24
Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan Perempuan 1. Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan adalah suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuatan, kekuatan yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga- lembaga sosial. Disamping itu pemberdayaan juga merupakan proses perubahan pribadi karena masing-masing individu mengambil tindakan atas nama diri mereka sendiri dan kemudian mempertegas kembali pemahamannya terhadap dunia tempat ia tinggal. Persepsi diri bergerak dari korban ( victim) ke pelaku (agent) karena orang mampu bertindak dalam area sosial, politik dan berusaha memenuhi kepentingannya. Konsep pemberdayaan ini berhubungan dengan konsep mandiri, kesejahteraan, partisipasi diri di masyarakat, jaringan kerja atau mitra kerja, dan keadilan. Sesuai dengan fokus penelitian ini, untuk melinearkan pemahaman persepsi maka diungkapkan mengenai pengertian pemberdayaan secara umum, serta secara khusus mengenai pengertian pemberdayaan perempuan. Pada saat ini banyak upaya yang diselenggarakan untuk memotivasi, membangkitkan kesadaran, memberikan kekuatan kepada masyarakat, agar mereka mampu berbuat banyak dalam mengikuti perkembangan sosial, ekonomi, politik pada jamannya. Upaya tersebut dikenal dengan istilah pemberdayaan atau empowering.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pemberdayaan Perempuan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan

kekuatan, kekuatan yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga-

lembaga sosial. Disamping itu pemberdayaan juga merupakan proses perubahan

pribadi karena masing-masing individu mengambil tindakan atas nama diri

mereka sendiri dan kemudian mempertegas kembali pemahamannya terhadap

dunia tempat ia tinggal. Persepsi diri bergerak dari korban (victim) ke pelaku

(agent) karena orang mampu bertindak dalam area sosial, politik dan berusaha

memenuhi kepentingannya.

Konsep pemberdayaan ini berhubungan dengan konsep mandiri,

kesejahteraan, partisipasi diri di masyarakat, jaringan kerja atau mitra kerja, dan

keadilan. Sesuai dengan fokus penelitian ini, untuk melinearkan pemahaman

persepsi maka diungkapkan mengenai pengertian pemberdayaan secara umum,

serta secara khusus mengenai pengertian pemberdayaan perempuan.

Pada saat ini banyak upaya yang diselenggarakan untuk memotivasi,

membangkitkan kesadaran, memberikan kekuatan kepada masyarakat, agar

mereka mampu berbuat banyak dalam mengikuti perkembangan sosial, ekonomi,

politik pada jamannya. Upaya tersebut dikenal dengan istilah pemberdayaan atau

empowering.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

16

Merriam Webster dalam Oxford English Dictionary dalam kutipan

Roesmidi dan Riza (2008:2) bahwa pemberdayaan mengandung dua pengertiann:

a. to give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai memberi

kecakapan atau kemampuan atau menungkinkan untuk

b. to give power or autbority to, yang berarti memberi kekuasaan.

Dari pengertian diatas Priyono dan Pranaka dalam Roesmidi dan Riza

(2008:2) menyatakan bahwa proses pemberdayan perempuan mengandung dua

kecendrungan, yaitu :

Pertama yang menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan

sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar

individu menjadi lebih berdaya, yang merupakan makna kecendrungan

primer. Kedua (sekunder) menekankan pada proses menstimulasi,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau

keberdayan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui

proses dialog.

Dari beberapa pengertian di atas nampak jelas bahwa pemberdayaan adalah

upaya untuk mengubah keadaan individu atau kelompok agar menjadi lebih

berdaya. dan merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat

bertahan, dalam pengertian yang dinamis dapat mengembangkan diri dan

mencapai kemajuan.

Selain itu keberdayaan masyarakat ini menjadi sumber dalam wawasan

politik yang disebut sebagai ketahanan nasional, dengan upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang kondisi sekarang tidak

mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan,

dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan

masyarakat sehingga mampu membangun dirinya sendiri dan lingkungannya yang

berkontribusi pada proses pembangunan nasional

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

17

Ife,(1995) dalam Modul Pelatihan Tim Fasilitator Masyarakat (TFM)

(2008:3), pemberdayaan juga mengandung arti sebagai berikut :

Upaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui upaya penyiapan

sumberdaya manusia yang dapat memenuhi kebutuhan pembangunan. Hal

ini sejalan dengan pendapat pemberdayaan berarti menyiapkan kepada

masyarakat sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk

meningkatkan kapasitas mereka dalam menentukan masa depan mereka

serta berpartisipasi dan mempengaruhi dalam kehidupan komunitas

mereka”. Selanjutnya, Ife,(1995) juga mengemukakan bahwa

memberdayakan masyarakat mengandung makna mengembangkan,

memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar masyarakat

lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan mereka disegala bidang.

Sedangkan Dubois (1992) dalam Modul Pelatihan Tim Fasilitator

Masyarakat (TFM) (2008:5), memberikan ilustrasi sebagai berikut :

Pemberdayaan sebagai sebuah penentuan secara individual atas

kehidupannya sendiri dan berpartisipasi secara demokratis dalam kehidupan

masyarakat melalui struktur yang tersedia, seperti sekolah, lingkungan,

rumah ibadah, dan organisasi-organisasi sukarela. Pemberdayaan memberi

arti baik secara psikologis merupakan suatu pandangan mengenai pengaruh

atau control diri maupun perhatian mengenai pengaruh sosial yang actual,

kekuatan politik dan kebenaran yang hakiki. Hal ini merupakan konstruksi

yang multilevel yang diterapkan pada individu sebagai warga masyarakat,

organisasi dan lingkungan.

