marwick (KPMG), berafiliasi dengan Sidharta
dan Widjaja.
Sedangkan pada tahun 2011, KAP The Big Four yang berafiliasi
dengan KAP Indonesia yaitu (wikipedia):
a) KAP Pricewaterhouse Coopers (PWC), berafiliasi dengan Tanudireja
Wibisana dan Rekan.
b) KAP Ernst Young, berafiliasi dengan Purwanto, Suherman dan Surya.
c) KAP Deloitte Touche Tohmatsu (DTT), berafiliasi dengan Osman Bing
Satrio dan Rekan.
d) KAP Klynveldt Pield Marwick (KPMG), berafiliasi dengan Sidharta
dan Widjaja.
B. Kerangka Pemikiran
Audit delay merupakan rentang waktu dipublikasikannya laporan
keuangan yang telah di audit. Rentang waktu tersebut yaitu sejak tahun
tutup buku laporan keuangan, tanggal 31 Desember sampai tanggal
ditandatanganinya laporan auditor (Lianto dan Kusuma, 2010). Laporan
keuangan paling akhir dipublikasikan yaitu 90 hari setelah tanggal laporan
keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan tidak tepat pada waktunya
maka akan mengurangi nilai dan kualitas laporan keuangan. Sehingga
perusahaan yang terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangan akan
mendapat reaksi negatif dari para pihak yang membutuhkannya.
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
20
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi lamanya audit delay.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, audit delay yang dibutuhkan akan
semakin cepat karena perusahaan yang besar dimonitor secara ketat oleh
pihak-pihak yang membutuhkan dan mampu membayar auditor lebih besar
dari pada perusahaan kecil. Selain itu perusahaan besar juga menjaga
reputasinya terhadap para investor, karena apabila perusahaan
mempublikasikan laporan keuangan tidak tepat pada waktunya maka para
investor akan memberikan respon negatif tentang kondisi keuangan
perusahaan tersebut (Prabandari dan Rustiana, 2007).
Aryati dan Theresia (2005) dalam penelitianya menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian
lain yang mendukung penelitian tersebut yaitu penelitian Kartika (2009),
Febrianti (2011), Wirakusuma dan Indrawati (2011), Almilia dan Lucas
(2006), Shulthoni (2012), Febrianti (2011), Luciana (2006) serta Rahmawati
(2008) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay. Selain ukuran perusahaan, leverage juga
dapat mempengaruhi penerbitan laporan keuangan.
Perusahaan yang prosentase leverage rendah akan cenderung lebih
cepat audit delay yang dibutuhkan dari pada perusahaan yang mempunyai
prosentase leverage tinggi. Perusahaan yang tingkat leverage tinggi akan
menganggap bahwa berita tersebut sebagai bad news, sehingga perusahaan
akan menunda pempublikasian laporan keuangannya. Sedangkan
perusahaan yang mengalami leverage rendah akan cenderung lebih cepat
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
21
dalam mempublikasikan laporan keuangannya, karena apabila leverage
rendah maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya akan lebih terjamin (Supriyati dan Rolinda, 2007).
Lianto dan Kusuma (2010) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara leverage dan audit delay.
Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian Febrianty (2011), Ahmad
dan Kamarudin (2003) serta Lambert et al. (2007) yang menyatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap audit delay. Utami (2006) dalam
penelitiannya juga menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
audit delay dengan opini audit.
Suatu perusahaan yang memperoleh pendapat unqualified opinion
maka audit delay yang dibutuhkan akan semakin cepat, hal tersebut karena
perusahaan akan menganggap hal tersebut sebagai good news. Sedangkan
perusahaan yang memperoleh pendapat unqualified opinion report with
explanatory language, qualified opinion, adverse opinion, atau bahkan
perusahaan yang menerima pendapat disclaimer of opinion akan lebih lama
audit delay yang dibutuhkan, karena auditor harus melakukan negoisasi
terlebih dahulu terhadap pihak perusahaan (Trisnawati dan Charistine,
2008).
Kartika (2009) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh
terhadap audit delay. Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian
Supriyati dan Rolinda (2007). Hasil penelitian yang konsisten yaitu
penelitian Soetedjo (2006), Wenny (2007), Subekti (2005), serta Utami
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
22
(2006) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap
audit delay. Rasio keuangan yang selanjutnya diteliti oleh Trisnawati dan
Charistine (2008) yaitu profitabilitas, dalam penelitiannya menyatakan ada
pengaruh antara profitabilitas dan audit delay.
Profit merupakan salah satu tujuan dari didirikanya suatu
perusahaan, sedangkan profitabilitas yaitu laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan. Perusahaan yang memiliki prosentase profitabilitas yang tinggi
akan membutuhkan audit delay lebih cepat, karena prosentase profitabilitas
yang tinggi menunjukan bhawa perusahaan berhasil dalam menerapkan
kebijakan dan keputusan untuk perusahaan sehingga laba yang diperoleh
perusahaan tinggi. Sedangkan perusahaan yang mendapatkan profitabilitas
rendah akan membutukan audit delay lebih lama.
Trisnawati dan Charistine (2008) menyatakan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara profitabilitas dan audit delay. Penelitian yang
menunjukan hasil yang sejenis yaitu penelitian Lianto dan Kusuma (2010).
Soetedjo (2006), serta Subekti (2005) menyatakan bahwa audit delay
berpengaruh terhadap profitabilitas. Trisnawati dan Charistine (2008) juga
meneliti tentang reputasi auditor, dan menyatakan reputasi auditor
berpengaruh terhadap audit delay.
KAP yang paling terkenal di Indonesia yaitu KAP yang masuk ke
dalam “the big four”. Perusahaan yang menggunakan auditor the big four
akan lebih cepat audit delay, karena auditor tersebut sudah sangat ahli
dalam mengaudit laporan keuangan. Selain itu auditor juga menjaga reputasi
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
23
nama KAP. Sedangkan perusahaan yang menggunakan KAP selain the big
four akan membutuhkan waktu audit delay lebih lama (Trisnawati dan
Charistine, 2008).
Trisnawati dan Charistine (2008) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian lain
yang sejenis yaitu penelitian Subagyo (2009), Supriyati dan Rolinda (2007),
Iskandar dan Trisnawati (2010), serta Subekti (2005) yang menyatakan
bahwa audit delay berpengaruh terhadap reputasi auditor.
Berdasarkan pada uraian di atas mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap audit delay, model penelitianya dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Ukuran Perusahaan
Leverage
Opini Auditor
Profitabilitas
Reputasi Auditor
Audit Delay
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013
24
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis diatas, penulis mengambil hipotesis
sementara yaitu:
H1 : Ukuran perusahaan, leverage, opini audit, profitabilitas, dan
reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
H3 : Leverage berpengaruh terhadap audit delay
H4 : Opini audit berpengaruh terhadap audit delay
H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay
H6 : Reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay
Pengaruh Ukuran Perusahaan..., Yuanda Eka Putri, Fakultas Ekonomi UMP, 2013