Jadi intinya pemberdayaan merupakan proses penyiapan sumber daya

manusia dalam berbagai bidang dengan tujuan bisa bersaing dan bisa

menyesuaikan dengan kondisi zaman saat ini dan bisa berkontribusi terhadap

pembangunan. Tetapi pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu

anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Sumodiningrat dalam Anwar,

(2007:78) berpendapat sebagai berikut :

Menanamkan nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan

sikap bertanggung jawab, pembaruan lembaga-lembaga sosial dan

pengintegrasiannya kedalam kegiatan pembangunan serta peranan

masyarakat didalamnya merupakan bagian dari upaya pemberdayaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

18

Dalam Al-Qur’an S. Ar-Ra’ad (13:11) dikemukakan : “Sesungguhnya Allah

tidak akan mengubah ni’mat yang ada pada suatu kaum (kecuali) mereka sendiri

mengubah keadaannya”.

Kesimpulannya tanpa adanya kesadaran dan ikhtiar untuk memberdayakan

kemampuan diri individu, tidak akan dapat mengembangkan lingkungan fisik dan

lingkungan sosial sekitarnya.

Kindervatter (1979) dalam Anwar (2007:79-80) mengajukan delapan

karakteristik dari empowering process melalui program pendidikan luar sekolah,

yaitu:

a. Small group structur. Empowering process menekankan aktivitas dan

otonomi kelompok kecil. Batasan kelompok ini bisa didasarkan oleh

kesamaan minat dan lain-lain.

b. Transfer of responsibility. Selama pelaksanaan pembelajaran, partisipan

mungkin enggan atau ragu dilibatkan tetapi lama kelamaan setelah

berpengalaman hal ini dapat diatasi.

c. Participant leadership. Partisipan diberikan kesempatan melakukan

latihan mengambil keputusan pada seluruh aspek aktivitas organisasi.

Pimpinan hanya bersiap-siap membantu kalau mereka menemui

kesulitan.

d. Agen sebagai fasilitator. Diluar tugas agen juga sebagai pelayan di

dalam mengarahkan proses, sebagai sumber person, mengajukan

masalah dan lain-lain. Seorang fasilitator sepakat terhadap sasaran

pemberdayaan dan memperlihatkan pendukungnya di dalam melakukan

sesuatu untuk dirinya sendiri.

e. Democratise and non-hierarchical relationship and process. Semua

pendapat sama dan keputusan diambil berdasarkan konsensus suara

terbanyak. Peran dan tanggung jawab didistribusikan secara merata.

Didalam beberapa hal, partisipan mungkin tidak memahami cara

kerjasama dan demokrasi. Karena itu, dibutuhkan proses latihan.

f. Integration of reflection and action. Pengalaman partisipan dan

perbaikan masalah dijadikan fokus. Analisa kerjasama untuk

meningkatkan perubahan yang dapat melibatkan personel, adalah

pemecahan masalah, perencanaan, pengembangan keterampilan, dan

perselisihan.

g. Method which encourage self-reliance. Teknik yang digunakan untuk

meningkatkan keterlibatan aktif warga belajar adalah dialog, dan

aktivitas kelompok mandiri seperti belajar sesama teman, jaringan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

19

kerja, workshop, menyediakan alat yang dapat digunakan oleh

partisipan secara mandiri, latihan mengekspresikan diri sendiri dan

permainan.

h. Improvement of sosial, economic, and/or political standing. Sebagai

hasil empowering process, partisipan dapat meningkatkan kemampuan

di bidang khusus di dalam masyarakat.

Dan lebih ditegaskan lagi oleh Roesmidi dan Riza (2008:5), inti

pemberdayaan adalah sebagai berikut :

Pemberdayaan merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-

hubungan kekuatan atau kekuasaan yang berubah antara individu,

kelompok, dan lembaga-lembaga sosial. Serta merupakan proses perubahan

dalam mengambil tindakan atas nama diri mereka sendiri kemudian

mempertegas kembali pemahamannya terhadap dunia tempat ia tinggal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inti dari pemberdayaan

adalah pemunculan daya atau penguatan yang lemah sebagai suatu proses, dimana

kekuatan masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan lebih dominan,

dan dalam pelaksanaannya peranan masyarakat lebih diutamakan. Hal ini

mungkin dicapai dengan menguatkan kapasitas mereka melalui pemberian

kesempatan, keahlian dan pengetahuan sehingga mereka mampu untuk menggali

dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Dengan kata lain upaya untuk

membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.

2. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Perempuan adalah sosok individu yang secara kodrati memiliki keunikan.

Hampir semua peran yang ditampilkan oleh perempuan sulit dilakukan oleh pria.

Sebaliknya, tidak sedikit peran pria dapat dilakukan oleh seorang perempuan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

20

Perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara kodrati pada fungsi reproduksi

saja, sementara fungsi lainnnya dapat diperankan secara normatif oleh perempuan.

Peran ganda yang ditampilkan oleh perempuan dalam kehidupan rumah tangga,

lingkungan kerja, dan masyarakat merupakan kondisi objektif yang

memperlihatkan bahwa perempuan memiliki posisi strategi pada ranah domestik

(keluarga, masyarakat,dan lingkungan kerja).

Upaya mendukung akan aktifitas perempuan yaitu dengan adanya

pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan merupakan suatu upaya

peningkatan kemampuan, keterampilan, dan sikap agar mereka mampu memenuhi

kebutuhan dasar untuk mencukupi kebutuhan hidup secara layak. Tidak semua

perempuan bernasib baik dapat memenuhi kebutuhan hiidup tersebut, sehingga

diperlukan upaya pemberdayaan yang dapat memungkinkan mereka berkembang

dan mengatasai masalahnya. Karena pemberdayaan dapat dimulai dari

pengalaman nyata rakyat dalam pengorganisasian dan bekerja (praktek),

kemudian dilanjutkan dengan proses menstrukturalisasikan pengalaman mereka

(secara teori) dan selanjutnya mendorong mereka menemukan tindakan strategis

baru bertumpu pada pemahaman yang baru dan lebih mendalam.

a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Adapun pengertian pemberdayaan perempuan dalam panduan pendamping

pemberdayaan perempuan Depsos RI (2007:5) sebagai berikut :

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh

pemerintah, lembaga setempat maupun masyarakat untuk meningkatkan

ksejahteraan sosial perempuan, melalui peningkatan kemampuan fisik,

mental, sosial, dan ekonomi perempuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

21

Selain itu menurut Diskusi Tim PGRI 2006 pemberdayaan perempuan

adalah : “Pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk

memperbaiki kondisi dan posisi perempuan dalam kehidupan berkeluarga dan

bermasyarakat”.

Pemberdayaan perempuan memerlukan upaya peningkatan kemampuan,

keterampilan, dan sikap agar mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan dasar

untuk mencukupi kebutuhan hidup secara layak. Tidak semua perempuan bernasib

baik dapat dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut, sehingga diperlukan upaya

pemberdayaan yang dapat memungkinkan mereka berkembang dan mampu

mengatasi masalahnya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian

pemberdayaan perempuan merupakan suatu upaya kesejahteraan sosial

perempuan, melalui peningkatan kemampuan fisik, mental, sosial, dan ekonomi

perempuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar perempuan yang selalu

berhubungan dengan kebutuhan keluarga, adapun pengertian yang lain yaitu

pemberdayaan perempuan merupakan rangkaian kegiatan yang sebagai pemberian

kepercayaan dan kewenangan untuk memperkuat motivasi, kemampuan dan peran

ganda perempuan melalui penyadaran pemberdayaan perempuan, pengembangan

kapasitas perempuan, intervensi pemberdayaan perempuan, program aksi

pemberdayaan perempuan dan media pemberdayaan perempuan.

Oleh karena itu arah adanya program pemberdayaan perempuan, khususnya

bagi perempuan miskin dan rawan sosial dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

22

yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyentuh terhadap

pemenuhan kebutuhan hidup mereka.

Adapun maksud dan tujuan program pemberdayaan perempuan dalam

panduan kelembagaan pemberdayaan perempuan bidang kesejahteraan sosial

(2007:4), diuraikan bahwa :

Pemberdayaan perempuan dimaksudkan sebagai upaya untuk mencegah,

menekan, mengurangi terjadinya “bias” gender serta “gap” penyetaraan dan

keadilan gender dengan memberikan kesempatan dan kesetaraan peranan

perempuan dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial baik ranah

domestik maupun publik, yang bertujuan dengan terlindunginya wanita dari

situasi kerawanan, baik di lingkungan rumah tangga atau keluarga,

masyarakat, lingkungan kerja dan ruang publik lainnya, meningkatkanya

motivasi, kemampuan, dan peran ganda perempuan untuk memperkuat

kualitas hidup dan kesejahteraan perempuan, meningkatnya kesetaraan dan

keadilan gender dalam kerangka peningkatan kesejahteraan sosial keluarga.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program

pemberdayaan ini merupakan salah satu upaya pencegahan, penekanan dan

pemberian hak perempuan dalam membangun kreatifitas, jati diri, dan

mengembangkan dirinya untuk ikut serta dalam pembangunan upaya peningkatan

kesejahteraan dirinya dan keluarganta dalam berbagai aspek.

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan perempuan harus menggunakan

nilai dasar yang dikembangkan pada proses pemberdayaan tersebut, diantaranya :

adanya kesadaran (Awareness), Otonomi dan Penentuan Diri (Self

Determination), Kepercayaan dan Dukungan (Trust and Supporting), Aksebilitas

dan Pemberdayaan Diri (Accessibility and Self Empowerment). Selain didasarkan

pada nilai dasar yang harus dikembangkan dalam proses pelaksanaan, penggunaan

pendekatan dan teknik pemberdayaan perempuan pun sangatlah penting. Seperti

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

23

dalam panduan kelembagaan pemberdayaan perempuan bidang kesejahteraan

sosial (2007:16), diuraikan sebagai berikut :

Pendekatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemberdayaan

perempuan meliputi :

1) Personal

Pendekatan yang menitik beratkan pada pengembangan posisi dan

status permpuan sebagai individu yang memiliki hak dan kewajiban.

Pendekatan ini dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dan

kebutuhan perempuan serta untuk merumuskan intervensi (pemecahan

masalah).

2) Kelompok

Pendekatan kelompok dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi

setiap perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya dan memecahkan

berbagai persoalan yang dirasakannya melalui sarana kelompok.

3) Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi

tumbuh kembangnya pengarusutamaan gender yang mendukung

penimgkatan kesejahteraan sosial perempuan.

4) Komunitas

Pendekatan komunitas dimaksudkan untuk memberikan ruang gerak

bagi perempuan untuk melaksanakan peran pada ranah domestik di

lingkungan masyarakat. Pendekatan ini menekankan pentingnya posisi

dan peran masyarakat dalam menyediakan ruang dan kesempatan bagi

perempuan untuk mengaktualisasikan diri di lingkungan ssosialnya.

5) Jaringan

Pendekatan jaringan dimaksudkan untuk memberikan ruang gerak bagi

perempuan untuk mengembangkan dan mendayagunakan berbagai

sumber kesejahteraan sosial melalui berbagai sumber jaringan. Sistem

jaringan sosial ditumbuhkan, dikembangkan dan diperkuat untuk

mewadahi aspirasi perempuan dalam kerangka memperjuangkan hak-

haknya pada ranah domestik dan ruang publik. Jaringan sosial yang

dimaksudkan semacam ini difungsikan untuk menjalankan peran

operasional, koordinasi, kerjasama, kolaborasi, erbitrasi, mediasi,

komunikasi dan tukar menukar informasi antara anggota.

Metode dan Teknik

1) Metode dan Teknik Intervensi Mikro, yaitu metode dan tehnik

pekerjaan sosial dalam bentuk konseling, terapi, bimbingan, pembinaan,

konsultasi, pengelolaam stress, intervensi krisis dalam program

perbaikan penghasilan individu.

2) Metode dan Teknik Intervensi Mezzo, yaitu metode dan tehnik

pekerjaan sosial dalam bentuk pendidikan, latihan, dan bimbingan

kelompok. Dari metode dan tehnik ini akan dihasilkan kelompok

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

24

swadaya dan atau jaringan sosial pada tingkat lokal yang mendukung

terlaksananya pemberdayaan perempuaan.

3) Metode dan Teknik Intervensi Makro, yaitu metode dan tehnik

pekerjaan sosial dalam bentuk kebijakan sosial perencanaan sosial, aksi

sosial, lobbying, media massa, pengorganisasian masyarakat serta

manajemen konflik.

Dengan adanya pendekatan dan teknik diatas dalam pelaksanaan program

pemberdayaan ini, merupakan jalan mempermudah proses pelaksanaan

pemberdayaan perempuan kepada tujuan yang diharapkan oleh pihak

penyelenggara dan berdampak akan terpenuhinya harapan peserta dalam

mengembangkan dirinya sendiri. Berhasilnya suatu program pemberdayaan

perempuan bisa dilihat dari tolak ukur keberhasilan yang dilihat dari beberapa

indikator, sebagaimana dalam panduan kelembagaan pemberdayaan perempuan

bidang kesejahteraan sosial (2007:16)

Adapun indikator keberhasilan dalam pelaksanaan program pemberdayaan

perempuan dengan tolak ukur mencakup :

1) Indikator masukan

a) Adanya sekelompok keluarga yang menjadi sasaran dalam

pemberdayaan perempuan.

b) Adanya kesepakatan dan rencana kerja lanjutan dalam program

pemberdayaan. Diantarahya : perempuanserta ersedianya dukungan

dan sarana serta prasarana yang memadai untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan pemberdayaan.

2) Indikator Proses

a) Terselenggaranya berbagai pertemuan dan kegiatan antara

pelaksana program dan tokoh masyarakat untuk mewujudkan

keterpaduan pelaksanaan program pemberdayaan perempuan.

b) Terlaksananya kegiatan operasional program pemberdayaan

perempuan di lapangan.

c) Pendayagunaan dana, sarana dan prasarana secara efisien dan

efektif.

d) Terdapatnya kesepakatan kriteria keberhasilan pemberdayaan

perempuan.

3) Indikator Keluaran/ Output

a) Meningkatnya jumlah dan kualitas pelaksanaan program

pemberdayaan perempuan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

25

b) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan perempuan dalam

memecahkan masalah dalam keluarganya.

c) Meningkatnya ketahanan dan kemandirian keluarga dalam aspek

sosial, ekonomi, dan budaya.

d) Meningkatnya kepedulian sosial masyarakat.

e) Meningkatnya tingkat kesejahteraan sosial atau keluarga.

Berdasarkan paparan diatas, kesimpulannya perempuan sebagai mitra sejajar

laki-laki merupakan suatu kondisi dimana laki-laki dan perempuan memiliki

kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam kesempatan, kedudukan,

peranan, yang dilandasi sikap dan perilaku saling membantu serta mengisi

disemua bidang kehidupan. Perwujudan kemitra sejajaran yang harmonis

merupakan tanggung jawab bersama. Untuk mencapai kesetaraan diperlukan

transformasi nilai yang berkenaan dengan perubahan hubungan serta

keseimbangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan.

Dalam proses pemberdayaan perempuan ini perlu diperhatikan bahwa kaum

perempuan tidak bermaksud mendominasi atau merebut kekuasaan serta

menggunakannya dengan cara eksploitatif dan over acting, akan tetapi dalam arti

pengembangan diri dan menentukan nasib sendiri dengan mengggunakan cara-

cara demokrasi dalam membagi kekuasaan atas dasar kebersamaan, kesetaraan,

dan tenggang rasa (sharing power a mutual and equal basic).

Berdasar uraian materi di atas, peneliti menyimpulkan program

pembedayaan ini diselenggarakan sebagai salah satu alternatife proses

pembelajaran dan fasilitas untuk perempuan dalam rangka memenuhi

kebutuhannya dalam segi ilmu, keterampilan, pembentukan sikap, dan

mengembangkan dirinya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

26

B. Konsep Kesejahteraan Keluarga

1. Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah upaya terorganisir untuk meningkatkan kualitas hidup

manusia kearah kehidupan yang lebih baik. Peningkatan kualitas hidup itu sendiri

dapat dilakukan melalui kehidupan anak dan keluarga dalam sektor kesehatan,

kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, pemanfaatan waktu luang

standar hidup maupun relasi sosial

Kesejahteraan dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan

yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkatan kehidupan masyarakat yang

lebih baik. Menurut Hamdy (2011:6) konsep kesejahteraan sosial sebagai sistem

yang terorganisir untuk menjamin individu ataupun kelompok agar dapat

mencapai kebutuhan dasar hidup yang memuaskan. Hal ini dikuatkan dengan

definisi menurut Walter friedlander dalam Hamdy (2011:6), kesejahteraan adalah

Welfare is all the organized sosial arrangements which have as their direct

and primary objective the well-being of people in sosial context. It includes

the broad range of policies and services which are concerned with various

aspects of people live-their income, security, health, housing, education,

recreation, cultural tradition, etc. “Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan

usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di

dalamnya tercakup pula kebijakan dan pelayanan yang terkait berbagai

aspek kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial,

kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa sekurang–kurangnya dapat

ditangkap pengertian bahwa kesejahteraan baik kesejahteraan sosial maupun

kesejahteraan keluarga mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk

situasi terpenuhinya segala kebutuhan yang meliputi berbagai aspek serta

meningkatkan taraf hidup manusia dibidang fisik, mental, emosional, sosial,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

27

ekonomi, kehidupan spiritual, pendidikan, kesehatan, dan politik. Baik secara

intsan ataupun secara bertahap, sesuai dengan prosesi kehidupan yang berbeda-

beda.

2. Pengertian Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam Fitriani (2009:5) keluarga adalah :

“Kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan

dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan

bagian dari keluarga”.

Keluarga merupakan suatu organisasi sosial yang paling penting dalam

kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga dimasyarakat yang paling

utama bertanggung jawab dalam menjamin kesejahteraan sosial dan kelestariaan

biologis anak manusia.

Menurut Murray & Zentner, 1997 dan Friedman, 1998 dalam Allender &

Spradley (2001) dalam Akhmadi (2009:1) menjelaskan bahwa:

Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berbagi tempat

tinggal atau berdekatan satu dengan lainnya, memiliki ikatan emosi, terlibat

dalam posisi sosial, peran dan tugas-tugas yang saling berhubungan; serta

adanya rasa saling menyayangi dan mereka hidup dalam suatu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Sedangkan di dalam menurut Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994

Bab I ayat 1 adalah :

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri,

atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Berdasarkan pengertian diatas mengenai keluarga kesimpulannya keluarga

merupakan kelompok unit terkecil terdapat dimasyarakat yang memiliki tugas,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

28

fungsi, dan sejumlah aturan tertentu yang dimiliki oleh setiap anggotanya dan

setiap keluarga berhak memperoleh pendidikan. Sebagaimana yang dicanangkan

dalam UU No. 02 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional tentang

pendidikan keluarga berbunyi : “Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur

pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang

memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan”.

Keluarga sebagai kelompok sosial, terdiri dari sekumpulan individu yang

mengadakan hubungan secara berulang-ulang dalam perangkat hubungan identitas

yang bertalian satu sama lain. Kemudian jika kita melihat sebuah masyarakat,

pada beberapa bagiannya, atau pada suatu perangkat dari masyarakat sebagai

suatu sistem sosial. Maka jelas keluarga adalah sebagai organisasi dari sistem

sosial, didalamnya menggambarkan sebuah kelompok yang memiliki hubungan

identitas, dan struktur sosial.

Kehidupan keluarga dapat dijadikan indikator untuk melakukan pengujian

diri dalam berbagai aspek upaya tercapai kesejahteraaqn yang ingin dicapai oleh

keluarga tersebut. Kehidupan keluarga memiliki peranan yang penting didalam

pembangunan sosial ekonomi, sosial psikologis, sosial budaya,dan pembangunan

kehidupan spiritual suatu bangsa. Kehidupan keluarga dapat berkembang apabila

kehidupan itu sendiri diawali dengan kemauan serta pemahaman diri akan arti

suatu kehidupan keluarga, konsep sebuah keluarga serta tahu akan fungsi

keluarga.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

29

a. Jenis-jenis keluarga

Keluarga memiliki kategori dalam kehidupan masyarakat yang

memspesifikasi jenis-jenis kehidupan suatu keluarga. Adapun jenis-jenis keluarga

meliputi :

1) Keluarga batih (keluarga inti/nuclear family) yang terdiri dari suami/ayah,

istri/ibu dan anak-anak yang lahir dari pernikahan antara keduanya dan yang

belum berkeluarga (termasuk di dalamnya anak tiri),

2) Keluarga luas (extended family) yang keanggotaannya tidak hanya meliputi

suami, istri dan anak-anak yang belum berkeluarga, namun meliputi pula

kerabat lain yang biasanya tinggal dalam sebuah rumah tangga bersama

seperti mertua (orang tua suami/istri), adik, kakak ipar atau lainnya, bahkan

mungkin pembantu rumah tangga atau orang lain yang tinggal menumpang.

3) Keluarga sebelah atau tidak lengkap yaitu apabila ibu atau ayah berstatus

janda atau duda;

4) Keluarga gabungan atau joint family yaitu berupa rumah tangga yang terdiri

atas beberapa keluarga seperti keluarga orang tua dan keluarga anak-

anaknya yang bersama-sama dalam satu rumah.

Ada beberapa tipe keluarga yang bisa membedakan antara satu kehidupan

keluarga dengan kehidupan keluarga yang lainnya, yaitu :

1) Keluarga Poligami yaitu meliputi suami yang memiliki istri lebih dari satu

orang pada saat tertentu.

2) Keluarga poliandri yaitu meliputi istri yang memiliki lebih dari satu suami.

(tipe ini tidak dikenal pada masyarakat kita).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

30

b. Pengertian Kesejahteraan Keluarga

Pemerintah mengelompokan keluarga di Indonesia ini ke dalam dua tipe

Pertama, Keluarga Pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasar secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, sandang,

pangan papan, dan kesehatan. Keluarga tipe ini biasanya identik dengan anggota

keluarga yang banyak, tidak menempuh pendidikan secara layak, penghasilan

tidak tetap, tidak terlalu memperhatikan kesehatan lingkungan, rentan terhadap

penyakit, dan tempat tinggal yang tak menentu

Kedua, Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang sudah tidak mengalami

kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam tipe keluarga

sejahtera ini terbagi ke beberapa tahap perkembangan, yaitu

a) Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan

kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan pendidikan, KB, interaksi

keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.

b) Keluarga Sejahtera Tahap II adalah keluarga yang dapat memenuhi

kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan

psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan,

yaitu kebutuhan untuk menabung dan memeperoleh informasi.

c) Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan

pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

31

pada masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk

material, organisasi, dan lain.

d) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus adalah keluarga yang telah memenuhi

seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun

pengembangan, serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan

berkelanjutan bagi masyarakat.

Masalah pokok keluarga adalah masalah penghasilan, masalah ini selalu

bersumber pada sumber pekerjaan yag dilakukan. Maka, solusi yang paling tepat

adalah memberikan lapangan kerja bagi keluarga. Namun, hal itu sangat sulit

diwujudkan jika pemerintah harus menciptakan lapangan kerja sebanyak

mungkin. Solusinya adalah masyarakat harus menciptakan lapangan kerja sendiri.

Untuk mewujudkan hal demikian, masyarakat perlu di berdayakan dan dididik

untuk berwirausaha. Sehingga keluarga dapat melaksanakan fungsi ekonomi

keluarganya dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi keluarganya

sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otoinomi

daerah tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, pasal (1)

dengan keputusan bahwa yang dimaskud dengan : “Kesejahteraan keluarga adalah

kondisi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota

keluarga secara material, sosial, mental, dan spiritual sehingga dapat hidup layak

sebagai manusia yang bermartabat.”

Setiap orang, keluarga, dan masyarakat tentu menginginkan kehidupan yang

sejahtera, yaitu suatu kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara

kemajuan lahiriah, dan keputusan batiniah. Adapun karakteristik keluarga

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

32

sejahtera dapat dilihat dari adanya kemajuan dan kesusksesan dalam hidup baik

fisik maupun psikis, dengan demikian suatu keluarga dikatakan sejahtera apabila

dalam hidupnya telah tergambarkan adanya kemajuan atau kesuksesan baik secara

materi, mental-spiritual dan sosial psikologis secara seimbang, sehingga

menimbulkan ketentraman dan ketenangan hidup yang pada akhirnya dapat

menyongosng kehidupan dengan gembira dan optimal.

Drenowoki dalam Rukminto (1994:49) mengemukakan ada tiga komponen

kesejahteraan :

a) Somatic status atau Physical development level yaitu status badan atau

tingkat perkembangan fisik yang terdiri dari empat indikator yaitu :

status gizi, harapan hidup, dan kesehatan fisik;

b) Educational status atau mental development level yaitu status

pendidikan atau tingkat perkembangan mental, terdiri atas empat

indikatior yaitu : melek huruf, pencapaian, tingkat pendidikan, tingkat

kesesuaian dengan permintaan tenaga kerja, angkatan kerja;

c) Sosial status atau sosial integration and Participation yaitu status sosial

dan partisipasinya terdiri atas dua indikator yaitu : integrasi dan

pastisipasi

Jadi pencapaian kehidupan keluarga sejahtera, hendaknya terbentuk

keluarga yang berkualitas dan tercipta keharmoniusan dalam keluarga. Hal ini

merupakan suatu kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan,

ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual.

Terbentuknya kesejahteraan keluarga tergantung dengan pola yang dibentuk oleh

keluarga tersebut, dalam arti lain harus sadar akan hak dan kewajiban sebagai

anggota keluarga serta keseimbangan keadaan ekonomi keluarga sesuai dengan

situasi dan kondisi yang dibutuhkan pada saat itu juga. Dari hal ini kesejahteraan

keluarga bisa tercipta dengan baik dan terpola.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

33

C. Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Luar Sekolah

Pemberdayaan perempuan sebagai proses pemberian kekuatan atau daya

dalam bentuk pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian,

dan kepekaan perempuan terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan politik.

Sehingga pada akhirnya ia memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat.

Lebih lanjut dapat ditekankan perlunya pemberian wewenang. Siapapun

mereka, dapat memahami kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri dengan lebih baik

daripada yang lainnya. Berger dan Nauhaus, dalam Anwar (2007:78) menyatakan

Bahwa ada empat struktur penengah (lingkungan tetangga, keluarga,

lembaga, keagamaan, dan perkumpulan sukarela) yang merupakan

perwujudan utama dari nilai-nilai dan kebutuhan nyata anggota masyarakat

kita atau berukuran rakyat. Kebijaksanaan pemerintah hendaknya mengakui,

menghormati, dan memberi wewenang kepada lembaga-lembaga tersebut

atau kepada rakyat.

Maksud uraian diatas perempuan harus tahu dan paham pada kebutuhan

mereka sendiri dengan difasilitasi oleh lembaga-lembaga yang berada

dilingkungannta dan tentunya lembaga tersebut didukung oleh pemerintah

setempat serta organisasi lainnya, sedikitnya perempuan itu bisa belajar apa yang

dia butuhkan dilembaga tersebut, seperti belajar keterampilan dan sehingga ia bisa

memanfaatkan ketrampilannya untuk menutupi kebutuhannya.

Pemberdayaan diri merujuk kepada kemampuan mengidentifikasi alternatif-

alternatif dari berbagai situasi, memilih alternatif terbaik sesuai nilai-nilai,

prioritas dan kmitmen yang berlaku. Prakarsa individu untuk menentukan

alternatif terbaiknya merupakan prioritas utama untuk menumbuhkan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

34

pemikirannya dan merangsang hasrat dan rasa keingintahuannya. Menurut

Hopson dan Scally dalam Anwar (2007:78) menyatakan :

Individu yang lebih berdaya menampakan sikap-sikap terbuka kepada

perubahan, asertif, proaktif, bertanggungjawab, terarah, sensitife, suka

belajar dari kesalahan, berani maju, kekinian, realistik, berpikirn relative,

mencari alternatif, mengembangkan komitmen, menghargai dirinya,

mengevaluasi orang, peka terhadap kebutuhan masyarakat, menyenangi

orang banyak, mengacu ke gaya kehidupan selaras, serasi dan seimbang.

Sedangkan menurut Spence dan Speherd, (1983) dalam Anwar (2007:78)

berpendapat : “Mereka mengakui bahwa pemberdayaan diri dan kelompok dapat

menjadi lebih berdaya dengan mempelajari atau pelatihan keterampilan-

keterampilan hidup (life skills training)”.

Jadi kesimpulannya dalam hal ini, membangun nilai-nilai yang berorientasi

kekehidupan, dan menolong diri lebih menyadari nilai-nilai internal dan eskternal.

Berusaha sendiri mencari dan menyerap informasi baru mengembangkan tujuan

dan komitmen sendiri serta membantu masyarakat, organisasi, lembaga-lembaga

lain yang berada dilingkungan masyarakat. Sehingga diri sendiri dan lingkungan

dapat memberdayakan diri secara terarah. Hal ini terdapat pada pola dan

pendekatan pendidikan luar sekolah yang mempunyai asas-asas yang berorintasi

akan kepentingan masyarakat dan berdayanya masyarakat khususnya perempuan.

Proses pemberdayaan perempuan melalui pendidikan luar sekolah menurut

Kindervatter (1979) dalam Anwar (2007:79), menyatakan bahwa :

Ada delapan langkah proses pemberdayaan :

1. Menyusun kelompok kecil sebagai penerimaan awal atas rencana

program pemberdayaan,

2. Mengidentifikasi atau membangun kelompok warga belajar tingkat

wilayah,

3. Memilih dan melatih fasilitator kelompok,

4. Mengaktifkan kelompok belajar,

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

35

5. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan fasilitator,

6. Mendukung aktivitas kelompok yang sedang berjalan,

7. Mengembangkan hubungan diantara kelompok, dan

8. Menyelenggarakan sebuah lokakarya untuk evaluasi.

Masih menurut Kindervatter (1979) dalam Anwar (2007:80), menyatakan

sebagai berikut :

Proses pemberdayaan pada dasarnya memiliki empat karakteristik yaitu :

1. Organisasi sosial masyarakat,

2. Manajemen dan kolaborasi pekerja,

3. Pendekatan partisipasi dalam pendidikan orang dewasa, riset dan

pembangunan desa dan perkotaan, dan

4. Pendidikan terutama ditujukan untuk melawan kejanggalan dan

ketidakadilan yang dialami oleh individu khususnya perempuan atau

kelompok tertentu.

Jadi, pendidikan luar sekolah berdasarkan empowering process, menekan

kepada pendekaran pendidikan yang bisa memperluas pemahaman dan

mengontrol terhadap kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan politik. Melalui

pengontrolan semua aspek belajar mengajar baik itu belajar tentang materi dan

proses keterampilan yang berkaitan dengan masalah-masalah dan kebutuhan-

kebutuhan warga belajar, dengan mengutamakan kerjasama untuk memecahkan

masalah bersama.

Dalam aplikasinya, pendidikan luar sekolah dengan pendekatan empowering

process, bisa dimulai dengan pembentukan kelompok belajar bagi warga belajar

dan ketersediaan fasilitator atau pendamping. Fasilitator bisa mengembangkan

kepemimpinan partisipatif dan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab

belajar kepada kelompok. Hal ini bisa didukung oleh hubungan demokratis dalam

kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan proses refleksi dan tindakan,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

36

serta adanya penggunan metode yang tepat agar bisa meningkatkan kepercayaan

diri warga belajar.

Pendidikan luar sekolah sebagai proses pemberdayaan merupakan suatu

pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengertian dan

pengendalian warga belajar terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.

Sehingga mereka bisa meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu proses yang

sangat perlu ditempuh warga belajar adalah :

1. Melatih tingkat kepekaan yang tinggi terhadap berbagai aspek

perkembangan sosial, ekonomi dan politik selama proses pembelajaran,

2. Mempelajari berbagai macam keterampilan untuk memenuhi kebutuhan

dan memecahkan masalah yang dihadapi, dan

3. Bekerjasama dalam memecahkan masalah yang dihadapi bersama.

Pendidikan bagi orang dewasa harus dilakukan secara fleksibel, karena

pendidikan bagi orang dewasa harus dipandang sebagai proses pendidikan dimana

mereka harus diakui eksistensinya yang secara sosial telah memiliki kematangan,

sehingga pendidikan orang dewasa dapat dilihat sebagai pendidikan yang bersifat

liberal. Srinivisan dalam Anwar (2007:82) berpendapat mengenai pendekatan

pembelajaran orang dewasa sebagai berikut :

Pendekatan pembelajaran orang dewasa baiknya memusatkan perhatian

pada masalah kegiatan belajar membelajarkan, karena kegiatan ini

dipandang sebagai salah satu penyebab utama terjadinya kondisi warga

belajar seperti merasa rendah diri, patah semangat, tidak berdaya terhadapp

tekanan lingkungan, sikap hormat yang berlebihan kepada guru. Pada

intinya ia mengajukan 3 macam pembelajaran untuk kondisi tersebut : 1.

Pendekatan yang berpusat pada masalah, 2. Pendekatan proyektif, dan 3.

Pendekatan aktualisasi diri.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

37

Kesimpulannya, ketiga pendekatan ini dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan, diantaranya : kebutuhan untuk memperkuat kemampuan

warga belajar dalam upaya pemecahan masalah, kebutuhan untuk melengkapi

warga belajar dengan berbagai keterampilan untuk menghadapi lingkungan secara

lebih baik, kebutuhan untuk mengembangkan potensi warga belajar dan

memperkuat kesadaran diri secara positif.

Sumodiningrat (1999) dalam Anwar (2007:82), menguraikan indikator

keberhasilan yang dipakai untuk mengkukur pelaksanaan program-program

pemberdayaan masyarakat, mencakup beberapa hal :

1. Berkurangnya jumlah penduduk miskin,

2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh

penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia,

3. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya,

4. Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin

berkembangnya usaha produkif anggota dan kelompok,

5. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan.

Jadi indikator di atas pada umumnya menekankan akan berdayanya

individu atau kelompok tertentu agar bisa berpastisipasi secara aktif dalam

pembangunan dengan memberdayakan dirinya sendiri dan dapat meningkatkan

taraf hidupnya kearah yang lebih baik.

Melalui model pemberdayaan ini masyarakat bisa disiapkan menjadi bagian

dari proses transisi yang umumnya tidak dicakup dalam program pembangunan.

Demikian pula segenap program pemberdayaan masyarakat yang dirancang untuk

menanggulangi ketertinggalan merupakan bagian dari upaya mempercepat proses

perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat tertinggal. Dengan demikian

keterkaitan antara program pemberdayaan masyarakat atau program

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_054456_chapter2(1).pdf · Universitas Pendidikan Indonesia ... Konsep pemberdayaan ini berhubungan

Novi Sriwahyuni, 2012 Pemanfaatan Hasil Program Pemberdayaan Perempuan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

38

pemberdayaan perempuan mencakup keterkaitan misi, tujuan, pendekatan lintas

sektor.

Perubahan itu hanya dapat lestari dan berkelanjutan jika ia digerakkan oleh

masyarakat, sedangkan pihak luar hanyalah sebagai fasilitator yang melakukan

campur tangan minimum jika masyarakat belum mampu melaksanakan proses

tersebut.